n kepala badan pengkajian dan penerapan teknologi kepala... · penerapan teknologi tentang...

269
PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi berdasarkan Nomor B/2491.1/M.PAN-RB/07/2015 tanggal 31 Juli 2015, hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ( B P P T )

Upload: others

Post on 05-Oct-2019

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 009 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu

dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Nomor

B/2491.1/M.PAN-RB/07/2015 tanggal 31 Juli 2015,

hal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

TEKNOLOGI.

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 1

(1) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, yang

selanjutnya dalam Peraturan ini disebut BPPT adalah

Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden

- 3 -

melalui menteri yang membidangi urusan

pemerintahan di bidang riset dan teknologi.

(2) BPPT dipimpin oleh Kepala.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi

Pasal 2

BPPT mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan

di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BPPT menyelenggarakan fungsi:

a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di

bidang pengkajian dan penerapan teknologi;

b. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan

tugas BPPT;

c. pemantauan, pembinaan, dan pelayanan terhadap

kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka

inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas teknologi

serta pembinaan alih teknologi; dan

d. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan

administrasi umum di bidang perencanaan umum,

ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,

kepegawaian, keuangan, hukum, kerja sama,

hubungan masyarakat, persuratan, kearsipan,

persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

- 4 -

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BPPT terdiri atas:

a. Kepala;

b. Sekretariat Utama;

c. Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi;

d. Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya

Alam;

e. Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan

Bioteknologi;

f. Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan

Material;

g. Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun

dan Rekayasa;

h. Inspektorat;

i. Pusat Pelayanan Teknologi;

j. Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan; dan

k. Pusat Manajemen Informasi.

BAB III

KEPALA

Pasal 5

Kepala mempunyai tugas:

a. memimpin BPPT sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

b. menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum

sesuai dengan tugas BPPT;

c. menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPPT

yang menjadi tanggung jawabnya; dan

d. membina dan melaksanakan kerja sama dengan

instansi dan organisasi lain.

- 5 -

BAB IV

SEKRETARIAT UTAMA

Bagian Kesatu

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Pasal 6

(1) Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pemimpin

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala.

(2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.

Pasal 7

Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan

perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap

program, administrasi dan sumber daya di lingkungan

BPPT.

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:

a. pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di

lingkungan BPPT;

b. pengkoordinasian perencanaan dan perumusan

kebijakan teknis BPPT;

c. pembinaan dan pelayanan administrasi

ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,

kepegawaian, keuangan, hukum, kerja sama,

kehumasan, persuratan, kearsipan, persandian,

perlengkapan dan rumah tangga BPPT;

d. pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-

undangan dan dokumen hukum lainnya yang

berkaitan dengan tugas BPPT; dan

e. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BPPT.

- 6 -

Bagian Kedua

Susunan Organisasi

Pasal 9

Sekretariat Utama terdiri atas:

a. Biro Perencanaan dan Keuangan;

b. Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi;

c. Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat;

dan

d. Biro Umum.

Bagian Ketiga

Biro Perencanaan dan Keuangan

Pasal 10

Biro Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas

melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan

program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja,

serta pengelolaan verifikasi, perbendaharaan, akuntansi,

dan pelaporan keuangan.

Pasal 11

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 10, Biro Perencanaan dan Keuangan

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan koordinasi serta penyusunan rencana

program, kegiatan, dan anggaran serta rencana

strategis;

b. pengkoordinasian dan penyusunan evaluasi dan

pelaporan kinerja;

c. pelaksanaan kegiatan pengelolaan verifikasi dan

pengelolaan perbendaharaan; dan

d. pelaksanaan pengelolaan kegiatan akuntansi dan

pelaporan keuangan.

- 7 -

Pasal 12

Biro Perencanaan dan Keuangan terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran;

b. Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja;

c. Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan; dan

d. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

Pasal 13

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan koordinasi serta penyusunan

rencana program, kegiatan, dan anggaran serta rencana

strategis.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13, Bagian Program dan Anggaran menyelenggarakan

fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana

program dan kegiatan;

b. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana

anggaran; dan

c. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana

strategis.

Pasal 15

Bagian Program dan Anggaran terdiri atas:

a. Subbagian Penyusunan Program;

b. Subbagian Penyusunan Anggaran; dan

c. Subbagian Penyusunan Rencana Strategis.

Pasal 16

(1) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan koordinasi dan

penyusunan rencana program dan kegiatan.

(2) Subbagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan koordinasi dan

penyusunan rencana anggaran.

- 8 -

(3) Subbagian Penyusunan Rencana Strategis mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan

penyusunan rencana strategis.

Pasal 17

Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja mempunyai tugas

melaksanakan evaluasi kinerja hasil program kegiatan,

pelaporan kinerja hasil program kegiatan, dan pengelolaan

data perencanaan.

Pasal 18

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 17, Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan evaluasi kinerja hasil program

kegiatan;

b. pelaksanaan kegiatan pelaporan kinerja hasil program

kegiatan; dan

c. pelaksanaan pengelolaan data perencanaan.

Pasal 19

Bagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja terdiri atas:

a. Subbagian Evaluasi Kinerja;

b. Subbagian Pelaporan Kinerja; dan

c. Subbagian Pengelolaan Data Perencanaan.

Pasal 20

(1) Subbagian Evaluasi Kinerja mempunyai tugas

melakukan kegiatan evaluasi kinerja pelaksanaan

program kegiatan.

(2) Subbagian Pelaporan Kinerja mempunyai tugas

melakukan pelaporan kinerja pelaksanaan program

kegiatan.

(3) Subbagian Pengelolaan Data Perencanaan mempunyai

tugas melaksanakan pengelolaan data perencanaan

program kegiatan.

- 9 -

Pasal 21

Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan pengelolaan verifikasi dan

pengelolaan perbendaharaan.

Pasal 22

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 21, Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan

pengelolaan verifikasi anggaran;

b. penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan

pengelolaan pembayaran; dan

c. penyiapan bahan penyusunan pelaksanaan kegiatan

penggajian.

Pasal 23

Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan terdiri atas:

a. Subbagian Verifikasi Anggaran;

b. Subbagian Pembayaran; dan

c. Subbagian Penggajian.

Pasal 24

(1) Subbagian Verifikasi Anggaran mempunyai tugas

melakukan verifikasi dokumen anggaran.

(2) Subbagian Pembayaran mempunyai tugas melakukan

kegiatan pengelolaan pembayaran.

(3) Subbagian Penggajian mempunyai tugas melakukan

kegiatan pengelolaan penggajian pegawai.

Pasal 25

Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan mempunyai

tugas melaksanakan pengelolaan kegiatan akuntansi dan

pelaporan keuangan.

- 10 -

Pasal 26

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 25, Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan tata usaha anggaran;

b. pelaksanaan kegiatan evaluasi anggaran; dan

c. pelaksanaan penyusunan dan pelaporan keuangan.

Pasal 27

Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha Anggaran;

b. Subbagian Evaluasi Anggaran; dan

c. Subbagian Pelaporan Keuangan.

Pasal 28

(1) Subbagian Tata Usaha Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan tata usaha anggaran.

(2) Subbagian Evaluasi Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan koordinasi, penyusunan,

pemantauan dan evaluasi anggaran.

(3) Subbagian Pelaporan Keuangan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan dan penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Bagian Keempat

Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi

Pasal 29

Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi mempunyai

tugas melaksanakan koordinasi, perencanaan dan

pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan karir

dan mutasi pegawai, pengelolaan kesejahteraan dan kinerja

pegawai serta penataan organisasi dan tata laksana.

- 11 -

Pasal 30

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 29, Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan koordinasi, perencanaan dan

pengembangan sumber daya manusia;

b. penyiapan koordinasi, pengelolaan karir dan mutasi

pegawai;

c. penyiapan koordinasi, pengelolaan kesejahteraan dan

kinerja pegawai; dan

d. penyiapan koordinasi, penataan organisasi dan tata

laksana.

Pasal 31

Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi terdiri atas:

a. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia;

b. Bagian Karir dan Mutasi Pegawai;

c. Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai; dan

d. Bagian Organisasi dan Tata Laksana.

Pasal 32

Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia mempunyai tugas melaksanakan perencanaan

dan pengembangan sumber daya manusia.

Pasal 33

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 32, Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perencanaan sumber daya manusia;

dan

b. penyiapan bahan pengembangan sumber daya

manusia.

- 12 -

Pasal 34

Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia terdiri atas:

a. Subbagian Perencanaan Sumber Daya Manusia; dan

b. Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Pasal 35

(1) Subbagian Perencanaan Sumber Daya Manusia

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perencanaan sumber daya manusia.

(2) Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

pengembangan sumber daya manusia.

Pasal 36

Bagian Karir dan Mutasi mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan bahan administrasi karir struktural, karir

fungsional dan mutasi pegawai.

Pasal 37

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 36, Bagian Karir dan Mutasi Pegawai

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan pengadministrasian karir

struktural;

b. penyiapan bahan pengadministrasian karir fungsional;

dan

c. penyiapan bahan pengadministrasian mutasi pegawai.

Pasal 38

Bagian Karir dan Mutasi Pegawai terdiri atas:

a. Subbagian Karir Struktural;

b. Subbagian Karir Fungsional; dan

c. Subbagian Mutasi.

- 13 -

Pasal 39

(1) Subbagian Karir Struktural mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan administrasi pengelolaan

karir jabatan struktural.

(2) Subbagian Karir Fungsional mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan administrasi pengelolaan

karir jabatan fungsional.

(3) Subbagian Mutasi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan mutasi pegawai.

Pasal 40

Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai mempunyai

tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan tata usaha

kepegawaian, kesejahteraan, dan kinerja pegawai.

Pasal 41

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 40, Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengelolaan tata usaha kepegawaian;

b. pelaksanaan urusan kesejahteraan pegawai; dan

c. pelaksanaan pengelolaan akuntabilitas dan evaluasi

kinerja pegawai.

Pasal 42

Bagian Kesejahteraan dan Kinerja Pegawai terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha Kepegawaian;

b. Subbagian Kesejahteraan; dan

c. Subbagian Kinerja Pegawai.

Pasal 43

(1) Subbagian Tata Usaha Kepegawaian mempunyai tugas

melakukan pengelolaan tata usaha kepegawaian.

(2) Subbagian Kesejahteraan mempunyai tugas

melakukan urusan kesejahteraan pegawai.

(3) Subbagian Kinerja Pegawai mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan kinerja pegawai.

- 14 -

Pasal 44

Bagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan, pengelolaan dan penataan

organisasi dan tata laksana.

Pasal 45

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 44, Bagian Organisasi dan Tata Laksana

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan penyusunan, pengelolaan dan

penataan, organisasi; dan

b. penyiapan bahan penyusunan dan pengelolaan tata

laksana.

Pasal 46

Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri atas :

a. Subbagian Organisasi; dan

b. Subbagian Tata Laksana.

Pasal 47

(1) Subbagian Organisasi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan, pengelolaan dan

penataan organisasi.

(2) Subbagian Tata Laksana mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan dan pengelolaan tata

laksana.

Bagian Kelima

Biro Hukum, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat

Pasal 48

Biro Hukum, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan peraturan

perundang-undangan, advokasi hukum, fasilitasi

perlindungan kekayaan intelektual, koordinasi dan

administrasi kerja sama, serta pengelolaan hubungan

masyarakat.

- 15 -

Pasal 49

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 48, Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan

Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan peraturan perundang-

undangan, advokasi hukum, dan fasilitasi

perlindungan kekayaan intelektual;

b. penyiapan koordinasi dan administrasi kerja sama;

dan

c. penyiapan pengelolaan hubungan masyarakat.

Pasal 50

Biro Hukum, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat

terdiri atas:

a. Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual;

b. Bagian Kerja Sama; dan

c. Bagian Hubungan Masyarakat.

Pasal 51

Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan di bidang hukum dan pengelolaan

kekayaan intelektual.

Pasal 52

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 51, Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan penelaahan dokumen hukum,

advokasi, dan penyelesaian masalah hukum;

b. penyiapan bahan penyusunan dan penelaahan

peraturan perundang-undangan; dan

c. penyiapan bahan pengelolaan kekayaan intelektual.

Pasal 53

Bagian Hukum dan Kekayaan Intelektual terdiri atas:

- 16 -

a. Subbagian Advokasi Hukum;

b. Subbagian Perundang-undangan; dan

c. Subbagian Kekayaan Intelektual.

Pasal 54

(1) Subbagian Advokasi Hukum mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan, perumusan

dan penelaahan dokumen hukum, advokasi dan

penyelesaian masalah hukum.

(2) Subbagian Perundang-undangan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan, perumusan

dan penelaahan naskah peraturan perundang-

undangan, pendokumentasian peraturan serta

pemberian pelayanan informasi peraturan.

(3) Subbagian Kekayaan Intelektual mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan pengelolaan administrasi

dan legalisasi status kekayaan intelektual serta

identifikasi karya intelektual di lingkungan BPPT.

Pasal 55

Bagian Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan evaluasi

pelaksanaan kerja sama antarlembaga dan industri.

Pasal 56

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 55, Bagian Kerja Sama menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan

evaluasi pelaksanaan kerja sama antarlembaga; dan

b. penyiapan koordinasi, pelaksanaan administrasi, dan

evaluasi pelaksanaan kerja sama industri.

Pasal 57

Bagian Kerja Sama terdiri atas:

a. Subbagian Kerja Sama Antarlembaga; dan

b. Subbagian Kerja Sama Industri.

- 17 -

Pasal 58

(1) Subbagian Kerja Sama Antarlembaga mempunyai

tugas melakukan penyiapan koordinasi, pelaksanaan

administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama

antarlembaga.

(2) Subbagian Kerja Sama Industri mempunyai tugas

melakukan penyiapan koordinasi, pelaksanaan

administrasi, dan evaluasi pelaksanaan kerja sama

industri.

Pasal 59

Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas

melaksanakan keprotokolan, hubungan antarlembaga,

hubungan media massa, dan pengaduan masyarakat.

Pasal 60

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 59, Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai

fungsi:

a. penyiapan bahan pelaksanaan keprotokolan dan

hubungan antar lembaga;

b. penyiapan bahan pelaksanaan hubungan media,

analisa media, dan pengaduan masyarakat; dan

c. penyiapan bahan pelaksanaan publikasi serta

pengelolaan informasi dan dokumentasi.

Pasal 61

Bagian Hubungan Masyarakat terdiri atas:

a. Subbagian Protokol dan Hubungan Antarlembaga;

b. Subbagian Hubungan Media dan Pengaduan

Masyarakat; dan

c. Subbagian Publikasi dan Dokumentasi.

Pasal 62

(1) Subbagian Protokol dan Hubungan Antarlembaga

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

pelaksanaan keprotokolan.

- 18 -

(2) Subbagian Hubungan Media dan Pengaduan

Masyarakat mempunyai tugas melakukan

pelaksanaan hubungan media massa, pengelolaan

opini publik, analisa media, dan pengaduan

masyarakat.

(3) Subbagian Publikasi dan Dokumentasi mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan

publikasi dan pengelolaan informasi dan dokumentasi.

Bagian Keenam

Biro Umum

Pasal 63

Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

perlengkapan, kerumahtanggaan, ketatausahaan, arsip,

dan barang milik negara.

Pasal 64

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 63, Biro Umum menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan pengelolaan perlengkapan;

b. pelaksanaan kegiatan pengelolaan rumah tangga dan

tata usaha pimpinan; dan

c. pelaksanaan pengelolaan dan penatausahaan

akuntansi barang milik negara.

Pasal 65

Biro Umum terdiri atas:

a. Bagian Perlengkapan;

b. Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan; dan

c. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara.

Pasal 66

Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan

analisa kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana

serta layanan pengadaan barang/jasa pemerintah.

