new struktur dominasi petani lahan sempit pada …repository.ub.ac.id/176/1/ambayu sofya...

97
i STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA KOMODITAS SENGON (Kajian Terhadap Perubahan Perilaku Petani Di Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosiologi Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Dengan minat Utama Sosiologi Lingkungan Disusun Oleh: Ambayu Sofya Yuana NIM 125120107111018 JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

i

STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA KOMODITAS SENGON

(Kajian Terhadap Perubahan Perilaku Petani Di Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosiologi Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Dengan minat Utama Sosiologi Lingkungan

Disusun Oleh:

Ambayu Sofya Yuana

NIM 125120107111018

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

ii

ABSTRAK

Ambayu Sofya Yuana. (2017). Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Universitas Brawijaya, Malang. Petani Lahan Sempit Dan Perubahan Komoditas Pertanian. Ahmad Imron Rozuli Dan Anik Susanti.

Penelitian ini membahas tentang perubahan perilaku petani akibat perubahan usaha tani tebu menjadi sengon. Tujuan penelitian ini menganalisis praktik sosial petani lahan sempit dalam perubahan komoditas pertanian melalui konsep perilaku sosial dan ingin mengetahui strategi bertahan hidup petani lahan sempit setelah terjadi perubahan komoditas pertanian dalam konsep etika subsistensi. Manfaat penelitian ini adalah memberikan sumbangsih bagi kajian-kajian tentang masyarakat petani untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Penelitian ini menggunakan kajian mengenai praktik sosial dari Bourdieu dan menggunakan konsep etika subsistensi James Sott. Terbentuknya praktik sosial petani Desa Tlogorejo karena adanya perubahan perilaku petani melalui habitus x modal + ranah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, kemudian dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan dan dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan temuan dilapangan, Praktik sosial perubahan komoditas tebu menjadi sengon disebabkan adanya perbedaan habitus dan berbagai modal yang dimiliki petani. Dalam konteks praktik sosial habitus petani terbentuk melalui pengetahuan, pengalaman, dan cara pandang yang kemudian mengalami pertarungan dengan berbagai modal simbolik, ekonomi, dan sosial budaya pada suatu ranah yang kemudian membentuk dominasi. Adapun penemuan penting dalam penelitian ini adalah adanya dominasi petani lahan luas terhadap petani lahan sempit yang mengakibatkan ketidakadilan. Petani lahan sempit harus melakukan tindakan subsistensi, karena adanya perbedaan sistem panen jangka pendek menjadi panjang. Petani lahan sempit melakukan tindakan subsistensi dengan cara bekerja non pertanian dan melakukan tumpangsari. Kata Kunci: Perubahan Komoditas, Petani Lahan Sempit, Praktik Sosial, Perubahan Perilaku, Etika Subsistensi.

Page 3: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

iii

ABSTRAK

Yuana, Ambayu Sofya. 2017. The Structure Dominance of large flield in Sengon Commodity. Thesis, Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Postgraduate Program, Brawijaya University. Ahmad Imron Rozuli and Anik Susanti.

This research discussed the changing of farmers behavior as the result of the changing of Cane agricultural commodities into sengon commodities. The purpose of this research is to analyze the social practices of smallholders in agricultural commodities through the concept of social behaviour. Another purpose of this research is to find out the survival strategy of narrow land farmer after the changing of agricultural commodities in the concept of subsistence ethics. This research is supposed to be a contribution for famers in order to make any decisions related to farm.

This research applied social practices of Bourdieu ry and subsistence ethics . social practices in Tlogorejo Village has formed because of the changing of behavior through the habitus x capital + domain. The method of this research is descriptive qualitative. Then it is analyzed by using data reduction, data display and conclusion. The technique of reseach is observations, interviews and documentations of research.

According to the field findings, there is an social practices over agricultural commodities cane be sengon is caused by their habitus differences and various of capitals that owned by farmers. In a practice social context habitus that owned by farmers is through knowledge, experience, views and afterward subjected to the duel with various symbolic capital, economic, and social culture in a domain which then inflict the domination. As for the important discovery of this research is there is domination between to smallholders caused injustice. The smallholders needs of subsistence, because there is results in the short harvest system become long. The smallholders needs of subsistence in a non-agricultural work alternative and do intercropping.

Keywords: Commodities , Narrow Land Farmers, Social Practices, The Changing of Behavior, Subsistence Ethics.

Page 4: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

iv

DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................. Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ............................................. Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ........................................ Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian .......................................... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUN PUSTAKA .............................. Error! Bookmark not defined. 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................... Error! Bookmark not defined. 2.2 Landasan Teori Praktik Sosial Pierre Bourdieu ......... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Praktik Sosial = (Habitus X Modal) + Ranah ......... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Konseptual ................................... Error! Bookmark not defined. 2.3.1 Habitus ....................................................... Error! Bookmark not defined. 2.3.2 Modal ......................................................... Error! Bookmark not defined. 2.3.3 Ranah ......................................................... Error! Bookmark not defined. 2.3.4 Etika Subsitensi Petani .............................. Error! Bookmark not defined. 2.4 Alur Berfikir ................................................. Error! Bookmark not defined. 2.5 Kerangka Berfikir ........................................................................................ 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............... Error! Bookmark not defined. 3.1 Jenis dan Tipe Penelitian .............................. Error! Bookmark not defined. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................... Error! Bookmark not defined. 3.3 Fokus Penelitian ........................................... Error! Bookmark not defined. 3.4 Jenis dan Sumber Data ................................. Error! Bookmark not defined. 3.5 Teknik Penggumpulan Data ......................... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Wawancara ................................................ Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Observasi ................................................... Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Dokumentasi .............................................. Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Penentuan Informan ......................... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Analisis Data .................................... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Reduksi Data ............................................. Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Penyajian Data ........................................... Error! Bookmark not defined. 3.7.3 Penarikan Kesimpulan ............................... Error! Bookmark not defined.

BAB IV GAMBARAN UMUM ........................................................................... 53 4.1 Gambaran Desa Tlogorejo ........................................................................... 53 4.2 Sejarah Komoditas Tanam Di Desa Tlogorejo ............................................ 58 4.3 Dinamika Rantai Pemasaran Komoditas Tanam ......................................... 60 4.5 Deskripsi Informan Penelitian ..................................................................... 63

BAB V PEMBAHASAN ...................................................................................... 67

Page 5: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

v

5.1 Habitus Petani Dalam Perubahan Usaha Tani ............ Error! Bookmark not defined. 5.2 Pertarungan Modal Yang Di Miliki Petani .................................................. 77 5.3 Ranah Dalam Perubahan Usaha Tani .......................................................... 81 5.2 Praktik Sosial Alih Usaha Tani Dari Tebu Menjadi Sengon ....................... 83 5.4 Upaya Pemenuhan Kebutuhan Petani Lahan Sempit Dalam Keseharian ... 86

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 93 6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 93 5.2 Saran ............................................................................................................ 94 6.2.1 Saran Praktis ............................................................................................. 94 6.2.2 Saran Toritis ............................................................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 96 LAMPIRAN

Page 6: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

6

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Jenis Komditas Tanam ...................................................................... 55

Page 7: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

7

DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................... 40 Bagan 3.1 Analisis Data Model Interaktif.............. Error! Bookmark not defined.

Page 8: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

8

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Pinggiran Sungai Bantas Yang Ditanami Jagung ............................. 54 Gambar 4.2 Lahan Pertanian Yang Ditanami Palawija ........................................ 56 Gambar 4.3 Perubahan Komoditas Tebu Menjadi Sengon ................................... 57 Gambar. Daun Kaliandra ...................................................................................... 76 Gambar. Salah Satu Rumah Petani Sengon Yang Baru Selesai Dibangun .... Error! Bookmark not defined. Gambar. Ternak Kambing Yang Dipelihara Petani .............................................. 88 Gambar. Tumpang Sari Sengon Ketika Masih Kecil ............................................ 89

Page 9: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kajian usaha tani tebu yang dilakukan oleh Rahmat (1992), yang

mendiskripsikan profil tebu rakyat di Jawa Timur secara umum bahwa tebu telah

diterima petani sebagai komoditas yang memberi harapan sumber pendapatan rumah

tangga. Usaha tebu rakyat cenderung ekstensif dan petani cenderung untuk

melakukan pengepresan secara berulang. Seiring program akselerasi, kelayakan

usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani bahwa usaha tani

tebu masih dapat diharapkan sebagai sumber pendapatan keluarga (Nuryanti, 2003).

Pengembangan tanaman tebu ditujukan untuk menambah pasokan bahan baku

pada industri gula dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani tebu

dengan cara partisipasi aktif petani tebu tersebut. Selain itu, industri tebu dapat

menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia dan merupakan salah satu

sumber pendapatan bagi petani tebu. Industri gula tebu diharapkan dapat

memberikan dampak terhadap struktur perekonomian wilayah dengan meningkatkan

pendapatan daerah (Yanutya, 2013).

Berbagai kajian terhadap komoditas tebu maupun gula sudah banyak dilakukan,

seperti yang di ungkapan Mubyarto bahwa adanya pencanangan program akselerasi

peningkatan produktivitas industri gula nasional dengan rencana kenaikan gula dari

1,8 juta ton tahun 2002 mejadi 3 juta ton pada tahun 2007, kenaikan areal tebu dari

346000 hektar menjadi 380000 hektar, dan kenaikan produktvitas gula dari 5 ton

Page 10: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

10

menjadi 8 ton tentunya memerlukan angka akurat disertai skenario pencapaian yang

layak. Mengingat gula merupakan komoditas strategi dan sangat penting perannya

bagi perekonomian negara. Dikatakan demikian karena setiap intervensi pemerintah

dalam rangka mengembangkan industri gula perlu diikuti oleh campur tangan

pemerintah pada pengembangan usaha tani tebu dengan mengikut sertakan lebih

banyak petani kecil dalam pengembangan usaha tani tersebut. Harapannya

pendapatan petani dan kesempatan kerja yang diciptakan dengan adanya

pengembangan industri gula lebih merata dinikmati oleh petani (Simatupang dalam

Nuryanti, 2003).

Ironisnya yang terjadi pada petani tebu saat ini berbeda, adanya fluktuasi harga

tebu membuat banyak petani tebu mengalami kerugian. Kebijakan pemerintah

dengan harga jual produk tebu di pabrik tidak seimbang, dan terjadinya fluktuasi

harga tebu membuat petani tebu mengalami kekawatiran kerugian. Pada tahun 2012

harga rata-rata gula Rp 9.700/kg, bahkan beberapa lelang bisa lebih dari Rp 10.000.

Pada tahun berikutnya harga tebu berkisar Rp 9.300, harga ini masih di atas harga

yang ditetepkan pemerintah. Harga yang biasa disebut sebagai harga patokan petani

seharga RP 8.100. Sementara pada tahun 2014 harga lelang gula selalu di bawah Rp

8.300, bahkan pada bulan Desember 2014 banyak gula yang hanya dihargai Rp

7.500 (Riadi, 2015). Masyarakat Desa Tlogorejo yang mayoritas bertani tebu dengan

kondisi fluktuasi harga tebu, membuat petani tebu beralih menjadi usaha tani sengon.

Perkembangan sengon yang sangat cepat dan didukung dengan perawatan yang

mudah, membuat komoditas sengon dipilih petani Desa Tlogorejo sebagai alih usaha

tani. Dimulai dengan adanya peralihan komoditas tebu menjadi sengon. Pertanian

sengon yang dianggap memperoleh hasil yang lebih menjanjikan dibanding bertani

Page 11: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

11

tebu. Perubahan komoditas pertanian menimbulkan munculnya perbedaan srukur

pada petani Desa Tlogorejo. Perbedaan strutur dapat dilihat dari perbedan luas lahan

petani yang melakukan perubahan komoditas tebu menjadi komoditas sengon. Bagi

petani lahan luas mereka melakukan perubahan komoditas tebu menjadi sengon

hanya sebagai tabungan mereka, namun bagi petani lahan sempit mereka melakukan

perubahan komoditas sengon dikarenakan ingin meningkatkan kesejateraan hidup

petani dengan lahan sempit yang mereka miliki. Sehingga petani melakukan

perubahan usaha tani dari komoditas tebu menjadi sengon.

Faktor utama yang mempengaruhi terhadap perubahan usaha tani sengon adalah

adanya fluktuasi harga komonditas tebu. Petani melakukan perubahan usaha tani dari

komoditas tebu menjadi sengon pada tahun 2010. Data di lapangan menunjukan

dalam setahun petani tebu dengan pendapatan sekitar 9 juta setiap tahunya, dengan

biaya pupuk dan perawatan ± 3 juta. Sedangkan dalam bertani sengon petani akan

dapat memanen 5-7 tahun dengan hasil sekitar lebih dari 50 juta, dengan biaya

perawatan dan obat-obatan ± 2 juta dengan luas lahan yang sama yaitu ± 0,25 ha.

Petani menyadari bahwa hanya terdapat sedikit perbedaan hasil panen tebu dengan

sengon. Namun petani memilih beralih pada komonditas sengon karena dirasa

sengon lebih mudah dalam hal perawatan.

Adapun perbandingan perhitungan biaya dan hasil usaha tani tebu dengan usaha

tani sengon. Dalam perhitungan usaha tani tebu di butuhkan biaya sewa lahan 12

juta/hektar, dan biaya perawatan mencapai 12 juta/hektar. Dalam musim panen hasil

tebu tidak menentu, terkadang hasil dalam satu hektar mencapai 5 truk dengan

pendapatan 30 juta, namun ketika harga tebu turun, hasil panen mencapai 7 truk

hanya memperoleh 12 juta (Riadi.2015). Berbanding dengan usaha tani sengon

Page 12: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

12

dalam luas lahan 1 hektar, dapat dilakukan pola tanam 3 x 3 dengan jumlah pohon

1100 pohon dalam jangka waktu 5 tahun, membutuhkan sewa lahan 7 juta,

pembibitan dan perawatan 13 juta, dengan pendapatan bersih 320 juta

(Anonim.2011).

Jika dilihat dari perhitungan tersebut jelas usaha tani sengon lebih memperoleh

hasil yang menjanjikan di banding usaha tebu dengan resiko harga yang tidak stabil.

Fenomena perubahan usaha tani akibat penurunan harga tebu juga terjadi di desa

Tlogorejo. Implikasinya adalah banyak petani yang melirik sengon sebagai produk

tanaman mereka. Alasan ini didasari karena mempertimbangkan beberapa faktor

antara lain, komoditas sengon yang berbiaya perawatan sedikit, dan hasil jual sengon

yang lebih mahal dari pada tebu. Selain itu, dalam bertani tebu petani memerlukan

biaya perawatan yang banyak. Yang dimaksud perawat sengon sedikit bagi petani

adalah petani hanya mengeluarkan biaya perawat ketika sengon masih kecil dan

biaya hanya ± 2 juta, sedangkan perawatan tebu memerlukan banyak biaya

perawatan yaitu sekitar ± 3 juta setiap tahunya. Hal ini yang mendorong petani Desa

Tlogorejo melakukan perubahan usaha tani dari komoditas tebu menjadi sengon.

Proses perubahan usaha tani disebakan oleh adanya fluktuasi harga tebu. Selain

itu kepemilikan modal juga berpengaruh pada perubahan usaha tani tebu menjadi

sengon. Menurut Bourdieu modal dibagi menjadi modal simbolik, modal ekonomi,

modal sosial, dan modal budaya. Dalam pertarungannya modal ekonomi yang sangat

berpengaruh pada modal-modal yang lain (Haryatmoko, 2016:45). Dilihat dari

prespektif Bourdieu setiap petani di desa Tlogorejo memiliki modal tersendiri,

perbedaan modal ini yang menjadi alasan petani melakukan perubahan usaha tani

Page 13: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

13

tebu menjadi sengon. Perbedan modal seperti modal ekonomi yaitu dengan adanya

perbedaan stuktur kepemilikan lahan luas dan lahan sempit.

Semua petani memilki modal ekonomi dalam melakukan perubahan usaha tani

dalam modal pembibitan. Namun perbedaan ekonomi dapat dilihat dari dominasi

kepemilikan lahan luas, yaitu adanya perubahan komoditas sengon yang kemudian

petani lahan sempit harus mengikuti perubahan komoditas sengon dikarenakan jika

petani tetap bertani tetap bertani tebu maka akan mengalami resiko kerugian. Selain

itu kepemilikan modal ekonomi juga memudahkan petani untuk melakukan survive

dalam menghadapi panen jangka panjang. Sedangkan modal modal sosial

dipergunakan oleh petani sebagai jaringan mereka untuk tetep bisa survive dalam

perubahan panen yang panjang. Selain itu modal sosial juga dipergunakan petani

sebagai jaringan baru dalam proses distribusi hasil panen sengon.

Dengan adanya perbedaan masa panen pendek menjadi panjang yang kemudian

membawa perubahan kebiasaan petani. Kebiasaan petani jika dilihat dari prespektif

Bourdieu identik dengan konsep habitus. Habitus merupakan hasil keterampilan

yang menjadi tindakan praktis (tidak harus selalu disadari) yang kemudiaan

diterjemahkan menjadi suatu kemampuan yang kelihatan alamiah dan berkembang

dalam lingkungan sosial tertentu (Bourdieu, dalam Haryatmoko, 2016:41). Seperti

yang dikatakan Bourdieu (Ritzer, 2012:904) habitus yang tersedia pada waktu

menghasilkan praktik-praktik individu dan kolektif, dan karena sejarah, sesuai

dengan skema-

Jika dilihat dari konsep habitus, petani mempunyai kebiasaanya dan pengetahuan

tersendiri selama mereka menjadi petani tebu. Misal dalam pengelolah hasil panen

Page 14: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

14

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun setelah melakukan perubahan usaha tani

sengon, petani sengon harus mengubah pola kebiasaan yang dulu menjadi petani

tebu dengan kebiasaan yang baru menjadi petani sengon dalam mengolah hasil

panen untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Perbedaan masa panen tebu dengan sengon, hal ini mengakibatkan perubahan

habitus petani. Pada konteks petani sengon lahan sempit yang harus membiasakan

diri dalam menunggu masa panen, dan mengisi kekosongan waktu untuk menunggu

masa panen tiba, sedangkan kebutuhan hidup harus dipenuhi guna mempertahankan

hidup. Hal ini membuat petani akan menentukan suatu tindakan dan melakukan

berbagai pilihan alternatif guna memenuhi kebutuhan hidup. Di dalam ekonomi

tradisional terkandung sebuah solusi dalam menghadapi situasi yang mengharuskan

petani dalam berbuat atau kegiatan-

musim paceklik merupakan sumber penghasilan tambahan yang sangat menolong

(Scott, 1989:95).

Petani akan menggunakan jaringan yang mereka miliki yakni dengan mencari

pinjaman, dan membuka usaha sendiri, berdagang, dan mencari pekerjaan ke kota.

Strategi ini disebut sebagai strategi defensif, dimana petani menggalami tekanan

angsungan hidup rumah tangga maka ia dapat

menggatasinya dengan cara meminjam, sewa atau meminta bantuan dari rumah

tangga lainya yang ada di desa (Wolf dalam Hakim, 2008:90). Sehingga dibutuhkan

strategi bertahan bagi petani lahan sempit sengon dalam menunggu hasil panen

dalam jangka panjang dalam pemenuhan kebutuhan pangan setiap harinya.

Terlihat pada Desa Tlogorejo petani lahan sempit memanfaatkan waktu luang

tersebut dengan mencari pekerjaan lain atau dengan memelihara ternak guna petani

Page 15: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

15

tetap bisa betahan. Berbeda dengan petani yang memiliki lahan luas petani menanam

sengon hanya sebagai tabungan, petani lahan luas selain itu cenderung memiliki

lahan lebih dari satu sehingga mereka dapat memanfaakan lahan lain untuk bertani

lain selain sengon. Sedangkan petani lahan sempit harus mencari pekerjaan sambilan

guna tetep bisa betahan.

Pada konteks ini, peneliti menaruh perhatian lebih dalam melihat bagaimana

petani lahan sempit mampu bertahan dalam pengupayaan kebutuhan hidup. Selain

itu untuk menguraikan realita petani lahan sempit dan habitus yang dimiliki petani

dapat dilihat dari pengetahuan dan cara pandang petani. Habitus petani lahan sempit

akan berbeda dengan habitus yang dimiliki oleh petani lahan luas. Hal ini berkaitan

dengan dominasi modal yang dimiliki oleh petani lahan sempit dan petani lahan luas.

Pada konteks hubungan habitus dan modal, petani lahan sempit cenderung

didominasi dengan modal sosial sebagai modal untuk mencari jaringan dalam proses

menunggu masa panen yang panjang. Sedangkan petani lahan luas biasanya

didominasi oleh modal ekonomi sehingga mempermudah petani dalam proses

perubahan usaha tani tebu menjadi sengon. Adanya dominasi modal ekonomi yang

kemudian memunculkan dominasi kekuasaan sehingga muncul tindakan imitasi dan

perubahan usaha tani terus dilakukan. Dalam bentuk dominasi yang dilakukan oleh

petani lahan luas yang kemudian akan mengakibatkan ketidakadilan pada petani

lahan sempit. Petani lahan sempit harus melakukan tindakan subsistensi dalam

menunggu panen panjang. Petani lahan sempit terpaksa harus mengikuti untuk

beralih usaha tani tebu menjadi sengon akibat dari dominasi perubahan komoditas

sengon yang dilakukan oleh petani lahan luas. Perbedaan habitus dan modal yang

Page 16: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

16

kemudian membawa perbedaan petani dalam melakukan tindakan dalam sebuah

praktik sosial.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti menarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana stuktur dominasi petani lahan luas pada pembentukan perubahan

komoditas pertanian sengon ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

yaitu:

1. Menganalisis stuktur dominasi petani lahan luas pada pembentukan

perubahan komoditas pertanian sengon.

2. Mengetahui strategi bertahan hidup petani lahan sempit setelah terjadi

perubahan komoditas pertanian dalam konsep etika subsistensi.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi penting kepada

berbagai pihak yang dapat digolongan menjadi dua manfaat besar penelitian yaitu:

1. Secara akademis

Diharapkan penelitian ini bermafaat sebagai modal refrensi untuk

menganalisis dan memetakan stuktur petani yang terulis dalam kelembangan

dan mengembangkan teoritis terhadap realitas pertanian.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih bagi kajian-kajian

tentang masyarakat oleh pemerintah untuk dijadikan dasar pengambilan

keputusan dan pemetaan aset desa, beserta perubahan mata pencaharian.

Page 17: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian terdahulu yang masih

berhubungan dengan fokus penelitian yaitu penelitian yang dilakukan oleh Prastya

(2015), di Desa Cebolek Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Tinjauan

penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dampak alih fungsi lahan dari sawah ke

tambak terhadap mata pencaharian masyarakat desa. Dalam penelitian ini dijelaskan

bahwa alasan petani sawah mengalihkan lahan pertanianya menjadi tambak dan

dampak alih fungsi lahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Menggunakan sumber data observasi, dokumentasi dan wawancara dengan petani

sebagai informan pendukung yang berjumlah 7 orang.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukan alih fungsi lahan pertanian dari sawah

menjadi tambak yaitu disebabkan oleh faktor alam dan adanya kontak dengan

budaya lain. Faktor alam tersebut meliputi perubahan pertanian. Selain itu, alih

fungsi lahan pertanian di Desa Cebolek Kidul juga terjadi karena disebabkan adanya

interaksi dengan masyarakat luar yang berhasil membuat lahan kembali produktif

dengan mengalihkan lahan sawah menjadi lahan tambak. Alasan petani sawah di

Desa Cebolek Kidul mengalihkan lahan pertanianya dari sawah menjadi tambak

kaerana bertujuan untuk memaksimalkan produktifitas lahan pertanian untuk

meningkatkan pendapatan keluarga peralihan tersebut berdampak positif terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Cebolek Kidul khususnya petani sawah

yang beralih menjadi petani tambak. Salah satu penyebab terjadinya alih fungsi lahan

karena faktor alam yaitu semakin naiknya air laut kedaratan.

Page 18: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

18

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Bhaskara, dkk (2010), dengan judul

penelitian pengaruh tranformasi lahan pertanian menjadi perkebunan kepala sawit

terhadap kesejateraan petani. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Babulu

kabupaten Penajam Paser Utara Provensi Kalimantan timur. Alasan petani

melakukan tranformasi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit akibat tingkat

pendidikan. Hasil penelitian menunjukan banyak respon yang tidak sekolah dan

tidak tamat SD, hal ini yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk

beralih lahan dari petani padi menjadi petani sawit. Jika petani berpendidikan rendah

tidak menutup kemungkinan petani akan dengan mudah terpengaruh dengan orang

lain. Transformasi lahan ini berdampak pada perubahan tingkat kesejahteraan petani

yang melakukan transformasi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit.

Dalam penelitian ini diduga ada beberapa alasan petani melakukan alih fungsi lahan,

antara lain melalui kebijaksanaan pemerintah daerah, latar belakang pendidikan,

pendapatan rendah, menyempitnya luas areal, biaya produksi, dan nilai jual.

Usaha di bidang pertanian terutama tanaman padi seharusnya memberikan

pemasukan yang besar, karena komonditi padi merupakan bahan pokok yang

dikonsumsi masyarakat Indonesia. Akan tetapi kenyataan yang ada banyak petani

mengalami kerugian jika menanam padi karena modal yang dikeluarkan, bibit,

pupuk, tenaga kerja tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat. Hal ini

berakibat banyak petani yang memilih untuk beralih ke komonditas lain selain padi.

Dengan beralihnya mata pencaharian petani padi menjadi petani sawit membawa

dampak perubahan yaitu meningkatnya gaya hidup para petani. Hal ini dikarenakan

dengan adanya perubahan mata pencarihan memberi perubahan pendapatan petani,

Page 19: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

19

akan tetapi perubahan pendapatan yang diperoleh tidak diimbangi dengan

peningkatan kesejateraan keluarga petani.

Dalam kedua penelitian terdahulu ini memiliki persamaan tema dengan

penelitian ini yaitu tentang perubahan usaha tani. Kedua penelitian ini memiliki

persamaan dalam temuan. Petani melakukan perubahan lahan pertanian dan

perubahan mata pencaharian disebabkan karena masalah ekonomi. Kedua peneliti

menjelaskan bahwa petani melakukan perubahan lahan pertanian dan mata

pencaharian diharapkan petani memperoleh hasil yang lebih banyak. Alasan tersebut

mempunyai persaman dengan penelitian ini bahwa petani melakukan perubahan

komoditas pertanian dari tebu menjadi sengon karena ingin memperoleh hasil yang

lebih menguntungkan.

Jika penelitian Prastya perubahan lahan diakibatkan karena adanya pengetahuan

dari luar dan faktor alam yang membuat petani melakukan perubahan lahan yaitu

dari lahan sawah menjadi tambak. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat

perubahan komoditas pertanian sengon melalui pratik sosial dari perspektif Bourdieu

tentang (Habitus x modal) + ranah. Peneliti ingin melihat stuktur dominasi petani

lahan sempit yang harus melakukan tindakan subsistensi dikarenakan perubahan

sisem panen pendek menjadi panjang.

Sedangkan penelitian Baskara, dkk melihat tranformasi lahan pertanian

diakibatkan biaya bertani padi mahal dan tidak sebanding dengan hasil panen beras,

sehingga petani menggalihkan pada pertanian sawit, temuan dalam penelitian

Baskara,dkk menujukan bahwa setelah melakukan tranformasi lahan petani sawit

menjadi meningkat gaya hidup. Penelitian ini memiliki persamaan dimana pada

penelitian saya petani melakukan peralihan komoditas pertanaian karena harga tebu

Page 20: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

20

menggalami fluktuasi dan biaya peawatan tebu yang semakin banyak. Perbedaan

dalam penelitian Baskara, dkk peneliti ingin melihat bagaimana strategi bertahan

petani lahan sempit setelah melakukan perubahan karena sistem panen yang berbeda.

Adapun yang menjadi kehasan dalam penelitian ini yaitu penelitian ini dilakukan

pada lahan kering, yang memang cocok dilakukan pertanian tebu, namun petani

beralih pada komoditas sengon sehingga tercipta perubahan prilaku petani dan

dominasi petani lahan luas pada petani lahan sempit.

Page 21: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

21

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu Komponen Dwi Prasetya Adhi Yudha Baskara, dkk Judul Dampak Alih Fungsi

Lahan Dari Sawah Ke Tambak Terhadap Mata Pencahariaan Masyarakat Desa (Studi Kasus Di Desa Cbolek Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupten Pati)

Penggaruh Tranformasi Lahan Pertanian Menjadi Perkebunan Sawit Terhadap Tingkat Kesejateraan Petani Di Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara Pronvensi Kalimantan Timur

Metode Kualitatif Studi kasus

Ex post facto

Hasil

Hasil dari penelitian tersebut menunjukan alih fungsi lahan pertanian dari sawah menjadi tambak yaitu disebabkan oleh faktor alam dan adanya kontak dengan budaya lain. Faktor alam tersebut meliputi perubahan pertanian. Selain itu, alih fungsi lahan pertanian di Desa Cebolek Kidul juga terjadi karena disebabkan adanya interaksi dengan masyarakat luar yang berhasil membuat lahan kembali produktif dengan mengalihkan lahan sawah menjadi lahan tambak. Alasan petani sawah di Desa Cebolek Kidul mengalihkan lahan pertanianya dari sawah menjadi tambak kaerana bertujuan untuk memaksimalkan Dwi Prasetya

Hasil penelitian menunjukan banyak respon yang tidak sekolah dan tidak tamat SD, hal ini yang mempenggaruhi dalam penggambilan keputusan untuh beralih lahan dari petni padi menjadi petani sawit. Jika petani berpendidikan rendah tidak menutup kemungkinan petani akan dengan mudah terpengaruh dengan orang lain. Transformasi lahan ini berdampak pada perubahan tingkat kesejahteraan petani yang melakukan transformasi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit. Dalam penelitian ini diduga ada beberapa alasan petani melakukan alih fungsi lahan, antara lain kebijakan pemerintah daerah, latar belakang Adhi Yudha Baskara, dkk

Page 22: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

22

produktifitas lahan pertanian untuk meningkatkan pendapatan keluarga peralihan tersebut berdampak positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Cebolek Kidul khususnya petani sawah yang beralih menjadi petani tambak. Salah satu penyebab terjadinya alih fungsi lahan karena faktor alam yaitu semakin naiknya air laut kedaratan.

pendidikan, pendapatan rendah, menyempitnya luas areal, biaya produksi, dan nilai jual.

Persamaan penelitian Dalam penelitian ini mempunyai persamaaan dengan peneliti yang akan dilakukan. Dengan fokus penelitian yaitu untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya alih fungsi lahan.

Persamaan dalam penelitian ini yaitu peralihan lahan dilakukan karena hasil dari bertani pangan tidak sebanding dengan perawatan bertani, sehingga petani melaukan peralihan lahan dengan bertujuan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.

Perbedaan penelitian Perbedaan fokus penelitian sebelumnya, peneliti ini memfokuskan pada praktik sosial Bourdieu terhadap perubahan prilaku petani lahan sempit yang melakukan perubahan komoditas pertanian tebu menjadi sengon dan bentuk dominasi petani lahan sluas terhadap petani lahan sempit.

Terdapat perbedaan penelitian dari peneliti sebelumnya yaitu peneliti menganalisis strategi bertahan hidup petani lahan sempit atas ketidakadilan pada dominasi atas perubahan komoditas sengon yang mengharuskan petani lahan sempit melakukan tindakan subsistensi dalam menungu masa panen panjang.

Page 23: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

23

Sumber: Analisis Peneliti, 2017

Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul struktur dominasi petani lahan

luas pada komoditas sengon. Dalam kajian ini mempunyai persamaan dan perbedaan

dari kedua peneliti, letak penelitian yang dilakukan yaitu, peneliti ingin melihat

perubahan komoditas pertanian di desa Tlogorejo yaitu perubahan komoditas tebu

menjadi sengon. Dengan mengunakan metode penelitian kualitatif diskrifptif.

Peneliti ingin melihat fenomena yang sedang terjadi di Desa Tlogorejo yaitu dengan

adanya perubahan komoditas pertanian tebu menjadi sengon.

Perubahan tanaman pangan menjadi tanaman keras membuat adanya perubahan

sistem panen. Pada awalnya petani bertani tebu biasa memperoleh hasil panen dalam

satu kali palin setahun, namun ketika petani beralaih menjadi petani sengon petani

harus menunggu hasil panen yang lama 5 sampai 7 tahun. Dari perubahan komoditas

pertanian tersebut peneliti tertarik meneliti perubahan prilaku yang terjadi pada

perubahan komoditas pertanian dengan menggunakan prefektif Bourdieu melalui

teori praktik sosial.

Perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan petani melalui etika

subsstensi, yaitu cara bertahan hidup petani ketika terjadi perubahan komodias

pertanian dari petani tebu menjadi petani sengon. Ketika petani harus melakukan

perubahan sistem hasil panen, dengan sistem panen yang panjang bagaimana petani

bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam penelitian ini peneliti

memfokuskan pada petani lahan sempit karena petani lahan sempit meiliki

kerentanan dalam menunggu masa panen yang panjang. Berbeda dengan petani yang

memiliki lahan luas, mereka melakukan perubahan hanya sebagai tabungan mereka.

Page 24: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

24

2.2 Landasan Teori Stuktur Genetis Pierre Bourdieu 2.2.1 Praktik Sosial = (Habitus X Modal) + Ranah Untuk menggambarkan perhatian Bourdieu terhadap hubungan dialektika

antara struktural dan aktor membangun realitas sosialnya, Bordieu memberikan

mendifnisikan strukturalisme genetis dijelaskan bahwa analisis struktur objektif

tidak dapat dipisakan dari analisis asal-usul struktur mental individual yang hingga

taraf tertentu merupakan produk penggabungan struktur sosial, dan juga tidak dapat

dipisahkan dari analisi asal-usul struktur sosial itu sendiri. Ruang sosial dan

kelompok yang menempatinya adalah produk dari perjuangan historis (agen

berpatisipasi sesuai dengan posis mereka didalm ruang sosial dan sesuai dengan

struktur mental yang menyebabkan agen dapat memahami ruang sosial (Goodman,

2003:519)

Gagasan dasar Bourdieu mengkristal dalam beberapa konsep utama, yaitu

habitus, kapital, arena, distinction, kekuasaan simbolik, dan kekerasan simbolik

(Haryatmoko, 2016:35). Pada penelitian ini peneliti membatasi penggunaan teori

dalam kajian Bourdieu peneliti menggunakan teori Praktik sosialnya Bourdieu

karena dirasa teori ini mampu untuk mengaji masalah sosial yang ada dalam

perubahan usaha tani di desa Tlogorejo. Dimana peneliti ingin melihat praktik sosial

yang terjadi pada petani desa Tlogorejo setelah petani melakukan perubahan usaha

tani tebu menjadi usaha tani sengon.

Gagasan Bourdieu mengenai praktik sosial berupa hubungan relasional yakni

struktur objektif dan representasi subjektif, agen dan pelaku, terjalin secara dialetik,

saling mempenggaruhi, tidak saling bertautan dalam sebuah social practice (praktik

Page 25: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

25

sosial), antara lain; pertama, modal ekonomi yang mencangkup alat produksi, materi

dan uang. Kedua, modal budaya yaitu keseluruhan kualifikasi intelektual yang bisa

di produksi melalui pendidikan formal maupun warisan keluarga. Ketiga, modal

sosial atau jaringan sosial. Keempat, modal simbolik yaitu segala bentuk prestise,

status, otoritas dan legitimasi yang terakumulasi sebagi bentuk (Adib, 2012:107).

Praktik sosial merupakan suatu prodak dari relasi antara habitus sebagai

produk sejarah dan ranah yang juga merupakan produk sejarah. Pada saat bersamaan,

habitus dan ranah juga merupakan produk dari medan daya-daya yang ada di

masyarakat. Dalam suatu ranah ada pertaruhan kekuatan-kekuatan serta orang yang

memiliki banyak modal dan seseorang yang tidak memiliki modal. Secara ringkas,

Bourdieu menyatakan rumus generatif yang meneragkan praktik sosial dengan

persamaan: (habitus x Modal) + Ranah = Praktik (Bourdieu, dalam Maizier,

2009:xx-xxi)

Jika dilihat kehidupan petani desa Tlogorejo melalui prespektif Bourdieu

mengenai praktik sosial, petani memiliki perbedaan habitus dan dominasi modal.

Petani tebu memiliki pengetahuan bertani tebu dan secara tidak langsung petani akan

terbentuk habitus mereka yaitu dengan pengalaman petani semasa mereka menjadi

petani tebu, dan tata kelolah hasil panen tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup

sampai tiba panen tahun berikutnya. Namun setelah beralihnya petani pada usaha

tani sengon petani akan menciptakan habitus baru dan dengan modal yang mereka

miliki.

Adanya perbedaan habitus antar petani yang memiliki lahan luas dengan petani

lahan sempit yang kemudian membentuk strukur sosial. Habitus petani lahan luas

tebentuk karena aanya pengetahuan mengenai pertanian sengon dan dianggap sengon

Page 26: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

26

dapat dijadikna peluang investasi jaka panjang. Selain itu adanya forum diskusi yang

dilakukan pihak perhutani untuk sosialisai mengenai komoditas sengon membuat

petani lahan luas maupun lahan sempit megetahui mengenai komoditas sengon.

Dukungan keras pihak pehutani untuk perubahan komodits sengon ini juga

terlihat dari pemberian harga bibit sengon yang lebih murah dibanding harga

penjualan bibit sengon dipasaran. Hal ini yang kemudian mendorong petani lahan

luas untuk mengikuti pihak perhutani untuk melakukan perubahan komoditas

sengon. Perubahan komoditas pertanian tebu menjadi sengon terus dilakukan oleh

petani lahan luas, yang kemudian muncul tindakan imiasi petani lahan sempit.

Dikarenakan petani luas terus melakukan perubahan komoditas yang mengancam

pekembangan komoditas tebu yang masih dipertahankan oleh petani sempit. Namun

seiring berjalannya waktu petani lahan sempit juga melakukan perubahan komoditas

sengon dikarenakan, jika petani lahan sempit masih ttapberani tebu maka tebu

mereka tidak bisa berkembang dengan baik karena terkena pohon sengon sehingga

petani lahan sempit kemudian melakukan perubahan komoditas sengon.

Menguraikan habitus petani lahan sempit dan lahn luas dapat dilihat dari

modal yang dimiliki petani. Setiap petani memiliki modal ekonomi namun dominasi

modal ekonomi terlihat dari kepemilikan lahan sempit dan luas. Petani lahan sempit

biaanya tergolong masyarkat menengah kebawah sehingga dalam menjalani

perubahan ritme hidup adanya perubahan komoditas yang kemudian berdampak

perubahan sistem panen pendek menjadi panjang, yang kemudian petani lahan

sempit harus menggunakan modal sosial sebagai alternatif jaringingan mereka untuk

mendapat pekerjaan lain agar mereka tetap bisa bertahan. Sedangkan petani lahan

luas mereka tidak merasakan perubahan ritme hidup yang berbeda meski terjadi

Page 27: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

27

perubahan masa panen pendek menjadi panjang. Hal ini dikarenakan petani lahan

luas memiliki ekonomi yang cukup dalam proses perubahan komoditas pertanian,

selain itu dengan lahan yang luas makan hasil yang diperoleh juga akan lebih banyak

dibanding petani yang memiliki lahan sempit.

Perbedaan habitus dan modal yang dimiliki oleh petani ini akan mengalami

pertarungan didalam arena yang kemudian membentuk dominasi. Dominiasi yang

terbentuk dikarena adanya struktur kepemelikan luas lahan. Terlihat adanya

dominasi petani lahan luas yang terus mengalami perubahan komoditas sengon yang

kemudian membuat petani lahan sempit mengalami ketidak adilan untuk melakukan

perubahan komoditas sengon, yang kmudian mengharuskan petani lahan sempit

untuk melakukan tindakan subsisten selama menunggu masa panen panjang.

2.3 Kerangka Konseptual 2.3.1 Habitus

Pemikiran Bourdieu mendasar pada konsep habitus yang dibangun dari sejarah

individual dan kolektif. Konsep habitus pada Bourdieu tidak akan menerima

pemisahan ketat antara pelaku sosial dari stuktur-struktur yang melingkupinya.

Habitus secara memadai mengandaikan suatu bentuk epistemologi sejarah dalam arti

mengungkap relevansi praktis suatu wacana. Habitus adalah kerangka penafsiran

untuk memahami dan menilai realitas dan sekaligus penghasil praktik-praktik

kehidupan yang sesuai dengan struktur-struktur obyektif. Kedua hal tersebut tidak

bisa dipisahkan, habitus menjadi dasar kepribadian individu. Pembentukan dan

berfungsinya habitus sangat memperhitungkan hasil dari keteraturan perilaku dan

modalitas praktiknya mengandalkan pada improvisasi dan bukan pada kepatuan pada

aturan-aturan (Haryatmoko, 2016:40-41).

Page 28: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

28

Jika dipahami habitus adalah hasil dari internalisasi struktur dunia sosial atau

stuktur sosial yang dibatinkan dan diwujudkan. Habitus memproduksi dan

diproduksi oleh dunia sosial. Di satu sisi, habitus adalah suatu yang menstruktur

yakni struktur yang menyusun dunia sosial, disisi lain ia adalah suatu stuktur yang di

struktur yakni struktur yang disusun oleh dunia sosial (Ritzer, 2012:905). Habitus

seperti dikatakan Bourdieu (Ritzer, 2012:904) habitus yang tersedia pada suatu

waktu tertentu telah diciptakan selama rangkaian sejarah kolektif. Habitus

merupakan produk sejarah, menghasilkan praktik-pratik individu dan kolektif, dan

karenanya sejarah, sesuai dengan sekema-sekema yang dibutuhkan oleh sejarah.

Habitus dapat diandaikan sebagai mekanisme pembentukan praktik sosial yang

beroprasi dalam diri aktor.

Habitus diperoleh sebagai akibat dari lamanya posisi dalam kehidupan sosial

mereka berbeda. Pada setiap individu akan memiliki habitus yang berbeda

tergantung pada keberadaan seseorang dalam kehidupan sosial, tergantung

bagaimana kebiasaan mereka dalam kehidupan sosialnya. Pada dasarnya seseorang

dalam posisi yang sama dalam kehidupan sosial cenderung memiliki kebiasaan yang

sama (Ritzer & Goodman, 2010:522). Pernyataan yang sama di tuliskan oleh

Bourdieu habitus adalah struktur kognitif yang memperantarai individu dan realitas

sosial. Individu menggunakan habitus dalam berurusan dengan realitas sosial.

Habitus merupakan struktur subjektif yang terbentuk dari pengalaman individu

berhubungan dengan individu lain dalam jaringan struktur objektif yang ada dalam

ruang sosial (Bourdieu dalam Maizier, 2009:xviii).

Berdasarkan konsep habitus tersebut jika dikaitkan pada konteks habitus petani

tebu desa Tlogorejo. Seiring berjalanya waktu pengetahuan yang dimiliki oleh petani

Page 29: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

29

terhadap komoditas pertanian beragam. Petani lahan sempit mulai berfkir bagaimana

memanfaatkan lahan yang sepit dengan penghasilan hasil panen yang lebih banyak.

Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh petani akhirnya muncul perubahan

komoditas tebu menjadi sengon. Perubahan usaha tani tebu menjadi sengon

dilakukanan karena dirasa bertani sengon dapat memeperoleh hasil yang lebih

menguntungkan.

Petani lahan luas melakukan perubahan komoditas sengon sebagai investasi.

Dikarenakan petani lahan luas tergolong masyarakat menenggah keatas sehingga

dalam proses perubahan komoditas sengon yang berdampak pada perubahan sistem

panen petani lahan luasa tidak merasakan perbedaan rutinitas bertani. Namun petani

lahan sempit yang harus mengikuti perubahan komoditas sengon dikarena jika petani

tetap bertahan maka akan mengalami resiko kerugian. Dengan adanya dominasi

perubahan komodias yang dilakukan oleh petani lahan luas mengharuskanpetani

lahan sempit harus survive dan melakukan tindakan subsistensi akibat perubahan

masa panen yang panjang.

Adanya perbedaan rutinitas bertani petani tebu dengan bertani sengon

membuat petani memiliki kebiasaan yang berbeda sesuai dengan pengetahuan dan

pengalaman yang dimiliki oleh petani tebu. Setiap petani tebu memiliki cara

tersendiri dalam perawatan dan pengolahan hasil panen tebu dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Dengan adanya perubahan dalam aktivitas bertani dan

perubahan tata kelolah hasil panen yang kemudian membentuk perubahan perilaku

petani.

Page 30: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

30

2.3.2 Modal Modal merupakan sebuah konsentrasi kekuatan, suatu kekuatan spesifik yang

beroperasi di dalam ranah. Karena setiap ranah menuntut individu memiliki modal-

modal khusus agar dapat hidup secara baik dan bertahan didalamnya (Bourdieu

dalam Maizier, 2009:xx). Bagi Bourdieu modal memiliki definisi yang luas dan

mencangkup hal-hal material yang dapat memiliki nilai simbolik, dan berbagai

atribut yang tidak tersentuh namun memliki signifiki secara modal simbolik, serta

modal budaya, yang didefinisikan sebagai selera bernilai budaya dan pola konsumtif

(Bourdieu dalam Maizier, 2009:16)

Dalam perumusan modal Bourdieu mendifisinikan empat jenis modal. Modal

terebut meliputi modal ekonomi, modal simbolik, modal sosial, dan modal budaya.

Modal ekonomi merupakan sumber daya yang bisa menjadi sarana produksi dan

sarana finasial. Modal simbolik sering menghasilkan kekuasaan simbolik. Maka

kekuasaan simbolik sering membutuhkan simbol-simbol kekuasaan seperti jabatan,

gelar, status yang tinggi dalam masyarakat. Dapat diartikan modal simbolik adalah

semua bentuk pengakuan oleh kelompok baik secara istitusional atau tidak.

Sedangkan modal sosial merupakan jaringan hubungan sebagai sumber daya untuk

penentuaan kedudukan sosial. Terakhir yaitu modal budaya yang berupa ijazah,

pengetahuan, kode budaya, cara berbicara, atau cara bergaul yang berperan dalam

penentuan kedudukan sosial (Hariyatmoko, 2016:45)

Modal juga dipandang Bourdieu sebagai basis dominasi. Beragam jenis modal

dapat di tukar dengan jenis-

karan modal simbolik, sebab

dalam betuk inilah bentuk-bentuk modal yang berbeda dipersepsi dan dikenali

Page 31: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

31

sebagai legitimit. Salah satu ironi logika modal di dalam pratiknya adalah bahwa

keterkaitan atau pertukaran antar jenis-jenis modal yang berbeda tidak selalu diakui

(Bourdieu dalam Maizier, 2009:17). Kepemilikan seseorang atas modal, terjadi saat

kopentensi dan penguasaan atas permainan itu berada di dalam suatu ranah diakui

(Bourdieu dalam Maizier, 2009:9).

Dengan menggunakan konsep modal ini peneliti tertarik melihat modal-modal

yang dimiliki petani Desa Tlogorejo dalam perubahan perilaku petani ketika mereka

melakuakan perubahan komoditas pertanian. Petani lahan luas dan petani lahan

sempit akan memiliki modal-modal yang berbeda ketika petani melakukan peralihan

dari bertani tebu menjadi petani segon. Seperti yang dijelaskan oleh Bourdieu

bahwa modal bersifat dominasi, dan modal simbolik merupakan modal yang

mendominasi karena dipersepsi legitimit.

Terjadinya perbedaan modal yang dimiliki petani akan membentuk suatu

dominasi modal yang dimiliki petani yang pada nantinya dipergunakan petani dalam

menghadapi perubahan komoditas pertanian. Perubahan komoditas tebu menjadi

sengon dikarenakan dana mdal simbolik yaitu bermula dari perhutani yang melakuan

perubahan komodias sengon, yang kemudian memunculkan modal lain dalam proses

perubahan komoditas. Modal ekonomi yang sebabkan oleh struktur kepemilikan luas

lahan yang kemudian di dominasi oleh petani lahan luas. Sedangkan petani lahan

sempit dapat mempergunakan modal sosial untuk memperoleh jaringan dalam proses

menunggu masa panen yang panjang. Seiring berjalanya waktu modal budaya

terbentuk dalam perubahan komoditas sengon yaitu melalui tindakan imitasi yang

dilakukan petani untuk terus melakukan perubahan komoditas tebu menjadi sengon.

Page 32: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

32

2.3.3 Ranah Konsepsi ranah yang digunakan Bourdieu, hendaknya tidak dipandang sebagai

ranah yang berpagar disekelillingnya atau dalam pengertian dominasi amerika.

ier, 2009:9). Ranah

merupakan metafora yang digunakan Bourdieu untuk menggambarkan kondisi

kondisi masyarakat yang tersetruktur dan dinamis dengan daya-daya didukungnya

(Bourdieu dalam Maizier, 2009:xix). Ranah atau medan adalah suatu tipe pasar

terbuka yang kompetitif tempat berbagai jenis modal yang dipergunakan dan

disebarkan (Ritzer, 2012:907).

Ranah yang biasa didiskripsikan sebagai area perjuangan memiliki ruang

lingkup hubungan-hubungan kekuatan antara berbagai jenis modal atau lebih

tepatnya antara pelaku yang memiliki jenis-jenis modal tertentu sehingga mampu

mendominasi medan perjuangan yang terkait, dan perjuangannya semakin insentif

meskipun nilai yang terkait dengan modal tersebut dipertanyakan, artinya ketika

keseimbangan yang sudah di tetapkan dalam ranah perjuangan yang khas untuk

reproduksi kekuasaan terancam (Bourdieu dalam Hariyatmoko, 2016:51). Karena

ranah merupakan ranah kekuatan yang secara parsial bersifat otonom dan juga

merupakan suatu ranah yang di dalamnya berlangung perjuangan posisi-posisi.

Perjuangan ini dipandang mentranformasi atau mempertahankan ranah kekuatan

(Bourdieu dalam Maizier, 2009:10).

Dapat diartikan ranah adalah tempat pertarungan antara modal-modal yang

dimilik petani yang akan menimbulkan dominasi modal yang dimiliki petani. Jika

dikaitkan kosep ranah dalam penelitian ini, dalam penelitian ini ranah adalah tempat

berkumpulnya suatu arena. Arena terbentuk oleh keterhubugan antara habitus dan

Page 33: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

33

modal yang dimiliki petani. Habitus dan modal yang dimiliki petani berbeda-beda.

Adanya kepemilikan lahan luas dan sempit yang kemudian terjadi perbedaan habitus

dan modal petani.

Petani lahan luas cenderung memiliki habitus mengerjakan pekerjaannya

sendiri dikarakan perawatan sengon yang lebih mudah, selain itu kepemilikan modal

ekonomi yang kemudian memudahkan petani lahan luas dalam proses perubahan

komoditas sengon. Sedangkan habitus petani lahan sempit terlihat dari perbedaan

dalam tindakan bertahan dalam menunggu panen panjang. Terlihat bahwa adana

perbedaan rutintas dalam keseharian petani, petani selama menunggu masa panen

yang lama mereka memelihara ternak yang sebelumnya sebagai petani tebu mereka

jaran yang memlihara ternak dikarenaka banyak pekerjaan dalam bertani tebu. Oleh

sebab itu untuk petani lahan sempit cenderung menggunakan modal sosial untuk

memperoleh jaringan untuk dapat bekerja selama menunggu panen yang panjang.

Adanya perbedaan habitus dan modal yang dimiliki petani lahan luas dan

petani lahan sempit sehingga terjadi pertarungan dominasi disuatu arena.

Pertarungan modal yang dimiliki oleh petani, seperti modal ekonomi, simbolik,

sosial dan budaya. Habitus mengenai pengetahuan dan cara pandang petani terhadap

komodias sengon, membuat terciptanya perubahan usaha tani sengon dan

membentuk dominasi petani lahan luas yang terus melakukan perubahan usaha tani

tebu menjadi sengon.

Pertarungan dominasi yang diakibatkan oleh petani lahan luas yang kemudian

membongkar struktur dominasi, yaitu dimana petani lahan sempit juga harus

mengikuti perubahan komoditas sengon. Dengan adanya dominasi yang dilakukan

oleh petani lahan luas sehingga petani lahan sempit mengalami ketidakadilan. Petani

Page 34: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

34

lahan sempit harus melakukan tindakan subsistesi agar mereka bisa tetap bertahan

selama menunggu panen panjang.

2.3.4 Struktur Dominasi

Beragamnya strategi reproduksi sosial akan memicu perubahan stuktur-

struktur sosial. Saranan dan strategi yang diterapkan akan menuntukan efektif

tidaknya reproduksi sosial. Sarana yang dipakai pelaku berubah dengan perubahan

struktur masyarakat (Haryatmoko, 2016:53).

Pada dasarnya dalam pandangan Bourdieu, yang disebut sebagai objektivisme

adalah suatu pengetahuan objektif yang mengandung dominasi, dan dalam kondisi

ini, individu tidak bisa menolaknya. Sedangkan pengertian dari subjektivisme sendiri

adalah mengarah pada tindakan individu yang bertindak atau melakukan sesuatu

diluar struktur (Hidyati, 2017:2). Dapat diartikan bahwa struktur dominasi dapat

terbentuk karena adanya stuktur yang terbentuk dalam sebuah struktur sosial itu

sendiri.

Kepimilikan kekuasaan yang mengandalkan pada kapital menentukan akses

keuntungan tertentu yang dipertaruhkan dalam pertarungan. Pertaruhan terletak pada

akumulasi bentuk kapital tertentu yang memungkinkan untuk menjamin dominasi

(Haryatmoko, 2016:50). Dalam pembahasan dominasi jika dikaitkan pada konteks

perubahan komoditas pertanian sengon di Desa Tlogorejo terlihat pada struktur

kepemilikan lahan. Perbedaan struktur atas kepemilikan lahan luas dan lahan sempit.

Petani lahan luas memliki struktur dalam aturan penanaman sengon,

kerjasamma, pendistribusian hasil panen, dan perawatan sengon. Struktur yang

Page 35: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

35

dimiliki petani lahan luas ini akan berbeda dengan petani lahan sempit, yang mana

petani lahan sempit membangun struktur baru atas perubahan komoditas sengon,

petani lahan sempit harus melakukan kegiatan tumpangsari akibat perubahan sistem

pendek menjadi panjang. Hal ini yang kemudian membentuk struktur dominasi

petani lahan luas pada petani lahan sempit.

Dominasi terlaksana melalui jalan simbolis, komonikasi, dan pengetahuan atau

lebih tepat di katakan karena ketidaktahuan dan pengakuan korbannya. Hubungan

sosial ini anehnya sangat biasa dan menawarkan kesempatan istimewa untuk

memahami logika dominasi yang berjalan atas nama prinsip simbolik (Haryatmoko

dalam Hindi, 2010:2). Terlihat bahawa dominasi simbolik terlihat dalam proses

perubahan komoditas sengon. Petani lahan luas dengan lahan yang dimiliki semakin

luas semakin memberikan hasil yang banyak bagi petani sengon. Berbeda dengan

petani lahan sempit dikarenakan petani lahan luas mulai beralih pada komoditas

sengon mengharuskan petani lahan sempit untuk mengikuti perubahan sengon.

Dikarenakan jika petani tetap bertahan pada komoditas tebu maka mereka tidak akan

memperoleh hasil dengan baik karena faktor besarnya pohon dibidang tersebut

sengon disebelahnya.

Adanya struktur yang mendominasi yang dilakukan oleh petani lahan luas

akibat fluktuasi harga tebu yang buat petani mulai beralih pada komoditas sengon

dengan harapan meningkatkan hasil pertanian. Namun karena adanya kepemelikan

modal ekonomi, budaya, dan simbolik lebih dominan dimiliki petani lahan luas yang

kemudian memudahkan petani lahan luas untuk melakukan perubahan komoditas

sengon. Perubahan ini diikuti oleh petani lahan sempit dikarena petani melihat petani

lainya beralih pada komoditas sengon. Petani lahan sempit melakuakan perubahan

Page 36: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

36

komoditas bertujuan untuk meningkatkan hasil, namun nyatanya petani lahan sempit

harus melakukan tidakan subsistensikarena perbedaan sistem pendek menjadi

panjang. Dominasi simbolik ini terus dilakukan oleh petani lahan luas terhadap

petani lahan sempit, namun petani tidak merasakan dominasi tersebut karena

dominasi tesebut berjalan dnegan sendirinya dan tidak didasari dengan adanya

kekarasan.

2.3.5 Etika Subsitensi Petani

Pedesaan identik dengan kehidupan masyarakat petani. Dalam kehidupan

petani kebanyakan petani mengalami resiko musim paceklik yang dikhawatirkan

akan mengalami kekurangan pangan. Pada kosep James C.Soot kekurangan pangan

minimal). Etika yang terdapat di kalangan rekan-rekan mereka di Perancis, Rusia

dan Ilatia dari abad kesembilanbelas, merupakan konsekuensi dari suatu kehidupan

yang begitu dekat dengan garis batas (Scoot, 1989:3).

Di era krisis saat ini, di syinyalir banyak petani miskin yang bekerja dengan

kais petang makan petang. Berbagai istilah tersebut digunakan untuk melukiskan

suatu keadaan kemiskinan di luar batas normal sehingga petani jatuh ke bawah batas

subsistensi. Konsep subsistensi dalam konteks kehidupan petani dimaknai sebagai

suatu situasi dimana petani tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya untuk hidup sehari-hari karena semitnya lahan yang dimiliki, ketika modal

usaha, tidak tesedianya lapangan kerja lain di luar sektor pertanian, bencana alam

dan sebagainya sehingga menggakibatkan rendahnya tingkat pendapatn mereka.

keadaan ini telah membawa kehidupan petani ke dalam apa yang disebut sebagai

Page 37: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

37

kebutuhanya untuk makan dari bahan pangan yang utama (beras) tetapi mereka

mengalikan subsistensi ke bahan pangan lain, misalnya umbi-umbian

(Hakim,2008:55)

Dengan kondisi subsistensi ini membuat petani mengganut prinsip dahulukan

selamat (Safety First). Jika konsep Safety First James C.Scoot diterapkan pada petani

lapisan bawah khususnya meraka yang memiliki lahan kurang dari setengah hektar

maka konsep ini sama dengan mempertahankan kehidupan pada tingkat subsistensi

(Hakim, 2008:249). Dijelaskan oleh Scoot tentang upaya petani untuk bertahan

hidup dalam memenuhi kebutuhannya. Pertama, untuk sebagian, mereka dapat

mengikat sabuk mereka lebih kencang lagi dengan jalan makan hanya sekali sehari

dan beralih ke makanan yang mutuhnya lebih rendah. Kedua, pada tingkat keluarga

ada berbagai alternatif subsistensi, yang dapat kita golongkan sebagai swadaya. Hal

itu dapat mencakup kegiatan-kegiatan seperti berjualan kecil-kecilan, bekerja

sebagai tukang kecil, sebagai buruh lepas, atau berimigrasi. Ketiga, jaringan dan

lembaga diluar keluarga. Hal ini menjadi suatu pilihan dengan memanfaatkan

bantuan dari mereka yang hanya bisa diberikan sebatas kemampuanya (Scoot,

1989:40)

Analogi yang sama digunakan untuk melihat pertanian di desa Tlogorejo.

Dengan semakin naikinya harga kebutuhan pokok dan biaya pendidikan membuat

meningkatnya kebutuhan yang harus dipenuhi oleh keluarga petani. Petani lahan

sempit berusaha mengoptimalkan hasil pertanian mereka agar memeproleh hasil

lebih banyak. Dengan pengetahuan yang dimiliki, petani memutuskan untuk

mengubah komoditas pertanian tebu menjadi pertanian sengon. Dirasa sengon

Page 38: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

38

memiliki nilai jual yang cukup tinggi dibanding mereka bertani tebu dengan resiko

fluktuasi harga tebu yang tidak menentu setiap tahunya, sedangkan kebutuhan

sehari-hari setiap tahunnya mengalami naik. Dengan beralihnya komoditas pertanian

dari tebu menjadi sengon juga membuat perubahan cara bertani mereka.

Adanya perubahan sistem panen dari pendak menjadi panjang membuat petani

harus berusaha mencari pekerjaan lain untuk memanfaatkan waktu menunggu panen

sengon. Pemanfaatan waktu menunggu panen sengon ini biasa digunakan petani

untuk mencari pekerjaan lain seperti menjadi buruh tani, kuli bangunan, memelihara

ternak, dan bekerja ke kota sebagai buruh, selain itu juga petani lahan sempit

menyewa lahan di pinggir sungai untuk melakukan bercocok tanam. Hal ini

dilakukan oleh petani karena mereka ingin memanfaatkan waktu luang dan guna

memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

2.4 Alur Berfikir Adanya fluktuasi harga tebu akan berdampak pada petani tebu, khususnya

petani tebu yang memiliki lahan sempit. Adanya kalkulasi untung rugi membuat

petani melakukan perubahan komoditas pertanian tebu menjadi sengon. Dirasa

sengon lebih menguntungkan dibanding tebu karena memiliki harga jual yang tinggi,

dan harga sengon yang tidak berubah membuat petani lebih memilih beralih pada

komoditas sengon. Berbeda dengan tebu yang menggalami fluktuasi harga setiap

tahunya, membuat petani lahan sempit menggalami resiko kerugian karena biaya

perawatan banyak dan hasil panen yang tidak menentu. Dengan adanya proses

perubahan komoditas pertanian dari tebu menjadi sengon akan tercipta perubahan

prilaku petani, seperti cara bertani atau kebiasaan yang dilakukan oleh petani

sehingga muculnya praktik sosial dalam kehidupan petani.

Page 39: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

39

Menurut Piierre Bourdieu praktik sosial tercipta melalui (habitus x modal) +

ranah. Dengan habitus yang dimiliki petani melaui pengalaman pengetahuan yang

dimiliki petani dan perbedaan modal yang dimiliki petani. Tercipta pertarungan

antara habitus dan modal yang dimiliki petani pada ranah, sehingga terbentuknya

praktik sosial. Peneliti tertarik melihat praktik sosial yaitu adanya perubahan

perilaku petani akibat perubahan komoditas pertanian dari tebu menjadi sengon.

Petani lahan sempit dengan adanya perubahan komoditas akan mengalami ketidak

adilan atas dominasi yang dilakukan oleh petani lahan luas. Petani lahan sempit

harus melakukan tindakan subsistensi untuk biasa betahan selama adanya perbedan

masa panen yang panjang. Melalui habitus dan modal yang dimiliki sebagai tindakan

subsistensi petani.

Page 40: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

40

2.5 Kerangka Berfikir

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

Fluktuasi

Harga tebu

Lahan Sempit Petani Tebu Lahan Luas

Struktur Dominasi

Perubahan Komoditas Sengon

Praktik Sosial

H : Habitus (pengalaman yag pengetahuandan dimiliki petani)

M : Modal simbolik, ekonomi, sosial, dan

budaya (Modal yang dimiliki petani sehingga petani melakukan perubahan komodias pertanian) R : Ranah (perubahan komoditas tebu menjadi sengon)

Praktik sosial = ( H x M ) + R

Keterangan : = Perubahan

= Proses

= Fokus Penelitian

Etika Subsistensi

Page 41: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

41

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.

Dimana metode ini digunakan untuk mendiskipsikan suatu fenomena yang akan

diteliti dan nantinya akan memperoleh data diskriptif. Menurut Bogdan dan Tylor

sebagaimana yang dikutip oleh Lexy Moleong menyebutkan bahwa yang dimaksut

dengan deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data

dengan mendiskripsikan data melalui bentuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2000:3). Sementara menurut Creswell,

penelitian kulaitatif itu merupakan suatu proses inkuiri untuk pemahaman

berdasarkan tradisi-tradisi inkuiri metodelogis yang jelas mengesplorasi masalah

sosial dan manusia (Ahmadi, 2014:15).

Dalam konteks penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini

terjadi. Terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan

menginterpretasikan kondisi yang sekarang terjadi. Penelitian kualitatif deskriptif

bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan yang ada (Mardalis,

1999:26). Menurut sugiyono, penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian

yang berlandasan pada postpositivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti

kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti berperan aktif sebagai instrumen kunci

(Sugiyono, 2008:15). Dapat diartikan penelitian kualitatif deskriptif yaitu untuk

mengumpulkan informasi tentang keadaan yang sedang berlangsung. Pada hakitanya

penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

Page 42: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

42

manusia, suatu objek dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang akan

diteliti.

Analogi tersebut jika di tarik pada fenomena yang sedang terjadi pada petani

Desa Tlogorejo. Dengan menggunakan kualitatif deskriptif peneliti bertujuan

menggambarkan fenomena yang sedang terjadi. Adanya perubahan komoditas

pertanian akibat fluktuasi harga tebu membuat petani beralih usaha tani sengon,

karena di anggap sengon tidak mengalami fluktuasi harga. Namun perubahan

komoditas pertanian juga berdampak pada petani lahan sempit dalam pemenuhan

kebutuhan hidup. Dengan kebiasaan bertani tebu petani dapat memperoleh hasil

panen dalam setahun sekali, namun ketika petani beralih pada komonditas sengon

petani harus menunggu ± 5 sampai 7 tahun untuk memproleh hasil. Dari perubahan

sistem panen tersebut juga memberi dampak perubahan perilaku petani tebu yang

melakukan peralihan komonditas sengon. Dimana petani lahan sempit harus tetep

bertahan dalam menunggu hasil panen sengon ± 5 sampai 7 tahun.

Pertimbangan atas pemilihan metode diskrptif terletak pada kebaruan fenomena

yang diangkat melalui rumusan masalah mengenai praktik sosial petani alih usaha

tani dari tanaman tebu ke tanaman sengon dalam perspektif Pierre Bourdieu dan

pemenuhan kebutuhan subsistensi petani berlahan sempit setelah adanya perubahan

komoditas. Dari fenomena yang terjadi saat ini peneliti ingin mendesripsikan situasi

petani lahan sempit dalam pengupayaan meningkatkan hasil panennya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Tlogorejo Kecamatan Pagak Kabupaten

Malang. Peneliti tertarik meneliti di tempat ini dikarenakan desa Tlogorejo

Page 43: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

43

merupakan salah satu wilayah yang memiliki lahan tebu yang luas di daerah

Kabupaten Malang dan mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani tebu dan

buruh tani tebu. Data ini di peroleh dari data statistik Desa Tlogorejo Kecamatan

Pagak Kabupaten Malang tahun 2011, tebu menjadi komoditas unggalan dengan luas

lahan 185 ha dapat menghasilkan 1400 ton setiap tahunnya. Kehasan penelitian ini

yaitu terciptanya perubahan perilaku petani terhadap perubahan komoditas tebu

menjadi sengon. Perubahan ini yang kemudian membentuk dominasi petani ahan

luas pada petani lahan sempit yang kemudian mengharuska peani lahan sempit harus

melakukan strategi bertahan hidup melalui etika subsistensi petani.

3.3 Fokus Penelitian Fokus penelitian bertujuan untuk memberikan batasan bagi peneliti atas

fenomenan atau permasalahan yang sedang diambil menjadi terarah, tidak meluas

serta menghasilkan output yang sesuai dengan rumusan yang diajukan. Fokus

penelitian ini yaitu adanya perubahan praktik sosial yaitu adanya perubahan

komoditas tebu menjadi sengon yang berdampak pada petani lahan sempit dalam

strategi bertahan hidup akibat dominasi petani lahan luas. Melalui perspektif Pierre

Bourdieu dengan menggunakan konsep etika subsistensi petani untuk melihat adanya

perubahan perilaku yang dilakukan petani di Desa Tlogorejo. Dengan melihat

habitus dan modal yang dimiliki petani akibat perubahan komoditas sehingga terjadi

perubahan perilaku petani.

3.4 Jenis dan Sumber Data Dalam sebuah penelitian jenis peneltian dibagi menjadi dua yaitu data primer

dan data sekunder. Sumber data primer dicatat melalui catatan tertulis atau melalui

perekam, pengambilan foto, atau film (Moleong, 2000:157). Sumber data primer

berasal dari hasil observasi dan wawancara. Dalam melakukan observasi peneliti

Page 44: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

44

mempoisikan sebagai pengamat partisipan, sedangkan dalam melakukan wawancara

peneliti menggunakan wawancara tidak tersetuktur. Hal ini di lakukan peneliti guna

memperoleh keakrabaan dengan informan sehingga akan di capai kedalam data.

Sumber data tersebut diperoleh dari beberapa informan yang berhubungan dengan

fokus penelitian. Melalui informan peneliti yaitu yaitu Bapak Wakom, Bapak

Suw

sebagai petani sengon. Sedangkan sumber sekunder berasal dari penggunaan

dokumen tambahan yang diperoleh peneliti melalui data monografi Desa Tlogorejo

dan artikel maupun jurnal yang berhubungan dengan fokus penelitian.

3.5 Teknik Penggumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik sebagai berikut,

(Bungin, 2001:133-152).

3.5.1 Wawancara Wawancara biasa disebut dengan metode interview atau yang disebut metode

wawancara, metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan responden atau yang diwawancara, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman (guide interview).

Dalam wawancara ini peneliti mencoba memberikan pertanyaan dimana

nantinya informan akan menceritakan sesuai dengan pengalaman informan tanpa

peneliti mengharuskan jawaban yang dinginkan oleh peneliti. Teknik wawancara ini

dilakukan guna menciptakan keakraban kepada informan dengan peneliti tanpa ada

jarak status yang di miliki oleh peneliti dengan posisi informan. Wawancara ini

dilkukan pada petani tebu yang melakukan peralihan usaha tani menjadi petani

sengon.

Page 45: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

45

Peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada petani tebu yang

melakukan perubahan komoditas sengon. Melalui komunikasi dua arah yang

bertujuan mempermudah para informan untuk memahami pertanyaan atau informasi

yang diinginkan oleh peneliti, melalui pertanyan yang di ajukan oleh peneliti.

Peneliti melakukan wawancara dengan mendatangi petani di ladang, dan di rumah

informan. Dalam proses wawancara peneliti melakukan wawancara tidak berencana,

hal ini bertujuan untuk tidak membatasi pertanyaan mengenai pertanianan sengon

saja. Tetapi perbicangan dilakukan seperti ngobrol biasa guna memunculkan sifat

alami dari tujuan penelitian ini. Dalam proses wawancara peneliti juga menggunakan

handphone dan catatan guna untuk menulis dan merekam pembicaran selama

wawancara.

3.5.2 Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia yang

menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya, selain panca indera

lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu observasi adalah

kemampuan seseorang untuk menggunakaan pengamataannya melalui hasil kerja

panca indera dan dibantu panca indera lainnya. Observasi adalah metode

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data

penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik observasi, dimana peneliti hanya berperan sebagai pengamat.

Yakni peneliti berusaha mengamati kegiatan petani setelah mereka melakukan

peralihan usaha tani sengon. Peneliti melihat bagiamana kebiasaan petani setelah

melakukan peralihan dan cara bertahan hidup petani sembari menunggu panen

sengon yang lama.

Page 46: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

46

Dari proses observasi peneliti melihat banyak perubahan nilai-nilai yang

dimiliki petani sehingga memunculkan perubahan habitus petani ketika petani

melakukan perubahan komoditas pertanian. Dalam proses menunggu panen peneliti

melihat adanya perbeadan cara bertahan petani dalam menunggu masa panen tiba.

Dari temuan tersebut kemudian peneliti membua catatan sebuah kasus yang penting

sebagai masalah penelitian. Proses observasi ini akan terus dilakukan secara

berulang sampai diperoeh data yang cukup untuk menjawab permaslahan penelitian.

Data yang diperoleh pada proses observasi yaitu berupa catatan lapang dan transkrip

wawancara yang kemudian langsung dituliskan pada penulisan laporan.

3.5.3 Dokumentasi Dokumentasi salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam

metodelogi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah metode yang

digunakan untuk menelusuri data historis. Oleh karena sejumlah besar fakta dan data

sosial tersimpan dalam tubuh pengetahuan sejarah yang berbentuk dokumtasi.

Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti menggunakan dokumen monografi desa,

dan dibantu oleh kamera untuk membantu dalam pengambilan gambar atau

mendokumentasikan hasil kegiatan penelitian.

3.6 Teknik Penentuan Informan Dalam penenlitian ini peneliti menggunakan teknik penentuan informan

menggunakan purposive. Puposive merupakan penentuan informan dengan cara

mewakili sejumlah informasi yang dibutuhkan peneliti. Dalam penentuaan purposive

informan yang ditentukan bukan mewakili populasi, melainkan mewakili informasi.

Selain itu purposive digunakan ketika seorang peneliti untuk mengidentifikasi

tahapan-tahapan khusus kasus-kasus untuk mengetahui peristiwa yang lebih

mendalam (Ahmadi, 2014:86).

Page 47: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

47

Pada teknik puposive dalam penentuan informan peneliti sengaja dilakukan

berdasarkan ciri dan kriteria yang sudah di tentukan oleh peneliti. Informan yang

dipilih diharapkan mampu menjawab rumusan masalah yang ditentukan oleh

peneliti, karena informan tersebut sudah di pilih oleh peneliti berdasarkan ciri dan

karateristik yang bisa mewakili masalah peneliti. Alasan peneliti menggunakan

puposive karena peneliti ingin menggunakan informan yang memiliki karateristik

yang sesuai dengan ketentuan peneliti demi mendukung kajian penelitianya. Peneliti

menggunakan kriteria informan sebagai berikut:

1. Petani tebu yang melakukan perubahan komoditas pertanian dari petani tebu

beralih menjadi petani sengon, yaitu Bapak Wakom, Bapak Suwandi, Ibu

sesuai dengan lamanya mereka bekerja menjadi petani.

2. Petani sengon yang memliliki lahan sempit, kategori sempit yaitu petani yang

memiliki lahan kurang dari 0,5 ha. Pada kreteria petani lahan sempit peneliti

memilih Bapak warkom, dan Ibu Jum

3. Peneliti juga menggunakan petani yang memiliki lahan luas sebagai informasi

tamahan guna mendukung hasil temuan di lapangan. Pada kriteria petani yang

diakarenakan selain lahan yang dimilikinya lebih dari satu hektar, beliau cukup

lama bekerja sebagai petani dan mengetaui perubahan komoditas tanam yang

terjadi dari dulu. Kedua peneliti mengunakan petani lahan luas yaitu Supri

peneliti memilih beliau dengan alasan beliau masih baru menjadi seorang petani

namun beliau sudah memilih menjadi petani sengon dengan alasan bertani sengon

lebih menjadikan hasinya dan resiko kecil.

Page 48: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

48

Dalam penelitian ini peneliti membagi dua jenis informan yaitu informan utama

dan informan tambahan. Informan utama yaitu informan yang mengetahui kondisi

lapangan dan terlibat langsung pada masalah yang akan diteliti. Sedangkan informan

tambahan yaitu informan yang memberikan informasi secara tidak langsung terlibat

dalam masalah yang diteliti namun mampu memberikan tambahan data. Penelti

menggunakan informan tambahan ibu Mira dan wahyu sebagai menambah informasi

mengenai proses perubahan komoditas pertanian tebu menjadi sengon.

3.7 Teknik Analisis Data Pada penelitian kualitatif deskriptif proses analisis data berlangsung sebelum

peneliti turun lapang, kemudian selama di lapangan dan setelah dilapangan. Analisis

telah dimulai semenjak dirumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum peneliti turun

lapang dan sampai penulisan hasil penelitian (Sugiyono, 2008:90).

Dalam penelitian ini untuk mempermudah menganalis data peneliti

menggunakan model Miles dan Huberman. Dijelaskan bahwa aktivitas dalam

analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan secara interatif dan berlangsung

terus menerus sampai tuntas, sehingga memperoleh kejenuhan data. Aktivitas

analisis data sebagaimana yang diungkapkan tersebut meliputi tiga unsur yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Burhan Bugin, 2003:69).

DATA COLECTION

CONCLUTION

DATA DISPLAY

DATA REDUCTION

Page 49: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

49

Bagan 3.1 Analisis Data Model Interaktif Sumber: Miles & Huberman (Burhan Bungin, 2003:69)

Page 50: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

50

3.7.1 Reduksi Data Reduksi data merupakan langkah awal dalam teknk analisis data. Reduksi data

dalam penelitian bertujuan untuk mempermudah penelitian dalam memahami data

yang dikumpulkan. Data yang telah dikumpulkan melalui observasi, wawancara

direduksi dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan penting,

mengklasifikasikan sesuai fokus penelitian. Proses mereduksi data dalam penelitian

ini merupakan bagian dari analisis untuk menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan dan mengorganisasi data dengan baik sehingga tercipta kesimpulan

yang baik.

Dalam penelitian ini, peneliti mereduksi aspek dari hasil observasi maupun

wawancara yang menyangkut fokus penelitian yaitu mengenai perubahan perilaku

petani terhadap perubahan komoditas pertanian. Dalam proses reduksi data penelti

memilah dari hasil wawancara, seperti pengalaman petani dalam bertani, habitus dan

modal sosial yang dimiliki petani dan pemenuhan kebutuhan selama menjadi petani

sengon. Dari temuan tersebut peneliti memilah data mana yang menunjukan jawaban

dari rumusan masalah yang diteliti, yang kemudian temuan tersebut akan dianalisis

oleh peneliti. Selain itu pemenuhan aspek tersebut guna memudahkan peneliti dalam

melakukan penyajian data dan berujung pada penarikan kesimpulan dari hasil

penelitian.

3.7.2 Penyajian Data Penyajian data merupakan langkah kedua, proses penyajian data peneliti

menyajikan data secara jelas dan singkat untuk memudahkan dalam memahami

masalah-masalah yang diteliti, baik secara keseluruhan maupun bagiaan tertentu.

Dalam proses reduksi data penyajian data dalam penelitian tidak dilakukan terpisah

dari analisis data. Peneliti melakukan proses penyajian data pada penelitian dengan

Page 51: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

51

menggambarkan secara umum hasil penelitian yang dimulai dari lokasi penelitian

yaitu Desa Tlogorejo secara umum, yang tergambar melalui aktivitas sosial yang

dilakukan masyarakat dalam keseharian. Sehingga peneliti dapat melihat perubahan

komoditas pertanian tebu menjadi sengon yang dilakukan oleh petani. Dalam proses

penyajian data ini peneliti mendiskripsikan hasil dari analisis perisitiwa terjadinya

perubahan komoditas tebu menjadi sengon yang berdampak pada kerentanan petani

lahan sempit. Dimana perubahan masa panen yang berbeda yaitu 5-7 tahun yang

membuat petani mengubah ritme hidup mereka dengan mencari kerjaan tambahan.

Diskripsi mengenai analisis tersebut akan ditulis oleh peneliti melalui teks yang

bersifat naratif.

3.7.3 Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan langkah ketiga yang menjadi unsur penting

dalam teknik analisis data pada penelitian kualitatif deskriptif sebagai model

interaktif. Dari proses pengumpulan data, peneliti mulai mencatat semua fenomena

yang terjadi dalam masyarakat Desa Tlogorejo, mencari penjelasan terhadap

berbagai fenomena yang muncul pada petani Desa Tlogorejo, melihat sebab akibat

yang terjadi sesuai dengan fokus penelitian. Dari berbagai aktivitas dan fenomena

yang terjadi peneliti membuat kesimpulan berdasarkan data awal yang ditemukan.

Penarikan kesimpulan berubah menjadi kesimpulan akhir yang akurat dan kredibel

karena proses pengumpulan data oleh peneliti dengan didukung dengan bukti

penemuan yang kuat dan valid sesuai fenomena di lapangan.

Dalam penarikan kesimpulan peneliti menarik kesimpulan bahwa adanya

perubahan komoditas tebu menjadi sengon disebabkan oleh perbedaan modal yang

Page 52: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

52

dimiliki petani. Dalam proses perubahan komoditas pertanian tebu menjadi sengon

modal yang sangat berperan yaitu modal kultural dimana adanya pengetahun yang

berasal dari perhutani sehingga muncul pengetahuan baru pada petani Desa

Tlogorejo yaitu adanya peluang bahwa bertani sengon memiliki potensi yang

menguntungkan dibading tebu yang mengalami fluktuasi harga. Namun adanya

dominasi modal ekonomi yang dimlik oleh petani lahan luas dan modal sosial

dimiliki oleh petani lahan sempit, sebagai modal mendapatkan jaringan dalam

tindakan subsistensi.

Dalam perubahan komoditas sengon yang kemudian terbentuk struktur

dominasi petani lahan luas yang melakukan perubahan komoditas sehigga membuat

petani lahan sempit harus melakukan perubahan komoditas sengon. Dengan adanya

perubahan komoditas tebu menjadi sengon berdampak pada perubahan rutinitas

petani dalam bertani. Hal ini disebakan karena perubahan sistem panen sengon yang

panjang. Untuk itu dibutuhkan pemenuhan kebutuhan subsisten petani lahan sempit

dengan bekerja sambilan non pertanian.

Page 53: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

53

BAB IV GAMBARAN UMUM

4.1 Gambaran Desa Tlogorejo

Desa Tlogorejo merupakan kawasan yang berada di Kabupaten Malang Selatan

dengan luas sekitar 736,8 km² dengan jumlah penduduk 6.294 jiwa. Desa Tlogorejo

terbagi menjadi tiga dusun yaitu Dusun Judeg, Dusun Dadapan, dan Dusun Druju.

Desa Tlogorejo masih berada di sektor pemerintahan Kecamatan Pagak. Keadaan

alamnya terbagi menjadi hutan produksi, hutan rakyat, persawahan dan tegalan.

Dengan kondisi lahan kering yang dimiliki Desa Tlogorejo maka cenderung

masyarakat Desa Tlogorejo memiliki tegalan yang lebih luas dibanding dengan

persawahan yaitu dengan luas 481 Ha, sedangkan persawahan hanya 51,213 Ha.

Masyarakat Desa Tlogorejo memilliki struktur mata pencaharian sebagai petani,

home industri, nelaya, buruh migran ke kota, dan TKI. Karena Desa Tlogorejo

berada di pinggiran aliran sungai Brantas banyak masyarakat Desa Tlogorejo yang

berada di pinggiran sungai bekerja sebagai nelayan dan petani. Petani memanfaatkan

pinggiran sungai sebagi aktivitas bertani, sedangkan nelayan memanfaatkan sungai

dengan membuat karambak sebagai mata pencaharian mereka. Ditunjukan dalam

data monografi tahun 2014 Desa Tlogorejo memiliki 200 karambak dengan hasil

panen 600 ton ikan, yaitu 400 ton ikan jenis mujair dan 200 ton ikan jenis bandeng.

Selain itu banyak petani desa Tlogorejo yang memanfaatkan pingiran sungai Brantas

sebagai lahan pertanian ketika air surut yang biasanya terjadi pada musim kemarau.

Petani biasa menanami di pingiran sungai dengan jagung atau sayuran.

Page 54: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

54

Gambar 4.1 Pinggiran Sungai Brantas Yang Ditanami Jagung

Sumber: Dokumentasi pribadi tahun 2016

Sebagai petani dan tinggal di pedesan biasanya seorang petani memelihara

ternak sebagai pekerjan tambahan mereka. Seperti pada masyarakat Desa Tlogorejo

mayoritas memiliki hewan ternak sebagai pekerjaan sampingan mereka. Dengan

memelihara ternak akan membantu perekonomian mereka, karena ketika mereka

tidak ada pekerjaan mereka bisa memanfaatkan hewanya untuk dijual untuk

memenuhi kebutuan mereka. Selain itu petani memelihara ternak dikarenakan

mereka memanfaatkan waktu mereka, ketika mereka ke ladang mereka pulang

membawa rumput sebagai pakan ternak. Hal ini akan menguntungkan bagi petani

unuk menambah penghasilan meraka agar tidak bergantung pada lahan pertanian

saja.

Selain menjadi petani banyak masyarakat Desa Tlogorejo yang bekerja sebagai

buruh migran. Hal ini dilakukan karena dirasa susahnya mencari pekerjaan di desa

dan upah yang sedikit, sehingga banyak masyarakat memilih bekerja di kota maupun

di luar negeri sebagai TKI maupun TKW. Selain menjadi TKW banyak perempuan

Page 55: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

55

atau ibu rumah tangga yang mempunyai usaha home industri yaitu membuat gatot,

dan tiwul dipasarkan di kota.

Dikarenakan Desa Tlogorejo merupakan kawasan yang memiliki kondisi

geografis wilayah dimana curah hujan sedang dan kondisi cuaca yang panas,

sehingga cocok untuk pertanian tebu. Selain itu, kesesuaian lahan dalam menanam

tebu merupakan kombinasi dari suhu, tekstur tanah dan kesuburan tanah. Hal ini

yang membuat masyarakat desa Tlogorejo mayoritas bekerja sebagai petani tebu.

Karena bertani tebu sudah menjadi kebiasaan semenjak dahulu. Dengan demikian,

masyarakat Desa Tlogorejo menjadikan tebu sebagai komoditas unggulan desa.

Dengan perbandingan hasil perkebunan sebagai berikut:

Tabel 4.1 jenis komditas tanam

No Jenis Tanaman Luas (Ha) Ton/Tahun

1 Tebu 125 8750

2 Kopi 2,5 12,5

3 Kelapa 30 150

Sumber : Data Profil Desa Tlogorejo 2014

Gambar 4.2 Lahan Pertanian Tebu Sumber: Dokumentasi pribadi tahun 2016

Page 56: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

56

Selain hasil pertanian yang telah disebutkan diatas, kegiatan pertanian di Desa

Tlogorejo juga menghasilkan komoditas tanaman seperti padi, jagung, kacang tanah,

dan cabai. Mengingat kondisi lahan yang pada Desa Tlogorejo merupakan lahan

kering atau tegalan dan mayoritas petani berani tebu, banyak petani yang melakukan

kegiatan tumpangsari ketika tebu masih kecil dengan menanam jagung, kacang

tanah, atau cabai. Namun dengan keadaan iklim dan curah hujan yang tidak menentu

membuat petani tidak lagi melakukan kegiatan tumpang sari pada tanaman tebu

mereka karena berdampak pada kualitas hasil panen tebu nantinya.

Gambar 4.3 Lahan Pertanian Yang Ditanami Palawija Sumber: Dokumentasi pribadi tahun 2016

Petani tebu mempunyai kebiasan tersendiri yang dilakukan dalam bertani tebu

diantaranya penanaman bibit, mencangkul, pemupukan, pembersihan daun yang

kering sampai pada proses penebangan atau panen. Serangkaian proses yang panjang

dan modal yang dibutuhkan oleh petani, tidak menutup kemungkinan adanya sebuah

kerjasama yang dibangun oleh para petani dengan pemilik modal. Dalam sistem

pertanian tebu pemiliki modal akan mensuplay kebutuhan petani tebu seperti pupuk,

dan biaya perawatan tebu sampai tebu masuk pada industri gula. Hubungan petani

Page 57: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

57

tebu dengan juragan tebu akan menciptakan habitus yang berajalan terus menurus

selama petani tebu dengan juragan tebu melakukan kerjasama.

Namun yang terjadi saat ini banyaknya petani tebu yang beralih pada usaha tani

sengon membuat perubahan kebiasaan petani dalam bertani. Petani harus

menggunakan modal yang dimiliki petani agar mereka memeperoleh jaringan dalam

pemasaran hasil panen sengon, sehingga petani mampu bertahan ketika petani

melakukan perubahan komoditas tebu menjadi sengon dengan perbedaan habitus

petani tebu dengan petani sengon. Perubahan habitus dari usaha tani tebu menjadi

usahan tani sengon ini akan menciptakan perubahan perilaku pada petani.

Gambar 4.4 Perubahan Komoditas Tebu Menjadi Sengon Sumber: Dokumentasi pribadi tahun 2016

Dalam perubahan perilaku akan menimbulkan struktur sosial yang berbeda.

Perbedaan ini dapat dilihat dari lahan yang dimiliki petani. Pada pertanian di Desa

Tlogorejo terdiri dari pemilik lahan, pemilik lahan sekaligus penggarap, dan buruh

tani. Struktur sosial terlihat jelas pada kepemilikan lahan, dimana petani lahan luas

beralih pada komoditas sengon kebanyakan hanya sebagai tabungan karena dirasa

sengon cukup baik untuk investasi jangka panjang, namun bagi petani lahan sempit

mereka melakuan peralihan komoditas sengon karena dirasa sengon tidak mengalami

Page 58: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

58

fuktuasi harga setiap tahunya, sehingga petani tidak mengalami kerugian, dan

diharapkan dengan melakukan perubahan komoditas pertani petani akan

meningkatkan kesejateraan petani dengan kondisi luas lahan yang dimiliki petani.

4.2 Sejarah Komoditas Tanam Di Desa Tlogorejo

Desa Tlogorejo merupakan salah satu desa yang memiliki berbagai macam

komoditas tanam, baik komoditas tanaman pangan dan tanaman keras. Dahulu

sebelum tebu di tanam di Desa Tlogorejo petani menanami lahan pertanian mereka

dengan tanaman palawija, yaitu kedelai, padi gogo, kacang-kacangan, jagung. Selain

itu petani juga menanam tanaman buah seperti pisang yang nantinya dapat di jual

untuk menambah penghasilan petani. Sedangkan lahan yang kurang subur petani

menanami pohon jati guna memanfaatkan lahan dan sebagai tabungan mereka ketika

membutuhkan kayu, mereka bisa menebangnya.

Byen sak durung e onok tebu, wong yo nandur polowijo koyok dele, pohong, kacang krentul, kacang ruji, jagung, lek gak ngunu yo di tanduri pari gogo. Sekitar tahun 82 iku wong mulai nandur tebu, ndekku pisan terus melok tak tebu pisan. (Dahulu sebelum ada tebu, petani menanami lahan pertaniannya dengan tanman palawija seperti kedelai, sepey, kacang tanah, dan kacang-kacangan laiannya, dan jagung, selain itu petani juga menanami padi gogo1. Sekitar tahun 1982 petani mulai menanam tebu, dan Ibu Perubahan komoditas tanam sudah sering dilakukan oleh petani Desa Tlogorejo

mulai dengan menanami lahannya dengan palawija, kemudian tebu masuk dan petani

mulai berpindah komoditas tanam menjadi petani tebu. Pada komoditas tanaman

palawija yang di tanam oleh petani dahulu dengan sekarang tidak mengalami

perbedaan. Hal ini karenakan komoditas palawija menjadi salah satu tanaman yang

1 Padi gogo adalah menanam padi di ladang kering atau sering disebut tegalan

Page 59: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

59

di gemari oleh petani Desa Tlogorejo karena hasil panen dipergunakan sebagai

subsitensi petani.

Seiring berjalannya waktu perubahan komoditas terus dilakukan oleh petani

Desa Tlogorejo guna meningkatkan hasil pertanian yang lebih baik. Pada saat ini

terjadi adanya perubahan komoditas tebu menjadi sengon dikarenakan harga tebu

yang mengalami fluktuasi harga, dan komoditas sengon dirasa mempunyai peluang

besar dalam meningkakan penghasilan pertanian di Desa Tlogorejo. Oleh sebab itu

banyak petani yang mulai beralih dari petani tebu menjadi petani sengon untuk

meningkatkan hasil yang lebih baik.

Biyen iku wong podo nadur polowijo tok iku mergo hasil e kenek gawe mangan sak mbendinane, dadi penak lek nandur pari mbene beras ga usah tuku, tanduri jagung barang selain di dol kan kenek d pangan dewe. Jeneng e wong deso kan mangan yo gak sego putih tok, onok jagung yo di campuri beras jagung, lha iku kan lek nandur dewe penak gak usah tuku jagung, nandur kacang yo ngunu kenek di dol, lek sepey ngunu kan biasa e di gaplek dadi iso panen lek ketigo

(Dahulu petani menanam palawija dikarenakan hasilnya nanti dapat dimakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, jadi enak kalau menanam padi nanti tidak usah membeli beras, daan ditanami jagung juga selain dijual bisa dimakan sendiri. Namanya juga orang desa tidak makan nasih putih saja, ada jagung ya dicampuri beras jagung, kalau menanam sendiri kan enak tidak usah membeli jagung, menanam kacang juga dapat dijual, kalau singkong gitu bisa digaplek2 ketika musim kemarau saja. Harganya lebih murah dibanding harga kacang tanah). Perubahan komoditas tanam pangan yaitu dengan petani menanami palawija,

dan tanaman keras yaitu pohon jati sebagai tanaman keras jangka panjang. Petani

menanami sebagaian lahan mereka dengan kayu diharapakan dapat digunakan ketika

petani membutuhkan, baik digunakan sebagai kebutuhan bangunan mereka atau

dijual. Hal ini di lakukan petani karena pada waktu itu hanya pohon jati yang

2 Gaplek adalah singkong yang di bersihkan kulitnya kemudian dijemur sampai kering. Biasanya gaplek di pergunakan sebagai bahan tepung.

Page 60: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

60

dianggap mempunyai nilai harga jual yang tinggi dibanding tanaman kayu lainya.

Namun pada saat ini dengan semakin berkembangnya pengetahun petani akan

komoditas tanam, sehingga banyak petani yang melakukan perubahan komoditas

guna ingin meningkatkan hasil pertanian mereka.

Lek nandur kayu jati iku nurut byen-byen e, bapak seng nandur gawe anak putu, mergo jati kan suwe gedene, lek saiki manut wong-wong byen di tanduri kayu jati gak sumbut, suwe ngetok e, mulai onok sengon iku wong saiki podo meleh sengon panen iso cepet 5 tahun ngunu wes iso di panen tapi yo se

(Menanam kayu jati itu dilakukan oleh orang tua kita dulu buat anak cucunya nanti, hal ini di karenakan kayu jati lama bisa besar. Kalau sekarang nurut orang-orang dulu ditanami kayu jati rugi, karena proses perkembangan kayu jati lama sehingga panen juga akan lama. Mulai adanya sengon petani saat ini lebih memilih sengon karena lebih cepat di panen dalam jagka waku 5 tahun sudah bisa dipanen, namun harga kayu jati lebih mahal dibanding harga kayu sengon).

4.3 Dinamika Rantai Pemasaran Komoditas Tanam

Banyaknya komoditas tanaman di Desa Tlogorejo, sehingga memunculkan

bebagai rantai pemasaran. Perbedaan komoditas tanam juga akan memberi

perbedaan pada sebuah rantai pemasaran. Rantai pemasaan ini terbentuk dengan

sendirinya, dengan modal sosial yang dimiliki petani sehingga muncul rantai

pemasaran guna memasarkan hasil panen petani. Tempat terbentuknya rantai

pemasaran ini bisa dimana saja, tidak hanya terjadi di pasar saja.

Seperti komoditas palawijaya bisanya petani setelah panen tidak menjual semua

hasil panen tersebut, namun menjual seperluanya saja. Ketika nanti membutuhkan

mereka menjual lagi. Khusus untuk padi biasnya petani tidak menjualya namun

mereka gunakan sebagai kebutuhan subsisten mereka, yaitu di pergunakan sebagai

bahan makan sehari-hari. Berbeda dengan jagung dan kacang tanah yang biasanya

petani mengguakan seperlunya saja, dan sisanya dijual. Petani biasanya menjual

Page 61: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

61

jagung kacang tanah di pasar yang hanya sekali dalam seminggu yaitu hari pasaran

kliwon3. Namun ketika petani tidak menjual kepasar mereka mejualya di tengkulak.

Namun dalam segi harga tentu mempunyai perbedaan harga, dimana tengkulak akan

membeli lebih murah di banding harga pasar. Petani biasannya menjual ke tengkulak

dikarenakan lebih muda tidak harus menunggu hari pasaran tiba.

Lek mari panen iku yo gak langsung di dol kabeh, di dol sak perlune sek, engkok lek butuh dodol maneh, biasa e lek usum panen ngunu regane yo murah. Aku le ngedol biasa e yo nak pasar yo nak bakul, lek selak butuh kliwone sek sue yo dodol na bakul penak wes gak kelangan gawe sangu nak pasar. (Jum, 10 November 2016) (Setelah panen tidak langsung menjual semua hasil panen, namun di jual seperlunnya, nanti di jual lagi ketika butuh, karena ketika musim panen tiba hargaya murah. Aku biasanya kalau menjual ya ke pasar di tengkulak. Ketika petani membutuhkan namun belum harinya pasaran kliwon, maka petani memilih menjual di tengkulak karena tidak membutuhkan ongkos ke pasar). Berbeda dengan sistem rantai pasar yang berjalan pada komoditas palawijaya,

pada peralihan komoditas tebu petani juga memiliki sistem sosial tersendiri. Bentuk

dari sistem tersebut ialah berlakunya hubungan patron-klient. Hubungan ini

terbentuk karena faktor materi yang dimiliki masyarakat berbeda-beda. Kepemilikan

materi yang sangat jelas terlihat adanya penguasaan lahan dan modal untuk

menunjang kegiatan tanam tebu.

Ketidak merataan kepemilikan aset materi membuat para petani lahan sempit

selalu bergantung kepada pihak pemodal yang dalam hal ini adalah juragan tebu,

yaitu orang dipercaya sebagai patron petani tebu untuk menaungi mulai perawatan

tebu samapai tebu panen dan dikirim ke pabrik gula. Relasi yang terbentuk antara

petani lahan sempit dengan pemodal ini berlangsung selama kegiatan tanam hingga

proses panen tebu. Adapun bentuk dari relasi tersebut berupa pemberian subsidi

3 Kliwon adalah nama-nama hari pasaran jawa.

Page 62: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

62

pupuk yang diberikan oleh pemodal kepada petani lahan sempit. Sebagaimana sistem

sosial pada umumnya yang memiliki dimensi aturan main berupa norma dan nilai.

Dalam praktik ini berlaku aturan main antara petani lahan sempit dengan pemodal.

Aturan main tersebut dapat dilacak melalui rantai pasar yang dimainkan oleh

pemodal.

Rantai pasar itu berlangsung dinamis antara petani lahan sempit dengan

pemodal. Dimana ketika panen datang, petani yang telah dipenuhi kebutuhan pupuk

pada masa tanam diwajibkan menjual hasil panen tebunya kepada pihak pemodal.

Pada posisi ini, pihak pemodal sebagai aktor yang memiliki kekuasaan dalam

memainkan rantai pasar sebelum hasil panen tebu tersebut dikirim ke industri

pembuatan gula. Namun hal tersebut tidak pernah mendapat penentangan oleh pihak

petani karena petani tidak pernah merasa dirugikan atas hal ini, justru yang dirasakan

petani adalah manfaat dari bantuan dari pihak pemodal yang mensuplai kebutuhan

tanam petani, dalam hal ini adalah pupuk dan biaya perawatan.

Namun kini sistem tersebut tercerai-berai akibat penetrasi pengetahuan untuk

melakukan perubahan komoditas pertanian tebu ke pertanian sengon. Implikasinya

adalah banyak petani yang melirik sengon sebagai produk tanaman mereka. Alasan

ini didasari karena mempertimbangkan beberapa faktor antara lain, komoditas

sengon yang berbiaya perawatan rendah, hasil jual produk sengon yang lebih mahal

dari pada tebu. Hal ini yang mendorong masyarakat desa Tlogorejo banyak yang

pidah menanam sengon. Dari kondisi tersebut membawa dampak lain bagi

masyarakat petani lahan sempit. Dampak tersebut diakibatkan masa tanam sengon

yang panjang hingga panen membuat mereka banyak mengangur. Karena sifat

Page 63: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

63

tanaman sengon sendiri berupa tumbuhan canopy4 sehingga tidak bisa dilakukan

kegiatan tumpang sari. Alhasil hubungan parton-klien dengan pemodal telah hilang

dan petani lahan sempit harus berusaha mencari pekerjaan lain sembari menunggu

tanaman sengon siap panen.

4.5 Deskripsi Informan Penelitian

1. Ibu Jum

Ibu Jum adalah seorang petani yang memiliki lahan sempit yaitu hanya

seperempat hektar. Posisi Ibu Jum dalam penelitian ini adalah sebagai informan

yang dianggap mampu membeikan informasi terkait perubahan perilaku petani

lahan sempit. Dengan lahan tersebut ibu jum menghidupi kelurganya yang

cukup banyak yaitu berjumlah 7 orang. Dikarenakan lahan yang dimiliki hanya

sedikit ibu jum membagi dengan kerja dengan suaminya. Setelah mereka

melakukan perubahan komoditas tebu menjadi sengon, suami ibu Jum bertugas

merawat sengon, dan pulangnya mencari pakan ternak. sedangkan ibu jum

sendiri sebagai ibu rumah tangga harus menyelesaikan pekerjaan rumah

kemudian bekerja sebagai buruh tani . Hal ini di lakukan oleh Ibu jum agar

mereka tetep memperoleh penghasilan selama menunggu panen. Namun ketika

tidak ada tawaran sebagai buruh tani, setiap harinya ibu jum hanya mencari

rumput sebagai pakan ternak.

2. Bapak Warkom

Bapak warkom ini adalah petani yang lincah. Kenapa di sebut sebagai petani

lincah karena selain bertani beliau juga bisa merangkap sebagai pedagang.

4 Canopy jenis tanaman yang rindang yang berbentuk payung atau memayungi tanaman lain sehingga tumbuhan di sebelahnya akan susah hidup karena terkena daunnya yang rindang.

Page 64: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

64

Kelincahan dapat dilihat dari cara bertani bapak warkom yaitu degan lahan 500

m² bapak Warkom bisa memafaatkan semaksimal mungkin lahan yang

dimilikinya. Beliau mencoba menanami sengon karena ingin memperoleh hasil

yang lebih besar di banding komoditas tanam lainya. Dengan ketekunanya

merawat lahanya bapak warkom melakukan tumpag sari pada kegiaan

betaninya, tidak seperti petani lainya yang kuang berhasil dalam melakukan

tumpang sari bapak warkom lebih memperoleh hasil yang banyak dari tanaman

yang ditanamanya. Alasan Bapak Warkom melakukan kegiatan tumpangsari ini

yaitu untuk menuggu panensengon, sehingga bisa dibuat pemenuhan kebutuhan

sehar-hari. Selain itu ketika pengolahan di ladang dan selesai Bapak Warkom

mencari penghasilan tambahan keluar kota sebagai buruh pedagang bakso.

3. Bapak Suwandi

Bapak Suwandi mulai mengeluti usaha tani sekitar 4 tahun yang lalu.

Dulunya bekeja di luar kota sebagai tenaga pekerja. Namun 4 tahun terakhir ini

bapak suwandi mencoba menggeluti dunia pertanian. Berawal menjadi petani

tebu bapak Suwandi mulai belajar menjadi seorang petani dikarena memperoleh

warisan lahan pertaian dari orang tuanya. Belajar mulai mengerjakan pekerjaan

tani sendiri dari proses penanaman tebu sampai tebu siap tebang beliau

melakukan pekerjaan itu sendiri. Namun setelah terjadinya flukuasi harga tebu

beliau memutuskan beralih menjadi petani sengon dikarenakan sebelahnya

sudah mulai pidah sengon, selain itu alasan beliau beralih menjadi petani sengon

dikarenakan ingin meningkatkan hasil taninya, dan pekerjaanya yang tidak

terlalu berat sehingga bisa dikerjakan dengan memelihara ternak, berbeda

Page 65: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

65

dengan bertani tebu dulunya Bapak Suwandi hanya fokus pada pertanian

tebunya.

dalah salah satu informan yang memiliki lahan luas yaitu lebih

dari setengah hektar, yang menurut keriteria informan yang tergolong dalam

sekitar lebih dari 87 tahun. Posisi I

sebagai salah satu informan pemilik kategori lahan luas yang dianggap mampu

menjadi pembanding antara petani sengon lahan sempit dengan lahan luas yang

antinya akan timbul perbedaan perilaku petani dalam penggelolahan lahan

sehingga diharapakan beliau mengerti mengenai pertanian di Desa Tlogorejo.

Setiap hari ibu Rapi

sengon beliau bertani palawija di ladang lainya yang di gunakan hasilnya

sebagai makan setiap harinya. Sedangkan lahan lebih setengah hektar yang di

tanamin sengon hanya sebagai tabungan mereka. Me

menanami sengon maka hasil panenya akan terkumpul dan bisa dipergunakan

membangun rumah, berbeda dengan bertanitebu sebelumnya uang hasil tebu

hanya dapat dipergunakan sebagai pemenuhan kebutuhan sehar-hari dan biaya

perawatan tebu berikutnya.

5. Supri

Supri menjadi petani kurang lebih 4 tahun. Dari pertama menjadi seorang

petani Supri memutus bertani sengon dibanding komoditas pertanian lainya.

Page 66: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

66

Alasan beliau memilih pertanian sengon karena perawatan mudah dan biaya

perawatan yang sedikit dibandingkan tebu. Selain itu beliau memilih bertani

sengon karena ingin mengambil sedikit resiko karena belum berpengalaman

dalam bidang pertanian, selain itu harga tebu yang tidak menentu sehingga

beliau memutuskan untuk menjadi petani sengon. Dengan harapan memperoleh

hasil yang banyak dibanding beliau menanami tebu. Dalam menunggu panen

sengon yang terhitung cukup lama, beliau memelihara ternak kambing seperti

petani lainya untuk memanfaatkan daun sengon sebagai pakan kambing dan di

bawah ketika pulang dari ladang.

Page 67: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

67

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Struktur Petani Tebu Dalam Membangun Habitualisasi

Struktur merupakan aturan main yang mengatur aktor-aktor di dalam suatu

ranah. Dalam hal ini, struktur yang dimaksud adalah aturan-aturan yang

diberlakukan dalam aktivitas pertanian, khususnya petani lahan luas yang menekuni

komoditas tebu. Kegiatan petani lahan luas menerapkan sistem patron klien, yaitu

terbentuknya hubungan antara petani dengan pengepul tebu dibangun atas

kepercayan petani terhadap patron. Nilai kepercayaan tersebut terlihat pada cara

mereka selama proses penanaman tebu.

Dalam bidang pertanian petani akan mengolah tanah dengan menanami

berbagai jenis komoditas tanam yang menurut petani yang akan berhasil dan

menguntungkan nantinya. Pada masyarakat Desa Tlogorejo yang sebagaian besar

masyarakatnya bekerja sebagai petani, sehingga terdapat berbagai komoditas tanam.

Pertanian yang di awali dari bertani palawija sampai, tebu dan sengon. Sengon

adalah tanaman keras yang untuk sekarang ini lagi digemari oleh petani Desa

Tlogorejo.

Terjadiya perubahan komoditas tanam mengakibatkan perubahan nilai-nilai

yang dimiliki petani. Dimana ketika mereka menanam palawija mereka

menggunakannya sebagai kebutuhan subsisten petani, dan ada nilai kebersaman yang

kuat dalam bertani mereka. Nilai kebersaman ini telihat ketika petani panen

terbentuk sistem gotong royong dilakukan oleh petani ketika bertani, misalnya ketika

petani membantu memanen hasil panen, petani yang membantu tersbut nanti ketika

panen akan dibantu oleh petani lainya yang pernah dibantunya.

Page 68: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

68

Perbedaan nilai juga terjadi ketika petani beralih pada komoditas tebu, petani

tidak lagi bertani untuk kebutuhan subsisten mereka, namun ketika petani bertani

tebu petani sudah harus memenuhi kebutuhan pabrik. Sehingga dalam pengelolahan

bertani tebu biasanya tebentuk sistem buruh, yaitu biasanya petani lahan luas

menggunakan buruh tani untuk membantu mengerjakan dalam hal perawatan tebu

sampai tebu panen dan dikirim ke pabrik gula. Selain itu nilai gotong royong yang

dimiliki petani ketika bertani palawija akan hilang dan berganti dengan nilai-nlai

baru, yaitu terdapat hubungan saling mengutungkan antara petani lahan luas dengan

buruh tani. Hal ini dikarenaka petani lahan luas bisanya mengunakan buruh tani

dalam mengelolah pertanian tebu.

Namun yang terjadi saat ini semakin banyaknya petani yang melakukan

perubahan komoditas tebu menjadi sengon akan berpengaruh pada perubahan nilai-

nilai yang ada pada petani. Dikarenakan bertani sengon mudah dalam hal perawatan

sehingga petani cederung mengerjakan pekerjaan tani mereka sendiri. Nilai-nilai

yang terbentuk pada sistem pertanian tebu yang biasanya petani mengunakan buruh

tani dalam membatu pertanian mereka hilang dan muncul nilai baru yang dimiliki

oleh petani segon.

Terbentuknya nilai-nilai yang dimiliki petani akan membentuk pengetahun dan

kebiasaan petani sehingga muncul habitus. Seperti yang dinyatakan oleh Bourdieu

habitus adalah produk sejarah, yang menghasilkan praktik-praktik individu dan

kolektif, dan karenanya sejarah, sesuai dengan sekema-sekema yang ditimbulkan

oleh sejarah (Bourdieu dalam Ritzer, 2012:904)

Dalam bertani tebu petani sudah memiliki kebiasaan dan pengetahuan dalam

mengolah pertanian tebunya. Dikarenakan perawatan tebu yang panjang sehingga

Page 69: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

69

membutuhkan banyak biaya dan tenaga perawatan. Perawatan tebu dilakukan petani

mulai dari tebu masih kecil sampai tebu siap tebang dan dikirim ke pabrik. Oleh

sebab itu petani tebu setiap harinya melakukan rutinitas ke tegalan untuk merawat

tebu mereka.

Ngrumat tebu pertama ngepras tebu mari di tebang, nyulami lek onok seng tebu mati, terus ngemes, mari ngunu nglaci macul tapis-tipis nguruki emes seng mari di watun, di enteni rodok gede terus roges, terus di emes neh, maringunu tutup golod wes mari garek ngenteni tebu tuek ambek ngrijiki godong seng gareng ambek gantol, mari ngunu garek ngeteni tebang, di storne nak kelompok seng

2016)

(Menanam tebu pertama mencangkul ketika tebu habis tebang, menanami tebu ketika ada tebu yang mati, kemudian memupuk, setelah itu mencangkul tipis-tips gunanya untuk menutupi pupuk dengan tanah yang sudah di bersihkan rumputnya, setelah itu petani menunggu tebu agak besar kemudian di bersihkan daun-daunnya yang kering lalu di pupuk lagi, setelah itu petani mencangkul lagi yang terakhir, dan tinggal menunggu tebu besar sambil membersihkan daun-daun tebu yang kering hingga tebu siap tembang dan di kirim ke pabrik gula melalui kelompok tani yang mereka percayai membawa tebu mereka untuk di kirim ke pabrik gula, setelah itu petani tinggal menunggu uangnya keluar dari yang membawa tebu tersebut).

Pada dasarnya petani sudah memiliki pengetahuan tersendiri sebagai petani tebu.

Melalui pengalaman yang dimiliki petani sehingga terbentuk kebiasan-kebiasan

petani dalam perawatan tebu. Kebiasaan dalam pengelolah tebu yang dilakukan

secara terus menerus, secara tidak langsung petani akan membentuk habitusnya

sendiri sebagai petani tebu. Habitus merupakan tindakan praktis atau tindakan yang

tidak harus selalu disadari yang kemudian dapat diartikan menjadi suatu kemampuan

yang kelihatanya alamiah dan berkembang dalam lingkungan sosial tertentu

(Bourdieu dalam Haryatmoko, 2016:41). Dapat diartikan bahwa perilaku bertani

petani dan cara pandang bertani didasari oleh pengetahuan dan lamanya bertani.

Page 70: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

70

Dalam pengolahan hasil tebu biasaya petani mempergunakan sebagai pemenuhan

kebutuhan sehari-hari selama menunggu panen berikunya. Selain itu hasil tebu juga

harus di pergunakan sebagai perawatan tebu berikunya. Dalam hal ini petani harus

membagi atau memilah hasil panen tebu tersebut. Petani memilah hasil panen tebu

dengan cara membedakan uang yang dibuat kebutuhan makan dan sebagian

disisihkan untuk keperluan lain, seperti biaya sekolah, berobat ketika sakit. Hal ini

dilakukan petani agar nantinya tetap cukup untuk kebutuhan petani selama

menunggu panen berikutnya. Dengan adanya sistem pengolahan hasil panen tebu ini

secara tidak langsung petani membentuk habitusnya sendiri sebagai petani tebu,

karena hal itu terus akan dilakukan oleh petani secara berulang-ulang selama mereka

bertani tebu.

Byen gawe mangan tok lek pas di tebu duek e gak iso melupuk entek gawe ngelolah tanah gawe mborohne pengaweane, lek di sengon iki maleh ketek gawe

(Dulu di buat makan saja ketika di tananami tebu uangnya tidak biasa terkumpul habis dibuat mengelolah tanah buat membayar buruh taninya, namun ketika bertani sengon hasilnya langsung bisa memperbaikin rumah). Dari hasil wawancara tesebut terlihat bawah petani juga mengalami perbedaan

habitus dalam pengolahan hasil panen. Pada komoditas palawija petani memperoleh

panen dalam satu tahun dan hasil panen tersebut digunakan sebagai kebutuhan

subsisten saja. Berbeda dengan sistem panen pada komoditas tebu, dimana petani

yang biasa hanya bertani untuk pemenuhan kebutuhan subsitensi saja namun ketika

beralih pada usaha tani tebu petani harus memenuhi idustri gula. Adanya perbedaan

dalam sistem pada komoditas palawija dengan tebu yang kemudian merubah habitus

petani. Selanjutnya sistem perbedaan pengolahan hasil panen juga terlihat pada

Page 71: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

71

perubahan usaha tani sengon. Dimana dengan kebiasaan petani memperoleh hasil

setiap tauhunnya petani harus mengalami perbedan sistem panen yang panjang.

5.2 Struktur Petani Sengon Dalam Membangun Habitualisasi

Perubahan komoditas tebu menjadi komoditas sengon dimulai pada tahun 2008.

Hal ini di pengaruhi karena harga tebu yang menggalami fluktuasi harga setiap

tahunnya. Selain adanya fluktuasi harga tebu, biaya perawatan tebu yang banyak dan

membutuhkan perawatan terus menurus mulai tebu kecil sampai tebu siap panen.

Dari permasalahan tersebut membuat petani memutuskan untuk meningkatkan hasil

usaha taninya yaitu dengan mencoba beralih pada usaha tani sengon.

Mulai tahun 2008, melok-melok kancane, tirok-tirok ndek alas, ndek alas di tanduri sengon ambek perhutani, melok nyobak nandur sengon nyobak bek e

(Mulai tahun 2008, ikut-ikut teman, mengikuti perhutani, di hutan55di tanami sengon oleh perhutani, sehingga petani ikut mencoba menanami sengon, siapa tahu hasil). Berawal dari perhutani yang menanami hutan dengan sengon, membuat petani

tebu mengikuti untuk menanami lahan pertanianya dengan sengon. Melalui interaksi

yang dilakukan petani dengan perhutani dan petani lainya. Interaksi petani dan pihak

perhutani ini basanya dilakukan keidak adanya forum diskusi mengenai sosialisai

pertanian. Interaksi tersebut yang kemudian menambah pengetahuan bahwa bertani

sengon lebih menguntungkan dibandingan tanaman lainya yang ditanam petani

sebelum sengon masuk pada pertanian Desa Tlogorejo. Petani melakukan perubahan

komoditas ini diharapkan agar mereka memperoleh hasil yang lebih baik dibanding

ketika mereka menjadi petani tebu yang belum pasti hasil panennya dalam setiap

5 Hutan yang dimaksut adalah hutan milik pemerintah

Page 72: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

72

tahun karena adanya fluktuasi harga tebu. Sehingga petani mencoba beralih menjadi

petani sengon secara bertahap.

Dari pengetahuan mengenai fluktuasi harga tebu yang pada akhirnya mengubah

cara pandang petani yang awalnya beratani tebu sebagai usaha tani mereka. Namun

setelah adanya pengetahuan bahwa sengon lebih menghasilkan dibanding tebu,

petani memilih beralih pada usaha tani sengon, dengan alasan meningkatkan hasil

pertaniaan. Muculnya interaksi yang dilakukan petani dan terjadi pertukaran

pengetahuan yang kemudian secara tidak langsung akan membetuk sebuah praktik

perubahan komoditas pertanian.

Karena harga tebu murah sekitar 2010 wong ganti sengon, dadi wong manut grubyuk podo nandur segon kabeh. (Supri, 10 November 2016) (Karena harga tebu murah sekitar 2010, petani ganti sengon, jadi petani manut grubyuk66 rata-rata beralih menanam sengon semua). Pertanian sengon diawali dari tahun 2008 namun ketika itu belum terlalu banyak

petani yang melakukan peralihan sengon. Namun pada tahun 2010 petani sudah

banyak yang melakukan perubahan usaha tani sengon. Karena petani di pedesaan

cenderung memiliki sifat latah atau yang biasanya masyarakat Desa Tlogorejo

menyebutnya dengan manut grubyuk yaitu suka meniru dalam bertani.

Beberapa pendapat mengenai alasan petani untuk melakukan perubahan

komoditas adalah terjadi fluktuasi harga tebu. Dari alasan tersebut dapat dilihat

bahwa petani memiliki cara pandang petani yang sama dalam perubahan usaha tani

tebu menjadi usaha tani sengon, sehingga perubahan usaha tani sengon terus

dilakuan oleh petani.

6 Manut grubyuk adalah bahasa jawa yang sering di artikan oleh masarakat Desa Tlogorejo yaitu suka mengkuti temannya atau latah.

Page 73: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

73

Saiki pindah sengon lha pingir-pingir e podo ganti sengon kabeh, lek tetep di tebu yo mati kiyoman, malah gak hasil ( Jum, 10 November 2016) (Sekarang pindah ke sengon karena di sekitar lahan sudah pindah ke sengon semua, kalau bertahan di tebu ya mati kiyomna77tambah gak berhasil).

Selain petani mempunyai sifat imitasi dalam hal bertani, faktor lain yang

mempengarui perubahan komoditas tebu menjadi sengon adalah perubahan yang

dilakukan oleh pemilik lahan sampingnya. Faktor bersarnya pohon yang berpengaruh

pada perkembangan tanaman tebu yang berada disekitar lahan pertanian sengon. Hal

ini menyebabkan secara tidak langsung akan mempengaruhi petani lainya untuk

beralih pada usaha tani sengon. Dikarenakan jika petani tetap bertahan pada usaha

tani tebu, petani tebu tidak akan memperoleh hasil yang baik dan akan mengalami

resiko kerugian.

Dalam hal ini tindakan petani lain dan interaksi petani yang kemudian

terciptanya praktik peralihan komoditas pertanian yang secara terus menerus akan

dilakukan petani secara bertahap. Dengan berjalannya waktu adanya praktik

perubahan usaha tani akan terus dilakukan oleh petani. Selain itu perubahan cara

pandang petani mengenai usaha tani yang mereka lakukan akan mengubah kebiasaan

bertani. Adanya perbedaan sistem panen dan perbedaan struktur kepemilikan lahan

yaitu petani lahan luas dan petani lahan sempit.

Petani lahan luas memiliki struktur dalam aturan penanaman sengon yaitu dalam

proses petananam sengon petani lahan luas melakukan proses penanaman sendiri.

Hal ini dikarena penanaman dan perawatan sengon yang lebih mudah dibandingkan

dengan tebu. Selain itu petani lahan luas cenderung tergolah dalam masyarakat

7 Kiyoman adalah bahas jawa yang artinya tanaman tersebut tidak terkena matahari langsung, sehinga menghambat perembangan tanaman.

Page 74: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

74

menenggah keatas yang kemudian mumudahkan petani ntuk melakukan kerjasama

baik dengan pembeli sengon maupun dengan pihak perhutani. Sedangkan struktur

yang dimiliki petani lahan sempit yaitu petani dalam proses penanaman biasa

dilakukan secara gotong royong atau saling membantu. Dikarenakan lahan yang

dimiliki sempit dan setelah melakukan perubahan petani harus menunggu panen

yang panjang, petani lahan sempit kemudian melakukan sistem tumpangsari dan

menggunakan jaringan yang dimiliki petani untuk mencari pekerjaan lain selama

menungu panen tiba.

Habitus adalah stuktur kognitif yang meperantarai indivdu dan realitas sosial.

Habitus merupakan struktur subyektif yang terbentuk dari pengalaman individu

berhubungan dengan individu lain dalam jaringan struktur ojektif yang ada dalam

ruang sosial (Bourdieu, 1984:101 dalam Maizier, 2009:xviii). Dikarenakan hasil

panen yang lama sekitar 5-7 tahun sehingga secara tidak langsung hasil panen

tersebut akan terkumpul. Karena sengon juga merupakan komoditas tanaman keras

yang semakin lama di panen maka akan semakin besar dan hasilnya akan lebih

banyak. Sehingga petani ketika memanen akan memperoleh hasil yang lebih banyak

dibandingkan komoditas tebu.

Lahanku cuman sempit kalau tebu gak ada satu trek hasilya paling cuman 10 ikat dengan hasil kurang dari 1,5jt itu belum di potong biaya perawatanya, untung sengon lah 4 tahun bisa 15 juta. (Warkom, 19 November 2016)

Dengan adanya perbandingan hasil panen tebu dengan sengon tersebut, jelas

sengon lebih menguntungan dibandingkan bertani tebu. Selain itu perawatan tebu

yang lebih banyak yaitu dalam perawatan tebu yang membutuhkan pupuk banyak

dan membutuhan buruh tani dalam proses panen. Dibanding sengon yang

perawatannya lebih mudah karena dapat dikerjakan sendiri, yang kemuadian

Page 75: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

75

membuat petani memiliki cara pandang lain yaitu lebih memilih beralih menanam

sengon dibanding tebu. Namun ketika menjadi petani sengon, petani harus

menunggu lama untuk memperoleh hasil panen sengon dikarenakan sengon

merupakan tanaman keras, dan bisa di panen sekitar 5-7 tahun.

Dalam masa menunggu panen sengon yang lama maka kebiasaan petani tebu

juga akan berubah. Perbedaan komoditas tanam yang berbeda yaitu dari komoditas

tebu menjadi komoditas sengon yang merupakan tanaman keras. Maka terdapat

perbedaan cara bertani yang lebih ringan, namun proses panennya lama. Dengan

adanya perbedaan masa panen dan perawatan sehingga akan tercipta praktik-praktik

yang nantinya mengubah kebiasaan dan cara bertani, yang nantinya akan membentuk

habitus petani. Seperti halnya yang di katakan Bourdieu bahwa habitus adalah suatu

sistem disposisi yang berlagsung lama dan berubah-ubah (durable, transposible

disposition) yang berfungsi sebagai basis generatif bagi praktik-praktik yang

terstruktur dan terpadu secara objekif (Bourdieu, 1984:101 dalam Maizier, 2009:13).

Dari penjelasan habitus yang di katakan Bouerdieu dapat diartikan bawasanya

habitus terbentuk melalui proses yang lama dan dapat berubah-ubah, sehingga akan

terbentuk praktik yang terstuktur. Seperti yang terjadi pada petani tebu yang

melakukan perubahan usaha tani sengon. Dalam bertani tebu petani sudah memiliki

pengetahun dan pengalaman sendiri dalam perawatan maupun pengolahan hasil

panen tebu. Seiring berjalanya waktu pengetahaun tersebut akan terus bertambah

karena semakin lama menjadi petani tebu petani akan semakin banyak memperoleh

pengalaman. Sehingga munculnya praktik-praktik dalam bertani tebu sudah menjadi

sebuah habitus bagi petani tebu. Kemudian akan mendorong petani untuk melakukan

rutinitas merawat tebunya.

Page 76: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

76

Namun terciptanya habitus petani tebu yang sudah lama terbentuk akan berubah

ketika petani beralih pada usaha tani sengon. hal ini pengalaman dan pengetahun

yang dimiliki petani tebu berbeda pada sisem pertanian sengon. sehingga

menimbulkan perubahan habitus petani. Petani harus mulai belajar bertani sengon,

karena pengetahunan yang dimiliki dulu dalam bertani tebu berbeda dengan cara

bertani sengon. Kemudian memuncul kebiasaan baru yang nantinya akan dilakukan

oleh petani sengon dalam bertani sengon.

Penak sengon tah.. lek tebu kan mari tembang sek leren ngobongi daduk e, terus maculi, musim udan wayah e ngroges sek ngroges, terus ngemes, wayah e nyulam yo nyulami. lek sengon kan gak. Pertama sek campur tebu, dipacul pisan jarak setau di anduri kaliandra ambek rumput gajah iku terus bar iku mek garek ngerabuk tok, yo di mes. (Suwandi, 19 November 2016) (Lebih mudah sengon, kalau tebu selesai tebang harus di bersikan daunya dengan membakarnya, kemudian mencangkulnya, musim hujan tiba menanam bibit lagi ketika ada tebu yang mati. Namun ketika sengon tidak seperti tebu, pertama segon yang masih campur tebu di cangkul sekali, setahun kemudian baru di tanami kaliandra88 dan rumput gajah, kemudian dicangkul, terus memupuknya).

Gambar 5.1 Daun Kaliandra

Sumber: Dokumentasi pribadi tahun 2016

Selain itu perubahan habitus juga terlihat dari perubahan perilaku bertani.

Dimana pada bertani tebu habitus dalam berani tebu sudah terbentuk dan sudah

8Kaliandra adalah sejenis tanaman yang biasanya di buat pakan kambing

Page 77: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

77

menjadi kebiasaan tersendiri dalam bertani tebu. Namun ketika petani beralih

menjadi petani sengon, petani akan merubah habitus sebagai petani tebu dengan

mengubah habitus yang baru yaitu sebagai petani sengon. Dalam perawatan sengon

dan proses menunggu hasil panen sengon yang panjang juga terlihat perubahan

habitus petani.

Pada usaha tani tebu, petani dapat memanen dalam waktu satu kali panen dalam

satu tahun. Namun ketika petani menjadi petani sengon petani harus menunggu

panen selama kurang lebih 5-7 tahun. Adanya perbedaan dalam menuggu panen

sehingga memunculkan ritme hidup petani untuk melakukan alternatif dalam betahan

menunggu masa panen. Dikarenakan menunggu panen yang lama petani harus

mencari pekerjaan lain guna tetap bisa bertahan selama menunggu panen, alternatif

pekerjaan lain yang biasa dilakukan petani yaitu berternak.

Selain perubahan habitus terlihat dari cara bertani yaitu perubahan masa panen

dalam setahun sekali harus berubah menjadi 5-7 tahun sekali. Perubahan habitus juga

terlihat dari perubahan pengelolahan hasil panen. Dalam bertani tebu petani dapat

memperoleh hasil panen setiap tahunnya, dan hasil panen mereka gunakan dalam

memenuhi kebutuhannya sampai masa panen tiba lagi. Sistem tesebut akan berjalan

terus menerus selama mereka menjadi petani tebu. Sedangakan dalam pertanian

sengon sistem pengolahan hasil panen tersebut berubah. Petani sengon harus mencari

sendiri pembeli sengon untuk pendistribusian hasil panen sengon.

5.3 Pemetaan Modal Petani Sengon Dalam perumusan modal Bourdieu mendifisinikan empat jenis modal. Modal

tersebut meliputi modal ekonomi, modal simbolik, modal sosial, dan modal budaya.

Modal ekonomi merupakan sumber daya yang bisa menjadi sarana produksi dan

Page 78: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

78

sarana finasial. Modal simbolik sering menghasilkan kekuasaan simbolik.

Sedangkan modal sosial merupakan jaringan hubungan sebagai sumber daya untuk

penentuaan kedudukan sosial. Terakhir yaitu modal budaya yang berupa ijazah,

pengetahuan, kode budaya, cara berbicara, atau cara bergaul yang berperan dalam

penentuan kedudukan sosial (Hariyatmoko, 2016:45)

Menguraikan definisi empat modal yang disebutkan Bourdieu tersebut dapat

diuraikan melalui realita tebentuknya modal yang dimiliki oleh petani. Pertama

modal budaya yang merupakan salah satu modal yang terbentuk dari pengetahuan

dan cara berbicara, atau cara bergaul. Dapat diartikan bahwa modal budaya terbentuk

karena adanya interaksi petani yang kemudian melatar belakangi terbentuknya

perubahan komoditas tebu menjadi sengon. Hasil interaksi petani dengan pihak

perhutani yang dianggap petani memilik pengetahuan mengenai pertanian sengon,

sehingga banyak petani yang melakukan perubahan komoditas sengon. Selain itu

adanya interaksi yang kemudian muncul sifat imitasi petani untuk melakukan

perubahan komoditas sengon. Masyarakat Desa Tlogorejo biasa menyebutnya

dengan budaya manut grubyuk. Dimana timbulnya sifat meniru dalam sistem bertani.

Dengan terbentuknya budaya manut grubyuk membuat banyak petani melakukan

perubahan komoditas tebu menjadi komoditas sengon.

Kedua modal simbolik yang cenderung menghasilkan kekuasaan terlihat pada

kepemilikan lahan. Diawali petani lahan luas yang melakukan perubahan komoditas

sengon yang kemudian membentuk strategi kekuasan yang mengharuskan petani

juga mengikuti perubahan komodias sengon. Hal ini dikarenakan jika petani lahan

sempit tidak menikuti perubahan komoditas sengon. Petani lahan sempit akan

mengalami resiko kerugian dikarenakan lahannya akan kiyoman sehingga jika petani

Page 79: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

79

tetap bertahan pada komoditas tebu, tebu mereka akan banyak yang mati dan

mengalami kerugian. Dengan adanya strategi kekuasaan yang dimiliki petani lahan

luas yang kemudian membentuk dominasi kekuasaan sehingga perubahan komoditas

tebu menjadi sengon terus dilakukan oleh petani.

Iyo lek seng due lahan cilik kate tetep nak tebu yo ora urip tebune, kecuali seng due lahan ombo nyantek hektara ngunu yo sek iso di tandur tebu, paling mati o pingir pinggire paling sak lasah ngnu matie liane sek iso urip ndek tenggah e ngunu isek isorip, lek lahane cilik kiyoman sanding-sandingi e yo mati gak iso urip. ( Jum, 10 November 2016)

(Kalau petani yang memilki lahan sempit tetap di tebu ya tidak bisa hidup tebunya, kecuali petani yang memiliki lahan luas yang mencapai hektar gitu ya masih bisa di tanami tebu, mungkin tebu yang mati hanya di pinggir-pingirnya saja, hanya satu baris di pinggir yang mati lainya bisa hidup di tengganya gitu masih bisa hidup, namun ketika lahannya sempit kiyoman sebelah samping-sampingnya ya mati gak bisa hidup).

Ketiga modal ekonomi, setiap petani memiliki modal ekonomi sebagai modal

awal untuk pembelian bibit sengon . Namun perbedaan modal ekonomi terletak

pada kepemilikan luas lahan. Petani yang memiliki lahan luas di Desa Tlogorejo

tergolong pada masyarakat menenggah keatas yang biasanya memilki lahan luas dan

lebih dari satu. Oleh sebab itu dapat digolongkan petani yang memiliki lahan luas

cenderung memiliki modal ekonomi yang lebih besar. Dengan demikinan petani

berlahan luas akan mempermudah dalam proses menunggu panen yang panjang

dengan cara petani mengarap lahan satunya, yang bisa dipergunakan sebagai

pemenuhan kebutuhan selama menunggu panen.

Berbeda dengan petani lahan sempit, selain mereka hanya memiliki lahan sempit

petani tergolong masyarakat menenggah kebawah dan hanya memilki lahan tersebut

sebagai sumber kehidupan petani. Dengan adanya perubahan komoditas sengon yang

mengharuska peanlahan sempit untuk melakukan tindakan subsistensi dengan mecari

Page 80: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

80

pekerjaan lain sebagai tambahan penghasilan selama menunggu panen sengon.

Adanya perbedan kepemilikan modal ekonomi membuat petani mengalami

perbedaan dalam melakukan tindakan subsistensi dalam menghadapi masa panen

yang panjang.

Wong onok tegalane seng gak di tanduri kayu, tegal e loro sijine di kayu sijine di tanduri pangan, iyo iku seng gawe mangan di tanduri jagung, kacang,

(Ada ladang yang tidak di tanamin kayu, ladangnya dua satunya di tanam kayu satunya ditanami pangan, yang buat makan ditanami jagung, kacang, singkong). Keempat modal sosial yaitu dipergunakan petani untuk memperoleh jaringan

dalam pendistribusian hasil panen sengon. Hal ini dikarenakan belum terbentuknya

kelompok tani seperti pertani tebu sebelumnya. Selain itu modal sosial diperguakan

petani berlahan sempit untuk memperoleh jaringan untuk memperoleh pekerjaan

laian atau mencari pinjaman guna bisa dipergunakan selama proses menunggu masa

panen. Adanya modal sosial yang dimiliki petani lahan sempit, dengan terbentuknya

jaringan sosial mempermudah petani lahan sempit dalam menunggu panen panjang.

Selain itu dalam pengerjaan menanam sengon juga terlihat perbedaan modal yang

dimiliki petani. Petani lahan sempit biasanya pada proses penanaman sengon

dilakukan gotong royong yaitu saling membantu secara bergantian.

Dari keempat temuan modal tersebut terlihat pada konteks kepemilikan modal

yang dimilki petani adanya keterkaitan modal simbolik dengan modal ekonomi yang

kemudian didominasi oleh petani lahan luas, yang membuat ketidakadilan pada

petani lahan sempit. Dan petani lahan sempit mempergunakan modal sosial yang

mereka miliki untuk melakukan tindakan subsistensi selama menugga panen

panjang.

Page 81: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

81

Seperti yang dikatakan oleh Bourdieu yaitu proses-proses tersembunyi yang

dengannya jenis-jenis modal yang berbeda dipertukarkan sedemikian rupa, sehingga

relasi-relasi ketergantungan dan dominasi yang didasari ekonomi dapat

disembunyikan (Bourdieu dalam Maizier, 2009:18). Penjelasan tersebut terlihat pada

petani sengon dimana modal ekonomi tidak selalu menjadi dominasi dalam praktik

bertani sengon. Namun keterkaitan modal lain seperti modal simbolik, sosial dan

budaya yang kemudian melatar belakangi proses perubahan usaha tani tebu menjadi

usaha tani sengon.

5.4 Representasi Ranah Dalam Perubahan Komoditas Sengon Ranah atau arena adalah suatu tipe pasar terbuka yang kompetitif tempat

berbagai jenis modal yang dipergunakan dan disebarkan (Ritzer, 2012:907). Pada

pembahasan ranah yang dimaksut adalah tempat bertemunya habitus dan modal yang

dimiliki petani. Habitus petani lahan luas dan petani lahan sempit akan mengalami

pertarungan dengan modal yang dimiliki petani disuatu arena.

Disposisi-disposisi yang mengonstiuasi habitus diolah, dibentuk, berfungsi dan

hanya di dalam suatu medan, di dalam hubungan dengan suatu medan yang ia sendiri

merupakan suatu medan kekuatan-kekuatan yang mungkin suatu situasi yang

dinamik ketika kekuatan-kekuatan dinyatakan hanya di dalam hubungan mereka

dengan disposisi terntu. Itulah sebabnya praktik-praktik yang sama dapat menerima

makna-makna dan nilai-nilai yang berlawanan, di dalam medan-medan yang

berbeda, di dalam konfigurasi-konfigurasi yang berbeda, atau di dalam sektor-sektor

yang berlawanan dari medan yang sama (Bourdieu dalam Ritzer, 2012:911).

Dapat diartikan bahwa perbedaan struktur yang ada dalam sebuah pertanian

akan menciptakan perbedaan habitus, dan terbentuk di dalam suatu ranah.

Page 82: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

82

Terbentuknya suatu ranah ini dikarenakan adanya interaksi petani melalui habitus

dan modal yang dimiliki petani. Kemudian memunculkan cara padang bahwa

mereka harus tetap meningkatkan hasil pertanian, dengan komoditas tanam lain

ketika komoditas tebu sudah tidak menguntungkan lagi.

Bukan beralih tapi memang punya keinginan menanam sengon, seperti jagung, kacang, pisang itu tetep di tananam. Menanam kayu ini kan untuk menambah penghasilan dengan lahan yang sempit kita memanfatkan lahan tersebut dengan menanami sengon dengan harapan agar memperoleh hasil yang lebih banyak. (Warkom, 19 November 2016)

Dari peryataan tersebut terlihat bahwa perubahan komoditas tebu menjadi

sengon petani memiliki habitus dan cara pandang yang berbeda antara petani lahan

luas dan petani lahan sempit. Petani lahan sempit mereka melakukan peralihan

mereka hanya menanami sengon dan dibawahnya hanya ditanam rumput gajah dan

kaliandara sebagai pakan ternak. Namun ada juga petani yang menyatakan bahwa

mereka masih tetap bertani sengon dan palawija sebagai pemenuhan kebutuhan

selama menunggu panen. Dapat disimpulkan bahwa ranah perubahan komoditas

pertanian tebu menjadi sengon terdapat perbedaan habitus petani dan modal yang

berbeda, namun menjadi satu kesatuan yang kemudian akan mengalami pertaungan

di sebuah arena.

Petani lahan sempit dengan habitus yang mereka miliki dan modal sosial yang

melekat sebagai cara mereka memperoleh jaringan dalam proses menunggu panen

yang panjang. Berbeda dengan petani lahan luas dengan habitus yang mereka miliki.

Dominasi modal ekonomi dan modal simbolik yang dimiliki petani lahan luas akan

berjalan bersaman dengan habitus yang dimiliki petani lahan luas, yang kemudian

juga akan mengalami pertarungan disubuah arena.

Page 83: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

83

Arena dalam pertarungan yang dimiliki oleh petani lahan sempit dan petani

lahan luas ini kemudian akan terus mengalami pertarungan disebuah ranah. Dalam

sebuah pertarungan kemudian terbentuk dominasi petani lahan luas dengan habitus

bersama modal ekonomi dan modal simbolik yang kemudian secara tidak langsung

dengan modal budaya yang sudah terbentuk didalam sistem pertanian Desa

Tlogorejo yaitu adanya tindakan imitasi dalam sistem bertani.

Petani lahan sempit mengikuti perubahan komoditas sengon karena jika petani

tidak mengikuti perubahan pada komoditas sengon maka petani lahan sempit akan

lebih mengalami resiko kerugian pada usaha tani tebu. Dominasi yang laukan oleh

petani lahan luas terhadap perubahan usaha tani tebu menjadi sengon membuat

petani lahan sempit mengalami ketidakadilan. Petani lahan sempit harus melakukan

tindakan subsistensi sebagai cara menghadapi perubahan sistem panen yang panjang.

5.5 Dominasi Struktur Petani Sengon Dalam Perubahan Komoditas Kehidupan petani identik dengan kehidupan masyarakat pedesan. Dari aspek

ekonomi desa cenderung masyarakatnya bekerja sebagai petani. Hasil penelitian

Geertz (1986) yang dilakukan di Pare Jawa Timur telah menunjukan bahwa

perubahan yang terjadi pada masyarakat pedesaan merupakan akibat dari pertemuan

sistem ekonomi yang di pengaruhi oleh Belanda, yaitu dengan menyebarnya

teknologi bertani kepada masyarakat pedesaan. Dengan demikian, dinamika sosial

ekonomi masyarakat pedesaan pada umumnya dan masyarakat tani khususnya

ditentukan oleh beberapa faktor, yakni kemampuan mereka untuk mengganti atau

memperbaharui alat produksinya, atau dengan kemampuan mendanai biaya produksi,

daya tahan terhadap krisis, dan kemampuan memasarkan hasil produksi pertanian

(Hakim, 2008:10-11).

Page 84: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

84

Seperti yang terjadi pada pertanian di Desa Tlogorejo dimana masyarakatnya

bekerja sebagai petani. Secara umum, petani melakukan peralihan komoditas tanam

yang sudah dilakukan semenjak dahulu, yang dilakukan secara bergiliran. Berawal

dari komoditas tanam palawija, tebu, dan sengon. Perubahan komoditas yang selalu

dilakukan oleh petani ini di karenakan ingin meningkatkan hasil produksi pertaian

yang baik. Perubahan komoditas yang dilakukan oleh petani ini juga akan memberi

memberi perubahan perilaku petani dalam cara bertani mereka.

Adanya perubahan perilaku ini dikarenakan perbedan masa panen pada

komoditas tanam. Pada komoditas palawija dan tebu petani dapat memanen hasil tani

mereka dalam setahun sekali. Namun ketika petani mulai beralih pada komoditas

sengon, maka akan terjadi perbedaan masa panen yaitu petani biasa memperoleh

hasil panen dalam satu tahun sekali, harus menunggu hasil panen sengon sekitar ± 5

tahun.

Dulu ketika bertani jagung, kacang tanah, terus singkong, tebu itu kan bisa panen setahun sekali, tapi kalau sengon kan harus nunggu, nunggu 5 sampai 7 tahun. (Warkom, 19 November 2016) Dari kondisi tersebut membawa perubahan petani yaitu dari kebiasaan petani

tebu yang jelas masa panennya yaitu antara bulan april sampai desember, kini petani

sengon harus menunggu masa panen yang lama, dan harus beradaptasi agar mereka

dapat bertahan selama panen tiba. Dalam proses perubahan komoditas tebu menjadi

sengon akan mencipakan praktik sosial. Adanya perubahan masa panen sehingga

menciptakan perubahan perilaku petani. Perubahan perilaku dapat diihat dari

perubahan kebiasaan petani dalam bertani dan perubahan perilaku petani dalam

memenuhi kebutuhan mereka selama menunggu masa panen sengon tiba.

Page 85: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

85

Perubahan komoditas tebu menjadi sengon juga berdampak pada perubahan

perilku petani. Hal ini disebabkan oleh perbedaan luas lahan yang dimiliki oleh

petani. Perbedaan luas lahan ini akan membentuk struktur dominasi pada sistem

pertanian. Dimana petani yang memiliki lahan luas dan sempit memiliki perbedaan

habitus dan strategi kekuasaan petani lahan luas sebagai motif untuk melakukan

perubahan komoditas sengon.

Selain itu adanya forum diskusi yang dilakukan oleh pihak perhutani dengan

tujuan mengenalkan jenis tanaman keras pada petani, yang kemudian petani lahan

luas mulai mencoba menanam lahan pertanianya dengan sengon. Masuknya sengon

yang menawarkan harga jual yang lebih tinggi dibanding tebu, hal ini dikarenakan

tebu menggalmi fluktuasi harga. Selain itu dalam proses sosialisasi mengenai

tanaman sengon, perhutani juga menawarkan bibit yang lebih murah kepada petani

yang ngin menanam sengon.

Petani lahan luas yang tertarik dengan komoditas sengon sehingga petani

melakukan perubahan komoditas sengon. perubahan komoditas sengon ini

bertujuaan agar hasil usaha tani mereka berhasil dan hasilnya dapat terkumpul, atau

sebagai bentuk investasi petani. Selain itu dengan bertani sengon juga

mempermudah perawatan. Sedangkan petani lahan sempit mereka melakukan

perubahan usaha tani sengon dikarenaka lahan disekeliling mereka sudah di tanami

sengon sehingga ketika petani bertahan pada komoditas tebu akan, tebu mereka akan

mati dan tidak memperoleh hasil. Ketika petani lahan sempit beralih pada usaha tani

sengon maka diharapkanakan memperoleh hasil yang lebih baik dengan lahan sempit

yang mereka punya.

Page 86: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

86

Adanya struktur dominasi yang dilakukan oleh petani lahan luas terhadap petani

lahan sempit, yang kemudian membuat perubahan usaha tani tebu terus dilakukan

oleh petani. Dengan proses perubahan komoditas sengon yang terus dilakukan secara

tidak langsung strategi kekuasan dimiliki oleh petani lahan luas. Sedangkan petani

lahan sempit tidak menyadari bahwa dirinya mengalami ketidakadilan dalam sebuah

sistem perubahan komoditas sengon.

Petani lahan sempit akan terus mengikuti perubahan komoditas sengon yang

dilakukan oleh petani lahan luas karena dianggap dengan beralihnya usaha tani

sengon akan lebih menguntungkan dibanding tetap bertahan pada usaha tani tebu

yang mengalami fluktuasi harga setiap tahunnya dan mengalmi resiko kerugiaan.

Namun nyatanya petani lahan sempit melakukan perubahan usaha tani sengon

mereka tidak mengalami kesejateran tetapi petani hanya mengalami perubahan

bertani yaitu dari sinstem panen pedek menjadi panjang. Dari perubahan sistem

panen tersebut terlihat bahwa petani lahan sempit mengalami ketidak adilan

dikarenakan petani harus melakukan tindakan subsistensi guna mereka tetap bisa

bertahan selama menunggu masa panen yang panjang. Berbeda dengan petani lahan

luas, dengan modal ekonomi yang mereka punya petani tidak merasakan perbedaan

masa panen dan tidak harus melakukan tindakan subsistensi.

5.6 Etika Subsitensi Petani Lahan Sempit Dalam Keseharian Dalam perubahan komoditas tanam tebu menjadi komoditas sengon, berdampak

pada pemenuhan kebutuhan petani. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan masa

panen yang dialami oleh petani. Dalam bertani tebu petani dapat memperoleh hasil

panen dalam setahun sekali, namun ketika petani beralih pada usaha tani sengon,

petani harus menunggu masa panen sekitar ± 5 sampai 7 tahun. Hal ini yang

Page 87: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

87

membuat adanya perubahan prilaku petani, dimana petani sengon harus

membiasakan menunggu panen yang lama.

Dalam menunggu masa panen yang lama, petani tetap harus bertahan dalam

menunggu masa panen tiba. Dikarenakan menungu masa panen yang lama, petani

memanfaatkan waktu luang untuk bekerja sampingan guna petani tetap bisa bertahan

hingga panen tiba. Dalam pemenuhan kebutuhaan sehari-hari petani menggunakan

jaringan yang mereka miliki untuk mencari pekerjaan lain. Petani biasanya

memelihara ternak sebagai pekerjaan sampingan mereka, selain itu petani juga ada

yang mencari pekerjan lain sepeti buruh ke kota, atau berjualan, yang nantinya hasi

dari pekerjaa sampingan petani tersebut dapat digunakan untuk kebuthan subsisten

petani.

Seperti halnya yang dikatakan Scott menggenai upaya petani untuk bertahan

hidup dalam memenuhi kebutuhannya. Pertama, untuk sebagian, mereka dapat

mengikat sabuk mereka lebih kencang lagi dengan jalan makan hanya sekali sehari

dan beralih ke makanan yang mutuhnya lebih rendah. Kedua, pada tingkat keluarga

ada berbagai alternatif subsistensi, yang dapat kita golongkan sebagai swadaya. Hal

itu dapat mencakup kegiatan-kegiatan seperti berjualan kecil-kecilan,bekerja sebagai

tukang kecil, sebagai buruh lepas, atau berimigrasi. Ketiga, jaringan dan lembaga

diluar keluarga. Hal ini menjadi suatu pilihan dengan memanfaatkan bantuan dari

mereka yang hanya bisa diberikan sebatas kemampuanya (Scott, 1989:40) .

Dalam tiga pendapat yang dikatakan Scott mengenai krisis subsistensi yang

dialami oleh petani tidak semua petani melakukan tindakan seperti itu. Pada petani

Desa Tlogorejo dalam menunggu panen yang lama menjadi salah satu alasan petani

untuk melakukan tindakan subsitensi, dimana petani melakukan pekerjaan lain

Page 88: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

88

sembari menunggu masa panen yang lama guna petani dapat bertahan selama

menunggu panen tiba. Dalam etika subsistensi yang dilakukan oleh petani sengon

yang ada di Desa Tlogorejo, yaitu seperti memelihara ternak ternak kambing dan

sapi. Namun yang terjadi banyak petani sengon yang memilih memelihara ternak

kambing dibanding sapi, ini dikarenakan petani memanfaakan daun sengon sebagai

pakan ternak mereka.

Disambi ngrumat ternak, lek tebu beyen durung ngrumat ternak. Lek sengon kan akeh waktu luang e, mangkane di sambi ambek ngumat ternak wedus, godong e sengon kan kenek gawe pakane wedus. (Suwandi 19 November 2016) (Sambilan memelihara ternak, dulu waktu menjadi petani tebu belum memelihara ternak. Kalau sengon kan banyak waktu luangnya, sehingga sambilan memelihara ternak kambing, daunnya sengon kan bisa dibuat pakan kambing).

Gambar 5.3 Ternak Kambing Yang Dipelihara Petani Sumber: Dokumentasi pribadi tahun 2016

Selain itu peralihan sengon juga di manfakan petani sengon sebagai kegiatan

tumpangsari, kegiatan tumpangsari dilakukan guna memanfaatkankan lahan di

bawah tanaman sengon ketika sengon masih kecil. Biasanya petani menanaminya

dengan singkong, talas, kacang tanah, pisang. Selain menanami dengan tanaman

pangan, petani biasanya lebih memilh menanami rumput gajah dan kaliandra yang

dapat dipergunakan sebagai pakan ternak mereka. Selain tanaman rumput gajah dan

Page 89: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

89

kaliandra ini tidak mudah mati ketika sengon sudah membesar. Seperti yang

dikatakan oleh beberapa petani sengon.

Iyo iso di tanduri gajahan cilik lek gajahan gede mati, lek sek cilik yo iso di tanduri kacang, sepey tapi lek sepey eman sengone soal e ngiyomi sengon, masio tebu yo sek urip tapi lek segon wes umur 2 tahun ngunu yo mati dewe tebune, dadi lek sek cilik sengone iso di tanduri nisor e, tapi lek wes gede yo gak kenek ditanduri. ( Jum, 10 November 2016) (Bisa ditanami rumput gajah kecil, kaliau rumput gajah besar, biasanya mati. Kalau sengon masih kecil bisa ditanami kacang tanah, singkong, tetapi kalau ditanami singkong sayang sengonnya karena bisa mati karena terkena daun singkong yang lebat, walaupun tebu juga bisa hidup namun ketikan sengon sudah umur 2 tahun gitu ya mati sendiri, jadi ketika sengon masih kecil isa ditanami bawahnya, tapi ketika sengon sudah besar tidak bisa ditanami).

Gambar 5.4 Tumpang Sari Sengon Ketika Masih Kecil Sumber: Dokumentasi pribadi tahun 2016

Dalam proses bertahan menunggu masa panen yang lama, petani memiliki cara

yang berbeda-beda. Perbedaan cara bertahan ini juga dipengaruhi oleh perbedaan

luas lahan. Seperti penelitian hakim yang menyatakan bahwa semakin luas lahan

yang dimiliki, seseorang petani akan memiliki harta lebih banyak sehingga

menempatkan dia pada kedudukan sosial yang lebih tinggi dari pada yang lain yang

memiliki kekayaan lebih sedikit. Kekayaan tidak hanya diperolah dari hasil produksi

pertanian tetapi juga dari pekerjaan lain yang dikerjaan di luar bertani atau

Page 90: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

90

pendapatan lain dari luar pertanian (Hakim, 2008:148). Pada konteks penelitaian ini

tidak jauh berbeda dengan kondisi petani di Desa Tlogorejo.

Petani yang memiliki lahan luas biasanya tidak melakukan kegiatan tumpangsari

karena petani dalam pemenuhan kebutuhan mereka sudah tercukupi dengan hasil tani

lainya atau hasil usaha lain. Pada masyarakat Desa Tlogorejo petani yang memiliki

lahan luas, mereka dapat di kelompokan pada masyarakat ekonomi menenggah

keatas. Hal ini dikarenakan petani yang memiliki lahan luas biasanya juga memiliki

lahan lain. Selain itu petani yang memiliki lahan luas adalah petani yang memiliki

usaha lain, sehingga ketika petani melakukan perubahan komoditas tanaman sengon

mereka tidak terlalu kesulitan dalam melakukan proses bertahan.

Mencari pekerjaan lain dan memelihara ternak, selain iku kan bojoku ndek luar dadi kadang yo oleh kiriman, nandur sengon iki kan kenek gawe tabungan, timbang nabung ndek bank, mending gawe tuku tanah di sengon kan wes penak, hasil malahan. (Supri, 10 November 2016) (Mencari pekerjaan lain, dan memelihara ternak, selain itu istri bekerja menjadi TKW jadi dapat kiriman uang, menanam sengon ini dikarenakan biasa dipergunkan sebagai tabungan natinya, dibanding harus menabung di bank, lebih baik dibuat beli tanah dan ditanami sengon, lebih menghasilkan).

Selain perbedan alasan mereka melakukan perubahan komoditas tebu menjadi

sengon, perbedaan cara bertahan yang dilakukan oleh petani lahan luas dan petani

lahan sempit juga menggalami perbedaan. petani lahan sempit harus bertahan dengan

lahan yang mereka miliki dengan memanfaatkan lahan dan waktu luang yang mereka

miliki dengan kegiatan tumpang sari atau memelihara ternak, selain itu petani lahan

sempit juga dapat menggunakan jaringan sosial yang mereka miliki dengan cara

mereka melakukan hutang piutang.

Lha saiki ganti sengon durung panen, lek yo tebu sak durung e panen iso utang sek nak jurangan lek saiki ganti sengon yo maleh utang liyane sek, ngkok lek wes panen di saur. ( Jum, 10 November 2016)

Page 91: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

91

(Sekarang ganti sengon belum panen, ketika bertani tebu sebelum panen bisa hutang dulu pada juragan, tapi sekarang beralih ke sengon mencari pinjaman uang padaorang lain, nanti ketika sudah panen di bayar).

Dari data dilapangan dapat dianalisis bahwa perbeadan luas lahan yang dimilki

petani mengalami perbedaan dalam pemenuhan kebutuhan atau cara bertahan petani

selama menunggu panen sengon tiba. Petani yang memiliki lahan luas biasanya tidak

mengalmi kesulitan dalam pemeuhan kebutuhn sehari-hari, dikarenakan petani yang

memiliki lahan luas biasanya tergolong pada masyarakat menenggah keatas,

sehingga kebanyakan petani memiliki uang tabungan atau lahan lain sebagai

pemenuhan kebutuhan setiap harinya. Sedangkan petani lahan sempit dengan lahan

yang dimilikinya mereka harus tetap bisa bertahan, sehingga petani lahan sempit

harus mencari pekerjan sambilan atau berhutang dahulu ketika panen tiba mereka

baru membayarnya.

Temuan mengenai praktik sosial Bourdieu jika dikaitkan dengan konsep Scott

menggenai etika subsistensi petani. Dimana petani dalam menunggu panen petani

harus tetap bertahan sehingga petani harus mencari pekerjaan lain non pertanian

guna tetap bisa bertahan selama menunggu panen tiba. Dalam mencari pekerjaan lain

petani juga membutuhan modal sosial guna memperoleh jaringan sosial agar mereka

memperoleh pekerjaan.

Pada teori Bourdieu jika berbicara modal, modal dibagi menjadi empat yaitu

modal simbolik, ekonomi, sosial,dan budaya. Pada konteks petani lahan sempit

dalam pemenuhan subsitensi petani cenderung menggunakan modal sosial yang guna

memperoleh jaringan dan kepercayaan kepada seseorang. Berbeda dengan petani

lahan luas yang sudah jelas mereka memiliki modal simbolik yaitu berupa kekuasann

Page 92: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

92

lahan dan modal ekonomi. Oleh sebab itu petani lahan luas tidak kesulitan dalam

pemenuhan subsisten.

Selain modal konsep etika subsitensi juga bisa kaitkan dengan perubahan

habitus yang dimilki petani. Perubahan sistem panen pendek menjadi panjang yang

menimbulkan perubahan perilaku bertani yang kemudian mengharuskan petani untuk

harus tetap bertahan selama menunggu panen yang panjang dengan mengguakan

etika subsistensi petani yaitu dengan mencari pekerjan lain.

Hubungan habitus dan modal yang dimiliki petani yang kemudian membentuk

stuktur baru dalam usaha tani sengon. Struktur yang suah terbentuk kemudian akan

mengalami pertarungan disebuah arena sehingga membentuk dominasi kekuasaan

yang dimiliki petani lahan luas. Dengan adanya dominasi petani lahan luas sehingga

perubahan komoditas sengon terus dilakukan. Ketika strategi kekuasaan dan

dominasi dikuasi oleh petani lahan luas maka petani lahan sempit akan terus

mengalami ketidakadilan, yaitu ditunjukan petani harus mengikuti perubahan

komoditas sengon dan harus melakukan tidak subsitensi dikarenakan adanya sistem

panen jangka pendek menjadi panjang.

Page 93: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

93

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan Praktik sosial alih usaha pertanian tebu ke sengon mula-mula dimulai dari petani

berlahan luas. Dimana petani berlahan luas tersebut didominasi modal simbolik dan

modal ekonomi. Selain itu adanya modal budaya yang banyak berperan. Modal

budaya ini diperoleh para petani kelas atas melalui kegiatan bersama forum

Perhutani. Atas dasar itulah, pengetahuan untuk bertani komoditas sengon dilihat

sebagai peluang yang menjanjikan dari pada bertani tebu. Alasan lain yang

mengikutinya adalah rantai pasar untuk hasil panen tebu agaknya mengalami pasang-

surut dalam hal kesepakatan harga.

Perubahan komoditas pertanian dari tanamann tebu menjadi sengon bukan

semata-mata tentang perhitungan modal dan ranah dalam prespektif Bourdieu.

Adapun penemuan penting dalam penelitian ini adalah adanya sruktur dominasi yang

dilakukan oleh petani lahan luas terhadap petani lahan sempit. Bentuk dominasi

tersebut yaitu petani lahan sempit harus terus mengikuti perubahan komoditas

sengon yang dilakukan oleh petani lahan luas.

Sebagaimana dijelaskan di atas tentang dominasi yang kemudian petani lahan

sempit mengalami ketidakadilan yaitu petani lahan sempit harus melakukan tindakan

subsitensi. Hal kedua adalah perubahan pola perilaku petani atau perubahan strkutur

dunia objektif mereka yang membentuk habitus. Perubahan itu berbentuk aktivitas

nyata untuk berangkat berladang setiap hari atau rutinitas pergi ke ladang kini

tergantikan dengan pekerjaan non formal lainnya. Adapun sebabnya adalah

perbandingan masa panen antara tebu dan sengon yang memiliki selisih waktu relatif

lama dan jangka tanam yang panjang.

Page 94: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

94

Untuk itu pemenuhan kebutuhan subsitensi petani yang berlahan sempit

dilakuakan dengan mencari alternatif pekerjaan lain seperti berdagang, beternak dan

menjadi buruh-buruh ke kota untuk tetap memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Alhasil kegiatan pertanian sengon di Desa Tlogorejo telah mengubah wajah desa

menjadi hutan sengon dan merubah karateristik masyarakat agraris menjadi

masyarakat urban yang agraris. Maksudnya adalah masyarakat yang memiliki lahan

pertanian berpotensi tetapi cara hidup masyarakatnya sepenuhnya digantungkan ke

dalam sektor-sektor non formal sebagaimana masyarakat urban pada umumnya.

5.2 Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diutarakan oleh peneliti,

maka peneliti merumuskan saran sebagai berikut:

6.2.1 Saran Praktis Proses perubahan komoditas pertanian tebu menjadi sengon bermula karena

adanya fluktuasi harga tebu dan biaya perawatan tebu yang mahal, yang

mengakibatkan petani beralih menjadi petani sengon. Dengan adanya perubahan

komoditas tebu menjadi sengon membuat perubahan perilaku petani dalam

kesehariannya. Dikarenakan adanya selisih waktu panen yang panjang membuat

petani lahan sempit tetap harus memenuhi kebutuhan subsisten mereka dengan

mencari pekerjaan lain. Dengan itu, harapan peneliti terhadap hasil peneltian ini

hendaknya masyarakat Desa Tlogorejo mengatur tata kelola kelembagaan petani

sebagai basis modal sosial menghadapi sistem panen panjang. Seperti pembentukan

kelompok pada pertanian tebu sehingga mempermudah petani lahan sempit dalam

pemenuhan kebutuhan subsisten selama menunggu masa panen tiba. Selain itu

pembentukan kelompok pada sistem pertanian sengon juga mempermudah proses

Page 95: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

95

pendistribusian hasil panen sengon, seperti yang sudah terbentuk kelompok petani

tebu.

6.2.2 Saran Toritis Penelitian ini memiliki sisi menarik yaitu pengambilan tema mengenai lahan

sempit, yang pada saat ini jarang peneliti sosial yang menyentuh mengenai pertanian

dan lahan sempit. Adanya kendala atau permasalah dalam peneltian yaitu

keterbatasan waktu peneliti. Keterbatasan pembahasan mengenai habitus petani dan

metode analisis yang dipergunakan, sehingga dibutuhkan perbaikan dan krtik

mengenai tulisan ini, baik mengenai teori maupun metode.

Penelitian lanjutan dapat dilakukan meneliti beberapa hal yang belum ditulis

mengenai tulisan ini, seperti ekologi masyarakat petani setelah melakukan perubahan

komoditas pertanian tebu mejadi sengon dengan menggunakan metode etnografi atau

fenomenologi maka akan mengetahui lebih dalam mengenai perubahan perilaku

petani. Selain itu peneliti selanjutnya bisa membahas mengenai piihan rasional

petani melakukan perubahan komoditas pertanian tebu menjadi sengon dengan

alasan meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan teori rational choice

Robert Colman. Namun jika peneliti selanjutnya tertarik melihat budaya agraris

masyarakat pedesaan dengan menggunakan prespektif Bourdieu maka dibutuhkan

metode lain agar lebih mengetahui budaya yang tebentuk dalam masyarakat

pedesaan melalui habitus petani. Dikarenakan dalam penelitian ini hanya

menggunakan metode deskriftif yang hanya menggambarkan secara umum

perubahan perilaku petani yang ada di Desa Tlogorejo.

Page 96: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

96

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Ruslam.2014.Metodologi Penelitian Kualitaif.Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media

Bungin, Burhan. 2003.Analisis Data Penelitian Kualtatif. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial. Sidoarjo: Airlangga University

Hakim,Abdul.2008.Dinamika Sosial Ekonomi Masyarakat Perdesaan.Malang:

Bayumedia

Haryatmoko.2016.Membongkar Rezim Kepastian.Yogyakarta: Kanisius

Maizier, Pipit.2009.(Habitus X Modal) + Ranah = Praktik.Yogyakarta: Jalasutra

Mardalis, 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara

Moleong, Lexy J.2000.Metodologi Penelitian Kualitaif.Bandung: Remaja

Rosdakaya

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2003 Teori Sosiologi Modern.Jakarta:

Prenada Grafindo Media

Ritzer Dan Goodman.2010. Teori Sosiologi Modern.Jakarta: Kencana Media Group

Ritzer, George.2012.Teori Sosiologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Scoot, James C.1989.Moral Ekonomi Petani.Jakarta: Lp3es

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantittif Kualiatifdan R&D. Bndung: Alfabeta

Jurnal

Adib, Mohammad.2012.Agen Dan Strukturedalam Pandangan Pierre Bourdieu

Page 97: New STRUKTUR DOMINASI PETANI LAHAN SEMPIT PADA …repository.ub.ac.id/176/1/Ambayu Sofya Yuana.pdf · 2020. 5. 29. · usaha tani tebu masih harus terus dikaji guna meyakinkan petani

97

Baskara, Dkk.2011.Penggaruhtranformasi Lahanpertanian Menjadi Perkebunan

Kelapa Sawit Terhadap Tingkat Kesejateraan Petani Di Kecamatan Babulu

Kabupaten Panajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur

Nuryanti, Sri.2003.Usahatani Tebu Pada Lahan Sawah Dan Tegalan Di

Yogyakarta Dan Jawa Tengah

Prasetya, Dwi.2015.Dampak Alih Fungsi Lahan Dari Sawah Ke Tambak Terhadap

Mata Pencaharian Masyarakat Desa

Yanutya, 2013. Analisis Pendapatan Petani Tebu Di Kecamatan Jepon Kabupaten

Blora

Internet

Anonim.2015.Anlisa Budidaya Sengon. Available at Jurnal/Artikel Tebu Dan

Sengon/Budidaya Sengon Analisa Usaha Budidaya Sengon. Diakses pada

tanggal 4 juni 2016

Hidayati, Fitri.2017 Teori Strukturalisme Genetik Pierre Bourdieu. . Available at

academia.edu/8264248/Teori_Strukturalisme_Genetik_PIERRE_BOURDIEU.

Hindi, Patta.2010.Makna Dibalik Dominasi Telaah Sosiologis Pemikiran Pierre

Bourdieu.

academia.edu/27827956/Makna_dibalik_Dominasi_Telaah_Sosiologis_Pemikiran_Pierre_B

ourdieu_1

Riadi, Fajar.2015.Skema Dana Talanga Mandek Saat Harga Gula Merugikan

Petani. Available at Jurnal/Artikel Tebu Dan Sengon/Tahun Suram Petani

Tebu - Pindai Fajar Riadi di akses pada tanggal 4 juni 2016

Situs Pemerintahan Kabupaten Malang. 2011. Available at

Http://Pagak.Malangkab.Go.Id