nasional sistem ekonomi yang keliru -...

16
Duta Besar RI di Swiss Djoko Susilo bilang, 90% studi banding ke luar negeri tidak bermanfaat Wah... wah..., pengakuan jujur dari mantan anggota DPR RI Pelukis Hardi dan kawan-kawan menganggap gedung DPR tak ubahnya WC umum Kalau begitu perlu mobil tinja untuk membersihkannya PATUK...! GEMA UTAMA>>05 Verifikasi Partai Politik MESKI PERSYARATAN PEMILU 2014 LEBIH BERAT, PARTAI GERINDRA SIAP RAHAYU SARASWATI Arti Politik Buat Sarah Saraswati www.partaigerindra.or.id FIGUR>>13 PRABOWO Subianto menegaskan bahwa nasionalisme merupakan jalan keluar persoalan ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia. “Model ekonomi In- donesia harus kembali kepada kepen- tingan nasional kita, yaitu nasionalisme. Kita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto, Ketua Umum DPN Himpu- nan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dalam ceramah umum di Universitas Warmadewa, Bali, pada 2 Mei 2011. FOTO MUSTAFA KEMAL Indonesia Raya GEMA Para pendiri bangsa atau founding father, kata Prabowo Subianto lebih lan- jut, telah mengunci rancangan ekonomi Indonesia. Kunci itu ada di dalam Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945. “Para foun- ding father telah mengalami imperialis- me, penjajahan dan penindasan. Me- reka juga merasakan depresi ekonomi dunia tahun 1930-an,” kata Prabowo yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Prabowo menyebutkan ayat 1 Pasal KOLOM>>03 HASHIM DJOJOHADIKUSUMO Warisan Budaya dan Jatidiri Bangsa GELORA SETIAP 20 Mei kita memperingati Hari Kebangkitan Na- sional, sebuah hari pengingat sebuah zaman ketika tokoh- tokoh pergerakan nasional maju ke gelanggang sejarah dan menyampaikan sikap mereka yang tegas untuk kemerdekaan Indonesia di kemudian hari. Fajar kesadaran nasional itu ditandai berdirinya organisasi Budi Utomo tahun 1908. Mes- kipun masih bersifat lokal dan bahkan didominasi kumpulan priyayi, Budi Utomo telah membangunkan perlunya beror- ganisasi. Van Deventer menulis di majalah De Gids: “Het Wonder is geschied, Insulinde de schooner slaapter, is ontwaakt(Sesuatu yang ajaib telah terjadi. Insulinde, putri cantik yang tertidur telah terbangun). Sejak itu muncullah berbagai organisasi pergerakan di- pelopori para mahasiswa dan intelektual yang tercerahkan. Budi Utomo memang hanya untuk orang Jawa, Madura dan Bali. Tujuan Budi Utomo adalah mencapai kemajuan tanah air dan bangsa yang harmonis di Jawa dan Madura, dengan sah dan membantu golongan lain yang tujuannya sama. Ia bukan organisasi politik, karena Belanda melarang. Di samping Budi Utomo, ada organisasi yang lebih me- rakyat seperti Sarekat Islam, Sarekat Dagang Islam, Indische Partij dan lain-lain. Sarekat Islam (1911) bertujuan mema- jukan dagang; membantu orang yang kesulitan; memperbesar kemajuan pengetahuan dan kepentingan ekonomi rakyat; dan menjaga jangan ada pengertian salah tentang Islam. Sedang- kan Indische Partij (1912) yang didirikan Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, bertujuan jelas dan tegas yaitu kemerdekaan Hindia (Indonesia), lepas dari Belanda. Kemerdekaan itu hendak dilakukan melalui ja- lan parlementer dengan semangat memberikan hak kepada rakyat untuk menentukan nasib sendiri. Dalam setiap akhir pidato, dr. Tjipto Mangunkusumo selalu menyampaikan te- riakan: “Indie los van Holland” (Hindia lepas dari Belanda). Kini kita mengenang rintisan perjuangan mereka itu telah mengantarkan Indonesia pada persatuan nasional me- lewati Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ditebus dengan darah dan air mata, harta dan nyawa. Perjuangan tanpa pamrih, tanpa pikir panjang, tanpa tawar-menawar telah menggariskan tinta emas keteladanan. Dokter Tjipto Mangunkusumo tak pernah kalah dan menyerah meskipun dibuang ke Belanda, Banda, Makasar sampai Sukabumi. Ia meninggal tahun 1943 dan tak pernah merasakan kemerdekaan. Malu rasanya membaca kembali sejarah. Sikap dan karak- ter yang penuh kejuangan yang ditunjukkan para pendi- ri Republik hampir tak tersisa kepada kita. Kapan lagi kita mendapatkan para pemimpin seperti itu, pemimpin yang menyerahkan jiwa raga bagi rakyatnya. Apa yang hendak kita katakan pada Sutomo, Wahidin, Tjipto, Suwardi, Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka dan ribuan pejuang yang telah me- wariskan Indonesia kepada kita. Akankah kita ingat perjua- ngan dan cita-cita mereka? Akankah kita mampu mensejah- terakan dan membahagiakan rakyat? Inilah sebuah renungan di tengah ingar-bingar ketakjelasan masa depan Indonesia di bawah kepemimpinan yang lemah. t FADLI ZON KEBANGKITAN NASIONAL PRABOWO SUBIANTO Jangan Teruskan Sistem Ekonomi yang Keliru 33, yaitu perekonomian harus disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Lalu, ayat 2 berbunyi, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai ha- jat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Dan, ayat 3, yaitu bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. “Pemerintah Cina, Singapura, Viet- nam, Malaysia, menjalankan Pasal 33 ini. Tapi, kita yang lebih dulu punya pasal ini, pura-pura tidak tahu. Kita meninggalkan pasal ini. Kita berkhianat kepada pendiri-pendiri bangsa kita sen- diri,” tegas Prabowo Subianto. Prabowo menunjukkan beberapa fakta dan data. Selama 65 tahun mer- deka, ekonomi Indonesia menghasilkan 60% uang hanya beredar di DKI Jakar- ta. Sebanyak 30% beredar di kota-kota besar lain. Dan hanya sekitar 10% uang beredar di pedesaan. “Padahal 60% rakyat Indonesia tinggal di desa. Ini menunjukkan bahwa model pembangu- nan ekonomi kita keliru,” katanya sera- ya menambahkan bahwa fakta dan data menunjukkan pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Kondisi seperti itu sangat berbaha- ya. Sebab, akan muncul ketidakpuasan di kalangan pemuda. Ketidakpuasan itu akan menjadi ladang subur untuk radi- kalisme dan ekstremisme yang berujung pada tindak kekerasan. “Akhirnya ma- syarakat tidak harmonis. Ada kelompok yang menginginkan tumbuhnya ideo- logi yang ada puluhan tahun lalu. Ada yang mau mendirikan NII, ada yang mencuci otak anak muda,” katanya. Sistem yang tidak menopang ke- adilan sosial itu tidak akan bertahan lama. Kemelut di Tunisia, Mesir, dan negara Timur Tengah lainnya, menjadi bukti ketidakadilan ekonomi akan me- nimbulkan guncangan yang luar biasa. “Sebagai elit dan unsur pimpinan kita harus melakukan reorientasi. Kalau masih meneruskan sistem ekonomi yang keliru itu jangan kaget apabila kelak kita menghadapi ketidakharmonisan, bah- kan kekacauan,” kata Prabowo Subianto mengingatkan. t BUDI SUCAHYO TERBIT 16 HALAMAN/EDISI 02/TAHUN I/MEI 2011

Upload: dinhcong

Post on 17-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

Duta Besar RI di Swiss Djoko Susilo bilang, 90% studi banding ke luar negeri tidak bermanfaatWah... wah..., pengakuan jujur dari mantan anggota DPR RI

Pelukis Hardi dan kawan-kawan menganggap gedung DPR tak ubahnya WC umum Kalau begitu perlu mobil tinja untuk membersihkannya

patuk...!

Gema utama>>05

Verifikasi Partai Politik

meski persyaratan pemilu 2014 lebih berat, partai Gerindra siap

rahayu saraswatiArti Politik Buat Sarah Saraswati

www.partaigerindra.or.id

FiGur>>13

PRaBoWo Subianto menegaskan bahwa nasionalisme merupakan jalan keluar persoalan ekonomi yang diha dapi bangsa Indonesia. “Model ekonomi In-donesia harus kembali kepada kepen-tingan nasional kita, yaitu nasionalisme. Kita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto, Ketua Umum DPN Himpu-nan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dalam ceramah umum di Universitas Warmadewa, Bali, pada 2 Mei 2011.

foto Mustafa KeMal

Indonesia RayaG e M a

Para pendiri bangsa atau founding father, kata Prabowo Subianto lebih lan-jut, telah mengunci rancangan ekonomi Indonesia. Kunci itu ada di dalam Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945. “Para foun-ding father telah mengalami imperialis-me, penjajahan dan penindasan. Me-reka juga merasakan depresi ekonomi dunia tahun 1930-an,” kata Prabowo yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Prabowo menyebutkan ayat 1 Pasal

kolom>>03

hashim djojohadikusumoWarisan Budaya dan Jatidiri Bangsa

Gelora

SeTIaP 20 Mei kita memperingati Hari Kebangkitan Na-sional, sebuah hari pengingat sebuah zaman ketika tokoh-tokoh pergerakan nasional maju ke gelanggang sejarah dan menyampaikan sikap mereka yang tegas untuk kemerdekaan Indonesia di kemudian hari. Fajar kesadaran nasional itu ditandai berdirinya organisasi Budi Utomo tahun 1908. Mes-kipun masih bersifat lokal dan bahkan didominasi kumpulan priyayi, Budi Utomo telah membangunkan perlunya beror-ganisasi. Van Deventer menulis di majalah De Gids: “Het Wonder is geschied, Insulinde de schooner slaapter, is ontwaakt” (Sesuatu yang ajaib telah terjadi. Insulinde, putri cantik yang tertidur telah terbangun).

Sejak itu muncullah berbagai organisasi pergerakan di-pelopori para mahasiswa dan intelektual yang tercerahkan. Budi Utomo memang hanya untuk orang Jawa, Madura dan Bali. Tujuan Budi Utomo adalah mencapai kemajuan tanah air dan bangsa yang harmonis di Jawa dan Madura, dengan sah dan membantu golongan lain yang tujuannya sama. Ia bukan organisasi politik, karena Belanda melarang.

Di samping Budi Utomo, ada organisasi yang lebih me-rakyat seperti Sarekat Islam, Sarekat Dagang Islam, Indische Partij dan lain-lain. Sarekat Islam (1911) bertujuan mema-jukan dagang; membantu orang yang kesulitan; memperbesar kemajuan pengetahuan dan kepentingan ekonomi rakyat; dan menjaga jangan ada pengertian salah tentang Islam. Sedang-kan Indische Partij (1912) yang didirikan Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, bertujuan jelas dan tegas yaitu kemerdekaan Hindia (Indonesia), lepas dari Belanda. Kemerdekaan itu hendak dilakukan melalui ja-lan parlementer dengan semangat memberikan hak kepada rakyat untuk menentukan nasib sendiri. Dalam setiap akhir pidato, dr. Tjipto Mangunkusumo selalu menyampaikan te-riakan: “Indie los van Holland” (Hindia lepas dari Belanda).

Kini kita mengenang rintisan perjuangan mereka itu telah mengantarkan Indonesia pada persatuan nasional me-lewati Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 agustus 1945. Kemerdekaan ditebus dengan darah dan air mata, harta dan nyawa. Perjuangan tanpa pamrih, tanpa pikir panjang, tanpa tawar-menawar telah menggariskan tinta emas keteladanan. Dokter Tjipto Mangunkusumo tak pernah kalah dan menyerah meskipun dibuang ke Belanda, Banda, Makasar sampai Sukabumi. Ia meninggal tahun 1943 dan tak pernah merasakan kemerdekaan.

Malu rasanya membaca kembali sejarah. Sikap dan karak-ter yang penuh kejuangan yang ditunjukkan para pendi-ri Republik hampir tak tersisa kepada kita. Kapan lagi kita mendapatkan para pemimpin seperti itu, pemimpin yang menyerahkan jiwa raga bagi rakyatnya. apa yang hendak kita katakan pada Sutomo, Wahidin, Tjipto, Suwardi, Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka dan ribuan pejuang yang telah me-wariskan Indonesia kepada kita. akankah kita ingat perjua-ngan dan cita-cita mereka? akankah kita mampu mensejah-terakan dan membahagiakan rakyat? Inilah sebuah renungan di tengah ingar-bingar ketakjelasan masa depan Indonesia di bawah kepemimpinan yang lemah. t fadli Zon

KebanGKitan nasional

prabowo subianto Jangan Teruskan Sistem Ekonomi yang Keliru

33, yaitu perekonomian harus disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Lalu, ayat 2 berbunyi, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai ha-jat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Dan, ayat 3, yaitu bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

“Pemerintah Cina, Singapura, Viet-nam, Malaysia, menjalankan Pasal 33 ini. Tapi, kita yang lebih dulu punya pasal ini, pura-pura tidak tahu. Kita meninggalkan pasal ini. Kita berkhianat kepada pendiri-pendiri bangsa kita sen-diri,” tegas Prabowo Subianto.

Prabowo menunjukkan beberapa fakta dan data. Selama 65 tahun mer-deka, ekonomi Indonesia menghasilkan 60% uang hanya beredar di DKI Jakar-ta. Sebanyak 30% beredar di kota-kota besar lain. Dan hanya sekitar 10% uang beredar di pedesaan. “Padahal 60% rakyat Indonesia tinggal di desa. Ini menunjukkan bahwa model pembangu-nan ekonomi kita keliru,” katanya sera-ya menambahkan bahwa fakta dan data menunjukkan pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.

Kondisi seperti itu sangat berbaha-ya. Sebab, akan muncul ketidakpuasan di kalangan pemuda. Ketidakpuasan itu akan menjadi ladang subur untuk radi-kalisme dan ekstremisme yang berujung pada tindak kekerasan. “akhirnya ma-syarakat tidak harmonis. ada kelompok yang menginginkan tumbuhnya ideo-logi yang ada puluhan tahun lalu. ada yang mau mendirikan NII, ada yang mencuci otak anak muda,” katanya.

Sistem yang tidak menopang ke-adilan sosial itu tidak akan bertahan lama. Kemelut di Tunisia, Mesir, dan negara Timur Tengah lainnya, menjadi bukti ketidak adilan ekonomi akan me-nimbulkan guncangan yang luar biasa.

“Sebagai elit dan unsur pimpinan kita harus melakukan reorientasi. Kalau masih meneruskan sistem ekonomi yang keliru itu jangan kaget apabila kelak kita menghadapi ketidakharmonisan, bah-kan kekacauan,” kata Prabowo Subianto meng ingatkan. t budi sucahyo

terbit 16 halaman/edisi 02/tahun i/mei 2011

Page 2: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

karikatur :

Membangun Kembali Indonesia Raya8 Program Aksi Untuk Kemakmuran Rakyat

1. Menjadwalkan kembali pembayaran utang luar negeril Mengalihkan dana pembayaran utang luar negeri

sebagai modal untuk membiayai program pendidikan, kesehatan, pangan dan energi, yang murah serta ramah lingkungan.

2. Menyelamatkan kekayaan negara untuk menghilangkan kemiskinanl Menjadikan BUMN sebagai lokomotif dan ujung

tombak kebangkitan ekonomi.l Menghentikan penjualan aset negara yang strategis

atau yang menguasai hajat hidup orang banyak.l Meninjau kembali semua kontrak pemerintah yang

merugikan kepentingan nasional.l Mewajibkan eksportir nasional yang menikmati

fasilitas kredit dari negara untuk menyimpan dana dari hasil ekspornya di bank dalam negeri.

lMembangun industri pengolahan untuk memperoleh nilai tambah

3. Melaksanakan ekonomi kerakyatanl Mencetak 2 juta Ha lahan baru untuk meningkatkan

produksi beras, jagung, kedelai, tebu yang dapat mempekerjakan 12 juta orang.

lMencetak 4 juta Ha lahan untuk aren (bahan baku bio etanol) yang dapat mempekerjakan 24 juta orang.

l Membangun pabrik pupuk urea dan NPK dengan total kapasitas 4 juta ton.

l Memperbesar permodalan lembaga keuangan mikro untuk menyalurkan kredit bagi rakyat kecil.

Boleh Juga...

Yth: Bapak Pemred Gema Indonesia Raya

Terima kasih Bung Fadli Zon, kami telah menerima kiriman tabloid Gema Indonesia Raya. Boleh juga menyongsong 2014. Selamat dan sukses.

Salam dari kami.JoKo LestaRIPemred Pos Kota

Jempol Buat Gerindra

Meski menuai pro dan kontra pembangunan ge-dung baru Dewan Perwa-kilan Rakyat (DPR) yang menelan anggaran negara sekitar Rp 1,3 triliun terus bergulir. Untuk ruang kantor seorang anggota DPR saja anggarannya mencapai 800 juta per ruangan. Bayangkan berapa biaya yang dibutuh-kan untuk fasilitas ruangan seluruh anggota dewan yang jumlahnya 560 orang. Ge-dung baru itu nantinya se-kelas apartemen mewah ini, apalagi kalau benar, kantor baru DPR itu akan dileng-kapi pula kolam renang, spa, pusat kebugaran dan sarana hiburan lainnya.

