nilai-keperawatan
TRANSCRIPT
-
TANTANGAN NILAI DALAM KEPERAWATAN
Karena nilai memberikan makna kepada masarakat dan dijunjung tinggi sangat
penting untuk melihat bagaimana konflik dapat muncul secara internal atau dia
antara orang ketika nilai di uji. Ambil contoh dari debat aborsi amerika untuk
melihat bagaimana kerasnya orang membenarkan priolitas nilai mereka sendiri.
Perawat,sebagai bagian dari pekerjaan mereka, melakukan hubungan yang sangat
akrab dengan kelompok yang berbeda dan mungkin akan mengalami tantangan
nilai setiap hari.
Ketika perawat berkembang, pergeseran kritis dalam nilai professional telah
terjadi, memperkeruh kontroversi dan menciptakan ide baru. Kode etik perawat
yang pertama adalah kepatuhan pada dokter sebagai nilai professional primer
(freitas, 1990). Sewjak saat itu, perawat menempatkan kesetiaan pada klien dan
keluarganya sebagai nilai yang tertinggi (pence, 1994). Perawat secara individu
maupun secara bersama-sama menghadapi tantangan untuk mempengaruhi dan
membentuk nilai profisional dalam perubahan system perawatan kesehatan yang
tepat dan hubungan profsional.
Nilai juga mempengaruhi kesehatan pada seluruh tingkatan sosial, menempatkan
tantangan pada profesi perawat. Reformasi perawatan kesehatan di amerika
mengalami kesulitan, bukan karena pembuatan keputusan dan profisional perawat
kesehatan yang tidak setuju apakah sesuatu harus di lakukan atau tidak.
Tantangan Pribadi
Perawat peduli pada klien yang memiliki nilai unik mengenai kehidupan dan
pengalaman hidup. Oleh karena itu, perawat harus menyadari nilai mereka sendiri
, mamahami bagaimana mereka berinteraksi dengan nilai klien. Untuk membuat
keputusan yang bijak dan matang dalam perawatan, perawat harus waspada
tentang pengaruh nilai pribadi dalam pemberian perawatan.
Perawat adalah seorang manusia, juga harus memiliki pendirian dan system nilai.
Tidak bener bila mengira bahwa karena perawat adalah suatu profesi merawat
yang di delegasikan untuk melayani orang lain, maka perawat tdak lagi
-
mengalami perasaan kecewa, frustasi, kesedihan dan kemarahan dalam situasi
tertentu. Bahkan sebenernya mungkin terdapat beberapa hal yang melakukan ,
baik secara pribadi maupun professional bila menyadari bahwa perawat melawan
perasaan dan prilaku yang mereka anut mendapatkan tantangan.
Kadang tatntangan sangat mudah untukndiidentifikasi. Seorang perawat dapat
memandang rendah seorang anggota keluarga yang telah menyiksa anak atau
seorang perawat dapat sangat marah pada klien yang mengalami intokasi dan
telah membunuh orang lain dalam suatu kecelakan yang telah terjadi Karen
kesalahanya, atau pada seorang wanita muda yang melahirkan aknak dengan
kecanduan obat. Situasi seperti ini dapat menguji nilai yang di pegang oleh
perawat tersebut mengenai kehidupan dan tanggung jawab pribadi. Bagaimana
seorang perawat, sebagai manusia, mengatasi konflik yang dirasakan dalam
hatinya?
Pertama, untuk mengadapi tantangan, seorang perawat harus memiliki
pengetahuan yang mendalam. Seorang perawat akan memiliki kesulitan
melakukan peranya sebagai perawat profsional ketika nilai pribadinya tidak jelas
dan tidak menyakitkan. Klasifikasi nilai seperti yang telah di jelaskan diatas, yang
dilakukan seorang diri atau dengan bantuan orang lain, akan membantu perawat
melakukan ekspolarsi nilainya. Pengenalan dan penguasaan konflik adalah
langkah pertama yang sangat penting untuk membentuk respon tepat.
Kedua, perawat harus mengikuti tantangan. Sejumlah kemungkinan akan muncul
usahakan untuk memahami situasi hidup dan pengalaman orang lain seringkali
akan dapat membantu. Jika klien dilihat sebagai sebuah pribadi bukan di tematkan
dalam suatu katagori tingkah laku tertentu.ada kemungkinan munculnya
hubungan. Nilai tidak menentukan harga kehidupan seseorang, atau membuat
orang lain menjadi lebih berharga. Untuk memahami bahwa seseorang yang telah
menyiksa sseorang anak mungkin telah mempelajari perilaku tersebut sebagai
akibat dari siksaan atas dirinya sendiri, mungkin akan membantu perawat melihat
kompleksitas atau perkembangan nilai. Hal itu tidak membenarkan atau
memaafkan penyiksaan terhadap anak-anak. Orang yang mencari bantuan untuk
mengulangi suatu fase sakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup (missal
-
sakit paru-paru karena merokok) telah membuat pilihan kesehatan yang buruk,
sama seperti yang sebagian besar dari kita telah lakukan pada titik tertentu. Jika
seorang perawat mengkaji kehidupannya untuk perubahan perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatan, umumnya ia akan dapat menemukannya. Pemahaman
membutuhkan kemampuan untuk mendengar yang baik, penggunaan komunikasi
terapeutik dan keinginan serta kerendahan hati untuk menerima kompeksitas
riwayat kehidupan.
