naskah teater

10
Disusun Oleh : Ressy Octaviani Kelas : XII-7 Tema : Mimpi Permasalahan : Banyak hambatan dalam meraih mimpi Solusi : Jangan putus asa dan selalu berusaha demi terwujudnya mimpi tersebut Karakter : - Diah : Cantik, tinggi, kurang pintar , kampungan ,miskin , pelajar - Stella : Cantik, tinggi, pintar, sombong, egois, pelajar - Irena : Cantik, tinggi, pintar, sombong, penghasut, pelajar - Erna : Cantik, tinggi, lumayan pintar, baik hati, pelajar - Bu Dewi : Cantik, bijaksana, lembut, baik hati, guru (wali kelas) Sinopsis : MIMPI Diah adalah seorang gadis kampung yang hidupnya selalu diwarnai dengan mimpi, maka tidak heran disekolahnya Ia dijuluki sebagai “ Dreaming Girl’s “ (gadis pemimpi). Semua kehidupan yang dijalaninya berawal dari mimpi termasuk bersekolah di SMA Bintang, sekolah ternama di Jakarta tak pernah Ia bayangkan sedikitpun untuk dapat diterima disekolah elit tersebut, dengan otak yang pas-pasan dan kehidupan ekonomi yang jauh dari kata mampu membuat teman-teman dikampungnya

Upload: ressy-octaviani

Post on 21-May-2015

1.553 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah teater

Disusun Oleh : Ressy Octaviani Kelas : XII-7

Tema : MimpiPermasalahan : Banyak hambatan dalam meraih mimpi

Solusi : Jangan putus asa dan selalu berusaha demi terwujudnya mimpi tersebut  Karakter : - Diah : Cantik, tinggi, kurang pintar , kampungan ,miskin , pelajar

- Stella : Cantik, tinggi, pintar, sombong, egois, pelajar

- Irena : Cantik, tinggi, pintar, sombong, penghasut, pelajar

- Erna : Cantik, tinggi, lumayan pintar, baik hati, pelajar

- Bu Dewi : Cantik, bijaksana, lembut, baik hati, guru (wali kelas)

Sinopsis :

MIMPI

Diah adalah seorang gadis kampung yang hidupnya selalu diwarnai dengan mimpi, maka tidak heran disekolahnya Ia dijuluki sebagai “ Dreaming Girl’s “ (gadis pemimpi). Semua kehidupan yang dijalaninya berawal dari mimpi termasuk bersekolah di SMA Bintang, sekolah ternama di Jakarta tak pernah Ia bayangkan sedikitpun untuk dapat diterima disekolah elit tersebut, dengan otak yang pas-pasan dan kehidupan ekonomi yang jauh dari kata mampu membuat teman-teman dikampungnya meremehkan impiannya tersebut. Namun hal itu tidak membuatnya putus asa dan berhenti berusaha malah lebih membuatnya semangat dan termotivasi untuk lebih berusaha dan berdoa. Akhirnya mimpinya sekolah elit itupun terwujud hingga kini Ia duduk dikelas 12.

Suatu hari, Bu dewi wali kelas Diah mengumumkan bahwa pemerintah akan mengadakan test se-DKI untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas terbaik di Jerman. Diah ingin sekali mengikuti test tersebut karena itu merupakan mimpi terbesarnya, namun Diah menyadari Ia hanya gadis kampung yang bodoh dan hanya bisa bermimpi. Erna sahabat baik Diah yang selalu setia menemaninya memberikan dukungan kepada Diah untuk tetap mengikuti test tersebut. Tetapi tidak bagi Stella dan Irena cewek terpopuler di SMA Bintang yang selalu ingin menjatuhkan Diah meremehkan mimpi Diah sehingga membuat Diah menjadi pesimis. Untuk persiapan dalam menghadapi test beasiswa nanti, setiap harinya setelah pulang sekolah Diah dan Erna belajar bersama. Dilain sisi Stella dan Irena tidak pernah belajar sedikitpun karena mereka merasa sudah sangat pintar. Waktu berlalu begitu cepat hari yang dinantikan oleh seluruh pelajar se-DKI termasuk Diah, Stella, Irena, dan Erna untuk mengikuti test beasiswa tlah

