nike - resume ok 12 plate screw

17
RESUME TEKNIK INSTRUMENTASI PADA AN. A DENGAN PEMASANGAN PLATE SCREW ATAS INDIKASI CLOSE FRAKTURE RADIUS ULNA SINISTRA 1/3 DISTAL DI OK 12 (BEDAH MATA DAN ORTHOPEDI) RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG OLEH: NIKE RUSPITASARI 1501410029

Upload: nike-ruspita

Post on 09-Jul-2016

239 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

resume instrumen teknik

TRANSCRIPT

Page 1: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

RESUMETEKNIK INSTRUMENTASI

PADA AN. A DENGAN PEMASANGAN PLATE SCREW ATAS INDIKASI CLOSE FRAKTURE RADIUS ULNA SINISTRA 1/3 DISTAL

DI OK 12 (BEDAH MATA DAN ORTHOPEDI) RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH:NIKE RUSPITASARI

1501410029

PELATIHAN PERAWAT INSTRUMENTATOR KAMAR OPERASIRUMAH SAKIT DR. SAIFUL ANWAR MALANG

JALAN J.A SUPRAPTO NO. 2 MALANG2016

Page 2: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

TINJAUN TEORIA. DEFINISI

Fraktur Radius Ulna adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna. Yang dimaksud dengan antebrachii adalah batang (shaft) tulang radius dan ulna (andi, 2012).

Fraktur radius ulna merupakan suatu perpatahan pada lengan bawah yaitu pada tulang radius dan ulna dimana kedua tulang tersebut mengalami perpatahan. Dibagi atas tiga bagian perpatahan yaitu bagian proksimal, medial , serta distal dari kedua corpus tulang tersebut. (Putri, 2008)

B. ANATOMI

1. Radius Radius adalah tulang lateral lengan bawah . ujung atasnya bersendi dengan humerus pada

articulation cubiti dengan ulna pada articulation radioulnaris proximal. Ujung distalnya bersendi dengan os scaphoideum dan lunatum pada articulation carpalis dan dengan ulna pada articulation radioulnaris distal.           

Pada ujung atas radius terdapat caput yang berbentuk bulat kecil.permukaan atas caput kecil dan bersendi dengan capitulum humeri yang cembung.circumferentia articulare radii bersendi dengan incisura radialis ulnae.dibawah caput tulang menyempit membentuk collum.dibawah collum terdapattuberositas bicipitalis/ tuberositas radii yang merupakan tempat insertion musculus biceps.           

Corpus radii berlainan dengan una, yaitu lebih lebar dibawah dibandingkan dengan bagian atas.corpus radii di sebelah medial mempunyai margo interossea yang tajam untuk tempat melekatnya membrane interossea yang menghubungkan radius dan ulna. Tuberculum pronator ,untuk tempat insertion musculus pronator teres,terletak di pertengahan pinggir lateralnya.           

Page 3: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

Pada ujung bawah radius terdapat processus styloideus yang menonjol kebawah dari pinggir lateralnya.pada permukaan medial terdapat incisura ulnae,yang bersendi dengan caput ulnae yang bulat,.permukaan bawah ujung radius bersendi dengan os scaphoideum dan os lunatum.pada permukaan posterior ujung distal radius terdapat tuberculum kecil,tuberculum dorsalis,yang pada pinggir medialnya terdapat sulcus untuk tendo musculi flexor pollicis longus.   

2. UlnaUlna merupakan tulang medial lengan bawah.ujung atasnya bersendi dengan humerus pada

articulation cubiti dan dengan caput radii pada articulation ulnaris proximal. Ujung distalnya bersendi dengan radius pada articulation ulnaris distalis, tetapi dipisahkan dari articulation  radiocarpalis dengan adanya facies articularis.           

Ujung atas ulna besar, dikenal sebagai processus olecranii. Bagian ini membentuk tonjolan pada siku.processus ini mempunyai incissura di permukaan anterioirnya,incissura trochlearis,yang bersendi dengan trochlea humeri.di bawah trochlea humeri terdapat processus coronoideus yang berbentuk segitiga dan pada permukaan lateralnya terdapat incissura radialis untuk bersendi dnegan caput radii.           

Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah.di lateral mempunyai margo interosseus yang tajam untuk tempat melekatnya membrane interossea.pinggir posterior membulat ,terletak subcutan,dan mudah diraba seluruh panjangnya.di bawah incissura radialis terdapat lekukan, fossa supinator,yang mempermudah gerakan tuberositas bicipitalis radii.pinggir posterior fossa ini tajam dan dikenal sebagai crista supinator yang menjadi tempat origo musculus supinator.Pada ujung distal ulna terdapat caput yang bulat, yang mempunyai tonjolan pada permukaan medialnya, disebut processus styloideus.           

Dua tulang lengan bawah mempunyai hubungan rumit. Di proximal, radius dan ulna bersendi satu sama lain dengan humerus distal. Di distal, artikuatio radioulnaris pada pergelangan tangan dipertahankan oleh kompleks fibrokartilago triangularis. Korpus radii dan ulna dihubungkan oleh membrane interossea fibrosa. Perubahan bentuk anatomi apapun  dalam lengan bawah akan mengubah fungsi biokimiawinya dan membatasi kemampuan lengan bawah menjalani pronatio dan supinasi. 

RUANG FASCIAL LENGAN BAWAH            Lengan bawah dibungkus oleh fascia profunda yang melekat pada periosteum margo posterior

ulnae yang terletak subkutan. Sarung fascial ini bersama dengan membrane interossea dan septa intermuscularis fibrosa membagi lengan bawah menjadi beberapa ruang yang masing-masing mempunyai otot, saraf dan pembuluh darah yang mengurusnya.           

Membrane interossea adalah membran tipis tetapi kuat yang menghubungkan radius dan ulna. Membrane ini melekat pada margo interossea os radius dan ulna. Serabut-serabutnya berjalan miring ke bawah dan medial, sehingga gaya yang mengenai ujung bawahradius diteruskan dari radius ke ulna dan kemudian ke humerus dan scapula. Serabut-serabutnya menegang sewaktu lengan bawahdalam posisi semipronatio, yaitu pada posisi fungsional. Membrane interossea merupakan tempat perlekatan otot-otot di sekitarnya.       

Isi ruang fascial anterior lengan bawah: - Otot: kelompok superficial terdiri dari musculus pronator teres, musculus flexor carpi radialis,

musculus Palmaris longus dan musculus flexor carpu ulnaris; kelompok intermedia terdiri atas musculus flexor digitorum superficialis; dan keompok profunda terdiri dari musculus flexor policis longus, musculus flexor digitorum profundus, dan musculus pronator quadrates.

- Suplai darah ke otot: arteri ulnaris dan radialis- Persarafan: semua otot dipersarafi oleh nervus medianus dan cabang-cabangnya, kecuali

musculus flexor carpi ulnaris dan bagian medial musculi flexor digitorum profundusyang dipersarafi oleh nervus ulnaris.

Page 4: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

 Isi ruang fascial lateral lengan bawahRuang ini dianggap sebagai bagian dari ruang fascial posterior.

- Otot: musculus brachioradialis dan musculus extensor carpi radialis longus.- Perdarahan: arteria radialis dan brachialis- Persarafan otot: Nervus radialis

Isi ruang fascial posterior lengan bawah- Otot:

a) Kelompok superficial: musculus extensor carpi radialis brevis, musculus extensor digitorum, musculus extensor digiti minimi, musculus extensor carpi ulnaris, dan musculus anconeus. Otot-otot ini mempunyai tendo bersama pada origonya yang melekat pada epycondilus lateralis humeri.

b) Kelompok profundus: musculus supinator, musculus abductor poicis longus, musculus extensor policis brevis, musculus extensor policis longus, dan musculus extensor indicis.

- Pendarahan: arteriae interosseus anterior dan posterior.- Persarafan otot: Ramus profundus nervi radialis.

C. ETIOLOGI1) Trauma langsung/ direct trauma

Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang).

2) Trauma yang tak langsung/ indirect traumaMisalnya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada pegelangan tangan.

3) Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang itu sendiri rapuh/ ada resiko terjadinya penyakit yang mendasari dan hal ini disebut dengan fraktur patologis.

4) Kekerasan akibat tarikan ototPatah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.

D. PATOFISIOLOGI

Page 5: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

E. MANIFESTASI KLINISManifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut:1) Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme otot

yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

2) Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara alamiah (gerakan luar biasa). Pergeseran fragmen pada fraktur lengan dan tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba) ektremitas yang bisa diketahui dengan membandingkannya dengan ektremitas normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot tergantung pada integritasnya tulang tempat melekatnya otot.

3) Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5 cm (1 sampai 2 inci).

4) Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. Uji krepitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.

5) Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasa terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.

F. TERAPI (INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI)Empat tujuan utama dari penanganan fraktur adalah :

1. Untuk menghilangkan rasa nyeri.Nyeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena terluka jaringan disekitar tulang yang patah tersebut. Untuk mengurangi nyeri tersebut, dapat diberikan obat penghilang rasa nyeri dan juga dengan tehnik imobilisasi (tidak menggerakkan daerah yang fraktur). Tehnik imobilisasi dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai atau gips.a. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.b. Pemasangan gips

Page 6: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

Merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah. Gips yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. Indikasi dilakukan pemasangan gips adalah :

1) Immobilisasi dan penyangga fraktur2) Istirahatkan dan stabilisasi3) Koreksi deformitas4) Mengurangi aktifitas5) Membuat cetakan tubuh orthotic

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips adalah :1) Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan2) Gips patah tidak bisa digunakan3) Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien4) Jangan merusak / menekan gips5) Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips / menggaruk6) Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama

2. Untuk menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur.Bidai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam waktu yang lama. Untuk itu diperlukan lagi tehnik yang lebih mantap seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi eksternal, atau fiksasi internal tergantung dari jenis frakturnya sendiri.a. Penarikan (traksi) :

Secara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali pada ekstermitas pasien. Tempat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang yang patah. Metode pemasangan traksi antara lain :

1) Traksi manualTujuannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, dan pada keadaan emergency

2) Traksi mekanik, ada 2 macam :a) Traksi kulit (skin traction)

Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk sturktur yang lain misal otot. Digunakan dalam waktu 4 minggu dan beban < 5 kg.

b) Traksi skeletalMerupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal / penjepit melalui tulang / jaringan metal.

Kegunaan pemasangan traksi, antara lain :1) Mengurangi nyeri akibat spasme otot2) Memperbaiki dan mencegah deformitas3) Immobilisasi4) Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi)5) Mengencangkan pada perlekatannyaPrinsip pemasangan traksi :1) Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik2) Berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar

reduksi dapat dipertahankan3) Pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus4) Traksi dapat bergerak bebas dengan katrol5) Pemberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai

b. Dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang.Pada saat ini metode penatalaksanaan yang paling banyak keunggulannya mungkin adalah pembedahan. Metode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. Pada umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur. Hematoma fraktur dan fragmen-fragmen tulang yang telah mati diirigasi dari luka. Fraktur kemudian direposisi dengan tangan

Page 7: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

agar menghasilkan posisi yang normal kembali. Sesudah direduksi, fragmen-fragmen tulang ini dipertahankan dengan alat-alat ortopedik berupa pen, sekrup, pelat, dan paku.Keuntungan perawatan fraktur dengan pembedahan antara lain :1) Ketelitian reposisi fragmen tulang yang patah2) Kesempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf yang berada didekatnya3) Dapat mencapai stabilitas fiksasi yang cukup memadai4) Tidak perlu memasang gips dan alat-alat stabilisasi yang lain5) Perawatan di RS dapat ditekan seminimal mungkin, terutama pada kasus-kasus yang tanpa

komplikasi dan dengan kemampuan mempertahankan fungsi sendi dan fungsi otot hampir normal selama penatalaksanaan dijalankanMetode fiksasi dibagi menjadi :

