nemo dat rule dalam putusan mahkamah agung republik ......82 bahwa d engan adanya perbuatan melawan...

22
78 LAMPIRAN

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 78

    LAMPIRAN

  • 79

    MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

    PUTUSAN

    Reg. No. 1887 K/PDT/1986

    DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG

    MAHA ESA

    MAHKAMAH AGUNG

    Memeriksa perkara perdata tingkat kasasi, telah mempunyai putusan sebagai

    berikut dalam perkara :

    PT. PERUSAHAAN PELAYARAN SAMUDERA “SAMUDERA

    INDONESIA”, berkedudukan di Jakarta, Jalan Kalibesar Barat No.43, yang diwakili

    oleh dan memilih domilisi di kantor kuasanya LOEKMAN WIRIADINATA, SH.,

    dan kawan-kawan, Advokat dan Pengacara, Jalan Veteran III/7A Jakarta berdasarkan

    surat kuasa khusus tanggal 28 Februari 1986;

    Pemohon Kasasi dahulu adalah pihak Tergugat I-Pembanding;

    Melawan:

    PT. SEJAHTERA BANK UMUM, berkedudukan di Jakarta, Jalan Tiang Bendera

    No.15 Jakarta Barat, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya HERMAN WIDJAJA,

    SH., dan kawan, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 10 Maret 1986;

    Termohon Kasasi, dahulu Penggugat-Terbanding;

    dan:

    PT. GESPAMINDO, berkedudukan di Jakarta, Jalan Mangun Sarkoro No.8 Jakarta

    Pusat, Turut Termohon kasasi, dahulu Tergugat II-Turut Terbanding;

  • 80

    Mahkamah Agung tersebut;

    Membaca surat-surat yang bersangkutan;

    Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut, ternyata bahwa sekarang

    Termohon kasasi sebagai Penggugat asli telah menggugat sekarang Pemohon Kasasi

    dan Turut Termohon kasasi sebagai tergugat-tergugat asli di muka persidangan

    Pengadilan Negeri, Jakarta Barat pada pokoknya atas dalil-dalil:

    Bahwa pada akhir tahun 1982/ permulaan tahun 1983, Tergugat asli II telah

    melakukan impor pupuk dari Phosphate Mining Company of Christmas Island Ltd.

    Canberra, Australia sebanyak 3000 metric ton seharga seluruhnya US.$ 195.000,-

    atas pesanan PT. Putra Buana, PT. Kapuas Dua Belas dan PT. Sinar Mulia Buana,

    masing-masing sebanyak 1000 metric ton;

    Bahwa untuk melaksanakan impor tersebut, atas permintaan Tergugat asli II,

    Penggugat asli melalui The Chartered Bank di Jakarta telah membuka 3 buah Letter

    of Credit (L/C) untuk dibayar kepada penjual pupuk tersebut, yang keseluruhannya

    berjumlah US.$ 195.000,-;

    Bahwa pupuk impor tersebut telah dikirim dan diangkut oleh Tergugat asli I,

    sesuai Bill of Lading (B/L)/ Konosemen dari Melbourne tertanggal 23 Maret 1983

    (bukti P.1, P.2 dan P.3);

    Bahwa setelah ditebus oleh Penggugat asli, semua lembar dari Bill of Lading

    (B/L)/ Konosemen tersebut yang masing-masing dibuat rangkap 3, kini ada pada

    Penggugat asli. Meskipun demikian, sesuai jawaban dari Tergugat asli I (bukti P.4),

    ternyata seluruh impor tersebut oleh Tergugat Asli I telah diserahkan kepada

  • 81

    pemesannya dengan melalui Tergugat asli II, tanpa penyerahan Bill of Lading (B/L)/

    Konosemen asli;

    Bahwa sesuai dengan ketentuan, maka Tergugat Asli II untuk kepentingan

    pembukuan Letter of Credit (L/C) tersebut di atas masih mempunyai kewajiban

    pembayaran kepada Penggugat asli, sejumlah sebagai berikut:

    a. Untuk Letter of Credit (L/C) tanggal 31 Januari 1983 No. 901/0475/83 dan

    tanggal 31 Januari 1983 No. 901/076/83 sebesar:

    2 x US.$ 65.000,- = US.$ 130.000,-,

    baru dibayar 10% = US.$ 13.000,-,

    sisa = US.$ 117.000,-.

    b. Untuk Letter of Credit (L/C) tanggal 14 Februari 1983 No. 901/0691/83,

    sejumlah:

    1 x US.$ 65.000,- = US.$ 65.000,-,

    baru dibayar 20% = US.$ 13.000,-,

    sisa = US.$ 52.000,-.

    Sisa seluruhnya : US.$ 117.000,- + US.$ 52.000,- = US.$ 169.000,-.

    Bahwa sampai saat iniTergugat asli II tidak melakukan pembayaran atas sisa

    kewajibannya, sehingga menurut hukum, Tergugat Asli II telah melakukan perbuatan

    melawan hukum. Demikian juga dengan Tergugat Asli I atas tindakannya yang secara

    tanpa hak menyerahkan pupuk yang diangkutnya kepada pihak yang tidak dapat

    menunjukkan Bill of Lading (B/L)/ Konosemen dari pupuk tersebut, adalah

    merupakan perbuatan yang melawan hukum, karena melanggar Pasal 507, 508, 509

    dan atau 510 KUHDagang;

  • 82

    Bahwa dengan adanya perbuatan melawan hukum dari Tergugat-Tergugat Asli

    tersebut, Penggugat Asli berhak menurut pembayaran dari Tergugat-Tergugat Asli

    secara tanggung renteng sejumlah US.$ 169.000,- ditambah ganti rugi, bunga 13%

    per tahun terhitung mulai tanggal 24 Maret 1983 sampai dengan 15 November 1984

    = US.$ 36.378,72, sehingga jumlah seluruhnya US.% 205.738,72,-;

    Bahwa untuk menjamin pelaksanaan putusan dalam perkara, Penggugat asli

    mohonagar terhadap barang-barang bergerak milik Tergugat-tergugat asli, diletakkan

    sita jaminan;

    Bahwa berdasarkan hal-hal di atas, Penggugat asli menuntut kepada Pengadilan

    Negeri Jakarta Barat untuk menjatuhkan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu

    sebagai berikut:

    DalamProvisi:

    - Meletakkan sita jaminan atas barang-barang bergerak berupa alat perlengkapan

    kantor maupun atas tanah berikut bangunan milik Tergugat I yang terletak di

    Jalan Let. Jen. S. Parman No.35 Jakarta Barat;

    1. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan sebelumnya;

    2. Menyatakan bahwa Tergugat I, PT. Samudera Indonesia telah melakukan

    perbuatan melawan hukum, yakni dalam kedudukannya sebagai pengangkut

    dan/atau sebagai agen pelayaran telah menyerahkan barang berupa 300 metric

    ton pupukkepada pihak ketiga tanpa penyerahan Bill of Lading

    (B/L)/Konosemen asli, sehingga merugikan kepentingan Penggugat sejumlah

    US.$ 205.738.72.

  • 83

    3. Menyatakan bahwa Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum,

    yaitu dengan telah tidak memenuhi kewajibannya kepada Penggugat

    sehubungan dengan pembukuan 3 (tiga) buah Letter of Credit (L/C):

    L/C No.901/0475/83 sebesar US.$ 65.000,-

    L/C No. 901/0476/83 sebesar US.$ 65.000,- + US.$ 130.000,- sudah dibayar

    10% US.S 13.000,- US.$ 117.000,-

    L/C No. 901/0691/83 sebesar US.$ 65.000,-

    dibayar 20% US.$ 13.000,- US.$ 52.000,- US.$ 169.000,-

    Bunga (24 Maret 1983 sampai dengan 15 November 1984)

    602 hari x 13% p.a US.$ 36.738,72.

    Jadi jumlah berikut bunga sebesar US.$ 205.738,72;

    4. Menghukum oleh karena itu Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung

    renteng untuk membayar kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus uang

    sejumlah US.$ 205.738,72 atau dengan nilai lawan dengan kurs US.$ 1 = Rp

    1.072,- yakni berjumlah 205.738,72 x Rp 1.072 = Rp 220.551.908,- (dua ratus

    dua puluh juta lima ratus lima puluh satu ribu sembilan ratus delapan rupiah),

    ditambah dengan bunga yang berlaku bagi suatu pemberian kredit dan jumlah

    tersebut, yakni sebesar 2,5% per bulan, sejak mulai didaftarkannya gugatan itu

    sampai dibayar lunas jumlah tersebut di atas;

    5. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu, meskipun andaikata

    Tergugat I dan Tergugat II naik banding atau kasasi atau mengadakan verzet.

  • 84

    6. Biaya-biaya menurut hukum atau setidak-tidaknya mohon Pengadilan

    memberi putusan yang seadil-adilnya sebagaimana layaknya suatu pengadilan

    yang baik.

