new skripsi gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di...
TRANSCRIPT
-
SKRIPSI
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DI DUSUN BAKALAN DESA WAYUT
KEC. JIWAN KAB. MADIUN
Oleh :
KURNYADI ALFRIANUS PRATAMA
NIM 201203019
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
-
ii
SKRIPSI
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DI DUSUN BAKALAN DESA WAYUT
KEC. JIWAN KAB. MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Oleh :
KURNYADI ALFRIANUS PRATAMA
NIM 201203019
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
-
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Yang bertanda jtangan dibawah ini :
Nama : KURNYADI ALFRIANUS PRATAMA
NIM : 201203019
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan
di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar
(ahli madya/ sarjan)di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/
tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.
Madiun, Agustus 2017
KURNYADI ALFRIANUS PRATAMA
NIM 201203019
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
”GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DUSUN
BAKALAN DESA WAYUT KECAMATAN JIWAN KABUPATEN MADIUN”
ini dengan baik.
Skripsi ini disusun dengan maksud dan tujuan sebagai salah satu
persyaratan dalam menempuh ujian akhir program di Program Studi Kesehatan
Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
Atas terselesainya Skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Zaenal Abidin, S. KM,., M. Kes (Epid,) selaku Ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun yang telah memberikan kesempatan untuk penyusunan Skripsi
ini
2. Avicena Sakufa Marsanti, M.Kes selaku Kaprodi Kesehatan Masyarakat
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah memberikan kesempatan
untuk penyusunan Skripsi ini
3. Heni Eka Puji Lestari, SST,M.Kes selaku Ketua Dewan Penguji yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini
4. Riska Ratnawati, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Pertama yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini
5. Lucia Ani Kristanti,SSi.T, M.Kes yang telah selaku Pembimbing Kedua yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini
-
vii
6. Keluarga dan Sahabat yang telah memberikan dukungan, semangat, dan do’a
sehingga Skripsi dapat terselesaikan
7. Atik Prihatin Widiastuti dan Tatik Prasetyowati yang sudah berpartisipasi
dalam penyelesaian Skripsi
8. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan selama
menyelesaikan laporan Skripsi ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Skripsi ini dan berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Madiun, Agustus 2017
Penulis
-
viii
ABSTRAK
Kurnyadi Alfrianus Pratama
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DUSUN
BAKALAN DESA WAYUT KEC. JIWAN KAB. MADIUN
58 halaman + 14 tabel + 2 gambar + 7 Lampiran
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang
dilakukan berdasarkan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dalam bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan pribadi dan keluarga.
Penerapan PHBS di Rumah Tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota
rumah tangga.
Jenis penelitian adalah metode deskriptif. Populasi adalah semua keluarga
di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan sebanyak 282 KK, dengan besar
sampel 166 KK. Metode yang digunakan adalah Quota Sampling:yaitu anggota
populasi manapun yang penting jumlah quotum dapat dipenuhi. Kriteria sampel
penelitian ini adalah keluarga dengan anak sekolah, keluarga dengan ibu hamil
dan keluarga dengan ibu nifas.
Hasil penelitian diperoleh 30 KK (18,1%) dengan rumah tangga ber-PHBS
dan tidak ber-PHBS 136 KK (81,9%), pertolongan persalinan seluruhnya oleh
tenaga kesehatan 100%, memberikan ASI eksklusif 42,7 %, tidak ASI eksklusif
57,3%, penimbangan bayi dan balita rutin 90,6% dan tidak penimbangan rutin
9,4%, melakukan cuci tangan dengan air dan sabun 28,3 %, tidak melakukan cuci
tangan dengan air dan sabun 71,7 %, seluruhnya menggunakan air bersih 100%,
menggunakan jamban sehat 91 %, tidak menggunakan jamban sehat 9 %, rumah
bebas jentik 100 %, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari 54.2 % dan tidak
mengkonsumsi buah dan sayur 45,8%, seluruhnya melakukan aktivitas fisik setiap
hari 100%, tidak merokok dalam rumah sebanyak 59,6 %, dan yang merokok
dalam rumah sebanyak 40,4%.
Tenaga kesehatan diharapkan senantiasa meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat terutama mengenai kegiatan PHBS dan keluarga
diharapkan senantiasa menambah pengetahuan sehingga mampu melaksanakan
PHBS sehari- hari
Kata kunci : keluarga, perilaku hidup bersih dan sehat, rumah tangga
-
ix
ABSTRACT
Kurnyadi Alfrianus Pratama
DESCRIPTION OF CLEAN AND HEALTHY BEHAVIOR IN COUNTRY
VILLAGE WAYUT SUB DISTRICT JIWAN DISTRICT MADIUN
58 pages + 14 tables + 2 pictures + 7 Attachments
Clean and Healthy Behavior is a set of behaviors that are based on
awareness as a result of learning that makes a person or family in the field of
health can help themselves and realize personal and family health by playing an
active role. Implementation of clean and healthy living behavior in the household
is the responsibility of every member of the household.
In this research use research type with descriptive research method. In
this study with the population are all families in Bakalan Village Wayut Village
Jiwan District as many as 282 families, with a large sample of 166 families. In
this research using Quota Sampling method. Quota sampling is a method whereby
any member of the population can be included as an important polpulation of the
number of quotas can be met. Sample criteria in this study are families with
school children, families with pregnant women and families with postpartum
mothers.
The result of this research is 30 family leaders (18,1%) with households
that have clean and healthy life behavior and do not have clean and healthy life
behavior as much as 136 family leaders (81,9%), delivery aid is done by 100% , A
family that exclusively breastfeeding as much as 42.7%, excluding breast milk
exclusively by 57.3%, weighing infants and children less than five years regularly
is 90.6% and those who do not weighing regularly as much as 9.4%, respondents
who wash hands with water and soap as much as 28,3%, and that do not do
handwashing with soap and water 71,7%, in this research all respondents use
clean water 100 %, Respondents who use healthy latrine as much 91% and who
do not use healthy latrine as much as 9%, result of this research got 100% free
house larvae, result of research Ian about consuming fruits and vegetables every
day as much as 54.2% and who do not consume fruits and vegetables as much as
45.8%, the results of research on physical activity every day as much as 100%,
who do not smoke in the house as much as 59.6% Smoking in the home as much
as 40.4%.
It is expected that the health personnel will always improve the health
service to the community, especially about the activities of clean and healthy life
and is expected to the family to always increase their knowledge so as to be able
to carry out the activities of clean and healthy life in everyday
Keywords: family, clean and healthy life behavior, household
-
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………...
SAMPUL DALAM………………………..……………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………….…....…………… ii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ………………... iv
KATA PENGANTAR ………………………..……………….………… v
ABSTRAK ………………………………………………………………... viii
ABSTRACK ……………………………………………………………… ix
DAFTAR ISI .……………………………………………………..……… x
DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xv
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .………..………………………............……… 1
1.1. Latar Belakang………………………………...…………...…….. 1
1.2. Rumusan Masalah ….…………………………….............…… 6
1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………....……… 6
1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………..………… 7
1.5. Keaslian Penelitian ………………………………………………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..………………………….…….….….. 11
2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ..................................... 11
-
xi
2.2 Tujuan PHBS Bagi Rumah Tangga ............................................... 12
2.3 Sasaran PHBS Bagi Rumah Tangga.............................................. 13
2.4 Manfaat PHBS Bagi Rumah Tangga ………………….............. 13
2.5 Peran anggota rumah tangga dalam ber-PHBS ….………………. 14
2.6 Indikator PHBS di Rumah Tangga ………………….…………… 14
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL …………………………………. 24
BAB IV METODE PENELITIAN ……………………………………….. 26
4.1 Desain Penelitian ..…………………………………………….. 26
4.2 Populasi dan Sampel …………………………………………….. 26
4.3 Teknik Sampling ………………………………………………… 27
4.4 Kerangka Kerja Penelitian …………………………….………… 28
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……..……………. 29
4.6 Instrumen Penelitian ………………………….…….…………… 33
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………... 33
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ……………………………………... 33
4.9 Teknik Analisis Data ……………………………………...……… 33
4.10 Etika Penelitian …………………………………………………. 34
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 38
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian …………………………………….. 38
5.2 Hasil Penelitian …………………………………………………... 39
5.3 Pembahasan ……………………………………………………… 45
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………………..……………….. 55
6.1 Kesimpulan ………………………………………………………. 55
-
xii
6.2 Saran ……………………………………………………………... 56
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 57
-
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Definisi Operasional............................................................ 31
Tabel 4.2 Pemberian Kode ................................................................... 35
Tabel 4.3 Tabulasi …………………………………………………… 36
Tabel 5.1 Gambaran Rumah Tangga Dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017………………....…..