- 19 -

Pasal 67

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 66, Bagian Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan analisis kebutuhan dan

pengembangan sarana dan prasarana;

b. pelaksanaan kegiatan pengelolaan sarana dan

prasarana; dan

c. pelaksanaan kegiatan layanan pengadaan barang/jasa

pemerintah.

Pasal 68

Bagian Perlengkapan terdiri atas:

a. Subbagian Analisis Kebutuhan dan Pengembangan

Sarana dan Prasarana;

b. Subbagian Pengelolaan Sarana dan Prasarana; dan

c. Subbagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah.

Pasal 69

(1) Subbagian Analisis Kebutuhan dan Pengembangan

Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan

kegiatan analisis kebutuhan dan pengembangan

sarana dan prasarana.

(2) Subbagian pengelolaan Sarana dan Prasarana

mempunyai tugas melakukan kegiatan pengelolaan

sarana dan prasarana.

(3) Subbagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah mempunyai tugas melakukan layanan

pengadaan barang/jasa pemerintah.

Pasal 70

Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan

mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan

kerumahtanggaan dan tata usaha pimpinan.

- 20 -

Pasal 71

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 70, Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan

menyelenggarakan fungsi:

a. pengelolaan urusan dalam dan perjalanan;

b. pengelolaan kendaraan dan percetakan; dan

c. pengelolaan tata usaha pimpinan dan arsip.

Pasal 72

Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha Pimpinan terdiri

atas:

a. Subbagian Urusan Dalam dan Perjalanan;

b. Subbagian Kendaraan dan Percetakan;

c. Subbagian Tata Usaha dan Arsip;

d. Subbagian Tata Usaha Kepala;

e. Subbagian Tata Usaha Setama; dan

f. Subbagian Tata Usaha Deputi.

Pasal 73

(1) Subbagian Urusan Dalam dan Perjalanan mempunyai

tugas melakukan pengelolaan urusan dalam dan

perjalanan dinas.

(2) Subbagian Kendaraan dan Percetakan mempunyai

tugas melakukan pengelolaan dan perbaikan

kendaraan serta percetakan.

(3) Subbagian Tata Usaha dan Arsip mempunyai tugas

melakukan pengelolaan urusan surat menyurat,

kearsipan, dan persandian.

(4) Subbagian Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas

melakukan pengelolaan urusan tata usaha Kepala,

Sekretaris Utama, dan Deputi.

Pasal 74

Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan pengelolaan penatausahaan dan

akuntansi barang milik negara.

- 21 -

Pasal 75

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 74, Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perencanaan kebutuhan,

penerimaan/ pemeriksaan, pemanfaatan, penilaian

dan monitoring barang milik negara;

b. penyiapan bahan penggunaan, pembukuan,

inventarisasi, dan pelaporan barang milik negara; dan

c. penyiapan bahan pemindahtanganan, pemusnahan,

penghapusan dan pembinaan/pengendalian barang

milik negara.

Pasal 76

Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara terdiri atas:

a. Subbagian Penerimaan dan Monitoring Barang Milik

Negara;

b. Subbagian Penatausahaan Akuntansi Barang Milik

Negara; dan

c. Subbagian Penghapusan dan Pengendalian Barang

Milik Negara.

Pasal 77

(1) Subbagian Penerimaan dan Monitoring Barang Milik

Negara mempunyai tugas melakukan perencanaan

kebutuhan, penerimaan, pemanfaatan, penilaian dan

monitoring barang milik negara.

(2) Subbagian Penatausahaan Barang Milik Negara

mempunyai tugas melakukan penggunaan,

pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik

Negara.

(3) Subbagian Penghapusan dan Pengendalian Barang

Milik Negara mempunyai tugas melakukan

pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, dan

pembinaan/pengendalian barang milik negara.

- 22 -

BAB V

DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI

Bagian Kesatu

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Pasal 78

(1) Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi adalah

unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPPT di

bidang pengkajian kebijakan teknologi, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.

(2) Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi

dipimpin oleh Deputi.

Pasal 79

Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi mempunyai

tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pengkajian kebijakan teknologi.

Pasal 80

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 79, Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi

menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang

kebijakan teknologi;

b. pelaksanaan kegiatan kebijakan teknologi inovasi

daerah, kebijakan teknologi kawasan spesifik,

pengembangan teknoprener dan klaster industri dan

kebijakan strategi teknologi dan audit teknologi;

c. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang

kebijakan teknologi;

d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang

kebijakan teknologi; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.

- 23 -

Bagian Kedua

Susunan Organisasi

Pasal 81

Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi terdiri atas:

a. Pusat Teknologi Inovasi Daerah;

b. Pusat Teknologi Kawasan Spesifik;

c. Pusat Teknoprener dan Klaster Industri; dan

d. Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi.

Bagian Ketiga

Pusat Teknologi Inovasi Daerah

Pasal 82

Pusat Teknologi Inovasi Daerah mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan

teknologi di bidang pengembangan iklim dan lingkungan

berinovasi di daerah otonom.

Pasal 83

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 82, Pusat Teknologi Inovasi Daerah

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

kebijakan kelembagaan inovasi di daerah otonom;

b. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

kebijakan budaya inovasi di daerah otonom;

c. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

kebijakan infrastruktur khusus inovasi dan isu

perkembangan teknologi global di daerah otonom;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan inovasi daerah;

dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Inovasi Daerah.

- 24 -

Pasal 84

Pusat Teknologi Inovasi Daerah terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 85

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Keempat

Pusat Teknologi Kawasan Spesifik

Pasal 86

Pusat Teknologi Kawasan Spesifik mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan

teknologi di bidang pengembangan jaringan inovasi dan

kawasan spesifik berbasis teknologi dan inovasi.

Pasal 87

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 86, Pusat Teknologi Kawasan Spesifik

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

kebijakan penyedia teknologi dan inovasi kawasan;

b. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

kebijakan pengguna teknologi dan inovasi kawasan;

c. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

kebijakan jaringan inovasi serta keterkaitan fungsional

dan hierarki keruangan sistem inovasi;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan

jaringan inovasi dan kawasan spesifik; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Kawasan Spesifik.

- 25 -

Pasal 88

Pusat Teknologi Kawasan Spesifik terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 89

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Kelima

Pusat Teknoprener dan Klaster Industri

Pasal 90

Pusat Teknoprener dan Klaster Industri mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan

teknologi di bidang pengembangan teknoprener dan

pengembangan klaster industri tertentu berdasarkan

peningkatan rantai nilai tambah.

Pasal 91

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 90, Pusat Teknoprener dan Klaster Industri

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

kebijakan teknologi pengembangan teknoprener;

b. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

kebijakan teknologi pengembangan klaster industri

tertentu;

c. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

kebijakan fasilitasi pengembangan kelembagaan dan

budaya teknoprener;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan

teknoprener dan klaster industri; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat

Teknoprener dan Klaster Industri.

- 26 -

Pasal 92

Pusat Teknoprener dan Klaster Industri terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 93

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Keenam

Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi

Pasal 94

Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi mempunyai

tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan

teknologi di bidang strategi teknologi dan audit teknologi.

Pasal 95

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 94, Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

kebijakan strategi teknologi;

b. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

kebijakan audit teknologi;

c. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan

instrumen kebijakan teknologi tematik;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan strategi

teknologi dan sistem audit teknologi; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Strategi

Teknologi dan Audit Teknologi.

- 27 -

Pasal 96

Pusat Strategi Teknologi dan Audit Teknologi terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 97

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

BAB VI

DEPUTI BIDANG

TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM

Bagian Kesatu

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Pasal 98

(1) Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya

Alam adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan

fungsi BPPT di bidang teknologi pengembangan

sumber daya alam, yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala.

(2) Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya

Alam dipimpin oleh Deputi.

Pasal 99

Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya

Alam mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi pengembangan

sumber daya alam.

Pasal 100

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 99 Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber

Daya Alam menyelenggarakan fungsi:

- 28 -

a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan

sumber daya alam;

b. pelaksanaan kegiatan teknologi pengembangan

sumber daya wilayah, teknologi pengembangan

sumber daya mineral, teknologi reduksi risiko bencana

dan teknologi lingkungan.

c. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan

sumber daya alam; dan

d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan

sumber daya alam; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.

Bagian Kedua

Susunan Organisasi

Pasal 101

Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya

Alam terdiri atas :

a. Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah;

b. Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral;

c. Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana; dan

d. Pusat Teknologi Lingkungan.

Bagian Ketiga

Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah

Pasal 102

Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah

mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan

penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber daya

wilayah.

- 29 -

Pasal 103

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 102, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya

Wilayah menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang eksplorasi sumber daya alam berbasis

penginderaan jauh maju;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang eksplorasi sumber daya alam wilayah darat

(terrestrial) berbasis geofisika maju;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang eksplorasi sumber daya alam wilayah laut dan

pesisir berbasis akustik tomografi;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

pengembangan sumber daya wilayah; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Pengembangan Sumber Daya Wilayah.

Pasal 104

Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah

terdiri atas :

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 105

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

- 30 -

Bagian Keempat

Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral

Pasal 106

Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral

mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan

penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber daya

mineral.

Pasal 107

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 106, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya

Mineral menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang pengolahan dan pemurnian mineral;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

tekno-ekonomi mineral;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang pertambangan skala kecil;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

pengembangan sumber daya mineral; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Pengembangan Sumber Daya Mineral.

Pasal 108

Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral

terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 109

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

- 31 -

Bagian Kelima

Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana

Pasal 110

Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi reduksi risiko bencana.

Pasal 111

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 110, Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang adaptasi dan penataan ruang berbasis

pengurangan risiko bencana;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang mitigasi bencana;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang instrumentasi kebencanaan;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

reduksi risiko bencana; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Reduksi Risiko Bencana.

Pasal 112

Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana terdiri atas :

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 113

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

- 32 -

Bagian Keenam

Pusat Teknologi Lingkungan

Pasal 114

Pusat Teknologi Lingkungan mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi lingkungan.

Pasal 115

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 114, Pusat Teknologi Lingkungan menyelenggarakan

fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang pengendalian pencemaran lingkungan;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang konservasi dan pemulihan kualitas lingkungan;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang tata kelola lingkungan;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

lingkungan; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Lingkungan.

Pasal 116

Pusat Teknologi Lingkungan terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 117

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

- 33 -

BAB VII

DEPUTI BIDANG

TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI

Bagian Kesatu

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Pasal 118

(1) Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi

adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi

BPPT di bidang teknologi agroindustri dan

bioteknologi, yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala.

(2) Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi

dipimpin oleh Deputi.

Pasal 119

Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi

mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi agroindustri

dan bioteknologi.

Pasal 120

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 119, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan

Bioteknologi menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan

bioteknologi;

b. pelaksanaan kegiatan teknologi produksi pertanian,

teknologi agroindustri, teknologi bioindustri, dan

teknologi farmasi dan medika;

c. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan

bioteknologi;

- 34 -

d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan

bioteknologi; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.

Bagian Kedua

Susunan Organisasi

Pasal 121

Deputi Bidang Agroindustri Dan Bioteknologi terdiri atas:

a. Pusat Teknologi Produksi Pertanian;

b. Pusat Teknologi Agroindustri;

c. Pusat Teknologi Bioindustri; dan

d. Pusat Teknologi Farmasi dan Medika.

Bagian Ketiga

Pusat Teknologi Produksi Pertanian

Pasal 122

Pusat Teknologi Produksi Pertanian mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi produksi pertanian.

Pasal 123

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 122, Pusat Teknologi Produksi Pertanian

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi produksi tanaman;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi produksi peternakan;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi produksi perikanan;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

produksi pertanian; dan

- 35 -

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Produksi Pertanian.

Pasal 124

Pusat Teknologi Produksi Pertanian terdiri atas :

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 125

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Keempat

Pusat Teknologi Agroindustri

Pasal 126

Pusat Teknologi Agroindustri mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi agroindustri.

Pasal 127

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 126, Pusat Teknologi Agroindustri menyelenggarakan

fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi agroindustri hasil tanaman;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi agroindustri hasil peternakan;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi agroindustri hasil perikanan;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

agroindustri; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Agroindustri.

- 36 -

Pasal 128

Pusat Teknologi Agroindustri terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 129

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Kelima

Pusat Teknologi Bioindustri

Pasal 130

Pusat Teknologi Bioindustri mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi bioindustri.

Pasal 131

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 130, Pusat Teknologi Bioindustri menyelenggarakan

fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi sumber daya hayati mikroba;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi biokatalis;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi produksi bioingredient;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

bioindustri; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Bioindustri.

- 37 -

Pasal 132

Pusat Teknologi Bioindustri terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 133

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Keenam

Pusat Teknologi Farmasi dan Medika

Pasal 134

Pusat Teknologi Farmasi dan Medika mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi farmasi dan medika.

Pasal 135

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 134, Pusat Teknologi Farmasi dan Medika

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi produksi bahan baku farmasi;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi formula dan sediaan farmasi;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi rekayasa biomedika;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

farmasi dan medika; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Farmasi Dan Medika.

- 38 -

Pasal 136

Pusat Teknologi Farmasi dan Medika terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 137

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

BAB VIII

DEPUTI BIDANG

TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL

Bagian Kesatu

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Pasal 138

(1) Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan

Material adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan

fungsi BPPT di bidang teknologi informasi, energi, dan

material, yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala.

(2) Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan

Material dipimpin oleh Deputi.

Pasal 139

Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material

mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi informasi,

energi, dan material.

Pasal 140

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 139, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan

Material menyelenggarakan fungsi:

- 39 -

a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi,

dan material;

b. pelaksanaan kegiatan teknologi elektronika, teknologi

sumber daya energi dan industri kimia, teknologi

informasi dan komunikasi serta teknologi material;

c. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi,

dan material;

d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi informasi, energi,

dan material; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.

Bagian Kedua

Susunan Organisasi

Pasal 141

Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material

terdiri dari:

a. Pusat Teknologi Elektronika;

b. Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri

Kimia;

c. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan

d. Pusat Teknologi Material.

Bagian Ketiga

Pusat Teknologi Elektronika

Pasal 142

Pusat Teknologi Elektronika mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi elektronika.

- 40 -

Pasal 143

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 142, Pusat Teknologi Elektronika menyelenggarakan

fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi elektronika;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi instrumentasi;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi telekomunikasi;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

elektronika; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Elektronika.

Pasal 144

Pusat Teknologi Elektronika terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 145

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Keempat

Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi

dan Industri Kimia

Pasal 146

Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan

Industri Kimia mempunyai tugas melaksanakan pengkajian

dan penerapan di bidang teknologi pengembangan sumber

daya energi dan industri kimia.

- 41 -

Pasal 147

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 146, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya

Energi dan Industri Kimia menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi pengembangan sumber daya energi,

perencanaaan dan optimalisasi sistem energi nasional;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi

proses di bidang bahan bakar; dan

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi industri kimia;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan

sumber daya energi dan industri kimia; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Sumber Daya Energi dan Industri Kimia.

Pasal 148

Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi dan

Industri Kimia terdiri atasi:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 149

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Kelima

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pasal 150

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai

tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi informasi dan komunikasi.

- 42 -

Pasal 151

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 150, Teknologi Informasi dan Komunikasi

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi sistem informasi penyelenggaraan pelayanan

publik atau e-services dalam lingkup e-government dan

e-business;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi data

serta keamanan informasi;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi komputasi;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

informasi dan komunikasi; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Informasi dan Komunikasi.

Pasal 152

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 153

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Keenam

Pusat Teknologi Material

Pasal 154

Pusat Teknologi Material mempunyai tugas melaksanakan

pengkajian dan penerapan di bidang teknologi material.

- 43 -

Pasal 155

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 154, Pusat Teknologi Material menyelenggarakan

fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi biomaterial;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi logam tanah jarang dan material ceramic;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan teknologi di

bidang material komposit;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

material; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Material.

