new skripsi gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di...

192
SKRIPSI GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DUSUN BAKALAN DESA WAYUT KEC. JIWAN KAB. MADIUN Oleh : KURNYADI ALFRIANUS PRATAMA NIM 201203019 PRODI KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

Upload: others

Post on 24-Oct-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SKRIPSI

    GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

    DI DUSUN BAKALAN DESA WAYUT

    KEC. JIWAN KAB. MADIUN

    Oleh :

    KURNYADI ALFRIANUS PRATAMA

    NIM 201203019

    PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

    STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

    2017

  • ii

    SKRIPSI

    GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

    DI DUSUN BAKALAN DESA WAYUT

    KEC. JIWAN KAB. MADIUN

    Diajukan untuk memenuhi

    Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

    Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

    Oleh :

    KURNYADI ALFRIANUS PRATAMA

    NIM 201203019

    PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

    STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

    2017

  • v

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

    Yang bertanda jtangan dibawah ini :

    Nama : KURNYADI ALFRIANUS PRATAMA

    NIM : 201203019

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan

    di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar

    (ahli madya/ sarjan)di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya.

    Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/

    tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.

    Madiun, Agustus 2017

    KURNYADI ALFRIANUS PRATAMA

    NIM 201203019

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

    rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

    ”GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DUSUN

    BAKALAN DESA WAYUT KECAMATAN JIWAN KABUPATEN MADIUN”

    ini dengan baik.

    Skripsi ini disusun dengan maksud dan tujuan sebagai salah satu

    persyaratan dalam menempuh ujian akhir program di Program Studi Kesehatan

    Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

    Atas terselesainya Skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Zaenal Abidin, S. KM,., M. Kes (Epid,) selaku Ketua STIKES Bhakti Husada

    Mulia Madiun yang telah memberikan kesempatan untuk penyusunan Skripsi

    ini

    2. Avicena Sakufa Marsanti, M.Kes selaku Kaprodi Kesehatan Masyarakat

    STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah memberikan kesempatan

    untuk penyusunan Skripsi ini

    3. Heni Eka Puji Lestari, SST,M.Kes selaku Ketua Dewan Penguji yang telah

    memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini

    4. Riska Ratnawati, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Pertama yang telah

    memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini

    5. Lucia Ani Kristanti,SSi.T, M.Kes yang telah selaku Pembimbing Kedua yang

    telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini

  • vii

    6. Keluarga dan Sahabat yang telah memberikan dukungan, semangat, dan do’a

    sehingga Skripsi dapat terselesaikan

    7. Atik Prihatin Widiastuti dan Tatik Prasetyowati yang sudah berpartisipasi

    dalam penyelesaian Skripsi

    8. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan selama

    menyelesaikan laporan Skripsi ini.

    Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

    kesempurnaan Skripsi ini dan berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    semua pihak yang membutuhkan.

    Madiun, Agustus 2017

    Penulis

  • viii

    ABSTRAK

    Kurnyadi Alfrianus Pratama

    GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DUSUN

    BAKALAN DESA WAYUT KEC. JIWAN KAB. MADIUN

    58 halaman + 14 tabel + 2 gambar + 7 Lampiran

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang

    dilakukan berdasarkan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang

    menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dalam bidang

    kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan pribadi dan keluarga.

    Penerapan PHBS di Rumah Tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota

    rumah tangga.

    Jenis penelitian adalah metode deskriptif. Populasi adalah semua keluarga

    di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan sebanyak 282 KK, dengan besar

    sampel 166 KK. Metode yang digunakan adalah Quota Sampling:yaitu anggota

    populasi manapun yang penting jumlah quotum dapat dipenuhi. Kriteria sampel

    penelitian ini adalah keluarga dengan anak sekolah, keluarga dengan ibu hamil

    dan keluarga dengan ibu nifas.

    Hasil penelitian diperoleh 30 KK (18,1%) dengan rumah tangga ber-PHBS

    dan tidak ber-PHBS 136 KK (81,9%), pertolongan persalinan seluruhnya oleh

    tenaga kesehatan 100%, memberikan ASI eksklusif 42,7 %, tidak ASI eksklusif

    57,3%, penimbangan bayi dan balita rutin 90,6% dan tidak penimbangan rutin

    9,4%, melakukan cuci tangan dengan air dan sabun 28,3 %, tidak melakukan cuci

    tangan dengan air dan sabun 71,7 %, seluruhnya menggunakan air bersih 100%,

    menggunakan jamban sehat 91 %, tidak menggunakan jamban sehat 9 %, rumah

    bebas jentik 100 %, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari 54.2 % dan tidak

    mengkonsumsi buah dan sayur 45,8%, seluruhnya melakukan aktivitas fisik setiap

    hari 100%, tidak merokok dalam rumah sebanyak 59,6 %, dan yang merokok

    dalam rumah sebanyak 40,4%.

    Tenaga kesehatan diharapkan senantiasa meningkatkan pelayanan

    kesehatan masyarakat terutama mengenai kegiatan PHBS dan keluarga

    diharapkan senantiasa menambah pengetahuan sehingga mampu melaksanakan

    PHBS sehari- hari

    Kata kunci : keluarga, perilaku hidup bersih dan sehat, rumah tangga

  • ix

    ABSTRACT

    Kurnyadi Alfrianus Pratama

    DESCRIPTION OF CLEAN AND HEALTHY BEHAVIOR IN COUNTRY

    VILLAGE WAYUT SUB DISTRICT JIWAN DISTRICT MADIUN

    58 pages + 14 tables + 2 pictures + 7 Attachments

    Clean and Healthy Behavior is a set of behaviors that are based on

    awareness as a result of learning that makes a person or family in the field of

    health can help themselves and realize personal and family health by playing an

    active role. Implementation of clean and healthy living behavior in the household

    is the responsibility of every member of the household.

    In this research use research type with descriptive research method. In

    this study with the population are all families in Bakalan Village Wayut Village

    Jiwan District as many as 282 families, with a large sample of 166 families. In

    this research using Quota Sampling method. Quota sampling is a method whereby

    any member of the population can be included as an important polpulation of the

    number of quotas can be met. Sample criteria in this study are families with

    school children, families with pregnant women and families with postpartum

    mothers.

    The result of this research is 30 family leaders (18,1%) with households

    that have clean and healthy life behavior and do not have clean and healthy life

    behavior as much as 136 family leaders (81,9%), delivery aid is done by 100% , A

    family that exclusively breastfeeding as much as 42.7%, excluding breast milk

    exclusively by 57.3%, weighing infants and children less than five years regularly

    is 90.6% and those who do not weighing regularly as much as 9.4%, respondents

    who wash hands with water and soap as much as 28,3%, and that do not do

    handwashing with soap and water 71,7%, in this research all respondents use

    clean water 100 %, Respondents who use healthy latrine as much 91% and who

    do not use healthy latrine as much as 9%, result of this research got 100% free

    house larvae, result of research Ian about consuming fruits and vegetables every

    day as much as 54.2% and who do not consume fruits and vegetables as much as

    45.8%, the results of research on physical activity every day as much as 100%,

    who do not smoke in the house as much as 59.6% Smoking in the home as much

    as 40.4%.

    It is expected that the health personnel will always improve the health

    service to the community, especially about the activities of clean and healthy life

    and is expected to the family to always increase their knowledge so as to be able

    to carry out the activities of clean and healthy life in everyday

    Keywords: family, clean and healthy life behavior, household

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ……………………………………………………...

    SAMPUL DALAM………………………..……………………………… i

    LEMBAR PERSETUJUAN…………………………….…....…………… ii

    LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………. iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ………………... iv

    KATA PENGANTAR ………………………..……………….………… v

    ABSTRAK ………………………………………………………………... viii

    ABSTRACK ……………………………………………………………… ix

    DAFTAR ISI .……………………………………………………..……… x

    DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xv

    DAFTAR SINGKATAN.............................................................................. xvi

    BAB I PENDAHULUAN .………..………………………............……… 1

    1.1. Latar Belakang………………………………...…………...…….. 1

    1.2. Rumusan Masalah ….…………………………….............…… 6

    1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………....……… 6

    1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………..………… 7

    1.5. Keaslian Penelitian ………………………………………………. 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..………………………….…….….….. 11

    2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ..................................... 11

  • xi

    2.2 Tujuan PHBS Bagi Rumah Tangga ............................................... 12

    2.3 Sasaran PHBS Bagi Rumah Tangga.............................................. 13

    2.4 Manfaat PHBS Bagi Rumah Tangga ………………….............. 13

    2.5 Peran anggota rumah tangga dalam ber-PHBS ….………………. 14

    2.6 Indikator PHBS di Rumah Tangga ………………….…………… 14

    BAB III KERANGKA KONSEPTUAL …………………………………. 24

    BAB IV METODE PENELITIAN ……………………………………….. 26

    4.1 Desain Penelitian ..…………………………………………….. 26

    4.2 Populasi dan Sampel …………………………………………….. 26

    4.3 Teknik Sampling ………………………………………………… 27

    4.4 Kerangka Kerja Penelitian …………………………….………… 28

    4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……..……………. 29

    4.6 Instrumen Penelitian ………………………….…….…………… 33

    4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………... 33

    4.8 Prosedur Pengumpulan Data ……………………………………... 33

    4.9 Teknik Analisis Data ……………………………………...……… 33

    4.10 Etika Penelitian …………………………………………………. 34

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 38

    5.1 Gambaran Lokasi Penelitian …………………………………….. 38

    5.2 Hasil Penelitian …………………………………………………... 39

    5.3 Pembahasan ……………………………………………………… 45

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………………..……………….. 55

    6.1 Kesimpulan ………………………………………………………. 55

  • xii

    6.2 Saran ……………………………………………………………... 56

    DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 57

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 4.1 Definisi Operasional............................................................ 31

    Tabel 4.2 Pemberian Kode ................................................................... 35

    Tabel 4.3 Tabulasi …………………………………………………… 36

    Tabel 5.1 Gambaran Rumah Tangga Dengan Perilaku Hidup Bersih

    dan Sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan

    Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017………………....…..

    39

    Tabel 5.2 Gambaran Perilaku Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga

    Kesehatan di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan

    Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017………………....…..

    40

    Tabel 5.3 Gambaran Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada

    Masyarakat Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan

    Kabupaten Madiun Tahun 2017 ……………………….…..

    40

    Tabel 5.4 Gambaran Perilaku Penimbangan Bayi Dan Balita Di

    Posyandu Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan

    Kabupaten Madiun Tahun 2017 ………………………...…

    41

    Tabel 5.5 Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Mencuci Tangan

    Dengan Air Dan Sabun di Dusun Bakalan Desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017 ………

    41

  • xiv

    Tabel 5.6 Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penggunaan Air

    Bersih di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan

    Kabupaten Madiun Tahun 2017 …………..……………….

    42

    Tabel 5.7 Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penggunaan

    Jamban Sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan

    Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017 …………………...

    42

    Tabel 5.8 Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Rumah Bebas

    Jentik di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan

    Kabupaten Madiun Tahun 2017 …………………………...

    43

    Tabel 5.9 Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Mengkonsumsi Buah

    Dan Sayur Setiap Hari di Dusun Bakalan Desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017 ………..

    43

    Tabel 5.10 Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Melakukan Aktivitas

    Fisik Setiap Hari Di Dusun Bakalan Desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017 ………..

    44

    Tabel 5.11 Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Tidak Merokok

    Dalam Rumah di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan

    Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017 ……………………

    44

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Gambaran Perilaku Hidup

    Bersih dan Sehat …………………………………………

    24

    Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ................................................... 29

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

    Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

    Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Subyek Penelitian

    Lampiran 4 : Lembar Kuesioner

    Lampiran 5 : Hasil Rekapitulasi Data

    Lampiran 6 : Data Rekapitulasi PHBS

    Lampiran 7 : Data Rumah Tangga PHBS

  • xvii

    DAFTAR SINGKATAN

    ASI : Air Susu Ibu

    BAB : Buang Air Besar

    DBD : Demam Berdarah Dengue

    PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk

    PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

    Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

    STIKES : Sekolah Tinggi Kesehatan

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang

    dilakukan berdasarkan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang

    menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dalam bidang

    kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan pribadi dan keluarga.

    Adapun sasaran dari program PHBS tersebut mencakup lima tatanan, yaitu:

    tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan sarana

    kesehatan. Penerapan PHBS di Rumah Tangga merupakan tanggung jawab setiap

    anggota rumah tangga, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten/

    Kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah

    tangga agar dapat dijalankan secara efektif. Sasaran PHBS tatanan rumah tangga

    adalah seluruh anggota keluarga yaitu: pasangan usia subur, ibu hamil dan atau

    ibu menyusui, anak dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak (Maryunani,

    2013).

    Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 proporsi rumah

    tangga yang memenuhi kriteria PHBS sebesar 32,3%. Hasil Riskesdas (2013)

    menyatakan proporsi rumah tangga melakukan PHBS menurut 10 indikator

    adalah sebagai berikut : 1) pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 87,6%,

    2)sumber air bersih baik 82,2%, 3)BAB di jamban 81,9%, 4)tidak merokok di

    dalam rumah 78,8%, 5)perilaku cegah jentik 77,4%, 6)menimbang balita 68%,

  • 2

    7)aktifitas fisik setiap hari 52,8%, 8)cuci tangan dengan benar 47,2%,

    9)pemberian ASI eksklusif 38%, 10)konsumsi sayur dan buah setiap hari 10,7%.

    Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Madiun (2013), Kabupaten Madiun

    telah melakukan pengkajian PHBS pada 40.290 (19,82%) rumah tangga dan

    18.555 rumah tangga (46,05%) diantaranya sudah ber-PHBS. Sedangkan

    pencapaian di Puskesmas Klagenserut didapatkan jumlah rumah tangga 7933,

    rumah tangga yang dipantau 1384 (17,45%) dan pencapaian rumah tangga ber-

    PHBS sebesar 789 (57,01%).

    Hasil survey PHBS yang dilakukan kader posyandu pada bulan Januari

    2016 terhadap 25 KK di dusun Bakalan desa Wayut didapatkan hasil 100%

    persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan ibu hamil sudah merencanakan

    persalinan di tenaga kesehatan, 43% pemberian ASI ekslusif, 100% penimbangan

    bayi dan balita , 100% pemberantasan jentik nyamuk (PSN), 100% penggunaan

    jamban sehat , 100% ketersediaan air bersih, 83,2 % belum cuci tangan dengan

    benar (memakai sabun), 8% konsumsi aneka ragam makanan, 56% sudah

    melakukan aktifitas fisik setiap hari, 12% mempunyai kebiasaan tidak merokok

    dalam rumah

    Dampak dari keluarga yang tidak melakukan PHBS sangat banyak,

    masalah ini berasal dari perilaku yang tidak sehat dan lingkungan yang tidak

    sehat. Masalah yang muncul diantaranya adalah penyakit diare akibat tidak biasa

    cuci tangan pakai sabun, tidak menggunakan jamban sehat dan ketersediaan air

    bersih tidak ada, penyakit infeksi paru karena kebiasaan merokok, penderita

    demam berdarah karena dipicu oleh banyaknya jentik yang berkembang. Selain

  • 3

    itu adanya masalah gizi pada anak yang diakibatkan oleh karena anak tidak

    diberikan ASI esklusif, anak tidak diberikan makanan yang beraneka ragam dan

    anak tidak ditimbang teratur sehingga anak tidak diketahui status gizinya

    (Maryunani, 2013).

    Hasil studi pendahuluan pada bulan Januari 2016 di RT 4 Dusun Bakalan

    desa Wayut terdapat 1 (satu) kasus demam berdarah. Hasil pemeriksaan jentik

    secara acak pada 10 rumah dengan radius 100 meter di sekitar rumah penderita

    didapatkan 6 (60%) rumah dengan hasil pemeriksaan jentik positif (+) dan 4

    (40%) rumah dengan pemeriksaan jentik negatif (-). Hasil penimbangan pada

    kegiatan posyandu balita Bakalan pada bulan Januari 2016 didapatkan ada 2 balita

    dengan status gizi kurang dan ada 4 balita yang bulan lalu tidak datang timbang

    sehingga tidak dapat ditentukan status gizinya .

    Permasalahan dalam penanggulangan DBD di Jawa Timur antara lain

    dengan memutus rantai penularan, pengendalian vektor agar nyamuk Aedes

    Aegypti tidak dapat berkembang biak lagi. Vektor DBD sebenarnya mudah

    dikendalikan karena sarang-sarangnya terbatas di tempat yang berisi air bersih dan

    jarak terbangnya maksimum 100 meter. Tetapi karena vektor tersebar luas maka

    untuk pengendaliannya diperlukan total coverage (meliputi seluruh wilayah) agar

    nyamuk tidak dapat berkembang biak lagi. Untuk itu sangat memerlukan

    partisipasi seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam Pemberantasan Sarang

    Nyamuk (PSN) DBD (Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2012).

    Setiap ibu hamil menghadapi resiko terjadi kematian, salah satu upaya

    untuk menurunkan angka kematian adalah meningkatkan status kesehatan ibu

  • 4

    hamil sampai bersalin melalui pelayanan ibu hamil sampai nifas. Proses

    persalinan dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah kegawatdaruratan

    persalinan sehingga sangat diharapkan persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan.

    (Riskesdas, 2013)

    Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi kurang ataupun gizi buruk

    pada anak dengan berPHBS antara lain adalah 1)memberikan ASI eksklusif

    2) anak diberikan makanan yang bervariasi dan seimbang 3) rajin menimbang dan

    mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu (Riskesdas 2013)

    Menurut Maryunani (2013), manfaat rumah bebas jentik kemungkinan

    terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue

    (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki gajah. Agar rumah menjadi bebas jentik

    maka perlu dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M

    Plus (menguras, menutup, mengubur dan menghindari gigitan nyamuk).

    Menurut Kusnoputranto (2010) fungsi jamban dari aspek kesehatan

    lingkungan antara lain dapat mencegah berkembangnya berbagai penyakit yang

    disebabkan oleh kotoran manusia. Sementara dampak serius membuang kotoran

    di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara karena

    menimbulkan bau. Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik berdampak

    mengkawatirkan terutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga

    maupun keperluan komersial. Menurut Maryunani (2013), alasan menggunakan

    air bersih adalah terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri,

    typus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.

  • 5

    Menurut Maryunani (2013), manfaat mencuci tangan yaitu membunuh

    kuman penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit seperti diare,

    kolera disentri, typus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut

    (ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

    Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari

    Menurut Maryunani (2013) sayur dan buah-buahan merupakan sumber

    makanan yang mengandung gizi lengkap dan sehat. Kandungan beta karoten

    pada sayuran pada sayuran membantu memperlambat proses penuaan dini,

    mencegah risiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan

    menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus.

    Menurut Maryunani (2013), aktifitas fisik adalah melakukan

    pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat

    penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas

    hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.

    Menurut Anonim (2014) menyatakan cara yang paling penting untuk

    melakukan pencegahan terhadap kanker paru-paru adalah menghindari asap

    rokok. Seseorang yang bukan perokok bukan berarti akan terhindar dari kanker

    paru-paru, dengan menghirup asap asap rokok dari perokok lainnya dapat

    menambah resiko terkena kanker paru-paru.

    Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian mengenai gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di

    Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun.

  • 6

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah : “Bagaimanakah

    gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun?”

    1.3. Tujuan Penelitian

    1.3.1. Tujuan Umum

    Diketahuinya gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun

    Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun.

    1.3.2. Tujuan Khusus

    1) Mengidentifikasi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di

    Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    2) Mengidentifikasi pemberian ASI ekslusif di Dusun Bakalan Desa

    Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    3) Mengidentifikasi penimbangan bayi dan balita di Dusun Bakalan Desa

    Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    4) Mengidentifikasi pemberantasan jentik nyamuk di Dusun Bakalan

    Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    5) Mengidentifikasi pengguanaan jamban sehat di Dusun Bakalan Desa

    Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    6) Mengidentifikasi ketersediaan air bersih di Dusun Bakalan Desa

    Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    7) Mengidentifikasi cuci tangan dnegan air dan sabun di Dusun Bakalan

    Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

  • 7

    8) Mengidentifikasi konsumsi aneka ragam makanan di Dusun Bakalan

    Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    9) Mengidentifikasi aktifitas fisik setiap hari di Dusun Bakalan Desa

    Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    10) Mengidentifikasi tidak merokok dalam rumah di Dusun Bakalan Desa

    Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    1.4. Manfaat Penelitian

    1.4.1. Manfaat Teoritis

    Dengan diketahuinya gambaran perilaku hidup bersih dan sehat tatanan

    rumah tangga diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

    sehingga dapat mengatisipasi masalah kesehatan akibat tidak melakukan

    PHBS tatanan rumah tangga

    1.4.2. Manfaat Praktis

    1) Bagi tenaga kesehatan

    Meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat terutama

    mengenai kegiatan PHBS dan masalah kesehatan yang terjadi akibat

    tidak ber-PHBS

    2) Bagi keluarga

    Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan keluarga

    tentang PHBS dan mampu melaksanakan PHBS sehari- hari

    3) Bagi Peneliti

    Hasil penelitian dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya

    tentang PHBS

  • 8

    4) Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

    menambah referensi yang sudah ada.

    1.5 Keaslian Penelitian

    Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2015) yang berjudul

    “Perilaku Hidup Bersih Sehat Tatanan Rumah Tangga Pada Masyarakat

    Using (Studi Kualitatif di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten

    Banyuwangi)” merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

    Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

    untuk meningkatkan kegunaan informasi yang diperoleh dari responden atau

    informan yang sedikit. Terdapat 3 informan dalam penelitian ini yaitu

    informan kunci (Kepala desa Kemiren), informan utama (warga desa

    Kemiren) dan informan tambahan (kepala adat, kepala dusun,dan sekretaris

    desa Kemiren).

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, antara

    lain wawancara mendalam (indepth interview), dokumentasi, dan observasi.

    Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode metode thematic

    content analysis (analisis isi berdasarkan tema).Teknik keabsahan data dalam

    penelitian ini adalah teknik triangulasi dengan sumber Sumber yang

    digunakan untuk triangulasi dalam penelitian ini yaitu informan utama dan

    informan tambahan Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indepth

    interview) dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa 6 informan

    utama masih melakukan BAB di sungai karena kebiasaan dan tidak memiliki

  • 9

    jamban pribadi. Delapan informan menggunakan air yang bersumber dari

    mata air di Kampunganyar. Masyarakat membuang sampah dengan cara

    dikumpulkan terlebih dahulu di masing-masing rumah, kemudian dibuang di

    tepi sungai selanjutnya dibakar. Masyarakat tidak melakukan pemisahan

    sampah terlebih dahulu karena di desa Kemiren masih belum ada fasilitas

    gerobak sampah dan petugas kebersihan.Di desa Kemiren terdapat tradisi

    Rabo wekasan sebagai rasa syukur atas berkah air yang melimpah, selain itu

    terdapat tradisi mengubur pakaian bekas. Kepala desa mewajibkan setiap

    rumah harus memiliki jamban keluarga agar masyarakat yang belum memiliki

    jamban segera membangun jamban, mengurangi kebiasaan masyarakat untuk

    BAB di sungai, dan menambah pendapatan ekonomi masyarakat. Rumah

    yang memiliki jamban dan kamar mandi yang bersih dapat dijadikan sebagai

    home staybagi tamu yang akan bermalam di desa adat Using ini. Ibu kades

    yang tergabung dalam tim penggerak PKK sudah melakukan penyuluhan

    mengenai daur ulang sampah dan bank sampah walaupun respon yang

    diharapkan belum sesuai.

    Penelitian oleh Budiman (2012) yang berjudul “Perilaku Hidup

    Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Kelurahan Utama

    Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi “ menyatakan pusat promosi

    kesehatan sejak tahun 2005 telah melakukan perubahan mind set dalam

    pengembangan programnnya baik dipusat dan daerah yang dituangkan dalam

    kegiatan setiap tahun. Target pencapaian PHBS pada tahun 2010 adalah 65%.

    Hasil penilaian PHBS Tatanan di Rumah Tangga tahun 2010 Kota Cimahi

  • 10

    adalah status rumat tangga sehat 38,70% dan status rumah tangga tidak sehat

    61,30% masih dibawah sasaran pembangunan promosi kesehatan nasional. di

    wilayah Kota Cimahi ternyata angka yang paling tinggi tidak sehat PHBS

    tatanan rumah tangga berada di Kelurahan Utama. Tujuan penelitian ini

    adalah melakukan kajian PHBS tatanan rumah tangga di Kelurahan Utama

    Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.

    Rancangan penelitian ini adalah studi cross sectional (potong lintang)

    dimana variabel independen dan dependent dikumpulkan secara bersamaan.

    Populasi penelitian ini adalah seluruh seluruh kepala keluarga di Kelurahan

    Utama dengan jumlah 8144 orang. Besar sampel dengan derajat presisi 10%

    adalah 99 Orang (Kepala Keluarga). Teknik pengambilan sampel secara

    random sampling. Analisi data univariat menggunakan proporsi dan bivariat

    menggunakan uji kai kuadrat dengan batas kemaknaan pada alfa 5%.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar secara univariat

    berada dalam keadaan trend baik dan PHBS sebagian besar baik yaitu 57

    orang (57,6%). Analisis bivariat menunjukan bahwa pengetahuan,sikap,

    sumber informasi, dan fasilitas keluarga, dukungan dan sikap petugas

    kesehatan ada hubungan yang signifikan dengan PHBS (p-value < 0,05).

    Perbedaan dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Pratiwi (2015)

    dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah populasi. Populasi pada

    penelitian sekarang adalah semua keluarga sebanyak 282 KK. Variabel yang

    digunakan pada penelitian sekarang adalah 10 indikator PHBS

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan

    perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

    pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong

    diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan

    kesehatan masyarakat (Maryunani, 2013)

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk

    memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi

    perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan

    komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk

    meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan

    pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan

    masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu

    masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan

    masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam

    rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan (Maryunani,

    2013)

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan

    perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari

    pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di

  • 12

    bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

    masyarakatnya (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009).

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan cerminan

    pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga

    kesehatan seluruh seluruh anggota keluarga. Semua perilaku kesehatan

    yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga

    dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan

    aktif dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

    masyarakat merupakan pengertian lain dari PHBS (Rahmawati dan

    Proverawati, 2012).

    Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan

    melalui pendekatan tatanan. Ada lima tatanan PHBS yakni:

    1. tatanan rumah tangga

    2. tatanan pendidikan (sekolah)

    3. tempat-tempat umum

    4. tempat kerja

    5. institusi kesehatan (Rahmawati dan Proverawati, 2012).

    PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan

    anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan

    perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan

    masyarakat (Maryunani,2013)

    2.2 Tujuan PHBS Bagi Rumah Tangga

    Menurut Maryunani (2013), tujuan PHBS bagi rumah tangga yaitu :

  • 13

    a. Untuk meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas kesehatan,

    petugas lintas sektor, media masaa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh

    masyarakat, tim penggerak PKK dan dunia usaha dalam pembinaan

    PHBS di rumah tangga

    b. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk mendalami gerakan

    kesehatan di masyarakat melaksanakan PHBS berperan aktif dlalam

    gerakan kesehatan di masyarakat

    2.3 Sasaran PHBS Bagi Rumah Tangga

    Menurut Maryunani (2013), sasaran PHBS bagi rumah tangga

    adalah seluruh anggota keluarga yaitu :

    a. Pasangan usia subur

    b. Ibu hamil dan ibu menyusui

    c. Anak dan remaja

    d. Usia lanjut

    e. Pengasuh anak

    2.4 Manfaat PHBS Bagi Rumah Tangga

    Menurut Maryunani (2013), manfaat PHBS bagi rumah tangga yaitu :

    a. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah

    sakit.

    b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

    c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan

    meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga, maka biaya yang

    tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya

  • 14

    investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan

    modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

    2.5 Peran anggota rumah tangga dalam ber-PHBS

    Menurut Maryunani (2013) peran anggota keluarga dalam PHBS di rumah

    tangga adalah :

    a. Menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari

    b. Mengajak anggota keluarga lain untuk ber PHBS melalui kelompok

    dasawisma

    c. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakatterkait PHBS

    d. Menjadi kader untuk memberdayakan anggota rumah tangga di

    masyarakat dan bekerjasama tim di tingkat desa melalui penyuluhan

    2.6 Indikator PHBS di Rumah Tangga

    Menurut Maryunani (2013) ada 10 indikator PHBS rumah tangga adalah

    sebagai berikut :

    1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

    2. Memberi bayi ASI eksklusif

    3. Menimbang bayi dan balita

    4. Memberantas jentik nyamuk

    5. Menggunakan jamban sehat

    6. Menggunakan air bersih

    7. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

    8. Makan buah dan sayur setiap hari

    9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari

  • 15

    10. Tidak merokok di dalam rumah

    Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator

    PHBS di dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :

    a. Tujuh Indikator PHBS di Rumah Tangga :

    1) Persalinan oleh tenaga kesehatan

    2) Pemberian ASI Eksklusif

    3) Penimbangan balita

    4) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun

    5) Menggunakan air bersih

    6) Menggunakan jamban sehat

    7) Rumah Bebas Jentik

    b. Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat

    1) Tidak merokok di dalam rumah

    2) Melakukan aktifitas fisik setiap hari

    3) Makan buah dan sayur setiap hari (Maryunani, 2013)

    Indikator adalah petunjuk yang membatasi fokus perhatian suatu

    penilaian. Menurut Maryunani (2013) ada 10 indikator yang dipakai

    sebagai ukuran untuk menilai PHBS rumah tangga yaitu :

    1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

    Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan adalah

    persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter dan

    tenaga para medis lainnya). Alasan mengapa setiap persalinan harus

  • 16

    di tolong oleh tenaga kesehatan menurut Maryunani (2013), setiap

    persalinan harus di tolong oleh tenaga kesehatan, karena :

    a. Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam

    membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih

    terjamin.

    b. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera di tolong

    atau di rujuk ke puskesmas atau rumah sakit.

    c. Persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan menggunakan

    peralatan yang aman, bersih dan steril sehinnga mencegah

    terjadinya infeksi dan bahaa kesehatan lainnya

    2. ASI ekslusif

    ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa

    memberikan tambahan makanan atau minuman lain. (Maryunani,2013)

    Menurut Maryunani (2013), keunggulan ASI yang perlu diketahui oleh setiap

    ibu dan keluarga yaitu :

    a. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan

    dan perkembangan fisik serta kecedasan.

    b. Mengandung zat kekebalan.

    c. Melindungi bayi dari alergi.

    d. Aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan

    kepada bayi dalam keadaan segar.

    e. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat

    diberikan kapan saja dan dimana saja.

  • 17

    f. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan, dan

    pernapasan bayi.

    3. Menimbang balita setiap bulan

    Menurut Maryunani (2013) menimbang bayi dan balita adalah

    menimbang setiap bulan dan mencatat berat badan dalam Kartu Menuju

    Sehat (KMS)

    Menurut Maryunani (2013), manfaat penimbangan balita setiap

    bulan antara lain adalah :

    a. Mengetahui apakah balita tumbuh sehat

    b. Mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita

    c. Mengetahui balita sakit (demam / batuk / diare)

    Menurut Maryunani (2013), tanda-tanda balita kurang gizi yaitu :

    a) Berat badan tidak naik selam a 3 bulan berturut-turut,

    badannya kurus.

    b) Mudah sakit.

    c) Tampak lesu dan lemas.

    d) Mudah menangis dan rewel.

    3) Tiga macam gizi buruk pada balita

    Menurut Maryunani (2013), 3 macam gizi buruk pada balita yaitu :

    a) Kwashiorkor.

    b) Marasmus.

    c) Marasmus-Kwashiorkor.

  • 18

    4. Menggunakan air bersih

    Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk

    minum, memasak mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat

    dapur, mencuci pakaian dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit

    atau terhindar sakit. (Maryunani, 2013)

    Menurut Maryunani (2013), alasan menggunakan air bersih adalah :

    a) Terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus,

    kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.

    b) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihannya.

    5. Mencuci Tangan dengan air bersih dan sabun

    Menurut Maryunani (2013), manfaat mencuci tangan yaitu :

    a) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.

    b) Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera disentri, typus,

    kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), flu

    burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

    c) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

    6. Menggunakan jamban sehat

    Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan

    kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk

    dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan

    kotoran dan air untuk membersihkannya. Menurut Maryunani (2013), jenis-

    jenis jamban yang digunakan :

  • 19

    a) Jamban cemplung

    Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang

    berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan

    kotoran kedasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada

    penutup agar tidak berbau.

    b) Jamban tangki septik/leher angsa

    Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya

    berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses

    penguraian / dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan

    resapan.

    Menurut Maryunani (2013), alasan mengapa harus menggunakan jamban

    adalah :

    a) Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.

    b) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.

    c) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi

    penular penyakit.

    7. Memberantas jentik di rumah

    Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan

    pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.

    Pemberantasan jentik bermaksud untuk membebaskan rumah dari jentik-

    jentik yang dapat yang dapat mengganggu kesehatan. Pemeriksaan jentik

    dilakukan secara berkala (PJB). Pemeriksaan jentik berkala adalah

    pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat

  • 20

    penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas

    bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot

    kembang, ketiak daun, lubang pohon pagar bambu, dan lain-lain yang

    dilakukan secara teratur, sekali dalam seminggu (Maryunani, 2013).

    Agar rumah menjadi bebas jentik maka perlu dilakukan

    Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus (menguras,

    menutup, mengubur dan menghindari gigitan nyamuk). PSN merupakan

    kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk penular berbagai

    penyakit seperti demam berdarah dengue, chikungunya , malaria, filariasis

    (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangannya. Gerakan 3M Plus adalah

    tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu :

    a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak

    mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum

    burung.

    b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak

    kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air

    hujan.

    c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat

    menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang

    dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek dll).

    Menurut Maryunani (2013), manfaat rumah bebas jentik yaitu :

    a) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit

    dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.

  • 21

    b) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti

    Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki

    gajah.

    c) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.

    8 Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari

    Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang

    mengandung gizi lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan

    sumber kaya karoten (provitamin A). Semakin tua warna hijaunya, maka

    semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta karoten pada

    sayuran pada sayuran membantu memperlambat proses penuaan dini,

    mencegah risiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan

    menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus. Sayuran

    yang berwarna hijau tua diantaranya adalah kangkung, daun singkong, daun

    katuk, daun pepaya, genjer dan daun kelor. Di dalam sayuran dan buah juga

    terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan dalam sayur

    dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas

    dan mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun

    (Maryunani, 2013).

    Orang yang diharapkan makan sayur dan buah adalah setiap anggota

    rumah tangga diharapkan mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi

    sayuran atau sebaliknya setiap hari (Maryunani, 2013).

  • 22

    9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari

    Menurut Maryunani (2013), aktifitas fisik adalah melakukan

    pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang

    sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan

    mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.

    Aktivitas dilakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit, jika

    belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan

    ditingkatkan secara bertahap. Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2

    jam sesudah makan. Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan

    peregangan. Lakukan gerakan ringan dan perlahan ditingkatkan sampai

    sedang. Jika sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut, lakukan secara rutin

    paling sedikit 30 menit setiap hari

    10. Tidak merokok

    Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok

    ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan

    dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling

    berbahaya adalah nikotin, tar dan carbon monoksida (CO) ( Maryunani,

    2013).

    Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin

    dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang

    yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-

    coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau

    tidak dihisap masuk ke dalam paru-paru. Perokok pasif adalah orang yang

  • 23

    bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada

    dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok. Rumah

    merupakan tempat berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif

    harus berani menyuarakan haknya tidak menghirup asap rokok

    (Maryunanii, 2013).

    Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan

    dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok

    pun sudah diketahui dengan jelas. Merokok baik secara aktif maupun secara

    pasif membahayakan tubuh, seperti :

    a) Menyebabkan kerontokan rambut

    b) Gangguan pada mata, seperti katarak.

    c) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok.

    d) Menyebabkan sakit paru-paru kronis.

    e) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.

    f) Menyebakan stroke dan serangan jantung.

    g) Tulang lebih mudah patah.

    h) Menyebabkan kanker kulit.

    i) Menyebabkan kemandulan dan impotensi.

    j) Menyebabkan kanker rahim dan keguguran pada ibu hamil.

  • 24

    BAB III

    KERANGKA KONSEPTUAL

    Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep

    yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan

    (Notoatmodjo, 2010).

    Kerangka konsep penelitian disajikan pada Gambar 3.1 sebagai berikut :

    Keterangan: :diteliti

    : berhubungan

    Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Gambaran Perilaku Hidup Bersih

    dan Sehat

    Uraian dari kerangka konseptual di atas menurut Maryunani (2013) PHBS

    rumah tangga dengan 10 indikator yaitu 1) persalinan oleh tenaga kesehatan, 2)

    member bayi ASI eksklusif, 3) menimbang bayi dan balita, 4) memberantas jentik

    nyamuk, 5) menggunakan jamban sehat, 6) menggunakan air bersih, 7) mencuci

    PHBS

    rumah

    tangga

    1. Persalinan oleh tenaga kesehatan.

    2. Memberi bayi ASI eksklusif

    3. Menimbang bayi dan balita

    4. Memberantas jentik nyamuk

    5. Menggunakan jamban sehat

    6. Menggunakan air bersih

    7. Mencuci tangan

    8. Makan buah dan sayur setiap hari

    9. Melakukan aktifitas fisik

    10. Tidak merokok di dalam rumah

    Baik

    Kurang

  • 25

    tangan, 8) makan buah dan sayur setiap hari, 9 )melakukan aktifitas fisik dan 10)

    tidak merokok di dalam rumah. Klasifikasi PHBS dikategorikan ya atau tidak

    Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui gambaran perilaku hidup

    bersih dan sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten

    Madiun.

  • 26

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1. Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang

    dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya bertujuan untuk melihat

    gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu

    populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini peneliti ingin

    mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun Bakalan

    Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun.

    4.2. Populasi dan Sampel

    4.2.1. Populasi

    Populasi adalah adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut

    masalah yang diteliti (Nursalam, 2006). Populasi pada penelitian ini adalah

    semua keluarga yang ada di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan

    sebanyak 282 KK

    4.2.2. Sampel

    Sampeladalahbagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

    dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

    4.2.3 Besar Sampel

    Menurut Nursalam (2006) besar sampel adalah banyaknya anggota

    yang akan di jadikan sampel. Penentuan besar sampel penelitian untuk

    populasi kecil kurang dari 10.000 dapat digunakan rumus:

  • 27

    N

    n =

    1 + N (d)²

    Keterangan :

    n : besar sampel

    N : besar populasi

    d : tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan 95% = 0,05

    Pada tingkat kesalahan 5 % dengan jumlah populasi 282 KK

    maka pada penelitian ini diperoleh besar sampel :

    282

    n =

    1 + 282 ( 0,05² )

    282

    =

    1+ 282(0,0025)

    282

    =

    1 + 0,705

    282

    =

    1,705

    = 165,4

    = Dibulatkan 166 KK

    4.3. Teknik Sampling

    Menurut Sugiyono (2007) dalam Sujarweni (2012) teknik sampling

    adalah merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan

    sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Pengambilan sampel

    yang dilakukan pada penelitian ini dengan Non Random (Non

  • 28

    Probability) Sampling yaitu pengambilan sampel hanya berdasarkan

    segi-segi kepraktisan saja (Notoatmodjo ,2010). Metode yang

    digunakan adalah metode Accidental sampling adalah nonprobabilitas

    sampling teknik dimana subyek dipilih karena aksesibilitas nyaman dan

    kedekatan mereka pada peneliti.

    4.3.1 Kriteria Inklusi

    Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

    setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

    (Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

    1. Keluarga yang mempunyai balita

    2. Keluarga yang mempunyai anak sekolah

    4.3.2 Kriteria Eksklusi

    Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang

    tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria

    eksklusi pada penelitian ini adalah :

    1. Keluarga dengan 1 anggota keluarga saja

    2. Keluarga tidak bersedia menjadi responden

    4.4. Kerangka Kerja Penelitian

    Kerangka kerja penelitian merupakan pentahapan dalam penelitian,

    dengan menyajikan alur penelitian, terutama variabel yang akan digunakan

    dalam penelitian (Nursalam 2006). Kerangka kerja pada penelitian ini

    disajikan pada gambar 4.1

  • 29

    Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

    4.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    4.5.1. Variabel Penelitian

    Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

    terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain lain) Variabel merupakan

    Populasi

    Semua keluarga yang tinggal di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan

    Jiwan Kabupaten Madiun pada Bulan Juli 2016

    sebanyak 282 keluarga

    Sampel

    Besar sampel 166 KK

    Hasil Penelitian

    Pembahasan

    Pengumpulan Data

    Pengolahan dan AnalisaData

    Editing, coding, tabulating

    Publikasi

    Pelaporan

  • 30

    konsep dari berbagai level abstrak sebagai sesuatu fasilitas untuk

    pengalaman atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2006). Variabel

    dalam penelitian ini adalah PHBS rumah tangga dengan 10 indikator yaitu

    1. Perilaku Hidup Bersih Sehat

    2. persalinan oleh tenaga kesehatan

    3. member bayi ASI eksklusif

    4. menimbang bayi dan balita

    5. memberantas jentik nyamuk

    6. menggunakan jamban sehat

    7. menggunakan air bersih

    8. mencuci tangan

    9. makan buah dan sayur setiap hari

    10. tidak merokok di dalam rumah

    11. melakukan aktifitas fisik

    1. Definisi Operasional

    Definisi Operasional dimaksudkan untuk memperjelas pengertian

    variabel-variabel yang akan diteliti dengan alat atau instrument dan teknik

    penelitian yang dipilih oleh peneliti sesuai dengan keterbatasan dan

    keinginan peneliti (Nursalam, 2006). Pada penelitian ini peneliti

    mendefinisikan definisi operasional sebagai berikut:

  • 31

    Tabel 4.1

    Definisi Operasional

    No Variabel DefinisiOperasi

    onal Parameter

    Alat

    Ukur

    Skala

    Data Kriteria

    1 Perilaku

    Hidup Bersih

    dan Sehat

    (PHBS)

    Semua perilaku

    kesehatan yang

    dilakukan atas

    kesadaran

    sehingga

    anggota

    keluarga dapat

    menolong

    dirinya sendiri

    di bidang

    kesehatan

    Hasil dari

    wawancara

    tentang 10

    indikator

    PHBS

    kuesioner

    PHBS

    nominal 1.PHBS

    2. tidak

    PHBS

    2 Pertolongan

    persalinan

    oleh tenaga

    kesehatan

    Pertolongan

    persalinan

    dalam rumah

    tangga yang

    dilakukan oleh

    tenaga

    kesehatan

    (bidan, dokter,

    dan tenaga

    paramedis

    lainnya)

    Hasil dari

    wawancara

    tentang

    riwayat

    pertolongan

    persalinan

    kuesioner

    PHBS

    nominal 1.Ya

    2.Tidak

    3 Bayi dan balita diberi

    ASI

    eksklusif

    Bayi usia 0-6

    bulan hanya

    diberi ASI saja

    sejak lahir

    sampai usia 6

    bulan

    Hasil dari

    wawancara

    tentang

    pemberian

    ASI

    eksklusif

    kuesioner

    PHBS

    nominal 1.Ya

    2.Tidak

    4 Penimbanganbayi dan

    balita

    Bayi dan balita

    ditimbang berat

    badannya

    minimal 6x

    berturut-turut

    dalam 1 tahun

    Hasil dari

    wawancara

    tentang

    rutinitas

    datang di

    penimba

    ngan

    hasil

    penimba

    ngan di

    buku

    KIA

    nominal 1.Ya

    2.Tidak

    5 Mencuci tangan

    dengan air

    dan sabun

    melakukan

    kebiasaan cuci

    tangan dengan

    memnggunakan

    air mengalir dan

    sabun

    Hasil dari

    wawancara

    tentang

    kebiasaan

    cuci tangan

    melihat

    tempat

    cuci

    tangan

    nominal 1.ya

    2.tidak

  • 32

    No Variabel DefinisiOperasi

    onal Parameter

    Alat

    Ukur

    Skala

    Data Kriteria

    6 Mengguna kan air bersih

    Air yang

    dikonsumsi dan

    digunakan

    untuk

    kebutuhan

    sehari-hari

    Hasil dari

    wawancara

    tentang

    sumber air

    yang

    digunakan

    melihat

    sumber

    air yang

    diguna

    kan

    nominal 1. Ya 2. Tidak

    7 Mengguna kan jamban

    sehat

    Fasilitas BAB

    yang dipunyai

    dan digunakan

    keluarga

    Hasil dari

    wawancara

    tentang

    fasilitas

    BAB yang

    ada

    melihat

    sarana

    BAB

    nominal 1. Ya 2. Tidak

    8 Rumah bebas jentik

    Keadaan tempat

    penampungan

    air yang bebas

    jentik

    Hasil dari

    wawancara

    dan

    pemeriksaan

    jentik pada

    tempat

    penampu

    ngan air di

    rumah

    Melaku

    kan

    pemeriks

    aan jentik

    dengan

    menggu

    nakan

    senter

    nominal 1.Ya

    2.Tidak

    9 Makan buah dan sayur

    setiap hari

    Setiap anggota

    rumah tangga

    mengkonsumsi

    minimal 3 porsi

    buah dan 2

    porsi sayuran

    atau sebaliknya

    setiap hari

    Hasil dari

    wawancara

    tentang pola

    makan

    dalam

    seminggu

    kuesioner

    PHBS

    nominal 1.Ya

    2.tidak

    10 Melakukan aktifitas fisik

    setiap hari

    Melakukan

    pergerakan

    anggota tubuh

    setiap hari

    Hasil dari

    wawancara

    tentang

    kegiatan

    yang

    dilakukan

    sehari-hari

    kuesioner

    PHBS

    nominal 1.ya

    2.tidak

    Tidak merokok

    dalam rumah

    Setiap anggota

    keluarga tidak

    boleh merokok

    di dalam rumah

    Hasil dari

    wawancara

    tentang

    anggota

    keluarga

    yang

    merokok di

    dalam rumah

    kuesioner

    PHBS

    nominal 1.tidak

    2.ya

  • 33

    4.6. Instrumen Penelitian

    Instrumen pengumpulan data adalah alat atau fasilitas yang

    digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

    mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

    sistematis (Arikunto,2006). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan

    data pada penelitian ini adalah data primer. Instrumen yang digunakan adalah

    kuesioner dengan 11 indikator. Hasil jawaban kemudian dikategorikan sesuai

    dengan kategori PHBS.

    4.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

    4.7.1. Lokasi Penelitian

    Penelitian dilakukan di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan

    Kabupaten Madiun

    4.7.2. Waktu Penelitian

    Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni dan Juli 2017.

    4.8. Prosedur Pengumpulan Data

    Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

    proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu

    penelitian (Nursalam, 2010). Pada penelitian ini cara melakukan

    pengumpulan data yaitu 1) responden dipersilahkan untuk menandatangani

    Informed Consent, 2) responden diberi penjelasan dan pengarahan terlebih

    dahulu, 3) responden harus menjawab semua pertanyaan sesuai dengan 10

    indikator PHBS sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

  • 34

    4.9. Teknik Analisis Data

    4.9.1. Teknik Pengolahan Data

    Mengolah data merupakan salah satu tahap kerja penelitian.Pengolahan

    data hasil penelitian dirumuskan dengan menempuh langkah-langkah

    sebagai berikut ;

    a. Editing

    Editing dilakukan untuk meneliti observasi yang sudah dilakukan

    Editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan

    hasil observasi

    b. Coding

    Coding adalah mengklarifikasi data-data yang sudah terkumpul .

    Pada penelitian ini memberi kode-kode tertentu, disajikan pada

    Tabel 4.2 berikut ini :

  • 35

    Tabel 4.2

    Pemberian Kode

    No Variabel Kode

    1 Pertolongan persalinan oleh tenaga

    kesehatan

    1. Ya 2. Tidak

    2 Bayi diberi ASI eksklusif

    1.Ya

    2.Tidak

    3 Penimbangan bayi dan balita 1YA

    2.Tidak

    4 Mencuci tangan dengan air dan sabun 1.Ya

    2.tidak

    5 Menggunakan air bersih 1.YA

    2.Tidak

    6 Menggunakan jamban sehat 1.YA

    2.Tidak

    7 Rumah bebas jentik 1.Ya

    2.Tidak

    8 Makan buah dan sayur setiap hari 1.ya

    2.tidak

    9 Melakukan aktivitas fisik setiap hari 1.ya

    2.tidak

    10 Tidak merokok dalam rumah 1.ya

    2.tidak

    c. Tabulating

    Data hasil kuesioner PHBS dimasukkan ke dalam tabel rekapitulasi,

    diolah dan disajikan dalam bentuk tabel. Langkah-langkah pada

    tabulating adalah menyiapkan tabel, kolom diisi kode dan baris diisi

    nomer responden, kemudian memasukkan hasil jawaban kedalam tabel.

    Rencana tabulasi ditampilkan pada Tabel 4.3

  • 36

    Tabel 4.3 Tabulasi

    No

    Resp

    Hasil PHBS

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1

    2

    3

    4

    5

    dst,

    4.9.2. Analisa Data

    Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dianalisis secara deskriptif

    dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi yang diambil dari

    Sudijono (2006) yaitu:

    p = %100xN

    f

    Keterangan

    f : frekuensi yang sedang dicari persentasenya

    N : jumlah frekuensi/banyaknya individu

    p : angka persentase

    Hasil analisis diinformasikan dalam bentuk tabel , grafik atau gambar.

    4.10. Etika Penelitian

    Penelitian menggunakan obyek manusia yang memeiliki kebebasan

    dalam menentukan dirinya maka peneliti harus memahami hak dasar

    manusia (Notoatmodjo, 2010). Dalam melakukan penelitian , peneliti

  • 37

    mendapat surat pengantar dari Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia

    Madiun dilanjutkan kepada Kepala Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun

    untuk mendapatkan persetujuan melakukan penelitian di desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun kemudian dilakukan penelitian

    dengan menekankan pada etika penelitian.

    1. Lembar Persetujuan menjadi Responden

    Responden bersedia diteliti, setelah diberikan lembar permintaan

    menjadi responden harus mencantumkan tanda tangan. Jika responden

    menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap

    menghormati hak-hak responden.

    2. Anonimity/ tanpa nama

    Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

    nama responden. Pada lembar angket yang diteliti hanya diberi kode

    tertentu.

    3. Confidentiality/jaminan kerahasiaan data

    Kerahasiaan responden dan informasi yang telah dikumpulkan dijamin

    oleh peneliti. Data tersebut disajikan dan dilaporkan kepada beberapa

    kelompok yang berhubungan dengan penelitian. (Saryono, 2010)

  • 38

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1. Gambaran Lokasi Penelitian

    Desa Wayut merupakan salah satu wilayah yang berada di

    Kecamatan Jiwan Kabupaten/ Madiun Propinsi Jawa Timur, mempunyai

    wilayah seluas 350,83 Ha yang terbagi menjadi 34 RT dan 9 RW, dengan

    4 (empat) dusun, yaitu

    1. Dusun Bakalan ( RT 1 – RT 8 )

    2. Dusun Wayut Dukuhan ( RT 09 – RT 20 )

    3. Dusun Pojok Jakas ( RT 21 – RT 28 )

    4. Dusun Melikan ( RT 29 – RT 34 )

    Batas – batas sebagai berikut :

    - Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Ngegong Kecamatan

    Manguharjo Kota Madiun

    - Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kanung Kecamatan Sawahan

    Kabupaten Madiun

    - Sebelah barat berbatasan dengan Desa/ Klagenserut Kecamatan Jiwan

    Kabupaten Madiun

    - Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sogaten Kecamatan

    Manguharjo Kota Madiun

  • 39

    Berdasarkan data kependudukan tahun 2016 yang diperoleh dari kantor

    desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun (Laporan periode 2016),

    dengan

    - jumlah total penduduk 1799 KK,

    - 5025 jiwa, terdiri dari

    - laki – laki 2462 orang,

    - perempuan 2598orang

    - jumlah keluarga miskin sebanyak .419 KK.

    - mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah

    Pegawai (Pegawai Negeri Sipil/PNS dan pegawai swasta) sebesar

    60%

    Petani 40 %

    5.2. Hasil Penelitian

    Penelitian tentang gambaran PHBS yang dilakukan di Dusun Bakalan

    Desa Wayut Kecamatan Jiwan didapatkan hasil berdasarkan survey sebagai

    berikut :

    Tabel 5.1 : Gambaran Rumah Tangga Dengan Perilaku Hidup Bersih dan

    Sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan

    Kabupaten Madiun Tahun 2017

    Sumber :Data Primer Tahun 2017

    No Rumah Tangga Dengan Perilaku

    Hidup Bersih dan Sehat Frekuensi Persentase (%)

    1. Ya 30 18,1

    2 Tidak 136 81,9

    Jumlah 166 100

  • 40

    Berdasarkan Tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa masyarakat Dusun

    Bakalan desa Wayut kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dengan criteria rumah

    tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 30 KK (18,1%) dan

    rumah tangga tidak ber-PHBS sebanyak 136 KK (81,9%)

    Tabel 5.2 : Gambaran Perilaku Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga

    Kesehatan di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan

    Kabupaten Madiun Tahun 2017

    Sumber :Data Primer Tahun 2017

    Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa masyarakat Dusun

    Bakalan desa Wayut kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun yang memilih

    pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yaitu sebanyak 166 responden

    (100%) melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.

    Tabel 5.3 : Gambaran Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Masyarakat

    Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten

    Madiun Tahun 2017

    No. Bayi diberi ASI eksklusif Frekuensi Persentase (%)

    1. Ya 71 42,7

    2 Tidak 95 57,3

    Jumlah 166 100

    Sumber Data Primer Tahun 2017

    Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa persentase

    masyarakat Dusun Bakalan desa Wayut kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    No Pertolongan Persalinan Oleh

    Tenaga Kesehatan Frekuensi Persentase (%)

    1. Ya 166 100

    2 Tidak 0 0

    Jumlah 166 100

  • 41

    yang memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 42,7 %, sedangkan persentase

    yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 57,3%.

    Tabel 5.4 : Gambaran Perilaku Penimbangan Bayi Dan Balita Di Posyandu

    Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten

    Madiun Tahun 2017

    No. Penimbangan Bayi dan Balita Frekuensi Persentase (%)

    1. Ya 151 90,6

    2. Tidak 15 9,4

    Jumlah 166 100

    Sumber Data Primer Tahun 2017

    Berdasarkan Tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa persentase jumlah

    masyarakat Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    yang menimbang bayi dan balita di posyandu, yaitu sebanyak 90,6% dan yang

    tidak melakukan penimbangan rutin, yaitu sebanyak 9,4%.

    Tabel 5.5 : Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Mencuci Tangan

    Dengan Air Dan Sabun di Dusun Bakalan Desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017

    No. Mencuci tangan dengan air dan

    sabun Frekuensi Persentase (%)

    1. Ya 47 28,3

    2. Tidak 119 71,7

    Jumlah 166 100

    Sumber Data Primer Tahun 2017

    Berdasarkan Tabel 5.5 diatas dapat diketahui bahwa persentase jumlah

    masyarakat Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    yang melakukan cuci tangan dengan air dan sabun, yaitu sebanyak 28,3 %, dan

    terdapat 71,7 % yang tidak melakukan cuci tangan dengan air dan sabun.

  • 42

    Tabel 5.6 : Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penggunaan Air Bersih

    di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten

    Madiun Tahun 2017

    No. Menggunakan air bersih Frekuensi Persentase (%)

    1. Ya 166 100

    2. Tidak 0 0

    Jumlah 166 100

    Sumber Data Primer Tahun 2017

    Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat

    di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun yang

    menggunakan air bersih sebanyak 166 responden (100%).

    Tabel 5.7 : Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penggunaan Jamban

    Sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan

    Kabupaten Madiun Tahun 2017

    No. Menggunakan Jamban Sehat Frekuensi Persentase (%)

    1. Ya 152 91

    2. Tidak 14 9

    Jumlah 166 100

    Sumber Data Primer Tahun 2017

    Berdasarkan tabel 5.7 diatas dapat diketahui bahwa persentase

    masyarakat di Dusun Bakalan Desa Jiwan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    yang menggunakan jamban sehat sebanyak 91 %, sedangkan yang tidak

    menggunakan jamban sehat sebanyak 9 %.

  • 43

    Tabel 5.8 : Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Rumah Bebas Jentik di

    Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten

    Madiun Tahun 2017

    No. Rumah Bebas Jentik Frekuensi Persentase (%)

    1. Ya 166 100

    2. Tidak 0 0

    Jumlah 166 100

    Sumber Data Primer Tahun 2017

    Berdasarkan Tabel 5.8 diatas dapat diketahu bahwa persentase rumah

    masyarakat dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    yang bebas dari jentik, yaitu sebanyak 166 responden (100%).

    Tabel 5.9 : Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Mengkonsumsi Buah Dan

    Sayur Setiap Hari di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan

    Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017

    No. Makan Buah Dan Sayur Setiap

    Hari Frekuensi Persentase (%)

    1. Ya 90 54,2

    2. Tidak 76 45,8

    Jumlah 166 100

    Sumber Data Primer Tahun 2017

    Berdasarkan Tabel 5.9 diatas dapat diketahui bahwa persentase jumlah

    masyarakat di dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    yang mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, yaitu sebanyak 54.2 %, dan yang

    tidak mengkonsumsi buah dan sayur, yaitu sebanyak 45,8 %.

  • 44

    Tabel 5.10 : Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Melakukan Aktivitas

    Fisik Setiap Hari Di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan

    Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017

    No. Melakukan Aktivitas Fisik

    Setiap Hari Frekuensi Persentase (%)

    1. Ya 166 100

    2. Tidak 0 0

    Jumlah 166 100

    Sumber Data Primer Tahun 2017

    Berdasarkan Tabel 5.10 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat

    di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun yang

    melakukan aktivitas fisik setiap hari sebanyak 166 responden (100%).

    Tabel 5.11 : Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Tidak Merokok Dalam

    Rumah di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan

    Kabupaten Madiun Tahun 2017

    No. Tidak merokok dalam rumah Frekuensi Persentase (%)

    1. Ya 99 59,6

    2. Tidak 67 40,4

    Jumlah 166 100

    Sumber Data Primer Tahun 2017

    Berdasarkan Tabel 5.11 diatas dapat diketahui bahwa persentase jumlah

    masyarakat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun

    yang tidak merokok dalam rumah sebanyak 59,6 %, sedangkan yang merokok

    dalam rumah sebanyak 40,4%

  • 45

    5.3 Pembahasan

    Bagian ini membahas tentang hasil penelitian mengenai perilaku hidup

    besih dan sehat (PHBS) yang telah dilakukan di Dusun Bakalan dengan 10

    indikator yang meliputi :

    1. Perilaku Hidup Bersih Sehat

    2. persalinan oleh tenaga kesehatan

    3. member bayi ASI eksklusif

    4. menimbang bayi dan balita

    5. memberantas jentik nyamuk

    6. menggunakan jamban sehat

    7. menggunakan air bersih

    8. mencuci tangan

    9. makan buah dan sayur setiap hari

    10. tidak merokok di dalam rumah

    11. melakukan aktifitas fisik

    5.3.1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

    Hasil penelitian tentang rumah tangga dengan PHBS didapatkan 30

    KK (18,1%) adalah keluarga dengan PHBS, sedasngkan 136 Kk

    didapatkan keluarga tidak berPHBS.

    PHBS rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

    rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekan PHBS serta

    berperan aktif dalam gerakan masyarakat (Maryunani,2013). Menurut

    Maryunani (2013), Tujnuan PHBS rumah tangga yaitu:

  • 46

    a. Untuk meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas

    kesehatan, petugas lintas sector , media masa, organisasi

    masyarakat, LSM, tokoh masyarakat, tim penggerak PKK

    dan Dunia usaha dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.

    b. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk mendalami

    gerakan kesehatan di masyarakat melaksanakan PHBS

    berperan aktif dalam gerakan masyarakat.

    PHBS dalam rumah tangga adalah perilaku dari semua

    anggota dimungkiinkan tidak semua anggotan keluarga

    mempunyai perilaku yang berPHBS. Dukungan antar

    anggota keluarga sangat dibutuhkan untuk mewujudkan

    keluarga berPHBS sehingga dapat meningkatkan derajat

    kesehatan semua anggota keluarga. Kesadaran anggota

    keluarga dapat dilakukan ndengan saling mengingatkan

    bilamana ada anggota keluarga yang tidak berPHBS.

    5.3.2. Persalinan oleh tenaga kesehatan

    Hasil penelitian tentang persalinan oleh tenaga kesehatan

    didapatkan semua responden (100%) dengan riwayat dan merencanakan

    akan melahirkan di tenaga kesehatan baik bidan atau dokter.

    Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan

    adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter dan

    tenaga para medis lainnya). Alasan mengapa setiap persalinan harus di

    tolong oleh tenaga kesehatan menurut Maryunani (2013).

  • 47

    Lokasi Dusun Bakalan Desa Wayut merupakan daerah dataran rendah

    yang memudahkan akses pelayanan persalinan ke tenaga kesehatan baik

    ke dokter atau bidan. Selain itu di dusun ini sudah tidak ada dukun bayi

    yang melakukan pertolongan persalinan.

    5.3.3. ASI eksklusif

    Hasil penelitian tentang pemberian ASI eksklusif didapatkan bayi

    diberikan ASI eksklusif sebanyak 42,7% dan tidak diberikan ASI

    eksklusif sebanyak 57,3%.

    ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja

    tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain.

    (Maryunani,2013). Menurut Maryunani (2013), keunggulan ASI yang

    perlu diketahui oleh setiap ibu dan keluarga yaitu :

    a. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan

    perkembangan fisik serta kecedasan.

    b. Mengandung zat kekebalan.

    c. Melindungi bayi dari alergi.

    d. Aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada

    bayi dalam keadaan segar.

    e. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat

    diberikan kapan saja dan dimana saja.

    f. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan, dan pernapasan

    bayi.

  • 48

    Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif kemungkinan karena

    ibunya bekerja sehingga tidak dapat memberikan ASI secara terus

    menerus dan ibu menyusui yang bekerja tidak melakukan ASI perah

    sehingga bayi diberikan susu formula. Kemungkinan bayi tidak minum

    ASI saja sampai umur 6 bulan karena bayi sudah diberikan makanan

    pendamping ASI sebelim usia 6 bulan karena bayi dianggap lapar.

    5.3.4. Penimbangan bayi dan balita

    Hasil penelitian tentang penimbangan bayi dan balita didapatakan

    responden melakukan penimbangan rutin sebanyak 9,06% dan tidak

    melakukan penimbangan rutin sebesar 9,4%.

    Menurut Maryunani (2013) menimbang bayi dan balita adalah

    menimbang setiap bulan dan mencatat berat badan dalam Kartu Menuju

    Sehat (KMS)

    Menurut Maryunani (2013), manfaat penimbangan balita setiap

    bulan antara lain adalah :

    a. Mengetahui apakah balita tumbuh sehat

    b. Mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita

    c. Mengetahui balita sakit (demam / batuk / diare)

    Perlu dilakukan penyuluhan atau konseling pada keluarga yang

    mempunyai bayi atau balita agar selalu rutin menimbangkan anaknya agar

    anak diketahui berat badan dan ditentukan status gizinya. Selain itu dengan

    menimbangkan anak di posyandu akan melatih anak untuk belajar

    sosialisai dengan temannya.

  • 49

    5.3.5. Memberantas jentik nyamuk

    Hasil penelitian tentang memberantas jentik nyamuk didapatkan

    bahwa semua responden telah melakukan pemberantasan sarang nyamuk

    sebanyak 100%.

    Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah

    dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik

    nyamuk. Pemberantasan jentik bermaksud untuk membebaskan rumah

    dari jentik-jentik yang dapat yang dapat mengganggu kesehatan.

    Pemeriksaan jentik dilakukan secara berkala (PJB). Pemeriksaan jentik

    berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk

    (tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak

    mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang

    air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon pagar bambu, dan lain-

    lain yang dilakukan secara teratur, sekali dalam seminggu (Maryunani,

    2013).

    Kesadaran masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang

    nyamuk dilakukan warga dengan adanya kegiatan kerja bakti di

    lingkungan sekitar. Kegiatan ini dilakukan secara gotong royong untuk

    membersihkan lingkungan.

    5.3.6. Menggunakan jamban sehat

    Hasil penelitian tentang menggunakan jamban sehat didapatak

    responden yang menggunakan jamban sehat sebanyak 91,6% dan tidak

    menggunakan jamban sehat sebanyak 8,4%.

  • 50

    Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas

    pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau

    tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan

    unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya menurut

    Maryunani (2013).

    Penggunaan jamban sehat harus selalu disebarluaskan ke

    masyarakat. Jamban yang sehat akan menjauhkan warga dari berbagai

    penyakit. Pemberian informasi tentang jamban sehat ini dapat melalui

    penyuluhan pada waktu arisan, pengajian atau kegiatan posyandu.

    Kebiasaan BAB di jamban harus dimulai sejak usia balita agar anak

    terlatih sejak dini.

    5.3.7. Menggunakan air bersih

    Hasil penelitian tentang menggunakan air bersih didapatkan

    semua respoden (100%) menggunakan air bersih.

    Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk

    minum, memasak mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-

    alat dapur, mencuci pakaian dan sebagainya, agar kita tidak terkena

    penyakit atau terhindar sakit. (Maryunani, 2013).

    Dusun Bakalan Desa Wayut tidak dilintasi aliran sungai sehingga

    sumber air warga sebagian besar diperoleh dari air sumur . Sumur ini

    terjaga kualitas airnya yaitu tidak berbau, tidak berqarna dan tidak berasa,

    sehingga semua warga menggunakan air bersih.

  • 51

    5.3.8. Mencuci tangan dengan air dan sabun

    Hasil penelitian tentang mencuci tangan dengan air dan sabun

    didapatkan 28,3% mencuci tangan dengan air dan sabun, terdapat 71,7%

    tidak melakukan cuci tangan dengan air dan sabun.

    Menurut Maryunani (2013), manfaat mencuci tangan yaitu :

    a) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.

    b) Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera disentri, typus,

    kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut

    (ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome

    (SARS).

    c) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

    Kegiatan mencuci tangan sudah dilakukan semua warga, tetapi

    hanya ada sebagian warga yang mencuci tangan menggunakan sabun.

    Mencuci tangan dengan air dan sabun harus dilakukan untuk membunuh

    kuman agar warga terhindar dari kontaminasi penyakit . Kegiatan

    penyuluhan cuci tangan dengan sabun dapat dilakukan atau

    disosialisaikan mulai PAUD/ TK ataupun kegiatan posyandu.

    5.3.9. Makan buah dan sayur setiap hari

    Hasil penelitian tentang makan buah dan sayur setiap hari

    didapatkan 54,2% responden makan buah dan sayur setiap hari dan

    45,8% responden tidak makan buah dan sayur setiap hari.

    Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang

    mengandung gizi lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan

  • 52

    sumber kaya karoten (provitamin A). Semakin tua warna hijaunya, maka

    semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta karoten pada

    sayuran pada sayuran membantu memperlambat proses penuaan dini,

    mencegah risiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan

    menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus.

    Sayuran yang berwarna hijau tua diantaranya adalah kangkung, daun

    singkong, daun katuk, daun pepaya, genjer dan daun kelor. Di dalam

    sayuran dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan.

    Antioksidan dalam sayur dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu

    menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi

    oksidatif yang menghasilkan racun (Maryunani, 2013).

    Kecukupan gizi sangat dbutuhkan untuk kelangsungan hidup

    terutama pada usia bayi atau balita untuk tumbuh kembangnya. Pada saat

    ini sesuai dengan perkembanagn jaman kebiasaan konsumsi makanan

    cepat saji yang minim buah dan sayur sangat diminati warga sehingga

    menyebabkan kekurangan zat gizi. Pemberian aneka ragam makanan ini

    bisa dimulai sejak dini pada saat pemberian makanan pendamping ASI

    (MP ASI). Ibu diharapkan menyediakan MP ASI untuk bayinya dengan

    beraneka menu atau bervariasi penyajiannya sehingga anak mengenal

    berbagai rasa sejak dini. Penyuluhan tentang gizi seimbang dapat

    dilakukan pada saat posyandu, arisan atau pengajian di lingkungan.

  • 53

    5.3.10. Melakukan aktifitas fisik setiap hari

    Hasil penelitian tentang melakukan aktifitas sehari- hari didapatkan

    semua responden (100%) melakukan aktifitas sehari-hari.

    Menurut Maryunani (2013), aktifitas fisik adalah melakukan

    pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang

    sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan

    mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang

    hari.

    Aktifitas fisik di pedesaan biasanya dilakukan warga dengan

    kegiatan mengurus sawah , mengurus kebun atau rumah dan lingkungan

    sekitar. Tidak semua warga melakukan kegiatan olahraga secara khusus.

    Olahraga biasanya dilakukan oleh siswa pada saat pelajaran jasmani di

    sekolah dan dilakukan pegawai yang melakukan kegiatan senam di

    kantor atau lingkungan kerjanya yang dilakukan rutin seminggu sekali

    5.3.11. Tidak merokok di dalam rumah.

    Hasil penelitian tentang perilaku merokok didapatkan responden

    tidak merokok di dalam rumah sebanyak 596% dan responden yang

    merokok sebanyak 40,4%.

    Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.

    Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap

    akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang

    paling berbahaya adalah nikotin, tar dan carbon monoksida (CO) (

    Maryunani, 2013).

  • 54

    Merokok selain merugikan diri sendiri juga akan merugikan

    orang lain. Keluarga terutama dengan ibu hamil, ada bayi atau balita

    diharapkan tidak ada anggota keluarga yang merokok. Penyuluhan dan

    pemberian informasi tentang rokok diberikan pada semua warga pada

    saat arisan, pengajian atau pada saat hari buka posyandu. Penyuluhan

    juga dapat diberikan petugas kesehatan di sekolah-sekolah agar murid

    tidak mempunyai kebiasaan merokok.

  • 53

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan

    Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut

    1. Perilaku hidup Bersih Sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 30 %

    2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Dusun Bakalan Desa

    Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 100 %

    3. Pemberian ASI ekslusif di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan

    Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 42,7%

    4. Penimbangan bayi dan balita di Dusun Bakalan Desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 90,6 %

    5. Pemberantasan jentik nyamuk di Dusun Bakalan Desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 100%

    6. Pengguanaan jamban sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan

    Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 91,6%

    7. Ketersediaan air bersih di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan

    Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 100%

    8. Cuci tangan dnegan air dan sabun di Dusun Bakalan Desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 28,3%

    9. Konsumsi aneka ragam makanan di Dusun Bakalan Desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 54,2 %

  • 54

    10. Aktifitas fisik setiap hari di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan

    Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 100%

    11. Tidak merokok dalam rumah di Dusun Bakalan Desa Wayut

    Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 59,6%

    6.2. Saran

    1) Bagi tenaga kesehatan

    Diharapkan tenaga kesehatan senantiasa meningkatkan pelayanan

    kesehatan pada masyarakat terutama mengenai kegiatan PHBS dan

    masalah kesehatan yang