naskah publikasi - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/20831/13/naskah_publikasi.pdf · program...

19
0 NASKAH PUBLIKASI RELASI KOMPETENSI GURU PRODUKTIF PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF TERHADAP RELEVANSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS III TMO SMK MUHAMMADIYAH 1 BLORA TAHUN 2010/2011 Oleh PUDJI SUHARDJO Q 100070304 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAGEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Upload: phamminh

Post on 30-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

0

NASKAH PUBLIKASI

RELASI KOMPETENSI GURU PRODUKTIF PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF TERHADAP

RELEVANSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS III TMO SMK MUHAMMADIYAH 1 BLORA

TAHUN 2010/2011

Oleh

PUDJI SUHARDJO Q 100070304

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAGEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

1

2

0

RELASI KOMPETENSI GURU PRODUKTIF PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF TERHADAP

RELEVANSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS III TMO SMK MUHAMMADIYAH 1 BLORA

TAHUN 2010/2011

PUDJI SUHARDJO Q 100070304

. ABSTRACT

The study aimed: (1) describes the relationship between teacher competences of automotive mechanical technique skill program against industry working practices competence of students 3th grade TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora year 2010/2011. (2) Analyze the relationship between teacher competences of automotive mechanical technique skill program against industry working practices of students 3th grade TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora year 2010/2011.

This study uses quantitative methods with statistical analysis t test. Taking a random sample of students in 3th grade TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora in 2011 totaled 79 students (25% of the population).

Simple multiple regression analyze results show the value of regression coefficients in a row for pedagogic competence, personal competence, social competence, and professional competence of teachers are: 0.168, 0.196, 0.453, 0,265. Indicate a positive and significant relationship between teacher' competences (pedagogical competence, personal competence, social competence, and professional competence) against industry working practices competence of students 3th grade TMO. With a determinate coefficient of R square = 0.724 and value of F = 48,499, proved: (1) evidently there is a significant relationship between teacher competences of automotive mechanical technique skill program against industry working practices (apprentice) of students 3th grade TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora year 2010/201. 72,4% industry working practices competence of students 3th grade TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora influenced by teacher’s competences, while 27.6% is determined by other factors not discussed in this study. (2) evidently there is a direct influence between teacher’s pedagogical competence against the relevance of industry working practices competence of students 3th grade III TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora. (3). evidently there is a direct influence between the teacher's personality competence on the relevance of industry working practices competence of students 3th grade TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora. (4). evidently direct influence between the teacher’s social competence to the relevance of industry working practices competence of students 3th grade TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora. (5) evidently there is a direct influence between the teacher’s professional competence to the relevance of industry working practices competence of students 3th grade TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora. Keywords: teacher competencies , industry work practices, relation

1

PENDAHULUAN

Reposisi Pendidikan Kejuruan telah dilakukan sejak tahun 2001. Reposisi

pendidikan kejuruan dimaksud sebagai penataan konsep, perencanaan, dan

implementasi pendidikan kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas sumber

daya manusia (SDM), yang mengacu pada kecenderungan (trend) kebutuhan

pasar baik lokal, nasional, regional maupun internasional. Pengembangan Sistem

Pendidikan dan sekolah kejuruan sebagai pranata utama dalam pengembangan

SDM berkualitas menjadi sangat penting.

Depdikbud melalui penerapan kurikulum 1994 telah menetapkan

kebijakan pendidikan sistem ganda untuk sekolah menengah kejuruan yang

dikenal dengan istilah link and match. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah

bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan pendidikan sekolah dengan

penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia

kerja. Realisasi dari PSG tersebut adalah dilasanakannya praktek kerja industri

/Prakerin.

