naskah akademik - dprberkas.dpr.go.id/.../lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2....

85
i NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENJANGPERUBAHAN UNDANG-UNilANG NOMOR 11 TAHUN 1992 :, TENTANG DANA PENSIUN BIRO PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BIDANG EKONOMI KEUANGAN INDUSTRI DAN PERDAGANGAN DEPUTI BIDANt PERUNDANG-UNDANGAN . SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI JAKARTA 2009 BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Upload: others

Post on 15-Aug-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

i

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN UNDA~G UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENJANGPERUBAHAN

UNDANG-UNilANG NOMOR 11 TAHUN 1992 :, TENTANG

DANA PENSIUN

BIRO PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BIDANG EKONOMI KEUANGAN INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

DEPUTI BIDANt PERUNDANG-UNDANGAN . SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI

JAKARTA 2009

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 2: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

DAFTAR lSI

KATA PENGANTAR

BABI PENDAHULUAN A. La tar Belakang i,........................................................... 1 B. ldentifikasi Mas~lah .. .. . .. .. . .. . .. . .. .. . . .. . . . . .. . . . . . .. . . .. .. .. .. .. ... 3 C. Tujuan dan Keg'unaan . . . . . . . .. . .. . . .. . .. . . . . . . . .. . .. . .. . . . . . . . . . . ..... 4 D. Metode dan Kerangka Dasar Penulisan . . .. . .. . . . . . .. .. . . . . . . . .. 4

I

BAB II LANDASAN PEMIKIRAN A. Landasan Filosofis . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. .. . . . . .. . . . .. . .. .... 5 B. Landasan Sosiqlogis . .. . . . . .. . . .. .. . . .. . . . . .. .. . . . .. . . .. .. . . . . . . . . .... 6 C. Landasan Yuridjs . . .. . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. 7

1. Sinkronisasi dengan Undang-Undang . .. .. .. .. . .. .. .. ... 11 2. lnventarisasi Peraturan Perundang-undangan .. .. .... 39

!

BAB Ill PRINSIP-PRINSIP PE1

NGELOLAAN DANA PENSIUN A. Prinsip-Prinsip Kelembagaan ....................................... 42

A.1 Prinsip Good Governance .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. . 42 A.2 Prinsip Go~d Corporate Governance (GCG) .. .. .. .. ... 43 A.3 Prinsip Good Pension Fund Governance (GPFG) . . .. 44

B. Asas Pengelola~n Dana Pensiun .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... 49 B.1 Asas Keterpisahan Kekayaan Dana Pensiun dan

Asas Penyelenggaraan dalam Sis tern Pendanaan . . . 49 B.2 As as Pemb!inaan dan Pengawasan .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 50 B.3 As as Penundaan Manfaat .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. . .. . 51 B.4 Asas Kebebasan untuk Membentuk atau Tidak

Membentuk Dana Pensiun .................................... 54 C. Prinsip Kehati-hatian .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. ..... 55

BABIV MATERIMUATAN A. Konsideran Men!mbang .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. ... 58 B. Dasar Hukum Mengingat .. .. . . . .. .. . .. .. .... . .. . .. .. . .. .. .. .. ... .. .. . 59 C. As as ................ 1......................................................... 60 D. Kelembagaan ............................................................. 61 E. Kepengurusan .. i........... ... .... .. ... . .. . .. . .. ... . .. . .. . .. . .. .. . . .. . .... 64 F. Pengelolaan (lnvestasi, GCG, Sistem Pembiayaan,

Sistem Pembayaraan Manfaat . .. .. .. .. .. . .. .. ... .. .. . .. .. .. .. ... ... 67 G. Pembinaan dan Pengawasan .. .. .. . .... .. .. . .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. . 75 H. Penambahan dan/atau Penyesuaian Ketentuan Tindak

Pi dana ............. ; .. .. .. . . . .. . .. . . . . .. . . . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. .. 76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...... i........................................................ 80 B. Saran ............... l........................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 3: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

BABI

· PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan paaa masa purna tugas merupakan dambaan

setiap orang. Secara naluri hal ini terlihat dari sikap serta tindakan

hampir setiap individu untuk berusaha meningkatkan penghasilannya

dengan berbagai cara abar dapat menyisihkan atau menginvestasikan

penghasilan mereka untuk tujuan masa datang (hari tua). Secara I

umum setiap orang miemiliki keinginan untuk mempersiapkan diri !

menghadapi masa pensiun, tetapi seringkali tidak setiap orang dapat

merencanakan atau memahami apa yang harus dilakukan untuk I

mempe:rsiapkan masa p~nsiun tersebut.

Sampai saat ini, Pemerintah belum bisa memberikan jaminan

hari tua kepada seluruhl pekerja yang telah memasuki masa pensiun,

sehingga mayoritas pekerja bertanggung jawab terhadap

kehidupannya sendiri, baik di masa produktif maupun di masa I

pensiun. Hal ini disebablkan belum adanya keseriusan dari Pemerintah

untuk melaksanakan prdgram pensiun.

Saat ini penyelenggaraan program pensiun didasarkan pada I

Undang-Undang Nomor 111 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Dalam i

undang-undang tersebut dikenal ada 2 (dua) penyelenggara dana

pensiun yaitu: Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana !

Pensiun Lembaga Keu~ngan (DPLK). DPPK adalah suatu lembaga

yang dibuat oleh sebuah perusahaan guna mengelola dana pensiun

para pekerjanya. Oleh k~rena itu peserta DPPK hanya terbatas pada I

mereka yang terikat nubungan kerja dengan perusahaan yang

membuat DPPK sehingga sifatnya tertutup. Sedangkan pengurus I

DPPK bukan merupakal"l pendiri, melainkan orang atau badan yang

ditunjuk dan mendapatdn pengesahan Menteri untuk mengelola dana

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 4: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan

oleh lembaga keuangan baik bank maupun perusahan asuransi jiwa.

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana

Pensiun, pengertian Dpna Pensiun adalah badan hukum yang

mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat

pensiun. Manfaat pensiuh diartikan sebagai pembayaran berkala yang '

dibayarkan kepada pe?erta pada saat dan dengan cara yang

ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun. Program Pensiun sendiri

pada dasarnya memiliki fungsi, di samping fungsi pensiun juga

memiliki fungsi asuransi dan fungsi tabungan.

Dalam perkembangannya, praktek pengelolaan dana pensiun di

Indonesia saat ini telah mengalami banyak perkembangan dan

pengaruh dari perkembcingan ekonomi dan investasi serta reformasi

birokrasi dan praktek "Good Corporate Governance". Salah satu

pengaruh dari perkembangan ekonomi dan investasi adalah bahwa

dana pensiun dilihat sebiagai instrumen investasi yang terkait dengan !

'

instrumen investasi lainnya yang sedang berkembang saat ini.

Pengaruh dari reformasi birokrasi yaitu dengan adanya tuntutan

perubahan kinerja kep~da para karyawan terutama di kalangan

Pegawa:i Negeri Sipil ~elah merubah pola pembayaran gaji dan

pensiun pegawai yang ! kemudian memunculkan wacana dua pol a

pembayaran, pertama "pay as you go", semacam pesangon yang

diberikan oleh pemerintah. Pola kedua, "fully funded system", yaitu

pembayaran iuran dan~ pensiun dilakukan oleh pemerintah dan

peserta dana pensiun ! (pegawai negeri). Demikian pula dengan '

pengaruh dari praktek "Good Corporate Governance" yang membuat i

perusahaan berlomba-l~mba meningkatkan efisiensi perusahaan

sehingga berpengaruh s~cara finansial.

Selain itu, adanya i perubahan peraturan perundang-undangan

terkait seperti Undang-U(ldang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang

Sistem Jaminan Sosial ~asional telah merubah pandangan sebagian

besar kalangan dalam ! melihat kesejahteraan pekerja, khususnya

2

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 5: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

dalam pemberian dana pensiun. Sistem pengelolaan dana pensiun

yang ada, baik untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) maupun karyawan swasta yang berlaku di Indonesia

saat ini mengandung banyak kelemahan.

Salah satu kelemahan dalam pendirian DPPK adalah belum

adanya aturan yang ketat :sehingga pelu diatur lebih jelas dan rinci

agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari yang akan menjadi

bam waktu yang dapat meledak suatu waktu dan akan merugikan

para pekerja, dikarenakan apabila perusahaan pendiri dana pensiun

bangkrut, maka dana pensiunnya akan ikut hilang.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan

dana pensiun tersebut dikaitkan dengan perkembangan yang terjadi di

tanah air, kiranya sudah cukup mendesak dilakukan evaluasi dan

koreksi serta perubahan terhadap ketentuan yang berlaku terutama

Undang-Undang tentang Dana Pensiun sebagai payung hukum dari

keseluruhan peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun.

B. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran, maka dapat diidentifikasikan

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana urgensi pengelolaan dana pensiun guna memelihara

kes:inambungan penghasilan pada hari tua?

2. Apakah sistem pengelolaan dana pensiun yang sudah berjalan

saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992

tentang Dana Pensiun sudah memadai?

3. Bagaimana permasalahan yang terjadi dalam praktik pengelolaan

dana pensiun saat ini dapat diakomodir dalam perubahan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun ke

de pan?

3

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 6: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

Tujuan disusunnya naskah akademik ini adalah sebagai landasan

ilmiah bagi penyusunan RUU perubahan terhadap Undang­

Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

2. Kegunaan

Untuk bahan masukan bagi perubahan Rancangan Undang­

Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun dan juga

dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan.

D. Metode dan Kerangka Casar Penulisan

Dalam menyusun Nasalah Akademik ini digunakan metode

pendekatan economic legal research yaitu melihat perkembangan

ekonomi yang ada melalui penglihatan disiplin ilmu hukum terutama

dari segi perundang-undangan sehingga dihasilkan suatu kajian yang

bersifat ilmiah sekaligus praktis. Adapun metode pengumpulan

datanya dilakukan dengan penelitian lapangan dan studi

kepustakaan.

Penelitian lapangan untuk menghimpun data primer dilakukan

melalui wawancara terbatas ke beberapa stake holder yang diyakini

berkepentingan terhadap pelaksanaan pengelolaan dana pensiun.

Sedangkan studi kepustakaan dilakukan terhadap peraturan­

peraturan yang sudah ada yang diyakiini terkait dengan dana pensiun,

artikel, buku-buku maupun penelitian-penelitian yang pernah

dilakukan sebelumnya.

4

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 7: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

A. Landasan Filosofis

BAB II

LANDASAN PEMIKIRAN

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada

hakekatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya

dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka upaya untuk

mewujudkan kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia

merupakan kewajiban konstitusional yang harus dilakukan secara

berencana, bertahap dan berkesinambungan.

Hakekat pembangunan nasional tersebut sejalan dengan apa

yang dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945 bahwa Pemerintah

Negara Indonesia dibentuk salah satunya adalah untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam rangka memajukan

kesejahteraan umum dan keadilan sosial ini kemudian dijelaskan lebih

lanjut dalam penjabaran batang tubuh dalam Pasal 28H ayat

(3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

bahwa Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang

bermartabat. Selain itu dalam Pasal 34 ayat (2) dijelaskan bahwa

Negara mengembangkan sistim jaminan sosial bagi seluruh rakyat

dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

sesuai dengan martabat kemanusiaan.

Sejalan dengan itu upaya memelihara kesinambungan

penghasilan pada hari tua perlu mendapat perhatian dan penanganan

yang lebih berdayaguna dan berhasilguna. Dalam mendukung hal

tersebut diperlukan pengelolaan dana pensiun guna memelihara

kesinambungan penghasilan pada hari tua dalam rangka mewujudkan

5

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 8: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hubungan ini di

masyarakat telah berkembang suatu bentuk tabungan masyarakat

yang semakin banyak dikenal oleh para karyawan, yaitu dana

pensiun. Dalam konteks ini, Dana Pensiun merupakan sarana

penghimpun dana guna meningkatkan kesejahteraan pesertanya serta

meningkatkan peranserta masyarakat dalam pembangunan nasional

yang berkelanjutan. Bentuk tabungan ini mempunyai ciri sebagai

tabungan jangka panjang, untuk dinikmatil hasilnya setelah karyawan

yang bersangkutan memasuki masa pensiun.

Keyakinan akan adanya kesinambungan penghasilan

memberikan ketenteraman kerja, sehingga akan meningkatkan

motivasi kerja karyawan dan menciptakan iklim yang kondusif bagi

peningkatan produktivitas. Dalam dimensi yang lebih luas, akumulasi

dana yang terhimpun dari penyelenggaraan program pensiun

merupakan salah satu sumber dana yang diperlukan untuk

memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional yang

berlandaskan kemampuan sendiri. Hal ini sejalan dengan salah satu

arah dan kebijaksanaan pembangunan jangka panjang, yakni

peningkatan dan pengembangan sumber-sumber dana pembangunan

yang berasal dari dalam negeri secara optimal.

Di sisi lain, cukup banyak anggota masyarakat yang berstatus

pekerja mandiri, yang tidak menjadi karyawan dari orang atau badan

lain. Terhadap mereka ini perlu pula diberikan kesempatan yang sama

untuk mempersiapkan diri menghadapi masa purna bakti. Oleh sebab

itu, pengelolaan dana pensiun perlu mendapatkan perhatian yang

serius dari Pemerintah dan masyarakat.

B. Landasan Sosiologis

Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka

pembangunan manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia

secara berkesinambungan sejak muda sampai lanjut usia. Masyarakat

Indonesia dikenal dengan masyarakat agraris. Dengan semakin

6

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 9: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

berkembangnya dan bertumbuhnya perekonomian, struktur ekonomi

yang berintikan kekuatan industri dengan dukungan sektor pertanian

menjadi tujuan.

Pergeseran ini tentunya menimbulkan pergeseran nilai

kehidupan masyarakat serta pola hidup maupun tingkah laku, yang

mengimplikasikan harapan akan kesejahteraan masyarakat yang lebih

baik. Setiap orang tidak hanya memikirkan kesejahteraan di saat

bekerja tapi juga memikirkan kesejateraan di masa tua atau pensiun.

Bergesernya pola kehidupan akibat globalisasi akan terus

berlangsung. Di mana dahulu, orang tua kita merasakan bahwa

sebagai balas budi, Anda sebagai anak harus menjaga dan

menghidupi orang tua Anda di saat orang tua And a tidak lagi produktif.

Semua ini sudah semakin pudar.

Ditambah lagi, Pemerintah Indonesia belum bisa memberikan

jaminan hari tua kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah

masuk masa pensiun, sehingga Anda sekarang haruslah bertanggung

jawab terhadap kehidupan Anda sendiri, baik di masa produktif

umumnya dan masa pensiun khususnya.

Salah satu prasarana yang mutlak dibutuhkan adalah jaminan

hari tua atau pensiun. Jaminan hari tua pada hakikatnya adalah

memberikan kesejahteraan di hari tua dalam time frame lanjut usia,

yang akan dinikmati oleh mereka yang saat ini masih muda. Wujud

nyata dari jaminan hari tua adalah program pensiun, yang di Indonesia

dikenal dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atau Dana

Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).

C. Landasan Yuridis

Di masa lalu program pensiun dengan pemupukan dana

diselenggarakan oleh pemberi kerja berdasarkan Arbeidersfondsen

Ordonnantie (Staatsblad Tahun 1926 Nomor 377) yang merupakan

peraturan pelaksanaan dari Pasal 1601 s bag ian kedua Kitab

Undang-undang Hukum Perdata. Ketentuan tersebut memungkinkan

7

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 10: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

pembentukan dana bersama antara pemberi kerja dan karyawan,

namun tidak memadai sebagai dasar hukum bagi penyelenggaraan

program pensiun. Hal ini disebabkan tidak adanya ketentuan yang

mengatur hal-hal mendasar dalam rangka pemenuhan hak dan

kewajiban para pihak dalam penyelenggaraan program pensiun, serta

mengenai pengelolaan, kepengurusan, pengawasan, dan sebagainya.

Di samping itu, kelembagaan yayasan yang dalam praktek

dipergunakan sebagai wadah untuk menyelenggarakan program

pensiun, mengandung pula berbagai kelemahan.

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana

Pensiun dijelaskan bahwa pembentukan Undang-Undang Dana

Pensiun didasarkan atas nilai-nilai dasar yang terdapat dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

khususnya Pasal 27 ayat (2), Pasal 28H ayat (3) dan Pasal 33 ayat

(1 ). Da~am Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa "Tiap-tiap warga negara

berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan". Pasal ini mengandung pengertian bahwa setiap warga

Negara berhak mendapatkan penghidupan yang layak yang

merupakan kebutuhan yang sangat esensi dalam rangka

pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya

merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Mengingat Pasal 27

ayat (2) ini merupakan salah satu hak warga Negara sehingga hal ini

merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh konstitusi untuk

dilaksanakan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan

dalam suatu perangkat hukum, yang dapat mengubah norma dan

perilaku masyarakat sebagai social engineering.

