new text document.txt
TRANSCRIPT
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya seseorang dari gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia atau komunitas. Sehat merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi
stressor. Sehat juga diartikan sebagai keadaan dimana seseorang ketika
diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat
tanda-tanda penyakit atau kelainan. Sedangkan kesehatan adalah suatu
keadaan sejahtera sempurna yang lengkap, meliputi: kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kelemahan, di
samping itu juga mampu produktif (Mubarak 2009).
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan
sejahtera dari tubuh (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut WHO,
sehat dikatakan sebagai suatu keadan yang lengkap, meliputi: kesejahteraan
fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit atau
kelemahan. Dalam konsep sehat WHO tersebut diharapkan adanya
keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara manusia dan makhluk hidup
lain dengan lingkungan (Mubarak 2009).
Menurut Perkins, sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan
yang menimpa seseorang, sehingga menimbulkan gangguan dalam
1
-
beraktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial. Selain
itu, sakit juga berarti suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan
dan gejala sakit secara subjektif dan objektif, sehingga penderita tersebut
memerlukan pengobatan untuk mengembalikan dirinya ke keadaan sehat.
Keadaan sakit merupakan kesalahan adaptasi (maladaption) terhadap
lingkungan dan reaksi antara manusia serta sumber-sumber penyakit.
Kesakitan adalah reaksi personal, interpersonal, cultural, atau perasaan
kurang nyaman akibat dari adanya sakit (Mubarak 2009).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung
sampai terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab
terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan
merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung (Sukarmin 2012).
Menurut Smelzer dalam Ardiansyah (2012), gastritis adalah inflamasi
mukosa lambung, akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu akan
makan terlalu banyak, terlalu cepat, atau makan makanan yang terlalu
berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.
Penyebab dari gastritis adalah konsumsi obat yang mengandung kimia
digitalis, konsumsi alkohol yang berlebihan, terapi radiasi, kondisi stress dan
infeksi bakteri seperti helicobater pilory, salmonella. Yang dapat
menimbulkan tanda dan gejala anoreksia, mual dan muntah, perdarahan
saluran cerna dan nyeri ulu hati (Ardiansyah 2012).
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada
jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi memindahkan
stimulus nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang
-
terlokalisasi pada suatu bagian tubuh sering kali dijelaskan dalam istilah
proses distruktif, jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas yang terbakar, melilit
seperti emosi perasaan kaku, mual dan takut (Judha 2012).
Prevelensi kasus gastritis yang disebabkan oleh infeksi helicobacter
pylori di perkirakan terjadi pada 50 persen populasi di dunia dimana sebagian
besar infeksi tersebut terjadi di Negara-negara berkembang yaitu 70 sampai
90 persen dan hanya 40 sampai 50 persen di negara-negara industry
(Mariadi 2011). Di Indonesia prevalensi gastritis sebanyak 0,99 persen dan
insiden gastritis sebesar 115 tiap 100.000 (Wulansari 2011). Pada tahun 2010
hasil penelitian menunjukkan bahwa 30,0 persen pasien mengalami gastritis,
55,0 persen pasien berumur tua, 84,0 persen pasien memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi tentang gastritis, 90,0 persen pasien memiliki
kebiasaan makan yang baik (Gustin 2011). Sedangkan prevalensi penyakit
gastritis di puskesmas Gondangrejo terdapat 166 kasus dari 99.173 jiwa
penduduk (Puskesmas Gondangrejo, 2013).
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi
klien (penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan penting dalam
menentukan asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga
yang sakit. Menurut Friedment keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional di mana
individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga. Menurut Duval dan Logan keluarga ialah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
-
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga
(Efendi 2009).
Dalam pengkajian keluarga terdapat lima tugas keluarga berkaitan
dengan fungsi pemenuhan kesehatan diantaranya kemampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan, yang menjelaskan sejauh mana keluarga
mengetahui fakta dari masalah kesehatan, melupiti pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab, dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi
keluarga terhadap masalah kesehatan terutama yang dialami oleh anggota
keluarga. Selanjutnya mengkaji tentang kemampuan keluarga dalam
mengambil keputusan mengenaai tindakan kesehatan yang tepat diantaranya
mengkaji tentang kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya masalah,
Tugas keluarga berikutnya adalah kemampuan kelurga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit, hal yang perlu dikaji antara lain pengetahuan
keluarga tentang penyakit yang dialami anggota keluarga meliputi sifat,
penyebaran, komplikasi, kemungkinan setelah tindakan, dan ara perawatan.