Pasal 156

Pusat Teknologi Material terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 157

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

BAB IX

DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG

BANGUN DAN REKAYASA

Bagian Kesatu

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Pasal 158

(1) Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun

dan Rekayasa adalah unsur pelaksana sebagian tugas

dan fungsi BPPT di bidang teknologi industri rancang

- 44 -

bangun dan rekayasa, yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala.

(2) Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun

dan Rekayasa dipimpin oleh Deputi.

Pasal 159

Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan

Rekayasa mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi industri

rancang bangun dan rekayasa.

Pasal 160

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 159, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang

Bangun dan Rekayasa menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang

bangun dan rekayasa;

b. pelaksanaan kegiatan teknologi industri pertahanan

dan keamanan, teknologi industri permesinan, sistem

dan prasarana transportasi serta teknologi rekayasa

industri maritim;

c. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang

bangun dan rekayasa;

d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang

bangun dan rekayasa; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.

Bagian Kedua

Susunan Organisasi

Pasal 161

Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan

Rekayasa terdiri atas:

- 45 -

a. Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan;

b. Pusat Teknologi Industri Permesinan;

c. Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi;

dan

d. Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim.

Bagian Ketiga

Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan

Pasal 162

Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan

mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan

penerapan di bidang teknologi industri pertahanan dan

keamanan.

Pasal 163

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 162, Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan

Keamanan menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan

matra udara;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan

matra laut;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan

matra darat;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

industri pertahanan dan keamanan; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program, dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Industri Pertahanan dan Keamanan.

- 46 -

Pasal 164

Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan terdiri

atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 165

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Keempat

Pusat Teknologi Industri Permesinan

Pasal 166

Pusat Teknologi Industri Permesinan mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi industri permesinan.

Pasal 167

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 166, Pusat Teknologi Industri Permesinan

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi mesin penggerak dan peralatan sistem

produksi;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi alat peralatan konstruksi dan pertambangan;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi mesin dan alat peralatan kelistrikan;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

industri permesinan; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Industri Permesinan.

- 47 -

Pasal 168

Pusat Teknologi Industri Permesinan terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 169

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Kelima

Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi

Pasal 170

Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi

mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan

penerapan di bidang teknologi sistem dan prasarana

transportasi.

Pasal 171

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 170, Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana

Transportasi menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi sistem transportasi;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi prasarana transportasi darat;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi moda sarana transportasi darat.

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi sistem

dan prasarana transportasi darat; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Sistem dan Prasarana Transportasi.

- 48 -

Pasal 172

Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi terdiri

atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 173

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

Bagian Keenam

Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim

Pasal 174

Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim mempunyai

tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi rekayasa industri maritim.

Pasal 175

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 174, Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi rekayasa industri kapal niaga;

b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi bangunan lepas pantai;

c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi infrastruktur galangan dan pelabuhan;

d. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi

rekayasa industri maritim; dan

e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi

Rekayasa Industri Maritim.

- 49 -

Pasal 176

Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim terdiri atas:

a. Bagian Program dan Anggaran; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 177

Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas

melakukan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi

program dan anggaran.

BAB X

INSPEKTORAT

Pasal 178

(1) Inspektorat merupakan unsur pengawasan intern yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala.

(2) Inspektorat secara administratif dikoordinasikan oleh

Sekretaris Utama.

(3) Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.

Pasal 179

Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan

intern di lingkungan BPPT.

Pasal 180

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

Pasal 179, Inspektorat menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern;

b. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan

keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan,

dan pengawasan lainnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas

penugasan Kepala;

- 50 -

d. penyusunan laporan hasil pengawasan; dan

e. pelaksanaan administrasi Inspektorat.

Pasal 181

Inspektorat terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha; dan

b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.

Pasal 182

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan

urusan tata usaha di lingkungan Inspektorat.

BAB XI

PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI

Pasal 183

(1) Pusat Pelayanan Teknologi merupakan unsur

penunjang di bidang pelayanan teknologi yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.

(2) Pusat Pelayanan Teknologi secara administratif

dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama.

Pasal 184

Pusat Pelayanan Teknologi mempunyai tugas

melaksanakan manajemen pemasaran, manajemen proyek,

manajemen kontrak dan lisensi, manajemen keuangan dan

tata usaha Pusat Pelayanan Teknologi.

Pasal 185

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 184, Pusat Pelayanan Teknologi menyelenggarakan

fungsi:

a. perencanaan dan pemasaran layanan jasa teknologi;

b. pelaksanaan urusan kontrak dan lisensi;

c. pelaksanaan layanan jasa teknologi, pematangan

usaha serta monitoring dan evaluasi;

- 51 -

d. pelaksanaan urusan penerimaan, verifikasi,

pembiayaan dan pelaporan keuangan; dan

e. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Pelayanan

Teknologi.

Pasal 186

Pusat Pelayanan Teknologi terdiri atas:

a. Bidang Manajemen Pemasaran;

b. Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi;

c. Bidang Manajemen Proyek;

d. Bidang Manajemen Keuangan; dan

e. Subbagian Tata Usaha.

Pasal 187

Bidang Manajemen Pemasaran mempunyai tugas

merencanakan, mengembangkan, mengkoordinasikan

program dan menyusun strategi, mekanisme pemasaran

serta implementasinya.

Pasal 188

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 187, Bidang Manajemen Pemasaran

menyelenggarakan fungsi:

a. perencanaan dan pengembangan, serta

pengkoordinasian program pemasaran produk dan

jasa teknologi; dan

b. penyusunan, pengembangan media informasi untuk

pemasyarakatan serta strategi pelaksanaan dan

implementasinya.

Pasal 189

Bidang Manajemen Pemasaran terdiri atas:

a. Subbidang Perencanaan Pemasaran; dan

b. Subbidang Pemasyarakatan.

- 52 -

Pasal 190

(1) Subbidang Perencanaan Pemasaran mempunyai tugas

melakukan perencanaan usaha, penyusunan strategi

dan mekanisme pengembangan produk dan layanan,

dan koordinasi program di bidang pemasaran produk

dan jasa teknologi, pemetaan internal dan eksternal

serta penyusunan rencana kerja.

(2) Subbidang Pemasyarakatan mempunyai tugas

melakukan penyusunan, pengembangan media

informasi jasa teknologi untuk pemasyarakatan serta

strategi pelaksanaan dan implementasinya.

Pasal 191

Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi mempunyai tugas

melaksanakan urusan kontrak dan lisensi dalam rangka

pelayanan jasa teknologi.

Pasal 192

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

Pasal 191, Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan, penyusunan dan penelaahan

naskah kontrak pelayanan jasa teknologi; dan

b. penyiapan bahan dan pelaksanaan lisensi dalam

rangka pelayanan jasa teknologi.

Pasal 193

Bidang Manajemen Kontrak dan Lisensi terdiri atas:

a. Subbidang Kontrak; dan

b. Subbidang Lisensi.

Pasal 194

(1) Subbidang Kontrak mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan, penyusunan, dan penelaahan naskah

kontrak.

- 53 -

(2) Subbidang Lisensi mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan, penyusunan, penelaahan, dan

pengadministrasian perjanjian lisensi.

Pasal 195

Bidang Manajemen Proyek mempunyai tugas

merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan

kegiatan pelayanan jasa teknologi, fasilitasi pematangan

usaha, dan pelaksanaan monitoring serta evaluasi.

Pasal 196

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 195, Bidang Manajemen Proyek menyelenggarakan

fungsi:

a. pelaksanaan pelayanan jasa teknologi;

b. pelaksanaan fasilitasi pematangan usaha; dan

c. penyiapan bahan dan pelaksanaan monitoring dan

evaluasi.

Pasal 197

Bidang Manajemen Proyek terdiri atas:

a. Subbidang Pelayanan Jasa;

b. Subbidang Pematangan Usaha; dan

c. Subbidang Monitoring dan Evaluasi.

Pasal 198

(1) Subbidang Pelayanan Jasa mempunyai tugas

melaksanakan, mengembangkan dan

mengkoordinasikan penerapan jasa teknologi.

(2) Subbidang Pematangan Usaha mempunyai tugas

melakukan penerapan sistem manajemen mutu

internal dan melakukan fasilitasi pengguna teknologi

menjadi wirausaha teknologi.

(3) Subbidang Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan

monitoring, serta evaluasi pelaksanaan penerapan jasa

teknologi.

- 54 -

Pasal 199

Bidang Manajemen Keuangan mempunyai tugas

melaksanakan urusan penerimaan, verifikasi dan

pembiayaan dan pelaporan keuangan.

Pasal 200

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 199, Bidang Manajemen Keuangan

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan urusan penerimaan;

b. pelaksanaan urusan verifikasi; dan

c. pelaksanaan urusan pembiayaan dan pelaporan.

Pasal 201

Bidang Manajemen Keuangan terdiri atas:

a. Subbidang Penerimaan;

b. Subbidang Verifikasi; dan

c. Subbidang Pembiayaan dan Pelaporan.

Pasal 202

(1) Subbidang Penerimaan mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan anggaran sesuai tupoksi

dan melakukan penerimaan negara bukan pajak.

(2) Subbidang Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan

pengujian administrasi atas penggunaan anggaran.

(3) Subbidang Pembiayaan dan Pelaporan melaksanakan

pembayaran sesuai dengan rencana kerja dan

anggaran serta melakukan penyusunan laporan

keuangan internal dan sistem akuntansi pemerintah

yaitu Sistem Akuntansi Instansi dan Sistem Akuntansi

Barang Milik Negara.

Pasal 203

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan

urusan tata usaha di lingkungan Pusat Pelayanan

Teknologi.

- 55 -

BAB XII

PUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

Pasal 204

(1) Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan secara

fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala.

(2) Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan secara

administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama.

Pasal 205

Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan mempunyai

tugas melaksanakan penyusunan program, evaluasi,

pengelolaan pendidikan dan pelatihan, pengembangan

jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan BPPT,

pengelolaan pendidikan dan pelatihan bidang lain yang

terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT, serta

penyertaan diklat kedinasan dan jabatan fungsional

keahlian atau ketrampilan.

Pasal 206

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

Pasal 205, Pusbindiklat menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan penyusunan program, evaluasi, dan data;

b. pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan

jabatan fungsional yang berada di bawah pembinaan

BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan jabatan

fungsional keahlian atau ketrampilan lainnya, serta

pengelolaan pendidikan dan pelatihan bidang lain

yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi

BPPT;

c. pelaksanaan akreditasi pendidikan dan pelatihan serta

penilaian angka kredit jabatan fungsional perekayasa;

dan

d. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Pembinaan,

Pendidikan, dan Pelatihan.

- 56 -

Pasal 207

Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas:

a. Bidang Program, Evaluasi, dan Data;

b. Bidang Penyelenggaran Pendidikan dan Pelatihan;

c. Bidang Akreditasi dan Penilaian; dan

d. Subbagian Tata Usaha.

Pasal 208

Bidang Program, Evaluasi, dan Data mempunyai tugas

melaksanakan koordinasi dan penyusunan program,

evaluasi dan pengelolaan data.

Pasal 209

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 208, Bidang Program, Evaluasi, dan Data

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan penyusunan program;

b. penyiapan bahan penyusunan evaluasi; dan

c. penyiapan bahan pengelolaan data.

Pasal 210

Bidang Program, Evaluasi dan Data terdiri atas:

a. Subbidang Program;

b. Subbidang Evaluasi; dan

c. Subbidang Data.

Pasal 211

(1) Subbidang Program mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan program, kegiatan, dan

anggaran.

(2) Subbidang Evaluasi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan evaluasi dan pelaporan.

(3) Subbidang Data mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan pengelolaan data, sistem informasi

pembinaan, pendidikan, dan pelatihan jabatan

fungsional perekayasa dan teknisi litkayasa.

- 57 -

Pasal 212

Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pendidikan

dan pelatihan jabatan fungsional yang berada di bawah

pembinaan BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan jabatan

fungsional keahlian atau ketrampilan.

Pasal 213

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

Pasal 212, Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan

Pelatihan menjalankan fungsi:

a. penyiapan bahan dan pelaksanaan pengelolaan

pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional yang

berada di bawah pembinaan BPPT, penyertaan diklat

kedinasan dan jabatan fungsional keahlian atau

ketrampilan; dan

b. penyiapan bahan dan pelaksanaan pengelolaan

pendidikan dan pelatihan bidang lain yang terkait

dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT.

Pasal 214

Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan terdiri

atas:

a. Subbidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

Teknis; dan

b. Subbidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

Penjenjangan.

Pasal 215

(1) Sub bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

Teknis mempunyai tugas pelaksanaan pengelolaan

pendidikan dan pelatihan bidang lain yang terkait

dengan pelaksanaan tugas dan fungsi BPPT.

- 58 -

(2) Sub bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

Penjenjangan mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan dan pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan

pelatihan jabatan fungsional yang berada di bawah

pembinaan BPPT, penyertaan diklat kedinasan dan

jabatan fungsional keahlian atau ketrampilan.

Pasal 216

Bidang Akreditasi dan Penilaian mempunyai tugas

melaksanakan akreditasi pendidikan dan pelatihan jabatan

fungsional perekayasa dan teknisi litkayasa serta penilaian

angka kredit bagi pejabat fungsional Perekayasa Madya,

IV/b sampai dengan Perekayasa Utama, IV/e secara

Nasional.

Pasal 217

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 216, Bidang Akreditasi dan Penilaian menjalankan

fungsi:

a. penyiapan bahan dan pelaksanaan akreditasi

pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional

perekayasa dan teknisi litkayasa; dan

b. penyiapan bahan dan pelaksanaan penilaian angka

kredit jabatan fungsional perekayasa.

Pasal 218

Bidang Akreditasi dan Penilaian terdiri atas:

b. Subbidang Akreditasi; dan

c. Subbidang Penilaian Angka Kredit.

- 59 -

Pasal 219

(1) Subbidang Akreditasi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan dan pelaksanaan pengelolaan

akreditasi meliputi persiapan, penilaian dan akreditasi

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berkaitan

dengan jabatan fungsional perekayasa dan teknisi

litkayasa, serta melakukan penyiapan bahan dan

pelaksanaan pengelolaan Sertifikasi Profesi Perekayasa

Nasional.

(2) Subbidang Penilaian Angka Kredit mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan

penilaian, penetapan angka kredit jabatan fungsional

Perekayasa Madya IV/b sampai dengan Perekayasa

Utama IV/e, serta melakukan penyiapan bahan dan

pelaksanaan uji kompetensi dalam rangka pembinaan

karir pejabat fungsional Perekayasa dan Teknisi

Litkayasa secara Nasional.

Pasal 220

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan

urusan tata usaha di lingkungan Pusbindiklat.

BAB XIII

PUSAT MANAJEMEN INFORMASI

Pasal 221

(1) Pusat Manajemen Informasi secara fungsional berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.

(2) Pusat Manajemen Informasi secara administratif

dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama.

Pasal 222

Pusat Manajemen Informasi mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan infrastruktur informasi,

penerapan e-government, manajemen pengetahuan dan

perpustakaan, serta standardisasi hasil inovasi dan

standardisasi layanan teknologi.

- 60 -

Pasal 223

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

Pasal 222, Pusat Manajemen Informasi menyelenggarakan

fungsi:

a. pelaksanaan manajemen infrastruktur informasi;

b. pelaksanaan manajemen aplikasi e-government;

c. pelaksanaan manajemen pengetahuan dan

perpustakaan;

d. pelaksanaan standardisasi hasil inovasi dan

standardisasi layanan teknologi; dan

e. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Manajemen

Informasi.

Pasal 224

Pusat Manajemen Informasi terdiri atas:

a. Bidang Infrastruktur Informasi;

b. Bidang Manajemen Aplikasi e-Government;

c. Bidang Manajemen Pengetahuan dan Perpustakaan;

d. Bidang Pelayanan Standardisasi; dan

e. Subbagian Tata Usaha.