Selanjutnya dalam Pasal 28H ayat (3) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa

setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang

8

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 11: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

bermartabat. Makna dari ketentuan ini, mengandung pengertian

bahwa setiap warga negara dalam pengembangan dirinya sebagai

manusia yang bermartabat berhak atas suatu jaminan sosial. Dana

pensiun sebagai sarana penghimpun dana guna meningkatkan

kesejahteraan pesertanya serta meningkatkan peranserta

masyarakat dalam melestarikan pembangunan nasional yang

meningkat dan berkelanjutan, diharapkan sejalan dengan makna

dalam Pasal 28H ayat 3 UUD Negara Republik indonesia Tahun

1945, yaitu sebagai jaminan sosial agar warga negara terjamin

kehidupannya di masa mendatang. Sedangkan Pasal 33 ayat (1)

UUD Negara Republik Indonesia yang mengatur bahwa

perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan, mengandung makna bahwa setiap unsur atau segi

perekonomian yang dibentuk hendaknya disusun sebagai suatu

usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Pembentukan

Dana pensiun sebagai suatu sarana untuk menjamin kehidupan

pekerja di masa tua didasarkan atas suatu asas kebebasan untuk

membentuk atau tidak membentuk Dana Pensiun. Asas ini

mengandung pengertian bahwa pembentukan dana pensiun

didasarkan atas kesepakatan antara pemberi kerja dan pekerja untuk

memberikan manfaat pensiun bagi pekerja berdasarkan atas prinsip

kekeluargaan, artinya dari pekerja, oleh pekerja, dan untuk pekerja.

Saat ini pelaksanaan dana pensiun telah diatur dalam

Undang-Undang Nomor 111 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun,

dimana sejauh ini keberlakuannya sudah berjalan selama 17 tahun

dan perlu disesuaikan dengan perkembangan hukum dan ekonomi,

baik secara makro maupun mikro. Dalam kaitannya dengan

sejauhmana keterkaitan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1992 apakah masih relevan dilaksanakan atau perlu untuk

dilakukan perubahan perlu dilihat keterkaitan pengaturan mengenai

kegiatan dana Pensiun yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor

11 Tahun 1992 dengan beberapa ketentuan perundang-undangan,

9

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 12: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

baik secara horizontal (sinkronisasi Undang-Undang) maupun secara

vertikal (inventarisasi peraturan perundang-undangan di bawah

Undang-Undang), yang meliputi Peraturan Pemerintah dan Peraturan

Menteri).

Dalam hal sinkronisasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun

1992 dengan undang-undang yang lain, dapat diketahui dari

beberapa undang-undang, meliputi Undang-Undang Nomor 11 Tahun

1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai,

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian,

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974

tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23

Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Selanjutnya, inventarisasi peraturan perundang-undangan

yang mengatur mengenai kegiatan dana pensiun, meliputi Peraturan

Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi

Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang

Dana Pensiun Lembaga Keuangan serta beberapa Keputusan

Menteri yang terkait.

Berikut akan dipaparkan sinkronisasi undang-undang dan

inventarisasi peraturan perundang-undangan terkait dengan kegiatan

dana pensiun.

10

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 13: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

C.1 Sinkronisasi Undang-Undang

a. Sinkronisasi Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun

1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda

Pegawai

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang

Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai, pensiun

pegawai dan pensiun janda/duda diberikan sebagai jaminan

hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai

negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas

Pemerintah. Pengaturan pensiun khususnya bagi Pegawai

Negeri Sipil (PNS) ini tidak terkait dengan ketentuan dalam

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana

Pensiun, hal ini dapat dilihat dalam Pasal 61 ayat (7) dan ayat

(8) yang menyatakan:

(7) Dana Pensiun karyawan yang telah ada dalam bentuk apapun, hanya dapat menamakan diri sebagai Dana Pensiun bila penyelenggaraannya didasarkan pada Undang-undang ini.

(8) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam, ayat (7) tidak berlaku bagi penyelenggaraan Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang dike/ala Badan Usaha Milik Negara.

Dalam rangka perubahan Undang-Undang Dana

Pensiun perlu dikaji beberapa hal yang diatur dalam kedua

Undang-Undang ini, dimana terdapat beberapa ketentuan

yang berbeda yang diatur dalam kedua Undang-Undang

tersebut yaitu:

Dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969

dinyatakan bahwa "surat keputusan tentang pemberian

pensiun menurut Undang-undang ini dapat dipergunakan

sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman dari salah satu

Bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan." Ketentuan dalam

Pasal 30 tersebut berbeda dengan ketentuan yang diatur

11

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 14: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

dalam Pasal 20 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 yang

menyatakan bahwa "Hak terhadap setiap manfaat pensiun

yang dibayarkan oleh Dana Pensiun tidak dapat digunakan

sebagai jaminan pinjaman, dan tidak dapat dialihkan maupun

disita."

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 20 Undang­

Undang Nomor 11 Tahun 1992 manfaat pensiun diharapkan

merupakan penghasilan bagi peserta pada masa pensiunnya.

Agar maksud tersebut dapat tercapai, Undang-undang ini

melarang penggunaan hak pensiun sebagai jaminan atas

pinjaman atau hutang, atau disita, yang dapat mengganggu

kelancaran penghasillan peserta dimaksud.

Selanjutnya dalam Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 1992 menyatakan bahwa:

Dalam hal Dana Pensiun menyclenggarakan Program Pensiun

Manfaat Pasti, besarnya hak atas manfaat pensiun

scbagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) harus

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. dalam hal pensiunan meninggal dunia, manfaat pensiun

yang dibayarkan kcpada janda/duda yang sah

sekurang-kurangnya 60% (enam puluh perseratus) dari

manfaat pensiun yang telah dibayarkan kepada pensiunan;

b. dalam hal peserta meninggal dunia dalam jangka waktu 10

(sepuluh) tahun sebelum dicapainya usia pensiun normal,

manfaat pensiun yang dibayarkan kepada janda/duda yang

sah sekurang-kurangnya 60% (enam puluh perseratus) dari

yang seharusnya dibayarkan kepada peserta apabila

peserta pensiun sesaat sebelum meninggal dunia,

c. dalam hal peserta meninggal dunia lebih dari 10 (sepuluh)

tahun sebelumnya dicapainya usia pensiun normal,

manfaat pensiun yang dibayarkan kepada janda/duda yang

sah sekurang-kurangnya 60% (enam puluh perseratus) dari

12

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 15: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

nilai pensiun ditunda yang seharusnya menjadi haknya

apabila ia berhenti bekerja.

Ketentuan tersebut berbeda dengan ketentuan dalam Undang­

Undang Nomor 11 Tahun 1969 yaitu lazimnya pensiun PNS

bagi yang meninggal dunia tidak melihat masa kerja dan

adanya perbedaan dalam besarnya pensiun. Hal ini dapat

dilihat dalam ketentuan Pasal 11 ayat (1) yang menyatakan

bahwa:

Besarnya pensiun-pegawai sebulan adalah 2.% (dua setengah

perseratus) dari dasar-pensiun untuk tiap-tiap tahun

masa-kerja, dengan ketentuan bahwa:

a. pensiun-pegawai sebulan adalah sebanyak-banyaknya

75% (tujuh puluh lima perseratus) dari dasar-pensiun;

b. pensiun-pegawai sebulan dalam hal termaksud dalam

pasal 9 ayat (1) huruf b Undang-undang ini adalah

sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari

dasar-pensiun;

c. pensiun-pegawai sebulan tidak boleh kurang dari

gaji-pokok terendah menurut Peraturan Pemerintah

tentang gaji dan pangkat yang berlaku bagi pegawai

negeri yang bersangkutan.

Dalam ketentuan di atas, besarnya pensiun-pegawai sebulan

ditetapkan sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari

gaji-pokok, dengan maksud agar pegawai, apabila

dipensiunkan tidak mengalami kemunduran penghasilan yang

terlampau besar. Dalam rangka pembentukan dana pensiun,

maka dengan Peraturan Pemerintah termaksud dalam pasal 2

huruf a Undang-undang ini, dapat ditetapkan

prosentase-prosentase yang tinggi daripada yang ditetapkan

dalam pasal ini.

Terkait dengan ketentuan di atas, dalam rangka

perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang

13

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 16: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Dana Pensiun, perlu dilakukan perubahan dan penambahan

mengenai ketentuan-ketentuan pensiun PNS yang selama ini

diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969,

sehingga Undang-Undang Dana Pensiun ke depan mencakup

juga ketentuan dana pensiun bagi PNS.

b. Sinkronisasi Dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

1992 tentang Usaha Perasuransian.

Keterkaitan antara Undang-Undang Usaha Perasuransian

dengan Undang-Undang Dana Pensiun dapat dilihat dalam hal

bentuk hukum usaha perasuransian. Dalam ketentuan Pasal 4

Undang-Undang Usaha Perasuransian menyatakan bahwa

usaha asuransi hanya dapat dilakukan oleh perusahaan

perasuransian, dengan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:

a. Perusahaan Asuransi Kerugian hanya dapat

menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi

kerugian, termasuk reasuransi;

b. Perusahaan Asuransi Jiwa hanya dapat

menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi jiwa,

dan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, dan

usaha anuitas, serta menjadi pendiri dan pengurus

dana pensiun sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dana pensiun yang berlaku;

c. Perusahaan Reasuransi hanya dapat menyelenggarakan

usaha pertanggungan ulang.

Selanjutnya dalam Penjelasan Pasa!l 4 Undang-Undang Usaha

Perasuransian ini dinyatakan bahwa dalam ketentuan Pasal ini

pengertian dana pensiun terbatas pada dana pensiun lembaga

keuangan. Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992

diberikan pengertian mengenai dana pensiun lembaga

keuangan yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau

perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program

14

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 17: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Pensiun luran Pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun

pekerja mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun pemberi kerja

bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang

bersangkutan. Pasal40 menyatakan bahwa

(1) Dana Pensiun Lembaga Keuangan hanya dapat

menyelenggarakan Program Pensiun luran Pasti.

(2) Bank dan perusahaan asuransi jiwa dapat bertindak

sebagai pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan dengan

memenuhi ketentuan yang ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah.

(3) Untuk dapat mendirikan Dana Pensiun Lembaga

Keuangan, bank atau perusahaan asuransi jiwa

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) wajib mengajukan

permohonan pengesahan kepada Menteri, dengan

melampirkan peraturan Dana Pensiun.

Pasal 40 ini memberikan penjelasan bahwa penyelenggaraan

Dana Pensiun dimaksudkan untuk meningkatkan

kesejahteraan anggota masyarakat. Akan tetapi dalam

kenyataannya banyak anggota masyarakat yang tidak terikat

dalam hubungan kerja dengan perusahaan, sehingga tidak

memungkinkan untuk menjadi peserta dari Dana Pensiun

Pemberi Kerja. Oleh karena itu bagi anggota masyarakat

pekerja mandiri dimungkinkan untuk memanfaatkan Dana

Pensiun Lembaga Keuangan. Hal tersebut tidak menutup

kemungkinan bagi karyawan yang terikat dalam hubungan

kerja dengan suatu perusahaan untuk dapat pula

memanfaatkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan sesuai

dengan kemampuannya.

Berdasarkan ketentuan di atas maka perusahaan

asuransi jiwa sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun

harus mengikuti ketentuan dan prosedur yang diatur dalam

15

- ----- ~----------'

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 18: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana

Pensiun.

c. Sinkronisasi Dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992

tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Pada prinsipnya definisi Jaminan Sosial Tenaga Kerja,

sebagaimana diatur dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja,

adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk

santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari

penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan

sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh

tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin,

hari tua, dan meninggal dunia.

Berdasarkan pengertian dari jaminan sosial tenaga kerja

di atas maka keterkaitan antara Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1992 tentang Dana Pensiun dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

yaitu dalam hal penyelenggaraan program jaminan sosial

tenaga kerja. Di dalam ketentuan Pasal 6 Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1992 dijelaskan bahwa :

(1) Ruang lingkup program jaminan sosia/ tenaga kerja dalam Undang-undang ini meliputi: a. Jaminan Kece/akaan Kerja; b. Jaminan Kematian; c. Jaminan Hari Tua; d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

(2) Pengembangan program jaminan sosia/ tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur /ebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 6 ayat (2) memberikan penjelasan bahwa

Ketentuan ini dimaksudkan untuk mengatur jaminan sosial

tenaga kerja lainnya yang dapat diberikan kepada tenaga kerja

dalam rangka meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan

tenaga kerja itu sendiri, beserta keluarganya antara lain

16

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 19: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

program jaminan pesangon sebagai akibat pemutusan

hubungan kerja. Dari penjelasan pasal tersebut menegaskan

bahwa dimungkinkan untuk mengatur jaminan sosial tenaga

kerja lainnya di luar yang diatur dalam Pasal 6 ayat (1 ).

Berdasarkan ketentuan tersebut program dana

pensiun belum masuk dalam kategori program jaminan sosial

tenaga kerja, tetapi dalam jaminan sosial tenaga kerja dikenal

dengan adanya program jaminan hari tua untuk melindungi

tenaga kerja. Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah

karena tidak lagi mampu bekerja. Akibat terputusnya upah

tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja dan

mempengaruhi ketenangan kerja sewaktu mereka masih

bekerja, terutama bagi mereka yang penghasilannya rendah.

Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan

penghasilan yang dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada

saat tenaga kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun

atau memenuhi persyaratan tertentu.

Program jaminan hari tua berdasarkan Pasal 14

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 dibayarkan secara

sekaligus, atau berkala, atau sebagian dan berkala, kepada

tenaga kerja karena:

a. telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun, atau

b. cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter. Dan dalam

hal tenaga kerja meninggal dunia, Jaminan Hari Tua

dibayarkan kepada janda atau duda atau anak yatim piatu.

Selanjutnya berdasarkan Pasal 15 Jaminan Hari Tua

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dapat dibayarkan

sebelum tenaga kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima)

tahun, sctelah mcncapai masa kepesertaan tertentu, yang

diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam Penjelasan Pasal

14 dijelaskan bahwa dalam hal tenaga kerja meninggal dunia,

maka hak atas Jaminan Hari Tua yang dibayarkan secara

17

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 20: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

berkala, diberikan kepada janda atau duda, atau anak yatim

piatu. Apabila tenaga kerja meninggal dunia sebelum hak

Jaminan Hari Tua timbul, maka.hak atas Jaminan Hari Tua

tersebut diberikan kepada janda atau duda, atau anak yatim

piatu secara sekaligus atau berkala.

Dalam Pasal 17 yang mengatur mengenai

kepesertaan dijelaskan bahwa pengusaha dan tenaga kerja

wajib ikut serta dalam program jaminan sesial tenaga

kerja.Selanjutnya berdasarkan Pasal 20 mengenai iuran,

besarnya jaminan, dan tata cara pembayaran diatur bahwa

iuran Jaminan Kecelakaan Kerja, luran Jaminan Kematian, dan

luran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ditanggung eleh

pengusaha sedangkan iuran Jaminan Hari Tua ditanggung

eleh pengusaha dan tenaga kerja. Pengusaha wajib

membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang

menjadi kewajiban tenaga kerja melalui pemetengan upah

tenaga kerja serta membayarkan kepada Badan

Penyelenggara dalam waktu yang ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah (Pasal 22).

Terkait dengan ketentuan di atas maka dimungkinkan

adanya Jaminan Sesial Tenaga Kerja lainnya yang merupakan

suatu perlindungan bagi tenaga kerja yaitu adanya jaminan

dana pensiun sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Nemer 11 Tahun 1992 tentang dana Pensiun.

d. Sinkronisasi Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen

Keterkaitan antara Undang-Undang Dana Pensiun

dengan Undang-Undang Perlindungan Kensumen dapat dilihat

pada mekanisme perlindungan hak-hak dari peserta dana

pensiun yang diatur dalam Pasal 19 sampai dengan Pasal 28

Undang-Undang Nemer 11 Tahun 1992. Berdasarkan Pasal 1

18

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 21: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

dinyatakan bahwa setiap karyawan yang termasuk golongan

karyawan yang memenuhi syarat kepesertaan dalam Dana

Pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja, berhak menjadi

peserta apabila telah berusia setidak-tidaknya 18 (delapan

belas) tahun atau telah kawin, dan telah memiliki, masa kerja

sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, pada pendiri atau mitra

pendiri. Selanjutnya dalam pasal-pasal lainnya yang terkait

dengan hak peserta dinyatakan bahwa:

Pasa/20 (1) Hak terhadap setiap manfaat pensiun yang dibayarkan o/eh

Dana Pensiun tidak dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman, dan tidak dapat dialihkan maupun disita.

(2) Semua transaksi yang mengakibatkan penyerahan, pembebanan, pengikatan, pembayaran manfaat pensiun sebelum jatuh tempo atau menjaminkan manfaat pensiun yang diperoleh dari Dana Pensiun dinyatakan batal bcrdasarkan Undang-undang ini.

(3) Suatu pembayaran manfaat pensiun yang dilakukan o/eh pengurus dengan itikad baik, membebaskan Dana Pcnsiun dari tanggungjawabnya.

Pasa/21 (1) Peserta yang memenuhi persyaratan berhak atas Manfaat

Pensiun Normal, atau Manfaat Pensiun Cacat, atau Manfaat Pensiun Dipercepat, atau Pensiun Ditunda, yang besamya dihitung berdasarkan rumus yang ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun.

(2) Peraturan Dana Pensiun wajib memuat ketentuan mengenai besarnya hak atas manfaat pensiun bagi jandalduda atau anak yang belum dewasa dari peserta.

(3) Dalam Dana Pensiun yang menyclenggarakan Program Pensiun luran Pasti, peraturan Dana Pensiun wajib memuat hak peserta untuk menentukan pilihan bentuk anuitas.