Sangat kontradiksi dengan rencana pembangu-nan gedung baru DPR itu, Kementerian Diknas me-laporkan masih ada sekitar 161 ribu bangunan sekolah rusak di seluruh Indonesia yang belum tertangani. Dari jumlah itu, 45% diantaranya rusak berat dengan sudut kemiringan mendekati 90 derajat alias hampir roboh. Kerusakan itu meliputi seluruh jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah umum (SMU). Rinciannya, gedung SD

di daerah yang ditampilkan.Hasby MuHaMMaD

syaMRIsukaraya, Cikarang,

bekasi, Jawa barat Wakil Rakyat Subversif

Maaf, kalau saya katakan wakil rakyat sekarang subver-sif. Secara bahasa, subver-sif berarti menyimpang, menyem pal, dan menyele-weng. Wakil rakyat subversif berarti wakil rakyat bertindak tidak lagi sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Seha-rusnya, wakil rakyat sebagai perpanjangan suara, hasrat, dan keinginan rakyat, tapi kenyataannya malah menjadi perpanjangan tangan, suara, dan hasrat partai.

Bergabungnya enam partai ke dalam koalisi per-manen bernama Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi Partai Pendukung Presiden SBY jelas-jelas tindakan subversif. Seluruh anggo-ta koalisi dipaksa sendiko dhawuh atas seluruh titah dan keinginan presiden yang notabene adalah pucuk kepe-mimpinan tertinggi Partai Demokrat.

Kalau seluruh anggota DPR yang berasal dari Set-gab tidak boleh lagi berbeda pendapat dengan pihak ekse-kutif, lalu apakah lagi pantas disebut wakil rakyat?

Rakyat adalah satu kesatuan, pemerintah adalah lembaga eksekutif yang mendapat mandat dari rakyat, dan untuk mengawa-

l Membangun sarana transportasi massal.l Meningkatkan perdapatan per kapita USD 2.000

menuju USD 4.0004. Delapan program Desa

l Listrik desa.l Bank dan lembaga keuangan desa.l Koperasi desa, lumbung, desa, pasar desa.l air bersih desa.l Klinik desa.l Pendidikan desa.l Infrasruktur pedesaan dan daerah pesisir.l Rumah sehat pedesaan.

5. Memperkuat sektor usaha kecill Prioritas penyaluran kredit perbankan kepada petani,

nelayan dan pedagang kecil.l Melarang penyaluran kredit bank pemerintah untuk

pembangun perumahan dan apartemen mewah, mall, serta proyek-proyek mewah lainnya.

l Melindungi pedagang pasar tradisional dengan melarang pembangunan pasar swalayan berskala besar yang tidak sesuai undang-undang.

l Melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh migran (TKI).

6. Kemandirian energil Membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi

dan air (10.000 MW).l Menyediakan sumber energi dengan mendirikan

kilang-kilang minyak, pabrik bio etanol dan pabrik DMe (pengganti LPG).

l Membuka 2 juta hingga 4 juta Ha hutan aren dengan sistem tanaman tumpang sari untuk produksi bahan bakar etanol, sebagai pengganti BBM impor. Pembukaan lahan ini akan menjadikan Indonesia sebagai pengekspor bahan bakar nabati setelah 7 tahun masa tanam (4 juta Ha hutan aren menghasilkan sekitar 56 juta mt etanol/tahun).

7. Pendidikan dan kesehatanl Mencabut undang-undang bahan hukum pendidikan.

Pencabut pajak buku pelajaran dan menghentikan model penggantian buku pelajaran tiap tahun.

l Membagi sedikitnya 1 juta laptop kepada mahasiswa per tahun.

l Melaksanakan kembali program KB (Keluarga Berencana).

l Meningkatkan peran PKK, Posyandu dan Puskesmas.lMenempatkan sarjana dan dokter baru melalui program

pemerintah terutama di kantong-kantong kemiskinan.l Menggerakkan revolusi putih dengan menyediakan susu

untuk anak-anak miskin.8. Menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup

l Melakukan penghijauan kembali 59 juta Ha hutan yang rusak serta konservasi aneka ragam hayati dan hutan lindung.

l Mengamankan dan merehabilitasi daerah aliran sungai.l Mencegah dan menindak tegas pelaku pencemaran

lingkungan.l Melindungi flora dan fauna sebagai bagian dari aset

bangsa.

yang rusak 139.461 buah, SMP 16.360 buah dan SMU 5.693 buah (baca; Kem-diknas, 2008).

Patut diacungi jempol, penolakan yang telah dila-kukan oleh Fraksi Gerindra. artinya, apa yang dilakukan oleh fraksi ini betul-betul berada pada jalur yang aspi-ratif.

abDuL GaffaRPengamat sosial dan

Politik tinggal di Jogjakarta Syukur Kalau Ada Televisi Gerindra

Terbitnya tabloid Gema Indonesia Raya patut disyukuri, sebab menambah aneka berita yang ada. Selain itu dengan terbitnya tabloid ini, masyarakat jadi tahu ke-giatan apa saja yang dilaku-kan Partai Gerindra. Secara umum penampilan dan isi Tabloid Gema Indonesia Raya bagus.

Soal informasi mengenai kegiatan partai, syukur kalau Gerindra memiliki stasiun televisi tersendiri. Sebab saat ini masih banyak daerah yang belum terjangkau siaran televisi, seperti di daerah La-hat, Sumatera Selatan, atau daerah terpencil lainnya. Kalau pun ada siaran televisi di daerah, paling hanya TVRI.

JanuaR fIRWanPengurus satria DPD

DKI Jakarta dan tenaga ahli anggota DPR fraksi Gerindra

Djamal Mirdal

Berita dari Daerah

Saya senang sekali tabloid Gema Indonesia Raya terbit. Namun saya mengu-sulkan agar di tabloid ini ke-giatan Gerindra di DPD dan DPC diperbanyak, syukur-syukur success story pengurus

si apakah pemerintah benar melaksanakan dan menja-lankan apa yang menjadi amanat rakyat, dibentuklah satu lembaga bernama DPR. Sebagai wakil rakyat, DPR menjalankan fungsi sebagai alat kontrol terhadap pelak-sanaan mandat rakyat oleh pemerintah.

Pasca pembentukan Setgab, seolah-olah rakyat terkotak-kotak. Sebagian, mungkin disebut rakyatnya Setgab dan sebagian lagi rakyat non-Setgab. Yang terjadi kemudian adalah keduanya saling hantam, padahal apa yang menjadi sumber kericuhan sama sekali tidak bermanfaat bagi rakyat. Suara rakyat di DPR selalu terbelah dan semuanya berusaha melindungi apa

yang menjadi kepentingan partai yang dikamuflase sebagai suara rakyat.

aRfanDa sIReGaRPengamat sospol

tinggal di Medan, sumatera utara

Kinerja Anggota DPR Rancu

Sebagai rakyat kecil, saya menganggap kinerja anggota DPR saat ini rancu dan tidak sesuai dengan hasilnya. Hanya cari masalah dan buang masalah. Lebih banyak mementingkan diri sendiri dan golongan. Masing-masing fraksi hanya berlomba untuk menye-lamatkan partainya.

HaRI PuJIHaRtoPanjer, Denpasar, bali

02 : suara rakyatedisi 02/tahun i/mei 2011

ilustrasi susthanto

Page 3: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

Pembina: Prabowo Subianto Pemimpin umum: Hashim Djojohadikusumo Pemimpin redaksi: Fadli Zon Wakil Pemimpin redaksi: M. Asrian Mirza dewan redaksi: Suhardi, Halida Hatta, Widjono Hardjanto, Ahmad Muzani, Martin Hutabarat, Amran Nasution, Kobalen, redaktur Pelaksana: Syahril Chilli redaktur: Budi Sucahyo, Helvi Moraza, Subuh Prabowo, Mustafa Kemal (Foto), Yong W Pati (Artistik) staf redaksi: Ardi Winangun, M. Budiono, Wahyu Mahardhika, Leli Achlina sekretaris redaksi: Wendra Wizar sirkulasi dan distribusi: Juanda Nurhakim Penerbit: Badan Komunikasi Partai Gerindra alamat redaksi dan usaha: Jl. Danau Jempang B II No 13, Bendungan Hilir, Jakarta 10210 Telp. : 62-21 5785 3480 Fax. : 62-21 5785 2552 Email: [email protected] atau [email protected]

Warisan Budaya dan Jati Diri Bangsaoleh hashiM djojohadiKusuMo(Ketua Badan Seleksi Organisasi Partai Gerindra dan Wakil Ketua Badan Komunikasi Partai Gerindra)

WaKTU saya berkunjung ke Uni Soviet pada tahun 1988, negara itu masih utuh. Sekarang Negara Beruang Merah itu ter pecah men-jadi 15 negara. Dulu, penduduk Uni Soviet berjumlah 300 juta jiwa, sebanyak 50 juta jiwa diantaranya adalah penduduk asia Ten-gah yang mayoritas keturunan Turki beraga-ma Islam.

Itu artinya ada 250 juta jiwa penduduk Uni Soviet tidak beragama, karena memang agama dilarang oleh komunis. Tapi, sebenar-nya, menurut asal usulnya, Uni Soviet adalah penganut Kristen ortodoks. Mereka ini me-rupakan ras kulit putih dengan budaya Slavia, meliputi: Rusia, Ukraina, Belarusia, dan mi-noritas Georgia, azerbaijan, estonia, Lithua-nia, dan Latvia.

Secara logika, seharusnya Uni Soviet itu tetap utuh. atau berdasarkan ras, tidak ter-pecah menjadi 15 negara. Paling sedikit ada tiga atau empat negara, seperti Rusia, Ukrai-na, Belarusia, dan satu negara lainnya tetap bersatu dalam satu negara, Uni Soviet. Bila negara-negara ini tetap bersatu, Uni Soviet tetap menjadi negara besar dengan penduduk 250 juta jiwa. Jadi, negara ini terpisah den-gan negara pecahan Uni Soviet berpenduduk muslim.

Pecahnya Uni Soviet menjadi 15 negara ini merupakan salah satu bukti, kalau wari-san budaya tidak ditangani dengan baik bisa menjadi sumber malapetaka, mengundang bencana politik, memicu perselisihan, dan menyebabkan perang. Tapi, sebaliknya, ka-lau warisan budaya dikelola secara baik bisa menjadi sumber inspirasi dan kekuatan suatu peradaban.

Warisan budaya dapat didefinisi dengan jelas, terbagi dalam dua kategori, yakni: tan-gible dan intangible. tangible adalah warisan-warisan bangunan kuno, seperti candi, mesjid, gereja, pura, kota Trowulan, dan sebagainya. Sedangkan yang intangible adalah bahasa, seni budaya, termasuk tari-tarian, wayang atau pe-wayangan, dan sebagainya.

Warisan budaya itu bisa berdampak po-sitif untuk suatu bangsa, apalagi bangsa ber-kembang seperti Indonesia. Tapi, kalau tidak hati-hati, warisan budaya juga bisa berdam-pak buruk seperti yang dialami oleh Uni So-viet, dan juga yang terjadi di Yugoslavia, Su-dan, Kanada, dan Belgia. Dan masih banyak contoh lainnya, seperti Srilanka, Tajikistan, dan sebagainya.

Pada tahun 1991, saya untuk pertama kali mengunjungi Yugoslavia. Waktu itu, di sana belum terjadi perang saudara. Yugoslavia ma-sih utuh. Sekarang negara itu menjadi enam negara berdaulat. Perang saudara di Yugosla-

via dimulai dengan adanya perselisihan an-tara dua suku, yaitu: suku Kroasia dan suku Bosnia. Sebagai orang yang hampir 10 tahun memiliki dua pabrik di Kroasia dan Bosnia, saya tahu persis secara ras mereka itu sama, baik muslim maupun bukan muslim. Mereka muslim eropa, bukan muslim arab atau Tur-ki. Mereka berambut pirang, kulit putih, dan eropa. Tapi mereka pindah agama waktu ke-rajaan ottoman datang. Sebelumnya mereka beragama Kristen.

Contoh lainnya, puluhan ribu orang Ser-bia dibunuh oleh Kroasia karena masalah bahasa. Yang satu huruf latin, dan satu huruf Sirilik Rusia. Perseteruan itu bukan masalah ideologi, karena dua-duanya bukan komu-nis. Bukan pula masalah agama, karena yang satu Kristen ortodoks, yang satu lagi Katolik. Tapi, lebih banyak disebabkan oleh masalah suku, adat, dan budaya.

Waktu ke Khartoum, Sudan, pada tahun 1991, saya bertemu Jenderal omar al-Bashir. Beliau masih berseragam loreng. Kantornya masih di markas angkatan Darat. Saat itu Sudan masih utuh. Sejak dua bulan lalu, Sudan sudah pecah menjadi dua: Sudan dan Sudan Sela-tan. Dan, ada kemungkin-an juga bagian Darfur atau Provinsi Dar-fur akan memisah-kan diri. Berarti saat ini Sudan menjadi dua negara, di masa datang bisa menjadi tiga negara.

Sudan pecah lebih banyak disebabkan faktor agama. Waktu itu, tahun 1992, hukum Islam dinyatakan sebagai agama resmi Sudan. Kaum minoritas yang jumlahnya kurang lebih 10 juta orang yang mayoritas Kristen di Sudan Selatan, tidak berkenan. Maka, terjadilah pe-rang saudara yang berlangsung selama 20 ta-hun, dan kaum minoritas di Selatan menang. Mereka kemudian referendum. Dan, sekarang Sudan Selatan adalah negara merdeka.

Tapi, keinginan Provinsi Darfur untuk memisahkan diri dari Sudan bukan faktor agama. Karena, mereka sama-sama berasal dari budaya arab, Islam, tapi berbeda suku. Jadi, karena faktor adat dan budaya, suku Darfur dan suku dari Sudan, saling bunuh. ada ethnic cleansing.

Melapetaka seperti ini juga terjadi di nega-ra-negara maju. Di Kanada pada tahun 1971 hampir pecah perang saudara, karena faktor budaya dan bahasa. Perdana Menteri Kanada yang waktu itu Pierre Trudeau mendapat aksi teror dari kelompok separatis QLF (The Que-bec Liberation Front). Padahal mereka sama-

sama kulit putih dan beragama Kristen. aksi itu terjadi, karena orang Quebec

yang jumlahnya 5 juta jiwa adalah keturun-an Perancis, dari dulu merasa terinjak oleh penguasa di sana yang 80% adalah keturunan Inggris. Quebec menuntut memisahkan diri dari Kanada. Meski rasnya sama kulit putih dan agamanya sama Kristen, tapi karena me-reka sangat fanatik dengan budaya dan ba-hasa, mereka saling bunuh.

Permusuhan itu berakhir setelah bangsa Kanada yang mayoritas berbahasa Inggris itu berjiwa besar, mengambil sikap mengalah.

adat, budaya, dan bahasa. Yang satu bahasa Perancis, dan satu lagi bahasa Belanda. Besar kemungkinan Belgia akan pecah menjadi dua negara baru: Flanders berbahasa Belanda, dan negara Wallonia berbahasa Perancis. Mungkin Flanders akan bergabung dengan Belanda, se-dangkan Wallonia bergabung ke Perancis.

Contoh-contoh itu menunjukkan bahwa budaya, apakah itu bahasa, seni, agama, dan lainnya bisa menyebabkan perang. Bisa diba-yangkan orang rela membunuh untuk kejaya-an bahasanya. Di Indonesia ada sekitar 300 sampai 700 bahasa. Di Papua saja ada sekitar 300 bahasa. Indonesia rawan akan masalah disintegrasi bangsa. Bukan karena agama dan ras, tapi disebabkan adat, budaya, dan bahasa. Kita harus hati-hati betul. Kita harus menjaga jangan sampai ada perselisihan hanya gara-gara bahasa.

Ini menunjukkan bagaimana pekanya masalah budaya. Budaya memang bisa men-jadi sumber inspirasi dan sumber kekuatan suatu bangsa. Kita sangat kaya dengan buda-ya. Itu bisa menjadi kekuatan suatu bangsa. Ini memperkuat jati diri Indonesia. Jati diri bangsa.

Indonesia adalah negara mukjizat. Indo-nesia terdiri dari ratusan suku, bahasa, adat, dan aliran agama. Tapi, karena para pemim-pin dan pendiri bangsa kita, Bung Karno, Bung Hatta, KH. ahmad Dahlan, KH. Ha-syim asyari, dan lainnya memiliki konsensus bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa Pan-casila. Bangsa yang berdasarkan Pancasila. Semua suku, agama, adat, budaya, itu sama. Kita mendapat barokah.

Di situ, untuk sementara waktu, kita bisa menghindari masalah seperti terjadi di Uni Soviet, Yugoslavia, Sudan, Kanada, dan Bel-gia. Tapi ada tanda-tanda, ekstremis ingin memanfaatkan situasi untuk menghancurkan kerukunan bangsa Indonesia. Ini mempriha-tinkan. Seolah-olah bangsa Indonesia tidak terlalu peka dan tidak belajar dari sejarah bangsa Indonesia sendiri.