Pasal 225

Bidang Infrastruktur Informasi mempunyai tugas

melaksanakan pengembangan dan optimasi pemanfaatan

infrastruktur informasi.

Pasal 226

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 225, Bidang Infrastruktur Informasi

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengembangan infrastruktur teknologi

informasi komunikasi untuk penerapan e-government

di lingkungan BPPT; dan

b. pelaksanaan optimasi pemanfaatan infrastruktur

teknologi informasi komunikasi untuk penerapan e-

government di lingkungan BPPT.

- 61 -

Pasal 227

Bidang Infrastruktur Informasi terdiri atas:

a. Subbidang Pengembangan Infrastruktur; dan

b. Subbidang Optimasi Infrastruktur

Pasal 228

(1) Subbidang Pengembangan Infrastruktur mempunyai

tugas melakukan pengembangan infrastruktur

teknologi informasi komunikasi untuk penerapan e-

government di lingkungan BPPT.

(2) Subbidang Optimasi Infrastruktur mempunyai tugas

melakukan pengoperasian, pemeliharaan dan optimasi

pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi

komunikasi untuk penerapan e-Government di BPPT.

Pasal 229

Bidang Manajemen Aplikasi e-Government mempunyai

tugas melakukan pengelolaan aplikasi e-government di

lingkungan BPPT serta melakukan penyediaan dan

penyajian data dan informasi.

Pasal 230

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 229, Bidang Manajemen Aplikasi e-Government

menyelenggarakan fungsi:

a. pengelolaan data dan informasi di lingkungan BPPT;

b. pengelolaan aplikasi e-government; dan

c. penyediaan dan penyajian data dan informasi dengan

media utama website.

Pasal 231

Bidang Manajemen Aplikasi e-Government terdiri atas:

a. Subbidang Pengembangan Aplikasi e-Government; dan

b. Subbidang Manajemen Penyajian Data dan Informasi.

- 62 -

Pasal 232

(1) Subbidang Pengembangan Aplikasi e-Government

mempunyai tugas melakukan perencanaan,

pengembangan, dan pengintegrasian data, informasi,

serta aplikasi e-government untuk kebutuhan

dukungan kegiatan administratif dan kerekayasaan.

(2) Subbidang Manajemen Penyajian Data dan Informasi

mempunyai tugas melakukan penyediaan serta

penyajian data dan informasi untuk mendukung

pengambilan keputusan dan layanan informasi publik

berbasis web.

Pasal 233

Bidang Manajemen Pengetahuan dan Perpustakaan

mempunyai tugas melaksanakan manajemen pengetahuan

dan penyediaan layanan perpustakaan.

Pasal 234

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 233, Bidang Manajemen Pengetahuan dan

Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:

a. pengolahan informasi menjadi pengetahuan; dan

b. penyediaan layanan informasi dan jasa perpustakaan.

Pasal 235

Bidang Manajemen Pengetahuan dan Perpustakaan terdiri

atas:

a. Subbidang Sistem Manajemen Pengetahuan; dan

b. Subbidang Pengelolaan Perpustakaan.

Pasal 236

(1) Subbidang Sistem Manajemen Pengetahuan

mempunyai tugas melakukan pengolahan informasi

menjadi pengetahuan yang bermanfaat; dan

pengelolaan aset intelektual BPPT berbasis

pengetahuan.

- 63 -

(2) Subbidang Pengelolaan Perpustakaan mempunyai

tugas melakukan pengelolaan koleksi bahan pustaka;

pengembangan sistem informasi perpustakaan; serta

pengembangan dan penyediaan layanan

perpustakaan.

Pasal 237

Bidang Pelayanan Standardisasi mempunyai tugas

melaksanakan standardisasi untuk inovasi dan layanan

teknologi dalam rangka penguatan infrastruktur mutu

BPPT.

Pasal 238

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 237, Bidang Pelayanan Standardisasi

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan standardisasi proses bisnis kerekayasaan

inovasi dan layanan teknologi secara elektronik;

b. pelaksanaan standardisasi inovasi teknologi dan

Rancangan Standar Nasional Indonesia berbasiskan

hasil kerekayasaan BPPT; dan

c. pelaksanaan pengembangan dan pemeliharaan

akreditasi lembaga penilaian kesesuaian untuk

layanan teknologi.

Pasal 239

Bidang Pelayanan Standardisasi terdiri atas:

a. Subbidang Standardisasi Inovasi; dan

b. Subbidang Standardisasi Layanan Teknologi.

- 64 -

Pasal 240

(1) Subbidang Standardisasi Inovasi mempunyai tugas

melakukan standardisasi proses bisnis kerekayasaan

inovasi secara elektronik; serta perumusan,

penetapan, penerapan, dan pemeliharaan terhadap

standar inovasi teknologi dan Rancangan Standar

Nasional Indonesia berbasiskan hasil kerekayasaan

BPPT.

(2) Subbidang Standardisasi Layanan Teknologi

mempunyai tugas melakukan standardisasi proses

bisnis kerekayasaan layanan teknologi secara

elektronik; serta pengembangan dan pemeliharaan

akreditasi lembaga penilaian kesesuaian untuk

penguatan layanan teknologi BPPT.

Pasal 241

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan

urusan tata usaha di lingkungan Pusat Manajemen

Informasi.

BAB XIV

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 242

(1) Di lingkungan BPPT dapat ditetapkan Kelompok

Jabatan Fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 243

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 241, terbagi dalam beberapa kelompok

jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya

- 65 -

yang pengangkatannya diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang

ditetapkan atau ditunjuk oleh masing-masing Pejabat

Eselon II atau Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB XV

UNIT PELAKSANA TEKNIS

Pasal 244

(1) Di lingkungan BPPT terdapat Unit Pelaksana Teknis

sebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau

tugas teknis penunjang BPPT.

(2) Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh

Kepala dengan Peraturan Kepala BPPT tersendiri

setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis

dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang

pendayagunaan aparatur negara dan reformasi

birokrasi.

BAB XVI

TATA KERJA

Pasal 245

Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan

unit organisasi di lingkungan BPPT wajib menerapkan

prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam

- 66 -

lingkungan BPPT maupun dalam hubungan kerja dengan

instansi di luar BPPT sesuai dengan tugasnya masing-

masing.

Pasal 246

Setiap pimpinan satuan unit organisasi di lingkungan BPPT

bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan

bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan

serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas

bawahannya.

Pasal 247

Setiap pimpinan satuan unit organisasi wajib mengikuti

dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada

atasannya masing-masing dan menyampaikan laporan

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 248

Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan

laporan wajib pula disampaikan kepada pimpinan satuan

unit organisasi lain yang secara fungsional mempunyai

hubungan kerja.

Pasal 249

Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan unit

organisasi dari bawahan maupun dari pimpinan satuan

unit organisasi lainnya di lingkungan BPPT, wajib diolah

dan dipergunakan sebagai bahan untuk memberikan

petunjuk-petunjuk kepada bawahan ataupun untuk

penyusunan laporan lebih lanjut.

Pasal 250

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan

unit organisasi dibantu oleh bawahannya dan dalam

rangka memberikan bimbingan kepada bawahannya

masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.

- 67 -

Pasal 251

Setiap pimpinan satuan unit organisasi diwajibkan

melaksanakan pengawasan terhadap bawahannya dan

apabila terjadi penyimpangan diwajibkan mengambil

langkah-langkah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

BAB XVII

ESELONISASI, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 252

(1) Sekretaris Utama dan Deputi merupakan Jabatan

Struktural Eselon I.a atau Jabatan Pimpinan Tinggi

Madya.

(2) Kepala Biro, Direktur, Inspektur, dan Kepala Pusat

merupakan Jabatan Struktural Eselon II.a atau

Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

(3) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan Jabatan

Struktural Eselon III.a atau Jabatan Administrator.

(4) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan

Jabatan Struktural Eselon IV.a atau Jabatan

Pengawas.

Pasal 253

(1) Pejabat Struktural Eselon I atau Jabatan Pimpinan

Tinggi Madya diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden atas usul Kepala, setelah melalui prosedur

seleksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Pejabat Struktural Eselon II atau Pejabat Pimpinan

Tinggi Pratama diangkat dan diberhentikan oleh

Kepala, setelah melalui prosedur seleksi berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pejabat Struktural Eselon III Pejabat Administrator

dan Pejabat Struktural Eselon IV atau Pejabat

Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala.

- 68 -

BAB XVIII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 254

Dalam rangka pelayanan teknologi yang dilaksanakan oleh

masing-masing unit kerja di lingkungan BPPT dapat

dialihkan ke Pusat Pelayanan Teknologi.

Pasal 255

(1) Unit organisasi yang menangani fungsi analisa

kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana serta

layanan pengadaan barang/jasa pemerintah, karena

sifat tugas dan fungsinya, melaksanakan tugas dan

fungsi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah di lingkungan BPPT.

(2) Kepala Bagian yang menangani fungsi analisa

kebutuhan, pengelolaan sarana dan prasarana serta

layanan pengadaan barang/jasa pemerintah, karena

sifat tugas dan fungsinya menjadi Kepala Unit

Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Unit Layanan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 256

(1) Unit organisasi yang menangani fungsi di bidang

pengelolaan aplikasi e-government, karena sifat tugas

dan fungsinya, melaksanakan tugas dan fungsi Unit

Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara

Elektronik, yang selanjutnya disebut LPSE di

lingkungan BPPT.

(2) Kepala Bidang yang menangani fungsi di bidang

pengelolaan aplikasi e-government, karena sifat tugas

dan fungsinya menjadi Kepala Unit Layanan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara

Elektronik.

- 69 -

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Unit Layanan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 257

(1) Kepala Biro yang menangani fungsi pengelolaan

hubungan masyarakat, karena sifat tugas dan

fungsinya menjadi Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi yang selanjutnya disebut PPID di

lingkungan BPPT.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan tanggung

jawab PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BAB XIX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 258

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada beserta Pejabat yang memangku jabatan di

lingkungan BPPT sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

170/Kp/KA/BPPT/IV/2006 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tetap

berlaku beserta Pejabatnya tetap melaksanakan tugas dan

fungsinya sampai dengan dibentuknya jabatan baru dan

diangkat Pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

- 70 -

Pasal 259

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua Peraturan

yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Kepala Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum diubah

dan/atau diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan

Peraturan ini.

BAB XX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 260

Perubahan atas rincian tugas, susunan organisasi dan tata

kerja menurut Peraturan ini, ditetapkan oleh Kepala BPPT

setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari

Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan

aparatur negara dan reformasi birokrasi.

Pasal 261

Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Kepala

BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku

lagi.

- 71 -

Pasal 262

Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan peraturan ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 September 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal …

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...

STRUKTUR ORGANISASIBADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPANTEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 2 -

STRUKTUR ORGANISASISEKRETARIAT UTAMA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

LAMPIRAN IIPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

- 3 -

STRUKTUR ORGANISASIBIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

LAMPIRAN IIIPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

- 4 -

STRUKTUR ORGANISASIBIRO SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI

LAMPIRAN IVPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 5 -

STRUKTUR ORGANISASIBIRO HUKUM, KERJA SAMA, DAN HUBUNGAN MASYARAKAT

LAMPIRAN VPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 6 -

STRUKTUR ORGANISASIBIRO UMUM

LAMPIRAN VIPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 7 -

STRUKTUR ORGANISASIDEPUTI BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI

LAMPIRAN VIIPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 8 -

STRUKTUR ORGANISASIDEPUTI BIDANG TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM

LAMPIRAN VIIIPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 9 -

STRUKTUR ORGANISASIDEPUTI BIDANG TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DAN BIOTEKNOLOGI

LAMPIRAN IXPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 10 -

STRUKTUR ORGANISASIDEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI, DAN MATERIAL

LAMPIRAN XPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 11 -

STRUKTUR ORGANISASIDEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUNDAN REKAYASA

LAMPIRAN XIPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 12 -

STRUKTUR ORGANISASIINSPEKTORAT

LAMPIRAN XIIPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 13 -

STRUKTUR ORGANISASIPUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI

LAMPIRAN XIIIPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 14 -

STRUKTUR ORGANISASIPUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

LAMPIRAN XIVPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

- 15 -

STRUKTUR ORGANISASIPUSAT MANAJEMEN INFORMASI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

LAMPIRAN XVPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIANDAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 009TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 010 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu

dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja

dilakukan penataan organisasi dan tata kerja Unit

Pelaksana Teknis Hujan Buatan menjadi Balai Besar

Teknologi Modifikasi Cuaca;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Surat Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Besar Teknologi Modifikasi Cuaca dengan Peraturan

ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI

CUACA.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 1

(1) Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca yang

selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BB-TMC

merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya

Alam.

(2) BB-TMC dipimpin oleh Kepala.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi

Pasal 2

BB-TMC mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pelayanan teknologi modifikasi cuaca.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BB-TMC menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan program penerapan teknologi modifikasi

cuaca untuk penambahan curah hujan, pengurangan

curah hujan dan kegunaan lainnya;

b. penerapan teknologi modifikasi cuaca untuk

meningkatkan daya guna dan hasil guna modifikasi

cuaca; dan

c. pelayanan jasa teknologi modifikasi cuaca kepada

instansi Pemerintah dan swasta; dan

- 4 -

d. pelaksanaan urusan ketatausahaan, perencanaan,

keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan

pelaporannya.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BB-TMC terdiri atas:

a. Bagian Umum;

b. Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca; dan

c. Bidang Pelayanan Teknologi.

Pasal 5

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan

ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya

manusia, rumah tangga, dan pelaporannya.

Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. perencanaan, pemantauan, dan pelaporan program

dan anggaran;

b. pelaksanaan urusan keuangan; dan

c. pelaksanaan urusan surat-menyurat, kearsipan,

sumber daya manusia, logistik, pengangkutan, dan

urusan rumah tangga lainnya.

Pasal 7

Bagian Umum terdiri atas:

a. Subbagian Perencanaan;

b. Subbagian Keuangan; dan

c. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga.

- 5 -

Pasal 8

(1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas

melaksanakan urusan perencanaan, pemantauan, dan

pelaporan pelaksanaan program dan anggaran.

(2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan

urusan keuangan.

(3) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

mempunyai tugas melaksanakan urusan surat-

menyurat, kearsipan, sumberdaya manusia, logistik,

pengangkutan, dan urusan rumah tangga lainnya.

Pasal 9

Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca mempunyai

tugas melaksanakan penerapan teknologi bidang

hidrometeorologi, instrumentasi, dan bahan semai yang

berkaitan dengan modifikasi cuaca.

Pasal 10

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 9, Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca

menyelenggarakan fungsi:

a. penerapan teknologi di bidang hidrometeorologi; dan

b. penerapan teknologi di bidang instrumentasi dan

bahan semai.

Pasal 11

Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca terdiri atas:

a. Subbidang Hidrometeorologi; dan

b. Subbidang Instrumentasi dan Bahan Semai.

Pasal 12

(1) Subbidang Hidrometeorologi mempunyai tugas

melaksanakan penerapan di bidang fisika awan,

meteorologi, hidrologi lingkungan, dan klimatologi,

serta pengelolaan data.

- 6 -

(2) Subbidang Instrumentasi dan Bahan Semai

mempunyai tugas melaksanakan penerapan di bidang

instrumentasi dan bahan semai.

Pasal 13

Bidang Pelayanan Teknologi mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan teknologi modifikasi cuaca.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 13, Bidang Pelayanan Teknologi menyelenggarakan

fungsi:

a. pengelolaan peralatan teknologi modifikasi cuaca; dan

b. penyiapan sarana dan pelaksanaan operasional

teknologi modifikasi cuaca.

