i a a yat -...

2
(f) 17 23 18 19 ............... -._._ _ _- . Jan Peb I aa Selasa Rabu . I<.amis (I Jume! ............................... ::. yat () Sabtu 0 Minggu . . 4 20 89 23 24 5 6 21 7 22 ~Jun Tari Topeng bukan Sekadar Gerak Tu uh K EHADlRAN sos~k ah~i wans tan topeng (gaya) Tambi, Indramayu Wangi In- driya (50) selalu menarik perhatian sekaligus mengundang decak kagum. Hal itu, misalnya bisa kita lihat pada Pentas Seni Ikatan Alumni Magister Manajemen Universi- tas Padjajaran Bandung bertempat /1 di Gedung Teater Tertutup Balai Pe- ngelolaan Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House), Minggu (29/1) malam. Tampil bersama Dwi Yulisa (25), ponakannya dan Morina (6) cucunya, Wangi, wanita asli kelahiran Desa Tambi, Kec. Sliyeg, Kec. Indramayu, lahir pada 10 Agustus 1961. Dalam dunia tari topeng, ia menunjukkan kelasnya sebagai penari kelas dunia. Penari yang pernah menjadi bahan pembicaraan atas keterlibatannya dalam seni teater "I La Galigo" karya Robert Wilson (2004) dan film doku- menter "Tumbuh Dalam Badai" (Growing Under The Storm) karya IGP Wiranegara (2007), malam itu membawakan tiga tarian topeng, yakni Tari Topeng Pannindo, Topeng Tumenggung dan Topeng Klana. Wajah ayu tanpa polesan make-up dan sorot matanya yang tajam tu rut meningkahi irama gamelan ditingkahi suara riuh para nayaga mengiringi gerakan Wangi memulai tarian Topeng Pamindo. Bukan perkara mu- dah untuk melakukan gerak tari topeng yang dalam sejumlah literatur dikatakan sebagai tarian tingkat kedua di bawah tari Topeng Panji yang merupakan tikat pertama. Gerakan lincah menggambarkan watak seorang manusia yang sudah mengetahui akan sisi kehidupan baik dan buruk diperlihatkan Wangi lewat ekspresi wajah maupun gerak tangan dan kakiyang memperlihatkan otot- ototnya. Namun, adakalanya Wangi juga memainkan gerakan lincah dan ganjen (genit) serta ekspresi sum- ringah seakan tengah mendapat kese- nangan tiada tara. Tidak kurang dari lima belas menit I( lip i n g Hum a 5 U n pad 2012

Upload: others

Post on 29-Oct-2019

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

(f)17

2 318 19

............... -._._ _ _- .

Jan • Peb

•I a aSelasa • Rabu . I<.amis (I Jume!

............................... ::.

yat() Sabtu 0 Minggu

. .

420

8 923 24

5 621

722

~ Jun

Tari Topeng bukan Sekadar Gerak Tu uh

KEHADlRANsos~k ah~iwans tan

topeng (gaya) Tambi,Indramayu Wangi In-driya (50) selalumenarik perhatiansekaligus mengundangdecak kagum. Hal itu,

misalnya bisa kita lihat padaPentas Seni Ikatan Alumni

Magister Manajemen Universi-tas Padjajaran Bandung bertempat

/1 di Gedung Teater Tertutup Balai Pe-ngelolaan Taman Budaya Jawa Barat(Dago Tea House), Minggu (29/1)malam.Tampil bersama Dwi Yulisa (25),

ponakannya dan Morina (6) cucunya,Wangi, wanita asli kelahiran DesaTambi, Kec. Sliyeg, Kec. Indramayu,lahir pada 10 Agustus 1961. Dalamdunia tari topeng, ia menunjukkankelasnya sebagai penari kelas dunia.Penari yang pernah menjadi bahan

pembicaraan atas keterlibatannyadalam seni teater "I La Galigo" karyaRobert Wilson (2004) dan film doku-menter "Tumbuh Dalam Badai"(Growing Under The Storm) karyaIGP Wiranegara (2007), malam itumembawakan tiga tarian topeng,yakni Tari Topeng Pannindo, TopengTumenggung dan Topeng Klana.Wajah ayu tanpa polesan make-up

dan sorot matanya yang tajam tu rutmeningkahi irama gamelan ditingkahisuara riuh para nayaga mengiringigerakan Wangi memulai tarianTopeng Pamindo. Bukan perkara mu-dah untuk melakukan gerak taritopeng yang dalam sejumlah literaturdikatakan sebagai tarian tingkat keduadi bawah tari Topeng Panji yangmerupakan tikat pertama.Gerakan lincah menggambarkan

watak seorang manusia yang sudahmengetahui akan sisi kehidupan baikdan buruk diperlihatkan Wangi lewatekspresi wajah maupun gerak tangandan kakiyang memperlihatkan otot-ototnya. Namun, adakalanya Wangijuga memainkan gerakan lincah danganjen (genit) serta ekspresi sum-ringah seakan tengah mendapat kese-nangan tiada tara.Tidak kurang dari lima belas menit

I( lip i n g Hum a 5 U n pad 2 0 1 2

Topeng Parmindo dibawakan Wangi.Tetapi, di wajahnya yang dihiasi buti-ran keringat, sangat kentara kelelahanpada dirinya.

"Tari bukan semata mengerakkantubuh, tangan dengan jari-jemarinya,kaki, kepala dan anggota tubuh lain-nya untuk mengikuti irama musik.Tarian merupakan bentuk penyatuanjiwa, hati, dan nurani dalam bentukolah tubuh, sedangkan di atas pang-gung tarian merupakan bentuk per- ,tanggungjawaban moral kita terhadapkesenian yang kita bawakan agar da-pat arti, maksud serta tujuan diterimadan dapat dimengerti oleh penonton,"ujar Wangi menerangkan.

Apa yang diungkapkan Wangi In-driya, menu rut Toto Amsar, SSenMHum merupakan bentuk pencapa-ian ilmu seorang seniman tradisionalyang sudah tinggi. "Pengalarnan seba-gai penari tidak usah diragukan, dia

.;

(Wangi) sudah sejak usia belia belajarmenari dari ayahnya Taham yang jugaguru (aIm.) Mimi Rasinah sejak usiamasih kanak-kanak, perjalanan pentasdi dalam maupun luar negeri jugatidak terhitung, kini dia tengah mena-paki jenjang lebih tinggi," ujar TotoAmsar, salah seorang staf pengajar diSTSI Bandung dan juga peneliti taritopeng, dan bersama Endo Suandapada tahun 1994 membangkitkankembali semangat menari (aIm.) MimiRasinah.

Salah satu bukti semakinmeningkatnya ilmu Wangi adalah ke-tulusannya dalam mengemban wasiatdari orang tuanya untuk mengem-bangkan kesenian turun-temurunkakek nenek moyangnya. Selainbersama-sama Taham membangunSanggar Tari Mulya Bhakti (1983),Wangi juga berusaha memberi kesem-patan anak-anak didiknya manggung.

Salah satunya ditunjukkan pada Festi-val Topeng Nusantara (2010) denganmenampilkan 75 penari topeng. "Inimerupakan peristiwa langka danmenggugurkan statement pemerintahmaupun pemerhati seni tradisi(topeng) kalau kesenian (topeng)tersebut punah," ujar Toto.

Kini, di tahun 2012 ada banyakpergelaran yang ditawarkan kepadaWangi Indriya dengan Sanggar TariMulya Bhakti. Namun, di antaratawaran tersebut, tawaran programPewarisan Kesenian Tradisional yangdiselenggarakan Balai PengelolaanTaman Budaya Jawa Barat, Maretmendatang lebih menggiurkandirinya. "Saya ingin membuat hidupsaya lebih berarti bagi orang lain dansedikit memberikan ilmu kepadaorang lain agar orang lain pun memili-ki arti," ujar Wangi. (RetnoHY !"PR)***