Pasal 22

(1) Dalam hal Dana Pensiun menyclenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, besarnya hak atas manfaat pensiun scbagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: d. dalam hal pensiunan meninggal dunia, manfaat

pensiun yang dibayarkan kcpada jandalduda yang sah

19

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 22: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

sekurang-kurangnya 60% (enam puluh perseratus) dari manfaat pensiun yang telah dibayarkan kepada pensiunan;

e. dalam hal peserta meninggal dunia dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sebelum dicapainya usia pensiun normal, manfaat pensiun yang dibayarkan kepada janda/duda yang sah sekurang-kurangnya 60% (enam puluh perseratus) dari yang seharusnya dibayarkan kepada peserta apabila peserta pensiun sesaat sebelum meninggal dunia,

f dalam hal peserta meninggal dunia lebih dari 10 (sepuluh) tahun sebelumnya dicapainya usia pensiun normal, manfaat pensiun yang dibayarkan kepada janda/duda yang sah sekurang-kurangnya 60% (enam puluh perseratus) dari nilai pensiun ditunda yang seharusnya menjadi haknya apabila ia berhenti bekerja.

(2) Dalam hal tidak ada janda/duda yang sah atau jandalduda meninggal dunia, manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibayarkan kepada anak yang belum dewasa dari peserta.

(3) Pembayaran manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dapat dilakukan secara sekaligus.

Pasa/ 23 (1) Dalam hal Dana Pensiun menyclenggarakan Program

Pensiun Juran Pasti, besamya hak atas manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dafam Pasa/ 21 ayat (2) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal pensiunan meninggal dunia, manfaat

pensiun yang dibayarkan kcpada jandalduda yang sah tidak boleh kurang dari haknya berdasarkan pilihan bentuk anuitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3);

b. dalam hal peserta meninggal dunia sebelum dimulainya pembayaran pensiun, maka manfaat pensiun yang dibayarkan kepada jandalduda yang sah adalah scbesar 100% (scratus pcrscratus) dari jumlah yang seharusnya menjadi hak pcscrta apabila ia berhenti bekerja.

(2) Dalam hal tidak ada jandalduda yang sah atau jandalduda meninggal dunia, manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibayarkan kepada anak yang belum dewasa dari peserta.

(3) Dalam hal peserta meninggal dunia lebih dari 10 (sepuluh) tahun sebelum dicapainya usia pensiun normal, pembayaran manfaat pensiun sebagaimana dimaksud

20

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 23: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

dalam ayat (1) huruf b dapat dilakukan sccara seka/igus. (4) Dalam hal peser/a tidak menentukan pilihan bentuk anuitas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3}, maka pcscrta dianggap memilih bentuk anuitas yang memberikan pembayaran kepada jandalduda yang sama besarnya dcngan pembayaran kepada pensiunan yang bersangkutan.

Pasa/24 (1) Peserta yang berhenti bekerja dan memiliki masa

kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun, sekurang-kurangnya berhak menerima secara sekaligus himpunan iurannya sendiri, ditambah bunga yang layak.

(2) Peserta yang mengikuti Program Pensiun Manfaat Pasti apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak menerima Pensiun Ditunda yang besarnya sama dengan jumlah yang dihitung berdasarkan rumus pensiun bagi kepesertaannya sampai pada saat pemberhentian.

(3) Peserta Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun luran Pasti apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan be/um mencapai usia pensiun dipercepat, berhak atas jumfah iurannya sendiri dan iuran pemberi kerja beserta hasi/ pengembangannya yang harus dipergunakan untuk mempero/eh pensiun ditunda.

Terkait dengan ketentuan-ketentuan tersebut kiranya

telah sejalan dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, khususnya

dalam Pasal 4 dan Pasal 5 mengenai hak dan kewajiban

konsumen juga dalam Pasal 6 dan Pasal 7 mengenai hak dan

kewajiban pelaku usaha.

Selanjutnya terkait dengan adanya pembinaan dan

pengawasan terhadap perlindungan konsumen sebagaimana

diatur dalam Pasal 29 ayat (1) dinyatakan bahwa Pemerintah

bertanggung jawab atas pembinaan penyelenggaraan

perlindungan konsumen yang me!njamin diperolehnya hak

konsumen dan pelaku usaha serta dilaksanakannya kewajiban

konsumen dan pelaku usaha.

21

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 24: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Dalam hal pengawasan sebagaimana diatur dalam

Pasal 30 ayat (1) dinyatakan bahwa Pengawasan terhadap

penyelenggaraan perlindungan konsumen serta penerapan

ketentuan peraturan perundang-undangannya

diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat, dan lembaga

perlindungan konsumen swadaya masyaraka, selain itu ada

juga ketentuan mengenai1 penyelesaisan sengketa

sebagaimana diatur dalam Pasal 45 ayat (1) yang menyatakan

bahwa setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat

pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan

sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui

peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum dan ayat

(2) menyatakan bahwa penyelesaian sengketa konsumen

dlapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan

berdasarkan pilihan sukarela parat pihak yang bersengketa.

Penyelesaian sengl<eta konsumen di luar pengadilan

diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan mengenai

bentuk dan besarnya ganti rugi dan/atau mengenai tindakan

tertentu untuk menjamin tidak akan terjadi kembali atau tidak

akan terulang kembali kerugian yang diderita oleh konsumen.

Terkait dengan ketentuan dalam Undang-Undang

Perlindungan Konsumen tersebut maka Undang-Undang Dana

Pensiun telah melindungi pesertanya dengan adanya klausula

mengenai hak peserta.

e. Sinkronisasi Dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Keterkaitan antara Undang-Undang Dana Pensiun

dengan Undang-Undang Pokok-Pokok Kepegawaian

dapatdilihat pada pengaturan mengenai kesejahteraan bagi

pegawai. Kesejahteraan bagi pegawai ini diatur dalam Pasal

22

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 25: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

32 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok­

Pokok Kepegawaian dimana menyatakan bahwa:

(1) Untuk meningkatkan kegairahan bekerja,

diselenggarakan usaha kesejahteraan Pegawai Negeri

Sipil.

(2) Usaha kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1), meliputi program pensiun dan tabungan hari tua,

asuransi kesehatan, tabungan perumahan dan asuransi

pendidikan bagi putra-putri Pegawai Negeri Sipil.

(3) Untuk penye/enggaraan usaha kesejahteraan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Pegawai Negeri

Sipil wajib membayar iuran setiap bulan dari

penghasilannya.

(4) Untuk penyelenggaraan program pensiun dan

penye/enggaraan asuransi kesehatan, Pemerintah

menanggung subsidi dan iuran.

(5) Besarnya subsidi dan iuran sebagaimana dimaksud

dalam ayat (4}, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

(6) Pegawai Negeri Sipi/ yang meninggal dunia, ke/uarganya

berhak memperoleh bantuan

Terkait dengan ketentuan di atas maka upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan bagi pegawai sebagaimana di

atur dalam Undang-Undang Pokok-Pokok Kepegawaian sudah

diakomodir dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969

tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai

khususnya dan dalam perubahan Undang-Undang Dana

Pensiun ke depan kesejahteraan pegawai dalam program

pensiun ini juga dapat menjadi bagian dari Undang-Undang

Perubahan.

23

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 26: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

g. Sinkronisasi Dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

Keterkaitan antara Undang-Undang Dana Pensiun

dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan tentunya dalam

hal pemberian fasilitas perpajakan. Hal ini dapat dilihat dalam

Pasal 49 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 yang

menyatakan bahwa

(1) Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun

Lembaga Keuangan yang dibentuk berdasarkan

Undang-undang ini merupakan subyek pajak

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7

Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

(2) luran yang diterima diperoleh Dana Pensiun Pemberi

Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan

berdasarkan Undang-undang ini serta penghasilan Dana

Pensiun dari modal yang ditanamkan dalam

bidang-bidang f,erfentu berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan sebagaimana dimaksud dalam

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan bukan merupakan obyek pajak dan

berlangsung terus sampai proses likuidasi selesai

dilaksanakan dalam hal Dana Pensiun dibubarkan.

Ketentuan Pasal 49 tersebut telah sejalan dengan

ketentuan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nom or 36 Tahun

2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang

menyatakan:

Yang menjadi Subyek Pajak adalah: a. 1) Orang pribadi;

2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak;

24

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 27: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

b. badan; c. bentuk usaha tetap.

Dalam Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa dana

pensiun baik itu dana pensiun pemberi kerja maupun dana

pensiun lembaga keuangan merupakan subyek pajak badan,

karena pengertian badan adalah sekumpulan orang dan atau

modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha

maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan

terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan

Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam

bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi yang sejenis,

lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya

termasuk reksadana. Selanjutnya dalam Pasal 4 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan

Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang

Pajak Penghasilan menyatakan bahwa:

(1) Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan da/am bentuk apapun, termasuk: a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan

pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecua/i ditentukan lain dalam Undang-undang ini.:

Dari ketentuan di atas maka uang pensiun merupakan

objek pajak penghasilan tetapi berdasarkan Pasal 4 ayat (3)

iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang

dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai; dikecualikan

25

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 28: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

sebagai objek pajak penghasilan.

g. Sinkronisasi Dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan

Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan

yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan

pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan

tenaga kerja tersebut, diperlukan pembangunan

ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja

dan peransertanya dalam pembangunan serta peningkatan

perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan

harkat dan martabat kemanusiaan. Perlindungan terhadap

tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak hak dasar

pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta

perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk

mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya

dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia

usaha.

Keterkaitan antara Undang-Undang Dana Pensiun

dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan tentunya dalam

mewujudkan kesejahteraan bagti tenaga kerja. Sejalan dengan

itu upaya memelihara kesinambungan penghasilan pada hari

tua perlu mendapat perhatian dan penanganan yang lebih

berdayaguna dan berhasilguna. Dalam hubungan ini di

masyarakat telah berkembang suatu bentuk tabungan

masyarakat yang semakin banyak dikenal oleh para

karyawan, yaitu dana pensiun.

Terkait dengan hal tersebut maka sesuai dengan

Pasal 99 sampai dengan Pasal 101 Undang-Undang Nom or

13 Tahun 2003 dinyatakan bahwa :

Bagian Ketiga

26

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 29: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Kesejahteraan

Pasa/99 (1) Setiap pekerja/buruh dan ke/uarganya berhak untuk

mempero/eh jaminan sosia/ tenaga kerja. (2) Jaminan sosia/ tenaga kerja sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), di/aksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasa/100 (1) Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi

pekerja/buruh dan keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan.

(2) Penyediaan fasilitas kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1 ), dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pekerja/buruh dan ukuran kemampuan perusahaan.

(3) Ketentuan mengenai jenis dan kriteria fasilitas kesejahteraan sesuai dengan kebutuhan pekerja/buruh dan ukuran kemampuan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasa/101 (1) Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerjalburuh,

dibentuk koperasi pekerja/buruh dan usaha-usaha produktif di perusahaan.

(2) Pemerintah, pengusaha, dan pekerjalburuh atau serikat pekerja/serikat buruh berupaya menumbuhkembangkan koperasi pekerjalburuh, dan mengembangkan usaha produktif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(3) Pembentukan koperasi sebagaimana dimaksud da/am ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ber/aku.

(4) Upaya-upaya untuk menumbuhkembangkan koperasi pekerjalburuh sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Selain kesejahteraan yang diatur dalam Pasal 99

sampai dengan Pasal 101, apabila terjadi Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) maka pekerja berhak mendapatkan

pesangon, hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal

156 yaitu:

27

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 30: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Pasa/156 (1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja,

pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang pengganffan hak yang seharusnya diterima.

(2) Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit sebagai berikut :

a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;

b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;

c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;

d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;

e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;

f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;

g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah.

h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau Jebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;

i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau Jebih, 9 (sembilan) bulan upah.

(3) Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan sebagai be-rikut :

a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau Jebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;

b. masa kerja 6 (enam) tahun atau Jebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;

c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau Jebih tetapi kurang dari 12 (dua be/as) tahun, 4 (empat) bulan upah;

28

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 31: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

d. masa kerja 12 (dua be/as) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima be/as) tahun, 5 (lima) bulan upah;

e. masa kerja 15 (lima be/as) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan be/as) tahun, 6 (enam) bulan upah;

f masa kerja 18 (delapan be/as) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;

g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;

h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepu/uh) bulan upah.

(4) Uang penggantlan hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:

a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;

b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan ke/uarganya ketempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;

c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima be/as perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;

d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

(5) Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Selanjutnya sesuai dengan ketentuan Pasal 167

yang menyatakan bahwa Pengusaha dapat melakukan

pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena

memasuki usia pensiun dan apabila pengusaha telah

mengikutkan pekerja/buruh pada program pensiun yang

iurannya dibayar penuh oleh pengusaha, maka

pekerja/buruh tidak berhak mendapatkan uang pesangon

29

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 32: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan

masa kerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (3), tetapi tetap

berhak atas uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal

156 ayat (4). Dan dalam hal besamya jaminan atau manfaat

pensiun yang diterima sekaligus dalam program pensiun)

ternyata lebih kecil daripada jumlah uang pesangon 2 (dua)

k.ali ketentuan Pasal 156 ayat (2) dan uang penghargaan

masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3), dan

uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4),

maka selisihnya dibayar oleh pengusaha.

Dalam hal pengusaha telah mengikutsertakan

pekerja/buruh dalam program pensiun yang iurannya/premi­

nya dibayar oleh pengusaha dan pekerja/buruh, maka yang

diperhitungkan dengan uang pesangon yaitu uang pensiun

yang premi/iurannya dibayar oleh pengusaha. Dalam hal

pengusaha tidak mengikutsertakan pekerja/buruh yang

mengalami pemutusan hubungan kerja karena usia pensiun

pada program pensiun maka pengusaha wajib memberikan

kepada pekerja/buruh uang pesangon sebesar 2 (dua) kali

ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa

kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang

penggantian hak sesuai ketentuan Pasal156 ayat (4).

Berdasarkan ketentuan di atas untuk

mengantisipasi terjadinya perusahaan pendiri dana pensiun

yang termasuk da~am dana pensiun pemberi kerja

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1992 tersebut bangkrut yang dapat mengakibatkan

iuran dana pensiun yang telah dibayarkan oleh pekerja juga

hilang yang akhirnya pekerja juga yang akan dirugikan

maka dalam perubahan Undang-Undang Nomor 11 tahun

1992 tentang Dana Pensiun ke depan perlu diatur

mengenai bentuk dan sistem pengelolaan dana pensiun

30

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 33: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

yang tidak merugikan pekerja apabila perusahaannya yang

sekaligus pendiri dana pensiunnya bangkrut. Selain itu perlu

juga diperhatikan bahwa dalam Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003, setiap PHK mendapatkan pesangon, apabila

pekerja yang di PHK juga peserta dana pensiun apakah

mendapatkan pesangon dan pensiun atau salah satunya,

untuk mengantisipasi hal tersebut maka pengaturannya

perlu diperjelas dalam Perubahan Undang-Undang Dana

Pensiun.

h. Sinkronisasi Dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004

tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun

1999 tentang Bank Indonesia

Keterkaitan antara Undang-Undang Dana Pensiun

dengan Undang-Undang Bank Indonesia dapat dilihat dalam

hal pembinaan dan pengawasan. Dalam Pasal 50 Undang­

Undang Dana Pensiun dinyatakan bahwa :

(1) Pembinaan dan pengawasan atas Dana Pensiun Pemberi

Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan dilakukan

o/eh Menteri.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) meliputi pengelolaan kekayaan Dana

Pensiun dan penyelenggaraan program pensiun, baik

dalam segi keuangan maupun teknis operasional.

(3) Ketentuan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)

ditetapkan oleh Menteri.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, khususnya Pasal 34 ayat

(1) yang menyatakan bahwa tug as mengawasi Bank akan

dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan

31

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 34: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

yang independen, dan dibentuk dengan undang-undang. Pasal

ini pada awalnya merupakan amanat dari Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 1999 yang mengamanatkan bahwa untuk

tugas pengawasan bank dan dan perusahaan-perusahaan

sektor jasa keuangan lainnya yang meliputi asuransi, dana

pensiun, sekuritas, modal ventura, dan perusahaan

pembiayaan, serta badan-badan lain yang menyelenggarakan

pengelolaan dana masyarakat akan dibentuk suatu lembaga

pengawas jasa keuangan.

Berdasarkan ketentuan tersebut maka konsep

lembaga pengawas jasa keuangan tersebut adalah lembaga

baru dan independen yang diusulkan pemerintah untuk

menggantikan lembaga pengawas sektor keuangan yang ada

selama ini, seperti Bapepam, Bank Indonesia (BI), dan Menteri

Keuangan (Menkeu). Lembaga ini nantinya akan mengawasi

sektor keuangan dalam satu atap dimana selama ini

pengawasan terpecah-pecah yaitu Bl untuk perbankan,

Bapepam untuk pasar modal, Menkeu untuk perasuransian,

dana pensiun, usaha jasa pembiayaan, dan modal ventura,

serta Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi

untuk perdagangan berjangka komoditas. Dengan adanya

lembaga pengawas jasa keuangan, nantinya di Indonesia akan

ada tiga otoritas di bidang keuangan yaitu otoritas fiskal oleh

Menteri Keuangan, otoritas moneter oleh Bank Indonesia, dan

otoritas pengawas jasa keuangan oleh suatu lembaga

pengawas jasa keuangan.

Berkaitan dengan amanat dari Undang-Undang Bank

Indonesia tersebut, apabila nanti telah dibentuk suatu lembaga

pengawas jasa keuangan maka pembinaan dan pengawasan

dana pensiun yang saat ini dilakukan oleh Menteri Keuangan

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 harus

disesuaikan dengan ketentuan tersebut sehingga pembinaan

32

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 35: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

dan pengawasan dana pens1iun tidak lagi dilakukan oleh

Menteri Keuangan tetapi oleh suatu lembaga pengawas jasa

keuangan.

i. Sinkronisasi Dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang

Pada prinsipnya mekanisme kepailitan dalam Dana

Pensiun baik itu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)

maupun Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) terkait

erat dengan proses pembubaran dan penyelesaian lembaga

Dana Pensiun dimana telah diatur dalam Pasal 33 sampai

dengan Pasal 39 Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992

tentang Dana Pensiun, dimana pengecualiannya untuk DPLK

terdapat dalam Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2). Secara

keseluruhan pengaturan Pasal 33 sampai dengan Pasal 39

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun

sebagai berikut:

Pasal33 (1) Pembubaran Dana Pensiun dapat dilakukan berdasarkan

permintaan pendirij kepada Menteri. (2) Dana Pcnsiun dapat dibubarkan apabila Menteri

berpcndapat bahwa Dana Pensiun tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada peserta, pensiunan dan pihak lain yang berhak, atau dalam hal terhentinya iuran dinilai dapat membahayakan keadaan keuangan Dana Pensiun dimaksud.

(3) Apabila pendiri Dana Pcnsiun bubar, maka Dana Pensiun bubar.

Pasal34 (1) Pembubaran Dana Pcnsiun ditetapkan dengan Kcputusan

Menteri. yang sekaligus menunjuk likuidator, untuk melaksanakan tindakantindakan yang diperlukan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Menteri.

(2) Pengurus Dana Pensiun dapat ditunjuk sebagai likuidator. (3) Biaya yang timbul dalam rangka pembubaran Dana

Pensiun dibebankan pada Dana Pensiun.

33

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 36: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Pasal 35 (1) Likuidator mempunyai tug as dan wewenang sebagai

berikut: a. melakukan segala pcrbuatan hukum untuk dan atas

nama Dana Pensiun serta mewakilinya di dalam dan di luar Pengadilan;

b. melakukan pencatatan atas segala kekayaan dan kewajiban Dana Pensiun;

c. menentukan dan mcmberitahukan kepada setiap peserta, pensiunan dan ahli waris yang berhak, mengenai besarnya hak yang dapat diterima dari Dana Pcnsiun.

(2) Likuidator menyampaikan rencana kerja dan mengusulkan tata cara penyelesaian likuidasi kepada Menteri dan melaksanakan proses penyelesaian setelah mendapat pcrsetujuan Mcnteri.

Pasal 36 (1) Sebelum proses likuidasi selesai, pemberi kerja tetap

bertanggung jawab atas iuran yang terhutang sampai pada saat Dana Pensiun dibubarkan sesuai dengan ketentuan tentang pendanaan dan solvabilitas yang ditetapkan olch Menteri.

(2) Pengembalian ke1kayaan Dana Pensiun kepada pemberi kerja, dilarang.

(3) Setiap kelebihan kekayaan atas kewajiban pada saat pembubaran harus dipergunakan untuk meningkatkan manfaat pensiun bagi peserta sampai maksimum yang ditetapkan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2).

(4) Dalam hal masih terdapat kelebihan dana sesudah peningkatan manfaat sampai batas maksimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) maka sisa dana tersebut harus dibagikan kepada peserta, pensiunan dan pihak yang berhak atas manfaat pensiun.

Pasal 37 (1) Dalam pembagian kekayaan Dana Pensiun yang

dilikuidasi, hak peserta dan hak pensiunan atau ahli warisnya merupakan hak utama.

(2) Pengaturan lebih lanjut tentang pembagian kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Pcraturan Pemerintah.

Pasal 38 Likuidator wajib melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian likuidasi kepada Menteri dalam jangka waktu sebagaimana

34

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 37: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1 ).

Pasal 39 (1) Likuidator wajib mengumumkan hasil penyclesaian likuidasi

yang telah disetujui Menteri dalam Berita Negara Republik Indonesia.

(2) Status badan hukum Dana Pensiun berakhir terhitung sejak tanggal pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1 ).

Dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,

keterkaitan Undang-Undang Dana Pensiun dapat dilihat dalam

Ketentuan Pasal 2 ayat (5) yang menyatakan bahwa Dalam hal

Debitor adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi,

Dana Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di

bidang kepentingan publik, permohonan pernyataan pailit

hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan. Hal ini sejalan

dengan ketentuan dalam Pasal 33 ayat (1) dan Pasal 34 ayat (1)

Undang-Undang Dana Pensiun sebagaimana telah disebutkan di

atas.

Dengan demikian dalam pengaturan Perubahan Undang­

Undang Dana Pensiun khususnya mengenai mekanisme

kepailitan dalam Dana Pensiun, baik itu DPLK maupun DPPK,

tetap diatur sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 33

sampai dengan Pasal 39. Undang-Undang Dana Pensiun namun

dengan beberapa penyesuaian hukum acara mengenai

mekanisme kepailitan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Kepailitan dan PKPU.

i. Sinkronisasi Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

Keterkaitan antara Undang-Undang Dana Pensiun dengan

Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dapat

dilihat dalam hal penyelenggaraan program jaminan sosial yang

35

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 38: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

berupa jaminan pensiun. Berdasarkan Pasal 18 Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2004 dinyatakan bahwa jenis program jaminan

sosial meliputi :

a. jaminan kesehatan;

b. jaminan kecelakaan kerja;

c. jaminan hari tua;

d. jaminan pensiun; dan

e. jaminan kematian.

Terkait dengan jaminan pensiun sebagai salah satu program

jaminan sosial diatur dalam Pasal 39 sampai dengan Pasal 42

sebagai berikut:

Pasal39 (1) Jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional

berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib.

(2) Jaminan pensiun diselenggarakan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap.

(3) Jaminan pensiun diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.

(4) Usia pensiun ditetapkan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal40 Peserta jaminan pensiun adalah pekerja yang telah membayar iuran.

Pasal41 (1) Manfaat jaminan pensiun berwujud uang tunai

yang diterima setiap bulan sebagai: a. Pensiun hari tua, diterima peserta setelah

pensiun sampai meninggal dunia; b. Pensiun cacat, diterima peserta yang cacat

akibat kecelakaan atau akibat penyakit sampai meninggal dunia;

c. Pensiun jandalduda, diterima jandalduda ahli waris peserta sampai meninggal dunia atau menikah lagi;

36

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 39: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

d. Pensiun anak, diterima anak ahli waris peserta sampai mencapai usia 23 (dua pufuh tiga) tahun,. bekerja, atau menikah; atau

e. Pensiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta fajang sampai batas waktu tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Setiap peserta atau ahfi warisnya berhak mendapatkan pembayaran uang pensiun berkala setiap bulan setelah memenuhi masa iur minimal 15 (lima betas) tahun, kecuali ditetapkan lain ofeh peraturan perundang-undangan.

(3) Manfaat jaminan pensiun dibayarkan kepada peserta yang telah mencapai usia pensiun sesuai formula yang ditetapkan.

(4) Apabila peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun atau be/um memenuhi masa iur 15 (lima betas) tahun, ahli warisnya tetap berhak mendapatkan manfaatjaminan pensiun.

(5) Apabila peserta mencapai usia pensiun sebefum memenuhi masa iur 15 (lima be/as) tahun, peserta tersebut berhak mendapatkan se/uruh akumufasi iurannya ditambah hasil pengembangannya.

(6) Hak ahli waris atas manfaat pensiun anak berakhir apabila anak tersebut menikah, bekerja tetap, atau mencapai usia 23 (dua puluh tiga) tahun.

(7) Manfaat pensiun cacat dibayarkan kepada peserta yang menga/ami cacat total tetap meskipun peserta tersebut belum memasuki usia pensiun.

(8) Ketentuan mengenai manfaat · pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur /ebih lanjut dalam Peraturan Presiden.

Pasa/ 42 (1) Besarnya iuran jaminan pensiun untuk peserta

penerima upah ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari upah atau penghasi/an atau suatu jumlah nominal tertentu yang ditanggung bersama antara pemberi kerja dan pekerja.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) diatur lebih /an jut dalam Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan ketentuan di1 atas, program jaminan

pensiun dalam Undang-Undang Dana Pensiun harus

disesuaikan dengan program jaminan sosial dalam, akan tetapi

program jaminan sosial dalam Undang-Undang Sistem

37

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 40: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Jaminan Sosial merupakan jaminan pensiun yang berlaku bagi

seluruh rakyat sehingga konsep tersebut masih sulit untuk

direlisasikan. Selanjutnya mengenai badan penyelenggara

program jaminan sosial sebagaimana diatur dalam Pasal 5

ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 yang

menyatakan bahwa "Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

harus dibentuk dengan Undang-Undang". Terkait dengan hal

ini perusahaan yang menyelenggarakan jaminan sosial saat ini

antara lain Perusahaan Perseroan (Persero) Jaminan Sosial

Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), Perusahaan Perseroan

(Persero) Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri

(TASPEN), Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Sosial

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI), dan

Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kesehatan

Indonesia (ASKES). Dari k:ondisi tersebut perlu

dipertimbangkan keberadaan dana pensiun yang ada saat ini

untuk dapat mengakomodir jaminan sosial dalam konsep

Undang-Undang S~stem Jaminan Sosial Nasional.

Berdasarkan ketentuan di atas maka perlu dilakukan

sinkronisasi yang lebih komprehensif dengan konsekuensi

melakukan perubahan Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial

Nasional atau melakukan penyesuaian terhadap perubahan

Undang-Undang Dana Pensiun ke depan. Selain itu,

mengingat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

keberadaannya lebih muda daripada Undang-Undang Nomor

11 Tahun 1992 dan mengingat filosofi atau prinsip dari sistem

jaminan sosial nasional adalah wajib maka dalam perubahan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 ini seyogyanya tidak

bertentangan dan merupakan program yang wajib juga.

38

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 41: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

C.2 lnventarisasi Peraturan Perundang-undangan

a. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana

Pensiun Pemberi Kerja

Peraturan Pemerintah ini pada prinsipnya merupakan

pelaksanaan dari Undang-Undang Dana Pensiun khususnya

Pasal 5 ayat (3). Dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang

Dana Pensiun dinyatakan bahwa definisi Dana Pensiun

Pemberi Kerja (DPPK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk

oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku

pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat

Pasti atau Program Pensiun luran Pasti, bagi kepentingan

sebagian atau scluruh karyawannya sebagai peserta, dan

yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.

Dalam Peraturan Pemerintah yang merupakan

pelaksanaan dari Undang-Undang Dana Pensiun, lebih

mengatur pelaksanaan mengenai beberapa hal sebagai

berikut:

1. Pengesahan DPPIK;

2. Kepengurusan

3. Hak Peserta;

4.. Penangguhan Atau Pengakhiran Kepesertaan Karyawan

Mitra Pendiri;

5.. Penggabungan atau Pemisahan DPPK;

6. Pengalihan Kepesertaan; dan

7. Pembagian Kekayaan DPPK yang Dilikuidasi.

b. Peraturan Pemerintah Nom or 77 Tahun 1992 tentang Dana

Pensiun Lembaga Keuangan

Peraturan Pemerintah ini pada prinsipnya merupakan

pelaksanaan dari Undang-Undang Dana Pensiun khususnya

Pasal 41 ayat (1). Dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang

Dana Pensiun dinyatakan bahwa definisi Dana Pensiun

39

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 42: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Dana Pensiun yang

dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk

menyelenggarakan Program Pensiun luran Pasti bagi

perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang

terpisah dari Dana Pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank

atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.

Sarna halnya dengan Peraturan Pemerintah tentang

DPPK, Peraturan Pemerintah tentang DPLK juga mengatur

hal-hal yng lebih brsifat praktis terkait dengan mekanisme

pelaksanaan DPLK, yaitu sebagai berikut:

1. Pengesahan DPLK;

2. Kepengurusan DPLK;

3. luran DPLK;

4. Hak Peserta;dan

5. Likuidasi DPLK.

c. Beberapa Keputusan Menteri Yang Terkait

Dalam pelaksanaan lebih teknis terhadap kegiatan Dana

Pensiun, selain dari dua Peraturan Pemerintah yang telah

diterbitkan, juga telh diberlakukan beberapa Keputusan

Menteri yang terkait, sebagai berikut:

1. Keputusan Menteri Keuangan Nemer 227 Tahun 1993

Tentang Pengesahan Dana Pensiun Pemberi Kerja;

2. Keputusan Menteri Keuangan Nemer 228 Tahun 1993

Tentang Pengesahan Dana Pensiun Lembaga Keuangan;

3.. Keputusan Menteri Keuangan Nemer 802 Tahun 1993

Tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan

Nemer 228 Tahun 1993 Tentang Pengesahan Dana

Pensiun Lembaga Keuangan;

4. Keputusan Menteri Keuangan Nemer 651 Tahun 1994

Tentang Fasilitas Perpajakan Dana Pensiun;

40

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 43: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343 Tahun 1998

Tentang luran dan Manfaat Pensiun;

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 344 Tahun 1998

Tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 227 Tahun 1993 Tentang Pengesahan Dana

Pensiun Pemberi iKerja'

7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 51 Tahun 2001

Tentang Surat Keterangan Bebas Pajak;

8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231 Tahun 2002

Tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 343 Tahun 1998 Tentang luran dan Manfaat

Pensiun;

9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 509 Tahun 2002

Tentang Laporan IKeuangan Dana Pensiun;

10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 510 Tahun 2002

Tentang Pendanaan dan Solvabilitas Dana Pensiun

Pemberi Kerja;

11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 511 Tahun 2002

Tentang lnvestasi Dana Pensiun;

12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 512 Tahun 2002

Tentang Pemeriksaan Dana Pensiun;

13. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 523 Tahun 2002

Tentang Persyaratan Pengurus dan Dewan Pengawas

Dana Pensiun Pemberi Kerja, Pelaksanan Tugas Pengurus

Dana Pensiun Lembaga Keuangan; dan

14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja yang terkait dengan

kegiatan Dana Pensiun yaitu Peraturan Menteri Tenaga

Kerja Nomor 2 Tahun 1995 tentang Usia Pensiun.

41

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 44: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

BAB Ill

PRINSIP - PRINSIP PENGELOLAAN DANA PENSIUN

A. Prinsip-Prinsip Kelembagaan

A1. Prinsip Good Governance

Secara harfiah, governance kerap diterjemahkan sebagai

"pengaturan". Governance sering juga disebut "tata pamong" atau

"penadbiran". lstilah penadbiran masih terrdengar janggal ditelinga,

karena istilah ini berasal dari kata Melayu.

lstilah Good Governance di Indonesia mulai sering dibicarakan

sejak periode tahun 1990 seiring dengan meningkatnya kepedulian

publik terhadap program-program dukungan donor kepada pemerintah

Indonesia. Berbagai kalangan menganggap kegiatan pembangunan

yang dilakukan dengan dukungan donor yang mayoritas merupakan

utang harus dilakukan dengan lebih memperhatikan aspirasi masyarakat

dan transparansi dalam pelaksanaannya sehingga dapat

dipertanggungjawabkan kepada generasi penerima utang. Program­

program mulai diarahkan untuk memperhatikan aspek-aspek yang terkait

dengan prinsip Good Governance.

Good governance berarti terwujudnya pemerintahan yang bersih,

efektif dan efisien dengan

responsibilitas, independensi

melaksanakan kebijakan publik.

adanya transparansi, akuntabilitas,

fairness dalam menetapkan dan

Good governance merupakan suatu sistem tata kelola korporasi yang

ideal. Pemerintah sebagai regulator perlu menciptakan suatu sistem

pengawasan dan melaksanakan secara konsisten melalui pembentukan

peraturan perundang-undangan. Dalam mewujudkan good governance

Pemerintah merupakan pilar penting yang didukung pilar kedua yaitu

42

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 45: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

manajemen (governing body) korporasi dan stakeholders sebagai pilar

ketiga.

A.2 Prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance adalah sistem yang mengatur,

mengelola, dan mengawasi proses pengendalian usaha untuk

menaikkan nilai saham, sekaligus merupakan bentuk perhatian kepada

stakeholders, karyawan, kreditor, dan masyarakat sekitar.1 Good

Corporate Governance berusaha menjaga keseimbangan diantara

pencapaian tujuan ekonomi dan tujuan masyarakat antara lain dengan

cara memaksimumkan penciptaan kesejahteraan dengan tidak

membebankan biaya tinggi kepada masyarakat.

GCG sebagai suatu sistem perekonomian yang perlu dilengkapi dengan

seperangkat peraturan perundang-undangan yang mengatur hubungan

para pihak yang berkepentingan dalam suatu perusahaan, baik internal

maupun eksternal.

Sejalan dengan pemikiran tersebut secara umum ada lima prinsip dasar

bagi terwujudnya suatu prinsip tata kelola korporasi yang baik (GCG)

yaitu: transparency, accountability, responsibility, independency, dan

fairness yang dapat disingkat TARIF.