1) Fiksasi InternaIntramedullary nail ideal untuk fraktur transversal, tetapi untuk fraktur lainnya kurang cocok. Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap panjangnya dengan nail, tetapi fiksasi mungkin tidak cukup kuat untuk mengontrol rotasi. Nailing diindikasikan jika hasil pemeriksaan radiologi memberi kesan bahwa jaringan lunak mengalami interposisi di antara ujung tulang karena hal ini hampir selalu menyebabkan non-union.Keuntungan intramedullary nailing adalah dapat memberikan stabilitas longitudinal serta kesejajaran (alignment) serta membuat penderita dápat dimobilisasi cukup cepat untuk meninggalkan rumah sakit dalam waktu 2 minggu setelah fraktur. Kerugian meliput anestesi, trauma bedah tambahan dan risiko infeksi.Closed nailing memungkinkan mobilisasi yang tercepat dengan trauma yang minimal, tetapi paling sesuai untuk fraktur transversal tanpa pemendekan. Comminuted fracture paling baik dirawat dengan locking nail yang dapat mempertahankan panjang dan rotasi.

2) Fiksasi EksternaBila fraktur yang dirawat dengan traksi stabil dan massa kalus terlihat pada pemeriksaan radiologis, yang biasanya pada minggu ke enam, cast brace dapat dipasang. Fraktur dengan intramedullary nail yang tidak memberi fiksasi yang rigid juga cocok untuk tindakan ini.

3. Agar terjadi penyatuan tulang kembaliBiasanya tulang yang patah akan mulai menyatu dalam waktu 4 minggu dan akan menyatu dengan sempurna dalam waktu 6 bulan. Namun terkadang terdapat gangguan dalam penyatuan tulang, sehingga dibutuhkan graft tulang.

4. Untuk mengembalikan fungsi seperti semulaImobilisasi yang lama dapat mengakibatkan mengecilnya otot dan kakunya sendi. Maka dari itu diperlukan upaya mobilisasi secepat mungkin.

TINJAUAN KASUSA. PERSIAPAN LINGKUNGAN

1. Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin cauter (ESU), boor listrik, lampu operasi, meja operasi , meja mayo dan meja instrumen,lampu baca foto rontgen (viewer).

2. Memberikan perlak dan duk pada meja operasi dan meja operasi kecil untuk meletakkan tangan kiri pasien.

3. Mempersiapkan linen dan instrumen steril dan non steril (BHP) yang akan dipergunakan.4. Menyiapkan tempat sampah.5. Mempersiapkan suhu ruangan.6. Mempersiapkan alat-alat yang akan diperlukan untuk mengatur posisi

B. PERSIAPAN INSTRUMENa. Instrumen Steril

No Nama Alat JumlahInstrumen Dasar

Page 8: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

1 Washing & Dressing forcep (desinfeksi klem) 12 Towel forcep (duk klem) 53 Dissecting Forsep (pinset anatomis) 24 Tissue Forcep (pinset chirugie) 25 Scalp Blade & Handle Mess No.3 dan No. 4 1/ 16 Metzenboum Scissor (Gunting Metzenboum ) 17 Surgical scissor (Gunting Mayo) 18 Suture scissor (Gunting Benang) 19 Needle holder (Nald Foeder) 210 Delicate Hemostatic Forcep Pean Curve (mosquito klem pean

bengkok)2

11 Delicate Hemostatic Forcep Kocher Curve (klem kocher lurus) 212 Canul suction 113 Hak kombinasi (sen miller) 1Instrumen Tambahan14 Klem pean manis 115 Kuret (Scapelaple) 116 Raspatorium 117 Kobra (Hoffman) 218 Knable Tang 119 Bone reduction 220 Bor + chuky Key (unyil) + mata bor Ø 2,5 1/ 1/ 121 Screw driver 122 Tapper 123 Pengukur (depth gauge) 124 Cortical Screw Ø 3.5 1 set 25 Plate Radius: small DCP 6, 7 8 hole/

