nilai moral pada novel pulang karya tere liye dan …

147
i NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Achmad Musyafa’ NIM 122110046 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2016

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

i

NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG

KARYA TERE LIYE

DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Achmad Musyafa’

NIM 122110046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2016

Page 2: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …
Page 3: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …
Page 4: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Achmad Musyafa’;

NIM : 122110046;

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan plagiat dari orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia

bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, 1 Agustus, 2016

Yang membuat pernyataan,

Achmad Musyafa’

Page 5: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)

dengan perantara kalam.” (QS. Al-„Alaq 3-4).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak Achmad Zuhri dan Alm.Ibu Marsiyah

tercinta, selaku kedua orang tua yang selalu

memberi dukungan moril maupun materi

serta doa restunya.

2. Imam Tobroni, Siti Munawaroh, Mujibun,

Rochmatul Mubarokah, Rochmatul

Mustajibah, dan Siti Ngazizah selaku kakak

kandung yang selalu memberikan motivasi

dan doa.

3. Keluarga besar Ma‟hadil „Ulumis Syar‟iyyah

pondok putra maupun pondok putri yang

selalu mendukung dan senantiasa

memotivasi.

4. Teman-teman FKIP Program Studi PBSI

angkatan 2012 terutama kelas 8 B.

Page 6: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Kesabaran dan perjuangan yang telah penulis lalui merupakan tahap yang harus

ditempuh untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Sebagian ilmu bermanfaat

tersebut merupakan pemberian Allah dengan tujuan memajukan dunia pendidikan

yang penulis tuangkan dalam skripsi yang berjudul “Nilai Moral pada Novel

Pulang Karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA” guna

memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan, Program

Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penulis menyadari tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, skripsi

ini tidak akan dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan

kesempatan belajar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas

Muhammadiyah Purworejo;

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan segala bantuan demi kelancaran perkuliahan dan penelitian;

Page 7: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

vii

4. Drs. H. Bagiya, M.Hum. selaku dosen pembimbing I dan Nurul Setyorini,

M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan motivasi, arahan,

bimbingan, dan bantuan dengan ikhlas sehingga skripsi ini dapat penulis

selesaikan;

5. Dosen PBSI yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat baik bagi penulis

dan dunia pendidikan;

6. Berbagai pihak yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada

penulis dalam menyelesaikan studi di program studi pendidikan bahasa dan

sastra Indonesia.

Mudah-mudahan segala amal baik dari berbagai pihak tersebut

memperoleh balasan yang selayaknya dari Allah Swt. Amin. Dengan segala

keterbatasan dan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum

sempurna. Besar harapan penulis, skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

kontribusi bagi pendidikan pada umumnya dan pembaca yang budiman pada

khususnya.

Purworejo, 1 Agustus, 2016

Penulis,

Achmad Musyafa’

Page 8: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

viii

ABSTRAK

Musyafa’, Achmad “Nilai Moral pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan

Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik novel

Pulang karya Tere Liye; (2) nilai moral pada novel Pulang karya Tere Liye; (3)

skenario pembelajaran unsur intrinsik dan nilai moral pada novel Pulang karya

Tere Liye di Kelas XI SMA.

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif. Fokus penelitian

ini adalah nilai moral pada novel Pulang karya Tere Liye dan skenario

pembelajarannya di kelas XI SMA. Sumber data penelitian ini novel Pulang karya

Tere Liye. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka dan teknik

catat. Analisis data dilakukan dengan analisis isi. Teknik penyajian data dilakukan

dengan menggunakan teknik informal.

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa (1) Unsur intrinsik novel

Pulang terdiri dari tema: kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan

demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian; tokoh: utama dan tokoh

tabahan; latar: novel terdiri dari latar tempat: Kampung Talang Tadah Hujan

Sumatra, Singapura, Hongkong, Makau, Ibu Kota.; latar waktu: pagi, siang, sore

dan malam hari; latar social: yang menunjukkan adat istiadat, kepercayaan,

bahasa, kebiasaan, dan pandangan hidup masyarakat Sumatera; alur: maju mundur

atau alur campuran; sudut pandang: campuran antara teknik orang pertama dan

teknik orang ketiga mahatahu; (2) nilai-nilai moral yang adalah dalam novel

Pulang antara lain: hubungan manusia dengan Tuhan: taat dan tawakkal;

hubungan manusia dengan manusia: dermawan, tolong menolong, dan pemberi

nasihat; hubungan manusia dengan alam sekitar: memuji keindahan alam. (3)

skenario pembelajaran novel Pulang di kelas XI SMA Kompetensi Dasar 7.2

menganalisis unsur intrinsik novel Indonesia. Metode yang digunakan adalah

metode TANDUR. Metode ini memiliki enam langkah atau fase pokok, yakni

tanamkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan yang sering disebut

dengan teknik TANDUR. Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Evaluasi pembelajaran adalah teknik tes

tertulis, dengan bentuk instrumen soal uraian dan tugas proyek.

Kata kunci: Unsur Intrinsik, Nilai Moral, Skenario Pembelajaran

Page 9: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PRAKATA ...................................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB III PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Penegasan Istilah ......................................................................... 4

C. Identifikasi Masalah .................................................................... 6

D. Batasan Masalah ........................................................................ 7

E. Rumusan Masalah ....................................................................... 7

F. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

G. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

H. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................... 9

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI ............................. 11

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 11

B. Kajian Teoretis ............................................................................ 14

1. Novel......................... ............................................................ 14

2. Unsur Pembangun Fiksi ........................................................ 15

a. Tema ............................................................................... 15

b. Tokoh .............................................................................. 15

c. Alur ................................................................................. 16

d. Latar (Setting) ................................................................. 17

e. Sudut Pandang (Point of View)…………… ................... 18

3. Nilai Moral dalam Karya Sastra…………………………... 19

a. Pengertian Moral ............................................................. 19

b. Jenis Moral dalam Karya Sastra ..................................... 20

4. Pelaksanaan Pembelajaran Sastra ......................................... 21

Page 10: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

x

a. Pengertian Pembelajaran Sastra ...................................... 21

b. Tujuan Pembelajaran Sastra ............................................ 22

c. Manfaat Pembelajaran Sastra .......................................... 23

d. Bahan Pembelajaran Sastra ............................................. 25

e. Materi Pembelajaran Sastra ............................................ 25

f. Metode Pembelajaran Sastra ........................................... 26

g. Langkah-langkah Pembelajaran Sastra ........................... 30

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 39

1. Objek Penelitian .......................................................................... 39

2. Fokus Penelitian .......................................................................... 39

3. Sumber Data .............................................................................. 39

4. Instrument Penelitian .................................................................. 40

5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 40

6. Teknik Analisis Data ................................................................ 42

7. Teknik Penyajian Hasil Analisis ................................................. 42

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ......... 43

A. Penyajian Data ............................................................................ 43

1. Struktur Karya Sastra Novel Pulang Karya Tere Liye ......... 43

2. Nilai Moral yang Terdapat pada Novel Pulang

Karya Tere Liye ................................................................... 46

3. Skenario Pembelajaran Novel Pulang Karya Tere Liye ...... 47

B. Pembahasan Data ....................................................................... 55

1. Unsur Intrinsik Novel Pulang Karya Tere liye .................... 55

a. Tema dan Masalah ......................................................... 55

b. Tokoh dan Penokohan ................................................... 57

c. Alur ................................................................................ 65

d. Latar .............................................................................. 70

2. Nilai Moral yang Terdapat pada Novel Pulang

Karya Tere Liye ................................................................... 80

a. Hubungan Manusia dengan Tuhan ................................ 80

b. Hubungan Manusia dengan Manusia ............................. 83

c. Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar ..................... 85

3. Skenario Pembelajaran Novel Pulang di SMA .................... . 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 97

A. Simpulan ..................................................................................... 97

B. Saran .......................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

xi

DAFTAR TABEL

Daftar 1: Unsur Intrinsik pada Novel Pulang Karya Tere Liye

Daftar 2: Nilai Moral pada Novel Pulang Karya Tere Liye

Page 12: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampran 1: Sinopsis

Lampiran 2: Biografi Pengarang

Lampiran 3: Kartu Pencatat Data

Lampiran 4: Silabus

Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 6: Surat Keputusan

Lampiran 7: Kartu Bimbingan

Page 13: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini, dikemukakan beberapa subbab, yaitu: latar belakang

masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang terjadi pada bangsa ini banyak memberikan

pengaruh yang sangat besar baik dari segi negatif maupun positif bagi generasi

muda. Salah satu perkembangan yang terjadi di Indonesia adalah perkembangan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Beraneka ragam kecanggihan

teknologi yang tidak sesuai dengan budaya kita saat ini menimbulkan dampak

negatif bagi generasi muda, yakni kemerosotan nilai moral pada generasi muda.

Kemerosotan nilai moral pada generasi muda disebabkan kurangnya pemahaman

dan kesadaran ahklak yang baik. Oleh karena itu, salah satu pondasi untuk

memperkokohnya adalah moral.

Nilai moral adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tingkah

laku dan adat istiadat seseorang individu dari suatu kelompok yang meliputi

perilaku, tata krama yang menjunjung budi pekerti dan nilai susila (Ginanjar,

2012: 59). Pada dasarnya pembaca berusaha mencari petunjuk dan keteladanan

melalui karakter tokoh-tokoh yang memiliki nilai moral yang baik dan nilai moral

yang buruk pada novel.

Page 14: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

2

Pendidikan moral mempunyai peranan yang sangat penting di sekolah,

yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak, serta

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa. Melalui kegiatan membaca karya sastra, peserta didik

dapat memperoleh pembinaan moral dan kemanusiaan dalam kehidupan sehari-

harinya. Selain itu, melalui membaca karya sastra, peserta didik dapat menjunjung

tinggi nilai-nilai luhur yang dihormati oleh manusia dan akan menjaga keutuhan

manusia seperti keadilan, keterbukaan, dan kejujuran.

Karya sastra yang berwujud novel merupakan bentuk imajinasi yang

ditulis oleh pengarangnya tentang pengalaman-pengalaman hidup, kondisi

lingkungan yang melingkupinya, dan menceritakan berbagai masalah kehidupan

(Nurgiyantoro, 2012: 3). Karya sastra diharapkan bukan hanya memberikan

hiburan atau keindahan terhadap pembacanya saja, melainkan karya sastra itu

dapat memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan manusia pada umumnya,

yakni berupa nilai-nilai sastra seperti nilai pendidikan, moral, sosial, dan religius.

Hal itu terjadi karena karya sastra bersifat multidimensi yang di dalamnya terdapat

dimensi kehidupan.

Novel adalah cerita yang berbentuk prosa yang cukup panjang dan isinya

tentang kehidupan sehari-hari yang dialami oleh masyarakat tertentu. Novel

sebagai salah satu bentuk karya sastra diharapkan memunculkan nilai-nilai positif

bagi penikmatnya, agar mereka peka terhadap masalah-masalah yang berkaitan

dengan kehidupan sosial dan mendorong untuk berkepribadian yang baik. Novel

Page 15: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

3

juga merupakan ungkapan fenomena sosial dalam aspek-aspek kehidupan yang

dapat digunakan sebagai media pembentukan moral.

Salah satu novel yang sarat dengan nilai moral yang dapat diteladani dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah novel Pulang karya Tere Liye.

Novel Pulang karya Tere Liye merupakan salah satu novel pendidikan mengenai

harga diri manusia yang menaburkan pesan-pesan nilai moral kepada pembaca

secara nyata.

Novel Pulang karya Tere Liye memiliki keistimewaan dan memiliki

perbedaan dari novel lain. Keistimewaannya adalah alur cerita yang merupakan

pencerminan dunia realitas yang dialami oleh manusia di tengah-tengah

masyarakat, sehingga ceritanya benar-benar hidup. Novel Pulang karya Tere Liye

merupakan sebuah novel inspiratif. Novel Pulang karya Tere Liye menarik dibaca

pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya karena dapat memberikan

motivasi dan semangat kepada pembaca untuk terus berjuang mencapai impian

dan cita-cita. Selain itu, novel tersebut layak dibaca pelajar, mahasiswa, dan

masyarakat pada umumnya karena memberikan pengetahuan nilai moral yang

baik untuk kehidupan bermasyarakat.

Penelitian terhadap novel Pulang karya Tere Liye menitikberatkan pada

aspek nilai moral. Untuk memahami isinya, perlu dipahami terlebih dahulu cerita

yang disajikan dengan mengetahui unsur-unsur strukturnya. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini digunakan teori struktural sebagai sarana untuk dapat

memahami karya sastra sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.

Berkaitan dengan tujuan penelitian, dalam penelitian ini digunakan teori nilai

Page 16: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

4

moral sastra. Nilai moral merupakan aspek yang penting untuk ditanamkan pada

masyarakat karena nilai moral akan mengajarkan arti sabar dan ikhlas dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu, nilai moral mengajarkan kita untuk senantiasa

bermasyarakat dengan baik.

Tujuan sastra diajarkan di sekolah membetuk keterampilan berbahasa,

meningkatkan penegtahuan budaya, megembangkan cipta dan karsa, serta

menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16). Berdasarkan tujuan

tersebut, sastra memang perlu diajarkan di sekolah, karena dapat berperan sebagai

media pendidikan moral dan menggugah perasaan untuk lebih peka terhadap

kehidupan sekitarnya. Oleh karena itu, melalui pembelajaran sastra ini diharapkan

dapat membantu para pendidik di dalam menanamkan nilai moral yang ada pada

novel Pulang kepada siswa terutama siswa SMA. Nilai-nilai moral yang

terkandung dalam novel Pulang dapat dijadikan sebagai media alternatif dan

pembelajaran sastra di SMA. Dalam silabus SMA, pembelajaran novel diajarkan

pada kelas XI semester 1 dan 2, kelas XII semester 1.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Nilai Moral pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Skenario

Pembelajarannya di Kelas XI SMA.”

B. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman antara peneliti dan pembaca mengenai

istilah-istilah yang digunakan dalam judul skripsi, penulis perlu menjelaskan

kembali arti istilah yang dipaparkan di bawah ini. Judul penelitian “Nilai Moral

Page 17: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

5

Pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI

SMA.” Beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai Moral

Nilai moral pada karya sastra yakni menyangkut nilai baik buruk yang

diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Nilai moral

yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar

mengenal nilai-nilai estetika dan budi pekerti yang bersifat praktis bagi pembaca

pada kehidupan sehari-hari (Ginanjar, 2012: 59-60).

2. Novel

Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita

kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya (Suharsono dan

Retnoningsih, 2009: 338).

3. Pulang

Pulang adalah judul novel karya Tere Liye (Sebuah Novel tentang kisah

perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat

semua kebenian dan rasa sakit) yang diterbitkan Republika, Jagakarsa, Jakarta

Selatan cetakan pertama September 2015, dan memiliki 400 halaman.

4. Tere Liye

Tere Liye adalah penulis novel berjudul Pulang, yang lahir di Palembang pada

tanggal 21 Mei 1979.

Page 18: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

6

5. Skenario Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan program pembelajaran yang

memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode

pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar” (Depdiknas, 2008: 4).

6. SMA

SMA adalah jenjang pendidikan sekolah menengah atas setelah SMP.

Pembelajaran nilai moral pada novel merupakan usaha untuk meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman tentang nilai moral pada siswa SMA.

Dengan demikian, berdasarkan pengertian istilah-istilah di atas, maksud

judul penelitian adalah “Nilai Moral pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan

Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA” adalah kajian tentang nilai moral

pada tokoh yang ada dalam novel dan kesesuaian novel Pulang karya Tere Liye

sebagai materi yang dipilih untuk diajarkan pada siswa kelas XI SMA.

C. Identifikasi Masalah

Pembelajaran sastra sampai sekarang masih dimasukkan ke dalam

pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan mulai dari SD sampai dengan

SMA. Melihat masa sekarang, moral bangsa Indonesia dapat dikatakan

mengalami kemrosotan, sehingga siswa perlu diajarkan mengenai sastra agar

peserta didik dapat mengapresisasi sastra.

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat diidentifikasi

sebagai berikut.

1. Nilai moral dalam novel Pulang dapat bermanfaat sebagai penuntun hidup

dalam bersikap dan bertingkah laku baik dalam masyarakat.

Page 19: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

7

2. Novel Pulang mengandung nilai moral ajaran hidup bagi manusia dan dapat

diterapkan dalam kehidupan di masa sekarang sehingga menarik untuk diteliti.

3. Penelitian terhadap novel Pulang dipilih karena sepengetahuan penulis yang

secara khusus belum pernah dianalisis mengenai nilai moral dalam novel

tersebut.

D. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut, batasan permasalahan dalam penelitian

ini adalah nilai moral dalam novel Pulang karya Tere Liye dan Skenario

Pembelajarannya di Kelas XI SMA.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah unsur instrinsik dalam novel Pulang karya Tere Liye?

2) Bagaimanakah nilai moral yang terdapat dalam novel Pulang karya Tere Liye?

3) Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran unsur instrinsik dan nilai moral

dalam novel Pulang karya Tere Liye di kelas XI SMA?

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

a) unsur instrinsik dalam novel Pulang karya Tere Liye;

b) nilai moral yang terdapat dalam novel Pulang karya Tere Liye;

c) skenario pembelajaran unsur instrinsik dan nilai moral dalam novel Pulang karya

Tere Liye;

Page 20: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

8

G. Manfaat Penelitian

Penelitin ini diharapkan berhasil sesuai dengan yang diinginkan, penelitian

dapat tersusun secara sistematis, dan berguna secara umum. Adapun manfaat dari

penelitian novel Pulang karya Tere Liye, yaitu ditinjau dari segi teoretis dan segi

praktis.

a) Segi Teoretis

Dari segi teoretis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain:

1. dapat memberi wawasan dan memperkaya khasanah kajian sastra khususnya

tentang toeri struktural dan nilai-nilai moral dalam pembelajaran sastra pada

novel Pulang karya Tere Liye di kelas XI SMA;

2. penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mengkaji nilai

moral yang terdapat pada karya sastra, khususnya novel.

b) Segi Praktis

Dari segi praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:

1. penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti berikutnya

khususnya tentang analisis karya sastra pada novel Pulang karya Tere Liye

untuk kepentingan pengetahuan yang lebih lanjut;

2. penelitian ini diharapkan bagi guru dapat menambah alternatif-alternatif

kelengkapan bahan pembelajaran sastra dalam menanamkan nilai-nilai moral

kepada siswa;

3. penelitian bagi siswa diharapkan mampu menjadi sebuah wawasan untuk

merangsang kepekaan siswa terhadap nilai moral yang terdapat dalam karya

sastra khususnya novel;

Page 21: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

9

H. Sistematika Skripsi

Sistematika ini bertujuan untuk memberikan gambaran skripsi yang

disusun. Skripsi ini berjudul “Analisis Nilai Moral pada novel Pulang Karya Tere

Liye dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA.” Skripsi ini terdiri dari

lima bab, pada bagian awal terdiri dari sampul, halaman judul, persetujuan

pembimbing, pengesahan, pernyataan, moto dan persembahan, prakata, abstrak,

daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

Bab I merupakan awal pembahasan. Pendahuluan terdiri dari latar

belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka berisi

penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian ini diantaranya

Ari Hotamah yang menganilisis nilai moral pada novel Hafalan Sholat Delisa

Karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di SMA, Tri Sugiarti dengan judul

Nilai Moral novel Tahajud Cinta di Kota New York Karya Arumi Ekowati Skenario

Pembelajarannya di SMA dan Wicaksono dalam penelitiannya yaitu membahas

unsur intrinsik, kesahihan, dan kesesuaian novel Negeri 5 Menara karya Ahmad

Fuadi sebagai pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA. Kajian teoretis

berisikan teori-teori yang dijadikan landasan penelitian, yaitu teori yang

dikemukakan Nurgiyantoro, yaitu secara garis besar persoalan hidup dan

kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia

dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial

Page 22: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

10

termasuk hubungannya dengan lingkungan alam sekitar, dan hubungan manusia

dengan Tuhannya.

Bab III berisi tentang metodologi penelitian. Metode penelitian meliputi

objek penelitian, fokus penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data.

Bab IV berisi penyajian data dan pembahasan data. Dalam bab ini penulis

menguraikan data penelitian yang diambil dari novel Pulang karya Tere Liye

berupa kutipan-kutipan langsung dan subbab pembahasan data yang membahas

unsur intrinsik dan nilai moral novel tersebut serta rencana pelaksanaan

pembelajaran di kelas XI SMA.

Bab V berisi penutup. Dalam bab ini penulis menyajikan simpulan dan

saran-saran yang relevan dengan kesimpulan tersebut. Selain bab V sebagai

penutup, penulis juga menyertakan daftar pustaka dan melampirkan biografi

pengarang, sinopsis novel Analisis Nilai Moral Pada Pulang karya Tere Liye,

daftar tabel, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Page 23: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Bab ini dipaparkan tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka

berisi paparan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,

sedangkan kajian teoretis berisi paparan teori yang menjadi acuan penelitian.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap kajian terdahulu

sehingga diketahui perbedaan yang khas antara kajian terdahulu dengan kajian

yang akan penulis lakukan. Beberapa kajian tentang moral tersebut berbentuk

penelitian antara yang dilakukan oleh Hotamah (2015), Sugiarti (2015) dan

Wicaksono (2013).