Pasal 15

Bidang Pelayanan Teknologi terdiri atas:

a. Subbidang Pengelolaan Peralatan; dan

b. Subbidang Operasi.

Pasal 16

(1) Subbidang Pengelolaan Peralatan mempunyai tugas

melaksanakan urusan pengelolaan peralatan teknologi

modifikasi cuaca.

(2) Subbidang Operasi mempunyai tugas melaksanakan

urusan penyiapan sarana penghantaran bahan semai

dan pelaksanaan operasional teknologi modifikasi

cuaca.

- 7 -

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 17

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 18

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 19

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BB-TMC harus

menyusun peta proses bisnis.

Pasal 20

Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang

Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam mengenai

hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi

modifikasi cuaca secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga)

bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

- 8 -

Pasal 21

BB-TMC harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya.

Pasal 22

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 23

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 24

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 25

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 26

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

- 9 -

BAB V

ESELON

Pasal 27

(1) Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural

Eselon II.a.

(2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan

struktural Eselon III.a.

(3) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan

jabatan struktural Eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 28

BB-TMC berlokasi di Jakarta.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 29

Bagan Organisasi BB-TMC tercantum dalam Lampiran I

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan ini.

Pasal 30

Perubahan organisasi dan tata kerja BB-TMC ditetapkan

oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

- 10 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 31

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit

Pelaksana Teknis Hujan Buatan sebagaimana dimaksud

dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi /

Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

SK/342/KA/BPPT/XII/1985 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan tetap

melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 32

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor SK/342/KA/BPPT/XII/1985

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Hujan Buatan, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang

tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti

dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan

Peraturan ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

SK/342/KA/BPPT/XII/1985 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan dinyatakan

dicabut dan tidak berlaku lagi.

- 11 -

Pasal 34

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. DL

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …

- 12 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI BESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 010 TAHUN 2015TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAIBESAR TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 011 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu

dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja

Balai Besar Teknologi Pati;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Surat Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Besar Teknologi Pati dengan Peraturan ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI PATI.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 1

(1) Balai Besar Teknologi Pati yang selanjutnya di dalam

peraturan ini disebut B2TP merupakan Unit Pelaksana

Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Teknologi

Agroindustri dan Bioteknologi.

(2) B2TP dipimpin oleh Kepala.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi

Pasal 2

B2TP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan

teknologi pati.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, B2TP menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi, kerjasama,

dan pemasaran di bidang teknologi pati serta

pengembangan dan pengelolaan sarana teknik

produksi;

b. pelaksanaan layanan jasa teknologi pati skala pilot

plant maupun komersial; dan

c. pelaksanaan urusan ketatausahaan, perencanaan,

keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan

pelaporannya.

- 4 -

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

B2TP terdiri atas:

a. Bagian Umum

b. Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama; dan

c. Bidang Layanan Jasa Teknologi.

Pasal 5

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan

ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya

manusia, rumah tangga, dan pelaporannya.

Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan urusan perencanaan, pemantauan, dan

pelaporan program dan anggaran;

b. pelaksanaan urusan keuangan; dan

c. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah

tangga.

Pasal 7

Bagian Umum terdiri atas:

a. Subbagian Perencanaan;

b. Subbagian Keuangan; dan

c. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga.

Pasal 8

(1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas

melaksanakan urusan perencanaan, pemantauan, dan

pelaporan pelaksanaan program dan anggaran.

(2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan

urusan penganggaran, perbendaharaan, verifikasi, dan

pelaporan keuangan.

- 5 -

(3) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

mempunyai tugas melaksanakan urusan surat-

menyurat, kearsipan, sumber daya manusia,

administrasi perlengkapan dan pembekalan,

perawatan dan perbaikan sarana prasarana

transportasi, serta keamanan.

Pasal 9

Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama mempunyai

tugas melaksanakan kegiatan penerapan teknologi pati,

kerja sama, dan pemasaran pengelolaan sarana prasarana

produksi.

Pasal 10

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 9, Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama,

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi produksi

sumber daya pati, produksi pati, derivat pati, dan

produk olahan pati;

b. pelaksanaan hubungan kerja sama, promosi,

pemasaran produk barang dan jasa; dan

c. pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan sarana

dan prasarana produksi sumber daya pati, produksi

pati dan derivatnya serta produk olahannya.

Pasal 11

Bidang Penerapan Teknologi dan Kerja Sama terdiri atas:

a. Subbidang Penerapan Teknologi;

b. Subbidang Kerja Sama dan Pemasaran; dan

c. Subbidang Sarana Teknik Produksi.

- 6 -

Pasal 12

(1) Subbidang Penerapan Teknologi mempunyai tugas

melaksanakan penerapan teknologi produksi sumber

daya pati, produksi pati, derivat pati, dan produk

olahan pati;

(2) Subbidang Kerja Sama dan Pemasaran mempunyai

tugas melaksanakan urusan hubungan kerja sama,

penyiapan naskah perjanjian kerja sama, promosi,

serta pemasaran produk barang dan jasa;

(3) Subbidang Sarana Teknik Produksi mempunyai tugas

melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana

dan prasarana produksi sumber daya pati, produksi

pati, dan derivatnya serta produk olahannya.

Pasal 13

Bidang Layanan Jasa Teknologi mempunyai tugas

melaksanakan layanan jasa budi daya tanaman berpati dan

bergula, jasa operasional produksi pati, derivat pati serta

pengolahan produk pati, serta jasa analisa laboratorium,

dan pengujian mutu.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 13, Bidang Layanan Jasa Teknologi

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan layanan jasa budi daya tanaman berpati

dan bergula;

b. pelaksanaan layanan jasa operasional produksi pati,

derivat pati serta pengolahan produk pati pada skala

pilot plant maupun komersial; dan

c. pelaksanaan jasa analisa laboratorium dan pengujian

mutu pati, produk derivat pati, dan produk olahan

pati.

- 7 -

Pasal 15

Bidang Layanan Jasa Teknologi terdiri atas:

a. Subbidang Jasa Budi Daya;

b. Subbidang Jasa Produksi Pati dan Produk Derivatnya;

c. Subbidang Jasa Analisa dan Pengujian.

Pasal 16

(1) Subbidang Jasa Budi Daya mempunyai tugas

melakukan layanan jasa budi daya tanaman berpati

dan bergula;

(2) Subbidang Jasa Produksi Pati dan Produk Derivat Pati

mempunyai tugas melakukan layanan, jasa

operasional produksi pati dan derivatnya, serta

pengolahan produk pati;

(3) Subbidang Jasa Analisa dan Pengujian mempunyai

tugas melakukan layanan jasa analisa laboratorium

dan pengujian mutu pati, produk derivat pati, dan

produk olahan pati.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 17

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 18

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

- 8 -

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 19

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TP harus

menyusun peta proses bisnis.

Pasal 20

Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang

Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi mengenai hasil

pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi pati

secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali

atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

Pasal 21

B2TP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya.

Pasal 22

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

- 9 -

Pasal 23

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 24

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 25

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 26

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

BAB V

ESELON

Pasal 27

(1) Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural

Eselon II.a.

(2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan

struktural Eselon III.a.

(3) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan

jabatan struktural Eselon IV.a.

- 10 -

BAB VI

LOKASI

Pasal 28

B2TP berlokasi di Lampung.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 29

Bagan Organisasi B2TP tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

ini.

Pasal 30

Perubahan organisasi dan tata kerja B2TP ditetapkan oleh

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah

mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 31

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Besar Teknologi Pati sebagaimana dimaksud dalam

Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 044/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pati tetap

melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

- 11 -

Pasal 32

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 044/Kp/KA/IV/2004 tentang

Organisasi dan Tata Kerja tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Besar Teknologi Pati, dinyatakan masih tetap

berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum

diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang

baru berdasarkan Peraturan ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

044/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi

Pati dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 34

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 12 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …

- 13 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI BESAR TEKNOLOGI PATI

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 011 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI BESAR TEKNOLOGI PATI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 012 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu

dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja

Balai Besar Teknologi Energi menjadi Balai Besar

Teknologi Konversi Energi;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Surat Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Besar

Teknologi Konversi Energi dengan Peraturan ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001

tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001

tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I

Lembaga Pemerintah Non Departemen

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014

tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan

dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008

tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana

Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 009 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI

ENERGI.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 1

(1) Balai Besar Teknologi Konversi Energi yang

selanjutnya di dalam peraturan ini disebut B2TKE

merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Deputi Bidang Teknologi Informatika, Energi, dan

Material.

(2) B2TKE dipimpin oleh Kepala.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi

Pasal 2

B2TKE mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pelayanan teknologi konversi energi.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2, B2TKE menyelenggarakan fungsi:

a. pelayanan teknologi di bidang kelistrikan dan

konversi energi;

b. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program

dan kerjasama teknologi kelistrikan dan konversi

energi;

c. pelaksanaan pengujian, penerapan, dan

penyebarluasan teknologi kelistrikan dan konversi

energi; dan

- 4 -

d. pelaksanaan urusan ketatausahaan, perencanaan,

keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga,

dan pelaporannya serta pengelolaan Techno Park di

bidang energi.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

B2TKE terdiri atas:

a. Bagian Umum;

b. Bidang Layanan Jasa Teknologi;

c. Bidang Teknologi Kelistrikan; dan

d. Bidang Konversi Energi.

Pasal 5

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan

ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya

manusia, rumah tangga, dan pelaporannya.

Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

dalam pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan urusan tata usaha, sumber daya

manusia, rumah tangga dan perlengkapan; dan

b. pelaksanaan urusan program, perencanaan, dan

administrasi keuangan, serta pelaporannya.

Pasal 7

Bagian Umum terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha, Sumber Daya Manusia,

dan Rumah Tangga; dan

b. Subbagian Program dan Keuangan.

- 5 -

Pasal 8

(1) Subbagian Tata Usaha, Sumber Daya Manusia,

dan Rumah Tangga mempunyai tugas :

a. melakukan urusan surat menyurat,

kearsipan, pengadaan, perjalanan dinas,

pengembangan pegawai, mutasi, tata-usaha

kepegawaian, kesejahteraan pegawai serta

dokumentasi dan urusan protokol; dan

b. melakukan urusan administrasi

perlengkapan, pengelolaan kendaraan,

pemeliharaan sarana dan prasarana,

keamanan dan keselamatan kerja.

(2) Subbagian Program dan Keuangan mempunyai

tugas koordinasi perencanaan, penyusunan

program, pengolahan dan penyajian data,

monitoring, evaluasi dan pelaporan program

penganggaran, perbendaharaan, verifikasi dan

pelaporan keuangan.

Pasal 9

Bidang Layanan Jasa Teknologi, mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan teknologi di bidang kelistrikan

dan konversi energi.

Pasal 10

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

pada Pasal 9, Bidang Layanan Jasa Teknologi,

menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan urusan pelayanan jasa teknologi; dan

b. pelaksanaan pengelolaan Techno Park di bidang

energi.

Pasal 11

Bidang Layanan Jasa Teknologi terdiri atas:

a. Subbidang Layanan Jasa

b. Subbidang Pengelolaan Techno Park Energi

- 6 -

Pasal 12

(1) Subbidang Layanan Jasa mempunyai tugas

melakukan urusan pelayanan jasa teknologi dan

kerjasama di bidang teknologi konversi energi,

pemasaran, pengembangan usaha, urusan legal

dan kehumasan, dokumentasi ilmiah, serta

pengembangan sistem informasi.

(2) Subbidang Pengelolaan Techno Park Energi

mempunyai tugas melakukan urusan pengelolaan

dan pemeliharaan sarana dan prasarana kawasan

Techno Park di bidang energi.

Pasal 13

Bidang Teknologi Kelistrikan mempunyai tugas

melaksanakan pengujian, penerapan dan difusi, serta

koordinasi kegiatan bidang energi kelistrikan.

Pasal 14

Bidang Konversi Energi mempunyai tugas

melaksanakan penerapan, pengujian, difusi, dan

koordinasi kegiatan di bidang konversi energi.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 15

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 16

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas

sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam

berbagai kelompok sesuai dengan jenjang dan

bidang keahlian atau keterampilannya.

- 7 -

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikoordinasikan oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan

dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan

peraturan perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 17

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TKE harus

menyusun peta proses bisnis.

Pasal 18

Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang

Teknologi Informatika, Energi, dan Material mengenai

hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi

konversi energi secara berkala paling sedikit setiap 3

(tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai

kebutuhan.

Pasal 19

B2TKE harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap

seluruh jabatan di unitnya.

Pasal 20

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan

prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di

lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah

baik pusat maupun daerah.

- 8 -

Pasal 21

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan

sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan

masing-masing untuk mewujudkan terlaksananya

mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang

terintegrasi.

Pasal 22

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan

tugas bawahan.

Pasal 23

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada

atasan masing-masing dan menyampaikan laporan

kinerja secara berkala tepat pada waktunya.

Pasal 24

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan

pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.

BAB V

ESELON

Pasal 25

(1) Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural

Eselon II.a.

(2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan

jabatan struktural Eselon III.a.

(3) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang

merupakan jabatan struktural Eselon IV.a.

- 9 -

BAB VI

LOKASI

Pasal 26

B2TKE berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang

Selatan.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 27

Bagan Organisasi B2TKE tercantum dalam Lampiran I

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan ini.

Pasal 28

Perubahan organisasi dan tata kerja B2TKE ditetapkan

oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 29

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Besar Teknologi Energi sebagaimana dimaksud dalam

Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Energi

tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai

dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan

ini.

- 10 -

Pasal 30

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua

peraturan pelaksanaan Keputusan Kepala Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Besar Teknologi Energi, dinyatakan masih tetap

berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum

diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan

yang baru berdasarkan Peraturan ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Besar Teknologi Energi dinyatakan dicabut dan

tidak berlaku lagi.

Pasal 32

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 11 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …

- 12 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 012 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 013 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA,

DAN AEROAKUSTIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas

organisasi dan pengembangan teknologi aerodinamika,

aeroelastika, dan aeroakustika, perlu dilakukan

penataan organisasi dan tata kerja Balai Besar

Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan

Aeroakustika;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu

menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Besar

Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan

Aeroakustika dengan Peraturan ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA,

AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan

Aeroakustika yang selanjutnya di dalam peraturan ini

disebut BBTA3 merupakan Unit Pelaksana Teknis di

lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Deputi Bidang Teknologi Industri,

Rancang Bangun dan Rekayasa.

(2) BBTA3 dipimpin oleh Kepala.

Pasal 2

BBTA3 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pelayanan teknologi aerodinamika, aeroelastika, dan

aeroakustika.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BBTA3 menyelenggarakan fungsi:

a. penerapan teknologi aerodinamika, aeroelastika dan

aeroakustika;

b. pelayanan pengujian teknologi aerodinamika,

aeroelastika, dan aeroakustika; dan

c. pelaksanaan urusan ketatausahaan, perencanaan,

keuangan, sumber daya manusia, rumah tangga, dan

pelaporannya.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BBTA3 terdiri atas:

a. Bagian Umum;

b. Bidang Teknik dan Rekayasa; dan

- 4 -

c. Bidang Layanan Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika

dan Aeroakustika.

Pasal 5

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan

ketatausahaan, perencanaan, keuangan, sumber daya

manusia, rumah tangga, dan pelaporannya.

Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan urusan tata usaha dan sumber daya

manusia;

b. pelaksanaan urusan perencanaan dan keuangan; dan

c. pelayanan administrasi rumah tangga.

Pasal 7

Bagian Umum terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha dan SDM;

b. Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan

c. Subbagian Rumah Tangga.

Pasal 8

(1) Subbagian Tata Usaha dan SDM mempunyai tugas

melaksanakan urusan surat menyurat, pengetikan,

penggandaan, kearsipan, perpustakaan dan

melakukan urusan tata usaha kepegawaian serta

kesejahteraan pegawai.

