nada ayat

8
FISIOLOGI PERSALINAN Tiga faktor penting yang memegang peranan pada persalinan adalah: 1) kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu hamil seperti kekuatan his dan kekuatan mengejan; 2) keadaan jalan lahir; 3) janinnya sendiri. (Wiknjosastro, 2008) His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba masuk ke dalam dinding uterus. Di tempat tersebut ada suatu pacemaker dari mana gelombang berasal (Wiknjosastro, 2008). Resultan efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris, yaitu daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar. His terjadi akibat (Cunningham,et.al., 2005): a. Kerja hormon oksitosin b. Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi c. Regangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi. Gelombang his bergerak ke dalam dan ke bawah dengan kecepatan 2 cm per detik untuk mengikutsertakan seluruh uterus. His yang sempurna mempunyai kejang otot paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal, dan puncak kontraksi otot terjadi simultan di

Upload: muzayyinatul-hayat

Post on 09-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

phgkfdls

TRANSCRIPT

FISIOLOGI PERSALINANTiga faktor penting yang memegang peranan pada persalinan adalah: 1) kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu hamil seperti kekuatan his dan kekuatan mengejan; 2) keadaan jalan lahir; 3) janinnya sendiri.(Wiknjosastro, 2008)His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba masuk ke dalam dinding uterus. Di tempat tersebut ada suatu pacemaker dari mana gelombang berasal (Wiknjosastro, 2008). Resultan efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris, yaitu daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar. His terjadi akibat (Cunningham,et.al., 2005):a. Kerja hormon oksitosinb. Regangan dinding uterus oleh isi konsepsic. Regangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.Gelombang his bergerak ke dalam dan ke bawah dengan kecepatan 2 cm per detik untuk mengikutsertakan seluruh uterus. His yang sempurna mempunyai kejang otot paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal, dan puncak kontraksi otot terjadi simultan di seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his, otot-otot korpus uteri menjadi lebih pendek daripada sebelumnya, yang disebut retraksi. Oleh karena serviks kurang mengendung otot maka serviks tertarik dan terbuka, terlebih jika ada tekanan oleh bagian janin yang keras, misalnya kepala(Wiknjosastro, 2008).His sendiri dapat dibedakan menjadi his asli dan his palsu. His asli atau his normal biasanya terjadi kontraksi yang simetris, dominasi di bagian fundus, frekuensi 2-3 kali tiap 10 menit, amplitudo 40-60 mmHg, tiap his berlangsung 60-90 detik, ada fase relaksasi setelah kontraksi dengan jarak antar his 2-4 menit.Berikut adalah perbedaan antara his asli dan his palsu:PERBEDAANHIS ASLIHIS PALSU

FrekuensiTeraturMeningkat seiring pembukaanTidak teratur

Penjalaran nyeriMemancar dari pinggang ke perut bagian bawahTidak memancar dari pinggang ke perut bagian bawah

KontraksiMakin lama makin kuatPendekTidak begitu kuat, bila digunakan untuk berjalan kontraksi bisa hilang.

Pengaruh terhadap pembukaan serviksBerpengaruh Tidak berpengaruh

Aktivitas miometrium dapat dinyatakan lebih jelas pada adanya kehamilan. Dalam pemeriksaan ginekologi waktu hamil dapat diraba adanya kontraksi uterus. (Wiknjosastro, 2008). Kontraksi miometrium terus menerus meningkat seiring dengan kemajuan persalinan karena adanya siklus umpan balik positif yang melibatkan oksitosin dan prostaglandin. Setiap kontraksi uterus dimulai di bagian atas dan menyapu ke bawah, mendorong janin mendekati serviks (Sherwood, 2001).Tekanan janin pada serviks menimbulkan dua hal. Pertama, kepala janin yang menekan serviks yang melunak berfungsi sebagai baji untuk membuka kanalis servikalis. Kedua, peregangan serviks merangsang pengeluaran oksitosin melalui reflek neuroendokrin. Stimulasi reseptor-reseptor di serviks sebagai reseptor terhadap tekanan-tekanan janin menimbulkan sinyal saraf yang berjalan ke arah hipotalamus melalui korda spinalis. Hipotalamus kemudian memicu pengeluaran oksitosin dari hipofisis posterior. Oksitosin tambahan ini menyebabkan kontraksi uterus lebih kuat. Akibatnya janin terdorong lebih keras menekan serviks, yang kemudian merangsang pengeluaran oksitosin lebih banyak dan seterusnya.Siklus ini diperkuat oleh karena oksitosin merangsang pembentukan prostaglandin oleh desidua. Sebagai stimulan miometrium yang lebih kuat, prostaglandin meningkatkan kontraksi uterus. Sekresi oksitosin, pembentukan prostaglandin dan kontraksi uterus terus meningkat melalui mekanisme umpan balik positif selama persalinan sammpai tekanan di serviks lenyap karena bayi keluar (Sherwood, 2001).Tanda-tanda permulaan persalinan antara lain (Cunningham,et.al., 2005):1. Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu terlihat2. Perut terlihat lebih melebar, fundus uteri menurun.3. Perasaan sering kencing atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.4. Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh karena adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang disebut false labor pains.5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show).Sedangkan tanda-tanda in partu (Cunningham,et.al., 2005):1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.4. Pada pemeriksaan dalam didapatkan serviks mendatar dan pembukaan telah nampak.Persalinan atau partus dibagai menjadi 4 kala:a. Kala I atau kala pembukaan.Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis yang pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi menjadi 2 fase (Wiknjosastro, 2008):1. Fase laten; berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.2. Fase aktif; dibagi lagi dalam 3 fase, yaitu:a. Fase akselerasi; dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.b. Fase dilatasi maksimal; dlam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.c. Fase deselerasi; pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.b. Kala II atau kala pengeluaran.Saat akan memasuki kala II akan terjadi tanda-tanda: Ibu merasa ingin meneran/mengejan. Perineum menonjol. Vulva vagina membuka. Adanya tekanan sphincter ani. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat. Pengeluaran darah dan lendir meningkat. Kepala bayi turun di dasar panggul. Ibu kemungkinan ingin defekasi. Ibu kemungkinan mengalami inkontinensia urinDiagnosis pasti ibu hamil memasuki kala II: Telah terjadi pembukaan lengkap Tampak bagian kepala janin melalui bukaan introtus vagina.Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya kepala janin sudah memasuki rongga panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengejan.Bila dasar panggul sudah mulai berelaksasi dan dengan his dan kekuatan mengejan yang maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simphisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his dimulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi.Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam (Wiknjosastro, 2008).c. Kala III atau kala uri.Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusar. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri (Wiknjosastro, 2008).d. Kala IVDimulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Dalam kala IV dilakukan pengamatan apakah terjadi perdarahan postpartum (Wiknjosastro, 2008).

Daftar pustaka:Cunningham FG, et.al. (2005). Williams Obstetrics. Edisi 22. New York: McGraw-Hill Publishing.Sherwood (2001). Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta:EGC.Wiknjosastro H (2008). Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.