Page 2: Naskah teater

tiba. Diah dan Erna bersungguh-sungguh dan tekun dalam mengikuti test tersebut , tapi Stella dan Irena menghadapinya dengan biasa saja. Dua minggu berlalu Bu Dewi mengumumkan siswa yang lolos dalam test tersebut, suasana dikelas hening sejenak hingga Bu Dewi mengumumkaan bahwa yang lolos adalah Stella, Diahpun merasa kecewa mendengar pengumuman tersebut. Tapi ternyata terdapat kesalahan, Bu Dewi memperbaiki pengumumannya Stella terdiam dalam sela-sela kebahagiaannya. Ternyata siswa yang berhak mendapat beasiswa tersebut adalah Diah bukan Stella. Diah bahagia mendengarnya Ia merasa usahanya selama ini tidak sia-sia. Stella tidak terima kalau yang mendapatkan beasiswa itu adalah Diah Karena cewek kampungan seperti Diah tidak pantas kuliah di Jerman. Diah berkata bahwa Ia boleh miskin, kampungan, dan bodoh tapi satu hal teristimewa yang dimiliki Diah yaitu mimpi, bukan hanya sekedar bermimpi dan meratapi mimpi tersebut tapi meraih dan menjemputnya agar mimpi itu bisa kita dapatkan. Stella pun terenyuh mendengar perkataan Diah Ia sadar bahwa selama ini Stella hanya menyia-nyiakan hidupnya dengan menyombongkan diri karena kepintarannya tanpa memikirkan masa depan.

Akhirnya, Stella dan Irena memohon maaf kepada Diah atas sikap mereka selama ini terhadapnya dan akan menjadikan perkataan Diah menjadi motivasi dalam hidup mereka.

BABAK 1

Didalam kelas, pagi hari, ramai, meja dan bangku tertata rapi, lantai terlihat bersih tidak ada sampah dan debu yang berserakan. Murid-murid duduk dikursinya masing-masing, tampak seorang guru sedang mengumumkan sesuatu kepada anak-anak muridnya.

Bu Dewi : Assalamu’alaikum. Selamat pagi anak-anak !

Anak-anak : Wa’alaikumsalam. Selamat pagi bu !

Bu Dewi : Anak-anak ibu ada berita gembira untuk kalian.

Stella : Kabar gembira apa bu ? (Penasaran)

Bu Dewi : Pemerintah DKI Jakarta pada tahun ini akan mengadakan test seleksi

untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas terbaik di Jerman.

Irena : WOW !!!. Asyik dong bu. Emangnya persyaratannya apa bu ?

Bu Dewi : Syaratnya kalian harus bisa mengalahkan seluruh siswa se-DKI

Stella : What ??? (terkejut)

Bu Dewi : Ya. Itu syarat kalian untuk mendapatkan beasiswa tersebut.

Irena : Tapi bu saingan kita se-DKI nih

Bu Dewi : Iya, tapi meskipun begitu kalian harus tetap berusaha dan giat belajar.

Bel istirahat berbunyi. Bu Dewi pun meninggalkan kelas.

Page 3: Naskah teater

BABAK 2

Dikantin, siang hari, ramai, murid-murid berlalu lalang, tampak Stella dan Irena sedang menyantap semangkuk bakso dikursi kayu dekat pintu kantin tempat mereka makan sambil membahas tentang beasiswa.

Stella : Ren, pasti gue yang bakalan dapet beasiswa itu (Percaya diri)

Irena : So pasti dong stell kan lo siswi terpintar di SMA Bintang, tapi gue yakin

koq tanpa beasiswa itupun lo bisa kuliah diluar negeri secara bokap lo

kan pengusaha terkaya di Jakarta. (memuji)

Stella : Iya sih ren, tapi gue pengen kuliah dari beasiswa itu biar semua orang tau

kalo kepintaran gue itu gak bisa dibandingin sama siapapun apalagi si

DiPay (Diah Upay)

BABAK 3

Didalam kelas, jam istirahat, sepi, tampak Diah dan Erna sedang berbincang, dikursi baris terdepan lima langkah dari meja guru

Diah : (menghela napas) Hmm.. aku pengen banget beasiswa itu na

Erna : Emangnya kenapa kamu pengen dapet beasiswa itu?

Diah : Karena itu adalah mimpi aku, Na.

