naskah publikasi_07.12.2437.pdf

Upload: bhumijaya

Post on 11-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    1/17

    PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASIDAN PROMOSI PABRIK GENTENG MASSOKKA

    Naskah Publikasi

    Diajukan oleh

    Af if Muzayan

    07.12.2437

    kepadaSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

    AMIKOMYOGYAKARTA

    2011

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    2/17

    2

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    3/17

    3

    Dokumentary Film Making as a Medium of Information and Promotion MassokkaTile Factory

    Pembuatan Film Dokumenter Sebagai Media Informasi dan Promos i PabrikGenteng Massokka

    Afif MuzayanJurusan Sistem Informasi

    STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

    ABSTRACT

    Kebumen is one of regencies in Central Java province within the tourismpotential. In addition, Kebumen district also known as the largest tile producers. However,this potential is less publicized so that the utilization of existing potentials are lessefficient, especially the utilization of tile craft.

    Information and promotion is very important in the development of a company orresource. With the information and promotion are expected to introduce a company orresource to the public.

    Massokka is one of the existing tile piggledy in Kebumen with a fairly good levelof marketing. However, to increase again there needs to be a medium capable ofpromoting at the same time informing the public about how massokka and tile productionprocess carried out in massokka. One of the media and promotional information that isconsidered attractive is the movie. Blend elements of audio, visual and touch a story thatis packed in such a way as to make a film to be meaningful in the delivery of the intentand purpose to its target, namely the audience.

    In this case I will give you information and promotional Massokka tile factory tothe community through a film of tiles Massokka Documentary Film Making

    Key words: Information and promotion, Film, Documentary

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    4/17

    4

    1. Pendahuluan

    Kebumen merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang

    berpotensi dalam tempat pariwisata. Disamping itu, Kebumen juga diketahui sebagai

    kabupaten pengrajin genteng terbanyak. Tapi sayangnya, potensi ini kurang terpublikasi

    sehingga pemanfaatan potensi yang ada kurang efisien, terutama pemanfaatan hasil

    kerajinan genteng.

    Informasi dan promosi merupakan hal yang sangat penting dalam upaya

    pengembangan sebuah perusahaan atau sumber daya. Dengan adanya informasi dan

    promosi diharapkan akan dapat memperkenalkan perusahaan atau sumber daya tersebut

    kepada masyarakat luas.

    Salah satu media informasi dan promosi yang dianggap menarik adalah film. Film

    merupakan tekhnologi multimedia dengan nuansa broadcasting. Perpaduan unsur audio,

    visual dan sentuhan cerita yang dikemas sedemikian rupa menjadikan sebuah film

    menjadi bermakna dalam penyampaian maksud dan tujuan tertentu kepada targetnya,

    yaitu penonton.

    Berdasarkan uraian diatas, penulis akan membuat sebuah film dokumenter untuk

    mempromosikan salah satu pabrik genteng yang ada di kabupaten Kebumen, yaitu

    Pabrik Genteng Massoka. Film ini diharapkan mampu memberikan informasi sebagai

    media promosi bagi Pabrik Genteng Massoka agar lebih dikenal di masyarakat luas, tidak

    hanya di Jawa Tengh,tetapi juga di seluruh Indonesia, sehingga mampu meningkatkanpenjualan genteng tersebut.

    2. Analisis

    2.1 Analisis Sistem

    Analisis mempunyai tugas mengidentifikasi masalah, melakukan studi kelayakan

    dan menganalisis kebutuhan yang diperlukan. Analisis sistem dilakukan untuk

    menentukan seberapa jauh sebuah sistem telah mencapai sasarannya, dalam hal ini

    adalah sebuah film dokumenter. Jika sistem memiliki kelemahan, maka harus dapat

    ditemukan solusi serta dapat diusulkan perbaikannya.

    2.1.1 Pendefinis ian Masalah

    Pendefinisian masalah merupakan langkah pertama dalam analisis sistem.

    Tujuannya adalah untuk menentukan masalah yang sedang dihadapi dan untuk mencari

    solusi yang terbaik. Dalam hal ini adalah masalah dalam pembuatan film dokumenter.