Hotamah (2015), Menulis penelitian yang berjudul “Nilai Moral pada

Novel Hafalan Sholat Delisa Karya Tere Liye dan skenario pembelajarannya di

SMA. Skripsinya tersebut memiliki tujuan penelitian yang mendeskripsikan nilai

moral dalam novel Hafalan Sholat Delisa Karya Tere Liye, mendeskripsikan cara

pengarang menyampaikan wujud nilai moral dalam karya sastra, dan

mendeskripsikan novel Hafalan Sholat Delisa Karya Tere Liye sebagai bahan

pembelajaran di SMA. Persamaan penelitian Hutomah dengan yang penulis

lakukan adalah sama-sama meneliti mengenai nilai moral pada karya sastra

Page 24: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

12

khususnya novel. Perbedaannya adalah subjek yang diteliti oleh penulis

melakukan penelitian dengan novel Hafalan Sholat Delisa karya Tere Liye,

sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan novel

Pulang Karya Tere Liye. Penelitian yang dilakukan penulis yaitu menganalisis :

(1) nilai moral yang berhubungan antara manusia dengan Tuhannya, (2) nilai

moral yang berhubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan (3) nilai moral yang

berhubungan manusia dan manusia.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitan yang

ditulis oleh Hotamah (2015), berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulis. Kemudian, berikut akan penulis bandingkan antara penelitian yang

dilakukan oleh penulis dan penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti (2015).

Sugiarti (2015) menulis penelitian yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel

Tahajud Cinta di Kota New York Karya Arumi Ekowati sebagai Bahan

Pembelajarannya di Kelas XI SMA.” Permasalahan pokok yang dibahas dalam

skripsi ini meliputi pendeskripsian nilai-nilai moral dalam novel dan

pembelajarannya di SMA. Penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Persamaan keduanya membahas nilai moral novel, mendeskripsikan unsur-unsur

instrinsik pada novel yang meliputi tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang.

Perbedaannya terdapat pada subjek penelitian, penelitian yang dilakukan oleh

Page 25: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

13

penulis menggunakan novel Pulang Karya Tere Liye, sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Sugiarti mengambil subjek novel Tahajud Cinta di Kota New York

Karya Arumi Ekowati.

Wicaksono (2013) dalam penelitiannya yaitu membahas unsur intrinsik,

kesahihan, dan kesesuaian novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi sebagai

pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA. Tujuan penelitiannya yaitu untuk

mendeskripsi unsur intrinsik, kesahihan, dan kesesuaian novel Negeri 5 Menara

karya Ahmad Fuadi sebagai pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian

ini adalah novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi memperlihatkan unsur intrinsik,

memenuhi aspek kesahihan, dan aspek kesesuaian yang menjadi kriteria bahan

ajar sastra, sehingga novel Negeri 5 Menara ini dapat dijadikan sebagai pilihan

bahan ajar sastra Indonesia di SMA. Persamaan keduanya membahas nilai moral

pada novel. Perbedaannya terdapat pada subjek penelitian, penelitian yang

dilakukan oleh penulis menggunakan novel Pulang Karya Tere Liye, sedangkan

penelitian Wicaksoso (2013) adalah mendeskripsi kesahihan novel Negeri 5

Menara karya Ahmad Fuadi sebagai pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA.

Keunggulan penelitian penulis dengan Hutomah, Sugiarti dan Wicaksono,

yaitu penulis memperluas penelitian novel yang mencakup: (1) nilai moral yang

berhubungan antara manusia dengan Tuhannya, (2) nilai moral yang berhubungan

Page 26: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

14

manusia dengan alam sekitar, dan (3) nilai moral yang berhubungan manusia dan

manusia.

B. Kajian Teoretis

Kajian teori sangat penting bagi penelitian sastra sebagai hasil pemikiran

yang mendalam dan terstruktur. Kajian teori juga berfungsi sebagai pengarahan

dalam kegiatan penelitian atau sebagai alat untuk memecahkan masalah. Kajian

teori juga harus relevan dengan tujuan penelitian, maka teori yang dipilih harus

sesuai dengan yang diteliti. Suatu karya ilmiah dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah, jika menggunakan dasar analisis tertentu, yaitu sebuah teori.

Teori yang dibahas dalam penelitian ini meliputi: 1) novel, 2) unsur

pembangun fiksi, 3) nilai moral dalam karya sastra, dan 4) pembelajaran sastra di

SMA. Di bawah ini adalah paparan mengenai teori-teori tersebut.

1. Novel

Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita

kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya (Suharsono dan

Retnoningsih, 2009: 338). Novel merupakan bentuk imajinasi yang ditulis

oleh pengarangnya tentang pengalaman-pengalaman hidup, kondisi

lingkungan yang melingkupinya, dan menceritakan berbagai masalah

kehidupan (Nurgiyantoro, 2012: 3), sedangkan menurut Waluyo, (2011: 2)

novel adalah bentuk prosa fiksi yang paling baru dalam sastra Indonesia.

Page 27: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

15

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah suatu kartya

sastra yang hadir untuk menceritakan suatu kisah yang berhubungan dengan

masalah kehidupan. Novel merupakan hasil karya sastra yang ditulis oleh

pengarang melalui pengalaman-pengalaman hidup dan kondisi lingkungan

pengarang.

2. Unsur Pembangun Fiksi

a. Tema

Nurgiyantoro, (2010: 68) tema merupakan keseluruhan yang

didukung cerita, dengan sendirinya ia ”tersembunyi” dibalik cerita yang

mendukungnya. Menurut Waluyo, (2011: 7) tema adalah gagasan pokok

dalam cerita fiksi. Tema cerita mungkin dapat diketahui oleh pembaca

melalui judul atau petunjuk setelah judul, namun yang banyak ialah melalui

proses pembcaan karya sastra yang mungkin perlu dilakukan beberapa kali

karena belum cukup dilakukan dengan sekali baca. Dari pendapat di atas

dapat ditarik kesimpulan bahwa tema adalah gagasan, ide atau pikiran

utama mendasari karya sastra, tema dibagun oleh-masalah-maslah yang ada

dalam cerita.

b. Tokoh

Aminudin (1987: 79) menyatakan tokoh adalah pelaku yang

mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu

menjalin suatu cerita. Tokoh sebagai pelaku dalam sebuah cerita sangat

Page 28: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

16

berkaitan dengan jalannya cerita, tanpa tokoh cerita itu tidak akan

berkembang.

Tokoh utama adalah tokoh yang tergolong penting dan dimunculkan

terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian cerita, dan

sebaliknya ada tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali

dalam cerita dan itupun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif

pendek adalah tokoh tambahan (Nurgiyantoro, 2012: 176). Dari uraian di

atas dapat disimpulkan bahwa tokoh merupakan pelaku cerita yang hadir

untuk menampilkan suatu karakter tertentu.

c. Alur (Plot)

Aminudin (1987: 83) menyatakan bahwa alur adalah rangkain cerita

yang dibentuk oleh tahap-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita

yang dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita. Alur atau plot adalah

struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis. Dalam

pengertian ini, alur merupakan suatu jalur tempat lewatnya rentetan

peristiwa yang tidak terputus-putus.

Berdasarkan kriteria urutan waktu ada tiga macam alur, yaitu.

a) Alur maju, alur maju ini berisi peristiwa-peristiwa tersusun secara

kronologis, artinya peristiwa pertama diikuti peristiwa kedua, dan

Page 29: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

17

selanjutnya. Cerita umum dimulai dari tahap awal sampai tahap

akhir. (Ginanjar, 2012: 13).

b) Alur sorot balik, alur ini berisi peristiwa-peristiwa yang dikisahkan

tidak kronologis atau tidak runtut ceritanya (Suharto, 2010: 46).

c) Alur campuran, alur ini berisi peristiwa-peristiwa gabungan dari

plot progresif dan regresif. (Ginanjar, 2012: 14).

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alur adalah struktur

rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun untuk menandai urutan

bagian-bagian dalam keseluruhan cerita. Rangkaian kejadian yang

dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita, dibentuk oleh tahapan-tahapan

peristiwa sehingga menjalin suatu cerita. Oleh karena itu, alur merupakan

perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga membentuk

kerangka utama cerita yang dimulai dari pengenalan hingga pemecahan

konflik.

d. Latar (Setting)

Nurgiyantoro (2012: 227) membedakan unsur latar ke dalam tiga

unsur pokok, yaitu: 1) latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya desa,

gunung, kota, hotel, rumah, dan sebagainya; 2) latar waktu mengacu pada

kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi,

Page 30: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

18

misalnya tahun, siang, malam, dan jam; 3) latar sosial menggambarkan hal-

hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di

suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi, misalnya kebiasaan hidup,

tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa latar

merupakan tempat, waktu dan sosial saat peristiwa itu berlangsung. Latar

tempat mengacu pada tempat terjadinya peristiwa di dalam cerita, latar

waktu mengacu pada kapan peristiwa dalam cerita itu terjadi, sedangkan

latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial.

e. Sudut Pandang (Point of View)

Abrams mengatakan bahwa, sudut pandang adalah cara yang

digunakan oleh pengarang untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan

sebagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

pembaca (Nurgiyantoro, 2012: 246). Dengan demikian, sudut pandang

pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja

dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.

Ada dua metode dalam pusat pengisahan, yaitu 1) metode orang

pertama tunggal (aku), pengarang menceritakan kisah aku. “Aku”

berkemungkinan pengarangnya, tetapi dapat pula hanya sebagai narator

Page 31: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

19

(pencerita), dan 2) metode orang kedua (dia), yaitu pengarang

menceritakan kisah dia atau mereka. Dalam hal ini, pengarang menjadi

seseorang yang serba tahu. Kedudukan pengarang dapat sebagai tokoh

utama akan tetapi dapat juga sebagai tokoh tambahan (bukan tokoh utama).

Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sudut

pandang (Poin of View) merupakan penyebutan kata ganti nama untuk

tokoh-tokoh dalam cerita dan posisi narator dalam sebuah cerita. Pengarang

mempunyai kebebasan untuk menggunakan beberapa sudut pandang dalam

sebuah karya jika lebih efektif.

3. Nilai Moral dalam Karya Sastra

a. Pengertian Moral

Pengertian moral dalam karya sastra itu sendiri berbeda dengan

pengertian moral secara umum, yaitu menyangkut nilai baik buruk yang

diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Moral

dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai petunjuk dan saran yang

bersifat praktis bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

Keberadaan moral dalam karya sastra tidak lepas dari pandangan

pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang dianutnya. Ajaran moral

tersebut pada hakikatnya merupakan saran atau petunjuk agar pembaca

memberikan respon atau mengikut pandangan pengarang. Ajaran moral

Page 32: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

20

yang dapat diterima pembaca biasanya bersifat universal, dalam arti

menyimpang dari kebenaran dan hak manusia. Pesan moral sastra lebih

memberat pada kodrati manusia yang hakiki, bukan pada aturan yang

dibuat, ditentukan, dan dihakimi manusia (Nurgiyantoro, 2012: 321).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa moral adalah segala hal

yang menyangkut nilai baik dan buruk yang diterima secara umum dan

berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan, dan persoalan hidup. Secara garis

besar persoalan hidup dan kehidupan manusia dengan diri sendiri, hubungan

manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial termasuk

hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan

Tuhannya.

b. Jenis Moral dalam Karya Sastra

Jenis moral dalam karya sastra sangat bervariasi dan tidak terbatas

jumlahnya, baik persoalan hidup maupun persoalan yang menyangkut

harkat dan martabat manusia dan dapat diangkat sebagai ajaran moral dalam

karya sastra. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia

dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam

lingkungan sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan

hubungan manusia dengan Tuhannya (Nurgiyantoro, 2012: 323).

Page 33: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

21

Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi niat baik,

ramah, prasangka baik, berpikir cerdas, sabar, bijaksana, tanggung jawab,

sikap sadar, kasih sayang, intropeksi diri, sikap bijak, rela berkorban,

pantang menyerah, dan berpendirian. Nilai moral hubungan manusia dengan

manusia lain meliputi sikap tolong-menolong, berbakti kepada orang tua,

keakraban, kerjasama, persahabatan, memberi semangat, persaudaraan,

menasehati, dan sikap kekeluargaan. Nilai moral hubungan manusia dengan

lingkungan alam seperti sayang binatang dan memuji keindahan alam. Nilai

moral hubungan manusia dengan Tuhannya meliputi beribadah, berdoa,

bersyukur, dan memohon ampun kepada Allah.

4. Pelaksanaan Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra dalam penelitian ini dibahas tentang: pengertian

pembelajaran sastra, tujuan pembelajaran sastra, manfaat pembelajaran sastra,

bahan pembelajaran sastra, materi pembelajaran sastra, metode pembelajaran

sastra, dan langkah-langkah pembelajaran sastra. Paparan mengenai

pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut.

a. Pengertian Pembelajaran Sastra

Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi

antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan

perilaku kearah yang lebih baik (Ismail, 2009: 11). Dalam pembelajaran

Page 34: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

22

tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal

yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari

lingkungan tersebut. Pembelajaran sastra merupakan penyajian karya

sastra dalam situasi belajar-mengajar kelas yang bertujuan untuk

menanamkan sikap positif terhadap hasil karya sastra.

Novel merupakan salah satu karya sastra yang sangat dimungkinkan

untuk pembelajaran sastra pada tingkat SMA. Novel mempunyai

kelebihan untuk bahan pembelajaran sastra yaitu cukup mudah dinikmati

pembaca sesuai dengan tingkat kemampuan pemahaman seseorang.

Namun, kemampuan masing-masing individu yang menimbulkan masalah

dalam pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, guru harus berusaha

meningkatkan kemampuan membaca siswa yang masih rendah untuk

memahami sebuah karya sastra khususnya novel.

Oleh karena itu, guru harus mampu menyajikan pembelajaran novel

dengan stategi belajar yang efektif. Tujuan pokok dalam pembelajaran

karya sastra novel adalah meningkatkan kemampuan membaca siswa dan

pemahaman siswa terhadap karya sastra novel.

Page 35: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

23

b. Tujuan Pembelajaran Sastra

Tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan

guru itu sendiri. Pembelajaran sastra harus diarahkan kepada pembinaan

apresiasi sastra peserta didik agar siswa memiliki kesanggupan untuk

memahami, menikmati, dan menghargai karya sastra. Pendidik adalah

suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan

diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan

menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran

bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat

tercapai sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2008: 79).

c. Manfaat Pembelajaran Sastra

Beberapa manfaat yang diperoleh dari pembelajaran sastra, akan

dipaparkan sebagai berikut:

1) memberikan motifasi kepada siswa;

Apabila materi pembelajaran sastra dipilih dengan cermat dan

hati-hati, maka siswa akan merasakan apa yang mereka pelajari adalah

ada kaitannya dengan manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena

itu, pembelajaran sastra sangat dibutuhkan bagi siswa khususnya

tingkat SMA.

Page 36: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

24

2) memberi akses pada latar belakang budaya;

Sastra dapat membantu siswa memahami budaya masyarakat

yang menjadi latar dalam teks sastra yang sedang dipelajari. Namun

hal ini cukup rumit, mengingat dalam memahami hubungan

antarbudaya, sastra tidak menyampaikan dengan sederhana, karena

karya sastra novel dapat diklaim sebagai dokumentasi yang murni dari

budaya masyarakat. Sementara itu, kebenaran yang ada pada sastra

sesungguhnya tidak mutlak.

3) memberi akses pada pemerolehan bahasa;

Sastra menyediakan sebuah cara yang tepat untuk memperoleh

bahasa, seperti menyediakan konteks yang mudah diingat dalam

proses penginterpretasian bahasa baru. Melalui sastra, siswa dapat

meningkatkan pemerolehan bahasanya, dapat meningkatkan

kemampuan berbahasa, dan melakukan proses pembelajaran bahasa

yang menyenangkan.

4) mengembangkan kemampuan interpretatif siswa;

Dalam konteks ini, novel dapat membantu siswa dalam

memahami dan menginterpretasikan berbagai tema, dengan lebih

mudah. Melalui kegiatannya dalam memahami makna sebuah teks

sastra, siswa dapat melatih kepekaannya dalam menggunakan bahasa.

Page 37: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

25

Sastra menyediakan kesempatan yang baik kepada siswa untuk

mendiskusikan, dan menginterpretasikan pendapat mereka sendiri

berdasarkan fakta yang terdapat pada teks.

d. Bahan Pembelajaran Sastra

Untuk memilih bahan pembelajaran sastra bagi siswa tidak mudah

dilakukan oleh seorang guru. Kemampuan untuk dapat memilih bahan

pembelajaran sastra ditentukan oleh beberapa faktor, anatara lain: berapa

banyak karya sastra yang disediakan diperpustakaan sekolah, kurikulum

yang harus diikuti, dan persyaratan bahan yang harus diberikan.

Pembelajaran sastra di SMA dapat menggunakan novel. Bahan

pembelajaran sastra meliputi fungsi novel dan pengertian nilai moral.

Karya sastra yang dipilih untuk diajarkan hendaknya sesuai dengan

tahap psikologi siswa pada suatu kelas. Guru sebaiknya menyajikan karya

sastra yang menarik minat siswa untuk dijadikan pembahasan

pembelajaran. Siswa cenderung lebih tertarik pada aspek budaya pada

karya sastra yang sudah ada kaitannya dengan kehidupan siswa.

e. Materi Pembelajaran Sastra

Dalam memilih materi pembelajaran sastra, hendaknya guru harus

memperhatikan beberapa kriteria antara lain.

1) Isi pelajaran hendaknya cukup sahih dan falid.

Page 38: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

26

2) Materi yang diberikan harus bermanfaat.

3) Materinya menarik.

4) Materinya hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

Materi pembelajaran siswa berkaitan dengan sumber belajar.

Sumber belajar dapat berupa a) buku-buku pelajaran yang diwajibkan dan

buku-buku pelengkap, b) surat kabar, bulletin, majalah; c) media

elektronik; televisi dan video; d) dan hasil karya siswa.

f. Metode Pembelajaran Sastra

Berdasarkan konsep pembelajaran kuantum, Sukirno (2010: 13)

mengungkapkan prinsip-prinsip pembelajaran kuantum sebagai berikut.

“Asas utamanya adalah bersandar pada konsep bawalah dunia mereka ke

dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Berdasarkan asas

utama tersebut, ada lima prinsip yang memengaruhi pembelajaran

kuantum, yaitu (a) segalanya berbicara, (b) segalanya bertujuan, (c)

pengalaman sebelum pemberian nama, (d) akui setiap usaha, dan (e) jika

layak diakui, layak pula dirayakan.”

Lebih lanjut, Sukirno (2010: 12) mengemukakan bahwa

pembelajaran kuantum melalui bebarapa tahap yang dikenal dengan istilah

TANDUR yang merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai,

Page 39: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

27

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Berikut ini dijelaskan keenam

tahap tersebut.

Tahap pertama, “tumbuhkan”, berisi motivasi dan apersepsi. Tahap

selanjutnya, “alami”, berisi pemberian contoh nyata. Tahap “namai” berisi

kegiatan memberi istilah atau menandai suatu ciri-ciri tertentu yang

khusus dan penting. Tahap “demonstrasikan” berisi kegiatan berkarya.

Tahap “ulangi” berisi kegiatan mengulangi kembali materi yang telah

dipelajari. Tahap terakhir, yakni “rayakan”, berisi penghargaan dan pujian

terhadap pencapaian siswa.

Dalam pembelajaran sastra pada novel, menumbuhkan pemahaman

dapat menjelaskan pengertian, ciri-ciri, unsur-unsur pembangun, cara

mengembangkan karakter, dan cara mengembangkan unsur-unsur cerpen

lainnya. Menumbuhkan minat dilakukan dengan cara menjelaskan nilai

moral pada novel Pulang Karya Tere Liye. Pada tahap ini, guru berperan

sebagai nara sumber dan motivator.

Alami sebagai langkah kedua adalah siswa mengalami secara

langsung melalui aktivitas menentukan nilai moral pada novel yang

dipelajari. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator.

Namai sebagai langkah ketiga adalah siswa menamai hasil

identifikasi unsur-unsur pembangun atau ciri-ciri, dan cara

Page 40: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

28

mengembangkan unsur pembangun novel yang dikaji. Siswa melakukan

aktivitas diskusi kelompok untuk memantapkan hasil penjelajahan awal

saat membaca novel. Pada tahap ini, guru berperan sebagai evaluator dan

motivator.

Demonstrasi sebagai langkah keempat adalah siswa praktik mencari

nilai moral novel. Siswa mencari unsur instrinsik dan nilai moral novel

berdasarkan wawasan dan pemahaman tentang novel yang telah dikaji

oleh siswa, baik secara pribadi, maupun dalam diskusi kelompok. Pada

langkah ini, guru memberikan beberapa petunjuk untuk membantu siswa

agar tidak takut salah dalam mecari nilai moral.

Ulangi sebagai langkah kelima adalah aktivitas siswa untuk

mengulangi dan menyempurnakan hasil kerja mencari nilai moral

berdasarkan masukan dari teman kelompok dan saran serta catatan dari

guru. Pada tahap ini, guru berperan sebagai motivator.

Rayakan sebagai langkah keenam adaIah merayakan hasil kerja

siswa secara keseluruhan dengan cara melalui kegiatan lomba atau

publikasi. Lomba dapat berupa lomba antar kelompok atau tiap kelompok.

Kegitan ini dilaksanakan oleh siswa bersama guru. Yang menilai juga

sesama siswa dan guru. Pada tahap ini guru berperan sebagai evaluator.

Page 41: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

29

Jadi, metode kuantum dalam pembelajaran sastra khususnya novel

terlaksana dengan langkah TANDUR yang merupakan enam langkah

pokok pembelajaran yang memuat aktivitas menumbuhkan pemahaman

dan minat siswa, mengalami secara langsung melalui kegiatan menamai

hasil kerja berdasarkan masukan teman kelompok dan saran serta catatan

dari guru, dan merayakan hasil kerja daIam bentuk lomba.

Metode pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan pengajar

untuk menyajikan informasi atau pengalaman baru, menggali pengalaman

peserta belajar, menampilkan unjuk kerja peserta belajar dan lain-lain.

Dalam proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan metode berikut

ini.

1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penerangan atau penuturan

informasi secara lisan oleh guru kepada siswa. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan: a) tujuan pembicara harus dirumuskan dengan

jelas; b) bahan atau materi harus jelas; c) guru harus dapat menarik

perhatian siswa.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran

di mana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif dengan

Page 42: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

30

teman-temanya dengan cara mengumpulkan pen-dapat, membuat

kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.

3) Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas merupakan suatu metode mengajar

dimana guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari

sesuatu kepada murid, kemudian murid melaporkan hasilnya.

Pemberian tugas antara lain.

a) Carilah nilai moral pada novel Pulang karya Tere Liye!

b) Buatlah sinopsis novel Pulang karya Tere Liye!

c) Berdiskusilah dengan teman-teman mengenai nilai moral novel

Pulang karya Tere Liye!

g. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Standar Kompetensi

Standar kompetensinya adalah (membaca) memahami berbagai

hikayat, novel Indonesia atau novel terjemahan.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar pembelajaran sastra penelitian ini adalah

menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia.

Page 43: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

31

c. Indikator

Indikator merupakan kompetensi dasar yang dapat dijadikan ukuran

untuk mengetahui ketercapaian pembelajaran. Indikator berfungsi sebagai

tanda-tanda yang menunjukan terjadinya perubahan perilaku siswa.

Dalam indikator mempunyai tujuan sebagai berikut.

a) Menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Pulang karya Tere Liye.

b) Menjelaskan nilai moral dalam novel Pulang karya Tere Liye.

d. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran sastra harus diarahkan kepada pembinaan apresiasi

sastra agar siswa meiliki kesanggupan untuk memahami, menikmati dan

menghargai suatu karya sastra. Dalam penelitian ini tujuan pokokyang

perlu dicapai dalam pembelajaran novel sebagai berikut.

a) Siswa dapat menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Pulang karya

Tere Liye.

b) Siswa dapat menjelaskan nilai moral dalam novel Pulang karya Tere

Liye.

e. Materi Pembelajaran

Materi pemebelajaran adalah salah satu alat atau materi yang akan

disampaikan. Dalam penelitian ini materi pemebelajaran yang akan

disampaikan adalah.

Page 44: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

32

a) Novel Pulang karya Tere Liye.

b) Unsur intrinsik novel Pulang karya Tere Liye yang meliputi, tema,

tokoh dan penokohan, alur, latar dan sudut pandang.

c) Nilai moral novel Pulang karya Tere Liye yang meliputi, hubungan

manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia,

hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan

alam sekitar.

f. Kegiatan Pembelajaran

Metode kuantum adalah kiat-kiat, petunjuk, metode, dan seluruh

proses yang dapat menghemat waktu untuk mempercepat dan

mengoptimalkan hasil belajar yang menyenangkan. Tata cara penyajian

yang perlu dipertimbangkan oleh guru dalam memberikan pembelajaran

antara lain sebagai berikut:

1. Pelacakan pendahuluan

Pada bagian pelacakan ini, ada beberapa kegiatan yang harus

dilakukan oleh guru. Kegiatan tersebut meliputi.

(1) Sebelum siswa membaca novel Pulang karya Tere Liye, guru

memberikan penjelasan mengenai pengarang novel tersebut.

(2) Guru menyuruh siswa membaca novel Pulang karya Tere Liye.

Page 45: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

33

(3) Setelah membaca siswa dapat mengetahui apa yang ingin

disampaikan pengarang dalam novel Pulang karya Tere Liye.

(4) Guru memberikan sedikit penjelasan mengenai isi cerita dalam

novel Pulang Karya Tere Liye.

2. Penentuan sikap praktis

Pada bagian penentuan sikap ini, ada beberapa kegiatan yang harus

dilakukan oleh guru. Kegiatan tersebut meliputi.

(1) Guru menyampaikan kepada murid mengenai identitas novel

Pulang karya Tere Liye.

(2) Guru menyuruh siswa mencatat tokoh-tokoh yang ada dalam

novel Pulang karya Tere Liye, supaya siswa mudah dalam

menemukan nilai moral.

3. Introduksi

Pada bagian Introduksi ini, ada beberapa kegiatan yang harus

dilakukan oleh guru. Kegiatan tersebut meliputi.

(1) Guru mengucapkan salam, kemudian guru bertanya mengenai

novel Pulang karya Tere Liye.

(2) Guru memberikan komentar mengenai judul novel Pulang karya

Tere Liye.

(3) Guru menyuruh siswa untuk membagi menjadi 8 kelompok.

Page 46: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

34

(4) Guru menyuruh siswa untuk membaca novel Pulang karya Tere

Liye sebagai tugas di rumah pada pertemuan kemarin.

(5) Guru memberi tugas pada tiap-tiap kelompok untuk berdiskusi

mencari unsur-unsur intrinsik dan nilai moral dalam Pulang

karya Tere Liye.

(6) Siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.

(7) Guru menyimpulkan hasil diskusi.

4. Penyajian

Guru menyiapkan daftar pertanyaan untuk pembahasan novel

Pulang karya Tere Liye. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kurang

lebih sebagai berikut.

1) Pada bagian mana cerita itu dimulai ?

2) Bagaimana pelukisan latarnya ?

3) Peristiwa apa yang terjadi pada awal cerita itu ?

4) Siapa tokoh utamanya ?

5) Bagaimana keadaan tokoh utama waktu itu ?

5. Diskusi

a. Setelah siswa membaca novel Pulang karya Tere Liye, guru

menyuruh siswa untuk berdiskusi mengenai novel tersebut.

Page 47: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

35

b. Guru memandu jalannya diskusi dan menyiapkan daftar

pertanyaan untuk didiskusikan.

Di bawah ini contoh panduan diskusi dalam bentuk pertanyaan.

(a) Bagaimana pendapat Anda terhadap tokoh dan penokohan

dalam novel Pulang karya Tere Liye?

(b) Sebutkan aspek nilai moral yang ada dalam novel Pulang

karya Tere Liye?

(c) Nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan dalam novel

Pulang karya Tere Liye mencakup apa saja ?

(d) Nilai moral hubungan manusia dengan manusia dalam

novel Pulang karya Tere Liye mencakup apa saja ?

(e) Nilai moral hubungan manusia dengan alam sekitar dalam

novel Pulang karya Tere Liye mencakup apa saja ?

(f) Nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri

dalam novel Pulang karya Tere Liye mencakup apa saja ?

c. Siswa melakukan diskusi bersama kelompok masing-masing.

d. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan

kelas.

e. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.

Page 48: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

36

6. Pengukuhan

a. Guru menyuruh siswa membuat catatan singkat tentang apa

yang telah mereka baca.

b. Siswa membuat catatan mengenai kesan-kesan tentang buku

yang mereka baca.

c. Guru memberikan saran dan tanggapan untuk menyempurnakan

catatan tersebut.

h. Sumber Belajar

Sumber belajar yang dipakai adalah hasil karya sastra, pribadi guru

serta buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Hasil karya sastra

misalnya penggalan novel secara keseluruhan, baik unsur-unsur intrinsik

dan ekstrinsik. Adapun novel yang dianalisis adalah novel Pulang karya

Tere Liye, yang diterbitkan oleh Republika pada tahun 2015, merupakan

cetakan pertama, dan terdiri dari 400 halaman. Buku pelajaran yang

sengaja disiapkan dan berkenaan dengan sastra. Misalnya buku-buku

tentang sastra, Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku paket pelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA.

i. Waktu Pembelajaran

Waktu yang digunakan dalam pembelajaran dapat diatur sesuai

dengan keleluasaan dan kedalaman materi. Seorang guru harus bisa

Page 49: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

37

mengatur dan menggunakan waktu yang tepat dengan keleluasaan dan

kedalam materi. Materi yang banyak dan memerlukan pendalaman diberi

waktu yang lebih lama.

Dalam pengajaran novel Pulang karya Tere Liye, waktu yang

digunakan adalah dua kali pertemuan satu jam pelajaran 45 menit, satu

kali pertemuan dua jam pelajaran 90 menit, jadi dua kali pertemuan

memerlukan waktu 180 menit.

j. Nilai-nilai karakter bangsa

Dalam penelitian ini, ada beberapa nilai-nilai karakter bangsa yang

harus dicapai dalam pemebelajan. Berikut daftar nilai-nilai karakter

bangsa yang harus dicapai dalam pembelajaran ini.

1) Tanggung jawab

2) Jujur

3) Religious

4) Disiplin

5) Ingin Tau

6) Sabar

7) Tolong menolong

8) Dermawan

Page 50: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

38

k. Evaluasi

Dalam pembelajaran sastra, evaluasi dibagi menjadi evaluasi yang

berhubungan dengan aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik

(keterampilan), dan afektif (sikap).

1) Penilaian Kognitif

Hasil belajar sastra yang bersifat kognitif lebih banyak

berhubungan dengan kemampuan dan proses berpikir. Pelaksanaan

penilaian dapat dilakukan dalam proses pembelajaran, tes formatif,

atau pada akhir pembelajaran, tes sumatif. Tes sumatif biasanya

dilaksanakan dalam bentuk ulangan umum atau ujian semester dengan

alat penilaian yang berupa tes tertulis.

2) Penilaian Psikomotorik

Penilaian psikomotor adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan aktivitas otak, fisik, atau gerakan-gerakan anggota badan.

Keluaran hasil belajar yang bersifat psikomotoris adalah keterampilan-

keterampilan gerak tertentu yang diperoleh setelah mengalami

peristiwa belajar.

3) Penilaian Afektif

Penilaian afektif berhubungan dengan perubahan sikap sesuai

dengan nilai-nilai karakter bangsa.

Page 51: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

39

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini dipaparkan menjadi tujuh, yaitu (a) objek

penelitian, (b) fokus penelitian, (c) sumber data, (d) instrument penelitian, (e)

teknik pengumpulan data, (f) teknik analisis data, dan (g) teknik penyajian

hasil analisis. Tujuh subbab tersebut akan diuraikan secara rinci berikut ini.

1. Objek Penelitian

Arikunto (2010: 161) menyatakan bahwa objek penelitian adalah

sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Objek penelitian ini adalah aspek nilai moral

yang terdapat dalam novel Pulang karya Tere Liye. Novel ini diterbitkan

oleh Republika tahun 2015, dan terdiri dari 400 halaman.

2. Fokus penelitian

Fokus penelitian merupakan pusat dari objek penelitian tersebut.

Penelitian ini difokuskan pada hubungan manusia dengan Tuhan,

hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam

sekitar dalam novel Pulang karya Tere Liye.

3. Sumber Data

Arikunto (2010:172) menyatakan bahwa yang dimaksud sumber

data dalam penelitian adalah subjek dari mana dapat diperoleh. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam janis data yaitu data

primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau

Page 52: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

40

dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya,

sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber

yang telah ada.

Sumber data utama (primer) dalam penelitian ini adalah novel

Pulang karya Tere Liye. Novel ini diterbitkan oleh Republika tahun 2015,

dan terdiri dari 400 halaman. Data-data tersebut berupa kutipan langsung

maupun tidak langsung. Selain itu, data tambahan (sekunder) diperoleh

dari referensi-referensi lain yang berkaitan dengan objek penelitian.

4. Instrumen Penelitian

Arikunto (2010: 160) menyatakan bahwa instrumen penelitian

adalah alat bantu dan fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah, hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cepat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti

sendiri sebagai instrumen dibantu dengan buku teori sastra, buku teori

nilai moral, kartu pencacat data beserta alat tulisnya, dan novel Pulang

karya Tere Liye.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah metode observasi. Menurut Kerlinger, mengobservasi

adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan

data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya,

mengukurnya, dan mencatatnya (Arikunto, 2010: 265). Metode observasi

Page 53: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

41

adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara

sistematis, dengan prosedur yang standar. Selain menggunakan metode

observasi, peneliti juga menggunakan teknik studi pustaka. Teknik studi

pustaka, yaitu menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh

data.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data sebagai

berikut:

1. mencari objek berupa novel. Peneliti mencari objek penelitian yang

akan diteliti. Objek yang akan diteliti adalah novel Pulang karya Tere

Liye;

2. membaca keseluruhan. Setelah peneliti menemukan objek penelitian,

kemudian objek tersebut dibaca secara kritis dan teliti;

3. mengidentifikasi aspek-aspek nilai moral. Ditentukan kutipan-kutipan

yang merupakan aspek nilai moral. Kemudian peneliti mencari

hubungan aspek-aspek nilai moral yang ada dalam novel Pulang karya

Tere Liye;

4. mencatat data penelitian kedalam kartu pencatat. Setelah peneliti

mendapatkan data-data yang falid, maka peneliti memindahkannya dalam

kartu pencatat data yang kemudian data tersebut dibahas lebih mendalam

lagi.

Page 54: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

42

6. Teknik Analisis Data

Penelitian yang peneliti lakukan dalam novel Pulang karya Tere

Liye merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik content

analysis atau metode analisis isi. Barelson mengatakan bahwa content

analysis merupakan teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan

secara objektif, dan kualitatif tentang memanifestasi komunikasi (Bungin,

2009: 84). Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam penelitian

sebagai berikut ini:

1. menganalisis aspek-aspek nilai moral yang terdapat dalam novel Pulang

karya Tere Liye yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan

manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri,

dan hubungan manusia dengan alam sekitar.

2. data yang sesuai dengan yang dibahas selanjutnya diambil dan

dijadikan bahan pembahasan dalam skripsi kemudian simpulan diambil

berdasarkan komponen-komponen hasil analisis tersebut.

7. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Teknik yang digunakan untuk penyajian hasil analisis data adalah

menggunakan metode informal. Metode informal adalah perumusan

dengan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya.

(Sudaryanto, 2015: 241). Dengan demikian, peneliti menyajikan hasil

analisis unsur intrinsik, nilai moral dan rencana pelaksanaan

pembelajarnnya SMA dalam novel Pulang karya Tere Liye dengan kata-

kata biasa tanpa menggunakan tanda dan lambang.

Page 55: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

43

BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

Dalam bab ini berisi dua hal paparan pokok, yaitu penyajian data dan

pembahasan data. Penyajian data merupakan data yang disajikan secara singkat

mengenai hasil penelitian berupa tabel, sedangkan pembahasan data

merupakan penelitian yang terdiri dari unsur intinsik, nilai moral dan skenario

pembelajaran di SMA.

A. Penyajian Data

Berikut ini disajikan data penelitian novel Pulang karya Tere Liye

yaitu, (1) unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur dan

latar. (2) nilai moral yang meliputi hubungan manusia dengan Tuhan,

hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam

sekitar, dan (3) skenario pembelajarannya di SMA.

1. Struktur Karya Sastra Novel Pulang Karya Tere Liye

Unsur intrinsik novel Pulang karya Tere Liye terdiri atas tema, tokoh

dan penokohan, alur, dan latar. Semua unsur intrinsik tersebut disajikan dalam

tabel sebagai berikut.

Page 56: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

44

Tabel 1

Unsur Intrinsik Novel Pulang Karya Tere Liye

No Unsur pembentuk karya sastra Halaman

1 Tema

a. Kisah tentang perjalanan pulang, melalui

pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk

erat semua kebencian dan rasa sakit.

24, 398, 400

2 Tokoh dan penokohan

a. Tokoh Utama

Bujang

Bujang memiliki sifatpemberani, selalu

optimis, keras kepala namun selalu menuruti

apa yang dikatakan oleh ibunya.

1, 77

b. Tokoh tambahan

1. Samad

Samad memiliki sifat keras kepala, namun

sayang terhadap keluaga.

2. Midah

Midah memiliki sifat penyayang, penyabar

dan rendah hati.

3. Tuanku Imam

Tuanku Imam memilki sifat rendah hati,

penolong dan religius.

22, 24, 313, 68,

228, 245, 100,

162, 40, 41.

Page 57: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

45

4. Basyir

Basyir memiliki sifat setiakawan dan

peramah.

5. Kopong

Kopong memiliki sifat penyayang, cengeng

dan perhatian.

6. Parwes

Parwes memiliki sifat penolong, rendah

hati dan perhatian.

7. Frans

Frans memiliki sifat penolong, berjiwa

pemimpin dan penyabar.

8. White

White memiliki sifat rendah hati, penolong

dan setiakawan.

9. Tauke Muda

Tauke Muda memiliki sifat perhatian,

peramah, dermawan dan juga penyayang.

3 Alur

Alur yang digunakan adalah alur

a. Tahap penyituasian 2

b. Tahap pemunculan konflik 6

Page 58: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

46

c. Tahap peningkatan konflik 192, 239

d. Tahap klimaks 340

e. Tahap penyelesaian 399

4 Latar

a. Latar tempat meliputi: Kampung TalangTadah

Hujan Sumatra, Singapura, Hongkong, Makau,

Ibu Kota.

2, 3, 72, 74,

107, 117, 322

b. Latar waktu meliputi: pagi, siang, sore dan

malam hari.

2, 60, 332, 1, 7,

328, 38, 252.

c. Latar sosial 3-4

2. Nilai Moral yang Terdapat pada Novel Pulang Karya Tere Liye

Nilai moral pada novel Pulang karya Tere Liye yang meliputi hubungan

manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan

manusia dengan alam sekitar akan disajikan dalam bentuk tabel. Data

mengenai analisis nilai moral pada novel Pulang karya Tere Liye disajikan

dalam tabel sebagai berikut.

Page 59: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

47

Tabel 2

Nilai moral novel Pulang Karya Tere Liye

No Nilai moral novel Pulang Karya Tere Liye Halaman

1 Hubungan manusia dengan Tuhan

a. Taat 24, 48, 400

b. Tawakal 193, 397

2 Hubungan manusia dengan manusia

a. Dermawan 162

b. Tolong menolong 348

c. Pemberi nasihat 24, 322, 336

3 Hubungan manusia dengan alam sekitar

a. Memuji keindahan alam 336

3. Skenario Pembelajaran Novel Pulang Karya Tere Liye

Skenario pembelajaran Novel Pulang Karya Tere Liye di keas XI SMA

meliputi: (a) standar kompetensi, (b) kompetensi dasar, (c) indikator, (d)

tujuan pembelajaran, (e) materi pembelajaran, (f) metode pembelajaran,

(g) langkah-langkah pembelajaran, (h) alokasi waktu, dan (i) evaluasi.

Berikut adalah penjabaran dari skenario pembelajaran novel Pulang Karya

Tere Liye di kelas XI SMA.

Page 60: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

48

a. Standar Kompetensi

Standar kompetensi dalam pembelajaran sastra di kelas XI

SMA khususnya novel Pulang karya Tere Liye adalah memahami

berbagai hikayat, novel Indonesia / novel terjemahan.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang dikembangkan dari standar

kompetensi dalam pembelajaran sastra khususnya novel Pulang

karya Tere Liye adalah menganalisis unsur intrinsik yang meliputi

tema, tokoh dan penokohan, alur dan latar dan unsur ekstrinsik

yaitu nilai moral novel Pulang karya Tere Liye.

c. Indikator

Indikator yang dikembangkan dari kompetensi dasar dalam

pembelajaran sastra khususnya novel Pulang karya Tere Liye

dipaparkan sebagai berikut:

1) menjelaskan unsur-unsur intrinsik dalam novel Pulang

karya Tere Liye;

2) menjelaskan unsur ekstrinsik yaitu nilai moral dalam

novel Pulang karya Tere Liye.

d. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran sastra dikembangkan dari indikator

dalam pembelajaran sastra khususnya novel Pulang karya Tere

Liye dipaparkan sebagai berikut:

Page 61: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

49

1) siswa dapat menjelaskan unsur intrinsik dalam novel

Pulang karya Tere Liye;

2) siswa dapat menjelaskan nilai moral dalam novel

Pulang karya Tere Liye.

e. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran nilai moral dalam novel Pulang karya

Tere Liye disesuaikan dengan indikator yang terdapat dalam RPP.

Materi tersebut disajikan sebagai berikut.

1) Novel Pulang karya Tere Liye.

2) Unsur intrinsik novel Pulang karya Tere Liye.

a. Temanya adalah kisah tentang perjalanan pulang,

melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk

erat semua kebenian dan rasa sakit.

b. Tokoh utama adalah Bujang, tokoh tambahan.

c. Alur dalam novel Pulang karya Tere Liye adalah alur.

d. Latar tempat, latar waktu dalam latar sosial dalam novel

Pulang karya Tere Liye disajikan secara konkret

sehingga mampu menimbulkan imajinasi pembaca

mengenai latar tersebut.

3) Nilai moral dalam novel Pulang karya Tere Liye dapat

dipaparkan sebagai berikut:

a. hubungan manusia dengan Tuhan;

Page 62: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

50

Wujud hubungan manusia dengan Tuhan bersifat

religius. Dengan kata lain, setiap perkataan, dan

tindakan seseorang selalu berdasarkan pada nilai-nilai

ketuhanan.

b. hubungan manusia dengan manusia;

wujud hubungan manusia dengan manusia meliputi

dermawan, tolong menolong, setia kawan dan pemberi

nasehat.

c. hubungan manusia dengan alam sekitar.

Wujud dari hubungan manusia dengan alam sekitar

yaitu memuji keindahan alam dan menjaga kelestarian

alam.

f. Metode Pembelajaran

Dalam pembelajaran novel Pulang karya Tere Liye, metode

pembelajaran yang digunakan adalah metode kuantum. Metode ini

memiliki enam langkah atau fase pokok, yakni tanamkan, alami,

namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan yang sering disebut

dengan teknik TANDUR.

g. Langkah-langkah Pembelajaran

Sebelum memasuki proses pembelajaran novel Pulang

karya Tere Liye ini, terlebih dahulu guru menugaskan siswa untuk

membaca novel tersebut di rumah secara berkelompok pada

pertemuan sebelumnya. Secara umum, langkah pembelajaran

Page 63: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

51

terbagi menjadi tiga tahap kegiatan, yakni:kegiatan awal, kegiatan

inti, dan kegiatan akhir. Berikut ini diuraikan ketiga tahap

pembelajaran tersebut.

Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Awal (15 Menit)

Kegiatan awal dilakukan sebagai apersepi, penyampaian

tujuan, dan pemberian motivasi. Di bawah ini disajikan kegiatan

awal dalam pembelajaran novel Pulang karya Tere Liye;

a) guru memotivasi siswa tentang pentingnya materi yang akan

dibahas;

b) guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator

pencapaian yang harus diku-asai siswa setelah pembelajaran

berakhir;

c) guru bertanya kepada siswa mengenai gambaran umum isi

novel yang telah dibaca siswa di rumah (menjadi tugas rumah

pertemuan sebelumnya)

1) Kegiatan Inti (60 Menit)

Kegiatan inti dilakukan dengan metode kuantum teknik

TANDUR. Secara lengkap, kegiatan inti meliputi hal-hal di bawah

ini.

Fase “Tumbuhkan”, berisi kegiatan:

a) mempresentasikan materi dengan media powerpoint mengenai

unsur intrinsik novel dan ragam nilai moral;

Page 64: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

52

b) memberikan kutipan-kutipan menarik dari novel agar siswa

memotivasi siswa untuk mengkaji lebih dalam mengenai unsur

intrinsik dan nilai moral.

Fase “Alami”, berisi kegiatan:

c) siswa dibagi ke dalam beberapa kelom-pok. Tiap kelompok

terdiri dari 4-6 siswa;

d) tiap kelompok diberikan permasalahan yang berbeda-beda untuk

dipecahkan. Permasalahan yang dimaksud adalah: unsur intrinsik

dan nilai moral;

e) guru menjelaskan peraturan diskusi;

f) setelah siswa memecahkan permasalahannya dalam diskusi

kelompok, setiap ke-lompok ditugaskan untuk menyampaikan

hasil diskusinya di depan kelas yang diwakili oleh seorang juru

bicara sehingga di depan kelas terdapat beberapa orang sesuai

dengan jumlah kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya;

g) setelah semua kelompok mempresentasikan, setiap kelompok

diwajibkan bertanya kepada kelompok lain. Di sini guru mem-

bantu dengan petunjuk umum yang bersifat memancing

penafsiran dari siswa jika terjadi kebuntuan dalam tanya-jawab

antarkelompok tersebut.

Fase “Namai”, berisi kegiatan:

Setiap siswa membuat simpulan hasil diskusi antarkelompok dengan

Page 65: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

53

bahasanya sendiri mengenai unsur intrinsik dan nilai moral dalam

novel Pulang karya Tere Liyedi buku tugas.

2) Kegiatan Akhir (15 Menit)

Kegiatan akhir adalah penutup dan pemberian tugas. Bagian

ini berisi kegiatan:

a) siswa dan guru melakukan kegiatan tanya jawab yang berkaitan

dengan kesulitan dan kendala yang dialami mengkaji citra tokoh

utama wanita dalam novel;

b) memberikan tugas rumah (proyek) kepada siswa agar unsur

intrinsik dan nilai moral secara lebih komprehensif di rumah.

Pertemuan Kedua

1) Kegiatan Awal (20 Menit)

Kegiatan awal meliputi:

a) guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang

telah dibahas pada pertemuan sebelumnya;

b) guru menyampaikan refleksi mengenai kekurangan-kekurangan

yang masih ditemukan di dalam hasil pembelajaran sebelumnya.

2) Kegiatan Inti (60 Menit)

Fase “Demonstrasikan”

Fase keempat dari teknik TANDUR adalah

“demonstrasikan”. Pada fase ini, kegiatan yang dilakukan adalah

setiap siswa menukar hasil pekerjaan rumahnya berupan analisis

unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang karya Tere Liye kepada

Page 66: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

54

temannya secara acak untuk diidentifikasi.

Fase “Ulangi”

Fase kelima adalah “ulangi”. Pada fase ini, kegiatan yang

dilakukan adalah siswa memperbaiki analisisnya sesuai dengan saran

teman.

Fase “Rayakan”

Fase terkahir dalam pembelajaran dengan metode kuantum

teknik TANDUR adalah “rayakan”. Pada fase ini, siswa yang

memperoleh nilai tertinggi diberikan kesempatan untuk membacakan

hasil analisisnya di depan kelas dan hasil analisis tersebut dipajang

di dinding kelas

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

Kegiatan akhir dalam pembelajaran novel Pulang karya Tere

Liyemeliputi:

a) guru menyampaikan simpulan pembelajaran;

b) guru memberikan pesan kepada siswa agar meneladani sikap

tokoh-tokoh yang memiliki akhlak mulia di dalam novel.

h. Alokasi Waktu

Waktu yang digunakan dalam pembelajaran dapat diatur

dan disesuaikan dengan keleluasan dan kedalaman materi. Dalam

pembelajaran sastra, terutama pada novel waktu yang dibutuhkan

lebih banyak. Sesuai dengan silabus, satu minggu pebelajaran

Page 67: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

55

sastra terdapat dua kali pertemuan dengan sekali pertemuan 2 jam

pelajaran atau 2 x 45 menit.

i. Evaluasi

Dalam skenario pembelajaran nilai moral pada novel

Pulang karya Tere Liye, penilaian dilakukan dengan menggunakan

tes subjektif dan tes objektif.

B. Pembahasan Data

1. Unsur Intrinsik dalam Novel Pulang Karya Tere Liye

Dalam penelitian ini peneliti manganalisis unsur intrinsik novel

Pulang karya Tere Liye yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur,

dan latar. Berikut paparan mengenai analisis tersebut.

a. Tema dan Masalah

Tema terdiri dari dua, yaitu tema mayor dan tema minor.

Tema minor merupakan tema-tema kecil atau masalah yang

diangkat menjadi tema mayor. Tema mayor pada novel Pulang

karya Tere Liye adalah kisah tentang perjalanan pulang, melalui

pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua

kebencian dan rasa sakit. Sedangkan tema minor pada novel

Pulang karya Tere Liye adalah unsur yang dibangun oleh masalah-

masalah yang ada pada novel tersebut. Masalah yang ada dalam

novel Pulang meliputi kisah perjalanan pulang, melalui

pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua

Page 68: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

56

kebencian dan rasa sakit. Berikut masalah-masalah yang terdapat

pada novel Pulang karya Tere Liye.

1. Masalah perjalanan pulang.

Dalam novel Pulang karya Tere liye menceitakan seorang

anak muda yang bertarung melewati peliknya perjalanan hidup

dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh tokoh utama

yaitu Bujang. Berikut kutipan mengenai tema yang atau masalah

tentang perjalanan pulang.

Dari sekian puluh ribu panggilan itu, kali ini aku baru

memahaminya. Aku menyeka wajah yang basah oleh

butiran air. Terlambat? Tidak juga. panggilan itu tidak

pernah mengenal kata terlambat, panggilan itu selalu

bekerja secara misterius.

(Pulang; 398)

“Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang

bersimpuh dipusaramu, tapi juga telah pulang kepada

panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apapun kehidupan

menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang

kutempuh, Tuhan selelu memanggil kami untuk pulang.

Anakmu telah pulang.

(Pulang; 400)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bujang memiliki

keyakinan bahwa sejauh apapun perjalanan manusia pasti kembali

kepada Tuhannya. Bujang akhirnya menyadari bahwa begitu

panjang perjalanan yang telah ia lampaui dan kini saaatnya ia

kembali kepada panggilan Tuhan.

Page 69: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

57

2. Masalah pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua

kebencian dan rasa sakit.

Masalah yang ke dua yaitu masalah demi pertarungan untuk

memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit. Pertarungan inilah

akhir dari sebuah perjalanan pulang Bujangdengan pesan mamak

agar tidak memakan makanan dan minuman haram, membuatnya

berkesempatan untuk pulang, pulang pada hakikat yang

sebenarnya, pulang pada panggilan Tuhan. Hal ini didapat pada

kutipan dibawah ini.

“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu (dari makanan dan

minuman haram dan kotor) itu, Bujang. Agar…. Agar

besok lusa, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh

hatimu, kau tetap punya satu titik yang putih, dan semoga

itu berguna. Memanggilmu pulang.”

(Pulang; 24)

Dari kutipan di atas membuktikan bahwa Bujang telah

melewati pertarungan demi pertarungan yakni melawan diri dari

hawa nafsu dan godaan-godaan untuk bertindak yang tidak baik.

Bujang akhirnya mampu melewati hal itu, karena Bujang selalu

mengingat pesan yang disampaikan oleh ibunya.

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh sebagai pelaku dalam sebuah cerita sangat berkaitan

dengan jalannya cerita, tanpa tokoh cerita itu tidak akan

berkembang.Tokoh utama adalah tokoh yang tergolong penting

dan dimunculkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi

sebagian cerita, dan sebaliknya ada tokoh yang hanya dimunculkan

Page 70: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

58

sekali atau beberapa kali dalam cerita dan itupun mungkin dalam

porsi penceritaan yang relatif pendek adalah tokoh tambahan. Dari

uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh merupakan pelaku

cerita yang hadir untuk menampilkan suatu karakter tertentu.

1. Tokoh Utama

Tokoh utama dalam novel Pulang karya Tere Liye adalah

Bujang. Bujang adalah seorang anak yang pemberani, selalu

optimis, keras kepala namun selalu menuruti apa yang dikatakan

oleh ibunya. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Aku tidak takut. Jika setiap orang memiliki lima

emosi, yaitu bahagia, sedih, takut, jijik, dan

kemarahan, aku hanya memiliki empat emosi. Aku

tidak punya rasa takut.

Kalian kira itu omong kosong? Gurauan? Tidak.

Lihatlah wajahku, lihat bola mataku. Kalian tidak

akan menemukan walau semili rasa takut itu.”

(Pulang; 1)

“Aku mengusap pelipisku yang berkeringat. Aku

tahu. Tanpa dia sebut pun aku tahu kalau waktuku

akan dikurangi kembali. Itu logika biasa. Aku

menggenggam pensil lebih erat, konsentrasi penuh,

lalu mengertjakan soal-soal berikutnya dengan cepat.”

(Pulang; 50)

Kenapa? Master Dragon ingin tahu. Aku hanya

menggeleng. Itu pesan terakhir mamakku. Maka tidak

setes pun aku akan meminumnya hingga mati.”

(Pulang; 77)

Page 71: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

59

2. Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan merupakan tokoh pendukung hadirnya

tokoh utama. Tokoh tambahan dalam nove Pulang karya Tere

Liye dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Samad

Samad merupakan ayah kandung dari tokoh utama yaitu

Bujang. Samad berkerja sebagai seorang petani biasa, meskipun

dengan keterbataan fisiknya yaitu lumpuh kakinya tetapi ia

merupakan ayah yang sangat bertanggung jawab terhadap

keluarganya. Samad memiliki sifat keras kepala, namun sayang

terhadap keluaga. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan sebagai

berikut.

Bapak menggenggam jemari Mamak, kali ini berkata lirih,

“Aku juga tidak ingin berpisah dengan anak kita Midah.

Tapi kau seharusnya tahupersis bahwa ini adalah perjanjian

masa lalu. Aku pernah bilang dengan kau, cepat atau lambat

kau akan melihatnya, menyaksikannya. Cepat atau lambat

kita akan kehilangan anak laki-laki kita. Biarkan dia pergi

dengan restumu agar langkah kakinya ringan.”

(Pulang; 22)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa sosok Samad yang keras

kepala namun penyayang terhadap istri dan anaknya. Samad juga

memperlihatkan sikap tanggung jawab terhadap keluarganya.

b. Midah

Wanita bernama Midah adalah istri Samad atau ibu

kandung Bujang. Midah adalah seorang ibu yang sangat sayang

Page 72: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

60

terhadap keluarga, terutama kepada Bujang. Midah memiliki sifat

penyayang, penyabar dan rendah hati. Hal tersebut dibuktikan

dengan kutipan sebagai berikut.

“Kau boleh melupakan Mamak, kau boleh melupakan

seluruh kampug ini. Meupakan seluruh didikan yang

Mamamk berikan. Melupakan agama yang Mamak ajarkan

diam-diam jika bapak kau tidak dirumah...”Mamak diam

sejenak, menyeka hidung, “Mamak tahu kau akan jadi apa

di kota sana... Mamak tahu... Tapi, tapi apapun yang akan

kau lakukan di sana, berjanjilah Bujang, kau tidak akan

makan daging babi atau daging anjing. Kaunakan menjaga

perutmu dari makanan haram dan kotor. Kau juga tidak

akan menyentuh tuak dan segala minuman haram.”

(Pulang; 24)

“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu dari semua itu,

Bujang. Agar.... Agar besok lusa, jika hitam seluruh

hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau tetap punya setitik

putih, dan semoga itu bergua. Memanggilmu Pulang.”

(Pulang; 24)

Dari beberapa kutipan di atas jelas menggambarkan sosok

seorang Midah yang mempunyai sikap penyayang terhadap

keluarga, terutama kepada Bujang. Midah juga memiliki sifat

penyayang, penyabar dan rendah hati.

c. Tuanku Imam

Tuanku Imam adalah guru ngaji, saudara dari keluarga

Midah. Tuanku Imam juga sebagai guru ngaji Samad waktu Samad

masih kecil. Tuanku Imam memiliki saifat rendah hati, penolong

dan religius.Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan sebagai

berikut.

Page 73: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

61

“Tuanku Imam menatap sekitar, „Demi Allah, apa yang

kalia inginkan? Samad dan Midah saling menyukkai. Kita

tidak akan memisahkan mereka lagi. Aku mengenal Samad,

sejak kecil dia bermalam di masjid ini, murid sekolah ini,

dan aku menjadi temannya bermain bola”.

(Pulang; 313)

Dari kutipan di atas erlihat sosok Tuanku Imam adalah

sosok yang religius, rendah hati dan suka menolong. Tuanku Imam

adalah seoarang pemuka agama sekaligus saudara dari keluarga

Samad, Midah dan Bujang.

d. Basyir

Basyir merupakan sahabat dari Bujang. Basyir adalah

pemuda keturunan arab, yang tinggal bersama Bujang. Basyir

memiliki sifat setiakawan dan peramah.Hal tersebut dibuktikan

dengan kutipan sebagai berikut.

“Kau tenang saja, Bujang.” Basyir tersenyum,”Biarkan aku

da yang lain membereska hal seperti ini. Aku pastikan,

sekembalinya kau dari Hong Kong, situasi kembali normal.

Dan keluarga kita bisa bersiap menyambut calon kepala

keluarga baru. Aku munkgin tidak bisa lagi memanggil

namamu langsung, aku harus mulai berlatih memanggilmu,

“Tauke Muda.”

(Pulang; 68)

Dari kutipan di atas menggambarkan sosok Basyir yang

memiliki sifat setia kawan dan peramah. Melalui kutipan di atas,

terlihat bagai mana Basyir memiliki sikap rendah hati dan

peramah.

Page 74: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

62

e. Kopong

Kopong adalah teman Bujang. Kopong menjadi teman sitia

Bujang dalam situasi apapun. Meskipun seorang pemuda, Kopong

adalah seorang yang lemah dan cengeng. Kopong memiliki sifat

penyayang, cengeng dan perhatian.Hal tersebut dibuktikan dengan

kutipan sebagai berikut.

“Aku harus mengakuinya, Bujang. Ternnyata aku rindu

pula dengan kau.” Kopong menepuk-nepuk pundakku,

“Astaga! Kalau saja aku tidak malu, aku hampir menangis,

Bujang.”

(Pulang; 228)

Dari kutipan di atas memnggambarkan sosok Kopong yang

memiliki sifa lemah lembut dan suka cengeng. Sikap cengeng

Kopong terlihat saat ia berkata bahwa ia rindu sekali kepada

bujang sambil menepuk-nepuk pundak ujang dan dia bilang hampir

saja Kopong menangis kalau saja tidak malu.

f. Parwes

Parwes adalah seorang pemuda yang rajin dan giat bekerja.

Parwes juga sebagai teman Bujang dan juga Basyir. Parwes

memiliki sifat penolong, rendah hati dan perhatian. Hal tersebut

dibuktikan dengan kutipan sebagai berikut.

“Parwes menggeleng, mengusap dahi, “Aku sudah ke

kamar mandi belasan kali, Bujang.... Aku bukan seperti kau

atau Basyir, ini membuatku cemas. Aku membatalkan

semua meeting hari ini.”

(Pulang; 245)

Page 75: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

63

Dari kutipan di atas terlihat sosok Parwes yang memiliki

sifat penolong, rendah hati dan perhatian terhadap sesama. Terlihat

sifat perhatian Parwes kepada Bujang pada kutipan di atas pada

saat Parwes berbicara pada Bujang bahwa ia cemas saat Bujang tak

datang-datang.

g. Frans

Frans adalah guru belajar Bujang. Frans berasal dari amerika

yang tinggal di Ibu Kota. Frans memiliki sifat penolong, berjiwa

pemimpin dan penyabar. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan

sebagai berikut.

“Sama dengan Kopong, Frans si Amerika menjadi sahabat

baikku. Dia telaten mengajari, mencarika buku-buku yang

harus kubaca, dan memastikan aku bisa menguasai buku itu

dengan menceritakan ulang padanya. Frans juga megajariku

banyak bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang. Saat aku

bosan mengerjakan sal, dia akan megajakku bercakap-

cakap samil membentangkan peta dunia- sebenarnya itu

juga belajar, meski disampaikan dengan cara yang

berbeda.”

(Pulang; 100)

Dari kutipan di atas menggambarkan sosok Frans si guru

belajar Bujang. Pada kutipan di atas terlihat sifat Frans yang

penyabar pada saat mengajari Bujang.

h. White

White adalah anak dari Frans dan juga sekaligus teman

sejati Bujang. Ia tinggal di Amerika. White memiliki sifat rendah

hati, penolong dan setiakawan. Hal tersebut dibuktikan dengan

kutipan sebagai berikut.

Page 76: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

64

“Aku ikut tertawa, menggeleng tegas, lalu memasukkannya

kembali ke dalam koper. Menurut hitunganku, sudah enam

kali White menyelesaikan misi bersamaku, tapi tidak sekali

pun dia bersedia menerima bayaran. Dia selalu

menganggap itu bagian dari utang budi karena aku pernah

menyelamatkanya dari Baghdad. Aku akan mencatat semua

batang emas milik White. Besok lusa, itu tetap menjadi

haknya.”

(Pulang; 162)

Dari kutipan di atas menggambarkan sosok White yang

memiliki sifat rendah hati, penolong dan setia kawan. Sikap setia

kawanWhite terlihat saat ia menolak diberikan imbalan saat White

membantu Bujang menyelesaikan misinya.

i. Tauke Muda

Tauke Muda adalah ayah angkat dari Bujang. Tauke Muda

merupakan saudara dari Samad atau Ayah Bujang. Selama hidup di

Ibu Kota Bujang tinggal di rumah Tauke Muda. Tauke Muda

memiliki sifat perhatian, peramah, dermawan dan juga penyayang.

Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan sebagai berikut.

“Apa pun yang dimiliki keluarga ini adalah milikmu,

Bujang, dan apa pun yang kau miliki adalah milik keluarga

ini. Ada seratus orang yang tinggal di rumah keluraga

Tong. Semua memiliki tugas masing-masing. Aku adalah

pemimpin tunggal di rumah ini. Semua kataku adalah

perintah. Lakukan tugas dengan baik, saling menghormati,

dan respeks dengan penghuni rumah lain, maka kau akan

mendapat masalah,

Aku mengangguk lagi.

“Selamat beristirahat Bujang. Dia akan mengantarmu ke

kamar.” Tauke Muda menyuruhku mangikuti pelayan itu,

lantas kembali ke bangunan utama untuk menemui dokter.

(Pulang; 40-41)

Page 77: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

65

Dari kutipan di atas menggambarkan sosok Tauke Muda

yang memiliki sifat, peramah, perhatian dan penyayang. Sikap

penyayang dan perhatian Tauke Muda adalah saat Bujang berda di

dalam rumahnya. Tauke muda selalu memberikan sesuatu yang

spesia untuk Bujang.

C. Alur

Alur adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita

yang menunjukkan adanya hubungan kausalitas. Alur atau plot

sering disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun

dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab akibat dan

memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peritiwa

yang akan datang.

1. Tahap Penyituasian

Awal mula cerita pada novel Pulang karya Tere Liye

didahului oleh cerita tokoh utama yaitu Bujang,yang bererita

tentang keadaan lingkungan tempat tinggalnya yaitu di

kampung Talang. Berikut adalah kutipan dari novel Pulang

karya Tere Liye mengenai tahap penyituasian tersebut.

Kisah ini dimulai dua puluh tahun silam, saat usiaku

lima belas tahun.

Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai. Dua

bulan lagi ladang padi tadah hujan akan panen. Pucuk

padi menghijau terlihat di lereng-lereng bukit. Hutan

lebat mengadang di atasnya, berselimutkan kabut.

Dedaunan masih basah, embun menghias tepi-tepinya.

Udara terasa dingin, uap keluar setiap kali

menghembuskan napas. Tiga mobil dengan dengan

roda berkemul lumpur merapat di depan rumah bapak.

Page 78: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

66

Hanya mobil tertentu yang bisa melewati jalanan

terjal Bukit Barisan, lepas hujan deras tadi malam.

(Pulang; 2)

Dari kutipan di atas merupakan salah satu pembuktian

tentang tahapanpenyituaian yang ada dalam novel Pulang karya

Tere Liye. Tahapan penyituasian ini, ditulisakan pada awal bagian

oleh pengarang.

2. Tahap Pemunculan Konflik

Pemunculan konflik pada novel Pulang, didahului

ketika Midah, atau Ibu Bujang bertengkar dengan Samad atau

ayah Bujang saat Midah melarang Bujang untuk ikut berburu

di hutan rimba. Berikut adalah kutipan dari novel Pulang

karya Tere Liye mengenai tahap pemunculan konflik

tersebut.

“Tidak ada yang perlu ditakutkan Midah. Anakmu

hanya ikut berburu. Ada dua belas pemburu

bersamanya, juga beberapa pemuda kampung. Mereka

membawa senter besar dan senjata api. Paling anakmu

hanya tergores duri, atau kakinya digigit lintah.”

Mamak melengos, menatap kuali berasap.

“Ayolah Midah. Tauke Muda memintanya sendiri,

dan harus berapa kali aku bilang, kita tidak bisa

menolak permintannya. Aku berhutang segalanya.”

