negara dan konstitusi.doc
TRANSCRIPT
Negara dan Konstitusi 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Membicarakan masalah hukum konstitusi artinya membahas dua variabel, apa
itu hukum? Dan apa yang dimaksud dengan konstitusi? Keduanya terkait erat dengan
persoalan negara dan karena itu untuk memahami pengertian hukum konstitusi
haruslah dipahami terlebih dahulu tentang negara itu sendiri.
Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu
dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di
wilayahnya.Organisasi negara dalam suatu wilayah bukanlah satu-satunya organisasi,
ada organisasi-organisasi lain (keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan dan
organisasi lainnya yang masing-masing memiliki kepribadian yang lepas dari masalah
kenegaraan). Kurang tepat apabila negara dikatakan sebagai suatu masyarakat yang
diorganisir. Adalah tepat apabila dikatakan diantara organisasi-organisasi di atas,
negara merupakan suatu organisasi yang utama di dalam suatu wilayah karena
memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk dalam banyak hal campur
tangan dalam bidang organisasi-organisasi lainnya.
Rumusan Masalah
Tujuan
1
Negara dan Konstitusi 2010
BAB II
Dasar Teori
Pengertian Negara
Secara historis pengertian Negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat pada saat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat Negara
merumuskan pengertian Negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun
384- 322 SM, merumuskan Negara dalam bukunya politica, yang disebutnya sebagai
Negara polis, yang pada saat itu asih dipahami Negara masih dalam suatu wilayah
yang kecil. Dalam pengrtian itu Negara disebut sebagai Negara hokum, yang
didalamnya terdapat sejumlah warga Negara yang ikut dalam permusyawaratan. Oleh
karena itu menurut aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak bagi
terselenggaranya Negara yanjg baik, demi terwujudnya cita- cita seluruh warga.
Pengetian lain tentang Negara dikembangnkan oleh agustinus, yang
merupakan tokoh katolik. Ia membagi Negara dalam dua pengertian yaitu civitas dei
yang artinya Negara tuhan dan civitas terrena atau civitas diaboli yang artinya Negara
duniawi. Sedangkan menurut Nicollo Machiaveli meerumuskannegar sebagai Negara
kekuasaan yang temaktub dalam bukunya yang berjudul “ II Principle”.
Menurut konsep pengertian Negara modern yangdikemukakan oleh para
tokoh anatara lain : Roger H, Soltou, mEngemukakan Bahwa Negara adlah sebagai
alat agency dan wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan- persoalan
bersama atas nama masyarakat ( Soltou, 1961). Sementara itu menurut Harold J.
Lasky, bahwa Negara itu merupakan suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung
daripada individu atau kelompok, yang merupakan dari bagian masyarakat itu. Dan
Miriam Budiarjo guru besar ilmu politik Indonesia mengemukakan bahwa Negara
2
Negara dan Konstitusi 2010
adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan
berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan dan peraturan perundang- undangan
melalui penguasaan monopolitis dari kekuasaan yang sah.
Konstitusionalisme
Setiap Negara modern dewasa ii senantiasa memerlukan suatu system
pengaturan yang dijabarkan dalam suatu konstitusi. Oleh karena itu
konstitusionalisme mengacu kepada pengertian system konstitusionalisasi secara
efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Dengan kata lain untuk
menciptakan tertib pemerintahan diperlukan pengaturan sedemikian rupa, sehingga
dinamika kekuasaan dalam proses pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan.
Gagasan mengatur dan membatasi kekuasaana ini secara alamiah muncul karena
adanya kebutuhan untuk merespon perkembangan peran relative kekuasaan umum
dalam suatu kehidupan umat manusi.
Ketika Negara- Negara bangsa mendapatkan bentuknya yang kua,
sentralistisdan sngat berkuasa selama abad ke- 16 dan ke- 17, berbagai teori politik
berkembang untuk memberikan penjelasan tentang perkembangan system yang kuat
tersebut.
Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan
diantara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkaita dengan
Negara. Organisasi Negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar
kepentingan mereka bersama dapat dilindungi atau dipromosikan melalui
pembentukan dan penggunaan mekanisme yang disebut Negara. Oleh karena itu kata
kuncinya adalah consensus general agreement. Jika kesepakatan itu runtuh, maka
runtuh pula legitimasi kekuasaan Negara yang bersangkutan, dan pada gilirannya
dapat terjadi perang sipil, atau dapat pula suatu revolusi. Dalam sejarah perkembngan
Negara di dunia peristiwa tersebut terjadi di Perancis tahun 1789, di Amerika tahun
3
Negara dan Konstitusi 2010
1776, di Rusia tahun 1917 bahkan di Indonesia terjadi pada tahun 1945, 1965, dan
1998.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern dewasa ini
pada umumnya dipahami berdasar pada 3 elemen kesepakatan, sebagai berikut:
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita- cita bersama.
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau
penyelenggaraan Negara.
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi- institusi dan prosedur- prosedur
ketatanegaraan.
Kesepakatan pertama yaitu berkenaan dengan cita- cita bersama yang sangat
menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu nagara. Karena
cita- cita bersama itulah yang pada puncak abstraksinya paling mungkin
mencerminkan bahkan melahirkan kesamaan- kesamaan kepentingan di antara
sesama warga masyarakat yang pada kenyataannya harus hidup di tengah- tengah
pluralisme atau kemajemukan.. Oleh karena itu, pada suatu masyarakat untuk
menjamin kebersamaan dalam kerangka kehidupan bernegara, diperlukan perumusan
tentang tujuan- tujuan atau cita- cita bersama yang biasa juga disebut falsafah
kenegaraan yang berfungsi sebagai philosofhiscegronslagg dan common platforms, di
antara sesama warga masyrakat dalam konteks kehidupan bernegara.
Bagi bangs Indonesia dasar filosofis yang dimaksud adalah dasar filsafat Negara
pancasila. Lima prinsip dasar yang merupakan dasar filosofis bangsa Indonesia
tersebut adalah: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adill dan
beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia. Kelima prinsip dasar filsafat Negara tersebut merupakan
dasar filosofis- ideologis untuk mewujudkan cita- cita ideal dalam bernegara yaitu :
(1) melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, (2) meningkatkan
4
Negara dan Konstitusi 2010
kesejahteraan umum, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
Kesepakatan Kedua, adalah kesepakatn bahwa basis pemerintahan berdasarkan
atas aturan hokum dan konstitusi. Kesepakatan kedua ini juga sangat principal, karena
dalam setiap Negara harus ada keyakinan bersama bahwa segala hal dalam
penyelenggaraan Negara harus didasarkan atas rule of law. Bahkan di Amerika
dikenal istilah “the rule of law, not rule of man” untuk menggambarkan pengertian
bahwa hukumlah yang sesungguhnya memerintah atau memimpin dalam suatu
Negara, bukan manusia.
Istilah “The Rule of Law” harus dibedakan dengan istilah “ The rule by Law”.
Dalam istilah terakhir ini, kedudukan hokum digambarkan hanya bersifat
instrumentalis atau hanya sebagai alat, sedangkan kepemimpinan tetap berada pada
tangan orang atau manusia, yaitu “The Rule of Man by Law”. Dalam pengertian
demikian, hokum dapat dipandang sebagai suatu kesatuan sistem yang puncaknya
terdapat pengertian mengenai hukum dasar yang disebut konstitusi, baik dalam arti
naskah tertulis maupun yang tidak tertulis. Dari pengertian ini dikenal constitutional
state yang merupakan salah satu ciri penting Negara demokrasi modern. Oleh karena
itu kesepakatan tentang system aturan sangat penting sehingga konstitusi dapat
dijadikan pegangan tertinggi dalam memutuskan segala sesuatu yang harus
didasarkan hokum. Tanpa ada consensus seperti itu , konstitusi tidak berguna, karena
ia hanya berfungsi sebagai kertas dokumen yang mati, hanya bernilai semantic dan
tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
Kesepakatan ketiga, adlah berkenaan dengan (a) bangunan organ Negara dan
prosedur- prosedur yang mengatur kekuasaan, (b) hubungan- hubunngan antar organ
Negara itu satu sama lain, serta (c) hubungan antar organ Negara itu dengan warga
Negara. Dengan adanya kesepakatan tersebut, maka isi konstitusi dapat dengan
mudah dirumuskan karena benar- benar mencerminkan keinginan bersama, berkenaan
5
Negara dan Konstitusi 2010
dengan institusi kenegaraan dan mekanisme ketatanegaraan yang hendak
dikembangkan dalam kerangka kehidupan Negara berkonstitusi
Pengertian Konstusi
Konstitusi merupakan seperangkat aturan main dalam kehidupan bernegara
yang mengatur hak dan kewajiban warga negara dan negara. Konstitusi biasa disebut
dengan Undang-Undang Dasar (UUD). Keberadaan konstitusi di suatu negara
diharapkan dapat melahirkan sebuah negara yang demokratis. Namun hal itu tidak
akan terwujud apabila terjadi penyelewengan atas konstitusi oleh penguasa yang
otoriter.
Konstitusi berasal dari bahasa Perancis “Constituer” yang berarti membentuk.
Maksud dari istilah tersebut adalah pembentukan, penyusunan atau pernyataan akan
suatu negara. Dalam bahasa Latin, konstitusi merupakan gabungan dua kata “Cume”
berarti “bersama dengan ….” dan “Statuere” berarti: “membuat sesuatu agar berdiri
atau mendirikan, menetapkan sesuatu”. Sedangkan Undang-Undang Dasar
merupakan terjemahan dari istilah Belanda “Grondwet”. “Grond” berarti tanah atau
dasar, dan “Wet” berarti Undang-Undang.
Menurut istilah, konstitusi adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan baik
yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cart-cara
bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Menurut F. Lasele konstitusi dibagi menjadi 2 pengertian, yakni:
Secara sosiologis dan politis, konstitusi adalah sintesa faktor-faktor kekuatan
yang nyata dalam masyarakat.
Secara yuridis konstitusi adalah suatu naskah yang memuat semua bangunan
negara dan sendi-sendi pemerintahan.
6
Negara dan Konstitusi 2010
BAB III
ANALISIS
Sejarah Berlakunya Konstitusi di Indonesia
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang
dibentuk pada tanggal 29 April 1945, adalah Badan yang menyusun rancangan UUD
1945. Pada masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai
dengan tanggal 1 Juni 1945 Ir.Sukarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar
Negara" yang diberi nama Pancasila. Kemudian BPUPKI membentuk Panitia Kecil
yang terdiri dari 8 orang untuk menyempurnakan rumusan Dasar Negara. Pada
tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri
dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan
UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban menjalankan
syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta menjadi
naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945
dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada
tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa
Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Nama
Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja.
Di Sumatera ada BPUPK untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli
1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia.
7
Negara dan Konstitusi 2010
Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949
Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945
memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum
terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel ("Semi-
Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem
pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. bentuk
pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri
dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan
sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.
Periode UUDS 1950 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
Periode kembalinya ke UUD 1945 5 Juli 1959-1966
Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling
tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka
pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah
satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar,
menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.
Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya:
8
Negara dan Konstitusi 2010
Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil
Ketua DPA menjadi Menteri Negara
MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September
Partai Komunis Indonesia
Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan
menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun
pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang
murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan
beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan
pada fihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral",
diantara melalui sejumlah peraturan:
Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR
berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan
melakukan perubahan terhadapnya
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain
menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih
dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan
pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.
9
Negara dan Konstitusi 2010
Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999
Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto
digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari
NKRI.
Periode UUD 1945 Amandemen
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan
(amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945
antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan
pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada
Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan
multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara
negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar
seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi
negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan
kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap
mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih
dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas
sistem pemerintahan presidensiil.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
(amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
10
Negara dan Konstitusi 2010
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan
Pertama UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua
UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan
Ketiga UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan
Keempat UUD 1945
Penggolongan Konstitusi
Konstitusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Dilihat dari bentuknya, ada konstitusi yang tertulis (UUD) dan tidak tertulis
(Konvensi)
Dilihat dari cara mengubahnya dan kemampuan konstitusi itu mengikuti
perkembangan jaman apakah mudah atau tidak. Ada konstitusi fleksibel
(luwes) dan konstitusi rigid (kaku). Konstitusi fleksibel adalah konstitusi yang
dapat diubah melalui proses yang sama dengan undang-undang atau tidak
perlu melalui proses dan prosedur khusus yang sulit. Konstitusi ini harus
dapat dengan mudah diubah untuk menghadapi segala pekembangan keadaan
dan jaman, Artinya memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai
perkembangan dan tuntutan masyarakat.Sedangkan konstitusi rigid adalah
konstitusi yang perubahannya harus dilakukan melalui cara atau proses khusus
yang lebihsulit daripada Undang-undanag. Karena proses perubahan yang
sulit inilah maka konstiusi ini tidak mudah untuk disesuaikan dengan
perkembangan jaman dan tuntutan masyarakat.Alasan sulitnya perubahan ini
adalah supaya konstitusi tudak mudah dibelokkan kemana saja, ditafsirkan
bermacam-macam dan dapat diubah atau dihapus setiap waktu. Oleh karena
11
Negara dan Konstitusi 2010
itu untuk mencegah penyelewengan dan salah tafsir maka pasal-pasal
konstitusi harus disusun secara tegas sehinga konstitusi tahan untuk
selamanya atau setidaknya untuk jangka waktu yang cukup lama.
Fungsi Konstitusi
Fungsi pokok konstitusi atau Undang-undang Dasar adalah membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan negara tidak
dilakukan secara sewenang-wenang. Fungsi inilah yang melatar belakangi munculnya
sistim konstitusionalisme, yaitu bahwa pemerintahan dibatasi oleh ketentuan-
ketentuan konstitusi atau UUD.
Muatan Konstitusi
Secara umum ,seperangkat aturan dapat dikatakan sebagai konstitusi jika
memenuhi dua syarat materiil dan syarat formil.. Syarat materiil adalah bahwa
seperangkat aturan itu harus memuat hal-hal yang bersifat fundamental bagi suatu
negara. Artinya dalam konstitusi tersebut harus memuat hal-hal yang bersifat
mendasar atau sangat penting yang dikehendaki oleh bangsa tersebut yang nantinya
menjadi pedoman penyelenggaraan negara. Sedangkan syarat formiil adalah bahwa
konstitusi tersebut harus dibuat atau dikeluarkan oleh badan yangbberfenang. Yaitu
lembaga yang paling berkuasa dalam negara itu atau lembaga yang memeng dibentuk
untuk tugas tersebut.
Berdasarkan syarat materiil tersebut maka konstitusi suatu negara berisi hal-
hal yang dianggap sangat mendasar atau fundamental bagi suatu negara, yang dalam
hal ini antara neara yang satu dengan negara yang lain tidak sama dan sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang menjadi dasar penyusunan konstitusi tersebut.
Secra umum isi konstitusi suatu negara adalah sebagai berikut :
1. Pada bagian awal konstitusi memuat tentang :
dasar filsafat suatu Negara
konsidern atau dasar-dasar pertibangan suatu UUD
asas dan tujuan Negara
2. Pada isi konstitusi berisi tentang :
12
Negara dan Konstitusi 2010
sifat, bentuk Negara dan bentuk pemerintahan
identitas Negara, bahasa, bendera, lagukebansaan, lambing Negara
jaminan hak-hak asasi manusia
ketentuan organisasi , wewenang, cara pembentukan,kedudukan dan
lembaga-lembaga negara
3. Pada begian akhir konstitusi biasanya memuat tentang tetecara perubahan
konstitusi.
Secara keseluruhan konstitusi harus memuat tentang perimbangan kedudukan
pemerintah dengan yang diperintah, bagaimana pembagian kekuasaan antara berbagai
lembaga Negara, bagaimana peran dan penguruhnya bagi dinamika pemerintahan,
bagaimana tujuan Negara dilaksanakan, bagaimana jaminan dan perlindungan hak-
hak asasi serta kelangsungan hidup bangasa, dan bagaimana partisipasi rakyat
didalam pemerintahan
Perbandingan Muatan konstitusi Antar Negara
Meskipun isi konstitusi secara umum memuat hal-hal yang sama namun
penyelenggaraan pemerintahan suatu negara berbeda dengan Negara yang lain
karena factor perbedaan dasar filsafat negara. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
materi yang diatur, semangat, sistimatika maupun daya jangkaunya.Untuk melihat
perbedaan tersebut berikut ini diuraikan substansi dari konstitusi Negara Indonesia,
konstitusi di Negara Liberal dan konstitusi di Negara Komunis.
1. Substansi Undang-undang Dasar 1945 ( Hasil Amandemen)
Pada bagian awal konstitusi (Pembukaan) diantaranya memuat dasar
negra yaitu Pancasila serta tujuan Negara
Dari isi konstitusi diantaranya dapat diketahui tentang jaminan hak
asasi manusia, bahasa dan bendera negara, bentuk negara dan
pemerintahan,lembaga-lembaga negara,serta ketentuan tentang sistim
pemerintahan seperti berikut ini :
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republic
Sistim pemerintahan Indonesia adalah presidensial
13
Negara dan Konstitusi 2010
Kepala negara RI adalah pesiden dengan masa jabatan 5 tahun
Kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden dibantu seorang
wakil prsiden dan para menteri
Kekuasaan legislative di tangan DPR
Kekuasaan yudikatif berada di tangan MA dan MK( mahkamah
konstitusi)
Lembaga-lembaga negara RI terdiri atas MPR yang terdiri atas
DPR dan DPD, Prsiden, BPK, MA .MK,KY (komisi yudisial)
Pada bagian akhir konstitusi diuraikan tentang tata cara perubahan
UUD 1945
2. Substansi konstitusi Negara Liberal (misalnya Amerika Serikat )
Amerika Serikat menerapkan konsepsi pemikiran Liberal(liberalisme)
dimana tujuan pembentukan negara hanya berfungsi sebagai penjaga
malam yaitu sekedar menjaga ketertiban dan keamanan individu serta
menjamin seluas-luasnya hak-hak individu dalam memperjuangkan
kehidupannya. Oleh karena itu Negara tidak boleh ikut campur tangan
dalam urusan pribadi warga negaranya,masalah ekonomi dan agama.
