nervus 1 olfaktorius

Upload: karina-lucia-indriani

Post on 05-Mar-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

M. NOOR RAHMANSYAH

M. NOOR RAHMANSYAHFAA 111 0007

Pemeriksaan Nervus 1 (Olfaktorius)Nervus olfaktorius adalah nervus yang menghantarkan rangsang bauCara pemeriksaan :Persiapkan bahan berbagai macam jenis bau-bauan. Gunakan bahan yang dikenal klien dan tidak merangsang seperti kopi, parfum, rempah-rempah.Klien diminta menutup matanya sendiri atau klien ditutup matanya, kemudian dekatkan satu persatu bahan uji ke hidung klien dan minta klien menyebutkan nama bahan tersebut.Memberitahukan kepada penderita bahwa daya penciumannya akan diperiksaMelakukan emeriksaan untuk memastikan tidak ada sumbatan atau kelainan pada rongga hidungMeminta penderita untuk menutup salah satu lubang hidungMeminta penderita untuk mencium bau-bauan tertentu (misalnya : ekstrak kopi, ekstrak jeruk, vanili) melalui lubang hidung yang terbukaMeminta penderita menyebutkan jenis bau yang diciumnyaPemeriksan yang sama dilakukan juga untuk lubang hidung kontralateral

Syarat pemeriksaanJalan nafas harus dipastikan bebas dari penyakitBahan yang dipakai harus dikenal oleh penderitaBahan yang dipakai bersifat non-iritatingMust remember!Bahan yang cepat menguap tidak boleh digunakan dalam pemeriksaan ini sebab bahan tersebut dapat merangsang nervus trigeminus (N V) dan alat-alat pencernaaninterpretasiTerciumnya bau-bauan secara tepat menandakan fungsi nervus olfaktorius kedua sisi adalah baikHilangnya kemampuan mengenali bau-bauan (anosmia) yang bersifat unilateral tanpa ditemukan adanya kelainan pada rongga hidung merupakan salah satu tanda yang mendukung adanya neoplasma pada lobus frontalis cerebrumInterpretasi (2)Anosmia yang bersifat bilateral tanpa ditemukan adanya kelainan pada rongga hidumg merupakan salah satu tanda yang mendukung adanya meningioma pada cekungan olfaktorius pada cerebrum. Hal ini dapat terjadi akibat trauma ataupun pada meningitisGangguan lain dapat berupa kesalahan mengenali bau yang dicium, disebut parosmiaInterpretasi (3)Selain itu dapat juga terjadi peningkatan kepekaan penciuman yang disebut hiperosmia. Keadaan ini dapat terjadi akibat trauma kapitis, tetapi kebanyakan terkait kondisi psikiatrik yang disebut konversi histeri, misalnya sensasi bau muncul tanpa ada sumber bau (halusinasi olfaktorik). Hal ini dapat muncul sebagai aura pada epilepsi maupun pada kondisi psikosis yang terkait dengan lesi organik pada unkus.ReferensiMirawati DK, Widjojo FS, Suroto, Sudomo A, Hartanto OS, Risono, et al. Pemeriksaan Neurologi. Departemen Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta: 2012.TERIMA KASIH