(2) Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai

tugas melaksanakan penyusunan program, monitoring

dan evaluasi program, penyusunan anggaran,

perbendaharaan, pengujian, dan penerbitan Surat

Perintah Membayar, pelaporan.

- 5 -

(3) Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas

melakukan urusan perlengkapan, peralatan,

perawatan, dan pemeliharaan sarana fisik,

pengangkutan, protokol, persidangan, serta

pengamanan dalam dan ketertiban.

Pasal 9

Bidang Teknik dan Rekayasa mempunyai tugas

menyediakan dan mengoperasikan fasilitas pelayanan

teknis untuk penerapan teknologi aerodinamika,

aeroelastika, dan aeroakustika.

Pasal 10

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 9, Bidang Teknik dan Rekayasa menyelenggarakan

fungsi:

a. penyediaan, pengoperasian, dan perawatan fasilitas

pelayanan teknis;

b. penyediaan, pengoperasian, dan perawatan fasilitas

Informatika dan Elektronika; dan

c. pelaksanaan rancang bangun dan pabrikasi model,

dan alat bantu.

Pasal 11

Bidang Teknik dan Rekayasa terdiri atas:

a. Subbidang Model;

b. Subbidang Operasi dan Perawatan; dan

c. Subbidang Informatika dan Elektronika.

Pasal 12

(1) Subbidang Model mempunyai tugas melakukan

rancang bangun dan pabrikasi kelengkapan sistem

peralatan, instrumentasi dan model yang diperlukan

untuk pelayanan teknis, melakukan dokumentasi

rancang bangun.

- 6 -

(2) Subbidang Operasi dan Perawatan mempunyai tugas

melakukan pengoperasian fasilitas pelayanan teknis,

pemeriksaan rutin, pemeliharaan dan perbaikan

peralatan penunjang, fasilitas dan prasarana

elektromekanik.

(3) Subbidang Informatika dan Elektronika mempunyai

tugas mengatur tata laksana pemakaian sistem

computer, pengambilan dan pengolahan data,

penyajian data, pengembangan perangkat keras dan

lunak, merawat, memasang, dan mengkalibrasi alat-

alat elektronik dan alat ukur elektronik lainnya.

Pasal 13

Bidang Layanan Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan

Aeroakustika mempunyai tugas menerapkan metoda,

analisis untuk pelayanan teknis, teknologi aerodinamika,

aeroelastika, dan aeroakustika, serta mengkoordinasi

kegiatan pelayanan teknologi.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 14

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 15

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

- 7 -

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 16

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BBTA3 harus

menyusun peta proses bisnis.

Pasal 17

Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang

Teknologi Industri, Rancang Bangun dan Rekayasa

mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang

teknologi aerodinamika, aeroelastika, dan aeroakustika

secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali

atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

Pasal 18

BBTA3 harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya

Pasal 19

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

- 8 -

Pasal 20

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 21

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 22

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 23

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

BAB V

ESELON

Pasal 24

(1) Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural

Eselon II.a.

(2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan

struktural Eselon III.a.

(3) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan

jabatan struktural Eselon IV.a.

- 9 -

BAB VI

LOKASI

Pasal 25

BBTA3 berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang

Selatan.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 26

Bagan organisasi BBTA3 tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

ini.

Pasal 27

Perubahan organisasi dan tata kerja BBTA3 ditetapkan

oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 28

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit

Pelaksana Teknis Laboratorium Aero-Gas Dinamika dan

Getaran sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

SK/055/KA/BPPT/II/1990 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero-Gas

Dinamika dan Getaran tetap melaksanakan tugas dan

fungsinya sampai dengan diangkat pejabat baru

berdasarkan Peraturan ini.

- 10 -

Pasal 29

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor SK/055/KA/BPPT/II/1990

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Laboratorium Aero-Gas Dinamika dan Getaran, dinyatakan

masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan

dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan

pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 30

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

SK/055/KA/BPPT/II/1990 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero-Gas

Dinamika dan Getaran dinyatakan dicabut dan tidak

berlaku lagi.

Pasal 31

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku terhitung pada tanggal

diundangkan.

- 11 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...

- 12 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI BESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA, AEROELASTIKA,DAN AEROAKUSTIKA

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 013 TAHUN 2015TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAIBESAR TEKNOLOGI AERODINAMIKA,AEROELASTIKA, DAN AEROAKUSTIKA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 014 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas

organisasi dan pengembangan teknologi kekuatan

struktur untuk peningkatan daya saing industri

nasional, perlu dilakukan penataan organisasi dan

tata kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan

b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai

Besar Teknologi Kekuatan Struktur dengan Peraturan

ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN

STRUKTUR.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur yang

selanjutnya di dalam peraturan ini disebut B2TKS

merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Deputi Bidang Teknologi Industri, Rancang Bangun

dan Rekayasa.

(2) B2TKS dipimpin oleh Kepala.

Pasal 2

B2TKS mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pelayanan teknologi kekuatan struktur.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, B2TKS menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengujian, inspeksi, sertifikasi,

perekayasaan serta evaluasi teknologi kekuatan

struktur pada alat transportasi, bangunan dan

peralatan industri;

b. pelaksanaan pengujian, inspeksi, sertifikasi,

perekayasaan karakterisasi material serta analisis

kerusakan dan umur sisa;

c. pelaksanaan perancangan, manufaktur,

pengembangan dan pemeliharaan sarana uji; dan

d. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan sumber daya

manusia, perencanaan dan pelaporan program dan

kegiatan, keuangan, rumah tangga, kehumasan, dan

dokumentasi.

- 4 -

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

B2TKS terdiri atas:

a. Bagian Umum;

b. Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur;

c. Bidang Sarana Uji; dan

d. Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material.

Pasal 5

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan

tata usaha dan sumber daya manusia, perencanaan dan

pelaporan program serta kegiatan, keuangan, administrasi

pelayanan jasa teknologi, rumah tangga, kehumasan, dan

dokumentasi.

Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan urusan tata usaha dan sumber daya

manusia, perencanaan dan pelaporan program dan

kegiatan;

b. pelaksanaan urusan administrasi keuangan dan

administrasi pelayanan jasa teknologi; dan

c. pelaksanaan urusan rumah tangga, kehumasan, dan

dokumentasi

Pasal 7

Bagian Umum terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha dan Sumber Daya Manusia;

b. Subbagian Keuangan; dan

c. Subbagian Rumah Tangga

- 5 -

Pasal 8

(1) Subbagian Tata Usaha dan Sumber Daya Manusia

mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha

dan sumber daya manusia, perencanaan, dan

pelaporan program dan kegiatan.

(2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan

urusan administrasi keuangan dan administrasi

pelayanan jasa teknologi.

(3) Subbagian Subbagian Rumah Tangga mempunyai

tugas melaksanakan urusan rumah tangga,

kehumasan dan dokumentasi.

Pasal 9

Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur

mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi,

sertifikasi, perekayasaan serta evaluasi kekuatan struktur

pada alat transportasi, bangunan dan peralatan industri.

Pasal 10

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 9, Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengujian, inspeksi, sertifikasi,

perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada

alat transportasi; dan

b. pelaksanaan pengujian, inspeksi, sertifikasi,

perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada

bangunan dan peralatan industri.

Pasal 11

Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Struktur terdiri

atas:

a. Subbidang Struktur Alat Transportasi; dan

b. Subbidang Stuktur Bangunan dan Peralatan Industri.

- 6 -

Pasal 12

(1) Subbidang Struktur Alat Transportasi mempunyai

tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi,

perekayasaan, dan evaluasi kekuatan struktur pada

alat transportasi.

(2) Subbidang Struktur Bangunan dan Peralatan Industri

mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi,

sertifikasi, perekayasaan, dan evaluasi kekuatan

struktur pada bangunan dan peralatan industri.

Pasal 13

Bidang Sarana Uji mempunyai tugas melaksanakan

perancangan dan manufaktur, pengembangan, dan

pemeliharaan sarana uji.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 13, Bidang Sarana Uji menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan perancangan, manufaktur dan

pengembangan sarana uji; dan

b. pelaksanaan perawatan dan kalibrasi sarana uji.

Pasal 15

Bidang Sarana Uji terdiri atas:

a. Subbidang Perancangan, Manufaktur dan

Pengembangan Sistem; dan

b. Subbidang Pemeliharaan.

Pasal 16

(1) Subbidang Perancangan, Manufaktur dan

Pengembangan Sistem mempunyai tugas

melaksanakan perancangan, manufaktur dan

pengembangan sarana uji.

(2) Subbidang Pemeliharaan mempunyai tugas

melaksanakan perawatan dan kalibrasi sarana uji.

- 7 -

Pasal 17

Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material mempunyai

tugas melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi, dan

perekayasaan karakterisasi material serta analisis

kerusakan dan umur sisa.

Pasal 18

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 17, Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material

menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengujian, inspeksi, sertifikasi, dan

perekayasaan karakterisasi material komponen dan

struktur; dan

b. pelaksanaan pengujian, inspeksi, sertifikasi,

perekayasaan, dan analisis kerusakan dan umur sisa

komponen dan struktur.

Pasal 19

Bidang Layanan Jasa Teknologi Kajian Material terdiri atas:

a. Subbidang Karakteristik Material dan Inspeksi Teknis;

dan

b. Subbidang Analisis Kerusakan dan Umur Sisa.

Pasal 20

(1) Subbidang Karakteristik Material dan Inspeksi Teknis

mempunyai tugas melaksanakan pengujian, inspeksi,

sertifikasi, dan perekayasaan karakterisasi material.

(2) Subbidang Analisis Kerusakan dan Umur Sisa

melaksanakan pengujian, inspeksi, sertifikasi,

perekayasaan dan analisis kerusakan dan umur sisa.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 21

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

- 8 -

Pasal 22

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 23

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, B2TKS harus

menyusun peta proses bisnis

Pasal 24

Kepala menyampaikan laporan kepada Deputi Bidang

Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa

mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang

teknologi kekuatan struktur secara berkala paling sedikit

setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai

kebutuhan.

Pasal 25

B2TKS harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya.

- 9 -

Pasal 26

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 27

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 28

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 29

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 30

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

- 10 -

BAB V

ESELON

Pasal 31

(1) Kepala Balai Besar merupakan jabatan struktural

Eselon II.a.

(2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan jabatan

struktural Eselon III.a.

(3) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang merupakan

jabatan struktural Eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 32

B2TKS berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang

Selatan.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 33

Bagan Organisasi B2TKS tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

ini.

Pasal 34

Perubahan organisasi dan tata kerja B2TKS ditetapkan oleh

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah

mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

- 11 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 35

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Besar

Teknologi Kekuatan Struktur sebagaimana dimaksud

dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 045/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur

tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 36

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 045/Kp/KA/IV/2004 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Kekuatan

Struktur, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan

peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan

ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

045/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur dinyatakan

dicabut dan tidak berlaku lagi.

- 12 -

Pasal 38

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ....

- 13 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 014 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATANSTRUKTUR

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 015 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu

dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja

Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan

Teknologi Keramik dan Porselin Bali menjadi Balai

Teknologi Industri Kreatif Keramik;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Surat Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi

Keramik dan Porselin Bali dengan Peraturan ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF

KERAMIK.

.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 1

(1) Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik yang

selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTIKK

merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur Pusat Teknoprener dan Klaster Industri,

Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi.

(2) BTIKK dipimpin oleh Kepala.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi

Pasal 2

BTIKK mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pelayanan teknologi industri kreatif keramik.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BTIKK menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan fasilitasi dan konsultasi teknologi

industri kreatif keramik meliputi glasir, warna, dan

badan keramik, seni dan disain, tekno-ekonomi,

karakteristik kimia dan fisika, serta pengujian mutu

produk;

b. pelaksanaan perekayasaan produk kreatif keramik dan

pelayanan jasa teknologi industri kreatif keramik;

c. penyiapan program, pemantauan, dan evaluasi

pelaksanaan program;

d. pengelolaan sarana pengujian dan produksi; dan

- 4 -

e. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan

Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BIT terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan

c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

dan rumah tangga Balai.

(2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai

tugas melaksanakan perekayasaan produk kreatif

keramik, pengujian bahan dan produk kreatif keramik,

serta pengelolaan fasilitas produksi dan fasilitas

pengujian.

(3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi

mempunyai tugas melaksanakan perumusan program,

monitoring dan evaluasi, kerja sama, dan pelayanan

jasa teknologi serta pengembangan jasa teknologi.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

- 5 -

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai Teknologi

Industri Kreatif Keramik harus menyusun peta proses

bisnis.

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknoprener dan Klaster Industri mengenai hasil

pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi industri

kreatif keramik secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga)

bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

Pasal 10

BTIKK harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya.

- 6 -

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

- 7 -

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

BTIKK berlokasi di Denpasar.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan Organisasi BTIKK tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja BTIKK ditetapkan oleh

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah

mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

- 8 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit

Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi

Keramik dan Porselin Bali sebagaimana dimaksud dalam

Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor SK/265/KA/BPPT/VII/1995 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin

Bali tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai

dengan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 21

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor SK/265/KA/BPPT/VII/1995

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin

Bali, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan

peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan

ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

SK/265/KA/BPPT/VII/1995 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan

Teknologi Keramik dan Porselin Bali dinyatakan dicabut

dan tidak berlaku lagi.

- 9 -

Pasal 23

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...

- 10 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 015 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIFKERAMIK

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 016 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu

dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja

Balai Inkubator Teknologi;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Surat Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Inkubator Teknologi dengan Peraturan ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 1

(1) Balai Inkubator Teknologi yang selanjutnya di dalam

peraturan ini disebut BIT merupakan Unit Pelaksana

Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur Pusat

Teknoprener dan Klaster Industri, Deputi Bidang

Pengkajian Kebijakan Teknologi.

(2) BIT dipimpin oleh Kepala.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi

Pasal 2

BIT mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan

inkubasi teknologi.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BIT menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan fasilitasi dan konsultasi manajemen dan

bisnis, aspek legal, dan dukungan fasilitas inkubasi

bisnis untuk mendukung pengembangan koperasi,

usaha kecil dan menengah berbasis teknologi atau

inovasi;

b. pelaksanaan fasilitasi dan konsultasi pengembangan

sumber daya manusia kewirausahaan, pengembangan

jaringan bisnis, akses pembiayaan, dan kerja sama

baik dalam maupun luar negeri, serta pemasyarakatan

jasa inkubasi;

- 4 -

c. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan

Balai Inkubator Teknologi.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BIT terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan

c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

dan rumah tangga Balai.

(2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai

tugas melaksanakan fasilitasi dan konsultasi

manajemen dan bisnis, aspek legal dan dukungan

fasilitas dalam rangka pengembangan koperasi, usaha

kecil dan menengah berbasis teknologi atau inovasi.

(3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi

mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi konsultasi

pengembangan sumber daya manusia kewirausahaan,

pengembangan jaringan bisnis, akses pembiayaan,

dan kerja sama baik dalam maupun luar negeri, serta

pemasyarakatan jasa inkubasi.

- 5 -

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BIT harus

menyusun peta proses bisnis.

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknoprener dan Klaster Industri mengenai hasil

pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang inkubasi teknologi

secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali

atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

- 6 -

Pasal 10

BIT harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian

tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di

unitnya.

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

- 7 -

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

BIT berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan Organisasi BIT tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja BIT ditetapkan oleh

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah

mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

- 8 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Inkubator Teknologi sebagaimana dimaksud dalam

Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Inkubator Teknologi tetap

melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 21

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 032/Kp/KA/IV/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Inkubator Teknologi,

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan

peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan

ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

032/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Inkubator Teknologi dinyatakan dicabut dan tidak

berlaku lagi.

- 9 -

Pasal 23

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …

STRUKTUR ORGANISASIBALAI INKUBATOR TEKNOLOGI

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 016 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI INKUBATOR TEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 017 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu

dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja

Balai Teknologi Survei Kelautan;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Surat Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Teknologi Survei Kelautan;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 1

(1) Balai Teknologi Survei Kelautan yang selanjutnya di

dalam peraturan ini disebut Balai TEKSURLA

merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur Pusat Teknologi Sumber Daya Wilayah,

Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya

Alam.

(2) Balai TEKSURLA dipimpin oleh Kepala.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi

Pasal 2

Balai TEKSURLA mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pelayanan teknologi survei dan observasi kelautan.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, Balai TEKSURLA menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana program dan anggaran, operasi

survei dan observasi, monitoring, dan evaluasi

pelaksanaan program dan anggaran;

b. pelaksanaan pemasaran produk, pelayanan jasa

teknologi, dan pemasyarakatan hasil survei dan

observasi kelautan;

c. pelaksanaan kerjasama riset kelautan baik skala

nasional maupun internasional;

- 4 -

d. pengelolaan data dan informasi hasil survei dan

observasi kelautan;

e. pengelolaan kapal-kapal Riset Baruna Jaya BPPT,

pengelolaan dan pengoperasian peralatan survei

beserta sarana penunjangnya serta pengelolaan

sarana prasarana National Science and Techno Park

(NSTP) Maritim Penajam Paser Utara; dan

f. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan

Balai Teknologi Survei Kelautan.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

Balai TEKSURLA terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Program dan Operasi Survei; dan

c. Seksi Sarana dan Prasaran.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

dan rumah tangga Balai.

(2) Seksi Program dan Operasi Survei mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana, pemantauan dan

evaluasi pelaksanaan program dan anggaran,

perencanaan dan pelaksanaan operasi survei dan

observasi kelautan, pemasaran produk dan jasa

teknologi survei dan observasi kelautan,

pemasyarakatan hasil survei dan observasi kelautan,

pelaksanaan kerjasama survei, observasi dan riset

kelautan baik skala nasional maupun internasional,

serta pengelolaan data dan informasi hasil survei dan

observasi kelautan.

- 5 -

(3) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas

melaksanakan urusan pengelolaan, pemeliharaan dan

pengoperasian kapal riset dan peralatan survei beserta

sarana-prasarana penunjangnya, termasuk

pengelolaan National Science and Techno Park (NSTP)

Maritim Penajam Paser Utara.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai TEKSURLA

harus menyusun peta proses bisnis.

- 6 -

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknologi Sumber Daya Wilayah mengenai hasil

pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi survei

dan observasi kelautan secara berkala paling sedikit setiap

3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

Pasal 10

Balai TEKSURLA harus menyusun analisis jabatan, peta

jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap

seluruh jabatan di unitnya.

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

- 7 -

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

Balai TEKSURLA berlokasi di Jakarta.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan Organisasi Balai TEKSURLA tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja Balai TEKSURLA

ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari

menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang aparatur negara.

- 8 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Teknologi Survei Kelautan sebagaimana dimaksud dalam

Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 046/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Teknologi Survei Kelautan tetap

melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 21

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 046/Kp/KA/IV/2004 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Survei Kelautan,

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan

peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan

ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

046/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Teknologi Survei Kelautan dinyatakan dicabut dan

tidak berlaku lagi.

- 9 -

Pasal 23

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …

STRUKTUR ORGANISASIBALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 017 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI TEKNOLOGI SURVEI KELAUTAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 018 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu

dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata Balai

Teknologi Lingkungan menjadi Balai Teknologi

Pengolahan Air dan Limbah:

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Surat Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Teknologi Pengolahan Air dan Limbah dengan Peraturan

ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN

LIMBAH.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 1

(1) Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah yang

selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BTPAL

merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur Pusat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang

Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam.

(2) BTPAL dipimpin oleh Kepala.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi

Pasal 2

BTPAL mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pelayanan teknologi pengelolaan air dan limbah.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BTPAL menyelenggarakan fungsi:

a. perekayasaan teknologi di bidang pengelolaan air dan

limbah dalam bentuk penyusunan Desain Rekayasa

Detil, Analisis Neraca Air, Studi Kelayakan, Kajian

Resiko Lingkungan serta pembuatan Purwarupa dan

pembangunan Pilot Plant untuk penyediaan dan

peningkatan kualitas dan kuantitas air serta

penanganan limbah bagi kepentingan masyarakat

industri, domestik, akademik dan pemerintah daerah

dalam lingkup pengelolaan air dan limbah;

- 4 -

b. perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan

layanan jasa di bidang teknologi pengelolaan air dan

limbah dalam bentuk pengujian kualitas air dan

limbah, pelatihan operasional unit pengolah air dan

limbah serta analisis laboratorium bagi industri,

domestik, akademik serta pemerintah daerah; dan

c. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan

Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BTPAL terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan

c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

dan rumah tangga Balai.

(2) Seksi Program dan Pengembangan Teknologi

mempunyai tugas melaksanakan program

perekayasaan dan penerapan teknologi pengelolaan

air dan limbah, menyusun anggaran pelaksanaan

program serta merencanakan peningkatan mutu SDM.

(3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi

mempunyai tugas melaksanakan kerja sama

kemitraan dan pelayanan jasa teknologi di bidang

pengelolaan air dan limbah serta menyusun angaran

pelaksanaan kerja sama dan pelayanan jasa

berdasarkan rencana operasional di lingkungan Balai

Teknologi Pengolahan Air dan Limbah.

- 5 -

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTPAL harus

menyusun peta proses bisnis.

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknologi Lingkungan mengenai hasil pelaksanaan tugas

dan fungsi di bidang teknologi pengelolaan air dan limbah

secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali

atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

- 6 -

Pasal 10

BTPAL harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya.

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

- 7 -

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

BTPAL berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang

Selatan.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan Organisasi BTPAL tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja BTPAL ditetapkan oleh

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah

mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

- 8 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Teknologi Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam

Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 030/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Teknologi Lingkungan tetap

melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 21

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 030/Kp/KA/IV/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknologi Lingkungan,

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan

peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan

ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

030/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Teknologi Lingkungan dinyatakan dicabut dan tidak

berlaku lagi.

- 9 -

Pasal 23

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …

STRUKTUR ORGANISASIBALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 018 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR DANLIMBAH

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 019 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI BIOTEKNOLOGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu

dilakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja

Balai Pengkajian Bioteknologi menjadi Balai

Bioteknologi;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Surat Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Bioteknologi dengan Peraturan ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI BIOTEKNOLOGI.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 1

(1) Balai Bioteknologi merupakan Unit Pelaksana Teknis

di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan

Medika, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan

Bioteknologi

(2) Balai Bioteknologi dipimpin oleh Kepala.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi

Pasal 2

Balai Bioteknologi mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan pelayanan bioteknologi.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, Balai Bioteknologi menyelenggarakan fungsi:

a. perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian,

monitoring dan evaluasi kegiatan teknis operasional

dan atau teknis penunjang dalam penerapan dan

layanan bioteknologi;

b. perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian dan

pemasyarakatan di dalam pengembangan produk dan

layanan bioteknologi; dan

c. pelaksanaan urusan kehumasan, kepegawaian,

keuangan, kesekretariatan, rumah tangga, dan

pengelolaan sarana teknis.

- 4 -

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

Balai Bioteknologi terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi; dan

c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kehumasan, kepegawaian,

keuangan, tata laksana, surat menyurat, kearsipan,

perlengkapan, pengelolaan sarana teknis, dan rumah

tangga Balai;

(2) Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi

mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,

mengkoordinasikan, mengembangkan, dan

mengevaluasi kegiatan teknis penerapan bioteknologi;

(3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi

mempunyai tugas merencanakan, mengembangkan,

melaksanakan, dan mengkoordinasikan kegiatan

kerja sama dan layanan bioteknologi.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

- 5 -

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai Bioteknologi

harus menyusun peta proses bisnis.

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknologi Farmasi dan Medika mengenai hasil pelaksanaan

tugas dan fungsi di bidang bioteknologi secara berkala

paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-

waktu sesuai kebutuhan.

Pasal 10

Balai Bioteknologi harus menyusun analisis jabatan, peta

jabatan, uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap

seluruh jabatan di unitnya.

- 6 -

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

- 7 -

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

Balai Bioteknologi berlokasi di kawasan PUSPIPTEK,

Tangerang Selatan.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan Organisasi Balai Bioteknologi tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja Balai Bioteknologi

ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi setelah mendapat persetujuan tertulis dari

menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang aparatur negara.

- 8 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Pengkajian Bioteknologi sebagaimana dimaksud dalam

Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 024/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Pengkajian Bioteknologi tetap

melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 21

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 024/Kp/KA/IV/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Bioteknologi,

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan

peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan

ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

024/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Pengkajian Bioteknologi dinyatakan dicabut dan tidak

berlaku lagi.

- 9 -

Pasal 23

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …..

- 10 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI BIOTEKNOLOGI

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 019 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI BIOTEKNOLOGI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 020 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI TEKNOLOGI POLIMER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas

organisasi dan pengembangan teknologi bahan dasar,

proses produksi, dan teknologi penerapan material

polimer, perlu dilakukan penataan organisasi dan tata

kerja Balai Pengkajian Teknologi Polimer menjadi Balai

Teknologi Polimer;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan

b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai

Teknologi Polimer dengan Peraturan ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI POLIMER.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Balai Teknologi Polimer yang selanjutnya di dalam

peraturan ini disebut BTP adalah merupakan Unit

Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi

Material, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi,

dan Material.

(2) BTP dipimpin oleh Kepala.

Pasal 2

BTP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan

teknologi bahan dasar, proses produksi dan teknologi

penerapan material polimer khususnya plastik serta

pelaksanaan layanan jasa teknologi polimer.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BTP menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan perencanaan teknis operasional serta

pelaksanaan penguasaan, pemanfaatan, dan

penerapan teknologi bahan dan produk polimer,

proses produksi, dan standarisasi dalam skala

laboratorium dan industri;

b. pelaksanaan layanan teknologi polimer dalam

pendampingan, dan penguatan industri serta

standarisasi;

c. pelaksanaan layanan jasa pengujian, pelatihan,

konsultasi teknis, dan inspeksi bidang teknologi

polimer dan sertifikasi serta kerja sama antar instansi

dan masyarakat serta industri; dan

d. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan

Balai Teknologi Polimer.

- 4 -

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BTP terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan

c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

dan rumah tangga Balai.

(2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai

tugas melaksanakan:

a. penyusunan rencana teknis operasional dan

teknis pendukung, serta mengkoordinasikan

pelaksanaan penguasaan teknologi bahan dan

produk polimer, khususnya material polimer

dalam skala laboratorium dan industri;

b. pendampingan dan rekayasa industri melalui

penguasaan teknologi bahan dan produk polimer

dalam skala lanjutan material polimer; dan

c. pendampingan dan penguatan industri serta

standarisasi produk industri.

(3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi

mempunyai tugas melaksanakan layanan jasa

teknologi, sertifikasi, dan kerja sama antar instansi,

masyarakat, dan industri.

- 5 -

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTP harus

menyusun peta proses bisnis.

- 6 -

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknologi Material mengenai hasil pelaksanaan tugas dan

fungsi di bidang teknologi polimer secara berkala paling

sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu

sesuai kebutuhan.

Pasal 10

BTP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, uraian

tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh jabatan di

unitnya.

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

- 7 -

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural Eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

BTP berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan Organisasi BTP tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja BTP ditetapkan oleh

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah

mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

- 8 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Pengkajian Teknologi Polimer sebagaimana dimaksud

dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 027/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Polimer tetap

melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 21

Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 027/Kp/KA/IV/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi

Polimer, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan

peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan

ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

027/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Pengkajian Teknologi Polimer dinyatakan dicabut dan

tidak berlaku lagi.

- 9 -

Pasal 23

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ….

- 10 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI TEKNOLOGI POLIMER

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 020 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI TEKNOLOGI POLIMER

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 021 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas

organisasi dan pengembangan teknologi jaringan

informasi dan komunikasi, perlu dilakukan penataan

organisasi dan tata kerja Balai Jaringan Informasi lmu

Pengetahuan dan Teknologi menjadi Balai Jaringan

Informasi dan Komunikasi;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan

b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai

Jaringan Informasi dan Komunikasi dengan Peraturan

ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI JARINGAN INFORMASI DAN

KOMUNIKASI

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi yang

selanjutnya di dalam peraturan ini disebut BJIK

merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi,

Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan

Material.

(2) BJIK dipimpin oleh Kepala.

Pasal 2

BJIK mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan

teknologi jaringan informasi dan komunikasi.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 BJIK menyelenggarakan fungsi:

a. penerapan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pemerintah pusat dan daerah, publik,

komunitas ilmu pengetahuan teknologi dan industri;

b. pelayanan jasa teknologi bidang teknologi informasi

dan komunikasi untuk pemerintah pusat dan daerah;

c. penyelenggaraan infrastruktur e-government yang

diamankan dan audit sistem informasi; dan

d. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan

Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi.

- 4 -

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BJIK terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan

c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

dan rumah tangga Balai.

(2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai

tugas :

a. melaksanakan program dan penerapan teknologi

jaringan informasi untuk mempercepat

tumbuhnya inovasi di Indonesia;

b. melaksanakan program dan penerapan teknologi

pengelolaan data center dan jaringan pendukung

e-government;

c. melaksanakan penyusunan standar aplikasi-

aplikasi pendukung e-government bagi

pemerintah pusat dan daerah;

d. melaksanakan program dan penerapan teknologi

pengamanan jaringan informasi dan sistem

informasi e-government;

e. melaksanakan program dan penerapan teknologi

audit sistem informasi yang meliputi

penyelenggaraan suprastruktur, infrastruktur

dan infostruktur;

f. melaksanakan difusi dan alih teknologi bidang

teknologi informasi kepada mitra pengguna; dan

- 5 -

g. melaksanakan kerjasama teknis pengembangan

teknologi informasi bidang aplikasi, jaringan data

center dan tata kelola.

(3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi

mempunyai tugas melaksanakan urusan kerja sama

dan penerapan layanan teknonogi informasi dan

komunikasi untuk kepentingan pemerintah pusat,

daerah, publik, dan industri.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

- 6 -

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BJIK harus

menyusun peta proses bisnis.

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknologi Informasi dan Komunikasi mengenai hasil

pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi informasi

dan komunikasi secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga)

bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

Pasal 10

BJIK harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya.

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

- 7 -

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural Eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

BJIK berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan.

- 8 -

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan Organisasi BJIK tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja BJIK ditetapkan oleh

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi setelah

mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusn pemerintahan di bidang aparatur

negara.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Jaringan Informasi lmu Pengetahuan dan Teknologi

sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

028/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

- 9 -

Pasal 21

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 028/Kp/KA/IV/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Jaringan Informasi Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, dinyatakan masih tetap

berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum

diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang

baru berdasarkan Peraturan ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

028/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 23

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 10 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...

- 11 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI JARINGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 021 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI JARINGAN INFORMASI DANKOMUNIKASI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 022 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas

organisasi dan pengembangan teknologi bahan bakar

dan rekayasa disain, perlu dilakukan penataan

organisasi dan tata kerja Balai Rekayasa Disain dan

Sistem Teknologi menjadi Balai Teknologi Bahan

Bakar dan Rekayasa Disain;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan

b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai

Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain dengan

Peraturan ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN

REKAYASA DISAIN.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain

yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut

BTB2RD merupakan Unit Pelaksana Teknis di

lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Sumber Daya

Energi dan Industri Kimia, Deputi Bidang Teknologi

Informasi, Energi, dan Material.