Mamak hanya diam, menyeka pelipis. Tapi sepertinya

dia bisa memahaminya, dan akhirnya mengalah. Hal

yang jarang sekali dia berikan jika menyangkut

diriku.

(Pulang; 6)

Dari kutipan di atas menunujakkan bahwa adanya tahap

pemunculan konflik pada novel Pulang karya Tere Liye. Dari

Page 79: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

67

kutipan di atas menjelaskan bahwa pertengkaran itu berakhir

dengan kepergian Bujang ke hutan rimba untuk ikut berburu

dengan ijin Midah.

3. Tahap Peningkatan Konflik

Tahap peningkatan konflik pada novel Pulang ini

terjadi dalam dua peristiwa. Berikut adalah kutipan dari novel

Pulang Karya Tere Liye mengenai tahap peningkatan konflik

tersebut.

“Sungguh jika manusia memiliki lima emosi, aku

hanya memiliki empat karena tak lagi punya rasa

takut. Namun, aku masih memiliki emosi sedih.

Kertas kusam dengan bekas tetes air mata itu

terjatuh dari tanganku, melayang hinggap di lantai

bersamaan dengan tubuhku yang tertunduk di atas

ranjang. Mamak telah pergi? Aku tidak percaya.

Aku tidak mau menerima kenyataan ini. Surat ini

pastilah dusta.”

“Kau kenapa Bujang?” Kopong bertanya dengan

suara cemas.

Tapi bagaimana? Surat ini jelas ditulis Bapak. Air

mata Bapak telah membuat kertas ini menjadi

kusam. Ya Tuhan... Aku menatap kosong. Mataku

pedas, hatiku bagai diiris sembilu. (Pulang; 192)

Aku sudah menunduk, menangis dalam senyap.

Sayangnya ini bukan mimpi. Ini nyata sekali.

“Kau baik-baik saja Bujang?” Kopong

menggoyangkan badanku—yang beberapa detik

seperti kaku.

“Tentu saja dia tidak baik-baik saja, Kopong.”

Tauke muda yang menjawab, kali ini berseru serak,

menatapku iba, “Bapaknya mati. Bagai mana kau

akan baik-baik saja dengan hal itu?”

Page 80: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

68

Aku masih mencengkeram paha.

(Pulang; 239)

Dari kutipan di atas menjelaskan adanya tahap

peningkatan konflik yang terjadi dalamnovel Pulang karya

Tere Liye yang dimana terjadi pada dua tempat. Peningkatan

konflik yang pertama terjadi pada saat Bujang mendapatkan

berita bahwa ibunya meninggal dunia. Peningkatan konflik

yang kedua terjadi pada saat Bujang mendapatkan berita

bahwa ayahnya meninggal.

4. Tahap Klimaks

Tahap klimaks pada novel Pulang ini terjadi pada saat

Bujang berada di rumah Tuanku Imam. Berikut adalah

kutipan dari novel Pulang karya Tere Liye mengenai tahap

klimaks tersebut.

Aku terdiam. Kalimat Tuanku Imam benar sekali.

Aku selalu melawan hari-hari itu. Aku selalu

menyalahkan masa lalu, membenci hari-hari yang

telah lewat yang sebenarnya tidak dapat aku ubah

lagi,sekuat apa pun aku ingin mengubahnya. Aku

menatap semburat di kaki langit dengan air mata

mengalir. Kalimat lembut Tuanku Imam telah

menghancurkan benteng egoku. Selarik cahaya

matahari tiba di atas menara, menerpabulir air di

pipiku.

“Ketahuilah, nak, hidup ini tidak perna tentang

mengalahkan siapa pun. Hidup ini tidak pernah

tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu

berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan

seluruh pertempuran.”

(Pulang; 239)

Page 81: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

69

Dari kutipan di atas membuktikan adanya tahap klimaks

pada novel Pulang karya Tere Liye. Tahapan klimaks terjadi saat

Bujang diberi nasehat atau pelajaran oleh Tuanku Imam

mengenai perjalanan hidup seseorang. Bujang merasa terbuka

kembali jalan pikirannya, yang selama ini Bujang merasa egois.

5. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian pada novel Pulang ini terjadi pada

saat Bujang kembali ke kampung halaman yaitu di Talang.

Bujang mengunjungi makam ibunya yang tak jauh daribekas

ladang tempat Bujang dulu tinggal di rumahnya bersama

Ayah dan Ibunya. Berikut adalah kutipan dari novel Pulang

karya Tere Liye mengenai tahap klimaks tersebut.

Aku duduk di sebelah pusara mamak, tak jau dari

bekasladang dan rerutuhan rumah. Sambil menatap

gundukan tanah tanpa nisan, aku berkata lirih.

“Mama, Bujang pulang hari ini. Tidak ke

pangkuanmu, tidak lagi bisa mencium tanganmu.

Anakmu pulang ke samping pusaramu, bersimpuh

penuh kerinduan.

Mamak, Bujang pulang hari ini. Anak laik-lakimu

satu-satunya telah kembali. Maafkan aku yang tidak

pernah menjengukmu selama ini. Sungguh maafkan.

Mamak, Bujang pulang hari ini. Terima kasih banyak

atas seluruh didikanmu, walau Mamak harus

menangis setiap kali melihat Bapak melecut

punggungku dengan rotan. Terima kaih banyak atas

naihat dan peanmu.

Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang

bersimpuh di pisaramu, tapi juga telah pulang kepada

panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apa pun kehidupan

menyesatkan, segelap apa pun hitamnya jalan yang

kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami untuk

pulang. Anakmu telah pulang.”

(Pulang; 399-400)

Page 82: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

70

Dari kutipan di atas membuktikan adanya tahap

penyelesaian pada novel Pulang karya Tere Liye. Tahap

penyelesaian terjadi saat bujang bereda di pusara ibunya. Bujang

menangis bersimpuh di dekat pusara Ibunya sambil berkata bahwa

ia telah kebali pulang.

D. Latar/Setting

Latar atau Setting yang disebut juga sebagai landasan yang

berhubungan dengan keadaan dimana cerita dalam novel tersebut

berada. Latar atau Setting di bagi menjadi tiga unsur pokok, yaitu: 1)

latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

dalam sebuah karya fiksi, misalnya desa, gunung, kota, hotel, rumah,

dan sebagainya; 2) latar waktu mengacu pada kapan terjadinya

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya tahun,

siang, malam, dan jam; 3) latar sosial menggambarkan hal-hal yang

berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu

tempat yang diceritakan dalam karya fiksi, misalnya kebiasaan hidup,

tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap.

Menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan

lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan. Untuk mendapatkan gambaran secara lengkap mengenai

latar tempat, latar waktu, latar soaial pada novel Pulang dipaparkan

sebagai berikut:

Page 83: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

71

1. Latar Tempat

Latar tempat pada novel Pulang karya Tere Liye antara lain:

a. Kampung Talang Tadah Hujan Sumatra

Kampung Talang Tadah Hujan adalah tempat

tinggal Bujang, dimana Bujang lahir dan dibesarkan oleh

Samad dan Midah disana. Berikut kutipan mengenai latar

tempat di Kampung Talang.

Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai.

Dua bulan lagi ladang padi tadah hujan akan

panen. Pucuk padi menghijau terlihat di lereng-

lereng bukit. Hutan lebat mengadang di atasnya,

berselimutkan kabut. Dedaunan masih basah,

embun menghias tepi-tepinya. Udara terasa

dingin, uap keluar setiap kali menghembuskan

napas. Tiga mobil dengan dengan roda berkemul

lumpur merapat di depan rumah bapak. Hanya

mobil tertentu yang bisa melewati jalanan terjal

Bukit Barisan, lepas hujan deras tadi malam.

(Pulang; 2)

Kampung kami ini sebenarnya tidaklah seperti

desa yang kalian kenal. Kami menyebutnya

talang. Hanya ada dua atau tiga puluh rumah

panggung dari kayu, letaknya berjauhan

dipisahkan kebun halaman.

(Pulang; 3)

Dari kutipan di atas membuktikan bahwa latar

tempat yang terjadi pada novel Pulang karyaTere Liye

yaitu kampung Talang. Kampung Talang adalah tempat

dimana tokoh dalam cerita dilahirkan.

Page 84: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

72

b. Singapura

Singapura adalah tempat dimana Bujang

menyelesaikan konflik bisnis yang terjadi pada keluarganya.

Berikut adalah kutipan dari novel Pulang karya Tere Liye

mengenai latar tempat di Singapura tersebut.

Aku meletakkan tablet, melirik pergelangan

tangan. Pesawat sudah hampir tiba di Singapura.

Aku mengeluarkan telepon genggam,

menghubungi seseoarang yang seharusnya sejak

tadi sudah menunggu di sana. Aku menutup

telepon. Dari ruang kokpit, Edwin memberi tahu

bahwa pesawat akan segera mendarat. Aku

memasang sabuk pengaman, meluruskan kaki,

dan menatap hamparan gemerlap Kota

Singapura melalui jendela.

(Pulang; 72)

Dari kutipan di atas membuktikan bahwa Singapura

merupakan salah satu latar tempat yang ada dalam novel

Pulang karya Tere Liye. Bujang pergi ke Singapura untuk

menyelesaikan konflik yang terjadi dalam bisnisnya. Konflik

yang terjadi pada bisnis shadow economy yang sedang Bujang

geluti.

c. Hong Kong

Hong Kong adalah tempat dimana Bujang menemui

rekan bisnisnya. Bujang menemui salah satu rekan

bisnisnya yang bernama Master Dragon. Berikut kutipan

mengenai latar tempat di Hongkong tersebut.

Pukul tujuh pagi saat pintu kamarku diketuk.

Aku melangkah turun dari tempat tidur,

membuka tirai jendela sebentar, membiarkan

cahaya pagi melewati kaca. Amparan kota Hong

Page 85: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

73

Kong langsung menyambutku melalui jendela

kamar. Pagi yang mendung,dengan awan

hitammenggelayut di langit. Tadi malam,

sepulang makan malam dari jamuan Master

Dragon, aku langsung meluncur ke salah satu

hotel bintang lima untuk bermalam.

(Pulang; 107)

Dari kutipan di atas menceritakan bahwa Bujang

berada di Hong Kong untuk menemui tuan Drogon. Tuan

Dragon adalah rekan bisnis keluarga Lien.

d. Makau

Kota Makau adalah tempat dimana Bujang

menemui keluarga Lin. Keluarga Lin adalah pesaing bisnis

Bujang. Berikut kutipan mengenai keberadaan Bujang

berada di Kota Makau.

Pukul delapan lewat tiga puluh, pesawat jet

Keluarga Tong mendarat di bandara Makau.

Pemandangan pulau kecil Makau malam hari

tidak kalah menakjubkan dengan Hong Kong,

tapi aku datang ke sini tidak untuk plesir.

(Pulang; 117)

Dari kutipan di atas menceritakan keberadaan

Bujang di Kota Makau. Bujang menemui keluarga Lin

untuk membicarakan masalah bisnis yang sedang ada

masalah dengan keluarga Tong atau keluarga Bujang.

e. Ibu Kota

Dalam novel Pulang ini diceritakan Bujang sedang

bersama Tuanku Imam di Ibu Kota. Berikut kutipan

mengenai keberadaan Bujang di Ibu Kota.

Page 86: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

74

“Setahun setelah bapak kau wafat, aku

memutuskan pindah ke Ibu Kota agar kau bisa

menunaikan wasiat bapak kau. Putra tertuaku

mengambil alih sekolah agama di kampung, dia

menjadi Tuanku Imam yang selanjutnya. Aku

mendirikan sekolah agama baru di Ibu Kota.

(Pulang; 322)

Dari kutipan di atas diceritakan ketika Bujang berada di

Ibu Kota. Tuanku Imam menceritakan tentang seluk beluk

keluarga Bujang, yang selama ini tidak diketahui oleh Bujang.

2. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan “kapan” peristiwa itu

terjadi. Latar waktu yang terjadi pada novel Pulang adalah pagi,

siang dan malam. Berikut adalah paparan mengenai latar waktu

yang terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye.

a. Pagi Hari

Peristiwa dalam novel Pulang karya Tere Liye

terjadi pada pagi hari. Berikut kutipan mengenai latar waktu

pagi hari.

Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai. Dua

bulan lagi ladang padi tadah hujan akan panen.

Pucuk padi menghijau terlihat di lereng-lereng

bukit. Hutan lebat mengadang di atasnya,

berselimutkan kabut. Dedaunan masih basah,

embun menghias tepi-tepinya. Udara terasa dingin,

uap keluar setiap kali menghembuskan napas. Tiga

mobil dengan dengan roda berkemul lumpur

merapat di depan rumah bapak. Hanya mobil

tertentu yang bisa melewati jalanan terjal Bukit

Barisan, lepas hujan deras tadi malam.

(Pulang; 2)

Pukul tujuh pagi saat pintu kamarku diketuk.

Aku melangkah turun dari tempat tidur, membuka

tirai jendela sebentar, membiarkan cahaya pagi

melewati kaca. Amparan kota Hong Kong langsung

menyambutku melalui jendela kamar. Pagi yang

Page 87: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

75

mendung,dengan awan hitammenggelayut di langit.

Tadi malam, sepulang makan malam dari jamuan

Master Dragon, aku langsung meluncur ke salah

satu hotel bintang lima untuk bermalam.

(Pulang; 107)

Aku merasa nyaman hingga adzan Shubuh kembali

terdengar dari menara masjid. Bagai ada yang

menyetrum tubuh, aku refleks terbangun.

(Pulang; 332)

Dari kutipan di atas membuktikan bahwa adanya

waktu pagi hari. Tepatnya ketika Bujang berada di salah

satu Hotel di Hong Kong. Kutipan yang berikutnya

menunjukkan waktu pagi hari ketika Bujang merasakan

kenyamanan saat Bujang mendengar suara adzan shubuh.

b. Siang Hari

Peristiwa dalam novel Pulang karya Tere Liye

terjadi pada siang hari. Berikut kutipan mengenai latar

waktu pagi hari.

Semua orang makan siang di hamparan tikar teras

rumah panggung. Mamak mengeluarkan makanan

yang dia siapkan sejak kemarin. Juga tetangga

mereka ikut membawakan masakan. Rumah bapak

semakin ramai. Lepas makan, mereka bersiap-siap

untuk terakhir kalinya. Para pemburu mengenakan

ransel, memeriksa perlengkapan, dan menyambar

senapan.

(Pulang; 7)

Seuatu yang tidak pernah terjadi dua puluh tahun

terakhir. Aku kembali mengenal rasa takut. Apa yang

harus kulakukan, jika aku sendiri saja mulai takut?

Parwes menunduk. Kali ini tidak banyak bicara lagi.

Siang berlalu dengan cepat, juga sore yang hanya

melintas, dan malampun tiba.

(Pulang; 328)

Page 88: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

76

Dari kutipan di atas jelas bahwa peristiwa yang

terjadi adalah siang hari. Tepatnya keluarga Tong pertama

kali berkunjung ke rumah Bujang yang bertujuan untuk

menjemput Bujang.

c. Sore Hari

Peristiwa dalam novel Pulang karya Tere Liye terjadi

pada sore hari. Berikut kutipan mengenai latar waktu sore

hari.

“Selamat sore, Bujang. Kau benar, ini hanya

pemeriksaan rutin.” Dokter mengangguk kepadaku,

terenyum. Itu adalah dokter yang dulu membalut

lukaku ketika pertama kali tiba di Keluarga Tong.

Usianya sama dengan Tauke Besar.

(Pulang:60)

Aku melirik jam di pergelangan tangan. Sudah

pukul lima sore, aku juga harus segera ke bandara.

Aku tiba di bandara pukul lima tiga puluh.

(Pulang; 68)

Dari kutipan di atas jelas bahwa peristiwa yang

terjadi adalah sore hari. Tepatnya ketika Bujang pertama

kali ke tempat Tauke muda dan ketika Bujang berada dalam

pesawat.

d. Malam Hari

Peristiwa dalam novel Pulang karya Tere Liye

terjadi pada malam hari. Berikut kutipan mengenai latar

waktu pagi hari.

Dua puluh tahun lalu, gerimis turun saat empat

mobil jip melintasi gerbang selamat datang Kota.

Pukul sebelas malam. Wajahku menempel di

Page 89: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

77

jendela kaca, menatap lamt-lamat lampu jalanan

suram yang dibungkus tetes hujan.

(Pulang; 38)

“Halo Bujang.” Tauke menyapaku. Dia sedang

duduk bersandar di ranjang, memebaca sesuatu.

“Selamat malam, Tauke.” Aku balas menyapa,

tersenyum. Tauke terlihat sehat, piring makan

malam yang ada di atas meja sebelah ranjang habis.

Tirai jendela kamar dibiarkan terbuka, sesekali

terlihat gurat petir di kejauhan.

(Pulang: 252)

Dari kutipan di atas jelas bahwa peristiwa yang terjadi

adalah malam hari. Tepatnya ketika Bujang berangkat menuju

rumah Tauke Muda dan ketika Bujang berada di dalam

kamarnya.

3. Latar Sosial

Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosia masyarakat di suatu tempat

yang diceritakan. Latar ssosial yang terdapat pada novel Pulang

karya Tere Liye antara lain adat istiadat, kepercayaan, bahasa,

kebiasaan dan pandangan hidup kampung Talang tempat

tinggal Bujang di Sumatera.

a. Adat Istiadat

Latar Sosial masyarakat mengenai adat istiadat

yang terdapat pada novel Pulang. Berikut kutipan latar

sosial yang menunjukan adat istiadat.

Bagus sekali! Mari kita lihat seberapa hebat kau di

dalam sana. Bapak kau ini, dulu adalah pemburu

Page 90: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

78

yang hebat. Berikan senapan padanya, dia akan

menjatuhkan satu per satu babi.

(Pulang; 6)

Dari kutipan di atas tergambar jelas bahwa adat istiadat

masyarakat Sumatera tempat tinggal Bujang. Berburu menjadi

kebiasaan sehari-hari karena Sumatera meruakan kota yang

dikelilingi oleh hutan.

b. Kepercayaan

Latar sosial mengenai kepercayaan masyarakat yang

terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye. Berikut

kutipan latar sosial yang menunjukan kepercayaan.

Midah memang tidak pernah lagi bisa mengajarimu

mengaji, tapi tak pernah lelah setiap malam

mendoakanmu, Agam. Tak pernah kering mulutya

lirih menguntai doa. Dia masih menunaikan

kewajibannya sebagai ibu. Saat hari kematiaanya

tiba, itu adalah hari paling indah miliknya.

(Pulang; 339)

Dari kutipan di atas menggambarkan bahwa

kepercayaan masyarakat Sumatera menganut kepercayaan

adanya Tuhan. Masyarakat memeluk agama islam sebagai

salah satu kepercayaannya.

c. Bahasa

Latar sosial mengenai bahasa masyarakat yang

terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye. Berikut

kutipan latar sosial yang menunjukan bahasa.

Tuanku Imam menunjuk ke samping. “maafkan aku

Agam. Kami sudah berusaha maksimal, tapi Tauke

Page 91: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

79

tidak tertolong. Dia sudah sangat payah saat tiba di

halaman rumput.

(Pulang; 317)

Dari kutipan di atasmenggambarkan bahwa bahasa

daerah Sumatera memiliki ciri khas yang berbeda. Seperti pada

julukan Tuanku Imam adalah nama panggilan kepada seorang

ulama‟, sedangkan julukan Agam adalah panggilan untuk

saudara atau kerabat.

d. Kebiasaan

Latar sosial mengenai kebiasaan masyarakat yang

terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye. Berikut

kutipan latar sosial yang menunjukan kebiasaan.

Kampung kami ini sebenarnya tidaklah seperti desa

yang kalian kenal. Kami menyebutnya talang.

Hanya ada dua atau tiga puluh rumah panggung dari

kayu, letaknya berjauhan dipisahkan kebun

halaman. Jika hendak memanaggil tetangga, kalian

bisa membuka jendela lantas berteriak sekencang

mungkin—itulah kenapa intonasi orang pedalaman

Sumatra terdengar kasar.

(Pulang; 3-4)

Dari kutipan di atas menggambarkan kebiasaan

masyarakat Sumatera. Berbicara keras dan lantang

merupakan kebiasaan sehari-hari masyarakat Sumatera

khususnya kampung Talang tempat Bujang tinggal.

Page 92: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

80

e. Pandangan Hidup

Latar sosial mengenai pandangan hidup masyarakat

yang terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye. Berikut

kutipan latar sosial yang menunjukan pandangan hidup.

Aku mengangguk. Mamakku juga mengajarkan

berhitung di kampung. Pun diam-diam mengajariku

mengai, shalat, dan ilmu agama.

(Pulang; 48)

Dari kutipan di atas sangat tergambar jelas bahwa

latar sosial yang menunjukan pandangan hidup masyarakat

Sumatera yang terjadi pada novel Pulang karya Tere Liye.

Bujang tingal bersama ayahnya yang bernama Samad dan

ibu yang bernama Midah. Mereka mempunyai pandangan

hidup yang maju.

2. Nilai Moral yang Terdapat pada Novel Pulang Karya Tere Liye

Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang

kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah

karya sastra, makna yang disarankan lewat cerita. Nilai moral lebih

mengutamakan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia

dengan manusia dan manusia dengan alam sekitar. Nilai moral tersebut

diuraikan sebagai berikut.

a. Hubungan Manusia dengan Tuhan

Hubungan manusia dengan Tuhan adalah perasaan yang

menghubungkan perasaan manusia dengan Tuhan. Wujud nilai moral

Page 93: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

81

yang menghubungkan antara manusia dengan Tuhan pada novel Pulang

karya Tere Liye adalah hubungan tokoh dengan Tuhan-Nya. Wujud

nilai moral yaitu melipti: taat, dan tawakkal.

1. Taat

Bentuk taat yang terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye

adalah menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan Tuhan.

Ketaatan yang dilakukan oleh tokoh pada novel yaitu menjalankan

perintah, atau menjalankan kebaikan. Hal tersebut dibuktikan dengan

kutipa berikut ini.