Dengan diterapkannya 5 (lima) prinsip dasar ini diharapkan GCG

dapat memberikan acuan dalam pembenahan perusahaan, menggali

sumber daya dari dalam maupun luar perusahaan secara efektif dan

efisien, dan membuat atau membina suatu sistem manajemen yang

lebih baik. Selain itu, GCG diharapkan dapat membantu memproteksi,

mencari, menumbuhkan sumber daya manusia yang profesional dan

investasi modal demi kemajuan perusahaan, serta dapat membantu

1 Daniri,Mas Achmad. Good Corporate Governance : Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia, Jakarta : Ray lndonesia,2005.

43

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 46: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

perusahaan menarik investor atau pelaku usaha domestic maupun

internasional.

GCG merupakan langkah penting dalam membangun

kepercayaan pasar dan mendorong arus investasi internasional yang

lebih stabil, dan bersifat jangka panjang. Korporasi merupakan mesin

pencipta kesejahteraan yang penting, dan mempengaruhi kesejahteraan

masyarakat secara keseluruhan melalui cara perusahaan dijalankan.

Perusahaan perlu menetapkan aturan tata kelola yang memadai dan

kredibel.

A.3 Prinsip Good Pension Fund Governance (GPFG)

GPFG pada prinsipnya mengandung nilai-nilai yang sejenis seperti yang

terdapat pada GCG. Bahwa pengelolaan badan hukum dana pensiun

harus sesuai dengan prinsip-prinsip GPFG dimana didalamnya terdapat

nilai atau prinsip-prinsip tata kelola dana pensiun yang baik. 2

lmplementasi GPFG dimaksudkan untuk melindungi kepentingan para

pensiunan dari kelalaian atau kesalahan pengelolaan serta untuk

meminimalisir kemungkinan terjadinya penyalahgunaan dan atau

penyelewengan dalam pengelolaan dana pensiun.

Dalam rangka pegelolaan dan pengembangan kekayaannya tersebut,

dana pensiun harus melakukan investasi secara prudent, bentuk

investasi tersebut antara lain adalah penyertaan langsung ataupun tidak

langsung pada suatu perusahaan, investasi pada tanah dan bangunan,

investasi pada saham, obligasi, deposito, deposito on call, SBI dan Surat

Pengakuan Utang.

Dalam pengelolaan dana pensiun sangat dimungkinkan akan timbulnya

konflik kepentingan antara pengurus dana pensiun dan para pihak yang

berhak atas uang pensiun yang dikelola oleh dana pensiun tersebut.

2 Keputusan Ketua BAPEPAM LK No. KEP-136/BL/2006 tentang Tata Kelola Dana Pensiun.

44

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 47: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Oleh karena itu, dalam pengelolaannya badan hukum dana pensiun

memerlukan seperangkat peraturan internal dan eksternal yang

setidaknya dapat memastikan bahwa pengelolaan dana pensiun

dilakukan dengan baik dan memperhatikan para pemegang hak atas

uang pensiun yang dikelola. Pengelolaan dana pensiun mempunyai

implikasi langsung terhadap penghasilan para pensiunan, setidaknya hal

ini dikarenakan oleh dua hal, yakni efisiensi dalam pengelolaan dan

strategi investasi dalam pengelolaan dana pensiun.

Dalam melakukan investasi, pengurus wajib mengelola kekayaan

tersebut sesuai dengan arahan investasi yang ditetapkan pendiri hal ini

dilakukan untuk memenuhi prinsip kehati-hatian dan dalam

pengelolaannya pengurus wajib melaksanakan tertib administrasi dan

profesional.

Oleh karena itu, dengan tanggung jawab pengelolaan dana tersebut,

pengurus diwajibkan melakukan pengelolaan secara hati-hati pada

beberapa instrumen investasi di atas. Pengurus bertanggung jawab

terhadap kondisi keuangan dana pensiun terutama terkait dengan

pengelolaan dan pengembangan kekayaannya. Pengurus wajib

mengelola dana pensiun dengan mengutamakan kepentingan

peserta/pensiunan dan pihak yang berhak atas manfaat pensiun.

Dana pensiun memainkan peranan penting karena berperan baik

sebagai tabungan pensiun maupun sebagai bagian dari aktivitas pasar

modal/uang (financial market). Kombinasi ini membuat pemerintah dan

para pembuat kebijakan menaruh perhatian khusus pada sektor ini.

Maka dari itu prinsip tata kelola yang baik harus dijaga, tidak saja untuk

menghindari penyelewengan, tetapi juga untuk menghindari salah kelola

karena kurang kehati-hatian.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam mengimplementasikan prinsip

transperancy dan menjaga obyektifitas, Dana Pensiun harus

45

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 48: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

menerapkan prinsip keterbukaan dan transparansi serta penyampaian

informasi yang materiil dan relevan secara tepat waktu, lengkap, jelas

serta akuntabel.

Dalam pengelolaannya Dana Pensiun harus mampu menjaga pnns1p

akuntabilitas dimana terdapat kejelasan fungsi, struktur, sistem dan

pertanggungjawaban organ Dana Pensiun sehingga pengelolaan

perusahaan terlaksana secara efektif, dan mekanisme check and

balance dapat terlaksana dengan baik sehingga arah dan tujuan Dana

Pensiun dapat tercapai. lmplementasi prinsip ini disertai dengan

menerapkan sistem kontrol dan pengawasan baik internal maupun

eksternal Dana Pensiun.

Dana Pensiun yang responsibel dalam pengelolaannya mempunyai

tanggung jawab untuk mematuhi hukum dan perundang-undangan yang

berlaku, baik terhadap berbagai peraturan di bidang Dana Pensiun

maupun berbagai peraturan yang terkait termasuk ketentuan yang

mengatur masalah perliindungan konsumen, perpajakan,

ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta peraturan

lainnya yang mengatur kehidupan perusahaan dalam menjalankan

aktivitas usaha.

Dalam upaya menegakkan prinsip Independency, Dana Pensiun harus

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip

korporasi yang sehat. Sehingga diharapkan dengan diterapkannya

prinsip ini dapat mengeliminir terjadinya agency problem.

Dalam pengelolaannya Dana Pensiun harus menjunjung tinggi prinsip

Fairness yang mensyaratkan keadilan meliputi kejelasan hak-hak

Peserta dan untuk melindungi kepentingan stakeholders yang terkait

dengan pengelolaan Dana Pensiun serta menghindari terjadinya

kecurangan yang mungkin ditimbulkan dari keputusan/kebijakan direksi.

46

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 49: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Dana Pensiun harus senantiasa memperhatikan kepentingan semua

pihak yang terkait dengan Dana Pensiun berdasarkan asas kesetaraan

dan kewajaran.

4. Prinsip Badan Hukum Dana Pensiun

Badan Hukum Dana Pensiun telah diatur dalam Undang-Undang Nomor

11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun. Dari beberapa teori tentang

Badan Hukum dapat disimpulkan bahwa badan hukum mempunyai ciri­

ciri atau unsur antara lain:3

1. mempunyai harta kekayaan yang terpisah;

2. mempunyai tujuan tertentu;

3. mempunyai kepentingan sendiri; dan

4. adanya organisasi yang teratur

Keseluruhan unsur di atas dapat dipenuhi dengan jelas oleh dana

pensiun sebagai badan hukum yaitu:

1. mempunyai kekayaan yang terpisah, berupa kekayaan yang pertama

kali disisihkan oleh pendiri untuk mendirikan dana pensiun,serta

iuran-iuran yang berasal dari pemberi kerja dan peserta;

2. mempunyai tujuan tertentu, tercermin dalam peraturan dana pensiun

yang dapat dianggap sebagai akta pendirian sekaligus anggaran

dasar dari dana pensiun;

3. mempunyai kepentingan sendiri, terlihat dari adanya kewenangan

pengurus dana pensiun untuk melakukan segala tindakan hukum baik

di dalam maupun di luar pengadilan dalam rangka mencapai tujuan

dana pensiun;

4. mempunyai organisasi atau alat perlengkapan badan yang teratur

berupa adanya fungsi dewan pengawas dana pensiun yang

3 Dalam ilmu hukum, para ahli mengedepankan teori-teori tentang badan hukum, mulai dari teori fiksi dari Von Savigny, teori harta kekayaan bertujuan dari Brinz, teori organ dari Otto Von Gierke dan teori gezamenlijke vermogen dari Planioi!Molengraaf.

47

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 50: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

selanjutnya diatur dalam fungsi-fungsi yang lebih rinci dalam rangka

mencapai tujuan tertentu.

Perbedaan pokok antara perseroan terbatas dengan dana pensiun

adalah bahwa perseroan terbatas mempunyai tujuan pokok mencari

keuntungan dengan menjalankan usaha tertentu, sedangkan dana

pensiun mempunyai tujuan menyelenggarakan program pensiun dengan

sistem pemupukan dana yang bersumber dari iuran dan hasil investasi

(Zulaini Wahab, 2002:71. Perbedaan lainnya adalah sebagai berikut :

1. Perseroan Terbatas (PT) didirikan berdasarkan perjanjian antara para

pemegang saham, sedangkan dana pensiun di dirikan berdasarkan

pernyataan sepihak dari perusahaan/pemberi kerja untuk mendirikan

dana pensiun untuk kepentingan karyawannya atau untuk

kepentingan anggota masyarakat yang berstatus pekerja mandiri.

2. PT didirikan dengan akta notaris yang memuat anggaran dasar,

sedangkan dan pensiun didirikan dengan peraturan dana pensiun

yang memuat anggaran dasar dan ketentuan penyelenggaraan

program pensiun.

3. Akta pendirian PT dibuat oleh para pemegang saham dihadapan

notaris, sedangkan peraturan dana pensiun dibuat oleh

perusahaan/pemberi kerja yang mendirikan dana pensiun dan tidak

dibuat di hadapan notaris.

4. Kekayaan PT berasal dari modal yang disetor oleh pemegang saham,

sedangkan kekayaan dana pensiun berasal dari iuran.

5. PT memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya

disahkan oleh Menkeh dan HAM, sedangkan dana pensiun

memeproleh status bdan hukum setelah peraturan dana pensiun

disahkan oleh Menkeu.

6. PT harus didaftarkan pada perusahaan yang ada pada Deperindag,

sedangkan dana pensiun harus dimuat dalam buku daftar umum

yang ada pada Depkeu.

48

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 51: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Sebagai suatu bentukan hukum yang memiliki hak dan kewajiban serta

dapat melakukan hubungan hukum, dana pensiun memiliki organ. Organ

ini pada prinsipnya memiliki fungsi sebagai alat perlengkapan dana

pensiun untuk mencapai tujuan (Setiadi, 1995:21).

B. Asas Pengelolaan Dana Pensiun

Asas hukum merupakan jantungnya peraturan hukum karena

asas hukum merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu

peraturan hukum. lni berarti bahwa peraturan-peraturan hukum itu pada

akhirnya bisa dikembalikan kepada asas-asas tersebut. Selain disebut

landasan, asas hukum disebut juga sebagai alasan bagi lahirnya

peraturan hukum, atau merupakan rasio legis dan peraturan hukum.

Asas hukum tidak akan habis kekuatannya dengan melahirkan suatu

peraturan hukum, melainkan tetap saja ada dan akan melahirkan

peraturan-peraturan selanjutnya (Satipto Raharjo, 2000: 45).

Asas asas pokok yang berlaku dalam Undang-undang Dana Pensiun

adalah(footnote)

1. asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dan kekayaan badan

hukum pendirinya;

2. asas penyelenggara dalam sistem pendanaan;

3. asas pembinaan dan pengawasan;

4. asas penundaan manfaat; dan

5. asas kebebasan

8.1 Asas Keterpisahan Kekayaan Dana Pensiun dan Asas

Penyelenggaraan dalam Sistem Pendanaan

Asas ini didukung oleh adanya suatu badan hukum tensendiri bagi dana

pensiun dan diurus serta dikelola berdasarkan ketentuan undang-undang

Asas keterpisahan kekayaan tidak dapat dipisahkan dengan asas

49

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 52: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

penyelenggara dengan sistem pendanaan. Berdasarkan asas ini dapat

dikemukakan hal-hal berikut.

1. Kekayaan dana pensiun yang terutama bersumber dari iuran,

terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi pada

pendirinya.

2. Penyelenggaran dana pensiun baik bagi karyawan maupun pekerja

mandiri, haruslah dilakukan dengan sistem pemupukan dana yang

dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri sehingga cukup untuk

memenuhi pembayaran hak peserta.

3. Pembentukan cadangan (book reserved) dalam perusahaan guna

membiayai pembayaran manfaat pensiun karyawan tidak

diperkenankan.

8.2 Asas Pembinaan dan Pengawasan

Sesuai dengan tujuannya, harus dihindarkan penggunaan kekayaan

dana pensiun dan kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan

tidak tercapainya maksud utama dan pemupukan dana, yaitu untuk

memenuhi pembayaran hak peserta. Dalam pelaksanaannya,

pembinaan dan pengawasan meliputi antara lain sistem pendanaan, dan

pengawasan atas investasi kekayaan dana pensiun (Penjelasan

Undang-Undang Dana Pensiun).

Asas ini didukung oleh: 1 ). pemberian wewenang kepada Menteri

Keuangan untuk melakukan pemeriksaan langsung terhadap dana

pensiun; 2) pemberian wewenang Menteri Keuangan untuk menerbitkan

berbagai keputusan sebagai pelaksanaan dan undang-undang dan

peraturan pemerintah di bidang dana pensiun. Kegiatan pemeriksaan

tersebut meliputi mencari, mengumpullkan, mengolah, serta

mengevaluasi data atau keterangan mengenai dana pensiun untuk

memperoleh keyakinan terhada kebenaran laporan periodik, kesesuaian

penyelenggaraan dana pensiun terhadap Undang-Undang Dana Pensiun

50

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 53: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

dan peraturan pelaksanaannya, serta efektiviitas penyelenggaraan dana

pensiun.

8.3 Asas Penundaan Manfaat

Penghimpunan dana dalam penyelenggaraan program pensiun

dimaksudkan untuk memenuhi pembayaran hak peserta yang telah

pensiun agar kesinambungan penghasilannya terpelihara. Sejalan

dengan itu, berlaku asas penundaan manfaat yang mengharuskan

bahwa pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta

pensiun, yang pembayarannya dilakukan secara berkala. Asas

penundaan manfaat sejalan dengan prinsip pengikatan dana (locking-in)

yang dianut dana pensiun. Agar kesinambungan penerimaan peserta

setelah yang bersangkutan pensiun terjamin, hak serta atas nama

pensiun harus tercantum secara tegas dalam peraturan dana pensiun.

Meskipun masalah hak peserta pengaturannya diserahkan kepada

peraturan dana pensiun, Undang-Undang Dana Pensiun memberi

batasan yang harus dipenuhi oleh pendiri dana pensiun dalam menyusun

peraturan dana pensiun, antara lain mengenai hal-hal berikut.

1. Hak terhadap setiap manfaat pensiun yang dibayarkan oleh dana

pensiun tidak dapat dialihkan maupun disita (Pasal 20 ayat 1

Undang-Undang Dana Pensiun). Ketentuan ini dimaksudkan untuk

memberikan suatu kepastian bagi peserta bahwa pada saatnya

peserta akan memperoleh manfaat pensiun secara berkala. Dalam

praktik, banyak kita temui adanya penjaminan hakrensiun kenada

pihak lain sehingga pada saat penerimaan manfaat pensiun, peserta

tidak memperoleh manfaat persiun lagi

2. Semua transaksi yang mengakibatkan penyerahan, pembebanan,

pengikatan, pembayaran manfaat pensiun sebelum jatuh tempo atau

menjaminkan manfaat pensiun yang diperoleh dari dana pensiun

dinyatakan batal berdasarkan Undang-Undang Dana Pensiun (Pasal

20 ayat 2).

51

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 54: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Asas ini didukung dengan penetapan jenis-jenis manfaat pensiun, yang

tcrdiri atas hal-hal berikut.

a. Manfaat pensiun normal ialah manfaat pensiun bagi peserta, yang

mulai dibayarkan pada saat peserta pensiun setelah mencapai usia

pensiun normal atau sesudahnya (Pasal I angka (1 0) Undang­

Undang Dana Pensiun).

b. Manfaat pensiun dipercepat ialah manfaat pensiun bagii peserta yang

dibayarkan apabila peserta pensiun pada usia tertentu sebelum usia

pensiun normal (Pasal 1 angka (11) Undang-Undang Dana Pensiun).

c. Manfaat pensiun cacat ialah manfaat pensiun bagi peserta yang

dibayarkan apabila peserta menderita cacat (Pasal 1 angka 12

Undang-Undang Dana Pens1iun).

d. Pensiun ditunda ialah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang

berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, yang

ditunda pembayarannya sampai pada saat peserta pensiun sesuai

dengan peraturan dana pensiun (Pasal 1 angka 13 Undang-Undang

Dana Pensiun).

Asas penundaan manfaat pensiun telah membuat perbedaan

perlakuan dalam pembayaran manfaat pensiun. Bagi peserta yang

berhak atas pensiun ditunda, mereka harus menunggu dalam waktu

yang cukup lama untuk mernperoleh manfaat pensiun, sementara ia

telah kehilangan penghasilan karena tidak bekerja lagi. Undang-Undang

Dana Pensiun tidak memberikan jalan keluar untuk menjaga

kesinambungan penghasjlan peserta yang berhak atas pensiun ditunda

selama ia menunggu sampal mencapai usia 45 tahun. Hal tersebut dapat

di pahami mengingat pada saat diterbitkannya Undang-Undang Dana

Pensiun. Situasi perekonomian Indonesia cukup baik dan stabil.

Bukankah selama masa menunggu tersebut, peserta yang bersangkutan

tetap merneriukan biaya untuk hidupnya, bahkan bukan saja untuk

dirinya sendiri, melainkan juga untuk keluarganya.

52

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 55: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Penerapan asas penundaan telah memberatkan peserta yang berhak

atas pensiun ditunda terutama bila peserta yang bersangkutan setelah

berhenti bekerja tidak mernpunyai pekerjaan baru yang mampu

memberikan penghasilan secara tetap. Peraturan perundangan hanya

rnengantisipasi keadaan bila peserta yang berhak atas pensiun ditunda

rneninggal dunia sebelum dimulainya pernbayaran manfaat pensiun,

yaitu berlaku ketentuan tentang hak-hak yang timbul apabila peserta

meninggal dunia, dalam hal ini janda/duda atau anak peserta dana

pensiun berhak atas manfaat pensiun seketika setelah peserta yang

bersangkutan meninggal dunia.

Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dana Pensiun

tujuan pembentukan program pensiun adalah untuk memelihara

kesinambungan penghasilan peserta pada hari tua. Bertitik tolak dari

tujuan tersebut, sudah seharusnya dipertimbangkan untuk dilakukan

perubahan terhadap materi Undang-Undang Dana Pensiun khususnya

menyangkut pembayaran manfaat pensiun dengan memberikan

pengecualian dalam pembayaran pensiun ditunda bagi peserta yang

berhenti bekerja di bawah usia 45 tahun sepanjang peserta yang

bersangkutan setelah berhenti tersebut tidak mempunyai pekerjaan lain

yang mampu memberikan penghasilan secara tetap, hak atas pensiun

ditunda dapat langsung dibayarkan tanpa harus menunggu peserta yang

bersangkutan mencapai usia sekurang-kurangnya 45 tahun. Jadi, di sini

ukuran pembayaran manfaat pensiun bukan saja atas dasar tercapainya

usia pensiun, tetapi juga dikaitkan dengan situasi hilangnya penghasilan

peserta sebagai karyawan. Begitu juga bagi peserta yang berhenti

bekerja di bawah usia 45 tahun akibat pemutusan hubungan kerja yang

disebabkan pendiri dana pensiun bubar atau karena pemberi kerja

melakukan rasionalisasi karyawan, hak atas pensiun ditunda dapat

langsung dibayarkan sebagaimana dikemukakan di atas. Sementara itu,

bagi peserta yang berhenti bekerja di bawah usia 45 tahun, tetapi telah

mendapatkan pekerjaan pada perusahaan lain sehingga memperoleh

penghasilan secara tetap, hak atas pensiun ditunda dibayarkan pada

53

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 56: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

saat peserta yang bersangkutan mencapai usia sekurang-kurangnya 45

tahun.

8.4 Asas Kebebasan untuk Membentuk atau Tidak Membentuk Dana

Pensiun

Berdasarkan asas ini, keputusan membentuk dana pensiun

merupakan inisiatif perusatiaan untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi

karyawannya, yang membawa konsekuensi pendanaan. Dengan

demikian, inisiatif tersebut harus didasarkan pad a kemampuan keuangan

perusahaan. Hal pokok yang harus selalu menjadi perhatian utama

adalah bahwa keputusan untuk menjanjikan manfaat pensiun merupakan

suatu komitmen yang membawa konsekuensi pembiayaan, sampai pada

saat dana pensiun dibubarkan.

Asas ini telah menghambat bagi suksesnya program pensiun

pada satu pihak, masyarakat khususnya karyawan mengharapkan dapat

menjadi peserta program pensiun sehinga kesinambungan penghasilan

di hari tuanya menjadi terjamin. Di lain pihak, Undang-Undang Dana

Pensiun tidak mewajibkan perusahaan/pemberi kerja untuk membentuk

dana pensiun, sehingga hanya sedikit perusahaan yang mau

menyelenggarakan program pensiun bagi karyawannya.

Penerapan asas kewajiban perusahaan untuk menyelenggarakan

program pensiun, bukanlah suatu hal yang mustahil mengingat pada

saat ini telah adanya peraturan perundang-undangan yang mewajibkan

perusahaan untuk menyelenggrarakan program jaminan hari tua, yaitu

Jaminan Sosial Tenaga Kerja, padahal Undang-Undang Dana Pensiun

memberikan kemudahan kepada perusahaan/pemberi kerja untuk

menyelenggarakan program pensiun dengan cara berikut ini.

a. Perusahaan/pemberi kerja membentuk sendiri DPPK.

b. Perusahaan/pemberi kerja menjadi mitra pendiri, dengan cara

mengikutsertakan karyawannya pada DPPK milik perusahaan/

54

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 57: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

pemberi kerja lain yang bidang usaha atau sejenis atau mempunyai

hubungan afiliasi.

c. Perusahaan/pemberi kerja mengikutsertakan karyawannya dalam

program pensiun yang diselenggarakan oleh DPLK yang didirikan

oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa.

C. Prinsip Kehati-hatian

Dalam Penjelasan Pasal 30 ayat (4) Undang-Undang Dana

Pensiun disebutkan bahwa investasi kekayaan dana pensiun

merupakan salah satu kegiatan yang memberikan dampak besar

kepada keadaan keuangan dana pensiun. Oleh sebab itu, kegiatan

tersebut harus dilakukan secara profesional dan berhati-hati.

Penjelasan Undang-Undang Dana Pensiun di atas

menandakan bahwa dana pensiun dalam mengelola program

pensiun harus berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudential

principle). Akan tetapi, prinsip kehati-hatian tersebut kurang

mendapat penekanan. Hal itu terbukti bahwa prinsip kehati-hatian

tersebut hanya ditampung dalam bagian Penjelasan Undang-Undang

tentang Dana Pensiun dan tidak menjelaskan bagaimana prinsip

kehati-hatian tersebut diterapkan.

Prinsip kehati-hatian harus dijadikan asas pokok Undang­

Undang tentang Dana Pensiun dengan empat alasan utama, yaitu

sebagai berikut.

1. Kewajiban mengutamakan kepentingan peserta.

Kewajiban ini ditujukan agar peserta yang telah mempercayakan

dananya berupa iuran kepada Dana Pensiun memperoleh

manfaat pensiun.

Dengan demikian, sekalipun iuran peserta yang disetorkan setiap

bulannya telah menjadi kekayaan Dana Pensiun, Dana Pensiun

tidak mempunyai kebebasan mutlak untuk menggunakan

55

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 58: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

kekayaannya. Dana Pensiun hanya boleh menggunakan

kekayaannya sesuai arahan investasi dengan tujuan dan cara

yang dapat menjamin kepastian bahwa Dana Pensiun mampu

membayar hak peserta. Arahan investasi merupakan pedoman

bagi pengurus Dana Pensiun dalam mengelola atau

menginvestasikan kekayaan Dana Pensiun. Oleh karena itu,

Undang-Undang tentang Dana Pensiun menekankan bahwa

penggunaan kekayaan Dana Pensiun harus dihindarkan dari

kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak

tercapainya maksud utama dari pemupukan dana, yaitu

pembayaran hak peserta.

2. Adanya larangan serta sanksi.

Prinsip kehati-hatian harus dilakukan oleh pengurus karena

adanya larangan serta sanksi yang berat di dalam Undang­

Undang tentang Dana Pensiun. Misalnya pengurus Dana Pensiun

tidak diperkenankan melakukan pembayaran apa pun kecuali

yang pembayaran yang telah ditetapkan dalam peraturan Dana

Pensiun.

3. Dana Pensiun merupakan bagian dari sistem moneter.

Dana pensiun merupakan bagian dari sistem moneter yang

mampu menggerakkan kegiatan pasar modal secara besar­

besaran melalui pembelian saham-saham dan obligasi yang

terdaftar pada bursa efek sebagai salah satu sumber dana bagi

dunia usaha.

4. Dana Pensiun belum dikelola secara profesional.

Peraturan perundang-undangan telah menentukan persyaratan

menjadi pengurus Dana Pensiun harus mempunyai pengetahuan

atau pengalaman di bidang dana pensiun, namun dalam

kenyataannya banyak pengurus Dana Pensiun yang tidak

56

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 59: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

\

memenuhi kriteria tersebut. Pada umumnya sebagian besar

mereka belum mempunyai pengetahuan atau pengalaman di

bidang Dana Pensiun, kebanyakan penempatan pengurus

mengabaikan profesionalisme. Hal tersebut tentunya mengandung

risiko salah urus dalam pengelolaan Dana Pensiun.4

4 Bandingkan dengan di Amerika Serikat, pengelolaan dana pensiun

mewajibkan adanya prinsip kehati-hatian. Dalam pengelolaan dana pensiun, setiap

pengelola/pengurus harus bertindak dengan penuh kehati-hatian, terampil, tekun,

dan bijaksana.Lihat Dan M, Gill Kyle NT Brown? John Helley Cs, 1996:650-651.

57

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 60: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

BABIV

MATERI MUATAN

Materi muatan yang akan diatur dalam Rancangan Undang-Undang

tentang Dana Pensiun sebagai berikut.

A Konsideran Menimbang

Dalam konsiderans menimbang, sebagaimana lazimnya

adalah berisi pertimbangan-pertimbangan dibentuknya suatu

undang-undang yang terdiri atas pertimbangan dari segi filosofis,

sosiologis dan yuridis, yang menjawab alasan-alasan dibentuknya

undang-undang.

Secara filosofis, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan kepada negara untuk

meningkatkan kesejahteraan dan jaminan sosial bagi rakyat

Indonesia melalui pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah

secara berkesinambungan dan melalui instrumen-instrumen

peraturan dan kebijakan yang mendukung pembangunan tersebut.

Bahwa pada hakekatnya, pembangunan nasional merupakan

rangkaian kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa henti,

dengan tujuan untuk menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat di segala bidang

merupakan suatu kerja besar yang harus diupayakan terus oleh

Pemerintah. Salah satu aspek kesejahteraan social tersebut adalah

kesejahteraan pekerja/pegawai yang memasuki masa pensiun

setelah bekerja dalam perusahaan atau pemberi kerja dengan

membentuk suatu penghimpunan dana yang disebut dana pensiun.

Dalam hal ini, Dana Pensiun merupakan salah satu sarana guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum dan

khususnya para pekerja, terutama yang menjadi pesertanya. Adanya

Dana Pensiun bagi para pekerja dimaksudkan agar dapat

58

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 61: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

\

meningkatkan motivasi serta ketenangan kerja dalam rangka

mencapai produktivitas yang optimal baik bagi perusahaan atau

pemberi kerja maupun pekerja itu sendiri.

Dari sisi peraturan perundang-undangan, mengenai dana

pensiun sesungguhnya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor

11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Namun dengan makin

berkembangnya kegiatan ekonomi, hubungan kerja antara pekerja

dan perusahaan pemberi kerja, dan perkembangan di bidang Dana

Pensiun itu sendiri maka Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992

tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 37,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3477) dirasakan kurang dapat

menampung perkembangan yang ada, sehingga dipandang perlu

membentuk Undang-Undang tentang Perubahan Atas Undang­

Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun agar lebih

akomodatif dan applicable.

B. Dasar Hukum Mengingat

Berdasarkan Undang1-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, suatu dasar hukum

peraturan perundang-undangan, memuat dasar kewenangan

pembuatan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan

Perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan Peraturan

Perundang-undangan tersebut. Dalam Rancangan Undang-Undang

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992

tentang Dana Pensiun, dasar hukum yang melandasinya adalah Pasal

20, Pasal 27 ayat (2), Pasal 28H ayat (3), dan Pasal 33 ayat (1)

Undang-Undang Dasar Neg:ara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 mengatur bahwa:

(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang. *)

(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. *)

59

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 62: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

'

(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu. *)

(4) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang. *)

(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undangundang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan. ·k*)

Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 mengatur bahwa Tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal

28H ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 mengatur bahwa Setiap orang berhak atas jaminan

sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh

sebagai manusia yang bermartabat. Sedangkan Pasal 33 ayat (1)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mengatur bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar atas asas kekeluargaan. Pemaparan makna setiap pasal

telah diJelaskan dalam landasan yuridis dalam Bab II.

C. Asas

Asas yang digunakan dalam Perubahan Undang-Undang No 11

Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun adalah sebagai berikut:

1) Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dan kekayaan bad an

hukum pendirinya;

Asas ini didukung oleh adanya suatu badan hukum tensendiri

bagi dana pensiun dan diurus serta dikelola berdasarkan

ketentuan undang-undang Asas keterpisahan kekayaan tidak

dapat dipisahkan dengan asas penyelenggara dengan sistem

pendanaan.

2) Asas penyelenggara dalam sistem pendanaan;

Penyelenggaraan dana pensiun harus dengan system

pendanaan (berupa iuran), baik dari pemberi kerja maupun dari

60

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 63: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

peserta, minimal sebulan sekali. Dengan system ini pendanaan

akan terbentuk akumulasi dana secara teratur dan sistematis

guna membayar manfaat pensiun yang telah dijanjikan

3) Asas pembinaan dan pengawasan;

Dalam pelaksanaannya, pembinaan dan pengawasan meliputi

antara lain sistem pendanaan, dan pengawasan atas investasi

kekayaan dana pens~un

4) As as penundaan manfaat; dan

Asas penundaan manfaat yang mengharuskan bahwa

pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta

pensiun, yang pembayarannya dilakukan secara berkala.

5) Asas kebebasan

Asas ini dimaksudkan bahwa pembentukan dana pensiun tidak

bersifat wajib dan juga kepersetaan pada dana pensiun tidak

bersifat wajib.

6) Asas Vesting Right

Adalah hak atas dana timbul apabila masa kepesertaannya telah

mencapai 3 (tiga) tahun atau lebih.

D. Kelembagaan

Dalam pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

tentang Dana Pensiun, pengaturan mengenai kelembagaan diatur

dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 9, khususnya untuk Dana

Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), sedangkan pengaturan untuk

kelembagaan bagi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK),

mengingat pendirinya adalah bank dan perusahaan asuransin jiwa,

ketentuannya mengikuti kelembagaan bank atau perusahaan

asuransi jiwa.

Pada prinsipnya kelembagaan dana pensiun diupayakan

melalui pembentukan dana pensiun sebagai badan hukum yang

kuat dan terpercaya, baik dana pensiun yang didirikan oleh pemberi

kerja maupun yang dike!lola lembaga keuangan. Sebagaimana

61

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 64: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam Undang-undang No. 11

Tahun 1992, ada dua lembaga yang dapat menyelenggarakan

program dana pensiun, yaitu Dana Pensiun Lembaga Keuangan

(DPLK) dan Dana Pehsiun Pemberi Kerja (DPPK). DPPK adalah

sebuah lembaga yang dibuat oleh sebuah perusahaan untuk

mengelola dana pensiun para pekerjanya. Peserta DPPK hanya

terbatas pada mereka yang terikat hubungan kerja dengan

perusahaan yang membuat DPPK sehingga tertutup bagi pihak di

luar perusahaan. Pengurus dari DPPK bukan pendiri melainkan

orang atau badan yang ditunjuk dan mendapatkan pengesahan

Menteri untuk menjalankan dana mengelola dana pensiun.

Selanjutnya, DPLK merupakan sebuah badan yang bisa

didirikan oleh dua lembaga yaitu Bank Umum dan Perusahan

Asuransi Jiwa. DPLK · memiliki fungsi yang lebih luas dibanding

dengan DPPK, di mana seluruh masyakarat, baik perorangan

maupun kelompok dapat menjadi peserta dana pensiun.

Berdasarkan Undang-undang No. 11 Tahun 1992, terdapat tiga

unsur yang terlibat dalam program pensiun melalui DPLK :

a. Pertama, peserta, yang menyetorkan iuran dan menikmati

pensiun.

b. Kedua, DPLK, yang menyelenggarakan program pensiun.

c. Ketiga, Perusahaan Asuransi Jiwa, yang menyediakan fasilitas

anuitas sebagai manfaat pensiun yang diberikan secara berkala

kepada peserta.

Pada prinsipnya bila dilihat asas pembentukan dana pensiun,

sebagaimana diutarakan dalam penjelasan pada sub bab

sebelumnya, pembentukan dana pensiun khususnya dana pensiun

pemberi kerja harus didasarkan pada asas kebebasan untuk

membentuk suatu dana pensiun. Hal ini mengandung pengertian

bahwa pembentukan dana pensiun perlu didasarkan atas suatu

kesepakatan antara pemberi kerja dengan pekerja atau karyawan.

Kesepakatan ini meliputi:

62

.;;, .. ·'""

... - ..... - _j

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 65: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

E.Kepengurusan

Sebagai konsekuensi dari perubahan prinsip dalam tata kelola dana

pensiun yang menerapkan good pensiun fund governance, maka

kepengurusan merupakan salah satu aspek yang harus ditingkatkan baik

dari sisi profesionalisme maupun capability. Posisi dan peran penting

dari motor penggerak Dana Pensiun inilah yang akan menentukan

pengelolaan yang optimal. Karena dalam UU perubahan kelak perlu ada

pengaturan yang lebih jelas dan penekanan pada aspek kualitas

kepengurusan dengan memperketat aturan mengenai kepengurusan

baik menyangkut persyaratan maupun penyeleksian.

Dalam Undang-Undang Nemer 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun

belum mengatur secara eksplisit mengenai ketentuan dan persyaratan

kepengurusan Dana Pensiun tetapi mendelegasikannya kepada

Keputusan Menteri untuk mengaturnya (Pasal 1 0 ayat (2)), sementara

tugas, kewajiban dan tanggung jawab pengurus serta tata cara

p\3nunjukan dan perubahan pengurus diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah (Pasal 10 ayat (4)). Kepengurusan dana pensun I

s~tidaknya melibatkan pendiri yang biasanya adalah pengurus itu sendiri

serta dewan pengawas. Sebagaimana diatur dalam UU tentang Dana

pensiun, pendiri dapat merupakan (a) orang atau badan yang

~embentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja; atau (b) bank atau I

pcrusahaan asuransi jiwa yang membentuk Dana Pensiun Lembaga

Keuangan.

Beberapa ketentuan yang dapat diakomodir baik dari Kepmen dan PP

yang mengatur tentang kepengurusan antara lain sebagimana diatur

dCf!lam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nemer

5~ 3/KMK.06/ 2002 Tentang Persyaratan Pengurus Dan Dewan !

Pengawas Dana Pensiun Pemberi Kerja Dan Pelaksana Tugas

Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan, Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun

64

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 66: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Lembaga Keuangan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 76 Tahun 1992

Tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja.

Mengingat perbedaan organisasi atau bentuk badan usaha dari DPPK

dan DPLK, penggunaan nomenklatur pengurus perlu pula diperjelas

sebagaimana diatur dalam KMK No.513 Tahun 2002 tersebut yakni

dalam kepengurusan Dana pensiun setidaknya dikenal nomenklatur:

1. Pengurus adalah Pengurus Dana Pensiun Pemberi Kerja.

2. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Dana Pensiun Pemberi

Kerja.

3. Pelaksana Tugas Pengurus adalah pejabat dari Pendiri Dana

Pensiun Lembaga Keuangan yang ditugaskan untuk melaksanakan

kegiatan operasional Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi untuk ditunjuk sebagai

Pengurus atau Pelaksana Tugas Pengurus harus disesuaikan dengan

tuntutan profesionalisme dan prinsip GCG dalam tata kelola dana

pensiun sehingga ketentuan mengenai persyaratan bagi Pengurus atau

Pelaksana Tugas Pengurus adalah sebagai berikut:

a. Warga Negara Republik Indonesia;

b. usia minimal 24 tahun maksimal 60 tahun

c. memiliki akhlak dan moral yang baik;

d. memHiki pengetahuan dan keahlian di bidang keuangan terutama

pengelollaan keuangan Dana Pensiun. (berlatar belakang pendidikan

yang menunjang misalnya sarjana S-1 atau S-2 dibidang manajemen

keuangan)

e. berpengalaman menangani bidang keuangan dan/atau personalia

pada suatu badan hukum sekurang1-kurangnya selama 3 (tiga) tahun

f. tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang perekonomian dan

atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang

perekonomian;

65

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 67: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

g. tidak sedang menjabat dalam jabatan sebagai Pengurus Dana

Pensiun lain atau anggota Direksi atau jabatan eksekutif pada badan

usaha lain.

h. lui us seleksi dalam penilain fit and proper test.

Sedangkan ketentuan mengenai Dewan Pengawas, baik dalam

PP No.76 Tahun 1992 maupun PP No.77Tahun 1992 dinyatakan bahwa

Dewan Pengawas ditunjuk oleh Pendiri Dana Pensiun. Dalam DPLK,

anggota Dewan pengawas · 'itu sendiri dapat merupakan Dewan

Komisaris (atau yang setara dengan itu dari para pendiri Dan Pensiun).

Sedangkan dalam DPPK, anggota Dewan Pengawas setidaknya ada

yang mewakili peserta yakni karyawan yang menjadi peserta dan/atau

pensiunan dan ada yang mewakili pemberi kerja dapat berasal dari

karyawan maupun non kawyaran. Namun demikian sebaiknya tetap

diperlukan persyaratan yang berlaku umum bagi Dewan Pengawas

adalah sebagai berikut:

a. Warga Negara Republik Indonesia;

b. usia minimal 40 tahun maksimal 60 tahun

c. memiliki akhlak dan moral yang baik;

d. memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang keuangan terutama

pengelolaan keuangan Dana Pensiun. (berlatar belakang pendidikan

yang menunjang misalnya sarjana S-1 atau S-2 dibidang manajemen

keuangan)

e. berpengalaman menangani bidang keuangan dan/atau personalia

pada suatu badan hukum sekurang-kurangnya selama 5 (lima) tahun

atau berpengalaman mengawasi kinerja keuangan pada suatu badan

hukum sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun

f. tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang perekonomian dan

atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang

perekonomian.

66

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 68: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Program pensiun memiliki fungsi tabungan, karena selama

masa program diharuskan untuk membayar iuran. Dan program

pensiun memiliki fungsi pensiun, karena manfaat yang akan

diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala selama hidup.

Sebagai fungsi asuransi dalam penyelenggaraan Program Pensiun

terkandung azas kebersamaan seperti halnya program asuransi.

Sebagai contoh, bila peserta program pensiun mengalami musibah,

baik cacat ataupun meninggal dunia, yang mengakibatkan

terputusnya pendapatan sebelum rnemasuki masa pensiun maka

kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang

dijanjikan atas beban Dana Pensiun.

Program pensiun sebagai fungsi tabungan dapat dipahami

yaitu program pensiun bertugas untuk mengumpulkan dan

mengembangkan dana yang merupakan dana terakumulasi dari

iuran peserta, di mana iuran tersebut diperlakukan seperti halnya

tabungan. Selanjutnya iuran tersebut akan dikelola dan

dikembangkan, yang nantinya di saat pensiun atau di akhir masa

program, dana yang terkumpul akan digunakan untuk membayar

manfaat pensiun peserta. Besarnya manfaat yang diterima oleh

peserta sangat bergantung dengan akumulasi dana yang disetor

dan hasil pengembangan dari iuran tersebut. Tentunya dengan

semakin panjang waktu kepesertaan akan memberikan dampak

terhadap pertumbuhan dana setoran iuran peserta.

Sedangkan untuk fungsi Pensiun itu sendiri bahwa peserta

akan diberikan kelangsungan pendapatan dalam bentuk

pembayaran secara berkala seumur hidup setelah memasuki masa

pensiun. Terdapat empat cara pembayaran manfaat pensiun.

Pertama, pensiun normal, artinya pembayaran hak pensiun setelah

mencapai usia pensiun normal sesuai perjanjian. Kedua, pensiun

dipercepat, artinya pembayaran hak pensiun minimal 10 tahun

sebelum mencapai usia pensiun normal.

68

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 69: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Kedua bentuk program pensiun tersebut dalam

perkembangannya da.pat terjadi permasalahan seandainya ada

seorang peserta DPLK, yang karena sesuatu hal terkena PHK atau

sakit sehingga tidak mampu lagi untuk membayar iuran yang telah

ditentukan sebelumnya. Seandainya kasus ini benar-benar terjadi,

umumnya perusahaan DPLK memperkenankan para peserta

mengambil kembali dananya dengan dua ketentuan mengenai

penarikan dana yang sudah diiur oleh peserta :

Pertama, penarikan dapat dilakukan oleh peserta yang

masuk aktif tapi membutuhkan dana untuk suatu keperluan. Dalam

hal ini peserta dapat melakukan penarikan sebanyak-banyaknya

empat kali setahun dengan jarak waktu masing-masing penarikan

minimal satu bulan. Dan setiap kali penarikan setinggi-tingginya

hanya 10 persen dari total akumulasi iuran. Jumlah dana yang

ditarik tidak termasuk pengembangannya.

Kedua, penarikan dana dilakukan sekaligus oleh peserta

yang karena sesuatu hal tidak dapat lagi atau berhenti sebagai

peserta. Dalam hal ini, peserta dimungkinkan menarik seluruh dana

yang disetor, tapi tidak termasuk hasil pengembangannya. Selain

itu peserta juga dibebani biaya penarikan sebesar 3 persen.

2. Sumber, Sistem Pembiayaan Dana Pensiun, dan Mekanisme

Pembayaran Dana Pensiun

Masalah pendanaan atau pembiayaan dana pensiun

seringkali merupakan masalah yang belum terpecahkan, terutama

bagi pengelola dana pensiun pemberi kerja atau DPPK. Saat ini

terdapat sekitar 100 Dana Pensiun Pemberi Kerja yang

menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti dibubarkan,

karena kesulitan pendanaan. Misalnya apabila Pemberi Kerja

mengalami kolaps atau timbulnya PSL karena kenaikan manfaat

yang disesuaikan dengan inflasi.

70

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 70: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Dalam Pasal 29 Undang-undang No.11 Tahun 1992

disebutkan bahwa Kekayaan Dana Pensiun dihimpun dari:

a. iuran pemberi kerja;

b. iuran peserta;

c. hasil investasi;

d. pengalihan dari Dana Pensiun lain.

Sumber pembiayaan dana pensiun adalah berasal dari iuran,

yang apabila dilihat dari sudut Pekerja dan Pemberi Kerja yaitu

dapat berasal dari pekerja saja, atau pemberi kerja saja maupun

dari pekerja dan pemberi kerja serta dari peserta individu (pribadi)

atau kelompok. luran dana pensiun yang dilakukan oleh individu

atau kelompok hanya dapat dilakukan di DPLK. Sedangkan iuran

yang dilakukan oleh pemberi kerja dan peserta maupun hanya

pemberi kerja saja yang mengeluarkan iuran dapat dilakukan di

DPPK maupun DPLK. luran tersebut yang kemudian dikelola oleh

badan hukum dana pensiun baik DPPK dan DPLK.

Berkaitan dengan hal tersebut, mekanisme atau system

pendanaan atau pembiayaan dana pensiun berdasarkan pihak yang

membayar iuran dapat dikategorikan menjadi dua :

1. pay as you go adalah sistem pendanaan pensiun di mana biaya

untuk pembayaran pensiun dipenuhi secara langsung oleh

pemerintah (melalui APBN) pada saat pegawai memasuki masa

pensiun.

2. fully funded adalah sistem pendanaan pensiun di mana

besarnya dana yang dibutuhkan untuk pembayaran pensiun di

masa yang akan datang dipenuhi dengan cara diangsur secara

bersama-sama melalui iuran oleh masing-masing pegawai dan

pemerintah sebagai pemberi kerja selama pegawai masih aktif

bekerja.

71

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 71: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Undang-undang No.11 Tahun 1992 menganut system

pembiayaan fully funded dan melarang atau tidak memperbolehkan

system pay as you go. Hal ini sebagaimana tersirat dalam pasal­

pasalnya terutama dalam Pasal 15, 16 dan 17. Masing-masing

sistem pembiayaan tersebut memiliki keuntungan dan kekurangan

sebagai berikut:

Keuntungan fully funded :

a. Pemberi Kerja tidak dibebani PSL setelah pegawai memasuki

masa pensiun.

b. Dana Pensiun lebih leluasa dalam berinvestasi atas akumulasi

iuran.

Kerugian fully funded :

a. Pemberi Kerja harus mengalokasikan iuran pensiun lebih dini.

b. Kesulitan pembayaran manfaat bagi Dana Pensiun yang baru

berdiri.

Keuntungan pay as you go :

a. Pemberi Kerja mempunyai kesempatan mengelola

beban/alokasi iuran pensiun sebelum pegawai memasuki masa

pens~un.

b. Dana Pensiun hampir tidak mengalami kesulitan dalam

pembayaran manfaat, karena menjadi beban Pemberi Kerja.

Kerugian pay as you go :

a. Pemberi Kerja dibebani pembiayaan pensiun setelah pegawai

memasuki masa pensiun.

b. Dana Pensiun tidak dapat berinvestasi

Dari kedua sistem pembiayac;1n tersebut yang ideal adalah

fully funded, dengan sumber pembiayaan dari iuran peserta dan

pemberi kerja. Peningkatan manfaat hanya dapat dilakukan karena

72

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 72: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

adanya kemampuan pengembangan investasi tanpa membebani

pemberi kerja. Pembiayaan dengan sistem pay as you go telah

ditinggalkan oleh banyak negara seperti malaysia dan singapura

yang menganut fully funded dengan satu pengelola dana pensiun

saja secara nasional (centralized) sehingga dana cadangan pensiun

yang terkumpul menjadi sangat besar. (sumber: Kompas)

Pada prinsipnya pengenaan mekanisme pembayaran dana

pensiun dalam Undang-Undang Dana Pensiun berdasarkan atas

Asas Penyelenggaraan Dalam Sistem Pendanaan dan Asas

Penundaan Manfaat. Dalam Asas Penyelenggaraan dalam Sistem

Pendanaan disebutkan bahwa dengan asas ini penyelenggaraan

program pensiun, baik bag!i karyawan maupun bagi pekerja mandiri,

haruslah dilakukan dengan pemupukan dana (fully funded) yang

dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri, sehingga cukup

untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Selanjutnya dalam Asas

Penundaan Manfaat disebutkan bahwa penghimpunan dana dalam

penyelenggaraan program pensiun dimaksudkan untuk memenuhi

pembayaran hak peserta yang telah pensiun, agar kesinambungan

penghasilannya terpelihara. Sejalan dengan asas itu mengharuskan

bahwa pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah

peserta pensiun, yang pembayarannya dilakukan secara berkala.

Dalam Undang-Undang Dana Pensiun, ketentuan ini telah

disebutkan dalam Pasal 25 ayat (2), yang mana menyebutkan

bahwa manfaat pensiun bagi peserta atau bagi janda/duda harus

dalam bentuk angsuran tetap, atau meningkat guna mengimbangi

kenaikan harga, yang pembayarannya dilakukan sekali sebulan

untuk seumur hidup. Namun dalam mengantisipasi kondisi tertentu,

mekanisme pembayaran dana pensiun dapat dilakukan secara

sekaligus (pay as you go) dengan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) dan Pasal 23 ayat (3) dan bagi

pengembalian iuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat

(1 ).

73

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 73: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

G. Pembinaan dan pengawasan

Mengingat Dana pensiun baik yang berbentuk DPPK maupun DPLK

adalah lembaga yang memberikan jasa di bidang keuangan, selain

berlaku ketentuan dalam UU No.11 tahun 1992 dalam hal pembinaan

dan pengawasan, bagi DPLK berlaku pula ketentuan mengenai

pengawasn terhadap lembaga keuangah. Sebagai bentuk sinkronisasi

perlu pula diperhatikan ketentuan mengenai pengawasan terhadap

lembaga pemberi jasa keuangan sebagaimana daitur dalam UU No.3

tahun 2004 tentang Bl.

Pasal 34 UU No.3 tahun 2004 tentang Bl menyatakan bahwa pada akhir

2010 akan dibentuk lembaga lembaga pengawasan sektor jasa

keuangan yang independen yang disebut sebagai Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dengan Undang-Undang. Dalam hal ini maka ketentuan

dalam Undang-undang perubahan kelak lilarus memperhatikan ketentuan~

dalam UU OJK tersebut. Dalam penjelasan angka 6 pasal 34 ayat 1

dinyatakan bahwa "Lembaga pengawa~an jasa keuangan yang akan

dibentuk melakukan pengawasan terhadap Bank dan perusahaan­

perusahaan sektor jasa keuangan lainnya yang Lembaga ini bersifat

independen dalam menjalankan tugasnya dan kedudukannya berada di

luar pemerintah dan berkewajiban menyarnpaikan laporan kepada Badan

Pemeriksa Keuangan dan Dewarn Perwakilan Rakyat. Dalam

melakukan tugasnya lembaga ini (supervisory board) melakukan

koordinasi dan kerjasama dengan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral

yang akan diatur dalam Undang-undang pembentukan lembaga

pengawasan dimaksud. Lembaga pengawasan ini dapat mengeluarkan

ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengawasan Bank

dengan koordinasi dengan Bank Indonesia dan meminta penjelasan dari

Bank Indonesia keterangan dan data malkro yang diperlukan. Pada Ayat

(2) disebutkan : "Pengalihan fungsi pengawasan bank dari Bank

Indonesia kepada lembaga pengawasan sektor jasa keuangan dilakukan

75

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 74: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

adanya kemampuan pengembangan investasi tanpa membebani

pemberi kerja. Pembiayaan dengan sistem pay as you go telah

ditinggalkan oleh banyak negara seperti malaysia dan singapura

yang menganut fully funded dengan satu pengelola dana pensiun

saja secara nasional (centralized) sehingga dana cadangan pensiun

yang terkumpul menjadi sangat besar. (sumber: Kompas)

Pada prinsipnya pengenaan mekanisme pembayaran dana

pensiun dalam Undang-Undang Dana Pensiun berdasarkan atas

Asas Penyelenggaraan Dalam Sistem Pendanaan dan Asas

Penundaan Manfaat. Dalam Asas Penyelenggaraan dalam Sistem

Pendanaan disebutkan bahwa dengan asas ini penyelenggaraan

program pensiun, baik bagi karyawan maupun bagi pekerja mandiri,

haruslah dilakukan dengan pemupukan dana (fully funded) yang

dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri, sehingga cukup

untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Selanjutnya dalam Asas

Penundaan Manfaat disebutkan bahwa penghimpunan dana dalam

penyelenggaraan program pensiun dimaksudkan untuk memenuhi

pembayaran hak peserta yang telah pensiun, agar kesinambungan

penghasilannya terpelihara. Sejalan dengan asas itu mengharuskan

bahwa pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah

peserta pensiun, yang pembayarannya dilakukan secara berkala.

Dalam Undang-Undang Dana Pensiun, ketentuan ini telah

disebutkan dalam Pasal 25 ayat (2), yang mana menyebutkan

bahwa manfaat pensiun bagi peserta atau bagi janda/duda harus

dalam bentuk angsuran tetap, atau meningkat guna mengimbangi

kenaikan harga, yang pembayarannya dilakukan sekali sebulan

untuk seumur hidup. Namun dalam mengantisipasi kondisi tertentu,

mekanisme pembayaran dana pensiun dapat dilakukan secara

sekaligus (pay as you go) dengan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) dan Pasal 23 ayat (3) dan bagi

pengembalian iuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat

(1 ).

73

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 75: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

Pasal 22 ayat (3) menyebutkan bahwa pembayaran manfaat

pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dapat

dilakukan secara sekaligus, sedangkan ayat (1) hurug c berbunyi:

"dalam hal peserta meninggal dunia lebih dari 10 (sepuluh) tahun

sebelumnya dicapainya usia pensiun normal, manfaat pensiun yang

dibayarkan kepada janda/duda yang sah sekurang-kurangnya 60%

(enam puluh perseratus) dari nilai pensiun ditunda yang seharusnya

menjadi haknya apabila ia berhenti bekerja." Kemudian, Pasal 23

ayat (3) menyebutkan bahwa dalam hal peserta meninggal dunia

lebih dari 10 (sepuluh) tahun sebelum dicapainya usia pensiun

normal, pembayaran manfaat pensiun sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) huruf b dapat dilakukan sccara sekalig1us, sedangkan

ayat (1) huruf b berbunyi: "dalam hal peserta meninggal dunia

sebelum dimulainya pembayaran pensiun, maka manfaat pensiun

yang dibayarkan kepada janda/duda yang sah adalah sebesar

100% (seratus perseratus) dari jumlah yang seharusnya menjadi

hak peserta apabila ia berhenti bekerja." Selanjutnya, dalam Pasal.

24 ayat (1) menyebutkan bahwa peserta yang berhenti bekerja dan

memiliki masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun,

sekurang-kurangnya berhak menerima secara sekaligus himpunan

iurannya sendiri, di!tambah bunga yang layak.

Konsep fully funded dalam Undang-Undang Dana Pensiun

dimaksudkan agar lebih terjaminnya pembentukan dana secara

teratur dan sistematis guna memenuhi kewajiban membayar

manfaat pensiun yang telah dijanjikan. Sedangkan wacana

pengenaan konsep pay as you go dalam Undang-Undang Dana

Pensiun diluar dari pengecualian dalam Pasal 22 ayat (3) dan Pasal

23 ayat (3) dan Pasal 24 ayat (1) masih memerlukan pengkajian

yang mendalam, mengingat konsep pay as you go bila diterapkan

secara global kepada peserta dana pensiun di luar pengecualian

yang disebutkan di atas akan menyebabkan terganggunya likuiditas

dan keberlangsungan dana pensiun.

74

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 76: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

G. Pembinaan dan pengawasan

Mengingat Dana pensiun baik yang berbentuk DPPK maupun DPLK

adalah lembaga yang memberikan jasa di bidang keuangan, selain

berlaku ketentuan dalam UU No.11 tahun 1992 dalam hal pembinaan

dan pengawasan, bagi DPLK berlaku pula ketentuan mengenai

pengawasn terhadap lembaga keuangan. Sebagai bentuk sinkronisasi

perlu pula diperhatikan ketentuan mengenai pengawasan terhadap

lembaga pemberi jasa keuangan sebagaimana daitur dalam UU No.3

tahun 2004 tentang Bl.

Pasal 34 UU No.3 tahun 2004 tentang Bl menyatakan bahwa pada akhir

2010 akan dibentuk lembaga lembaga pengawasan sektor jasa

keuangan yang independen yang disebut sebagai Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dengan Undang-Undang. Dalam hal ini maka ketentuan

dalam Undang-undang perubahan kelak harus memperhatikan ketentuan~

dalam UU OJK tersebut. Dalam penjelasan angka 6 pasal 34 ayat 1

dinyatakan bahwa "Lembaga pengawasan jasa keuangan yang akan

dibentuk melakukan pengawasan terhadap Bank dan perusahaan­

perusahaan sektor jasa keuangan lainnya yang Lembaga ini bersifat

independen dalam menjalankan tugasnya dan kedudukannya berada di

luar pemerintah dan berkewajiban menyampaikan laporan kepada Badan

Pemeriksa Keuangan dan Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam

melakukan tugasnya lembaga ini (supervisory board) melakukan

koordinasi dan kerjasama dengan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral

yang akan diatur dalam Undang-undang pembentukan lembaga

pengawasan dimaksud. Lembaga pengawasan ini dapat mengeluarkan

ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengawasan Bank

dengan koordinasi dengan Bank Indonesia dan meminta penjelasan dari

Bank Indonesia keterangan dan data makro yang diperlukan. Pada Ayat

(2) disebutkan : "Pengalihan fungsi pengawasan bank dari Bank

Indonesia kepada lembaga pengawasan sektor jasa keuangan dilakukan

75

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 77: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

secara bertahap setelah dipenuhinya syarat-syarat yang meliputi

infrastruktur, anggaran, personalia, struktur organisasi, sistem informasi,

sistem dokumentasi, dan berbagai peraturan pelaksanaan berupa

perangkat hukum serta dilaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat."

H. Penambahan dan/atau Penyesuaian Ketentuan Tindak Pidana

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992, Ketentuan Pidana

termuat dalam bab VII, mulai dari Pasal 56 sampai dengan Pasal 59,

yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal56 (1) Barangsiapa dengan sengaja, dengan atau tanpa iuran,

mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan sejum/ah uang yang pembayarannya dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu, atau menjalankan kegiatan Dana Pensiun, tanpa mendapat pengesahan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 6, dan Pasal 40, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000,- (lima mi/yar rupiah).

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi penyelenggaraan Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil, dan Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, yang dike/ala oleh Badan Usaha Milik Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal57 Barangsiapa dengan sengaja melanggar ketentuan Pasal 31 ayat (2) dan ayat (3), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000,- (lima mi/yar rupiah).

Pasal58 Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan pembayaran suatu jumlah uang Dana Pensiun yang menyimpang dari peraturan Dana Pensiun atau ikut serta dalam transaksi-transaksi yang melibatkan kekayaan Dana Pensiun yang bertentangan dengan ketentuan Undang-undang ini atau peraturan pelaksanaannya, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah).

Pasal 59 Barangsiapa dengan sengaja:

76

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 78: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

a. membuat atau menyebabkan adanya suatu laporan palsu dalam buku catatan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, atau laporan transaksi Dana Pensiun;

b. menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan dihapuskannya suatu laporan dalam buku catatan atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, atau laporan transaksi Dana Pensiun;

c. mengubah, mengaburkan,, menyembunyikan, menghapus atau menghilangkan adanya suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau merusak catatan pembukuan Dana Pensiun tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp 6.000.000.000,-(enam milyar rupiah).

Dari rumusan Pasal 56 sampai dengan Pasal 60 Undang-Undang

Nemer 11 tahun 1992 tersebut, yang dianggap sebagai perbuatan tindak

pidana (kejahatan) dana pensiun adalah:

1. perbuatan mendirikan DPPK tanpa pengesahan Menteri Keuangan;

2. perbuatan mendirikan DPLK tanpa pengesahan Menteri Keuangan;

3. perbuatan meminjam atau mengagunkan kekayaan dana pensiun

sebagai jaminan atas suatu pinjaman;

4. perbuatan meminjamkan atau menginvestasikan baik langsung

ataupun tidak langsung kekayaan dana pensiun pada surat berharga

yang diterbitkan eleh, atau pada tanah atau bangunan yang dimiliki

atau yang dipergunakan eleh afiliasi;

5. perbuatan membayarkan suatu jumlah uang dana pensiun yang

menyimpang dari peraturan dana pensiun;

6. perbuatan melakukan transaksi-trans.aksi yang melibatkan kekayaan

dana pensiun yang bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang

Dana Pensiun atau peraturan pelaksanaannya;

7. perbuatan yang menyebabkan adanya suatu laperan palsu dalam

buku catatan atau dalam laperatn, maupun dalam dokumen atau

laperan kegiatan usaha, atau laperan transaksi dana pensiun;

8. Perbuatan menghilangkan atau tidak memasukkan atau

Menyebabkan dihapuskannya suatu laperan dalam buku catatan,

77

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 79: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

atau dalam laporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha, atau

laporan transaksi dana pensiun; Perbuatan mengubah,

mengaburkan, menyembunyikan, menghapus atau menghilangkan

adanya suatu pencatatan atau pembukuan atau dalam laporan,

maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan

transaksi atau merusak catatan pembukuan dana pensiun.

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tersebut, ancaman

pidana yang dirumuskan adalah ancaman pidana penjara dan pidana

denda secara kumulatif, yaitu sebagai berikut.

a. Ancaman terhadap tindak pidana Pasal 56 ayat 1, Pasal 57 dan

Pasal 58 adalah maksimum lima tahun penjara dan denda maksimum

lima miliar rupiah.

b. Ancaman terhadap tindak pidana Pasal 59 adalah maksimum enam

tahun penjara dan denda maksimum enam miliar rupiah.

Dalam perubahan RUU diusulkan perubahan rumusan ketentuan pidana

sebagai penyesuaian dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yaitu:

~ Pasal 56 dihapus dan diganti dengan rumusan:

"Setiap orang yang dengan sengaja, mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan sejumlah uang yang pembayarannya dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu dengan atau tanpa iuran, tanpa mendapat pengesahan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 6, dan Pasal 40, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)."

~ Kalimat "atau peraturan pelaksanaannya" dalam Pasal 58 dihapuskan

karena untuk pengaturan sanksi pidana hanya dibenarkan melalui

undang-undang dan bukan dalam peraturan pelaksanaannya.

~ Kalimat "diancam dengan" dalam Pasal 58 dihapus dan diganti

dengan kalimat "dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)

tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000,- (lima milyar

rupiah). Begitu pula sama halnya dengan Pasal 57 dan Pasal 59

kalimat "diancam dengan" dihapus dan diganti dengan "dipidana

78

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 80: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

A. Kesimpulan

BABV

PENUTUP

Berdasarkan uraian dalam bab-bab s, dapat disimpulkan beberapa

halsebagai berikut

1. Dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan keadilan

sosial ini kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam penjabaran

batang tubuh dalam Pasal 28H ayat (3) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa Setiap orang

berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan

dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat Selain itu

dalam Pasal 34 ayat (2) dijelaskan bahwa Negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai

dengan martabat kemanusiaan. Sejalan dengan itu upaya

memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua perlu

mendapat perhatian dan penanganan yang lebih berdayaguna

dan berhasilguna. Dalam mendukung hal tersebut diperlukan

pengelolaan dana pensiun guna memelihara kesinambungan

penghasilan pada hari tua dalam rangka mewujudkan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hubungan ini di

masyarakat telah berkembang suatu bentuk tabungan masyarakat

yang semakin banyak dikenal oleh para karyawan, yaitu dana

pensiun.

2. Saat ini pelaksanaan dana pensiun telah diatur dalam Undang­

Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, dimana

sejauh ini keberlakuannya sudah berjalan selama 17 tahun dan

perlu disesuaikan dengan perkembangan hukum dan ekonomi,

baik secara makro maupun mikro. Dalam kaitannya dengan

80

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 81: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

sejauhmana keterkaitan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1992 apakah masih relevan dilaksanakan atau perlu untuk

dilakukan perubahan perlu dilihat keterkaitan pengaturan

mengenai kegiatan dana Pensiun yang terdapat dalam Undang­

Undang Nomor 11 Tahun 1992 dengan beberapa ketentuan

perundang-undangan, baik secara horizontal (sinkronisasi

Undang-Undang) maupun secara vertikal (inventarisasi peraturan

perundang-undangan di bawah Undang-Undang), yang meliputi

Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri).

3. Materi muatan yang diatur dalam Rancangan Undang-Undang

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992

tentang Dana Pensiun meliputi asas yang digunakan dalam

Perubahan Undang-Undang No 11 Tahun 1992 Tentang Dana

Pensiun adalah asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dan

kekayaan badan hukum pendirinya, asas penyelenggara dalam

sistem pendanaan, asas pembir:1aan dan pengawasan; asas

penundaan manfaat; asas kebebasan, asas Vesting Right.

Selanjutnya dalam RUU tersebut mengatur mengenai

kelembagaan dana pensiun kepengurusan dana pensiun,

pengelolaan (investasi, GCG, sistem pembiayaan, sistem

pembayaran manfaat), pembinaan dan pengawasan, serta

penyesuaian ketentuan pidana.

B. Saran

Pembentukan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun

perlu disinergikan dengan perkembangan dan tuntutan situasi dan

kondisi saat ini serta dengan peraturan perundang-undangan yang

terkait secara komprehensif. Diharapkan dengan adanya undang­

undang tersebut dapat mewujudkan pengelolaan dana pensiun

guna memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua dalam

81

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 82: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang tersebut.

82

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 83: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

DAFTAR PUSTAKA:

Buku/Makalah:

1. Munir Fuady, Hukum Pailit Dalam Teori dan Praktek, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung.

2. Asosiasi Dana Pensiun Indonesia, Bahan Diskusi, disampaikan pada Diskusi

Kajian terhadap UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun dengan Tim

PUU Bidang EKKUINDAG Sekretariat Jenderal DPR Rl tanggal 1 November

2007.

3. PT Taspen, Daftar Jawaban atas Pertanyaan Kajian Perubahan UU No. 11

Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, disampaikan pada Diskusi Kajian

terhadap UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun dengan Tim PUU

Bidang EKKUINDAG Sekretariat Jenderal DPR Rl tanggal 27 November

2007.

Artikel:

1. Jawa Pos, Taspen Klaim Rp 306 Triliun ke Pemerintah, sumber:

http://www.perbendaharaan.go.id/perben/modullterkini/index.php?id=1945,

didownload tanggal 31 Okt 2007.

2. Kompas, Utang Pemerintah pada Taspen Rp 306

http://www1.bumn.go.id/news.detail.html?news id=18068,

tanggal 31 Okt 2007.

Triliun, sumber:

didown/oad

3. SINDO, Perubahan Sistem Dana Pensiun Per/u Dikaji, sumber:

http://www. fiskal.depkeu .go. id/bapekkilklip/detailklip .asp?klipl D= N 189072628,

didownload 31 Okt 2007.

4. Media-Indonesia, Sistem Keuangan: Dana Pensiun Gunakan Sistem

'FullyFunded', sumber:

1

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 84: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

I'

http://www.fiskal.depkeu.go.id/bapekki/klip/detailklip.asp?klipiD=N633084547,

didownload 31 Okt 2007.

5. Detik-com, Depkeu Optimalkan Fasilitas Pajak Dana Pensiun, Sumber:

http://www.fiskal.depkeu.go.id/bapekki/klip/detailklip.asp?klipiD=N338721787

didownload 31 Okt 2007.

6. TEMPO lnteraktif, Permohonan Pailit Asuransi Diusulkan Hanya oleh

Menkeu, sumber

http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2004/05/31/brk,20040531-20.id.html,

didownload tanggal2 November 2007.

Undang-Undang

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan

Pensiun Janda/Duda Pegawai.

2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Pera:suransian.

3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja .

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

5. Undang-Undang: Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

6. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang­

Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

8. Undang-Undang. Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

9. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang­

undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

1 O.Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Penundaan

kewajiban pembayaran utang.

11.Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional.

2

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Page 85: NASKAH AKADEMIK - DPRberkas.dpr.go.id/.../Lampiran/leg_1-20200205-023935-6835.pdf · 2020. 2. 5. · pensiun. Adapun DPLK merupakan suatu badan yang dapat didirikan oleh lembaga keuangan

r

Peraturan:

1. Peraturan Menteri Keuangan Nom or 1 00/PMK/01 0/2007 Tentang Laporan

Teknis Dana Pensiun.

2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 802/KMK/001.1993

Tentang Perubahan Pasal 3 Kepmen Keuangan Nomor

228/KMK.017/Tanggal 26 Februari 1993 Tentang Tata Cara Permohonan

Pengesahan Pendirian Dana Pensiun Lembaga keuangan.

3 .. Keputusan Menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 344/KMK.017/1993

Tentang Tata cara permohonan pengesahan pembentukan dana pensiun

pemberi kerja.

4. Keputusan Menteri Keuangan Republim Indonesia Nomor 112/KMK.03/2001

Tentang pemotongan pajak penghasilan.

5. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor.509/KMK.06/2002

Tentang laporan keuangan dana pensiun mengatur.

6. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 513/KMK.06/2002

Tentang persyaratan pengurus dan dewan pengurus dana pensiun lembaga

keuangan

7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 512/KMK.06/2002

Tentang pemeriksaan langsung dana pensiun.

8 .. Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-333/PJ/2001 tentang Pemotongan Pph

Pasal 21 Atas Dana Pensiun Yang Dialihkan Kepada Perusahaan Asuransi

Jiwa Dengan Cara Membeli Anuitas Seumur Hidup, tanggal03-05-2001.

3

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM