i
NILAI MORAL PADA NOVEL PULANG
KARYA TERE LIYE
DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Achmad Musyafa’
NIM 122110046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2016
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
nama : Achmad Musyafa’;
NIM : 122110046;
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;
menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan plagiat dari orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Apabila dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia
bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Purworejo, 1 Agustus, 2016
Yang membuat pernyataan,
Achmad Musyafa’
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantara kalam.” (QS. Al-„Alaq 3-4).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Bapak Achmad Zuhri dan Alm.Ibu Marsiyah
tercinta, selaku kedua orang tua yang selalu
memberi dukungan moril maupun materi
serta doa restunya.
2. Imam Tobroni, Siti Munawaroh, Mujibun,
Rochmatul Mubarokah, Rochmatul
Mustajibah, dan Siti Ngazizah selaku kakak
kandung yang selalu memberikan motivasi
dan doa.
3. Keluarga besar Ma‟hadil „Ulumis Syar‟iyyah
pondok putra maupun pondok putri yang
selalu mendukung dan senantiasa
memotivasi.
4. Teman-teman FKIP Program Studi PBSI
angkatan 2012 terutama kelas 8 B.
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat penulis selesaikan.
Kesabaran dan perjuangan yang telah penulis lalui merupakan tahap yang harus
ditempuh untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Sebagian ilmu bermanfaat
tersebut merupakan pemberian Allah dengan tujuan memajukan dunia pendidikan
yang penulis tuangkan dalam skripsi yang berjudul “Nilai Moral pada Novel
Pulang Karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA” guna
memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan, Program
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penulis menyadari tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, skripsi
ini tidak akan dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan
kesempatan belajar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas
Muhammadiyah Purworejo;
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan segala bantuan demi kelancaran perkuliahan dan penelitian;
vii
4. Drs. H. Bagiya, M.Hum. selaku dosen pembimbing I dan Nurul Setyorini,
M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan motivasi, arahan,
bimbingan, dan bantuan dengan ikhlas sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan;
5. Dosen PBSI yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat baik bagi penulis
dan dunia pendidikan;
6. Berbagai pihak yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan studi di program studi pendidikan bahasa dan
sastra Indonesia.
Mudah-mudahan segala amal baik dari berbagai pihak tersebut
memperoleh balasan yang selayaknya dari Allah Swt. Amin. Dengan segala
keterbatasan dan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum
sempurna. Besar harapan penulis, skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi bagi pendidikan pada umumnya dan pembaca yang budiman pada
khususnya.
Purworejo, 1 Agustus, 2016
Penulis,
Achmad Musyafa’
viii
ABSTRAK
Musyafa’, Achmad “Nilai Moral pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan
Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik novel
Pulang karya Tere Liye; (2) nilai moral pada novel Pulang karya Tere Liye; (3)
skenario pembelajaran unsur intrinsik dan nilai moral pada novel Pulang karya
Tere Liye di Kelas XI SMA.
Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif. Fokus penelitian
ini adalah nilai moral pada novel Pulang karya Tere Liye dan skenario
pembelajarannya di kelas XI SMA. Sumber data penelitian ini novel Pulang karya
Tere Liye. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka dan teknik
catat. Analisis data dilakukan dengan analisis isi. Teknik penyajian data dilakukan
dengan menggunakan teknik informal.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa (1) Unsur intrinsik novel
Pulang terdiri dari tema: kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan
demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian; tokoh: utama dan tokoh
tabahan; latar: novel terdiri dari latar tempat: Kampung Talang Tadah Hujan
Sumatra, Singapura, Hongkong, Makau, Ibu Kota.; latar waktu: pagi, siang, sore
dan malam hari; latar social: yang menunjukkan adat istiadat, kepercayaan,
bahasa, kebiasaan, dan pandangan hidup masyarakat Sumatera; alur: maju mundur
atau alur campuran; sudut pandang: campuran antara teknik orang pertama dan
teknik orang ketiga mahatahu; (2) nilai-nilai moral yang adalah dalam novel
Pulang antara lain: hubungan manusia dengan Tuhan: taat dan tawakkal;
hubungan manusia dengan manusia: dermawan, tolong menolong, dan pemberi
nasihat; hubungan manusia dengan alam sekitar: memuji keindahan alam. (3)
skenario pembelajaran novel Pulang di kelas XI SMA Kompetensi Dasar 7.2
menganalisis unsur intrinsik novel Indonesia. Metode yang digunakan adalah
metode TANDUR. Metode ini memiliki enam langkah atau fase pokok, yakni
tanamkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan yang sering disebut
dengan teknik TANDUR. Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Evaluasi pembelajaran adalah teknik tes
tertulis, dengan bentuk instrumen soal uraian dan tugas proyek.
Kata kunci: Unsur Intrinsik, Nilai Moral, Skenario Pembelajaran
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
PRAKATA ...................................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
BAB III PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Penegasan Istilah ......................................................................... 4
C. Identifikasi Masalah .................................................................... 6
D. Batasan Masalah ........................................................................ 7
E. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
F. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
G. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
H. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................... 9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI ............................. 11
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 11
B. Kajian Teoretis ............................................................................ 14
1. Novel......................... ............................................................ 14
2. Unsur Pembangun Fiksi ........................................................ 15
a. Tema ............................................................................... 15
b. Tokoh .............................................................................. 15
c. Alur ................................................................................. 16
d. Latar (Setting) ................................................................. 17
e. Sudut Pandang (Point of View)…………… ................... 18
3. Nilai Moral dalam Karya Sastra…………………………... 19
a. Pengertian Moral ............................................................. 19
b. Jenis Moral dalam Karya Sastra ..................................... 20
4. Pelaksanaan Pembelajaran Sastra ......................................... 21
x
a. Pengertian Pembelajaran Sastra ...................................... 21
b. Tujuan Pembelajaran Sastra ............................................ 22
c. Manfaat Pembelajaran Sastra .......................................... 23
d. Bahan Pembelajaran Sastra ............................................. 25
e. Materi Pembelajaran Sastra ............................................ 25
f. Metode Pembelajaran Sastra ........................................... 26
g. Langkah-langkah Pembelajaran Sastra ........................... 30
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 39
1. Objek Penelitian .......................................................................... 39
2. Fokus Penelitian .......................................................................... 39
3. Sumber Data .............................................................................. 39
4. Instrument Penelitian .................................................................. 40
5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 40
6. Teknik Analisis Data ................................................................ 42
7. Teknik Penyajian Hasil Analisis ................................................. 42
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ......... 43
A. Penyajian Data ............................................................................ 43
1. Struktur Karya Sastra Novel Pulang Karya Tere Liye ......... 43
2. Nilai Moral yang Terdapat pada Novel Pulang
Karya Tere Liye ................................................................... 46
3. Skenario Pembelajaran Novel Pulang Karya Tere Liye ...... 47
B. Pembahasan Data ....................................................................... 55
1. Unsur Intrinsik Novel Pulang Karya Tere liye .................... 55
a. Tema dan Masalah ......................................................... 55
b. Tokoh dan Penokohan ................................................... 57
c. Alur ................................................................................ 65
d. Latar .............................................................................. 70
2. Nilai Moral yang Terdapat pada Novel Pulang
Karya Tere Liye ................................................................... 80
a. Hubungan Manusia dengan Tuhan ................................ 80
b. Hubungan Manusia dengan Manusia ............................. 83
c. Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar ..................... 85
3. Skenario Pembelajaran Novel Pulang di SMA .................... . 86
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 97
A. Simpulan ..................................................................................... 97
B. Saran .......................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Daftar 1: Unsur Intrinsik pada Novel Pulang Karya Tere Liye
Daftar 2: Nilai Moral pada Novel Pulang Karya Tere Liye
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampran 1: Sinopsis
Lampiran 2: Biografi Pengarang
Lampiran 3: Kartu Pencatat Data
Lampiran 4: Silabus
Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 6: Surat Keputusan
Lampiran 7: Kartu Bimbingan
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini, dikemukakan beberapa subbab, yaitu: latar belakang
masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang terjadi pada bangsa ini banyak memberikan
pengaruh yang sangat besar baik dari segi negatif maupun positif bagi generasi
muda. Salah satu perkembangan yang terjadi di Indonesia adalah perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Beraneka ragam kecanggihan
teknologi yang tidak sesuai dengan budaya kita saat ini menimbulkan dampak
negatif bagi generasi muda, yakni kemerosotan nilai moral pada generasi muda.
Kemerosotan nilai moral pada generasi muda disebabkan kurangnya pemahaman
dan kesadaran ahklak yang baik. Oleh karena itu, salah satu pondasi untuk
memperkokohnya adalah moral.
Nilai moral adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tingkah
laku dan adat istiadat seseorang individu dari suatu kelompok yang meliputi
perilaku, tata krama yang menjunjung budi pekerti dan nilai susila (Ginanjar,
2012: 59). Pada dasarnya pembaca berusaha mencari petunjuk dan keteladanan
melalui karakter tokoh-tokoh yang memiliki nilai moral yang baik dan nilai moral
yang buruk pada novel.
2
Pendidikan moral mempunyai peranan yang sangat penting di sekolah,
yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak, serta
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa. Melalui kegiatan membaca karya sastra, peserta didik
dapat memperoleh pembinaan moral dan kemanusiaan dalam kehidupan sehari-
harinya. Selain itu, melalui membaca karya sastra, peserta didik dapat menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur yang dihormati oleh manusia dan akan menjaga keutuhan
manusia seperti keadilan, keterbukaan, dan kejujuran.
Karya sastra yang berwujud novel merupakan bentuk imajinasi yang
ditulis oleh pengarangnya tentang pengalaman-pengalaman hidup, kondisi
lingkungan yang melingkupinya, dan menceritakan berbagai masalah kehidupan
(Nurgiyantoro, 2012: 3). Karya sastra diharapkan bukan hanya memberikan
hiburan atau keindahan terhadap pembacanya saja, melainkan karya sastra itu
dapat memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan manusia pada umumnya,
yakni berupa nilai-nilai sastra seperti nilai pendidikan, moral, sosial, dan religius.
Hal itu terjadi karena karya sastra bersifat multidimensi yang di dalamnya terdapat
dimensi kehidupan.
Novel adalah cerita yang berbentuk prosa yang cukup panjang dan isinya
tentang kehidupan sehari-hari yang dialami oleh masyarakat tertentu. Novel
sebagai salah satu bentuk karya sastra diharapkan memunculkan nilai-nilai positif
bagi penikmatnya, agar mereka peka terhadap masalah-masalah yang berkaitan
dengan kehidupan sosial dan mendorong untuk berkepribadian yang baik. Novel
3
juga merupakan ungkapan fenomena sosial dalam aspek-aspek kehidupan yang
dapat digunakan sebagai media pembentukan moral.
Salah satu novel yang sarat dengan nilai moral yang dapat diteladani dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah novel Pulang karya Tere Liye.
Novel Pulang karya Tere Liye merupakan salah satu novel pendidikan mengenai
harga diri manusia yang menaburkan pesan-pesan nilai moral kepada pembaca
secara nyata.
Novel Pulang karya Tere Liye memiliki keistimewaan dan memiliki
perbedaan dari novel lain. Keistimewaannya adalah alur cerita yang merupakan
pencerminan dunia realitas yang dialami oleh manusia di tengah-tengah
masyarakat, sehingga ceritanya benar-benar hidup. Novel Pulang karya Tere Liye
merupakan sebuah novel inspiratif. Novel Pulang karya Tere Liye menarik dibaca
pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya karena dapat memberikan
motivasi dan semangat kepada pembaca untuk terus berjuang mencapai impian
dan cita-cita. Selain itu, novel tersebut layak dibaca pelajar, mahasiswa, dan
masyarakat pada umumnya karena memberikan pengetahuan nilai moral yang
baik untuk kehidupan bermasyarakat.
Penelitian terhadap novel Pulang karya Tere Liye menitikberatkan pada
aspek nilai moral. Untuk memahami isinya, perlu dipahami terlebih dahulu cerita
yang disajikan dengan mengetahui unsur-unsur strukturnya. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini digunakan teori struktural sebagai sarana untuk dapat
memahami karya sastra sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.
Berkaitan dengan tujuan penelitian, dalam penelitian ini digunakan teori nilai
4
moral sastra. Nilai moral merupakan aspek yang penting untuk ditanamkan pada
masyarakat karena nilai moral akan mengajarkan arti sabar dan ikhlas dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, nilai moral mengajarkan kita untuk senantiasa
bermasyarakat dengan baik.
Tujuan sastra diajarkan di sekolah membetuk keterampilan berbahasa,
meningkatkan penegtahuan budaya, megembangkan cipta dan karsa, serta
menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16). Berdasarkan tujuan
tersebut, sastra memang perlu diajarkan di sekolah, karena dapat berperan sebagai
media pendidikan moral dan menggugah perasaan untuk lebih peka terhadap
kehidupan sekitarnya. Oleh karena itu, melalui pembelajaran sastra ini diharapkan
dapat membantu para pendidik di dalam menanamkan nilai moral yang ada pada
novel Pulang kepada siswa terutama siswa SMA. Nilai-nilai moral yang
terkandung dalam novel Pulang dapat dijadikan sebagai media alternatif dan
pembelajaran sastra di SMA. Dalam silabus SMA, pembelajaran novel diajarkan
pada kelas XI semester 1 dan 2, kelas XII semester 1.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Nilai Moral pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Skenario
Pembelajarannya di Kelas XI SMA.”
B. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman antara peneliti dan pembaca mengenai
istilah-istilah yang digunakan dalam judul skripsi, penulis perlu menjelaskan
kembali arti istilah yang dipaparkan di bawah ini. Judul penelitian “Nilai Moral
5
Pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI
SMA.” Beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai Moral
Nilai moral pada karya sastra yakni menyangkut nilai baik buruk yang
diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Nilai moral
yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar
mengenal nilai-nilai estetika dan budi pekerti yang bersifat praktis bagi pembaca
pada kehidupan sehari-hari (Ginanjar, 2012: 59-60).
2. Novel
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya (Suharsono dan
Retnoningsih, 2009: 338).
3. Pulang
Pulang adalah judul novel karya Tere Liye (Sebuah Novel tentang kisah
perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat
semua kebenian dan rasa sakit) yang diterbitkan Republika, Jagakarsa, Jakarta
Selatan cetakan pertama September 2015, dan memiliki 400 halaman.
4. Tere Liye
Tere Liye adalah penulis novel berjudul Pulang, yang lahir di Palembang pada
tanggal 21 Mei 1979.
6
5. Skenario Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan program pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar” (Depdiknas, 2008: 4).
6. SMA
SMA adalah jenjang pendidikan sekolah menengah atas setelah SMP.
Pembelajaran nilai moral pada novel merupakan usaha untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman tentang nilai moral pada siswa SMA.
Dengan demikian, berdasarkan pengertian istilah-istilah di atas, maksud
judul penelitian adalah “Nilai Moral pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan
Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA” adalah kajian tentang nilai moral
pada tokoh yang ada dalam novel dan kesesuaian novel Pulang karya Tere Liye
sebagai materi yang dipilih untuk diajarkan pada siswa kelas XI SMA.
C. Identifikasi Masalah
Pembelajaran sastra sampai sekarang masih dimasukkan ke dalam
pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan mulai dari SD sampai dengan
SMA. Melihat masa sekarang, moral bangsa Indonesia dapat dikatakan
mengalami kemrosotan, sehingga siswa perlu diajarkan mengenai sastra agar
peserta didik dapat mengapresisasi sastra.
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat diidentifikasi
sebagai berikut.
1. Nilai moral dalam novel Pulang dapat bermanfaat sebagai penuntun hidup
dalam bersikap dan bertingkah laku baik dalam masyarakat.
7
2. Novel Pulang mengandung nilai moral ajaran hidup bagi manusia dan dapat
diterapkan dalam kehidupan di masa sekarang sehingga menarik untuk diteliti.
3. Penelitian terhadap novel Pulang dipilih karena sepengetahuan penulis yang
secara khusus belum pernah dianalisis mengenai nilai moral dalam novel
tersebut.
D. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut, batasan permasalahan dalam penelitian
ini adalah nilai moral dalam novel Pulang karya Tere Liye dan Skenario
Pembelajarannya di Kelas XI SMA.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1) Bagaimanakah unsur instrinsik dalam novel Pulang karya Tere Liye?
2) Bagaimanakah nilai moral yang terdapat dalam novel Pulang karya Tere Liye?
3) Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran unsur instrinsik dan nilai moral
dalam novel Pulang karya Tere Liye di kelas XI SMA?
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
a) unsur instrinsik dalam novel Pulang karya Tere Liye;
b) nilai moral yang terdapat dalam novel Pulang karya Tere Liye;
c) skenario pembelajaran unsur instrinsik dan nilai moral dalam novel Pulang karya
Tere Liye;
8
G. Manfaat Penelitian
Penelitin ini diharapkan berhasil sesuai dengan yang diinginkan, penelitian
dapat tersusun secara sistematis, dan berguna secara umum. Adapun manfaat dari
penelitian novel Pulang karya Tere Liye, yaitu ditinjau dari segi teoretis dan segi
praktis.
a) Segi Teoretis
Dari segi teoretis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain:
1. dapat memberi wawasan dan memperkaya khasanah kajian sastra khususnya
tentang toeri struktural dan nilai-nilai moral dalam pembelajaran sastra pada
novel Pulang karya Tere Liye di kelas XI SMA;
2. penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mengkaji nilai
moral yang terdapat pada karya sastra, khususnya novel.
b) Segi Praktis
Dari segi praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:
1. penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti berikutnya
khususnya tentang analisis karya sastra pada novel Pulang karya Tere Liye
untuk kepentingan pengetahuan yang lebih lanjut;
2. penelitian ini diharapkan bagi guru dapat menambah alternatif-alternatif
kelengkapan bahan pembelajaran sastra dalam menanamkan nilai-nilai moral
kepada siswa;
3. penelitian bagi siswa diharapkan mampu menjadi sebuah wawasan untuk
merangsang kepekaan siswa terhadap nilai moral yang terdapat dalam karya
sastra khususnya novel;
9
H. Sistematika Skripsi
Sistematika ini bertujuan untuk memberikan gambaran skripsi yang
disusun. Skripsi ini berjudul “Analisis Nilai Moral pada novel Pulang Karya Tere
Liye dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA.” Skripsi ini terdiri dari
lima bab, pada bagian awal terdiri dari sampul, halaman judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan, pernyataan, moto dan persembahan, prakata, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
Bab I merupakan awal pembahasan. Pendahuluan terdiri dari latar
belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka berisi
penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian ini diantaranya
Ari Hotamah yang menganilisis nilai moral pada novel Hafalan Sholat Delisa
Karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di SMA, Tri Sugiarti dengan judul
Nilai Moral novel Tahajud Cinta di Kota New York Karya Arumi Ekowati Skenario
Pembelajarannya di SMA dan Wicaksono dalam penelitiannya yaitu membahas
unsur intrinsik, kesahihan, dan kesesuaian novel Negeri 5 Menara karya Ahmad
Fuadi sebagai pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA. Kajian teoretis
berisikan teori-teori yang dijadikan landasan penelitian, yaitu teori yang
dikemukakan Nurgiyantoro, yaitu secara garis besar persoalan hidup dan
kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia
dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial
10
termasuk hubungannya dengan lingkungan alam sekitar, dan hubungan manusia
dengan Tuhannya.
Bab III berisi tentang metodologi penelitian. Metode penelitian meliputi
objek penelitian, fokus penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data.
Bab IV berisi penyajian data dan pembahasan data. Dalam bab ini penulis
menguraikan data penelitian yang diambil dari novel Pulang karya Tere Liye
berupa kutipan-kutipan langsung dan subbab pembahasan data yang membahas
unsur intrinsik dan nilai moral novel tersebut serta rencana pelaksanaan
pembelajaran di kelas XI SMA.
Bab V berisi penutup. Dalam bab ini penulis menyajikan simpulan dan
saran-saran yang relevan dengan kesimpulan tersebut. Selain bab V sebagai
penutup, penulis juga menyertakan daftar pustaka dan melampirkan biografi
pengarang, sinopsis novel Analisis Nilai Moral Pada Pulang karya Tere Liye,
daftar tabel, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS
Bab ini dipaparkan tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka
berisi paparan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,
sedangkan kajian teoretis berisi paparan teori yang menjadi acuan penelitian.
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap kajian terdahulu
sehingga diketahui perbedaan yang khas antara kajian terdahulu dengan kajian
yang akan penulis lakukan. Beberapa kajian tentang moral tersebut berbentuk
penelitian antara yang dilakukan oleh Hotamah (2015), Sugiarti (2015) dan
Wicaksono (2013).
Hotamah (2015), Menulis penelitian yang berjudul “Nilai Moral pada
Novel Hafalan Sholat Delisa Karya Tere Liye dan skenario pembelajarannya di
SMA. Skripsinya tersebut memiliki tujuan penelitian yang mendeskripsikan nilai
moral dalam novel Hafalan Sholat Delisa Karya Tere Liye, mendeskripsikan cara
pengarang menyampaikan wujud nilai moral dalam karya sastra, dan
mendeskripsikan novel Hafalan Sholat Delisa Karya Tere Liye sebagai bahan
pembelajaran di SMA. Persamaan penelitian Hutomah dengan yang penulis
lakukan adalah sama-sama meneliti mengenai nilai moral pada karya sastra
12
khususnya novel. Perbedaannya adalah subjek yang diteliti oleh penulis
melakukan penelitian dengan novel Hafalan Sholat Delisa karya Tere Liye,
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan novel
Pulang Karya Tere Liye. Penelitian yang dilakukan penulis yaitu menganalisis :
(1) nilai moral yang berhubungan antara manusia dengan Tuhannya, (2) nilai
moral yang berhubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan (3) nilai moral yang
berhubungan manusia dan manusia.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitan yang
ditulis oleh Hotamah (2015), berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Kemudian, berikut akan penulis bandingkan antara penelitian yang
dilakukan oleh penulis dan penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti (2015).
Sugiarti (2015) menulis penelitian yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel
Tahajud Cinta di Kota New York Karya Arumi Ekowati sebagai Bahan
Pembelajarannya di Kelas XI SMA.” Permasalahan pokok yang dibahas dalam
skripsi ini meliputi pendeskripsian nilai-nilai moral dalam novel dan
pembelajarannya di SMA. Penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti memiliki
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Persamaan keduanya membahas nilai moral novel, mendeskripsikan unsur-unsur
instrinsik pada novel yang meliputi tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang.
Perbedaannya terdapat pada subjek penelitian, penelitian yang dilakukan oleh
13
penulis menggunakan novel Pulang Karya Tere Liye, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Sugiarti mengambil subjek novel Tahajud Cinta di Kota New York
Karya Arumi Ekowati.
Wicaksono (2013) dalam penelitiannya yaitu membahas unsur intrinsik,
kesahihan, dan kesesuaian novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi sebagai
pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA. Tujuan penelitiannya yaitu untuk
mendeskripsi unsur intrinsik, kesahihan, dan kesesuaian novel Negeri 5 Menara
karya Ahmad Fuadi sebagai pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian
ini adalah novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi memperlihatkan unsur intrinsik,
memenuhi aspek kesahihan, dan aspek kesesuaian yang menjadi kriteria bahan
ajar sastra, sehingga novel Negeri 5 Menara ini dapat dijadikan sebagai pilihan
bahan ajar sastra Indonesia di SMA. Persamaan keduanya membahas nilai moral
pada novel. Perbedaannya terdapat pada subjek penelitian, penelitian yang
dilakukan oleh penulis menggunakan novel Pulang Karya Tere Liye, sedangkan
penelitian Wicaksoso (2013) adalah mendeskripsi kesahihan novel Negeri 5
Menara karya Ahmad Fuadi sebagai pilihan bahan ajar sastra Indonesia di SMA.
Keunggulan penelitian penulis dengan Hutomah, Sugiarti dan Wicaksono,
yaitu penulis memperluas penelitian novel yang mencakup: (1) nilai moral yang
berhubungan antara manusia dengan Tuhannya, (2) nilai moral yang berhubungan
14
manusia dengan alam sekitar, dan (3) nilai moral yang berhubungan manusia dan
manusia.
B. Kajian Teoretis
Kajian teori sangat penting bagi penelitian sastra sebagai hasil pemikiran
yang mendalam dan terstruktur. Kajian teori juga berfungsi sebagai pengarahan
dalam kegiatan penelitian atau sebagai alat untuk memecahkan masalah. Kajian
teori juga harus relevan dengan tujuan penelitian, maka teori yang dipilih harus
sesuai dengan yang diteliti. Suatu karya ilmiah dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, jika menggunakan dasar analisis tertentu, yaitu sebuah teori.
Teori yang dibahas dalam penelitian ini meliputi: 1) novel, 2) unsur
pembangun fiksi, 3) nilai moral dalam karya sastra, dan 4) pembelajaran sastra di
SMA. Di bawah ini adalah paparan mengenai teori-teori tersebut.
1. Novel
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya (Suharsono dan
Retnoningsih, 2009: 338). Novel merupakan bentuk imajinasi yang ditulis
oleh pengarangnya tentang pengalaman-pengalaman hidup, kondisi
lingkungan yang melingkupinya, dan menceritakan berbagai masalah
kehidupan (Nurgiyantoro, 2012: 3), sedangkan menurut Waluyo, (2011: 2)
novel adalah bentuk prosa fiksi yang paling baru dalam sastra Indonesia.
15
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah suatu kartya
sastra yang hadir untuk menceritakan suatu kisah yang berhubungan dengan
masalah kehidupan. Novel merupakan hasil karya sastra yang ditulis oleh
pengarang melalui pengalaman-pengalaman hidup dan kondisi lingkungan
pengarang.
2. Unsur Pembangun Fiksi
a. Tema
Nurgiyantoro, (2010: 68) tema merupakan keseluruhan yang
didukung cerita, dengan sendirinya ia ”tersembunyi” dibalik cerita yang
mendukungnya. Menurut Waluyo, (2011: 7) tema adalah gagasan pokok
dalam cerita fiksi. Tema cerita mungkin dapat diketahui oleh pembaca
melalui judul atau petunjuk setelah judul, namun yang banyak ialah melalui
proses pembcaan karya sastra yang mungkin perlu dilakukan beberapa kali
karena belum cukup dilakukan dengan sekali baca. Dari pendapat di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa tema adalah gagasan, ide atau pikiran
utama mendasari karya sastra, tema dibagun oleh-masalah-maslah yang ada
dalam cerita.
b. Tokoh
Aminudin (1987: 79) menyatakan tokoh adalah pelaku yang
mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu
menjalin suatu cerita. Tokoh sebagai pelaku dalam sebuah cerita sangat
16
berkaitan dengan jalannya cerita, tanpa tokoh cerita itu tidak akan
berkembang.
Tokoh utama adalah tokoh yang tergolong penting dan dimunculkan
terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian cerita, dan
sebaliknya ada tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali
dalam cerita dan itupun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif
pendek adalah tokoh tambahan (Nurgiyantoro, 2012: 176). Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa tokoh merupakan pelaku cerita yang hadir
untuk menampilkan suatu karakter tertentu.
c. Alur (Plot)
Aminudin (1987: 83) menyatakan bahwa alur adalah rangkain cerita
yang dibentuk oleh tahap-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita
yang dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita. Alur atau plot adalah
struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis. Dalam
pengertian ini, alur merupakan suatu jalur tempat lewatnya rentetan
peristiwa yang tidak terputus-putus.
Berdasarkan kriteria urutan waktu ada tiga macam alur, yaitu.
a) Alur maju, alur maju ini berisi peristiwa-peristiwa tersusun secara
kronologis, artinya peristiwa pertama diikuti peristiwa kedua, dan
17
selanjutnya. Cerita umum dimulai dari tahap awal sampai tahap
akhir. (Ginanjar, 2012: 13).
b) Alur sorot balik, alur ini berisi peristiwa-peristiwa yang dikisahkan
tidak kronologis atau tidak runtut ceritanya (Suharto, 2010: 46).
c) Alur campuran, alur ini berisi peristiwa-peristiwa gabungan dari
plot progresif dan regresif. (Ginanjar, 2012: 14).
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alur adalah struktur
rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun untuk menandai urutan
bagian-bagian dalam keseluruhan cerita. Rangkaian kejadian yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita, dibentuk oleh tahapan-tahapan
peristiwa sehingga menjalin suatu cerita. Oleh karena itu, alur merupakan
perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga membentuk
kerangka utama cerita yang dimulai dari pengenalan hingga pemecahan
konflik.
d. Latar (Setting)
Nurgiyantoro (2012: 227) membedakan unsur latar ke dalam tiga
unsur pokok, yaitu: 1) latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya desa,
gunung, kota, hotel, rumah, dan sebagainya; 2) latar waktu mengacu pada
kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi,
18
misalnya tahun, siang, malam, dan jam; 3) latar sosial menggambarkan hal-
hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di
suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi, misalnya kebiasaan hidup,
tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa latar
merupakan tempat, waktu dan sosial saat peristiwa itu berlangsung. Latar
tempat mengacu pada tempat terjadinya peristiwa di dalam cerita, latar
waktu mengacu pada kapan peristiwa dalam cerita itu terjadi, sedangkan
latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial.
e. Sudut Pandang (Point of View)
Abrams mengatakan bahwa, sudut pandang adalah cara yang
digunakan oleh pengarang untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan
sebagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada
pembaca (Nurgiyantoro, 2012: 246). Dengan demikian, sudut pandang
pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja
dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.
Ada dua metode dalam pusat pengisahan, yaitu 1) metode orang
pertama tunggal (aku), pengarang menceritakan kisah aku. “Aku”
berkemungkinan pengarangnya, tetapi dapat pula hanya sebagai narator
19
(pencerita), dan 2) metode orang kedua (dia), yaitu pengarang
menceritakan kisah dia atau mereka. Dalam hal ini, pengarang menjadi
seseorang yang serba tahu. Kedudukan pengarang dapat sebagai tokoh
utama akan tetapi dapat juga sebagai tokoh tambahan (bukan tokoh utama).
Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sudut
pandang (Poin of View) merupakan penyebutan kata ganti nama untuk
tokoh-tokoh dalam cerita dan posisi narator dalam sebuah cerita. Pengarang
mempunyai kebebasan untuk menggunakan beberapa sudut pandang dalam
sebuah karya jika lebih efektif.
3. Nilai Moral dalam Karya Sastra
a. Pengertian Moral
Pengertian moral dalam karya sastra itu sendiri berbeda dengan
pengertian moral secara umum, yaitu menyangkut nilai baik buruk yang
diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Moral
dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai petunjuk dan saran yang
bersifat praktis bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Keberadaan moral dalam karya sastra tidak lepas dari pandangan
pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang dianutnya. Ajaran moral
tersebut pada hakikatnya merupakan saran atau petunjuk agar pembaca
memberikan respon atau mengikut pandangan pengarang. Ajaran moral
20
yang dapat diterima pembaca biasanya bersifat universal, dalam arti
menyimpang dari kebenaran dan hak manusia. Pesan moral sastra lebih
memberat pada kodrati manusia yang hakiki, bukan pada aturan yang
dibuat, ditentukan, dan dihakimi manusia (Nurgiyantoro, 2012: 321).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa moral adalah segala hal
yang menyangkut nilai baik dan buruk yang diterima secara umum dan
berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan, dan persoalan hidup. Secara garis
besar persoalan hidup dan kehidupan manusia dengan diri sendiri, hubungan
manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial termasuk
hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan
Tuhannya.
b. Jenis Moral dalam Karya Sastra
Jenis moral dalam karya sastra sangat bervariasi dan tidak terbatas
jumlahnya, baik persoalan hidup maupun persoalan yang menyangkut
harkat dan martabat manusia dan dapat diangkat sebagai ajaran moral dalam
karya sastra. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia
dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam
lingkungan sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan
hubungan manusia dengan Tuhannya (Nurgiyantoro, 2012: 323).
21
Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi niat baik,
ramah, prasangka baik, berpikir cerdas, sabar, bijaksana, tanggung jawab,
sikap sadar, kasih sayang, intropeksi diri, sikap bijak, rela berkorban,
pantang menyerah, dan berpendirian. Nilai moral hubungan manusia dengan
manusia lain meliputi sikap tolong-menolong, berbakti kepada orang tua,
keakraban, kerjasama, persahabatan, memberi semangat, persaudaraan,
menasehati, dan sikap kekeluargaan. Nilai moral hubungan manusia dengan
lingkungan alam seperti sayang binatang dan memuji keindahan alam. Nilai
moral hubungan manusia dengan Tuhannya meliputi beribadah, berdoa,
bersyukur, dan memohon ampun kepada Allah.
4. Pelaksanaan Pembelajaran Sastra
Pembelajaran sastra dalam penelitian ini dibahas tentang: pengertian
pembelajaran sastra, tujuan pembelajaran sastra, manfaat pembelajaran sastra,
bahan pembelajaran sastra, materi pembelajaran sastra, metode pembelajaran
sastra, dan langkah-langkah pembelajaran sastra. Paparan mengenai
pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pengertian Pembelajaran Sastra
Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan
perilaku kearah yang lebih baik (Ismail, 2009: 11). Dalam pembelajaran
22
tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal
yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari
lingkungan tersebut. Pembelajaran sastra merupakan penyajian karya
sastra dalam situasi belajar-mengajar kelas yang bertujuan untuk
menanamkan sikap positif terhadap hasil karya sastra.
Novel merupakan salah satu karya sastra yang sangat dimungkinkan
untuk pembelajaran sastra pada tingkat SMA. Novel mempunyai
kelebihan untuk bahan pembelajaran sastra yaitu cukup mudah dinikmati
pembaca sesuai dengan tingkat kemampuan pemahaman seseorang.
Namun, kemampuan masing-masing individu yang menimbulkan masalah
dalam pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, guru harus berusaha
meningkatkan kemampuan membaca siswa yang masih rendah untuk
memahami sebuah karya sastra khususnya novel.
Oleh karena itu, guru harus mampu menyajikan pembelajaran novel
dengan stategi belajar yang efektif. Tujuan pokok dalam pembelajaran
karya sastra novel adalah meningkatkan kemampuan membaca siswa dan
pemahaman siswa terhadap karya sastra novel.
23
b. Tujuan Pembelajaran Sastra
Tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan
guru itu sendiri. Pembelajaran sastra harus diarahkan kepada pembinaan
apresiasi sastra peserta didik agar siswa memiliki kesanggupan untuk
memahami, menikmati, dan menghargai karya sastra. Pendidik adalah
suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan
diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk
berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran
bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat
tercapai sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2008: 79).
c. Manfaat Pembelajaran Sastra
Beberapa manfaat yang diperoleh dari pembelajaran sastra, akan
dipaparkan sebagai berikut:
1) memberikan motifasi kepada siswa;
Apabila materi pembelajaran sastra dipilih dengan cermat dan
hati-hati, maka siswa akan merasakan apa yang mereka pelajari adalah
ada kaitannya dengan manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, pembelajaran sastra sangat dibutuhkan bagi siswa khususnya
tingkat SMA.
24
2) memberi akses pada latar belakang budaya;
Sastra dapat membantu siswa memahami budaya masyarakat
yang menjadi latar dalam teks sastra yang sedang dipelajari. Namun
hal ini cukup rumit, mengingat dalam memahami hubungan
antarbudaya, sastra tidak menyampaikan dengan sederhana, karena
karya sastra novel dapat diklaim sebagai dokumentasi yang murni dari
budaya masyarakat. Sementara itu, kebenaran yang ada pada sastra
sesungguhnya tidak mutlak.
3) memberi akses pada pemerolehan bahasa;
Sastra menyediakan sebuah cara yang tepat untuk memperoleh
bahasa, seperti menyediakan konteks yang mudah diingat dalam
proses penginterpretasian bahasa baru. Melalui sastra, siswa dapat
meningkatkan pemerolehan bahasanya, dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa, dan melakukan proses pembelajaran bahasa
yang menyenangkan.
4) mengembangkan kemampuan interpretatif siswa;
Dalam konteks ini, novel dapat membantu siswa dalam
memahami dan menginterpretasikan berbagai tema, dengan lebih
mudah. Melalui kegiatannya dalam memahami makna sebuah teks
sastra, siswa dapat melatih kepekaannya dalam menggunakan bahasa.
25
Sastra menyediakan kesempatan yang baik kepada siswa untuk
mendiskusikan, dan menginterpretasikan pendapat mereka sendiri
berdasarkan fakta yang terdapat pada teks.
d. Bahan Pembelajaran Sastra
Untuk memilih bahan pembelajaran sastra bagi siswa tidak mudah
dilakukan oleh seorang guru. Kemampuan untuk dapat memilih bahan
pembelajaran sastra ditentukan oleh beberapa faktor, anatara lain: berapa
banyak karya sastra yang disediakan diperpustakaan sekolah, kurikulum
yang harus diikuti, dan persyaratan bahan yang harus diberikan.
Pembelajaran sastra di SMA dapat menggunakan novel. Bahan
pembelajaran sastra meliputi fungsi novel dan pengertian nilai moral.
Karya sastra yang dipilih untuk diajarkan hendaknya sesuai dengan
tahap psikologi siswa pada suatu kelas. Guru sebaiknya menyajikan karya
sastra yang menarik minat siswa untuk dijadikan pembahasan
pembelajaran. Siswa cenderung lebih tertarik pada aspek budaya pada
karya sastra yang sudah ada kaitannya dengan kehidupan siswa.
e. Materi Pembelajaran Sastra
Dalam memilih materi pembelajaran sastra, hendaknya guru harus
memperhatikan beberapa kriteria antara lain.
1) Isi pelajaran hendaknya cukup sahih dan falid.
26
2) Materi yang diberikan harus bermanfaat.
3) Materinya menarik.
4) Materinya hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
Materi pembelajaran siswa berkaitan dengan sumber belajar.
Sumber belajar dapat berupa a) buku-buku pelajaran yang diwajibkan dan
buku-buku pelengkap, b) surat kabar, bulletin, majalah; c) media
elektronik; televisi dan video; d) dan hasil karya siswa.
f. Metode Pembelajaran Sastra
Berdasarkan konsep pembelajaran kuantum, Sukirno (2010: 13)
mengungkapkan prinsip-prinsip pembelajaran kuantum sebagai berikut.
“Asas utamanya adalah bersandar pada konsep bawalah dunia mereka ke
dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Berdasarkan asas
utama tersebut, ada lima prinsip yang memengaruhi pembelajaran
kuantum, yaitu (a) segalanya berbicara, (b) segalanya bertujuan, (c)
pengalaman sebelum pemberian nama, (d) akui setiap usaha, dan (e) jika
layak diakui, layak pula dirayakan.”
Lebih lanjut, Sukirno (2010: 12) mengemukakan bahwa
pembelajaran kuantum melalui bebarapa tahap yang dikenal dengan istilah
TANDUR yang merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai,
27
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Berikut ini dijelaskan keenam
tahap tersebut.
Tahap pertama, “tumbuhkan”, berisi motivasi dan apersepsi. Tahap
selanjutnya, “alami”, berisi pemberian contoh nyata. Tahap “namai” berisi
kegiatan memberi istilah atau menandai suatu ciri-ciri tertentu yang
khusus dan penting. Tahap “demonstrasikan” berisi kegiatan berkarya.
Tahap “ulangi” berisi kegiatan mengulangi kembali materi yang telah
dipelajari. Tahap terakhir, yakni “rayakan”, berisi penghargaan dan pujian
terhadap pencapaian siswa.
Dalam pembelajaran sastra pada novel, menumbuhkan pemahaman
dapat menjelaskan pengertian, ciri-ciri, unsur-unsur pembangun, cara
mengembangkan karakter, dan cara mengembangkan unsur-unsur cerpen
lainnya. Menumbuhkan minat dilakukan dengan cara menjelaskan nilai
moral pada novel Pulang Karya Tere Liye. Pada tahap ini, guru berperan
sebagai nara sumber dan motivator.
Alami sebagai langkah kedua adalah siswa mengalami secara
langsung melalui aktivitas menentukan nilai moral pada novel yang
dipelajari. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator.
Namai sebagai langkah ketiga adalah siswa menamai hasil
identifikasi unsur-unsur pembangun atau ciri-ciri, dan cara
28
mengembangkan unsur pembangun novel yang dikaji. Siswa melakukan
aktivitas diskusi kelompok untuk memantapkan hasil penjelajahan awal
saat membaca novel. Pada tahap ini, guru berperan sebagai evaluator dan
motivator.
Demonstrasi sebagai langkah keempat adalah siswa praktik mencari
nilai moral novel. Siswa mencari unsur instrinsik dan nilai moral novel
berdasarkan wawasan dan pemahaman tentang novel yang telah dikaji
oleh siswa, baik secara pribadi, maupun dalam diskusi kelompok. Pada
langkah ini, guru memberikan beberapa petunjuk untuk membantu siswa
agar tidak takut salah dalam mecari nilai moral.
Ulangi sebagai langkah kelima adalah aktivitas siswa untuk
mengulangi dan menyempurnakan hasil kerja mencari nilai moral
berdasarkan masukan dari teman kelompok dan saran serta catatan dari
guru. Pada tahap ini, guru berperan sebagai motivator.
Rayakan sebagai langkah keenam adaIah merayakan hasil kerja
siswa secara keseluruhan dengan cara melalui kegiatan lomba atau
publikasi. Lomba dapat berupa lomba antar kelompok atau tiap kelompok.
Kegitan ini dilaksanakan oleh siswa bersama guru. Yang menilai juga
sesama siswa dan guru. Pada tahap ini guru berperan sebagai evaluator.
29
Jadi, metode kuantum dalam pembelajaran sastra khususnya novel
terlaksana dengan langkah TANDUR yang merupakan enam langkah
pokok pembelajaran yang memuat aktivitas menumbuhkan pemahaman
dan minat siswa, mengalami secara langsung melalui kegiatan menamai
hasil kerja berdasarkan masukan teman kelompok dan saran serta catatan
dari guru, dan merayakan hasil kerja daIam bentuk lomba.
Metode pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan pengajar
untuk menyajikan informasi atau pengalaman baru, menggali pengalaman
peserta belajar, menampilkan unjuk kerja peserta belajar dan lain-lain.
Dalam proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan metode berikut
ini.
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penerangan atau penuturan
informasi secara lisan oleh guru kepada siswa. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan: a) tujuan pembicara harus dirumuskan dengan
jelas; b) bahan atau materi harus jelas; c) guru harus dapat menarik
perhatian siswa.
2) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran
di mana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif dengan
30
teman-temanya dengan cara mengumpulkan pen-dapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
3) Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas merupakan suatu metode mengajar
dimana guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari
sesuatu kepada murid, kemudian murid melaporkan hasilnya.
Pemberian tugas antara lain.
a) Carilah nilai moral pada novel Pulang karya Tere Liye!
b) Buatlah sinopsis novel Pulang karya Tere Liye!
c) Berdiskusilah dengan teman-teman mengenai nilai moral novel
Pulang karya Tere Liye!
g. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Standar Kompetensi
Standar kompetensinya adalah (membaca) memahami berbagai
hikayat, novel Indonesia atau novel terjemahan.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar pembelajaran sastra penelitian ini adalah
menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia.
31
c. Indikator
Indikator merupakan kompetensi dasar yang dapat dijadikan ukuran
untuk mengetahui ketercapaian pembelajaran. Indikator berfungsi sebagai
tanda-tanda yang menunjukan terjadinya perubahan perilaku siswa.
Dalam indikator mempunyai tujuan sebagai berikut.
a) Menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Pulang karya Tere Liye.
b) Menjelaskan nilai moral dalam novel Pulang karya Tere Liye.
d. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran sastra harus diarahkan kepada pembinaan apresiasi
sastra agar siswa meiliki kesanggupan untuk memahami, menikmati dan
menghargai suatu karya sastra. Dalam penelitian ini tujuan pokokyang
perlu dicapai dalam pembelajaran novel sebagai berikut.
a) Siswa dapat menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Pulang karya
Tere Liye.
b) Siswa dapat menjelaskan nilai moral dalam novel Pulang karya Tere
Liye.
e. Materi Pembelajaran
Materi pemebelajaran adalah salah satu alat atau materi yang akan
disampaikan. Dalam penelitian ini materi pemebelajaran yang akan
disampaikan adalah.
32
a) Novel Pulang karya Tere Liye.
b) Unsur intrinsik novel Pulang karya Tere Liye yang meliputi, tema,
tokoh dan penokohan, alur, latar dan sudut pandang.
c) Nilai moral novel Pulang karya Tere Liye yang meliputi, hubungan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia,
hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan
alam sekitar.
f. Kegiatan Pembelajaran
Metode kuantum adalah kiat-kiat, petunjuk, metode, dan seluruh
proses yang dapat menghemat waktu untuk mempercepat dan
mengoptimalkan hasil belajar yang menyenangkan. Tata cara penyajian
yang perlu dipertimbangkan oleh guru dalam memberikan pembelajaran
antara lain sebagai berikut:
1. Pelacakan pendahuluan
Pada bagian pelacakan ini, ada beberapa kegiatan yang harus
dilakukan oleh guru. Kegiatan tersebut meliputi.
(1) Sebelum siswa membaca novel Pulang karya Tere Liye, guru
memberikan penjelasan mengenai pengarang novel tersebut.
(2) Guru menyuruh siswa membaca novel Pulang karya Tere Liye.
33
(3) Setelah membaca siswa dapat mengetahui apa yang ingin
disampaikan pengarang dalam novel Pulang karya Tere Liye.
(4) Guru memberikan sedikit penjelasan mengenai isi cerita dalam
novel Pulang Karya Tere Liye.
2. Penentuan sikap praktis
Pada bagian penentuan sikap ini, ada beberapa kegiatan yang harus
dilakukan oleh guru. Kegiatan tersebut meliputi.
(1) Guru menyampaikan kepada murid mengenai identitas novel
Pulang karya Tere Liye.
(2) Guru menyuruh siswa mencatat tokoh-tokoh yang ada dalam
novel Pulang karya Tere Liye, supaya siswa mudah dalam
menemukan nilai moral.
3. Introduksi
Pada bagian Introduksi ini, ada beberapa kegiatan yang harus
dilakukan oleh guru. Kegiatan tersebut meliputi.
(1) Guru mengucapkan salam, kemudian guru bertanya mengenai
novel Pulang karya Tere Liye.
(2) Guru memberikan komentar mengenai judul novel Pulang karya
Tere Liye.
(3) Guru menyuruh siswa untuk membagi menjadi 8 kelompok.
34
(4) Guru menyuruh siswa untuk membaca novel Pulang karya Tere
Liye sebagai tugas di rumah pada pertemuan kemarin.
(5) Guru memberi tugas pada tiap-tiap kelompok untuk berdiskusi
mencari unsur-unsur intrinsik dan nilai moral dalam Pulang
karya Tere Liye.
(6) Siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
(7) Guru menyimpulkan hasil diskusi.
4. Penyajian
Guru menyiapkan daftar pertanyaan untuk pembahasan novel
Pulang karya Tere Liye. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kurang
lebih sebagai berikut.
1) Pada bagian mana cerita itu dimulai ?
2) Bagaimana pelukisan latarnya ?
3) Peristiwa apa yang terjadi pada awal cerita itu ?
4) Siapa tokoh utamanya ?
5) Bagaimana keadaan tokoh utama waktu itu ?
5. Diskusi
a. Setelah siswa membaca novel Pulang karya Tere Liye, guru
menyuruh siswa untuk berdiskusi mengenai novel tersebut.
35
b. Guru memandu jalannya diskusi dan menyiapkan daftar
pertanyaan untuk didiskusikan.
Di bawah ini contoh panduan diskusi dalam bentuk pertanyaan.
(a) Bagaimana pendapat Anda terhadap tokoh dan penokohan
dalam novel Pulang karya Tere Liye?
(b) Sebutkan aspek nilai moral yang ada dalam novel Pulang
karya Tere Liye?
(c) Nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan dalam novel
Pulang karya Tere Liye mencakup apa saja ?
(d) Nilai moral hubungan manusia dengan manusia dalam
novel Pulang karya Tere Liye mencakup apa saja ?
(e) Nilai moral hubungan manusia dengan alam sekitar dalam
novel Pulang karya Tere Liye mencakup apa saja ?
(f) Nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri
dalam novel Pulang karya Tere Liye mencakup apa saja ?
c. Siswa melakukan diskusi bersama kelompok masing-masing.
d. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan
kelas.
e. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.
36
6. Pengukuhan
a. Guru menyuruh siswa membuat catatan singkat tentang apa
yang telah mereka baca.
b. Siswa membuat catatan mengenai kesan-kesan tentang buku
yang mereka baca.
c. Guru memberikan saran dan tanggapan untuk menyempurnakan
catatan tersebut.
h. Sumber Belajar
Sumber belajar yang dipakai adalah hasil karya sastra, pribadi guru
serta buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Hasil karya sastra
misalnya penggalan novel secara keseluruhan, baik unsur-unsur intrinsik
dan ekstrinsik. Adapun novel yang dianalisis adalah novel Pulang karya
Tere Liye, yang diterbitkan oleh Republika pada tahun 2015, merupakan
cetakan pertama, dan terdiri dari 400 halaman. Buku pelajaran yang
sengaja disiapkan dan berkenaan dengan sastra. Misalnya buku-buku
tentang sastra, Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku paket pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA.
i. Waktu Pembelajaran
Waktu yang digunakan dalam pembelajaran dapat diatur sesuai
dengan keleluasaan dan kedalaman materi. Seorang guru harus bisa
37
mengatur dan menggunakan waktu yang tepat dengan keleluasaan dan
kedalam materi. Materi yang banyak dan memerlukan pendalaman diberi
waktu yang lebih lama.
Dalam pengajaran novel Pulang karya Tere Liye, waktu yang
digunakan adalah dua kali pertemuan satu jam pelajaran 45 menit, satu
kali pertemuan dua jam pelajaran 90 menit, jadi dua kali pertemuan
memerlukan waktu 180 menit.
j. Nilai-nilai karakter bangsa
Dalam penelitian ini, ada beberapa nilai-nilai karakter bangsa yang
harus dicapai dalam pemebelajan. Berikut daftar nilai-nilai karakter
bangsa yang harus dicapai dalam pembelajaran ini.
1) Tanggung jawab
2) Jujur
3) Religious
4) Disiplin
5) Ingin Tau
6) Sabar
7) Tolong menolong
8) Dermawan
38
k. Evaluasi
Dalam pembelajaran sastra, evaluasi dibagi menjadi evaluasi yang
berhubungan dengan aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik
(keterampilan), dan afektif (sikap).
1) Penilaian Kognitif
Hasil belajar sastra yang bersifat kognitif lebih banyak
berhubungan dengan kemampuan dan proses berpikir. Pelaksanaan
penilaian dapat dilakukan dalam proses pembelajaran, tes formatif,
atau pada akhir pembelajaran, tes sumatif. Tes sumatif biasanya
dilaksanakan dalam bentuk ulangan umum atau ujian semester dengan
alat penilaian yang berupa tes tertulis.
2) Penilaian Psikomotorik
Penilaian psikomotor adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan aktivitas otak, fisik, atau gerakan-gerakan anggota badan.
Keluaran hasil belajar yang bersifat psikomotoris adalah keterampilan-
keterampilan gerak tertentu yang diperoleh setelah mengalami
peristiwa belajar.
3) Penilaian Afektif
Penilaian afektif berhubungan dengan perubahan sikap sesuai
dengan nilai-nilai karakter bangsa.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini dipaparkan menjadi tujuh, yaitu (a) objek
penelitian, (b) fokus penelitian, (c) sumber data, (d) instrument penelitian, (e)
teknik pengumpulan data, (f) teknik analisis data, dan (g) teknik penyajian
hasil analisis. Tujuh subbab tersebut akan diuraikan secara rinci berikut ini.
1. Objek Penelitian
Arikunto (2010: 161) menyatakan bahwa objek penelitian adalah
sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Objek penelitian ini adalah aspek nilai moral
yang terdapat dalam novel Pulang karya Tere Liye. Novel ini diterbitkan
oleh Republika tahun 2015, dan terdiri dari 400 halaman.
2. Fokus penelitian
Fokus penelitian merupakan pusat dari objek penelitian tersebut.
Penelitian ini difokuskan pada hubungan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam
sekitar dalam novel Pulang karya Tere Liye.
3. Sumber Data
Arikunto (2010:172) menyatakan bahwa yang dimaksud sumber
data dalam penelitian adalah subjek dari mana dapat diperoleh. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam janis data yaitu data
primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau
40
dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya,
sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber
yang telah ada.
Sumber data utama (primer) dalam penelitian ini adalah novel
Pulang karya Tere Liye. Novel ini diterbitkan oleh Republika tahun 2015,
dan terdiri dari 400 halaman. Data-data tersebut berupa kutipan langsung
maupun tidak langsung. Selain itu, data tambahan (sekunder) diperoleh
dari referensi-referensi lain yang berkaitan dengan objek penelitian.
4. Instrumen Penelitian
Arikunto (2010: 160) menyatakan bahwa instrumen penelitian
adalah alat bantu dan fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah, hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cepat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri sebagai instrumen dibantu dengan buku teori sastra, buku teori
nilai moral, kartu pencacat data beserta alat tulisnya, dan novel Pulang
karya Tere Liye.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah metode observasi. Menurut Kerlinger, mengobservasi
adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan
data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya,
mengukurnya, dan mencatatnya (Arikunto, 2010: 265). Metode observasi
41
adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara
sistematis, dengan prosedur yang standar. Selain menggunakan metode
observasi, peneliti juga menggunakan teknik studi pustaka. Teknik studi
pustaka, yaitu menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh
data.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data sebagai
berikut:
1. mencari objek berupa novel. Peneliti mencari objek penelitian yang
akan diteliti. Objek yang akan diteliti adalah novel Pulang karya Tere
Liye;
2. membaca keseluruhan. Setelah peneliti menemukan objek penelitian,
kemudian objek tersebut dibaca secara kritis dan teliti;
3. mengidentifikasi aspek-aspek nilai moral. Ditentukan kutipan-kutipan
yang merupakan aspek nilai moral. Kemudian peneliti mencari
hubungan aspek-aspek nilai moral yang ada dalam novel Pulang karya
Tere Liye;
4. mencatat data penelitian kedalam kartu pencatat. Setelah peneliti
mendapatkan data-data yang falid, maka peneliti memindahkannya dalam
kartu pencatat data yang kemudian data tersebut dibahas lebih mendalam
lagi.
42
6. Teknik Analisis Data
Penelitian yang peneliti lakukan dalam novel Pulang karya Tere
Liye merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik content
analysis atau metode analisis isi. Barelson mengatakan bahwa content
analysis merupakan teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan
secara objektif, dan kualitatif tentang memanifestasi komunikasi (Bungin,
2009: 84). Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam penelitian
sebagai berikut ini:
1. menganalisis aspek-aspek nilai moral yang terdapat dalam novel Pulang
karya Tere Liye yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
dan hubungan manusia dengan alam sekitar.
2. data yang sesuai dengan yang dibahas selanjutnya diambil dan
dijadikan bahan pembahasan dalam skripsi kemudian simpulan diambil
berdasarkan komponen-komponen hasil analisis tersebut.
7. Teknik Penyajian Hasil Analisis
Teknik yang digunakan untuk penyajian hasil analisis data adalah
menggunakan metode informal. Metode informal adalah perumusan
dengan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya.
(Sudaryanto, 2015: 241). Dengan demikian, peneliti menyajikan hasil
analisis unsur intrinsik, nilai moral dan rencana pelaksanaan
pembelajarnnya SMA dalam novel Pulang karya Tere Liye dengan kata-
kata biasa tanpa menggunakan tanda dan lambang.
43
BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA
Dalam bab ini berisi dua hal paparan pokok, yaitu penyajian data dan
pembahasan data. Penyajian data merupakan data yang disajikan secara singkat
mengenai hasil penelitian berupa tabel, sedangkan pembahasan data
merupakan penelitian yang terdiri dari unsur intinsik, nilai moral dan skenario
pembelajaran di SMA.
A. Penyajian Data
Berikut ini disajikan data penelitian novel Pulang karya Tere Liye
yaitu, (1) unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur dan
latar. (2) nilai moral yang meliputi hubungan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam
sekitar, dan (3) skenario pembelajarannya di SMA.
1. Struktur Karya Sastra Novel Pulang Karya Tere Liye
Unsur intrinsik novel Pulang karya Tere Liye terdiri atas tema, tokoh
dan penokohan, alur, dan latar. Semua unsur intrinsik tersebut disajikan dalam
tabel sebagai berikut.
44
Tabel 1
Unsur Intrinsik Novel Pulang Karya Tere Liye
No Unsur pembentuk karya sastra Halaman
1 Tema
a. Kisah tentang perjalanan pulang, melalui
pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk
erat semua kebencian dan rasa sakit.
24, 398, 400
2 Tokoh dan penokohan
a. Tokoh Utama
Bujang
Bujang memiliki sifatpemberani, selalu
optimis, keras kepala namun selalu menuruti
apa yang dikatakan oleh ibunya.
1, 77
b. Tokoh tambahan
1. Samad
Samad memiliki sifat keras kepala, namun
sayang terhadap keluaga.
2. Midah
Midah memiliki sifat penyayang, penyabar
dan rendah hati.
3. Tuanku Imam
Tuanku Imam memilki sifat rendah hati,
penolong dan religius.
22, 24, 313, 68,
228, 245, 100,
162, 40, 41.
45
4. Basyir
Basyir memiliki sifat setiakawan dan
peramah.
5. Kopong
Kopong memiliki sifat penyayang, cengeng
dan perhatian.
6. Parwes
Parwes memiliki sifat penolong, rendah
hati dan perhatian.
7. Frans
Frans memiliki sifat penolong, berjiwa
pemimpin dan penyabar.
8. White
White memiliki sifat rendah hati, penolong
dan setiakawan.
9. Tauke Muda
Tauke Muda memiliki sifat perhatian,
peramah, dermawan dan juga penyayang.
3 Alur
Alur yang digunakan adalah alur
a. Tahap penyituasian 2
b. Tahap pemunculan konflik 6
46
c. Tahap peningkatan konflik 192, 239
d. Tahap klimaks 340
e. Tahap penyelesaian 399
4 Latar
a. Latar tempat meliputi: Kampung TalangTadah
Hujan Sumatra, Singapura, Hongkong, Makau,
Ibu Kota.
2, 3, 72, 74,
107, 117, 322
b. Latar waktu meliputi: pagi, siang, sore dan
malam hari.
2, 60, 332, 1, 7,
328, 38, 252.
c. Latar sosial 3-4
2. Nilai Moral yang Terdapat pada Novel Pulang Karya Tere Liye
Nilai moral pada novel Pulang karya Tere Liye yang meliputi hubungan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan
manusia dengan alam sekitar akan disajikan dalam bentuk tabel. Data
mengenai analisis nilai moral pada novel Pulang karya Tere Liye disajikan
dalam tabel sebagai berikut.
47
Tabel 2
Nilai moral novel Pulang Karya Tere Liye
No Nilai moral novel Pulang Karya Tere Liye Halaman
1 Hubungan manusia dengan Tuhan
a. Taat 24, 48, 400
b. Tawakal 193, 397
2 Hubungan manusia dengan manusia
a. Dermawan 162
b. Tolong menolong 348
c. Pemberi nasihat 24, 322, 336
3 Hubungan manusia dengan alam sekitar
a. Memuji keindahan alam 336
3. Skenario Pembelajaran Novel Pulang Karya Tere Liye
Skenario pembelajaran Novel Pulang Karya Tere Liye di keas XI SMA
meliputi: (a) standar kompetensi, (b) kompetensi dasar, (c) indikator, (d)
tujuan pembelajaran, (e) materi pembelajaran, (f) metode pembelajaran,
(g) langkah-langkah pembelajaran, (h) alokasi waktu, dan (i) evaluasi.
Berikut adalah penjabaran dari skenario pembelajaran novel Pulang Karya
Tere Liye di kelas XI SMA.
48
a. Standar Kompetensi
Standar kompetensi dalam pembelajaran sastra di kelas XI
SMA khususnya novel Pulang karya Tere Liye adalah memahami
berbagai hikayat, novel Indonesia / novel terjemahan.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang dikembangkan dari standar
kompetensi dalam pembelajaran sastra khususnya novel Pulang
karya Tere Liye adalah menganalisis unsur intrinsik yang meliputi
tema, tokoh dan penokohan, alur dan latar dan unsur ekstrinsik
yaitu nilai moral novel Pulang karya Tere Liye.
c. Indikator
Indikator yang dikembangkan dari kompetensi dasar dalam
pembelajaran sastra khususnya novel Pulang karya Tere Liye
dipaparkan sebagai berikut:
1) menjelaskan unsur-unsur intrinsik dalam novel Pulang
karya Tere Liye;
2) menjelaskan unsur ekstrinsik yaitu nilai moral dalam
novel Pulang karya Tere Liye.
d. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran sastra dikembangkan dari indikator
dalam pembelajaran sastra khususnya novel Pulang karya Tere
Liye dipaparkan sebagai berikut:
49
1) siswa dapat menjelaskan unsur intrinsik dalam novel
Pulang karya Tere Liye;
2) siswa dapat menjelaskan nilai moral dalam novel
Pulang karya Tere Liye.
e. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran nilai moral dalam novel Pulang karya
Tere Liye disesuaikan dengan indikator yang terdapat dalam RPP.
Materi tersebut disajikan sebagai berikut.
1) Novel Pulang karya Tere Liye.
2) Unsur intrinsik novel Pulang karya Tere Liye.
a. Temanya adalah kisah tentang perjalanan pulang,
melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk
erat semua kebenian dan rasa sakit.
b. Tokoh utama adalah Bujang, tokoh tambahan.
c. Alur dalam novel Pulang karya Tere Liye adalah alur.
d. Latar tempat, latar waktu dalam latar sosial dalam novel
Pulang karya Tere Liye disajikan secara konkret
sehingga mampu menimbulkan imajinasi pembaca
mengenai latar tersebut.
3) Nilai moral dalam novel Pulang karya Tere Liye dapat
dipaparkan sebagai berikut:
a. hubungan manusia dengan Tuhan;
50
Wujud hubungan manusia dengan Tuhan bersifat
religius. Dengan kata lain, setiap perkataan, dan
tindakan seseorang selalu berdasarkan pada nilai-nilai
ketuhanan.
b. hubungan manusia dengan manusia;
wujud hubungan manusia dengan manusia meliputi
dermawan, tolong menolong, setia kawan dan pemberi
nasehat.
c. hubungan manusia dengan alam sekitar.
Wujud dari hubungan manusia dengan alam sekitar
yaitu memuji keindahan alam dan menjaga kelestarian
alam.
f. Metode Pembelajaran
Dalam pembelajaran novel Pulang karya Tere Liye, metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode kuantum. Metode ini
memiliki enam langkah atau fase pokok, yakni tanamkan, alami,
namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan yang sering disebut
dengan teknik TANDUR.
g. Langkah-langkah Pembelajaran
Sebelum memasuki proses pembelajaran novel Pulang
karya Tere Liye ini, terlebih dahulu guru menugaskan siswa untuk
membaca novel tersebut di rumah secara berkelompok pada
pertemuan sebelumnya. Secara umum, langkah pembelajaran
51
terbagi menjadi tiga tahap kegiatan, yakni:kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir. Berikut ini diuraikan ketiga tahap
pembelajaran tersebut.
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Awal (15 Menit)
Kegiatan awal dilakukan sebagai apersepi, penyampaian
tujuan, dan pemberian motivasi. Di bawah ini disajikan kegiatan
awal dalam pembelajaran novel Pulang karya Tere Liye;
a) guru memotivasi siswa tentang pentingnya materi yang akan
dibahas;
b) guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator
pencapaian yang harus diku-asai siswa setelah pembelajaran
berakhir;
c) guru bertanya kepada siswa mengenai gambaran umum isi
novel yang telah dibaca siswa di rumah (menjadi tugas rumah
pertemuan sebelumnya)
1) Kegiatan Inti (60 Menit)
Kegiatan inti dilakukan dengan metode kuantum teknik
TANDUR. Secara lengkap, kegiatan inti meliputi hal-hal di bawah
ini.
