nilai moral pada novel gadis pesisir karya nunuk y. …

149
NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. KUSMIANA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh KARLINA 105331107816 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR

KARYA NUNUK Y. KUSMIANA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Oleh

KARLINA

105331107816

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

ii

Page 3: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

iii

Page 4: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

iv

Page 5: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

v

Page 6: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar

Rad:11).

Menyerah hanya untuk mereka yang tidak punya keinginan dan nyali. Dan

kemenangan adalah milik mereka yang mau bekerja keras.

Kupersembahkan karya ini buat :

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku, atas

keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan

harapan menjadi kenyataan

Page 7: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

vii

ABSTRAK

Karlina. 2020. “Nilai Moral pada Novel Gadis Pesisir Karya Nunuk Y.

Kusmiana”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dibimbing oleh bapak A. Rahman Rahim selaku pembimbing I dan

Akram Budiman Yusuf selaku pembimbing II. Penelitian ini difokuskan pada

permasalahan yang berkaitan dengan wujud nilai moral dan teknik penyampaian

nilai moral pada novel gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana. Tujuan penelitian

ijni adalah mendeskripsikan nilai moral pada novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y.

Kusmiana.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Dalam penelitian ini berupa

kata-kata, kalimat, dan dialog yang berhubungan dengan nilai moral pada novel

Gadis Pesisir karya NunuK Y. Kusmiana.

Hasil penelitian diuraikan sebagai berikut. Pertama wujud nilai moral

pada novel Gadis Pesisir yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, yang paling

mendominasi adalah bersyukur kepada Tuhan. Hubungan manusia dengan diri

sendiri, yang paling mendominasi adalah penyesalan. Hubungan manusia dengan

manusia lain dalam lingkup lingkungan sosial, yang paling mendominasi adalah

peduli sesama. Kedua, teknik penyampaian nilai moral dalam novel Gadis Pesisir

berupa teknik penyampaian langsung, yang paling mendominasi adalah melalui

tokoh sedangkan teknik penyampaian tidak langsung, yang paling mendominasi

adalah melaliu peristiwa.

Kata kunci: nilai moral, novel, sastra, prosa, Gadis Pesisir.

Page 8: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahi RahmanirRahim

Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT

yang selalu senantiasa memberikan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah, serta

karunia-Nya sehingga penulis dapat dapat menyelesaikan proposal dengan tepat

waktu. Shalawat serta salam tak luput pula terucap atas junjungan nabi

Muhammad SAW yang menyempurnakan islam serta membawa manusia dari

zaman biadab menuju zaman yang beradap karena atas nikmat kesehatan yang

diberikan penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Nilai Moral pada

Novel Gadis Pesisir Karya Nunuk Y. Kusmiana” dapat dirampungkan dalam

rangka memenuhi salah satu persyaratan akademis guna memperoleh gelar sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeritas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal

mungkin, namun sebagai manusia biasa tentunya tidak lepas dari segala

kekurangan dan keterbatasan sehingga masih jauh dari sempurna, baik dari segi

sistematika penulisan maupun isi yang terkandung dalam skripsi ini. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan.

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak hingga kepada

semua pihak yang membantu kelancaran proposal ini, baik berupa moril dan

materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dari mereka, sulitnya rasanya bagi

penulis menyelesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan terima kasih

Page 9: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

ix

kepada Allah Swt yang telah memberikan nikmat, kesehatan dan kelancaran serta

petunjuk menyelesaikan skripsi ini.

Rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan luar biasa sangat spesial

penulis haturkan kepada kedua orang tua penulis. Ibunda Hj. Sabaria dan

Ayahanda Sainuddin yang selaku keluarga penulis dengan segala pengorbanan

dan jasa-jasa mereka. Doa, restu, nasihat, dan petunjuk dari mereka merupakan

dorongan moril yang efektif.

Terima kasih kepada rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Bapak

Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. Terima kasih kepada dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph. D., serta para wakil

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar. Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia Ibu Dr. Munirah,

M.Pd., dan sekertaris Program Studi Pendikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Bapak Dr. Muhammad Akhir, M.Pd., beserta seluruh stafnya. Bapak Dr. A.

Rahman Rahim, M. Hum., selaku pembimbing I ( satu) dan Bapak Akram

Budiman Yusuf, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II ( dua ) yang telah

meluangkan waktunya untuk bimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kakak kandung saya

Mardiana, yang selalu memberikan masukan dan dorongan dalam menyelesaikan

proposal ini, serta sahabat penulis Rahmawati, Nur Adila, Rahma nur,

Rahmawati, Mittahul Akar Manna, Hikmah, Meidina Sri Hanum, Nur Adila yang

selalu

Page 10: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

x

memberikan saya bantuan, dukungan, mengajarkan saya arti kesabaran dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga bantuan, bimbingan, motivasi, dan kasih sayang yang diberikan

kepada penulis senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah

Subahanahu wa taala, akhirnya penulis dengan segala kerendahn hati, penulis

menyampaikan tidak ada manusia yang sempurna dan tak ada luput dari kesalahan

dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapakan tanggapan,

kitikan dan saran sehingga penulis dapat berkarya di masa yang akan datang.

Semoga segala bantuan dan bimbingan dari semua pihak mendapat berkat dan

rahmat Allah. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi pembaca, terutama

bagi diri penulis. Aamiin ya rabbal alamin.

Makassar, Agustus 2020

Penulis

Page 11: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL. ..................................................................................................................

KARTU KONTROL. .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN. ................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN.. ..................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN.. ......................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.. ....................................................................... vi

ABSTRAK.. ............................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN.. ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA.. ............................................................................... 12

A. Kajian Pustaka .............................................................................................. 12

1. Penelitian Relevan ................................................................................... 12

2. Nilai moral ............................................................................................... 16

Page 12: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

xii

3. Novel sebagai jenis kesusastraan ............................................................. 22

4. Unsur-unsur pembangun fiksi ................................................................. 26

5. Nilai moral dalam karya sastra ................................................................ 34

6. Jenis moral dalam karya sastra ............................................................... 36

7. Teknik penyampaian nilai moral ............................................................. 38

B. Kerangka Pikir ............................................................................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN.. ..................................................................... 45

A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 45

B. Data dan Sumber data .................................................................................... 45

C. Definisi Istilah ............................................................................................... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 48

E. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. .................................... 52

A. Hasil Penelitian.. .......................................................................................... 52

B. Pembahasan Hasil Penelitian.. ..................................................................... 68

1. Wujud Nilai Moral pada Novel Gadis Pesisir Karya Nunuk Y.

Kusmiana................................................................................................ 69

2. Teknik Penyampaian Nilai Moral.. ........................................................ 79

BAB V PENUTUP.. ................................................................................................ 91

A. Kesimpulan.. ................................................................................................ 91

B. Saran.. ........................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 95

LAMPIRAN ............................................................................................................ 97

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 136

Page 13: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra merupakan hasil kreativitas manusia sebagai cerminan

kehidupan manusia. Hal tersebut terlihat dari permasalahan yang di

tuangkan di dalam karya sastra juga sering terjadi di dunia nyata atau

sebaliknya. Akan tetapi karena karya sastra merupakan hasil kreatif

manusia jadi tidak semata-mata karya sastra tersebut merupakan duplikasi

dari kehidupan nyata, melainkan ada unsur kreatif di dalamnya

berlandaskan permasalahan yang ada di dunia nyata. Karya sastra

merupakan „dunia dalam kata‟ dan „dunia dalam imajinasi‟ yang

membentuk kesatuan dan keutuhan (Al-Ma‟ruf, 2011: 3). Dapat diartikan

bahwa karya sastra disajikan dengan tulisan yang didapat dari sebuah

imajinasi seorang pengarang sehingga menghasilkan sebuah karya yang

bagus untuk disajikan kepada pembaca.. Sebagai seni yang lahir dari hasil

kreatif manusia, karya sastra tidak hanya sebagai media untuk

menyampaikan gagasan, teori, ide atau sistem pemikiran manusia, akan

tetapi harus mampu menciptakan kreasi yang indah dan menyenangkan.

Sastra dalam perkembangan memiliki banyak fungsi yang dapat

dijadikan bahan pembelajaran, baik terhadap anak-anak, remaja, maupun

orang tua. Sastra termasuk lembaga sosial yang menggunakan bahasa

sebagai mediumnya dan bahasa merupakan ciptaan sosial. Bahasa sastra

Page 14: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

2

mempunyai fungsi ekspresif, menunjukkan nada (tone) dan sikap

pembicaraan atau penulisnya (Wellek dan Warren, 1993:15).

Menurut Terry Eagleton (2010: 4) mengemukakan bahwa sastra

merupakan karya sastra tulisan indah (belle letters) yang mencatatkan

sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadukan, didalamkan, dibelitkan,

dipanjang pendekkan, dan diputarbalikkan, dijadikan ganjil atau cara

pengubahan estetis lainnya melalui alat bahasa. Wellen dan Warren (2014:

3), mengemukakan bahwa karya sastra ialah suatu kegiatan kreatif, sebuah

karya seni.

Setiap pengarang tidak akan mencapai target yang diinginkan tanpa

memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem yang berlaku dalam

bahasa yang digunakan dalam novel. Novel sebagai salah satu karya sastra

yang cenderung berukuran panjang, dituntut untuk menyampaikan sesuatu

serba panjang. Novel menyuguhkan kebenaran yang diciptakan,

dipadatkan, digayakan dan di perkukuh oleh kemampuan imajinasi

pengarangnya. Novel atau sering di sebut roman adalah suatu cerita prosa

yang fiktif dalam cerita panjang yang tertentu, yang melukiskan para

tokoh, gerak serta adegan nyata yang representatif dalam suatu alur atau

suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

Menurut Nurgiyantoro (2007: 9-10) mengemukakan bahwa salah

satu karya sastra fiksi yang dikenal oleh masyarakat adalah novel. Novel

merupakan salah satu bentuk prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak

terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek.

Page 15: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

3

Menurut Sayuti, (2000: 3) mengemukakan bahwa kegiatan

membaca prosa fiksi pada dasarnya merupakan kegiatan berapresiasi

sastra secara langsung. Apresiasi sastra adalah upaya memahami karya

sastra, yaitu upaya bagaimana cara untuk dapat mengerti sebuah karya

sastra yang kita baca, baik fiksi maupun puisi, mengerti maknanya, baik

yang intensional maupun yang aktual, dan mengerti seluk beluk

strukturnya.

Sebagai sebuah karya imajinatif, fiksi menawarkan berbagai

permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang

menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan

yang kemudian diungkapkan kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan

pandangannya. Oleh karena itu, fiksi, menurut Altenbernd dan Lewis

(dalam Nurgiyantoro, 2013: 3), dapat diartikan sebagai “prosa naratif yang

bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung

kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia.

Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan

pengamatannya terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara

selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus

memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap pengalaman

kehidupan manusia”.

Menurut Nurgiyantoro, (2013: 3) mengemukakan bahwa fiksi

menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya

dengan lingkungan dan sesama, interaksinya dengan diri sendiri, serta

Page 16: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

4

interaksinya dengan Tuhan. Pada dasarnya, prosa fiksi merupakan karya

imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi

kreativitas sebagai karya seni. Oleh karena itu, fiksi merupakan sebuah

cerita yang di dalamnya terkandung tujuan untuk memberikan hiburan

kepada pembaca di samping adanya tujuan estetik

Karya sastra sebagai sebuah tiruan kehidupan sosial, budaya dan

politik juga menampilkan nilai-nilai moral yang dapat dijadikan sebagai

pembelajaran oleh para pembacanya. Pesan moral dalam sebuah karya

sastra biasanya menceritakan pandangan hidup pengarang yang timbul

karena konflik yang terjadi disekitar lingkungan tempat hidup si pengarang

ataupun pengalaman batin yang dialaminya. Fenomena moral dalam novel

Gadis Pesisir Jenis dan ajaran moral itu sendiri dapat mencakup masalah

yang bisa dikatakan bersifat tidak terbatas. Cakupannya meliputi seluruh

persoalan hidup dan kehidupan, seluruh persoalan yang menyangkut

harkat dan martabat manusia..

Sarana yang digunakan dalam karya sastra untuk mengungkapkan

cerita adalah unsur intrinsik. Unsur intrinsik sastra adalah unsur dalam

yang membangun keutuhan karya sastra. Yang termasuk unsur intrinsik

karya sastra adalah tema, penokohan, amanat, latar, dan sudut pandang.

Tema adalah pokok persoalan setiap karya sastra misal politik,

persahabatan, cinta, keluarga, dan penghianatan. Penokohan adalah

penggambaran karakter tokoh cerita. Amanat adalah nasihat, petuah, dan

pesan moral. Latar adalah gambar tempat, waktu dan suasana terjadinya

Page 17: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

5

cerita. Latar terdiri atas dua macam yaitu latar waktu dan tempat. Sudut

pandang adalah titik pengkisahan. Didalam novel Gadis Pesisir karya

Nunuk Y. Kusmiana, unsur intrinsik yang digunakan untuk

mengungkapkan nilai moral adalah penokohan. Berdasarkan pemikiran

tersebutlah penelitian terhadap novel ini dilakukan, khususnya berkenaan

dengan nilai-nilai moral yang terkandung didalam novel Gadis Pesisir.

Dalam penelitian ini akan dikaji novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y.

Kusmiana. Di dalam novel Gadis Pesisir, Nunuk Y. Kusmiana menyajikan

cerita-cerita yang penuh dengan nilai-nilai moral dan budaya sehingga

penulis tertarik untuk mengkaji novel ini lebih lanjut berdasarkan uraian-

uraian di atas. Penelitian ini akan mengkaji nilai moral dalam novel Gadis

Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana.

Novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana menyuguhkan

bacaan yang sangat memberi inspirasi pembacanya. Nunuk Y. Kusmiana

menyajikan sebuah novel dengan gaya bahasa yang menarik untuk dibaca.

Dalam novel Gadis Pesisir ini kita akan menjumpai nilai-nilai moral yang

terdapat di dalamnya. Cerita disajikan dengan bahasa yang mudah untuk

dimengerti oleh pembaca, sehingga pembaca akan tertarik untuk

membacanya.

Karya sastra yang diciptakan oleh pengarang mengandung nilai

tertentu yang akan disampaikan kepada pembaca, misalnya nilai moral.

Pembaca diharapkan dapat menemukan dan menelaah nilai moral tersebut.

Nurgiyantoro, (2007) menyatakan bahwa nilai moral cerita biasanya

Page 18: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

6

dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral

tertentu yang bersifat praktis dan merupakan petunjuk yang sengaja

diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan

tingkah laku dan sopan santun pergaulan. Menurut Chaplin (2006)

mengatakan bahwa moral adalah perbuatan atau tingkah manusia yang

sesuai dengan aturan yang mengatur hukum sosial atau adat.

Pengarang sebuah novel yang baik adalah pengarang yang dapat

memainkan kata-kata, ia dapat menciptakan berbagai gaya bahasa dalam

penceritaan rentetan alur dan peristiwa yang terjadi dalam novel. Penulis

juga mengutarakan hasratnya dalam menyampaikan ide-idenya melalui

bahasa kias atau bukan bahasa sebenarnya, agar pembaca tertarik untuk

melanjutkan membaca sampai selesai. Selain itu, penulis ingin

menghadirkan sebuah karya tulis berbentuk novel yang memiliki kekhsan

dalam segi bahasa, sehingga berbeda dengan penulis lainnya.

Novel Gadis Pesisir merupakan novel yang ketiga dari karya

Nunuk Y. Kusmiana yang terbit oleh PT. Gramedia Pustaka Utama pada

tahun 2018. Nunuk Y. Kusmiana lahir di Ponorogo 2 Juni 1964, namun

menanggap Jayapura Papua sebagai kota masa kecilnya karena sebagian

masa kecilnya ia habiskan di sana. Nunuk Y. Kusmiana tinggl di Jayapura

sejak usianya enam tahun hingga menyelesaikan pendidikan menengahnya

di Jayapura. Ayahnya adalah seorang Tentara yang bertugas di Irian Jaya

sedangkan Ibunya dalah wirausaha. Ia mulai aktif sebagai wartawati di

beberapa media cetak seperti Koran Pikiran Rakyat d Yogyakarta 1986-

Page 19: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

7

992), Majalah Warta Ekonomi (1990-1992) Majalah Tiara (1992-1993)

dan Kelompok Gramedia Majalah (1991-1992), tenaga riset/penulis paruh

waktu untuk wilayah Malang Raya dan Jawa Timurdi majalah uit (Janari

2009- Maret 2010). Artikelnya pernah dimuat di beberapa surat kabar

pernah dimuat dalam koa Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Suara

Pembaruan dan Kompas.

Cerita dalam novel digambarkan dalam bentuk konflik. Secara

umum isi novel dapat berupa masalah yang timbul karena ada perbedaan

atau konflik antara keadaan yang satu dengan yang lain dalam rangka

mencapai suatu tujuan. Pesan yang ingin disampaikan penulis lewat gaya

bahasa yang diambil dari kenyataan.

Penulis mempunyai gaya berbeda-beda yang menjadi ciri khas

dalam menuangkan setiap ide tulisannya. Diksi (pilihan kata) dalam novel

merupakan unsur penting. Persoalan diksi bukan hanya menyangkut

pemilihan kata secara tepat dan sesuai, melainkan juga persoalan gaya

bahasa dan ungkapan. Gaya bahasa yang digunakan menjadi daya tarik

pembaca.

Beberapa karya Nunuk Y. Kusmiana yaitu, Vipassana, Lengking

Burung Kasuari, dan Gadis Pesisir. Nunuk Y. Kusmiana dalam novel

Vipassana menggunakan bahasa istilah yang sulit untuk dipahami oleh

beberapa kalangan misalnya anak sekolah menengah pertama dan sekolah

menengah atas. Contohnya “melakukan meditasi di sebuah biara Buddha

di kota Batu”. Novel Lengking Burung Kasuari menggunakan beberapa

Page 20: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

8

gaya bahasa, salah satunya gaya bahasa antonomasi adalah gaya bahasa

yang menggunakan cara fisik seseorang sebagai nama panggilan atau

sebutan tertentu. Seperti yang digunakan oleh masyarakat Pribumi yan

menyebut para pendatang atau perantau di tanah Papua dengan sebutan

“Sirambut lurus”. Contohnya, “orang-orang rambut lurus bodok. Bikin

rumah dekat sungai. Lihat yang terjadi waktu banjir.” Sedangkan dalam

novel Gadis Pesisir Nunuk Y. Kusmiana menggunakan bahasa indonesia,

bahasa jawa, dan bahasa makassar. Contohnya, “tempat itu benar-benar

tempat yang tidak bisa dipakai untuk kulakan pokoknya”. Kulakan dalam

bahasa jawa artinya membeli untuk dijual kembali. “Ada gogos, panada

sejenis pastel isi abon ikan yang pedas, dan kue bluder”. Gogos dalam

bahasa Makassar artinya makanan tradisionl khas Makassar yang mirip

dengan lemper dari Jawa.

Di antara novel karya Nunuk Y. Kusmiana peneliti tertarik meneliti

novel Gadis Pesisir daripada novel yang lain karena novel Gadis Pesisir

menggunakan tiga bahasa, yaitu bahasa indonesia, bahasa jawa, dan

bahasa makassar, karena dalam novel tersebut memiliki banyak pendatang

dari Jawa dan Makassar sehingga pengarang menampilkan bahasa dari

daerah tersebut. Peneliti tertarik untuk meneliti novel tersebut karena kita

juga bisa mengetahui bahasa jawa dan makassar dan didalam novel Gadis

Pesisir memiliki nilai moral yang sangat baik. Dengan demikian pembaca

dapat meneladani sifat-sifat baik yang dimiliki tokoh, serta mengambil

hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan mdalam novel tersebut

Page 21: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

9

yang bernilai moral baik (positif) dan tidak mencontoh yang bernilai tidak

baik (negatif). Walaupun novel Lengking Burung Kasuari dan Gadis

Pesisir sama-sama mengambil latar tempat di tanah Papua, tetap memiliki

perbedaan terkait masalah yang disuguhkan. Lengking Burung Kasuari

menampilkan tentang seorang anak bersuku jawa yang bernama Asih yang

sedang berusaha beradaptasi untuk memulai kehidupannya di tanah Papua

adaptasi tersebut tentu saja tidak berjalan dengan mulus begitu saja, ia

mengalami keresahan dan ketidaknyaman akan ancaman tetangganya, ia

juga sering mendapatkan kekerasan terhadap tetangganya. Sedangkan

novel Gadis Pesisir menampilkan kisah tentang seorang gadis yang

bernama Haijah. Ia adalah anak tertua dari Bapak Umar, si nelayan miskin

asal Seram Maluku, keluarga tersebut memilih merantau ke Jayapura

dengan harapan mampu memperbaiki ekonomi keluarga mereka menjadi

lebih baik dari sebelumnya. Keluarga Halijah selalu memiliki keluhan

kelaparan yang mengandalkan sebuah perahu dengan layar bekas karung

goni. Ikan yang berhasil ditangkap oleh Bapak Umar pun tidak pernah

banyak dan belum lagi hasil tangkapan ikan juga dipengaruhi oleh musi

angin, padahal di rumah ada istri dan lima seorang anak yang menunggu

hasil tangkapan laut untuk menentukan nasib perut mereka akan terisi atau

tidk setiap harinya.

Di antara begitu banyak topik yang disuguhkan oleh pengarang

perempuan, ragam kebudayaan maupun fenomena-fenomena yang berada

pada suatu daerah seringkali dihadirkan diberbagai macam bentuk karya

Page 22: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

10

sastra, seperti novel maupun kumpulan cerpen, hal tersebut mucul

memberi warna baru pada karya sastra di Indonesia. Karya sastra yang

menghadirkan wilayah di Indonesia bagian barat sudah sangat biasa,

penulis Dwitasari menampilkan novel berlatar daerah Yogyakarta dan

Bandung yang sudah populer didengar. Sedangkan, kehadiran karya sastra

novel karya Nunuk Y. Kusmiana yang menampilkan wilayah timur

Indonesia tentu lebih dapat memberikan warna baru serta menampilkan

keberagaman ciri khas yang berada di daerah Indonesia, baik dari sisi

wilayah barat maupun wilayah timur Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana wujud nilai moral yang terdapat pada novel Gadis Pesisir karya

Nunuk Y. Kusmiana ?

2. Bagaimana teknik penyampaian nilai moral pada novel Gadis Pesisir karya

Nunuk Y. Kusmiana ?

C. Tujuan penelitian

Penelitian tentang novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana ini

bertujuan untuk hal-hal berikut ini.

1. Mendeskripsikan wujud nilai moral yang terdapat pada novel Gadis

Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana

Page 23: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

11

2. Mendeskripsikan teknik penyampaian nilai moral yang terdapat pada

novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana ini

memiliki manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini bermanfaat bagi bidang kesusasteraan

khususnya ilmu sastra. Dengan penelitian ini, dunia kesusasteraaan akan

mendapat masukan pemikiran dari sisi moral karya sastra. Adapun

gambaran nilai-nilai moral tersebut merujuk pada nilai-nilai moral pada

Novel Gadis Pesisir karya NunukY. Kusmiana.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti sesudahnya, penelitian ini dapat dijadikan referensi

dalam penyusunan skripsi, khususnya yang berkaitan dengan nilai

moral.

b. Bagi peminat karya sastra, penelitian ini dapat dijadikan motivasi

untuk meneliti novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana dengan

pendekatan lain.

c. Bagi masyarakat secara umum, hasil penelitian ini juga dapat

digunakan sebagai salah satu sarana untuk memasyarakatkan karya

sastra, khususnya novel yang berjudul Gadis Pesisir karya Nunuk Y.

Kusmiana.

Page 24: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini pada dasarnya

dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini.

sehubungan masalah yang akan diteliti mengenai nilai moral pada novel

Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana, maka teori yang relevan dengan

penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

1. Penelitian yang relevan

Beberapa penelitian tentang nilai moral telah dilakukan oleh para

peneliti sebelumnya. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan

penelitian-penelitian sebelumnya yang mengangkat tentang moral dalam

karya sastra.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Daru Tunggul Aji yang

berjudul Ajaran Moral dalam Novel Blankais Karya Arswendo

Atmowiloto (2010). Dalam penelitiannya, Daru mendeskripsikan ajaran

moral yang terkandung dalam novel Blankais. Hasil penelitian yang

dilakukan Daru berupa wujud ajaran moral dalam novel Blakanis yang

terdiri dari tiga bentuk. Ketiga wujud ajaran moral tersebut adalah wujud

ajaran moral dalam hubungan manusia dengan Tuhannya dengan varian

yang berupa beriman dan memanjatkan doa, wujud ajaran moral dalam

hubungan manusia dengan dirinya sendiri dengan berbagai varian yakni

penyesalan, keterbukaan, teguh pada pendirian, bersyukur, dan jujur., dan

Page 25: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

13

wujud ajaran moral dalam hubungan manusia dengan manusia lain dalam

sesama, menghormati orang lain, menghargai orang lain, berlaku adil,

bersikap sabar, dan tolong-menolong.

Kedua, penelitian yang dilakukan masalah moral adalah penelitian

Lutfi Indrawan, dengan judul skripsi Nilai-Nilai Islami dalam Novel

Dwilogi Ketika Cinta Bertasbih dan Novel Bumi Cinta karya

Habiburrahman El Shirazy (2013). Penelitian yang dilakukan oleh Lutfi ini

dilakukan untuk mendenskripsikan wujud nilai-nilai Islam dan teknik

penyampaian nilai Islam dalam novel Dwilogi Ketika Cinta Bertasbih dan

novel Bumi Cinta. Hasil yang diperoleh dari penelitian menyatakan bahwa

wujud nilai-nilai Islam dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1 berupa

akidah, syariat, dan akhlak. Wujud nilai Islami akidah yang paling

mendominasi yaitu iman kepada Allah, wujud nilai Islami syariat yang

paling mendominasi yaitu shalat, dan wujud nilai Islami akhlak yang

paling mendominasi yaitu berdoa. Wujud nilai Islami dalam novel Ketika

Cinta Bertasbih 2 secara garis besar terbagi menjadi tiga, akidah, syariat,

dan akhlak.

Ketiga, penelitian sejenis yang dilakukan juga oleh Syahrizal

Akbar, Retno Winarni, Andayani (2013) dalam jurnal Pendidikan Bahasa

dan Sastra berjudul “Kajian Sosisologi Sastra Dan Nilai Pendidikan Dalam

Novel Tuan Guru Karya Salman Faris. Tujuan dari penelitian ini untuk

mendeskripsikan dan menjelaskan pandangan dunia pengarang mengenai

eksistensi Tuan Guru, latar belakang sosial budaya masyarakat, dan nilai-

Page 26: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

14

nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Tuan Guru karya Salman

Faris.

Keempat, penelitian yang di lakukan oleh Yuli Astuti (2014)

dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam novel Negeri 5 Menara karya A.

Fuadi: Tinjauan Sosiologi sastra dan implementasinyan pada Pembelajaran

Sastra di SMA Kelas XI. Hasil dari penelitian tersebut menghasilkan

delapan nilai moral kedelapan dari nilai moral tersebut di peroleh dari

empat kategori nilai moral berikut: Pertama, nilai moral dalam lingkup

hubungan manusia dengan Tuhan: religious dan toleransi. Kedua, nilai

moral dalam lingkup hubungan manusia dengan diri sendiri: kerja keras,

disiplin, dan cintai damai. Ketiga, nilai moral dalam lingkup hubungan

manusia dengan sesame: tolong menolong dan bersahabat. Keempat, nilai

moral dalam lingkup hubungan manusia dengan lingkungan: peduli

lingkungan.

Dari keempat penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan

bagi si peneliti, yaitu pertama, Daru Tunggul Aji (2010) Persamaan

peneliti yang akan dilakukan adalah mengkaji moral dalam wujud

hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan dirinya

sendiri, dan hubungan manusia dengan manusia lain. Perbedan penelitian

ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penggunaan objek

penelitian yang dikaji. Penelitian ini menggunakannovel Blankais Karya

Arswendo Atmowiloto. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan

menggunakan novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana. Kedua,

Page 27: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

15

Lutfi Indrawan (2013) persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan di lakukan adalah mengkaji nilai moral karya sastra yaitu berupa

novel. Perbedan penelitian ini dengan penelitian yang akan di lakukan

adalah jenis nilai moral yang di kaji, penelitian yang akan di lakukan

mengkaji tentang nilai moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri,

hubungan manusia dengan Tuhannya, dan hubungan manusia dengan

manusia lain dalam lingkup sosial. Sedangkan penelitian ini tentang wujud

nilai-nilai Islam dalam novel Ketika Cinta Bertasbih 1 berupa akidah,

syariat, dan akhlak. Ketiga, Syahrizal Akbar, Retno Winarni, Andayani

(2013) Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan di lakukan

adalah mengkaji tentang nilai pada karya sastra yaitu berupa novel.

Perbedan penelitian ini dengan penelitian yang akan di lakukan adalah

penelitian ini mengkaji tentang nilai moral sedangkan penelitian di atas

mengkaji tentangnilai pendidikan dalam novel. Keempat, Yuli Astuti

(2014) persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah mengkaji tentang nilai moral pada karya sastra yaitu berupa novel.

Perbedan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

penelitian ini mengimplementasikannya pada pembelajaran sastra di

Sekolah. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan tidak

mengimplementasi pada pembelajaran sastra di sekolah.

Page 28: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

16

2. Nilai Moral

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan

kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai, berarti sesuatu itu

berharga atau berguna bagi kehidupan manusia (Wiyatmi, 2006: 112).

Menurut Jonas (dalam Bertens, 2007: 139), nilai adalah the

addressee a of yes, sesuatu yang ditujukan dengan „ya‟ kita. Memang nilai

adalah sesuatu yang kita iyakan atau kita aminkan. Nilai selalu memiliki

konotasi positif.

Menurut Bertens (2007: 139-141), nilai merupakan sesuatu yang

menarik bagi kita, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang menyenangkan, dan

sesuatu yang disukai dan diinginkan, secara singkatnya nilai merupakan

sesuatu yang baik. Jika kita berbicara tentang nilai, kita maksudkan

sesuatu yang berlaku, sesuatu yang memikat atau mengimbau kita. Nilai

berperan dalam suasana apresiasi atau penilaian dan akibatnya sering akan

dinilai secara berbeda oleh berbagai orang.

Nilai sekurang-kurangnya memiliki tiga ciri, yaitu (1) nilai

berkaitan dengan subjek. Kalau tidak ada subjek yang menilai, maka tidak

ada nilai juga. Entah manusia hadir atau tidak, gunung tetap meletus. Tapi

untuk dapat nilai sebagai indah atau merugikan, letusan gunung itu

memerlukan subjek yang menilai. (2) nilai tampil dalam suatu konteks

praktis, dimana subjek ingin membuat sesuatu. Dalam pendekatan yang

semata-mata teoretis, tidak akan adanilai (hanya menjadi pertanyaan

apakah suatu pendekatan yang secara murni teoretis bisa diwujudkan). (3)

Page 29: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

17

nilai-nilai menyangkut sifat-sifat yang „ditambah‟ oleh subjek pada sifat-

sifat yang dimiliki oleh objek. Nilai tidak dimiliki oleh objek pada dirinya.

Rupanya hal itu harus dikatakan karena objek yang sama bagi berbagai

subjek dapat menimbulkan nilai yang berbeda-beda (Bertens, 2007: 142).

Scheler (dalam Wahana, 2004: 51) menjelaskan nilai merupakan

suatu kualitas yang tidak tergantung pada pembawanya, merupakan

kualitas yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pengalaman

indrawi terlebih dahulu. Tidak tergantungnya kualitas tersebut tidak hanya

pada objek di dunia ini, melainkan juga tergantung pada reaksi kita

terhadap kualitas tersebut. Nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung.

Bertens (2007: 4) menjelaskan kata yang cukup dekat dengan etika

adalah moral. Kata moral berasal dari bahasa latin mos (jamak : mores)

yang berarti juga kebiasaan dan adat. Masih menurut Bertens (2007: 143),

nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia, yang khusus menandai nilai

moral ialah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang

bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan bahwa seseorang

bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab. Suatu nilai

moral hanya bisa diwujudkan dalam perbuatan yang sepenuhnya menjadi

tanggung jawab orang bersangkutan. Manusia sendiri membuat tingkah

lakunya menjadi baik atau buruk dari sudut moral.

Moral berasal dari bahasa latin yaitu mores yang berasal dari kata

“mos” (tanggal) yang berarti adat kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia,

moral diterjemahkan dalam arti susila (Widjaja,1994: 18).

Page 30: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

18

Adapun moral secara umum mengarah pada pengertian ajaran

tentang baik dan buruk yang diterima mengenai perbuatan, sikap,

kewajiban, budi pekerti, dan sebagainya. Remaja dikatakan bermoral jika

mereka memiliki kesadaran moral yaitu dapat menilai hal-hal yang baik

dan buruk, hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta

hal-hal yang etis dan tidak etis. Remaja yang bermoral dengan sendirinya

akan tampak dalam penilaian atau penalaranmoralnya serta pada

perilakunya yang baik, benar, dan sesuai dengan etika, Selly Tokan (dalam

Asri Budiningsih, 1999: 5).

Moral dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan ajaran

tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan mengenai akhlak, budi pekerti,

kewajiban, dan sebagainya. Suharso dan Ana Retnoningsih, (2009: 327).

Moral menurut Darajat (dalam Kamaruddin, 1985: 9) adalah

kelakuan yang sesuai ukuran (nilai-nilai) masyarakat yang timbul dari hati

dan bukan paksaan dari luar, yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab

atas kelakuan (tindakan) tersebut. Tindakan ini haruslah mendahulukan

kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Kata moral selalu mengacu kepada baik buruk manusia. Sikap

moral disebut juga moralitas yaitu sikap hati seseorang yang terungkap

dalam tindakan lahiriah. Moralitas adalah sikap dan perbuatan baik yang

betul-betul tanpa pamrih dan hanya moralitaslah yang dapat bernilai secara

moral. Nilai moral dapat diperoleh di dalam nilai moralitas. Moralitas

Page 31: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

19

adalah kesesuaian sikap dan perbuatan dengan hukum atau norma batiniah,

yakni dipandang sebagai kewajiban.

Terdapat dua segi yang berbeda didalam moral, yakni segi batiniah

dan segi lahiriah. Dengan memperhatikan kedua segi tersebut, moral dapat

diukur secara tepat. Ukuran moral merupakan alat yang digunakan untuk

menilai sikap lahir atau perbuatan batin. Istilah hati nurani dan norma

dapat membantupemahaman kita mengenai ukuran moral. Hati nurani

menyediakan ukuran subjektif, sedang norma menunjuk pada ukuran

objektif. Baik yang objektif maupun subjektif mengandung ukuran yang

benar atas moralitas manusia.

Aspek berpikir seseorang mempengaruhi perkembangan moral atau

perkembangan penalaran moral. Duska (dalam Mawardi, 2009: 12)

menyatakan bahwa perkembangan moral bukanlah suatu proses

menanamkan macam-macam peraturan dan sifat-sifat baik, tetapi suatu

proses yang membutuhkan perubahan struktur kognitif. Moral tumbuh

kembang secara bertahap dari tingkat sederhana sampai puncak

kematangannya.

Daroeso, (1986: 22) mengatakan bahwa untuk memahami moral

dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

a. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia yang mendasarkan diri pada

kesadaran bahwa ia terikat oleh suatu keharusan untuk mencapai yang baik

sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan.

Page 32: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

20

b. Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup dengan warna

dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam

lingkungan tertentu.

c. Moral adalah ajaran tentang tingkah laku hidup yang baik berdasarkan

pandangan hidup atau agama tertentu.

Selanjutnya, menurut Hari Cahyono (1995: 21-25) terdapat 3

elemen moralitas yang mendasari terbentuknya proses dalam

melaksanakan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan nilai moral, yaitu :

a. Perhatian (Caring)

Perhatian dikatakan sebagai keadaan ingin membantuterlepas

dari pertimbangan-pertimbangan rasiaonal, yaitu suatu keadaan dimana

seseorang tergerak untuk mementingkan kepentingan orang lain.

b. Pertimbangan (Judging)

Perhatian tidak secara keseluruhan terlepas dari penalaran

karena tanpa kemampuan membuat kesimpulan tentang kebutuhan

orang lain, motif untuk memperhatikan cukup tipis apabila ia tidak

didukung oleh kesemuanya.

c. Tindakan (Acting)

Barangkali satu hal yang sangat penting yang bisa dikemukakan

perihal tindakan adalah bahwa aspek moral atau amoral tidak berada

dalam tindakan itu sendiri.

Menurut Benedict (dalam Bertens, 2007: 156), bahwa yang

lazim dilakukan dalam suatu kebudayaan sama baik secara moral, harus

Page 33: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

21

ditolak. Perbuatan moral yang didasarkan atas nilai dan norma yang

berbeda-beda tidak semua samabaiknya. Melawan relativisme moral

yang ekstrem itu kita tegaskan bahwa norma moral tidak relatif,

melainkan absolut.

Moralitas memiliki dua sisi, yakni objektif dan subjektif.

Moralitas objektif memandang perbuatan semata sebagai suatu

perbuatan yang telah dikerjakan, bebas lepas dari pengaruh-pengaruh

sukarela pihak pelaku. Sedang moralitas subjektif adalah moralitas yang

memandang perbuatan sebagai perbuatan yang dipengaruhi oleh

pengertian dan persetujuan si pelaku sebagai individu. Selain itu juga

dipengaruhi, dikondisikan oleh latar belakangnya, pendidikannya,

kemampuan emosnya, dan sifat-sifat pribadinya. Poespoprodjo, (1999:

18).

Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai

yang berkenaan dengan baik dan buruk. Senada dengan pengertian

tersebut, W.Poespoprodjo mendefinisikan moralitas sebagai ”kualitas

dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar

atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik buruknya

perbuatan manusia.Dalam moralitas, norma berfungsi sebagai standar

atau ukuran.

Norma moralitas merupakan aturan atau standar yang dapat

digunakan untuk mengukur kebaikan dan keburukan suatu perbuatan.

Suatu perbuatan yang positif sesuai ukurannya dapat dikatakan moral yang

Page 34: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

22

baik, sedangkan suatu perbuatan yang secara positif tidak ada ukurannya

dapat disebut moral buruk. Disebut moral indeferen apabila netral terhadap

semua ukuran.

3. Novel sebagai Jenis Kesusastraan

Sastra tidaklah ditulis dari sebuah situasi kekosongan budaya,

tetapi diilhami oleh realitas kehidupan yang kompleks yang ada

disekitarnya (Teeuw, 1983: 11). Demikian pula mengenai objek yang

diolah dan dieksplorasi karya sastra. Apapun dan bagaimanapun yang

dimaksud oleh pengarangnya, objek karya sastra tetaplah realitas

kehidupan (Kuntowijoyo, 1999: 127).Sastra menghibur dengan cara

menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan, atau

memberikan pelepasan pikiran pembaca ke dunia imajinasi (Budianta,

2002: 19).

Wiyatmi (2006: 20), menyatakan jenis sastra (dalam buku-buku

teori sastra sering disebut dengan genre sastra) adalah suatu hasil

klasifikasi terhadap bentuk dan isi karya sastra yang terdapat dalam

realitas. Pengklasifikasian yang dilakukan terhadap karya sastra dengan

menjadikannya ke dalam beberapa jenis biasanya didasarkan pada kriteria

tertentu, sesuai dengan perspektif yang dipergunakan oleh pihak yang

melakukan klasifikasi tersebut.

Dalam bahasa Latin kata novel berasal novellus yang diturunkan

pula dari kata noveis yang berarti baru. Dikatakan baru karena

dibandingkan dengan jenis-jenis lain, novel ini baru muncul kemudian

Page 35: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

23

Tarigan, (1995: 164). Sudjiman (1998: 53) mengatakan bahwa novel

adalah prosa rekaan yang menyuguhkan tokoh dan menampilkan

serangkaian peristiwa serta latar secara tersusun. Novel sebagai karya

imajinatif mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang mendalam dan

menyajikannya secara halus. Novel tidak hanya sebagai alat hiburan, tetapi

juga sebagai bentuk seni yang mempelajari dan meneliti segi-segi

kehidupan dan nilai-nilai baik buruk (moral) dalam kehidupan ini dan

mengarahkan pada pembaca tentang budi pekerti yang luhur.

Saad (dalam Badudu J.S, 1984 :51) menyatakan nama cerita rekaan

untuk cerita-cerita dalam bentuk prosa seperti: roman, novel, dan cerpen.

Ketiganya dibedakan bukan pada panjang pendeknya cerita, yaitu dalam

arti jumlah halaman karangan, melainkan yang paling utama ialah digresi,

yaitu sebuah peristiwa-peristiwa yang secara tidak langsung berhubungan

dengan cerita peristiwa yang secara tidak langsung berhubungan dengan

cerita yang dimasukkan ke dalam cerita ini. Makin banyak digresi, makin

menjadi luas ceritanya.

Masyarakat tentunya berkaitan dengan dimensi ruang atau tempat,

sedangkan tokoh dalam masyarakat berkembang dalam dimensi waktu

semua itu membutuhkan deskripsi yang mendetail supaya diperoleh suatu

keutuhan yang berkesinambungan. Perkembangan dan perjalanan tokoh

untuk menemukan karakternya, akan membutuhkan waktu yang lama,

apalagi jika penulis menceritakan tokoh mulai dari masa kanak-kanak

Page 36: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

24

hingga dewasa. Novel memungkinkan untuk menampung keseluruhan

detail untuk perkembangkan tokoh dan pendeskripsian ruang.

Novel oleh Sayuti (2000: 7) dikategorikan dalam bentuk karya fiksi

yang bersifat formal. Bagi pembaca umum, pengkategorian ini dapat

menyadarkan bahwa sebuah fiksi apapun bentuknya diciptakan dengan

tujuan tertentu. Dengan demikian, pembaca dalam mengapresiasi sastra

akan lebih baik. Pengategorian ini berarti juga bahwa novel yang kita

anggap sulit dipahami, tidak berarti bahwa novel tersebut memang sulit.

Pembaca tidak mungkin meminta penulis untuk menulis novel dengan

gaya yang menurut anggapan pembaca luwes dan dapat dicerna dengan

mudah, karena setiap novel yang diciptakan dengan suatu cara tertentu

mempunyai tujuan tertentu pula.

Penciptaan karya sastra memerlukan daya imajinasi yang tinggi.

Menurut Junus (1989: 91), mendefinisikan novel adalah meniru ”dunia

kemungkinan”. Semua yang diuraikan di dalamnya bukanlah dunia

sesungguhnya, tetapi kemungkinan-kemungkinan yang secara imajinasi

dapat diperkirakan bisa diwujudkan. Tidak semua hasil karya sastra harus

ada dalam dunia nyata , namun harus dapat juga diterima oleh nalar.

Didalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk

mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan

melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.

Sebagian besar orang membaca sebuah novel hanya ingin

menikmati cerita yang disajikan oleh pengarang. Pembaca hanya akan

Page 37: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

25

mendapatkan kesan secara umum dan bagian cerita tertentu yang menarik.

Membaca sebuah novel yang terlalu panjang yang dapat diselesaikan

setelah berulang kali membaca dan setiap kali membaca hanya dapat

menyelesaikan beberapa episode akan memaksa pembaca untuk mengingat

kembali cerita yang telah dibaca sebelumnya. Hal ini menyebabkan

pemahaman keseluruhan cerita dari episode ke episode berikutnya akan

terputus.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa novel

adalah sebuah cerita fiktif yang berusaha menggambarkan atau melukiskan

kehidupan tokoh-tokohnya dengan menggunakan alur. Cerita fiktif tidak

hanya sebagai cerita khayalan semata, tetapi sebuah imajinasi yang

dihasilkan oleh pengarang adalah realitas atau fenomena yang dilihat dan

dirasakan.

Novel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia imajinatif

yang dibangun dengan unsur-unsur intrinsik seperti peristiwa, alur, tokoh,

citraan, sudut pandang, gaya dan nada maupun tema. Sebagai salah satu

contoh karya sastra adalah novel, novelmerupakan hasil cipta, rasa dan

karsa seorang pengarang. Selain sebagai individu, pengarang juga

meruapan makhluk sosial yang juga harus berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya.

Sayuti (2003: 10-11) berpendapat bahwa sebuah novel jelas tidak

akan selesai dibaca dalam sekali duduk karena panjangnya, novel yang

baik cenderung menitik beratkan pada kompleksitas. Selain itu novel

Page 38: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

26

secara khusus memiliki peluang yang cukup untuk mempermasalahkan

karakter tokoh dalam kronologi. Novel juga memungkinkan adanya

penyajian secara lebar mengenai tempat ruang tertentu.

4. Unsur-unsur Pembangun Fiksi

Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang kemudian secara

bersama membentuk sebuah totalitas itu di samping unsur formal bahasa,

masih banyak lagi macamnya. Namun, secara garis besar berbagai macam

unsur tersebut secara tradisional dapat dikelompokkan menjadi dua bagian

walau pembagian itu tidak benar-benar pilah. Pembagian unsur yang

dimaksud adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang

sering banyak disebut para kritikus dalam rangka mengkaji dan atau

membicarakan novel atau karya sastra pada umumnya. (Nurgiyantoro,

2013: 29-30)

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun teks itu dari dalam

atau segala sesuatu yang terkandung di dalam karya satra dan

mempengaruhi karya sastra tersebut. Unsur Intrinsik merupakan unsur

pembangun karya sastra yang berasal dari dalam karya itu sendiri. Pada

novel unsur intrinsik itu berupa, tema, plot, penokohan, latar, sudut

pandang, gaya bahasa, dan amanat. Berikut ulasan unsur-unsur intrinsik

novel.

Page 39: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

27

a. Tema

Tema merupakan dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah

novel Nurgiyantoro, (2013: 32). Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2013:

114) menjelaskan bahwa tema adalah makna yang dikandung oleh

sebuah cerita.

Berdasarkan dasar cerita atau ide utama, pengarang akan

mengembangkan cerita. Oleh karena itu, dalam suatu novel akan terdapat

satu tema pokok dan subsubtema. Pembaca harus mampu menentukan

tema pokok dari suatu novel. Tema pokok adalah tema yang dapat

memenuhi atau mencakup isi dari keseluruhan cerita. Tema pokok yang

merupakan makna keseluruhan cerita tidak tersembunyi, namun

terhalangi dengan cerita-cerita yang mendukung tema tersebut. Maka

pembaca harus dapat mengidentifikasi dari setiap cerita dan mampu

memisahkan antara tema pokok dan sub-subtema atau tema tambahan.

Tema menurut Nurgiyantoro (2013: 125) dapat digolongkan

menjadi dua, tema tradisional dan nontradisional. Tema tradisional

dimaksudkan sebagai tema 32 yang menunjuk pada tema yang hanya

“itu-itu” saja, dalam arti tema itu telah lama dipergunakan dan dapat

ditemukan dalam berbagai cerita termasuk cerita lama. Tema selanjutnya

adalah tema nontradisional.

Dengan demikian tema dapat dikatakan sebagai ide pokok atau

gagasan dalam membangun sebuah cerita. Sebuah cerita akan

Page 40: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

28

berkembang sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh seorang

pengarang.

b. Alur

Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2013: 167) juga berpendapat

bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian

itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu

disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

Alur merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian yang

membentuk jalan cerita pada nivel. Secara umum, ada tiga jenis alur pada

novel, antara lain:

a. Alur maju

Alur maju merupakan alur kejadain dalam cerita bergerak secara

berurutan mulai dari awal hingga akhir. Biasanya, alur maju

digunakan pada novel autobiografi dan biografi.

b. Alur mundur

Alur mundur merupakan alur kejadian dalam cerita bergerak

secara terbalik, yaitu menceritakan kejadian yang sekarang dan

kemudian menceritakan kejadian masa lalu.

c. Alur campuran

Alur campuran adalah perpaduan antara alur maju dan alur

mundur. Selain itu, jalannya alur terjadi secara acak dan tidak rapi.

Biasanya, jenis alur ini digunakan pada novel misteri atau novel

fantasi.

Page 41: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

29

c. Tokoh dan Penokohan

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2007: 165) tokoh cerita

adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama

yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa

yang dilakukan dalam tindakan. Sedangkan penokohan adalah pelukisan

gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah

cerita.

Menurut Nurgiyantoro (2007: 176-178) tokoh-tokoh cerita dalam

sebuah fiksi dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal meliputi :

a. Berdasarkan pwerannya, dalam suatu cerita, makatokoh cerita dibagi

menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama

adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang

bersangkutan, sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya

sebagai pelengkap saja.

b. Berdasarkan fungsi penampilan tokoh , yaitu tokoh pratagonis dan

tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi,

yang salah satu jenisnya secara popular disebut hero. Tokoh

protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan

pembaca. Harapan-harapan pembaca. Sedangkan tokoh antagonis

adalah tokoh penyebabterjadinya konflik.

c. Berdasarkan perwatakan , tokoh dibagi menjadi dua, yaitu tokoh

sederhana dan tokoh bulat. Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya

Page 42: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

30

memiliki satu kualitas pribadi tertentu , satu sifat tertentu saja.

Sedangkan tokoh bulat atau tokoh kompleks adalah tokoh yang

memiliki kompleksitas yang diungkap dari berbagai kemungkinan sisi

kehidupannya, sisi kepribadiandan jati dirinya.

Tokoh-tokoh cerita sebagaimana dikemukakan tersebut, tidak

akan begitu saja secara serta merta kepada pembaca. Mereka

memerlukan sarana yang memungkinkan kehadirannya. Sebagai

bagian dari karya fiksi yang bersifat menyeluruh dan padu, dan

mempunyai tujuan artistic, kehadiran dan penghadiran tokoh-tokoh

cerita haruslah juga dipertimbangkan dan tidak lepas dari tujuan

tersebut. Masalah penokohan dalam sebuah karya sastra tak semata-

mata hanya berhubungan dengan masalh pemilihan jenis dan

perwatakan para tokoh cerita saja, melainkan juga bagaimana

melukiskan kehadiran dan penghadiran secara tepat sehingga mampu

menciptakan dan mendukung tujuan artistic karya yang bersangkutan.

d. Latar

Latar menurut Abrams (dalam Nurgiantoro, 2013: 302) latar atau

setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menunjuk pada

pengertian tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial

tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan.

Latar merupakan unsur yang berkaitan dengan tempat dan waktu

yang melatarbelakangi terjadinya kejadian atau peristiwa dalam novel.

Page 43: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

31

Bahkan, latar ini mampu menciptrakan suasana dalam cerita. Latar

terdiri dari beberapa macam di antaranya :

a. Waktu, berkaitan dengan kapan terjadinya kejadian dalam novel.

b. Tempat, berkaitan dengan lokasi jalannya cerita.

c. Suasana, berkaitan dengan gambaran suasana dari peristiwa dalam

novel, atau bisa digambarkan melalui perasaan tokoh.

Dengan demikian, latar cerita adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan waktu, tempat, dan suasana tempat terjadinya

cerita. Latar cerita mempengaruhi suasana peristiwa dan jalannya

peristiwa.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan salah satu unsur fiksi yang

digolongkan sebagai sarana cerita.Walau demikian, hal itu tidak berarti

bahwa perannya dalam fiksi tidak penting.

Sudut pandang haruslah diperhitungkan kehadirannya, bentuknya,

sebab pemilihan sudut pandang akan berpengaruh terhadap penyajian

cerita. Reaksi efektif pembaca terhadap sebuah cerita fiksi pun dalam

banyak hal akan dipengaruhi oleh bentuk sudut pandang. Stanton

(dalam Nurgiyantoro, 2013: 336). Sudut pandang (point of view)

adalah cara pengarang memandang siapa yang bercerita di dalam cerita

itu. Stanton dan Kenney (dalam Sayuti, 2003: 117) mengemukakan

bahwa ada empat macam sudut pandang (point of view), yaitu (1) sudut

pandang first-person-central atau akuan sertaan, (2) sudut pandang

Page 44: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

32

firstperson-peripheral atau akuan-taksertaan, (3) sudut pandang third-

person- 40 omniscient atau diaan-mahatahu, dan (4) sudut pandang

third-person-limited atau diaan-terbatas.

Dengan demikian, bahwa dalam sudut pandang (point of view)

seperti halnya, akuan-sertaan, tokoh sentral (utama) cerita adalah

pengarang secara langsung terlibat dalam cerita. Sudut pandang akuan-

taksertaan, tokoh “aku: di sana berperan sebagai figuran atau pembantu

tokoh lain yang lebih penting..

Menurut Abrams (dalam Nurgiantoro, 2013: 338), sudut pandang,

(point of view) menunjuk pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia

merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang

sebagai sarana untuk menyajikan cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

pembaca.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sudut

pandang merupakan cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita.

Sudut pandang juga merupakan bagaimana pengarang memandang

sebuah cerita.

f. Amanat

Menurut Ismawati (2013:73) Amanat adalah pesan yang akan

disampaikan melalui cerita. amanat baru dapat ditemukan setelah

pembaca menyelesaikan seluruh cerita yang dibacanya. Amanat biasanya

berupa nilai-nilai yang dititipkan penulis cerita kepada pembacanya.

Sekecil apapun nilai-nilai dalam cerita pasti ada pesannya.

Page 45: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

33

g. Gaya Bahasa

Gaya bahasa dalam novel merupakan ciri khas penulis dalam

melalukan pemilihan kata dan bahasa yang digunakan dalam novel.

Setiap penulis memiliki gaya bahasa yang berbeda-bedademi menarik

minat pembacanya.

Nurgiyantoro (2013: 365) juga berpendapat bahwa bahasa dalam

seni sastra dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya

merupakan unsur bahan, alat, dan sarana yang diolah untuk dijadikan

sebuah karya yang mengandung “nilai lebih” daripada sekadar bahannya

itu sendiri. Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra.

2. Unsur Ekstrinsik

Nurgiyantoro (2013: 30) adalah unsur-unsur yang berada di luar

teks sastra itu, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangun atau

sistem organisme teks sastra atau secara lebih khusus ia dapat dikatakan

sebagai unsur-unsur yang memengaruhi bangun cerita sebuah karya

sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di dalamnya.

Unsur ekstrinsik novel merupakan unsur pembangun novel yang

berasal dari luar. Artinya, unsur ini tidak dapat ditemukan dalam novel

tersebut. Walaupun demikian, unsur ekstrinsik memberikan pengaruh

yang besar terhadap hasil sebuah novel. Berikut ini adalah unsur

ekstrinsik novel :

Page 46: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

34

1. Latar belakang penulis

Latar belakang penulis merupakan unsur yang berisikan

tentang biografi penulis, keluarganya, latar belakang pendidikan,

lingkungan, dan lain sebagainya.

2. Latar belakang masyarakat

Latar belakang masyarakat berkaitan dengan kondisi

masyarakat ketika novel dibuat. Misalnya saja, penulis hidup

ditengah masyarakat yang kental akan kehidupan tradisionalnya,

kemungkinan besar akan berdampak pada penulisan novel yang akan

dibuatyang menceritakan tentang kehidupan masyarakat saat itu.

3. Nilai-nilai kehidupan

Nilai yang terkandung didalam novel tersebut. Biasanya,

penulis akan mengangkat suatu novel berdasarkan nilai-nilai

kebaikan yang dibagikan kepada masyarakat, bisa berupa nilai

agama, nilai sosial, nilai budaya, dan nilai moral.

5. Nilai Moral dalam Karya Sastra

Pengarang dalam menyampaikan moral melalui cerita merupakan

proses imajinasi dari hasil pengamatan terhadap kehidupan masyarakat.

Fenomena-fenomena yang terjadi, diamati oleh pengarang dan

selanjutnya dengan penuh ketelitian pengarang akan menceritakan

kehidupan yang diamati dalam bentuk karya sastra. Oleh karena itu,

karya sastra bukan tiruan atau jiplakan dari alam semesta.

Page 47: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

35

Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan

hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai

kebenaran, dan hal itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca. Jadi,

pada intinya moral merupakan representasi ideologi pengarang. Karya

sastra yang berwujud berbagai genre yang notabene adalah “anak

kandung” pengarang pada umumnya terkandung ideologi tertentu yang

diyakini kebenarannya oleh pengarang terhadap berbagai masalah

kehidupan dan sosial, baik terlihat eksplisit maupun implisit.

Nurgiyantoro, (2013: 430).

Kenny (dalam Nurgiyantoro, 2013: 430) mengemukakan bahwa

moral dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang

berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang

dapat diambil (dan ditafsirkan), lewat cerita yang bersangkutan oleh

pembaca. Ia merupakan “petunjuk” yang sengaja diberikan oleh

pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah

kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Ia

bersifat praktis sebab “petunjuk” nyata, sebagaimana model yang

ditampilkan dalam cerita itu lewat sikap dan tingkah laku tokoh-

tokohnya.

Pengertian moral menurut KBBI (2007: 775), secara umum

moral menyaran pada pengertian ajaran tentang baik buruk yang diterima

umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak,

budi pekerti, susila. Hal ini serupa dengan pendapat Poespoprodjo (1999:

Page 48: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

36

118) yang menyatakan moralitas adalah kualitas dalam perbuatan

manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik

atau buruk. Moralitas mencakup pengertian tentang baik-buruknya

perbuatan manusia.

6. Jenis Moral dalam Karya Satra

Apabila karya fiksi mengandung dan menawarkan moral kepada

pembaca, tentunya banyak sekali jenis dan wujud ajaran moral yang

dipesankan. Dalam karya fiksi yang panjang sering terdapat lebih dari

satu pesan moral. Hal tersebut belum lagi berdasarkan pertimbangan dan

penafsiran pembaca yang juga dapat berbeda dari segi jumlah maupun

jenisnya. Jenis dan atau wujud pesan moral yang terdapat dalam karya

sastra akan bergantung pada keyakinan, keinginan, dan interes pengarang

yang bersangkutan (dalam Nurgiyantoro, 2009: 323).

Jenis atau wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra

akan bergantung kepada keyakinan, keinginan, dan interes pengarang

yang bersangkutan. Jenis ajaran moral itu sendiri dapat mencakup

masalah, yang boleh dikatakan, bersifat dan tak terbatas. Dapat mencakup

seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh persoalan yang

menyangkut harkat dan martabat manusia. Secara garis besar persoalan

hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan

hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan

manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan

lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya (dalam

Page 49: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

37

Nurgiyantoro, 2009:323). Hampir sependapat dengan apa yang

dikemukakan Daroesa (1986: 27) bahwa moral digunakan untuk menilai

perbuatan manusia yang meliputi empat aspek penghidupan.

Keempat aspek kehidupan tersebut meliputi hubungan manuisa

dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan

manusia dengan lingkungan alam sekitar. Dapat dikatakan bahwa pada

hakikatnya sastra sangat erat kaitannya dengan agama, sosial dan

individual. Sebagaimana diungkapkan di atas, maka hal-hal dalam sastra

akan senantiasa berurusan dengan masalah manusia dengan Tuhan, dalam

hubungan dengan diri sendiri, dan dalam hubungan dengan manusia lain

atau alam.

Perilaku hubungan manusia dengan dirinya sendiri diklasifikasikan

pada semua wujud ajaran moral yang berhubungan dengan individu

sebagai pribadi yang menunjukkan akan eksistensi individu tersebut

dengan berbagai sikap yang melekat pada dirinya. Persoalan manusia

dengan dirinya sendiri via Nurgiyantoro (2009: 324) dapat

bermacammacam jenisnya dan tingkat intensitasnya.

Persoalan manusia dengan manusia dalam kehidupan sehari-hari

tidak terlepas dengan sang Pencipta. Sebagai manusia mengingat Tuhan

dengan melakukan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya. Rasjidi

(1984: 33) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang religius

dalam arti bahwa ia menyembah Tuhan, melakukan ritual atau ibadah

serta upacara untuk minta ampun dan menyesali diri. Sikap dan perbuatan

Page 50: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

38

manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dapat berupa ketakwaan yaitu

menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.

Perilaku manusia dengan Tuhan tercermin dari individu dalam

menjalankan kehidupan dengan segala permasalahannya. Perbuatan

apapun dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas dari Tuhan sebagai

pencipta alam dan isinya termasuk semua mahluk. Hubungan manusia

dengan Tuhan dilakukan dengan berdoa ataupun wujud lain yang

menunjukkan adanya hubungan vertikal dengan Yang Maha Kuasa

tersebut guna meminta petunjuk, pertolongan maupun sebagai wujud

syukur.

Berdasarkan teori di atas, penelitian ini peneliti mengacu pada teori

yang di sampaikan oleh Nurgiyantoro. Hal itu karena, dalam teori

Nurgiyantoro nilai moral dibagi ke dalam tiga jenis wujud. Ketiga wujud

nilai moral tersebut adalah nilai moral hubungan manusia dengan diri

sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial

termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia

dengan Tuhannya. Selain itu, teori nilai moral menurut Nurgiyantoro

sangat erat hubungannya dengan aspek-aspek kehidupan.

7. Teknik Penyampaian Nilai Moral

Secara umum dapat dikatakan bahwa bentuk penyampaian moral

dalam cerita fiksi dapat dibedakan ke dalam cara. Pertama, penyampaian

pesan moral secara langsung, sedang kedua penyampaian secara tidak

langsung. Namun, sebenarnya, pemilahan itu hanya demi praktisnya saja

Page 51: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

39

sebab mungkin saja pesan yang agak langsung. Sebuah novel sendiri

mungkin sekali ditemukan adanya pesan yang benar-benar tersembunyi

sehingga tidak banyak orang yang dapat merasakannya, namun mungkin

pula ada yang agak langsung atau seperti ditonjolkan. Keadaan ini

sebenarnya mirip dengan teknik penyampaian karakter tokoh yang dapat

dilakukan secara langsung (telling), dan tidak langsung (showing), atau

keduanya sekaligus. Nurgiyantoro, (2013: 460-461).

Dari sisi tertentu karya sastra, fiksi dapat dipandang sebagai bentuk

manifestasi keinginan pengarang untuk mendialogkan, menawarkan dan

menyampaikan sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa pandangan tentang

suatu hal, gagasan, moral atau amanat. Karya sastra juga dapat dipandang

sebagai sarana komunikasi yang lain tertulis maupun lisan, karya sastra

yang merupakan wujud suatu seni yang mengemban tujuan estetik,

tentunya mempunyai kriteria tersendiri dalam hal menyampaikan pesan-

pesan moralnya (Nurgiyantoro, 2013:460).

1. Bentuk Penyampaian Langsung

Bentuk penyampaian nilai moral secara langsung, boleh

dikatakan identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat

uraian, telling, penjelasan atau ekspository. Jika dalam teknik uraian

pengarang secara langsung mendeskripsikan perwatakan tokoh cerita

yang bersifat “memberi tahu” atau memudahkan pembaca untuk

memahaminya, hal yang demikian juga terjadi dalam penyampian

moral. Artinya, moral yang disampaikan, atau diajarkan, kepada

Page 52: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

40

pembaca itu dilakukan secara langsung dan eksplisit. Pengarang,

dalam hal ini, tampak bersifat menggurui pembaca, secara langsung

memberi nasihat dan petuahnya, telling yaitu penggunaan kata

keterangan untuk menggambarkan tindakan tokoh, dan penyampaian

sifat tokoh. Penulis yang memiliki kecenderungan telling akan lebih

sering menggunakan keterangan seperti “dengan kesal”, “dengan

marah,” dan sebagainya, untuk menggambarkan tindakan tokohnya.

Alih-alih menggunakan keterangan semacam ini, gambarkan tindakan

tokoh dengan lebih terperinci untuk membangun gambaran di benak

pembaca.

Teknik penjelasan atau ekspository yaitu sering juga disebut

sebagai teknik analitik, pelikisan tokoh cerita dilakukan dengan

memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Tokoh

hadir dan dihadirkan oleh pengarang kepada pembaca dengan cara

tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai

deskripsi kediriannya yang mungkin berupa sikap, sifat, watak,

tingkah laku, atau bahkan juga ciri fisiknya. Bahkan, sering dijumpai

dalam suatu cerit fiksi, belum lagi pembaca akrab berkenalan dengan

tokoh-tokoh certa itu, informasi kedirian tokoh tersebut justru telah

lebih dahulu diterima secara lengkap. Hal semacam itu biasanya

terdapat pada tahap perkenalan. Pengarang tidak hanya

memperkenalkan latar dan suasana dalam rangka “menyituasikan”

Page 53: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

41

pembaca, melainkan juga data-data kedirian tokoh cerita.

Nurgiyantoro, (2013:461).

Teknik penyampaian secara langsung ini terbagi menjadi

penyampaian melalui uraian pengarang dan melalui tokoh.

Penyampaian melalui tokoh lebih mendominasi daripada uraian

pengarang. Hal ini akan memudahkan pembaca dalam memahami

nilai moral yang terkandung karena selain jelas disampaikan secara

langsung dalam narasi juga terdapat dalam dialog antar tokoh

sehingga mudah untuk dikenali dan dipahami. Nurgiyantoro (2005:

268).

2. Bentuk Penyampaian Tidak Langsung

Jika dibandingkan dengan bentuk sebelumnya, bentuk

penyampaian pesan moral disini bersifat tidak langsung. Pesan itu

hanya tersirat dalam cerita, berpadu secara koherensif dengan unsur-

unsur cerita yang lain. Walau betul pengarang ingin menawarkan dan

menyampaikan sesuatu, ia tidak melakukannya secara serta-merta dan

vulgar karena ia sadar telah memilih jalur cerita. Dilihat dari

kebutuhan pengarang yang ingin menyampaikan pesan dan

pandangannya itu, cara ini mungkin kurang komunikatif. Artinya

pembaca belum tentu dapat menangkap apa sesungguhnya yang

dimaksudkan pengarang, paling tidak kemungkinan terjadinya

kesalahan tafsiran. Nurgiyantoro, (2013: 467). Nurgiyantoro (2013:

Page 54: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

42

469) mengungkapkan bahwa antara pembaca satu dan pembaca yang

lain memiliki penafsiran yang berbeda-beda.

Teknik penyampaian nilai moral melalui peristiwa dan

konflik dapat dilihat dari tingkah laku tokoh dalam menghadapi

peristiwa yang ada di dalam cerita Burhan, (dalam Nurgiyantoro

2010: 339). Pengarang didalam cerita akan memunculkan berbagai

peristiwa dan konflik yang harus dihadapi oleh para tokoh. Dari

hal tersebut, pembaca nantinya akan bisa tahu tentang nilai moral

yang terkandung.

B. Kerangka Pikir

Karya sastra terdiri atas tiga jenis yaitu puisi, drama, dan prosa fiksi.

Salah satu jenis karya sastra yang dilihat dari bentuknya adalah prosa fiksi.

Prosa fiksi merupakan salah satu genre sastra yang berupa cerita rekaan atau

khayalan pengarang, seperti novel (roman) dan cerpen (cerita pendek).

Novel adalah sebuah karangan prosa panjang yang mengandung

rangkaian cerita kehidupan seseorang yang berada di sekelilingnya dan

menonjolkan watak (karakter) dan sifat pada setiap pelaku. Bahasa

merupakan media bagi pengarang untuk mengekspresikan gagasannya.

Sedangkan bagi pembaca dan peneliti sastra, bahasa merupakan media

untuk memahami karya sastra. Novel sebagai karya sastra yang dibangun pleh

unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik yang ada dalam karya sastra

dalam hal ini novel, yaitu : tema, amanat, plot/alur, penokohan/perwatakan,

latar/setting, sudut pandang, dan gaya bahasa. Unsur tersebut merupakan satu

Page 55: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

43

kesatuan yang membangun karya sastra dan pada umunya kemunculan unsur

selalu bersamaan dalam setiap karya sastra ragam prosa (novel dan cerpen).

Jenis atau wujud nilai moral yang terdapat dalam karya sastra akan

bergantung kepada keyakinan, keinginan, dan interes pengarang yang

bersangkutan. Jenis ajaran moral itu sendiri dapat mencakup masalah, yang

boleh dikatakan, bersifat dan tak terbatas. Dapat mencakup seluruh persoalan

hidup dan kehidupan, seluruh persoalan yang menyangkut harkat dan

martabat manusia. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia

itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri

sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial

termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia

dengan Tuhannya (dalam Nurgiyantoro, 2009:323).

Secara umum dapat dikatakan bahwa bentuk penyampaian moral

dalam cerita fiksi dapat dibedakan kedalam cara. Pertama, penyampaian

pesan moral secara langsung, sedang kedua penyampaian secara tidak

langsung. Namun, sebenarnya, pemilahan itu hanya demi praktisnya saja

sebab mungkin saja pesan yang agak langsung. Dalam sebuah novel sendiri

mungkin sekali ditemukan adanya pesan yang benar-benar tersembunyi

sehingga tidak banyak orang yang dapat merasakannya, namun mungkin pula

ada yang agak langsung atau seperti ditonjolkan. Keadaan ini sebenarnya

mirip dengan teknik penyampaian karakter tokoh yang dapat dilakukan secara

langsung, telling, dan tidak langsung, showing, atau keduanya sekaligus.

Nurgiyantoro, (2013: 460-461).

Page 56: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

44

Karya Sastra

Prosa Fiksi Puisi Drama

Novel

Gadis Pesisi

Bagan Kerangka Pikir

Wujud nilai moral.

(Nurgiyantoro, 2009: 323)

Teknik Penyampaian Nilai

Moral. (Nurgiyantoro,

2013: 460-461)

1. Hubungan Manusia dengan

Diri Sendiri.

2. Hubungan Manusia dengan

Manusia lain dalam Lingkup

Sosial Termasuk Hubungan

dengan Lingkungan Alam.

3. Hubungan Manusia dengan

Tuhannya.

Nilai Moral Pada

Novel Gadis Pesisir

Karya Nunuk Y.

Kusmiana

1. Bentuk Penyampaian

Langsung.

2. Bentuk Penyampaian tidak

Langsung.

Page 57: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

45

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah cara yang digunakan oleh seorang peneliti

dalam melakukan penelitian, dalam hal ini terdapat karya sastra. Metode atau cara

kerja membantu penulis mencapai sasaran penelitiannya dengan tujuan

memecahkan masalah.

A. Jenis Penelitian

Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yang

bersifat kualitatif. Data dalam penelitian dengan jenis penelitian yang bersifat

kualitatif diuraikan dengan menggunakan kata-kata. Penelitian ini

mendeskripsikan nilai moral pada novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y.

Kusmiana.

Menurut Sugiyono (2019: 9) bahwa metode kualitatif digunakan untuk

mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.

Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai

dibalik data yang Nampak.

B. Data dan Sumber Data

1. Data

Subroto (dalam AL-Ma‟ruf, 2012:13) menyatakan bahwa data

adalah semua informasi atau bahan informasi dan bahan yang

disediakan alam yang harus dicari dan dikumpulkan oleh pengkaji

untuk memberikan jawaban terhadap masalah yang dikaji.

Page 58: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

46

Menurut Ratna (2007:47) data dalam penelitian sastra adalah kata-

kata, kalimat dan wacana. Adapun data dalam penelitian ini adalah nilai

moral yang terdapat pada novel Gadis Pesisir Tuhan karya Nunuk Y.

Kusmiana.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Gadis Pesisir

Karya Nunuk Y. Kusmiana, Terbit 7 Januari 2019. Penerbit Gramedia.

C. Definisi Istilah

Istilah dalam penelitian adalah di definisikan secara operasional. Adapun

definisi yang dimaksud sebagai berikut :

1. Sedih merupakan sebuah perasaan emosional manusia yang sangat terluka.

sebagian besar rasa sedih di akibatkan akan perilaku seseorang yang

menyakiti orang lain, tentunya perilaku tidak terpuji.

2. Tegas adalah suatu sikap yang dibutuhkan untuk menyatakan pendapat,

menyatakan hak dan menyatakan otoritas.

3. Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan

dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan

mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai

nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya.

4. Marah adalah kondisi dimana perasaan emosional meningkat dan tidak

terkendali dari perasaan seperti biasanya.

5. Rajin adalah sifat manusia yang melakukan suatu hal dengan bersungguh-

sungguh untuk mencapai suatu tujuan.

Page 59: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

47

6. Kesal adalah perasaan yang tidak enak untuk terus dipertahankan.

7. Menyesal adalah merasa tidak senang atau tidak bahagia (susah, kecewa,

dan sebagainya) karena (telah melakukan) sesuatu yang kurang baik (dosa,

kesalahan, dan sebagainya.

8. Menghargai adalah menghormati keberadaan, harkat, dan martabat orang

lain. Menghargai hasil karya orang lain artinya menghormati hasil usaha,

ciptaan, dan pemikiran orang lain.

9. Curang adalah suatu perbuatan melakukan kelicikan dalam cara yang

digunakan dan selalu menghalalkan berbagai cara.

10. Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain yang tidak ada hak

untuk memilikinya, yang dilakukan tanpa sepengetahuan pemiliknya, dan

secara sembunyi-sembunyi.

11. Kurang Ajar adalah seseorang yang tidak bisa menghargai orang lain,

yang tidak memiliki sopan santun.

12. Patuh adalah sikap untuk menghargai dan patuh kepada orang lain, baik

orang tersebut adalah orang tua, guru, dan juga anggota keluarga lainnya.

13. Baik Hati adalah orang yang selalu berbuat baik dengan di dasari hati

yang tulus.

14. Peduli terhadap sesama adalah rasa kemanusiaan untuk saling tolong

menolong antar seseorang agar meningkatkan kesejahteraan dalam

kehidupan.

15. Merdeka adalah terbebas dari segala macam belenggu. aturan, dan

kekuasaan dari pihak tertentu.

Page 60: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

48

16. Terima kasih merupakan ungkapan rasa syukur atau kebahagiaan kita atas

kebaikan atau pertolongan orang lain.

17. Memuji merupakan memberikan tanggapan yang bersifat kebaikan

kepada seseorang karena prang tersebut telah melakukan sesuatu yang

baik.

18. Kepercayaan terhadap Tuhan berarti mempercayai dan meyakini bahwa

seluruh alam semesta ini milik Tuhan Yang Maha Esa dan percaya

bahwa Tuhan itu ada, jadi kita harus beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

19. Bersyukur adalah menerima segala apapun yang di berikan oleh Allah,

menjalani kehidupan yang sudah ditentukan oleh Allah. Intinya adalah

menerima segala sesuatu dengan ikhlas, tabah dan sabar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca dan catat. Teknik baca

dan catat adalah teknik yang digunakan untuk mengungkap suatu masalah yang

terdapat di dalam suatu bacaan atau wacana. Melalui teknik ini, semua bentuk

bahasa yang digunakan dalam novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana

dibaca dengan teliti untuk menentukan wujud nilai moral, dan teknik

penyampaian nilai moral.

Teknik catat ini perlu dilakukan, pencatatan langsung ke dalam buku

yang telah dipersiapkan. Adapun langkah-langkah teknik kegiatan tersebut

sebagai berikut.

Page 61: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

49

1. Pembacaan secara teliti, cermat, dan berulang-ulang keseluruhan isi

novel yang dipilih sebagai fokus penelitian.

2. Penandaan pada bagian-bagian tertentu pada novel Gadis Pesisir karya

Nunuk Y. Kusmiana yang mengandung wujud nilai moral, dan teknik

penyampaian nilai moral dalam novel ini.

3. Menginterpretasikan wujud nilai moral, dan teknik penyampaian nilai

moral dalam novel tersebut.

4. Mendeskripsikan semua data-data yang telah diperoleh dari langkah-

langkah tersebut.

5. Mencatat data-data deskripsi dari hasil membaca secara teliti dan

cermat ke dalam buku.

6. Mencatat nukilan novel yang memuat data-data permasalahan wujud

nilai moral, dan teknik penyampaian nilai moral.

E. Teknik Analisis Data

Penulis melakukan analisis data, pemberian interpretasi, dan

melakukan deskripsi bagian demi bagian yang ditemukan dalam

penelitian. Selanjutnya merumuskan simpulan umum tentang hasil

deskripsi data. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan teknik

analisi teks.

Berdasarkan hal tersebut, penulis menganalisis data dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

1. Membaca novel Gadis Pesisir untuk memahami isinya secara

keseluruhan.

Page 62: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

50

2. Mencari dan menentukan kutipan dalam novel yang memiliki nilai

moral.

3. Menganalisis data dengan mengidentifikasi bagian-bagian yang

berkenaan dengan nilai moral.

4. Menyimpulkan hasil penelitian tentang nilai moral.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Arikunto (2007: 85) adalah keseluruhan

subjek penelitian. Sedangkan menurut Nazir (2005: 271) populasi

adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang

telah ditetapkan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh nilai moral yang ada dalam novel yang berjudul Gadis

Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil

populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari

populasi yang di ambil sebagai sumber data dan dapat mewakili

seluruh populasi. Adapun penentuan jumlah sampel yang digunakan

oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus

berdasarkan pada ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2002: 61-63) yang mengatakan bahwa “Sampling jenuh dengan

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus”.

Page 63: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

51

Metode penentuan sampel yang digunakan daam penelitian

ini adalah metode sampel jenuh. Metode sampel jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan menjadi

sampel.

Page 64: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah melakukan pengkajian terhadap novel Gadis Pesisir, penulis

mencari data-data yang berkaitan dengan nilai moral, selanjutnya dilakukan

analisis sehingga mendapatkan hasil penelitian, dan kemudian dilakukan

pembahasan. Hasil penelitian dan pembahasan dipaparkan sebagai berikut.

Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam menganalisis novel

Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana, hasil penelitian sebagai berikut.

Pertama, wujud nilai moral dalam novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y.

Kusmiana dan teknik penyampaian nilai moral dalam novel Gadis Pesisir

karya Nunuk Y. Kusmiana. Hasil penelitian ini disusun dalam bentuk tabel-

tabel yang kemudian dideskripsikan dalam pembahasan, untuk lebih jelasnya,

hasil pembahasan dipaparkan sebagai berikut.

Page 65: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

53

1. Wujud nilai moral yang terdapat pada novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y.

Kusmiana

Tabel 1 : Wujud Nilai Moral dalam novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y.

Kusmiana

No Jenis Nilai Moral Wujud Halaman Jumlah

1 Hubungan Manusia

dengan Diri Sendiri

1. Sedih 134 1

2. Tegas 134 1

3. Sabar 101, 183 2

4. Marah 248 1

5. Rajin 256 1

6. Kesal 149 1

7. Menyesal 166, 180 2

2 Hubungan Manusia

dengan Manusia Lain

dalam Lingkup Sosial

Termasuk Hubungan

dengan Lingkungan Alam

1. Menghargai 30, 47 2

2. Curang 49 1

3. Mencuri 56 1

4. Kurang Ajar 83 1

5. Patuh 93 1

6. Baik Hati 29 1

7. Peduli terhadap

sesama

108, 113 2

8. Merdeka 177 1

9. Terima kasih 190 1

10. Memuji 190 1

3. Hubungan Manusia

dengan Tuhannya

1. Kepercayaan

terhadap tuhan

132 1

2. Bersyukur 150 1

Page 66: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

54

Tabel 2, menunjukkan teknik penyampaian nilai moral dalam novel

Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana. Teknik penyampaiannya berupa

teknik penyampaian langsung dan teknik penyampaian tidak langsung.

2. Teknik penyampaian nilai moral pada novel Gadis Pesisir karya Nunuk

Y. Kusmiana

No Jenis Wujud Halaman Jumlah

1. Teknik

Penyampaian

Langsung

1. Uraian

Pengarang

2. Melalui

Tokoh

49, 101, 113, 134,

166, 180, 183, 190,

247

47, 56, 83, 93, 108,

132, 149, 150, 177,

190

9

10

2. Teknik

Penyampaian

Tidak Langsung

1. Peristiwa

2. Konflik

34, 37

40

2

1

Tabel 2 : Teknik Penyampaian Nilai Moral dalam novel Gadis Pesisir karya

Nunuk Y. Kusmiana

Page 67: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

55

Berdasarkan tabel diatas dapat di uraikan sebagai berikut.

1. Wujud Nilai Moral pada Novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y.

Kusmiana

a. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri

1) Sedih

“Mamak menjadi sedih. Ia tak bisa berpikir lagi sekarang. Ini

soal makanan yang pantas disajikan kepada calon tamu

terhormatnya. Makanan yang masih sanggup dijangkau isi

kantongnya. Mamak memohon sekali lagi, “Tolonglah, sekali ini

saja, Bu.”

Pengertian sedih dalam kamus besar bahasa Indonesia

merupakan sebuah perasaan emosional manusia yang sangat terluka.

Sebagian besar rasa sedih di akibatkan akan perilaku seseorang yang

menyakiti orang lain, tentunya perilaku tidak terpuji.

2) Tegas

“Mamak selalu bilang begitu setiap kali berutang,” Ibu Jawa

berkeras menolak. “Tidak bisa begini terus. Kalau berutang, ya

wajib membayar.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 134).

Pengertian tegas dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah

sikap yang berani dan percaya diri mengungkapkan apa yang benar

dan apa yang salah, apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan

secara jelas, nyata, dan pasti.

3) Sabar

“Haya sedang memancing. Ia menatap kedalaman air, menunggu

dengan sabar umpannya dimakan ikan” (Nunuk Y. Kusmiana,

2019: 101).

Page 68: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

56

Dalam konteks yang sama namun dengan peristiwa yang berbeda.

Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

“Kakak perempuannya menyuapinya dengan sabar.” Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 183).

Pengertian Sabar dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah

suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam

situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan

mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang

mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang

yang memilikinya.

4) Marah

Ibu Jawa tak tahan lagi. Ia berbalik, menatap putrinya dengan

tampang garang, dan mengomelinya, “Tahu tidak Ibu sedang

sibuk ? Kalau kamu mau rok itu licin disetrika, lakukan sendiri.

Sana pergi dan jangan ganggu Ibu lagi!” (Nunuk Y. Klusmiana,

2019: 248).

Pengertian marah dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah

kondisi dimana perasaan emosional meningkat dan tidak terkendali

dari perasaan seperti biasanya.

5) Rajin

Tapi, dia rajin bekerja. Rajin membantu orang tua. Sayang

dengan adik-adiknya. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 256).

Pengertian rajin dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sifat

manusia yang melakukan suatu hal dengan bersungguh-sungguh

untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut.

Page 69: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

57

6) Kesal

Setengah kesal ia menyahut, “Apa anehnya memasak cakalang

dengan bawang putih dan jahe ? Biasa-biasa saja masak macam

begitu. Dulu, di kampung, aku pernah memasak untuk seorang

perempuan Indo, seekor cakalang dengan susu dan keju. Ditaruh

di atas ikan itu susu dan kejunya.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019:

149).

Pengertian kesal dalam kamus besar bahasa indonesia adalah

perasaan yang wajar ketika Anda merasa tidak nyaman dalam suatu

situasi. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut.

7) Menyesal

“Sejenak ia menyesali diri mengapa juga tertarik dengan salah

satunya. Bagaimanapun, mereka lebih layak menjadi anak-

anaknya.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 166).

Dalam konteks yang sama namun dengan peristiwa yang berbeda.

Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

“Ia setengah menyesal mendapati kenyataan bahwa laki-laki

bertampang ramah itu ternyata tentara, sempat menjadi anggota

elit semacam Kostrad.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 180).

Pengertian menyesal dalam kamus besar bahasa Indonesia

menyesal dapat diartikan denga menyadari

b. Hubungan Manusia dengan Manusia Lain dalam Lingkup Sosial

Termasuk Hubungan dengan Lingkungan Alam

1) Menghargai

“Nggak pantas nggak menghabiskan makanan. Ayo, dihabiskan!

Teman-temanmu mau kok, menunggu barang sebentar”. (Nunuk

Y. Kusmiana, 2019: 30).

Page 70: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

58

Pengertian menghargai dalam kamus besar bahasa

Indonesia adalah menghormati keberadaan, harkat, dan martabat

orang lain. Menghargai hasil karya orang lain artinya menghormati

hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran orang lain.

2) Curang

“Kalau kelewat lapar dan tak bisa menahan rasa laparnya,

Dus biasanya melakukan cara-cara curang untuk bisa

mengenyangkan perutnya yang kelaparan. Seringnya

mengendap-endap ke dapur saat semua orang tak ada di

rumah dan mencuri sisa-sisa nasi di atas piring jatah kakak-

kakaknya.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 49).

Pengertian curang dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah

suatu perbuatan melakukan kelicikan dalam cara yang digunakan dan

selalu menghalalkan berbagai cara.

3) Mencuri

“Jangan mencuri lagi, Nak. Jangan bikin malu,” Pinta Bapak.

(Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 56).

Pengertian mencuri dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah

mengambil harta milik orang lain yang tidak ada hak untuk

memilikinya, yang dilakukan tanpa sepengetahuan pemiliknya, dan

secara sembunyi-sembunyi.

4) Kurang ajar

“Anakmu kurang ajar. Dia menyiram wajahku dengan air,”

balas Mamak Nur. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 83).

Pengertian kurang ajar dalam kamus besar bahasa Indonesia

adalah seseorang yang tidak bisa menghargai orang lain, yang tidak

memiliki sopan santun.

Page 71: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

59

5) Patuh

“Kepatuhan kepada suami itu ibadah,” Bapak

mengultimatum. “Ketidakpatuhan kepada suami itu dosa

besar.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 93).

Pengertian patuh dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah

sikap untuk menghargai dan patuh kepada orang lain, baik orang

tersebut adalah orang tua, guru, dan juga anggota keluarga lainnya.

6) Baik Hati

“Keberuntungan itu didapatnya ketika Wening-anak gadis Ibu

Jawa, gadis cilik yang tadi memanggilnya-membagi dua

permen sejuk miliknya dan memberikan separuh untuknya.”

(Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 29).

Pengertian baik hati dalam kamus bahasa Indonesia adalah

orang yang selalu berbuat baik dengan di dasari hati yang tulus.

7) Peduli Terhadap Sesama

“Makan nasi mu, Lijah. Tidak usah disisa-sisakan begitu.

Untuk orang-orang di rumahakan kukasih sendiri. Kebetulan

taksi La Muli disewa sampai Sentani. Bawa singkong. La Muli

dikasih banyak sama penumpangnya. Kamu bisa bawa

beberapa.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 108).

Dalam konteks yang sama namun dengan peristiwa berbeda. Hal

tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

“Muklis bertamu ke rumah keluarga Umar. Ia sempat bertemu

mamak dan menghadiahkan manga kepadanya. Manga jenis

spesial. Bukan manga-mangga kecil asam yang biasa dijual di

pasar, yang membuat orang paling mengantuk sekalipun

terbangun saat memakannya. Ia adalah manga golek besar

berkulit kuning cerah. Rasanya manis. Daging buahnya tebal.

Jenis yang sulit dijumpai di Kota Jayapura.” (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 113).

Page 72: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

60

Pengertian peduli terhadap sesama dalam kamus besar bahasa

Indonesia adalah rasa kemanusiaan untuk saling tolong menolong

antar seseorang agar meningkatkan kesejahteraan dalam kehidupan.

8) Merdeka

“Merdeka!” teriak Soekarno mengepalkan tinju, memulai

rapat akbar. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 177).

Pengertian merdeka dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah

terbebas dari segala macam belenggu. aturan, dan kekuasaan dari

pihak tertentu..

9) Terima Kasih

“Kerja Jusnaeni lunas terbayarkan ketika ibu perempuan

mendatanginya dan mengucapkan terima kasih karena telah

membuat putrinya tampak seperti putri dalam dongeng.”

(Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 190).

Pengertian terima kasih dalam kamus besar bahasa Indonesia

merupakan ungkapan rasa syukur atau kebahagiaan kita atas

kebaikan atau pertolongan orang lain.

10) Memuji

“Jadi muka bagus Wa Izzah terlihat,” komentar seorang tamu

perempuan. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 190).

Pengertian memuji dalam kamus besar bahasa indonesia

merupakan memberikan tanggapan yang bersifat kebaikan kepada

seseorang karena orang tersebut telah melakukan sesuatu yang baik.

Page 73: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

61

c. Hubungan Manusia dengan Tuhannya

1) Kepercayaan Terhadap Tuhan

“Yah, apalah daya manusia macam kita-kita ini. Kita bisa

merencanakan apa saja. Allah jualah yang menentukan.

Begitulah seharusnya kita berpikir sebagai hamba Allah yang

beriman.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 132).

Kepercayaan terhadap Tuhan berarti mempercayai dan

meyakini bahwa seluruh alam semesta ini milik Tuhan Yang Maha

Esa dan percaya bahwa Tuhan itu ada, jadi kita harus beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2) Bersyukur

“Sudah sembuhkah, Bapak?” Tanya Ibu Jawa. “Sudah sembuh,

Ibu. Mudah-mudahan besok atau lusa bisa melaut lagi.”

“Syukurlah kalau begitu,” sahut Ibu Jawa. (Nunuk Y. Kusmiana,

2019: 150).

Pengertian bersyukur menurut kamus besar bahasa Indonesia

adalah menerima segala apapun yang di berikan oleh Allah,

menjalani kehidupan yang sudah ditentukan oleh Allah. Intinya

adalah menerima segala sesuatu dengan ikhlas, tabah dan sabar.

2. Teknik Penyampaian Nilai Moral

Bentuk penyampaian nilai moral dalam karya fiksi bersifat langsung

atau tidak langsung. Bentuk penyampaian nilai moral dalam novel ini dapat

diuraikan sebagai berikut.

Page 74: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

62

a. Teknik Penyampaian Langsung

Bentuk penyampaian pesan moral yang bersifat langsung boleh

dikatakan, identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat

uraian, pemberitaan, atau penjelasan.

1) Uraian Pengarang

Dalam menyampaikan pesan moral, pengarang melalui

uraiannya menyampaikan pesan yang ditujukannya kepada pembaca

melalui uraian pengarang. Sesuai dengan beberapa kutipan sebagai

berikut.

1. “Kalau kelewat lapar dan tak bisa menahan rasa laparnya,

Dus biasanya melakukan cara-cara curang untuk bisa

mengenyangkan perutnya ynag kelaparan. Seringnya

mengendap-endap ke dapur saat semua orang tengah tak

ada di rumah dan mencuri sisa-sisa nasi di atas piring jatah

kakak-kakaknya.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 49).

2. “Haya sedang memancing. Ia menatap kedalaman air,

menunggu dengan sabar umpannya dimakan ikan. Halijah

menjengukkan kepala, ikut-ikutan melihat ke kedalaman air.

Rumah Haya agak menjorok ke laut. Ke bagian laut yang

lebih banyak berwarna biru jernihnya disbanding cokelat

keruhnya, sebagaimana warna air laut di kolong rumah

Halijah.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 101).

3. “Muklis bertamu ke rumah keluarga Umar. Ia sempat bertemu

Mamak dan menghadiahkan mangga kepadanya.” (Nunuk

Y. Kusmiana, 2019: 113).

Pesan moral yang ingin disampaikan pengarang mengenai sikap

berbagi yang dilakukan tokoh Muklis yang memberikan mangga

kepada keluarga Bapak Umar.

4. “Mamak menjadi sedih. Ia tak bisa berpikir lagi sekarang. Ini

soal makanan yang pantas disajikan kepada calon tamu

terhormatnya. Makanan yang masih sanggup dijangkau isi

Page 75: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

63

kantongnya. Mamak memohon sekali lagi.” (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 134).

Pesan moral yang ingin disampaikan pengarang mengenai sikap

tokoh Mamak Nur yang tidak putus asa dalam menghadapi masalah.

5. “Sejenak ia menyesali diri mengapa juga tertarik dengan

salah satunya. Bagaimanapun, mereka lebih layak menjadi

anak-anaknya.” (Nnuk Y. Kusmiana, 2019: 166).

Pesan moral yang ingin disampaikan pengarang mengenai sikap

tokoh Supri yang menyesal.

6. “Ia setengah menyesal mendapati kenyataan bahwa laki-laki

bertampang ramah itu ternyata tentara, sempat menjadi

anggota pasuka elit semacam Kostrad. Tak terbayangkan

bahwa laki-laki bertampang ramah itu bisa mengangkat

senjata dan membunuh seseorang. Seharusnya laki-laki

semacam ini bekerja sebagai dosen atau dalang bukannya

tentara.” (Nunuk Y. Kusmiaan, 2019: 180).

Pesan moral yang ingin disampaikan pengarang mengenai sikap

tokoh Supri yang menyesal terhadap sesuatu yang telah terjadi.

7. “Gadis kurus itu sedang memberi makan si bayi dengan air

rebusan beras. Sementara, kakak perempuannya

menyuapinya dengan sabar.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019:

183).

Pesan moral yang ingin dsampaikan pengarang mengenai sabar

dalam menghadapi masalah.

8. “Kerja Jusnaeni lunas terbayarkan ketika ibu pengantin

perempuan mendatanginya dan menguapkan terima kasih

telah membuat putrinya tampak seperti putri dalam

dongeng.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 190).

Pesan moral disampaikan pengarang secara langsung melalui

uraian. Kutipan diatas menunjukkan ajaran tokoh berupa

ucapan terima kasih,

Page 76: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

64

9. “Ibu Jawa suka marah-marah beberapa hari belakangan ini.

Wening yang pertama kena getahnya. Bapak Jawa,

berikutnya.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 247).

Nilai moral yang ingin disampaikan pengarang mengenai sikap

tokoh yang suka marah. Rasa marah merupakan hal yang umum

melanda setiap ibu dalam masalah umah tangga.

2) Melalui Tokoh

1. “Aku menghargai makanan yang kumakan. Karena besok

atau lusa belum tentu kita bisa makan seperti ini.” (Nunuk

Y. Kusmiana, 2019: 47).

Nilai moral yang ingin disampaikan pengarang adalah rasa

menghargai tokoh Halijah karena memiliki rasa menghargai

terhadap makanan dan bersyukur dengan apa yang di makan.

2. “Jangan mencuri lagi, Nak. Jangan bikin malu,” pinta Bapak.

(Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 56).

Hal yang ingin disampaikan pengarang adalah sikap memberi

nasihat tokoh Bapak Umar kepada Dus. Bapak Umar berpesan agar

Dus tidak mencuri lagi.

3. “Anakmu kurang ajar. Dia menyiram wajahku dengan air,”

balas Mamak Nur. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 83).

Kutipan diatas menunjukkan cara pengarang dalam menyampaikan

nilai moral melalui uraian langsung berupa tindakan tokoh. Hal

yang ingin disampaikan pengarang adalah sikap kurang ajar.

Seseorang yang tidak bisa menghargai orang lain, yang tidak

Page 77: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

65

memiliki sopan santun. Sebagai seorang anak harus bersikap sopan

terhadap orang tua.

4. “Kepatuhan kepada suami itu ibadah,” Bapak

mengultimatum. “Ketidakpatuhan kepada suami itu dosa

besar.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 93).

Hal yang ingin disampaikan pengarang adalah sikap patuh.

Sebagai seorang istri harus patuh terhadap suami karena suami

adalah kepala rumah tangga dalam keluarga.

5. “Makan nasimu, Lijah. Tidak usah disisa-sisakan begitu.

Untuk orang-orang di rumah akan kukasih sendiri.

Kebetulan taksi La Muli disewa sampai Sentani. Bawa

singkong. La Muli dikasih banyak sama penumpangnya.

Kamu bisa bawa pulang beberapa.” (Nunuk Y. Kusmiana,

2019: 108).

Pesan moral yang ingin disampaikan pengarang mengenai berbaik

hati. Seseorang yang baik hati dapat membantu sesame dan peka

terhadap perasaan orang lain.

6. “Yah, apalah daya manusia macam kita-kita ini. Kita bisa

merencanakan apa saja. Allah jualah yang menentukan.

Begitulah seharusnya kita berpikir sebagai hamba Allah

yang beriman.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 132).

Nilai moral yang ingin dsampaikan pengarang mengenai

kepercayaan terhadap Tuhan dalam menghadapi masalah.

7. “Setengah kesal ia menyahut, “Apa anehnya memasak

cakalang dengan bawang putih dan jahe ? Biasa-biasa saja

masak macam begitu. Dulu, di kampung, aku pernah

memasak untuk seorang perempuan Indo, seekor cakalang

dengan susu dan keju. Ditaruh di atas ikan itu susu dan

kejunya”. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 149).

Page 78: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

66

Hal yang ingin disampaikan pengarang adalah kesal. Rasa kesal

terhadap seseorang kerap muncul saat sedang berinteraksi dengan

orang yang menjengkelkan

8. “Merdeka!” teriak Soekarno mengepalkan tinju, memulai

rapat akbar. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 177).

Hal yang ingin disampaikan pengarang adalah merdeka. Kutipan

diatas menggambarkan kalau akhirnya Soekarno mengambil sikap

tegas untuk mengambil kembali Irian Jaya.

9. “Sudah sembuhkah, Bapak?” Tanya Ibu Jawa. “Sudah

sembuh, Ibu. Mudah-mudahan besok atau lusa bisa melaut

lagi.”

“Syukurlah kalau begitu,” sahut Ibu Jawa. (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 150).

Hal yang ingin disampaikan pengarang adalah bersyukur. Kutipan

diatas menunjukkan bahwa Ibu Jawa bersyukur mendengar kabar

Bapak Umar sembuh dari sakitnya.

10. “Kerja Jusnaeni lunas terbayarkan ketika ibu pengantin

perempuan mendatanginya dan mengucapkan terima kasih

telah membuat putrinya tampak seperti putri dalam

dongeng.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 190).

Nilai moral yang disampaikan pengarang secara langsung

melalui uraian. Kutipan diatas menunjukkan ajaran tokoh

berupa ucapan terima kasih.

11. “Jadi muka bagus Wa Izzah terlihat,” komentar seorang

tamu perempuan. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 190).

Page 79: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

67

Nilai moral disampaikan oleh pengarang secara langsung melalui

uraian. Kutipan diatas menunjukkan seseorang tamu memuji

kecantikan Wa Izzah.

b. Teknik Penyampaian Tidak Langsung

Dalam novel ini, teknik penyampaian nilai moral tidak langsung

berupa peristiwa dan konflik.

1) Peristiwa

Melalui peristiwa, pengarang menyampaikan pesan moralnya

secara tidak langsung.

1. “Terkadang Bapak pulang kelewat siang, saat tiupan angin

laut sudah hamper berakhir. Kalau sudah begitu, Bapak

terpaksa bersusah payah mendayung perahunya menuju

pulang. Sesaat sebelum berbelok ke perairan sempit di

antara deretan rumah panggung di wilayah tempat

tinggalnya, ia menggulung layar. Dengan keterampilan

tertentu, laki-laki paruh baya itu mengarahkan kemudinya.

Air laut mulai meti-surut. Pantai ditutupi seluruhnya oleh

lumpur lembek kecokelatan. Perahu itu meluncur sampai ke

bagian yang tak lagi bisa didayung dan berhenti di batas

air.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 34).

Kutipan diatas menunjukkan peristiwa sebagai media pengarang

dalam menyampaikan pesan moral yang ingin ditujukan kepada

pembaca. Peristiwa pada kutipan diatas berupa sikap terampil yang

ditunjukkan tokoh Bapak Umar.

2. “Terbata-bata Mamak membaca di kolom yang ditunjuk

Bapak. Sementara Bapak mengamati hutuf-huruf cetakan

Latin yang tak mampu dipahaminya dengan sedikit pun. Ia

buta huruf Latin. Tapi, tidak dengan hutuf Arab. Ia guru

mengaji di kampung nelayan itu. Satu-satunya guru

mengaji.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 37).

Page 80: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

68

Kutipan diatas menunjukkan peristiwa sebagai media pengarang

dalam menyampaikan pesan moral yang ingin ditujukan kepada

pembaca. Peristiwa pada kutipan diatas berupa sikap kelebihan dan

kekurangan yang ditunjukkan tokoh Bapak Umar.

2) Konflik

Dalam menyampaikan pesan moralnya secara tidak langsung,

pengarang menyampaikan pesan moralnya melalui konflik antar

tokoh. Dalam novel ini, konflik dapat ditunjukkan pada kutipan

berikut :

1. “Bapak benar-benar terjaga kini, manatap mata istrinya

dengan tatapan mencela dan merendahkan. Katanya dengan

nada jengkel yang tak bisa disembunyikan, “Jangan pernah

berpikir untuk melakukan apa pun dengan tubuhmu. Anak

itu karunia Allah. Rejeki dari Allah. Allah akan memberi

anak sebanyak yang mau Dia kasih dan sebuah dosa besar

kalau kamu menghalangi karunia Allah dengan membuatmu

tidak bisa hamil atau apa. Kamu mengerti itu?” (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 40).

Konflik pada kutipan di atas berupa pesan moral menasihati dalam

kebenaran yang ingin disampaikan pengarang.

B. Pembahasan

Nilai moral dalam sebuah karya sastra merupakan ajaran-ajaran

mengenai baik dan buruk yang ingin disampaikan pengarang, sehingga

pembaca mendapatkan hal yang bermanfaat setelah membaca sebuah karya

sastra. Novel Gadis Pesisir terdapat ajaran-ajaran moral yang dapat diambil

manfaatnya sebagai pembelajaran dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Novel Gadis Pesisir adalah sebuah novel yang mengajak pembaca

Page 81: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

69

untuk menafsirkan kembali tentang makna kehidupan dengan memiliki

kemiripan dengan Daru Tunggul Aji, penelitian ini merupakan deksriptif

kualitatif.

1. Wujud Nilai Moral pada Novel Gadis Pesisir karya Nunuk Y.

Kusmiana

a. Nilai Moral Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri

Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri pada novel

Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana meliputi nilai moral hubungan

manusia dengan diri sendiri positif dan nilai moral hubungan manusia

dengan diri sendiri negatif. Nilai moral hubungan manusia dengan diri

sendiri positif meliputi (1) sedih (2) tegas, (3) sabar, (4) rajin. Adapun

nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri negatif meliputi (5)

marah, (6) kesal, (7) menyesal. Hal tersebut dapat dilihat pada data

berikut.

1) Sedih

“Mamak menjadi sedih. Ia tak bisa berpikir lagi sekarang. Ini soal

makanan yang pantas disajikan kepada calon tamu terhormatnya.

Makanan yang masih sanggup dijangkau isi kantongnya. Mamak

memohon sekali lagi, “Tolonglah, sekali ini saja, Bu.”. (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 134).

Kutipan diatas menunjukkan bahwa Mamak menjadi sedih

karena tidak bisa berpikir lagi soal makanan yang ingin disajikan

kepada calon tamu terhormatnya. Mamak pun bingung dalam situasi

tersebut, ia sangat memohon dan minta tolong kepada Ibu Jawa

untuk memberinya utang.

Page 82: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

70

2) Tegas

“Mamak selalu bilang begitu setiap kali berutang,” Ibu Jawa

berkeras menolak. “Tidak bisa begini terus. Kalau berutang, ya

wajib membayar.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 134).

Kutipan diatas menunjukkan bahwa Ibu Jawa memiliki sikap

yang tegas sebagai seorang penjual kepada pembeli yang sering

berutang wajib membayar terlebih dahulu hutang yang sebelumya,

sebelum ingin berhutang lagi. Perilaku tersebut sesuai dengan prnsip

menghargai diri sendiri yang menyebutkan bahwa manusia wajib

untuk selalu memeperlakukan diri sendiri sebagai sesuatu yang bernilai

pada dirinya sendiri.

3) Sabar

“Haya sedang memancing. Ia menatap kedalaman air, menunggu

dengan sabar umpannya dimakan ikan” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019:

101).

Kutipan diatas menunjukkan bahwa Haya memiliki sikap sabar.

Kita semua tahu, memancing bukan hal yang mudah. Sering kali telah

menunggu lama, tapi hanya seekor ikan yang didapat. Atau bahkan

tidak satu pun ikan terpancing dengan umpan kita. Begitulah hidup.

Boleh bermimpi, tapi untuk mencapainya kita harus bersedia melalui

segala prosesnya.

Tak jarang juga kita bakal menemukan cobaan ditengah jalan.

Seperti pancingan yang tiba-tiba rusak. Lalu apa kuncinya ?

Kesabaran! Hati yang sabar akan membawa

Page 83: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

71

Dalam konteks yang sama namun dengan peristiwa yang

berbeda. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

“Kakak perempuannya menyuapinya dengan sabar.” Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 183).

Kutipan di atas menggambarkan kesabaran hati seorang kakak

untuk menyuapi sang adik. Selama ibunya sibuk dengan pekerjaan

rumah, Halijah sangat sabar mengurus sang adik yang masih bayi.

4) Rajin

Tapi, dia rajin bekerja. Rajin membantu orang tua. Sayang dengan

adik-adiknya. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 256).

Kutipan diatas menggambarkan bahwa Halijah rajin bekerja.

Dengan mengerjakan pekerjaan rumah, anak pun jadi terbiasa untuk

melakukan berbagai hal sendiri. Saat sudah besar nanti, ia tidak lagi

canggung atau bingung untuk mengurus dirinya sendiri. Terlebih

ketika harus berada jauh dari orang tua.

Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri negatif meliputi

(4) marah, (5) kesal, (6) menyesal. Hal tersebut dapat dilihat pada data

berikut.

5) Marah

Ibu Jawa tak tahan lagi. Ia berbalik, menatap putrinya dengan

tampang garang, dan mengomelinya, “Tahu tidak Ibu sedang sibuk

? Kalau kamu mau rok itu licin disetrika, lakukan sendiri. Sana

pergi dan jangan ganggu Ibu lagi!” (Nunuk Y. Klusmiana, 2019:

248).

Kutipan diatas menggambarkan bahwa perbuatan yang dilakukan

Ibu Jawa marah terhadap Wening yang sedang mencari baju seragam.

Page 84: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

72

Semua orang tua sayang dengan anaknya, namun dalam keseharian

anak sering berperilaku yang menjengkelkan, sehingga membuat

orang tuanya marah.

6) Kesal

Setengah kesal ia menyahut, “Apa anehnya memasak cakalang

dengan bawang putih dan jahe ? Biasa-biasa saja masak macam

begitu. Dulu, di kampung, aku pernah memasak untuk seorang

perempuan Indo, seekor cakalang dengan susu dan keju. Ditaruh

di atas ikan itu susu dan kejunya.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019:

149).

Kutipan diatas menunjukkan bahwa kesal dengan ucapan yang

dituturkan oleh Mamak. Jangan dengarkan apa kata orang lain, bila

kau percaya dengan keyakinanmu sendiri.

7) Menyesal

“Sejenak ia menyesali diri mengapa juga tertarik dengan salah

satunya. Bagaimanapun, mereka lebih layak menjadi anak-

anaknya.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 166).

Kutipan diatas menggambarkan bahwa Supri menyesali dirinya

yang tertarik dengan Halijah yang masih anak-anak dan menurutnya

lebih layak menjadi anaknya dibanding istrinya. Penyesalan terhadap

sesuatu yang telah terjadi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

“Ia setengah menyesal mendapati kenyataan bahwa laki-laki

bertampang ramah itu ternyata tentara, sempat menjadi

anggota elit semacam Kostrad.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019:

180).

Kutipan diatas menggambarkan bahwa Supri sedikit menyesal

dengan kenyataan bahwa Bapak Jawa itu adalah tentara.

Page 85: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

73

b. Nilai Moral Hubungan Manusia dengan Manusia Lain dalam

Lingkup Sosial termasuk Hubungan dengan Lingkungan Alam

Nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain dalam

lingkup sosial termasuk hubungan dengan lingkungan alam meliputi

nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup

sosial termasuk hubungan dengan lingkungan alam positif dan negatif.

Nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup

sosial termasuk hubungan dengan lingkungan alam positif meliputi (1)

menghargai, (2) patuh, (3) baik hati, (4) peduli terhadap sesama, (5)

merdeka, (6) terima kasih, (7) memuji. Hal tersebut dapat dilihat pada

data berikut.

1) Menghargai

“Nggak pantas nggak menghabiskan makanan. Ayo, dihabiskan!

Teman-temanmu mau kok, menunggu barang sebentar”. (Nunuk

Y. Kusmiana, 2019: 30).

Dari kutipan diatas menggambarkan bahwa Ibu Jawa

menghargai makanan. Kita seharusnya menghargai dan

mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.

2) Patuh

“Kepatuhan kepada suami itu ibadah,” Bapak mengultimatum.

“Ketidakpatuhan kepada suami itu dosa besar.” (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 93).

Kutipan diatas menggambarkan Bapak menasihati Mamak

untuk patuh terhadap suami karena patuh terhadap suami itu

adalah kewajiban seorang istri.

Page 86: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

74

3) Baik Hati

“Keberuntungan itu didapatnya ketika Wening-anak gadis Ibu

Jawa, gadis cilik yang tadi memanggilnya-membagi dua permen

sejuk miliknya dan memberikan separuh untuknya.” (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 29).

Kutipan diatas menggambarkan bahwa Wening berbaik hati

memberikan permen untuk Halijah. Memberi makan rang lain

adalah amal yang mulia. Mengeyangkan orang lain merupakan

amal yang sangat dianjurkan Islam.

4) Peduli Terhadap Sesama

“Makan nasi mu, Lijah. Tidak usah disisa-sisakan begitu.

Untuk orang-orang di rumahakan kukasih sendiri. Kebetulan

taksi La Muli disewa sampai Sentani. Bawa singkong. La Muli

dikasih banyak sama penumpangnya. Kamu bisa bawa

beberapa.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 108).

Kutipan diatas menggambarkan bahwa Mamak La Muli peduli

terhadap keluarga Halijah yang ingin memberikan beberapa

singkong kepada Halijah untuk keluarganya. Rasa peduli

seharusnya dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Karena

sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang

lain. Dengan demikian, segala sesuatu yang kita terima, baik hari

ini maupun esok, merupakan hal yang terindah untuk disyukuri dan

pasti ada hikmahnya. Hal tersebut juga terlihat dalam kutipan

berikut.

“Muklis bertamu ke rumah keluarga Umar. Ia sempat bertemu

mamak dan menghadiahkan manga kepadanya. Manga jenis

spesial. Bukan manga-mangga kecil asam yang biasa dijual di

Page 87: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

75

pasar, yang membuat orang paling mengantuk sekalipun

terbangun saat memakannya. Ia adalah manga golek besar

berkulit kuning cerah. Rasanya manis. Daging buahnya tebal.

Jenis yang sulit dijumpai di Kota Jayapura.” (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 113).

Kutipan diatas menggambarkan bahwa Muklis memberikan kepada

keluarga Umar sebuah mangga yang rasanya manis.

5). Merdeka

“Merdeka!” teriak Soekarno mengepalkan tinju, memulai

rapat akbar. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 177).

Kutipan diatas menggambarkan kalau akhirnya Soekarno

mengambil sikap tegas untuk mengambil kembali Irian Jaya. Kita

mengambil kembali hak kita sebagai bangsa yang merdeka. Bangsa

yang setara kedudukannya harkat, dan martabatnya dengan bangsa-

bangsa lain di dunia.

6) Terima Kasih

“Kerja Jusnaeni lunas terbayarkan ketika ibu perempuan

mendatanginya dan mengucapkan terima kasih karena telah

membuat putrinya tampak seperti putri dalam dongeng.”

(Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 190).

Kutipan diatas menggambarkan bahwa ibu Wa Izzah

mengucapkan terima kasih kepada Jusnaeni karena merasa senang

akan hasil kerja Jusnaeni yang merias putrinya. Ungkapan terima

kasih biasanya di berikan kepada seseorang yang telah memberikan

bantuan atau melakukan kebaikan terhadap kita, atau bias juga

ditujukan untuk orang yang sangat berperan dalam hidup kita.

Page 88: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

76

Dengan mengucapkan terima kasih terhadap seseorang, orang

tersebut akan merasa dihargai oleh kita.

7) Memuji

“Jadi muka bagus Wa Izzah terlihat,” komentar seorang tamu

perempuan. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 190).

Kutipan diatas menggambarkan seorang tamu memuji

kecantikan Wa Izzah. Pujian disampaikan karena perbuatan baik

atau kelebihan yang dimiliki. Karena itu, kebaikan atau kelebihan

diri kita berupa ilmu, harta, pangkat, dan sebagainya jangan sampai

membuat kita terlena dengan pujian. Apalagi dengan sengaja

memancing orang lain agar memuji kita.

Nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain dalam

lingkup sosial termasuk hubungan dengan lingkungan alam negatif

meliputi (8) curang, (9) mencuri, (10) kurang ajar. Hal tersebut dapat

dilihat pada data beriku.

8) Curang

“Kalau kelewat lapar dan tak bisa menahan rasa laparnya, Dus

biasanya melakukan cara-cara curang untuk bisa

mengenyangkan perutnya yang kelaparan. Seringnya mengendap-

endap ke dapur saat semua orang tak ada di rumah dan mencuri

sisa-sisa nasi di atas piring jatah kakak-kakaknya.” (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 49).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Dus menghalalkan segala

sesuatu agar dapat makan untuk mengenyangkan perutnya, termasuk

dengan cara mencuri. Perbuatan curang dan khianat adalah fenomena

negatif yang telah sangat akut dalam perilaku masyarakat. Hingga

Page 89: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

77

sebagian orang yang lemah jiwa dan murah harga dirinya, perbuatan

curang telah menjadi kebiasaan yang seolah bukan lagi dianggap

perbuatan dosa.

Perbuatan curang itu bukan hanya merusak diri sendiri tetapi

juga merusak orang lain. Bagaimana agar kita tidak terbiasa dengan

perilaku curang ? kita perlu di siplin melatih diri dan sabar dengan

godaan. Saya menekankan kata sabar, karena saat curang sudah

terbiasa maka yang tidak curang dianggap aneh. Orang yang tidak

mau ikut curang, perlu sabar dari cemoohan orang-orang yang

curang.

9) Mencuri

“Jangan mencuri lagi, Nak. Jangan bikin malu,” Pinta Bapak.

(Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 56).

Dari kutipan diatas menggambarkan bahwa Bapak sedang

menasihati anaknya agar tidak mencuri, karena mencuri dapat

merugikan diri sendiri dan orang lain. Tidak sedikit orang tahu

bahwa mencuri (mengambil barang yang bukan miliknya) itu

tindakan kriminal, berdosa dan dilarang agama.

3) Kurang Ajar

“Anakmu kurang ajar. Dia menyiram wajahku dengan air,”

balas Mamak Nur. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 83).

Kutipan diatas menggambarkan bahwa Aisyah anak

Mamak Umar menyiram wajah Mamak Nur, sebaiknya sebagai

seorang anak harus sopan kepada orang tua meskipun orang tua itu

Page 90: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

78

membenci kita. Setiap orang ingin perasaannya dipahami, begitu

juga anak-anak. Saat anak marah, cobalah untuk mendengarkan apa

yang ia mau dan pahami perasaanya.

c. Hubungan Manusia dengan Tuhannya

Nilai moral hubungan manusia dengan Tuhannya pada novel

Gadis Pesisir karya Nunuk Y. Kusmiana meliputi nilai moral

hubungan manusia dengan Tuhannya positif meliputi (1) kepercayaan

terhadap Tuhan, (2) bersyukur. Hal terseut dapat dilihat pada data

berikut.

1) Kepercayaan Terhadap Tuhan

“Yah, apalah daya manusia macam kita-kita ini. Kita bisa

merencanakan apa saja. Allah jualah yang menentukan.

Begitulah seharusnya kita berpikir sebagai hamba Allah yang

beriman.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 132).

Kutipan diatas menggambarkan kita sebagai manusia hanya

bisa berencana dan berserah diri terhadap kehendak Allah

Subhanah Wata‟ala. Kepercayaan terhadap Tuhan dalam diri

seseorang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman diri

seseorang tersebut sehingga dapat berpikir jernih dalam

menyelesaikan suatu masalah.

2) Bersyukur

“Sudah sembuhkah, Bapak?” Tanya Ibu Jawa. “Sudah

sembuh, Ibu. Mudah-mudahan besok atau lusa bisa melaut

lagi.”

“Syukurlah kalau begitu,” sahut Ibu Jawa. (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 150).

Page 91: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

79

Kutipan diatas menggambarkan bahwa Ibu Jawa bersyukur

mendengar kabar Bapak Umar sembuh dari sakitnya. Kita sebagai

sesama manusia turut bersyukur akan kabar kesembuhan seseorang

yang sedang sakit.

2. Teknik penyampaian nilai moral pada novel Gadis Pesisir karya

Nunuk Y. Kusmiana

Bentuk penyampaian nilai moral dalam karya fiksi mungkin

bersifat langsung atau tidak langsung. Bentuk penyampaian nilai moral

dalam novel ini dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Teknik penyampaian langsung

Bentuk penyampaian pesan moral yang bersifat langsung boleh

dikatakan identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat

uraian, pemberitahuan, atau penjelasan.pesan moral yang bersifat

langsung biasanya terasa dipaksakan dan bersifat keherensif dengan

unsur-unsur lain. Hal ini tentu akan merendahkan hubungan literer

karya yang bersangkutan. Hubungan komunikasi yang terjadi antara

pengarang dengan pembaca pada penyampaian pesan dengan cara ini

adalah hubungan langsung. Dengan novel ini teknik penyampaian

nilai moral secara langsung berupa uraian pengarang dan melalui

tokoh. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 92: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

80

1) Uraian Pengarang

Dalam menyampaikan pesan moral, pengarang melalui

uraiannya menyampaikan pesan yang ditujukannya kepada

pembaca melalui tokoh dalam menghadapi masalah. Sesuai

dengan beberapa kutipan sebagai berikut :

1. “Kalau kelewat lapar dan tak bisa menahan rasa laparnya,

Dus biasanya melakukan cara-cara curang untuk bisa

mengenyangkan perutnya ynag kelaparan. Seringnya

mengendap-endap ke dapur saat semua orang tengah tak

ada di rumah dan mencuri sisa-sisa nasi di atas piring

jatah kakak-kakaknya.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 49).

Nilai moral yang disampaikan pengarang secara langsung

melalui uraian. Perbuatan yang dilakukan oleh tokoh Dus

merupakan perbuatan yang curang ia mencuri sisa-sisa nasi di

atas piring jatah kakak-kakaknya. Perbuatan tersebut tidak boleh

di tiru karena merupakan pesan moral negatif.

2. “Haya sedang memancing. Ia menatap kedalaman air,

menunggu dengan sabar umpannya dimakan ikan.

Halijah menjengukkan kepala, ikut-ikutan melihat ke

kedalaman air. Rumah Haya agak menjorok ke laut. Ke

bagian laut yang lebih banyak berwarna biru jernihnya

disbanding cokelat keruhnya, sebagaimana warna air

laut di kolong rumah Halijah.” (Nunuk Y. Kusmiana,

2019: 101).

Nilai moral disampaikan pengarang melalui uraian.

Perbuatan Haya yang sabar menunggu umpannya dimakan ikan.

Sabar merupakan kemampuan yang mengendalikan diri yang

Page 93: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

81

juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan

mencerminkan kekokohan jiwa yang memilikinya.

3. “Muklis bertamu ke rumah keluarga Umar. Ia sempat

bertemu Mamak dan menghadiahkan mangga

kepadanya.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 113).

Nilai moral yang disampaikan pengarang melalui uraian,

yang berupa uraian cerita secara langsung melalui perilaku tokoh

yang dilakukan. Pesan moral di ingin disampaikan pengarang

mengenai sikap tokoh Muklis yang berbagi memberikan manga

kepada keluarga Bapak Umar. Terhadap sesama hendaknya kita

memberikan orang lain apa yang kita miliki.

4. “Mamak menjadi sedih. Ia tak bisa berpikir lagi sekarang.

Ini soal makanan yang pantas disajikan kepada calon

tamu terhormatnya. Makanan yang masih sanggup

dijangkau isi kantongnya. Mamak memohon sekali lagi,

“Tolonglah, sekali ini saja, Bu. ” (Nunuk Y. Kusmiana,

2019: 134).

Nilai moral yang disampaikan pengarang melalui uraian,

yang berupa uraian cerita secara langsung melalui perilaku tokoh

dalam menghadapi masalah. Pesan moral yang ingin di

sampaikan pengarang mengenai sikap tokoh Mamak Nur yang

sedih. Dalam keadaan sesulit apapun hendaknya seseorang tidak

berputus asa dalam menghadapi kegagalan maupun cobaan

hidup.

Page 94: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

82

5. “Mamak selalu bilang begitu setiap kali berutang.” Ibu

Jawa berkeras menolak. “Tidak bisa begini terus. Kalau

berutang, ya wajib membayar.” (Nunuk Y. Kusmiana,

2019: 134).

Nilai moral yang disampaikan pengarang melalui

uraian, yang berupa uraian cerita secara langsung melalui

perilaku tokoh dalam menghadapi masalah. Pesan moral

yang ingin di sampaikan pengarang mengenai sikap tokoh

Ibu Jawa yang tegas. Sikap tegas sebagai seorang penjual

kepada pembeli yang sering berutang wajib membayar

terlebih dahulu hutang yang sebelumnya.

6. “Sejenak ia menyesali diri mengapa juga tertarik dengan

salah satunya. Bagaimanapun, mereka lebih layak

menjadi anak-anaknya.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019:

166).

Kutipan diatas menunjukkan cara pengarang

menyampaikan nilai moralnya, yaitu berupa uraian cerita secara

langsung melalui perilaku tokoh Supri dalam menghadapi

masalah. Pesan moral yang ingin disampaikan pengarang

mengenai sikap tokoh Supri yang menyesal. Dalam keadaan

apapun seseorang boleh menyalahkan diri terhadap perbuatan

yang telah dilakukannya, tetapi tidak boleh dipikirkan secara

terus menerus karena dapat menyebabkan deoresi dan kesehatan

Page 95: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

83

mental, untuk mengatasi hal tersebut seseorang bisa melakukan

hal-hal yang positif.

7. “Ia setengah menyesal mendapati kenyataan bahwa laki-

laki bertampang ramah itu ternyata tentara, sempat

menjadi anggota pasuka elit semacam Kostrad. Tak

terbayangkan bahwa laki-laki bertampang ramah itu bisa

mengangkat senjata dan membunuh seseorang.

Seharusnya laki-laki semacam ini bekerja sebagai dosen

atau dalang bukannya tentara.” (Nunuk Y. Kusmiaan,

2019: 180).

Kutipan diatas menunjukkan cara pengarang

menyampaikan pesan moralnya, yaitu berupa uraian cerita secara

langsung melalui perilaku tokoh dalam menghadapi masalah.

Pesan moral yang ingin disampaikan pengarang mengenai sikap

tokoh Supri yang menyesal terhadap sesuatu yang telah terjadi.

Dalam keadaan apapun seseorang tidak boleh menyesali sesuatu

yang telah terjadi, sebaiknya seseorang tersebut dapat menerima

kenyatan dan mengambil hikmah dari kejadian yang telah terjadi.

8. “Gadis kurus itu sedang memberi makan si bayi dengan air

rebusan beras. Sementara, kakak perempuannya

menyuapinya dengan sabar.” (Nunuk Y. Kusmiana,

2019: 183).

Nilai moral disampaikan pengarang secara langsung

melalui uraian. Kutipan diatas menunjukkan ajaran tokoh

berupa kesabaran, yang sabar dalam menghadapi suatu

masalah.

9. “Kerja Jusnaeni lunas terbayarkan ketika ibu pengantin

perempuan mendatanginya dan menguapkan terima

Page 96: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

84

kasih telah membuat putrinya tampak seperti putri dalam

dongeng.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 190).

Nilai moral disampaikan pengarang secara langsung

melalui uraian. Kutipan diatas menunjukkan ajaran tokoh

berupa ucapan terima kasih, yang merupakan ungkapan dari

perasaan syukur terhadap bantuan orang lain.

10. “Ibu Jawa suka marah-marah beberapa hari belakangan

ini. Wening yang pertama kena getahnya. Bapak Jawa,

berikutnya.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 247).

Kutipan diatas menunjukkan cara pengarang

menyampaikan nilai moralnya, yaitu berupa uraian cerita secara

langsung melalui perilaku tokoh Ibu Jawa dalam menghadapi

suatu masalah. Pesan moral yang ingin disampaikan pengarang

mengenai sikap tokoh yang suka marah. Rasa marah merupakan

hal yang umum melanda setiap ibu dalam masalah rumah tangga,

untuk menghilangkan perasaan marah dalam diri dapat dilakukan

dengan mengontrol emosi dan menenangkan diri.

2) Melalui Tokoh

Dalam menyampaikan pesan moralnya secara langsung,

pengarang juga menyampaikan melalui tindakan tokoh. Sikap

menghargai merupakan pesan moral yang ingin disampaikan

pengarang. Hal ini sesuai dengan beberapa kutipan berikut :

1. “Aku menghargai makanan yang kumakan. Karena besok

atau lusa belum tentu kita bisa makan seperti ini.”

(Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 47).

Page 97: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

85

Kutipan diatas menunjukkan cara pengarang dalam

memenyampaikan nilai moral melalui uraian langsung berupa

tindakan tokohyang memiliki rasa menghargai terhadap makanan

dan bersyukur dengan apa yang di makan. Seharusnya kita

memang bersyukur atas apa yang diberikan Allah.

2. “Jangan mencuri lagi, Nak. Jangan bikin malu,” pinta Bapak.

(Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 56).

Kutipan diatas menunjukkan cara pengarang dalam

menyampaikan nilai moral melalui uraian langsung berupa

tindakan tokoh. Hal yang ingin disampaikan pengarang adalah

sikap memberi nasihat tokoh Bapak Umar kepada Dus. Bapak

Umar berpesan agar Dus tidak mencuri lagi. Bapak Umar selalu

memarahi Dus, jika Dus kedapatan mencuri.. Pesan moral yang

ingin disampaikan pengarang melalui uraian ini yaitu sikap

menasihati dalam kebenaran. Dalam menghadapi sebuah

persoalan sebaiknya menasehati dan mengingatkan agar tidak

mencuri lagi.

3. “Kepatuhan kepada suami itu ibadah,” Bapak

mengultimatum. “Ketidakpatuhan kepada suami itu

dosa besar.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 93).

Kutipan diatas menunjukkan cara pengarang dalam

menyampaikan nilai moral melalui uraian langsung berupa

tindakan tokoh. Hal yang ingin disampaikan pengarang adalah

Page 98: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

86

sikap patuh. Sebagai seorang istri harus patuh terhadap suami

karena suami adalah kepala rumah tangga dalam keluarga.

4. “Makan nasimu, Lijah. Tidak usah disisa-sisakan begitu.

Untuk orang-orang di rumah akan kukasih sendiri.

Kebetulan taksi La Muli disewa sampai Sentani. Bawa

singkong. La Muli dikasih banyak sama penumpangnya.

Kamu bisa bawa pulang beberapa.” (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 108).

Kutipan diatas menunjukkan ajaran tokoh berupa baik

hati. Pesan moral disampaikan pengarang secara langsung

melalui uraian. Pesan moral yang ingin disampaikan

pengarang mengenai berbaik hati. Seseorang yang baik hati

dapat membantu sesame dan peka terhadap perasaan orang

lain.

5. “Yah, apalah daya manusia macam kita-kita ini. Kita bisa

merencanakan apa saja. Allah jualah yang menentukan.

Begitulah seharusnya kita berpikir sebagai hamba Allah

yang beriman.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 132).

Kutipan diatas menunjukkan ajaran tokoh berupa

kepercayaan terhadap Tuhan. Nilai moral disampaikan

pengarang secara langsung melalui uraian. Pesan moral yang

ingin dsampaikan pengarang mengenai kepercayaan terhadap

Tuhan dalam menghadapi masalah. Kita sebagai hamba

Allah hanya bisa merencanakan apa saja tapi Allah jugalah

yang menetukan.

6. “Setengah kesal ia menyahut, “Apa anehnya memasak

cakalang dengan bawang putih dan jahe ? Biasa-biasa

saja masak macam begitu. Dulu, di kampung, aku pernah

memasak untuk seorang perempuan Indo, seekor

Page 99: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

87

cakalang dengan susu dan keju. Ditaruh di atas ikan itu

susu dan kejunya”. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 149).

Kutipan diatas menunjukkan cara pengarang dalam

menyampaikan nilai moral melalui uraian langsung berupa

tindakan tokoh. Hal yang ingin disampaikan pengarang adalah

kesal. Rasa kesal terhadap seseorang kerap muncul saat sedang

berinteraksi dengan orang yang menjengkelkan. Jangan

dengarkan apa kata orang lain, bila kau percaya dengan

keyakinanmu sendiri.

7. “Merdeka!” teriak Soekarno mengepalkan tinju, memulai

rapat akbar. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 177).

Hal yang ingin disampaikan pengarang adalah merdeka.

Kutipan diatas menggambarkan kalau akhirnya Soekarno

mengambil sikap tegas untuk mengambil kembali Irian Jaya.

Kita mengambil kembali hak kita sebagai bangsa yang merdeka.

Bangsa yang setara kedudukannya harkat, dan martabatnya

dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

8. “Sudah sembuhkah, Bapak?” Tanya Ibu Jawa. “Sudah

sembuh, Ibu. Mudah-mudahan besok atau lusa bisa

melaut lagi.”

“Syukurlah kalau begitu,” sahut Ibu Jawa. (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 150).

Hal yang ingin disampaikan pengarang adalah bersyukur.

Kutipan diatas menunjukkan bahwa Ibu Jawa bersyukur

mendengar kabar Bapak Umar sembuh dari sakitnya. Kita

Page 100: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

88

sebagai sesama manusia turut bersyukur akan kabar kesembuhan

seseorang yang sedang sakit.

9. “Kerja Jusnaeni lunas terbayarkan ketika ibu pengantin

perempuan mendatanginya dan mengucapkan terima

kasih telah membuat putrinya tampak seperti putri dalam

dongeng.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 190).

Nilai moral yang ingin disampaikan pengarang secara

langsung melalui uraian. Kutipan diatas menunjukkan ajaran

tokoh berupa ucapan terima kasih. Terima kasih merupakan

ungkapan rasa syukur atau kebahagiaan kita atas kebaikan atau

pertolongan orang lain.

10. “Jadi muka bagus Wa Izzah terlihat,” komentar seorang

tamu perempuan. (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 190).

Nilai moral disampaikan oleh pengarang secara langsung

melalui uraian. Kutipan diatas menunjukkan seseorang tamu

memuji kecantikan Wa Izzah. Pujian bisa disampaikan pada saat

melihat penampilan seseorang, kemampuan bekerja seseorang,

juga terhadap sesuatu yang dimiliki orang lain.

b. Teknik Penyampaian Tidak Langsung

Pesan hanya tersirat dalam cerita, berpadu secara

koherensif dengan unsur-unsur cerita yang lain. Hubungan yang

terjadi antara pengarang dan pembaca adalah hubungan yang

tidak langsung dan tersirat. Salah satu sifat khas karya sastra

adalah berusaha mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung.

Berangkat dari sifat esensi inilah sastra tampil dengan

Page 101: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

89

komplesitas makna yang dikandungnya. Hal ini justru dapat

dipandang sebagai kelebihan karya sastra, kelebihan dengan

banyaknya kemungkinan penafsiran dari seseorang dari waktu ke

waktu. Dalam novel ini, teknik penyampaian nilai moral tidak

langsung berupa peristiwa dan konflik.

1) Peristiwa

Melalui peristiwa, pengarang menyampaikan pesan

moralnya secara tidak langsung. Salah satu sifat khas karya sastra

adalah berusaha mengungkapkan sesuatu tidak secara langsung.

Hal ini sesuai dengan beberapa kutipan berikut :

1. “Terkadang Bapak pulang kelewat siang, saat tiupan angin

laut sudah hamper berakhir. Kalau sudah begitu, Bapak

terpaksa bersusah payah mendayung perahunya menuju

pulang. Sesaat sebelum berbelok ke perairan sempit di

antara deretan rumah panggung di wilayah tempat

tinggalnya, ia menggulung layar. Dengan keterampilan

tertentu, laki-laki paruh baya itu mengarahkan

kemudinya. Air laut mulai meti-surut.

Pantai ditutupi seluruhnya oleh lumpur lembek

kecokelatan. Perahu itu meluncur sampai ke bagian yang

tak lagi bisa didayung dan berhenti di batas air.” (Nunuk

Y. Kusmiana, 2019: 34).

Kutipan diatas menunjukkan peristiwa sebagai media

pengarang dalam menyampaikan pesan moral yang ingin

ditujukan kepada pembaca. Peristiwa pada kutipan diatas berupa

sikap terampil yang ditunjukkan tokoh Bapak Umar. Pengarang

ingin menyampaikan bahwa sikap terampil sebaiknya dimiliki

setiap orang yang memiliki kelebihan tenaga. Orang yang lemah

Page 102: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

90

dan membutuhkan bantuan sangat banyak ditemui, namun tidak

semua orang bersikap terampil atau cekatan.

2. “Terbata-bata Mamak membaca di kolom yang ditunjuk

Bapak. Sementara Bapak mengamati hutuf-huruf cetakan

Latin yang tak mampu dipahaminya dengan sedikit pun.

Ia buta huruf Latin. Tapi, tidak dengan hutuf Arab. Ia

guru mengaji di kampung nelayan itu. Satu-satunya guru

mengaji.” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019: 37).

Kutipan diatas menunjukkan peristiwa sebagai media

pengarang dalam menyampaikan pesan moral yang ingin

ditujukan kepada pembaca. Peristiwa pada kutipan diatas berupa

sikap kelebihan dan kekurangan yang ditunjukkan tokoh Bapak

Umar. Pengarang ingin menyampaikan bahwa sikap kelebihan

dan kekurangan pasti dimiliki setiap orang. Terhadap sesama

yang memiliki kelebihan dan kekurangan sebaiknya kita saling

menolong satu sama lain.

2) Konflik

Dalam menyampaikan pesan moralnya secara tidak

langsung, pengarang menyampaikan pesan moralnya melalui

konflik antar tokoh. Dalam novel ini, konflik dapat ditunjukkan

pada kutipan berikut :

1. “Bapak benar-benar terjaga kini, manatap mata istrinya

dengan tatapan mencela dan merendahkan. Katanya

dengan nada jengkel yang tak bisa disembunyikan,

“Jangan pernah berpikir untuk melakukan apa pun

dengan tubuhmu. Anak itu karunia Allah. Rejeki dari

Allah. Allah akan memberi anak sebanyak yang mau Dia

kasih dan sebuah dosa besar kalau kamu menghalangi

karunia Allah dengan membuatmu tidak bisa hamil atau

Page 103: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

91

apa. Kamu mengerti itu?” (Nunuk Y. Kusmiana, 2019:

40).

Konflik pada kutipan di atas berupa pesan moral menasihati

dalam kebenaran yang ingin disampaikan pengarang. Bapak

Umar dalam menyikapi sikap Mamak begitu yakin, tidak dibalas

dengan sikap keras, namun dengan menasihati dalam kebaikan.

Karena Mamak tidak ingin hamil lagi.

Page 104: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

92

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Wujud nilai moral dalam novel Gadis Pesisir terdiri atas tiga bentuk.

Ketiga wujud nilai moral tersebut adalah wujud nilai moral dalam

hubungan manusia dengan diri sendiri, wujud nilai moral dalam

hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk

hubungan dengan lingkungan alam, dan wujud nilai moral dalam

hubungan manusia dengan Tuhannya. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan pada bab sebelumnya, ditemukan data-data sebagai berikut.

a. Wujud nilai moral dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Dalam penelitian ini peneliti berhasil menemukan bentuk nilai moral

dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dengan varian yang

berupa tegas, sabar, marah, rajin, kesal, dan menyesal.

b. Wujud nilai moral dalam hubungan manusia dengan manusia lain

dalam lingkup sosial termasuk hubungan dengan lingkungan alam.

Dalam penelitian ini peneliti berhasil menemukan bentuk nilai moral

dalam hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial

termasuk hubungan dengan lingkungan alam, dengan varian yang

yang berupa menghargai, curang, mencuri, kurang ajar, patuh, baik

hati, peduli terhadap sesame, merdeka, terima kasih, dan memuji.

Page 105: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

93

c. Wujud nilai moral dalam hubungan manusia dengan Tuhannya.

Dalam penelitian ini peneliti berhasil menemukan bentuk nilai moral

dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, yang berupa

kepercayaan terhadap Tuhan dan bersyukur.

2. Teknik penyampaian nilai moral dalam novel Gadis Pesisir karya Nunuk

Y. Kusmiana, berupa teknik penyampaian langsung dan teknik

penyampaian tidak langsung. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan pada bab sebelumnya ditemukan data-data sebagai berikut.

a. Teknik penyampaian nilai moral secara langsung yang memiliki

banyak bentuk penyampaian yang berupa uraian pengarang dan

melalui tokoh. Dalam teknik penyampaian nilai moral secara

langsung, bentuk penyampaian yang paling mendominasi berupa

teknik penyampaian melalui tokoh.

b. Teknik penyampaian nilai moral secara tidak langsung mem`iliki

bentuk penyampaian yang berupa peristiwa dan konflik. Dalam

teknik penyampaian nilai moral secara tidak langsung, bentuk

penyampaian yang paling mendominasi berupa teknik penyampaian

melalui peristiwa.

B. Saran

Bagi pembaca pada umumnya, semoga penelitian ini bisa menambah

wawasan serta mengembangkan pengetahuan mengenai penelitian sastra.

Selain itu, pembaca juga diharapkan mengenal tentang adanya berbagai teori

dalam dunia sastra yang digunakan sebagai alat penelitian sastra. Bagi

Page 106: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

94

peneliti sendiri, semoga penelitian ini menjadi langkah untuk memperbaiki

studi tentang teori dalam penelitian sastra, khususnya sastra Indonesia. Bagi

dunia pendidikan formal, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

pengajaran sastra mengenai ajaran moral dalam sebuah novel.

Page 107: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

95

DAFTAR PUSTAKA

Eagleton Terry. 2010. Membaca Sastra. Pengantar Memahami Sastra untuk

Perguran Tinggi. Yogyakarta: Indonesia Tera.

Wellek, Werren. 1993:15. Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Daroeso, Bambang. http://uzey.blogspot.com/2009/09/pengertian-nilai.html.

(diakses tanggal 28 November 2013).

Sudjiman, 1998: 53. Novel. Pustaka Pelajar

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Harricahyono, Cheppy. 1995. Dimensi-dimensi Pendidikan Moral. Semarang:

IKIP Semarang Press.

Ida Afianti, Diantini. Pengertian Novel. http://lib.uin malang.ac.id/thesis/

chapter_ii/07110161-diantini-ida-afianti.ps. (di akses pada tanggal 6 Maret

2013)

Irmayani Safitri. Unsur Ekstrinsik Novel Beserta Penjelasannya.

http://www.nesabamedia.com. (diakses pada tanggal 25 September 2019)

Jabrohim. 2012. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

KBBI. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat Pusat Bahasa. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Lubis, Mawardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurgiyantoro, 2013. Unsur-Unsur Pembangun Fiksi

Nurgiyantoro, B. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nurgiyantoro, 2013. Teknik Penyampaian Nilai Moral

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan Dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama

Media.

Sumardjo, Jakob dan Saini. 1997. Apresiasi Kesusasteraan. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Page 108: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

96

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.

Y Kusmiana, Nunuk. 2019. Gadis Pesisir. Jakarta. Gramedia.

Page 109: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 110: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

98

Wujud Nilai Moral

a. Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri

1. Sedih

2. Tegas

Page 111: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

99

3. Sabar

Page 112: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

100

4. Marah

5. Rajin

Page 113: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

101

6. Kesal

7. Menyesal

Page 114: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

102

b. Nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial

termasuk hubungan dengan lingkungan alam

1. Menghargai

Page 115: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

103

2. Curang

Page 116: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

104

3. Mencuri

4. Kurang ajar

Page 117: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

105

5. Patuh

6. Baik hati

Page 118: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

106

7. Peduli terhadap sesama

Page 119: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

107

8. Merdeka

9. Terima Kasih

Page 120: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

108

10. Memuji

c. Nilai moral hubungan manusia dengan Tuhannya

1. Kepercayaan Terhadap Tuhan

Page 121: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

109

2. Bersyukur

Teknik Penyampaian Nilai Moral

a. Teknik Penyampaian Langsung

1. Uraian Pengarang

Page 122: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

110

Page 123: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

111

Page 124: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

112

Page 125: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

113

Page 126: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

114

2. Melalui Tokoh

Page 127: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

115

Page 128: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

116

Page 129: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

117

Page 130: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

118

Page 131: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

119

b. Teknik Penyampaian tidak langsung

1. Peristiwa

Page 132: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

120

2. Konflik

Page 133: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

121

KORPUS DATA I

NO

Data Wujud Moral

Hubungan

Manusia

dengan Diri

Sendiri

Hubungan

Manusia dengan

Manusia Lain

dalam Lingkup

Sosial Termasuk

Hubungan dengan

Lingkungan Alam

Hubungan

Manusia

dengan

Tuhanya

1 “Keberuntungan itu

didapatnya ketika Wening-

anak gadis Ibu Jawa, gadis

cilik yang tadi

memanggilnya-membagi

dua permen sejuk miliknya

dan memberikan separuh

untuknya.” (Halaman 29)

Baik Hati

2 “Nggak pantas nggak

menghabiskan makanan.

Ayo, dihabiskan! Teman-

temanmu mau kok,

menunggu barang sebentar”.

(Halaman 30)

Menghargai

3 “Aku menghargai makanan

yang kumakan.karena besok

atau lusa belum tentu kita

bisa makan seperti ini.”

(Halaman 47)

Menghargai

4 “Kalau kelewat lapar dan tak

bisa menahan rasa laparnya,

Page 134: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

122

Dus biasanya melakukan

cara-cara curang untuk bisa

mengenyangkan perutnya

yang kelaparan. Seringnya

mengendap-endap ke dapur

saat semua orang tak ada di

rumah dan mencuri sisa-sisa

nasi di atas piring jatah

kakak-kakaknya.” (Halaman

49)

Curang

5 “Jangan mencuri lagi, Nak.

Jangan bikin malu,” Pinta

Bapak. (Halaman 56)

Mencuri

7 Anakmu kurang ajar. Dia

menyiram wajahku dengan

air,” balas Mamak Nur.

(Halaman 83)

Kurang ajar

8 Kepatuhan kepada suami itu

ibadah,” Bapak

mengultimatum.

“Ketidakpatuhan kepada

suami itu dosa besar.”

(Halaman 93)

Patuh

9 “Haya sedang memancing.

Ia menatap kedalaman air,

menunggu dengan sabar

umpannya dimakan ikan.”

(Halaman 101)

Sabar

10 “Makan nasi mu, Lijah.

Tidak usah disisa-sisakan

Peduli Terhadap

Sesama

Page 135: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

123

begitu. Untuk orang-orang

di rumahakan kukasih

sendiri. Kebetulan taksi La

Muli disewa sampai Sentani.

Bawa singkong. La Muli

dikasih banyak sama

penumpangnya. Kamu bisa

bawa beberapa.” (Halaman

108)

11 “Muklis bertamu ke rumah

keluarga Umar. Ia sempat

bertemu mamak dan

menghadiahkan manga

kepadanya. Manga jenis

spesial. Bukan manga-

mangga kecil asam yang

biasa dijual di pasar, yang

membuat orang paling

mengantuk sekalipun

terbangun saat memakannya.

Ia adalah manga golek besar

berkulit kuning cerah.

Rasanya manis. Daging

buahnya tebal. Jenis yang

sulit dijumpai di Kota

Jayapura.” (Halaman 113)

Peduli

Terhadap Sesama

12 “Yah, apalah daya manusia

macam kita-kita ini. Kita

bisa merencanakan apa saja.

Allah jualah yang

Kepercayaan

Terhadap

Page 136: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

124

menentukan. Begitulah

seharusnya kita berpikir

sebagai hamba Allah yang

beriman.” (Halaman 132)

Tuhan

13 “Mamak menjadi sedih. Ia

tak bisa berpikir lagi

sekarang. Ini soal makanan

yang pantas disajikan

kepada calon tamu

terhormatnya. Makanan

yang masih sanggup

dijangkau isi kantongnya.

Mamak memohon sekali

lagi, “Tolonglah, sekali ini

saja, Bu.” (Halaman 134)

Sedih

14 “Mamak selalu bilang begitu

setiap kali berutang,” Ibu

Jawa berkeras menolak.

“Tidak bisa begini terus.

Kalau berutang, ya wajib

membayar.” (Halaman 134)

Tegas

15 Setengah kesal ia menyahut,

“Apa anehnya memasak

cakalang dengan bawang

putih dan jahe ? Biasa-biasa

saja masak macam begitu.

Dulu, di kampung, aku

pernah memasak untuk

seorang perempuan Indo,

Kesal

Page 137: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

125

seekor cakalang dengan susu

dan keju. Ditaruh di atas

ikan itu susu dan kejunya.”

(Halaman 149)

16 “Sudah sembuhkah,

Bapak?” Tanya Ibu Jawa.

“Sudah sembuh, Ibu.

Mudah-mudahan besok atau

lusa bisa melaut lagi.”

“Syukurlah kalau begitu,”

sahut Ibu Jawa. (Halaman

150)

Bersyukur

17 “Sejenak ia menyesali diri

mengapa juga tertarik

dengan salah satunya.

Bagaimanapun, mereka

lebih layak menjadi anak-

anaknya.” (Halaman 166)

Menyesal

18 “Merdeka!” teriak Soekarno

mengepalkan tinju, memulai

rapat akbar. (Halaman 177)

Merdeka

19 “Kakak perempuannya

menyuapinya dengan sabar.”

(Halaman 183)

Sabar

20 “Kerja Jusnaeni lunas

terbayarkan ketika ibu

perempuan mendatanginya

dan mengucapkan terima

kasih karena telah membuat

putrinya tampak seperti putri

Terima Kasih

Page 138: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

126

dalam dongeng.” (Halaman

190)

21 “Jadi muka bagus Wa Izzah

terlihat,” komentar seorang

tamu perempuan. (Halaman

190)

Memuji

22 Ibu Jawa tak tahan lagi. Ia

berbalik, menatap putrinya

dengan tampang garang, dan

mengomelinya, “Tahu tidak

Ibu sedang sibuk ? Kalau

kamu mau rok itu licin

disetrika, lakukan sendiri.

Sana pergi dan jangan

ganggu Ibu lagi!” (Halaman

248)

Marah

23 Dia rajin bekerja. Rajin

membantu orang tua.

Sayang dengan adik-

adiknya. (Halaman 256)

Rajin

Page 139: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

127

KORPUS DATA II

No

Data

Teknik Penyampaian

Penyampaian

Langsung

Penyampaian Tidak

Langsung

Uraian

Pengarang

Melalui

Tokoh

Peristiwa Konflik

1 “Terkadang Bapak pulang

kelewat siang, saat tiupan

angin laut sudah hamper

berakhir. Kalau sudah

begitu, Bapak terpaksa

bersusah payah

mendayung perahunya

menuju pulang. Sesaat

sebelum berbelok ke

perairan sempit di antara

deretan rumah panggung

di wilayah tempat

tinggalnya, ia menggulung

layar. Dengan

keterampilan tertentu,

laki-laki paruh baya itu

mengarahkan kemudinya.

Air laut mulai meti-surut.

Pantai ditutupi seluruhnya

oleh lumpur lembek

kecokelatan. Perahu itu

meluncur sampai ke

bagian yang tak lagi bisa

didayung dan berhenti di

batas air.” (Halaman 34)

Page 140: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

128

2 “Terbata-bata Mamak

membaca di kolom yang

ditunjuk Bapak.

Sementara Bapak

mengamati hutuf-huruf

cetakan Latin yang tak

mampu dipahaminya

dengan sedikit pun. Ia

buta huruf Latin. Tapi,

tidak dengan hutuf Arab.

Ia guru mengaji di

kampung nelayan itu.

Satu-satunya guru

mengaji.” (Halaman 37)

3 “Bapak benar-benar

terjaga kini, manatap mata

istrinya dengan tatapan

mencela dan

merendahkan. Katanya

dengan nada jengkel yang

tak bisa disembunyikan,

“Jangan pernah berpikir

untuk melakukan apa pun

dengan tubuhmu. Anak itu

karunia Allah. Rejeki dari

Allah. Allah akan

memberi anak sebanyak

yang mau Dia kasih dan

sebuah dosa besar kalau

kamu menghalangi

karunia Allah dengan

Page 141: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

129

membuatmu tidak bisa

hamil atau apa. Kamu

mengerti itu?” (Halaman

40)

4 “Aku menghargai

makanan yang kumakan.

Karena besok atau lusa

belum tentu kita bisa

makan seperti ini.”

(Halaman 47)

5 “Kalau kelewat lapar dan

tak bisa menahan rasa

laparnya, Dus biasanya

melakukan cara-cara

curang untuk bisa

mengenyangkan perutnya

ynag kelaparan. Seringnya

mengendap-endap ke

dapur saat semua orang

tengah tak ada di rumah

dan mencuri sisa-sisa nasi

di atas piring jatah kakak-

kakaknya.” (Halaman 49)

6 “Jangan mencuri lagi,

Nak. Jangan bikin malu,”

pinta Bapak. (Halaman

56)

7 “Anakmu kurang ajar. Dia

menyiram wajahku

dengan air,” balas Mamak

Page 142: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

130

Nur. (Nunuk Y.

Kusmiana, 2019: 83).

8 “Kepatuhan kepada suami

itu ibadah,” Bapak

mengultimatum.

“Ketidakpatuhan kepada

suami itu dosa besar.”

(Halaman 93)

9 “Haya sedang

memancing. Ia menatap

kedalaman air, menunggu

dengan sabar umpannya

dimakan ikan. Halijah

menjengukkan kepala,

ikut-ikutan melihat ke

kedalaman air. Rumah

Haya agak menjorok ke

laut. Ke bagian laut yang

lebih banyak berwarna

biru jernihnya disbanding

cokelat keruhnya,

sebagaimana warna air

laut di kolong rumah

Halijah.” (Halaman 101)

10 “Makan nasimu, Lijah.

Tidak usah disisa-sisakan

begitu. Untuk orang-orang

di rumah akan kukasih

sendiri. Kebetulan taksi

La Muli disewa sampai

Page 143: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

131

Sentani. Bawa singkong.

La Muli dikasih banyak

sama penumpangnya.

Kamu bisa bawa pulang

beberapa.” (Halaman 108)

11 “Muklis bertamu kw

rumah keluarga Umar. Ia

sempat bertemu Mamak

dan menghadiahkan

mangga kepadanya.”

(Halaman 113)

12 “Mamak menjadi sedih. Ia

tak bisa berpikir lagi

sekarang.Ini soal makanan

yang pantas disajikan

kepada calon tamu

terhormatnya. Makanan

yang masih sanggup

dijangkau isi kantongnya.

Mamak memohon sekali

lagi.” (Halaman 134)

13 “Setengah kesal ia

menyahut, “Apa anehnya

memasak cakalang

dengan bawang putih dan

jahe ? Biasa-biasa saja

masak macam begitu.

Dulu, di kampung, aku

pernah memasak untuk

seorang perempuan Indo,

Page 144: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

132

seekor cakalang dengan

susu dan keju. Ditaruh di

atas ikan itu susu dan

kejunya.” (Halaman 149)

14 “Sudah sembuhkah,

Bapak?” Tanya Ibu Jawa.

“Sudah sembuh, Ibu.

Mudah-mudahan besok

atau lusa bisa melaut

lagi.”

“Syukurlah kalau begitu,”

sahut Ibu Jawa. (Halaman

150)

15 “Sejenak ia menyesali diri

mengapa juga tertarik

dengan salah satunya.

Bagaimanapun, mereka

lebih layak menjadi anak-

anaknya.” (Halaman 166)

16 “Merdeka!” teriak

Soekarno mengepalkan

tinju, memulai rapat

akbar. (Halaman 177)

17 “Jadi muka bagus Wa

Izzah terlihat,” komentar

seorang tamu perempuan.

(Halaman 190).

18 “Kerja Jusnaeni lunas

terbayarkan ketika ibu

pengantin perempuan

Page 145: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

133

mendatanginya dan

mengucapkan terima

kasih karena telah

membuat putrinya tampak

seperti putri dalam

dongeng.” (Halaman 190).

Page 146: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

134

Sampul Novel

Judul : Gadis Pesisir

Pengarang : Nunuk Y. Kusmiana

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 321 halaman

Tahun : 2019, Januari

Gadis Pesisir adalah kisah tentang kehidupan seorang gadis remaja anak

seorang nelayan miskin yang menjadi pendatang di wilayah Jayapura, Irian Jaya

(Papua) untuk mencari kehidupan yang lebih baik pada awal tahun 1970-an.

Kampung nelayan ini berdekatan dengan tempat pendidikan dan pelatihan calon

polisi. yang instrukturnya tertarik untuk menikahi salah satu gadis nelayan, serta

jatuh cinta kepada Halijah, gadis paling tidak menarik dan tidak diperhitungkan di

Page 147: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

135

kampung tersebut. Berhasilkah keluarganya mendapatkan kehidupan lebih baik ?

Apakah ia sama seperti gadis-gadis lain, yang mencoba melepaskan diri dari

kemiskinan dengan menikahi laki-laki yang bisa memberi makan cukup dan

mengangkat derajat keluarga ?

Buku ini mengangkat kisah kehidupan para pendatang di sebuah kampong

nelayan miskin di Kota Jayapura. Mengambil tempat dan waktu pada tahun 1970-

an awal, buku ini bercerita tentang hiruk pikuk wilayag Irian Jaya sekarang Papus

setelah terintegrasi dengan Indonesia.

Page 148: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

136

Page 149: NILAI MORAL PADA NOVEL GADIS PESISIR KARYA NUNUK Y. …

137

RIWAYAT HIDUP

KARLINA, dilahirkan di Pangkep pada tanggal 8 Juli 1998

tepatnya di Bonto-Bonto, Kecamatan Ma‟rang, Kabupaten

Pangkep. Anak ke-3 dari empat bersaudara pasangan dari

ayahanda Sainuddin dan Ibunda Hj. Sabaria. Penulis

memulai pendidikan pada tahun 2005 di sekolah dasar di SD

Negeri 14 Bonto-Bonto, Kelurahan Bonto-Bonto,

Kecamatan Ma‟rang, Kabupaten Pangkep dan menyelesaikan pendidikan pada

tahun 2010. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan menengah

pertama di SMP Negeri 1 Ma‟rang, Kelurahan Bonto-Bonto, Kecamatan Ma‟rang,

Kabupaten Pangkep, tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan pendidikan

sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Ma‟rang, Kelurahan Talaka, Kecamatan

Ma‟rang, Kabupaten Pangkep dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

Berkat perlindungan dan pertolongan Allah Swt serta iringan doa dari

orang tua sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi

dengan menulis skripsi yang berjudul “Nilai Moral pada Novel Gadis Pesisir

Karya Nunuk Y. Kusmiana.”

`