Inilah masalah yang harus kita hadapi. Bangsa Indonesia harus waspada. Warisan bu-daya bisa menjadi satu kekuatan tapi bisa juga menjadi satu kelemahan. Warisan budaya bisa menjadi bumerang kalau tidak ditangani den-gan baik, bijak, arif, dan hati-hati. Kita bisa menjadi sasaran dari gerakan-gerakan yang ingin mengacaukan Indonesia. Kita harus hati-hati. t

(Ceramah Hashim Djojohadikusumo di hadapan civitas akademika fakultas Ilmu Pengetahuan budaya, universitas Indonesia, 8 april 2011)

kolom : 03edisi 02/tahun i/mei 2011

ALAMAT BArudeWan PiMPinan Pusat Partai Gerindra

Jl. Harsono rM No.54 ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12160Telp: 62-21-789 2377, 780 1396 Fax : 62-21-781 9712 Email: [email protected]

Demi keutuhan Kanada, DPR Kanada pun menyelenggarakan referendum. Dan, bangsa Kanada akhirnya memilih dan memutuskan bahwa adat, budaya, dan bahasa Perancis se-tara dengan adat, budaya, dan bahasa Inggris.

Begitu pula Belgia. Negara kecil yang be-rada di antara Perancis dan Belanda saat ini diambang disintegrasi. Suku Belanda ribut dengan suku Perancis. Penyebabnya, masalah

Budaya bisa menjadi sumber inspirasi dan sumber kekuatan suatu bangsa. Kita sangat kaya dengan budaya. Itu bisa menjadi kekuatan. Ini memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

Redaksi menerima artikel, berupa berita ataupun kolom serta foto dari anggota, pengurus pusat dan daerah serta simpatisan Partai Gerindra. Khusus untuk kalangan simpatisan diharap menyertakan identitas diri. Tulisan bisa dikirim via email ataupun pos.

Redaksi

Page 4: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

04 : Gema utamaedisi 02/tahun i/mei 2011

Partai Gerindra membentuk satuan

verifikasi internal guna menyeleksi

berbagai dokumen dan melengkapi berbagai persyaratan verifikasi partai politik. Satuan verifikasi inilah yang melakukan verifikasi

internal sebelum diverifikasi oleh

Kemenkum HaM.

oleh budi sucahyo

Meskipun Persyaratan Pemilu 2014 Lebih Berat, Partai Gerindra Siap

DeWaN Perwakilan Rakyat (DPR) pada 16 Desember 2010 mengesah-kan Undang-Undang (UU) tentang Partai Politik, yaitu UU No. 2 Ta-hun 2011 sebagai revisi dari UU No. 2 Tahun 2008. UU ini menga-tur tentang keberadaan partai poli-tik di Indonesia. Salah satu amanat UU itu adalah mewajibkan seluruh partai politik mengikuti verifikasi yang dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HaM (Kemenkum HaM). Verifikasi partai politik me-rupakan syarat untuk menjadi pe-serta pada Pemilihan Umum tahun 2014.

Verifikasi partai politik diiku-ti semua partai politik, baik partai besar maupun kecil, partai politik baru ataupun lama, partai politik yang lolos parliamentary threshold (PT) atau yang gagal lolos. Semua wajib melewati tahap verifikasi sebe-lum menjadi peserta Pemilu 2014. Verifikasi mengacu pada persyara-tan partai politik seperti tercantum dalam UU, mulai dari persyaratan pembentukan partai politik, ke-pengurusan, perubahan aD/RT, re krutmen, pendidikan politik, pengelolaan keuangan, dan keman-dirian partai politik (lihat boks).

Kemenkum dan HaM juga sudah membuka pendaftaran bagi partai-partai politik yang mengi-kuti verifikasi pada Senin, 17 Janu-ari 2011, di Kementerian Hukum dan HaM. Pendaftaran verifikasi itu akan dibuka hingga batas akhir pada 22 agustus 2011. Pelaksanaan tersebut sesuai dengan Pasal 51 ayat (1) UU Partai Politik yang menye-butkan proses verifikasi dilakukan 2,5 tahun sebelum penyelenggaraan Pemilu.

Setelah pendaftaran verifikasi ditutup, Kemenkum HaM akan

melakukan verifikasi terhadap par-tai politik yang sudah mendaftar. Kemenkum HaM memiliki waktu selama 45 hari kerja untuk melaku-kan verifikasi tersebut. Pengujian di lapangan nanti akan dilaksanakan di Kantor Kesbangpol di provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan. Pada 7 oktober 2011 Kemenkum dan HaM akan mengumumkan hasil verifikasi partai politik.

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) merupakan satu dari sembilan parpol yang lolos par-liamentary threshold Pemilu 2009 juga mempersiapkan diri menjala-ni proses verifikasi. Secara umum, meskipun Pemilu 2014 masih lama, Partai Gerindra sudah melakukan persiapan di tingkat DPP (Dewan Pimpinan Pusat) hingga DPC (De-wan Pimpinan Cabang).

Menurut Ketua Umum Partai Gerindra, Prof. Dr. Suhardi, ter-kait kesiapan menghadapi verifi-kasi, Gerindra sedang melakukan verifikasi internal. “Saat ini kami sedang melakukan verifikasi paling

awal yaitu verifikasi internal,” kata Suhardi kepada Gema Indonesia Raya. Dengan verifikasi internal itu, seluruh pengurus di daerah lebih bersiap-siap sebelum dilakukan ve-rifikasi oleh Kemenkum HaM.

Dalam verifikasi internal itu, kata Suhardi, DPD-DPD harus me-lakukan roadshow untuk mengecek DPC-DPC. Ini terkait dengan sa-lah satu persyaratan verifikasi partai politik, yaitu kepengurusan paling sedikit 75% dari jumlah kabupaten/kota dan paling sedikit 50% dari jumlah kecamatan pada kabupaten/kota. Selain itu, partai politik harus memiliki kantor tetap di tingkat pu-sat, provinsi, dan kabupaten sampai akhir 2014.

Dibanding pemilu sebelumnya, persyaratan untuk verifikasi partai politik menghadapi Pemilu 2014 memang relatif lebih berat. Meski demikian, Suhardi optimistis bisa memenuhi persyaratan tersebut. Bahkan, Gerindra menargetkan di atas persyaratan. apabila per sya-ratan kepengurusan paling sedi-

kit 75% dari jumlah kabupaten/kota, Gerindra malah menargetkan 100%. Begitu pula, persyaratan 50% dari jumlah kecamatan pada kabupaten, Gerindra juga menetap-kan 100%.

“Kita rumusnya harus 100%. Dan yang kita verifikasi secara in-tern itu juga 100%,” ujar Suhardi. artinya, kepengurusan 100% di tingkat provinsi, 100% kabupaten/kota, dan 100% di kecamatan.

apakah target itu bisa tercapai? Ketua DPD Partai Gerindra Suma-tera Selatan, Nuriswanto, memasti-kan bahwa DPD Sumsel siap meng-hadapi verifikasi parpol. “Di Sumsel sudah siap. Kita sudah siap 100%. Kepengurusan DPC 100%, PaC juga 100%, dan ranting 75%,” ujar-nya kepada Gema Indonesia Raya.

Menurut Nuriswanto, persya-ratan untuk verifikasi partai politik itu sudah terpenuhi. Kepengurusan juga sudah mendapatkan surat ke-putusan (SK). Hanya sedikit terken-dala dalam hal menunggu keluarnya surat keputusan. “Bila syarat-syarat sudah lengkap, SK biasanya cepat keluar,” katanya.

Sedangkan mengenai kantor, Nuriswanto menjelaskan bahwa DPC-DPC sudah menempati kan-tor yang permanen. Jika masih ada yang habis masa kontrak, maka akan

dicari kantor yang akan ditempati selama empat tahun ke depan.

Saat ini, DPD Sumsel juga se-dang menjalankan verifikasi awal dengan membentuk tim internal untuk melakukan verifikasi awal. DPD Sumsel memang menargetkan agar bisa lolos dalam verifikasi itu. “Saya juga minta teman-teman DPD-DPD lain untuk menargetkan hal yang sama, bisa lolos verifikasi,” katanya.

Tak hanya tingkat provinsi, DPC Partai Gerindra juga siap un-tuk menghadapi verifikasi partai po-litik, seperti kesiapan DPC Melawi, Kalimantan Barat. “Saat ini sudah mencapai target 90%,” kata Iif Us-fayadi, Ketua DPC Melawi kepada Gema Indonesia Raya.

Iif menjelaskan, tak ada masalah dengan kepengurusan dan kantor. “Pengurus sudah mendapat surat keputusan terbaru, dan kantor pun kita permanen (ruko),” jelasnya.

Terkait kepengurusan dan kan-tor, mulai dari tingkat provinsi, ka-bu paten/kota dan kecamatan, Par-tai Gerindra optimistis bisa selesai. “Insya allah. apalagi kita sudah memiliki pengalaman pada Pemilu 2009. Kita bisa menjalankan semua itu walaupun waktunya sangat sem-pit. Sekarang kita lebih punya ba-nyak waktu,” ucap Suhardi. t

VeriFikasi partai politik

foto Mustafa KeMal

Saat ini kami sedang melakukan verifikasi paling awal yaitu verifikasi internal...

–proF. dr. suhardi–

Verifikasi Partai Gerindra di kPU untuk pemilu 2009.

Page 5: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

: 05edisi 02/tahun i/mei 2011

UNDaNG-UNDaNG Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik yang disahkan DPR pada 16 Desember 2010 mewajibkan seluruh par-pol yang ingin menjadi peserta Pemilu 2014 mengikuti verifikasi yang dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HaM. Verifikasi mengacu pada persyaratan seperti tertuang dalam UU, mulai dari persyaratan pembentuk partai politik, kepengurusan, perubahan aD/aRT, rekrut-men dan pendidikan politik, pengelolaan keuangan, kemandirian par-pol. Berikut Pasal 2 dan Pasal 3 UU tentang Partai Politik itu.

Pasal 2

(1) Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 (tiga puluh) Warga Negara Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah dari setiap provinsi.

(1a) Partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftarkan oleh paling sedikit 50 (lima puluh) orang pendiri yang mewakili seluruh pendiri partai politik dengan akta notaris.

(1b) Pendiri dan pengurus partai politik dilarang merangkap sebagai anggota partai politik lain.

(2) Pendirian dan pembentukan partai politik sebagaimana di-maksud pada ayat (1) menyertakan 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan.

(3) akta notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat aD dan aRT serta kepengurusan partai politik tingkat pusat.

(4) aD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat paling sedi-kit:a. asas dan ciri partai politik;b. visi dan misi partai politik;c. nama, lambang, dan tanda gambar partai politik;d. tujuan dan fungsi partai politik;e. organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan keputusan;f. kepengurusan partai politik;g. mekanisme rekrutmen keanggotaan partai politik dan jaba-

tan politik;h. sistem kaderisasi;i. mekanisme pemberhentian anggota partai politik;j. peraturan dan keputusan Partai Politik;k. pendidikan politik;l. keuangan partai politik; danm. mekanisme penyelesaian perselisihan internal partai politik.

DaLaM Pemilu 2009 Partai Ge-rakan Indonesia Raya (Gerindra) sudah memperlihatkan kinerjanya. Partai yang kala itu belum genap dua tahun sudah menempatkan 26 wakilnya di Senayan. Menghadapi Pemilu 2014 mendatang, partai ber-lambang kepala burung Garuda ini diprediksi akan menjadi salah satu partai besar dan bisa mendongkrak jumlah suara dukungan. Bagaimana persiapan Partai Gerindra mengha-dapi verifikasi partai politik sebagai tahap awal mengikuti Pemilu 2014? Berikut wawancara M. Budiono dari Gema Indonesia Raya dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prof. Dr. Suhardi. Petikan-nya:

Bagaimana per-siapan Partai Gerin-dra menghadapi veri-fikasi partai politik?

Saat ini kami sedang melakukan verifikasi yang paling awal, yaitu verifika-si internal partai. Pertama, DPD itu harus 100%. Kedua, mereka (DPD) harus melaku-kan roadshow untuk mengecek seluruh DPC. Memang masih ada sedikit masalah. Sebab, SK harus diperbarui setelah 19 Januari. Ini masih menjadi pekerjaan kita.

Sedikit masalah lain adalah Gerindra memiliki empat kantor. ada kantor DPP. Lalu kalau minta tanda tangan Sekjen ada di DPR. apalabila rapat BSo (Badan Seleksi organisasi) ada Mid Plaza. Kemu-dian, memohon tandatangan Ketua Dewan Pembina ada di Bidakara. Ini memang sedikit kendala, tapi juga pekerjaan menjadi lebih cer-mat.

Bagaimana kalau dibandingkan pada awal-awal partai ini berdi-ri?

Pada waktu awal partai, saya dan Sekretaris Jenderal, dan oKK

berada dalam satu atap di ruang DPP Jalan Brawijaya. Saat itu kita harus membuat SK untuk DPP, DPD, dan DPC. Untuk DPD kita punya waktu 22 hari, DPD selama dua minggu, sedangkan DPC satu minggu, serta PaC paling dua sam-pai tiga hari.

Saat ini situasinya sangat lain. Banyak DPD yang sudah siap, bah-kan sampai ranting pun kita sudah siap. apalagi sebenarnya untuk per-syaratan verifikasi parpol kita hanya diminta untuk DPD dan DPC saja. Tapi itu tidak mengurangi kewaspa-daan. Dulu itu (2009) persyaratan verifikasi harus ada DPD 30%, se-karang (untuk Pemilu 2014) per-syaratan 75%. Tapi Gerindra tidak ada istilah 75%. Kita rumusnya ha-rus 100%. Dan yang kita verifikasi secara intern itu juga 100%.

Apakah sampai batas waktu nan-ti semua sudah beres?

Insya allah. apalagi kita su-dah memiliki pengalaman pada

waktu Pemilu 2009. Kita bisa menjalankan semua

itu walaupun waktunya sangat sempit. Se-

karang kita le-bih banyak

punya wak-tu. Persoalan-nya, sekarang ini Gerindra kesu-

Sampai Ranting pun Kita Sudah Siap

litan memilih orang karena begitu banyak simpatisan yang bergabung, baik kader Partai Gerindra maupun kader partai lain, yang ingin ber-gabung. Secara resmi sudah delapan partai yang bergabung. Belum lagi mereka dari partai-partai lain yang berminat bergabung dengan Partai Gerindra secara individual.

Ini yang membuat kita harus berbenah, merekrut kader-kader ter baik tanpa mengganggu kon-sentrasi kita yang sudah solid ini. Ini bukan pekerjaan mudah karena mendapat darah baru tanpa harus mengganggu apa yang sudah ada. Kita mesti menggabungkan dua ke-kuatan, ya itu kekuatan lama yang sudah eksis berjuang lebih dari tiga tahun dan kekuatan darah baru yang segar untuk membuat gerakan kita berputar lebih cepat. Ja ngan sampai darah baru dan lama ini malah tabrakan. Ini pekerjaan yang dulu tidak pernah ada, bahkan tidak pernah terpikirkan, yaitu membuat keseimbangan dan membuat partai ini bergerak lebih cepat lagi. t

persyaratan VeriFikasi partai politik

Pasal 3

(1) Partai politik harus didaftarkan ke Kementerian untuk menjadi badan hukum.

(2) Untuk menjadi badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), partai politik harus mempunyai:a. akta notaris pendirian partai politik;b. nama, lambang, atau tanda gambar yang tidak mempunyai

persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, atau tanda gambar yang telah dipakai se-cara sah oleh partai politik lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

c. kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah kecamatan pada kabu-paten/kota yang bersangkutan;

d. kantor tetap pada tingkatan pusat, provinsi dan kabupaten/kota sampai tahapan terakhir pemilihan umum; dan

e. rekening atas nama partai politik.

proF. dr. suhardi ketua umum partai Gerindra

foto Mustafa KeMal

foto Mustafa KeMal

Page 6: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

06 : indonesia

Partai Gerindra Lakukan Moratorium Studi Banding ke Luar Negeri

PRIa bertubuh agak tambun ini telah menyiapkan segala sesuatunya untuk berangkat studi banding ke dua negara di eropa: Jerman dan Inggris. Beberapa dokumen beserta beberapa stel pakaian dan perleng-kapan lainnya sudah dimasukkan ke koper. Tinggal berangkat. Namun, tiba-tiba ada perintah dari partai-nya, Partai Gerindra, agar memba-talkan ikut studi banding tersebut.

Sadar Subagyo, anggota DPR RI yang dimaksud, lebih memilih tunduk pada kebijakan partai da-ripada memaksa ikut studi banding yang dinilai oleh banyak pihak ti-dak efektif dan sekedar jalan-jalan. “Mendapat perintah larangan be-rangkat tentu saja saya kaget, kare-na saya sudah berkemas. Tapi, saya sangat setuju dengan aturan itu,” ujar Sadar Subagyo dengan sadar.

Hari itu, awal april 2011, ang-gota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Gerinda ini bersama rekan-rekan anggota Komisi XI lainnya akan berangkat untuk kegiatan stu-di banding di Jerman dan Inggris. Di kedua negara di benua eropa itu, mereka akan mempelajari ataupun mengumpulkan bahan berkenaan dengan pembahasan RUU otoritas Jasa Keuangan (oJK).