Praktek Kerja Industri (prakerin) adalah bagian dari pendidikan sistem

ganda (PSG) sebagai program bersama antara SMK dan Industri yang

dilaksanakan di dunia usaha, industri. Dalam Kurikulum SMK 2006 disebutkan:

”Prakerin adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara

SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan

satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif

pelaksanaan , separatly day release, block release, dan sebagainya

Pelaksanaan Prakerin dimaksudkan agar program pendidikan di sekolah

mengacu pada pencapaian kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan dunia

usaha dan atau dunia industri (DU/DI). DU/DI memerlukan tenaga kerja yang

berkualitas dan mumpuni di bidangnya, untuk mengoperasikan peralatan dan

teknologi maju. Hal ini sejalan dengan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan difinisi, ”Pendidikan

2

Menengah Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik

untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu”. Menurut PP nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), ”Pendidikan Menengah Kejuruan

adalah pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan

kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu”. Jadi SMK dimaksudkan untuk

menghasilkan tamatan yang meiliki kompetensi jenis pekerjaan tertentu, yang

nantinya terjun sebagai tenaga kerja DU/DI pada kewenangan pekerjaan tertentu.

Permasalahan SDM Indonesia yang muncul adalah masih jauh tertinggal

bila dengan negara maju. Penyiapan tenaga kerja terdidik yang memiliki

kompetensi tingkat menengahisementara ini hanya dilakukan oleh sekolah

menengah kejuruan (SMK). Dua permasalahan ketenaga-kerjaan, terutama lulusan

SMK, karena, adanya kesenjangan jumlah lulusan dengan jumlah lapangan kerja

(stuctural unimployment). dan kompetensi lulusan tidak sesuai dengan yang di

harapkan atau dibutuhkan oleh lapangan kerja (frictional unimployment). Banyak

lulusan SMK yang kompetensinya tidak dibutuhkan atau tidak sesuai dengan

kebutuhan lapangan kerja yang ada. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

dan relevansi pendidikan kejuruan adalah peningkatan keterkaitan dan

keterpaduan (link and match) sistem pendidikan dengan dunia kerja. Peran guru

yang kompeten dalam hal ini adalah penting

Murphy (1992) menyatakan bahwa keberhasilan pembaharuan pendidikan

ditentukan oleh gurunya. Karena guru adalah pemimpin, pembelajaran, fasilitator,

dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Brand (1993) menyatakan

“hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan

penerapan metode iipembelajaran, semua tergantung guru”. Pernyataan Supriyadi

(1998) “Mutu pendidikan yang dinilai dari prestasi belajar peserta didik sangat

ditentukan oleh guru”. Ringkasnya, untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu

memenuhi kebutuhan DU/DI, maka guru harus bermutu dan profesional.

UU Guru dan Dosen memberikan difinisi, “guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Untuk

3

menjalankan tugas profesionalnya, guru dituntut memiliki kompetensi, seperti

disebutkan dalam Pasal 10 ayat 1 : kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi.

Berdasar penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tatang Permana

(2005), adanya relasi positif antara pemahaman konsep PSG oleh guru atau

instruktur terhadap kemampuan membimbing siswa PSG, dan dari analisa didapat

tingkat kemampuan guru membimbing siswa PSG pada taraf cukup. Muliati

A.M. (2008) menyimpulkan; peningkatan keterserapan tamatan kerja siswa SMKN

4 Makasar banyak dipengaruhi dengan adanya program Pendidikan Sistem Ganda

(PSG), dimana sebelumnya program ini ada, industri tidak mengenal sekolah

secara dekat dengan segala kompetensi yang dimiliki siswa. Ertl & Sloane

(2004): membuat kesimpulan dari hasil penelitiannya, 1). ada sejumlah masalah

dalam konseptualisasi dan implementasi jenis baru dari kurikulum. Secara khusus,

para guru mengeluh tentang kurangnya titik awal bisa diterapkan untuk

menghubungkan daerah kurikuler pembelajaran dengan dunia kerja. Dalam

beberapa kasus, bidang pembelajaran yang dirumuskan dalam cara yang membuat

sulit bagi guru untuk mengidentifikasi relevansi mereka untuk dunia kerja. 2).

masalah-masalah konseptual tampaknya telah sangat parah pada generasi awal

kurikuler baru. Dapat dikatakan bahwa kerjasama dengan para ahli dari dunia

kerja tetap penting bagi pengembangan pedoman kurikuler - sebuah gagasan yang

tidak kehilangan nilainya dengan pengenalan Lernfeldkonzept. Masalah-masalah

ini diintensifkan oleh kurangnya informasi bagi guru tentang ide-ide dari konsep

tersebut. Singkatnya, sebuah array dari potensi Lernfeldkonzept untuk memulai

cara-cara baru dan memperkuat cara-cara yang ada untuk mengembangkan proses

transfer antara dunia kerja dan perguruan tinggi berbasis pelatihan dalam sistem

ganda dapat diidentifikasi. Namun, potensi ini tergantung pada seberapa

perubahan, organisasi kurikuler dan profesional set-up dari perguruan tinggi

berbasis pelatihan, perubahan yang belum terjadi untuk tingkat yang memadai di

perguruan tinggi kejuruan. Kiymet Selvi (2010) Dalam hal ini, kompetensi guru

perlu dibahas dalam banyak dimensi seperti kompetensi bidang keahlian,

4

kompetensi penelitian, kompetensi kurikulum, kompetensi pembelajaran seumur

hidup, sosial-budaya kompetensi, kompetensi emosional, kompetensi komunikasi,

informasi dan teknologi komunikasi kompetensi dan kompetensi lingkungan

dalam rangka untuk mengembangkan guru.

Sebagaimana uraian dan pendapat para ahli diatas, dan maksud reposisi

pendidikan kejuruan sebagai upaya pemenuhan trend pasar kerja maka dapat

dikemukakan asumsi pentingnya diskribsi yang jelas relasi antara kompetensi

guru dengan relevansi siswa dalam belajar, terutama belajar di industri atau

Prakerin.

Dalam kesempatan ini peneliti berkhidmat pada relasi antara kompetensi

guru produktif teknik mekanik otomotif (TMO) dan relevansinya dengan praktek

kerja industri siswa kelas III TMO di SMK Muhamadiyah 1 Blora tahun 2010.

Guru produktif adalah guru yang mengajar mata pelajaranan atau kompetensi

kejuruan/produktif. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan

nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, sesuai

dengan standar kinerja yang dibutuhkan di lapangan. Standar kompetensi guru

merupakan pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan, dan

dispakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap

bagi seorang pendidik sehingga layak disebut kompeten. kompetensi guru

meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional. Prakerin adalah program pembelajaran dan penilaian di

industri.

Dari uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian adalah

sebagai berikut : 1) Apakah ada relasi yang signifikan antara kompetensi guru

produktif Teknik Mekanik Otomotif terhadap kompetensi praktek kerja industri

siswa kelas III TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora. 2) Seberapa kuat pengaruh

kompetensi guru produkrtif Teknik Mekanik Otomotif terhadap kompetensi

praktek kerja industri siswa kelas III TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora.

Dalam penelitian ini bertujuan; 1) Mendiskripsikan hubungan antara

kompetensi guru produktif Teknik Mekanik Otomotif terhadap kompetensi

praktek kerja industri siswa kelas III TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora tahun

5

2010/2011. 2) Mengalaisis relasi antara kompetensi guru produktif Teknik

Mekanik Otomotif terhadap kompetensi praktek kerja industri siswa kelas III

TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora tahun 2010/2011.

Manfaat penelitian ini diharapkan: 1) Bagi peneliti,Penelitian ini dapat

membuktikan hipotesis adanya hubungan yang signifikan antara kompetensi guru

produktif Teknik Mekanik Otomotif terhadap kompetensi praktek kerja industri

siswa kelas III TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora tahun 2010/2011. 2) Bagi

sekolah dari hasil analisis dapat disusun rekomendasi yang selanjutnya dapat

digunakan oleh SMK Muhammadiyah 1 Blora dalam membuat pertimbangan

perencanaan kebijakan dalam pelaksanaan program prakerin di tahun mendatang.

3) Bagi guru produktif Teknik Mekanik Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Blora

dapat melihat dengan perspektif yang lebih jelas, sehingga pendalaman atau

pengayaan kompetensi apa yang harus di siapkan dan diberikan kepada siswanya

dalam mempersiapkan prakerin.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis statistik uji t

dan statistic korelasi product moment untuk mengukur derajat hubungan yang

positif dan signifikan. Bertempat di SMK Muhammadiyah 1 Blora. Jumlah

Populasi 319, diambil sampel 31% yaitu 100 siswa yang dipilih secara acak.

Variabel terikat Y = relevansinya praktek kerja industri, atau kompetensi

siswa dalam melaksanakan prakerin. Sedang variabel bebas dimaksud adalah : X

= kompetensi guru produktif, yang terdiri dari 4 sub variabel, yaitu (kompetensi

pedagogik), (kompetensi kepribadian), X3 (kompetensi sosial), dan X4

(kompetensi profesional)

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala

pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Gradasi pengukuran ditentukan

empat tingkatan dengan kontinuum dan penskoran: sangat tidak setuju (STS)

skor 1, tidak setuju (TS) skor 2, Setuju (S) skor 3, dan sangat setuju (SS) skor 4.

Responden diharapkan memberikan tanggapan atau pendapatnya dari setiap butir

6

pertanyaan dengan memberikan tanda silang (x) atau menyontreng (√) pada

kolom dibawah kontinuum yang sesuai pilihanya. Instrumen berupa kuesioner

dengan 4 opsi pilihan jawaban, yang dikembangkan dari variabel bebas

(independence variable) yang diberikan difinisi operasionalnya kemudian

ditentukan indikator yang hendak diukur.

Hasil data dikumpulkan dalam bentuk tabulasi. Tabulasi data mencakup

nomor responden, skor jawaban responden untuk setiap item, dan jumlah skor

jawaban responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah statistik inferensial parametrik. Digunakan teknik statistik inferensial

dengan alasan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya deberlakukan untuk

populasi. Sedang statistik parametris dipilih dengan asumsi data berdistribusi

normal. Untuk menganalisis relasi kompetensi guru (kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional)

terhadap kompetensi siswa prakerin digunakan analisis regresi berganda. Guna

mendapatkan hasil anailisis model yang qualified, maka dilakukan uji klasik

meliputi uji normalitas, multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Analisis data

dilakukan dengan software SPSS 17.0.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis regresi berganda dengan SPSS 17.0 didapat, koefisien

regresi berturut-turut ; konstanta bo = - 0,810, b1 = 0,168, b2 = 0,196, b3 =

0,453, dan b4 = 0,265. Kesimpulannya kompetensi prakerin siswa kelas II TMO

SMK Muhammadiyah 1 Blora sangat dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional guru

produktif TMO. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut;

- Apabila kompetensi pedagogik (X1), kompetensi kepribadian (X2),

kompetensi sosial (X3), dan kompetensi profesional (X4) guru produktif tidak

ada atau sama dengan nol (yang disebabkan b1, b2, b3, dan b4 = 0), maka

kompetensi prakerin siswa bernilai rata - rata -0,810, atau boleh dibilang

sama dengan nol (0). Dan sebaliknya, apabila kompetensi pedagogik,

7

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional guru

produktif tidak sama dengan nol (b1, b2, b3, dan b4 ≠ 0), maka kompetensi

prakerin siswa tidak sama dengan nol. Hal ini dapat disimpulkan secara

bersama sama kompetensi guru produktif TMO (pedagogik, kepribadian,

sosial, dan profesional) berpengaruh signifikan terhadap kompetensi prakerin

siswa kelas II TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora. Ada relasi yang

signifikan antara kompetensi guru produktif Teknik Mekanik Otomotif

terhadap relevansi praktek kerja industri siswa kelas III TMO SMK

Muhammadiyah 1 Blora.

- Jika kompetensi pedagogik guru produktif TMO meningkat 1 skor, maka

kompetensi prakerin siswa kelas II TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora akan

naik 0,168 skor. Ada pengaruh langsung antara kompetensi pedagogik guru

terhadap relevansi praktek kerja industri siswa kelas III TMO SMK

Muhammadiyah 1 Blora.

- Jika kompetensi kepribadian guru produktif meningkat 1 skor, maka

kompetensi prakerin siswa kelas II TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora

meningkat 0,196 skor. Ada pengaruh langsung antara kompetensi kepribadian

guru terhadap relevansi praktek kerja industri siswa kelas III TMO SMK

Muhammadiyah 1 Blora.

- Jika kompetensi sosial guru produktif naik 1 skor, maka kompetensi prakerin

siswa kelas II TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora meningkat 0,453 skor.

Ada pengaruh langsung antara kompetensi sosial guru terhadap relevansi

praktek kerja industri siswa kelas III TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora.

- Jika kompetensi profesional guru produktif naik 1 skor, maka kompetensi

prakerin siswa kelas II TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora naik 0,265 skor.

Ada pengaruh langsung antara kompetensi profesional guru terhadap

relevansi praktek kerja industri siswa kelas III TMO SMK Muhammadiyah 1

Blora.

Jadi secara parsial ada pengaruh signifikan antara kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional guru

8

produktif terhadap kompetensi prakerin siswa TMO SMK Muhammadiyah 1

Blora.

Hasil regresi t didapat hasil untuk kompetensi pedagogik guru = 3,465,

kompetensi kepribadian guru = 4,112, kompetensi sosial guru = 10,133, dan

kompetensi profesional guru = 5,814. Dengan derajat signifikansi 95% ttabel =

1,980, dengan demikian :

1. Kompetensi pedagogik guru = 3,465 ≥ 1,980 maka Ho ditolak

2. Kompetensi kepribadian guru = 4,112 ≥ 1,980 maka Ho ditolak

3. Kompetensi sosial guru = 10,133 ≥ 1,980 maka Ho ditolak

4. Kompetensi profesional guru = 5,814 ≥ 1,980 maka Ho ditolak

Jadi kesimpulanya “Secara parsial ada pengaruh signifikan antara

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional guru produktif terhadap kompetensi prakerin siswa TMO

SMK Muhammadiyah 1 Blora. Untuk tingkat signifikansi dapat disimpulkan;

1. Kompetensi pedagogik guru = 0,001 ≤ 0,05 → Ho ditolak

2. Kompetensi kepribadian guru = 0,000 ≤ 0,05 → Ho ditolak

3. Kompetensi sosial guru = 0,000 ≤ 0,05 → Ho ditolak

4. Kompetensi profesional guru = 0,000 ≤ 0,05 → Ho ditolak

Kesimpulanya dari tahapan uji t adalah “ Secara parsial maupun secara bersama,

kompetensi guru produktif (kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, kompetensi profesional) program keahlian mekanik otomotif

berpengaruh signifikan terhadap relevansi praktek kerja industri siswa kelas III

TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora tahun 2010/2011.”

Hasil Uji F didapat R square (R2) = 0,724. Artinya 72,4% Kompetensi

Prakerin Siswa kelas III TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora pada tahun pelajaran

2009 – 2010 dipengaruhi oleh kompetensi professional guru produktifnya

(bersama-sama kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi professional guru produktif ). Sedang 27,6 % nya

ditentukan oleh faktor lain yang tidak di bahas dalam penelitian ini. Fhitung terbaca

= 48,499. Dengan mengambil derajat signifikansi 95% pada tabel terbaca nilai F =

5,68. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model yang dipakai eksis (

9

48,499 > 5,68). Sedang koefisien derajat signifikansi model = 0,000.

Kesimpulannya, Ho ditolak, dengan demikian model yang dipakai eksis.

Pada Uji Normaslitas JB = 7,564, atau JB < 9,21 dapat disimpulkan, data

kelas berdistribusi normal. Harga Ri2 untuk masing masing variabel independen

dapat ditentukan sebagai berikut: Ri2 untuk X1 = 0,098, Ri

2 untuk X2= 0.079, Ri2

untuk X3 = 0,012, Ri2 untuk X4 = 0,142. Hasil perhitungan diatas menunjukan

untuk masing-masing variabel independen nilainya lebih kecil dari R2.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil perhitungan diatas adalah, tidak terjadi

masalah multikolinieritas diantara variabel independen

Nilai Variance inflation factor (VIF) masing-masing untuk kompetensi

pedagogik guru = 1,109, kompetensi kepribadian guru = 1,085, kompetensi sosial

guru = 1.012, dan kompetensi professional guru = 1,166. Nilai VIF kurang dari

10, maka tidak terjadi masalah multikolinieritas diantara variabel independen

(model regresi). Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis menunjukkan

bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas antar variable independen dalam

penelitian.

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasannya dimuka dengan derajat

kesahihan (validitas) dan keterpercayaan yang kuat dari model bila

menggunakan sampel 25% dari populasi. Kesimpulan yang dapat ditarik

dalam penelitian ini seperti dibawah :

1. Terbukti ada relasi yang signifikan antara kompetensi guru produktif

teknik mekanik otomotif terhadap kompetensi praktek kerja industri

(prakerin) siswa kelas III TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora pada tahun

pelajaran 2010/2011. Relevansi prakerin siswa kelas III TMO SMK

Muhammadiyah 1 Blora pada tahun pelajaran 2010 – 2011, 72,4 %

dipengaruhi oleh kompetensi guru (kompetensi pedagogik, kompetensi

10

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional), dan 27,6 %

nya ditentukan oleh faktor lain yang tidak di bahas dalam penelitian ini.

2. Terbukti ada pengaruh langsung antara kompetensi pedagogik guru

terhadap relevansi praktek kerja industri siswa kelas III TMO SMK

Muhammadiyah 1 Blora.

3. Terbukti ada pengaruh langsung antara kompetensi kepribadian guru

terhadap relevansi praktek kerja industri siswa kelas III TMO SMK

Muhammadiyah 1 Blora.

4. Terbuktia ada pengaruh langsung antara kompetensi sosial guru terhadap

relevansi praktek kerja industri siswa kelas III TMO SMK

Muhammadiyah 1 Blora

5. Terbukti ada pengaruh langsung antara kompetensi profesional guru

terhadap relevansi praktek kerja industri siswa kelas III TMO SMK

Muhammadiyah 1 Blora

B. Implikasi Teori.

1. Jika Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional guru dimiliki guru mata pelajaran produktif,

maka akan berpengaruh signifikan (berelasi) terhadap kompetensi prakerin

siswa.

2. Jika pengaruh kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional guru dimiliki guru mata pelajaran

produktif tidak mencapai 100%, maka ada faktor lain yang berpengaruh

terhadap kompetensi prakerin siswa. Atau boleh dikatakan “Ada faktor

selain kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional guru mata pelajaran produktif yang

berpengaruh signifikan terhadap kompetensi prakerin siswa”.

11

C. Saran

1. Untuk Sekolah :

Dari hasil pengamatan (observasi) ditemukan adanya permasalah rasio alat

/ bahan praktik siswa di bengkel TMO bila dibandingkan dengan jumlah

siswa. Demikian juga luas bengkel yang kurang memadai. Hal ini bisa

menjadi bahan pertimbangan didalam pengembangan sekolah, terutama

sarana prasarana bengkel.

2. Untuk Guru

Sesuai dengan SKKNI, kriteria pemelajaran dan penilaian meliputi

Pengetahuan, Sikap, dan Ketrampilan. Oleh karena itu memperdalam dan

mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan adalah prasyarat yang harus

dimiliki oleh seorang guru. Pemahaman terhadap konsep PSG oleh guru

menjadi penting agar didalam pembimbingan siswa melaksanakan prakerin

menjadi lebih baik. Terlebih lagi yang tak kalah pentingnya adalah

pengembangan diri kompetensi kepribadian dan sosial guru. Walau prestasi

yang dicapai siswa dalam melaksanakan prakerin berada pada predikat

baik, namun ada yang patut mendapatkan perhatian yaitu masih rendahnya

inisiatif siswa di lapangan kerja. Disamping itu untuk kompetensi body &

painting juga perlu mendapat perhatian yang serius.

3. Bagi peneliti

Bisa jadi ada kekurang akuratan didalam membuat instrumen penelitian

(angket), yang berimplikasi terhadap hasil perolehan data. Hal ini menjadi

catatan dan kehati-hatian dalam melakukan penelitian diwaktu yang akan

datang. Pembuktian hipotesis mestinya dilakukan dengan berbagai uji

untuk mendapatkan kesahihan data, model regresi, maupun penarikan

kesimpulan. Untuk penelitian pada waktu mendatang hal ini dapat dijadikan

pengingat ataupun pengendalian didalam melakukan perbaikan yang

berkelanjutan.

12

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah berkat ridlo Allah swt. penyusunan tesis ini dapat

diselesaikan. Tesis dengan judul Relasi Kompetensi Guru Produktif Program

Keahlian Mekanik Otomotif Terhadap Relevansi Praktek Kerja Industri Siswa

Kelas III TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora Tahun 2010/2011, disusun guna

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program

Studi Megister

Pada kesempatan yang berbahagia ini ucapan terima kasih disampaikan

kepada yang terhormat: Prof. Dr. Bambang Setiaji, M.S, Rektor Universitas

Muhammadiyah Surakarta dan bertindak selaku pembimbing utama dalam

penelitian ini, Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, SH, M.Hum Direktur Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Prof. Dr. Harsono, MS

Ketua Program Studi Megister Manajemen Pendidikan Pasca Sarjana Universitas

Muhammadiyah Surakarta dan bertindak selaku pembimbing pendamping.

Ucapan terima kasih dengan rasa penuh hormat juga disampaikan kepada

Bapak Bupati Blora c.q Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Blora yang telah memberi ijin belajar sekalian penelitian ini, dan

teman-teman yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan namanya

disini satu persatu, diucapkan banyak terimakasih. Yang tak kalah penting, salam

dan ucapan terima kasih ku kepada istri tercinta.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek. Edisi revisi V, cetakan ke 12. Jakarta: PT. Rinekacipta.

Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi Safruddin Abdul. 2009. Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Edisi kedua, cetakan kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

13

Caroica, Vito et. All. 2009. Model for Evaluating Teacher and Trainer Compentences. European Journal of Vocational Training- No.47 ISSN 1977-0219 (diakses 9 April 2011)

Depdiknas. 2001. Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang 2020. Dirjen Dikdasmen Direktorak Dikmenjur. Jakarta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum SMK. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengermbangan

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

-------Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

-------Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.

-------Kurikulum SMK Edisi 2006. www.pusdiknakes.or.id/data/kurikulum/smk1 (diakses 1 April 2011).

Echols, John M dan Shadily, Hassan. 2005. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

Ertl, Hubert and Sloane, Peter F.E .2004. The German Training System and the World of Work : The transfer Potential of the Lernfeldkonzep. ISSN 1618-8543 www.bwpat.de/7eu (diakses 9 April 2011).

Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Karya : Donal Ary, Luchy Chaser Jacobs, Asaghar razavieh. Cetakan III. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Haryono. 2011. Pengembangan Kompetensi Profesional. Makalah disampaikan fasilitasi Pelaksanaan Model Teaching Clinic pasca Sertifikasi Guru dalam Jabatan (SMA/SMK) Provinsi Jawa Tengah. Semarang. BPPTK (tidak dipublikasikan).

KBR68H, Jakarta. http://www.kbr68h.com/berita/nasional/. Thursday, 14 April 2011 18:25 (diakses 16 April 2011)

Maestro Media blogspot. dari sumber “Investor Daily“. (http://www.maestromuda-indonesia.org/) (diakses 16 April 2011)

Maksum, Ali dan Rohendi ,Luluk Yunan. 2004. Paradigma Pendidikan Universal di era modern dan post modern. Yogyakarta: SircisoD

Menakertrans. 2004. Lampiran Keputusan Menteri Tenaga dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP. 116 MEN/VII/2004 Tanggal : 8 Juli 2004 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan.

14

Muliati A.M, A. 2008. Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda: Suatu Penelitian Evaluatif Berdasarkan Stake’s Countenance Model Mengenai Program Pendidikan Sistem Ganda pada Sebuah SMK di Sulawesi Selatan (2005/2007). Desertasi. Jakarta Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Srtifikasi Guru. Bandung: PT. Rosda Karya.

Nugroho. 2011. Pengembangan Kompetensi Kepribadian. Makalah disampaikan fasilitasi Pelaksanaan Model Teaching Clinic pasca Sertifikasi Guru dalam Jabatan (SMA/SMK) Provinsi Jawa Tengah. Semarang. BPPTK (tidak dipublikasikan).

Nurharjadmo, Wahyu. 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan. Spirit Publik, Volume 4. Nomor 2, ISSN 1907 – 0489 Oktober 2008. Halaman. 215 – 228.(diakses 18 Desember 2010).

Ornstein, Allan.c and Daniel U. Levine,2004, foundations of Education, fourth edition . Boston: Houghton Mifflin Company.

Othman, Ahmad. 2011. The Emerging Roles of Coaches in the Malaysian Dual Training System. International Education Studies, Vol. 4, No.1; Februari 2011. www.ccsenet.org/ies (diakses 10 April 2011).

Permana, Tatang. 2005. Pemahaman Konsep PSG dan Intensitas Bimbingan Terhadap Kemampuan Membimbing Siswa PSG. Invotec, Volume III, No. 7, Agustus 2005 (diakses 18 Desember 2010)

Setiaji, Bambang. 2006. Panduan Riset Dengan Menggunakan pendekatan kuantitatif. Cetakan ke 2. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Selvi, Kiymet. 2010. Teaches’ Competencies. International Journal of Philosophy and Axiology, Vol. VII, No. 1/2010 (diakses 9 April 2011).

Simamora, Irma Gusti. 2009. Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia Usaha/Dunia Industri Otomotif di Kota Medan. Tesis. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.

Slameto. 2011. Pengembangan Kompetensi Pedagogik. Makalah disampaikan fasilitasi Pelaksanaan Model Teaching Clinic pasca Sertifikasi Guru dalam Jabatan (SMA/SMK) Provinsi Jawa Tengah. Semarang. BPPTK (tidak dipublikasikan).

Sugiharto, DYP. 2011. Konsep Dasar Teaching Clinic dan Pengembangan Kompetensi Sosial. Makalah disampaikan fasilitasi Pelaksanaan Model Teaching Clinic pasca Sertifikasi Guru dalam Jabatan (SMA/SMK) Provinsi Jawa Tengah. Semarang. BPPTK (tidak dipublikasikan).

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). cetakan ke 14. Bandung: CV. Alfabeta.

15

Sutama.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D. Surakarta: Fairus Media.

Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2010. Buku Pedoman Penulisan Tesis. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Utomo, Yuni Prihadi. 2009. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS. Cetakan ketiga. Surakarta: Muhammadiyah University Press

Voelker, Davi H. 2004. Cliffs Quick Review Statistics. Bandung: Pakar Raya.