39
Tabel 5.2 Gambaran Perilaku Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga
Kesehatan di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017………………....…..
40
Tabel 5.3 Gambaran Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada
Masyarakat Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun Tahun 2017 ……………………….…..
40
Tabel 5.4 Gambaran Perilaku Penimbangan Bayi Dan Balita Di
Posyandu Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun Tahun 2017 ………………………...…
41
Tabel 5.5 Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Mencuci Tangan
Dengan Air Dan Sabun di Dusun Bakalan Desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017 ………
41
-
xiv
Tabel 5.6 Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penggunaan Air
Bersih di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun Tahun 2017 …………..……………….
42
Tabel 5.7 Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penggunaan
Jamban Sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017 …………………...
42
Tabel 5.8 Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Rumah Bebas
Jentik di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun Tahun 2017 …………………………...
43
Tabel 5.9 Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Mengkonsumsi Buah
Dan Sayur Setiap Hari di Dusun Bakalan Desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017 ………..
43
Tabel 5.10 Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Melakukan Aktivitas
Fisik Setiap Hari Di Dusun Bakalan Desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017 ………..
44
Tabel 5.11 Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Tidak Merokok
Dalam Rumah di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017 ……………………
44
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Gambaran Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat …………………………………………
24
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ................................................... 29
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Subyek Penelitian
Lampiran 4 : Lembar Kuesioner
Lampiran 5 : Hasil Rekapitulasi Data
Lampiran 6 : Data Rekapitulasi PHBS
Lampiran 7 : Data Rumah Tangga PHBS
-
xvii
DAFTAR SINGKATAN
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
DBD : Demam Berdarah Dengue
PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
STIKES : Sekolah Tinggi Kesehatan
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang
dilakukan berdasarkan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dalam bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan pribadi dan keluarga.
Adapun sasaran dari program PHBS tersebut mencakup lima tatanan, yaitu:
tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan sarana
kesehatan. Penerapan PHBS di Rumah Tangga merupakan tanggung jawab setiap
anggota rumah tangga, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten/
Kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah
tangga agar dapat dijalankan secara efektif. Sasaran PHBS tatanan rumah tangga
adalah seluruh anggota keluarga yaitu: pasangan usia subur, ibu hamil dan atau
ibu menyusui, anak dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak (Maryunani,
2013).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 proporsi rumah
tangga yang memenuhi kriteria PHBS sebesar 32,3%. Hasil Riskesdas (2013)
menyatakan proporsi rumah tangga melakukan PHBS menurut 10 indikator
adalah sebagai berikut : 1) pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 87,6%,
2)sumber air bersih baik 82,2%, 3)BAB di jamban 81,9%, 4)tidak merokok di
dalam rumah 78,8%, 5)perilaku cegah jentik 77,4%, 6)menimbang balita 68%,
-
2
7)aktifitas fisik setiap hari 52,8%, 8)cuci tangan dengan benar 47,2%,
9)pemberian ASI eksklusif 38%, 10)konsumsi sayur dan buah setiap hari 10,7%.
Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Madiun (2013), Kabupaten Madiun
telah melakukan pengkajian PHBS pada 40.290 (19,82%) rumah tangga dan
18.555 rumah tangga (46,05%) diantaranya sudah ber-PHBS. Sedangkan
pencapaian di Puskesmas Klagenserut didapatkan jumlah rumah tangga 7933,
rumah tangga yang dipantau 1384 (17,45%) dan pencapaian rumah tangga ber-
PHBS sebesar 789 (57,01%).
Hasil survey PHBS yang dilakukan kader posyandu pada bulan Januari
2016 terhadap 25 KK di dusun Bakalan desa Wayut didapatkan hasil 100%
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan ibu hamil sudah merencanakan
persalinan di tenaga kesehatan, 43% pemberian ASI ekslusif, 100% penimbangan
bayi dan balita , 100% pemberantasan jentik nyamuk (PSN), 100% penggunaan
jamban sehat , 100% ketersediaan air bersih, 83,2 % belum cuci tangan dengan
benar (memakai sabun), 8% konsumsi aneka ragam makanan, 56% sudah
melakukan aktifitas fisik setiap hari, 12% mempunyai kebiasaan tidak merokok
dalam rumah
Dampak dari keluarga yang tidak melakukan PHBS sangat banyak,
masalah ini berasal dari perilaku yang tidak sehat dan lingkungan yang tidak
sehat. Masalah yang muncul diantaranya adalah penyakit diare akibat tidak biasa
cuci tangan pakai sabun, tidak menggunakan jamban sehat dan ketersediaan air
bersih tidak ada, penyakit infeksi paru karena kebiasaan merokok, penderita
demam berdarah karena dipicu oleh banyaknya jentik yang berkembang. Selain
-
3
itu adanya masalah gizi pada anak yang diakibatkan oleh karena anak tidak
diberikan ASI esklusif, anak tidak diberikan makanan yang beraneka ragam dan
anak tidak ditimbang teratur sehingga anak tidak diketahui status gizinya
(Maryunani, 2013).
Hasil studi pendahuluan pada bulan Januari 2016 di RT 4 Dusun Bakalan
desa Wayut terdapat 1 (satu) kasus demam berdarah. Hasil pemeriksaan jentik
secara acak pada 10 rumah dengan radius 100 meter di sekitar rumah penderita
didapatkan 6 (60%) rumah dengan hasil pemeriksaan jentik positif (+) dan 4
(40%) rumah dengan pemeriksaan jentik negatif (-). Hasil penimbangan pada
kegiatan posyandu balita Bakalan pada bulan Januari 2016 didapatkan ada 2 balita
dengan status gizi kurang dan ada 4 balita yang bulan lalu tidak datang timbang
sehingga tidak dapat ditentukan status gizinya .
Permasalahan dalam penanggulangan DBD di Jawa Timur antara lain
dengan memutus rantai penularan, pengendalian vektor agar nyamuk Aedes
Aegypti tidak dapat berkembang biak lagi. Vektor DBD sebenarnya mudah
dikendalikan karena sarang-sarangnya terbatas di tempat yang berisi air bersih dan
jarak terbangnya maksimum 100 meter. Tetapi karena vektor tersebar luas maka
untuk pengendaliannya diperlukan total coverage (meliputi seluruh wilayah) agar
nyamuk tidak dapat berkembang biak lagi. Untuk itu sangat memerlukan
partisipasi seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) DBD (Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2012).
Setiap ibu hamil menghadapi resiko terjadi kematian, salah satu upaya
untuk menurunkan angka kematian adalah meningkatkan status kesehatan ibu
-
4
hamil sampai bersalin melalui pelayanan ibu hamil sampai nifas. Proses
persalinan dihadapkan pada kondisi kritis terhadap masalah kegawatdaruratan
persalinan sehingga sangat diharapkan persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan.
(Riskesdas, 2013)
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi kurang ataupun gizi buruk
pada anak dengan berPHBS antara lain adalah 1)memberikan ASI eksklusif
2) anak diberikan makanan yang bervariasi dan seimbang 3) rajin menimbang dan
mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu (Riskesdas 2013)
Menurut Maryunani (2013), manfaat rumah bebas jentik kemungkinan
terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue
(DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki gajah. Agar rumah menjadi bebas jentik
maka perlu dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M
Plus (menguras, menutup, mengubur dan menghindari gigitan nyamuk).