Mereka yang terkena larangan studi banding itu bukan hanya Sa-

berikutnya tidak diperbolehkan. atau, seperti yang tertuang dalam surat fraksi yang dikirim ke pimpi-nan DPR RI, dalam hal Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB), Badan Kerja Sama Bilateral (BKSB) dan kunjun-gan muhibah (atas undangan negara sahabat) masih diperbolehkan.

Jika ada yang membangkang, partai akan memberikan sanksi se-suai dengan aD/aRT Partai Ge-rindra. Yakni, sanksi yang paling ringan adalah teguran tertulis, dan yang paling berat dipecat dan seka-ligus di-recall dari keanggotaannya di DPR. oleh karena itu, Prabowo menyerukan kepada seluruh kader Gerindra di DPR patuh terhadap aturan partai tersebut.

Jadi, menurut Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Fadli Zon, aturan larangan studi banding ke luar ne-geri ini bukan sekedar wacana atau untuk pencitraan, namun ini sudah merupakan keputusan Rapimnas Partai Gerindra. Karena itu, F a d li Zon berharap, semua anggota fraksi Gerindra di DPR harus bisa mene-rima keputusan Rapimnas ini. “Jika ada yang melanggar sanksi tegas menanti, paling berat sanksinya Penggantian antar Waktu (PaW),” ujar Fadli Zon.

Dengan ada larangan ini bukan

dar Subagyo. Sumaryati arjoso yang satu komisi dan satu fraksi dengan Sadar Subagyo juga harus mengu-rungkan niatnya berangkat studi banding ke Jerman dan Inggris. Be-gitu pula ahmad Muzani, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra, juga harus membatalkan keikutsertaannya studi banding ke negeri “Kincir angin” Belanda.

Sebagai kader partai, Sadar Subag yo menegaskan, akan patuh pada aturan partai ataupun frak-si. Walaupun sebagai akibat dari pembatalan itu, ia harus mengem-balikan biaya perjalanan itu sebesar US$ 2400. Dan, Partai Gerindra sengaja mengeluarkan aturan yang tegas berlaku untuk semua anggota fraksinya di DPR, terutama terkait kebijakan DPR yang tidak pro rak-yat.

DPR memang tak jarang me-ngeluarkan kebijakan yang men-gumbar kemewahan dan pemboro-san anggaran. Bukan hanya kegiatan rekreasi yang berkedok studi ban-ding, DPR dengan mengabaikan aspirasi rakyat tetap ngotot untuk terus “menghamburkan” uang rak-yat guna membiayai pembangunan

Hotel Red Top Pecenongan, Jakarta, akhir oktober 2010. Saat Rakernas itu berlangsung di berbagai tempat di Indonesia memang sedang terja-di banyak bencana alam yang tentu membutuhkan banyak biaya untuk penanganan dan pemulihannya.

Tapi, menurut mantan Pang-

gedung baru DPR yang nilainya di luar kewajaran. Untuk hal-hal se-perti ini, partai berlambang kepala burung garuda dengan tegas meno-laknya.

Sikap tegas Gerindra yang melarang anggotanya melakukan kunjungan kerja ataupun studi ban-

edisi 02/tahun i/mei 2011

Gerindra melarang anggota di DPR RI

melakukan studi banding ke luar negeri. “anggaran

studi banding itu lebih baik digunakan untuk

mencetak ribuan hektar sawah agar rakyat bisa hidup sejahtera,” kata

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo

Subianto.

oleh ardi WinanGun

foto

Mu

sta

fa K

eM

al

foto

istiM

eW

a

kUnjUnGan anGGota dPr ri ke stadion santiago Bernabeu, markas klub elite spanyol, real Madrid, tanpa anggota dPr dari fraksi Gerindra.

ding ke luar negeri itu bukan hanya lisan. Fraksi Gerindra, pada 21 Ma-ret 2011, telah melayangkan surat kepada pimpinan DPR berisi laran-gan itu disertai beberapa alasan. an-tara lain, kondisi ekonomi Indonesia sekarang masih belum begitu baik; kegiatan studi banding bisa dilaku-kan dengan cara mengundang para ahli yang diperlukan; dan kunjun-gan kerja atau studi banding ke luar negeri merupakan pemborosan.

Jadi, “Studi banding ke luar negeri kontraproduktif di tengah bangsa yang sedang berduka,” ujar Ketua Dewan Pembina Partai Ge-rindra, Prabowo Subianto, dalam pengarahan di depan peserta Ra-pimnas II DPP Partai Gerindra di

kostrad itu, larangan bepergian untuk anggota DPR dari Fraksi Ge-rindra berlaku sampai batas waktu yang tak ditentukan atau sampai kondisi bangsa membaik. “Dana atau anggaran studi banding itu lebih baik digunakan untuk mence-tak ribuan hektar sawah agar rakyat bisa hidup sejahtera,” kata putra begawan ekonomi Soemitro Djojo-hadikusumo ini.

Namun memberi toleransi ke-pada anggota legislatif dari Partai Gerindra yang telah terlanjur be-rangkat sebelum larangan dibuat. Juga kelonggaran diberikan kepada legislator Gerindra pada tahun per-tama di DPR dan belum pernah ke luar negeri, namun untuk tahun

berarti Gerindra anti studi banding. Studi banding sangat perlu, karena banyak hal yang bisa diserap dari kegiatan itu. Namun, studi banding yang dilakukan DPR selama ini banyak yang meragukan efektifitas-nya. Kegiatan itu dilakukan sebe-lum draf sebuah RUU (Rancangan Undang Undang) disusun. “Mosok studi banding dilakukan ketika pembahasan RUU sudah final. Itu namanya wisata studi,” ujarnya Sa-dar Subagyo.

Ya, seperti studi banding un-tuk RUU oJK dilakukan pada saat RUU itu sudah final dan tinggal menunggu pengesahan menjadi un-dang-undang. apa lagi kalau bukan pelesiran namanya. t

foto

is

tiM

eW

a

deMonstrasi oleh aliansi rakyat tolak studi Banding dPr ri ke Luar negeri di Bandara soekarno Hatta.

PraBowo sUBianto: seluruh anggota dPr Gerindra dilarang ikut studi banding.

Page 7: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

: 07edisi 02/tahun i/mei 2011

badan komunikasi partai Gerindra

Untuk Indonesia RayaBadan Komunikasi Partai Gerindra merupakan perpanjangan tangan DPP Partai Gerindra dalam mengelola dan menebar setiap isu politik yang berkembang. Lembaga ini juga concern terhadap persoalan bangsa dan kesejahteraan rakyat.

oleh M. budiono

PeMILIHaN umum tahun 2014 relatif masih cukup lama. ada waktu sekitar tiga tahun sebelum hajatan demokrasi lima tahunan itu digelar. anggota dewan hasil pemilu 2009 juga belum sepenuhnya puas me-rasakan empuknya kursi legislatif. Malah, proses bagi-bagi kue kemen-angan oleh partai koalisi pemen-ang pemilu 2009 pun tak kunjung rampung. Gontok-gontokan, saling ancam dan serang diantara mereka belum juga berhenti. Namun Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sudah bersiap diri menggalang ke-kuatan, termasuk menghadapi pesta lima tahunan tersebut.

Salah satu bukti keseriusan Par-tai Gerindra menghadapi Pemilu 2004 itu dengan dibentuknya Ba-dan Komunikasi Partai Gerindra. Badan independen partai berlam-bang kepala burung Garuda ini beralamat di Jl. Danau Jempang No. 13 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Bangunan dua lantai yang dipakai sebagai kantor sekretariat Badan Komunikasi Partai Gerindra ini akan menjadi dapur bagi DPP Gerindra dalam merencanakan dan mengolah isu seputar dunia politik Indonesia. Termasuk mensikapi ke-bijakan pemerintah yang acap kali

tidak berpihak kepada masyarakat.Badan Komunikasi Partai Gerin-

dra berdiri sejak 23 Desember 2010 yang ditandai dengan terbitnya SK DPP Gerindra No 12-0323/Kpts/DPP-GeRINDRa/2010. Dalam surat keputusan tersebut, DPP Ge-rindra mengamanatkan pengelolaan badan ini kepada Fadli Zon, SS, M.Sc., sebagai ketua didampingi Hashim Djojohadikusumo sebagai wakil ketua, dan Drs. M. asrian Mirza selaku sekretaris. Sementara nama-nama seperti amran Nasu-tion, Ida Sudoyo, a.S. Kobalen, Irawan Rono dipuro, Helmi adam, Syukrianto Yulia, M. Fin, Ir. Nuroji, ardi Sutedja, Wendra, Resiya Syafri, Nirmala hingga Subuh Prabowo menempati posisi sebagai anggota.

Pendirian Badan Komunikasi Partai Gerindra ini, seperti dijelas-kan Fadli Zon, karena DPP Partai Gerindra melihat persoalan komu-nikasi merupakan masalah yang sangat penting. Badan komunikasi ini menjadi cermin kesiapan dan profesionalisme partai dalam me-retas visi dan misinya. Jadi, badan ini bukan untuk kepentingan pe-menangan pemilu 2014 semata. Dan, bukan pula hanya terbatas untuk memperjuangkan kepenti-

ngan Partai Gerindra, namun sikap dan pandangan partai terhadap per-soalan bangsa turut menjadi beban dan tanggung jawab badan komu-nikasi ini.

Sejumlah tugas diemban badan ini, antara lain menjadi juru bicara partai; mempublikasikan visi, misi, dan program kerja; serta kegiat-an dan kebijakan partai Gerindra melalui media komunikasi. Selain itu, menjalin komunikasi baik ke dalam maupun ke luar; menjalin kerjasama dengan berbagai media,

termasuk menjadi public relation partai dan membangun networking.

Sebagai juru bicara Gerindra, kata Fadli, Badan Komunikasi ini harus sanggup bekerja 24 jam. Dan, berada di garis paling depan untuk menyampaikan gagasan dan tangga-pan partai terhadap isu-isu teranyar, baik yang langsung berkaitan de-ngan Gerindra maupun persoalan-persoalan kebangsaan.

“Kita juga punya pengalaman pahit selama pemilu 2009 lalu, saat beberapa materi kampanye kita

Sebanyak sembilan orang pelukis melakukan aksi protes lewat kanvas. Temanya, Gedung DPR WC Umum, yang menggambarkan kejorokan di halaman rumah rakyat itu.

oleh ardi WinanGun

iklan. Hingga pada saatnya, tidak timbul masalah yang berbuntut ke-rugian bagi partai.

Dalam menjalankan tugasnya, Badan Komunikasi Partai Gerindra melakukan koordinasi dengan Ke-tua Bidang Humas dan Media Mas-sa DPP Gerindra. Bahkan, turut menjabarkan dan mendukung kerja bidang ini. Seperti melaksanakan press conference, media visit hingga media gathering. Juga menerbitkan tabloid bulanan Gema Indonesia Raya, yang edisi pertamanya terbit pada april 2011.

“Terbitnya tabloid Gema Indo-nesia Raya mengandung maksud menjadikan media ini sebagai sara-na komunikasi intern partai. Fungs-inya agar komunikasi antara DPP dengan para kader dan simpatisan berjalan dengan baik. Sekaligus sebagai penyebar visi, misi, dan program kerja partai,” kata Fadli menambahkan. Sementara pertang-gungjawaban hasil kerja badan ini, menurut Fadli Zon, langsung kepa-da Ketua Dewan Pembina dan DPP Partai Gerindra.

Keberadaan Badan Komuni-kasi ini, menurut Fadli Zon sangat penting, karena menyangkut pen-citraan partai, baik ke dalam mau-pun ke luar. Serta mempertahankan dan menjaga soliditas kader dan simpatisan partai dalam mensikapi masalah. apalagi, pada saat seperti sekarang, di mana persoalan yang dihadapi negara dan rakyat Indone-sia demikian kompleks.

“Badan komunikasi akan terus berdiri selama masih dibutuhkan oleh partai. Beban kerjanya pun pasti akan semakin berat seiring meningkatnya suhu politik menuju 2014 nanti,” jelas Fadli Zon. t

di kompleks perkantoran wakil ra k­yat tersebut.

Kanvas yang mereka bawa itu tidak semuanya dalam keadaan ko­song, ada beberapa yang memang sudah disiap sebelum aksi di depan gedung parlemen itu dilaksanakan. Hardi, misalnya, membawa kanvas yang sudah siap sekitar 60% jadi. Tapi, yang jelas lukisan mereka di­dominasi warna merah, hijau dan kuning. Di kanvas itu digambarkan banyak orang sedang bertopang dagu dengan satu tangan, dan duduk di kloset WC dengan latar belakang gedung DPR lama dan gedung DPR rancangan baru.

Para seniman lukis ini memang memilih tema: Gedung DPR WC Umum. Tema ini terinspirasi oleh patung yang dibuat oleh Rodin, pe­matung Perancis dengan karyanya berjudul: “The Thinker,” yang terke­nal itu. Makna dari tema itu ternyata sangat dalam. “DPR itu katanya dise­but gudangnya para pemikir, namun ternyata mereka memberaki rakyat,” ungkap Hardi mengkritik kebebalan DPR untuk tetap meneruskan renca­na pembangunan gedung DPR yang memakan uang rakyat hampir men­capai Rp 1,2 triliun itu.

Bila pimpinan DPR tidak buta, mungkin mereka tersengat ketika melihat lukisan Hardi bersama de­lapan rekannya, yaitu: Yahya THS, H. Dien, Karmanto, Juang, Ridwan, Willi, Odji, dan Kasiman Lee. De­montrasi ala seniman lukis ini meru­pakan bentuk akumulasi kegundalan atas sikap bebal DPR yang menga­

baikan aspirasi rakyat. “Aspirasi ma­syarakat tidak didengar dan DPR melakukan kejorokan di halaman sendiri,” ungkap pelukis yang berna­ma asli R. Soehardi.

Memang sebagian besar fraksi di DPR mendukung pembangunan ge­dung DPR, kecuali Fraksi Gerindra yang dengan tegas menolak rencana itu. Namun, protes yang dilakukan Hardi dkk masih tergolong sopan. Menurut Odji, salah satu dari pelukis itu, semula ia punya rencana untuk membawa 50 mobil tinja ke DPR. Alasannya, DPR sudah tidak lagi mempan dengan omongan. “Mereka lebih parah dari koruptor, dan enak saja pakai duit kita,” ujar pelukis ter­sebut.

Hardi dan kawan­kawan juga mengeritik anggota DPR yang ki­nerjanya tidak becus, tapi kerjanya menghambur­hamburkan anggaran. “Membuat undang­undang saja ma­las,” kata Hardi. Mereka lebih berse­mangat melakukan studi banding ke luar negeri, dan lupa terhadap kesu­litan rakyat, untuk mencari uang Rp 50 ribu saja begitu sulitnya.

Dengan nada meledek, Hardi menyatakan, kenapa tidak studi ban­ding ke Sangiran – sebuah lokasi di Jawa Tengah ­­ tempat ditemukan manusia purba, Phitecantropus erec-tus. “DPR saya rasa belum pernah studi banding ke Sangiran, mereka harus melihat nenek moyang me­reka itu seperti apa,” kata pelukis kelahiran Blitar, Jawa Timur, 26 Mei 1951, ini. t

protes ala seniman lukisHardi: “...Nyatanya Mereka Memberaki Rakyat”

KiNi giliran seniman lukis melaku­kan protes pembangunan gedung baru DPR Ri. Caranya pun unik. Pada 27 April 2011 itu, sebanyak

sembilan pelukis yang dikomandoi oleh pelukis kenamaan Hardi mem­boyong kanvas ke depan pintu ger­bang Gedung MPR/DPR/DPR di

tepi Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Dari luar pagar kompleks parlemen itu mereka menggurat kuas ke kanvas dengan obyek lukis gedung­gedung

dianggap black campaign, sehingga ditolak beberapa media. Padahal sejatinya, sebagai kritik, muatan-muatan kampanye itu sesuatu yang wajar”, kata Fadli lagi.

Karena itu hubungan Partai Ge-rindra dengan semua media massa, baik cetak maupun elektronik, ha-rus dibangun dengan baik sedini mungkin. Hubungan itu terjalin seharmonis mungkin, sehingga ti-dak ada kecurigaan, apalagi keter-singgungan yang tidak perlu. Ter-masuk juga pada saat pemasangan

foto

is

tiM

eW

a

Page 8: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

08 : indonesiaedisi 02/tahun i/mei 2011

Letjen (Purn) Prabowo Subianto tentang Kisah Penyelamatan Sandera MapendumaDI awal tahun 1996, sekelompok peneliti Lorentz dari berbagai ne-gara menjadi korban penyanderaan organisasi Papua Merdeka atau oPM di Mapenduma, Papua. Dra-ma penyanderaan Tim ekspedisi Lorentz yang berlangsung selama 4 bulan itu berakhir setelah pasukan Kopassus dan Kostrad 330 mela-kukan operasi khusus, dan berhasil menyelamatkan para sandera pada bulan Mei tahun 1996.

Program acara Mata Najwa Me-tro TV mengangkat kisah penyan-deraan Mapenduma ini dengan mengambil judul “Dalam Sandera.” Dua narasumber dihadirkan dalam acara yang dipandu Najwa Shihab ini, yaitu Jualita Tanasale (pemim-pin Tim ekspedisi Lorentz) yang menjadi salah seorang sandera, dan Letjen. (Purn.) TNI Prabowo Subi-anto yang pada waktu itu menjadi Danjen Kopassus.

Seperti apa strategi yang dilan-carkan sehingga misi penyelamatan sandera berhasil? Berikut perbincan-gan Najwa Shihab dengan Prabowo Subianto yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, yang di-tayangkan Metro TV pada Rabu, 27 april 2011 pukul 22.05 WIB:

Najwa Shihab (NS): Pak Prabowo, anda memimpin dan penanggung jawab operasi pembe-basan sandera di Mapenduma, berkaca pada peristiwa itu belasan tahun lalu, apa kesulitan terbesar pada saat itu?

Prabowo Subianto (PS): Ke-sulitan yang paling besar waktu Mapenduma adalah alam. Jadi ling-kungannya sangat sulit. Hutannya sangat sulit. Pohonnya sangat ting-gi. Lebat. Komunikasi tidak ada. Dan kita tidak punya peta daerah itu. Biasanya kalau tentara itu pa-kai peta topografi 1:50.000. Bah-kan ada negara-negara maju bisa 1:25.000. Kadang 1:10.000. Jadi lebih detail, lebih akurat. Kita pakai peta 1:1.000.000, ha…ha…ha….

Dulu kita tidak punya akses pada satelit. Kalau sekarang lebih gampang, banyak satelit komersial bisa kita beli. Beli waktu, beli foto.

Secara keseluruhan, kalau sta-tistik itu ada statistik FBI. Dari semua operasi pembebasan sandera yang dicatat oleh FBI di seluruh dunia itu tingkat keberhasilannya hanya 50 persen.

NS: Kalau tadi kondisinya de-mikian sulit, peralatannya kemudi-an minim, nah apa yang menyebab-kan operasi ini kemudian berhasil dengan probabilitas hanya 50 per-

sen seperti tadi?PS: Yah, TNI pada waktu itu

semangatnya tinggi. Modal kita se-mangat. Mungkin sekarang bisa di-sebut nekat. Tapi juga, ada faktor X. Katakanlah faktor keberuntungan, faktor karunia Tuhan. Bahkan, wak-tu itu, ada perwira SaS Inggris yang menilai kita tidak mungkin berha-sil. James Bond yang bisa berhasil. Mereka katakan itu.

NS: Hanya James Bond?PS: Ya hanya James Bond. Ha…

ha…ha… Itu saya ingat benar.Sesudah berhasil, baru dia da-

tang ke posko saya, semua difoto. Peta, kita bikin bak pasir. Jadi ka-lau dalam operasi militer, operasi khusus, sebelum menyerang satu sasaran kita duplikasi medannya itu di atas bak pasir. Itu bak pasirnya difoto oleh mereka. Ha…ha…ha… Semua difoto.

NS: Lalu apa yang waktu itu ak-hirnya memutuskan operasi militer harus dilakukan karena tadi anda katakan 50 persen statistik dari FBI. Saat apa yang menentukan negosia-si berakhir dan operasi militer dila-kukan?

PS: Waktu itu kita langsung me-nerima tawaran palang merah inter-nasional, ICRC, untuk mediasi. Jadi mereka mediasi, dan kita welcome, kita persilakan. Petunjuk yang saya

terima dari pimpinan TNI, waktu itu dari Panglima aBRI dan dari Presiden adalah usahakan dengan negosiasi. Kita sudah empat bulan negosiasi. Nah repotnya ini khan di Papua. Kita tidak mungkin me-nahan mereka di satu kawasan. Jadi dia pindah-pindah terus. Dalam empat bulan kalau tidak salah, dia pindah 23 kali. Yang kita khawatir suatu saat mereka pindah kita ke-hilangan jejak. Bisa bertahun-tahun sandera itu ditahan. Jadi ya sudah bikin upacara pembebasan, waktu itu mereka minta sumbangan ter-nak, ternak babi sekian puluh.

NS: Sebagai tanda pembebasan?PS: Ya perdamaian. Ternyata

pada hari yang disepakati, kalau tidak salah 30 april, tidak terjadi apa-apa. Ketika intersepsi surat dari salah satu pimpinan oPM di luar kawasan itu. Kita berhasil intersepsi surat itu. Surat itu adalah perintah bahwa sandera warga negara Indo-nesia harus dibunuh. Jadi yang akan hidup hanya warganegara asing. Itu pun tidak dibebaskan tapi dibawa terus ke dalam hutan.

Setelah itu kita putuskan. Saya sarankan ke Panglima aBRI waktu itu melalui KaBaIS, petunjuknya dari atas, operasi pembebasan san-dera.

NS: apa yang terjadi di lokasi,

bagaimana kemudian itu disergap, karena kita tahu ada dua sandera In-donesia akhirnya tewas? Detik-detik itu seperti apa?

PS: Kita lakukan serbuan. Kare-na pada waktu itu kita tidak punya satelit, kita tidak bisa dapat gamba-ran real, real time, kita berdasarkan hasil analisa. analisa kita mereka berada di antara enam titik. Sandera ada di situ. Jadi saya putuskan, ser-bu enam titik itu sekaligus. Jadi kita pakai enam helikopter, dengan satu helikopter komando di atas, satu helikopter bantuan. Kita masuk ke- enam sasaran. Pada saat itulah sandera dibawa oleh GPK/oPM masuk ke hutan. Nah pada saat itu akhirnya beralih kepada operasi pengejaran. Dari 26 sandera, dua sandera yang tidak berhasil kita se-lamatkan, dan 24 lainnya berhasil kita selamatkan.

NS: Dan tidak ada korban sama sekali dari pihak tentara?

PS: ada. Korbannya karena salah satu pesawat yang saya pim-pin jatuh. Jadi kita membuktikan bahwa TNI siap berkorban untuk menegakkan kedaulatan. Kita ha-rus menyelamatkan semua warga negara Indonesia, dan semua war-ga negara asing yang menjadi tamu bangsa Indonesia harus kita jamin keselamatannya. t

mata najwa metro tV

foto fadli Zon

Para sandera dari tim ekspedisi Lorentz di Mapenduma

foto

istiM

eW

a

Kita harus menyelamatkan semua warga negara Indonesia, dan semua warga negara asing yang menjadi tamu bangsa Indonesia harus kita jamin keselamatannya.

oleh budi sucahyo

Page 9: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

foto

: is

tiM

eW

a

Gema daerah : 09edisi 02/tahun i/mei 2011

SeGeNaP pengurus DPC Partai Gerindra Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada bebe-rapa waktu lalu menyelenggarakan kegiatan berupa kunjungan ke para lansia yang ditam-pung oleh Dinas Sosial Kabupaten Magetan. Dalam kegiatan yang dilakukan dalam rangka HUT III Partai Gerindra itu, pengurus DPC Partai Gerindra Kabupaten Magetan juga memberikan sumbangan kepada Dinas Sosial berupa selimut dan mie instan.

MeMPeRINGaTI HUT III Partai Gerindra di Jawa Timur, berlangsung dua hari beberapa waktu lalu. Kegiatan yang diselenggarakan DPD Partai Gerindra Jawa Timur melibatkan ribuan massa yang datang dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Berbagai kegiatan disuguhkan untuk massa partai berlambang kepala burung Garuda di Jawa Timur ini, seperti nonton band, tasyakuran, nonton bareng film Darah Garuda, fun bike, pengobatan gratis, dan sunatan massal.

Hermanto, seorang pegawai Kantor DPD Gerindra Jawa Timur menjelaskan, sejak pukul 16.00 hingga pukul 19.00 massa memadati Lapangan Basuki Rachmat, Surabaya. Diawali dengan nonton musik dari sebuah grup band dari Kota Pahlawan Surabaya, lalu dilanjutkan tasyakuran tiga tahun Gerindra diikuti oleh seluruh pengurus DPD Gerindra dan hadirin lainnya.

Usai tasyakuran dilanjutkan nonton bareng film berjudul: Darah Garuda yang

MaSIH dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) III Partai Gerindra yang jatuh pada bulan Februari 2011 lalu. Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menyelenggarakan berbagai macam acara berlangsung selama satu bulan, dan digelar silih berganti.

Pada minggu pertama, kegiatan donor darah. acara ini diselenggarakan di Kantor DPC Gerindra Ngawi, di Jl. Siliwangi No. 1, diikuti para mantan caleg Partai Gerindra dalam Pemilu 2009 dan masyarakat sekitarnya. Menurut Ketua DPC Gerindra Ngawi, Muhammad Syahirul alim, acara yang mampu mengumpulkan sekitar 40 kantong darah ini terselenggara berkat kerjasama dengan PMI Kabupaten Ngawi. Dikatakan oleh pria asal Pacitan, Jawa Timur,. “Selepas kegiatan donor darah, 40 kantong darah sumbangan dari kader dan masyarakat sekitar Kantor Gerindra itu langsung dibawa oleh PMI untuk didonorkan kepada yang membutuhkan,” ujarnya.

Selanjutnya, pada minggu kedua, pengurus DPC Gerindra Ngawi mengadakan tanam bersama dengan sekitar 27 petani di Desa Geneng, Kecamatan Geneng, Kabupaten

UNTUK lebih meningkatkan kepedulian ter-hadap masyarakat, DPD Gerindra Sulawesi Tengah mempunyai program pengadaan mo-bil ambulans. Program ini, menurut Wakil Sekretaris DPD Gerindra Sulawesi Tengah, Jafaruddin, bertujuan melayani masyarakat yang membutuhkan jasa angkutan ke rumah sakit, terutama untuk pasien dalam kondisi darurat dan memerlukan pertolongan cepat.Pengadaan mobil ambulans dari jenis Gran Max ini bisa terlaksana berkat sumbangan dari pengurus, anggota, dan simpatisan Ge-rindra di wilayah Sulawesi Tengah. ambulans yang masih baru ini (dibeli april 2011) setiap hari mangkal di kantor DPD Gerindra Su-lawesi Tengah, dan setiap saat siap melayani masyarakat yang membutuhkan pertolongan.Bagi anggota masyarakat yang membutuh mobil ambulans, menurut Jafaruddin, agar

dPd Gerindra sulaWesi tenGah

langsung menghubungi kantor DPD Partai Gerindra Sulawesi Tengah. “Kita selalu stand-by selama 24 jam,” ujarnya. Jafaruddin me-negaskan, masyarakat tak perlu ragu karena pengguna fasilitas ini tidak dikenakan biaya alias gratis. “apalagi sopirnya adalah kader Gerindra juga,” paparnya.Meski jumlah ambulans hanya satu, namun Jafaruddin optimistis, mobil itu mampu menjangkau daerah-daerah di luar Kota Palu. Ke depan, Jafaruddin berharap, sepuluh DPC Gerindra yang ada di wilayah Sulawesi Ten-gah, seperti Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Buol, Kabu-paten Donggala, Kabupaten Morowali, Ka-bupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Una-Una, Kabupaten Toli-Toli, dan Kabupaten Sigi, juga akan memiliki mobil ambulans. t ardi WinanGun

Layanani Kesehatan Masyarakat Lewat Ambulance

dPd Gerindra MaGetan

Kunjungi Lansia

dPd Gerindra jaWa tiMur

Nonton Bareng dan Fun Bike di Surabaya

dibintangi Rahayu Saraswati, Lukman Sardi, Darius Sinathrya, alex Komang dan lainnya. Saat itu, sebanyak 2000 kursi yang disediakan oleh pihak panitia terisi penuh.

esok harinya, dilanjutkan acara sepeda santai (fun bike). Menurut Hermanto, dari blanko pendaftaran yang disediakan oleh panitia tercatat 12.000 peserta yang ambil bagian dalam acara ini. Untuk para peserta fun bike ini disediakan 100 hadiah menarik, seperti 1 mobil Gran Max, 6 Honda Revo, 1 ekor Sapi, kulkas, televisi, dan sepeda MTB.

fun bike dimulai pukul 06.00 WIB dan berakhir 10.00 dengan rute mengelilingi jalan-jalan protokol Surabaya. Di sela-sela acara fun bike panitia juga menggelar pengobatan gratis dan sunatan massal. Khusus untuk sunatan massal diikuti sekitar 200 anak.

Jadi, “Semua acara itu disambut meriah oleh masyarakat sebab acara model seperti ini baru pertama kali di Jawa Timur,” ujar Hermanto. t ardi WinanGun

dPc Gerindra nGaWi

Donor Darah dan Tanam Bersama

Ngawi. Para petani itu, menurut Muhammad Syahirul, merupakan petani binaan Gerindra Ngawi. Dalam kegiatan itu, petani dan pengurus DPC saling bahu membahu dan guyub rukun saat tanam bersama.

Sebagai puncak acara, seluruh kader dan simpatisan Gerindra di Ngawi mengadakan syukuran di rumah makan Notokusumah. acara ditandai potong tumpeng sebagai wujud syukur Gerindra Ngawi yang tetap eksis. t ardi WinanGun

Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Magetan, Haryono, dalam kesempatan itu menyatakan bahwa sumbangan ini merupa-kan bentuk kepedulian sosial Gerindra ter-hadap yang lain. Dana untuk sumbangan ini, menurut Haryono, diambil dari uang kas par-tai dan sumbangan dari anggota Fraksi Gerin-dra di DPRD Kabupaten Magetan. t ardi WinanGun

foto

: istiM

eW

afo

to:

do

K.

dP

d G

er

ind

ra

jaW

a t

iMu

r

foto

: do

K. d

Pd

Ge

rin

dr

a s

ulaW

es

i ten

Ga

h

Page 10: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

Ketua fraKsi Partai Gerindra

garan secara maksimal. Ketika Sidang Paripur-na untuk menyatakan ada pelanggaran dalam bailout Bank Century, Fraksi Partai Gerindra memilih opsi C, adanya pelanggaran dalam bailout. Kemudian dalam soal pembangunan gedung baru DPR, Fraksi Gerindra paling vokal, tetap pada pendirian, menolak pemba-ngunan gedung baru DPR yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat tersebut.

Untuk mengetahui lebih jauh dinamika Fraksi Partai Gerindra di DPR, ikuti wawan-cara wartawan Gema Indonesia Raya, Ardi Winangun, dengan Ketua Fraksi Gerindra, Widjono Hardjanto. Petikannya:

Bagaimana dinamika Fraksi Gerindra se-lama dua tahun berkiprah di DPR?

Sebagai pendatang baru di Senayan, se-genap anggota Fraksi Partai Gerindra DPR

tergolong cepat beradaptasi, baik dengan sesama anggota fraksi, sesama anggota DPR, maupun dengan lingkungan birokrasi Kesekjenan DPR. Dalam

dua tahun berkiprah, tak ada halangan berarti yang dialami Fraksi Gerindra

dalam menjalankan tiga fungsi DPR: legislasi, anggaran, dan pen-gawasan.

Selama ini seberapa besar per-hatian Fraksi Gerindra terhadap aspirasi rakyat?

Fraksi Partai Gerindra selalu berpedoman pada 8 program aksi Partai Gerindra. Hal ini menjadi panduan utama setiap anggota fraksi dalam menjalankan tugasnya masing-masing di manapun ia ditempatkan, baik di komisi maupun di badan kelengkapan DPR lainnya. Fraksi Gerindra selalu mempertimbangkan aspirasi masyarakat, baik disampaikan secara langsung ketika menerima delegasi masya-rakat yang datang ke DPR maupun melalui dialog tatkala turun ke lapangan.

Perjuangan Fraksi Gerindra mengutama-kan untuk masyarakat bawah, terutama petani, sehingga fraksi ini dijuluki Fraksi Petani. Apa tanggapan Anda?

Fraksi Partai Gerindra memang merupa-kan satu-satunya fraksi di DPR yang konsis-ten mendesak perlindungan petani segera di-undang-undangkan. Di samping itu, anggota fraksi Partai Gerindra terus memperjuangkan kepentingan sektor pertanian di semua komi-si.

Dengan kekuatan Fraksi Partai Gerindra yang ada di DPR sekarang ini, seberapa besar peran fraksi Gerindra dalam hal pengambilan keputusan?

Fraksi Partai Gerindra memainkan peranan penting dalam pengambilan kepu-tusan di setiap komisi maupun badan-badan kelengkapan DPR lainnya. Kami menjadikan 8 manifesto perjuangan politik Partai Gerin-dra sebagai pedoman dalam mengkritisi setiap kebijakan.

Sikap apa saja yang diambil oleh anggota Fraksi Partai Gerindra dalam menanggapi kebijakan ataupun keputusan yang tidak aspiratif?

Fraksi Partai Gerindra memilih cara-cara yang elegan dan demokratis dalam berpolitik di lingkungan DPR. Dalam menyampaikan pendapat Fraksi Partai Gerindra berpedoman pada aturan tata tertib yang berlaku di DPR, termasuk lobi, interupsi, walkout.

Apakah larangan melakukan studi ban-ding tidak merugikan anggota Fraksi Ge-rindra?

Studi banding itu bertujuan untuk mem-peroleh masukan terkait penggodokan sebuah undang-undang. Fraksi Gerindra ber pan -dangan, untuk memperoleh masukan terse-but bisa dilakukan dengan cara lain, misalnya dengan melakukan riset mendalam dengan menggunakan fasilitas internet dan perpusta-kaan. Untuk memperoleh gambaran tentang penerapan sebuah aturan di suatu negara, juga dapat dilakukan dengan mengundang atau mendatangi kantor Kedutaan negara bersang-kutan. Cara ini lebih efektif, efisien dan tidak membebani keuangan negara.

Bagaimana menegakkan disiplin dan eti-ka anggota Fraksi Gerindra sehingga ang-gota Fraksi Gerindra bersih dari perbua-tan yang tercela?

Segenap anggota Fraksi Partai Gerin-dra saling berkomunikasi secara rutin. Sikap fraksi terhadap keputusan komisi dan badan-

widjono hardjanto

KeTIKa dideklarasikan sebagai sebuah par-tai politik pada tahun 2008, banyak orang berharap Partai Gerindra mampu menjadi se-buah kekuatan alternatif. Harapan dari rakyat Indonesia itu terbukti, di tengah hadangan aturan parliamentery threshold sebesar 2,5%, partai berlambang kepala burung garuda ini mampu lolos. Sebagai partai baru, Gerindra pada Pemilu 2009 mampu meloncati partai-partai lama yang tidak lolos parliamentry threshold, seperti Partai Bulan Bintang, Partai Bintang Reformasi, Partai Damai Sejahtera, dan partai lainnya.

Sebagai pendatang baru di Pemilu 2009, Gerindra mampu meraih 26 kursi di DPR dengan perolehan suara sebanyak 4.646.406 suara (4,5%). Dengan kekuatan seperti itu Fraksi Partai Gerindra mampu melaksana-kan fungsi DPR, legislasi, pe ngawasan, dan ang-

10 : wawancaraedisi 02/tahun i/mei 2011

Ketua Dewan Pembina berperan penting dalam mengarahkan sikap Fraksi Partai Gerindra di DPR, setelah mendapat laporan dan tanggapan setiap anggota fraksi.

Fraksi Gerindra di DPR Selalu Pertimbangkan Aspirasi Masyarakat

badan kelengkapan DPR selalu didiskusikan terlebih dahulu. Pertemuan dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra juga rutin dilakukan. Setiap anggota fraksi melaporkan pelaksanaan tugas-tugasnya dan memperoleh tanggapan dari Ketua Dewan Pembina, Pim-pinan Fraksi, dan sesama anggota fraksi.

Siapa yang menentukan arah dan garis kebijakan Fraksi Gerindra selama ini?

Menyimak mekanisme yang dijalankan Fraksi Partai Gerindra, seperti kami jelaskan di atas, Ketua Dewan Pembina berperan pen-ting dalam mengarahkan sikap Fraksi Partai Gerindra di DPR, setelah mendapat laporan dan tanggapan setiap anggota fraksi.

Dengan cara bagaimana anggota Fraksi Gerindra menyerap aspirasi rakyat?

Setiap anggota Fraksi Partai Gerindra di-wajibkan menjalin komunikasi terbuka den-gan segenap komponen masyarakat. Tidak saja terbatas pada aspirasi masyarakat di dae-rah pemilihan (dapil) masing-masing anggota, melainkan juga dari segenap lapisan masyara-kat yang terkait dengan proses penggambilan keputusan fraksi di DPR. t

Page 11: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

oleh fadli Zon(Wakil Ketua Umum Partai GERINDRA, Ketua Badan Komunikasi Partai Gerindra, Direktur Institute for Policy Studies (IPS), alumni MSc Development Studies London School of Economics and Political Science (LSE), Inggris.)

kolom : 11edisi 02/tahun i/mei 2011

Makanan Untuk 450 Juta Orang

oleh aMran nasution

(Anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra, Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra)

BeLUM lama ini Bank Pembangunan asia (asian Development bank atau aDB) me-ngumum kan di Hongkong bahwa selama dua bulan pertama tahun ini, harga pangan dunia mengalami kenaikan sampai 30%. Ke naikan tersebut, menurut aDB, menyebabkan me-lam batnya pertumbuhan ekonomi, dan ditak-sir sekitar 64 juta orang asia akan terjerumus ke jurang kemiskinan. Kenaikan itu segera tercermin dengan meloncatnya inflasi rata-rata 10% di banyak negara asia.

Kenapa harga-harga naik? Hal itu sebe-tulnya gampang ditebak. Pertama, tentu di-sebabkan oleh naiknya harga minyak dunia sebagai dampak langsung dari krisis politik yang melanda kawasan kaya minyak di Timur Tengah dan afrika. Sekarang harga minyak sudah mencapai 114 dollar/barel. Libya yang setiap hari mengekspor 1,6 juta barel minyak, misalnya, sampai sekarang masih dilanda ke-gaduhan politik dan keamanan.

Selain itu, cuaca buruk menyebabkan me-

rosotnya produksi pertanian di berbagai ne-gara. Kemerosotan itu kemudian ber dampak buruk, sejumlah negara produsen pangan membatasi ekspornya untuk menjaga ke-butuhan domestik.

Diramalkan bila harga minyak dan harga pangan terus bertahan seperti ini sepanjang tahun, akan menekan pertumbuhan ekono-mi di berbagai negara asia sampai 1,5%. Ma-lah di beberapa negara tekanan itu akan lebih berat lagi.

Singapura, misalnya, disebutkan sebagai salah satu negara yang amat rentan pada per-kembangan inflasi. Soalnya, salah satu komo-diti paling penting di negeri mini ini adalah makanan. Kenaikan harga pangan yang cepat akan menjadi kendala serius bagi kawasan yang sudah berhasil pulih dari krisis ekonomi global yang melanda dunia di tahun 2008.

Merosotnya persediaan gandum, tingginya permintaan asia yang padat penduduk, serta berkurangnya lahan pertanian, akan senan-tiasa menyebabkan harga pangan yang tinggi dalam jangka pendek ini. Kekeringan di ka-wasan produsen utama gandum China, dan banjir di beberapa kawasan produsen beras, menyebabkan terus berkurangnya pasokan.

Kepala ekonomi aDB Chang Yong Rhee mengatakan larangan ekspor pangan dan se-jumlah kebijakan jangka pendek lain yang berdampak negatif bagi kawasan, sebaiknya dihilangkan. Yang dilakukan sebaiknya adalah meningkatkan anggaran untuk menaikkan produktivitas pertanian, serta investasi yang lebih besar untuk memperbaiki irigasi dan infrastruktur penunjang pertanian lainnya. ‘’Jika hal itu tak dilakukan krisis pangan akan membuat upaya pengentasan orang miskin di asia tak akan berarti,’’ kata Chang Yong Rhee.

Bagaimana Indonesia? Yang meng kha-watirkan adalah laju pertumbuhan pen duduk. Program Keluarga Berencana (KB) yang di zaman orde Baru dianggap sukses, ternyata sekarang berantakan dan diserahkan hanya menjadi urusan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Laju pertumbuhan penduduk sekarang rata-rata 3,5 juta sampai 4 juta pertahun (1,49%/tahun). Maka diprediksi di tahun 2045, jumlah penduduk Indonesia mencapai 450 juta jiwa. artinya, dua kali jumlah pen-duduk Indonesia sekarang. Bagaimana mem-beri makan orang sebanyak itu? t

Moratorium Studi Banding

STUDI banding telah menjadi instrumen bagi legislatif dan eksekutif untuk pelesiran menggunakan uang rakyat. Dana yang seha-rusnya bisa digunakan keperluan lain yang lebih produktif, terbuang sia-sia. Suara-suara kritis berbagai elemen masyarakat dianggap angin lalu. Inilah sebuah era ketika rakyat kehilangan eksistensinya ditelan “demokrasi hitam,” sebuah demokrasi prosedural yang penuh praktik kriminal.

Partai Gerindra telah melarang seluruh anggota DPR dan DPRD untuk mengikuti kegiatan studi banding ke luar negeri hingga 2014. Ketua Dewan Pembina dengan tegas menyampaikan hal ini dalam beberapa kesem-patan. Mengapa harus dilarang? Bukankah kunjungan ke luar negeri diperlukan untuk memperluas wawasan anggota Dewan?

Memang benar kita perlu belajar dari negara-negara lain. Memang betul kita butuh perbandingan. Berkunjung ke luar negeri membuka mata kita tentang kemajuan negara orang, dan kita dapat melihat kekurangan ne-geri sendiri. Tak ada yang salah dengan pergi ke luar negeri. Tapi, ke luar negeri menggu-nakan uang rakyat dengan tujuan tak jelas merupakan penyelewengan dana publik. Ini adalah korupsi terselubung.

Belakangan ini sorotan terhadap “studi banding” semakin tajam. apa yang dipelaja-ri dan apa yang dibandingkan? Itulah perta-

nyaan rakyat. Bukankah kita bisa mendapat informasi melalui banyak cara. Cara termudah adalah mencari via internet, melalui sebuah kotak kecil di komputer bernama “google.” Bisa juga kita bertanya melalui kedutaan besar negara yang ingin dipelajari. Saya yakin me-reka dengan senang hati memberikan bahan yang diperlukan. Jika internet dan kedutaan besar sudah tak lagi memadai, dapat juga di-undang pakar atau ahli di bidang yang hen-dak dibandingkan DPR. Biayanya jauh lebih murah, dan manfaatnya lebih nyata.

Pada hakekatnya, praktik studi banding sekarang ini hanyalah dalih jalan-jalan ke luar negeri tanpa mengeluarkan uang sendiri. Uang rakyat dari pajak dihambur-hamburkan oleh anggota Dewan di tengah kemiskinan, kesen-jangan dan sulitnya kehidupan sehari-hari. Kritik sejumlah tokoh dan pengamat melalui media massa nasional sangat beralasan. Dana yang dipakai bukanlah dana DPR, melainkan dana rakyat atau dana publik. Setiap rupiah dana rakyat yang alokasinya ikut diatur oleh DPR, harus ada pertanggungjawaban yang selayaknya.

Partai Gerindra menilai bahwa studi ban-ding sekarang ini sangat lemah perencanaan-nya. Lihat saja kunjungan baru-baru ini ke australia dilakukan ketika parlemen australia sedang reses. Jika pun terjadi pertemuan de-ngan pihak negara yang dikunjungi, biasanya sekedar formalitas dan hanya menghabiskan waktu beberapa jam saja. Kita tak pernah tahu apa yang dibicarakan dalam pertemuan itu, adakah hal baru atau penting? ataukah terja-

di perdebatan substansial yang berguna bagi RUU tertentu atau bahan legislasi? Hampir semua studi banding yang dilaksanakan tak jelas hasilnya dan tak pernah dipublikasikan menjadi sebuah dokumen yang bisa diakses masyarakat. Jika ada dokumen yang diterbit-kan, rakyat dapat menilai dengan terbuka.

Praktik studi banding seperti kata Dubes RI di Swiss, 90% tak bermanfaat bagi rakyat. anggota DPR hanya merepotkan kedutaan besar dan negara yang dikunjungi. Maka studi banding yang tak jelas ini merupakan pengkhianatan terhadap amanat rakyat, peng-hamburan terhadap dana masyarakat, dan le-bih jauh suatu bentuk korupsi sistematik yang “legal.”

Kunjungan studi banding DPR RI april-Mei 2011, menurut data FITRa, hampir mencapai Rp. 15 milyar. Studi banding dila-kukan ke amerika Serikat, Turki, Rusia, Pe-rancis, Spanyol, RRC, australia, Inggris, Irak,

dan Jerman. Dengan dana 15 milyar dalam dua bulan, banyak yang bisa dilakukan untuk koperasi, usaha kecil atau menolong kegia-tan produktif lain bagi rakyat kecil. Namun, anggota DPR kita umumnya kurang sensitif bahkan cenderung defensif jika bicara soal studi banding. Itulah “tragedi” yang diper-tontonkan dalam kunjungan Komisi VIII ke australia ketika berhadapan dengan mahasis-wa Indonesia di sana. Delegasi DPR menjadi bulan-bulanan peserta pertemuan.

Tak hanya legislatif, kunjungan studi ban-ding juga dilakukan aparat eksekutif dengan agregat biaya yang sangat besar. Jumlah bia-ya secara akumulatif bisa mencapai trilyunan rupiah. Sama seperti studi banding DPR, se-bagian besar kunjungan aparat pemerintah ke luar negeri tak berguna bagi rakyat.

Kita tentu menghargai beberapa anggota DPR yang memilih tak ikut studi banding dengan kesadaran sendiri. Pendirian seperti itu menunjukkan bahwa masih ada cahaya terang di DPR. Pelarangan studi banding bagi anggota DPR dan DPRD Partai Gerindra bu-kan untuk politik pencitraan, tapi sebuah ko-mitmen membela kepentingan rakyat, meng-hargai dana rakyat yang seharusnya dirasakan kembali oleh rakyat.

Kita berharap, semakin banyak anggota DPR dan DPRD yang menolak ikut stu-di banding atau pelesiran ini. Kalau kali ini baru Partai Gerindra yang melarang, mudah- mudahan dalam waktu dekat ada fraksi lain yang juga menolak. Saatnya moratorium studi banding! t

ilus

tra

si yo

nG

W Pati

ilu

str

as

i yo

nG

W P

ati

Page 12: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

12 : ekonomi kerakyatanedisi 02/tahun i/mei 2011

Banyak bukti menunjukkan, menjamurnya minimarket telah menyebabkan toko-toko kelontong atau warung rumahan milik rakyat terpaksa gulung tikar.

oleh budi sucahyo

CoBaLaH keliling kota menelu-suri jalan-jalan di pemukiman pen-duduk. Kita akan temukan banyak minimarket. Bahkan, antara satu minimarket dengan minimarket lainnya dari waralaba yang berbeda hanya terpaut jarak kurang dari 50 meter. Dan, bahkan ada dua merk waralaba yang bersaing saling ber-hadapan dan berdampingan.

Belakangan, minimarket me-mang semakin banyak bermuncu-lan layaknya jamur di musim hujan. Bisnis eceran ini tak hanya bero-perasi di kota-kota besar, tapi juga merambah ke kota kecil bahkan sampai ke wilayah perumahan atau perkampungan. Minimarket benar-benar menggurita. Pemukiman pen-duduk menjadi target lokasi ideal.

Pelan tapi pasti minimarket akan membuat sekarat warung-warung kecil atau toko kelontong yang men-jual kebutuhan sehari-hari. apalagi minimarket ini juga melayani partai kecil atau satuan dan harganya pun lebih murah. Sehingga membuat konsumen lebih memilih belanja ke minimarket karena harga untuk beberapa produk lebih murah dan tempatnya nyaman pula.

Bila kehadiran minimarket ini tidak diatur dan dibatasi, toko kelontong dan warung-warung kecil terancam gulung tikar. Pa-dahal warung-warung kecil adalah

sumber penghasilan utama bagi keluarga masyarakat kelas bawah. adalah abdul Wachid, anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap semakin menjamurnya minimarket.

“Kehadiran minimarket ini me-rupakan bentuk ketidakberpihakan pemerintah terhadap usaha kecil yang dikelola masyarakat,” kata ab-dul Wachid kepada Gema Indonesia Raya.

Bahkan kehadiran minimarket yang sudah masuk ke kecamatan akan membunuh pedagang kecil di daerah. “Minimarket menjadi baha-ya laten yang akan membunuh pe-

dan toko milik rakyat. “Kebijakan pemerintah daerah yang memberi-kan izin bagi pendirian minimarket merupakan bentuk ketidakpedulian itu,” ungkap abdul Wachid.

Itu sebabnya asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (aPPSI) pernah meminta kalangan Pemda untuk menghentikan izin pendirian minimarket yang sudah tanpa batas, karena sangat merugikan pengusaha mikro. Bahkan, Sekjen aPPSI, Nga-diran menyebutkan pertumbuhan minimarket pada satu titik lokasi bisa mematikan 20 warung rakyat.

“Jika izin pendirian terus dike-luarkan, kelangsungan hidup mas-yarakat pada strata paling bawah ini

terkait dengan otonomi daerah. artinya, pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan izin pendirian mini-market. Karena itu, anggota dewan dari Komisi IV yang mengurusi masalah perdagangan dan usaha kecil menengah ini sudah meminta kepada pemerintah untuk meninjau kembali aturan-aturan yang berkai-tan dengan pendirian usaha mini-market. “Kita minta izin pendirian minimarket itu ditinjau kembali,” katanya.

ambil contoh pertumbuhan mi-nimarket di Jakarta. Data dari Di-

nas Koperasi dan Usaha Mene ngah Kecil dan Mikro menyebutkan izin yang dikeluarkan untuk mendiri-kan minimarket lebih kurang 2.000 unit. Namun, kenyataannya mini-market di Jakarta melebihi 2.700 unit.

Untuk mendapatkan izin usaha minimarket, pemilik harus terle-bih dulu mengurus izin domisili di tingkat kelurahan dan kecama-tan. Dengan berbekal izin domisili, pemilik mengurus surat Undang- Undang Gangguan (UUG) di Sat-pol PP. Pekerjaan selanjutnya men-gurus izin usaha di Dinas Koperasi dan Usaha Menengah Kecil dan Mi-kro DKI Jakarta.

Sebenarnya Gubernur DKI Ja-karta sudah mengeluarkan instruk-si, yaitu Instruksi Gubernur Nomor 115 Tahun 2006 bahwa perizinan untuk usaha minimarket harus di-hentikan. Instruksi gubernur itu keluar setelah melihat jumlah mi-nimarket sudah terlalu banyak dan dikhawatirkan “membunuh” usaha kelontong yang dikelola rakyat.

Tapi, kenyataannya, meski Gu-bernur sudah mengeluarkan instruk-si penghentian usaha minimar ket, namun kenyataanya mini market dari berbagai waralaba tetap men-jamur. Bahkan ditengarai ratusan di antaranya menggunakan izin palsu.

Minimarket bisa dikatakan se-bagai salah satu wajah ekonomi neolib. “Itu benar-benar neolib. apakah kita siap dengan pasar bebas ini,” tanya abdul Wachid. ekspansi yang dilakukan pemilik ritel mo-dern merupakan bentuk ketamakan kapitalisme. Para peritel modern ini rakus tanpa memedulikan pedagang kecil. Pembiaran yang dilakukan pemerintah justru mendorong para kapitalis mengeruk keuntungan tanpa memedulikan pedagang kecil dan warung rumahan.

Dalam rapat Komisi VI dengan Menteri Perdagangan pernah di-singgung menjamurnya minimarket ini. Menurut Menteri Perdagangan,

MiniMarKet

Ekonomi Neolib vs Ekonomi Rakyat

Kehadiran minimarket ini merupakan bentuk ketidakberpihakan pemerintah terhadap usaha kecil yang dikelola masyarakat...

–abdul wachid–

pangsa pasar minimarket berbeda dengan toko kelontong atau wa rung rakyat. “apanya yang beda. Mini-market menjual apa yang dijual di toko atau warung rakyat,” sergah abdul Wachid.

Selain itu, uang dari perputaran bisnis minimarket, lanjut abdul Wachid, lebih banyak disetor ke pusat. Dengan demikian, sebenar-nya tidak terjadi perputaran uang di daerah sehingga tidak mendorong perekonomian. Ini berbeda dengan toko kecil, warung, atau pasar tra-disional di mana terjadi perputaran uang di daerah. t

foto Mustafa KeMal

foto

Mu

sta

fa K

eM

al

abdul wachid

akan punah,” ujarnya. Soalnya, “ke-matian” 20 warung rakyat di sekitar minimarket berarti pula keluarga yang kehilangan sumber pendapa-tan semakin banyak.

Menurut abdul Wachid, ke-bijakan pendirian minimarket ini

dagang kecil seperti toko-toko kecil dan warung di daerah,” katanya.

Keberadaan minimarket me-mang tergantung dari kebijakan pemerintah daerah masing-masing. Tapi, disayangkan, pemerintah dae-rah tak peduli dengan usaha warung

Page 13: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

: 13edisi 02/tahun i/mei 2011

Hidup Segan Mati Tak MauNasib koperasi di Indonesia semakin muram, tak ditangani sepenuh hati. Pemerintah agaknya lebih menekankan pada sistem ekonomi neoliberal.

oleh M. budiono

CITa-CITa untuk menjadikan koperasi sebagai sokoguru pereko-nomian Indonesia, agaknya sema-kin jauh panggang dari api. Kondisi koperasi, terutama KUD (Koperasi Unit Desa), bak kerakap tumbuh diatas batu, mati enggan hidup pun tak mau. Justru yang lebih sering terdengar datang dari berbagai pelo-sok negeri, kegagalan demi kegaga-lan yang terjadi pada koperasi.

Meski pemerintah memiliki ke-menterian yang menangani kope-rasi, namun kemauan pemerintah membangun koperasi belum sepe-nuh hati. Pemerintah lebih bera-syik mas yuk dengan pembangunan s istem ekonomi yang tak pro rakyat, yakni sistem ekonomi neoliberal. Padahal antara sistem ekonomi neo-liberal dan koperasi ibarat air dan minyak. Keduanya saling berten-tangan dan mustahil untuk bisa ber-dampingan ataupun seiring sejalan.

Kalau boleh diumpamakan, an-tara ekonomi neoliberal dan kope-rasi ibarat langit dan bumi. Kenapa? ekonomi neoliberal menyerahkan perekonomian pada mekanisme pasar dan padat modal, dan yang terjadi kemudian yang kaya sema-kin kaya, dan orang miskin tetap melarat. Sedang koperasi bertujuan untuk memperjuangkan kemakmu-ran bagi anggotanya.

Kalau dilihat dari pertumbuhan koperasi, dari tahun ke tahun me-mang terjadi peningkatan, namun seiring dengan itu terdengar pula nasib buruk menimpa koperasi.

Pada tahun 2010 misalnya, jum-lah koperasi di Indonesia menca-pai 170.411 unit dengan jumlah anggota 29,240 juta. Terjadi pe-ningkatan 9,97% dibanding 2008. Dari segi volume usaha, pada 2010 mencapai Rp 82,1 triliun atau naik 19,95% dibanding volume usaha pada 2008.

Tapi, angka capaian yang dipe-roleh koperasi itu belum bisa di-katakan sebuah keberhasilan yang pantas disambut dengan gegap gempita, Soalnya, anggota Majelis Pakar DeKoPIN (2010-2015), DR. Ir. Hj. endang Setyawati Tho-hari, M.Sc., melihat lebih dari 10% koperasi yang ada di Indonesia itu sudah tidak aktif lagi. Dan, sebagian besar koperasi yang beroperasi lagi tersebut berada di daerah pedesaan, yang lebih dikenal sebagai Koperasi Unit Desa (KUD).

Padahal, menurut Ketua Bidang Koperasi HKTI (Himpunan Keru-kunan Tani Indonesia) ini, KUD dalam perjalanannya merupakan salah satu basis sektor primer yang memberikan lapangan kerja terbesar bagi penduduk Indonesia. artinya, kemandegan KUD menjadi cermin seretnya kemajuan perekonomian di pedesaan. Dan, ini membuat ancaman pengangguran di pede-saan semakin bertambah. Dari sini, kata endang Thohari, tampak jelas bahwa kemauan pemerintah mem-bangunan perekonomian berbasis kerakyatan, koperasi, belum sepe-nuh hati.

endang Thohari punya alasan menyatakan pemerintah tak seri-us memajukan perekonian di sek-tor koperasi ini. Karena, banyak program yang sesungguhnya bisa bermanfaat besar bagi masyarakat, namun tidak tersosialisasikan de-

dapi para pengusaha yang memiliki modal raksasa. ”Seharusnya, pe-merintah memberi perlindungan, perhatian dan bantuan lebih besar pada koperasi dan perekonomian desa,” ujar endang Thohari.

Hambatan lain yang dihadapi

KoPerasi

dikenal dengan prudential bank be-rupa 5 C (capital, condition, charac-ter, capacity dan collateral).

Menurut endang Thohari, dari kelima prudential bank itu yang paling sulit dipenuhi oleh koperasi adalah collateral atau agunan. agu-nan berupa sertifikat tanah adalah paling layak oleh bank, tapi bagi petani cukup memberatkan. Kare-na, sebagian besar petani pemilik sawah belum tentu memiliki sertifi-kat. Syarat lainnya, yang juga sulit, adalah soal karakter hasil pertanian yang dikelola KUD memiliki risiko yang sangat besar. Perbankan men-ganggap syarat ini penting lantaran sifat barang-barang produk pertani-an mudah rusak, dan tidak tahan lama.

Ternyata belum ada upaya untuk memperbaiki peraturan perbankan ini. Padahal, “aturan itu seharus-nya bisa diubah oleh DPR, kalau memang benar-benar mau mem-perjuangkan masyarakat,” u ngkap endang Thohari. Tapi, nyatanya, hingga kini peraturan itu masih te-tap berlaku, akibatnya masyarakat kesulitan mendapat kredit. “Pa-dahal masalah permodalan sudah sejak lama menjadi kendala dalam memajukan ekonomi masyarakat,” kata endang Thohari.

akibat dari itu semua, yang ter-jadi kemudian terjadi saling tidak percaya antara petani dan koperasi di satu pihak dengan bank di lain pihak. Sehingga yang terjadi seka-rang, menurut endang Thohari, ba-nyak petani dan koperasi yang me-mercayakan penyimpanan uangnya

Seharusnya, pemerintah memberi perlindungan, perhatian dan bantuan lebih besar pada koperasi dan perekonomian desa...

–endanG thohari–

di bank, tetapi bank tidak memper-cayai petani atau koperasi sebagai salah satu penerima kredit,”ungkap endang Thohari.

Dan, lebih menyakitkan lagi, bank lebih percaya mengucurkan kreditnya untuk pembangunan pe-rumahan dan apartemen mewah dibanding untuk para petani dan KUD. agar pemerintah tidak ditu-ding setengah hati dalam memban-tu petani dan koperasi, pemerintah harus mengubah peraturan itu. “Kita membutuhkan political will peme rintah, bukan kebijakan yang berlaku seperti saat ini. Selama pe-merintah tidak mau bersungguh-sungguh membangun ekonomi kerakyatan, selama itu pula nasib petani dan koperasi kita terjerem-bab seperti sekarang,” tandas en-dang Thohari. t

koperasi atau ekonomi kerakyatan adalah dari sisi permodalan. Ke-mampuan koperasi, terutama KUD, untuk mendapatkan akses pembia-yaan terkendala aturan main yang ada di bank. Padahal dana masyara-kat yang terkumpul di bank sudah mencapai Rp 2.100 trilliun. Sesuai dengan ketentuan perbankan, 80% dari dana masyarakat itu seharusnya dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau loan deposit ratio (LDR).

Tapi, kenyataannya, hingga 2010 pengembalian dana atau LDR perbankan ke masyarakat, misalnya untuk sektor pertanian, baru men-capai 5%. Penyebabnya, tak lain, karena masyarakat kecil umumnya dan koperasi pada khususnya tidak sanggup memenuhi syarat untuk mendapatkan kucuran kredit yang

ngan baik. Salah satu contohnya, soal standarisasi aturan pendirian koperasi yang tidak jelas. akibat-nya, masing-masing notaris memili-ki aturan yang berbeda-beda dalam menentukan persyaratan pendirian koperasi.

Situasi ini diperparah lagi oleh kemauan pemerintah yang terlanjur memilih sistem ekonomi liberal se-bagai jiwa pembangunan ekonomi Indonesia. Padahal ekonomi pede-saan pada umumnya dan koperasi khususnya, tidak mungkin dibiar-kan sendiri “berperang” mengha-

foto Mustafa KeMal

foto

Mu

sta

fa K

eM

al

dr. ir. Hj. endang setyawati Thohari, M.sc.

Page 14: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

diskusi publik partai Gerindra

Partai Gerindra menganggap perlunya revisi standar garis kemiskinan. Jika terlambat pemerataan penanggulangan kemiskinan hanya jadi wacana.

oleh leli achlina

GaRIS kemiskinan merupakan tolok ukur ekonomi bagi suatu ne-gara, yang dapat digunakan untuk mengetahui berapa jumlah masya-rakat yang hidup dalam kondisi miskin dan bagaimana cara mem-pertimbangkan pembaruan sosio-ekonominya. Dengan kata lain garis kemiskinan menjadi suatu batas un-tuk menentukan miskin atau ti d a k-nya seseorang.

Nah, DPR RI dan pemerintah

nantinya harus terintegrasi dengan UU SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional), UU tentang Jaminan So-sial, UU tentang Pelayanan Publik, UU Tentang Kesehatan, dan bah-kan UU Bank Indonesia.

Dalam kaitan pembahasan RUU tentang Fakir Miskin itulah Fraksi Gerindra di DPR mengadakan dis-kusi publik dengan tema “Strategi Baru Penanganan Fakir Miskin” (Memformat atau Konsep ideal pasal-pasal RUU tentang Fakir Mi-skin) di Gedung DPR RI Sena yan, Jakarta, 11 Maret 2011. Maksud dan tujuan diskusi ini guna mem-beri usul soal revisi terhadap standar garis kemiskinan.

Menurut anggota Komisi VIII dari fraksi Partai Gerindra Sai-fuddin Donodjoyo, standar garis kemiskinan perlu direvisi dengan mempertimbangkan berbagai aspek kebutuhan dasar hidup yang sela-lu berkembang dari masa ke masa. “Penentuan tingkat kemiskinan kita saat ini pada kenyataannya masih terkesan tambal sulam, tidak tepat sasaran, dan kurang optimal,” kata-nya.

akibat ketidaktepatan garis kemiskinan inilah membuat tidak sedikit masyarakat terabaikan hak-hak konstitusinya dalam mempero-leh kesejahteraan sosial. Selain itu, kata Saifuddin, banyak keluarga yang secara faktual masuk golongan miskin tetapi karena secara kuanti-tatif kriteria garis kemiskinan be-rada di atas, maka tidak termasuk golongan keluarga miskin.

oleh karena itu, diperlukan pengaturan yang tegas berkaitan dengan siapa yang berwenang un-tuk menetapkan data fakir miskin, melakukan pendataan dan melaku-

Fakir Miskin Bukan Beban, Tapi Harus Diberdayakan

foto

istiM

eW

a

14 : dari lantai 17edisi 02/tahun i/mei 2011

sepakat bahwa untuk menangani fakir miskin harus dilakukan secara multidimensi, sebab masalah kemis-kinan sangat kompleks. Persoalan kemiskinan tidak hanya sekedar be-rapa jumlah dan persentase pendu-duk miskin, melainkan juga berkai-tan dengan tingkat kedalaman dan keadaan dari kemiskinan tersebut.

Penanganan fakir miskin tidak mudah, selain keterbatasan kemam-puan juga karena masalah kemiski-

benarnya tidak mengatur hal teknis saja, tetapi juga menjaga amanat rakyat. Harapan masyarakat sangat tinggi, terutama dalam hal wibawa dan kerja memperjuangkan rakyat. Kode etik sebagai pagar penjaga seharusnya ditaati dan dipatuhi menyangkut pertanggungjawaban kepada masyarakat selaku konsti-tuen. t

Fraksi Gerindra Tak Ikut Bertanggung JawabKode etik sekarang ini cenderung melangkah mundur dibanding sebelumnya. Hal yang kurang substansial dimasukkan, sementara hal penting tak dirinci.

oleh leli achlina

kode etik

nan yang telah berlangsung lama. Perlu adanya kebijakan peningkatan akses fakir miskin terhadap sumber daya sosial ekonomi, peningkatan prakarsa dan peran aktif warga ma-syarakat dalam pemberdayaan fakir miskin, dan perlindungan hak-hak dasar fakir miskin.

Komisi VIII DPR RI saat ini tengah membahas Rancangan Un-dang Undang (RUU) tentang Fakir Miskin. Dan, Undang-undang ini

DI saat problem etika moral di DPR RI satu persatu terkuak, langkah selanjutnya yang tak bisa ditunda-tunda adalah menyegerakan tersu-sunnya kembali draf kode etik dan tata beracara di Badan Kehormatan (BK) DPR RI. Namun, dikala ke-putusan itu akan ditetapkan dalam sidang paripurna DPR RI, Fraksi Partai Gerinda melakukan walkout dan menyatakan tidak ikut bertang-gung jawab atas keputusan terse-but.

“Kami tidak dilibatkan dalam pembahasan draf kode etik BK DPR RI, sehingga tidak harus ikut da-

lam pengambilan keputusan,” ujar Martin Hutabarat, penasihat Fraksi Gerindra di Gedung DPR Jakarta, 29 Maret. Ini adalah bentuk protes disampaikan Fraksi Partai Gerindra, karena tidak seorang pun wakil dari fraksi Gerindra diikutsertakan di Badan Kehormatan tersebut.

Kepada wartawan Gema Indo-nesia Raya, Martin menjelaskan kenapa Fraksi Gerindra mengambil sikap walkout tersebut. “Bahwa ma-sih permasalahan etika yang sangat penting yang ingin disampaikan Fraksi Gerindra, yakni seputar ke-wajiban para anggota DPR RI agar

menghindari perilaku tidak pantas yang dapat merendahkan citra dan kehormatan, merusak tata cara dan suasana persidangan, serta merusak martabat lembaga,” tutur Martin.

Bahkan, menurut Martin, di-bandingkan sebelumnya, kode etik BK sekarang ini cenderung melang-kah mundur. Hal-hal yang kurang substansial yang semestinya tidak perlu lagi diatur dalam kode etik ka-rena sudah ada dalam norma umum justru dimasukkan. Seperti pada Pasal 3 ayat (6) berbunyi: “anggota DPR RI dilarang memasuki tempat-tempat yang dipandang tidak pantas

secara etika, moral dan norma yang berlaku umum di masyarakat seperti kompleks pelacuran dan perjudian, kecuali untuk kepentingan tugasnya sebagai anggota DPR RI”.

Sementara hal penting lainnya tidak rinci diatur, seperti mekanis-me izin, materi konflik kepentingan, gratifikasi, dan mekanisme sanksi.