Sistim pemerintahan AS adalah presidensial
Kepala negara AS adalah seorang presiden dengan masa jabatan 4
tahun
Amerika Serikat menerapkan sistim pemisahan kekuasaan
Kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden
Kekuasaan legislative dipegang oleh kongres, house of representative
dan senat
Kekuasaan yudikatif dipegang oleh sebuah Mahkamah Agung.
3. Substansi konstitusi Negara Sosialis Komonis (misalnya RRC)
Komunisme merupakan aliran yang didasari oleh gagasan
meterialisme histories yang dicetuskan oleh Karl Marx yang inti
ajarannya menerangkanbahwa sejarah manusia pada hakekatnya
14
Negara dan Konstitusi 2010
adalah sejarah perjuangan kelas. Yaitu antara kelas borjuis melawan
kelas proletar yang akan selalu dimenangkan oleh kaum proletar.
Canpur tangan Negara sangat luas dan mendalam di bidang politik,
ekonomi, social dan budaya. Hukum dan alat Negara seperti
polisi,kejaksaan dan tentara dimobilisasi untuk pencapaian
komunisme.
Pembuat keputusan tertinggi di RRC adalah Partai Komunis China
yang menentukan semua kebijakan Negara sehinga tidak ada proses
legislative secara terbuka.
Pemegang kekuasaan eksekutif adalah Ketua dan Sekjen komunis
cina, yang mengendalikan Dewan Negara yang terdiri atas perdana
menteri dan wakil-wakil perdana menteri serta kepala semua
kementrian dan komisi.
Pemegang kekuasaan legislative adalah Kongres Rakyat Cina yang
merupakan badan perwakilan yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil
yang diplih kongres tingkat profinsi ,angkatan Bersenjata dan orang-
orang cina perantauan.
Pemegang kekuasaan yudikatif adalah Mahkamah rakyat tertingi dan
Kejaksaan rakyat Tertinggi yang dilaksanakan secara bertingkat dan
kaku.
Dengan melihat substansi dari konstitusi di Negara-negara tersebut dapat
diketahui bahwa meskipun menganut sistim yang sama tetapi pelaksanaan sistim
tersebut tidak sama antara yng satu dengan yang lain. Sebagai contoh sistim
presidensial Amerika serikat tidak persis dengan yang idterapkan di Indonesia.
Demikian juga dengan pelaksanaan hak-hak rakyat di Negara Liberal tidak sama
degan di Indonesia, misalnya dalam hal beragama di Negara liberal pemerintah tidak
boleh mencampuri masalah ini dan sepenuhnya menjadi kepentingan dan urusan
individu, tetapi di Indonesia Negara mengatur tentang kebebasan beragama dan hal
ini dikukuhkan dalam konstitusi.. Di Negara komunis nampak sekali bahwa
15
Negara dan Konstitusi 2010
demokrasi dan hak-hak rakyat tidak dapat terlaksana dengan baik jika dipandang dari
tinjauan bangsa Indonesia dan falsafah Liberal dan ternyata faham ini menjiwai
seluruh penyelenggaraan pemerintahan yang dapat kita lihat dari peran pimpinan
partai komunis yang sangat dominant. Dengan demiian jelaslah bahwa dasar falsafah,
nilai-nilai dan sejarah perkembangan suatu Negara sangat mewarnai substansi suatu
konstitusi
Cara Pembentukan dan Cara Perubahan Konstitusi
1. Cara pembentukan
Pemberian yaitu konstitusi itu diberikan oleh raja kepada rakyatnya ,dengan
janji bahwa raja akan mengunakan kekuasaannya dengan berdasarkan asas –
asas tersebut.
Secara sengaja artinya konstitusi sengaja dibuat oleh negara setelah negara
didirikan.
Dengan cara revolusi yaitu dibuat oleh pemerintahan baru yang melakukan
evolusi
Dengan cara evolusi yaitu perubahan secara berangsur-angsur suatu konstitusi
yang kemudian dapat meninbulkan konstitusi baru.
2. Cara Merubah konstitusi
Diubah oleh badan legislative atau badan perundang-undangan dengan syarat
yang lebih dari undang-undang biasa.
Dengan reforandum yaitu melalui pemungutan suara oleh rakyat yang telah
memiliki hak pilih secara langsung.
Diubah oleh badan khusus yang dibentuk dengan tugas mengubah konstitusi.
Khusus di negara serikat (federal) perubahan dapat dilakukan jika dikehendaki
oleh mayoritas negara bagian
16