conto perhitungan screw

34
BAB II PERHITUNGAN 2.1 PERENCANAAN DAYA 2.1.1 Pengujian Kelapa Pengujian dilakukan dengan alat parut manual Data Kelapa : Jenis : Kelapa Dalam Berat total : 1,825 gram Berat sabut : 634 gram Tempurung : 250 gram Daging kelapa : 538 gram Dimensi Kelapa : Panjang (p) = 60 mm, lebar (l) = 50 mm Data hasil pengujian: No Massa kelapa Luasa n Waktu Volume Debit Kecepata m (kg) (m 2 ) (deti k) (m 3 ) (m 3 / det) (m/det) 1 0,005 3 .10 - 5 166 3,1 10 -5 1,93 .1 0 -7 6,4 .10 -3 2 0,005 3 .10 - 5 155 3,2 10 -5 2,06 .1 0 -7 6,8 .10 -3 3 0,005 3 .10 - 5 158 3,1 10 -5 1,96 .1 0 -7 6,5 .10 -3 Diperoleh masa jenis kelapa () = 159 kg/m 3 BAB II PERENCANAAN DAYA 4

Upload: idabagus-putu-putra-mahartana

Post on 07-Sep-2015

82 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

perhitungan screw

TRANSCRIPT

BAB I

BAB II PERENCANAAN DAYA 29

BAB II

PERHITUNGAN

2.1 PERENCANAAN DAYA

2.1.1 Pengujian Kelapa

Pengujian dilakukan dengan alat parut manual

Data Kelapa:

Jenis

: Kelapa Dalam

Berat total

: 1,825 gram

Berat sabut

: 634 gram

Tempurung

: 250 gram

Daging kelapa

: 538 gram

Dimensi Kelapa

: Panjang (p) = 60 mm, lebar (l) = 50 mm

Data hasil pengujian:

NoMassa kelapaLuasanWaktuVolumeDebitKecepatam

(kg)(m2)(detik)(m3)(m3/det)(m/det)

10,0053 .10-51663,1 10-51,93 .10-76,4 .10-3

20,0053 .10-51553,2 10-52,06 .10-76,8 .10-3

30,0053 .10-51583,1 10-51,96 .10-76,5 .10-3

Diperoleh masa jenis kelapa (() = 159 kg/m3

Asumsi: tenaga wanita sebesar 0,03 hp dan yang digunakan hanya 1 % saja

Maka gaya yang diberikan sebesar:

dimana:F= gaya geser kelapa

P= daya yang digunakan

= kecepatan rata-rata

= tegangan geser kelapa

A= luas kelapa yang di parut

2.1.2 Penentuan Daya Motor

Data-data peralatan:

Dimensi parut:

Diameter (D)

: 140 mm

Panjang (L)

: 400 mm

Jarak antara mata pisau (x): 7 mm

Keliling

: 440 mm

Jumlah gigi dalam baris (zb):

Jumlah gigi dakan kolom (zk):

Jumlah gigi total (zt)

: 57 ( 63 = 3591 gigi

Dimensi pisau pemarut:

Tinggi (t)

: 2 mm

Lebar (b)

: 1 mm

Luas satu pisau pemarut (At): 1 mm2Kapasitas perencanaan (): 800 kg/jam

Laju volume perencanaan ():

=

Volume yang dipindahkan gigi per putaran (Q):

Q=Zt ( At ( W = 3591 ( 1 mm2 ( 11 mm = 39501 mm3/putaran Laju volume perhitungan ():

= Q ( (

=39501 mm3/put ( 1 m3/109mm3 ( ( = 3,95 10-5 ( m3/put

Putaran yang didapat:

=

sehingga

Kecepatan potong parut:

Gaya yang diberikan pemarut:

Diasumsikan luasan yang terkena kelapa ada 3 baris sehingga luasan kontaknya (A) adalah 189 mm2, maka gaya yang diberikan oleh pemarut:

=

Torsi pada pemarut:

Daya pemarut:

2.1.3 Penentuan Daya Screw Conveyor

Gambar 2.1 Screw conveyor

Perhitungan Diameter Screw (D):

dimana:

= laju aliran volume

= laju aliran massa ampas + air = 900 kg/jam

(= berat jenis (bulk weight) dari kelapa = 159 kg/m3

S= screw pitch (m), umumnya digunakan = 0,8D

D= diameter screw

(= efisiensi beban dari luasan screw = 0,125 (tabel)

c= faktor yang dipengaruhi oleh sudut kemiringan konveyor = 1

n= putaran screw conveyor = 34,5 rpm

Tabel :

Type material

0,125Material abrasif, bergerak lambat

0,25Material semi abrasif, bergerak lambat

0,32Materialsemi abrasif,bergerak bebas

0,4Material non abrasif, bergerak bebas

Tabel c:

105101520

C10,90,80,70,65

maka diameter screw adalah:

makaD = 0,0834 m = 8,34 cm ( 9 cm

danS = 0,8 D = 0,8 x 9 cm = 7,2 cm

Daya yang dibutuhkan (P):

dimana:

= laju aliran massa (ton/jam)

L= panjang screw conveyor = 0,2 m

(o= faktor nilai rata-rata dari material

Material

2,5Air dry brown coal, Nut coal, Rock salt

4Faundry sand, Sulphut, Cement, Ash, Lime grained, Moulding sand

(o diambil nilai 2 karena kelapa lebih ringan

Torsi (T):

Gaya maksimum sepanjang screw (Fsc):

dimana:r= jari-jari screw = 0,45 m

(= sudut helik = 30(

(= sudut gesek material = 40(maka

Kecepatan dari kelapa:

2.1.4 Penentuan Geometri Nozel

Gambar 2.2 Skema penampang nozel

Dimensi nozel: D1 = 9 cmL = 10 cm

D2 = 3 cm

Direncanakan diameter lubang = 0,5 mm

Sudut pada nozel ((():

tan ( =

maka ( = 16,7(Luas = n ( DL + (n + 1 ) ( l

100 = 4 ( 0,5 + (4 + 1) ( l

didapat: l =

dimana:n= jumlah lubang per baris

l = jarak antar lubang

DL= diameter lubang

Panjang selimut nozel (s):

s =

Luas selimut (As):

As =

Direncanakan jumlah lubang adalah 16 lubang/cm2, maka total jumlah lubang:

Ts =

Daya total:

Motor yang digunakan:

Tipe

: TECO, Induction Motor Standar

Frame size no: D100L

Daya

: 1 hp : 0,75 watt

Putaran : 690 rpm

terima kasih ya Allah.

2.2 PERENCANAAN BELT DAN PULLEY

Data-data:

Bahan belt : Solid Woven Cotton Jarak antar poros (c) : 356 mm

Daya motor (P) : 1 hp

Putaran motor (n)

: 690 rpm

Diameter pulley 2(D2): 200 mm

Diameter poros 1:

( = koefisien rangkak (creep) belt (0,01 0,02), dipilih 0,02

Kecepatan keliling (Vp1):

2.2.1 Penentuan Tipe Pulley

Menghitung Gaya keliling rata-rata (Frate):

Karena adanya over load atau tarikan awal yang besar, secara umum diambil 50 % darinya.

Penampang belt dipilih berdasarkan tegangan yang timbul dan tegangan akibat beban mula.

dimana: (= faktor tarikan, untuk V-belt besarnya = 0,7

(= tegangan mula-mula, untuk V-belt = 12 kg/cm2

makaK= 2 ( 0,7 ( 12 kg/cm2 = 16,8 kg/cm2

Dari tegangan yang timbul karena beban tersebut, maka dapat dicari luasan penampang belt

Pemilihan luasan: dari Z x A = 1,856 cm2, dari tabel 3-5 tidak memenuhi standar yang ada / tidak pas, maka dipilih:

Type : C A =2,3 Z=1 h=19mm

Menghitung panjang pulley:

l = 1193,88 mm ( 1194 mm

Panjang tersebut ada pada standar belt pada table .sehingga panjang ini yang dipakai. Variasi jarak poros bertujuan untuk mengatur ketegangan dan kekenduran belt.

2.2.2 Tegangan Yang Terjadi Pada Belt

Tegangan akibat sentripetal ()

Tegangan bending ()

Tegangan karena daya (K)

tegangan maxsimun ()

2.2.3 Penentuan Umur Belt (H)

diketahui:Nbase = 107 m = 8 untuk V-belt

(fat= 90 kg/cm2 untuk V-belt X = 2 untuk pulley yang bergerak

maka:

2.2.4 Dimensi-Dimensi Pulley

Data-data pulley table 3-5 type C untuk V-belt

C = 6 S = 17

Diameter pulley:Dout, 1 = D1 + 2 .C = 102 + 2 ( 6 = 114 mm

Dout, 2 = D2 + 2 .C= 200 + 2 ( 6 = 212 mm

Din, 1 = Dout, 1 2 .

= 200 + 2 ( 21 = 72 mm

Din, 2 = Dout, 2 + 2 .

= 200 + 2 ( 21 = 170 mm

Lebar pulley (B):lebar pulley penggerak = lebar pulley yang digerakkan

maka: B1= B2 = (Z 1) t + 2 .S

= (1 1) 26 + 2 x 17 = 34 mm

Sudut kontak ( (table 3-7):

2.2.5 Gaya Yang Bekerja Pada Poros

2.2.6 Berat Pulley 1 Dan 2

Spesifikasi:Bahan= Forged Carbon Stell

Berat jenis= 7845,4 Kg/m3

Volume total (v):

m3

v = 3,37 10-2 m3

maka:

Berat pulley I= ( ( v ( g

= 7845,4 kg/m3 ( 3,37.10-2 m3 ( 9,81 m/s2 = 44 kgf

Dengan cara yang sama didapat:

Berat pulley II= 91,527 kgf

2.3 PERENCANAAN RODAGIGI

Gambar 2.3 Skematis reduser

Pertimbangan pemakaian roda gigi lurus:

Kedua poros pararel

Bekerja pada putaran rendah

2.3.1 Perencanaan Pinion 1 Dan Gear 3

Spesifikasi data:

Daya motor (P): 1 hp

Putaran poros 1 (np1): 690 rpm

Perbandingan kecepatan (rv): 1/5

Diameter pinion (Dp1): 2,5 inch

diketahui:

maka:

Jarak center (C):

Kecepatan keliling (Vp):

Torsi (T):

Gaya tangensial (Ft):

Gaya dinamis (Fd):

Gaya dinamis ditentukan berdasarkan kecepatan kelilingnya, yaitu untuk 0 Vp 2000 ft /menit maka gaya dinamisnya

Tebal roda gigi (b):

Ditentukan berdasarkan beban keausan Buckingham:

k =wear load factor, dicari dari sudut tekan (( = 20(FD) dan data material.

Pinion dan gear digunakan dari bahan yang sama, yaitu: SAE 1020 Case hardened & WQT (tabel 10-31) dengan data-data sebagai berikut:

So = 18000 Psi

Kekerasan bahan = 150 BHN

Dari tabel 10-11 didapat wear load factor (k) = 45,08 (interpolasi)

Gaya dinamis Fd = FwSehingga tebal Gigi:

Diametral Pitch (P):

, didapat nilai P yaitu 16

Jumlah gigi (N):

2.3.2 Pengecekan Rodagigi 1 dan 3 Dengan Metode Lewis

dimana:S= So = tegangan ijin tarik = 18000 Psi

Y= faktor Lewis (tabel 10-2)

untuk Np1 = 40 buah gigi maka Y = 0,389

untuk Ng3 = 200 buah gigi maka Y = 0,463

maka:

Fb > Fd, maka perencanan roda gigi aman

2.3.3 Pengecekan Rodagigi 1 dan 3 Dengan Metode AGMA

dimana:

Sad=tegangan ijin maksimum

Sat=tegangan ijin dari bahan = 28200 Psi

Diperoleh dari tabel 10-7 dengan kekerasan 156 BHN

KL=faktor umur = 1,1

Diperoleh dari tabel 10-8 dengan harapan roda gigi dapat dipakai lebih dari 106 cycle

KR=faktor keamanan = 3.0

Diperoleh dari tabel 10-10 dengan kondisi desain normal

maka:

Tegangan pada akar gigi:

dimana:

Ft=gaya tangensial = 73,04 lb.

Ko=koreksi beban lebih = 1,25

Diperoleh dari tabel 10-4 dengan kondisi light shock dan beban merata

Ks=faktor koreksi ukuran = 1 untuk spur gear

Km=koreksi distribusi beban = 1,3

Diperoleh dari tabel 10-5 dengan kondisi face width (b) dibawah 2 m

Kv=faktor dinamis = 0,9

Diperoleh dari gambar 10-21 diambil kurva 3 untuk spur gear yang dibuat dengan mesin hobbing atau saper

J=faktor bentuk/geometri = 0,43

Dengan kondisi Ntp1 = 40 dan Ntg3 = 200

maka:

Sad > (t, maka perencanaan gear aman dari kerusakan.

2.3.4 Pengecekan Keausan Rodagigi 1 dan 3 Dengan Metode AGMA

dimana:

Co=faktor beban lebih = Ko = 1,25

Cp=koefisien yang tergantung dari sifat elastis bahan, yaitu Steel = 2300 dari

tabel 10-23

Cv=faktor dinamis = 1

Digunakan kurva 1 untuk beban dinamis yang kecil

Cs=faktor ukuran = 1,25

Karena AGMA menyarankan untuk harga > 1 dan penurunan fatique dan bertambahnya ukuran roda gigi

Cm=faktor distribusi beban = 4,8

I=faktor geometri = 0,135 (gambar 10-32)

merupakan fungsi dari sudut kontak (() dan gear ratio (rv)

Cf =faktor kondisi permukaan = 1,25 untuk kondisi pengerjaan tidak terlalu

baik dan kemungkinan ada tegangan sisa.

maka:

Kondisi yang harus dipenuhi untuk evaluasi:

dimana:

Sac=tegangan kontak yang di jinkan = 95000 Psi ( tabel 10-14 )

CL=faktor umur = 1

kondisi umur yang diharapkan 106 (figure 10-33)

CH=faktor perbandingan kekerasan = 1

karena bahan materialnya sama (figure 10-34)

CT=faktor temperatur = 1

karena bekerja pada temperatur 250(F

CR=faktor keamanan = 1,25

Dengan kondisi high reliability (tabel 10-10)

maka:

(

Dengan kondisi tersebut maka perencanaan roda gigi aman dari keausan

2.3.5 Perencanaan Rodagigi 4 dan 5

Spesifikasi data:

putaran poros 3 ng3 = np4: 115 rpm

perbandingan kecepatan (rv): 1/4

diameter pinion (Dp4): 2,5 inch

diketahui:

Jarak center (C):

Kecepatan keliling (Vp):

Torsi pada poros tiga:

Gaya tangensial (Ft):

Gaya dinamis (Fd):

Gaya dinamis ditentukan berdasarkan kecepatan kelilingnya, yaitu untuk 0 Vp 2000 ft /menit maka gaya dinamisnya

Tebal roda gigi (b):

Ditentukan berdasarkan beban keausan Buckingham:

k = wear load factor, dicari dari sudut tekan (( = 20(FD) dan data material.

Pinion dan gear digunakan dari bahan yang sama, yaitu: SAE 2320 Case hardened & WQT (tabel 10-31) dengan data-data sebagai berikut:

So = 50000 Psi

Kekerasan bahan = 225 BHN

Dari tabel 10-11 didapat wear load factor (k) = 103 (interpolasi)

Gaya dinamis Fd = FwSehingga tebal Gigi:

Diamitral Pitch (P):

, didapat nilai P yaitu 10

Jumlah gigi (N):

Gambar 2.4 Dimensi roda gigi

2.3.6 Pengecekan Rodagigi 4 dan 5 Dengan Metode Lewis

dimana:S= So = tegangan ijin tarik = 50000 Psi

Y= faktor Lewis (tabel 10-2)

untuk Np1 = 25 buah gigi maka Y = 0,34

untuk Ng3 = 100 buah gigi maka Y = 0,446

maka:

Fb > Fd, maka perencanan roda gigi aman

2.3.7 Pengecekan Rodagigi 4 dan 5 Dengan Metode AGMA

dimana:

Sad=tegangan ijin maksimum

Sat=tegangan ijin dari bahan = 38250 Psi

Diperoleh dari tabel 10-7 dengan kekerasan 225 BHN

KL=faktor umur = 1,1

Diperoleh dari tabel 10-8 dengan harapan roda gigi dapat dipakai lebih dari 106 cycle

KR=faktor keamanan = 3.0

Diperoleh dari tabel 10-10 dengan kondisi desain normal

maka:

Tegangan pada akar gigi:

Ft4=gaya tangensial = 365,2 lb.

Ko=koreksi beban lebih = 1,25

Diperoleh dari tabel 10-4 dengan kondisi light shock dan beban merata

Ks=faktor koreksi ukuran = 1 untuk spur gear

Km=koreksi distribusi beban = 1,3

Diperoleh dari tabel 10-5 dengan kondisi face width (b) dibawah 2 m

Kv=faktor dinamis = 0,9

Diperoleh dari gambar 10-21 diambil kurva 3 untuk spur gear yang dibuat dengan mesin hobbing atau saper

J=faktor bentuk / geometri = 0,36

Dengan kondisi Ntp4 = 25 dan Ntg5 = 100

maka:

Sad > (t, maka perencanaan gear aman dari kerusakan.

2.3.8 Pengecekan keausan Rodagigi 4 dan 5 dengan metode AGMA

Co=faktor beban lebih = Ko = 1,25

Cp=koefisien yang tergantung dari sifat elastis bahan, yaitu Steel = 2300 dari

tabel 10-23

Cv=faktor dinamis = 1

Digunakan kurva 1 untuk beban dinamis yang kecil

Cs=faktor ukuran = 1,25

Karena AGMA menyarankan untuk harga > 1 dan penurunan fatique dan bertambahnya ukuran roda gigi

Cm=faktor distribusi beban = 1,15

I=faktor geometri = 0,11 (gambar 10-32)

merupakan fungsi dari sudut kontak (() dan gear ratio (rv)

Cf =faktor kondisi permukaan = 1,25 untuk kondisi pengerjaan tidak terlalu

baik dan kemungkinan ada tegangan sisa.

maka:

Kondisi yang harus dipenuhi untuk evaluasi:

dimana:

Sac=tegangan kontak yang di jinkan = 110000 Psi ( tabel 10-14 )

CL=faktor umur = 1

kondisi umur yang diharapkan 106 (figure 10-33)

CH=faktor perbandingan kekerasan = 1

karena bahan materialnya sama (figure 10-34)

CT=faktor temperatur = 1

karena bekerja pada temperatur 250(F

CR=faktor keamanan = 1,25

Dengan kondisi high reliability (tabel 10-10)

maka:

(

Dengan kondisi tersebut maka perencanaan roda gigi aman dari keausan

2.3.9 Berat Rodagigi

Bahan : SAE 1020 case hardened & WQT (carbon steel) Masa jenis (() : 0,283 Lb/ in3

Diameter pitch (d1): 2,5 inch

Lebar (b): 0,68 inch

Volume (v): (/4 ( d1 ( b = ( / 4 ( 2,5 in ( 0,68 in = 3,33625 in3

Maka:

= 0,283 lb/in3 ( 3,33625 in3 ( 9,81 m/s2 (

Dengan cara yang sama akan diperoleh:

Berat gear 3 = 104,86 kgf

Berat pinion 4 = 21,8 kgf

Berat gear 5 = 98,5 kgf

2.4 PERENCANAAN POROS

2.4.1 Perencanaan Poros 1

Gambar 2.5 Skematik komponen untuk poros 1

Free body diagram:

Dari perhitungan V-belt dan roda gigi diperoleh harga-harga:

Fr = gaya tangensial pada v belt

FAH= gaya tangensial pada v belt pada bidang horizontal

FR ( sin 30 = 44 N ( sin 30 = 22 N

FAV= gaya tangensial pada v belt pada bidang vertikal

FR ( cos 30 = 44 N ( cos 30 = 38,105 N

Wp = gaya berat pada pulley 1 = 25,872 N

Fn = gaya radial/normal pada roda gigi pada bidang vertikal

= 325 ( tgn 20 = 118,29 N

FT = gaya tangensial pinion= 325 N

Pada Bidang Horizontal:

Reaksi tumpuan pada titik B dan D

(MB = 0

FAH ( 54,5 mm + FT ( 40,5 mm - FDH ( 126,4 mm = 0

FDH =

(F= 0

FBH = FT FDH FAH = (325 113,6 - 22) N = 189,4 N

Momen Bending:

M1-1 = FAH ( X1 0 < X1 < 5,45 cm

= 22 N ( 5,45 cm = 119,9 N.cm

M2-2 = FAH ( X2 + FBH (X2 AB)5,45 cm < X2 < 9,5 cm

= 22 N ( 9,5 cm + 189,4 N (9,5 2,8) cm = 976,07 N.cm

gambar 2.6 Bidang moment

Gaya Lintang:

gambar 2.7 Bidang lintang

Pada Bidang Vertikal:

Reaksi tumpuan pada titik B dan D

( MB = 0

(FAV Wp1) ( 54,5 mm + (Wpi + Fn) ( 40,5 mm FDV ( 126,4 mm = 0

FDV =

(F= 0

FBV = Wpv + Wp1 + Fn FAV -FDV

= (26 + 4,2 + 118,3 38,1 - 44,3) N = 65,8 N

Momen Bending:

M1-1 = (FAV Wp) ( X10 < X1 < 5,45 cm

= (38,1 26) N ( 5,45 cm = 65,95 N.cm

M2-2 = (FAV Wp) ( X2 + FBV (X2 AB)5,45 cm < X2 < 9,5 cm

= (38,1 26) N ( 9,5 cm + 39,4 N (9,5 5,45) cm = 381 N.cm

Gambar 2.8 Bidang moment

Gaya Lintang:

Gambar 2.9 Bidang lintang

Menentukan Diameter Poros I:

Momen bending terbesar di titik C

MC = =

= 1047,8 N.cm = 92,67 lbf.in

Torsi pada poros I = 91,3 lbf

Untuk menentukan diameter suatu poros dengan persamaan:

dimana,

N= faktor keamanan

M= momen bending maksimal

T= torsi maksimal

Bahan poros diambil AISI C 1010 CDA dengan:

syp= 48 ksi

N= 2,0 untuk kondisi high Reliability

sehingga,

D1 0,326 in

direncanakan diameter poros D1 : 1,1811 in = 30 mm

Menentukan Diameter Poros pada Bantalan:

Karena gaya pada bearing B lebih besar daripada di bearing D maka diambil titik di B untuk mendapatkan diameter bearing

FB=

= 225,3 N = 50,65 lbf

Untuk menentukan diameter bearing digunakan persamaan:

Db 0,054 in

Direncanakan diameter poros untuk bantalan Db = 0,7874 in = 20 mm

2.4.2 Perencanaan Poros 2Gambar skematis komponen untuk poros IIFreebody diagram:

Dari perhitungan V belt dan roda gigi diperoleh harga-harga:

FR = gaya tangensial pada v belt = 44 N

FAH= gaya tangensial pada v belt pada bidang horizontal

FR sin 20 = 44 N ( sin 20 = 15 N

FAV= gaya tangensial pada v belt pada bidang vertikal

FR cos 20 = 44 N ( cos 20 = 41,5 N

Wp= gaya berat pada pulley 1 = 91,5 N

EMBED Word.Picture.8

EMBED Visio.Drawing.5

EMBED Visio.Drawing.5

EMBED Visio.Drawing.5

Keterangan:

P = diametral pitch

p = circular pitch

d = diameter of pitch circle

Nt= jumlah gigi

C= jarak antara 2 gigi (poros)

rv = velocity ratio

EMBED Visio.Drawing.5

EMBED Visio.Drawing.5

EMBED Visio.Drawing.5

EMBED Visio.Drawing.5

EMBED Visio.Drawing.5

EMBED Visio.Drawing.5

EMBED Visio.Drawing.5

EMBED Visio.Drawing.5

EMBED Visio.Drawing.5

BAB II PERENCANAAN DAYA 4

_1052980929.unknown

_1052985720.unknown

_1054375685.unknown

_1054519391.unknown

_1054529286.vsd

_1068287123.unknown

_1068288883.unknown

_1054530374.vsd

_1054531227.vsd

_1054531556.vsd

_1054530959.vsd

_1054529989.vsd

_1054526380.unknown

_1054529148.vsd

_1054519614.unknown

_1054519944.vsd

_1054444151.unknown

_1054519078.unknown

_1054519093.unknown

_1054518941.unknown

_1054377739.unknown

_1054377858.unknown

_1054381964.vsd

_1054382021.vsd

_1054377848.unknown

_1054377510.unknown

_1054377631.unknown

_1054376971.unknown

_1053583164.unknown

_1053583905.unknown

_1053584538.unknown

_1053584565.unknown

_1053584023.unknown

_1053583469.unknown

_1053583597.unknown

_1053583434.unknown

_1053582485.unknown

_1053582832.unknown

_1053583094.unknown

_1053582503.unknown

_1053580780.unknown

_1053580873.unknown

_1053580221.unknown

_1052985806.unknown

_1052982069.unknown

_1052984352.unknown

_1052984717.unknown

_1052985480.unknown

_1052984544.unknown

_1052982920.unknown

_1052983273.unknown

_1052982496.unknown

_1052981593.unknown

_1052981790.unknown

_1052982001.unknown

_1052981749.unknown

_1052981065.unknown

_1052981481.unknown

_1052981034.unknown

_1052502813.unknown

_1052980826.unknown

_1052980897.unknown

_1052581888.unknown

_1052640724.unknown

_1052980760.unknown

_1052980798.unknown

_1052640954.unknown

_1052977830.doc

p

l

_1052634656.unknown

_1052635068.unknown

_1052634574.unknown

_1052503477.unknown

_1052503717.unknown

_1052503992.unknown

_1052503652.unknown

_1052502929.unknown

_1052472158.unknown

_1052476619.unknown

_1052478032.unknown

_1052478347.unknown

_1052478976.unknown

_1052479137.unknown

_1052479547.unknown

_1052479673.unknown

_1052479191.unknown

_1052479127.unknown

_1052478618.unknown

_1052478705.unknown

_1052478518.unknown

_1052478167.unknown

_1052478307.unknown

_1052478143.unknown

_1052477549.unknown

_1052477715.unknown

_1052477867.unknown

_1052477615.unknown

_1052477112.unknown

_1052477358.unknown

_1052477439.unknown

_1052477198.unknown

_1052476940.unknown

_1052473878.unknown

_1052475014.unknown

_1052475376.unknown

_1052476580.unknown

_1052474239.unknown

_1052474517.unknown

_1052474579.unknown

_1052474185.unknown

_1052473297.unknown

_1052473638.unknown

_1052473690.unknown

_1052473624.unknown

_1052472273.unknown

_1048686392.unknown

_1052467728.unknown

_1052468264.unknown

_1052471766.unknown

_1052471786.unknown

_1052471939.unknown

_1052468390.unknown

_1052468023.unknown

_1052421726.unknown

_1052467454.unknown

_1052467506.unknown

_1052464982.unknown

_1052467359.unknown

_1052425448.vsd

_1048738688.unknown

_1051794179.unknown

_1052281555.unknown

_1052420766.vsd

_1048745272.unknown

_1048686403.unknown

_1048660589.unknown

_1048679186.unknown

_1048680584.unknown

_1048684681.unknown

_1048681499.unknown

_1048679765.unknown

_1048675220.unknown

_1048677512.unknown

_1048662373.unknown

_1048656023.unknown

_1048660511.unknown

_1048649165.unknown