peran kebijakan fiskal umar bin khattab dalam pengentasan.docx

Upload: alghiffariifwan

Post on 09-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    1/21

    Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab

    Dalam Pengentasan Kemiskinan

    Posted byAnas MalikApril 4, 2012

    Tinggalkan komentar

    2 Votes

    By: Anas Malik.SE.I

    Satu hal yang harus diperhatikan, bahwa Umar bin Khattab memilik keunikan dalam

    upanya mengentaskan kemiskinan. Sepertinya beliau menginginkan adanya perubahan

    sistem yang berlaku, yaitu sistem hubungan kekerabatan dengan rasulullah dan siapa

    yang lebih awal masuk Islam kepada sistem persamaan. Dengan demikan, terjadilah

    perubahan sistem jatah untuk menyelesaikan maslah ini. Keinginan Umar tidak

    terbatas dalam pemerataan kesejahtraan, namun beliau juga tidak ingin melewatkan

    hak tiap orang, meski orang itu hanya diam dirumah saja. Ini diibaratkan dengan

    orang yang punya hak dan tinggal di gunung Shana, maka beliau tetap akan

    memeberi jatahnya.1

    Sungguh Umar telah mengerti tentang tanggung jawabnya terhadap rakyatnya yang

    miskin dan ia sangat antusias untuk menutupi kebutuhan mereka. Diantaranya yangmenjelaskan tersebut, bahwa ketika beliau datang ke Syam, maka dibuatkanlah

    makanan yang beliau belum pernah melihat yang sepertinya. Ketika makanan itu

    dibawa kepadanya, beliau berkata. Ini untuk kami! Lalu apa yang untuk kaum

    muslimin yang miskin selalu tidak kenyang dari roti gandum? Khalid bin Walid

    berkata, Bagi mereka surga maka berderailahlah kedua mata Umar, lalu berkata,

    jika ini bagian kami, dan bagi mereka surga, maka sesungguhnya mereka meiliki

    keutamaan yang lebih jauh.2

    http://ekonomsyariah.wordpress.com/author/ekonomsyariah/http://ekonomsyariah.wordpress.com/author/ekonomsyariah/http://ekonomsyariah.wordpress.com/author/ekonomsyariah/http://ekonomsyariah.wordpress.com/2012/04/04/peran-kebijakan-fiskal-umar-bin-khattab-dalam-pengentasan-kemiskinan/#respondhttp://ekonomsyariah.wordpress.com/2012/04/04/peran-kebijakan-fiskal-umar-bin-khattab-dalam-pengentasan-kemiskinan/#respondhttp://ekonomsyariah.wordpress.com/2012/04/04/peran-kebijakan-fiskal-umar-bin-khattab-dalam-pengentasan-kemiskinan/#respondhttp://ekonomsyariah.wordpress.com/2012/04/04/peran-kebijakan-fiskal-umar-bin-khattab-dalam-pengentasan-kemiskinan/bunga-2/http://ekonomsyariah.wordpress.com/2012/04/04/peran-kebijakan-fiskal-umar-bin-khattab-dalam-pengentasan-kemiskinan/#respondhttp://ekonomsyariah.wordpress.com/author/ekonomsyariah/
  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    2/21

    Dalam beberapa riwayat, Umar menjelaskan syarat terpenting yang harus terpenuhi

    bagi orang yang mendaptkan jaminan sosial dari kalangan fakir miskin, yaitu tidak

    mampu bekerja, atau pemasukanya tidak mencukupi kebutuhanya. Sedangkan riwayat

    yang menjelaskan pembatasan kecukupan dengan jumlah tertentu itu tidak berati

    tetapnya jumlah tersebut dalam setiap masa atau kota, namaun penentuan batasan

    kekayaan yang menghambat keberhakan zakat pada masa Umar.3

    Umar bin Khattab berpendapat agar orang miskin diberikan dari zakat sesuai dari

    kadar yang mencukupinya, bukan sekedar mencukupi kelaparanya dengan beberapa

    suap makanan atau mengurangi kesulitannya dengan beberapa dirham yang tidak

    merubah kondisi ekonominya. Akan tetapi beliau melakukan politiknya dalam hal

    tersebut berdasarkan prinsip yang dinyatakan dengan perkataanya, Jika kamu

    memberi makan, maka cukupkanlah, dab beliau berkata kepada para Amil zakat,

    Ulangilah pemberian zakat kepada mereka, meskipun seseorang dari mereka pergi

    dengan membawa seratus unta. dan beliau mengatakan,sungguh aku akan

    memberikan zakat kepada mereka, mesipun seseorang diantara mereka pergi dengan

    seratus unta.4

    Dalam Islam, kebijakan fiskal hanyalah salah satu mekanisme untuk menciptakan

    distribusi ekonomi yang adil. Karenanya kebijakan fiskal tidak akan berfungsi dengan

    baik bila tidak didukung oleh mekanisme-mekanisme lainnya yang diatur melalui

    syariat Islam, seperti mekanisme kepemilikan, mekanisme pemanfaatan dan

    pengembangan kepemilikan, dan mekanisme kebijakan ekonomi negara.

    Maka dari itu zakat sebagai instrumen kebijakan fiskal pada masa khalifah Umar bin

    Khattab sangat berperan besar dalam peningkatan kesejahtraan rakyat. Umar bin

    Khattab telah memposisikan dana zakat sebagai alokasi penerimaan dan pengeluaran

    negara pada masa pemerintahanya. Oleh karena itu Umar sangat berhati-hati dalam

    mengalokasikan dana zakat terhadap fakir-miskin. Jangan sampai ada pegawai yang

    menyelewengkan atau tidak tepat sasaran.

    Selain dana zakat, Umar juga menggunakan seluruh instrument fiskal agar dapat

    bersinergi dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa dilihat dalam keadilan

    pendistribusian pengeluaran negara yang telah ditetapkan Al-Quran dan As-Sunah

    beserta Ijtihad Umar sendiri. Tujuan utama pertumbuhan ekonomi Umar adalahkesejahtraan rakyatnya.

    Umar selalu meninjau kembali kebijakan dan sirkulasi ekonomi pada masanya. Beliau

    mengambil berbagai keputusan dan mengumumkan didepan rakyat. Beliau akan

    melakukan pengawasan (controlling), jika beliau masih hidup tahun mendatang.

    Berikut ini keputusan yang diambil dalam bentuk pembicaraan atau pidato yang

    dilontarkan dalam berbagai kesempatan. Beliau berkata,5

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    3/21

    Kalau aku menghadapi urusanku , maka aku tidak akan mundur dan aku akan mengambil sisa

    harta para kaum kaya, kemudian aku bagikan kepada kaum fakir miskin,

    Demi Allah, kalu aku masih hidup ditahun mendatang, maka aku akan mengantarkan orang-

    orang dibawah standar untuk aku angkat kederajat orang-orang yang ada dal;am standar. Aku

    akan menjadikan bagian pemberian seorang muslim 3000 dirham; 1000 untuk tunggangan dansenjatanya, 1000 untuk biaya hidupnya, dan 1000 untuk biaya hidup keluarganya,

    Aku berharap kalau aku hidup sebentar atau lama agar aku dapat berlaku benar kepadakalian, Insya Allah. Hendaknya tidak tersissa seorangpun darikaum muslimin meskipun ia

    dirumah kcuali ia akan diberikan bagian, dan bagianya adalah dari harta Allah meski dirinya

    tida bekerja untuk itu dan hartanya tidak dikenakan beban

    Kalau akau masih hidup. InsyaAllahaku akan berjalan mengunjungi rakyat selama setahun

    sehingga rakyat dapat menyampaikan keperluanya padaku. Sedangkan dalam masalah usaha,

    sayangnya mereka tidak meminta pendapatku. Meemang mereka tidak bisa datang kepadaku,

    sehingga aku yang harus datang kepada mereka.

    About these ads

    Kebijakan Ekonomi di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khatab

    ByFarah MajdionWednesday, January 1, 2014 at 8:17pm

    Kebijakan Ekonomi di Masa Pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab

    A. Pendahuluan

    Kajian tentang sejarah sangat penting bagi ekonomi, karenasejarah adalah laboratarium umat manusia. Ekonomi sebagai salah satu ilmu sosial, perlu

    kembali kepada sejarah agar dapat melaksanakan eksperimen-eksperimennya dan

    menurunkan kecenderungan-kecenderungan jangka panjang dalam berbagai variabelekonomiknya. Sejarah memberikan dua aspek utama kepada ekonomi, yaitu sejarah

    pemikiran ekonomi dan sejarah unit-unit ekonomi seperti individu-individu, badan-badan

    usaha dan ilmu ekonomi (itu sendiri). [1]

    Kajian tentang sejarah pemikiranekonomi dalam Islam seperti ini akan membantu menemukan sumber-sumber pemikiran

    ekonomi Islam kontemporer, di satu pihak, dan di pihak lain, akan memberi kemungkinan

    kepada kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai perjalananpemikiran ekonomi Islam selama ini. Kedua-duanya akan memperkaya ekonomi Islamkontemporer dan membuka jangkauan lebih luas bagi konseptualisasi dan aplikasinya.

    [2]

    Di antara beberapa kajian sejarah pemikiran ekonomi adalah kajian ekonomi

    di zamanKhulaf Rsyidndan sistem perekonomian yang dibangun pada masapemerintahan mereka. Di zaman itu, terdapat beberapa sistem perekonomian Islam,

    seperti penarikan zakat yang tegas di zaman Abu Bakar, dan beberapa reformasi dan

    perombakan sistem yang digalakkan pada masa khalifah Umar bin Khattab, bahkan ada

    http://wordpress.com/about-these-ads/http://wordpress.com/about-these-ads/https://www.facebook.com/adridin.alkarofihttps://www.facebook.com/adridin.alkarofihttps://www.facebook.com/adridin.alkarofihttps://www.facebook.com/notes/asy-syarifiyyah-pekalongan/kebijakan-ekonomi-di-masa-pemerintahan-khalifah-umar-bin-khatab/576196352455445https://www.facebook.com/notes/asy-syarifiyyah-pekalongan/kebijakan-ekonomi-di-masa-pemerintahan-khalifah-umar-bin-khatab/576196352455445https://www.facebook.com/notes/asy-syarifiyyah-pekalongan/kebijakan-ekonomi-di-masa-pemerintahan-khalifah-umar-bin-khatab/576196352455445https://www.facebook.com/notes/asy-syarifiyyah-pekalongan/kebijakan-ekonomi-di-masa-pemerintahan-khalifah-umar-bin-khatab/576196352455445https://www.facebook.com/adridin.alkarofihttp://wordpress.com/about-these-ads/
  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    4/21

    sistem yang baru dikenal dan dicetuskan dalam sejarah Islam di periode

    pemerintahannya. Kemudian sumber daya alam dikembangkan di zaman Utsman binAffan dan penghargaan terhadap para pensiunan pada masa Ali bin Abi Thalib menjadi

    khalifah.

    Salah satu khalifah yang paling sukses dari Khulaf Rsyidntersebut

    dalam memimpin dan mensejahterakan rakyatnya adalah Umar bin Khattab. Sosok Umar

    dikenal tegas dalam memimpin, sederhana dalam kehidupan sehari-harinya, dan taatdalam beragama. Sosok kepemimpinan seperti ini sangat jarang, bahkan tidak ditemukan

    di zaman sekarang ini. Karena itulah diperlukan suatu kajian tentang kesuksesan Umar

    dalam memimpin, agar bisa dijadikan teladan oleh para pemimpin manapun.

    Aspek yang bisa dikaji dalam makalah ini adalah kajian terhadap reformasi

    sistem ekonomi yang telah diberlakukannya. Karena bidang ekonomi merupakan salah

    satu bidang yang paling utama dalam mengukur kesuksesan suatu pemerintahan. Banyakkalangan sejarawan yang menilai bahwa Umar sukses mensejahterakan perekonomian

    umat muslim dan non-muslim saat itu. Maka dalam tulisan makalah yang sederhana ini,

    penulis akan mengulas kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Umar bin Khattab di

    bidang ekonomi saat menjabat sebagai khalifah. Kajian kebijakan ekonomi Umar ini

    difokuskan pada tiga kebijakan, yaitu pendirian lembagabaitul mal, pendirian lembagaal-hisbah, dan reformasi kepemilikan tanah, berdasarkan pada data-data sejarah yang

    penulis kumpulkan dari berbagai sumber. Semoga tulisan makalah ini dapat menambahkhazanah keilmuan kita di kemudian hari.

    B. Pembahasan

    1. Sekilas

    tentang Umar bin Khattab

    Nama beliau adalah Umar bin Khattab, putera dari

    Nufail al-Quraisy, dari suku Bani Aidi. Di masa jahiliyyah, Umar bekerja sebagai seorang

    saudagar. Dia menjadi duta kaumnya di kala timbul peristiwa-peristiwa penting antarakaumnya dengan suku Arab yang lain. [3]Umar masuk Islam tatkaka berumur dua puluh

    enam tahun. [4]

    Beliau diberi gelar dengan nama al-Frq, karena dengan

    pribadi Umar itulah Allah membedakan antara yang hak dan yang batil. Sesuai dengandoa Nabi saw terhadapnya: Ya Allah! Muliakan Islam dengan kehadiran Umar.

    [5]

    Umar menerima jabatan khalifah dengan wasiat dari Abu Bakar ra, kemudiandisepakati oleh kaum muslimin saat itu. Abu Bakar mengambil inisiatif seperti ini, karena

    ia berpikir jika tidak dicalonkan siapa yang akan menggantikannya, ia khawatir akanterjadi perpecahan di kalangan umat Islam seperti sebelum pengangkatannya sebagai

    khalifah. Ketika itu hampir saja terjadi perebutan kekuasaan pemerintahan antar kaum

    muslimin. Terlebih lagi saat itu umat Islam sedang berperang menghadapi bangsa Persiadan Romawi.

    Ketika Umar memegang tampuk kursi khilafah menggantikan Abu

    Bakar ra pada tahun 13 H, ia menyebut dirinya dengan gelar Khalfatu khalfati

    Raslillh, yaitu pengganti penggantinya Rasulullah saw. Selain itu, gelar yang disandangoleh Umar dalam memegang urusan khilafah adalah amrul mukminn. Hal ini

    disebabkan karena gelar khalfatu khalfati Raslillh terlalu panjang hingga sebagian

    sahabat berkumpul dan mengeluarkan ide dengan gelar baru: Kami adalah orang -orangberiman sedangkan Umar adalah pemimpinnya (amir). [6]Sejak itulah gelar amrulmukminn untuk sang khalifah populer, dan Umar merupakan orang yang pertama kali

    mendapat gelar tersebut sebagai khalifah.

    Saat Umar memerintah, wilayah

    kekuasaan Islam sudah begitu meluas, yang mana meliputi jazirah Arab, sebagain wilayahkekuasaan Romawi (Syria, Palestina, dan Mesir), serta seluruh kekuasaan Persia,

    termasuk Irak. [7]Karena luasnya wilayah kekuasaan Islam, maka Umar memerlukan

    usaha yang keras dan kontinyu, baik optimalisasi devisa negara, perencanaan sistem

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    5/21

    ekonomi, anggaran, operasional kerja ataupun pengawasannya.

    Selama Umar

    memimpin pemerintahan, ia sangat memperhatikan rakyat yang dipimpinnya. Ia selalumendengarkan keluhan dan protes rakyatnya, jalan ke pasar, keliling mengontrol

    rakyatnya di jalan, bahkan sering dengan menyamar sebagai rakyat biasa, sebab sulit

    membedakan antara penampilan dirinya dengan rakyat biasa jika tidak pernah

    mengenalnya.

    Umar wafat pada hari rabu bulan dzulhijjah 23 H. Ia ditikam olehseseorang yang bernama Abu Lu`lu`ah, ketika sedang memimpin solat subuh berjamaah.

    Periode pemerintahannya berlangsung selama 10 tahun 5 bulan 21 malam. [8]

    2.

    Membangun LembagaBaitul Ml

    Al-Mawardi menyebutkan bahwa baitulmladalah semacam pos yang dikhususkan untuk semua pemasukan dan pengeluaran

    harta yang menjadi hak kaum muslimin. Tiap hak yang wajib dikeluarkan untuk

    kepentingan kaum muslimin maka hak tersebut berlaku untukbaitul ml, maka hartatersebut telah menjadi bagian dari pengeluaranbaitul ml, baik dikeluarkan dari kasnya

    maupun tidak. [9]

    Adapun kewajiban baitul mladalah untuk mengamankan harta

    benda yang tersimpan di kas, dan untuk mengurus penerimaan kekayaan perbendaharaan

    yang meliputi: [10]

    1.Mengurus nilai yang diterima, umpamanya dengan cara

    kompensasi untuk membayar para serdadu atau harga senjata dankuda.

    2.Mengurus kepentingan umum.

    Sebenarnya gagasan sistem baitul

    ml(puclic treasury) ini sudah ada dan dikenal di zaman Rasulullah saw dan khalifah yangpertama, Abu Bakar ash-Shiddiq ra, namun tidak secara kelembagaan. Di zaman

    pemerintahan Umar bin Khattab, fungsibaitul mllebih dikembangkan dan diefektifkan

    lagi, dengan mendirikan lembaga khusus untuk pengurusan dan

    pengelolaannya.

    Dalam catatan sejarah, pembangunan institusi baitulmldilatarbelakangi oleh kedatangan Abu Hurairah yang ketika itu menjabat sebagai

    gubernur Bahrain dengan membawa harta hasil pengumpulan pajakal-kharjsebesar

    500.000 dirham. Hal ini terjadi pada tahun 16 H. Oleh karena itulah, Umar mengambilinisiatif memanggil dan mengajak bermusyawarah para sahabat terkemuka tentang

    penggunaan harta hasil pengumpulan pajak tersebut. Maka seluruh anggota kabinet(syr) bersidang dan diminta pendapat mereka tentang penggunaan uang tersebut.

    Sahabat Ali lebih cenderung membagikannya kepada umat, tapi khalifah Umar menolak.Pada saat-saat yang menentukan itu, Walid bin Hisyam menyatakan bahwa dia pernah

    melihat raja Syria menyimpan harta benda secara terpisah dari badan eksekutif. Umar

    menyetujui pendapat ini dan lembaga perbendaraan umat Islam pun mulai terbentuknyata. Harta benda tersebut pertama kali disimpan di ibukota Madinah. Dan untuk

    menangani lembaga tersebut, Umar menunjuk Abdullah bin Arqam sebagai bendahara

    negara dengan Abdurrahman bin Ubaid al-Qari dan Muayqab sebagai wakilnya.[11]

    Riwayat pendirian baitul mlsecara institusional di atas mengisyaratkan

    bahwa ide pendirian tersebut tidak orisinil dari Islam, akan tetapi berasal dari pengaruh

    pemerintahan-pemerintahan yang ada di masa itu, seperti pemerintahan kerajaan Romawidan Persia. Adopsi sistem keuangan tersebut tidak lantas menyebabkan Umar akanmengaplikasikannya sama seratus persen dengan sistem pemerintahan kerajaan yang lain.

    Akan tetapi sistem dari non-Islam itu tetap dipilah dan dipilih sehingga tidak menyalahi

    aturan ketentuan syariat Islam.

    Kebijakan yang diterapkan oleh Umar dalamlembagabaitul mldi antaranya adalah dengan mengklasifikasikan sumber pendapatan

    negara menjadi empat, yaitu:

    1.Pendapatanzakatdan`ushr. Pendapatan ini

    didistribusikan di tingkat lokal dan jika terdapat surplus, sisa pendapatan tersebut

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    6/21

    disimpan dibaitul mlpusat dan dibagikan kepada delapanashnf, seperti yang telah

    ditentukan dalam al-Qur`an.

    2.Pendapatankhumsdan sedekah. Pendapatan inididistribusikan kepada fakir miskin atau untuk membiayai kesejahteraan mereka tanpa

    membedakan apakah ia seorang muslim atau

    bukan.

    3.Pendapatankharj,fai,jizyah,

    `ushr, dan sewa tanah. Pendapatan ini

    digunakan untuk membayar dana pensiun dan dana bantuan serta untuk menutupi biayaoperasional administrasi, kebutuhan militer, dan sebagainya.

    4.Pendapatan lain-

    lain. Pendapatan ini digunakan untuk membayar para pekerja, pemeliharaan anak-anak

    terlantar, dan dana sosial lainnya. [12]

    Klasifikasi sumber pendapatan negara diatas sangat penting untuk diterapkan dalam pemerintahan Islam. Salah satu tujuannya

    adalah agar suatu sumber pendapatan tidak tercampur dengan sumber pendapatan yang

    lain. Seperti zakat dan pajak. Redistribusi pendapatan hasil zakat, sudah ditentukan olehAllah dan Rasul-Nya, yaitu kepada 8 golongan (ashnf) yang berhak menerima zakat. Dan

    jika terdapat sisa dari hasil pengumpulan zakat, maka khalifah dapat mengambil

    kebijakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan social. Sedangkan redistribusi pajak

    dapat ditentukan oleh khalifah. Dan umumnya hasil pemungutan pajak ditujukan untuk

    pembangunan negara. Karena itulah, para pejabatbaitul mltidak mempunyai wewenangdalam membuat suatu keputusan terhadap hartabaitul ml yang

    berupazakat.

    Selanjutanya dalam mendistribusikan harta baitul ml, Umarmendirikan beberapa departemen yang dianggap perlu, seperti: [13]

    1.Departemen

    pelayanan militer. Departemen ini berfungsi untuk mendistribusikan dana bantuan

    kepada orang-orang yang terlibat dalam peperangan. Besarnya jumlah dana bantuan

    ditentukan oleh jumlah tanggungan keluarga setiap penerima dana.

    2.Departemenkehakiman dan ekskutif. Departemen ini bertanggung jawab terhadap pembayaran gaji

    para hakim dan pejabat ekskutif. Besarnya gaji ini ditentukan oleh dua hal, yaitu jumlah

    gaji yang diterima harus mencukupi kebutuhan keluarganya agar terhindar dari praktiksuap dan jumlah gaji yang diberikan harus sama dan kalaupun terjadi perbedaan, hal itu

    tetap dalam batas-batas kewajaran.

    3.Departemen pendidikan dan pengembanganIslam. Departemen ini mendistribusikan bantuan dana bagi penyebar dan pengembang

    ajaran Islam beserta keluarganya, seperti guru dan juru dakwah.

    4.Departemenjaminan sosial. Departemen ini berfungsi untuk mendistribusikan dana bantuan kepada

    seluruh fakir miskin dan orang-orang yang menderita.

    Di samping mendirikan

    beberapa departemen dalam pendistribusian hartabaitul ml, Umar juga menerapkanprinsip keutamaan dalam mendistribusikannya. Ia tidak senang memberikan bagian yang

    sama kepada orang-orang yang pernah berjuang menentang Rasulullah saw dengan

    orang-orang yang telah berjuang membela beliau. Menurut pendapatnya bahwa kesulitanyang dihadapi umat Islam harus diperhitungkan jika menetapkan bagian seseorang dari

    kelebihan harta bangsa itu. Prinsip keadilan menghendaki bahwa usaha seseorang serta

    tenaga yang telah dicurahkan dalam memperjuangkan Islam harus dipertahankan dandibalas dengan sebaik-baiknya. [14]

    Karena hal itu, Umar membentuk sistemdwn,yang menurut pendapat terkuat mulai dipraktekkan untuk pertama kalinya pada

    tahun 20 H. Dalam rangka ini, ia menunjuk sebuah komitenassbternama yang terdiri

    dari Aqil bin Abu Thalib, Mahzamah bin Naufal, dan Jabir bin Mut`im untuk membuatlaporan sensus penduduk.

    Setelah semua penduduk terdata, Umar

    mengklasifikasikan beberapa golongan yang berbeda-beda dalam pendistibusian

    hartabaitul mlsebagai

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    7/21

    berikut:

    No.

    Penerima

    Jumlah

    1.

    Aisyah dan

    Abbas bin Abdul Muthallib

    @ 12.000 dirham

    2.

    Para istri Nabiselain Aisyah

    @ 10.000 dirham

    3.

    Ali, Hasan, Husain, dan para

    pejuang Badr

    @ 5.000 dirham

    4.

    Para pejuang Uhud dan migran

    ke Abysinia

    @ 4.000 dirham

    5.

    Kaum muhajirin sebelum peristiwa

    Fathu Mekah

    @ 3.000 dirham

    6.

    Putra-putra para pejuang Badr,orang-orang yang memeluk Islam ketika terjadi peristiwa Fathu Mekah, anak-anak kaum

    muhajirin dan anshar, para pejuang perang Qadisiyyah, Uballa, dan orang-orang yang

    menghadiri perjanjian Hudaibiyyah.

    @ 2.000 dirham

    Orang-orang Mekahyang bukan termasuk kaum muhajirin mendapat tunjangan 800 dirham, warga Madinah

    25 dinar, kaum muslimin yang tinggal di Yaman, Syria dan Irak memperoleh tunjangan

    sebesar 200 hingga 300 dirham, serta anak-anak yang baru lahir dan yang tidak diakuimasing-masing memperoleh 100 dirham. [15]Di samping itu, kaum muslimin memperoleh

    tunjangan pensiun berupa gandum, minyak, madu, dan cuka dalam jumlah yang tetap.

    Kualitas dan jenis barang berbeda-beda di setiap wilayah. Peran negara yang turut

    bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan makanan dan pakaian bagi setiap

    warga negaranya ini merupakan hal yang pertama kali terjadi dalam sejarah dunia.[16]

    Sebagaimana yang diketahui tentang sosok Umar yang tegas dan

    bertanggungjawab, maka Umar melarang pihak ekskutif turut campur dalam mengelolahartabaitul ml. [17]Kebijakan Umar ini bertujuan agar tidak terjadi penyalahgunaan

    wewenang dalam tugas, atau penyalahgunaan pendistribusian pendapatan negara untuk

    kepentingan pribadi.

    3. Membangun lembagaHisbah.

    Hisbahadalah kantor

    atau lembaga yang berfungsi untuk mengontrol pasar dan moral (adab) secara umum.[18]Dalam implementasinya, lembagaal-hisbahmemiliki empat rukun,

    yaitu:

    1.Muhtasib(Pengelolaal-hisbah)

    .

    Muhtasibadalah orang yang

    menjalankan tugas-tugasal-hisbah. Pengelola ini harus memenuhi persyaratan seperti:muslim, mukallaf, merdeka, mendapat rekomendasi dari pemerintah setempat, mampu,

    dan berilmu.

    1.Muhtasab `alaih, yaitu orang atau pihak yang melakukanperbuatan-perbuatan atau meninggalkan jenis-jenis perbuatan tertentu yang wajib atau

    boleh dikenakan tindakanal-hisbah. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang muhtasibtidak boleh pilih kasih dalam menindak dan mengenakanal-hisbahatas

    mereka.

    2.Mushatab fh, yaitu obyekal-hisbahyang meliputi berbagai macam

    perbuatan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Pelanggaran yang dilakukanolehmuhtasab fhini harus memenuhi persyaratan sebagai

    berikut:

    1.Kemungkaran tersebut harus nyata, lahir dan

    diketahui.

    2.Kemungkaran tersebut sedang berlaku.

    3.Kemungkarantersebut disepakati oleh konsensus ulama fiqih.

    1.Nafs al-ihtisb, yaitu cara atau

    tindakanal-hisbah.

    Tujuan dari tindakan al-hisbahadalah penghapusan segala

    tindakan kemungkaran sekaligus menggantinya dengan kebajikan dan kemaslahatansehingga tercipta rasa aman dan tentram serta keadilan dalam komunitas masyarakat.[19]

    Adapun segmen kegiatan al-hisbahterhadap kontrol ekonomi itu di antaranya

    adalah:

    1.Membuat ketentuan hukum yang jelas agar tidak terjadi penyelewengan

    dalam pemanfaatan sumber daya yang dimiliki.

    2.Mengontrol kesempurnaan alattakaran dan timbangan para penjual.

    3.Pedagang tidak dibenarkan untuk

    menyembunyikan kerusakan atau cacat yang ada pada barang perniagaannya dan

    dilarang bersumpah palsu dalam transaksi jual beli.

    4.Mengawasi jalur

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    8/21

    perdagangan tetap terbuka. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

    penyimpangan-penyimpangan atau penimbunan barang dari segelincir orang yangberakibat pada kelangkaan beberapa jenis barang, yang pada gilirannya berimplikasi

    pada terjadinya inflasi.

    5.Pedagang dilarang mengadakan monopoli terhadap

    suatu produk pasar tertentu.

    6.Menentukan harga standar bagi produk-produk

    yang akan dipasarkan.

    7.Dalam urusan kredit, seorangmuhtasibhendaklahmemastikan segala urusan perniagaan terbebas dari unsur

    riba.

    8.Seorangmuhtasibmemiliki wewenang untuk memaksa peminjam agar

    membayar pinjamannya jika dianggap mampu, sebaliknya ia juga berkuasa untukmenangguhkan hutang sampai orang yang berhutang dianggap mampu membayar

    hutangnya.

    9.Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan

    kemudahan pada rakyatnya seperti makanan, pekerjaan, perumahan, dan lain sebagainya.Selain itu, orang-orang miskin dan tidak mampu, diberi modal usaha yang dananya

    diperoleh dari dana infaq dan sedekah sehingga kemiskinan dapat teratasi.

    [20]

    Menilik sejarah, tanggung jawab al-hisbahmulanya dipikul oleh Rasulullah

    saw sehubungan dengan adanya perintah Allah kepada Nabi saw sebagai rasul untuk

    selanjutnya disampaikan kepada umatnya agar senantiasa mengajak kepada kebaikan danmenghindari kemungkaran. Kemudian beliau mengangkat beberapa orang sahabat yang

    diberi tugas untuk mengawasi jalannya suatu transaksi bisnis. Di kota Madinah itulah,beliau mengangkat Said bin Ash dan seorang wanita yang bernama Samra binti Nuhak

    sebagai pengawas pasar.

    Lembaga al-hisbahini dihidupkan kembali oleh Umar

    dengan mengangkat seorang sahabat wanita yang bernama asy-Syifa binti Abdullah, yang

    bertugas sebagai pengawas pasar di kota Madinah. Di samping itu, Umar jugamengangkat Abdullah bin Utbah sebagai inspektur pasar sekaligus bertindak sebagai

    hakim (qdhi). [21]Perbedaannya, di masa Rasulullah,al-hisbahmasih belum berbentuk

    lembaga. Sedangkan di masa Khalifah Umar,al-hisbahini sudah menjadi lembaga khususdalam mengawasi hal-hal yang terjadi dalam pasar.

    4. Reformasi atas hak

    tanah.

    Problem hak kepemilikan tanah memang merupakan masalah yang rumituntuk dipecahkan dari zaman ke zaman. Tidak jarang terjadi persengketaan, bahkan

    pertumpahan darah, akibat dari persoalan hak kepemilikan tanah ini. Seiring denganpertambahan penduduk, tanahpun menjadi semakin langka atau sempit, dan harganya

    juga kian meningkat. Alasan utama meningkatnya harga tanah memang pertambahan

    penduduk. Karena secara alamiah, semakin banyak penduduk di suatu daerah, lahanuntuk tempat dan garapan tempat tinggal akan kian dibutuhkan.

    Ada tiga sifat

    tanah yang harus diingat, dan ini tidak dipunyai oleh unit-unti produktif lainnya: (i) tanah

    dapat memenuhi kebutuhan pokok dan permanen bagi manusia, (ii) tanah kuantitasnyaterbatas, (iii) tanah bersifat tetap, (iv) tanah bukan produk tenaga kerja. Jadi segala

    sesuatu yang selain tanah adalah produk tenaga kerja. Tetapi bumi pun akan memberikan

    hasil baik jika digarap dengan baik. [22]Sifat-sifat tanah ini harus diketahui terlebihdahulu sebelum mengambil kebijakan dalam persoalan hak kepemilikantanah.

    Sepanjang pemerintahan Umar, banyak daerah yang ditaklukkan melalui

    perjanjian damai. Penaklukkan ini memunculkan banyak masalah baru. Di antaranya

    mengenai hak kepemilikan tanah yang sudah ditaklukkan. Islam memandang tanah dansemua yang terkandung di dalamnya harus digunakan untuk kepentingan umum dan

    rakyat, dan setiap orang berhak mendapatkan makanan dari pengelolaan

    tanah.

    Dari sudut Islam, tanah sesungguhnya milik Allah, dalam pengertian milik

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    9/21

    setiap kelompok masyarakat (komunitas). Dan tak seorang pun boleh mendapatkan hak

    istimewa atasnya, oleh karena itu siapa yang mengerjakan tanah yang terlantar, makadialah pemiliknya. Ini sesuai dengan sebuah hadits Rasulullah dari penuturan Aisyah:

    Pengolahan tanah terbengkalai yang bukan milik siapapun, maka dialah yang

    memilikinya (HR. Bukhari). [23]

    Umar menafsirkan hadits tersebut bahwa

    Rasulullah menginginkan agar tanah-tanah luas yang telah dikuasai kaum musliminharuslah dipikirkan pemanfaatannya di masa depan. Maka ketika para pejuang mendesak

    dengan sangat agar tanah taklukan dibagi-bagikan kepada mereka, bersama beberapa

    rampasan perang lainnya, Umar menolak dengan tegas. Ia tidak mau menyerahkan tanahperkebunan dari tanah taklukan lainnya kepada para prajurit.

    Dari sini ia sampai

    kepada kesimpulan akan perlunya pengawasan yang ketat dalam pendistribusian tanah

    untuk mencegah terjadinya pembagian yang tidak adil. Hak kepemilikan tanah dicabutdari pemilik aslinya, dan kemudian si pemilik asli beralih menjadi petani biasa atau

    hamba atau budak pengelola tanah. Selanjutnya hak kepemillikan diberikan menurut

    ketentuan-ketentuan baru. Jika salah seorang pemilik baru menjual tanahnya,

    pengelolaannya itu dialihkan kepada pembeli berikut tanahnya. [24]

    Umar

    menetapkan beberapa ketentuan, di antaranya jika suatu saat komunitas muslim semakinbertambah banyak, maka negara berhak untuk mengambil kembali tanah tersebut sebagai

    perbendaharaan guna memenuhi kebutuhan negara. Jadi jelas meskipun berwenangmengambil alih hak kepemilikan, negara juga harus dan berhak mengatur jangka waktu

    pemilikan tanah. Bisa saja tanah dijadikan milik pribadi dengan mengenakan pajak tanah

    atasnya, tapi negara juga bisa menguasai tanah yang luas dengan memberi ganti rugi dan

    kemudian menjadikannya milik umum.

    Umar menyadari pentingnya sektorpertanian untuk memajukan ekonomi negeri. Karena itu beliau mengambil langkah-

    langkah pengembangan dan mengembalikan kondisi orang-orang yang bekerja di bidang

    itu. Dia menghadiahkan kepada orang yang sejak awalnya mengolahnya. Tapi siapa sajayang selama tiga tahun gagal mengolahnya, maka yang bersangkutan akan kehilangan hak

    kepemilikannya atas tanah tersebut. [25]

    Semasa Umar, tanah yang dinyatakansebagai milik negara berjumlah sekitar 4.000.000 hektar. Pendapatan dari tanah ini

    mencapai 7.000.000 dinar setiap tahun, yang semata-mata digunakan untuikkesejajahteraan umat. Jumlahkharjdari Iraq berkisar 86.000.000 dirham setiap tahun.

    Dengan penerapan sistem ini, tanah-tanah yang sebelumnya tidak terurus, kemudian

    terolah baik, sehingga pada tahun kedua terjadi lonjakan pendapatan yang tinggi sekali,dari 86.000.000 menjadi 100.020.000 dirham. [26]

    5. Keutamaan dan Kelemahan

    Kebijakan Ekonomi Umar bin Khattab

    Abu Ubaid pernah menuturkan sebuah

    riwayat tentang kesuksesan Umar dalam kitabnyaal-Amwlsebagai berikut: [27]Padamasa Umar, Muadz bin Jabal pernah mengirimkan hasil zakat yang dipungutnya di

    Yaman kepada Umar di Madinah, [28]karena Muadz tidak menjumpai orang yang berhak

    menerima zakat di Yaman. Namun Umar mengembalikannya. Ketika Muadzmengirimkan kembali sepertiga hasil zakat tersebut, Umar juga kembali menolaknya danberkata: Aku tidak mengutusmu sebagai kolektor upeti, tetapi aku mengutusmu untuk

    memungut zakat dari orang-orang kaya di sana dan membagikannya kepada kaum miskin

    dari kalangan mereka juga. Muadz menjawab: Seandainya aku menjumpai orangmiskin di sana, tentu aku tidak akan mengirimkan apa pun kepadamu.

    Pada

    tahun kedua setelah itu, Muadz mengirimkan separuh hasil zakat yang dipunugutnya di

    Yaman kepada Umar, tetapi Umar mengembalikannya. Dan pada tahun ketiga, Muadz

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    10/21

    berkata: Aku tidak menjumpai seorang pun yang berhak menerima bagian zakat yang

    aku pungut.

    Riwayat di atas menunjukkan kesuksesan Umar dalam memerintah,khususnya dalam bidang ekonomi. Namun bukan berarti semua kebijakan yang ia ambil

    itu sempurna. Salah satunya adalah prinsip keutamaan yang ia terapkan dalam

    mendistribusikan uang negara kepada rakyatnya. Prinsip ini menyebabkan ketimpangan

    di bidang ekonomi dan sosial. Dan sikapnya ini mengundang reaksi dari salah seorangsahabat yang bernama Hakim bin Hizam. Menurutnya, tindakan Umar ini akan memicu

    lahirnya sifat malas di kalangan para pedagang yang berakibat fatal bagi kelangsungan

    hidup mereka sendiri, jika suatu saat pemerintah menghentikan kebijakan tersebut.[29]

    Umar menyadari kekeliruannya ini dan mengubah pendapatnya serta

    bersumpah jika ia masih hidup di tahun yang akan datang, ia akan menyamakan semua

    bantuan dan pembagian kepada seluruh rakyatnya. Dalam pernyataannya yang populerberbunyi: Aku bersumpah demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya

    tidak ada seorangpun yang tidak mempunyai hak atas kekayaan (harta) ini (yang diterima

    dari orang banyak) meskipun dalam prakteknya ia mungkin memperoleh atau memiliki

    hak melebihi dari yang lainnya selain seorang budak. Kedudukanku dalam hal ini sama

    dengan kalian dan derajat kita akan ditentukan berdasarkan Kitab Allah dan Rasulullahsaw. Demi Allah! Sesungguhnya jika aku masih hidup, maka pengembala di bukit sanapun

    akan memperoleh bagian dari harta ini di tempatnya sendiri. [30]Namun sayangnya,Umar wafat sebelum harapannya tersebut belum dapat ia realisasikan dalam

    kepemimpinannya. Meskipun demikian, Umar tetap merupakan salah satu pemimpin yang

    disegani oleh rakyatnya, baik muslim maupun non-muslim, bahkan ia adalah salah satu

    sosok pemimpin yang banyak dikagumi sampai saat ini.

    C.Penutup

    Berdasarkan uraian makalah ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal

    sebagai berikut:

    Pertama, Umar bin Khattab telah memberikan kontribusi yang

    sangat berharga bagi manajemen keuangan negara dalam sejarah Islam, yaitu denganmendirikanbaitul mlsecara institusional. Karena jika lembagabaitul mltersebut tidak

    segera dibentuk, seiring dengan semakin meluasnya wilayah pemerintahan Islam saat itu,maka tentunya akan menyulitkan pemerintahan Islam sendiri dalam mengelola keuangan

    negara.

    Kedua, selain menjadikanbaitul mlsebagai sebuah lembaga otonomdalam pemerintahannya, Umar juga menjadikan pengawasan pasar (al-hisbah) yang telah

    digagas oleh Rasulullah Saw menjadi sebuah lembaga tersendiri. Lembaga ini sangat

    membantu pemerintahan Umar untuk mengontrol harga barang di pasar dan menindakpara pelaku pasar jika melakukan penyelewengan dan kecurangan dalam jual

    beli.

    Ketiga, Umar mereformasi hak kepemilikan tanah. Sebelum masa Khalifah

    Umar, tanah taklukan dibagi-bagikan kepada para prajurit muslim yang ikut berperandalam penaklukannya secara langsung. Namun ketika Umar menjabat sebagai Khalifah,

    tanah-tanah yang ditaklukkan oleh kaum muslimin sudah tidak dibagi-bagikan lagi secara

    langsung, akan tetapi diserahkan kepada penduduk yang ditaklukkan untuk dikelola dandiberdayakan secara produktif sehingga memberikanoutputdan menambahincomeyangsangat besar bagi keuangan negara.

    Gagasan, kebijakan dan sistem yang

    diterapkan oleh Umar, baik dalam pemerintahannya secara umum ataupun dalam

    menangani masalah perekonomian ini patut untuk diteladani. Namun perlu diketahuibahwa sebaik apa pun kebijakan dan sistem yang dijalankan, tidak akan berjalan sesuai

    dengan yang diharapkan jika sikap dan kepribadian para pemimpin masih mementingkan

    diri sendiri dan kurang memperhatikan nasib rakyatnya.

    Wallhu

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    11/21

    alaim

    DAFTAR ISTILAH

    -Dinaradalah koin uang yang terbuat dari

    emas. Kandungan emas yang ada dalam koi uang dinar adalah 22 karat dan beratnya 4,25gram. Sejak zaman Rasulullah Saw hingga masa Khalifah V Bani Umayyah yaitu Khalifah

    Malik bin Marwan, dinar yang digunakan oleh umat Islam adalah dinar yang berasal dari

    kerajaan Romawi.

    -Dirhamadalah koin uang yang terbuat dari perak. Kandungan

    perak yang ada dalam koin uang dirham adalah 15 karat dan beratnya 3,98 gram. Sejakzaman Rasulullah Saw hingga masa Khalifah Umar bin Khattab, dirham yang digunakan

    oleh umat Islam sebagai alat tukar dirham yang berasal dari kerajaan Persia. Pada tahun

    18 H, Khalifah Umar bin Khattab mencetak mata uang dirham pertama kali dalam Islamdengan bertuliskanalhamdulillhdan di baliknya bertuliskanMuhammad

    Raslullh.

    -Diwanadalah suatu daftar yang di dalamnya tercatat nama-nama

    prajurit untuk pembayaran gaji dan pensiun.

    -Faiadalah semua harta benda yangdidapati dari musuh tanpa menjalani perang yang nyata. Termasuk dalam

    kategorifayadalahkharj,jizyah

    , dan`ushr. Hartafayini juga dibagi lima, diqiyaskan

    denganghanmah, yaitu segala sesuatu yang diperoleh kaum muslim setelah mengalahkan

    orang-orang kafir dalam peperangan. Empat per lima dari harta rampasan perang

    dibagikan untuk para tentara atau panglima yang ikut berperang, dan kuda yang ikutberperang. Sedangkan satu perlimanya diperuntukkan pada Rasulullah, kerabat rasul,

    yang mana dikemudian hari diambil oleh negara, dan akan dinafkahkan untuk golonganyang sudah ditentukan oleh Allah dalam al-Qur`an (QS. Al-Anfal: 41).

    -

    Jizyahadalah pajak yang dibebankan kepada orang-orang non-muslim, khususnya ahli

    kitab, sebagai jaminan perlindunan jiwa, harta milik, kebebasan menjalankan ibadah,

    serta pengeculian dari wajib militer. Besarnyajizyahadalah satu dinar per tahun untuksetiap orang laki-laki dewasa yang mampu membayarnya. Jizyah ini ada dua jenis:

    Pertama,jizyahyang diwajibkan berdasarkan persetujuan dan perjanjian, dengan jumlah

    yang ditentukan bersesuaian dengan syarat-syarat persetujuan dan perjanjiantersebut.Jizyahbentuk ini tidak dapat diubah-ubah meskipun pada hari kemudian.

    Kedua,jizyahyang diwajibkan, secara paksa kepada penduduk suatu daerahpenaklukan.

    -Kharajadalah pajak tanah yang dipungut dari kaum non-

    muslim.

    -Khumsadalah segala kekayaan yang datang tanpa usaha, menanammodal atau tidak, melalui rampasan perang, perdagangan, pertanian atau industri.

    Rampasan perang yang diperoleh kaum muslimin dalam menaklukkan suatu daerah, 1/5

    nya harus diserahkan untukbaitul mal.

    -Ushradalah bea impor yang dikenakankepada semua pedagang dan dibayar hanya sekali dalam setahun serta hanya berlaku

    terhadap barang-barang yang bernilai lebih dari 200 dirham. Tingkat bea yang dikenakan

    kepada para pedagang non-muslim yang dilindungi (ahl-adz-dzimmi) adalah sebesar 5%,sedangkan pedagang muslim sebesar 2,5%, dan untuk kafir harbi sebesar 10%. Di negara

    Islam, permulaan diterapkannya `ushr ini pada masa khalifah Umar ibn

    Khattab.

    -Zakatadalah sebagian harta tertentu yang dikeluarkan oleh seorangmuslim untuk diberikan kepada yang berhak menurut beberapa syarat tertentu. Zakat inihukumnya wajib. Dan kadarnya sudah ditentukan oleh syariat Islam. Zakat yang boleh

    dimasukkan ke dalam kas baitul mal, hanya zakat dari jenis hasil bumi dan

    binatang.

    DAFTAR PUSTAKA

    A. Wahab Afif,Mengenal Sistem EkonomiIslam. MUI Provinsi Banten

    Adiwarman Azwar Karim,Sejarah Pemikiran

    Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, September 2004, cet. Ke-1, edisi

    kedua.

    Afzalurrahman,Doktrin Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    12/21

    1995, jilid I..

    Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn

    al-Mughirah,Shahh al-Bukhri, Semarang: Maktabah wa Mathbaah Thaha Putra, tt, juz3.

    Al-Jauzi, Ibnu,Manqib Amr al-Mukminn Umar ibn Khattb. Beirut: Dar wa

    Maktabat al-Hilal.

    Al-Mawardi, Abu al-Husain Ali ibn Muhammad,al-Ahkm as-

    Sulthniyyah, Dar al-Fikr, 1960, cet. Ke-1.

    Ath-Thabari, Muhammad ibn

    Jarir,Trkh ath-Thabari, Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyyah, cet. Ke-1, juz2..

    Essays on Iqtisd. Editor: Dr. Baqir al-Hasani dan Dr. Abbas Mirakhor. USA:

    NUR, 1989.

    Kahf, Monzer,Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap Fungsi

    Sistem Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka pelajar, September 1995, cet. Ke-1.

    Mannan, M. Abdul,Ekonomi Islam: Teori dan Paktek, Yogyakarta: Dana

    Bhakti Prima Yasa, 1997, terj. Nastangin.

    Muhammad, Quthb Ibrahim,Kebijakan

    Ekonomi Umar ibn Khattab. Pustaka Azzam, Juni 2002, Terj. Ahmad Syarifuddin Shaleh,cet. Ke-1.

    Ra`ana, Irfan Mahmud,Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar ibn

    Khattab. Pustaka Firdaus, 1977, Terj. Mansuruddin Djoely, cet. Ke-2.

    Sallam, Abu

    Ubaid Qasim ibn,Kitb al-Amwl, Kairo: Darus Salam, 2009, cet. Ke-1.

    Syalabi,

    Ahmad,Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, Juli 2003, cet.

    Ke-6, jilid I.

    [1] Kahf, Monzer, Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap FungsiSistem Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka pelajar, September 1995, cet. Ke-1, hal.

    7.

    [2] Ibid., hal. 8.

    [3] Syalabi, Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam,Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, Juli 2003, cet. Ke-6, jilid I, hal. 203.

    [4] Al-Jauzi,

    Ibnu, Manqib Amr al-Mukminn Umar ibn Khattb, Beirut: Dar wa Maktabat al-Hilal,

    hal. 15.

    [5] Ibid., hal. 32.

    [6] Ath-Thabari, Muhammad ibn Jarir, Trkh

    ath-Thabari, Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyyah, cet. Ke-1, juz 2, hal. 569.

    [7]Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers,

    September 2004, cet. Ke-1, edisi kedua, hal. 58.

    [8] Al-Jauzi, op.cit., hal.

    268.

    [9] Al-Mawardi, Abu al-Husain Ali ibn Muhammad,al-Ahkm as-Sulthniyyah, Dar al-Fikr, 1960, cet. Ke-1, hal. 213.

    [10] Mannan, M. Abdul,

    Ekonomi Islam: Teori dan Paktek, Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1997, Terj.Nastangin, hal. 180.

    [11] Ra`ana, Irfan Mahmud, Sistem Ekonomi Pemerintahan

    Umar ibn Khattab, Pustaka Firdaus, 1977, Terj. Mansuruddin Djoely. cet. Ke-2, hal.150.

    [12] Adiwarman, op.cit., hal. 74.

    [13] Afzalurrahman, Doktrin

    Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995, Jilid I, hal. 169-173.

    [14]

    Afzalurrahman, op.cit., hal. 164. Kebijakan Umar ini berbeda dengan kebijakan KhalifahAbu Bakar ra sebelumnya, di mana ia menerapkan prinsip persamaan dalam

    pendistribusian hartabaitul mlkepada rakyat.

    [15] Essays on Iqtisd. Editor: Dr.

    Baqir al-Hasani dan Dr. Abbas Mirakhor, (USA: NUR, 1989, hal. 159-160.

    [16]Ra`ana, op.cit., hal. 160.

    [17] Ra`ana, op.cit., hal. 61.

    [18] A. Wahab Afif,

    Mengenal Sistem Ekonomi Islam, MUI Provinsi Banten, hal. 85.

    [19] Ibid., hal. 72-

    73.

    [20] Ibid., hal. 74-75.

    [21] Ibid., hal. 86.

    [22] Ra`ana, op.cit., hal.18-19.

    [23] Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah,Shahh al-Bukhri, Semarang: Maktabah wa Mathbaah Thaha Putra, tt, juz 3,

    hal. 70.

    [24] Ibid., hal. 32.

    [25] Ibid., hal. 39. dan Muhammmad, Quthb

    Ibrahim,Kebijakan Ekonomi Umar ibn Khattab, Pustaka Azzam, Juni 2002, Terj. AhmadSyarifuddin Shaleh, cet. Ke-1, hal. 95.

    [26] Ibid., hal. 127.

    [27]Sallam, Abu

    Ubaid Qasim ibn,Kitb al-Amwl, Kairo: Darus Salam, 2009, cet. ke-1 hal.

    596.

    [28]Muadz bin Jabal adalah seorang sahabat sekaligus staf Rasulullah saw

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    13/21

    yang diutus untuk memungut zakat di wilayah Yaman. Pada masa Khalifah Abu Bakar

    dan Umar, Muadz terus bertugas di sana.

    [29] Adiwarman, op.cit., hal. 64.

    [30]Afzalurrahman, op.cit., hal. 176.

    Umar bin Khattab

    Khalifah Memanggul Gandum

    Umar bin Khattab adalah seorang sahabat rasulullah Muhammad saw yang menjadi

    khalifah kedua setelah Abu Bakar. Beliau sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya.

    Menurutnya, zakat, sadaqah, dan infaq yang dihimpun dari rakyat haruslah digunakan untuk

    kesejahteraan rakyat pula. Beliau berharap tidak seorangpun dari mereka yang hidup dalam

    kekurangan pangan. Beliau dikenal sebagai seorang khalifah yang sangat memperhatikan

    keadaan rakyat.

    Setiap hari khalifah Umar bin Khattab meminta laporan dari bawahannya, apakah

    ada di antara rakyat yang hari ini hidup dalam kelaparan, apabila ada, maka beliau segera

    mengutus bawahan untuk mengirimkan bahan pangan kepada mereka. Sudah tidak terhitung

    berapa jumlah harta kekhalifahan yang digunakan untuk membantu mengatasi kemiskinan,

    terutama untuk mengatasi kekurangan pangan.

    Pada suatu hari, khalifah Umar bin Khattab berniat pergi mengelilingi wilayah

    sendirian guna mengetahui kehidupan rakyat dari dekat, sekaligus untuk membuktikan apakah

    laporan yang diterima dari bawahan tentang keadaan rakyat memang benar demikian, atau

    hanya sekedar menyenangkan dirinya sebagai kepala pemerintahan.

    Keinginan khalifah Umar bin Khattab mendapat dukungan dari sahabat dekat,

    mereka bahkan bersedia mengawal beliau, tetapi beliau menolak, karena kalau sampai

    rombongan mereka terlihat orang-orang yang hendak dikunjungi, pastilah mereka akan

    menyiapkan segala sesuatunya sebagai penghormatan atas kunjungan khalifah. Beliau

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    14/21

    berterimakasih atas kesediaan para sahabatnya, tetapi beliau tetap ingin mengetahui keadaan

    rakyatnya sendirian.

    Suatu malam, selepas salat Isya, khalifah Umar bin Khattab mulai mengayunkan

    langkah menyusuri jalan-jalan kota Madinah. Beliau mengadakan penyamaran denganmemakai pakaian lama yang sudah jelek. Hal ini disengaja agar rakyat tidak mengenali dirinya.

    Langkah demi langkah khalifah Umar bin Khattab menyusuri jalan dan lorong hunian

    rakyat. Beliau mendapati sebagian besar rakyatnya sedang berkumpul bersama keluarganya,

    ada yang sedang membaca Al Quran di masjid, dan sebagian yang lain ada pula yang sedang

    berbincang-bincang secara berkelompok. Isi perbincangan mengenai mulai dari kesulitan

    mencari nafkah sampai soal kebijakan pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.

    Dari perbincangan kelompok, beliau mengetahui apa yang yang dirasakan dan

    diinginkan rakyatnya. Bila ada perbincangan pujian tentang kepemimpinannya, maka akan

    dijadikan semangat untuk meningkatkan pelayanannya kepada rakyat, tetapi bila ada kritikan

    mereka, maka akan dijadikan sebagai koreksi, dan beliau tidak marah, bahkan beliau sangat

    berterimakasih karena ada yang memperhatikan kebijakan pemerintahannya. Khalifah Umar bin

    Khattab merasa senang dapat mengetahui keadaan rakyatnya dari dekat. Sampai sejauh ini,

    tidak seorangpun dari rakyat yang mengenali penyamaran beliau.

    Menjelang tengah malam, perjalanan khalifah Umar bin Khattab sampai pada satu

    tempat di pinggiran kota madinah. Dari jauh beliau melihat sepercik cahaya datang dari sebuah

    rumah di pinggir kampung. Adakah rakyatku yang masih bekerja pada tengah malam begini,

    pikir beliau. Penasaran, beliau segera bergegas mendekati asal cahaya.

    Setelah dekat dengan sumber cahaya, khalifah Umar bin Khattab barulah tahu,

    cahaya tersebut berasal dari sebuah rumah kecil tidak berpintu yang hampir roboh, karena batu

    batanya banyak yang rusak. Pemilik rumah adalah seorang perempuan setengah baya

    bernama Khafsah, yang terlihat duduk mengantuk kelelahan. Ia sedang menunggui api tungkuyang sedang menyala, kiranya inilah asal cahaya yang dilihat khalifah Umar bin Khattab dari

    jauh. Sementara di atas alas tidur tidak jauh dari tungku, terlihat tiga anak kecil sedang tertidur

    pulas.

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    15/21

    Sebelum masuk ke rumah, khalifah Umar bin Khattab mengawasi gerak-gerik ibu

    Khafsah. Tampak perempuan tersebut terjaga dari duduk kantuknya, ia segera meniup

    perapian kayu bakar, rupanya ia menjaga agar nyala api tungku tidak padam.

    Ibu Khafsah segera bangkit dari duduknya sewaktu mendengar anak terkecilnyabangun dan menangis. Kedua kakaknya ikut terbangun mendengar tangisan adiknya, oleh

    ibunya mereka disuruh tidur lagi. Sudah, diam jangan menangis, sebentar lagi matang.

    Sebaiknya tidur dulu ya, nak. Nanti kalau sudah matang kita makan bersama, ujar perempuan

    itu sambil mengusap kepala anak-anaknya. Tak lama kemudian ketiga anak telah tertidur lagi.

    Setelah mereka teridur, perempuan itu kembali ke depan tungku, menuangkan air ke dalam

    kuali di atas tungku, dan selanjutnya duduk menunggu.

    Seluruh gerak-gerik penghuni rumah kecil tidak luput dari pengamatan khalifah Umar

    bin Khattab, rasanya tidak pantas pada malam-malam begini bertamu ke rumah orang, terlebih

    sejak tadi sama sekali belum terlihat suami penghuni rumah, pikir beliau, namun karena rasa

    ingin tahunya semakin besar, yakni sampai selarut ini masih ada di antara rakyatnya yang

    masih terjaga melakukan kegiatan rumah, maka dengan memberanikan diri beliau mendekati

    pintu rumah.

    Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, ucap khalifah Umar bin Khattab

    sambil mendekati pintu.

    Waalaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh, jawab perempuan penghuni

    rumah.

    Maaf, ibu, sejak tadi saya mengamati ibu selalu sibuk melakukan kegiatan sendiri,

    mana suami ibu ? tanya khalifah Umar bin Khattab.

    Sudah meninggal dunia, jawab ibu Khafsah.

    Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, kalau boleh tahu, meninggal karena sakit, ataukah

    karena

    Gugur sewaktu perang Mutah, potong ibu Khafsah sebelum pertanyaan khalifah

    Umar bin Khattab selesai.

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    16/21

    Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan gugur sebagai syuhada, Amin, doa

    khalifah Umar bin Khattab.

    Amin, sambut ibu Khafsah.

    Maaf, Bu, sudah selarut ini ibu masih melakukan kegiatan di dapur, kalau boleh

    tahu, ibu sedang masak apa ? tanya khalifah Umar bin Khattab.

    Mari, tuan kata ibu Khafsah sambil berjalan mendekati tungku. Segera tangannya

    membuka penutup kuali. Mari, coba tuan lihat sendiri ulang ibu Khafsah sambil memandang

    khalifah Umar bin Khattab.

    Khalifah Umar bin Khattab merasa ragu, tetapi beliau segera bergegas mendekati

    kuali yang telah dibuka perempuan itu, beliau mendapati air mendidih di dalam kuali, beberapa

    benda keras tersembul dari air yang mendidih. Beliau tidak dapat melihat benda keras dalam

    kuali karena cahaya tidak cukup menerangi benda dalam penglihatan beliau.

    Merebus apa, Bu ? tanya khalifah Umar bin Khattab penasaran.

    Batu. jawab ibu Khafsah.

    Batu ? tanya khalifah Umar bin Khattab seakan tidak percaya, untuk apa merebus

    batu ?

    Untuk mengelabui mereka. berkata demikian ibu Khafsah sambil menunjuk ke arah

    tiga anaknya yang sedang tidur. Sejak tadi pagi mereka belum makan, kami sudah tidak punya

    bahan pangan lagi, maka terpaksa saya merebus batu, setiap kali mereka minta makan, selalu

    kujawab belum matang, sampai mereka tertidur. cerita ibu Khafsah terhenti. Tiba-tiba isak

    tangisnya meledak. Khalifah Umar bin Khattab tertegun bingung menyaksikan ibu Khafsah

    menangis, tidak tahu apa yang harus diperbuatnya.

    Setiap mereka terbangun dan minta makan, saya katakan makanannya belum

    matang, saya suruh mereka tidur dulu, demikian seterusnya sampai sekarang. Tidak tahu apa

    yang harus saya lakukan untuk besok pagi, hanya Allah yang Maha Tahu. berkata demikian

    ibu Khafsah menunduk sedih.

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    17/21

    Apa tidak ada petugas dari kekhalifahan yang mendatangi memberi bantuan

    kepada ibu ? tanya khalifah Umar bin Khattab.

    Mana mereka tahu. Saya tidak menyalahkan mereka, karena tempat tinggal kami di

    pinggiran kota. Seharusnya yang bertanggungjawab adalah Umar bin Khattab, sebagai seorangkhalifah, dia tidak boleh duduk-duduk menunggu laporan bawahan. Seorang khalifah

    seharusnya mengetahui keadaan rakyatnya. Membantu bila ada yang sedang kekurangan,

    karena jabatan khalifah adalah sebuah amanat. Saya tidak tahu, apa yang akan

    dipertanggungjawabkan Umar bin Khattab kelak di hadapan Allah atas kekhalifahannya. ujar

    ibu Khafsah melanjutkan.

    Maka seakan tersambar petir, khalifah Umar bin Khattab berkata kepada ibu

    Khafsah, Maaf, Bu, tolong jangan ditutup dulu pintu rumah ibu, saya akan segera kemari lagi.

    Belum sempat perempuan ibu Khafsah menyahut, khalifah Umar bin Khattab

    bergegas meninggalkan rumah kecil itu. Setengah berlari beliau pulang ke rumah, mengambil

    semua uang yang dimilikinya. Setelah mengantongi uang, beliau bergegas menuju gudang

    penyimpanan harta kekhalifahan.

    Penjaga gudang yang sedang tertidur lelap segera dibangunkan. Beliau meminta

    kunci gudang. Kantuk penjaga belum lagi lenyap, kunci gudang segera diserahkan kepada

    khalifah Umar bin Khattab.

    Ada apa, Tuan Khalifah, apa yang bisa saya Bantu ? tanya penjaga gudang

    keheranan.

    Tidak, tidak ada. jawab khalifah Umar bin Khattab singkat sambil menuju pintu

    gudang. Beliau segera membuka sendiri pintu gudang, masuk, mengambil sekarung gandum

    dan keluar dari gudang. Pintu gudang ditutup dan dikunci kembali.

    Tolong, simpan kembali kunci gudang ini. kata khalifah Umar bin Khattab kepada

    penjaga gudang sambil menyerahkan kunci gudang. Selanjutnya beliau segera memanggul

    karung yang berisi gandum ke atas pundak.

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    18/21

    Khalifah Umar bin Khattab bergegas melangkah pergi menuju ke rumah perempuan

    dengan tiga anaknya. Penjaga gudang membuntuti dari belakang, Tuan Khalifah, mari saya

    bantu memanggul karung. Ujar penjaga gudang.

    Tidak, tak usah, biar aku sendiri yang memanggulnya. jawab khalifah Umar binKhattab, Lebih baik kau kembali menjaga gudang.

    Penjaga yang satunya sudah ada, Tuan, biarkan saya membantu Tuan. Pinta

    penjaga gudang sekali lagi.

    Tidak usah! jawab khalifah Umar bin Khattab dengan nada tinggi.

    Penjaga gudang mundur kaget dan sedikit ketakutan. Tidak biasanya tuan khalifah

    berkata demikian, pikir penjaga gudang. Ia bertekad mencari tahu penyebabnya, mengapa

    khalifah Umar bin Khattab bersikap aneh tidak seperti biasanya. Penjaga gudang berjalan

    perlahan-lahan di belakang khalifah Umar bin Khattab. Ia mengatur jarak agar langkah

    membuntuti tidak diketahui khalifah Umar bin Khattab.

    Setelah lama berjalan, sampailah khalifah Umar bin Khattab ke rumah ibu Khafsah

    dengan ketiga anaknya. Sementara penjaga gudang diam-diam berada di luar rumah

    mengawasi khalifahnya, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, ucap khalifah Umar bin Khattab

    di depan pintu.

    Waalaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh, jawab ibu Khafsah.

    Saya kembali lagi, Bu, seperti janji saya pada Ibu. ujar khalifah Umar bin Khattab

    memulai pembicaraan. Ini, ada sedikit gandum, mungkin berguna bagi keluarga Ibu. berkata

    demikian khalifah Umar bin Khattab menyerahkan kantung yang berisi uang pribadinya.

    Alhamdulillah, Allah benar-benar Rahman dan Rahim, di malam selarut ini berkenan

    mengirimi kami bahan makanan. Terimakasih, terimakasih. Ucap perempuan itu sambil

    menangis haru.

    Mendengar suara ribut-ribut, ketiga anaknya terbangun. Seperti biasa mereka

    menanyakan, Sudah matang, Bu, aku sudah lapar. Rintihan mereka bertiga.

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    19/21

    Tunggu sebentar, ya, Nak. Insya Allah tidak lama lagi makanan kita benar-benar

    akan matang. berkata demikian perempuan itu sambil mulai menyiap makanan yang

    sebenarnya.

    Oh, ya, Tuan, maaf sampai lupa. Anda harus makan bersama kami, mau ya, Tuan.pinta ibu Khafsah kepada khalifah Umar bin Khattab.

    Terimakasih, Bu. Aku sekarang merasa sudah kenyang, seakan -akan aku habis

    makan makanan yang sangat banyak dan lezat. Terimakasih, Bu jawab khalifah Umar bin

    Khattab.

    Aduh, bagaimana ini, kami menjadi tidak enak rasanya. Terimakasih atas semua

    pemberian Tuan. Andaikata Tuan yang menjadi khalifah kami, tentu semua rakyat akan merasa

    senang, karena selalu diperhatikan khalifahnya.

    Bersyukurlah kepada Allah, Bu, karena semua rizki ini berasal dari-Nya, dan saya

    juga sangat bersyukur karena terbebas dari satu tuntutan amanah di akhirat. sambut khalifah

    Umar bin Khattab.

    Oh, ya Tuan, kalu boleh tahu, Nama Tuan siapa, dan tempat tinggalnya di mana ?

    tanya perempuan itu khawatir tidak mengenali orang yang telah memberinya bahan pangan dan

    uang.

    Nama saya kira tidak begitu penting, Bu.

    Tidak Tuan, bagi kami sangat penting, kelak di akhirat saya yang akan memberi

    kesaksian kepada Allah, bahwa malam ini Tuan telah memberikan sebagian rizkinya kepada

    kami.

    Khalifah Umar bin Khattab.diam gemetar, kiranya Allah telah memberi teguran

    kepadanya lewat bibir perempuan itu. Astagfirullahal azimi. Berulang-ulang khalifah Umar bin

    Khattab memohon ampunan Allah.

    Tuan, tuan kenapa ?

    Tidak apa-apa, Bu. Hati saya sekarang menjadi terasa lega.

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    20/21

    Oh,ya, nama Tuan siapa ?

    Umar. jawab khalifah Umar bin Khattab singkat.

    Umar siapa, Tuan ? tanya ibu Khafsah semakin penasaran.

    Sayalah Umar bin Khattab yang baru saja Ibu tolong dari tuntutan amanah di

    akhirat. jawab khalifah Umar bin Khattab dengan suara berat.

    Subhanallah, jadi Tuan adalah khalifah kami. ujar perempuan itu dengan nada

    gemetar ketakutan akan menerima hukuman dari khalifah. Tiba-tiba ibu Khafsah hendak

    bersimpuh di depan kaki khalifah Umar bin Khattab, tetapi dengan cepat beliau dapat

    menghindarinya.

    Sudahlah, Bu, bangunlah. Saya sangat berterimakasih karena Ibu telah

    mengingatkan amanah yang seharusnya saya laksanakan. Ibu tidak bersalah apapun kepada

    saya, sebaliknya sayalah yang sangat bersalah kepada Ibu.

    Barangkali sampai di sini dulu pertemuan kita, Insya Allah lain waktu saya akan

    kemari. ujar khalifah Umar bin Khattab berpamitan.

    Ibu Khafsah memberi isyarat kepada ketiga anaknya agar menjabat tangan khalifah

    Umar bin Khattab. Sejenak berikutnya beliau meninggalkan rumah perempuan dengan ketiga

    anaknya. Tampak perempuan itu merasa senang karena rumahnya telah disinggahi dan

    mendapat bantuan dari Sang khalifah sendiri. Ketiga anak-anaknya segera makan dengan

    lahapnya, karena sejak pagi hari mereka belum makan.

    Di luar rumah khalifah Umar bin Khattab disambut penjaga gudang, yang merasa

    lega karena tidak terjadi apa-apa pada khalifahnya.

    Ketahuilah, mengapa aku lebih suka memanggul sendiri karung gandum, meskipun

    terasa berat, bagiku masih belum seberapa dibanding berat siksaanku kelak diakhirat karena

    mengabaikan amanat yang kusandang. kata khalifah Umar bin Khattab.

    Mulai besok, kau harus mengantarkan gandum sendiri ke rumah perempuan itu,

    ambilkan dari bagianku.

  • 5/19/2018 Peran Kebijakan Fiskal Umar Bin Khattab Dalam Pengentasan.docx

    21/21

    Baik Tuan. jawab penjaga gudang.

    Selanjutnya mereka berjalan menyusuri kegelapan malam yang hampir usai, kembali

    ke rumah. Sampai di pintu rumah keduanya disambut fajar siddiq diufuk timur.