    Masalah yang dihadapi pabrik genteng Massokka adalah proses dan cara

    penyampaian informasi sekaligus promosi kepada masyarakat mengenai pabrik genteng

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    5/17

    5

    Massokka. Dengan adanya promosi ini diharapkan akan mampu meningkatkan penjualan

    dan menjadikan pabrik genteng Massokka menjadi pilihan yang tepat untuk pemilihan

    produk genteng.

    2.1.2 Pemecahan Masalah

    Penulis mencoba memberikan media baru dalam penyampaian informasi kepada

    masyarakat yaitu melalui film untuk mengatasi masalah tersebut, dalam hal ini adalah film

    dokumenter. Film ini akan mengangkat dokumentasi tentang pembuatan genteng di

    Pabrik Genteng Massokka. Sehingga nantinya masyarakat akan mengerti tentang

    bagaimana proses pembuatan dan kualitas dari genteng-genteng yang dibuat.

    2.2 Analisi Kebutuhan Sistem

    Kebutuhan sistem pada laporan ini lebih kepada kebutuhan produksi film

    dokumenter yang akan dibuat. Adapun beberapa kebutuhan yang harus disiapkan antara

    lain.

    2.2.1 Kebutuhan Peralatan

    Penentu utama untuk memperlancar sebuah produksi film adalah alat yang

    digunakan yang mendukung dan sesuai dengan standar broadcast sebagai penentu hasil

    dan kualitas yang diproduksi. Peralatan yang mendukung produksi film dokumenter ini

    adalah :

    Tabel 2.1 Peralatan Shooting

    No. Nama Alat Specifikasi

    1. Kamera Utama ( Handycam ) Sony dan JVC

    2. Tripod

    3. Kaset Hi8 Durasi 1 jam

    4. Komputer ( PC ) -Processor Intel Core TM 2 DuoE7200

    -Ram 1.00 Gb

    -VGA GForce 9500 GT

    - Hardisk 160 Gb

    2.2.2 Kebutuhan SDM

    Selain kelengkapan peralatan di dalam suatu produksi film, SDMnya pun juga

    harus diperhatikan dengan jelas. Pada pembuatan film dokumenter ini juga mempunyai

    crewlist selama masa produksi. Selain kelengkapan peralatan di dalam suatu produksi

    film, SDMnya pun juga harus diperhatikan dengan jelas. Pada pembuatan film

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    6/17

    6

    dokumenter ini juga mempunyai crewlist selama masa produksi. Berikut nama-nama kru

    yang ikut dalam proses pembuatan film documenter ini.

    1. Produser : Afif Muzayan

    2. Sutradara : Afif Muzayan

    3. Asisten Sutradara : Devi Indah Sari

    4. Scripwriter : Afif Muzayan

    5. Kameraman : a. Afif Muzayan

    b. Wisnu Wijaya

    6. Editor : a. Afif Muzayan

    b. Mahesa Aji Putra

    3. Tahap Pembuatan Film Dokumenter

    3.1 Tahap Pra Produksi

    Tahap ini berisikan konsep yang akan dibangun dalam pembuatan film.

    Perencanaan yang matang sebelum tahap produksi dapat menghemat biaya yang

    dikeluarkan. Ditahap inilah manfaat utama dari tahap pra produksi.

    3.1.1 Ide

    Sebuah ide tidak akan terlihat bagus jika cerita yang disuguhkan dalam film

    tersebut juga tidak bagus dan menarik. Untuk membuat suatu cerita yang bagus yaitu

    sangat dibutuhkan struktur cerita yang jelas. Cerita tersebut harus memiliki awalan, nilai

    tengah dan akhiran.

    Ide untuk film dokumenter ini adalah penyampaian informasi dan promosi dari

    parik genteng Massokka yang dikemas secara berbeda dalam bentuk film dengan tujuan

    untuk meningkatkan penjualan dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat.

    3.1.2 Tema

    Setelah idea terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menentukan tema

    pada suatu cerita.Tema pada suatu film biasanya mengerucut pada suatu konsep yang

    telah direncanakan. Disini penulis mengambil tema pokok yaitu Film DokumenterSebagai Media Informasi dan Promosi Pabrik Genteng Massokka.

    3.1.3 Logline

    Logline atau premis adalah sebuah kalimat yang berisi sinopsis dan sebuah

    pancingan yang menarik dari sebuah cerita. Tujuan logline adalah untuk memperjelas

    film yang akan kita buat, sehingga dapat menarik orang untuk melihat film tersebut.

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    7/17

    7

    Logline dari film dokumenter ini adalah Bagaimana jika Massokka membeberkan

    mengenai industri gentengnya dan kemudian hal itu dapat dijadikan salah satu acuan

    dalam pemilihan produk genteng yang akan anda beli.

    3.1.4 Sinopsis

    Sinopsis merupakan gambaran kasar secara keseluruhan dari cerita mulai dari

    awal sampai akhir. Berikut adalah sinopsis dari Film Dokumenter Pembuatan Genteng di

    pabrik genteng Massokka.

    Film ini meliput tentang perjalanan Ricky, 23 tahun, mahasiswa asal Kota

    Pelajar Yogyakarta, ke sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang terkenal dengan produksi

    gentengnya, yaitu Kebumen. Karena penasaran terhadap proses produksi genteng

    tersebut, Ricky mengunjungi salah satu pabrik genteng di kota Kebumen. Disana ia

    mendapat banyak informasi mulai dari cara pengumpulan bahan baku hingga proses

    distribusi dari genteng yang sudah siap dijual.

    Liputan mengenai langkah-langkah proses produksi sebuah genteng akan

    dihadirkan beserta wawancara khusus dengan pemilik pabrik genteng MASSOKKA.

    Selain itu juga akan ditambahkan informasi mengenai produk-produk yang dihasilkan

    beserta spesifikasinya sebagai bahan promosi, sehingga masyarakat diharapkan dapat

    menjadikan promosi itu sebagai bahan acuan dalam pemilihan genteng.

    3.1.5 Diagram Sceen

    Urutan babak diagram scene dari film dokumenter ini secara sederhana adalah

    sebagai berikut :

    Babak 1 : Ricky adalah seorang mahasiswa asal kota pelajar Yogyakarta yangsedang melakukan liburan dikota kecil di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kebumen. Selain

    kotanya yang masih asri, di Kebumen juga terdapat industri yang menjadi ciri dari kota

    kebumen yaitu industri genteng. Ricky sangat penasaran bagaimana cara membuat

    genteng tersebut.

    Babak 2 : Karena penasaran inilah Ricky akhirnya menyusuri sudut kota

    kebumen untuk mencari pabrik genteng yang menurutnya bisa untuk mendapatkan

    informasi. Akhirnya dia pun menemukan pabrik genteng tersebut, yaitu pabrik genteng

    Massokka. Dia harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang cara produksi dan

    semua hal tentang kegiatan di pabrik genteng Massokka. Pertama yang harus dilakukan

    adalah bertemu langsung dengan pemilik pabrik untuk melakukan wawancara. Ricky

    langsung bergegas menuju kantor perusahaan Massokka. Disana dia bertemu dengan

    pemilik perusahaan yaitu bpk M. Abduh Hisyam dan langsung memberikan beberapa

    pertanyaan mengenai industri genteng. Selesai melakukan wawancara, pemilik pabrik

    mempersilahkan ricky untuk langsung melihat ke lokasi pembuatan genteng agar lebih

    memahami lagi.

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    8/17

    8

    Babak 3 : Dari wawancara dan mengamati langsung dilokasi, Ricky menjadi

    paham dan mengerti mengenai cara pembuatan genteng dan kualitas dari masing-

    masing genteng yang dihasilkan. Dan perusahaan Massokka merupakan salah satu

    perusahaan dengan kualitas genteng terbaik.

    DIAGRAM SCENE

    Film Dokumenter Pabrik Genteng Massokka

    Karya : Afif Muzayan

    Gambar 3.1 Diagram Scene

    3.1.6 Menyusun Naskah

    Naskah cerita menyajikan kisah dengan menggunakan karakter dan aksi.

    Kesalahan umum dalam penyusunan naskah adalah kecenderungan untuk menyajikan

    Industri yg menjadi

    ciri kota Kenbumen

    Penasaran tentang

    industri genteng di

    kebumen

    Keadaan

    kota

    kebumen

    Penasaran

    dengan

    industri

    genteng

    Talent

    mencari

    pabrikgentenguntuk

    mendapatinformasi

    Talent

    melakukan

    wawancaradengan

    pemilik

    perusahaan

    dandipersilahkan

    untuk melihatke lokasi

    Talent

    melihat

    langsung kelokasi

    pembuatan

    genteng

    talent kagum

    dan bangga

    bisa melihat

    langsungproses

    produksi

    genteng

    Massokka

    Talent sedang berlibur di

    kota kebumen

    Dokumentasi

    kegiatan industri

    genteng

    Talent memperoleh

    pengetahuan dan

    pengalaman baru dari

    wawancara dengan

    pemilik perusahaan

    Massokka merupakan

    salah satu perusahaan

    dengan kualitas

    genteng terbaik

    Talent mencari pabrik

    genteng untuk

    mencari informasi

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    9/17

    9

    satu sisi saja. Naskah cerita yang terlalu memusatkan pada aksi saja akan cenderung

    dangkal, sementara yang terlalu berkonsentrasi pada karakter akan cenderung

    membosankan. Naskah yang baik akan menghindari terjerumus kedalam pola-pola

    tersebut dengan cara mengembangkan aksi yang terukur secara jelas dan realitas.

    Kedua ramuan tersebut sangat penting untuk memperkaya daya tarik cerita dan nilai-niali

    tematis. Berikut salah satu potongan dari naskah film dokumenter pembuatan genteng,

    Ext. Pabrik - Pagi

    15 detik

    Description : Talent (seorang laki-laki) berjalan didepan sebuah pabrik

    genteng, ia melihat nama dari pabrik genteng tersebut Massokka . Ia pun akhirnya

    memutuskan untuk masuk kedalam pabrik.

    cut to

    natural sound

    3.1.7 Merancang Story Board

    Storyboard merupakan terjemahan berupa gambar cerita dari naskah yang

    sudah dibuat, berisis tentang pengambilan sudut gambar, suara, serta efek-efek khusus.

    Fungsi storyboard adalah menterjemahkan isi skenario secara visual atau penggambaran

    secara singkat. Storyboard yang berurutan dan sesuai dengan jalan cerita sangat baik

    untuk menjadikan sebuah film menjadi sebuah cerita yang bagus dan menarik, sebab

    sebelum mulai produksi sudah ada penggambaran jalan cerita atau bisa disebut

    pedoman pembuatan film.

    Tabel 3.1 Contoh Story BoardScene 2 Tampak ricky

    berjalan dankemudian berhentididepan pabrikgenteng Massokka

    5 detik Natural sound

    3.1.8 Fundin

    Tabel 3.2 Funding

    Title : Film Dokumenter

    Proses Produksi GentengMassokka

    Director : Afif MuzayanDuration : 20 menitLocation : Kebumen

    Shooting day : 3 days

    Shooting format : videoLanguage : IndonesiaSubtitle : noting

    Pre production : Rp. 500.000,-

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    10/17

    10

    Crew : Rp. 300.000,-

    Equipment Rent : Rp. 400.000,-

    Art Department : Rp. 200.000,-

    Talent cost : Rp. 100.000,-

    Operational : Rp. 300,000,-

    Post production : Rp. 200.000,-

    Marketing & promotion : Rp. 300.000,-

    Total : Rp. 2.300.000,-

    3.1.9 Location Scotting

    Survey dan hunting lokasi merupakan tahap dimana kita akan mencari dan

    menentukan lokasi terbaik untuk shooting dan pengambilan gambar. Selain itu, cuaca

    dilokasi pengambilan gambar juga harus disurvei, supaya rencana produksi berjalan

    dengan lancar.

    Berikut lokasi-lokasi yang kita pilih untuk pembuatan film dokumenter ini

    a. Jalan Raya

    Lokasi ini dijadikan tempat untuk proses pengambilan gambar yang menunjukan

    bahwa talent menuju pabrik genteng serta meninggalkan pabrik genteng.

    b. Depan kantor

    Depan kantor digunakan sebagai tempat pengambilan gambar untuk

    menunjukan papan nama dari pabrik genteng Massokka.

    c. Kantor

    Lokasi ini digunakan untuk wawancara dengan pemilik pabrik.

    d. Pabrik genteng

    Dalam lokasi ini banyak sekali scene yang diambil, yaitu untuk pengambilan

    gambar tentang proses penjemuran, pengasapan, pembakaran, pencetakan, serta

    pembongkaran.

    e. Sawah

    Lokasi ini digunakan untuk pengambilan gambar mengenai proses pengambilan

    bahan baku yang memang berada di area persawahan.

    3.2 Tahap Produks i

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    11/17

    11

    Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pra produksi, dimana rancangan-

    rancangan yang sudah dibuat pada saat pra produksi akan dilaksanakan pada tahap ini.

    3.2.1 Tekhnik Produks i

    3.2.1.1 Sistem Perekaman

    Sistem perekaman dalam pembuatan film dokumenter ini dilakukan secara

    langsung ( direct ) dan bersamaan baik dari unsur audio, maupun visual. Namun pada

    akhirnya akan dilakukan pengeditan dan pemilihan ulang baik untuk audio maupun visual

    yang telah diambil secara langsung di lokasi. Selain itu, kru juga akan menggunakan

    sistem rekaman tidak langsung (indirect), untuk unsur audio yang diantaranya meliputi

    narasi, sound effectdan ilustrasi musik.

    3.2.1.2 Susunan Pengambilan Gambar

    Susunan pengambilan gambar pada film dolumenter ini dilakukan secara acak,

    artinya gambar-gambar yang akan diambil pada objek tersebut terlebih dahulu

    dikelompokkan, disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari lokasi serta menyesuaikan

    kemampuan baik dari pihak sutradara, kameraman maupun kru.

    3.2.1.3 Tipe Shot dan Camera Angel

    Beberapa variasi shoot yang diterapkan pada film dokumenter ini diantaranya

    adalah,

    a. BCU ( Big Close Up ) atau ECU ( Extream Close Up )

    b. Close Up

    c. MCU ( Medium Close Up )

    d. MS ( Medium Shoot )e. MFS ( Medium Full Shoot )

    f. FS ( Full Shoot )

    g. LS ( Long Shoot )

    h. Zoom In / zoom out

    i. Panning

    j. Til ting

    3.3 Tahap Pasca Produks i

    Proses ini lebih dikenal dengan proses editing. Setelah proses pengambilan

    gambar selesai maka editor mulai dengan proses editing yang tentu saja dengan bekal

    treatment, storyboard, dan catatan dari sutradara.

    3.3.1 Capturing

    Capturing merupakan proses memindahkan gambar dari pita kaset video ke

    dalam data komputer dan disimpan dalam ruang hardisk. Pada tahap ini kita

    menggunakan bantuan software Ulead Video Studio 11. Software ini memiliki banyak

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    12/17

    12

    kelebihan yaitu selain mudah untuk digunakan, software ini juga tidak memerlukan

    spesifikasi komputer yang terlalu tinggi.

    3.3.2 Editing

    Proses editing ini dibagi menjadi dua yaitu proses editing untuk video dan proses

    editing untuk effect atau animasi yang akan digunakan. Proses editing video

    menggunakan software Adobe Premier Pro CS3. Dalam proses ini kita melakukan

    pemotongan-pemotongan film untuk kemudian diatur sesuai dengan naskah karena

    dalam proses pengambilan gambar saat shoting dilakukan secara acak. Sedangkan

    untuk pembuatan animasinya menggunakan Adobe After Effect CS3.

    4. Pembahasan

    4.1 Tampilan Film Dokumenter Proses Pembuatan Genteng

    Gambar 4.1 Tampilan Judul

    Gambar 4.2 Animasi Hitung Mundur

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    13/17

    13

    Gambar 4.3 Tampilan Video 1

    Gambar 4.4 Tampilan video 2

    Gambar 4.5 Tampilan Video 3

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    14/17

    14

    Gambar 4.6 Tampilan Video 4

    Gambar 4.7 Tampilan Video 5

    Gambar 4.8 Tampilan Video 6

    Gambar 4.9 Tampilan Video 7

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    15/17

    15

    Gambar 4.10 Tampilan Video 8

    Gambar 4.11 Tampilan Video 9

    Gambar 4.12 Tampilan Video 10

    Gambar 4.13 Tampilan Video 11

    4.2 Pengetesan Film Dokumenter

    Film yang sudah dibuat perlu dilakukan pengetesan apakah film tersebut sudah

    sesuai dengan yang diharapkan atau belum, sehingga nantinya akan menentukan

    apakah ini layak untuk ditayangkan. Untuk itu maka dibuatkan semacam quisioner untuk

    menilai apakah film tersebut sudah baik atau belum di mata audiens. Quisioner yang

    dibuat sebagai berikut.

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    16/17

    16

    Tabel 4.1 Hasil Penilaian Film dokumenter

    No Daftar Pertanyaan Keterangan

    Baik (*) Kurang (*)

    1. Bagaimana dengan kualitas video film tersebut? 84 % 16 %

    2. Bagaimana dengan kualitas audio film tersebut ? 72 % 28 %

    3. Bagaimana dengan penyampaian informasi

    kepada kepada masyarakat mengenai produksi

    genteng ?

    76 % 24 %

    4. Bagaimana dengan penyampaian iklan kepada

    audiens ?

    80 % 20 %

    5. Bagaimana dengan sisi persuasi, apakah sudah

    dapat mempengaruhi audiens ?

    76 % 24 %

    Kualitas video hanya 84 % baik, artinya kualitas video masih memiliki

    kekurangan yaitu dari sisi percahayaan. Ada beberapa frame yang tampak lebih gelap

    karena kurangnya cahaya pada saat pengambilan gambar. Selain itu juga ada beberapa

    frame dengan yang kurang jelas (blur). Hal ini dikarenakan oleh pemakaian 2 kamera

    yang berbeda tipe sehingga menghasilkan kualitas gambar yang berbeda pula.

    Kualitas audio film hanya 72 % baik. Hal ini dikarenakan saat proses perekaman

    dilakukan ditepi jalan raya dengan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi sehingga noise

    yang dihasilkan juga cukup besar. Hal ini juga mempengaruhi penyampaian informasi

    dan persuasi yang hanya 76 % baik. Namun untuk iklan produk genteng mendapat 80 %

    baik.

    5. Kesimpulan

    Dari uraian, penjelasan dan pembahasan keseluruhan materi-materi diatas maka

    dapat diambil kesimpulan mengenai FILM DOKUMENTER INDUSTRI GENTENG

    MASSOKKA , sebagai berikut :

    1. Pembuatan film dokumenter ini menjadi salah satu upaya untuk menyelesaikan

    masalah pabrik genteng Massokka.

    2. Dengan adanya film ini maka sangat membantu promosi genteng massokka.

    3. Film documenter ini memberikan informasi kepada masyarakat tentang proses

    produksi genteng Massokka sesuai dengan logline yang telah dibuat.

    4. Dari hasil penilaian kepada masyarakat didapat nilai 84 % baik untuk kualitas video,

    72 % baik untuk kualitas audio dan penyampaian informasi serta sisi persuasi film

    mencapai 80 % baik.

  • 5/20/2018 naskah publikasi_07.12.2437.pdf

    17/17

    17

    5. Berdasarkan hasil parameter diatas, film dokumenter ini dinilai baik oleh masyarakat /

    audiens meskipun masih ada beberapa kekurangan. Dari parameter tersebut dapat

    disimpulkan bahwa film dokumenter ini telah sesuai dengan apa yang telah

    diharapkan.

    6. Saran

    Untuk memproduksi sebuah film diperlukan suatu kemajuan sumber daya yang

    kreatif serta pemahaman mengenai teknik-teknik yang digunakan dan peralatan yang

    akan dipake, untuk itu penulis memberikan saran untuk mempertimbangkan :

    1. Penguasaan teknik pengambilan gambar akan lebih memperindah film nantinya.

    2. Penjadwalan pengambilan gambar sangat penting agar tidak terjadi kekacauan pada

    saat shooting berlangsung.

    3. Pemberian effect saat proses editing harus diperhatikan betul agar effect yang

    diberikan sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi.

    7. Daftar Pustaka

    Hendratman Hendi 2005. The Magic of After Effect. Informatika. Bandung.

    Hendratman Hendi 2007. The Magic of Premier Pro. Informatika. Bandung.

    Suyanto, M. 2003. Analilsis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Andi

    Offset. Yogyakarta.

    Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi

    Offset. Yogyakarta.