Hmm… tapi, aku cuma anak yang udik, kampungan dan gak pinter sama sekali. Sedangkan persyaratannya….(menunduk)

Erna : Iya sih. Tapi kamu tetap harus berusaha, Diah. Kata bu Dewi tadi kan tidak ada sesuatu yang tidak mungkin bila dilandasi dengan usaha dan doa.

Diah : Bener juga sih apa yang kamu bilang. Eh, nanti kita belajar bareng yuk…

Erna : Siiip okeh …. (tersenyum)

Ternyata, dari tadi pembicaraan antara Diah dan Erna didengar oleh Stella dan Irena dari depan pintu kelas.

Irena : (Dengan nada tinggi) Eh, Stella. Masa si cewek upay itu

(melirik kearah Diah) mau ikut test seleksi beasiswa juga. Mau nyaingin kamu lagi?

Stella : Oh. Cewek upay itu mau nyaingin aku?! Please….deh ah. Mau dalam hal

apapun, akulah yang paling hebat di sekolah ini.

Irena : Iya. Mau belajar sampai botak dan lumutan pun, dia nggak bakalan bisa

Page 4: Naskah teater

ngalahin kamu.

Stella : Hahaha pastinya. (tertawa terbahak-bahak).

Rupanya, ucapan Stella dan Irena tadi benar-benar menusuk hati Diah Diah yang awalnya

optimis untuk mendapatkan beasiswa jadi pesimis.

Diah : (menahan tangisnya)

Erna : (mengelus pundak Diah)

Diah : Mereka bener. Sampai kapanpun, aku tidak akan bisa mengalahkan Stella.(menutup wajah)

Erna : Diah! Kamu jangan pedulikan ucapan mereka. Ucapan kayak gitu tadi sih, mana bisa buat kamu down. Ya kan?

Diah : Tapi kenyataannya sekarang aku malah down, Na.

Erna : duh… Diah. Anggap saja ucapan mereka tadi hanya angin lewat yang tidak akan kembali lagi.

Diah : Stella itu jenius, Na. dia selalu dapat juara umum. Pialanya sudah banyak. Sudah pasti dia yang dapat beasiswa itu. Kayaknya aku nggak akan ikut tes beasiswa itu.

Erna : Ehm.. iya juga sih. Tapi jelas aja kamu tidak akan dapet beasiswa itu kalau kamu tidak ikut tesnya. Tidak ada yang tidak mungkin, Diah . ayo, kamu harus ingat mimpi kamu tadi

Diah : (menatap Erna dengan berbinar-binar) menurutmu aku pasti bisa?

Erna :Pasti. Selama kamu terus bermimpi. Tapi jangan cuma bermimpi. Kamu juga harus menjemput mimpimu karna mimpi yang jadi kenyataan hanya mau dijemput, bukan dikhayal atau diratapi.

Erna : (tersenyum) Ayo. Kamu pasti bisa. Semangat.. semangat..semangat…

Sejak itu, Diah dan Erna terus belajar dengan giat. Mereka belajar dan terus belajar karna ambisi mereka untuk mendapatkan beasiswa sangat besar. Diah sadar dia tidak pintar. Tetapi karna ia sadar tidak pintar, maka Diah belajar dengan sangat ambisius.

Dilain pihak, Stella dan Irena sama sekali tidak belajar. stella merasa ia terlalu pintar untuk belajar. Dengan bermodalkan keyakinan, ia yakin bisa mendapatkan beasiswa.

Irena : Eh. Stella.(melirik diah) Rupanya si Upay itu masih berharap dapet beasiswa gitu..

Stella : Ah, masa sih?

Irena :Tuh. Liat aja. Si upay and temen cupuny kan lagi belajar bareng.

Page 5: Naskah teater

Stella : ah, percuma juga, ren. Mereka gak mungkin bisa menyaingi aku. Secara…gitu aku kan orang yang paling jenius di sekolah ini

Irena : Ah..ha..ha..ha…

Erna : (memukul meja dan teriak) Eh pengacau, bisa diam gak sih?

Stella : kenapa? (wajah mengejek)Tersinggung?

Erna : kalo kami tersinggung memangnya kenapa?

Diah : mendingan kalian keluar kalo tidak mau diam.

