nilai karakter pada struktur simbolis visual topeng …

9
Jurnal Seni Budaya 52 Volume 18 Nomor 1, Juli 2020 A. Pengantar Topeng merupakan salah satu karya seni rupa tiga dimensi yang identik dengan bentuk muka dan berfungsi menutupi atau mengganti perwujudan muka pemakainya (Hidayanto, 2012: 2133). Menurut Kustiawan (2016: 43) “mask is the cover of face re- NILAI KARAKTER PADA STRUKTUR SIMBOLIS VISUAL TOPENG PANJI GAYAYOGYAKARTA Yasin Surya Wijaya Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A, Pucangsawit, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126 Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbolisme visual dalam topeng panji gaya Yogyakarta dan nilai karakter yang terkandung di dalamnya. Pendekatan penelitian digunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Penelitian dilakukan di Desa Bobung, Gunung Kidul, Yogyakarta dengan objek penelitian topeng Panji dan subjek penelitian pengrajin dan pelestari topeng. Uji keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber dan review informan. Data dianalisis menggunakan teknik interaktif dengan langkah reduksi data, display data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan; (1) topeng panji gaya Yogyakarta tersusun atas simbolis visual yaitu jamang rujen, jamang rujen buto, jamang sada sakler, alis nanggal sepisan, alis menjangan ranggah, mata leyepan, mata kedhelen, mata thelengan, hidung walimiring, hidung pangotan, mulut prengesan, warna putih, hijau, merah, dan kuning dimana kesemua simbol tersebut adalah stilasi dari bentuk benda-benda alam. (2) Simbolis visual topeng panji terkandung nilai karakter yaitu ksatria, handal, waspada, kesatria namun jahat, kesederhanaan, kuat, gagah, halus, jujur, sabar, pemberani, tangkas, tangguh, pantang menyerah, protagonis, kasar, bijaksana, murah senyum, kesucian, kesetiaan, kesuburan, kedamaian, angkara murka, jahat, ceria, dan satria. Kata kunci: Nilai Karakter, Struktur Simbolisme Visual, Topeng Panji ABSTRACT This research is intended to study visual symbolism in the Panji mask of Yogyakarta style and the character values contained therein. This research uses qualitative approach with the data collection techniques, namely interviews, observation, and document analysis. The study was conducted in the village of Bobung, Gunung Kidul, Yogyakarta with the object of Panji mask and the subjects of craftsmen and mask preservers. Test of the data validity uses source triangulation techniques and informant review. The data is analyzed using interac- tive techniques with data reduction, data display, and verification. The results show: (1) Panji masks of Yogyakarta Style are composed of visual symbols such as jamang rujen, jamang rujen buto, jamang sada sakler, nanggal sepisan eyebrow, menjangan ranggah eyebrow, leyepan eye, kedhelen eye, thelengan eye, walimiring nose, pangotan nose, prengesan mouth, white color, green, red, and yellow which are the symbols represent stilation of the natural shapes. (2) The visual symbolic of the Panji mask contains character values of knight, reliable, vigilant, knight but evil, simplicity, strong, manly, refined, honest, patient, brave, agile, resilient, unyielding, protagonist, rude, wise, alaways smile, purity, loyalty, fertility, peace, fury of anger, crime, cheerful, and noble. Keywords: Character Values, Visual Symbolism Structure, Panji Mask. sulting from carved art in the form of human or animal face made of wood, metal, paper, and other materi- als”. Sehingga topeng dapat dikatakan sebagai tiruan wajah tertentu dengan karakter tertentu. Topeng dipahami suatu ukiran yang mempresentasikan keseluruhan karakteristik pribadi seseorang (Hidajat, 2014: 2-3). Topeng Panji merupakan topeng yang

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI KARAKTER PADA STRUKTUR SIMBOLIS VISUAL TOPENG …

Jurnal Seni Budaya

52 Volume 18 Nomor 1, Juli 2020

A. Pengantar

Topeng merupakan salah satu karya seni rupatiga dimensi yang identik dengan bentuk muka danberfungsi menutupi atau mengganti perwujudan mukapemakainya (Hidayanto, 2012: 2133). MenurutKustiawan (2016: 43) “mask is the cover of face re-

NILAI KARAKTER PADA STRUKTUR SIMBOLIS VISUAL TOPENG PANJIGAYA YOGYAKARTA

Yasin Surya WijayaProgram Studi Pendidikan Seni RupaUniversitas Sebelas Maret Surakarta