Disamping itu perlu dikaji juga kemaampuan keluarga dalam memodifikasi
lingkungan rumah yang sehat tentang pengetahuan keluarga akan pentingnya
sikap keluarga terhadap sanitasi lingkungan yang higienis sesuai syarat
kesehatan, pengetahuan keluarga tentang upaya penegahan penyakit yang
dapat dilakukan keluarga. Tugas keluarga yang terakhir adalah kemampuan
keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dimasyarakat
berdasarkan pengetahuan keluarga tentang keuntungan yang didapat dari
fasilitas kesehatan, kemampuan keluarga dalam menjangkau fasilitas
kesehatan (Suprajitno 2004).
Dari studi kasus yang penulis lakukan di Puskesmas Gondangrejo
terhadap keluarga Tn. D didapatkan Ny. N mengeluh nyeri di ulu hati
-
saat
batuk, nyeri karena terlambat makan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dengan
skala nyeri 4. Ny. N mengatakan suka makan-makanan asam, makan tidak
teratur, pola makan tidak pasti. Ny. N juga mengatakan tidak tahu apa
gastritis itu, penyebab gastritis, tanda dan gejala gastritis dan Ny. N juga
mengatakan ingin dijelaskan tentang penyakit gastritis. Ny. N terlihat tegang,
ekspresi wajah tampak menahan sakit, dari pemeriksaan palpasi di abdomen
didapatkan nyeri tekan pada ulu hati.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik membuat karya tulis
ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan Gastritis pada
Keluarga Tn. D di Desa Baratan Kelurahan Jeron Kecamatan Nogosari
Kabupaten Boyolali.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. N dengan
gastritis pada keluarga Tn. D di Desa Baratan Kelurahan Jeron
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. N dengan Gastritis
pada keluarga Tn. D.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. N
dengan Gastritis pada keluarga Tn. D.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. N
dengan Gastritis pada keluarga Tn. D.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. N dengan Gastritis
-
pada keluarga Tn. D.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. N dengan Gastritis pada
keluarga Tn. D.
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk penulis
a. Sebagai acuhan dasar dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga
dengan kasus gastritis.
b. Sebagai penambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan penulis.
2. Untuk institusi pendidikan
Sebagai bahan pembelajaran dan penambah daftar pustaka demi
kemajuannya institusi.
A. Data Umum Keluarga
BAB II
LAPORAN KASUS
Dari pengkajian yang dilakukan pada tanggal 25 April 2013 di
Puskesmas Gondangrejo, Karanganyar di dapatkan data yang di peroleh dari
wawancara dengan metode alloanamnesa dan autoanamnesa pada keluarga
-
Tn. D, observasi lingkungan rumah Tn. D, didapatkan identitas umum
keluarga Tn. D. Tn. D adalah sebagai kepala keluarga yang berumur 59
tahun, Ny. N berumur 51 tahun, dan kelima anaknya yaitu Sdr. W yang
berumur 23 tahun, Sdri. A yang berumur 20 tahun, Sdri. I yang berumur 18
tahun, Sdr. T yang berumur 17 tahun dan Sdri. F yang berumur 13 tahun.
Tn. D sebagai tulang punggung keluarga yang bekerja sebagai guru Sekolah
Dasar, kemudian Ny. N adalah sebagai Ibu Rumah Tangga, Sdr. W bekerja di
Bandara juga membantu keuangan dalam keluarga, Sdri. A sebagai guru TK
dan Sdri. I, Sdr. T juga Sdri. F masih sekolah.
Tipe keluarga ini adalah keluarga inti atau nuclear family yaitu keluarga
yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan lima orang anak. Saat di kaji tentang
status ekonomi sosial keluarga Tn. D, Ny. N mengatakan pendapatan seluruh
anggota keluarga kurang lebih Rp. 3.500.000,00 per bulan, dan pengeluaran
per bulan kurang lebih Rp. 2.900.000,00 untuk keperluan sekolah, bayar
listrik, pajak motor, makan dan beli pakaian. Ny. N mengatakan bahwa dalam
keluarga memiliki kendaraan pribadi berjumlah 6 buah, Ny. N mengatakan
7
tidak mempunyai tabungan khusus untuk kesehatan. Genogram kelurga Tn. D
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
-
Ny.N Tn.D 51th 59 th
Sdr. W 23th
Sdri. A 20 th
Sdri. I18 th
Sdr.T 17 th
Gambar 2.1
Sdri. F 13th
Keterangan:
-
B. Pengkajian Genogram Keluarga Tn. D
: meninggal
: laki-laki
: perempuan
: menikah
: anak
: tinggal serumah
: pasien/ klien
Pada saat pengkajian tentang riwayat dan tahap perkembangan keluarga
saat ini, Ny. N mengatakan mempunyai anak lima, yang tertua adalah Sdr. W
berusia 23 tahun. Maka tahap perkembangan keluarga Tn. D adalah keluarga
dengan anak remaja. Dalam tahapan perkembangan keluarga Tn. D terdapat
tugas perkembangan antara lain adalah pertama memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa
muda dan mulai memiliki otonomi, kedua mempertahankan hubungan intim
dalam keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua, serta yang ketiga mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan
(anggota) keluarga untuk memenuhi tumbuh kembang anggota keluarga.