Fase “Tumbuhkan”, berisi kegiatan:
a) mempresentasikan materi dengan media powerpoint mengenai
unsur intrinsik novel dan ragam nilai moral;
52
b) memberikan kutipan-kutipan menarik dari novel agar siswa
memotivasi siswa untuk mengkaji lebih dalam mengenai unsur
intrinsik dan nilai moral.
Fase “Alami”, berisi kegiatan:
c) siswa dibagi ke dalam beberapa kelom-pok. Tiap kelompok
terdiri dari 4-6 siswa;
d) tiap kelompok diberikan permasalahan yang berbeda-beda untuk
dipecahkan. Permasalahan yang dimaksud adalah: unsur intrinsik
dan nilai moral;
e) guru menjelaskan peraturan diskusi;
f) setelah siswa memecahkan permasalahannya dalam diskusi
kelompok, setiap ke-lompok ditugaskan untuk menyampaikan
hasil diskusinya di depan kelas yang diwakili oleh seorang juru
bicara sehingga di depan kelas terdapat beberapa orang sesuai
dengan jumlah kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya;
g) setelah semua kelompok mempresentasikan, setiap kelompok
diwajibkan bertanya kepada kelompok lain. Di sini guru mem-
bantu dengan petunjuk umum yang bersifat memancing
penafsiran dari siswa jika terjadi kebuntuan dalam tanya-jawab
antarkelompok tersebut.
Fase “Namai”, berisi kegiatan:
Setiap siswa membuat simpulan hasil diskusi antarkelompok dengan
53
bahasanya sendiri mengenai unsur intrinsik dan nilai moral dalam
novel Pulang karya Tere Liyedi buku tugas.
2) Kegiatan Akhir (15 Menit)
Kegiatan akhir adalah penutup dan pemberian tugas. Bagian
ini berisi kegiatan:
a) siswa dan guru melakukan kegiatan tanya jawab yang berkaitan
dengan kesulitan dan kendala yang dialami mengkaji citra tokoh
utama wanita dalam novel;
b) memberikan tugas rumah (proyek) kepada siswa agar unsur
intrinsik dan nilai moral secara lebih komprehensif di rumah.
Pertemuan Kedua
1) Kegiatan Awal (20 Menit)
Kegiatan awal meliputi:
a) guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang
telah dibahas pada pertemuan sebelumnya;
b) guru menyampaikan refleksi mengenai kekurangan-kekurangan
yang masih ditemukan di dalam hasil pembelajaran sebelumnya.
2) Kegiatan Inti (60 Menit)
Fase “Demonstrasikan”
Fase keempat dari teknik TANDUR adalah
“demonstrasikan”. Pada fase ini, kegiatan yang dilakukan adalah
setiap siswa menukar hasil pekerjaan rumahnya berupan analisis
unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang karya Tere Liye kepada
54
temannya secara acak untuk diidentifikasi.
Fase “Ulangi”
Fase kelima adalah “ulangi”. Pada fase ini, kegiatan yang
dilakukan adalah siswa memperbaiki analisisnya sesuai dengan saran
teman.
Fase “Rayakan”
Fase terkahir dalam pembelajaran dengan metode kuantum
teknik TANDUR adalah “rayakan”. Pada fase ini, siswa yang
memperoleh nilai tertinggi diberikan kesempatan untuk membacakan
hasil analisisnya di depan kelas dan hasil analisis tersebut dipajang
di dinding kelas
3) Kegiatan Akhir (10 menit)
Kegiatan akhir dalam pembelajaran novel Pulang karya Tere
Liyemeliputi:
a) guru menyampaikan simpulan pembelajaran;
b) guru memberikan pesan kepada siswa agar meneladani sikap
tokoh-tokoh yang memiliki akhlak mulia di dalam novel.
h. Alokasi Waktu
Waktu yang digunakan dalam pembelajaran dapat diatur
dan disesuaikan dengan keleluasan dan kedalaman materi. Dalam
pembelajaran sastra, terutama pada novel waktu yang dibutuhkan
lebih banyak. Sesuai dengan silabus, satu minggu pebelajaran
55
sastra terdapat dua kali pertemuan dengan sekali pertemuan 2 jam
pelajaran atau 2 x 45 menit.
i. Evaluasi
Dalam skenario pembelajaran nilai moral pada novel
Pulang karya Tere Liye, penilaian dilakukan dengan menggunakan
tes subjektif dan tes objektif.
B. Pembahasan Data
1. Unsur Intrinsik dalam Novel Pulang Karya Tere Liye
Dalam penelitian ini peneliti manganalisis unsur intrinsik novel
Pulang karya Tere Liye yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur,
dan latar. Berikut paparan mengenai analisis tersebut.
a. Tema dan Masalah
Tema terdiri dari dua, yaitu tema mayor dan tema minor.
Tema minor merupakan tema-tema kecil atau masalah yang
diangkat menjadi tema mayor. Tema mayor pada novel Pulang
karya Tere Liye adalah kisah tentang perjalanan pulang, melalui
pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua
kebencian dan rasa sakit. Sedangkan tema minor pada novel
Pulang karya Tere Liye adalah unsur yang dibangun oleh masalah-
masalah yang ada pada novel tersebut. Masalah yang ada dalam
novel Pulang meliputi kisah perjalanan pulang, melalui
pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua
56
kebencian dan rasa sakit. Berikut masalah-masalah yang terdapat
pada novel Pulang karya Tere Liye.
1. Masalah perjalanan pulang.
Dalam novel Pulang karya Tere liye menceitakan seorang
anak muda yang bertarung melewati peliknya perjalanan hidup
dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh tokoh utama
yaitu Bujang. Berikut kutipan mengenai tema yang atau masalah
tentang perjalanan pulang.
Dari sekian puluh ribu panggilan itu, kali ini aku baru
memahaminya. Aku menyeka wajah yang basah oleh
butiran air. Terlambat? Tidak juga. panggilan itu tidak
pernah mengenal kata terlambat, panggilan itu selalu
bekerja secara misterius.
(Pulang; 398)
“Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang
bersimpuh dipusaramu, tapi juga telah pulang kepada
panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apapun kehidupan
menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang
kutempuh, Tuhan selelu memanggil kami untuk pulang.
Anakmu telah pulang.
(Pulang; 400)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bujang memiliki
keyakinan bahwa sejauh apapun perjalanan manusia pasti kembali
kepada Tuhannya. Bujang akhirnya menyadari bahwa begitu
panjang perjalanan yang telah ia lampaui dan kini saaatnya ia
kembali kepada panggilan Tuhan.
57
2. Masalah pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua
kebencian dan rasa sakit.
Masalah yang ke dua yaitu masalah demi pertarungan untuk
memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit. Pertarungan inilah
akhir dari sebuah perjalanan pulang Bujangdengan pesan mamak
agar tidak memakan makanan dan minuman haram, membuatnya
berkesempatan untuk pulang, pulang pada hakikat yang
sebenarnya, pulang pada panggilan Tuhan. Hal ini didapat pada
kutipan dibawah ini.
“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu (dari makanan dan
minuman haram dan kotor) itu, Bujang. Agar…. Agar
besok lusa, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh
hatimu, kau tetap punya satu titik yang putih, dan semoga
itu berguna. Memanggilmu pulang.”
(Pulang; 24)
Dari kutipan di atas membuktikan bahwa Bujang telah
melewati pertarungan demi pertarungan yakni melawan diri dari
hawa nafsu dan godaan-godaan untuk bertindak yang tidak baik.
Bujang akhirnya mampu melewati hal itu, karena Bujang selalu
mengingat pesan yang disampaikan oleh ibunya.
b. Tokoh dan Penokohan
Tokoh sebagai pelaku dalam sebuah cerita sangat berkaitan
dengan jalannya cerita, tanpa tokoh cerita itu tidak akan
berkembang.Tokoh utama adalah tokoh yang tergolong penting
dan dimunculkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi
sebagian cerita, dan sebaliknya ada tokoh yang hanya dimunculkan
58
sekali atau beberapa kali dalam cerita dan itupun mungkin dalam
porsi penceritaan yang relatif pendek adalah tokoh tambahan. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh merupakan pelaku
cerita yang hadir untuk menampilkan suatu karakter tertentu.
1. Tokoh Utama
Tokoh utama dalam novel Pulang karya Tere Liye adalah
Bujang. Bujang adalah seorang anak yang pemberani, selalu
optimis, keras kepala namun selalu menuruti apa yang dikatakan
oleh ibunya. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.
“Aku tidak takut. Jika setiap orang memiliki lima
emosi, yaitu bahagia, sedih, takut, jijik, dan
kemarahan, aku hanya memiliki empat emosi. Aku
tidak punya rasa takut.
Kalian kira itu omong kosong? Gurauan? Tidak.
Lihatlah wajahku, lihat bola mataku. Kalian tidak
akan menemukan walau semili rasa takut itu.”
(Pulang; 1)
“Aku mengusap pelipisku yang berkeringat. Aku
tahu. Tanpa dia sebut pun aku tahu kalau waktuku
akan dikurangi kembali. Itu logika biasa. Aku
menggenggam pensil lebih erat, konsentrasi penuh,
lalu mengertjakan soal-soal berikutnya dengan cepat.”
(Pulang; 50)
Kenapa? Master Dragon ingin tahu. Aku hanya
menggeleng. Itu pesan terakhir mamakku. Maka tidak
setes pun aku akan meminumnya hingga mati.”
(Pulang; 77)
59
2. Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan merupakan tokoh pendukung hadirnya
tokoh utama. Tokoh tambahan dalam nove Pulang karya Tere
Liye dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Samad
Samad merupakan ayah kandung dari tokoh utama yaitu
Bujang. Samad berkerja sebagai seorang petani biasa, meskipun
dengan keterbataan fisiknya yaitu lumpuh kakinya tetapi ia
merupakan ayah yang sangat bertanggung jawab terhadap
keluarganya. Samad memiliki sifat keras kepala, namun sayang
terhadap keluaga. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan sebagai
berikut.
Bapak menggenggam jemari Mamak, kali ini berkata lirih,
“Aku juga tidak ingin berpisah dengan anak kita Midah.
Tapi kau seharusnya tahupersis bahwa ini adalah perjanjian
masa lalu. Aku pernah bilang dengan kau, cepat atau lambat
kau akan melihatnya, menyaksikannya. Cepat atau lambat
kita akan kehilangan anak laki-laki kita. Biarkan dia pergi
dengan restumu agar langkah kakinya ringan.”
(Pulang; 22)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa sosok Samad yang keras
kepala namun penyayang terhadap istri dan anaknya. Samad juga
memperlihatkan sikap tanggung jawab terhadap keluarganya.
b. Midah
Wanita bernama Midah adalah istri Samad atau ibu
kandung Bujang. Midah adalah seorang ibu yang sangat sayang
60
terhadap keluarga, terutama kepada Bujang. Midah memiliki sifat
penyayang, penyabar dan rendah hati. Hal tersebut dibuktikan
dengan kutipan sebagai berikut.
“Kau boleh melupakan Mamak, kau boleh melupakan
seluruh kampug ini. Meupakan seluruh didikan yang
Mamamk berikan. Melupakan agama yang Mamak ajarkan
diam-diam jika bapak kau tidak dirumah...”Mamak diam
sejenak, menyeka hidung, “Mamak tahu kau akan jadi apa
di kota sana... Mamak tahu... Tapi, tapi apapun yang akan
kau lakukan di sana, berjanjilah Bujang, kau tidak akan
makan daging babi atau daging anjing. Kaunakan menjaga
perutmu dari makanan haram dan kotor. Kau juga tidak
akan menyentuh tuak dan segala minuman haram.”
(Pulang; 24)
“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu dari semua itu,
Bujang. Agar.... Agar besok lusa, jika hitam seluruh
hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau tetap punya setitik
putih, dan semoga itu bergua. Memanggilmu Pulang.”
(Pulang; 24)
Dari beberapa kutipan di atas jelas menggambarkan sosok
seorang Midah yang mempunyai sikap penyayang terhadap
keluarga, terutama kepada Bujang. Midah juga memiliki sifat
penyayang, penyabar dan rendah hati.
c. Tuanku Imam
Tuanku Imam adalah guru ngaji, saudara dari keluarga
Midah. Tuanku Imam juga sebagai guru ngaji Samad waktu Samad
masih kecil. Tuanku Imam memiliki saifat rendah hati, penolong
dan religius.Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan sebagai
berikut.
61
“Tuanku Imam menatap sekitar, „Demi Allah, apa yang
kalia inginkan? Samad dan Midah saling menyukkai. Kita
tidak akan memisahkan mereka lagi. Aku mengenal Samad,
sejak kecil dia bermalam di masjid ini, murid sekolah ini,
dan aku menjadi temannya bermain bola”.
(Pulang; 313)
Dari kutipan di atas erlihat sosok Tuanku Imam adalah
sosok yang religius, rendah hati dan suka menolong. Tuanku Imam
adalah seoarang pemuka agama sekaligus saudara dari keluarga
Samad, Midah dan Bujang.
d. Basyir
Basyir merupakan sahabat dari Bujang. Basyir adalah
pemuda keturunan arab, yang tinggal bersama Bujang. Basyir
memiliki sifat setiakawan dan peramah.Hal tersebut dibuktikan
dengan kutipan sebagai berikut.
“Kau tenang saja, Bujang.” Basyir tersenyum,”Biarkan aku
da yang lain membereska hal seperti ini. Aku pastikan,
sekembalinya kau dari Hong Kong, situasi kembali normal.
Dan keluarga kita bisa bersiap menyambut calon kepala
keluarga baru. Aku munkgin tidak bisa lagi memanggil
namamu langsung, aku harus mulai berlatih memanggilmu,
“Tauke Muda.”
(Pulang; 68)
Dari kutipan di atas menggambarkan sosok Basyir yang
memiliki sifat setia kawan dan peramah. Melalui kutipan di atas,
terlihat bagai mana Basyir memiliki sikap rendah hati dan
peramah.
62
e. Kopong
Kopong adalah teman Bujang. Kopong menjadi teman sitia
Bujang dalam situasi apapun. Meskipun seorang pemuda, Kopong
adalah seorang yang lemah dan cengeng. Kopong memiliki sifat
penyayang, cengeng dan perhatian.Hal tersebut dibuktikan dengan
kutipan sebagai berikut.
“Aku harus mengakuinya, Bujang. Ternnyata aku rindu
pula dengan kau.” Kopong menepuk-nepuk pundakku,
“Astaga! Kalau saja aku tidak malu, aku hampir menangis,
Bujang.”
(Pulang; 228)
Dari kutipan di atas memnggambarkan sosok Kopong yang
memiliki sifa lemah lembut dan suka cengeng. Sikap cengeng
Kopong terlihat saat ia berkata bahwa ia rindu sekali kepada
bujang sambil menepuk-nepuk pundak ujang dan dia bilang hampir
saja Kopong menangis kalau saja tidak malu.
f. Parwes
Parwes adalah seorang pemuda yang rajin dan giat bekerja.
Parwes juga sebagai teman Bujang dan juga Basyir. Parwes
memiliki sifat penolong, rendah hati dan perhatian. Hal tersebut
dibuktikan dengan kutipan sebagai berikut.
“Parwes menggeleng, mengusap dahi, “Aku sudah ke
kamar mandi belasan kali, Bujang.... Aku bukan seperti kau
atau Basyir, ini membuatku cemas. Aku membatalkan
semua meeting hari ini.”
(Pulang; 245)
63
Dari kutipan di atas terlihat sosok Parwes yang memiliki
sifat penolong, rendah hati dan perhatian terhadap sesama. Terlihat
sifat perhatian Parwes kepada Bujang pada kutipan di atas pada
saat Parwes berbicara pada Bujang bahwa ia cemas saat Bujang tak
datang-datang.
g. Frans
Frans adalah guru belajar Bujang. Frans berasal dari amerika
yang tinggal di Ibu Kota. Frans memiliki sifat penolong, berjiwa
pemimpin dan penyabar. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan
sebagai berikut.
“Sama dengan Kopong, Frans si Amerika menjadi sahabat
baikku. Dia telaten mengajari, mencarika buku-buku yang
harus kubaca, dan memastikan aku bisa menguasai buku itu
dengan menceritakan ulang padanya. Frans juga megajariku
banyak bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang. Saat aku
bosan mengerjakan sal, dia akan megajakku bercakap-
cakap samil membentangkan peta dunia- sebenarnya itu
juga belajar, meski disampaikan dengan cara yang
berbeda.”
(Pulang; 100)
Dari kutipan di atas menggambarkan sosok Frans si guru
belajar Bujang. Pada kutipan di atas terlihat sifat Frans yang
penyabar pada saat mengajari Bujang.
h. White
White adalah anak dari Frans dan juga sekaligus teman
sejati Bujang. Ia tinggal di Amerika. White memiliki sifat rendah
hati, penolong dan setiakawan. Hal tersebut dibuktikan dengan
kutipan sebagai berikut.
64
“Aku ikut tertawa, menggeleng tegas, lalu memasukkannya
kembali ke dalam koper. Menurut hitunganku, sudah enam
kali White menyelesaikan misi bersamaku, tapi tidak sekali
pun dia bersedia menerima bayaran. Dia selalu
menganggap itu bagian dari utang budi karena aku pernah
menyelamatkanya dari Baghdad. Aku akan mencatat semua
batang emas milik White. Besok lusa, itu tetap menjadi
haknya.”
(Pulang; 162)
Dari kutipan di atas menggambarkan sosok White yang
memiliki sifat rendah hati, penolong dan setia kawan. Sikap setia
kawanWhite terlihat saat ia menolak diberikan imbalan saat White
membantu Bujang menyelesaikan misinya.
i. Tauke Muda
Tauke Muda adalah ayah angkat dari Bujang. Tauke Muda
merupakan saudara dari Samad atau Ayah Bujang. Selama hidup di
Ibu Kota Bujang tinggal di rumah Tauke Muda. Tauke Muda
memiliki sifat perhatian, peramah, dermawan dan juga penyayang.
Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan sebagai berikut.
“Apa pun yang dimiliki keluarga ini adalah milikmu,
Bujang, dan apa pun yang kau miliki adalah milik keluarga
ini. Ada seratus orang yang tinggal di rumah keluraga
Tong. Semua memiliki tugas masing-masing. Aku adalah
pemimpin tunggal di rumah ini. Semua kataku adalah
perintah. Lakukan tugas dengan baik, saling menghormati,
dan respeks dengan penghuni rumah lain, maka kau akan
mendapat masalah,
Aku mengangguk lagi.
“Selamat beristirahat Bujang. Dia akan mengantarmu ke
kamar.” Tauke Muda menyuruhku mangikuti pelayan itu,
lantas kembali ke bangunan utama untuk menemui dokter.
(Pulang; 40-41)
65
Dari kutipan di atas menggambarkan sosok Tauke Muda
yang memiliki sifat, peramah, perhatian dan penyayang. Sikap
penyayang dan perhatian Tauke Muda adalah saat Bujang berda di
dalam rumahnya. Tauke muda selalu memberikan sesuatu yang
spesia untuk Bujang.
C. Alur
Alur adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita
yang menunjukkan adanya hubungan kausalitas. Alur atau plot
sering disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun
dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab akibat dan
memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peritiwa
yang akan datang.
1. Tahap Penyituasian
Awal mula cerita pada novel Pulang karya Tere Liye
didahului oleh cerita tokoh utama yaitu Bujang,yang bererita
tentang keadaan lingkungan tempat tinggalnya yaitu di
kampung Talang. Berikut adalah kutipan dari novel Pulang
karya Tere Liye mengenai tahap penyituasian tersebut.
Kisah ini dimulai dua puluh tahun silam, saat usiaku
lima belas tahun.
Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai. Dua
bulan lagi ladang padi tadah hujan akan panen. Pucuk
padi menghijau terlihat di lereng-lereng bukit. Hutan
lebat mengadang di atasnya, berselimutkan kabut.
Dedaunan masih basah, embun menghias tepi-tepinya.
Udara terasa dingin, uap keluar setiap kali
menghembuskan napas. Tiga mobil dengan dengan
roda berkemul lumpur merapat di depan rumah bapak.
66
Hanya mobil tertentu yang bisa melewati jalanan
terjal Bukit Barisan, lepas hujan deras tadi malam.
(Pulang; 2)
Dari kutipan di atas merupakan salah satu pembuktian
tentang tahapanpenyituaian yang ada dalam novel Pulang karya
Tere Liye. Tahapan penyituasian ini, ditulisakan pada awal bagian
oleh pengarang.
2. Tahap Pemunculan Konflik
Pemunculan konflik pada novel Pulang, didahului
ketika Midah, atau Ibu Bujang bertengkar dengan Samad atau
ayah Bujang saat Midah melarang Bujang untuk ikut berburu
di hutan rimba. Berikut adalah kutipan dari novel Pulang
karya Tere Liye mengenai tahap pemunculan konflik
tersebut.
“Tidak ada yang perlu ditakutkan Midah. Anakmu
hanya ikut berburu. Ada dua belas pemburu
bersamanya, juga beberapa pemuda kampung. Mereka
membawa senter besar dan senjata api. Paling anakmu
hanya tergores duri, atau kakinya digigit lintah.”
Mamak melengos, menatap kuali berasap.
“Ayolah Midah. Tauke Muda memintanya sendiri,
dan harus berapa kali aku bilang, kita tidak bisa
menolak permintannya. Aku berhutang segalanya.”
Mamak hanya diam, menyeka pelipis. Tapi sepertinya
dia bisa memahaminya, dan akhirnya mengalah. Hal
yang jarang sekali dia berikan jika menyangkut
diriku.