“Mamak tau kau akan jadi apa di Kota sana... Mamak

tahu... Tapi, tapi apa pun yang akan kau lakukan di

sana, berjanjilah Bujang, kau tidak akan makan daging

babi atau daging anjing. Kau akan menjaga perutmu

dari makanan haram dan kotor. Kau juga tidak akan

menyentuh tuak dan segala minuman haram.”

(Pulang; 24)

Aku mengangguk. Mamakku juga mengajarkan

berhitung di kampung. Pun diam-diam mengajariku

mengaji, shalat, dan ilmu agama—jika Bapak tidak di

rumah.

(Pulang; 48)

“Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang

bersimpuh dipusaramu, tapi juga telah pulang kepada

panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apapun kehidupan

menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang

kutempuh, Tuhan selelu memanggil kami untuk

pulang. Anakmu telah pulang.

(Pulang; 400)

Dari kutipan di atas membuktikan adanya sikap tawakal yang

dilakukan oleh para tokoh dalam novel Pulang karya Tere Liye. Sikap

Page 94: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

82

tawakal merupakan salah satu bentuk hubungan antara manusia

dengan Tuhannya yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel ini.

2. Tawakal

Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan

kepada selain Allah dan menyerahkan keputusannya kepada Allah.

Hal tersebut dibuktikan dengan kutipa berikut ini.

Suara adzan itu semakin terang terdengar. Begitu

merdu, mengalun lembut.

Aku memeluk lutut. Tergugu. Air mataku mengalir

membasahi pipi.

Seluruh kebahagiaanku 24 jam terakhir seperti

menghilang begitu saja.

Mamak telah pergi, selama-lamanya.

(Pulang; 192)

Dari jauh sayup-sayup terdengar suara adzan Shubuh.

Aku tersenyum.

Tuanku Imam benar, itu panggilan Tuhan bagi

siapapun, tidak pernah didesain untuk mengganggu.

Kali ini, aku bisa mendengarnya dengan lega. Lebih

dari 13.000 hari aku mendengar suara adzan, lima kali

sehari, pagi, siang, sore, dan malam. Dari sekian puluh

ribu panggilan itu, kali ini aku baru memahaminya.

Aku menyeka wajah yang basah oleh butiran air.

Terlambat? Tidak juga. panggilan itu tidak pernah

mengenal kata terlambat, panggilan itu selalu bekerja

secara misterius.

(Pulang; 397-398)

Dari kutipan di atas membuktikan adanya sikap tawakal

yang dilakukan oleh tokoh dalam novel Pulang karya Tere Liye.

Sikap tawakal merupakan salah satu bentuk hubungan antara

manusia dengan Tuhannya.

Page 95: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

83

b. Hubungan Manusia dengan Manusia

1) Dermawan

Dermawan adalah perbuatan yang dilakukan oleh

seseorang dengan cara memberi atau menolong seseorang tanpa

meminta balas budi. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipa

berikut ini.

Aku ikut tertawa, mengeleng tegas, lalu

memasukkannya kembali ke dalam koper. Menurut

hitunganku sudah enam kali White menyelesaikan misi

bersamaku, tapi tidak sekalipun dia bersedia menerima

bayaraan. Dia selalu menganggap itu bagian dari utang

budi karena aku pernah membebaskannya dari

Baghdad. Aku akan mencatat semua batang emas milik

White. Besok lusa, itu tetap menjadi haknya.

(Pulang; 162)

Dari kutipan di atas membuktikan adanya hubungan antara

manusia dengan manusia yang lainnya dalam novel Pulang

karya Tere Liye. Sifat dermawan yang dicontohkan oleh para

tokoh merupakan sikap moral yang terpuji yang dapat kita

contoh dalam kehidupan sehari-hari.

2) Tolong menolong

Tolong menolong dalam novel Pulang karya Tere Liye

merupakan salah satu contoh sikap saling membantu atau

tolong menolong yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel.

Hal tersebut dibuktikan dengan kutipa berikut ini.

Aku menggeleng, “Kita tidak pernah berdua, Parwes. Kita

punya banyak sekali orang-orang yang bersedia

membantu. Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan

Page 96: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

84

memanggil kesetiaan terbaik. Pagi ini aku akan

memanggil semuanya.

(Pulang; 348)

Dari kutipan di atas menunjukan adanya hubungan antara

manusia dengan manusia yang lainnya dengan tindakan tolong

menolong. Tindakan tolong menolong yang dilakukan oleh

para tokoh dalam novel Pulang karya Tere Liye merupakan

salah satu bukti adanya nilai moral positive dalam novel ini.

3) Pemberi nasihat

Pemberi nasihat termasuk salah satu contoh nilai moral

positive yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel Pulang

karya Tere Liye. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipa berikut

ini.

“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu (dari makanan

dan minuman haram dan kotor) itu, Bujang. Agar….

Agar besok lusa, jika hitam seluruh hidupmu, hitam

seluruh hatimu, kau tetap punya satu titik yang putih,

dan semoga itu berguna. Memanggilmu pulang.

Mamak mencium ubun-ubunku”

(Pulang; 24)

“Hidup ini penuh misteri, Agam. Satu-dua aku

mengerti jawabannya, dan lebih banyak yang tidak.

Tauke Besar adalah seorang dengan karakter yang

menarik. Dia angat menghormati orang-orang

sepertiku meski kami berbeda jalan, meski dia adalah

bandit besar. Dia menganggapku sebagai kawan,

memanggil aku Guru, menyanjung, pun bersedia

mendengarkan. Dia setuju agar ikut mengawasi

Bujang, anak angkatnya. Dia berkata bahwa jika dia

mati, maka kau akan sendirian. Kau akan butuh

bantuan dan dukungan dari siapa aja.

(Pulang; 322)

Page 97: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

85

Tuanku Imam tersenyum, “Kau tau, Agam, hidup ini

sebenarnya perjalanan panjang, yang setiap harinya

disaksikan oleh matahari.

(Pulang 336)

Dari beberapa kutipan di atas, sangat terlihat jelas adanya

hubugan antara manusia dengan manusia lainnya dalam novel

Pulang karya Tere Liye. Hubungnan yang terjadi dalam

kutipan di atas adalah pemberian nasihat yang dilakukan oleh

para tokoh dalam novel.

c. Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar

a. Memuji keindahan alam

Memuji keindahan alam merupakan sanjungan terhadap

sesuatu yang dilihat, yang ada di alam sekitar. Kekaguman

yang disampaikan melalui pujian sebagai rasa takjub dengan

apa yang dilihatnya. Berikut kutipan mengenai hubungan

manusia dengan alam sekitar yang dilakukan oleh tokoh dalam

novel Pulang karya Tere Liye yaitu memuji keindahan alam.

Dan di kejauhan, semburat merah mulai nampak di

kaki langit, melukis angkasa dengan warna-warni

indah saat matahari bersiap menetas. Sunrise. Terlihat

sangat indah.

Aku mengusap wajah. Aku jarang sekali menyaksikan

matahari terbit. Aku lebih sering bangun siang,

kalaupun bangun pagi, pekerjaanku amat banyak

hingga tidak sempat menikmati pemandangan. Aku

tidak tahu jika sunrise bisa sehebat ini

(Pulang; 336)

Dari kutipan di atas, terlihat adanya hubungan antara

tokoh dan alam sekitar. Bujang terlihat menikmati keindahan

Page 98: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

86

pagi hari saat unrise. Bujang merasa nyaman dan terkagum,

karena tak pernah ia melihat pemandangan seindah ini.

1. Skenario Pelaksanaan Pembelajaran Novel Pulang di SMA

Hasil analisis berupa unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang

dapat digunakan sebagai bahan/materi ajar dalam pembelajaran apresiasi

sastra untuk kelas XI. Berikut ini diuraikan skenario pembelajaran novel

Pulang pada kelas XISMA.

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajrana merupakan suatu kegiatan

menyusun RPP. Adapun komponen daam penyusunan RPP meliputi

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

materi pembelajaran, metode pembelajaran, alokasi waktu, dan

evaluasi. Di bawah ini adalah sajian komponen-komponen tersebut.

1. Standar Kompetensi

Standar kompetensi disesuaikan dengan standar isi yang telah

diterapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).Standar

kompetensi dalam pembelajaran sastra di kelas XI SMA khususnya

novel Pulang karya Tere Liye adalah: 7. (Membaca) memahami

berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan.

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar (KD) merupakan kemampuan hasil belajar

yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses

pembelajaran materi pokok mata pelajaran tertentu yang berguna untuk

Page 99: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

87

meningkatkan target kompetensi yang harus dicapai siswa. Dari

kompetensi dasar di atas, diambil salah satu kompetensi dasar sebagai

acuan pembelajaran novel Pulang karya Tere Liye. Kompetensi yang

ditunjukkan adalah:7.2 Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik

novel Indonesia.

3. Indikator

Setelah SK dan KD telah diketahui, guru merumuskan

indikator pencapaian. KD menyatakan tingkah laku yang harus

diperlihatkan oleh siswa pada akhir suatu kegiatan pembelajaran, dan

indikator merupakan subtujuan.

Berdasarkan KD di atas, indikator yang dapat menggambarkan

tingkah laku keberhasilan pembelajaran novel Pulang karya Tere Liye

adalah:

a. mampu menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Pulang karya

Tere Liye;

b. mampu menjelaskan nilai moral di dalam novel Pulang karya

Tere Liye.

b. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran novel Pulang adalah:

a. siswa mampu mengungkapkan nilai-nilai moral yang

terkandung dalam novel Pulang karya Tere Liye;

Page 100: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

88

b. siswa mampu menyajikan analisis dengan bahasanya sendiri

mengenai unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang karya

Tere Liye.

c. Bahan/Materi Ajar

Bahan/materi ajar yang digunakan, antara lain:

1) novel Pulang;

2) teori struktural karya sastra; dan

3) macam dan teknik penyampaian nilai moral karya sastra.

Novel Pulang selain merupakan novel yang dapat dibaca oleh

pembaca luas, ternyata juga dapat dijadikan alternatif materi

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA. Hal ini mengingat

sastra sendiri dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA

memiliki tempat dalam proses pembelajaran kelas XI serta mencakup

berbagai kemampuan, baik mendengarkan, berbicara, membaca,

maupun menulis.

Dari segi isi, novel Pulang termasuk novel yang ringan,

dengan kata lain novel tersebut bisa menjadi alternatif materi

pembelajaran novel di sekolah. Hal tersebut disebabkan novel Pulang

memfokuskan cerita pada dunia remaja dan dunia sekolah. Selain itu,

novel tersebut mengandung banyak nilai moral yang dapat dijadikan

sebagai pegangan peserta didik dalam bersikap, bertindak, dan berpikir.

Salah satu nilai moral yang menonjol adalah kerja keras. Nilai-nilai

tersebut dapat diaplikasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari

Page 101: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

89

dan tentunya bermanfaat bagi peserta didik. Hal ini, sesuai dengan

tujuan pembelajaran sastra di sekolah, yaitu peserta didik tidak hanya

mengerti, memahami isi sastra saja tetapi juga mengambil nilai-nilai

positif yang digambarkan oleh tokoh.

Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh di dalam

sebuah novel, pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan

yang disampaikan. Nilai moral bisa diperoleh melalui pengetahuan dan

pemahaman dalam materi. Penanaman nilai moral juga bisa diberikan

selama proses apresiasi novel. Novel Pulang bisa dikatakan berkualitas

dan bermuatkan moral karena novel ini mampu memotivasi dan

menginspirasi pembaca lewat tokoh dalam cerita yang begitu semangat

dalam menjalani hidup. Guru memberikan arahan akan pentingnya nilai

moral sesuai dengan cerita dan diimplentasikan oleh guru dan siswa

selama proses pembelajaran, seperti penanaman rasa percaya diri dalam

menganalisis unsur intrinsik dan nilai moral, kerja sama dalam diskusi

kelompok, dan lainnya.

Kelayakan atau tidaknya sebagai alternatif materi

pembelajaran juga didasarkan pada pertimbangkan dari sudut bahasa,

dari segi kematangan jiwa (psikologi), dan dari sudut latar belakang

kebudayaan para siswa. Dari segi bahasa, novel Pulang menggunakan

bahasa yang mudah dipahami. Dengan demikian, peserta didik yang

membaca novel tersebut dapat menikmati, memahami, dan dengan

Page 102: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

90

mudah memaknai isi novel karena penggunaan bahasa yang sesuai

dengan usia mereka (sehingga mudah dipahami).

Sesuai dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel

Pulang merupakan novel yang berkualitas karena tidak hanya bersifat

menghibur saja, tetapi juga memiliki nilai moral yang lengkap dan

banyak karakter positif tokoh yang dapat diteladani.

d. Metode Pembelajaran

Dalam pembelajaran novel Pulang, metode pembelajaran yang

digunakan adalah metode kuantum. Metode ini memiliki enam langkah

atau fase pokok, yakni tanamkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi,

dan rayakan yang sering disebut dengan teknik TANDUR.

e. Alokasi Waktu

Alokasi waktu disesuaikan dengan keluasan materi dan

ketersediaan waktu untuk menuntaskan materi tersebut di tengah

banyaknya materi-materi lain dalam mata pelajaran tertentu dalam satu

semester.

Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan KI dan KD

dalam pembelajaran novel Pulang adalah 4X45 menit dalam dua

pertemuan.

f. Langkah-Langkah Pembelajaran

Sebelum memasuki proses pembelajaran novel Pulang ini,

terlebih dahulu guru menugaskan siswa untuk membaca novel tersebut

di rumah secara berkelompok pada pertemuan sebelumnya. Secara

Page 103: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

91

umum, langkah pembelajaran terbagi menjadi tiga tahap kegiatan,

yakni:kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut ini

diuraikan ketiga tahap pembelajaran tersebut.

Pertemuan Pertama

1) Kegiatan Awal (15 Menit)

Kegiatan awal dilakukan sebagai apersepi, penyampaian

tujuan, dan pemberian motivasi. Di bawah ini disajikan kegiatan

awal dalam pembelajaran novel Pulang.

d) guru memotivasi siswa tentang pentingnya materi yang akan

dibahas;

e) guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian

yang harus diku-asai siswa setelah pembelajaran berakhir;

f) guru bertanya kepada siswa mengenai gambaran umum isi novel

yang telah dibaca siswa di rumah (menjadi tugas rumah

pertemuan sebelumnya)

2) Kegiatan Inti (60 Menit)

Kegiatan inti dilakukan dengan metode kuantum teknik

TANDUR. Secara lengkap, kegiatan inti meliputi hal-hal di bawah

ini.

Fase “Tumbuhkan”, berisi kegiatan:

a) mempresentasikan materi dengan media powerpoint mengenai

unsur intrinsik novel dan ragam nilai moral;

b) memberikan kutipan-kutipan menarik dari novel agar siswa

Page 104: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

92

memotivasi siswa untuk mengkaji lebih dalam mengenai unsur

intrinsik dan nilai moral.

Fase “Alami”, berisi kegiatan:

a) siswa dibagi ke dalam beberapa kelom-pok. Tiap kelompok

terdiri dari 4-6 siswa;

b) tiap kelompok diberikan permasalahan yang berbeda-beda untuk

dipecahkan. Permasalahan yang dimaksud adalah: unsur intrinsik

dan nilai moral;

c) guru menjelaskan peraturan diskusi;

d) setelah siswa memecahkan permasalahannya dalam diskusi

kelompok, setiap kelompok ditugaskan untuk menyampaikan

hasil diskusinya di depan kelas yang diwakili oleh seorang juru

bicara sehingga di depan kelas terdapat beberapa orang sesuai

dengan jumlah kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya;

e) setelah semua kelompok mempresentasikan, setiap kelompok

diwajibkan bertanya kepada kelompok lain. Di sini guru

membantu dengan petunjuk umum yang bersifat memancing

penafsiran dari siswa jika terjadi kebuntuan dalam tanya jawab

antarkelompok tersebut.

Fase “Namai”, berisi kegiatan:

Setiap siswa membuat simpulan hasil diskusi antarkelompok

dengan bahasanya sendiri mengenai unsur intrinsik dan nilai moral

Page 105: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

93

dalam novel Pulang di buku tugas.

3) Kegiatan Akhir (15 Menit)

Kegiatan akhir adalah penutup dan pemberian tugas. Bagian

ini berisi kegiatan:

a) siswa dan guru melakukan kegiatan tanya jawab yang berkaitan

dengan kesulitan dan kendala yang dialami mengkaji citra tokoh

utama wanita dalam novel;

b) memberikan tugas rumah (proyek) kepada siswa agar unsur intrinsik

dan nilai moral secara lebih komprehensif di rumah.

Pertemuan Kedua

1) Kegiatan Awal (20 Menit)

Kegiatan awal meliputi:

a) guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang

telah dibahas pada pertemuan sebelumnya;

b) guru menyampaikan refleksi mengenai kekurangan-kekurangan

yang masih ditemukan di dalam hasil pembelajaran sebelumnya.

2) Kegiatan Inti (60 Menit)

Fase “Demonstrasikan”

Fase keempat dari teknik TANDUR adalah

“demonstrasikan”. Pada fase ini, kegiatan yang dilakukan adalah

setiap siswa menukar hasil pekerjaan rumahnya berupan analisis

unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang kepada temannya secara

acak untuk diidentifikasi.

Page 106: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

94

Fase “Ulangi”

Fase kelima adalah “ulangi”. Pada fase ini, kegiatan yang

dilakukan adalah siswa memperbaiki analisisnya sesuai dengan saran

teman.

Fase “Rayakan”

Fase terkahir dalam pembelajaran dengan metode kuantum

teknik TANDUR adalah “rayakan”. Pada fase ini, siswa yang

memperoleh nilai tertinggi diberikan kesempatan untuk membacakan

hasil analisisnya di depan kelas dan hasil analisis tersebut dipajang

di dinding kelas.

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

Kegiatan akhir dalam pembelajaran novel Pulang meliputi:

a) guru menyampaikan simpulan pembelajaran;

b) guru memberikan pesan kepada siswa agar meneladani sikap

tokoh-tokoh yang memiliki akhlak mulia di dalam novel.

g. Media Pembelajaran

Apabila sarana mendukung, guru disarankan menggunakan

LCD sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi dengan power point.

Media alternatif yang dapat digunakan adalah fotokopi materi

mengenai teori struktural dan nilai moral karya sastra yang dalamnya

memuat langkah-langkah analisis.

Page 107: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

95

h. Evaluasi

Sistem penilaian (evaluasi) terdiri dari tiga hal:teknik

penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Teknik yang

digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran adalah teknik tes tertulis,

dengan bentuk instrumen soal uraian dan tugas proyek. Contoh

instrumennya adalah sebagai berikut.

1) Aspek Kognitif

a) Bagaimanakah tema utama Pulang? Jawab disertai alasan yang

logis dan kutipan novel!

b) Bagaimanakah kronologi dan kemenarikan alur novel Pulang?

c) Bagaimanakah karakter tokoh Bujang dan teknik penokohan

yang digunakan pengarang dalam novel Pulang?

d) Bagaimanakah hubungan antara latar dan tokoh dalam novel

Pulang?

2) Aspek Afektif

Penilaian aspek afektif diperoleh dari perilaku siswa

dalam proses pembelajaran, seperti sikap saat mengikuti diskusi

kelompok, sikap bertanya, dan aktivitas lainnya. Penilaian ini

diperoleh melalui observasi selama pembelajaran berlangsung.

3) Aspek Psikomotorik

Penilaian aspek psikomotorik dikaitkan dengan keteram-

pilan kebahasaan, yakni menulis, yang diperoleh dengan tugas

proyek untuk membuat tulisan analisis sastra terkait dengan

Page 108: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

96

materi pembelajaran yang telah dilakukan. Contoh instrumennya

adalah:“Analisislah novel Pulang dari segi unsur intrinsik dan

nilai moral sesuai dengan pemahamanmu! Jangan lupa sertakan

kutipan yang mendukung argumenmu.”

Page 109: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

97

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi ringkasan hasil

penelitian dan saran berisi anjuran peneliti kepada pihak-pihak yang dapat

memanfaatkan hasil penelitian ini.

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan data, peneliti dapat menarik beberapa

simpulan hasil penelitian sebagai berikut.

1. Unsur intrinsik novel Pulang terdiri dari: (a) tema: kisah tentang

perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk

memeluk erat semua kebencian: (b) novel ini memiliki tokoh

utama Bujang dan tokoh tabahan lainnya yang mendukung

jalannya cerita: (c) penokohan menggunakan teknik analitik dan

dramatic: teknik cakapan, tingkah laku, pikiran dan perasaan,

arus kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain,

teknik pelukisan latar, dan teknik pelukisan fisik; (d) latar novel

terdiri dari latar tempat: Kampung Talang Tadah Hujan Sumatra,

Singapura, Hongkong, Makau, Ibu Kota., dll: latar waktu: pagi,

siang, sore dan malam hari: latar sosial yang menunjukkan adat

istiadat, kepercayaan, bahasa, kebiasaan, dan pandangan hidup

masyarakat Sumatera: (e) alur maju mundur atau alur campuran

(f) sudut pandang: campuran antara teknik orang pertama dan

teknik orang ketiga mahatahu.

Page 110: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

98

2. Nilai-nilai moral yang ada dalam novel Pulang antara lain: (a)

hubungan manusia dengan Tuhan taat dan tawakkal: (b)

hubungan manusia dengan manusia: dermawan, tolong

menolong, dan pemberi nasihat: (c) hubungan manusia dengan

alam sekitar: memuji keindahan alam.

3. Nilai-nilai moral dalam novel Pulang dapat dimanfaatkan

sebagai materi pembelajaran apresiasi sastra untuk kelas XI

SMA, yakni dalam pembelajaran Kompetensi Dasar

menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab

dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk memahami dan

menyajikan novel; indikator pembelajaran novel ini adalah:

memahami tema, amanat, latar, tokoh dan penokohan, alur, dan

sudut pandang dalam novel Pulang, memahami nilai moral di

dalam novel Pulang, dan menyajikan hasil analisis mengenai

unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang; nilai-nilai moral

novel ini layak untuk diteladani oleh generasi muda usia remaja,

khususnya siswa SMA. Secara psikologis, siswa SMA

membutuhkan internalisasi nilai-nilai kehidupan untuk

merangsang dan memotivasi pembentukkan konsep diri yang

berkarakter. Sementara itu, metode yang efektif digunakan dalam

penanaman nilai moral melalui novel Pulang adalah metode

kuatum dengan teknik TANDUR.

Page 111: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

99

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti dapat

memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam

mengembangkan penelitian selajuntnya yang masih dalam ruang

lingkup yang sama.

2. Bagi Guru

Bagi giru bahasa dan sastra Indonesia SMA, novel

Pulang dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran sastra

karena novel tersebut mengandung banyak nilai pendidikan

moral yang tercermin dari tingkah laku tokoh-tokoh dalam

novel tersebut.

3. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa

dalm memahami unsur instrinsik dan nilai moral dalam novel.

Selain itu, dapat memberikan pelajaran mengenai nailai moral

untuk diterapkan pada kepribadian siswa dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 112: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Endraswara, Suwardi. 2005. Metode dan Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta:

Buana Pustaka.

Ginanjar, Nurhayati. 2012 a. Apresiasi Prosa Fiksi. Suarakarta: Cakrawala Media

_______2012 b. “Pengkajian Prosa Fiksi Teori dan Praktik”. Modul.

Https://www.google.co.id/.unnes.ac.id.

Hotamah, Ari. 2015. “Nilai Moral Pada Novel Hafalan Sholat Delisa Karya Tere

Liye Dan Skenario Pembelajarannya Di SMA.” Skripsi: PBSI Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Ibrahim, Abdul Syukur. (Ed.). 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Liye, Tere. 2015. Pulang. Jakarta: Republika.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Teknik Analisis Bahasa; Pengantar Penelitian

Wahana Kebudayaan secara LInguistik. Yogyakarta: Sanata Dharma

University Press.

Sufanti, Main. 2012. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Surakarta: Yuma Pustaka.

Sugiarti,Tri. 2015. “Nilai Moral Novel Tahajud Cinta Di Koa New York Karya

Arumi Ekowati Dan Skenario Pemebelajarannya Di Kelas XI SMA.”

Skripsi: PBSI Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Page 113: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo: UMP

Press.

Page 114: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Lampiran 1

Sinopsis Novel Pulang Karya Tere Liye

“Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku, dibanding

ditubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati mamak, dibanding di

matanya.”

Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan

untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.

Pulang, sebuah kata yang mengartikan sesuatu itu kembali. Demikianlah

novel karya Tere liye ini bercerita, tentang seorang pemuda yang pulang pada

keadaan yang pernah dilalui sebelumnya. Adalah Bujang, mengawali perjalanan

di dunia hitam setelah ia berhasil mengalahkan Pemimpin Babi Hutan seorang diri

di dalam Rimba Bukit Barisan, pedalaman Sumatera. Hingga julukan “Si Babi

Hutan” melekat padanya. Usai kejadian perburuan di dalam Rimba, Bujang ikut

dengan Tauke Muda, pemimpin pemburu dari kota. Mamak dengan berat hati

melepas kepergiannya setelah memberi sebuah pesan. Pesan yang akan menjadi

janji hidup seorang Bujang.

“Mamak tahu kau akan jadi apa di kota sana. . . Mamak tahu. . . Tapi,

tapi apapun yang akan kau lakukan disana, berjanjilah Bujang, kau tidak akan

memakan daging babi atau anjing. Kau akan menjaga perutmu dari makanan

haram dan kotor. Kau juga tidak akan menyentuh tuak dan segala minuman

haram. Berjanjilah kau akan menjaga perutmu dari semua itu, Bujang. Agar . . .

Agar besok lusa, jika hitam seluruh hatimu, kau tetap punya satu titik putih, dan

semoga itu berguna. Memanggilmu pulang.”

Page 115: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Siapa sangka, rombongan pemburu Babi hutan dari kota itu ternyata

adalah keluarga besar Tong. Keluarga penguasa Shadow Economy. Namun, di

dalam rumah besar keluarga Tong, Bujang tidak akan di jadikan tukang pukul

seperti kebanyakan anak jalanan yang Tauke rekrut lainnya.

Awal kehidupan di rumah besar itu, Bujang dibuat kesal dengan berbagai

pelajaran dari Frans, guru pribadinya yang Tauke rekrut dari Amerika. Ya, Bujang

disekolahkan. Ia memberontak, ia ingin dijadikan tukang pukul seperti Basyir,

teman sebaya yang pertama kali ia kenal di rumah itu. Meski awalnya tidak

memperbolehkan Bujang menjadi tukang pukul, Tauke akhirnya takluk atas saran

Kopong, kepala tukang pukul keluarga Tong, supaya Bujang juga turut berlatih

bersamanya, agar dia juga bisa membela diri kelak, tanpa perlu meninggalkan

sekolahnya dengan Frans. Setelah berhasil belajar dengan Kopong, Bujang juga

belajar menembak dengan guru Salonga, penembak jitu asal Manila, juga belajar

samurai dengan guru Bushi, ninja terbaik di Jepang.

Siapa sangka, Bujang ternyata adalah keturunan jagal, darah jagal nomer

satu mengalir deras di tubuhnya. Kakek dari bapaknya adalah jagal nomer satu,

lantas diteruskan oleh bapaknya yang tak kalah hebat, dan berlanjut pada Bujang.

Fakta ini membuat Bujang semakin percaya diri menjadi bagian dari keluarga

Tong.

Setelah berhasil membawa gelar sarjana ekonomi dari Amerika, Bujang mendapat

sebuah pekerjaan yang paling ia inginkan di keluarga Tong. Penyelesaian konflik

tingkat tinggi, yang sering terjadi antar keluarga besar shadow economy di asia-

pasifik. Diawali dengan konflik keluarga Tong dengan keluarga Lin disebuah

Page 116: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

pesta ulang tahun Master Dragon, pemimpin Shadow Economy asia-pasifik.

Dimana keluarga Lin mencuri sebuah penemuan hebat dari keluarga Tong di

dunia kesehatan, alat pemindai kesehatan. Dibantu kesetiaan dari tim terbaik,

White putra Frans dan Yuki-Kiko si kembar cucu guru Bushi, mudah saja bagi

Bujang untuk mengambil kembali alat pemindai kesehatan itu di markas besar

keluarga Lin di Makau.

Konflik dengan keluarga Lin, bukanlah satu-satunya konflik menegangkan

di novel ini. Karena justru konflik lain yang tak kalah mengejutkan terjadi di

dalam keluarga Tong itu sendiri, penghianatan. Pembaca akan dibuat geleng-

geleng kepala untuk kejutan selanjutnya, dimana Basyir menghianati keluarga

Tong setelah Tauke memungutnya dari jalanan, membesarkan dengan baik,

mengizinkan Basyir belajar langsung dengan sosok suku bedouin di timur tengah.

Tepat saat Tauke sakit parah. Pertarungan besar terjadi di markas besar keluarga

Tong yang sudah pindah ke ibu kota. Basyir membawa keluarga Lin yang masih

memiliki dendam pada Bujang, karena telah membunuh pemimpin keluarga Lin

saat mengambil alat pemindai kesehatan. Bujang kalah cepat dari Basyir, ia kalah

dengan khanjar Basyir, senjata khas suku bedouin. Tukang pukul yang masih

setia dengan Tauke juga kalah jumlah, melawan tukang pukul keluarga Lin dan

tukang pukul keluarga Tong yang turut berkhianat.

Bujang dan Parwes selamat dari serangan Basyir dan keluarga Lin, setelah

Tauke menekan benda kecil semacam remote control di tangannya, lantas seketika

lantai dibawah ranjang Tauke merekah, ranjang itu melaju dalam hitungan detik,

masuk ke dalam lorong rahasia. Parwes sendiri adalah orang kepercayaan Tauke

Page 117: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

untuk memegang kendali seluruh bisnis legal milik keluarga Tong. Lorong rahasia

berakhir di sebuah halaman rumah, Tauke meninggal tepat saat keluar dari lorong,

Bujang yang menggendongnya dengan sisa tenaga yang ada, jatuh pingsan.

Bujang terkejut ketika ia siuman dan berada di tempat yang asing, ia dibawa jauh

dari Ibu kota oleh orang tua yang menolongnya. Kesedihan menjalar di hati

Bujang saat mengetahui Tauke meninggal.

Di tempat asing inilah, kejutan berikutnya disuguhkan oleh penulis,

dimana Bujang mengetahui sebuah fakta yang terpendam puluhan tahun lamanya,

orang tua pemilik rumah yang menolongnya ini adalah Tuanku Imam, kakak dari

mamaknya, orang tua itu memanggil Bujang dengan nama Agam, hanya sedikit

orang yang tahu nama aslinya. Kejutan menariknya, Bujang ternyata masih

keturunan Tuanku Imam Agam. Darah ulama termahsyur di daratan Sumatera

yang berhasil melawan dan mengusir tentara Balanda, mengalir deras di tubuh

Bujang.Sepeninggalan Tauke, Bujang kembali memiliki rasa takut yang ia anggap

ada tiga lapis tembok yang menutupi rasa takut di dalam hatinya, ketika ibu dan

bapak meninggal tembok rasa takut itu runtuh satu persatu, terahir adalah

meninggalnya Tauke, yang sekaligus meruntuhkan tembok terahir, rasa takut

kembali terlihat di hati Bujang.

Melalui momen matahari terbit, penulis akan mengajak kita sejenak

menikmati pemandangan indah, mensyukuri banyak hal atas kesempatan baik,

kesempatan bertemu hari baru. Momen inilah yang menjadi cover depan ,

sekaligus momen yang digunakan Tuanku Imam untuk mengajak Bujang jalan-

jalan di lingkungan sekolah Agama, lantas berhenti di puncak menara masjid,

Page 118: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

memandang matahari terbit, memberi pemahaman tentang berdamai dengan masa

lalu.

“Tapi sungguh, jangan dilawan semua hari-hari menyakitkan itu, Nak.

Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah. Mau semuak apa pun kau

dengan hari-hari itu, matahari akan tetap terbit indah seperti yang kau lihat

sekarang. Mau sejijik apapun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap

memenuhi janjinya, terbit dan terbit lagi tanpa peduli apa perasaanmu. Kau

keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah

menyelesaikan masalah."

Bujang juga mendapat suntikan semangat untuk merebut kembali apa yang

sudah dimiliki keluarga Tong dari tangan Basyir. Tepat jam sepuluh malam,

peperangan hebat itu terjadi, awalnya tim Bujang kalah jumlah, hingga

menyisakan separuh tukang pukul yang masih setia pada keluarga Tong, namun

tim terbaik kedua datang tepat waktu, yakni Salonga dan puluhan murid

tembaknya.

Pertarungan inilah akhir dari sebuah perjalanan pulang Si Babi Hutan.

Pesan mamak agar tidak memakan makanan dan minuman haram, membuatnya

berkesempatan untuk pulang, pulang pada hakikat yang sebenarnya, pulang pada

panggilan Tuhan.

Page 119: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Lampiran 2

Biografi Pengarang

Darwis lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di pedalaman Sumatera

Selatan. Ia merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara yang berasal

dari keluarga petani. Tere Liye merupakan nama pena seorang penulis

berbahasa Indonesia. Dari beberapa informasi yang beredar di internet

nama aslinya adalah Darwis. Ia bisa di anggap salah satu penulis yang

telah banyak menelurkan karya-karya best seller. Saat ini ia telah

menghasilkan banyak karya, bahkan beberapa di antaranya telah di

angkat ke layar lebar.

Pendidikan sekolah dasarnya ia lalui di SDN 2 Kikim Timur

Sumasel, setelah lulus kemudian melanjutkan ke SMPN 2 Kikim

Timur Sumsel lalu mengenyam pendidikan menengah atas di SMUN 9

Bandar Lampung. Terakhir ia kuliah di Fakultas Ekonomi UI. Dari

pernikahan Tere Liye dengan Ny.Riski Amelia di karunia seorang

putra bernama Abdullah Pasai dan seorang puteri bernama Faizah

Azkia. Saat menjadi penulis, Darwis menorehkan namanya dalam

setiap karyanya namun dengan nama pena yang unik yakni Tere Liye.

Tere Liye sendiri diambil dari bahasa India yang memiliki arti

untukmu. Karya Tere Liye biasanya mengetengahkan seputar

pengetahuan, moral dan Agama Islam. Penyampaiannya yang unik

serta sederhana menjadi nilai tambah bagi tiap novelnya.

Karya Tere yang sudah diterbitkan: Hafalan Shalat Delisa

(Penerbit Republika, 2005) Moga Bunda Disayang Allah (Penerbit

Republika, 2005), Mimpi-Mimpi Si Patah Hati (Penerbit AddPrint,

2005), The Gogons Series: James & Incridible Incodents (Gramedia

Pustaka Umum, 2006), Cintaku Antara Jakarta dan Kualal Lumpur

(Penerbit AddPrint, 2006), Rembulan Tenggelam di Wajahmu

(Grafindo 2006 & Republika 2009), Sang Penandai (Penerbit Serambi,

2007), Bidadari-Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008), Senja

Page 120: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Bersama Rosie (Penerbit Grafindo, 2008), Burlian (Penerbit

Republika, 2009), Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

(Gramedia Pustaka Umum, 2010), Pukat (Penerbit Republika, 2010),

Eliana, Serial Anak-Anak Mamak, (Republika, 2011), Ayahku

(Bukan) Pembohong, (Gramedia Pustaka Utama, 2011), Sepotong Hati

Yang Baru, (Penerbit Mahaka, 2012), Negeri Para Bedebah,

(Gramedia Pustaka Utama, 2012), Kau, Aku dan Sepucuk Angpau

Merah, (Gramedia Pustaka Utama, 2012), Berjuta Rasanya (Penerbit

Mahaka, 2012), Negeri Di Ujung Tanduk, (Gramedia Pustaka Utama,

2013), Amelia, Serial Anak-Anak Mamak 1, (Republika, 2013), Bumi,

(Gramedia Pustaka Utama, 2014) dan Pulang, (Penerbit Republika,

2015).

Page 121: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Lampiran 3

KARTU PENCATAT DATA

Unsur Intrinsik Novel Pulang Karya Tere Liye

Tema

No Data Kutipan Novel Halaman

1

2

a. Masalah perjalanan pulang.

Dari sekian puluh ribu panggilan itu, kali ini aku baru

memahaminya. Aku menyeka wajah yang basah oleh butiran

air. Terlambat? Tidak juga. panggilan itu tidak pernah

mengenal kata terlambat, panggilan itu selalu bekerja secara

misterius.

“Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang

bersimpuh dipusaramu, tapi juga telah pulang kepada

panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apapun kehidupan

menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang

kutempuh, Tuhan selelu memanggil kami untuk pulang.

Anakmu telah pulang. (Pulang; 400)

b. Masalah pertarungan demi pertarungan, untuk

memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.

“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu (dari makanan dan

minuman haram dan kotor) itu, Bujang. Agar…. Agar besok

lusa, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau

tetap punya satu titik yang putih, dan semoga itu berguna.

Memanggilmu pulang.”

398

400

24

Page 122: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Tokoh dan Penokohan

No Data Kutipan Novel Halaman

1 a. Bujang

“Aku tidak takut. Jika setiap orang memiliki lima emosi,

yaitu bahagia, sedih, takut, jijik, dan kemarahan, aku hanya

memiliki empat emosi. Aku tidak punya rasa takut.

Kalian kira itu omong kosong? Gurauan? Tidak. Lihatlah

wajahku, lihat bola mataku. Kalian tidak akan menemukan

walau semili rasa takut itu.”

“Aku mengusap pelipisku yang berkeringat. Aku tahu.

Tanpa dia sebut pun aku tahu kalau waktuku akan dikurangi

kembali. Itu logika biasa. Aku menggenggam pensil lebih

erat, konsentrasi penuh, lalu mengertjakan soal-soal

berikutnya dengan cepat.”

Kenapa? Master Dragon ingin tahu. Aku hanya menggeleng.

Itu pesan terakhir mamakku. Maka tidak setes pun aku akan

meminumnya hingga mati.”

b. Samad

Bapak menggenggam jemari Mamak, kali ini berkata lirih,

“Aku juga tidak ingin berpisah dengan anak kita Midah.

Tapi kau seharusnya tahupersis bahwa ini adalah perjanjian

masa lalu. Aku pernah bilang dengan kau, cepat atau lambat

kau akan melihatnya, menyaksikannya. Cepat atau lambat

kita akan kehilangan anak laki-laki kita. Biarkan dia pergi

dengan restumu agar langkah kakinya ringan.”

c. Midah

“Kau boleh melupakan Mamak, kau boleh melupakan

seluruh kampug ini. Meupakan seluruh didikan yang

Mamamk berikan. Melupakan agama yang Mamak ajarkan

diam-diam jika bapak kau tidak dirumah...”Mamak diam

sejenak, menyeka hidung, “Mamak tahu kau akan jadi apa di

kota sana... Mamak tahu... Tapi, tapi apapun yang akan kau

lakukan di sana, berjanjilah Bujang, kau tidak akan makan

daging babi atau daging anjing. Kaunakan menjaga perutmu

dari makanan haram dan kotor. Kau juga tidak akan

1

50

77

22

24

Page 123: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

menyentuh tuak dan segala minuman haram.”

“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu dari semua itu,

Bujang. Agar.... Agar besok lusa, jika hitam seluruh

hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau tetap punya setitik

putih, dan semoga itu bergua. Memanggilmu Pulang.”

d. Tuanku Imam

“Tuanku Imam menatap sekitar, „Demi Allah, apa yang kalia

inginkan? Samad dan Midah saling menyukkai. Kita tidak

akan memisahkan mereka lagi. Aku mengenal Samad, sejak

kecil dia beermalam di masjid ini, murid sekolah ini, dan aku

menjadi temannya bermain bola”.

e. Basyir

“Kau tenang saja, Bujang.” Basyir tersenyum,”Biarkan aku

da yang lain membereskan hal seperti ini. Aku pastikan,

sekembalinya kau dari Hong Kong, situasi kembali normal.

Dan keluarga kita bisa bersiap menyambut calon kepala

keluarga baru. Aku munkgin tidak bisa lagi memanggil

namamu langsung, aku harus mulai berlatih memanggilmu,

“Tauke Muda.”

f. Kopong

“Aku harus mengakuinya, Bujang. Ternnyata aku rindu pula

dengan kau.” Kopong menepuk-nepuk pundakku, “Astaga!

Kalau saja aku tidak malu, aku hampir menangis, Bujang.”

g. Parwes

“Parwes menggeleng, mengusap dahi, “Aku sudah ke kamar

mandi belasan kali, Bujang.... Aku bukan seperti kau atau

Basyir, ini membuatku cemas. Aku membatalkan semua

meeting hari ini.”

h. Frans

“Sama dengan Kopong, Frans si Amerika menjadi sahabat

baikku. Dia telaten mengajari, mencarika buku-buku yang

harus kubaca, dan memastikan aku bisa enguasai buku itu

dengan menceritakan ulang padanya. Frans juga megajariku

24

313

68

228

245

100

Page 124: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

banyak bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang. Saat aku

bosan mengerjakan sal, dia akan megajakku bercakap-cakap

samil membentangkan peta dunia- sebenarnya itu juga

belajar, meski disampaikan dengan cara yang berbeda.”

i. White

“Aku ikut tertawa, menggeleng tegas, lalu memasukkannya

kembali ke dalam koper. Menurut hitunganku, sudah enam

kali White menyelesaikan misi bersamaku, tapi tidak sekali

pun dia bersedia menerima bayaran. Dia selalu menganggap

itu bagian dari utang budi karena aku pernah

menyelamatkanya dari Baghdad. Aku akan mencatat semua

batang emas milik White. Besok lusa, itu tetap menjadi

haknya.”

j. Tauke Muda

“Apa pun yang dimiliki keluarga ini adalah milikmu,

Bujang, dan apa pun yang kau miliki adalah milik keluarga

ini. Ada seratus orang yang tinggal di rumah keluraga Tong.

Semua memiliki tugas masing-masing. Aku adalah

pemimpin tunggal di rumah ini. Semua kataku adalah

perintah. Lakukan tugas dengan baik, saling menghormati,

dan respeks dengan penghuni rumah lain, maka kau akan

mendapat masalah, Aku mengangguk lagi.

“Selamat beristirahat Bujang. Dia akan mengantarmu ke

kamar.” Tauke Muda menyuruhku mangikuti pelayan itu,

lantas kembali ke bangunan utama untuk menemui dokter.

162

40-41

Page 125: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Alur

No Data Kutipan Novel Halaman

1

a. Tahap Penyituasian

Kisah ini dimulai dua puluh tahun silam, saat usiaku lima

belas tahun.

Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai. Dua bulan

lagi ladang padi tadah hujan akan panen. Pucuk padi

menghijau terlihat di lereng-lereng bukit. Hutan lebat

mengadang di atasnya, berselimutkan kabut. Dedaunan

masih basah, embun menghias tepi-tepinya. Udara terasa

dingin, uap keluar setiap kali menghembuskan napas. Tiga

mobil dengan dengan roda berkemul lumpur merapat di

depan rumah bapak. Hanya mobil tertentu yang bisa

melewati jalanan terjal Bukit Barisan, lepas hujan deras tadi

malam.

b. Tahap Pemunculan Konflik

“Tidak ada yang perlu ditakutkan Midah. Anakmu hanya

ikut berburu. Ada dua belas pemburu bersamanya, juga

beberapa pemuda kampung. Mereka membawa senter besar

dan senjata api. Paling anakmu hanya tergores duri, atau

kakinya digigit lintah.”

Mamak melengos, menatap kuali berasap.

“Ayolah Midah. Tauke Muda memintanya sendiri, dan harus

berapa kali aku bilang, kita tidak bisa menolak

permintannya. Aku berhutang segalanya.”

Mamak hanya diam, menyeka pelipis. Tapi sepertinya dia

bisa memahaminya, dan akhirnya mengalah. Hal yang jarang

sekali dia berikan jika menyangkut diriku.

c. Tahap Peningkatan Konflik

“Sungguh jika manusia memiliki lima emosi, aku hanya

memiliki empat karena tak lagi punya rasa takut. Namun,

aku masih memiliki emosi sedih. Kertas kusam dengan

bekas tetes air mata itu terjatuh dari tanganku, melayang

hinggap di lantai bersamaan dengan tubuhku yang tertunduk

di atas ranjang. Mamak telah pergi? Aku tidak percaya. Aku

tidak mau menerima kenyataan ini. Surat ini pastilah dusta.”

2

6

192

Page 126: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

“Kau kenapa Bujang?” Kopong bertanya dengan suara

cemas.

Tapi bagaimana? Surat ini jelas ditulis Bapak. Air mata

Bapak telah membuat kertas ini menjadi kusam. Ya Tuhan...

Aku menatap kosong. Mataku pedas, hatiku bagai diiris

sembilu.

Aku sudah menunduk, menangis dalam senyap. Sayangnya

ini bukan mimpi. Ini nyata sekali.

“Kau baik-baik saja Bujang?” Kopong menggoyangkan

badanku—yang beberapa detik seperti kaku.

“Tentu saja dia tidak baik-baik saja, Kopong.” Tauke muda

yang menjawab, kali ini berseru serak, menatapku iba,

“Bapaknya mati. Bagai mana kau akan baik-baik saja dengan

hal itu?”

Aku masih mencengkeram paha.

d. Tahap Klimaks

Aku terdiam. Kalimat Tuanku Imam benar sekali. Aku selalu

melawan hari-hari itu. Aku selalu menyalahkan masa lalu,

membenci hari-hari yang telah lewat yang sebenarnya tidak

dapat aku ubah lagi,sekuat apa pun aku ingin mengubahnya.

Aku menatap semburat di kaki langit dengan air mata

mengalir. Kalimat lembut Tuanku Imam telah

menghancurkan benteng egoku. Selarik cahaya matahari tiba

di atas menara, menerpabulir air di pipiku.

“Ketahuilah, nak, hidup ini tidak perna tentang mengalahkan

siapa pun. Hidup ini tidak pernah tentang kedamaian di

hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau

telah memenangkan seluruh pertempuran.”

e. Tahap Penyelesaian

Aku duduk di sebelah pusara mamak, tak jau dari

bekasladang dan rerutuhan rumah. Sambil menatap

gundukan tanah tanpa nisan, aku berkata lirih.

239

239

399-400

Page 127: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

“Mama, Bujang pulang hari ini. Tidak ke pangkuanmu, tidak

lagi bisa mencium tanganmu. Anakmu pulang ke samping

pusaramu, bersimpuh penuh kerinduan.

Mamak, Bujang pulang hari ini. Anak laik-lakimu satu-

satunya telah kembali. Maafkan aku yang tidak pernah

menjengukmu selama ini. Sungguh maafkan.

Mamak, Bujang pulang hari ini. Terima kasih banyak atas

seluruh didikanmu, walau Mamak harus menangis setiap kali

melihat Bapak melecut punggungku dengan rotan. Terima

kaih banyak atas naihat dan peanmu.

Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang

bersimpuh di pisaramu, tapi juga telah pulang kepada

panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apa pun kehidupan

menyesatkan, segelap apa pun hitamnya jalan yang

kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami untuk pulang.

Anakmu telah pulang.”

Latar

No Data Kutipan Novel Halaman

1.

Latar tempat.

a. Kampung Talang Tadah Hujan Sumatra

Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai. Dua bulan

lagi ladang padi tadah hujan akan panen. Pucuk padi

menghijau terlihat di lereng-lereng bukit. Hutan lebat

mengadang di atasnya, berselimutkan kabut. Dedaunan

masih basah, embun menghias tepi-tepinya. Udara terasa

dingin, uap keluar setiap kali menghembuskan napas. Tiga

mobil dengan dengan roda berkemul lumpur merapat di

depan rumah bapak. Hanya mobil tertentu yang bisa

melewati jalanan terjal Bukit Barisan, lepas hujan deras tadi

malam.

Kampung kami ini sebenarnya tidaklah seperti desa yang

kalian kenal. Kami menyebutnya talang. Hanya ada dua atau

tiga puluh rumah panggung dari kayu, letaknya berjauhan

dipisahkan kebun halaman.

b. Singapura

Aku meletakkan tablet, melirik pergelangan tangan. Pesawat

sudah hampir tiba di Singapura. Aku mengeluarkan telepon

genggam, menghubungi seseoarang yang seharusnya sejak

tadi sudah menunggu di sana. Aku menutup telepon. Dari

2

3

72

Page 128: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

2.

ruang kokpit, Edwin memberi tahu bahwa pesawat akan

segera mendarat. Aku memasang sabuk pengaman,

meluruskan kaki, dan menatap hamparan gemerlap Kota

Singapura melalui jendela.

c. Hong Kong

Pukul tujuh pagi saat pintu kamarku diketuk.

Aku melangkah turun dari tempat tidur, membuka tirai

jendela sebentar, membiarkan cahaya pagi melewati kaca.

Amparan kota Hong Kong langsung menyambutku melalui

jendela kamar. Pagi yang mendung,dengan awan

hitammenggelayut di langit. Tadi malam, sepulang makan

malam dari jamuan Master Dragon, aku langsung meluncur

ke salah satu hotel bintang lima untuk bermalam.

d. Makau

Pukul delapan lewat tiga puluh, pesawat jet Keluarga Tong

mendarat di bandara Makau. Pemandangan pulau kecil

Makau malam hari tidak kalah menakjubkan dengan Hong

Kong, tapi aku datang ke sini tidak untuk plesir.

e. Ibu Kota

“Setahun setelah bapak kau wafat, aku memutuskan pindah

ke Ibu Kota agar kau bisa menunaikan wasiat bapak kau.

Putra tertuaku mengambil alih sekolah agama di kampung,

dia menjadi Tuanku Imam yang selanjutnya. Aku

mendirikan sekolah agama baru di Ibu Kota.”

Latar Waktu

a. Pagi Hari

Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai. Dua bulan

lagi ladang padi tadah hujan akan panen. Pucuk padi

menghijau terlihat di lereng-lereng bukit. Hutan lebat

mengadang di atasnya, berselimutkan kabut. Dedaunan

masih basah, embun menghias tepi-tepinya. Udara terasa

dingin, uap keluar setiap kali menghembuskan napas. Tiga

mobil dengan dengan roda berkemul lumpur merapat di

107

117

322

2

Page 129: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

depan rumah bapak. Hanya mobil tertentu yang bisa

melewati jalanan terjal Bukit Barisan, lepas hujan deras tadi

malam.

Pukul tujuh pagi saat pintu kamarku diketuk.

Aku melangkah turun dari tempat tidur, membuka tirai

jendela sebentar, membiarkan cahaya pagi melewati kaca.

Amparan kota Hong Kong langsung menyambutku melalui

jendela kamar. Pagi yang mendung,dengan awan

hitammenggelayut di langit. Tadi malam, sepulang makan

malam dari jamuan Master Dragon, aku langsung meluncur

ke salah satu hotel bintang lima untuk bermalam.

Aku merasa nyaman hingga adzan Shubuh kembali

terdengar dari menara masjid. Bagai ada yang menyetrum

tubuh, aku refleks terbangun.

b. Siang Hari

Semua orang makan siang di hamparan tikar teras rumah

panggung. Mamak mengeluarkan makanan yang dia siapkan

sejak kemarin. Juga tetangga mereka ikut membawakan

masakan. Rumah bapak semakin ramai. Lepas makan,

mereka bersiap-siap untuk terakhir kalinya. Para pemburu

mengenakan ransel, memeriksa perlengkapan, dan

menyambar senapan.

Seuatu yang tidak pernah terjadi dua puluh tahun terakhir.

Aku kembali mengenal rasa takut. Apa yang harus

kulakukan, jika aku sendiri saja mulai takut?

Parwes menunduk. Kali ini tidak banyak bicara lagi.

Siang berlalu dengan cepat, juga sore yang hanya melintas,

dan malampun tiba.

c. Sore Hari

“Selamat sore, Bujang. Kau benar, ini hanya pemeriksaan

rutin.” Dokter mengangguk kepadaku, terenyum. Itu adalah

dokter yang dulu membalut lukaku ketika pertama kali tiba

di Keluarga Tong. Usianya sama dengan Tauke Besar.

Aku melirik jam di pergelangan tangan. Sudah pukul lima

sore, aku juga harus segera ke bandara.

Aku tiba di bandara pukul lima tiga puluh.

107

332

7

328

60

68

Page 130: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

3.

d. Malam Hari

Dua puluh tahun lalu, gerimis turun saat empat mobil jip

melintasi gerbang selamat datang Kota. Pukul sebelas

malam. Wajahku menempel di jendela kaca, menatap lamt-

lamat lampu jalanan suram yang dibungkus tetes hujan.

“Halo Bujang.” Tauke menyapaku. Dia sedang duduk

bersandar di ranjang, memebaca sesuatu.

“Selamat malam, Tauke.” Aku balas menyapa, tersenyum.

Tauke terlihat sehat, piring makan malam yang ada di atas

meja sebelah ranjang habis. Tirai jendela kamar dibiarkan

terbuka, sesekali terlihat gurat petir di kejauhan.

Latar Sosial

Kampung kami ini sebenarnya tidaklah seperti desa yang

kalian kenal. Kami menyebutnya talang. Hanya ada dua atau

tiga puluh rumah panggung dari kayu, letaknya berjauhan

dipisahkan kebun halaman. Jika hendak memanaggil

tetangga, kalian bisa membuka jendela lantas berteriak

sekencang mungkin—itulah kenapa intonasi orang

pedalaman Sumatra terdengar kasar.

38

252

3-4

Page 131: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Nilai Moral yang Terdapat pada Novel Pulang Karya Tere Liye

No Data Kutipan Novel Halaman

1

Hubungan Manusia dengan Tuhan

a. Taat

“Mamak tau kau akan jadi apa di Kota sana... Mamak tahu...

Tapi, tapi apa pun yang akan kau lakukan di sana, berjanjilah

Bujang, kau tidak akan makan daging babi atau daging

anjing. Kau akan menjaga perutmu dari makanan haram dan

kotor. Kau juga tidak akan menyentuh tuak dan segala

minuman haram.”

Aku mengangguk. Mamakku juga mengajarkan berhitung di

kampung. Pun diam-diam mengajariku mengaji, shalat, dan

ilmu agama—jika Bapak tidak di rumah.

“Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang

bersimpuh dipusaramu, tapi juga telah pulang kepada

panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apapun kehidupan

menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang

kutempuh, Tuhan selelu memanggil kami untuk pulang.

Anakmu telah pulang.

b. Tawakkal

Suara adzan itu semakin terang terdengar. Begitu merdu,

mengalun lembut.

Aku memeluk lutut. Tergugu. Air mataku mengalir

membasahi pipi.

Seluruh kebahagiaanku 24 jam terakhir seperti menghilang

begitu saja.

Mamak telah pergi, selama-lamanya.

Dari jauh sayup-sayup terdengar suara adzan Shubuh. Aku

tersenyum.

Tuanku Imam benar, itu panggilan Tuhan bagi siapapun,

tidak pernah didesain untuk mengganggu. Kali ini, aku bisa

mendengarnya dengan lega. Lebih dari 13.000 hari aku

mendengar suara adzan, lima kali sehari, pagi, siang, sore,

dan malam. Dari sekian puluh ribu panggilan itu, kali ini aku

baru memahaminya. Aku menyeka wajah yang basah oleh

butiran air. Terlambat? Tidak juga. panggilan itu tidak

pernah mengenal kata terlambat, panggilan itu selalu bekerja

secara misterius. (Pulang;

24

48

400

192

397-398

162

Page 132: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

2

Hubungan Manusia dengan Manusia

a. Dermawan

Aku ikut tertawa, mengeleng tegas, lalu memasukkannya

kembali ke dalam koper. Menurut hitunganku sudah enam

kali White menyelesaikan misi bersamaku, tapi tidak

sekalipun dia bersedia menerima bayaraan. Dia selalu

menganggap itu bagian dari utang budi karena aku pernah

membebaskannya dari Baghdad. Aku akan mencatat semua

batang emas milik White. Besok lusa, itu tetap menjadi

haknya.

b. Tolong menolong

Aku menggeleng, “Kita tidak pernah berdua, Parwes. Kita

punya banyak sekali orang-orang yang bersedia membantu.

Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil

kesetiaan terbaik. Pagi ini aku akan memanggil semuanya.

c. Pemberi Nasihat

“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu (dari makanan dan

minuman haram dan kotor) itu, Bujang. Agar…. Agar besok

lusa, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau

tetap punya satu titik yang putih, dan semoga itu berguna.

Memanggilmu pulang.

Mamak mencium ubun-ubunku”

“Hidup ini penuh misteri, Agam. Satu-dua aku mengerti

jawabannya, dan lebih banyak yang tidak. Tauke Besar

adalah seorang dengan karakter yang menarik. Dia angat

menghormati orang-orang sepertiku meski kami berbeda

jalan, meski dia adalah bandit besar. Dia menganggapku

sebagai kawan, memanggil aku Guru, menyanjung, pun

bersedia mendengarkan. Dia setuju agar ikut mengawasi

Bujang, anak angkatnya. Dia berkata bahwa jika dia mati,

maka kau akan sendirian. Kau akan butuh bantuan dan

dukungan dari siapa aja.

Tuanku Imam tersenyum, “Kau tau, Agam, hidup ini

sebenarnya perjalanan panjang, yang setiap harinya

disaksikan oleh matahari.

348

24

322

336

Page 133: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

3

Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar

a. Memuji Keindahan Alam

Dan di kejauhan, semburat merah mulai nampak di kaki

langit, melukis angkasa dengan warna-warni indah saat

matahari bersiap menetas. Sunrise. Terlihat sangat indah.

Aku mengusap wajah. Aku jarang sekali menyaksikan

matahari terbit. Aku lebih sering bangun siang, kalaupun

bangun pagi, pekerjaanku amat banyak hingga tidak sempat

menikmati pemandangan. Aku tidak tahu jika sunrise bisa

sehebat ini.

336

Page 134: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Lampiran 4

SILABUS

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Semester : 1

Stndar Kompetensi : Membaca

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ Novel Terjemahan

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasai

Waktu

Sumber/

Bahan

7.2

Menganalisis

unsur-unsur

instrinsik dan

ekstrinsik

novel

Indonesia.

Novel Indonesia

dan Novel

Terjemahan.

- Unsur-unsur

instrinsik

(alur, tema,

penokohan,

sudut

pandang,

latar, dan

amanat).

- Unsur

ekstrinsik

(nilai

religius)

- Membaca Novel

Indonesia dan

- Menganalisis

unsur-unsur

instrisink dan

ekstrinsik (alur,

tema, penokohan,

sudut pandang,

latar, dan amanat)

novel Indonesia

dan Novel

Terjemahan.

- Membandingkan

unsur instrinsik

dan eksrinsik novel

Indonesia dengan

novel Terjemahan.

- Menganalisis unsur-

unsur ektrinsik (n ilai

religius) dan

instrinsik (tema, alur,

tokoh dan

penokohan, latar, dan

amanat)

- Menganalisis unsur-

unsur ekstrinsik dan

instrinsik novel

terjemahan

- Membandingkan

unsur ekstrinsik dan

instrinsik novel

Indonesia dan novel

Terjemahan

Jenis Tagihan

- Tugas individu

- Tugas kelompok

- Ulangan

Bentuk Instrumen

- Uraian bebas

- Pilihan ganda

- Jawaban singkat

Jenis tagihan

- Tugas kelompok

- Tugas kelompok

- Ulangan

Bentuk Instrumen

- Uraian bebas

- Pilihan ganda

- Jawaban singkat

4 Novel Pulang

Karya Tere

Liye

Page 135: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : X/ 1

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)

1. STANAR KOMPETESI : Membaca 7. Memahami berbagai hikayat,

novel Indonesia/ novel terjemahan.

2. KOMPETENSI DASAR

7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan

kehidupan sehari-hari.

B. INDIKATOR

mampu menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Pulang Karya Tere Liye;

mampu menjelaskan nilai moral di dalam novel Pulang Karya Tere Liye.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

siswa mampu mengungkapkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam

novel Pulang Karya Tere Liye;

siswa mampu menyajikan analisis dengan bahasanya sendiri mengenai

unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang Karya Tere Liye.

D. MATERI POKOK

novel Pulang;

teori struktural karya sastra; dan

macam dan teknik penyampaian nilai moral karya sastra.

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan I

1) Pendahuluan

guru memotivasi siswa tentang pentingnya materi yang akan

Page 136: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

dibahas;

guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian

yang harus diku-asai siswa setelah pembelajaran berakhir;

guru bertanya kepada siswa mengenai gambaran umum isi novel

yang telah dibaca siswa di rumah (menjadi tugas rumah pertemuan

sebelumnya)

2) Kegiatan Inti

(1) Fase “Tumbuhkan”, berisi kegiatan:

a) mempresentasikan materi dengan media powerpoint mengenai

unsur intrinsik novel dan ragam nilai moral;

b) memberikan kutipan-kutipan menarik dari novel agar siswa

memotivasi siswa untuk mengkaji lebih dalam mengenai unsur

intrinsik dan nilai moral.

(2) Fase “Alami”, berisi kegiatan:

a) siswa dibagi ke dalam beberapa kelom-pok. Tiap kelompok

terdiri dari 4-6 siswa;

b) tiap kelompok diberikan permasalahan yang berbeda-beda untuk

dipecahkan. Permasalahan yang dimaksud adalah: unsur intrinsik

dan nilai moral;

c) guru menjelaskan peraturan diskusi;

d) setelah siswa memecahkan permasalahannya dalam diskusi

kelompok, setiap kelompok ditugaskan untuk menyampaikan

hasil diskusinya di depan kelas yang diwakili oleh seorang juru

bicara sehingga di depan kelas terdapat beberapa orang sesuai

dengan jumlah kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya;

e) setelah semua kelompok mempresentasikan, setiap kelompok

diwajibkan bertanya kepada kelompok lain. Di sini guru

membantu dengan petunjuk umum yang bersifat memancing

penafsiran dari siswa jika terjadi kebuntuan dalam tanya jawab

Page 137: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

antarkelompok tersebut.

(3) Fase “Namai”, berisi kegiatan:

Setiap siswa membuat simpulan hasil diskusi antarkelompok

dengan bahasanya sendiri mengenai unsur intrinsik dan nilai moral

dalam novel Pulang di buku tugas.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir adalah penutup dan pemberian tugas. Bagian

ini berisi kegiatan:

a) siswa dan guru melakukan kegiatan tanya jawab yang berkaitan

dengan kesulitan dan kendala yang dialami mengkaji citra tokoh

utama wanita dalam novel;

b) memberikan tugas rumah (proyek) kepada siswa agar unsur intrinsik

dan nilai moral secara lebih komprehensif di rumah.

Pertemuan Kedua

1. Pendahuluan

b) guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang telah

dibahas pada pertemuan sebelumnya;

c) guru menyampaikan refleksi mengenai kekurangan-kekurangan yang

masih ditemukan di dalam hasil pembelajaran sebelumnya.

1. Kegiatan Inti

a. Fase “Demonstrasikan”

setiap siswa menukar hasil pekerjaan rumahnya berupan analisis unsur

intrinsik dan nilai moral novel Pulang kepada temannya secara acak untuk

diidentifikasi.

b. Fase “Ulangi”

siswa memperbaiki analisisnya sesuai dengan saran teman.

Page 138: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

c. Fase “Rayakan”

Fase terkahir dalam pembelajaran dengan metode kuantum teknik

TANDUR adalah “rayakan”. Pada fase ini, siswa yang memperoleh nilai

tertinggi diberikan kesempatan untuk membacakan hasil analisisnya di

depan kelas dan hasil analisis tersebut dipajang di dinding kelas.

2. Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dalam pembelajaran novel Pulang meliputi:

a) guru menyampaikan simpulan pembelajaran;

b) guru memberikan pesan kepada siswa agar meneladani sikap tokoh-tokoh

yang memiliki akhlak mulia di dalam novel.

G. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN

Buku LKS

Naskah dan sinopsis novel Pulang karya Tere Liye

LCD

H. PENILAIAN

Prosedur Penilaian

Penilaian Kognitif

Jenis : Pertanyaan lisan

Page 139: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Bentuk : Tanya jawab

Penilaian Psikomotorik

Kriteria skor penilaian :

4 : Sangat Bagus/Tepat (sesuai dengan EYD, penempatan kalimat dan

Bahasa)

3 : Bagus/Tepat (Sesuai dengan EYD dan penempatan kalimat)

2 : Sedang (kurang sesuai dengan EYD, penempatan kalimat dan Bahasa)

1 : Kurang Bagus/Tidak Tepat (tidak sesuai dengan EYD, Kalimat dan

Bahasa)

Penilaian Afektif

No Indikator Sikap

Nama Siswa

Ketekunan Kerajinan Kedisiplinan Kerja

sama

Tanggung

jawab

No Nama Siswa Skor

Bahasa Isi Ekspresi Keterangan

Page 140: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …

Keterangan :

1. Sangat Kurang (Tidak memenuhi K4T)

2. Kurang (Kurang memenuhi K4T)

3. Cukup (Hanya memenuhi beberapa dari K4T)

4. Baik (Hampir memenuhi dari K4T)

5. Amat Baik (Memenuhi keseluruhan dari K4T)

Purworejo, Juli 2016

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,

Kepala Sekolah,

Drs. Y. Widada Irianta Achmad Musyafa’

NIP. 19620502 198803 1 011 NIM. 12211004

Page 141: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …
Page 142: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …
Page 143: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …
Page 144: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …
Page 145: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …
Page 146: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …
Page 147: NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN …