negara hukum dan bantuan hukum

39

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM
Page 2: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM
Page 3: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

2

NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

CUMA-CUMA (PRO BONO PUBLICO)

PADA MASYARAKAT YANG MISKIN

OLEH

Dr. I Ketut Tjukup, SH., MH.

I Wayan Bela Siki Layang, SH., MH.

Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Bagian

Hukum Acara Fakultas Hukum UNUD Denpasar

Tanggal 26 Mei 2017

Page 4: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

1

Abstrak

Negara Hukum dan Bantuan Hukum

Cuma-Cuma (Pro bono Publico)

Pada Masyarakat Yang Miskin

Oleh

Dr. I Ketut Tjukup, SH., MH.

I Wayan Bela Siki Layang, SH., MH.

Bantuan Hukum di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang RI No.

16 Tahun 2011.Sedangkan tentang Advocat diatur dalam Undang-Undang No. 18

Tahun 2003 dan peraturan perundangan-undangan lainnya.Dengan diaturnya

dalam perundang-undangan memberikan penguatan pada masyarakat (warga

negara Republik Indonesia) atas perlindungan hukum dan Ham dalam

memperoleh keadilan dimuka pengadilan dan di luar pengadilan khususnya bagi

masyarakat miskin / buta hukum.Hakikat pemberian bantuan hukum cuma-cuma

ialah memberikan keadilan seluas-luasnya.Kehadiran bantuan hukum baik melalui

Advocat, Penasehat Hukum, Pembela, Kuasa, dan lain-lainya memberikan

kontribusi yang sangat besar dalam penegakan hukum.

Pemberi bantuan hukum pada penerima bantuan hukum wajib

mengedepankan bantuan hukum pada masyarakat miskin secara cuma-cuma, tidak

komersial termasuk bantuan hukum yang diberikanorang asing tanpa bayar. Pada

prakteknya hakikat pemberi bantuan hukum secara cuma-cuma belum sepenuhnya

dapat diwujudkan. Dalam kontek ini Negara Hukum Indonesia mempunyai

kewajiban untuk melaksanakan hak-hak asasi manusia baik yang tertuang dalam

UUD 1945 maupun Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Konvensi

Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik. Pemerintah harus memperlancar

pendanaan baik melalui RAPBN, RAPBD maupun sumbangan dari para

pengusaha dan masyarakat. Negara hukum yang sesungguhnya / negara hukum

modern / demokratis baru bisa kita sebut apabila telah berhasil merealisasi hak-

hak asasi manusia khusus pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma pada

masyarakat miskin.

Pada akhirnya Negara Hukum / melalui pemerintah mempunyai kewajiban

dan bertanggung jawab untuk mewujudkan hakikat keadilan, kepastian dan

kemanfaatan. Para pemangku kekuasaan Kehakiman, Pengadilan, Kejaksaan,

Kepolisian, Pengacara, Kuasa wajib dilandasi komitmen moral, memiliki pikiran

yang sama dan sejalan dalam penerapan bantuan hukum cuma-cuma pada

masyarakat yang miskin.

Kata Kunci : Negara Hukum, Bantuan Hukum Cuma-Cuma, dan Masyarakat

Miskin

Penulis adalah Dosen Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas

Udayana, Denpasar

Page 5: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

1

I. Pendahuluan

Dengan diundangkannya Undang-undang Republik Indonesia No. 16

Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum (selanjutnya disebut Undang-Undang

Bantuan Hukum) adalah memberikan jaminan setiap warga negara Indonesia

(jaminan hak-hak konstitusional) untuk wajib mendapatkan perlindungan hukum

dalam berperkara di pengadilan dan wajib diberikan bantuan hukum secara cuma-

cuma pada masyarakat yang miskin. Dalam penjelasan Undang-Undang Bantuan

Hukum disebutkan meskipun bantuan hukum tidak secara tegas merupakan

tanggung jawab negara namun dalam Pasal 1 ayat (3) UUDN RI Tahun 1945

Indonesia adalah negara hukum. Dalam negara hukum negara mengakui dan

melindungi serta menjamin hak-hak asasi warga negara atas kebutuhan keadilan

(access to justice) dan kesamaan dihadapan hukum (equality before the law).1

Negara Hukum Indonesia wajib mengakui kebutuhan keadilan bagi setiap

warga negara dan persamaan dalam perlindungan hukum.Jaminan konstitusional

hak setiap warga negara Indonesia telah ditegaskan dalam Undang-undang No. 39

Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (selanjutnya disebut UU HAM). Dalam

ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) UU HAM ditegaskan : hak asasi manusia adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan

setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

1Lihat Penjelasan UU No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum (tanpa hal.).

Page 6: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

2

Lebih jauh dalam penjelasan UU HAM dibutuhkan kebebasan dasar dan

hak-hak dasar itulah yang disebut hak asasi manusia.Pengingkaran terhadap hak

tersebut berarti mengingkari martabat manusia.Oleh karena itu, pemerintah atau

organisasi apapun mengemban kewajiban untuk mengakui dan melindungi hak

asasi manusia pada setiap manusia tanpa kecuali.Ini berarti hak asasi manusia

harus selalu menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara2.Kewajiban menghormati hak asasi

manusia tercermin dalam pembukaan UUDNRI 1945 yang menjiwai keseluruhan

hukum yang berlaku di Indonesia termasuk UU Bantuan Hukum.Dalam dunia

internasional terkait dengan bantuan hukum telah diterima secara universal dan

dijamin dalam konvensi internasional tentang hak-hak sipil dan politik

(International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR). Dalam Pasal 16,

26 ICCPR disebutkan setiap orang berhak atas perlindungan hukum dan harus

dihindarkan dari segala bentuk ras diskriminasi. Pasal 14 ayat (3) ICCPR

memberikan syarat terkait :

1. Kepentingan-kepentingan keadilan

2. Tidak mampu membayar perkara.3

Secara normatif di Indonesia sudah ada landasan hukum (dasar hukum)

tentanng bantuan hukum, namun dalam operasionalnya pemberian bantuan hukum

khususnya pada masyarakat yang miskin yang tinggal dipelosok pedesaan belum

menyentuh bantuan hukum dalam mengakses keadilan artinya bagaimana

realisasinya dan perwujudannya dari bantuan hukum bagi masyarakat yang miskin

2Lihat penjelasan UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia 3Lihat penjelasan UU No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.

Page 7: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

3

dalam memperjuangkan hak-hak konstitusionalnya di pengadilan. Di dalam

mengakses pemerataan keadilan bagi setiap warga negara Indonesia yang miskin

wajib mendapatkan “Bantuan Hukum Cuma-Cuma”, hal ini berarti negara

mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab atas perlindungan hak-hak

konstitusional warganegara apabila ingin disebut Negara Hukum.

Menurut I Dewa Gede Palguna perlindungan HAM / jaminan

perlindungan HAM ini harus disertai dengan jaminan hukum bagi tuntutan

penegakannya melalui suatu proses yang adil.4

Selanjutnya menurut I Dewa Gede Palguna, terbentuknya negara tidak

boleh mengurangi arti dan makna kebebasan dasar dan hak asasi dengan kata lain

menurut I Dewa Gede Palguna jika disuatu negara HAM terabaikan atau

pelanggaran terhadapnya tidak dapat diatasi secara adil maka negara tersebut tidak

dapat disebut negara hukum yang sesungguhnya.5 Menurut Satjipto Rahardjo

dalam bukunya yang berjudul Negara Hukum yang membahagiakan rakyatnya,

dibuatlah suatu konstruksi bahwa negara hukum R.I. adalah suatu negara dengan

nurani atau negara yang memiliki kepedulian (a state with concience and

compassion).6 Ia bukan negara yang hanya berhenti pada tugasnya

menyelenggarakan berbagai fungsi publik, bukan negara by job description,

4I Dewa Gede Palguna, 2013, Pengaduan Konstitusional (Constitutional Complaint)

Upaya Hukum Terhadap Pelanggaran Hak-hak Konstitusional Warga Negara, Sinar Grafika,

Jakarta, hal. 132. 5Ibid. 6Satjipto Rahardjo, 2008, Negara Hukum yang Membahagiakan Rakyatnya, Genta Press,

Jogyakarta, h. 102.

Page 8: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

4

melainkan negara yang ingin mewujudkan moral yang terkandung didalamnya, ia

lebih merupakan negara “by moral design”.7

Selanjutnya dalam perkembangannya negara hukum modern dewasa ini

yang melahirkan prinsip-prinsip baru untuk mewujudkan negara hukum yang

demokratis. Menurut Jimly Asshiddiqie ada dua belas prinsip pokok sebagai pilar-

pilar utama yang menyangga berdirinya negara hukum.

1. Supremasi hukum (supremacy of law)

2. Persamaan dalam hukum (equality before the law)

3. Asas legalitas (due process of law)

4. Pembatasan kekuasaan

5. Organ-organ penunjang yang independen

6. Peradilan bebas dan tidak memihak

7. Peradilan tata usaha negara

8. Mahkamah konstitusi (constitutional court)

9. Perlindungan HAM

10. Bersifat demokratis

11. Berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan bernegara (welfare rechtstaat)

12. Transfaransi dan kontrol sosial.8

Selanjutnya menurut Jimly Asshidiqie, negara demokrasi yang modern

berdiri diatas basis kesepakatan umum mayoritas rakyat tentang bangunan negara

7Ibid, h. 102-103. 8Jimly Asshiddiqie, 2012, Hukum Tata Negara Pilar-Pilar Demokrasi, Sinar Grafika,

Jakarta, h. 132.

Page 9: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

5

yang diidealkan.9 Senada dengan Palguna, apabila prinsip-prinsip dua belas pilar

negara hukum diabaikan tidak bisa kita menyebut negara hukum modern. Menurut

penulis prinsip-prinsip negara hukum tersebut sebagai landasan hukum bagi

seluruh warga negara untuk mendapatkan perlindungan hukum, pemerataan

keadilan termasuk hak bantuan hukum bagi masyarakat yang miskin.

Di Indonesia pemerataan untuk memperoleh keadilan bagi seluruh warga

negara Indonesia termasuk pemberian bantuan hukum cuma-cuma pada

masyarakat yang miskin telah diwujudkan dalam berbagai hukum positif (ius

constitutum). Berturut-turut yaitu : UU No. 16 tahun 2011 tentang Bantuan

Hukum, Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2003 tentang syarat dan tata cara

pemberian bantuan hukum, UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advocat, UU No. 12

Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, KUHAP UU No. 8 Tahun 1981, UU No. 48

Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman, dan berbagai peraturan perundang-

undangan yang lainnya. Dalam UU Bantuan Hukum juga ditegaskan Advocat

Asing yang praktek di Indonesia wajib memberikan bantuan hukum cuma-cuma

pada masyarakat yang miskin.

Di dalam PP RI No. 42 Tahun 2003 tentang syarat dan tata cara pemberian

bantuan hukum. Dalam ketentuan umum Pasal 1 angka 4 pemohon bantuan

hukum adalah orang, kelompok orang miskin atau kuasanya yang tidak termasuk

Pemberi Bantuan Hukum atau keluarganya yang mengajukan permohonan

bantuan hukum. Dalam Pasal 6 ayat (3) Permohonan Bantuan Hukum

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus melampirkan :

9Ibid, h. 133.

Page 10: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

6

a) Surat keterangan miskin dari lurah, kepala desa, atau pejabat yang

setingkat di tempat tinggal pemohon bantuan hukum.

Dalam Pasal 9 ayat (2) Lurah, Kepala Desa atau pejabat yang setingkat sesuai

domisili pemberi bantuan hukum wajib mengeluarkan surat keterangan miskin

dan/atau dokumen lain sebagai pengganti surat keterangan miskin sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) untuk keperluan pemberian bantuan hukum.

Penjelasan PP RI No. 42 Tahun 2003 Permasalahan hukum yang banyak

menjerat orang atau kelompok miskin saat ini semakin kompleks sehingga

menuntut pemerintah untuk segera memperhatikan dan mengaturnya secara

terencana, sistematik, berkesinambungan dan pengelolaan secara proposional. PP

ini menggambarkan tuntutan pada negara / pemerintah untuk melindungi hak-hak

asasi manusia dan merealisasi anggaran bantuan hukum baik melalui APBN /

APBD, dllnya.

Setiap lembaga-lembaga bantuan hukum yang ada dalam anggaran

dasarnya wajib mencantumkan bantuan hukum cuma-cuma. Bantuan hukum

cuma-cuma meliputi bantuan hukum litigasi dan non litigasi terhadap semua

perkara, perdata, pidana, tun, dllnya. Bantuan hukum yang diberikan dengan visi

dan misi lebih mengedepankan sifat kemanusiaan ketimbang komersial.

Filosofi atau konsep bantuan hukum cuma-cuma sebenarnya sudah dikenal

sejak lama yaitu sejak zaman Romawi Kuno. Pada zaman Romawi Kuno tersebut

bantuan hukum didasarkan pada nilai-nilai moral sebagai suatu pekerjaan yang

sangat mulia yaitu menolong orang-orang tanpa balas jasa (honorarium). Di

Indonesia walaupun tidak dikenal dalam sistem hukum tradisional dan dengan

Page 11: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

7

masuknya hukum barat bermunculan Advocat-Advocat di Indonesia. Konstitusi

1945 yang dijiwai oleh Pancasila, dalam Pasal 34 UUD 1945 disebutkan fakir

miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Hakikat pemberian bantuan hukum cuma-cuma pada masyarakat yang

miskin ialah keadilan, kepastian, kemanfaatan. Pembicaraan tentang hakikat ialah

sangat luas sekali segala yang ada dan yang mungkin ada, kenyataan yang

sebenarnya.10

Hakikat yang paling dalam ialah keadilan, karena keadilan merupakan

persoalan yang sangat fundamental / atau paling mendasar. Menurut Kaum

Naturalis tujuan utama dari hukum ialah keadilan.11 Apa itu keadilan, menurut

Aristoteles pemikir Yunani Kuno : Unique Suum Tribuere (memberikan kepada

setiap orang sesuatu yang menjadi haknya), dan neminem bardere (janganlah

merugikan orang lain) atau menurut Kant, honestevivere, neminem kadere suum

quique tribuere / tribuendi.12Menurut pemikiran Aristoteles dan menurut Van

Kant titik berat pada pejuang keadilan yaitu agar negara memberikan keadilan

kepada yang berhak menerimanya, yaitu hak yang dibawa sejak lahir ialah

keadilan dan hak yang diberikan oleh hukum.13Disamping keadilan menurut

Jeremy Bentham tujuan hukum harus berguna bagi masyarakat untuk mencapai

kemakmuran sebesar-besarnya.14

10Suwardi Endraswara, 2012, Filsafat Ilmu. Caps. Yogyakarta, h. 97. 11Dominikus Rato, 2010, Filsafat Hukum, Mencari, Menemukan, Memahami, Laksbang,

Justitia, Surabaya, h. 59. 12Ibid, h. 59-60. 13Ibid. 14Otje Salman. S, 2010, Filsafat Hukum (Perkembangan dan Dinamika Masalah), Refika

Aditama, Bandung, h. 10.

Page 12: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

8

Persoalannya sebenarnya sederhana bagi bantuan hukum cuma-cuma pada

masyarakat miskin hanya melampirkan surat keterangan miskin dari kepala desa

atau dari lurah. Terkait hakikat keadilan tersebut bagaimana negara mampu

memberikan keadilan pada rakyatnya dalam mewujudkan perlindungan HAM di

Indonesia. Hanya negaralah yang bertanggung jawab dalam kaitannya dengan

bantuan hukum bagi masyarakat yang miskin untuk dapat pemerataan di bidang

hukum negara mempunyai kewajiban menganggarkannya dapat ditegaskan negara

hukum yang berdasarkan atas filosofi Pancasila betul-betul terealisasi dalam

penegakan hukum di Indonesia.

Dari latar belakang sosiologis, filosofis dan yuridis dapat penulis

rumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah hakikat hukum pemberian bantuan hukum cuma-cuma (pro bono

publico) pada masarakat yang miskin.

2. Bagaimana tanggung jawab negara atas pemberian bantuan hukum cuma-

cuma (pro bono publico) pada masyarakat yang miskin.

Penulis meneliti secara normatif, tentang hakikat hukum dan tanggung jawab

negara terhadap pemberian bantuan hukum cuma-cuma (pro bono publico) pada

masyarakat yang miskin. Bahan hukum yang penulis teliti ialah bahan hukum

primer dan bahan hukum sekunder. Penulis inventarisasi bahan-bahan hukum

tersebut. Untuk membahas tema sentral dari permasalahan dengan sistim kartu

dicatat bahan-bahan yang relevan sebagai bahan analisis. Tema sentral tersebut

dianalisis secara kwalitatif dan dijabarkan secara deskriptif dalam penulisan

sebuah paper.

Page 13: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

9

II. Hakikat Bantuan Hukum cuma-cuma (Pro Bono Publico) pada

Masyarakat yang Miskin

1. Istilah dan Pengertian Bantuan Hukum

2. Filosofi Bantuan Hukum dan Perjalanannya Dalam Negara Hukum Indonesia

3. Asas-asas, tujuan, peranan pemberian bantuan hukum pada masyarakat

miskin.

4. Tanggung jawab negara / pemerintah dalam mewujudkan bantuan hukum

cuma-cuma pada masyarakat yang miskin.

1. Istilah dan Pengertian Bantuan Hukum

Istilah legal aid, legal assistence dan legal service. Istilah legal aid

dalam arti sempit berupa pemberian jasa dibidang hukum kepada seseorang

yang terlibat dalam suatu perkara secara cuma-cuma / gratis bagi yagn tidak

mampu. Istilah legal assistence menunjukkan bantuan hukum oleh para

advocat bagi mereka tidka mampu maupun yang mempergunakan

honorarium.15 Istilah legal service lebih tepat dengan istilah pelayanan

hukum. Menurut Clarence J. Dias pelayanan hukum diartikan sebagai berikut.

Sebagai langkah-langkah yang diambil untuk menjamin agar operasi sistem

hukum di dalam kenyataannya tidak akan menjadi diskriminatif sebagai

akibat adanya tingkat penghasilan, kekayaan dan sumber daya lainnya yang

dikuasai individu-individu di masyarakat.16

15Abdurrahman, 1984, Aspek-aspek Bantuan Hukum di Indonesia, Cendana Press,

Jakarta, h. 17-18. 16Clarence J. Dias (dalam Abdurrahman), Ibid, h. 18.

Page 14: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

10

Menurut Abdurrahman istilah pelayanan hukum mencakup berbagai

ragam kegiatan, banyak aspek dan sifatnya lebih luas.Pelayanan hukum dapat

diartikan oleh banyak orang bukan ahli hukum saja.17 Dalam pemikiran Dias,

pelayanan hukum akan mencakup pelbagai macam kegiatan,18 antara lain :

(1) Pemberian bantuan hukum

(2) Pemberian bantuan hukum untuk menekankan tuntutan agar sesuatu hak

yang telah diakui oleh hukum akan tetapi yang selama ini tidak prnah

diimplementasikan tapi tetap dihormati.

(3) Usaha-usaha agar kebijaksanaan-kebijaksanaan hukumyang menyangkut

kepentingan-kepentingan orang miskin dapat diimplementasikan secara

lebih positif dan simpatik.

(4) Usaha-usaha untuk meningkatkan kejujuran serta kelayakan prosedur di

Pengadilan dan aparat-aparat lain yang menyelesaikan sengketa melalui

usaha perdamaian.

(5) Usaha-usaha untuk memudahkan pertumbuhan dan perkembangan hak-

hak di bidang hukum yang belum dilaksanakan atau diatur oleh hukum

secara tegas.

(6) Pemberian bantuan-bantuan yang diperlukan untuk menciptakan

hubungan-hubungan kontraktual, badan-badan hukum atau organisasi-

organisasi kemasyarakatan yang sengaja dirancang untuk

memaksimumkan kesempatan dan kemanfaatan yang diberikan oleh

hukum.

17Abdurrahman, Op.Cit., h. 19 18Bambang Sunggono, Aries Harianto, 2009, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia,

Mandar Madju, Bandung, h. 10.

Page 15: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

11

Dari istilah legal aid, legal assitence terbatas bantuan hukum

dalam kaitannya ada sengketa yang diajukan ke pengadilan baik

komersial (honorarium) maupun cuma-cuma.Untuk istilah legal service

lebih luas disamping bantuan hukum, juga pelayanan-pelayanan hukum

artinya lebih luas dengan istilah legal aid dan legal assistance.Menurut

Abdurrahman pelayanan tidak hanya menyangkut penyelesaian satu

kasus saja, tapi juga pemulihan yang pernah diperkosa atau menuntut hak

tertentu, usaha-usaha kebijakan yang diambil oleh pihak penguasa dalam

hubungannya dengan golongan miskin.19

b. Pengertian Bantuan Hukum

Bantuan hukum dapat diartikan ialah jasa hukum yang diberikan

baik secara litigasi maupun non litigasi (di luar pengadilan).Menurut UU

Bantuan Hukum dalam Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat (1) bantuan

hukum ialah jasa hukum yang diberikan oleh pemberi bantuan hukum

secara cuma-cuma kepada penerima bantuan hukum.Dalam UU advocat

dalam Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat (1) advocat adalah orang yang

berprofesi memberi jasa hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan

yang memenuhi persyaratan berdasarkan UU ini. Ayat (2) jasa hukum

adalah jasa yang diberikan advocat berupa memberi konsultasi hukum,

bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili mendampingi, membela,

dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien.

Menurut Ketentuan Umum Peraturan Panglima TNI No. PERPANG

19Abdurrahman, Op. Cit., h. 19.

Page 16: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

12

21/IV/2008 tanggal 24 April 2008 yang dimaksud dengan bantuan

hukum ialah segala usaha pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan baik

secara tertulis maupun tidak tertulis di luar pengadilan ataupun di dalam

pengadilan secara langsung beracara di segala tingkat pengadilan guna

bertindak selaku kuasa, mewakili, mendampingi, membela atau

melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan dinas dan sebagai

bagian dari rawatan kedinasan dan di luar rawatan kedinasan terhadap

prajurit TNI serta PNS di lingkungan TNI. Seterusnya pengertian nasehat

hukum segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan dengan

memberikan konsultasi hukum baik tertulis / tidak tertulis kepada dinas

prajurit TNI dan PNS di lingkungan TNI serta untuk kepentingan

rawatan kedinasan yang dilakukan di luar sidang pengadilan. Dalam

KUHAP (UU No. 8 Tahun 1981) ialah : tidak memberikan pengertian,

dalam Pasal 9 UU No. 8 Tahun 1981 Penasehat hukum berhak

menghubungi tersangka sejak saat ditangkap atau ditahan pada semua

tingkat pemeriksaan menurut tata cara yang ditentukan dalam UU ini.

Para pakar hukum memberikan pengertian berpariasi.Buyung

Nasution memberi arti bantuan hukum khusus bagi masyarakat yang

miskin.20Adnan Buyung Nasution menegaskan ialah terkait dengan buta

hukum artinya masyarakat yang pendidikan rendah yang tidak menyadari

hak-hak dan kewajiban sebagai subyek hukum.21 Menurut Frans Hendra

20Buyung Nasution, 1982, Bantuan Hukum di Indonesia, LP3ES, Jakarta, h. 1. 21Ibid.

Page 17: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

13

Winata adalah hak dari orang miskin yang diperoleh tanpa bayar

(probono publico) sebagai penjabaran persamaan hak dimuka hukum.22

Dalam rancangan UU Bantuan Hukum ialah jasa memberi

nasehat hukum di luar pengadilan dan atau bertindak baik sebagai

pembela dari seseorang yang tersangkut paut perkara pidana, perdata dan

Tata Usaha Negara. Dalam komperensi internasional bantuan hukum

adalah : The legal aid work is on acepted plan under which the legal

profession are made available to ensure that no one is deprived of the

right to receive legal advice or, where necessary legal representation

before the courts on tribunals especialy by reason of his on the lack of

financial resources.23

Dalam seminar pembinaan profesi hukum, pengertian bantuan

hukum terdiri dari bantuan hukum di pengadilan dan batuan hukum di

luar pengadilan.Pemberian bantuan hukum di dalam pengadilan

menimbulkan masalah verplichte procurur stelling yang berarti

menimbulkan hak dan kewajiban untuk mendapatkan bantuan hukum.

Hak untuk mendapatkan bantuan hukum tersebut dilayani sebagai berikut

:

1. Mewajibkan pengadilan untuk menunjuk secara langsung atau

melalui organisasi profesi hukum advocat untuk mendampingi /

mewakili setiap orang yang berurusan dimuka pengadilan.

22Frans Hendra Winata, 2000, Bantuan Hukum Suatu Hak Asasi Manusia, Bukan Belas

Kasihan, Elex Media Kompotindo, Jakarta, h. vii. 23Abdurrahman, Op. Cit., h. 19.

Page 18: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

14

2. Mewajibkan seseorang dari kalangan profesi hukum untuk memberi

bantuan hukum tersebut.24

Dikenal juga pengertian bantuan hukum responsip adalah bantuan

hukum yang diberika kepada fakir miskin secara cuma-cuma dan

menyeluruh yang meliputi semua bidang hukum dan hak asasi manusia

demi mencapai keadilan dalam kerangka mewujudkan persamaan di

hadapan hukum bagi semua orang25 antara lain :

1. Bantuan hukum model yuridis individual bantuan hukum merupakan

hak diberikan kepada warga masyarakat untuk melindungi

kepentingan-kepentingan individual.

2. Bantuan hukum model kesejahteraan yaitu bantuan hukum

merupakan suatu hak akan kesejahteraan yang merupakan bagian

dari kerangka perlindungan sosial yang diberikan oleh negara

kesejahteraan (welfare state).

3. Bantuan hukum preventif merupakan bantuan hukum yang

dilaksanakan dalam bentuk pemberian keterangan dan penyuluhan

hukum kepada masyarakat sehingga mereka mengerti akan hak dan

kewajibannya sebagai warga negara.

4. Bantuan hukum diagnostik bantuan hukum dilaksanakan dengan cara

pemberian nasehat-nasehat hukum atau dikenal dengan konsultasi

hukum.

24Ibid, h. 21. 25Frans Hendra Winarta, 2011, Bantuan Hukum Sebagai Hukum Konstitusional Fakir

Miskin (dalam B. Arief Sidharta, Butir-butir Pemikiran dalam Hukum), Refika Adi Tama,

Bandung, h. 251.

Page 19: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

15

5. Bantuan hukum pengendalian konflik bertujuan untuk mengatasi

secara aktif permasalahan-permasalahan hukum kongkrit yang

terjadi di masyarakat.

6. Bantuan hukum pembentukan hukum bantuan ini dimaksudkan

untuk memancing yurisprudensi yang lebih tegas, tepat, jelas dan

benar.

7. Bantuan hukum pembaharuan hukum baik itu melalui hakim atau

melalui pembentuk undang-undang (dalam arti materiil).

Dari uraian beberapa pengertian bantuan hukum di atas dapat

diketahui, bantuan hukum adalah merupakan hak dari penerima bantuan

hukum, merupakan kewajiban dari pemberi bantuan hukum, merupakan

jasa hukum sangat profesional lebih mengedepankan bantuan hukum

cuma-cuma bagi masyarakat yang miskin baik litigasi (pengadilan) dan

non litigasi (diluar pengadilan) dan dalam arti yang luas (legal service)

yaitu memberikan pelayanan hukum pada semua aspek hukum dalam

kehidupan masyarakat. Para advocat dalam memberi jasa hukum

sumbangannya sangat besar disamping memberikan perlindungan hak-

hak asasi manusia juga pada pengadilan dalam hal penemuan hukum

(rechtsvinding).

2. Filosofi Bantuan Hukum dan Perkembangannya Dalam Sistim Hukum

Indonesia

Page 20: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

16

Dalam UUD NRI 1945 terkait dengan bantuan hukum pada

masyarakat yang miskin dapat disimak perumusan Pasal 34 UUD NRI Tahun

1945 tersebut.

(1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

(2) Negara mengembangkan sistim jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai

dengan martabat kemanusiaan.

(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam

UU.

Pasal 34 UU NRI 1945 merupakan dasar konstitusional untuk

memberikan jaminan keadilan pada masyarakat dalam arti pemberian bantuan

hukum secara cuma-cuma pada masyarakat yang miskin.Filosofi ini, oleh

pemerintah telah diwujudkan dalam berbagai peraturan perundang-

undangan.Apabila kita menengok sejarah bantuan hukum awalnya adalah

merupakan tugas mulia dan lebih mengedepankan moral, ini berarti menolong

orang-orang yang miskin dan pada zaman Romawi pemberi bantuan hukum

tanpa imbalan jasa.Setelah revolusi Perancis, bantuan hukum mulai menjadi

bagian kegiatan hukum.

Bantuan hukum pada zaman penjajahan tahun 1848 berdasarkan asas

konkordansi dengan Firman Raja 16 Mei 1848 No. 1 Peraturan Belanda

Page 21: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

17

Reglement of de rechterlijk organisatie in het beleid justitie (RO) untuk

pertama kali diatur tentang lembaga advocat.

Setelah kemerdekaan dengan diundangkannya UU No. 14 Tahun 1970

tentang kekuasaan kehakiman telah mengatur tentang bantuan hukum.Dalam

UU No. 14 Tahun 1970 tersangka berhak meminta jasa penasehat hukum

sejak penangkapan, penahanan dan pada zaman ini muncul ide untuk

mendirikan biro-biro konsultasi hukum.

Tahun 1970 tanggal 26 Oktober dibawah Adnan Buyung Nasution BH

berubah menjadi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Dalam pemerintahan Soeharto pada zaman orde baru banyak timbul bantuan-

bantuan hukum diantaranya : bantuan hukum yang dibentuk oleh organisasi

politik, bantuan hukum bidang pendidikan dllnya.

Filosofi perjalanan dan pemberian bantuan hukum di Indonesia selalu

mengedepankan untuk memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma.Oleh

karena itu para advocat di dalam mendampingi klien yang terlibat sengketa

selalu mengedepankan bantuan hukum cuma-cuma pada masyarakat yang

miskin. Terkait dengan penegakan hukum mengutip pendapat Satjipto

Rahardjo ialah penegakan hukum terkait dengan fungsi dari bekerjanya

pengaruh-pengaruh tersebut, kita tidak dapat menutup mata dengan kenyataan

para penegak hukum sebagai katagori manusia bukan sebagai jabatan akan

cendrung memberikan penafsiran sendiri terhadap tugas-tugas yang harus

Page 22: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

18

dilaksanakan sesuai dengan tingkat dan jenis pendidikan, kepribadian dan

faktor-faktor yang lain.26

Selanjutnya menurut Satjipto Rahardjo menjadi tidak aneh apabila

orang mengatakan bagaimana hukum dijalankan sehari-hari merupakan suatu

mitos dan mitos itu setiap hari dibuktikan kebohongannya.27Mencermati

pendapat Satjipto Rahardjo tersebut dalam penegakan hukum sering kita

dengar aturan hukumnya baik tapi penegak hukumnya tidak menerapkan

aturan hukum tersebut dengan baik.Dalam hal ini hakim, kepolisian,

kejaksaan, advocat atau pemberi bantuan hukum wajib memiliki komitmen

moral / etika yang melandasi dalam tugasnya sehari-hari sebagai penegak

hukum.

Fakta dalam praktek banyak kendala disebabkan karena tidak ada

biaya lebih-lebih bagi masyarakat yang miskin yang tinggal di pedesaan. PP

No. 42 Tahun 2013 tentang syarat dan tata cara Pemberian Bantuan Hukum

dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum belum sepenuhnya terealisasi. Sejauh

mana PP ini berlaku diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pemberian

bantuan hukum cuma-cuma pada masyarakat yang miskin yang merupakan

tujuan negara hukum untuk mensejahterakan rakyatnya.

26Satjipto Rahardjo, 2011, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta

Publishing, Yogyakarta, h. 2. 27Ibid.

Page 23: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

19

3. Asas-asas, Tujuan, Peranan dan Syarat-syarat Pemberian Bantuan

Hukum Cuma-Cuma pada Masyarakat yang Miskin

- Asas-asas Bantuan Hukum

Prinsip dasar yang melandasi sistim hukum yang berlaku ialah

asas hukum.Dalam UU Bantuan Hukum Pasal 2 bantuan hukum haruslah

dilaksanakan berdasarkan asas-asas yaitu a. asas keadilan, b. persamaan

kedudukan di dalam hukum, c. keterbukaan, d. efisiensi, e. efektivitas dan

f. akuntabilitas. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan (UU

RI No. 12 Tahun 2011) ditentukan beberapa asas yaitu : a. pengayoman,

b. kemanusiaan, c. kebangsaan, d. kekeluargaan, e. kenusantaraan,

f. bhineka tunggal ika, g. keadilan, h. kesamaan kedudukan dalam hukum

dan pemerintahan, i. ketertiban dan kepastian hukum, j. keseimbangan

keserasian dan keselarasan.

Asas-asas tersebut adalah lndasan dalam semua kebijakan dalam

menjalankan roda pemerintahan di Indonesia.Di dalam pemberian

bantuan hukum cuma-cuma bagaimana negara / pemerintah wajib

mewujudkannya.Mampu menempatkan hak dan kewajiban bagi seluruh

warga negara Indonesia, baik secara profesional, patut, benar, baik dan

tertib.Salah satu tujuan untuk dapat mewujudkan pemerintahan yang baik

dalam penegakan hukum dan perlindungan HAM.Dalam pemberian

bantuan hukum cuma-cuma bagaimana mengupayakan asas-asas hukum

tersebut dapat diwujudkan sehingga pemerataan memperoleh keadilan

betul-betul dapat dirasakan oleh seluruh warga negara Indonesia.Negara

Page 24: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

20

mempunyai kewajiban dan bertanggung jawab terhadap pemberian

bantuan hukum bagi orang miskin sebagai perwujudan akses keadilan

yang merupakan tujuan hukum yang sangat fundamental.

Menurut Ridwan HR. asas keadilan dan kewajaran.Asas ini

menghendaki agar setiap tindakan pejabat administrasi negara selalu

memperhatikan aspek keadilan dan kewajaran.Asas keadilan menuntut

tindakan secara profesional, sesuai, seimbang dan selaras dengan hak

setiap orang.28Dalam rangka perlindungan hukum dan penegakan hukum

keberadaan asas-asas umum pemerintahan yang baik memiliki peranan

yang sangat penting.29Asas-asas hukum tersebut melandasi pemberian

bantuan hukum cuma-cuma pada masyarakat yang miskin.

Tujuan, peranan dan syarat-syarat pemberian bantuan hukum

cuma-cuma.Dalam Pasal 3 UU Bantuan Hukum diatur tujuan pemberian

bantuan hukum.

a. Menjamin dan memenuhi hak bagi penerima bantuan hukum untuk

mendapatkan akses keadilan.

b. Mewujudkan hak konstitusional segala warga negara sesuai dengan

prinsip persamaan kedudukan dalam hukum.

c. Menjamin kepastian penyelenggaraan bantuan hukum dilaksanakan

secara merata di seluruh wilayah RI.

d. Mewujudkan peradilan yang efektif, efisien dan dapat dipertanggung

jawabkan.

28Ridwan HR. 2011, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

h. 258. 29Ibid, h. 275.

Page 25: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

21

Dari perumusan Pasal 3 tersebut tersirat tujuan untuk memenuhi

keadilan, kepastian dan kemanfaatan, dan mewujudkan peradilan yang

efektif, efesien, sesuai dengan asas trilogi peradilan yaitu : sederhana,

cepat, biaya murah. Dalam pemberian bantuan hukum cuma-cuma

advocat mempunyai peranan yang penting dalam memperjuangkan hak-

hak konstitusional bagi masyarakat miskin. Menurut Barry Met Zger30,

tujuan pemberian bantuan hukum :

1. Untuk membangun suatu kesatuan sistem hukum nasional.

2. Untuk melaksanakan lebih efektif daripada peraturan kesejahteraan

sosial untuk keuntungan si miskin.

3. Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih besar dari

pejabat pemerintahan / birokrasi pada masyarakat.

4. Untuk memperkuat profesi hukum

Sedangkan Law Asia Conference III (1978) merumuskan fungsi

dari bantuan hukum.31

1. The service function. Serving the poor to abtion legal redress on equal

terms with other members of society.

2. The information function making the general public more aware of

their legal rights.

3. The reform function legal aid if proverty and responsibility conducted

can play a use ful rule in the law reform process.

30Abdurrahman, Op. Cit., h. 25. 31Ibid, h. 26.

Page 26: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

22

Di Indonesia dengan diundangkannya UU Advocat, advocat

berperan sangat besar dalam proses peradilan untuk menegakkan

keadilan, mampu memperdayakan masyarakat, dan pembaharuan hukum

nasional. Dalam pemberian bantuan hukum menurut UU advocat haruslah

mengedepankan klien yang tidak mampu atau wajib memberikan bantuan

hukum cuma-cuma.Pasal 18 ayat (1) advocat dalam menjalankan tugas

profesinya dilarang membedakan klien berdasarkan atas jenis kelamin,

agama, politik, keturunan, ras, sosial budaya dllnya.

Bila penulis bandingkan antara HIR dengan KUHAP UU No. 8

Tahun 1981 tersangka mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya

untuk didampingi oleh penasehat hukumnya tidak terbatas pada proses

persidangan saja, tapi pada semua proses hanya peranan disini lebih pasif.

Menurut Heri Tahir selama mendampingi tersangka dalam proses

penyidikan penasehat hukum hanya mengamati jalannya pemeriksaan.32

Selanjutnya menurut Heri Tahir kehadiran penasehat hukum selama

proses pemeriksaan sudah cukup sebagai kontrol bagi penyidik dapat

dihindari penyalahgunaan kekuasaan sekaligus memberi rasa aman.33

Menurut penulis meskipun pasif kedudukan penasehat hukum dalam

penegakan hukum pidana dapat diketahui apakah penegakan hak asasi

manusia sudah diwujudkan dan penasehat hukum dapat mengetahui

semua proses pemeriksaan sampai proses persidangan di pengadilan.

32Heri Tahir, 2010, Proses Hukum yang Adil Dalam Peradilan Pidana di Indonesia,

Laksbang, Pressindo, Jogyakarta, h. 120. 33Ibid.

Page 27: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

23

Kedepan dalam penegakan hukum kehadiran seorang penasehat

hukum memegang peranan yang sangat besar dengan semakin

kompleknya permasalahan hukum yang timbul di masyarakat.Demikian

juga dewasa ini dengan meningkatnya kejahatan luar biasa yang kadang-

kadang penyidik mengalami kesulitan di dalam mengumpulkan alat-alat

bukti, dalam hal ini sudah tentu kontribusi seorang penasehat hukum

sangat besar keberadaannya. Dalam perkara perdata meskipun menurut

HIR/RBg para pihak tidak diwajibkan memakai seorang kuasa, namun

dewasa ini dalam praktek hampir semua klien dalam membuat gugatan

sudah menggunakan jasa hukum untuk maju dalam proses persidangan di

pengadilan, lebih-lebih dalam sengketa di Peradilan Tata Usaha Negara.

4. Tanggung Jawab Negara dalam Mewujudkan Bantuan Hukum cuma-

cuma pada Masyarakat Miskin.

Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945 Indonesia adalah negara

hukum.Sebagai sebuah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 negara mempunyai kewajiban untuk mensejahterakan rakyatnya.Apakah

perlindungan HAM dalam pemerataan dibidang hukum dan keadilan sudah

terwujud apabila kita ingin menyebut negara hukum yang sesungguhnya atau

negara hukum modern yang demokratis.Setelah perubahan kedua dari UUD

1945 menjadikan perlindungan HAM paling lengkap. Menurut Jimly

Asshiddiqie ialah setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan

dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.

Page 28: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

24

Dalam ketentuan ini tercakup juga pengertian hak atas pengakuan sebagai

pribadi dihadapan hukum menurut Pasal 28 i ayat (1) merupakan HAM yang

tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.34Selanjutnya menurut Jimly

Asshiddiqie karena HAM tersebut telah tercantum secara tegas dalam UUD

1945 sehingga sudah resmi menjadi hak konstitusional setiap warga negara

atau constitutional court.35Adanya jaminan kepastian hukum dalam konstitusi

1945 ini berarti bahwa setiap hak dari warga negara tanpa ras diskriminasi

dan status kaya ataupun miskin sama sekali tidak dapat dikurangi. Dalam

pemberian bantuan hukum cuma-cuma pada masyarakat yang miskin adalah

merupakan tanggung jawab negara.Prinsip negara hukum ialah adanya

kesederajatan bagi setiap warga-negara (equality before the law), negara

wajib memberikan pengakuan tentang kepastian hukum dan keadilan.

Dalam menjalankan negara hukum Indonesia, menurut Satjipto

Rahardjo, dalam bukunya : Negara Hukum yang membahagiakan rakyatnya

adalah menjalankan activitas kenegaraan yang memiliki nurani, sehingga

setiap aktor di jabatan negara diwajibkan untuk memberitahu kepedulian apa

yang ada pada negara (the concience of the state) yang melekat pada tugas

dan pekerjaan yang dijalankannya.36

Satjipto Rahardjo seluruh komponen negara terutama pengemban

jabatan publik dimengerti dengan komitmen moral sebab tanpa itu negara

hukum Indonesia yang bernurani (state with conscience) tidak akan ada

34Jimly Asshiddiqie, 2009, Menuju Negara Hukum yang Demokratis, Bhuana Ilmu

Populer, Jakarta, h. 432. 35Ibid, h. 431. 36Satjipto Rahardjo, Op. Cit., h. 103.

Page 29: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

25

artinya.37 Dalam tugasnya tersebut negara akan mampu menjaga ketertiban

untuk menerapkan peraturan perundang-undangan. Menurut Jimly

Asshiddiqie negara mempunyai tugas untuk melaksanakan peraturan

perundang-undangan untuk menegakkan ketertiban.38 Konsep negara hukum

menurut Immanuel Kant, Paults Laband Julius Stahl dan Fichte ialah

Rechtstaat di wilayah Eropa Continental ada 4 elemen penting39diantaranya :

1. Perlindungan HAM

2. Pembagian kekuasaan

3. Pemerintahan berdasarkan UU

4. Peradilan tata usaha negara, sedangkan konsep negara hukum di negara

Anglo Saxon oleh Avdicey menyebut 3 ciri penting dari rule of law :

1. Supremacyof law

2. Equality before the law

3. Due process of law

Di Indonesia konsep rechtstaat dan konsep rule of law merupakan

prinsip dasar dari negara hukum Indonesia.Sehingga prinsip-prinsip tersebut

sebagai landasan dalam perlindungan HAM dan pemerataan dalam

memperoleh keadilan.Konsep negara hukum Pancasila yang dikembangkan

adalah sangat relevan dalam hal ini.Menurut Oemar Senoadji negara hukum

Indonesia memiliki ciri-ciri khas Indonesia.Karena Pancasila harus diangkat

sebagai dasar pokok dan sumber hukum, maka negara hukum Indonesia

37Ibid, h. 105. 38Jimly Asshiddiqie, Op. Cit., h. 131 39Ibid, h. 130.

Page 30: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

26

dinamakan negara hukum Pancasila.40Menurut penulis Pancasila sebagai

sumber dari segala sumber hukum positif Indonesia. Sejalan dengan

pemikiran Satjipto Rahardjo dengan Oemar Senoadji, negara hukum

Indonesia dalam penyelenggaraan sehari-hari oleh para petugas negara,

moral, etika, nurani wajib ada pada setiap petugas.

Ada 3 sentral substansi negara hukum, diantaranya sentral yang

ketiga (3) hukumlah yang memerintah atau berkuasa bukan manusia.Dalam

substansi ini mengandung pengertian hidup di bawah negara hukum bukanlah

tunduk pada tingkah laku individu-individu apakah itu raja, hakim, aparat

negara atau sesama warga negara.41Palguna menegaskan untuk menjelmakan

substansi ini dalam kenyataannya ialah tugas khusus dari hakim

(pengadilan).Artinya apda tahap akhir hakimlah yang memastikan bahwa

semua aparat negara terikat dengan hukum.42Jadi kita sepakat dalam negara

hukum hukumlah rajanya atau panglimanya.

Menurut Atmadja menyebutkan tujuh kunci pokok pemikiran

Satjipto Rahardjo di antaranya : diperlukan negara hukum substantif, bukan

negara hukum formal. Negara hukum formal mengutamakan sendi-sendi a.

pembatasan kekuasaan negara, b. pemerintahan berdasarkan hukum,

c.pemerintahan terpilih secara demokratis. Negara hukum substantif

40Muhammad Tahir Azhary, 2010, Negara Hukum Suatu Studi Tentang Prinsip-

prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam Implementasinya pada Periode Negara Medinah dan

Masa Kini Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h. 93. 41I Dewa Gede Palguna, Op. Cit., h. 98-99. 42Ibid, h. 99.

Page 31: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

27

mengutamakan kemanusiaan dan keadilan, c. kesejahteraan warga, atau

dengan perkataan lain negara hukum yang membahagiakan rakyatnya.43

Pandangan Satjipto Rahardjo yaitu negara hukum yang

membahagiakan rakyatnya adalah merupakan kewajiban negara.Untuk

mewujudkan bantuan hukum cuma-cuma pada masyarakat yang miskin

merupakan kewajiban hak asasi manusia, merupakan tanggung jawab negara.

Tanggung jawab negara dan kewajiban asasi manusia44 antara lain :

a. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam

tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk

pada pembatasan yang ditetapkan oleh UU dengan maksud semata-mata

untuk menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan

orang lain serta untuk memenuhi tuntutan keadilan sesuai dengan nnilai-

nilai agama, moralitas dan kesusilaan, keamanan, ketertiban umum dalam

masyarakat yang demokratis.

c. Negara bertanggung jawab atas perlindungan pemajuan, penegakan, dan

pemenuhan hak asasi manusia.

d. Untuk menjamin pelaksanaan HAM dibentuk komisi nasional hak-hak

asasi manusia yang bersifat independen, tidak memihak yang

pembentukan, susunan dan kedudukannya diatur dengan UU.

Negara mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan

hukum terhadap semua warganya tanpa ras diskriminasi. Dalam Kovenan

43I Dewa Gede Atmadja, 2015, Teori Konstitusi dan Konsep Negara Hukum, Stara Press,

Malang, h. 153. 44Jimly Asshiddiqie, Op. Cit., h. 209.

Page 32: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

28

Internasional hak-hak sipil dan politik negara-negara sebagai pihak-pihak

dalam Kovenan tersebut mengakui, bahwa sesuai dengan Deklarasi Universal

HAM, cita-cita manusia yang bebas untuk menikmati kebebasan sipil dan

politik, kebebasan dari ketakutan, kemiskinan, hanya dapat dicapai apabila

diciptakan kondisi dimana setiap orang dapat menikmati hak-hak sipil dan

politik dan hak-hak lainnya. Berdasarkan Piagam P.B.B. negara-negara wajib

penghormatan secara universal atas HAM.

Pasal 2 Kovenan tersebut ditegaskan ayat (2) setiap negara pihak

kovenan berjanji untuk menghormati dan menjamin hak-hak yang diakui

dalam kovenan ini bagi semua orang yang berada di wilayahnya, tanpa

perbedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik,asal-usul

kebangsaan, sosial, kekayaan, kelahiran atau status sosial lainnya. Berikutnya

dalam Pasal 2 ayat (3) setiap negara berjanji :

a) Menjamin bahwa setiap orang yang hak-hak atau kebebasannya dilanggar

akan memperoleh upaya pemulihan yang efektif, walaupun pelanggaran

tersebut dilakukan oleh orang-orang yang bertindak dalam kapasitas

resmi.

b) Setiap orang menuntut upaya pemulihan tersebut harus ditentukan hak-

haknya oleh lembaga peradilan, administratif, legislatif yang berwenang /

oleh lembaga berwenang lainnya yang diatur oleh sistem hukum negara

tersebut untuk mengembangkan segala kemungkinan upaya penyelesaian

peradilan.

Page 33: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

29

c) Menjamin, bahwa lembaga yang berwenang tersebut akan melaksanakan

penyelesaian demikian apabila dikabulkan.

Dari Kovenan Internasional tersebut dapat disimak adanya

kesepakatan bagi setiap negara untuk menghormati, mengakui hukum positif

yang berlaku di masing-masing negara.Hal ini berarti negara mempunyai

kewajiban untuk merealisasikan kemiskinan dalam memperoleh keadilan.

Prinsip tanggung jawab negara, secara historis prinsip tanggung

jawab negara memiliki kaitan erat dengan hak asasi manusia.Hak asasi

manusia yang dewasa ini telah daitur dalam hukum hak asasi manusia

internasioanl pada awalnya dikembangkan melalui prinsip tanggung jawab

negara atas perlakuan orang asing (state responsibility for the treatment of

aliens).45Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional (International

Court of Justice) prinsip umum hukum yang berlaku oleh bangsa-bangsa

beradab (general principles of law recognized by civilized nations)

merupakan salah satu sumber hukum internasional.Tanggung jawab negara

sebagai prinsip umum hukum yang dikenal dan diakui dalam hukum

internasional juga merupakan salah satu sumber yang berlaku bagi setiap

negara.46F. Sugeng Istanto mengartikan tanggung jawab negara sebagai

kewajiban memberikan jawaban yang merupakan perhitungan atas suatu hal

yang terjadi dan kewajiban untuk memberikan pemulihan atas kerugian yang

45Roma K. M. Smith dkk, 2008,Hukum Hak Asasi Manusia, PUSHAM UII, Yogyakarta,

h.81. 46Ibid, h. 71.

Page 34: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

30

mungkin ditimbulkannya.47Tanggung jawab negara menurut hukum

internasional memiliki perbedaan dengan tanggung jawab menurut hukum

nasional.Menurut hukum internasional tanggung jawab negara timbul akibat

dari pelanggaran hukum internasional.Walaupun hukum nasional

menganggap suatu perbuatan bukan merupakan pelanggaran hukum, namun

apabila hukum internasional menentukan sebaliknya maka negara harus tetap

bertanggung jawab.48

Terkait dengan HAM menurut filsafat Pancasila Atmadja

mengemukakan sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab sangat banyak

sangkut pautnya dengan hak-hak dan kewajiban manusia.49Selanjutnya

menurut Atmadja kemanusiaan tersebut harus mengisi segala peraturan

hukum baik perdata maupun pidana.50Kemanusiaan yang adil dan beradab

dapat penulis artikan ialah abadi sampai kapanpun meskipun ada perubahan

hal ini tetap harus ada dalam suatu negara hukum yang modern. Menurut

Atmadja menegaskan standar HAM dari acuan teoritis diantaranya teori

hukum alam / hukum kodrat ialah HAM adalah hak setiap manusia yang

bersifat abadi dan universal berdsarkan takdirnya sebagai manusia (human

rights that belong to all human beings at all times and all places by vircue of

belong born as human being).51

47Ibid. 48Ibid, h. 76. 49Atmadja, 2010, Hukum Konstitusi, Problematika Konstitusi Indonesia Sesudah

Perubahan UUD 1945, Stara Press Malang, h. 206. 50Ibid, h. 206-207. 51Ibid, h. 2007.

Page 35: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

31

Menurut penulis sependapat dengan Atmadja yaitu semua hukum

positif di Indonesia selalu mengedepankan kemanusiaan tidak komersial.Ini

dapat diartikan sejauhmana nilai-nilai Pancasila khusus sila kemanusiaan

sudah terimplementasi.Oleh karena Pancasila kedudukannya sebagai Dasar

Negara RI dan merupakan sumber dari segala sumber hukum.Oleh karena itu

menurut Kaelan implementasi Pancasila yang obyektif ini berkaitan dengan

norma-norma hukum dan secara lebih luas ialah dengan norma-norma

kenegaraan.52 Dengan mengedepankan kemanusiaan, niscaya komponen-

komponen penegak hukum seperti hakim, jaksa, kepolisian, lembaga

pemasyarakatan dan penasehat hukum dalam memberikan bantuan hukum

bagi masyarakat miskin tidak akan menghadapi kendala / hambatan.

Menurut Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 segala warga negara

bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib

menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Perumusan pasal tersebut membatasi tindakan negara.Dalam pemerataan

memperoleh keadilan bagi seluruh masyarakat telah diwujudkan dalam UU

Bantuan Hukum dan UU Advocat.Ini dapat diartikan Negara R.I bertanggung

jawab / mempunyai kewajiban dalam pemberian bantuan hukum cuma-cuma

dengan menyiapkan dananya.

52Kaelan, 2002, Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Paradigma,

Yogyakarta, h. 252.

Page 36: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

32

III. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan atas dua (2) masalah yang dirumuskandalam

peper ini yaitu tentang hakikat hukum dan tanggung jawab negara atas pemberian

bantuan hukum cuma-cuma pada masyarakat yang miskin dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Hakikat pemberian bantuan hukum cuma-cuma pada masyarakat yang miskin

ialah memberikan keadilan yang seluas-luasnya.

2. Dengan memberikan keadilan pada masyarakat yang miskin akan dapat

diwujudkan tujuan dari hukum yaitu keadilan, kepastian dan kemanfaatan.

3. Negara hukum Indonesia mempunyai kewajiban di dalam pemerataan

memperoleh keadilan menempatkan hukum sebagai panglimanya atau

hukumlah yang berkuasa. Ini berarti negara mempunyai kewajiban

mewujudkan bantuan hukum cuma-cuma pada masyarakat yang miskin.

2. Saran-saran

1. Hendaknya Negara Hukum Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945 aparat pelaksana dibidang peradilan dan pemerintah

mempuyai komitmen moral untuk menjalankan peraturan perundang-

undangan yang berlaku yaitu tentang bantuan hukum.

2. Hendaknya para pemangku kekuasaan kehakiman memiliki pikiran yang

sama dan sejalan : kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara dalam

menerapkan bantuan hukum cuma-cuma pada masyarakat yang miskin.

Page 37: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

33

3. Pemerintah / pemerintah daerah lebih mengintensipkan bantuan dana baik

melalui RAPBN dan RAPBD dan lebih selektif dalam mengeluarkan surat

keterangan miskin.

Demikianlah paper singkat ini dapat diselesaikan semoga ada manfaatnya.

Denpasar, Juni 2017

Penulis

Page 38: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

34

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, 1984, Aspek-aspek Bantuan Hukum di Indonesia, Cendana Press,

Jakarta.

Bambang Suggono, Aries Harianto, 2009, Bantuan Hukum dan Hak Asasi

Manusia, Mandar Madju, Bandung

Buyung Nasution, 1982, Bantuan Hukum di Indonesia, LP3ES, Jakarta.

Dominikus Rato, 2010, Filsafat Hukum, Mencari, Menemukan, Memahami,

Laksbang, Justitia, Surabaya,.

Frans Hendra Winata, 2000, Bantuan Hukum Suatu Hak Asasi Manusia, Bukan

Belas Kasihan, Elex Media Kompotindo, Jakarta.

______, 2011, Bantuan Hukum Sebagai Hukum Konstitusional Fakir Miskin

(dalam B. Arief Sidharta, Butir-butir Pemikiran dalam Hukum), Refika

Adi Tama, Bandung

Heri Tahir, 2010, Proses Hukum yang Adil Dalam Peradilan Pidana di Indonesia,

Laksbang, Pressindo, Jogyakarta.

I Dewa Gede Atmadja, 2010, Hukum Konstitusi, Problematika Konstitusi

Indonesia Sesudah Perubahan UUD 1945, Stara Press Malang

______, 2015, Teori Konstitusi dan Konsep Negara Hukum, Stara Press, Malang.

I Dewa Gede Palguna, 2013, Pengaduan Konstitusional (Constitutional

Complaint) Upaya Hukum Terhadap Pelanggaran Hak-hak Konstitusional

Warga Negara, Sinar Grafika, Jakarta.

Jimly Asshiddiqie, 2009, Menuju Negara Hukum yang Demokratis, Bhuana Ilmu

Populer, Jakarta.

______, 2012, Hukum Tata Negara Pilar-Pilar Demokrasi, Sinar Grafika, Jakarta.

Kaelan, 2002, Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia,

Paradigma, Yogyakarta, h. 252.

Muhammad Tahir Azhary, 2010, Negara Hukum Suatu Studi Tentang Prinsip-

prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam Implementasinya pada Periode

Negara Medinah dan Masa Kini Kencana Prenada Media Group, Jakarta,

h. 9.

Page 39: NEGARA HUKUM DAN BANTUAN HUKUM

35

Otje Salman. S, 2010, Filsafat Hukum (Perkembangan dan Dinamika Masalah),

Refika Aditama, Bandung.

Ridwan HR. 2011, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Roma K. M. Smith dkk, 2008, Hukum Hak Asasi Manusia, PUSHAM UII,

Yogyakarta.

Satjipto Rahardjo, 2008, Negara Hukum yang Membahagiakan Rakyatnya, Genta

Press, Jogyakarta.

Satjipto Rahardjo, 2011, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta

Publishing, Yogyakarta.

Suwardi Endraswara, 2012, Filsafat Ilmu. Caps. Yogyakarta.

UUD 1945 setelah Amandemen.

KUHAP No. 1 Tahun 1981 (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana)

UU RI No. 18 Tahun 2003.Tentang Advocat, L.N. No. 49 Tahun 2003. Tambahan

L.N. No. 4288.

UU RI No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, L.N. No. 104 Tahun 2011,

Tambahan L.N. No. 5248.

UU RI No. 48 Tahun 1999 tentang Kekuasaan Kehakiman, L.N. No. 157.Tahun

2009, Tambahan LN.No. 5076.

UU RI No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, LN.No. 77 Tahun 1955,

Tambahan LN.No. 3614.

P.P. RI.No. 42 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Bantuan

Hukum dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum, LN.No. 98 Tahun 2013.

Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik Ditetapkan oleh Resolusi

Majelis Umum 2200 A (XXI) tertanggal 16-12-1966 terbuka untuk

Penandatanganan Ratifikasi dan Aksesi.

Kode Etik Advocat Indonesia, Ditetapkan Tanggal 23 Mei 2002.