Ketika dikaji tentang tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
Ny. N menjawab pada tahap mempersiapkan perubahan system peran dan
peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi tumbuh kembang anggota
keluarga dikarenakan Sdr. W sebagai anak tertua mengatakan belum siap dan
belum mau untuk menikah ataupun membina keluarga baru.
-
Dalam riwayat keluarga inti Ny. N mengatakan sudah menikah selama
kurang lebih 24 tahun yang lalu, sekarang dikaruniai lima orang anak. Tn. D
mengatakan batuk dan pilek kurang lebih tiga hari yang lalu, kemudian
diperiksakan ke puskesmas dan batuk pilek berkurang, Tn. D mengatakan hal
ini tidak mengganggu aktivitasnya sehari-hari untuk mengajar. Ny. N
mengeluh nyeri di ulu hati kira-kira tiga hari yang lalu, nyeri seperti ditusuk-
tusuk, nyeri dirasakan hilang timbul dan terlebih lagi pada saat batuk, skala
nyeri 4, Ny. N mengatakan suka makan tidak teratur, makan-makanan asam
dan bila makan pola makan tidak pasti. Ny. N mengatakan bahwa kondisi
seperti ini sangat mengganggu aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga karena
selama sakit rumah tidak ada yang membersihkan. Sdr. W, Sdri. A, Sdri. I,
Sdr. T dan Sdr. F mengatakan bahwa kondisi badannya dalam keadaan sehat
dan tidak ada masalah dengan kesehatan. Saat dikaji riwayat keluarga
sebelumnya Tn. D menjawab, bahwa dalam keluarga Tn. D ayah dan ibu
kandung Tn. D tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti
hipertensi, diabetes mellitus. Dan dari keluarga Ny. N pun juga tidak ada
yang mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi dan diabetes mellitus.
Saat dikaji Ny. N mengatakan tidak mengetahui apa itu gastritis,
penyebab gastritis, tanda dan gejala gastritis dan faktor pencetus gastritis. Ny.
N mengatakan nyeri di ulu hati sudah tiga hari yang lalu, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, skala nyeri 4, nyeri dirasakan hilang timbul dan sangat terasa
saat batuk, Ny. N mengatakan suka makan-makanan asam, makan tidak
teratur, pola makan tidak pasti. Ny. N terlihat tegang, ekspresi wajah tampak
-
menahan sakit.
Hasil pemeriksaan fisik atau head to toe pada Ny. N yang dilakukan
pada tanggal 25 April 2013 di rumah Tn. D didapatkan data sebagai berikut
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 92 kali per menit, pernapasan 24 kali per
menit, tinggi badan kurang lebih 147 cm, berat badan 56 kg. Di bagian
abdomen, inspeksi perut tampak cembung, tidak ada bintik merah, tidak ada
striae, auskultasi bising usus 20 kali per menit, palpasi terdapat nyeri tekan di
ulu hati, perkusi timpani. Ny. N mengeluh nyeri tekan di ulu hati, provocate:
karena makan tidak teratur, quality: seperti ditusuk-tusuk, region: ulu hati,
severity: skala 4, time: hilang timbul dan sangat dirasakan saat batuk.
C. Diagnosa Keperawatan
Dari analisa data ditemukan data subyektif antara lain: Ny. N
mengatakan nyeri di ulu hati, provocate: makan tidak teratur, quality: seperti
ditusuk-tusuk, region: ulu hati, skala: 4, time: hilang timbul dan sangat terasa
saat batuk. Ny. N mengatakan suka makan-makanan asam, pola makan tidak
pasti. Ny. N juga mengatakan bahwa Ny. N tidak mengetahui apa gastritis
itu, penyebab dari gastritis, tanda dan gejalanya, juga faktor pencetus dari
gastritis. Dari data obyektif ditemukan pada saat kunjungan Ny. N terlihat
tegang, ekspresi wajah Ny. N tampak menahan sakit, dari pemeriksaan
palpasi di abdomen di dapat nyeri tekan di ulu hati. Tekanan darah Ny. N
120/80 mmHg, nadi 92 kali per menit.
Untuk itu muncul diagnosa keperawatan nyeri akut pada Ny. N
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. D dalam mengenal
-
masalah kesehatan tentang penyakit gastritis dengan Skor 4.
D. Intervensi keperawatan
Tujuan umum dari intervensi keperawatan berkaitan dengan diagnosa
keperawatan nyeri akut pada Ny. N berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga Tn. D dalam mengenal masalah kesehatan tentang penyakit gastritis
adalah setelah dilakukan 2 kali kunjungan rumah, nyeri berkurang dengan
kriteria hasil skala nyeri 2, ekspresi wajah rileks, dan tujuan khususnya adalah
setelah dilakukuan 2 kali kunjungan rumah di harapkan keluarga Tn. D
mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit gastritis dengan
kriteria hasil antara lain keluarga mampu menjelaskan tentang pengertian,
faktor penyebab, tanda dan gejala, serta faktor pencetus dari gastritis.