(2) BTB2RD dipimpin oleh Kepala.

Pasal 2

BTB2RD mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pelayanan teknologi bahan bakar dan rekayasa disain.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BTB2RD menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan studi kelayakan dan desain kerekayasaan

dalam bidang energi, industri kimia, dan agroindustri;

b. pelayanan jasa konsultasi dan pelatihan dalam bidang

teknologi bahan bakar dan rekayasa desain;

c. pelayanan jasa pengujian bahan bakar yang

terakreditasi;

d. pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana

dan prasarana balai; dan

e. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan

Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain.

- 4 -

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BTB2RD terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan

c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

rumah tangga Balai, pelayanan jasa dan kerja sama.

(2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai

tugas melaksanakan:

a. penyusunan rencana teknis operasional dan

teknis pendukung, serta mengkoordinasikan

pelaksanaan penguasaan teknologi bahan bakar

dan rekayasa disain; dan

b. pendampingan dan rekayasa industri melalui

penguasaan teknologi bahan bakar dan rekayasa

disain

(3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi

mempunyai tugas melaksanakan layanan jasa

teknologi dan kerja sama antar instansi, masyarakat,

dan industri.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

- 5 -

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTB2RD harus

menyusun peta proses bisnis.

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknologi Sumber Daya Energi dan Industri Kimia

mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang

teknologi bahan bakar dan rekayasa disain secara berkala

paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-

waktu sesuai kebutuhan.

Pasal 10

BTB2RD harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya.

- 6 -

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

- 7 -

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural Eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

BTB2RD berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang

Selatan.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan Organisasi BTB2RD tercantum dalam Lampiran I

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja BTB2RD ditetapkan

oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

- 8 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi sebagaimana

dimaksud dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 029/Kp/KA/IV/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Rekayasa Disain dan

Sistem Teknologi tetap melaksanakan tugas dan fungsinya

sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan

Peraturan ini.

Pasal 21

Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 029/Kp/KA/IV/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Rekayasa Disain dan

Sistem Teknologi, dinyatakan masih tetap berlaku

sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau

diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru

berdasarkan Peraturan ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

029/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi dinyatakan

dicabut dan tidak berlaku lagi.

- 9 -

Pasal 23

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …

- 10 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN REKAYASA DISAIN

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 022 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DANREKAYASA DISAIN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 023 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas

organisasi dan pengembangan teknologi

hidrodinamika, perlu dilakukan penataan organisasi

dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian

dan Penelitian Hidrodinamika menjadi Balai Teknologi

Hidrodinamika;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan

b, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai

Teknologi Hidrodinamika dengan Peraturan ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Balai Teknologi Hidrodinamika yang selanjutnya di

dalam peraturan ini disebut BTH merupakan Unit

Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur Pusat Teknologi

Rekayasa Industri Maritim, Deputi Bidang Teknologi

Industri Rancang Bangun dan Rekayasa.

(2) BTH dipimpin oleh Kepala.

Pasal 2

BTH mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan

teknologi hidrodinamika.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BTH menyelenggarakan fungsi:

a. perencanaan program pelayanan teknologi

hidrodinamika;

b. pelaksanaan program pelayanan teknologi

hidrodinamika;

c. pengendalian dan pelaporan kegiatan pelayanan

teknologi hidrodinamika;

d. pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana

dan prasarana Balai Teknologi Hidrodinamika; dan

e. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan

Balai Teknologi Hidrodinamika.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BTH terdiri atas:

- 4 -

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan

c. Seksi Sarana Teknik dan Pelayanan Jasa Teknologi.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

dan rumah tangga Balai.

(2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai

tugas melaksanakan perencanaan, pengendalian,

pelaporan, pemasaran program pelayanan teknologi

hidrodinamika.

(3) Seksi Sarana Teknik dan Pelayanan Jasa Teknologi

mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan

teknologi hidrodinamika, dan pemeliharaan,

pengembangan sarana prasarana Balai Teknologi

Hidrodinamika.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

- 5 -

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTH harus

menyusun peta proses bisnis.

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknologi Rekayasa Industri Maritim mengenai hasil

pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi

hidrodinamika secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga)

bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

Pasal 10

BTH harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya.

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

- 6 -

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural Eselon IV.a.

- 7 -

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

BTH berlokasi di Surabaya.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan Organisasi BTH tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja BTH ditetapkan oleh

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, setelah

mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Unit

Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian

Hidrodinamika sebagaimana dimaksud dalam Keputusan

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

071/M/Kp/VII/1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian

Hidrodinamika tetap melaksanakan tugas dan fungsinya

sampai dengan diangkat pejabat baru berdasarkan

Peraturan ini.

- 8 -

Pasal 21

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 071/M/Kp/VII/1998 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Balai

Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika, dinyatakan

masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan

dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan

pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

071/M/Kp/VII/1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan Penelitian

Hidrodinamika dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 23

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

- 9 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...

- 10 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 023 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI TEKNOLOGI HIDRODINAMIKA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 024 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas

organisasi dan pengembangan teknologi

termodinamika motor dan propulsi, perlu dilakukan

penataan organisasi dan tata kerja Balai

Termodinamika Motor dan Propulsi menjadi Balai

Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu

menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Teknologi

Termodinamika Motor dan Propulsi dengan Peraturan

ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA

MOTOR DAN PROPULSI.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi

yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut

BT2MP merupakan Unit Pelaksana di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab Direktur

Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi,

Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun

dan Rekayasa.

(2) BT2MP dipimpin oleh Kepala.

Pasal 2

BT2MP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pelayanan teknologi termodinamika motor dan propulsi.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BT2MP menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan program dan pelaporan kerja Balai;

b. penyiapan dan pelaksanaan urusan sarana dan

prasarana teknis;

c. pelaksanaan kegiatan pelayanan jasa teknologi,

kegiatan teknis operasional menunjang pengembangan

dan inovasi teknologi, dan pelayanan informasi;

d. pelaksanaan kegiatan teknologi termodinamika

terapan, penukar kalor, tata udara dan refrigerasi;

e. pelaksanaan kegiatan teknologi kalibrasi dan

pengukuran teknik;

f. pelaksanaan kegiatan teknologi motor bakar dan

motor penggerak;

g. pelaksanaan uji kinerja mesin dan kendaraan

bermotor, penerapan bahan bakar, pelumas dan

metrologi; dan

- 4 -

h. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan

Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi.

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BT2MP terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Sarana Teknik; dan

c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

dan rumah tangga Balai.

(2) Seksi Sarana Teknik mempunyai tugas mengelola,

memelihara, dan mengembangkan sistem sarana dan

prasarana teknis di bidang termodinamika motor dan

propulsi.

(3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi

mempunyai tugas melaksanakan pelayananan jasa

teknologi, kegiatan teknis operasional menunjang

pengembangan dan inovasi teknologi, dan pelayanan

informasi di bidang termodinamika motor dan

propulsi.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

- 5 -

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau ketrampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BT2MP harus

menyusun peta proses bisnis.

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi mengenai

hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi

termodinamika motor dan propulsi secara berkala paling

sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu

sesuai kebutuhan.

Pasal 10

BT2MP harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya.

- 6 -

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

- 7 -

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural Eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

BT2MP berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang

Selatan.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan Organisasi BT2MP tercantum dalam Lampiran I

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja BT2MP ditetapkan

oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

- 8 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Termodinamika Motor dan Propulsi sebagaimana dimaksud

dalam Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 025/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Termodinamika Motor dan Propulsi

tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 21

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 025/Kp/KA/IV/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Termodinamika Motor dan

Propulsi, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan

peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan

ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

025/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Termodinamika Motor dan Propulsi dinyatakan

dicabut dan tidak berlaku lagi.

- 9 -

Pasal 23

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...

- 10 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI TEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DANPROPULSI

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 024 TAHUN 2015TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAITEKNOLOGI TERMODINAMIKA MOTOR DANPROPULSI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 025 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR PELABUHAN

DAN DINAMIKA PANTAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas

organisasi dan pengembangan teknologi infrastruktur

pelabuhan dan dinamika pantai, perlu dilakukan

penataan organisasi dan tata kerja Balai

Pengkajian Dinamika Pantai menjadi Balai Teknologi

Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a,

perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai

Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika

Pantai dengan Peraturan ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR

PELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika

Pantai yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut

BTIPDP merupakan Unit Pelaksana Teknis di

lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Rekayasa

Industri Maritim, Deputi Bidang Teknologi Industri

Rancang Bangun dan Rekayasa.

(2) BTIPDP dipimpin oleh Kepala.

Pasal 2

BTIPDP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pelayanan teknologi infrastruktur pelabuhan dan dinamika

pantai.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BTIPDP menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan dan pelaksanaan program di bidang

infrastruktur pelabuhan dan dinamika pantai,

b. pelayanan jasa teknologi di bidang infrastruktur

pelabuhan dan dinamika pantai;

c. pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana di

lingkungan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan

dan Dinamika Pantai; dan

d. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan

Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan & Dinamika

Pantai.

- 4 -

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BTIPDP terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Sarana dan Prasarana; dan

c. Seksi Program dan Jasa Teknologi.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

dan rumah tangga Balai.

(2) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana di

lingkungan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan &

Dinamika Pantai.

(3) Seksi Program dan Jasa Teknologi mempunyai tugas

menyusun dan melaksanakan program dan pelayanan

jasa teknologi di bidang infrastruktur pelabuhan dan

dinamika pantai.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

- 5 -

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BTIPDP harus

menyusun peta poses bisnis.

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknologi Rekayasa Industri Maritim mengenai hasil

pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang teknologi

infrastruktur pelabuhan dan dinamika pantai secara

berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau

sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

Pasal 10

BTIPD harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya.

- 6 -

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi dibawahnya.

- 7 -

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural Eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

BTIPDP berlokasi di Yogyakarta.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan Organisasi BTIPDP tercantum dalam Lampiran I

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja BTIPDP ditetapkan

oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

- 8 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Pengkajian Dinamika Pantai sebagaimana dimaksud dalam

Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 026/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Pengkajian Dinamika Pantai tetap

melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 21

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 026/Kp/KA/IV/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Dinamika

Pantai, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan

peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan

ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

026/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Pengkajian Dinamika Pantai dinyatakan dicabut dan

tidak berlaku lagi.

- 9 -

Pasal 23

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR ...

- 10 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR PELABUHANDAN DINAMIKA PANTAI

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 025 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI TEKNOLOGI INFRASTRUKTURPELABUHAN DAN DINAMIKA PANTAI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

NOMOR 026 TAHUN 2015

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS, PRODUKSI, DAN OTOMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya peningkatan kapasitas

organisasi dan pengembangan teknologi mesin

perkakas, produksi dan otomasi, perlu dilakukan

penataan organisasi dan tata kerja Balai Mesin

Perkakas, Teknik Produksi, dan Otomasi menjadi Balai

Teknologi Mesin Perkakas, Produksi, dan Otomasi;

b. bahwa telah diterbitkan Surat Persetujuan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi berdasarkan Nomor :

B/3185/M.PAN-RB/9/2015 hal Penataan Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

BPPT tanggal 30 September 2015;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu

menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Teknologi

Mesin Perkakas, Produksi, dan Otomasi dengan

Peraturan ini;

B

A

D

A

N

P

E

N

G

K

A

J

I

A

N

D

A

N

P

E

N

E

R

A

P

A

N

T

E

K

N

O

L

O

G

I

(

B

P

P

T

)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

( B P P T )

- 2 -

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2013 Nomor 10);

2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2013 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11);

3. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 2014 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam

Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/18/M.PAN/ 11/2008 tentang

Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian;

5. Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi Nomor 009 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN

PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA BALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS,

PRODUKSI, DAN OTOMASI.

- 3 -

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Balai Teknologi Mesin Perkakas, Produksi, dan

Otomasi yang selanjutnya di dalam peraturan ini

disebut BT MEPPO merupakan Unit Pelaksana Teknis

di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Direktur Pusat Teknologi Industri

Permesinan, Deputi Bidang Teknologi Industri

Rancang Bangun dan Rekayasa.

(2) BT MEPPO dipimpin oleh Kepala.

Pasal 2

BT MEPPO mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pelayanan teknologi mesin perkakas, produksi, dan

otomasi.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, BT MEPPO menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan teknis operasional dalam rangka

penerapan dan layanan jasa teknologi mesin perkakas,

produksi, dan otomasi terhadap industri;

b. pelaksanaan perekayasaan teknologi mesin perkakas,

produksi, dan otomasi;

c. pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sarana

dan prasarana Balai Teknologi Mesin Perkakas,

Produksi, dan Otomasi, dan

d. pelayanan administrasi ketatausahaan di lingkungan

Balai Teknologi Mesin Perkakas, Produksi, dan

Otomasi.

- 4 -

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

BT MEPPO terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Program dan Penerapan Teknologi; dan

c. Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi.

Pasal 5

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

laksana, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan,

dan rumah tangga Balai.

(2) Seksi Program dan Penerapan Teknologi mempunyai

tugas melaksanakan perekayasaan teknologi mesin

perkakas, produksi dan otomasi.

(3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Jasa Teknologi

mempunyai tugas melaksanakan pelayanan jasa

teknologi, kerjasama teknis, pelayanan informasi di

bidang teknologi mesin perkakas, produksi, dan

otomasi serta pemeliharaan dan pengembangan

sarana prasarana.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

- 5 -

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan jenjang dan bidang keahlian

atau keterampilannya.

(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan

oleh Kepala.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BT MEPPO harus

menyusun peta proses bisnis.

Pasal 9

Kepala menyampaikan laporan kepada Direktur Pusat

Teknologi Industri Permesinan mengenai hasil pelaksanaan

tugas dan fungsi di bidang teknologi mesin perkakas,

produksi, dan otomasi secara berkala paling sedikit setiap

3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai

kebutuhan.

Pasal 10

BT MEPPO harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,

uraian tugas, dan analisis beban kerja terhadap seluruh

jabatan di unitnya.

- 6 -

Pasal 11

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi maupun dalam

hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun

daerah.

Pasal 12

Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem

pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-

masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme

akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.

Pasal 13

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan

memberikan pengarahan serta petunjuk pelaksanaan tugas

bawahan.

Pasal 14

Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan

masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara

berkala tepat pada waktunya.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit

organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap unit organisasi di bawahnya.

- 7 -

BAB V

ESELON

Pasal 16

(1) Kepala Balai merupakan jabatan struktural Eselon

III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan

jabatan struktural Eselon IV.a.

BAB VI

LOKASI

Pasal 17

BT MEPPO berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang

Selatan.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18

Bagan organisasi BT MEPPO tercantum dalam Lampiran I

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan ini.

Pasal 19

Perubahan organisasi dan tata kerja BT MEPPO ditetapkan

oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

- 8 -

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 20

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh jabatan

yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai

Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi

sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala BPPT

Nomor 031/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi

tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan

diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan ini.

Pasal 21

Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, semua peraturan

pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi Nomor 031/Kp/KA/IV/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Mesin Perkakas, Teknik

Produksi dan Otomasi, dinyatakan masih tetap berlaku

sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau

diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru

berdasarkan Peraturan ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Dengan berlakunya Peraturan ini, Keputusan Kepala

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor

031/Kp/KA/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi

dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

- 9 -

Pasal 23

Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Oktober 2015

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …

- 10 -

STRUKTUR ORGANISASIBALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS, PRODUKSI,DAN OTOMASI

LAMPIRAN IPERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DANPENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 026 TAHUN2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJABALAI TEKNOLOGI MESIN PERKAKAS,PRODUKSI, DAN OTOMASI

KEPALA BADAN PENGKAJIAN

DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

UNGGUL PRIYANTO