    Bahwa terhadap gugatan Penggugat asli tersebut, oleh Tergugat asli II diajukan

    eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil:

    Bahwa gugatan Penggugat asli campur aduk antara wanprestasi (posita butir ke-

    2 dan ke-6) dengan perbuatan melawan hukum seperti yang diatur dalam Pasal 1365

    BW (posita butir ke-7);

    Bahwa oleh karena itu, gugatan Penggugat Asli yang kabur itu harus ditolak

    dan/atau dinyatakan bahwa gugatan itu adalah mengenai wansprestasi saja atau

    mengenai perbuatan melawan hukum saja;

    Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Barat telah

    mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal 18 September 1985 No.

    009/Pdt/G/1985/PN.Jkt. Bar. Yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

    - Mengabulkan gugatan Penggugat untuksebagian;

    1. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan dalam perkaraini;

    2. Menyatakan Tergugat I, PT. Samudera Indonesia telah melakukan perbuatan

    melawan hukum, yakni dalam kedudukannya sebagai pengangkut dan/atau

    sebagai agen pelayaran telah menyerahkan barang berupa 3000 metric ton

    pupuk Phosphate kepada pihak ketiga tanpa penyerahan Bill of

    Lading/Konosemen asli, sehingga merugikan Penggugat sebesar US.$

    169.000,- (seratus enam puluh sembilan ribu US dollar);

  • 85

    3. MenghukumTergugat I dihukum untuk membayar dengan tunai dan sekaligus

    dengan penerimaan surat tanda pembayaran yang sah, kepada Penggugat yang

    sebesar US.$ 169.000,- (seratus enam puluh sembilan ribu U$ dollar), atau

    dengan nilai lawan dengan kurs US.$ 1 = Rp 1.072,- atau kurs yang sedang

    berlaku pada saat pembayaran dilakukan;

    4. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu, tanpa mengindahkan

    Tergugat I mengajukan perlawanan, banding, atau kasasi (uitvoerbaar bij

    voorraad);

    5. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya;

    6. Menghukum Tergugat I untuk membayar biaya perkara, yang hingga sekarang

    ditentukan sebesar Rp 90.750- (sembilan puluh ribu tujuh ratus lima puluh

    rupiah);

    Putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat I telah

    diperbaiki oleh Pengadilan Tinggi Jakarta dengan putusannya tanggal 8 Januari 1986

    No. 544/Pdt/1985/PT.DKI. Yang amarnya berbunyi sebagaiberikut:

    - Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat I;

    - Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 11 September 1985

    No.009/Pdt/G/1985PN.JKT.BAR. yang dimohonkan banding, akan tetapi dengan

    perbaikan sehingga berbunyi sebagai berikut:

    - Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian;

    1. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan dalam perkaraini;

    2. Menyatakan bahwa Tergugat I, PT. Samudra Indonesia dalam kedudukannya

    sebagai pengakut dan sebagai agen pelayaran dengan menyerahkan barang

  • 86

    berupa 3000 metric ton pupuk Phospate kepada pihak ketiga tanpa penyerahan

    Bill of Lading/ Konosemen asli dan Tergugat II, PT. Gespamindo yang telah

    meminta agar 3000 metric ton pupuk itu diserahkan tanpa Bill of Lading/

    Konosemen asli, telah melakukan perbuatan melawan hukum;

    3. Menghukum oleh karena itu Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung

    renteng untuk membayar kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus, uang

    sejumlah US.$ 169.000,- (seratus enam puluh sembila ribu US dollar) dengan

    nilai tukar rupiah pada saat pembayaran dilakukan, ditambah dengan ganti

    rugi sebesar 6% setahun dari jumlah tersebut, mulai dari gugatan didaftarkan

    sampai dibayar lunas;

    4. Menyatakan bahwa perkara itu dapat dijalankan lebih dahulu, meskipun

    Tergugat I dan Tergugat II mengajukan upaya-upaya hukum seperti

    perlawanan, banding atau kasasi;

    5. Menolak gugatan Penggugat selebihnya;

    6. Menghukum Tergugat I sekarang Pembanding untuk membayar biaya perkara

    dalam tingkat banding sebesar Rp. 17.750,- (tujuh belas ribu tujuh ratus lima

    puluh rupiah);

    Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Tergugat I-

    Pembanding pada tanggal 19 Februari 1986, kemudian terhadapnya oleh Tergugat I

    Pembanding (dengan perantaraan kuasanya khusus berdasarkan surat kuasa khusus

    tanggal 28 Februari 1986) diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 3

    Maret 1986 sebagaimana ternyata dari akta permohonan kasasi No. 014/Srt.

    Perdata/1986 yang dibuat oleh Panitera Kepala Pengadilan Negeri Jakarta Barat,

  • 87

    permohonan mana kemudian disusul oleh memorikasasi yang memuat alasan-alasan

    yang diterima di epaniteraan Pengadilan Negeri tersebutpada tanggal 14 maret 1986;

    Bahwa setelah itu oleh Penggugat-Terbanding yang pada tanggal 15 Maret

    1986 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat I-Pembanding, diajukan

    jawaban memori kasasi, diterima Kapaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Barat

    tanggal 5 April 1986;

    Menimbang bahwa oleh karena baik pemberitahuan isi putusan maupun

    permohonan kasasi dilakukan sesudah Undang-Undang No.14 tahun 1985 berlaku,

    maka terhadap perkara kasasi ini diberlakukan tenggang-tenggang waktu kasasi

    menurut Undang-Undang No.14 tahun 1985;

    Menimbang bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya yang

    telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama diajukan dalam tenggang

    waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu

    permohonan kasasi tersebut secara legal dapat diterima;

    Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon kasasi

    dalam memori kasasi tersebut pada pokoknya ialah:

    1. Bahwa putusan Pengadilan Tinggi yang menguatkan Putusan Pengadilan

    Negeri tentang putusan dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij

    voorraad) adalah melanggar Pasal 180 (1) HIR jo. Instruksi Mahkamah

    Agung tanggal 13 Februari 1958 No.348/K/5216/M dan surat Mahkamah

    Agung tanggal 30 Mei 1975 No. 158/0254/i/um/1975 serta surat-surat edaran

    Mahmakah Agung No. 06/1975 tanggal 1 Desember 1975, No.3/1971 tanggal

    17 Mei 1971, No.02/1975 tanggal 28 Agustus 1975, karena dalam perkara

  • 88

    tersebut tidak ada hal-hal yang bersifat eksepsional, lagipula terhadap barang-

    barang milik Tergugat Asal 1telah diletakkan sita jaminan yang nilainya

    melebihi nilai gugatan;

    2. Bahwa terlihat dalam gugatan, yang menjadi pokok perkara bukan karena

    telah diserahkannya barang yang diangkut oleh Tergugat Asal I yang in casu

    atas permintaan Tergugat Asal II, kepada pemesan sebagaimana terlihat dalam

    B/L nya. Melainkan karena masih adanya kewajiban pembayaran oleh

    Tergugat Asal II kepada Penggugat asal, uang sejumlah US.$ 169.000,-

    sebagai akibat dibukanya L/C untuk mengimpor pupuk dari Australia.

    Dengan adanya kenyataan tersebut, maka Judex Facti seharusnya

    mempertimbangkan, siapa yang dibebani tanggung jawab. Oleh karena Pengadilan

    Tinggi menganggap telah terbukti bahwa Tergugat Asal II melakukan perbuatan

    melawan hukum yang mengakibatkan kerugian bagi Penggugat asal (vide Putusan

    Pengadilan Tinggi halaman 5, 7, 8), maka sesuai dengan bunyi ketentuan Pasal 1365

    KUHPerdata, yang wajib mengganti kerugian adalah Tergugat Asal II.

    Di samping itu, Judex Facti juga tidak mempertimbangkan akan hak-hak dan

    kewajiban masing-masing pihak terhadap perjanjian yang dibuatnya, yang dalam

    perkara a quo adalah adanya L/C yang dibuat oleh dan di antara Penggugat asal

    dengan Tergugat Asal II dan adanya B/L yang dibuat oleh dan di antara Tergugat

    Asal II dengan Tergugat Asal I.

    Kedua perjanjian itu berbeda, yaitu L/C diatur dalam Undang-Undang Pokok

    Perbankan (vide Pasal 1c), sedang B/L diaturdalam KUHD (vide Pasal 506), dan

    dalam perkara a quo kedua perjanjian itu merupakan perjanjian yang masing-masing

  • 89

    berdiri sendiri-sendiri, sehingga menurut Pasal 1338 (1) dan Pasal 1340 KUH

    Perdata, hak-hak dan kewajiban-kewajibannya juga terpisah satu samalain, karena

    perjanjian hanya mengikat bagi para pihak yang membuatnya dan tidak dapat

    membawa rugi kepada pihak ketiga. Atas dasar itu, maka kerugian yang ditimbulkan

    oleh belum dibayar lunasnya L/C oleh Tergugat asal II tidak dapat dibebankan

    kepada Tergugat asal I dengan alas an barang-barang yang diangkutnya telah

    diserahkan tanpa B/L asli, yang notabene penyerahan tersebut telah mendapat

    jaminan dari Tergugat asal II (vide bukti T. 1. 3 sampai dengan T. 1. 5 jo T. i. 6) dan

    sebelumnya telah mendapat pula persetujuan dari prinsipnya (bukti T. 1. 2)

    Selain hal-hal yang diuraikan di atas, Putusan Pengadilan Negeri mengenai

    perkara a quo mengandung kontradiksi. Di mana dalam pertimbangan hukum

    menyatakan telah terbukti bahwa Tergugat Asal II masih mempunyai kekurangan

    pembayaran kepada Penggugat asal sebesar US.$ 169.000,- tetapi apa yang

    dipertimbangkan tersebut tidak dicantumkan dalam amarnya. Demikian pula

    Pengadilan Tinggi yang dalam pertimbangannya mengakui bahwa kerugian yang

    diderita Penggugat asal adalah karena Tergugat asal II masih mempunyai kekurangan

    pembayaran L/C sebesar US.$ 169.000,-, tetapi dalam amarnya menghukum Tergugat

    asal I secara tanggung renteng membayar kerugian itu.

    3. a. Bahwa Putusan Pengadilan Tinggi yang menghukum Tergugat Asal I dan II

    secara tanggung renteng membayar ganti rugi kepada Penggugat Asal sebesar

    US.$ 169.000,- adalah melanggar Pasal 1282 KUHPerdata yang berbunyi;

    “tiada perikatan dianggap tanggung-menanggung, melainkan jika hal itu

    dinyatakan secara tegas.” Selama persidangan, Penggugat Asal tidak dapat

  • 90

    membuktikan adanya perjanjian / hubungan hukum antara Penggugat asal

    dengan Tergugat Asal I, dan juga tidak dapat membuktikan adanya suatu

    perjanjian tanggung renteng antara Tergugat Asal I dengan Tergugat Asal II,

    dan pula tidak ada undang-undang yang menetapan demikian.

    b. Bahwa demikian pula Penggugat Asal tidak dapat membuktikan bahwa

    kerugian yang diderita Penggugat Asal adalah sebagai akibat perbuatan

    Tergugat Asal I. Oleh karena Penggugat asal tidak dapat membuktikan secara

    terinci kerugian yang dideritanya, maka gugatan tentang ganti rugi harus

    ditolak. Disamping itu suatu putusan Pengadilan tidak boleh mengandung

    kontradiksi antara pertimbangan hukum dengan amar putusannya dan juga

    tidak boleh kabur, sehingga menimbulkan permasalahan dalam

    pelaksanaannya (vide Putusan Mahkamah Agung tanggal 25 Maret 1971 No.

    598 K/Sip/1971 dan Putusan Mahkamah Agung tanggal 25 Maret 1972 No.51

    K/Sip/1972).Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas, maka tidak ada alasan

    bagi Judex Facti untuk menghukum Tergugat Asal I secara tanggung renteng

    dengan Tergugat Asal II untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat

    asal;

    4. Bahwa Putusan Pengadilan Tinggi yang mengabulkan bunga ganti rugi

    sebesar 6% setahun adalah melanggar hukum yang berlaku tentang bunga

    pinjaman di bank. Penggugat Asal tidak dapat membuktikan bahwa antara

    Tergugat Asal I dengan Penggugat Asal ada suatu hubungan hukum, sehingga

    dengan demikian telah tidak terbukti pula bahwa antara Tergugat asal I

    dengan Penggugat asal ada perjanjian mengenai bunga. Dari Putusan

  • 91

    Mahkamah Agung tanggal 7 Agustus 1975 No. 1114 K/Sip/1972 dapat

    diketahui dengan jelas bahwa tuntutan bunga harus diperjanjikan dalam

    perjanjian, tanpa ada diperjanjikan, tuntutan bunga harus ditolak;

    Dalam perkara a quo, bunga yang dituntut sebagai ganti rugi tersebut tidak

    diperjanjikan dalam perjanjian L/C dan tuntutan bunga ganti rugi sebesar 13%

    per tahun bukan merupakan bunga bank sebagaimana lazimnya. Selain itu

    perjanjian L/C bukan merupakan perjanjian hutang-piutang biasa antara satu

    orang dengan orang lain yang mungkin berdasarkan rasa keadilan dapat

    ditetapkan oleh Pengadilan besarnya bunga sebagai ganti rugi, melainkan

    merupakan suatu perjanjian pinjam meminjam antar bank di satu pihak

    dengan peminjam di lain pihak, dimana peminjam berkewajiban melunasi

    hutangnya setelah jangka waktu tertentu, sehingga seharusnya tentang bunga

    secara tegasdicantukan dalam perjanjian dan apabila tidak adalah sebuah

    resiko bank sendiri;

    5. a. Bahwa dalam Putusan Pengadilan Tinggi yang menguatkan dengan

    perbaikan Putusan Pengadilan Negeri terdapat ketidaktertiban dalam beracara

    dan mengandung kontradiksi dan kabur, serta melanggar Pasal 181 (1) HIR

    dan Pasal 184 (1) HIR. Dalam pertimbangan hukumnya, Pengadilan Negeri

    menyatakan bahwa telah terbukti berdasarkan hukum bahwa Tergugat asal II

    mempunyai kekurangan pembayaran kepada Penggugat Asal sejumlah US.$

    169.000,- hingga dengan demikian tuntutan Penggugat asal sepanjang

    Tergugat Asal II tidak memenuhi kewajibannya kepada Penggugat asal

    sejumlah US.$ 169.000,- harus dikabulkan, akan tetapi dalam amarnya, apa

  • 92

    yang telah dipertimbangkan itu sama sekali tidak tercantum.Dahulu sewaktu

    dalam tingkat Banding, terhadap hal tersebut telah diajukan keberatan oleh

    Tergugat Asal I dalam memori bandingnya, sehingga Pengadilan Tinggi

    hendak memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri tentunya hal tersebut

    dipertimbangkan, akan tetapi kenyataannya hal tersebut tidak

    dipertimbangkan oleh Pengadilan Tinggi;

    b. Bahwa andaikata Pengadilan Tinggi hendak mengadili sendiri, seharusnya

    Pengadilan Tinggi membatalkan Putusan Pengadilan Negeri lebih dahulu dan

    kemudian dengan pertimbangannya sendiri memberikan putusannya;

    c. Bahwa Putusan Pengadilan Negeri mengenai ganti rugi dan tanggung

    renteng adalah tepat,sehingga Tergugat Asal I tidak memperoleh lagi dalam

    memori bandingnya, akan tetapi kenyataannya Pengadilan Tinggi telah

    meninjau Putusan Pengadilan Negeri yang tidak dibanding itu dan

    mengubahnya dengan mengabulkan tuntutan Penggugat Asal akan bunga

    ganti rugi dan tanggung renteng,sehingga dalam hal ini Pengadilan Tinggi

    telah menyimpang dari Putusan Mahkamah Agung tanggal 2 Desember 1975

    No.261 K/Sip/1973;

    d. Bahwa kecuali itu, Putusan Pengadilan Tinggi juga mengandung

    kontradiksi dan kabur, karena di satu pihak menyatakan bahwa kerugian yang

    diderita Penggugat asal adalah sebanyak sisa pelunasan L/C yang masih harus

    dibayar oleh Tergugat Asal II sebesar US.$ 169.000,-, tetapi di lain pihak

    menyatakan bahwa Tergugat I telah melakukan perbuatan melanggar hukum

    dan dihukum untuk membayar kerugian yang diderita Penggugat Asal sebesar

  • 93

    US.$ 169.000,- secara tanggung renteng, meskipun Penggugat asal tidak dapat

    membuktikan bahwa kerugian yang dideritanya itu adalah akibat perbuatan

    Tergugat Asal I;

    e. Bahwa kemudian ternyata pula bahwa Putusan Pengadilan Tinggi telah

    melanggar Pasal 181 (1) HIR jo. Pasal 184 (1) HIR tentang biaya perkara,

    yaitu dalam putusannya, Pengadilan Tinggi telah memutuskan bahwa

    Tergugat Asal I dan II telah melakukan perbuatan melawan hukum dan

    karenanya menghukum Tergugat Asal I dan II secara tanggung renteng

    membayar kepada Penggugat asal uang sejumlah US.$ 169.000,- sehingga ini

    berarti bahwa Tergugat Asal I dan II dinyatakan sebagai pihak yang kalau dan

    berdasarkan Pasal 181 (1) HIR jo 184 (1) HIR harus dihukum untuk

    membayar biaya perkara. Akan tetapi kenyataannya dalam amar, yang

    dihukum untuk membayar biaya perkara hanya Tergugat Asal I;

    6. Bahwa Judex Facti baik dalam proses pemeriksaan dan dalam putusannya

    terdapat keanehan-keanehan dan ketidaktertiban dalam beracara, yaitu:

    a. Dalam pertimbangannya Pengadilan Negeri menyatakan Tergugat Asal II

    terbukti melakukan perbuatan melawan hukum, yaitu tidak melunasi

    kekurangan pembayaran L/C kepada Penggugat Asal, sehingga petitum 3

    dapat dikabulkan, akan tetapi anehnya amar putusannya tidak mencantumkan

    hukuman terhadap Tergugat Asal II, malah yang dicantumkan adalah

    hukuman terhadap Tergugat Asal I, meskipun Penggugat Asal tidak dapat

    membuktikan bahwa kerugian yang dideritanya adalah akibat perbuatan

    Tergugat Asal I;

  • 94

    b. Biaya perkara, pada waktu putusan diucapkan jelas dinyatakan oleh Majelis

    Pengadilan Negeri bahwa biaya perkara dibebankan kepada Tergugat Asal II,

    demikian pula sebagaimana tercantum dalam akta banding (terlampir tanda

    PK.1), tetapi dalam amar putusan, yang dihukum membayar biaya perkara

    adalah Tergugat Asal I;

    c. Putusan Pengadilan Tinggi terdapat kontradiksi dan kabur, karena di satu

    pihak menyatakan bahwa kerugian yang diderita Penggugat Asal adalah

    karena belum dilunasinya sisa pembayaran L/C oleh Tergugat Asal II dan

    karena itu tuntutan tersebut dapat dikabulkan, akan tetapi anehnya Tergugat

    Asal I juga turut dihukum secara tanggung renteng, meskipun Penggugat asal

    tidak dapat membuktikan bahwa kerugian yang dideritanya adalah akibat

    perbuatan Tergugat Asal I;

    d. Lebih aneh lagi, bahwa berkas perkara dikirim oleh Pengadilan Negeri

    tanggal 21 November 1985, tetapi telah diterima oleh Pengadilan Tinggi pada

    tanggal 19 November 1985 (terlampir tertanda PK.2);

    Menimbang:

    Mengenai keberatan ad.1:

    Bahwa keberatan ini tidak dapat dibenarkan, karena hal tersebut tidak perlu

    dipertimbangkan, sebab amar dalam putusan kasasi tidak perlu menyebutkan tentang

    serta merta;

    Mengenai keberatan-keberatan ad.2 dan 4:

    Bahwa keberatan-keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan, karena Pengadilan

    Tinggi Jakarta tidak salah menerapkan hukum, lagi pula keberatan tersebut mengenai

  • 95

    penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal

    mana tidak dapat dipertimbangkan dalam tingkat kasasi karena pemeriksaan dalam

    tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak dilaksanakan atau ada kesalahan dalam

    perlaksanaan hukum, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-Undang

    No.14 Tahun 1985;

    Mengenai keberatan ad.3.a:

    Bahwa keberatan ini dapat dibenarkan, karena tidak ada perjanjian antara

    Tergugat Asal I dan Tergugat Asal II yang menyatakan dengan tegas adanya

    tanggung jawab renteng sesuai dengan ketentuan Pasal 1282 KUHPerdata. Oleh

    karena telah terbukti bahwa Penggugat Asal menderita kerugian sebesar US.$

    169.000,- sebagai akibat dari kesalahan/perbuatan melawan hukum yang dilakukan

    oleh Tergugat-tergugat Asal, di mana Tergugat Asal I sebagai pengangkut dan/atau

    agen pelayaran atas permintaan Tergugat Asal II telah menyerahkan barang-barang

    yang diangkutnya kepada pihak ketiga tanpa penyerahan B/L, maka adalah adil

    apabila resiko atas kesalahan bersama itu dipikul oleh Tergugat-Tergugat asal secara

    bersama-sama pula yakni masing-masing setengah bagian dari US.$ 169.000,- atau

    Tergugat Asal I dan II masing-masing dihukum untuk membayar kepada Penggugat

    asal, uang sejumlah US.$ 84.500,-;

    Mengenai keberatan-keberatan ad.3 dan 5 d:

    Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenarkan, karena mengenai

    penilaian hasil pembuktian, seperti telah dipertimbangkan di atas, keberatan serupa

    itu tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan tingkat kasasi;

  • 96

    Mengenai keberatan ad. 5 a:

    Bahwa keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi

    Jakarta tidak salah menerapkan hukum;

    Mengenai keberatan ad. 5 b:

    Bahwa keberatan ini dapat dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi Jakarta

    seharusnya membatalkan lebih dahulu Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat,

    sepanjang mengenai gugatan terhadap Tergugat Asal II dan bunga, dan mengadilinya

    sendiri tentang hal-hal tersebut;

    Mengenai keberatan ad. 5 c:

    Bahwa keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi

    Jakarta tidak salah menerapkan hukum, sebab dalam tingkat banding, perkara

    diperiksa lagi secara keseluruhan

    Mengenai keberatan ad. 5 e:

    Bahwa keberatan ini juga dapat dibenarkan, karena Tergugat Asal I dan II telah

    dinyatakan kalah dalam perkara ini, maka Tergugat Asal I dan II harus dihukum

    untuk membayar ongkos perkara;

    Mengenai keberatan- keberatan ad. 6 a dan b:

    Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenarkan, karena tidak ditujukan

    kepada Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta;

    Mengenai keberatan ad. 6 c:

    Bahwa keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi

    Jakarta tidak salah menerapkan hukum, kecuali mengenai tanggung renteng seperti

    yang telah dipertimbangkan dalam ad.3 di atas;

  • 97

    Mengenai keberatan ad. 6 d:

    Bahwa keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan, karena keberatan tersebut

    bukan merupakan alasan kasasi;

    Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pada ad.5 b dan 5

    e tersebut di atas, menurut pendapat Mahmakah Agung, cukup alasan untuk

    mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon kasasi. PT.

    Perusahaan Pelayaran Samudera “Samudera Indonesia” tersebut di atas, dan untuk

    membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 8 Januari 1986. No.

    554/PDT/1985/PT.DKI, yang menguatkan dan memperbaiki Putusan Pengadilan

    Negeri Jakarta Barat tanggal 11 September 1985 No. 009/Pdt/G/1985/Jkt, sehingga

    Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar seperti yang akan

    disebutkan dibawah ini, sepanjang mengenai tanggung renteng dan ongkos perkara;

    Menimbang bahwa dalam perkara ini Pemohon kasasi/ Tergugat Asal I dan

    Turut Termohon Kasasi/ Tergugat Asal II sebagai pihak yang dikalahkan harus

    membayar semua biaya perkara, baik yang jatuh dalam tingkat pertama dan tingkat

    banding, maupun yang jatuh dalam tingkat kasasi, masing-masing separo-separo;

    Memperhatikan pasal-pasal dari Undang - Undang No.14 Tahun 1970 dan

    Undang-Undang No.14 Tahun 1985 yang bersangkutan;

    MENGADILI:

    Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. PERUSAHAAN

    PELAYARAN SAMUDERA “SAMUDERA INDONESIA” tersebut;

    Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 8 Januari 1986

    No.544/Pdt/1985/PT. DKI yang menguatkan dan memperbaiki Putusan Pengadilan

  • 98

    Negeri Jakarta Barat tanggal 11 September 1985 No. 009/Pdt/G/1985/PN. Jkt. Bar,

    sepanjang mengenai tanggung renteng dan ongkos perkara;

    DAN MENGADILI SENDIRI:

    Dalam Eksepsi:

    - Menolak Eksepsi Tergugat II;

    Dalam Pokok Perkara:

    1. Menyatakan sah dan berharga conservatoir beslag yang dilaksanakan oleh

    Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 29 Januari 1986 No.

    009/Pdt/1985/PN. Jkt .Bar atas sebidang tanah beserta dua buah bangunan yang

    berdiri diatasnya yang terletak di Jalan Let. Jen. S. Parman No.35 (Slipi) Jakarta

    Barat;

    2. Menyatakan bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan

    melawan hukum;

    3. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membayar kepada Penggugat secara

    tunai dan sekaligus, masing-masing setengah bagian dari US.$ 169.000,- atau

    masing-masing sejumlah US.$ 84.500,- ditambah dengan bunga sebesar 6%

    setahun dari jumlah tersebut mulai dari gugatan didaftarkan sampai dibayar lunas;

    4. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya;

    Menghukum Pemohon Kasasi dan Turut Termohon Kasasi untuk membayar

    biaya perkara, baik yang jatuh dalam tingkat pertama dan tingkat banding maupun

    yang jatuh dalam tingkat kasasi masing-masing separo-separo dan biaya dalam

    tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp 20.000,-;

  • 99

    Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada

    hari: Sabtu, tanggal 2 Mei 1987, dengan R. Poerwoto Soehadi Gandasoebrata, SH.,

    Wakil ketua Ny. Djoewarini, SH., dan Yahya SH., sebagai Hakim-Hakim Anggota,

    dan diucapkan dalam siding terbuka pada hari Sabtu, tanggal 9 Mei 1987 oleh Ketua

    tersebut, dengan dihadiri oleh Ny. Djoewarini, SH., Yahya SH., Hakim-Hakim

    Anggota dan Sumantri S.H., Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua

    belah pihak.