Tindakan keperawatan yang penulis lakukan untuk tercapainya tujuan
di atas antara lain, pertama kaji tentang karakteristik nyeri dengan rasional
untuk menentukan langkah intervensi selanjutnya, kedua anjurkan makan
sedikit-sedikit tetapi sering agar asupan nutrisi klien terpenuhi dengan
rasional makanan sebagai penetralisasi asam lambung, ketiga ajarkan teknik
relaksasi nyeri (nafas dalam) dengan rasional mengurangi nyeri klien.
Kemudian yang keempat berikan pendidikan kesehatan kepada Ny. N dan
keluarga tentang penyakit gastritis antara lain tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, juga faktor pencetus gastritis dengan rasional untuk
menambah wawasan keluarga dan klien. Kemudian yang kelima kaji kembali
sejauh mana keluarga dapat menerima pendidikan kesehatan yang diberikan
-
dengan rasional dapat memudahkan keluarga dalam mengidentifikasi tentang
penyakit gastritis itu sendiri.
E. Implementasi
Tindakan keperawatn yang di lakukan penulis sesuai dengan
perencanaan. Pada prioritas diagnosa keparawatan nyeri akut pada Ny. N
berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. D dalam mengenal masalah
kesehatan tentang penyakit gastritis, dilakukan pengkajian karakteristik nyeri
pada Ny. N tanggal 25 April 2012 jam 10.00 WIB di rumah Tn. D dan hasil
dari data subyektif yaitu provoate: karena makan tidak teratur, quality:
seperti ditusuk-tusuk, Region: di ulu hati, severity: skala 4, time: hilang
timbul dan sangat terasa saat batuk. Data obyektif yaitu ekspresi wajah Ny. N
terlihat tengang menahan sakit. Selanjutnya pada jam 10.00 WIB penulis
menganjurkan makan sedikit tetapi sering agar asupan nutrisi Ny. N
terpenuhi, data subyektifnya Ny. N mengatakan bahwa dirinya akan makan
tiga kali dalam sehari. Data obyektif Ny. N tampak kooperatif. Yang ketiga
pada jam 10.05 WIB penulis mengajarkan teknik relaksasi nyeri dengan nafas
dalam agar mengurangi nyeri Ny. N didapatkan data subyektif Ny. N
mengatakan sudah paham dengan apa yang diajarkan oleh penulis dan data
obyektif Ny. N tampak menarik nafas dalam.
Pada kunjungan rumah berikutnya tanggal 26 April jam 11.05 WIB
penulis memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan tentang penyakit
gastritis meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta faktor
pencetus dari gastritis kepada keluarga Tn. D. Saat penulis menanyakan
apakah sudah paham dengan yang penulis jelaskan, data obyektif keluar
-
ga
menjawab sudah paham dan keluarga dapat menjelaskan kembali tentang
penyakit gastritis meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta faktor
pencetusnya. Data obyektif keluarga mampu menjelaskan kembali tentang
penyakit gastritis meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta faktor
pencetusnya. Pada jam 11.15 WIB penulis melakukan pengkajian ulang
mengenai karakteristik nyeri Ny. N, Ny. N mengatakan nyeri di ulu hati
sudah berkurang, provocate: makan tidak teratur, quality: seperti di tusuk-
tusuk, region: ulu hati, severity: skala 2, time: hilang timbul dan sangat terasa
saat batuk.
F. Evaluasi
Evaluasi yang di lakukan penulis berdasarkan prioritas diagnosa
keperawatan utama yaitu nyeri akut pada Ny. N berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. D dalam mengenal masalah kesehatan tentang
penyakit gastritis pada tanggal 26 April 2012 di rumah Tn. D jam 11.05 WIB
yaitu didapatkan data subyektif keluarga mengatakan sudah paham dengan
pengertian gastritis, penyebab gastritis, tanda dan gejala gastritis juga faktor
pencetus dari gastritis. Ny. N mengatakan nyeri di ulu hati sudah berkurang
karakteristiknya provocate: makan tidak teratur, quality: seperti di tusuk-
tusuk, region: ulu hati, severity: skala 2, time: hilang timbul dan sangat terasa
saat batuk. Data obyektifnya keluarga mampu menjelaskan kembali mengenai
penyakit gastritis meliputi, pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta faktor
-
pencetus dari gastritis sehingga dapat di analisa bahwa nyeri akut pada Ny. N
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. D dalam mengenal
masalah kesehatan tentang penyakit gastritis teratasi, dan intervensi dapat
dihentikan.