Jl. Ir. Sutami No.36 A, Pucangsawit, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbolisme visual dalam topeng panji gaya Yogyakarta dan nilaikarakter yang terkandung di dalamnya. Pendekatan penelitian digunakan pendekatan kualitatif dengan teknikpengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Penelitian dilakukan di Desa Bobung,Gunung Kidul, Yogyakarta dengan objek penelitian topeng Panji dan subjek penelitian pengrajin dan pelestaritopeng. Uji keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber dan review informan. Data dianalisismenggunakan teknik interaktif dengan langkah reduksi data, display data, dan verifikasi. Hasil penelitianmenunjukan; (1) topeng panji gaya Yogyakarta tersusun atas simbolis visual yaitu jamang rujen, jamang rujenbuto, jamang sada sakler, alis nanggal sepisan, alis menjangan ranggah, mata leyepan, mata kedhelen, matathelengan, hidung walimiring, hidung pangotan, mulut prengesan, warna putih, hijau, merah, dan kuning dimanakesemua simbol tersebut adalah stilasi dari bentuk benda-benda alam. (2) Simbolis visual topeng panji terkandungnilai karakter yaitu ksatria, handal, waspada, kesatria namun jahat, kesederhanaan, kuat, gagah, halus, jujur,sabar, pemberani, tangkas, tangguh, pantang menyerah, protagonis, kasar, bijaksana, murah senyum, kesucian,kesetiaan, kesuburan, kedamaian, angkara murka, jahat, ceria, dan satria.

Kata kunci: Nilai Karakter, Struktur Simbolisme Visual, Topeng Panji

ABSTRACT

This research is intended to study visual symbolism in the Panji mask of Yogyakarta style and the charactervalues contained therein. This research uses qualitative approach with the data collection techniques, namelyinterviews, observation, and document analysis. The study was conducted in the village of Bobung, GunungKidul, Yogyakarta with the object of Panji mask and the subjects of craftsmen and mask preservers. Test ofthe data validity uses source triangulation techniques and informant review. The data is analyzed using interac-tive techniques with data reduction, data display, and verification. The results show: (1) Panji masks of YogyakartaStyle are composed of visual symbols such as jamang rujen, jamang rujen buto, jamang sada sakler, nanggalsepisan eyebrow, menjangan ranggah eyebrow, leyepan eye, kedhelen eye, thelengan eye, walimiring nose,pangotan nose, prengesan mouth, white color, green, red, and yellow which are the symbols represent stilationof the natural shapes. (2) The visual symbolic of the Panji mask contains character values of knight, reliable,vigilant, knight but evil, simplicity, strong, manly, refined, honest, patient, brave, agile, resilient, unyielding,protagonist, rude, wise, alaways smile, purity, loyalty, fertility, peace, fury of anger, crime, cheerful, and noble.

Keywords: Character Values, Visual Symbolism Structure, Panji Mask.

sulting from carved art in the form of human or animalface made of wood, metal, paper, and other materi-als”. Sehingga topeng dapat dikatakan sebagai tiruanwajah tertentu dengan karakter tertentu. Topengdipahami suatu ukiran yang mempresentasikankeseluruhan karakteristik pribadi seseorang (Hidajat,2014: 2-3). Topeng Panji merupakan topeng yang

Page 2: NILAI KARAKTER PADA STRUKTUR SIMBOLIS VISUAL TOPENG …

Yasin Surya Wijaya: Nilai Karakter pada Struktur Simbolis Visual Topeng Panji Gaya Yogyakarta

Volume 18 Nomor 1, Juli 2020 53

bentuknya merupakan transformasi dari cerita rakyatPanji. Menurut Namtani (Hidajat, 2013: 231), lakonPanji dalam sastra tertulis menceritakan kisah cintaantara Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji.

Topeng Panji Yogyakarta merupakan salahsatu seni tradisi yang merupakan warisan budayabangsa yang sudah ada sejak zaman nenek moyang.Dewasa ini Topeng Panji diisukan mengalamipenurunan eksistensi akibat semakin sedikitnyakepedulian masyarakat akan budaya. Dahulu topengdigunakan untuk kepentingan ritual dan pertunjukandi masyarakat, topeng berfungsi sebagai upacarakematian (tiwah), kesuburan, bekal kubur ataupenunggu kubur, dan pertunjukan (Martono dkk., 2017:126-127). Revolusi industry 4.0 ternyata juga menjadipenyebab seni Topeng Panji kurang diminatimasyarakat. Topeng Panji jarang sekali melakukanpertunjukan, paling banyak satu hingga dua kali dalamsetahun (Nurwanti, 2008: 7). Hanya pada saat tertentudi tampilkan pada masyarakat dan tidak semualapisan masyarakat mau menyaksikan. Muda mudimasyarakat kurang tertarik karena dianggapmembosankan dan ketinggalan zaman. Sosial mediasudah menjamur dalam kehidupan mereka, mulaibangun tidur hingga tidur lagi seolah tidak bisa lepasdari dunia maya itu.