Irena : wah..wah..wah… Stell, kayaknya si upay ini mulai berani nih…

Stella : (menatap Diah) kamu tadi bilang apa, upay?

Diah : (gugup) eh…oh..ehm.. Ya.(teriak) Keluar kalian jika tidak bisa diam!(suara lemah) tolong, ya

Stella : huh, orang kayak kamu nggak akan bisa ngalahin aku. Ingat, aku ini peraih medali emas olimpiade sains internasional. Sedangkan kamu, juara kelas aja nggak pernah.

Erna : eh, kamu pikir kamu itu hebat ya?!

Akhirnya, hari yang ditentukan pun tiba. Diah, Stella, Irena dan Erna mengikuti tes dengan sungguh-sungguh. Bagi Stella, tes ini hanyalah selingan yang membosankan karna soal-soal yang menurutnya mudah. Sedangkan untuk Diah, tes ini adalah menunjukan siapa dirinya jika ia lulus beasiswa.

Dua minggu kemudian…

BABAK 4

Didalam kelas, siang hari, hening, tampak seorang guru sedang mengumumkan siswa yang berhak mendapat beasiswa

Bu Dewi : Anak-anak. Dengan bangga ibu mengumumkan bahwa salah satu murid sekolah kita lulus seleksi untuk mendapatkan beasiswa ke luar negri.

Anak-anak : Yeah…. (tepuk tangan)

Erna : siapa yang dapat, Bu. Diah,kan?

Stella ; (memandang jijik kearah Erna)

Bu Dewi : sebentar (mengeluarkan kertas) dan yang mendapatkan beasiswa ini pasti adalah nama yang tidak asing lagi. Ialah anak yang terpintar di sekolah ini. Stella.

Stella ; Hore…..

Irena ; Stella. Selamat, ya..

Page 6: Naskah teater

Diah : (menangis) Hu..hu..hu…

Erna : (mengelus pundak Diah) Diah, sabar ya…

Bu Dewi : (HPnya berdering)ah, assalamualaikum. Iya… oh iya…hmm.. oh, begitu ya Pak?(melihat kea rah kertas)oh, baiklah pak. Ya, terimakasih atas pemberitahuannya.(menatap siswa) maaf, Stella kamu tidak jadi pemenangnya.

Stella : (menatap heran)eh??

Bu Dewi : ya, ada kesalahan teknis. Pemenangnya Diah, bukan Stella. Selamat ya Diah.

Diah : (melupakan tangusnya dan senang) Yeah… hore... Aku dapat beasiswa…

Erna : Diah, selamat,ya.

Stella : (kaget kemudian histeris)tidak……

Irena : (sigap langsung mengelus pundak Stella) Stella, yang sabar ya…

Stella : aku nggak terima…aku nggak terima….(marah kepada Diah) kenapa kamu bisa menang upay?! Kamu kan bodoh, aku pintar. Harusnya aku yang dapat beasiswa.

Bu Dewi : Stella, apa-apaan kamu?!

Diah : Stell, aku mungkin bodoh dalam hal pelajaran. Tapi aku punya mimpi. Dan sekarang kamu lihat,orang yang selalu kamu hina kini mendapatkan mimpinya.

Stella : maksud kamu apa?! Aku kan juga punya mimpi untuk mendapatkan beasiswa itu. Tetapi kenapa kamu yang dapat? Kenapa bukan aku, yang sudah jelas pintar.

Diah : Ada yang bilang ke aku bahwa aku harus terus bermimpi. Tapi aku tidak hanya boleh bermimpi, melainkan aku juga harus menjemput mimpiku. Karna mimpi yang jadi kenyataan hanya mau dijemput, bukan dikhayal atau diratapi.

Erna : itu benar. Nah, Stella. Apakah kamu sudah berusaha menjemput mimpi kamu?

(hening sebentar)

Irena : Stell, kayaknya ini sudah saatnya kita mengaku kalah sama si upay. Eh, sama si Diah. (menepuk pundak Stella) . Diah aku minta maaf atas semua kesalahan aku dan Stella selama ini kita berdua selalu ngeremehin mimpi kamu. (menjulurkan tangannya)

Diah : (Menjabat tangan Irena)

Irena : Nah sekarang giliran lo Stell

Stella : (Menjabat tangan Diah dengan sedikit perasaan jaim)