Menurut Martin, kode etik se-

kan verifikasi data yang dapat digu-nakan untuk seluruh sektor dalam penanganan fakir miskin. “artinya soal garis kemiskinan akan bisa op-timal hasilnya melalui data yang va-lid,” kata Saifuddin.

Maka, “Perlu dibentuk suatu badan independen yang berwenang melakukan pendataan dan peneta-pan jumlah penduduk miskin. Ini penting agar data yang dihasilkan benar-benar obyektif, guna mene-tapkan kebijakan penanganan ke-miskinan yang lebih optimal dan tepat sasaran,” imbuh Saifuddin.

Terbukti, dengan menggunakan standar garis kemiskinan yang ada saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia relatif rendah, 31,6 juta atau 13,3% di tahun 2011. Tetapi fakta di lapangan menunjukkan, satu rumah tangga dengan empat orang anggota keluarga tidak cukup memenuhi kebutuhan dasar hi-dupnya hanya dengan pendapatan Rp 800.000 per bulan. Dalam hal ini LIPI pun menilai standar garis kemiskinan Indonesia terlalu ren-dah dibandingkan negara kawasan asia Tenggara, yakni hanya US$0,8 per hari atau sekitar Rp 7.000 per hari.

Berdasarkan kenyataan, akan sangat penting adanya upaya penan-ganan kemiskinan yang lebih imple-mentatif, sehingga akses masyarakat miskin terhadap ekonomi, politik, sosial, budaya, dan informasi lebih terbuka dan terjamin. Untuk itu, perlu pengaturan dan kebijakan kemiskinan lebih diarahkan pada bagaimana memberdayakan mere-ka secara ekonomi berkelanjutan dengan memberikan lapangan ker-ja. Fakir miskin bukan beban, tapi harus diberdayakan. t

foto Mustafa KeMal

sUasana sidang paripurna dPr ri

Page 15: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

FiGur : 15edisi 02/tahun i/mei 2011

Arti Politik Buat Sarah Saraswati

Reses Bersama Malika Aurora Madura

Tak pelak lagi, meski rentetan acara turba (turun ke bawah) ke daerah pemilihannya di kawasan Lumajang begitu padat, tapi Faris berusaha bolak-balik Jakarta-Lumajang. Terkadang ia mengikutsertakan si kecil dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat, terutama saat sowan ke para kyai sepuh yang ada di Jawa Timur.

Seperti doa dan harapannya kepada sang anak, Faris juga berharap masa depan Gerin dra akan semakin baik. Sesuai dengan temuannya tatkala bertemu konstituen di dapilnya, Partai Gerindra menjadi partai harapan bagi masyarakat untuk menciptakan kemakmuran. “Dan, Prabowo diharapkan bisa memimpin negeri ini ke arah kemak-muran yang sesungguhnya,” ujar Dhohir Farisi menceritakan temuannya selama berada di dapilnya.

Kalau harapan terhadap Gerindra dan Prabowo begitu besar, menurut Dhohir Farisi, tinggal pintar-pintarnya kita memanfaatkan momentum ini. “Jangan sampai modal yang sudah ada di tangan ini lepas begitu saja,” harap Dhohir Farisi.

Sementara buat malaikat kecilnya, sesuai dengan namanya, Dhohir Farisi berharap, se-moga bisa menjadi seorang ratu yang bisa me-mancarkan cahaya pembaharuan, perbaikan dan kemajuan. Juga memiliki tutur kata yang sopan dan baik hatinya. Sedangkan Madura yang ada dibelakang nama anaknya, ia meng-harapkan agar si anak bisa berucap kata secara manis, seperti rasa madu. t M. budiono

BaGI Dhohir Farisi, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, masa reses april lalu merupakan saat yang sangat indah. Lebih in-dah dibanding masa reses sebelumnya. Indah, karena sebagian waktunya bisa lebih banyak diluangkan untuk berasyik masyuk dengan keluarga. Terutama dengan manusia kecil Malika aurora Madura yang masih berusia 8 bulan, buah pernikahannya dengan Zannuba arifah Chafsoh alias Yenny Wahid.

foto

do

K. P

rib

ad

i

KeBeRPIHaKaN Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) terhadap nasib masyarakat kebanyakan ternyata banyak mendapat simpati dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Dr. K.P.H. Warsito Sanyoto Probokusumo, SH MH. Pengacara kondang berdarah biru dari trah Keraton Surakarta ini menilai bahwa Partai Gerindra memiliki visi, misi, dan tekad untuk memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia.

atas dasar itulah Mas Tok -- begitu panggilan Warsito pada masa kecilnya – tidak hanya simpati, tapi juga tertarik dan punya keinginan untuk ikut berjuang bersama Gerindra. Doktor Hukum asuransi satu-satunya di Indonesia ini untuk pertama kalinya menyampaikan keinginannya bergabung dengan Gerindra ini kepada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon.

Dengan rendah hati pengacara yang sedang menangani kasus artis penyanyi “aku Tak Biasa” Syahrini ini menyatakan, bisa memperkuat barisan Gerindra saja sudah sangat membahagiakan. “Kalau boleh ikut memperkuat badan hukum partai, tapi kalau toh tak bisa, jadi tukang sapu pun akan saya terima,” ungkap Warsito bersungguh-sungguh.

Tapi Mas Tok berharap, keinginan itu tidak disalahartikan, apalagi di curigai. Bahwa keinginan itu didasari niat tulus, semata-mata ingin mengabdi dan membangun bangsa Indonesia bersama Gerindra. Karena, “Masih ada satu cita-cita yang ingin saya capai, yakni mati secara terhormat setelah berjuang untuk kemajuan rakyat, bangsa dan negara,” akunya dengan penuh semangat. t M. budiono

“Jadi Tukang Sapu pun Boleh, Asal Bersama Gerindra...”

Rahayu Saraswati

Dhohir Farisi

Warsito Sanyoto

foto

istiM

eW

a

MUDa, energik dan supel. Itulah sosok Rahayu Saraswati (25), Ketua Bidang Pengem bangan Peranan Perempuan, sayap Tunas Indonesia Raya (Tidar), sebuah orga-nisasi pemuda onderbow Partai Gerindra. Bagi Sarah, begitu dia biasa dipanggil, dunia politik sesungguhnya bukan ranah yang diidamkan. Ia pernah merasa jengah dengan dunia yang satu ini. alih-alih memperjuangkan kesejahteraan bagi rakyat, nyatanya yang dibahas oleh para politikus hanya soal kekuasaan.

Namun, kemudian ia menyadari bahwa kekuasaan bisa menjadi jembatan menuju kesejahteraan bagi masyarakat, dan untuk meraih kekuasan salah satu jalannya melalui dunia politik. Namun, kalaulah Sarah mulai menjajal dunia politik, tujuannya tentu bukan untuk kekuasaan semata. Melainkan juga karena perhatian dan kekhawatiran-nya terhadap masalah human trafficking dan climate change. Sebab, sedari dulu Sarah memang sudah tertarik terhadap kedua masalah ini.

Karena itu, seka- lipun aktif dalam kegiatan Tidar, Sarah tak pernah menggebu-gebu ingin menjadi anggota DPR atau jabatan politis lainnya. Perjuangan membela kepentingan rakyat,

menurut Sarah, bisa dilakukan dari luar dunia politik. Bisa melalui media seni, lembaga swadaya masyarakat atau yayasan sosial. apalagi, “Dunia politik selalu memiliki dua sisi yang kedua-dua sisinya tidak mengen-akkan,” ujar pemeran tokoh Senja dalam film trilogi Merah Putih itu. Bahkan, salah satu sisinya pasti mengandung konflik, pertikaian atau sikut-sikutan. Maka, kalau

bisa memilih, Sarah lebih suka bergulat dalam seni peran, atau dengan kata lain lebih suka disebut seniwati daripada politikus.

Lalu, sebagai aktivis Tidar, dara kelahiran

27 Januari 1986 ini meluangkan waktunya untuk menggagas berbagai program bagi kaum hawa. Itu dilaku-kannya di tengah kesibukannya mempersiapkan launching film layar lebar ketiga dari trilogi Merah Putih. “antara film dan politik ada kemiripan, yaitu sama-sama beru-saha memenga-ruhi masyarakat lewat pesan yang disampaikannya,” tutur Sarah. Sedang program untuk kaum perempuan yang disiapkan Sarah,

baik bersifat advokasi maupun pemberdaya-an perempuan dalam bidang ekonomi.

“Kita harus sadar, kehidupan ini tidak bisa lepas dari kaum hawa. Rumah tang-ga yang baik hanya bisa dicapai dari tangan dingin perempuan yang baik pula,” kata Sarah. t M. budiono

Page 16: nasional Sistem Ekonomi yang Keliru - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR02.pdfKita harus berani kembali ke Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945,” kata Prabowo Subianto,

profil

batu, senjata lain seperti clurit, pedang, rantai gear, atau pun samurai ikut membuat medan laga tawuran ini mengerikan.

Fenomena tawuran pelajar ini ternyata bukan terjadi pada akhir-akhir ini saja, tapi sudah turun-temurun, dari generasi ka kak kelas ke genarasi adik kelas dan seterusnya. Generasi Martin Hutabarat yang kini ang-gota DPR RI dari fraksi Gerindra juga per-nah menjadi “pemain” pada tahun 1970-an. Waktu itu, Martin masih berstatus siswa SMa Negeri VI Jakarta.

“Saat masih pelajar saya memiliki jiwa ekspresif,” tutur Martin yang saat itu terpi-lih menjadi Ketua Pelajar se-Jakarta. Martin mengakui, tawuran itu terjadi karena darah muda bergejolak, dan tak saluran lain selain tawuran. Maka, sebagai Ketua Pelajar se-Jakarta, Martin berusaha mencari solusi agar dinamika kawula muda ini bisa disalurkan ke hal-hal yang positif.

Salah satu solusi yang paling mujarab yang ada di pikiran Martin kala itu adalah perlunya dibangun gelanggang remaja sebagai tempat menyalurkan bakat dan minat generasi muda. Ketika usulan pelajar se-Jakarta ini diajukan ke Pemerintah DKI Jakarta, ternyata men-dapat tanggapan yang positif. Dan, sebagai

tindak lanjutnya, tepat 16 april 1970, Gelanggang Remaja Bulungan di-

resmikan. Ketua panitia peresmi-an gelanggang itu adalah Mar-tin Hutabarat.

Sekarang, 16 april 2011, Gelanggang Remaja Bulu-ngan itu telah berusia 40 tahun. Umur yang cu-kup tua untuk sebuah ba ngunan. Menteri Pe muda dan olahra-ga (Menpora) andi alfian Mallarangeng berkesem patan me-lihat kondisi ban-gunan gelanggang remaja yang ter-letak di kawasan Blok M, Keba-yoran Baru, ter-sebut. “Gelang-gang remaja ini perlu direvitali-sasi,” begitu ko-mentar menteri berdarah Bugis ini setelah me-ninjau fasilitas pem binaan gene-rasi muda itu.

16 :

Di usia remaja, ia memelopori berdirinya

Gelanggang Remaja Bulungan Jakarta. Ini salah satu solusi untuk meredam

perkelahian pelajar. Dan, banyak ide cemerlang lainnya lahir dari Martin Hutabarat yang kini anggota DPR dari

Partai Gerindra dan juga berbakti di HKTI.

oleh ardi WinanGun

andi Malla ra ngeng punya alasan untuk me rehabilitasi dan merevitalisasi gelanggang remaja ini. “Gelanggang remaja ini banyak memberi manfaat bagi para remaja. Selain sebagai tempat berolahraga, juga tempat mengisi berbagai kegiatan lainnya, seperti seni budaya,” ujar andi Mallarangeng. apa-lagi Gelanggang Remaja Bulungan ini sudah sangat dikenal, dan bisa menjadi tolok ukur untuk gelanggang remaja di kota-kota lainnya di Indonesia.

Jadi, Gelanggang Remaja Bulungan adalah salah satu sarana pembinaan generasi muda yang lahir dari ide cemerlang Martin Huta-barat. Masih banyak ide lainnya muncul dari pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 26 November 1951, ini. Ketika masih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indo-nesia, Martin mendorong jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda, dengan mendiri-kan tempat pelatihan Tunas Kewirausahaan. Sejak berdirinya pada 1975 hingga 1980, ri-buan peserta mengikuti pelatihan yang dise-lenggarakan Tunas Kewirausahaan ini.

Pengalaman berorganisasi yang ia peroleh semasa masih di bangku sekolah dan kuliah membuat Martin Hutabarat dengan mudah bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Dengan modal itu pula, tentunya, ia bisa me-lenggang ke Senayan, sebagai anggota DPR RI, sejak orde Baru. Waktu itu, ia terpilih se-bagai anggota DPR RI yang tergabung dalam Fraksi Golkar dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah.

Tapi, menjadi seorang anggota DPR di masa orde Baru, menurut Martin, tak ubahnya robot. Dia bisa bergerak bila diputar kuncinya. Tapi, sebagai wakil rakyat, Mar-tin tetap berusaha untuk tidak menjadi alat mainan seperti itu. Buktinya, ketika berlang-sung Sidang Paripurna MPR RI pada 1 Maret 1988 yang dipimpin oleh Ketua MPR/DPR Kharis Suhud, Martin melakukan interupsi yang isinya mempersoalkan bunyi redaksional jadwal acara sidang.

Interupsi yang dilakukan oleh Martin dianggap suatu hal tak biasa saat itu. Maka, tak heran kalau kala itu Martin menjadi ba-han pemberitaan yang cukup gencar. “Mela-kukan interupsi pada zaman orde Baru bisa dianggap melanggar tata tertib anggota MPR/DPR. Bahkan, gara-gara interupsi seorang anggota DPR/MPR bisa di-recall,” ujar Mar-tin mengenang masa itu.

Setelah menoleh pengalaman masa lalu itu, Martin lalu sedikit bergumam: “Betapa bebasnya anggota DPR/MPR saat ini. Bisa melakukan apa saja.” Kini, Martin tercatat sebagai anggota Komisi III DPR RI mewakili

Fraksi Partai Gerindra dan Ketua Fraksi Ge-rindra di MPR RI.

Sebagai anggota DPR/MPR di masa refor masi tentu Martin memiliki kebebasan dalam mengeluarkan pendapat, selama tidak bertentangan dengan garis partai. Misalnya, bersama rekan-rekannya se-Fraksi Partai Ge-rindra, Martin melakukan aksi walkout ketika berlangsung Sidang Paripurna DPR, 8 april 2011.

aksi meninggalkan ruang sidang itu dila-kukan, karena pimpinan sidang tidak mempe-dulikan aspirasi yang menolak pembangunan gedung baru DPR yang menelan biaya men-dekati 1,2 triliun itu. Celakanya lagi, ketika Martin hendak melakukan interupsi, mikro-fon yang ada di mejanya tiba-tiba mati, atau sengaja dimatikan.

Menurut Martin Hutabarat, Partai Gerin-dra dan juga Fraksi Gerindra di DPR menolak pembangunan gedung baru, dengan alasan untuk meningkatkan kinerja sangat ditentu-kan oleh idealisme dan semangat pengabdian, bukan sekedar oleh sarana. “alasan yang dike-mukakan bahwa pembangunan gedung baru itu untuk anggota DPR yang akan datang, juga tak masuk akal. Ngapain ngurusin pe-riode yang akan datang,” ujarnya.

Martin Hutabarat memang termasuk seorang vokalis di kalangan anggota parlemen di Senayan. Dia juga sering berperan sebagai narasumber dalam berbagai acara, seperti talk show di media elektonik atau dalam acara dis-kusi dan seminar. Bahkan, ia menjadi pengi-si acara talk show yang diadakan oleh Radio Trijaya setiap Sabtu di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat.

Selain sibuk sebagai anggota parlemen, Martin Hutabarat juga aktif di kepengurusan HKTI. Di organisasi yang dipimpin oleh Ke-tua Umum DPN HKTI Prabowo Subianto ini, Martin menjabat sebagai Ketua Bidang Pertanahan dan Perundang-Undangan DPN HKTI periode 2010-2015. Ini untuk periode kedua ia di kepengurusan HKTI, setelah se-belumnya (periode 2004-2009) menduduki jabatan yang sama dengan periode sekarang. Martin mengaku, ia bergabung dengan orga-nisasi petani ini karena punya komitmen un-tuk mensejahterakan para petani.

Tapi, Martin mengakui, untuk mensejah-terakan petani sangat tergantung pada kebi-jakan pemerintah, seperti kebijakan impor beras, subsidi pupuk, pembiayaan, perbaikan irigasi, perbenihan dan perlindungan pasar. “oleh sebab itu ketika berbicara mengenai petani di DPR, saya selalu mengutarakan berbagai masalah yang dihadapi petani,” ujarnya. t

edisi 02/tahun i/mei 2011

martin hutabarat

Berjiwa Dinamis Sejak Remaja

anGGota dPr ri fraKsi Gerindra

foto

Mu

sta

fa K

eM

al

JaLaN Raya Latumenten, Grogol, Jakarta Barat, kadang menjadi momok bagi pengen-dara mobil, motor, ataupun angkutan umum. Karena di ruas jalan itu sering menjadi salah

satu ajang tawuran antar-pelajar. Ngerinya,

dalam peristi-wa itu bukan hanya perang