Tuntutan kehidupan yang semakin maju jugamenjadi penyebab Topeng Panji mengalami penurunanminat. Topeng panji dianggap tidak begitu penting dikehidupan sekarang sehingga orang tua tidakmenyarankan anak-anak mereka belajar membuat danmenari topeng. Orang tua lebih suka anak merekamengikuti pelatihan, les, kursus yang berbasisakademik agar mudah diterima di sekolah ataupekerjaan tertentu. Faktor ekonomi menjadi faktorutama masyarakat menjual topeng panji, hal tersebutsesuai pernyataan Nurwanti (2008: 7) bahwa tuntutanekonomi yang menghimpit menjadikan peralatantersebut terpaksa dijual untuk mencukupi biaya hiduppemiliknya.

Hal tersebut tentu menjadi masalah dimanalambat laun Topeng Panji Yogyakarta akan mengalamikepunahan. Padahal di dalamnya terkandung nilaikarakter luhur yang diwariskan nenek moyang dalambentuk topeng. Nilai karakter tersebut sangat baikdijadikan tuntunan pada generasi agar mereka tidaklupa dengan budaya. Nilai karakter tersebutmengkristal bersama simbol-simbol visual topeng panjisehingga perlu diperas sari pati nilai tersebut. Simbolisitu bertujuan untuk mengkomunikasikan sesuatu yangmelatarbelakangi wujud topeng, artinya ada sesuatu

yang esensial di balik profil topeng (Hidajat, 2008:2-3).

Wujud karya seni rupa adalah bentuk,ibaratnya bahasa ia adalah sebuah teks yang harusdipahami, dibaca sesuai dengan konteks (Subiyantoro,2013: 87). Teks dalam Topeng Panji adalah simbol-simbol visual yang tersusun atas struktur pakem danterdapat relasi dengan kehidupan masyarakat padasaat itu. Bentuk mahkota jamang, alis, mata, hidung,kumis, mulut, dan dagu adalah simbol pakem dengannilai karakter berbeda dari setiap tokoh.

Hipotesis dari penelitian yang berjudul NilaiKarakter Pada Struktur Simbolis Visual Topeng PanjiGaya Yogyakarta adalah terdapat nilai karakter yangtercermin dari simbol visual Topeng Panji gayaYogyakarta. Nilai karakter tersebut adalah tuntunanyang diwariskan nenek moyang sehingga dapatdiiplementasikan dalam kehidupan.

Kajian tentang topeng sudah dilakukanbeberapa peneliti diantaranya oleh Hidayanto (2001)tentang Topeng Ponorogo dalam tinjauan senitradisi. Dyah (2007) tentang makna simbolis padaunsur visual kostum tari topeng babakan CirebonKeni Arja di Desa Slangit. Astrini dkk (2013)Semiotika Rupa Topeng Malangan (Studi Kasus:Dusun Kedungmonggo, Kec. Pakisaji, KabupatenMalang). Serta karya Murni dkk (2016) tentangTopeng Seni Barong di Kendayakan Tegal: EkspresiSimbolik Budaya Masyarakat Pesisiran.Sehingga belum ada kajian yang mendalam kaitanyadengan struktur Topeng Panji khususnya gayaYogyakarta.

Tujuan dari penelitian ini tentunya untukmenggali nilai karakter yang mengkristal dalamsimbolisme visual Topeng Panji gaya Yogyakarta.Masyarakat dan generasi muda perlu tahu nilailuhur yang terkandung dalam Topeng Panji. TopengPanji juga perlu dilestarikan agar keberadaanya tetapeksis karena budaya adalah karakter bangsa. Anakcucu perlu diberikan pengetahuan tentang TopengPanji agar estafet budaya dapat terus terjaga hinggamasa depan.

Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Putat,Kecamatan Patuk, Wonosari, Gunung Kidul,Yogyakarta dan di Museum Sonobudoyo, Jl.Pangurakan No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, KotaYogyakarta. Subjek penelitian adalah pengrajin topengdi Desa Bobung, pelestari budaya (museum budaya),dan pakar atau akhli bidang antropologi dam budaya.Objek penelitian adalah topeng-topeng klasik Panji

Page 3: NILAI KARAKTER PADA STRUKTUR SIMBOLIS VISUAL TOPENG …

Jurnal Seni Budaya

54 Volume 18 Nomor 1, Juli 2020

khas Yogyakarta dengan bentuk masih sesuaidengan pakem (patokan) tradisi budaya. Sumberdata diperoleh dari data primer yaitu informan dandokumen arsip. Informan adalah pengrajin topeng diDesa Putat, pelestari budaya (museum), dan ahli/pakardi bidang antropologi dan budaya, yang diambilberdasar teknik purposive sampling. Dokumen danarsip berupa foto, catatan, dan rekaman kaitanyadengan Topeng Panji khas Yogyakarta dan topengdaerah lain sebagai pembanding. Sedangkan sumberdata sekunder diperoleh dari tempat dan peristiwa.Tempat peristiwa adalah tempat industri pengrajinantopeng beserta aktvitas di dalamnya, tempatpertunjukan tari topeng, dan di Museum Sonobudoyo.Sumber data informan diperoleh dengan teknikwawancara yang bersifat semi struktur (mendalam),tempat dan peristiwa dengan teknik observasi bersifatpartisipatif aktif, dan dokumen arsip dengan teknikanalisis dokumen. Keabsahan data diuji dengan re-view informan dan triangulasi. Triangulasi digunakantriangulasi sumber yaitu data dari informan, tempat &peristiwa, dan dokumen/arsip. Analisis data digunakanteknik analisis interaktif dengan prosedur reduksi data,penyajian data, dan verif ikasi atau penarikankesimpulan.

B. Pembahasan

1. Struktur Simbolis Visual Topeng PanjiTopeng Panji termasuk dalam topeng klasik

sehingga struktur bentuknya masih terpaku padapatokan tradisi yang ada (pakem). Simbol-simbolkebudayaan masih tampak pada bentuk-bentukTopeng Panji yang di dalamnya berisi pesan, makna,atau nilai tertentu. Simbol mempunyai suatu fungsisebagai media untuk berkomunikasi dengansesamanya (Fauzan, 2016: 229). Sehingga nilai yangditanamkan nenek moyang dapat terawetkan sampaisaat ini melalui simbol yang ada.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tiaptokoh Topeng Panji memiliki bentuk simbolis yangberbeda sehingga nilai karakter akan berbeda danberagam. Tokoh sentral dalam topeng panji meliputitopeng Panji Asmarabangun, Panji Laras, GunungSari, Klana Sewandana, Dewi Sekartaji, dan DewiRagil Kining.

Gambar 1. Panji Asmara Bangun(Foto: Wijaya, 2018)

Gambar 2. Panji Laras(Foto: Wijaya, 2018)

Gambar 3. Gunung Sari(Foto: Wijaya, 2018)

Page 4: NILAI KARAKTER PADA STRUKTUR SIMBOLIS VISUAL TOPENG …

Yasin Surya Wijaya: Nilai Karakter pada Struktur Simbolis Visual Topeng Panji Gaya Yogyakarta

Volume 18 Nomor 1, Juli 2020 55

Gambar 4. Klana Sewandana(Foto: Wijaya, 2019)

Gambar 5. Dewi Sekartaji(Foto: Wijaya, 2018)

Gambar 6. Ragil Kuning(Foto: Wijaya, 2019)

Struktur simbolis topeng terdiri atas bentukmahkota atau jamang, alis, mata, hidung, mulut, danwarna. Bentuk simbolis dari masing-masing tokohtopeng dapat dilihat pada tabel 1:

Tabel 1. Bentuk Simbol Visual Topeng Panji

Dari bentuk simbol tokoh Topeng Panji di atasmasih terbagi menjadi simbol lain yang bentuknyaadalah stilasi dari objek alam dan benda. Masing-masing simbol terkandung nilai karakter tertentu danuntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 di bawahini :

Tabel 2. Simbol, Stilasi, dan Nilai Karakter

Simbol visual Topeng Panji mencerminkan nilaikarakter tertentu baik dari segi jamang atau mahkota,alis, mata, hidung, mulut, dan warna.

a. Jamang atau MahkotaJamang atau yang disebut dengan mahkota

merupakan simbol kehormatan, kedudukan, dan kasta.Bentuk jamang terdiri atas jamang rujen, jamang rujenbuto, dan jamang sada sakler. Jamang rujen terdiridari tiga struktur yaitu tumpal, relung, dan kolo. Tumpalmerupakan transformasi dari kembang pudak atauberbentuk seperti bawang sebungkul. Sedangkan

No Topeng Bentuk Simbolis Visual

Mahkota Alis Mata Hidung Mulut Warna

1 Panji Asmarabangun Rujen Manjangan

Ranggah Leyepan Walimiring Prengesan Putih

2 Panji Laras Rujen Nanggal Sepisan Kedhelen Walimiring Prengesan Hijau

3 Gunung Sari Rujen Menjangan Ranggah Leyepan Walimiring Prengesan Hijau

4 Klana Sewandana

Rujen Buto

Menjangan Ranggah Thelengan Pangotan Prengesan Merah

5 Dewi Sekartaji Rujen Nanggal Sepisan Leyepan Walimiring Prengesan Putih

6 Ragil Kuning Sada Sakler

Nanggal Sepisan Leyepan Walimiring Prengesan Kuning

No Bentuk Simbol Sumber Stilasi Nilai Karakter 1 Jamang Rujen Bawang ksatria, handal, dan waspada

Rujen Buto Bawang dan Buto Kesatria namun jahat Sada Sakler Janur Kesederhanaan

2 Alis Menjangan Ranggah

Tanduk Rusa Kuat dan Gagah

Nanggal Sepisan

Bulan Sabit Halus

3 Mata Leyepan Biji Padi Jujur dan sabar Kedhelen Biji Kedelai Pemberani dan tangkas Thelengan Biji Alpukat tangguh, pantang menyerah

dan pemberani 4 Hidung Walimiring Pisau Wulen Protagonis

Pangotan Pisau Pangot kasar, gagah dan pemberani 5 Mulut Prengesan Tertawa Ringan jujur, bijaksana, dan murah

senyum 6 Warna Putih Angin Kesucian dan kesetiaan

Hijau Tumbuhan kesuburan dan kedamaian Merah Api Pemberani, angkara murka,

dan jahat Kuning Air Ceria dan satria

Page 5: NILAI KARAKTER PADA STRUKTUR SIMBOLIS VISUAL TOPENG …

Jurnal Seni Budaya

56 Volume 18 Nomor 1, Juli 2020

relung berbentuk kolo makoro atau juga disebutgaruda mungkur yaitu burung garuda yang letaknyadi belakang. Jamang ini ada pada tokoh PanjiAsmarabangun, Panji Laras, Gunung Sari, dan DewiSekartaji yang mencerminkan nilai karakter ksatria,handal, dan waspada. Jamang Rujen Buto strukturnyasama dengan jamang rujen hanya saja pada bagiantengah jamang terdapat gambaran buto bertaring danjamang ini hanya ada pada topeng Klana Sewandanasehingga nilai karakter simbolnya adalah kesatria yangjahat. Jamang sada sakler disebut juga jamang janurkarena bentuknya menyerupai helaian janur danjamang ini ada pada tokoh Ragil Kuning. Bentuknyasederhana sehingga menyimbolkan karakterkesederhanaan.

b. AlisBentuk alis pada Topeng Panji terdiri atas

bentuk alis tanggalan (tanggal sepisan) dan alismanjangan ranggah. Alis tanggal sepisan berbentuklengkungan tipis menghadap ke bawah layaknya bulansabit pada tanggal pertama. Alis ini terdapat padatopeng Panji Laras, Dewi Sekartaji, dan Ragil Kuning.Panji Laras beraliskan tanggal sepisan merupakanbentuk penyamaran Panji Asmarabangun ketikasedang berkelana mencari kekasihnya Dewi Sekartaji.Sedangkan Dewi Sekartaji dan Ragil Kuning beraliskantanggal sepisan dimana alis ini sesuai dengan karakterseorang dewi yang halus atau lembut. Alis manjanganranggah berbentuk melengkung dan bercabangmenyerupai tanduk manjangan (tanduk rusa). Tandukidentik dengan sifat keras sehingga mencerminkannilai kekuatan. Tanduk bercabang juga mencerminkankarakter gagah layaknya rusa jantan dengan tanduknyayang bercabang-cabang.

c. MataBentuk mata pada Topeng Panji terdiri atas

bentuk mata leyepan dan kedhelen. Mata leyepanberbentuk tipis dan runcing pada bagian ujungnyaseperti biji padi atau layap-layap seperti matamengantuk. Bentuk mata ini ada pada tokohalusan yaitu Panji Asmarabangun, Gunung Sari,Dewi Sekartaji, dan Ragil Kuning yang mempunyaiwatak jujur dan sabar. Sedangkan mata kedhelenberbentuk lebih tebal dari mata leyepan sehinggabola mata terlihat lonjong seperti biji kedelai. Matakedhelen ada pada tokoh Panji Laras danmencerminkan nilai karakter pemberani dan tangkas.Terakhir bentuk mata thelengan dimana bentuk bijimata bulat besar seperti biji buah alpukat, biasanyaada pada tokoh gagahan yaitu topeng Klana

Sewandana yang mempunyai watak tangguh, pantangmenyerah dan pemberani.

d. HidungBentuk hidung juga terdiri atas hidung

walimiring, dan hidung pangotan. Hidung walimiringberbentuk menyerupai wulen (pisau kecil) yangdigunakan untuk ukiran kayu atau kulit. Bentukbatang hidung walmiring pada topeng lebih realisdan serasi dengan bentuk wajah manusia. Biasanyaada pada tokoh protagonis yaitu tokoh PanjiAsmarabangun, Panji Laras, Gunung Sari,Dewi Sekartaji, dan Ragil Kuning. Kemudian bentukhidung pangotan menyerupai pisau pangot besarsehingga bentuknya panjang kedepan dan biasanyaada pada tokoh gagahan mempunyai watak kasar,gagah dan pemberani yaitu pada tokoh KlanaSewandana.

e. MulutMulut menjadi bagian paling utama karena

karekter seseorang dapat dilihat dari apa yang keluardari mulutnya. Sebuah mulut dapat menyatukan umatnamun hanya karena sebuah mulut juga dapatmemecah belah tatanan. Kesemua bentuk mulutTopeng Panji gaya Yogyakarta hanya berbentukprengesan. Bentuk mulut sedikit terbuka sehinggaderetan gigi bagian atas terlihat dan posisi sepertimulut seperti sedang tertawa ringan atau merenges.Mulut prengesan mencerminkan nilai karakter jujur,bijaksana, dan murah senyum.

f. WarnaWarna menjadi simbol mendasar dalam

perwatakan Topeng Panji gaya Yogyakarta. Orangtelah menggunakan warna sebagai simbol untukmengemukanan pesan bahka ideologi suatumasyarakat. Bendera bangsa-bangsa di dunia hampirsemuanya menggunakan warna dan tidak sembarangwarna. Artinya hanya warna tertentu yang dipercayamemiliki simbol yang baik karena simbol berisi harapandan kepercayaan. Warna putih adalah transformasidari elemen udara. Warna putih adalah warna yangbersih tanpa noda karena putih mencerminkan nilaikarakter suci dan setia. Setia adalah simbol ketaatanyang paling tinggi, sehingga setia dan suci selayaknyalebih diberikan kepada Tuhan. Warna hijau merupakanwarna yang sejuk karena kesejukan berdampakpada kedamaian. Warna hijau juga menyimbolkankesuburan dimana transformasi dari alam yanghijau segar layaknya tanaman yang tumbuh subur.Warna merah merupakan transformasi dari elemen

Page 6: NILAI KARAKTER PADA STRUKTUR SIMBOLIS VISUAL TOPENG …

Yasin Surya Wijaya: Nilai Karakter pada Struktur Simbolis Visual Topeng Panji Gaya Yogyakarta

Volume 18 Nomor 1, Juli 2020 57

api yang sifatnya panas dan membakar apa yangada di dekatnya, sehingga warna merahmencerminkan nilai karakter pemberani, angkaramurka, dan jahat layaknya sifat api. Warna kuningmerupakan simbol dari keceriaan dan kesatria.Warna kuning merupakan simbol dari transformasidari elemen air.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapatdiketahui struktur simbolisme visual Topeng Panji gayaYogyakarta terdiri atas bentuk bentuk jamang, alis,mata, hidung, mulut dan warna yang merupakan stilasidari benda-benda alam dengan nilai karakter tertentu.Nilai karakter tersebut adalah nilai yang diwariskannenek moyang dalam kristalisasi simbolisme visualTopeng Panji yang masih sesuai dengan tatanantradisi lokal.

2. Karakter Topeng Panji Gaya Yogyakarta danTopeng Berbagai Daerah

Topeng dipahami suatu ukiran yangmempresantasikan keseluruhan karakteristik pribadiseseorang (Hidajat, 2014: 2-3). Tiap tokoh TopengPanji memiliki karakteristik berbeda-beda sehinggapenari topeng dalam pembawaanya berkarakter sesuaidengan topeng yang pakai. Penari sebisa mungkinmembawakan perwatakan tokoh Topeng Panjiwalaupun watak tersebut tidak sama denganperwatakan si penari.

Topeng Panji merupakan topeng gambarandari tokoh-tokoh cerita rakyat panji yang sudahmelegenda di wilayah nusantara. Topeng Panji adadan tersebar di berbagai daerah salah satunya didaerah Yogyakarta. Penelitian kaitanya dengan topengpanji juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti diberbagai daerah lain seperti Cirebon, Malang,Ponorogo, dan Tegal. Dari beberapa penelitianTopeng Panji yang telah dilakukan oleh beberapapeneliti menunjukan bahwa Topeng Panji gayaYogyakarta belum pernah diteliti secara mendalam,khususnya terkait dengan struktur simbolisme visual.Penelitian dilakukan oleh Dyah (2007) tentang maknasimbolis pada unsur visual kostum tari topeng babakanCirebon Keni Arja di Desa Slangit. Topeng panjiCirebon dulunya difungsikan Sunan Gunung Jati danKalijaga sebagai media penyampaian dakwah Islamkepada masyarakat sehingga dikemaslah pertunjukanini menjadi bermuatan filosofis, dan diberikanperwatakan atau wanda, yaitu gambaran ketakwaandalam beragama serta tingkatan sifat manusia,yaitu marifat, hakekat, tarekat, dan syariat (Dyah,2007: 225).

Gambar 7. Topeng Khas Cirebon(Sumber: cirebonkota.go.id)

Penelitian juga dilakukan Astrini dkk (2013)tentang Semiotika Rupa Topeng Malangan (StudiKasus: Dusun Kedungmonggo, Kec. Pakisaji,Kabupaten Malang). Di Malang struktur bentuk topengpanji tersusun atas bentuk mata, alis, hidung, mulut,kumis, ragam hias, dan warna yang membentukkarakter berbeda-beda dan terkandung nilai maknatertentu (Astrini, dkk, 2013: 93). Struktur bentuk TopengPanji Malang berbeda dengan Topeng Panji gayaYogyakarta dilihat dari bentuk visual dan filososfi didalamnya. Bentuk jamang, alis, mata, hidung, mulut,warna, dan lain sebagainya berkarakter berbedadengan Topeng Panji gaya Yogyakarta.

Gambar 8. Topeng Malangan(Sumber: indonesia-heritage.net)

Page 7: NILAI KARAKTER PADA STRUKTUR SIMBOLIS VISUAL TOPENG …

Jurnal Seni Budaya

58 Volume 18 Nomor 1, Juli 2020

Penelitian dilakuakan oleh Hidayanto (2001)tentang topeng Ponorogo dalam tinjauan seni tradisi.Di Ponorogo, topeng berfungsi sebagai senipertunjukan berupa topeng reog yang berbentuk besarnamun masih dalam cerita panji dengan tokoh SingoBarong, Kelana Sewandana, Bujangganong, Jathilan,dan Warok (Hidayanto, 2012: 2134).

Gambar 9. Topeng Reog Ponorogo(Sumber: id.wikipedia.org)

Penelitian juga dilakukan oleh Murni dkk(2016) tentang topeng seni barong di KendayakanTegal: Ekspresi Simbolik Budaya MasyarakatPesisiran. Topeng Barongan di daerah Tegal bertokohSinga Barong, Dawangan, Manukan, Tembem, PentulJaran Kepang, Panji, Dewi Sekartaji, dan Candrakiranadimana topeng tersebut difungsikan sebagai senipertunjukan dan salah satu kelengkapan upacara tolakbala (Murni. dkk, 2016: 151).

Gambar 10. Topeng Khas Tegal(Sumber: infotegal.com)

Di era digital ini nampaknya topeng panji sudahtidak begitu mendapat tempat di hati masyarakat. DiYogyakarta Topeng Panji jarang sekali masyarakatmelakukan pertunjukan, sekalipun melakukanpertunjukan hanya pada acara-acara tertentu yangsifatnya tradisi. Padahal di dalamnya terkandungkristalisasi nilai budaya luhur warisan nenek moyangdalam struktul simbolnya. Wujud karya seni rupaadalah bentuk, ibaratnya bahasa ia adalah sebuah teksyang harus dipahami, dibaca sesuai dengan konteks(Subiyantoro, 2013: 87). Topeng Panji merupakanbentuk karya seni rupa yang merupakan representasidari kehidupan masyarakat lokal khususnya daerahYogyakarta. Sehingga nilai karakter dalam simbolistopeng panji tidak jauh dengan kehidupan sosial,budaya, dan ideologi masyarakat setempat.

Berdasar hasil penelitian di atas menunjukanbahwa Topeng Panji gaya Yogyakarta tersusun atasstruktur simbolisme visual yaitu bentuk jamang, alis,mata, hidung, mulut, dan warna. Simbolis itu bertujuanuntuk mengomunikasikan sesuatu yang melatarbelakangi wujud topeng, artinya ada sesuatu yangesensial di balik profil topeng (Hidajat, 2008: 2-3).Bentuk simbolisme dalam topeng panji merupakanstilasi dari benda-benda alam yang tidak jauh darilingkungan masyarakat Yogyakarta kala itu. Tiapstruktur simbolis topeng panji terkandung nilai karakteryang hendak di transfer atau dikomunikasikan kepadagenerasi untuk mempertahankan tatanan tradisi. NilaiKarakter yang ditemukan antara lain nilai karakterksatria, handal, waspada, kesatria namun jahat,kesederhanaan, kuat, gagah, halus, jujur, sabar,pemberani, tangkas, tangguh, pantang menyerah,protagonis, kasar, bijaksana, murah senyum, kesucian,kesetiaan, kesuburan, kedamaian, angkara murka,jahat, ceria, dan satria. Nilai karakter yang ditemukantentu dapat dijadikan tuntunan dan panutan yang baikditerapkan dalam pembentukan karakter generasi erasaat ini.

Sehingga hasil penelitian ini menunjukanbahwa bahwa terdapat nilai karakter yang tercermindari struktur simbol visual Topeng Panji gayaYogyakarta. Masyarakat dan generasi perlu tahu nilailuhur yang terkandung dalam Topeng Panji. TopengPanji juga perlu dilestarikan agar keberadaanya tetapeksis karena budaya adalah karakter bangsa. Anakcucu perlu diberikan pengetahuan tentang topeng panjiagar estafet budaya dapat terus terjaga hingga masadepan.

Page 8: NILAI KARAKTER PADA STRUKTUR SIMBOLIS VISUAL TOPENG …

Yasin Surya Wijaya: Nilai Karakter pada Struktur Simbolis Visual Topeng Panji Gaya Yogyakarta

Volume 18 Nomor 1, Juli 2020 59

C. Kesimpulan

Hasil kajian nilai karakter dalam Topeng Panjigaya Yogyakarta adalah sebuah penggalian akan nilaibudaya yang secara misterius tersembunyi dalamkristalisasi simbol-simbol budaya yang dibentuk nenekmoyang berdasar tatanan tradisi. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa seni tradisi Topeng Panji gayaYogyakarta terkandung nilai karakter yang bersumberdari strktur simbolisme visual dimana karakter tersebutadalah transformasi dari kehidupan masyarakat kalaitu. Struktur simbolisme visual Topeng Panji gayaYogyakarta tersusun atas bentuk mahkota (jamang),alis, mata, hidung, mulut dan warna. Kesemua struktursimbolis merupakan stilasi dari bentuk benda alamdengan nilai karakter ksatria, handal, waspada,kesatria namun jahat, kesederhanaan, kuat, gagah,halus, jujur, sabar, pemberani, tangkas, tangguh,pantang menyerah, protagonis, kasar, bijaksana,murah senyum, kesucian, kesetiaan, kesuburan,kedamaian, angkara murka, jahat, ceria, dan satria.Nilai karakter yang ditemukan tentu Topeng Panji gayaYogyakarta menunjukan topeng panji sebagai warisanbudaya yang luhur dan dapat dijadikan tuntunan dalamkehidupan sehingga sudah menjadi kewajibangenerasi untuk melestarikanya.

KEPUSTAKAAN

Astrini, W. dkk. 2013. “Semiotika Rupa TopengMalangan (Studi Kasus: DusunKedungmonggo, Kec. Pakisaji, KabupatenMalang)”. Jurnal Ruas. Vol.11, No. 2, 89-98.

Dyah, A. 2007. “Makna Simbolis pada Unsur VisualKostum Tari Topeng Babakan Cirebon KeniArja di Desa Slangit”. ITB Jurnal Visual Art.Vol. 1, No. 2, 224-245.

Hidajat, R. 2013. “Transformasi Karakter Tokoh DramaTari Wayang Topeng di Kabupaten Malang,Jawa Timur”. Patrawidya: Sejarah danBudaya. 14(2), 231-248.

Hidajat, R. 2014. Transformasi Nilai Lokal YangDiekspresikan Wayang Topeng MalangSebagai Sumber Pendidikan Karakter.Jurnal Imaji. Vol. 12, No. 2, 1-11.

Hidayanto, A. F. 2012. “Topeng Reog Ponorogo DalamTinjauan Seni Tradisi”. Jurnal Eksis. Vol. 8,No. 1, 2133-2138.

Holt, Claire. 2000. Melacak Jejak Perkembangan Senidi Indonesia (terj. R.M. Serdarsono).Bandung: Arti.line.

Martono, dkk. 2017. “Topeng Etnik Nusantara DalamPerkembangan Global”. Mudra: Jurnal SeniBudaya. Vol. 32, No. 1, 123-130.

Murni, E. S, dkk. 2016. “Topeng Seni Barongan DiKendayakan Tegal: Ekspresi SimbolikBudaya Masyarakat Pesisiran”. Catharsis:Journal of Arts Education. Vol. 5, No. 2, 150-159

Nurwanti, Y. H. 2008. “Topeng Panji Jubang: KajianSejarah Seni Pertunjukan Masa Orde Baru”.Jurnal Patrawidya: Sejarah dan Budaya. Vol.9, No. 1, 1-36.

Suardana, I. W. 2006. “Struktur Rupa Topeng BaliKlasik”. Jurnal Imaji. Vol. 4, No. 1, 74-86.

Subiyantoro, S. 2013. Warisan Seni Rupa Tradisi.Surakarta: UNS Press.

Hidayanto, A. F. 2012. “Topeng Reog Ponorogo DalamTinjauan Seni Tradisi”. Jurnal Eksis. Vol. 8,No. 1, 2133-2138.

Fauzan. 2016. “Makna Simbolik Topeng Sakura PadaMasyarakat adat Lampung”. Kalam: JurnalStudi Agama dan Pemikiran Islam. Vol. 10,No. 1, 223-255.

Kustiawan, U. 2016. “Character Value Education inCirebon Mask”. International AcademicJournal of Social Sciences. Vol. 3, No. 9,42-49.

Narasumber:

1. Sujiman (53), pengrajin topeng “UKM KaryaManunggal” dan pelestari Tari Topeng Panji khasYogyakarta. Bobung, RT 07, RW 02, Putat, Patuk,Gunung Kidul, Yogyakarta.

Page 9: NILAI KARAKTER PADA STRUKTUR SIMBOLIS VISUAL TOPENG …

Jurnal Seni Budaya

60 Volume 18 Nomor 1, Juli 2020

2. Tukiran (50), pengrajin topeng “UKM Bina Usaha”dan pelestari Tari Topeng Panji khas Yogyakarta.Bobung, RT 09, RW 02, Putat, Patuk, GunungKidul, Yogyakarta.

3. Setyawan Sahli (55), Kepala MuseumSonobudoyo, Yogyakarta.

4. Budi Husada (52), Kepala Bimbingan, Informasi,dan Preparasi Museum Sonobudoyo, Yogyakarta.

5. Slamet Subiyantoro (55), Guru Besar UniversitasSebelas Maret Surakarta bidang Antropologi SeniRupa. Perum Josroyo Indah, Jl. Sultan Agung, D139 A Jaten, Karanganyar, Solo.