Menurut Kusnoputranto (2010) fungsi jamban dari aspek kesehatan
lingkungan antara lain dapat mencegah berkembangnya berbagai penyakit yang
disebabkan oleh kotoran manusia. Sementara dampak serius membuang kotoran
di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara karena
menimbulkan bau. Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik berdampak
mengkawatirkan terutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga
maupun keperluan komersial. Menurut Maryunani (2013), alasan menggunakan
air bersih adalah terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri,
typus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
-
5
Menurut Maryunani (2013), manfaat mencuci tangan yaitu membunuh
kuman penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit seperti diare,
kolera disentri, typus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
Menurut Maryunani (2013) sayur dan buah-buahan merupakan sumber
makanan yang mengandung gizi lengkap dan sehat. Kandungan beta karoten
pada sayuran pada sayuran membantu memperlambat proses penuaan dini,
mencegah risiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan
menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus.
Menurut Maryunani (2013), aktifitas fisik adalah melakukan
pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat
penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas
hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Menurut Anonim (2014) menyatakan cara yang paling penting untuk
melakukan pencegahan terhadap kanker paru-paru adalah menghindari asap
rokok. Seseorang yang bukan perokok bukan berarti akan terhindar dari kanker
paru-paru, dengan menghirup asap asap rokok dari perokok lainnya dapat
menambah resiko terkena kanker paru-paru.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di
Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun.
-
6
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah : “Bagaimanakah
gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun
Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun.
1.3.2. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
2) Mengidentifikasi pemberian ASI ekslusif di Dusun Bakalan Desa
Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
3) Mengidentifikasi penimbangan bayi dan balita di Dusun Bakalan Desa
Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
4) Mengidentifikasi pemberantasan jentik nyamuk di Dusun Bakalan
Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
5) Mengidentifikasi pengguanaan jamban sehat di Dusun Bakalan Desa
Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
6) Mengidentifikasi ketersediaan air bersih di Dusun Bakalan Desa
Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
7) Mengidentifikasi cuci tangan dnegan air dan sabun di Dusun Bakalan
Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
-
7
8) Mengidentifikasi konsumsi aneka ragam makanan di Dusun Bakalan
Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
9) Mengidentifikasi aktifitas fisik setiap hari di Dusun Bakalan Desa
Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
10) Mengidentifikasi tidak merokok dalam rumah di Dusun Bakalan Desa
Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Dengan diketahuinya gambaran perilaku hidup bersih dan sehat tatanan
rumah tangga diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
sehingga dapat mengatisipasi masalah kesehatan akibat tidak melakukan
PHBS tatanan rumah tangga
1.4.2. Manfaat Praktis
1) Bagi tenaga kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat terutama
mengenai kegiatan PHBS dan masalah kesehatan yang terjadi akibat
tidak ber-PHBS
2) Bagi keluarga
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan keluarga
tentang PHBS dan mampu melaksanakan PHBS sehari- hari
3) Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya
tentang PHBS
-
8
4) Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
menambah referensi yang sudah ada.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2015) yang berjudul
“Perilaku Hidup Bersih Sehat Tatanan Rumah Tangga Pada Masyarakat
Using (Studi Kualitatif di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten
Banyuwangi)” merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
untuk meningkatkan kegunaan informasi yang diperoleh dari responden atau
informan yang sedikit. Terdapat 3 informan dalam penelitian ini yaitu
informan kunci (Kepala desa Kemiren), informan utama (warga desa
Kemiren) dan informan tambahan (kepala adat, kepala dusun,dan sekretaris
desa Kemiren).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, antara
lain wawancara mendalam (indepth interview), dokumentasi, dan observasi.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode metode thematic
content analysis (analisis isi berdasarkan tema).Teknik keabsahan data dalam
penelitian ini adalah teknik triangulasi dengan sumber Sumber yang
digunakan untuk triangulasi dalam penelitian ini yaitu informan utama dan
informan tambahan Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indepth
interview) dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa 6 informan
utama masih melakukan BAB di sungai karena kebiasaan dan tidak memiliki
-
9
jamban pribadi. Delapan informan menggunakan air yang bersumber dari
mata air di Kampunganyar. Masyarakat membuang sampah dengan cara
dikumpulkan terlebih dahulu di masing-masing rumah, kemudian dibuang di
tepi sungai selanjutnya dibakar. Masyarakat tidak melakukan pemisahan
sampah terlebih dahulu karena di desa Kemiren masih belum ada fasilitas
gerobak sampah dan petugas kebersihan.Di desa Kemiren terdapat tradisi
Rabo wekasan sebagai rasa syukur atas berkah air yang melimpah, selain itu
terdapat tradisi mengubur pakaian bekas. Kepala desa mewajibkan setiap
rumah harus memiliki jamban keluarga agar masyarakat yang belum memiliki
jamban segera membangun jamban, mengurangi kebiasaan masyarakat untuk
BAB di sungai, dan menambah pendapatan ekonomi masyarakat. Rumah
yang memiliki jamban dan kamar mandi yang bersih dapat dijadikan sebagai
home staybagi tamu yang akan bermalam di desa adat Using ini. Ibu kades
yang tergabung dalam tim penggerak PKK sudah melakukan penyuluhan
mengenai daur ulang sampah dan bank sampah walaupun respon yang
diharapkan belum sesuai.
Penelitian oleh Budiman (2012) yang berjudul “Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Kelurahan Utama
Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi “ menyatakan pusat promosi
kesehatan sejak tahun 2005 telah melakukan perubahan mind set dalam
pengembangan programnnya baik dipusat dan daerah yang dituangkan dalam
kegiatan setiap tahun. Target pencapaian PHBS pada tahun 2010 adalah 65%.
Hasil penilaian PHBS Tatanan di Rumah Tangga tahun 2010 Kota Cimahi
-
10
adalah status rumat tangga sehat 38,70% dan status rumah tangga tidak sehat
61,30% masih dibawah sasaran pembangunan promosi kesehatan nasional. di
wilayah Kota Cimahi ternyata angka yang paling tinggi tidak sehat PHBS
tatanan rumah tangga berada di Kelurahan Utama. Tujuan penelitian ini
adalah melakukan kajian PHBS tatanan rumah tangga di Kelurahan Utama
Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.
Rancangan penelitian ini adalah studi cross sectional (potong lintang)
dimana variabel independen dan dependent dikumpulkan secara bersamaan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh seluruh kepala keluarga di Kelurahan
Utama dengan jumlah 8144 orang. Besar sampel dengan derajat presisi 10%
adalah 99 Orang (Kepala Keluarga). Teknik pengambilan sampel secara
random sampling. Analisi data univariat menggunakan proporsi dan bivariat
menggunakan uji kai kuadrat dengan batas kemaknaan pada alfa 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar secara univariat
berada dalam keadaan trend baik dan PHBS sebagian besar baik yaitu 57
orang (57,6%). Analisis bivariat menunjukan bahwa pengetahuan,sikap,
sumber informasi, dan fasilitas keluarga, dukungan dan sikap petugas
kesehatan ada hubungan yang signifikan dengan PHBS (p-value < 0,05).
Perbedaan dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Pratiwi (2015)
dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah populasi. Populasi pada
penelitian sekarang adalah semua keluarga sebanyak 282 KK. Variabel yang
digunakan pada penelitian sekarang adalah 10 indikator PHBS
-
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan
perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong
diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat (Maryunani, 2013)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu
masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan
masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam
rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan (Maryunani,
2013)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari
pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di
-
12
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan cerminan
pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga
kesehatan seluruh seluruh anggota keluarga. Semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan
aktif dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat merupakan pengertian lain dari PHBS (Rahmawati dan
Proverawati, 2012).
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan
melalui pendekatan tatanan. Ada lima tatanan PHBS yakni:
1. tatanan rumah tangga
2. tatanan pendidikan (sekolah)
3. tempat-tempat umum
4. tempat kerja
5. institusi kesehatan (Rahmawati dan Proverawati, 2012).
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
masyarakat (Maryunani,2013)
2.2 Tujuan PHBS Bagi Rumah Tangga
Menurut Maryunani (2013), tujuan PHBS bagi rumah tangga yaitu :
-
13
a. Untuk meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas kesehatan,
petugas lintas sektor, media masaa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh
masyarakat, tim penggerak PKK dan dunia usaha dalam pembinaan
PHBS di rumah tangga
b. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk mendalami gerakan
kesehatan di masyarakat melaksanakan PHBS berperan aktif dlalam
gerakan kesehatan di masyarakat
2.3 Sasaran PHBS Bagi Rumah Tangga
Menurut Maryunani (2013), sasaran PHBS bagi rumah tangga
adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
a. Pasangan usia subur
b. Ibu hamil dan ibu menyusui
c. Anak dan remaja
d. Usia lanjut
e. Pengasuh anak
2.4 Manfaat PHBS Bagi Rumah Tangga
Menurut Maryunani (2013), manfaat PHBS bagi rumah tangga yaitu :
a. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah
sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan
meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga, maka biaya yang
tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya
-
14
investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan
modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
2.5 Peran anggota rumah tangga dalam ber-PHBS
Menurut Maryunani (2013) peran anggota keluarga dalam PHBS di rumah
tangga adalah :
a. Menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari
b. Mengajak anggota keluarga lain untuk ber PHBS melalui kelompok
dasawisma
c. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakatterkait PHBS
d. Menjadi kader untuk memberdayakan anggota rumah tangga di
masyarakat dan bekerjasama tim di tingkat desa melalui penyuluhan
2.6 Indikator PHBS di Rumah Tangga
Menurut Maryunani (2013) ada 10 indikator PHBS rumah tangga adalah
sebagai berikut :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
2. Memberi bayi ASI eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Memberantas jentik nyamuk
5. Menggunakan jamban sehat
6. Menggunakan air bersih
7. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
-
15
10. Tidak merokok di dalam rumah
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator
PHBS di dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :
a. Tujuh Indikator PHBS di Rumah Tangga :
1) Persalinan oleh tenaga kesehatan
2) Pemberian ASI Eksklusif
3) Penimbangan balita
4) Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
5) Menggunakan air bersih
6) Menggunakan jamban sehat
7) Rumah Bebas Jentik
b. Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat
1) Tidak merokok di dalam rumah
2) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
3) Makan buah dan sayur setiap hari (Maryunani, 2013)
Indikator adalah petunjuk yang membatasi fokus perhatian suatu
penilaian. Menurut Maryunani (2013) ada 10 indikator yang dipakai
sebagai ukuran untuk menilai PHBS rumah tangga yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan adalah
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter dan
tenaga para medis lainnya). Alasan mengapa setiap persalinan harus
-
16
di tolong oleh tenaga kesehatan menurut Maryunani (2013), setiap
persalinan harus di tolong oleh tenaga kesehatan, karena :
a. Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam
membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih
terjamin.
b. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera di tolong
atau di rujuk ke puskesmas atau rumah sakit.
c. Persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih dan steril sehinnga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaa kesehatan lainnya
2. ASI ekslusif
ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa
memberikan tambahan makanan atau minuman lain. (Maryunani,2013)
Menurut Maryunani (2013), keunggulan ASI yang perlu diketahui oleh setiap
ibu dan keluarga yaitu :
a. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan
dan perkembangan fisik serta kecedasan.
b. Mengandung zat kekebalan.
c. Melindungi bayi dari alergi.
d. Aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan
kepada bayi dalam keadaan segar.
e. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan dimana saja.
-
17
f. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan, dan
pernapasan bayi.
3. Menimbang balita setiap bulan
Menurut Maryunani (2013) menimbang bayi dan balita adalah
menimbang setiap bulan dan mencatat berat badan dalam Kartu Menuju
Sehat (KMS)
Menurut Maryunani (2013), manfaat penimbangan balita setiap
bulan antara lain adalah :
a. Mengetahui apakah balita tumbuh sehat
b. Mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita
c. Mengetahui balita sakit (demam / batuk / diare)
Menurut Maryunani (2013), tanda-tanda balita kurang gizi yaitu :
a) Berat badan tidak naik selam a 3 bulan berturut-turut,
badannya kurus.
b) Mudah sakit.
c) Tampak lesu dan lemas.
d) Mudah menangis dan rewel.
3) Tiga macam gizi buruk pada balita
Menurut Maryunani (2013), 3 macam gizi buruk pada balita yaitu :
a) Kwashiorkor.
b) Marasmus.
c) Marasmus-Kwashiorkor.
-
18
4. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk
minum, memasak mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat
dapur, mencuci pakaian dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit
atau terhindar sakit. (Maryunani, 2013)
Menurut Maryunani (2013), alasan menggunakan air bersih adalah :
a) Terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus,
kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
b) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihannya.
5. Mencuci Tangan dengan air bersih dan sabun
Menurut Maryunani (2013), manfaat mencuci tangan yaitu :
a) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
b) Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera disentri, typus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), flu
burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
c) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Menurut Maryunani (2013), jenis-
jenis jamban yang digunakan :
-
19
a) Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang
berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan
kotoran kedasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada
penutup agar tidak berbau.
b) Jamban tangki septik/leher angsa
Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya
berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses
penguraian / dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan
resapan.
Menurut Maryunani (2013), alasan mengapa harus menggunakan jamban
adalah :
a) Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.
b) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
c) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit.
7. Memberantas jentik di rumah
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
Pemberantasan jentik bermaksud untuk membebaskan rumah dari jentik-
jentik yang dapat yang dapat mengganggu kesehatan. Pemeriksaan jentik
dilakukan secara berkala (PJB). Pemeriksaan jentik berkala adalah
pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat
-
20
penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas
bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot
kembang, ketiak daun, lubang pohon pagar bambu, dan lain-lain yang
dilakukan secara teratur, sekali dalam seminggu (Maryunani, 2013).
Agar rumah menjadi bebas jentik maka perlu dilakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus (menguras,
menutup, mengubur dan menghindari gigitan nyamuk). PSN merupakan
kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk penular berbagai
penyakit seperti demam berdarah dengue, chikungunya , malaria, filariasis
(kaki gajah) di tempat-tempat perkembangannya. Gerakan 3M Plus adalah
tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu :
a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum
burung.
b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air
hujan.
c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek dll).
Menurut Maryunani (2013), manfaat rumah bebas jentik yaitu :
a) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit
dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
-
21
b) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti
Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki
gajah.
c) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
8 Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang
mengandung gizi lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan
sumber kaya karoten (provitamin A). Semakin tua warna hijaunya, maka
semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta karoten pada
sayuran pada sayuran membantu memperlambat proses penuaan dini,
mencegah risiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan
menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus. Sayuran
yang berwarna hijau tua diantaranya adalah kangkung, daun singkong, daun
katuk, daun pepaya, genjer dan daun kelor. Di dalam sayuran dan buah juga
terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan dalam sayur
dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas
dan mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun
(Maryunani, 2013).
Orang yang diharapkan makan sayur dan buah adalah setiap anggota
rumah tangga diharapkan mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiap hari (Maryunani, 2013).
-
22
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Menurut Maryunani (2013), aktifitas fisik adalah melakukan
pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang
sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Aktivitas dilakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit, jika
belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan
ditingkatkan secara bertahap. Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2
jam sesudah makan. Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan
peregangan. Lakukan gerakan ringan dan perlahan ditingkatkan sampai
sedang. Jika sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut, lakukan secara rutin
paling sedikit 30 menit setiap hari
10. Tidak merokok
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok
ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan
dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling
berbahaya adalah nikotin, tar dan carbon monoksida (CO) ( Maryunani,
2013).
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin
dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang
yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-
coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau
tidak dihisap masuk ke dalam paru-paru. Perokok pasif adalah orang yang
-
23
bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada
dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok. Rumah
merupakan tempat berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif
harus berani menyuarakan haknya tidak menghirup asap rokok
(Maryunanii, 2013).
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan
dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok
pun sudah diketahui dengan jelas. Merokok baik secara aktif maupun secara
pasif membahayakan tubuh, seperti :
a) Menyebabkan kerontokan rambut
b) Gangguan pada mata, seperti katarak.
c) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok.
d) Menyebabkan sakit paru-paru kronis.
e) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
f) Menyebakan stroke dan serangan jantung.
g) Tulang lebih mudah patah.
h) Menyebabkan kanker kulit.
i) Menyebabkan kemandulan dan impotensi.
j) Menyebabkan kanker rahim dan keguguran pada ibu hamil.
-
24
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010).
Kerangka konsep penelitian disajikan pada Gambar 3.1 sebagai berikut :
Keterangan: :diteliti
: berhubungan
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Gambaran Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat
Uraian dari kerangka konseptual di atas menurut Maryunani (2013) PHBS
rumah tangga dengan 10 indikator yaitu 1) persalinan oleh tenaga kesehatan, 2)
member bayi ASI eksklusif, 3) menimbang bayi dan balita, 4) memberantas jentik
nyamuk, 5) menggunakan jamban sehat, 6) menggunakan air bersih, 7) mencuci
PHBS
rumah
tangga
1. Persalinan oleh tenaga kesehatan.
2. Memberi bayi ASI eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Memberantas jentik nyamuk
5. Menggunakan jamban sehat
6. Menggunakan air bersih
7. Mencuci tangan
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik
10. Tidak merokok di dalam rumah
Baik
Kurang
-
25
tangan, 8) makan buah dan sayur setiap hari, 9 )melakukan aktifitas fisik dan 10)
tidak merokok di dalam rumah. Klasifikasi PHBS dikategorikan ya atau tidak
Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui gambaran perilaku hidup
bersih dan sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten
Madiun.
-
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang
dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya bertujuan untuk melihat
gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu
populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini peneliti ingin
mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun Bakalan
Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun.
4.2. Populasi dan Sampel
4.2.1. Populasi
Populasi adalah adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut
masalah yang diteliti (Nursalam, 2006). Populasi pada penelitian ini adalah
semua keluarga yang ada di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan
sebanyak 282 KK
4.2.2. Sampel
Sampeladalahbagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
4.2.3 Besar Sampel
Menurut Nursalam (2006) besar sampel adalah banyaknya anggota
yang akan di jadikan sampel. Penentuan besar sampel penelitian untuk
populasi kecil kurang dari 10.000 dapat digunakan rumus:
-
27
N
n =
1 + N (d)²
Keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
d : tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan 95% = 0,05
Pada tingkat kesalahan 5 % dengan jumlah populasi 282 KK
maka pada penelitian ini diperoleh besar sampel :
282
n =
1 + 282 ( 0,05² )
282
=
1+ 282(0,0025)
282
=
1 + 0,705
282
=
1,705
= 165,4
= Dibulatkan 166 KK
4.3. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2007) dalam Sujarweni (2012) teknik sampling
adalah merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Pengambilan sampel
yang dilakukan pada penelitian ini dengan Non Random (Non
-
28
Probability) Sampling yaitu pengambilan sampel hanya berdasarkan
segi-segi kepraktisan saja (Notoatmodjo ,2010). Metode yang
digunakan adalah metode Accidental sampling adalah nonprobabilitas
sampling teknik dimana subyek dipilih karena aksesibilitas nyaman dan
kedekatan mereka pada peneliti.
4.3.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
1. Keluarga yang mempunyai balita
2. Keluarga yang mempunyai anak sekolah
4.3.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang
tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria
eksklusi pada penelitian ini adalah :
1. Keluarga dengan 1 anggota keluarga saja
2. Keluarga tidak bersedia menjadi responden
4.4. Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja penelitian merupakan pentahapan dalam penelitian,
dengan menyajikan alur penelitian, terutama variabel yang akan digunakan
dalam penelitian (Nursalam 2006). Kerangka kerja pada penelitian ini
disajikan pada gambar 4.1
-
29
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
4.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.5.1. Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain lain) Variabel merupakan
Populasi
Semua keluarga yang tinggal di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun pada Bulan Juli 2016
sebanyak 282 keluarga
Sampel
Besar sampel 166 KK
Hasil Penelitian
Pembahasan
Pengumpulan Data
Pengolahan dan AnalisaData
Editing, coding, tabulating
Publikasi
Pelaporan
-
30
konsep dari berbagai level abstrak sebagai sesuatu fasilitas untuk
pengalaman atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2006). Variabel
dalam penelitian ini adalah PHBS rumah tangga dengan 10 indikator yaitu
1. Perilaku Hidup Bersih Sehat
2. persalinan oleh tenaga kesehatan
3. member bayi ASI eksklusif
4. menimbang bayi dan balita
5. memberantas jentik nyamuk
6. menggunakan jamban sehat
7. menggunakan air bersih
8. mencuci tangan
9. makan buah dan sayur setiap hari
10. tidak merokok di dalam rumah
11. melakukan aktifitas fisik
1. Definisi Operasional
Definisi Operasional dimaksudkan untuk memperjelas pengertian
variabel-variabel yang akan diteliti dengan alat atau instrument dan teknik
penelitian yang dipilih oleh peneliti sesuai dengan keterbatasan dan
keinginan peneliti (Nursalam, 2006). Pada penelitian ini peneliti
mendefinisikan definisi operasional sebagai berikut:
-
31
Tabel 4.1
Definisi Operasional
No Variabel DefinisiOperasi
onal Parameter
Alat
Ukur
Skala
Data Kriteria
1 Perilaku
Hidup Bersih
dan Sehat
(PHBS)
Semua perilaku
kesehatan yang
dilakukan atas
kesadaran
sehingga
anggota
keluarga dapat
menolong
dirinya sendiri
di bidang
kesehatan
Hasil dari
wawancara
tentang 10
indikator
PHBS
kuesioner
PHBS
nominal 1.PHBS
2. tidak
PHBS
2 Pertolongan
persalinan
oleh tenaga
kesehatan
Pertolongan
persalinan
dalam rumah
tangga yang
dilakukan oleh
tenaga
kesehatan
(bidan, dokter,
dan tenaga
paramedis
lainnya)
Hasil dari
wawancara
tentang
riwayat
pertolongan
persalinan
kuesioner
PHBS
nominal 1.Ya
2.Tidak
3 Bayi dan balita diberi
ASI
eksklusif
Bayi usia 0-6
bulan hanya
diberi ASI saja
sejak lahir
sampai usia 6
bulan
Hasil dari
wawancara
tentang
pemberian
ASI
eksklusif
kuesioner
PHBS
nominal 1.Ya
2.Tidak
4 Penimbanganbayi dan
balita
Bayi dan balita
ditimbang berat
badannya
minimal 6x
berturut-turut
dalam 1 tahun
Hasil dari
wawancara
tentang
rutinitas
datang di
penimba
ngan
hasil
penimba
ngan di
buku
KIA
nominal 1.Ya
2.Tidak
5 Mencuci tangan
dengan air
dan sabun
melakukan
kebiasaan cuci
tangan dengan
memnggunakan
air mengalir dan
sabun
Hasil dari
wawancara
tentang
kebiasaan
cuci tangan
melihat
tempat
cuci
tangan
nominal 1.ya
2.tidak
-
32
No Variabel DefinisiOperasi
onal Parameter
Alat
Ukur
Skala
Data Kriteria
6 Mengguna kan air bersih
Air yang
dikonsumsi dan
digunakan
untuk
kebutuhan
sehari-hari
Hasil dari
wawancara
tentang
sumber air
yang
digunakan
melihat
sumber
air yang
diguna
kan
nominal 1. Ya 2. Tidak
7 Mengguna kan jamban
sehat
Fasilitas BAB
yang dipunyai
dan digunakan
keluarga
Hasil dari
wawancara
tentang
fasilitas
BAB yang
ada
melihat
sarana
BAB
nominal 1. Ya 2. Tidak
8 Rumah bebas jentik
Keadaan tempat
penampungan
air yang bebas
jentik
Hasil dari
wawancara
dan
pemeriksaan
jentik pada
tempat
penampu
ngan air di
rumah
Melaku
kan
pemeriks
aan jentik
dengan
menggu
nakan
senter
nominal 1.Ya
2.Tidak
9 Makan buah dan sayur
setiap hari
Setiap anggota
rumah tangga
mengkonsumsi
minimal 3 porsi
buah dan 2
porsi sayuran
atau sebaliknya
setiap hari
Hasil dari
wawancara
tentang pola
makan
dalam
seminggu
kuesioner
PHBS
nominal 1.Ya
2.tidak
10 Melakukan aktifitas fisik
setiap hari
Melakukan
pergerakan
anggota tubuh
setiap hari
Hasil dari
wawancara
tentang
kegiatan
yang
dilakukan
sehari-hari
kuesioner
PHBS
nominal 1.ya
2.tidak
Tidak merokok
dalam rumah
Setiap anggota
keluarga tidak
boleh merokok
di dalam rumah
Hasil dari
wawancara
tentang
anggota
keluarga
yang
merokok di
dalam rumah
kuesioner
PHBS
nominal 1.tidak
2.ya
-
33
4.6. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis (Arikunto,2006). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data pada penelitian ini adalah data primer. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner dengan 11 indikator. Hasil jawaban kemudian dikategorikan sesuai
dengan kategori PHBS.
4.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.7.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun
4.7.2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni dan Juli 2017.
4.8. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan
proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Nursalam, 2010). Pada penelitian ini cara melakukan
pengumpulan data yaitu 1) responden dipersilahkan untuk menandatangani
Informed Consent, 2) responden diberi penjelasan dan pengarahan terlebih
dahulu, 3) responden harus menjawab semua pertanyaan sesuai dengan 10
indikator PHBS sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
-
34
4.9. Teknik Analisis Data
4.9.1. Teknik Pengolahan Data
Mengolah data merupakan salah satu tahap kerja penelitian.Pengolahan
data hasil penelitian dirumuskan dengan menempuh langkah-langkah
sebagai berikut ;
a. Editing
Editing dilakukan untuk meneliti observasi yang sudah dilakukan
Editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan
hasil observasi
b. Coding
Coding adalah mengklarifikasi data-data yang sudah terkumpul .
Pada penelitian ini memberi kode-kode tertentu, disajikan pada
Tabel 4.2 berikut ini :
-
35
Tabel 4.2
Pemberian Kode
No Variabel Kode
1 Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan
1. Ya 2. Tidak
2 Bayi diberi ASI eksklusif
1.Ya
2.Tidak
3 Penimbangan bayi dan balita 1YA
2.Tidak
4 Mencuci tangan dengan air dan sabun 1.Ya
2.tidak
5 Menggunakan air bersih 1.YA
2.Tidak
6 Menggunakan jamban sehat 1.YA
2.Tidak
7 Rumah bebas jentik 1.Ya
2.Tidak
8 Makan buah dan sayur setiap hari 1.ya
2.tidak
9 Melakukan aktivitas fisik setiap hari 1.ya
2.tidak
10 Tidak merokok dalam rumah 1.ya
2.tidak
c. Tabulating
Data hasil kuesioner PHBS dimasukkan ke dalam tabel rekapitulasi,
diolah dan disajikan dalam bentuk tabel. Langkah-langkah pada
tabulating adalah menyiapkan tabel, kolom diisi kode dan baris diisi
nomer responden, kemudian memasukkan hasil jawaban kedalam tabel.
Rencana tabulasi ditampilkan pada Tabel 4.3
-
36
Tabel 4.3 Tabulasi
No
Resp
Hasil PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
4
5
dst,
4.9.2. Analisa Data
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi yang diambil dari
Sudijono (2006) yaitu:
p = %100xN
f
Keterangan
f : frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N : jumlah frekuensi/banyaknya individu
p : angka persentase
Hasil analisis diinformasikan dalam bentuk tabel , grafik atau gambar.
4.10. Etika Penelitian
Penelitian menggunakan obyek manusia yang memeiliki kebebasan
dalam menentukan dirinya maka peneliti harus memahami hak dasar
manusia (Notoatmodjo, 2010). Dalam melakukan penelitian , peneliti
-
37
mendapat surat pengantar dari Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun dilanjutkan kepada Kepala Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun
untuk mendapatkan persetujuan melakukan penelitian di desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun kemudian dilakukan penelitian
dengan menekankan pada etika penelitian.
1. Lembar Persetujuan menjadi Responden
Responden bersedia diteliti, setelah diberikan lembar permintaan
menjadi responden harus mencantumkan tanda tangan. Jika responden
menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap
menghormati hak-hak responden.
2. Anonimity/ tanpa nama
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan
nama responden. Pada lembar angket yang diteliti hanya diberi kode
tertentu.
3. Confidentiality/jaminan kerahasiaan data
Kerahasiaan responden dan informasi yang telah dikumpulkan dijamin
oleh peneliti. Data tersebut disajikan dan dilaporkan kepada beberapa
kelompok yang berhubungan dengan penelitian. (Saryono, 2010)
-
38
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Lokasi Penelitian
Desa Wayut merupakan salah satu wilayah yang berada di
Kecamatan Jiwan Kabupaten/ Madiun Propinsi Jawa Timur, mempunyai
wilayah seluas 350,83 Ha yang terbagi menjadi 34 RT dan 9 RW, dengan
4 (empat) dusun, yaitu
1. Dusun Bakalan ( RT 1 – RT 8 )
2. Dusun Wayut Dukuhan ( RT 09 – RT 20 )
3. Dusun Pojok Jakas ( RT 21 – RT 28 )
4. Dusun Melikan ( RT 29 – RT 34 )
Batas – batas sebagai berikut :
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Ngegong Kecamatan
Manguharjo Kota Madiun
- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kanung Kecamatan Sawahan
Kabupaten Madiun
- Sebelah barat berbatasan dengan Desa/ Klagenserut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun
- Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sogaten Kecamatan
Manguharjo Kota Madiun
-
39
Berdasarkan data kependudukan tahun 2016 yang diperoleh dari kantor
desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun (Laporan periode 2016),
dengan
- jumlah total penduduk 1799 KK,
- 5025 jiwa, terdiri dari
- laki – laki 2462 orang,
- perempuan 2598orang
- jumlah keluarga miskin sebanyak .419 KK.
- mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah
Pegawai (Pegawai Negeri Sipil/PNS dan pegawai swasta) sebesar
60%
Petani 40 %
5.2. Hasil Penelitian
Penelitian tentang gambaran PHBS yang dilakukan di Dusun Bakalan
Desa Wayut Kecamatan Jiwan didapatkan hasil berdasarkan survey sebagai
berikut :
Tabel 5.1 : Gambaran Rumah Tangga Dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun Tahun 2017
Sumber :Data Primer Tahun 2017
No Rumah Tangga Dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 30 18,1
2 Tidak 136 81,9
Jumlah 166 100
-
40
Berdasarkan Tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa masyarakat Dusun
Bakalan desa Wayut kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dengan criteria rumah
tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 30 KK (18,1%) dan
rumah tangga tidak ber-PHBS sebanyak 136 KK (81,9%)
Tabel 5.2 : Gambaran Perilaku Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga
Kesehatan di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun Tahun 2017
Sumber :Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa masyarakat Dusun
Bakalan desa Wayut kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun yang memilih
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yaitu sebanyak 166 responden
(100%) melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.
Tabel 5.3 : Gambaran Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Masyarakat
Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten
Madiun Tahun 2017
No. Bayi diberi ASI eksklusif Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 71 42,7
2 Tidak 95 57,3
Jumlah 166 100
Sumber Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa persentase
masyarakat Dusun Bakalan desa Wayut kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
No Pertolongan Persalinan Oleh
Tenaga Kesehatan Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 166 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 166 100
-
41
yang memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 42,7 %, sedangkan persentase
yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 57,3%.
Tabel 5.4 : Gambaran Perilaku Penimbangan Bayi Dan Balita Di Posyandu
Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten
Madiun Tahun 2017
No. Penimbangan Bayi dan Balita Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 151 90,6
2. Tidak 15 9,4
Jumlah 166 100
Sumber Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa persentase jumlah
masyarakat Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
yang menimbang bayi dan balita di posyandu, yaitu sebanyak 90,6% dan yang
tidak melakukan penimbangan rutin, yaitu sebanyak 9,4%.
Tabel 5.5 : Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Mencuci Tangan
Dengan Air Dan Sabun di Dusun Bakalan Desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017
No. Mencuci tangan dengan air dan
sabun Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 47 28,3
2. Tidak 119 71,7
Jumlah 166 100
Sumber Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 5.5 diatas dapat diketahui bahwa persentase jumlah
masyarakat Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
yang melakukan cuci tangan dengan air dan sabun, yaitu sebanyak 28,3 %, dan
terdapat 71,7 % yang tidak melakukan cuci tangan dengan air dan sabun.
-
42
Tabel 5.6 : Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penggunaan Air Bersih
di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten
Madiun Tahun 2017
No. Menggunakan air bersih Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 166 100
2. Tidak 0 0
Jumlah 166 100
Sumber Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat
di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun yang
menggunakan air bersih sebanyak 166 responden (100%).
Tabel 5.7 : Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penggunaan Jamban
Sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun Tahun 2017
No. Menggunakan Jamban Sehat Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 152 91
2. Tidak 14 9
Jumlah 166 100
Sumber Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan tabel 5.7 diatas dapat diketahui bahwa persentase
masyarakat di Dusun Bakalan Desa Jiwan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
yang menggunakan jamban sehat sebanyak 91 %, sedangkan yang tidak
menggunakan jamban sehat sebanyak 9 %.
-
43
Tabel 5.8 : Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Rumah Bebas Jentik di
Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten
Madiun Tahun 2017
No. Rumah Bebas Jentik Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 166 100
2. Tidak 0 0
Jumlah 166 100
Sumber Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 5.8 diatas dapat diketahu bahwa persentase rumah
masyarakat dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
yang bebas dari jentik, yaitu sebanyak 166 responden (100%).
Tabel 5.9 : Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Mengkonsumsi Buah Dan
Sayur Setiap Hari di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017
No. Makan Buah Dan Sayur Setiap
Hari Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 90 54,2
2. Tidak 76 45,8
Jumlah 166 100
Sumber Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 5.9 diatas dapat diketahui bahwa persentase jumlah
masyarakat di dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
yang mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, yaitu sebanyak 54.2 %, dan yang
tidak mengkonsumsi buah dan sayur, yaitu sebanyak 45,8 %.
-
44
Tabel 5.10 : Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Melakukan Aktivitas
Fisik Setiap Hari Di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun Tahun 2017
No. Melakukan Aktivitas Fisik
Setiap Hari Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 166 100
2. Tidak 0 0
Jumlah 166 100
Sumber Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 5.10 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat
di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun yang
melakukan aktivitas fisik setiap hari sebanyak 166 responden (100%).
Tabel 5.11 : Gambaran Perilaku Masyarakat Yang Tidak Merokok Dalam
Rumah di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun Tahun 2017
No. Tidak merokok dalam rumah Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 99 59,6
2. Tidak 67 40,4
Jumlah 166 100
Sumber Data Primer Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 5.11 diatas dapat diketahui bahwa persentase jumlah
masyarakat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
yang tidak merokok dalam rumah sebanyak 59,6 %, sedangkan yang merokok
dalam rumah sebanyak 40,4%
-
45
5.3 Pembahasan
Bagian ini membahas tentang hasil penelitian mengenai perilaku hidup
besih dan sehat (PHBS) yang telah dilakukan di Dusun Bakalan dengan 10
indikator yang meliputi :
1. Perilaku Hidup Bersih Sehat
2. persalinan oleh tenaga kesehatan
3. member bayi ASI eksklusif
4. menimbang bayi dan balita
5. memberantas jentik nyamuk
6. menggunakan jamban sehat
7. menggunakan air bersih
8. mencuci tangan
9. makan buah dan sayur setiap hari
10. tidak merokok di dalam rumah
11. melakukan aktifitas fisik
5.3.1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Hasil penelitian tentang rumah tangga dengan PHBS didapatkan 30
KK (18,1%) adalah keluarga dengan PHBS, sedasngkan 136 Kk
didapatkan keluarga tidak berPHBS.
PHBS rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekan PHBS serta
berperan aktif dalam gerakan masyarakat (Maryunani,2013). Menurut
Maryunani (2013), Tujnuan PHBS rumah tangga yaitu:
-
46
a. Untuk meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas
kesehatan, petugas lintas sector , media masa, organisasi
masyarakat, LSM, tokoh masyarakat, tim penggerak PKK
dan Dunia usaha dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk mendalami
gerakan kesehatan di masyarakat melaksanakan PHBS
berperan aktif dalam gerakan masyarakat.
PHBS dalam rumah tangga adalah perilaku dari semua
anggota dimungkiinkan tidak semua anggotan keluarga
mempunyai perilaku yang berPHBS. Dukungan antar
anggota keluarga sangat dibutuhkan untuk mewujudkan
keluarga berPHBS sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan semua anggota keluarga. Kesadaran anggota
keluarga dapat dilakukan ndengan saling mengingatkan
bilamana ada anggota keluarga yang tidak berPHBS.
5.3.2. Persalinan oleh tenaga kesehatan
Hasil penelitian tentang persalinan oleh tenaga kesehatan
didapatkan semua responden (100%) dengan riwayat dan merencanakan
akan melahirkan di tenaga kesehatan baik bidan atau dokter.
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan
adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter dan
tenaga para medis lainnya). Alasan mengapa setiap persalinan harus di
tolong oleh tenaga kesehatan menurut Maryunani (2013).
-
47
Lokasi Dusun Bakalan Desa Wayut merupakan daerah dataran rendah
yang memudahkan akses pelayanan persalinan ke tenaga kesehatan baik
ke dokter atau bidan. Selain itu di dusun ini sudah tidak ada dukun bayi
yang melakukan pertolongan persalinan.
5.3.3. ASI eksklusif
Hasil penelitian tentang pemberian ASI eksklusif didapatkan bayi
diberikan ASI eksklusif sebanyak 42,7% dan tidak diberikan ASI
eksklusif sebanyak 57,3%.
ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja
tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain.
(Maryunani,2013). Menurut Maryunani (2013), keunggulan ASI yang
perlu diketahui oleh setiap ibu dan keluarga yaitu :
a. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecedasan.
b. Mengandung zat kekebalan.
c. Melindungi bayi dari alergi.
d. Aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada
bayi dalam keadaan segar.
e. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan dimana saja.
f. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan, dan pernapasan
bayi.
-
48
Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif kemungkinan karena
ibunya bekerja sehingga tidak dapat memberikan ASI secara terus
menerus dan ibu menyusui yang bekerja tidak melakukan ASI perah
sehingga bayi diberikan susu formula. Kemungkinan bayi tidak minum
ASI saja sampai umur 6 bulan karena bayi sudah diberikan makanan
pendamping ASI sebelim usia 6 bulan karena bayi dianggap lapar.
5.3.4. Penimbangan bayi dan balita
Hasil penelitian tentang penimbangan bayi dan balita didapatakan
responden melakukan penimbangan rutin sebanyak 9,06% dan tidak
melakukan penimbangan rutin sebesar 9,4%.
Menurut Maryunani (2013) menimbang bayi dan balita adalah
menimbang setiap bulan dan mencatat berat badan dalam Kartu Menuju
Sehat (KMS)
Menurut Maryunani (2013), manfaat penimbangan balita setiap
bulan antara lain adalah :
a. Mengetahui apakah balita tumbuh sehat
b. Mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita
c. Mengetahui balita sakit (demam / batuk / diare)
Perlu dilakukan penyuluhan atau konseling pada keluarga yang
mempunyai bayi atau balita agar selalu rutin menimbangkan anaknya agar
anak diketahui berat badan dan ditentukan status gizinya. Selain itu dengan
menimbangkan anak di posyandu akan melatih anak untuk belajar
sosialisai dengan temannya.
-
49
5.3.5. Memberantas jentik nyamuk
Hasil penelitian tentang memberantas jentik nyamuk didapatkan
bahwa semua responden telah melakukan pemberantasan sarang nyamuk
sebanyak 100%.
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah
dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik
nyamuk. Pemberantasan jentik bermaksud untuk membebaskan rumah
dari jentik-jentik yang dapat yang dapat mengganggu kesehatan.
Pemeriksaan jentik dilakukan secara berkala (PJB). Pemeriksaan jentik
berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
(tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak
mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang
air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon pagar bambu, dan lain-
lain yang dilakukan secara teratur, sekali dalam seminggu (Maryunani,
2013).
Kesadaran masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang
nyamuk dilakukan warga dengan adanya kegiatan kerja bakti di
lingkungan sekitar. Kegiatan ini dilakukan secara gotong royong untuk
membersihkan lingkungan.
5.3.6. Menggunakan jamban sehat
Hasil penelitian tentang menggunakan jamban sehat didapatak
responden yang menggunakan jamban sehat sebanyak 91,6% dan tidak
menggunakan jamban sehat sebanyak 8,4%.
-
50
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan
unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya menurut
Maryunani (2013).
Penggunaan jamban sehat harus selalu disebarluaskan ke
masyarakat. Jamban yang sehat akan menjauhkan warga dari berbagai
penyakit. Pemberian informasi tentang jamban sehat ini dapat melalui
penyuluhan pada waktu arisan, pengajian atau kegiatan posyandu.
Kebiasaan BAB di jamban harus dimulai sejak usia balita agar anak
terlatih sejak dini.
5.3.7. Menggunakan air bersih
Hasil penelitian tentang menggunakan air bersih didapatkan
semua respoden (100%) menggunakan air bersih.
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk
minum, memasak mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-
alat dapur, mencuci pakaian dan sebagainya, agar kita tidak terkena
penyakit atau terhindar sakit. (Maryunani, 2013).
Dusun Bakalan Desa Wayut tidak dilintasi aliran sungai sehingga
sumber air warga sebagian besar diperoleh dari air sumur . Sumur ini
terjaga kualitas airnya yaitu tidak berbau, tidak berqarna dan tidak berasa,
sehingga semua warga menggunakan air bersih.
-
51
5.3.8. Mencuci tangan dengan air dan sabun
Hasil penelitian tentang mencuci tangan dengan air dan sabun
didapatkan 28,3% mencuci tangan dengan air dan sabun, terdapat 71,7%
tidak melakukan cuci tangan dengan air dan sabun.
Menurut Maryunani (2013), manfaat mencuci tangan yaitu :
a) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
b) Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera disentri, typus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS).
c) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Kegiatan mencuci tangan sudah dilakukan semua warga, tetapi
hanya ada sebagian warga yang mencuci tangan menggunakan sabun.
Mencuci tangan dengan air dan sabun harus dilakukan untuk membunuh
kuman agar warga terhindar dari kontaminasi penyakit . Kegiatan
penyuluhan cuci tangan dengan sabun dapat dilakukan atau
disosialisaikan mulai PAUD/ TK ataupun kegiatan posyandu.
5.3.9. Makan buah dan sayur setiap hari
Hasil penelitian tentang makan buah dan sayur setiap hari
didapatkan 54,2% responden makan buah dan sayur setiap hari dan
45,8% responden tidak makan buah dan sayur setiap hari.
Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang
mengandung gizi lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan
-
52
sumber kaya karoten (provitamin A). Semakin tua warna hijaunya, maka
semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta karoten pada
sayuran pada sayuran membantu memperlambat proses penuaan dini,
mencegah risiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan
menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus.
Sayuran yang berwarna hijau tua diantaranya adalah kangkung, daun
singkong, daun katuk, daun pepaya, genjer dan daun kelor. Di dalam
sayuran dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan.
Antioksidan dalam sayur dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu
menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi
oksidatif yang menghasilkan racun (Maryunani, 2013).
Kecukupan gizi sangat dbutuhkan untuk kelangsungan hidup
terutama pada usia bayi atau balita untuk tumbuh kembangnya. Pada saat
ini sesuai dengan perkembanagn jaman kebiasaan konsumsi makanan
cepat saji yang minim buah dan sayur sangat diminati warga sehingga
menyebabkan kekurangan zat gizi. Pemberian aneka ragam makanan ini
bisa dimulai sejak dini pada saat pemberian makanan pendamping ASI
(MP ASI). Ibu diharapkan menyediakan MP ASI untuk bayinya dengan
beraneka menu atau bervariasi penyajiannya sehingga anak mengenal
berbagai rasa sejak dini. Penyuluhan tentang gizi seimbang dapat
dilakukan pada saat posyandu, arisan atau pengajian di lingkungan.
-
53
5.3.10. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Hasil penelitian tentang melakukan aktifitas sehari- hari didapatkan
semua responden (100%) melakukan aktifitas sehari-hari.
Menurut Maryunani (2013), aktifitas fisik adalah melakukan
pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang
sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang
hari.
Aktifitas fisik di pedesaan biasanya dilakukan warga dengan
kegiatan mengurus sawah , mengurus kebun atau rumah dan lingkungan
sekitar. Tidak semua warga melakukan kegiatan olahraga secara khusus.
Olahraga biasanya dilakukan oleh siswa pada saat pelajaran jasmani di
sekolah dan dilakukan pegawai yang melakukan kegiatan senam di
kantor atau lingkungan kerjanya yang dilakukan rutin seminggu sekali
5.3.11. Tidak merokok di dalam rumah.
Hasil penelitian tentang perilaku merokok didapatkan responden
tidak merokok di dalam rumah sebanyak 596% dan responden yang
merokok sebanyak 40,4%.
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap
akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang
paling berbahaya adalah nikotin, tar dan carbon monoksida (CO) (
Maryunani, 2013).
-
54
Merokok selain merugikan diri sendiri juga akan merugikan
orang lain. Keluarga terutama dengan ibu hamil, ada bayi atau balita
diharapkan tidak ada anggota keluarga yang merokok. Penyuluhan dan
pemberian informasi tentang rokok diberikan pada semua warga pada
saat arisan, pengajian atau pada saat hari buka posyandu. Penyuluhan
juga dapat diberikan petugas kesehatan di sekolah-sekolah agar murid
tidak mempunyai kebiasaan merokok.
-
53
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Perilaku hidup Bersih Sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 30 %
2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Dusun Bakalan Desa
Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 100 %
3. Pemberian ASI ekslusif di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 42,7%
4. Penimbangan bayi dan balita di Dusun Bakalan Desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 90,6 %
5. Pemberantasan jentik nyamuk di Dusun Bakalan Desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 100%
6. Pengguanaan jamban sehat di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 91,6%
7. Ketersediaan air bersih di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 100%
8. Cuci tangan dnegan air dan sabun di Dusun Bakalan Desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 28,3%
9. Konsumsi aneka ragam makanan di Dusun Bakalan Desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 54,2 %
-
54
10. Aktifitas fisik setiap hari di Dusun Bakalan Desa Wayut Kecamatan
Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 100%
11. Tidak merokok dalam rumah di Dusun Bakalan Desa Wayut
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun sebesar 59,6%
6.2. Saran
1) Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan senantiasa meningkatkan pelayanan
kesehatan pada masyarakat terutama mengenai kegiatan PHBS dan
masalah kesehatan yang