Plate ulna: 1/3 Tubular 6, 7, 81/1/1 1/1/1

26 Verbugge 2

b. Alat Penunjang sterilNo Nama Alat Jumlah 1 Bengkok sedang/ besar 1/ 1

2 Mangkok besar/ cuching 1/ 1

c. Set linen sterilNo Nama Linen Jumlah1 Duk besar 42 Duk panjang 43 Duk kecil 54 Handuk kecil (handuk tangan) 65 Schort (gown operasi) 66 Sarung meja mayo 1

C. BAHAN HABIS PAKAI

No Nama Alat Jumlah1 EMP 12 Underpad steril / on steril 2/13 Handscoon Steril Secukupnya4 Cairan NS 0,9 % 1 Liter 3 Flash5 Povidone Iodine 100 cc6 Handpiece couter 1

Page 9: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

7 Kassa / deppers 30/ 108 Surfatule 19 Mess No. 10/ No. 15 1/ 110 Benang vicryl no. 3-0 111 Benang Prolene 4-0 112 Tensokrep uk. 10 cm 113 Hand Towel 114 Hepafix secukupnya15 Spuit 50cc Lubang tengah 116 Cateter No. 16/ Urobag/ jelly 1/ 1/ secukupnya17 Soft Band uk. 10 cm/ 1/18 Spuit 10 cc 1

D. PERSIAPAN PASIEN1. Pasien menandatangani surat persetujuan operasi.2. Pasien puasa 6-8 jam sebelum operasi.3. Pasien memakai baju operasi khusus pasien dan lepas gigi palsu jika ada.4. Pasien dipersiapkan secara fisik dan psikologis.5. Perawat memberi penjelasan kepada pasien (tindakan yang akan dilakukan, posisi).6. Pasien di baringkan di meja operasi dengan posisi supine tangan kiri terlentang di atas meja

operasi kecil.7. Dilakukan tindakan pembiusan dengan GA.8. Profilaksis min 60 menit sebelum operasi.9. Data penunjang: hasil laboratorium, foto rontgen.

E. INSTRUMEN TEKNIK1. Sign in, meliputi:

- Konfirmasi identitas, area operasi, tindakan operasi, dan lembar persetujuan operasi.- Penandaan area operasi- Kesiapan mesin anestesi dan obat-obatannya- Kesiapan fungsi pulse oksimeter- Riwayat alergi pasien- Adanya penyulit airway atau resiko aspirasi- Resiko kehilangan darah

2. Pasien dibius dengan GA oleh Tim Anestesi, 3. Peran perawat sirkuler

- Posisi pasien supine untuk dilakukan GA.- Bantu pasang kateter uk. 16.- Pasang arde- Cuci area operasi dengan hibiscrub dan mengeringkan dengan duk steril- Pasang Tourniquet, setting tekanan dan timer

4. Peran Perawat Instrumen- Lakukan surgical scrubbing (cuci tangan), gowning (memakai schort) dan gloving (memakai

handscoon steril).- Bantu tim operasi lainnya memasang schort dan handscoon steril.- Berikan desinfeksi klem, povidone iodine 10% dan deppers dicucing untuk desinfeksi area

operasi (lengan kiri pasien).- Drapping dengan duk tebal dan underpad steril diletakan di bawah lengang pasien, duk kecil

di bentuk segita untuk menutupi lengan proksimal, duk panjang untuk menutupi bagian tubuh pasien, difiksasi dengan duk klem 2 penjuru pada lengan proximal.

- Pasang selang suction dan cauter difiksasi dengan kasa dan duk klem dan cek fungsi kelayakan. Dekatkan meja mayo, meja instrumen dan trolly baskom.

- Tangan kiri pasien di elevasikan 5 menit.

Page 10: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

- Berikan kasa untuk membersihkan daerah operasi agar mudah dimarker.- Berikan pinset chiruge dan betadine untuk marking area insisi.

5. Perawat Sirkuler melaksanakan prosedur time out:- Konfirmasi pengenalan nama dan tugas masing-masing tim bedah- Konfirmasi nama pasien, jenis tindakan, dan area yang akan dioperasi- Apakah antibiotik profilaksis diberikan paling tidak 60 menit sebelum operasi? “Sudah,

cefazolin 1gr”- Antisipasi kejadian kritis yang berkaitan dengan operator (Berapa lama operasi? “3 jam”

Bagaimana antsipasi kehilangan darah? ‘’rawat perdarahan”- Pada dokter anestesi “Apakah ada perhatian khusus mengenai pembiusan? Hemodinamik”- Pada Instrumen “ Apakah peralatan sudah disterilkan? Sudah, Apakah ada perhatian khusus?