(Pulang; 6)
Dari kutipan di atas menunujakkan bahwa adanya tahap
pemunculan konflik pada novel Pulang karya Tere Liye. Dari
67
kutipan di atas menjelaskan bahwa pertengkaran itu berakhir
dengan kepergian Bujang ke hutan rimba untuk ikut berburu
dengan ijin Midah.
3. Tahap Peningkatan Konflik
Tahap peningkatan konflik pada novel Pulang ini
terjadi dalam dua peristiwa. Berikut adalah kutipan dari novel
Pulang Karya Tere Liye mengenai tahap peningkatan konflik
tersebut.
“Sungguh jika manusia memiliki lima emosi, aku
hanya memiliki empat karena tak lagi punya rasa
takut. Namun, aku masih memiliki emosi sedih.
Kertas kusam dengan bekas tetes air mata itu
terjatuh dari tanganku, melayang hinggap di lantai
bersamaan dengan tubuhku yang tertunduk di atas
ranjang. Mamak telah pergi? Aku tidak percaya.
Aku tidak mau menerima kenyataan ini. Surat ini
pastilah dusta.”
“Kau kenapa Bujang?” Kopong bertanya dengan
suara cemas.
Tapi bagaimana? Surat ini jelas ditulis Bapak. Air
mata Bapak telah membuat kertas ini menjadi
kusam. Ya Tuhan... Aku menatap kosong. Mataku
pedas, hatiku bagai diiris sembilu. (Pulang; 192)
Aku sudah menunduk, menangis dalam senyap.
Sayangnya ini bukan mimpi. Ini nyata sekali.
“Kau baik-baik saja Bujang?” Kopong
menggoyangkan badanku—yang beberapa detik
seperti kaku.
“Tentu saja dia tidak baik-baik saja, Kopong.”
Tauke muda yang menjawab, kali ini berseru serak,
menatapku iba, “Bapaknya mati. Bagai mana kau
akan baik-baik saja dengan hal itu?”
68
Aku masih mencengkeram paha.
(Pulang; 239)
Dari kutipan di atas menjelaskan adanya tahap
peningkatan konflik yang terjadi dalamnovel Pulang karya
Tere Liye yang dimana terjadi pada dua tempat. Peningkatan
konflik yang pertama terjadi pada saat Bujang mendapatkan
berita bahwa ibunya meninggal dunia. Peningkatan konflik
yang kedua terjadi pada saat Bujang mendapatkan berita
bahwa ayahnya meninggal.
4. Tahap Klimaks
Tahap klimaks pada novel Pulang ini terjadi pada saat
Bujang berada di rumah Tuanku Imam. Berikut adalah
kutipan dari novel Pulang karya Tere Liye mengenai tahap
klimaks tersebut.
Aku terdiam. Kalimat Tuanku Imam benar sekali.
Aku selalu melawan hari-hari itu. Aku selalu
menyalahkan masa lalu, membenci hari-hari yang
telah lewat yang sebenarnya tidak dapat aku ubah
lagi,sekuat apa pun aku ingin mengubahnya. Aku
menatap semburat di kaki langit dengan air mata
mengalir. Kalimat lembut Tuanku Imam telah
menghancurkan benteng egoku. Selarik cahaya
matahari tiba di atas menara, menerpabulir air di
pipiku.
“Ketahuilah, nak, hidup ini tidak perna tentang
mengalahkan siapa pun. Hidup ini tidak pernah
tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu
berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan
seluruh pertempuran.”
(Pulang; 239)
69
Dari kutipan di atas membuktikan adanya tahap klimaks
pada novel Pulang karya Tere Liye. Tahapan klimaks terjadi saat
Bujang diberi nasehat atau pelajaran oleh Tuanku Imam
mengenai perjalanan hidup seseorang. Bujang merasa terbuka
kembali jalan pikirannya, yang selama ini Bujang merasa egois.
5. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian pada novel Pulang ini terjadi pada
saat Bujang kembali ke kampung halaman yaitu di Talang.
Bujang mengunjungi makam ibunya yang tak jauh daribekas
ladang tempat Bujang dulu tinggal di rumahnya bersama
Ayah dan Ibunya. Berikut adalah kutipan dari novel Pulang
karya Tere Liye mengenai tahap klimaks tersebut.
Aku duduk di sebelah pusara mamak, tak jau dari
bekasladang dan rerutuhan rumah. Sambil menatap
gundukan tanah tanpa nisan, aku berkata lirih.
“Mama, Bujang pulang hari ini. Tidak ke
pangkuanmu, tidak lagi bisa mencium tanganmu.
Anakmu pulang ke samping pusaramu, bersimpuh
penuh kerinduan.
Mamak, Bujang pulang hari ini. Anak laik-lakimu
satu-satunya telah kembali. Maafkan aku yang tidak
pernah menjengukmu selama ini. Sungguh maafkan.
Mamak, Bujang pulang hari ini. Terima kasih banyak
atas seluruh didikanmu, walau Mamak harus
menangis setiap kali melihat Bapak melecut
punggungku dengan rotan. Terima kaih banyak atas
naihat dan peanmu.
Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang
bersimpuh di pisaramu, tapi juga telah pulang kepada
panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apa pun kehidupan
menyesatkan, segelap apa pun hitamnya jalan yang
kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami untuk
pulang. Anakmu telah pulang.”
(Pulang; 399-400)
70
Dari kutipan di atas membuktikan adanya tahap
penyelesaian pada novel Pulang karya Tere Liye. Tahap
penyelesaian terjadi saat bujang bereda di pusara ibunya. Bujang
menangis bersimpuh di dekat pusara Ibunya sambil berkata bahwa
ia telah kebali pulang.
D. Latar/Setting
Latar atau Setting yang disebut juga sebagai landasan yang
berhubungan dengan keadaan dimana cerita dalam novel tersebut
berada. Latar atau Setting di bagi menjadi tiga unsur pokok, yaitu: 1)
latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah karya fiksi, misalnya desa, gunung, kota, hotel, rumah,
dan sebagainya; 2) latar waktu mengacu pada kapan terjadinya
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya tahun,
siang, malam, dan jam; 3) latar sosial menggambarkan hal-hal yang
berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu
tempat yang diceritakan dalam karya fiksi, misalnya kebiasaan hidup,
tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap.
Menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan. Untuk mendapatkan gambaran secara lengkap mengenai
latar tempat, latar waktu, latar soaial pada novel Pulang dipaparkan
sebagai berikut:
71
1. Latar Tempat
Latar tempat pada novel Pulang karya Tere Liye antara lain:
a. Kampung Talang Tadah Hujan Sumatra
Kampung Talang Tadah Hujan adalah tempat
tinggal Bujang, dimana Bujang lahir dan dibesarkan oleh
Samad dan Midah disana. Berikut kutipan mengenai latar
tempat di Kampung Talang.
Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai.
Dua bulan lagi ladang padi tadah hujan akan
panen. Pucuk padi menghijau terlihat di lereng-
lereng bukit. Hutan lebat mengadang di atasnya,
berselimutkan kabut. Dedaunan masih basah,
embun menghias tepi-tepinya. Udara terasa
dingin, uap keluar setiap kali menghembuskan
napas. Tiga mobil dengan dengan roda berkemul
lumpur merapat di depan rumah bapak. Hanya
mobil tertentu yang bisa melewati jalanan terjal
Bukit Barisan, lepas hujan deras tadi malam.
(Pulang; 2)
Kampung kami ini sebenarnya tidaklah seperti
desa yang kalian kenal. Kami menyebutnya
talang. Hanya ada dua atau tiga puluh rumah
panggung dari kayu, letaknya berjauhan
dipisahkan kebun halaman.
(Pulang; 3)
Dari kutipan di atas membuktikan bahwa latar
tempat yang terjadi pada novel Pulang karyaTere Liye
yaitu kampung Talang. Kampung Talang adalah tempat
dimana tokoh dalam cerita dilahirkan.
72
b. Singapura
Singapura adalah tempat dimana Bujang
menyelesaikan konflik bisnis yang terjadi pada keluarganya.
Berikut adalah kutipan dari novel Pulang karya Tere Liye
mengenai latar tempat di Singapura tersebut.
Aku meletakkan tablet, melirik pergelangan
tangan. Pesawat sudah hampir tiba di Singapura.
Aku mengeluarkan telepon genggam,
menghubungi seseoarang yang seharusnya sejak
tadi sudah menunggu di sana. Aku menutup
telepon. Dari ruang kokpit, Edwin memberi tahu
bahwa pesawat akan segera mendarat. Aku
memasang sabuk pengaman, meluruskan kaki,
dan menatap hamparan gemerlap Kota
Singapura melalui jendela.
(Pulang; 72)
Dari kutipan di atas membuktikan bahwa Singapura
merupakan salah satu latar tempat yang ada dalam novel
Pulang karya Tere Liye. Bujang pergi ke Singapura untuk
menyelesaikan konflik yang terjadi dalam bisnisnya. Konflik
yang terjadi pada bisnis shadow economy yang sedang Bujang
geluti.
c. Hong Kong
Hong Kong adalah tempat dimana Bujang menemui
rekan bisnisnya. Bujang menemui salah satu rekan
bisnisnya yang bernama Master Dragon. Berikut kutipan
mengenai latar tempat di Hongkong tersebut.
Pukul tujuh pagi saat pintu kamarku diketuk.
Aku melangkah turun dari tempat tidur,
membuka tirai jendela sebentar, membiarkan
cahaya pagi melewati kaca. Amparan kota Hong
73
Kong langsung menyambutku melalui jendela
kamar. Pagi yang mendung,dengan awan
hitammenggelayut di langit. Tadi malam,
sepulang makan malam dari jamuan Master
Dragon, aku langsung meluncur ke salah satu
hotel bintang lima untuk bermalam.
(Pulang; 107)
Dari kutipan di atas menceritakan bahwa Bujang
berada di Hong Kong untuk menemui tuan Drogon. Tuan
Dragon adalah rekan bisnis keluarga Lien.
d. Makau
Kota Makau adalah tempat dimana Bujang
menemui keluarga Lin. Keluarga Lin adalah pesaing bisnis
Bujang. Berikut kutipan mengenai keberadaan Bujang
berada di Kota Makau.
Pukul delapan lewat tiga puluh, pesawat jet
Keluarga Tong mendarat di bandara Makau.
Pemandangan pulau kecil Makau malam hari
tidak kalah menakjubkan dengan Hong Kong,
tapi aku datang ke sini tidak untuk plesir.
(Pulang; 117)
Dari kutipan di atas menceritakan keberadaan
Bujang di Kota Makau. Bujang menemui keluarga Lin
untuk membicarakan masalah bisnis yang sedang ada
masalah dengan keluarga Tong atau keluarga Bujang.
e. Ibu Kota
Dalam novel Pulang ini diceritakan Bujang sedang
bersama Tuanku Imam di Ibu Kota. Berikut kutipan
mengenai keberadaan Bujang di Ibu Kota.
74
“Setahun setelah bapak kau wafat, aku
memutuskan pindah ke Ibu Kota agar kau bisa
menunaikan wasiat bapak kau. Putra tertuaku
mengambil alih sekolah agama di kampung, dia
menjadi Tuanku Imam yang selanjutnya. Aku
mendirikan sekolah agama baru di Ibu Kota.
(Pulang; 322)
Dari kutipan di atas diceritakan ketika Bujang berada di
Ibu Kota. Tuanku Imam menceritakan tentang seluk beluk
keluarga Bujang, yang selama ini tidak diketahui oleh Bujang.
2. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan “kapan” peristiwa itu
terjadi. Latar waktu yang terjadi pada novel Pulang adalah pagi,
siang dan malam. Berikut adalah paparan mengenai latar waktu
yang terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye.
a. Pagi Hari
Peristiwa dalam novel Pulang karya Tere Liye
terjadi pada pagi hari. Berikut kutipan mengenai latar waktu
pagi hari.
Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai. Dua
bulan lagi ladang padi tadah hujan akan panen.
Pucuk padi menghijau terlihat di lereng-lereng
bukit. Hutan lebat mengadang di atasnya,
berselimutkan kabut. Dedaunan masih basah,
embun menghias tepi-tepinya. Udara terasa dingin,
uap keluar setiap kali menghembuskan napas. Tiga
mobil dengan dengan roda berkemul lumpur
merapat di depan rumah bapak. Hanya mobil
tertentu yang bisa melewati jalanan terjal Bukit
Barisan, lepas hujan deras tadi malam.
(Pulang; 2)
Pukul tujuh pagi saat pintu kamarku diketuk.
Aku melangkah turun dari tempat tidur, membuka
tirai jendela sebentar, membiarkan cahaya pagi
melewati kaca. Amparan kota Hong Kong langsung
menyambutku melalui jendela kamar. Pagi yang
75
mendung,dengan awan hitammenggelayut di langit.
Tadi malam, sepulang makan malam dari jamuan
Master Dragon, aku langsung meluncur ke salah
satu hotel bintang lima untuk bermalam.
(Pulang; 107)
Aku merasa nyaman hingga adzan Shubuh kembali
terdengar dari menara masjid. Bagai ada yang
menyetrum tubuh, aku refleks terbangun.
(Pulang; 332)
Dari kutipan di atas membuktikan bahwa adanya
waktu pagi hari. Tepatnya ketika Bujang berada di salah
satu Hotel di Hong Kong. Kutipan yang berikutnya
menunjukkan waktu pagi hari ketika Bujang merasakan
kenyamanan saat Bujang mendengar suara adzan shubuh.
b. Siang Hari
Peristiwa dalam novel Pulang karya Tere Liye
terjadi pada siang hari. Berikut kutipan mengenai latar
waktu pagi hari.
Semua orang makan siang di hamparan tikar teras
rumah panggung. Mamak mengeluarkan makanan
yang dia siapkan sejak kemarin. Juga tetangga
mereka ikut membawakan masakan. Rumah bapak
semakin ramai. Lepas makan, mereka bersiap-siap
untuk terakhir kalinya. Para pemburu mengenakan
ransel, memeriksa perlengkapan, dan menyambar
senapan.
(Pulang; 7)
Seuatu yang tidak pernah terjadi dua puluh tahun
terakhir. Aku kembali mengenal rasa takut. Apa yang
harus kulakukan, jika aku sendiri saja mulai takut?
Parwes menunduk. Kali ini tidak banyak bicara lagi.
Siang berlalu dengan cepat, juga sore yang hanya
melintas, dan malampun tiba.
(Pulang; 328)
76
Dari kutipan di atas jelas bahwa peristiwa yang
terjadi adalah siang hari. Tepatnya keluarga Tong pertama
kali berkunjung ke rumah Bujang yang bertujuan untuk
menjemput Bujang.
c. Sore Hari
Peristiwa dalam novel Pulang karya Tere Liye terjadi
pada sore hari. Berikut kutipan mengenai latar waktu sore
hari.
“Selamat sore, Bujang. Kau benar, ini hanya
pemeriksaan rutin.” Dokter mengangguk kepadaku,
terenyum. Itu adalah dokter yang dulu membalut
lukaku ketika pertama kali tiba di Keluarga Tong.
Usianya sama dengan Tauke Besar.
(Pulang:60)
Aku melirik jam di pergelangan tangan. Sudah
pukul lima sore, aku juga harus segera ke bandara.
Aku tiba di bandara pukul lima tiga puluh.
(Pulang; 68)
Dari kutipan di atas jelas bahwa peristiwa yang
terjadi adalah sore hari. Tepatnya ketika Bujang pertama
kali ke tempat Tauke muda dan ketika Bujang berada dalam
pesawat.
d. Malam Hari
Peristiwa dalam novel Pulang karya Tere Liye
terjadi pada malam hari. Berikut kutipan mengenai latar
waktu pagi hari.
Dua puluh tahun lalu, gerimis turun saat empat
mobil jip melintasi gerbang selamat datang Kota.
Pukul sebelas malam. Wajahku menempel di
77
jendela kaca, menatap lamt-lamat lampu jalanan
suram yang dibungkus tetes hujan.
(Pulang; 38)
“Halo Bujang.” Tauke menyapaku. Dia sedang
duduk bersandar di ranjang, memebaca sesuatu.
“Selamat malam, Tauke.” Aku balas menyapa,
tersenyum. Tauke terlihat sehat, piring makan
malam yang ada di atas meja sebelah ranjang habis.
Tirai jendela kamar dibiarkan terbuka, sesekali
terlihat gurat petir di kejauhan.
(Pulang: 252)
Dari kutipan di atas jelas bahwa peristiwa yang terjadi
adalah malam hari. Tepatnya ketika Bujang berangkat menuju
rumah Tauke Muda dan ketika Bujang berada di dalam
kamarnya.
3. Latar Sosial
Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan
dengan perilaku kehidupan sosia masyarakat di suatu tempat
yang diceritakan. Latar ssosial yang terdapat pada novel Pulang
karya Tere Liye antara lain adat istiadat, kepercayaan, bahasa,
kebiasaan dan pandangan hidup kampung Talang tempat
tinggal Bujang di Sumatera.
a. Adat Istiadat
Latar Sosial masyarakat mengenai adat istiadat
yang terdapat pada novel Pulang. Berikut kutipan latar
sosial yang menunjukan adat istiadat.
Bagus sekali! Mari kita lihat seberapa hebat kau di
dalam sana. Bapak kau ini, dulu adalah pemburu
78
yang hebat. Berikan senapan padanya, dia akan
menjatuhkan satu per satu babi.
(Pulang; 6)
Dari kutipan di atas tergambar jelas bahwa adat istiadat
masyarakat Sumatera tempat tinggal Bujang. Berburu menjadi
kebiasaan sehari-hari karena Sumatera meruakan kota yang
dikelilingi oleh hutan.
b. Kepercayaan
Latar sosial mengenai kepercayaan masyarakat yang
terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye. Berikut
kutipan latar sosial yang menunjukan kepercayaan.
Midah memang tidak pernah lagi bisa mengajarimu
mengaji, tapi tak pernah lelah setiap malam
mendoakanmu, Agam. Tak pernah kering mulutya
lirih menguntai doa. Dia masih menunaikan
kewajibannya sebagai ibu. Saat hari kematiaanya
tiba, itu adalah hari paling indah miliknya.
(Pulang; 339)
Dari kutipan di atas menggambarkan bahwa
kepercayaan masyarakat Sumatera menganut kepercayaan
adanya Tuhan. Masyarakat memeluk agama islam sebagai
salah satu kepercayaannya.
c. Bahasa
Latar sosial mengenai bahasa masyarakat yang
terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye. Berikut
kutipan latar sosial yang menunjukan bahasa.
Tuanku Imam menunjuk ke samping. “maafkan aku
Agam. Kami sudah berusaha maksimal, tapi Tauke
79
tidak tertolong. Dia sudah sangat payah saat tiba di
halaman rumput.
(Pulang; 317)
Dari kutipan di atasmenggambarkan bahwa bahasa
daerah Sumatera memiliki ciri khas yang berbeda. Seperti pada
julukan Tuanku Imam adalah nama panggilan kepada seorang
ulama‟, sedangkan julukan Agam adalah panggilan untuk
saudara atau kerabat.
d. Kebiasaan
Latar sosial mengenai kebiasaan masyarakat yang
terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye. Berikut
kutipan latar sosial yang menunjukan kebiasaan.
Kampung kami ini sebenarnya tidaklah seperti desa
yang kalian kenal. Kami menyebutnya talang.
Hanya ada dua atau tiga puluh rumah panggung dari
kayu, letaknya berjauhan dipisahkan kebun
halaman. Jika hendak memanaggil tetangga, kalian
bisa membuka jendela lantas berteriak sekencang
mungkin—itulah kenapa intonasi orang pedalaman
Sumatra terdengar kasar.
(Pulang; 3-4)
Dari kutipan di atas menggambarkan kebiasaan
masyarakat Sumatera. Berbicara keras dan lantang
merupakan kebiasaan sehari-hari masyarakat Sumatera
khususnya kampung Talang tempat Bujang tinggal.
80
e. Pandangan Hidup
Latar sosial mengenai pandangan hidup masyarakat
yang terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye. Berikut
kutipan latar sosial yang menunjukan pandangan hidup.
Aku mengangguk. Mamakku juga mengajarkan
berhitung di kampung. Pun diam-diam mengajariku
mengai, shalat, dan ilmu agama.
(Pulang; 48)
Dari kutipan di atas sangat tergambar jelas bahwa
latar sosial yang menunjukan pandangan hidup masyarakat
Sumatera yang terjadi pada novel Pulang karya Tere Liye.
Bujang tingal bersama ayahnya yang bernama Samad dan
ibu yang bernama Midah. Mereka mempunyai pandangan
hidup yang maju.
2. Nilai Moral yang Terdapat pada Novel Pulang Karya Tere Liye
Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang
kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah
karya sastra, makna yang disarankan lewat cerita. Nilai moral lebih
mengutamakan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia dan manusia dengan alam sekitar. Nilai moral tersebut
diuraikan sebagai berikut.
a. Hubungan Manusia dengan Tuhan
Hubungan manusia dengan Tuhan adalah perasaan yang
menghubungkan perasaan manusia dengan Tuhan. Wujud nilai moral
81
yang menghubungkan antara manusia dengan Tuhan pada novel Pulang
karya Tere Liye adalah hubungan tokoh dengan Tuhan-Nya. Wujud
nilai moral yaitu melipti: taat, dan tawakkal.
1. Taat
Bentuk taat yang terdapat pada novel Pulang karya Tere Liye
adalah menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan Tuhan.
Ketaatan yang dilakukan oleh tokoh pada novel yaitu menjalankan
perintah, atau menjalankan kebaikan. Hal tersebut dibuktikan dengan
kutipa berikut ini.
“Mamak tau kau akan jadi apa di Kota sana... Mamak
tahu... Tapi, tapi apa pun yang akan kau lakukan di
sana, berjanjilah Bujang, kau tidak akan makan daging
babi atau daging anjing. Kau akan menjaga perutmu
dari makanan haram dan kotor. Kau juga tidak akan
menyentuh tuak dan segala minuman haram.”
(Pulang; 24)
Aku mengangguk. Mamakku juga mengajarkan
berhitung di kampung. Pun diam-diam mengajariku
mengaji, shalat, dan ilmu agama—jika Bapak tidak di
rumah.
(Pulang; 48)
“Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang
bersimpuh dipusaramu, tapi juga telah pulang kepada
panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apapun kehidupan
menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang
kutempuh, Tuhan selelu memanggil kami untuk
pulang. Anakmu telah pulang.
(Pulang; 400)
Dari kutipan di atas membuktikan adanya sikap tawakal yang
dilakukan oleh para tokoh dalam novel Pulang karya Tere Liye. Sikap
82
tawakal merupakan salah satu bentuk hubungan antara manusia
dengan Tuhannya yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel ini.
2. Tawakal
Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan
kepada selain Allah dan menyerahkan keputusannya kepada Allah.
Hal tersebut dibuktikan dengan kutipa berikut ini.
Suara adzan itu semakin terang terdengar. Begitu
merdu, mengalun lembut.
Aku memeluk lutut. Tergugu. Air mataku mengalir
membasahi pipi.
Seluruh kebahagiaanku 24 jam terakhir seperti
menghilang begitu saja.
Mamak telah pergi, selama-lamanya.
(Pulang; 192)
Dari jauh sayup-sayup terdengar suara adzan Shubuh.
Aku tersenyum.
Tuanku Imam benar, itu panggilan Tuhan bagi
siapapun, tidak pernah didesain untuk mengganggu.
Kali ini, aku bisa mendengarnya dengan lega. Lebih
dari 13.000 hari aku mendengar suara adzan, lima kali
sehari, pagi, siang, sore, dan malam. Dari sekian puluh
ribu panggilan itu, kali ini aku baru memahaminya.
Aku menyeka wajah yang basah oleh butiran air.
Terlambat? Tidak juga. panggilan itu tidak pernah
mengenal kata terlambat, panggilan itu selalu bekerja
secara misterius.
(Pulang; 397-398)
Dari kutipan di atas membuktikan adanya sikap tawakal
yang dilakukan oleh tokoh dalam novel Pulang karya Tere Liye.
Sikap tawakal merupakan salah satu bentuk hubungan antara
manusia dengan Tuhannya.
83
b. Hubungan Manusia dengan Manusia
1) Dermawan
Dermawan adalah perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang dengan cara memberi atau menolong seseorang tanpa
meminta balas budi. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipa
berikut ini.
Aku ikut tertawa, mengeleng tegas, lalu
memasukkannya kembali ke dalam koper. Menurut
hitunganku sudah enam kali White menyelesaikan misi
bersamaku, tapi tidak sekalipun dia bersedia menerima
bayaraan. Dia selalu menganggap itu bagian dari utang
budi karena aku pernah membebaskannya dari
Baghdad. Aku akan mencatat semua batang emas milik
White. Besok lusa, itu tetap menjadi haknya.
(Pulang; 162)
Dari kutipan di atas membuktikan adanya hubungan antara
manusia dengan manusia yang lainnya dalam novel Pulang
karya Tere Liye. Sifat dermawan yang dicontohkan oleh para
tokoh merupakan sikap moral yang terpuji yang dapat kita
contoh dalam kehidupan sehari-hari.
2) Tolong menolong
Tolong menolong dalam novel Pulang karya Tere Liye
merupakan salah satu contoh sikap saling membantu atau
tolong menolong yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel.
Hal tersebut dibuktikan dengan kutipa berikut ini.
Aku menggeleng, “Kita tidak pernah berdua, Parwes. Kita
punya banyak sekali orang-orang yang bersedia
membantu. Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan
84
memanggil kesetiaan terbaik. Pagi ini aku akan
memanggil semuanya.
(Pulang; 348)
Dari kutipan di atas menunjukan adanya hubungan antara
manusia dengan manusia yang lainnya dengan tindakan tolong
menolong. Tindakan tolong menolong yang dilakukan oleh
para tokoh dalam novel Pulang karya Tere Liye merupakan
salah satu bukti adanya nilai moral positive dalam novel ini.
3) Pemberi nasihat
Pemberi nasihat termasuk salah satu contoh nilai moral
positive yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel Pulang
karya Tere Liye. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipa berikut
ini.
“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu (dari makanan
dan minuman haram dan kotor) itu, Bujang. Agar….
Agar besok lusa, jika hitam seluruh hidupmu, hitam
seluruh hatimu, kau tetap punya satu titik yang putih,
dan semoga itu berguna. Memanggilmu pulang.
Mamak mencium ubun-ubunku”
(Pulang; 24)
“Hidup ini penuh misteri, Agam. Satu-dua aku
mengerti jawabannya, dan lebih banyak yang tidak.
Tauke Besar adalah seorang dengan karakter yang
menarik. Dia angat menghormati orang-orang
sepertiku meski kami berbeda jalan, meski dia adalah
bandit besar. Dia menganggapku sebagai kawan,
memanggil aku Guru, menyanjung, pun bersedia
mendengarkan. Dia setuju agar ikut mengawasi
Bujang, anak angkatnya. Dia berkata bahwa jika dia
mati, maka kau akan sendirian. Kau akan butuh
bantuan dan dukungan dari siapa aja.
(Pulang; 322)
85
Tuanku Imam tersenyum, “Kau tau, Agam, hidup ini
sebenarnya perjalanan panjang, yang setiap harinya
disaksikan oleh matahari.
(Pulang 336)
Dari beberapa kutipan di atas, sangat terlihat jelas adanya
hubugan antara manusia dengan manusia lainnya dalam novel
Pulang karya Tere Liye. Hubungnan yang terjadi dalam
kutipan di atas adalah pemberian nasihat yang dilakukan oleh
para tokoh dalam novel.
c. Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar
a. Memuji keindahan alam
Memuji keindahan alam merupakan sanjungan terhadap
sesuatu yang dilihat, yang ada di alam sekitar. Kekaguman
yang disampaikan melalui pujian sebagai rasa takjub dengan
apa yang dilihatnya. Berikut kutipan mengenai hubungan
manusia dengan alam sekitar yang dilakukan oleh tokoh dalam
novel Pulang karya Tere Liye yaitu memuji keindahan alam.
Dan di kejauhan, semburat merah mulai nampak di
kaki langit, melukis angkasa dengan warna-warni
indah saat matahari bersiap menetas. Sunrise. Terlihat
sangat indah.
Aku mengusap wajah. Aku jarang sekali menyaksikan
matahari terbit. Aku lebih sering bangun siang,
kalaupun bangun pagi, pekerjaanku amat banyak
hingga tidak sempat menikmati pemandangan. Aku
tidak tahu jika sunrise bisa sehebat ini
(Pulang; 336)
Dari kutipan di atas, terlihat adanya hubungan antara
tokoh dan alam sekitar. Bujang terlihat menikmati keindahan
86
pagi hari saat unrise. Bujang merasa nyaman dan terkagum,
karena tak pernah ia melihat pemandangan seindah ini.
1. Skenario Pelaksanaan Pembelajaran Novel Pulang di SMA
Hasil analisis berupa unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang
dapat digunakan sebagai bahan/materi ajar dalam pembelajaran apresiasi
sastra untuk kelas XI. Berikut ini diuraikan skenario pembelajaran novel
Pulang pada kelas XISMA.
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajrana merupakan suatu kegiatan
menyusun RPP. Adapun komponen daam penyusunan RPP meliputi
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode pembelajaran, alokasi waktu, dan
evaluasi. Di bawah ini adalah sajian komponen-komponen tersebut.
1. Standar Kompetensi
Standar kompetensi disesuaikan dengan standar isi yang telah
diterapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).Standar
kompetensi dalam pembelajaran sastra di kelas XI SMA khususnya
novel Pulang karya Tere Liye adalah: 7. (Membaca) memahami
berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar (KD) merupakan kemampuan hasil belajar
yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran materi pokok mata pelajaran tertentu yang berguna untuk
87
meningkatkan target kompetensi yang harus dicapai siswa. Dari
kompetensi dasar di atas, diambil salah satu kompetensi dasar sebagai
acuan pembelajaran novel Pulang karya Tere Liye. Kompetensi yang
ditunjukkan adalah:7.2 Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik
novel Indonesia.
3. Indikator
Setelah SK dan KD telah diketahui, guru merumuskan
indikator pencapaian. KD menyatakan tingkah laku yang harus
diperlihatkan oleh siswa pada akhir suatu kegiatan pembelajaran, dan
indikator merupakan subtujuan.
Berdasarkan KD di atas, indikator yang dapat menggambarkan
tingkah laku keberhasilan pembelajaran novel Pulang karya Tere Liye
adalah:
a. mampu menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Pulang karya
Tere Liye;
b. mampu menjelaskan nilai moral di dalam novel Pulang karya
Tere Liye.
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran novel Pulang adalah:
a. siswa mampu mengungkapkan nilai-nilai moral yang
terkandung dalam novel Pulang karya Tere Liye;
88
b. siswa mampu menyajikan analisis dengan bahasanya sendiri
mengenai unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang karya
Tere Liye.
c. Bahan/Materi Ajar
Bahan/materi ajar yang digunakan, antara lain:
1) novel Pulang;
2) teori struktural karya sastra; dan
3) macam dan teknik penyampaian nilai moral karya sastra.
Novel Pulang selain merupakan novel yang dapat dibaca oleh
pembaca luas, ternyata juga dapat dijadikan alternatif materi
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA. Hal ini mengingat
sastra sendiri dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA
memiliki tempat dalam proses pembelajaran kelas XI serta mencakup
berbagai kemampuan, baik mendengarkan, berbicara, membaca,
maupun menulis.
Dari segi isi, novel Pulang termasuk novel yang ringan,
dengan kata lain novel tersebut bisa menjadi alternatif materi
pembelajaran novel di sekolah. Hal tersebut disebabkan novel Pulang
memfokuskan cerita pada dunia remaja dan dunia sekolah. Selain itu,
novel tersebut mengandung banyak nilai moral yang dapat dijadikan
sebagai pegangan peserta didik dalam bersikap, bertindak, dan berpikir.
Salah satu nilai moral yang menonjol adalah kerja keras. Nilai-nilai
tersebut dapat diaplikasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
89
dan tentunya bermanfaat bagi peserta didik. Hal ini, sesuai dengan
tujuan pembelajaran sastra di sekolah, yaitu peserta didik tidak hanya
mengerti, memahami isi sastra saja tetapi juga mengambil nilai-nilai
positif yang digambarkan oleh tokoh.
Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh di dalam
sebuah novel, pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan
yang disampaikan. Nilai moral bisa diperoleh melalui pengetahuan dan
pemahaman dalam materi. Penanaman nilai moral juga bisa diberikan
selama proses apresiasi novel. Novel Pulang bisa dikatakan berkualitas
dan bermuatkan moral karena novel ini mampu memotivasi dan
menginspirasi pembaca lewat tokoh dalam cerita yang begitu semangat
dalam menjalani hidup. Guru memberikan arahan akan pentingnya nilai
moral sesuai dengan cerita dan diimplentasikan oleh guru dan siswa
selama proses pembelajaran, seperti penanaman rasa percaya diri dalam
menganalisis unsur intrinsik dan nilai moral, kerja sama dalam diskusi
kelompok, dan lainnya.
Kelayakan atau tidaknya sebagai alternatif materi
pembelajaran juga didasarkan pada pertimbangkan dari sudut bahasa,
dari segi kematangan jiwa (psikologi), dan dari sudut latar belakang
kebudayaan para siswa. Dari segi bahasa, novel Pulang menggunakan
bahasa yang mudah dipahami. Dengan demikian, peserta didik yang
membaca novel tersebut dapat menikmati, memahami, dan dengan
90
mudah memaknai isi novel karena penggunaan bahasa yang sesuai
dengan usia mereka (sehingga mudah dipahami).
Sesuai dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel
Pulang merupakan novel yang berkualitas karena tidak hanya bersifat
menghibur saja, tetapi juga memiliki nilai moral yang lengkap dan
banyak karakter positif tokoh yang dapat diteladani.
d. Metode Pembelajaran
Dalam pembelajaran novel Pulang, metode pembelajaran yang
digunakan adalah metode kuantum. Metode ini memiliki enam langkah
atau fase pokok, yakni tanamkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi,
dan rayakan yang sering disebut dengan teknik TANDUR.
e. Alokasi Waktu
Alokasi waktu disesuaikan dengan keluasan materi dan
ketersediaan waktu untuk menuntaskan materi tersebut di tengah
banyaknya materi-materi lain dalam mata pelajaran tertentu dalam satu
semester.
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan KI dan KD
dalam pembelajaran novel Pulang adalah 4X45 menit dalam dua
pertemuan.
f. Langkah-Langkah Pembelajaran
Sebelum memasuki proses pembelajaran novel Pulang ini,
terlebih dahulu guru menugaskan siswa untuk membaca novel tersebut
di rumah secara berkelompok pada pertemuan sebelumnya. Secara
91
umum, langkah pembelajaran terbagi menjadi tiga tahap kegiatan,
yakni:kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut ini
diuraikan ketiga tahap pembelajaran tersebut.
Pertemuan Pertama
1) Kegiatan Awal (15 Menit)
Kegiatan awal dilakukan sebagai apersepi, penyampaian
tujuan, dan pemberian motivasi. Di bawah ini disajikan kegiatan
awal dalam pembelajaran novel Pulang.
d) guru memotivasi siswa tentang pentingnya materi yang akan
dibahas;
e) guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian
yang harus diku-asai siswa setelah pembelajaran berakhir;
f) guru bertanya kepada siswa mengenai gambaran umum isi novel
yang telah dibaca siswa di rumah (menjadi tugas rumah
pertemuan sebelumnya)
2) Kegiatan Inti (60 Menit)
Kegiatan inti dilakukan dengan metode kuantum teknik
TANDUR. Secara lengkap, kegiatan inti meliputi hal-hal di bawah
ini.
Fase “Tumbuhkan”, berisi kegiatan:
a) mempresentasikan materi dengan media powerpoint mengenai
unsur intrinsik novel dan ragam nilai moral;
b) memberikan kutipan-kutipan menarik dari novel agar siswa
92
memotivasi siswa untuk mengkaji lebih dalam mengenai unsur
intrinsik dan nilai moral.
Fase “Alami”, berisi kegiatan:
a) siswa dibagi ke dalam beberapa kelom-pok. Tiap kelompok
terdiri dari 4-6 siswa;
b) tiap kelompok diberikan permasalahan yang berbeda-beda untuk
dipecahkan. Permasalahan yang dimaksud adalah: unsur intrinsik
dan nilai moral;
c) guru menjelaskan peraturan diskusi;
d) setelah siswa memecahkan permasalahannya dalam diskusi
kelompok, setiap kelompok ditugaskan untuk menyampaikan
hasil diskusinya di depan kelas yang diwakili oleh seorang juru
bicara sehingga di depan kelas terdapat beberapa orang sesuai
dengan jumlah kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya;
e) setelah semua kelompok mempresentasikan, setiap kelompok
diwajibkan bertanya kepada kelompok lain. Di sini guru
membantu dengan petunjuk umum yang bersifat memancing
penafsiran dari siswa jika terjadi kebuntuan dalam tanya jawab
antarkelompok tersebut.
Fase “Namai”, berisi kegiatan:
Setiap siswa membuat simpulan hasil diskusi antarkelompok
dengan bahasanya sendiri mengenai unsur intrinsik dan nilai moral
93
dalam novel Pulang di buku tugas.
3) Kegiatan Akhir (15 Menit)
Kegiatan akhir adalah penutup dan pemberian tugas. Bagian
ini berisi kegiatan:
a) siswa dan guru melakukan kegiatan tanya jawab yang berkaitan
dengan kesulitan dan kendala yang dialami mengkaji citra tokoh
utama wanita dalam novel;
b) memberikan tugas rumah (proyek) kepada siswa agar unsur intrinsik
dan nilai moral secara lebih komprehensif di rumah.
Pertemuan Kedua
1) Kegiatan Awal (20 Menit)
Kegiatan awal meliputi:
a) guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang
telah dibahas pada pertemuan sebelumnya;
b) guru menyampaikan refleksi mengenai kekurangan-kekurangan
yang masih ditemukan di dalam hasil pembelajaran sebelumnya.
2) Kegiatan Inti (60 Menit)
Fase “Demonstrasikan”
Fase keempat dari teknik TANDUR adalah
“demonstrasikan”. Pada fase ini, kegiatan yang dilakukan adalah
setiap siswa menukar hasil pekerjaan rumahnya berupan analisis
unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang kepada temannya secara
acak untuk diidentifikasi.
94
Fase “Ulangi”
Fase kelima adalah “ulangi”. Pada fase ini, kegiatan yang
dilakukan adalah siswa memperbaiki analisisnya sesuai dengan saran
teman.
Fase “Rayakan”
Fase terkahir dalam pembelajaran dengan metode kuantum
teknik TANDUR adalah “rayakan”. Pada fase ini, siswa yang
memperoleh nilai tertinggi diberikan kesempatan untuk membacakan
hasil analisisnya di depan kelas dan hasil analisis tersebut dipajang
di dinding kelas.
3) Kegiatan Akhir (10 menit)
Kegiatan akhir dalam pembelajaran novel Pulang meliputi:
a) guru menyampaikan simpulan pembelajaran;
b) guru memberikan pesan kepada siswa agar meneladani sikap
tokoh-tokoh yang memiliki akhlak mulia di dalam novel.
g. Media Pembelajaran
Apabila sarana mendukung, guru disarankan menggunakan
LCD sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi dengan power point.
Media alternatif yang dapat digunakan adalah fotokopi materi
mengenai teori struktural dan nilai moral karya sastra yang dalamnya
memuat langkah-langkah analisis.
95
h. Evaluasi
Sistem penilaian (evaluasi) terdiri dari tiga hal:teknik
penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Teknik yang
digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran adalah teknik tes tertulis,
dengan bentuk instrumen soal uraian dan tugas proyek. Contoh
instrumennya adalah sebagai berikut.
1) Aspek Kognitif
a) Bagaimanakah tema utama Pulang? Jawab disertai alasan yang
logis dan kutipan novel!
b) Bagaimanakah kronologi dan kemenarikan alur novel Pulang?
c) Bagaimanakah karakter tokoh Bujang dan teknik penokohan
yang digunakan pengarang dalam novel Pulang?
d) Bagaimanakah hubungan antara latar dan tokoh dalam novel
Pulang?
2) Aspek Afektif
Penilaian aspek afektif diperoleh dari perilaku siswa
dalam proses pembelajaran, seperti sikap saat mengikuti diskusi
kelompok, sikap bertanya, dan aktivitas lainnya. Penilaian ini
diperoleh melalui observasi selama pembelajaran berlangsung.
3) Aspek Psikomotorik
Penilaian aspek psikomotorik dikaitkan dengan keteram-
pilan kebahasaan, yakni menulis, yang diperoleh dengan tugas
proyek untuk membuat tulisan analisis sastra terkait dengan
96
materi pembelajaran yang telah dilakukan. Contoh instrumennya
adalah:“Analisislah novel Pulang dari segi unsur intrinsik dan
nilai moral sesuai dengan pemahamanmu! Jangan lupa sertakan
kutipan yang mendukung argumenmu.”
97
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi ringkasan hasil
penelitian dan saran berisi anjuran peneliti kepada pihak-pihak yang dapat
memanfaatkan hasil penelitian ini.
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan data, peneliti dapat menarik beberapa
simpulan hasil penelitian sebagai berikut.
1. Unsur intrinsik novel Pulang terdiri dari: (a) tema: kisah tentang
perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk
memeluk erat semua kebencian: (b) novel ini memiliki tokoh
utama Bujang dan tokoh tabahan lainnya yang mendukung
jalannya cerita: (c) penokohan menggunakan teknik analitik dan
dramatic: teknik cakapan, tingkah laku, pikiran dan perasaan,
arus kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain,
teknik pelukisan latar, dan teknik pelukisan fisik; (d) latar novel
terdiri dari latar tempat: Kampung Talang Tadah Hujan Sumatra,
Singapura, Hongkong, Makau, Ibu Kota., dll: latar waktu: pagi,
siang, sore dan malam hari: latar sosial yang menunjukkan adat
istiadat, kepercayaan, bahasa, kebiasaan, dan pandangan hidup
masyarakat Sumatera: (e) alur maju mundur atau alur campuran
(f) sudut pandang: campuran antara teknik orang pertama dan
teknik orang ketiga mahatahu.
98
2. Nilai-nilai moral yang ada dalam novel Pulang antara lain: (a)
hubungan manusia dengan Tuhan taat dan tawakkal: (b)
hubungan manusia dengan manusia: dermawan, tolong
menolong, dan pemberi nasihat: (c) hubungan manusia dengan
alam sekitar: memuji keindahan alam.
3. Nilai-nilai moral dalam novel Pulang dapat dimanfaatkan
sebagai materi pembelajaran apresiasi sastra untuk kelas XI
SMA, yakni dalam pembelajaran Kompetensi Dasar
menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab
dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk memahami dan
menyajikan novel; indikator pembelajaran novel ini adalah:
memahami tema, amanat, latar, tokoh dan penokohan, alur, dan
sudut pandang dalam novel Pulang, memahami nilai moral di
dalam novel Pulang, dan menyajikan hasil analisis mengenai
unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang; nilai-nilai moral
novel ini layak untuk diteladani oleh generasi muda usia remaja,
khususnya siswa SMA. Secara psikologis, siswa SMA
membutuhkan internalisasi nilai-nilai kehidupan untuk
merangsang dan memotivasi pembentukkan konsep diri yang
berkarakter. Sementara itu, metode yang efektif digunakan dalam
penanaman nilai moral melalui novel Pulang adalah metode
kuatum dengan teknik TANDUR.
99
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam
mengembangkan penelitian selajuntnya yang masih dalam ruang
lingkup yang sama.
2. Bagi Guru
Bagi giru bahasa dan sastra Indonesia SMA, novel
Pulang dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran sastra
karena novel tersebut mengandung banyak nilai pendidikan
moral yang tercermin dari tingkah laku tokoh-tokoh dalam
novel tersebut.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa
dalm memahami unsur instrinsik dan nilai moral dalam novel.
Selain itu, dapat memberikan pelajaran mengenai nailai moral
untuk diterapkan pada kepribadian siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Endraswara, Suwardi. 2005. Metode dan Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta:
Buana Pustaka.
Ginanjar, Nurhayati. 2012 a. Apresiasi Prosa Fiksi. Suarakarta: Cakrawala Media
_______2012 b. “Pengkajian Prosa Fiksi Teori dan Praktik”. Modul.
Https://www.google.co.id/.unnes.ac.id.
Hotamah, Ari. 2015. “Nilai Moral Pada Novel Hafalan Sholat Delisa Karya Tere
Liye Dan Skenario Pembelajarannya Di SMA.” Skripsi: PBSI Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Ibrahim, Abdul Syukur. (Ed.). 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Liye, Tere. 2015. Pulang. Jakarta: Republika.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Teknik Analisis Bahasa; Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan secara LInguistik. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
Sufanti, Main. 2012. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiarti,Tri. 2015. “Nilai Moral Novel Tahajud Cinta Di Koa New York Karya
Arumi Ekowati Dan Skenario Pemebelajarannya Di Kelas XI SMA.”
Skripsi: PBSI Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo: UMP
Press.
Lampiran 1
Sinopsis Novel Pulang Karya Tere Liye
“Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku, dibanding
ditubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati mamak, dibanding di
matanya.”
Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan
untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.
Pulang, sebuah kata yang mengartikan sesuatu itu kembali. Demikianlah
novel karya Tere liye ini bercerita, tentang seorang pemuda yang pulang pada
keadaan yang pernah dilalui sebelumnya. Adalah Bujang, mengawali perjalanan
di dunia hitam setelah ia berhasil mengalahkan Pemimpin Babi Hutan seorang diri
di dalam Rimba Bukit Barisan, pedalaman Sumatera. Hingga julukan “Si Babi
Hutan” melekat padanya. Usai kejadian perburuan di dalam Rimba, Bujang ikut
dengan Tauke Muda, pemimpin pemburu dari kota. Mamak dengan berat hati
melepas kepergiannya setelah memberi sebuah pesan. Pesan yang akan menjadi
janji hidup seorang Bujang.
“Mamak tahu kau akan jadi apa di kota sana. . . Mamak tahu. . . Tapi,
tapi apapun yang akan kau lakukan disana, berjanjilah Bujang, kau tidak akan
memakan daging babi atau anjing. Kau akan menjaga perutmu dari makanan
haram dan kotor. Kau juga tidak akan menyentuh tuak dan segala minuman
haram. Berjanjilah kau akan menjaga perutmu dari semua itu, Bujang. Agar . . .
Agar besok lusa, jika hitam seluruh hatimu, kau tetap punya satu titik putih, dan
semoga itu berguna. Memanggilmu pulang.”
Siapa sangka, rombongan pemburu Babi hutan dari kota itu ternyata
adalah keluarga besar Tong. Keluarga penguasa Shadow Economy. Namun, di
dalam rumah besar keluarga Tong, Bujang tidak akan di jadikan tukang pukul
seperti kebanyakan anak jalanan yang Tauke rekrut lainnya.
Awal kehidupan di rumah besar itu, Bujang dibuat kesal dengan berbagai
pelajaran dari Frans, guru pribadinya yang Tauke rekrut dari Amerika. Ya, Bujang
disekolahkan. Ia memberontak, ia ingin dijadikan tukang pukul seperti Basyir,
teman sebaya yang pertama kali ia kenal di rumah itu. Meski awalnya tidak
memperbolehkan Bujang menjadi tukang pukul, Tauke akhirnya takluk atas saran
Kopong, kepala tukang pukul keluarga Tong, supaya Bujang juga turut berlatih
bersamanya, agar dia juga bisa membela diri kelak, tanpa perlu meninggalkan
sekolahnya dengan Frans. Setelah berhasil belajar dengan Kopong, Bujang juga
belajar menembak dengan guru Salonga, penembak jitu asal Manila, juga belajar
samurai dengan guru Bushi, ninja terbaik di Jepang.
Siapa sangka, Bujang ternyata adalah keturunan jagal, darah jagal nomer
satu mengalir deras di tubuhnya. Kakek dari bapaknya adalah jagal nomer satu,
lantas diteruskan oleh bapaknya yang tak kalah hebat, dan berlanjut pada Bujang.
Fakta ini membuat Bujang semakin percaya diri menjadi bagian dari keluarga
Tong.
Setelah berhasil membawa gelar sarjana ekonomi dari Amerika, Bujang mendapat
sebuah pekerjaan yang paling ia inginkan di keluarga Tong. Penyelesaian konflik
tingkat tinggi, yang sering terjadi antar keluarga besar shadow economy di asia-
pasifik. Diawali dengan konflik keluarga Tong dengan keluarga Lin disebuah
pesta ulang tahun Master Dragon, pemimpin Shadow Economy asia-pasifik.
Dimana keluarga Lin mencuri sebuah penemuan hebat dari keluarga Tong di
dunia kesehatan, alat pemindai kesehatan. Dibantu kesetiaan dari tim terbaik,
White putra Frans dan Yuki-Kiko si kembar cucu guru Bushi, mudah saja bagi
Bujang untuk mengambil kembali alat pemindai kesehatan itu di markas besar
keluarga Lin di Makau.
Konflik dengan keluarga Lin, bukanlah satu-satunya konflik menegangkan
di novel ini. Karena justru konflik lain yang tak kalah mengejutkan terjadi di
dalam keluarga Tong itu sendiri, penghianatan. Pembaca akan dibuat geleng-
geleng kepala untuk kejutan selanjutnya, dimana Basyir menghianati keluarga
Tong setelah Tauke memungutnya dari jalanan, membesarkan dengan baik,
mengizinkan Basyir belajar langsung dengan sosok suku bedouin di timur tengah.
Tepat saat Tauke sakit parah. Pertarungan besar terjadi di markas besar keluarga
Tong yang sudah pindah ke ibu kota. Basyir membawa keluarga Lin yang masih
memiliki dendam pada Bujang, karena telah membunuh pemimpin keluarga Lin
saat mengambil alat pemindai kesehatan. Bujang kalah cepat dari Basyir, ia kalah
dengan khanjar Basyir, senjata khas suku bedouin. Tukang pukul yang masih
setia dengan Tauke juga kalah jumlah, melawan tukang pukul keluarga Lin dan
tukang pukul keluarga Tong yang turut berkhianat.
Bujang dan Parwes selamat dari serangan Basyir dan keluarga Lin, setelah
Tauke menekan benda kecil semacam remote control di tangannya, lantas seketika
lantai dibawah ranjang Tauke merekah, ranjang itu melaju dalam hitungan detik,
masuk ke dalam lorong rahasia. Parwes sendiri adalah orang kepercayaan Tauke
untuk memegang kendali seluruh bisnis legal milik keluarga Tong. Lorong rahasia
berakhir di sebuah halaman rumah, Tauke meninggal tepat saat keluar dari lorong,
Bujang yang menggendongnya dengan sisa tenaga yang ada, jatuh pingsan.
Bujang terkejut ketika ia siuman dan berada di tempat yang asing, ia dibawa jauh
dari Ibu kota oleh orang tua yang menolongnya. Kesedihan menjalar di hati
Bujang saat mengetahui Tauke meninggal.
Di tempat asing inilah, kejutan berikutnya disuguhkan oleh penulis,
dimana Bujang mengetahui sebuah fakta yang terpendam puluhan tahun lamanya,
orang tua pemilik rumah yang menolongnya ini adalah Tuanku Imam, kakak dari
mamaknya, orang tua itu memanggil Bujang dengan nama Agam, hanya sedikit
orang yang tahu nama aslinya. Kejutan menariknya, Bujang ternyata masih
keturunan Tuanku Imam Agam. Darah ulama termahsyur di daratan Sumatera
yang berhasil melawan dan mengusir tentara Balanda, mengalir deras di tubuh
Bujang.Sepeninggalan Tauke, Bujang kembali memiliki rasa takut yang ia anggap
ada tiga lapis tembok yang menutupi rasa takut di dalam hatinya, ketika ibu dan
bapak meninggal tembok rasa takut itu runtuh satu persatu, terahir adalah
meninggalnya Tauke, yang sekaligus meruntuhkan tembok terahir, rasa takut
kembali terlihat di hati Bujang.
Melalui momen matahari terbit, penulis akan mengajak kita sejenak
menikmati pemandangan indah, mensyukuri banyak hal atas kesempatan baik,
kesempatan bertemu hari baru. Momen inilah yang menjadi cover depan ,
sekaligus momen yang digunakan Tuanku Imam untuk mengajak Bujang jalan-
jalan di lingkungan sekolah Agama, lantas berhenti di puncak menara masjid,
memandang matahari terbit, memberi pemahaman tentang berdamai dengan masa
lalu.
“Tapi sungguh, jangan dilawan semua hari-hari menyakitkan itu, Nak.
Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah. Mau semuak apa pun kau
dengan hari-hari itu, matahari akan tetap terbit indah seperti yang kau lihat
sekarang. Mau sejijik apapun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap
memenuhi janjinya, terbit dan terbit lagi tanpa peduli apa perasaanmu. Kau
keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah
menyelesaikan masalah."
Bujang juga mendapat suntikan semangat untuk merebut kembali apa yang
sudah dimiliki keluarga Tong dari tangan Basyir. Tepat jam sepuluh malam,
peperangan hebat itu terjadi, awalnya tim Bujang kalah jumlah, hingga
menyisakan separuh tukang pukul yang masih setia pada keluarga Tong, namun
tim terbaik kedua datang tepat waktu, yakni Salonga dan puluhan murid
tembaknya.
Pertarungan inilah akhir dari sebuah perjalanan pulang Si Babi Hutan.
Pesan mamak agar tidak memakan makanan dan minuman haram, membuatnya
berkesempatan untuk pulang, pulang pada hakikat yang sebenarnya, pulang pada
panggilan Tuhan.
Lampiran 2
Biografi Pengarang
Darwis lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di pedalaman Sumatera
Selatan. Ia merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara yang berasal
dari keluarga petani. Tere Liye merupakan nama pena seorang penulis
berbahasa Indonesia. Dari beberapa informasi yang beredar di internet
nama aslinya adalah Darwis. Ia bisa di anggap salah satu penulis yang
telah banyak menelurkan karya-karya best seller. Saat ini ia telah
menghasilkan banyak karya, bahkan beberapa di antaranya telah di
angkat ke layar lebar.
Pendidikan sekolah dasarnya ia lalui di SDN 2 Kikim Timur
Sumasel, setelah lulus kemudian melanjutkan ke SMPN 2 Kikim
Timur Sumsel lalu mengenyam pendidikan menengah atas di SMUN 9
Bandar Lampung. Terakhir ia kuliah di Fakultas Ekonomi UI. Dari
pernikahan Tere Liye dengan Ny.Riski Amelia di karunia seorang
putra bernama Abdullah Pasai dan seorang puteri bernama Faizah
Azkia. Saat menjadi penulis, Darwis menorehkan namanya dalam
setiap karyanya namun dengan nama pena yang unik yakni Tere Liye.
Tere Liye sendiri diambil dari bahasa India yang memiliki arti
untukmu. Karya Tere Liye biasanya mengetengahkan seputar
pengetahuan, moral dan Agama Islam. Penyampaiannya yang unik
serta sederhana menjadi nilai tambah bagi tiap novelnya.
Karya Tere yang sudah diterbitkan: Hafalan Shalat Delisa
(Penerbit Republika, 2005) Moga Bunda Disayang Allah (Penerbit
Republika, 2005), Mimpi-Mimpi Si Patah Hati (Penerbit AddPrint,
2005), The Gogons Series: James & Incridible Incodents (Gramedia
Pustaka Umum, 2006), Cintaku Antara Jakarta dan Kualal Lumpur
(Penerbit AddPrint, 2006), Rembulan Tenggelam di Wajahmu
(Grafindo 2006 & Republika 2009), Sang Penandai (Penerbit Serambi,
2007), Bidadari-Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008), Senja
Bersama Rosie (Penerbit Grafindo, 2008), Burlian (Penerbit
Republika, 2009), Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
(Gramedia Pustaka Umum, 2010), Pukat (Penerbit Republika, 2010),
Eliana, Serial Anak-Anak Mamak, (Republika, 2011), Ayahku
(Bukan) Pembohong, (Gramedia Pustaka Utama, 2011), Sepotong Hati
Yang Baru, (Penerbit Mahaka, 2012), Negeri Para Bedebah,
(Gramedia Pustaka Utama, 2012), Kau, Aku dan Sepucuk Angpau
Merah, (Gramedia Pustaka Utama, 2012), Berjuta Rasanya (Penerbit
Mahaka, 2012), Negeri Di Ujung Tanduk, (Gramedia Pustaka Utama,
2013), Amelia, Serial Anak-Anak Mamak 1, (Republika, 2013), Bumi,
(Gramedia Pustaka Utama, 2014) dan Pulang, (Penerbit Republika,
2015).
Lampiran 3
KARTU PENCATAT DATA
Unsur Intrinsik Novel Pulang Karya Tere Liye
Tema
No Data Kutipan Novel Halaman
1
2
a. Masalah perjalanan pulang.
Dari sekian puluh ribu panggilan itu, kali ini aku baru
memahaminya. Aku menyeka wajah yang basah oleh butiran
air. Terlambat? Tidak juga. panggilan itu tidak pernah
mengenal kata terlambat, panggilan itu selalu bekerja secara
misterius.
“Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang
bersimpuh dipusaramu, tapi juga telah pulang kepada
panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apapun kehidupan
menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang
kutempuh, Tuhan selelu memanggil kami untuk pulang.
Anakmu telah pulang. (Pulang; 400)
b. Masalah pertarungan demi pertarungan, untuk
memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.
“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu (dari makanan dan
minuman haram dan kotor) itu, Bujang. Agar…. Agar besok
lusa, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau
tetap punya satu titik yang putih, dan semoga itu berguna.
Memanggilmu pulang.”
398
400
24
Tokoh dan Penokohan
No Data Kutipan Novel Halaman
1 a. Bujang
“Aku tidak takut. Jika setiap orang memiliki lima emosi,
yaitu bahagia, sedih, takut, jijik, dan kemarahan, aku hanya
memiliki empat emosi. Aku tidak punya rasa takut.
Kalian kira itu omong kosong? Gurauan? Tidak. Lihatlah
wajahku, lihat bola mataku. Kalian tidak akan menemukan
walau semili rasa takut itu.”
“Aku mengusap pelipisku yang berkeringat. Aku tahu.
Tanpa dia sebut pun aku tahu kalau waktuku akan dikurangi
kembali. Itu logika biasa. Aku menggenggam pensil lebih
erat, konsentrasi penuh, lalu mengertjakan soal-soal
berikutnya dengan cepat.”
Kenapa? Master Dragon ingin tahu. Aku hanya menggeleng.
Itu pesan terakhir mamakku. Maka tidak setes pun aku akan
meminumnya hingga mati.”
b. Samad
Bapak menggenggam jemari Mamak, kali ini berkata lirih,
“Aku juga tidak ingin berpisah dengan anak kita Midah.
Tapi kau seharusnya tahupersis bahwa ini adalah perjanjian
masa lalu. Aku pernah bilang dengan kau, cepat atau lambat
kau akan melihatnya, menyaksikannya. Cepat atau lambat
kita akan kehilangan anak laki-laki kita. Biarkan dia pergi
dengan restumu agar langkah kakinya ringan.”
c. Midah
“Kau boleh melupakan Mamak, kau boleh melupakan
seluruh kampug ini. Meupakan seluruh didikan yang
Mamamk berikan. Melupakan agama yang Mamak ajarkan
diam-diam jika bapak kau tidak dirumah...”Mamak diam
sejenak, menyeka hidung, “Mamak tahu kau akan jadi apa di
kota sana... Mamak tahu... Tapi, tapi apapun yang akan kau
lakukan di sana, berjanjilah Bujang, kau tidak akan makan
daging babi atau daging anjing. Kaunakan menjaga perutmu
dari makanan haram dan kotor. Kau juga tidak akan
1
50
77
22
24
menyentuh tuak dan segala minuman haram.”
“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu dari semua itu,
Bujang. Agar.... Agar besok lusa, jika hitam seluruh
hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau tetap punya setitik
putih, dan semoga itu bergua. Memanggilmu Pulang.”
d. Tuanku Imam
“Tuanku Imam menatap sekitar, „Demi Allah, apa yang kalia
inginkan? Samad dan Midah saling menyukkai. Kita tidak
akan memisahkan mereka lagi. Aku mengenal Samad, sejak
kecil dia beermalam di masjid ini, murid sekolah ini, dan aku
menjadi temannya bermain bola”.
e. Basyir
“Kau tenang saja, Bujang.” Basyir tersenyum,”Biarkan aku
da yang lain membereskan hal seperti ini. Aku pastikan,
sekembalinya kau dari Hong Kong, situasi kembali normal.
Dan keluarga kita bisa bersiap menyambut calon kepala
keluarga baru. Aku munkgin tidak bisa lagi memanggil
namamu langsung, aku harus mulai berlatih memanggilmu,
“Tauke Muda.”
f. Kopong
“Aku harus mengakuinya, Bujang. Ternnyata aku rindu pula
dengan kau.” Kopong menepuk-nepuk pundakku, “Astaga!
Kalau saja aku tidak malu, aku hampir menangis, Bujang.”
g. Parwes
“Parwes menggeleng, mengusap dahi, “Aku sudah ke kamar
mandi belasan kali, Bujang.... Aku bukan seperti kau atau
Basyir, ini membuatku cemas. Aku membatalkan semua
meeting hari ini.”
h. Frans
“Sama dengan Kopong, Frans si Amerika menjadi sahabat
baikku. Dia telaten mengajari, mencarika buku-buku yang
harus kubaca, dan memastikan aku bisa enguasai buku itu
dengan menceritakan ulang padanya. Frans juga megajariku
24
313
68
228
245
100
banyak bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang. Saat aku
bosan mengerjakan sal, dia akan megajakku bercakap-cakap
samil membentangkan peta dunia- sebenarnya itu juga
belajar, meski disampaikan dengan cara yang berbeda.”
i. White
“Aku ikut tertawa, menggeleng tegas, lalu memasukkannya
kembali ke dalam koper. Menurut hitunganku, sudah enam
kali White menyelesaikan misi bersamaku, tapi tidak sekali
pun dia bersedia menerima bayaran. Dia selalu menganggap
itu bagian dari utang budi karena aku pernah
menyelamatkanya dari Baghdad. Aku akan mencatat semua
batang emas milik White. Besok lusa, itu tetap menjadi
haknya.”
j. Tauke Muda
“Apa pun yang dimiliki keluarga ini adalah milikmu,
Bujang, dan apa pun yang kau miliki adalah milik keluarga
ini. Ada seratus orang yang tinggal di rumah keluraga Tong.
Semua memiliki tugas masing-masing. Aku adalah
pemimpin tunggal di rumah ini. Semua kataku adalah
perintah. Lakukan tugas dengan baik, saling menghormati,
dan respeks dengan penghuni rumah lain, maka kau akan
mendapat masalah, Aku mengangguk lagi.
“Selamat beristirahat Bujang. Dia akan mengantarmu ke
kamar.” Tauke Muda menyuruhku mangikuti pelayan itu,
lantas kembali ke bangunan utama untuk menemui dokter.
162
40-41
Alur
No Data Kutipan Novel Halaman
1
a. Tahap Penyituasian
Kisah ini dimulai dua puluh tahun silam, saat usiaku lima
belas tahun.
Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai. Dua bulan
lagi ladang padi tadah hujan akan panen. Pucuk padi
menghijau terlihat di lereng-lereng bukit. Hutan lebat
mengadang di atasnya, berselimutkan kabut. Dedaunan
masih basah, embun menghias tepi-tepinya. Udara terasa
dingin, uap keluar setiap kali menghembuskan napas. Tiga
mobil dengan dengan roda berkemul lumpur merapat di
depan rumah bapak. Hanya mobil tertentu yang bisa
melewati jalanan terjal Bukit Barisan, lepas hujan deras tadi
malam.
b. Tahap Pemunculan Konflik
“Tidak ada yang perlu ditakutkan Midah. Anakmu hanya
ikut berburu. Ada dua belas pemburu bersamanya, juga
beberapa pemuda kampung. Mereka membawa senter besar
dan senjata api. Paling anakmu hanya tergores duri, atau
kakinya digigit lintah.”
Mamak melengos, menatap kuali berasap.
“Ayolah Midah. Tauke Muda memintanya sendiri, dan harus
berapa kali aku bilang, kita tidak bisa menolak
permintannya. Aku berhutang segalanya.”
Mamak hanya diam, menyeka pelipis. Tapi sepertinya dia
bisa memahaminya, dan akhirnya mengalah. Hal yang jarang
sekali dia berikan jika menyangkut diriku.
c. Tahap Peningkatan Konflik
“Sungguh jika manusia memiliki lima emosi, aku hanya
memiliki empat karena tak lagi punya rasa takut. Namun,
aku masih memiliki emosi sedih. Kertas kusam dengan
bekas tetes air mata itu terjatuh dari tanganku, melayang
hinggap di lantai bersamaan dengan tubuhku yang tertunduk
di atas ranjang. Mamak telah pergi? Aku tidak percaya. Aku
tidak mau menerima kenyataan ini. Surat ini pastilah dusta.”
2
6
192
“Kau kenapa Bujang?” Kopong bertanya dengan suara
cemas.
Tapi bagaimana? Surat ini jelas ditulis Bapak. Air mata
Bapak telah membuat kertas ini menjadi kusam. Ya Tuhan...
Aku menatap kosong. Mataku pedas, hatiku bagai diiris
sembilu.
Aku sudah menunduk, menangis dalam senyap. Sayangnya
ini bukan mimpi. Ini nyata sekali.
“Kau baik-baik saja Bujang?” Kopong menggoyangkan
badanku—yang beberapa detik seperti kaku.
“Tentu saja dia tidak baik-baik saja, Kopong.” Tauke muda
yang menjawab, kali ini berseru serak, menatapku iba,
“Bapaknya mati. Bagai mana kau akan baik-baik saja dengan
hal itu?”
Aku masih mencengkeram paha.
d. Tahap Klimaks
Aku terdiam. Kalimat Tuanku Imam benar sekali. Aku selalu
melawan hari-hari itu. Aku selalu menyalahkan masa lalu,
membenci hari-hari yang telah lewat yang sebenarnya tidak
dapat aku ubah lagi,sekuat apa pun aku ingin mengubahnya.
Aku menatap semburat di kaki langit dengan air mata
mengalir. Kalimat lembut Tuanku Imam telah
menghancurkan benteng egoku. Selarik cahaya matahari tiba
di atas menara, menerpabulir air di pipiku.
“Ketahuilah, nak, hidup ini tidak perna tentang mengalahkan
siapa pun. Hidup ini tidak pernah tentang kedamaian di
hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau
telah memenangkan seluruh pertempuran.”
e. Tahap Penyelesaian
Aku duduk di sebelah pusara mamak, tak jau dari
bekasladang dan rerutuhan rumah. Sambil menatap
gundukan tanah tanpa nisan, aku berkata lirih.
239
239
399-400
“Mama, Bujang pulang hari ini. Tidak ke pangkuanmu, tidak
lagi bisa mencium tanganmu. Anakmu pulang ke samping
pusaramu, bersimpuh penuh kerinduan.
Mamak, Bujang pulang hari ini. Anak laik-lakimu satu-
satunya telah kembali. Maafkan aku yang tidak pernah
menjengukmu selama ini. Sungguh maafkan.
Mamak, Bujang pulang hari ini. Terima kasih banyak atas
seluruh didikanmu, walau Mamak harus menangis setiap kali
melihat Bapak melecut punggungku dengan rotan. Terima
kaih banyak atas naihat dan peanmu.
Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang
bersimpuh di pisaramu, tapi juga telah pulang kepada
panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apa pun kehidupan
menyesatkan, segelap apa pun hitamnya jalan yang
kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami untuk pulang.
Anakmu telah pulang.”
Latar
No Data Kutipan Novel Halaman
1.
Latar tempat.
a. Kampung Talang Tadah Hujan Sumatra
Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai. Dua bulan
lagi ladang padi tadah hujan akan panen. Pucuk padi
menghijau terlihat di lereng-lereng bukit. Hutan lebat
mengadang di atasnya, berselimutkan kabut. Dedaunan
masih basah, embun menghias tepi-tepinya. Udara terasa
dingin, uap keluar setiap kali menghembuskan napas. Tiga
mobil dengan dengan roda berkemul lumpur merapat di
depan rumah bapak. Hanya mobil tertentu yang bisa
melewati jalanan terjal Bukit Barisan, lepas hujan deras tadi
malam.
Kampung kami ini sebenarnya tidaklah seperti desa yang
kalian kenal. Kami menyebutnya talang. Hanya ada dua atau
tiga puluh rumah panggung dari kayu, letaknya berjauhan
dipisahkan kebun halaman.
b. Singapura
Aku meletakkan tablet, melirik pergelangan tangan. Pesawat
sudah hampir tiba di Singapura. Aku mengeluarkan telepon
genggam, menghubungi seseoarang yang seharusnya sejak
tadi sudah menunggu di sana. Aku menutup telepon. Dari
2
3
72
2.
ruang kokpit, Edwin memberi tahu bahwa pesawat akan
segera mendarat. Aku memasang sabuk pengaman,
meluruskan kaki, dan menatap hamparan gemerlap Kota
Singapura melalui jendela.
c. Hong Kong
Pukul tujuh pagi saat pintu kamarku diketuk.
Aku melangkah turun dari tempat tidur, membuka tirai
jendela sebentar, membiarkan cahaya pagi melewati kaca.
Amparan kota Hong Kong langsung menyambutku melalui
jendela kamar. Pagi yang mendung,dengan awan
hitammenggelayut di langit. Tadi malam, sepulang makan
malam dari jamuan Master Dragon, aku langsung meluncur
ke salah satu hotel bintang lima untuk bermalam.
d. Makau
Pukul delapan lewat tiga puluh, pesawat jet Keluarga Tong
mendarat di bandara Makau. Pemandangan pulau kecil
Makau malam hari tidak kalah menakjubkan dengan Hong
Kong, tapi aku datang ke sini tidak untuk plesir.
e. Ibu Kota
“Setahun setelah bapak kau wafat, aku memutuskan pindah
ke Ibu Kota agar kau bisa menunaikan wasiat bapak kau.
Putra tertuaku mengambil alih sekolah agama di kampung,
dia menjadi Tuanku Imam yang selanjutnya. Aku
mendirikan sekolah agama baru di Ibu Kota.”
Latar Waktu
a. Pagi Hari
Sejak pagi, kampung tanah kelahiranku ramai. Dua bulan
lagi ladang padi tadah hujan akan panen. Pucuk padi
menghijau terlihat di lereng-lereng bukit. Hutan lebat
mengadang di atasnya, berselimutkan kabut. Dedaunan
masih basah, embun menghias tepi-tepinya. Udara terasa
dingin, uap keluar setiap kali menghembuskan napas. Tiga
mobil dengan dengan roda berkemul lumpur merapat di
107
117
322
2
depan rumah bapak. Hanya mobil tertentu yang bisa
melewati jalanan terjal Bukit Barisan, lepas hujan deras tadi
malam.
Pukul tujuh pagi saat pintu kamarku diketuk.
Aku melangkah turun dari tempat tidur, membuka tirai
jendela sebentar, membiarkan cahaya pagi melewati kaca.
Amparan kota Hong Kong langsung menyambutku melalui
jendela kamar. Pagi yang mendung,dengan awan
hitammenggelayut di langit. Tadi malam, sepulang makan
malam dari jamuan Master Dragon, aku langsung meluncur
ke salah satu hotel bintang lima untuk bermalam.
Aku merasa nyaman hingga adzan Shubuh kembali
terdengar dari menara masjid. Bagai ada yang menyetrum
tubuh, aku refleks terbangun.
b. Siang Hari
Semua orang makan siang di hamparan tikar teras rumah
panggung. Mamak mengeluarkan makanan yang dia siapkan
sejak kemarin. Juga tetangga mereka ikut membawakan
masakan. Rumah bapak semakin ramai. Lepas makan,
mereka bersiap-siap untuk terakhir kalinya. Para pemburu
mengenakan ransel, memeriksa perlengkapan, dan
menyambar senapan.
Seuatu yang tidak pernah terjadi dua puluh tahun terakhir.
Aku kembali mengenal rasa takut. Apa yang harus
kulakukan, jika aku sendiri saja mulai takut?
Parwes menunduk. Kali ini tidak banyak bicara lagi.
Siang berlalu dengan cepat, juga sore yang hanya melintas,
dan malampun tiba.
c. Sore Hari
“Selamat sore, Bujang. Kau benar, ini hanya pemeriksaan
rutin.” Dokter mengangguk kepadaku, terenyum. Itu adalah
dokter yang dulu membalut lukaku ketika pertama kali tiba
di Keluarga Tong. Usianya sama dengan Tauke Besar.
Aku melirik jam di pergelangan tangan. Sudah pukul lima
sore, aku juga harus segera ke bandara.
Aku tiba di bandara pukul lima tiga puluh.
107
332
7
328
60
68
3.
d. Malam Hari
Dua puluh tahun lalu, gerimis turun saat empat mobil jip
melintasi gerbang selamat datang Kota. Pukul sebelas
malam. Wajahku menempel di jendela kaca, menatap lamt-
lamat lampu jalanan suram yang dibungkus tetes hujan.
“Halo Bujang.” Tauke menyapaku. Dia sedang duduk
bersandar di ranjang, memebaca sesuatu.
“Selamat malam, Tauke.” Aku balas menyapa, tersenyum.
Tauke terlihat sehat, piring makan malam yang ada di atas
meja sebelah ranjang habis. Tirai jendela kamar dibiarkan
terbuka, sesekali terlihat gurat petir di kejauhan.
Latar Sosial
Kampung kami ini sebenarnya tidaklah seperti desa yang
kalian kenal. Kami menyebutnya talang. Hanya ada dua atau
tiga puluh rumah panggung dari kayu, letaknya berjauhan
dipisahkan kebun halaman. Jika hendak memanaggil
tetangga, kalian bisa membuka jendela lantas berteriak
sekencang mungkin—itulah kenapa intonasi orang
pedalaman Sumatra terdengar kasar.
38
252
3-4
Nilai Moral yang Terdapat pada Novel Pulang Karya Tere Liye
No Data Kutipan Novel Halaman
1
Hubungan Manusia dengan Tuhan
a. Taat
“Mamak tau kau akan jadi apa di Kota sana... Mamak tahu...
Tapi, tapi apa pun yang akan kau lakukan di sana, berjanjilah
Bujang, kau tidak akan makan daging babi atau daging
anjing. Kau akan menjaga perutmu dari makanan haram dan
kotor. Kau juga tidak akan menyentuh tuak dan segala
minuman haram.”
Aku mengangguk. Mamakku juga mengajarkan berhitung di
kampung. Pun diam-diam mengajariku mengaji, shalat, dan
ilmu agama—jika Bapak tidak di rumah.
“Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang
bersimpuh dipusaramu, tapi juga telah pulang kepada
panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apapun kehidupan
menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang
kutempuh, Tuhan selelu memanggil kami untuk pulang.
Anakmu telah pulang.
b. Tawakkal
Suara adzan itu semakin terang terdengar. Begitu merdu,
mengalun lembut.
Aku memeluk lutut. Tergugu. Air mataku mengalir
membasahi pipi.
Seluruh kebahagiaanku 24 jam terakhir seperti menghilang
begitu saja.
Mamak telah pergi, selama-lamanya.
Dari jauh sayup-sayup terdengar suara adzan Shubuh. Aku
tersenyum.
Tuanku Imam benar, itu panggilan Tuhan bagi siapapun,
tidak pernah didesain untuk mengganggu. Kali ini, aku bisa
mendengarnya dengan lega. Lebih dari 13.000 hari aku
mendengar suara adzan, lima kali sehari, pagi, siang, sore,
dan malam. Dari sekian puluh ribu panggilan itu, kali ini aku
baru memahaminya. Aku menyeka wajah yang basah oleh
butiran air. Terlambat? Tidak juga. panggilan itu tidak
pernah mengenal kata terlambat, panggilan itu selalu bekerja
secara misterius. (Pulang;
24
48
400
192
397-398
162
2
Hubungan Manusia dengan Manusia
a. Dermawan
Aku ikut tertawa, mengeleng tegas, lalu memasukkannya
kembali ke dalam koper. Menurut hitunganku sudah enam
kali White menyelesaikan misi bersamaku, tapi tidak
sekalipun dia bersedia menerima bayaraan. Dia selalu
menganggap itu bagian dari utang budi karena aku pernah
membebaskannya dari Baghdad. Aku akan mencatat semua
batang emas milik White. Besok lusa, itu tetap menjadi
haknya.
b. Tolong menolong
Aku menggeleng, “Kita tidak pernah berdua, Parwes. Kita
punya banyak sekali orang-orang yang bersedia membantu.
Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil
kesetiaan terbaik. Pagi ini aku akan memanggil semuanya.
c. Pemberi Nasihat
“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu (dari makanan dan
minuman haram dan kotor) itu, Bujang. Agar…. Agar besok
lusa, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau
tetap punya satu titik yang putih, dan semoga itu berguna.
Memanggilmu pulang.
Mamak mencium ubun-ubunku”
“Hidup ini penuh misteri, Agam. Satu-dua aku mengerti
jawabannya, dan lebih banyak yang tidak. Tauke Besar
adalah seorang dengan karakter yang menarik. Dia angat
menghormati orang-orang sepertiku meski kami berbeda
jalan, meski dia adalah bandit besar. Dia menganggapku
sebagai kawan, memanggil aku Guru, menyanjung, pun
bersedia mendengarkan. Dia setuju agar ikut mengawasi
Bujang, anak angkatnya. Dia berkata bahwa jika dia mati,
maka kau akan sendirian. Kau akan butuh bantuan dan
dukungan dari siapa aja.
Tuanku Imam tersenyum, “Kau tau, Agam, hidup ini
sebenarnya perjalanan panjang, yang setiap harinya
disaksikan oleh matahari.
348
24
322
336
3
Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar
a. Memuji Keindahan Alam
Dan di kejauhan, semburat merah mulai nampak di kaki
langit, melukis angkasa dengan warna-warni indah saat
matahari bersiap menetas. Sunrise. Terlihat sangat indah.
Aku mengusap wajah. Aku jarang sekali menyaksikan
matahari terbit. Aku lebih sering bangun siang, kalaupun
bangun pagi, pekerjaanku amat banyak hingga tidak sempat
menikmati pemandangan. Aku tidak tahu jika sunrise bisa
sehebat ini.
336
Lampiran 4
SILABUS
Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Semester : 1
Stndar Kompetensi : Membaca
7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ Novel Terjemahan
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasai
Waktu
Sumber/
Bahan
7.2
Menganalisis
unsur-unsur
instrinsik dan
ekstrinsik
novel
Indonesia.
Novel Indonesia
dan Novel
Terjemahan.
- Unsur-unsur
instrinsik
(alur, tema,
penokohan,
sudut
pandang,
latar, dan
amanat).
- Unsur
ekstrinsik
(nilai
religius)
- Membaca Novel
Indonesia dan
- Menganalisis
unsur-unsur
instrisink dan
ekstrinsik (alur,
tema, penokohan,
sudut pandang,
latar, dan amanat)
novel Indonesia
dan Novel
Terjemahan.
- Membandingkan
unsur instrinsik
dan eksrinsik novel
Indonesia dengan
novel Terjemahan.
- Menganalisis unsur-
unsur ektrinsik (n ilai
religius) dan
instrinsik (tema, alur,
tokoh dan
penokohan, latar, dan
amanat)
- Menganalisis unsur-
unsur ekstrinsik dan
instrinsik novel
terjemahan
- Membandingkan
unsur ekstrinsik dan
instrinsik novel
Indonesia dan novel
Terjemahan
Jenis Tagihan
- Tugas individu
- Tugas kelompok
- Ulangan
Bentuk Instrumen
- Uraian bebas
- Pilihan ganda
- Jawaban singkat
Jenis tagihan
- Tugas kelompok
- Tugas kelompok
- Ulangan
Bentuk Instrumen
- Uraian bebas
- Pilihan ganda
- Jawaban singkat
4 Novel Pulang
Karya Tere
Liye
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : X/ 1
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)
1. STANAR KOMPETESI : Membaca 7. Memahami berbagai hikayat,
novel Indonesia/ novel terjemahan.
2. KOMPETENSI DASAR
7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan
kehidupan sehari-hari.
B. INDIKATOR
mampu menjelaskan unsur intrinsik dalam novel Pulang Karya Tere Liye;
mampu menjelaskan nilai moral di dalam novel Pulang Karya Tere Liye.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
siswa mampu mengungkapkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam
novel Pulang Karya Tere Liye;
siswa mampu menyajikan analisis dengan bahasanya sendiri mengenai
unsur intrinsik dan nilai moral novel Pulang Karya Tere Liye.
D. MATERI POKOK
novel Pulang;
teori struktural karya sastra; dan
macam dan teknik penyampaian nilai moral karya sastra.
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
1) Pendahuluan
guru memotivasi siswa tentang pentingnya materi yang akan
dibahas;
guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian
yang harus diku-asai siswa setelah pembelajaran berakhir;
guru bertanya kepada siswa mengenai gambaran umum isi novel
yang telah dibaca siswa di rumah (menjadi tugas rumah pertemuan
sebelumnya)
2) Kegiatan Inti
(1) Fase “Tumbuhkan”, berisi kegiatan:
a) mempresentasikan materi dengan media powerpoint mengenai
unsur intrinsik novel dan ragam nilai moral;
b) memberikan kutipan-kutipan menarik dari novel agar siswa
memotivasi siswa untuk mengkaji lebih dalam mengenai unsur
intrinsik dan nilai moral.
(2) Fase “Alami”, berisi kegiatan:
a) siswa dibagi ke dalam beberapa kelom-pok. Tiap kelompok
terdiri dari 4-6 siswa;
b) tiap kelompok diberikan permasalahan yang berbeda-beda untuk
dipecahkan. Permasalahan yang dimaksud adalah: unsur intrinsik
dan nilai moral;
c) guru menjelaskan peraturan diskusi;
d) setelah siswa memecahkan permasalahannya dalam diskusi
kelompok, setiap kelompok ditugaskan untuk menyampaikan
hasil diskusinya di depan kelas yang diwakili oleh seorang juru
bicara sehingga di depan kelas terdapat beberapa orang sesuai
dengan jumlah kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya;
e) setelah semua kelompok mempresentasikan, setiap kelompok
diwajibkan bertanya kepada kelompok lain. Di sini guru
membantu dengan petunjuk umum yang bersifat memancing
penafsiran dari siswa jika terjadi kebuntuan dalam tanya jawab
antarkelompok tersebut.
(3) Fase “Namai”, berisi kegiatan:
Setiap siswa membuat simpulan hasil diskusi antarkelompok
dengan bahasanya sendiri mengenai unsur intrinsik dan nilai moral
dalam novel Pulang di buku tugas.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir adalah penutup dan pemberian tugas. Bagian
ini berisi kegiatan:
a) siswa dan guru melakukan kegiatan tanya jawab yang berkaitan
dengan kesulitan dan kendala yang dialami mengkaji citra tokoh
utama wanita dalam novel;
b) memberikan tugas rumah (proyek) kepada siswa agar unsur intrinsik
dan nilai moral secara lebih komprehensif di rumah.
Pertemuan Kedua
1. Pendahuluan
b) guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang telah
dibahas pada pertemuan sebelumnya;
c) guru menyampaikan refleksi mengenai kekurangan-kekurangan yang
masih ditemukan di dalam hasil pembelajaran sebelumnya.
1. Kegiatan Inti
a. Fase “Demonstrasikan”
setiap siswa menukar hasil pekerjaan rumahnya berupan analisis unsur
intrinsik dan nilai moral novel Pulang kepada temannya secara acak untuk
diidentifikasi.
b. Fase “Ulangi”
siswa memperbaiki analisisnya sesuai dengan saran teman.
c. Fase “Rayakan”
Fase terkahir dalam pembelajaran dengan metode kuantum teknik
TANDUR adalah “rayakan”. Pada fase ini, siswa yang memperoleh nilai
tertinggi diberikan kesempatan untuk membacakan hasil analisisnya di
depan kelas dan hasil analisis tersebut dipajang di dinding kelas.
2. Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dalam pembelajaran novel Pulang meliputi:
a) guru menyampaikan simpulan pembelajaran;
b) guru memberikan pesan kepada siswa agar meneladani sikap tokoh-tokoh
yang memiliki akhlak mulia di dalam novel.
G. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN
Buku LKS
Naskah dan sinopsis novel Pulang karya Tere Liye
LCD
H. PENILAIAN
Prosedur Penilaian
Penilaian Kognitif
Jenis : Pertanyaan lisan
Bentuk : Tanya jawab
Penilaian Psikomotorik
Kriteria skor penilaian :
4 : Sangat Bagus/Tepat (sesuai dengan EYD, penempatan kalimat dan
Bahasa)
3 : Bagus/Tepat (Sesuai dengan EYD dan penempatan kalimat)
2 : Sedang (kurang sesuai dengan EYD, penempatan kalimat dan Bahasa)
1 : Kurang Bagus/Tidak Tepat (tidak sesuai dengan EYD, Kalimat dan
Bahasa)
Penilaian Afektif
No Indikator Sikap
Nama Siswa
Ketekunan Kerajinan Kedisiplinan Kerja
sama
Tanggung
jawab
No Nama Siswa Skor
Bahasa Isi Ekspresi Keterangan
Keterangan :
1. Sangat Kurang (Tidak memenuhi K4T)
2. Kurang (Kurang memenuhi K4T)
3. Cukup (Hanya memenuhi beberapa dari K4T)
4. Baik (Hampir memenuhi dari K4T)
5. Amat Baik (Memenuhi keseluruhan dari K4T)
Purworejo, Juli 2016
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah,
Drs. Y. Widada Irianta Achmad Musyafa’
NIP. 19620502 198803 1 011 NIM. 12211004