Perawat harus mencoba untuk tidak menghakimi perilaku klien atau
mengasumsikan nilai yang mendasarinya. Seorang klien mungkin tidak sanggup
menerima masalah nilai pribadi jika perawat memberikan saran yang bersifat
menggurui atau tanpa diminta. Perawat seharusnya menganggap dirinya sebagai
orang yang mengumpulkan data mengenai kebutuhan kesehatan orang lain.
Perawat yang kompeten akan membantu klien untuk mengambil keputusan
mereka sendiri mengenai nilai perawatan kesehatan. Sangat penting untuk
mengingat bahwa perubahan yang bermakna, terutama dalam kasus yang
kompleks seperti penyiksaan, jarang terjadi dalam konteks hubungan yang besifat
menghukum atau memihak.
Namun kadang ketika mengetahui perasaan, mengesampingkan pandangan dan
mencoba untuk memahami, tidak akan dapat mengubah respons internal perawat
pada situasi tertentu dan juga tidak akan mengubah perilaku klien. Pada masa
konflik profesi perawat, sudah jelas konstitusi mana yang bertanggung jawab
dalam perilaku keperawatan. Meskipun seorang perawat mungkin tidak
menyetujui perilaku yang ditunjukkan atau disukai seorang klien, pemberian
perawatan yang menunjukkan penghargaan terhadap harga diri manusia tetap
menjadi kewajiban perawat (ANA Code of Ethics, 1985). Kadang hanya hal itu
yang dapat dilakukan perawat untuk menyumbangkan perawatan fisiologis yang
aman dan kompeten. Untuk keperawatan tetap menjadi suatu profesi yang
dihargai secara sosial, dalam dunia perilaku dan tindakan professional, nilai dan
sikap setiap individu perawat seharusnya tidak mempengaruhi kewajibannya
untuk memberikan perawatan yang kompeten dan penuh penghargaan pada siapa
pun yng membutuhkan.
-
Tantangan Profesional
Seperti telah dinyatakan di atas, untuk mempertahankan eksistensi dan
perkembangan suatu profesi di masyarakat, suatu kebutuhan harus muncul untuk
dilayani. Orang yang bergerak di bidang jasa harus melihat fungsi tersebut sebagai
suatu nilai tambah. Selain itu, tantangan profesi keperawatan untuk mengangkat
ideologi perawatan melalui pendidikan, penelitian, dan praktik, profesi perawat
menghadapi kewajiban tambahan untuk secara kolektif memberikan respons pada
masalah kesehatan sosial.
Keperawatan telah menjadi historis diperhatikan dengan memenuhi kebutuhan
perawatan kesehatan individu dan keluarga. Muyskens (1993) menentang bahwa
perawat memiliki kewajiban kolektif untuk menjadi lebih terlibat dalam dalam
masalah sosial yang melingkupi akses pada perawatan kesehatan untuk seluruh
populasi manusia. Model dukungan klien individu harus dikembangkan sehingga
meliputi dukungan kesehatan bagi seluruh populasi manusia. Agar dukungan
kesehatan dapat menjadi lebih kokoh sebagai nilai keperawatan, profesi perawat
harus bangkit untuk menghadapi tantangan riset, pendidikan, dan politik. Hal ini
tidak berarti perawat boleh mengabaikan perlindungan nilai klien sebagai
individu, namun perlindungan tersebut harus lebih dilihat sebagai suatu kesatuan
nilai.
Dengan asumsi bahwa peran yang lebih besar sebagai pendukung kesehatan akan
lebih menantang perawat untuk mengkaji nilai perawatan kesehatan masyarakat
dengan lebih berhati-hati, hal itu akan mendukung dan membantu nilai yang
paling konsisten dengan ide professional. Priester (1992) mengemukakan enam
nilai (diidentifikasi sebagai proyek riset) yang mendasari sistem perawatan
kesehatan d Amerika. Keenam itu meliputi autonomi professional, autonomi
klien, perlindungan klien, kedaulatan pelanggan, perawatan berkualitas tinggi dan
akses yang universal pada perawatan. Aroskar (1993) membuat rekonfigurasi dari
nilai tersebut dan menantang keperawatan untuk memainkan posisi kunci dalam
proses tersebut. Sebuah rangka yang baru akan mengatur kembali atau
menghasilkan definisi yang baru dari nilai yang telah ada dan menambahkan nilai
yang memiliki penekanan lebih besar bagi masyarakat. Keperawatan kemudian
-
dapat melakukan evaluasi ulang perangkat nilai dan posisi profesional mereka
pada reformasi perawatan kesehatan melalui kerangka kerja nilai yang baru.
Masalah dalam reformasi perawatan kesehatan yang terus meluas dimotori oleh
nilai. Profesi keperawatan dan masyarakat dapat mengambil banyak keuntungan
dari menjawad tantangan tersebut.