Jumlah kasa dan benda tajam”- Apakan diperlukan instrumentasi radiologi? “Tidak”

6. Peran Perawat Instrumen- Berikan mess 1 (hanvat mess no. 3 dengan mess no. 10) dalam bengkok untuk insisi area

yang sudah ditandai.- Berikan klem pean dan kasa pada assisten untuk rawat perdarahan. Berikan pinset chirugie

dan couter pada operator untuk rawat perdarahan.- Berikan mess 2 (hanvat mess no. 3 dengan mess no. 15) dalam bengkok untuk memperdalam

area insisi sampai fasia. Berikan gunting metzembum untuk melebarkan fasia.- Berikan haak gigi tajam untuk melebarkan lapang pandang- Berikan gunting metzemboum untuk split otot hingga tulang terlihat.- Setelah tulang terlihat, berikan mess 2 (hanvat mess no. 3 dengan mess no. 15) dalam

bengkok untuk insisi periosteum - berikan raspatorium untuk mengexpose tulang - Berikan cobra untuk mengelevasikan tulang radius. Berikan bone reduction untuk memegang

tulang.- Berikan currete untuk membersihkan garis patahan tulang dan jaringan yang menempel pada

tulang.- Setelah tulang terbebas dari jaringan sekitar, operator mereposisi tulang. Berikan bone

reduction untuk mempertahankan tulang setelah direposisi. - Berikan plate small DCP 6 hole pada operator. Berikan verbugge untuk memegang tulang

setelah terpasang plate.- Berikan bor listrik dengan mata bor Ø 2,5 pada operator untuk membuat lubang screw. - Berikan spuit 50 cc lubang tengah berisi NS 0,9% untuk membasahi tulang yang akan di bor.- Berikan penduga atau depht gauge untuk menentukan arah lubang yang akan dipasang dan

untuk mengetahui kedalaman lubang pada tulang untuk disesuaikan dengan panjang screw yang akan dipasang.

- Berikan tapper Ø 3.5 mm untuk memberi alur guna mempermudah pemasangan screw.- Pasang cortrical screw Ø 3.5 mm dengan screw driver. - Lakukan berulang kali hingga semua screw terpasang untuk memfiksasi fragmen tulang yang

patah.- Berikan spuit 50 cc Lubang Tengah yang berisi Ns 0,9 % untuk mencuci area operasi.

Berikan kassa untuk mengevaluasi perdarahan.- Berikan nald voeder dengan benang vicryl 3-0 dan pinset anatomis untuk menjahit Otot.

Berikan klem pean pada assisten untuk membantu menjahit dan gunting benang untuk memotong benang.

- Berikan nald voeder dengan benang vicryl 3-0 dan pinset chirugie untuk menjahita fasia. Berikan klem pean pada assisten untuk membantu menjahit dan gunting benang untuk memotong benang.

- Berikan nald voeder dengan benang Prolene 4-0 dan pinset anatomis untuk menjahit kulit. Berikan klem pean pada assisten untuk membantu menjahit dan gunting benang untuk memotong benang.

- Operator akan memasang plate screw pada tulang ulna. Assisten mengelevasikan lengan pasien.

Page 11: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

- Berikan mess 1 (hanvat mess no. 3 dengan mess no. 10) dalam bengkok untuk insisi area yang sudah ditandai.

- Berikan klem pean dan kasa pada assisten untuk rawat perdarahan. Berikan pinset chirugie dan couter pada operator untuk rawat perdarahan.

- Berikan mess 2 (hanvat mess no. 3 dengan mess no. 15) dalam bengkok untuk memperdalam area insisi sampai fasia. Berikan gunting metzembum untuk melebarkan fasia.

- Berikan haak gigi tajam untuk melebarkan lapang pandang- Berikan gunting metzemboum untuk split otot hingga tulang terlihat.- Setelah tulang terlihat, berikan mess 2 (hanvat mess no. 3 dengan mess no. 15) dalam

bengkok untuk insisi periosteum - berikan raspatorium untuk mengexpose tulang - Berikan cobra untuk mengelevasikan tulang radius. Berikan bone reduction untuk memegang

tulang.- Berikan currete untuk membersihkan garis patahan tulang dan jaringan yang menempel pada

tulang.- Setelah tulang terbebas dari jaringan sekitar, operator mereposisi tulang. Berikan bone

reduction untuk mempertahankan tulang setelah direposisi. - Berikan plate 1/3 tubular 6 hole pada operator. Berikan verbugge untuk memegang tulang

setelah terpasang plate.- Berikan bor listrik dengan mata bor Ø 2,5 pada operator untuk membuat lubang screw. - Berikan spuit 50 cc lubang tengah berisi NS 0,9% untuk membasahi tulang yang akan di bor.- Berikan penduga atau depht gauge untuk menentukan arah lubang yang akan dipasang dan

untuk mengetahui kedalaman lubang pada tulang untuk disesuaikan dengan panjang screw yang akan dipasang.

- Berikan tapper Ø 3.5 mm untuk memberi alur guna mempermudah pemasangan screw.- Pasang cortrical screw Ø 3.5 mm dengan screw driver. - Lakukan berulang kali hingga semua screw terpasang untuk memfiksasi fragmen tulang yang

patah.- Berikan spuit 50 cc Lubang Tengah yang berisi Ns 0,9 % untuk mencuci area operasi.

Berikan kassa untuk mengevaluasi perdarahan.- Berikan nald voeder dengan benang vicryl 3-0 dan pinset anatomis untuk menjahit Otot.

Berikan klem pean pada assisten untuk membantu menjahit dan gunting benang untuk memotong benang.

- Berikan nald voeder dengan benang vicryl 3-0 dan pinset chirugie untuk menjahita fasia. Berikan klem pean pada assisten untuk membantu menjahit dan gunting benang untuk memotong benang.

- Berikan nald voeder dengan benang Prolene 4-0 dan pinset anatomis untuk menjahit kulit. Berikan klem pean pada assisten untuk membantu menjahit dan gunting benang untuk memotong benang.

- Berikan kassa basah untuk membersih kan area operasi. Kemudian berikan kasa kering.- Berikan surfatule dan kasa kering untuk menutup luka operasi kemudian di tutup dengan

hepafix.- Bersihkan daerah sekitar area operasi dengan T-Towel- Balut dengan softband 10 cm- Balut dengan elastomul 10 cm

7. Lakukan sign out Jenis tindakan yang dilakukan Kecocokan jumlah instrumen, kasa, dan jarum sebelum dan sesudah operasi. Label pada spesimen Ada atau tidaknya permasalahan pada alat-alat yang digunakan Perhatian khusus pada saat masa pemulihan

8. Operasi selesai, alat-alat dibersihkan.9. Inventarisasi alat dan bahan habis pakai.

F. Penyelesaian (Proses Dokumentasi sampai dengan Packing)

Page 12: Nike - Resume Ok 12 Plate Screw

1) Alat yang sudah dipergunakan dan dibawa semua ke ruang pencucian alat2) Alat – alat yang kotor (terkontaminasi cairan tubuh pasien) direndam dengan Enzimatic Detergent

selama 10-15 menit3) Menyikat alat hingga bersih4) Bilas alat dengan air mengalir kemudian di keringkan5) Lalukan pengepakan alat kemudian diberi indikcator dan keterangan isi dari alat dibungkus

dengan linen kemudian di beri label set dan identitas OK.

Malang, Mei 2016 Pembimbing OK 12

(Bagus W., A. Md. Kep )

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC. Jakarta

Carpenito, LJ. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC

Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Ircham Machfoedz, 2007. Pertolongan Pertama di Rumah, di Tempat Kerja, atau di Perjalanan.Yogyakarta: Fitramaya

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

Smeltzer, S.C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.