web viewprof. dr . armida s ... penataan manajemen aset ... para anggota cenderung mengikuti arus...

40
PRESENTASI PEREKONOMIAN INDONESIA Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia dan Badan Perencanaan Nasional Disusun oleh: M. Fulki Hafiyyan 264517 Dini A. Dewandani 265268 Riesa Aulia Suciati 264770 Rizky Noviandi 265280 Eko Pebri Rudianto 264791 Nindita Rusydah Pramesthi 265318 Asthari Pawestri 264800 Muh. Fatkhan Hasfi 265342 Poppy Aryanti Vivi Soraya 265020 Yanu Raditya Irawan 268467 Rizky Henry Wibowo 265199 Ghifar Maulana 280220 Threshea Taruli 265238 Khresna Hardianto 280427

Upload: trinhminh

Post on 30-Jan-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

PRESENTASI PEREKONOMIAN INDONESIA

Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia

dan Badan Perencanaan Nasional

Disusun oleh:

M. Fulki Hafiyyan 264517 Dini A. Dewandani 265268Riesa Aulia Suciati 264770 Rizky Noviandi 265280Eko Pebri Rudianto 264791 Nindita Rusydah Pramesthi 265318Asthari Pawestri 264800 Muh. Fatkhan Hasfi 265342Poppy Aryanti Vivi Soraya 265020 Yanu Raditya Irawan 268467Rizky Henry Wibowo 265199 Ghifar Maulana 280220Threshea Taruli 265238 Khresna Hardianto 280427M. Habibi Rossi D. 265265

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada

2012

Page 2: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik
Page 3: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia

I. VISI

Terwujudnya Sekretariat Negara yang profesional, transparan dan akuntabel dalam rangka

memberikan pelayanan prima kepada Presiden dan Wakil Presiden.

II. MISI

- Memberikan dukungan pelayanan teknis dan administrasi yang prima kepada Presiden

dan Wakil Presiden dalam pengambilan kebijakan penyelenggaraan kekuasaan negara;

- Memberikan pelayanan kerumahtanggaan dan keprotokolan yang optimal kepada

Presiden dan Wakil Presiden;

- Memberikan dukungan teknis dan administrasi secara efektif kepada Presiden dalam

menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan

Angkatan Udara;

- Menyelenggarakan pelayanan yang efektif dan efisien di bidang pengawasan,

administrasi umum, informasi dan hubungan kelembagaan;

- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana Sekretariat Negara.

III.STRATEGI

- Meningkatkan dukungan teknis dan administrasi secara efektif

- Meningkatkan pelayanan kerumahtanggaan Presiden dan Wakil Presiden

- Meningkatkan pelayanan keprotokolan Presiden dan Wakil Presiden

- Meningkatkan pelayanan teknis dan administrasi personil Perwira TNI Angkatan Darat,

Angkatan Laut, dan Angkatan Udara

- Meningkatkan penyelenggaraan pengawasan

- Meningkatkan penyelenggaraan administrasi umum dan dukungan informasi

- Meningkatkan hubungan kelembagaan

- Meningkatkan kualitas dan pembinaan sumber daya manusia

- Meningkatkan saran dan prasarana di lingkungan Sekretariat Negara serta pengelolaan

museum dan benda-benda seni budaya koleksi Istana Kepresidenan.

Sumber : Rencana Stratejik Sekretariat Negara RI Tahun 2005-2009

Page 4: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

IV. TUGAS DAN FUNGSI

Peraturan Menteri Sekretaris Negara RI Nomor 1 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Sekretaris Negara. Kedudukan Sekretariat Negara adalah lembaga pemerintah yang

dipimpin oleh Menteri Sekretaris Negara, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Presiden.

Tugas Sekretariat Negara memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden

dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Negara menyelenggarakan fungsi :

- Pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam

pelaksanaan tugasnya menyelenggarakan kekuasaan negara;

- Penyiapan naskah-naskah Presiden dan Wakil Presiden;

- Koordinasi pemberian pelayanan kerumahtanggaan dan keprotokolan kepada Presiden

dan Wakil Presiden;

- Koordinasi pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dalam

menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan

Angkatan Udara;

- Penyelenggaraan administrasi pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan

dari jabatan dan atau pangkat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Negara dan

Pejabat Negara;

- Pemberiaan dukungan teknis dan administrasi, serta analisis dalam rangka penyiapan izin

prakarsa dan penyelesaian rancangan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, serta pemberian pertimbangan kepada

Sekretaris Kabinet dalam penyusunan rancangan Peraturan Presiden;

- Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan Presiden dan Wakil Presiden;

- Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.

Page 5: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

V. STRUKTUR ORGANISASI

Unit Kerja Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia terdiri atas :

A. Sekretariat Presiden

B. Sekretariat Wakil Presiden

C. Sekretariat Militer Presiden

D. Sekretariat Kementerian

1. Biro Perencanaan

2. Biro Keuangan 

3. Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat 

4. Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri 

5. Biro Umum

E. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan

1. Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Dalam Negeri

2. Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional

3. Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan

Page 6: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

4. Asisten Deputi Dukungan Data Kebijakan dan Informatika

F. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia

1. Biro Administrasi Pejabat Negara

2. Biro Kepegawaian

3. Biro Organisasi, Tata Laksana dan Akuntabilitas Kinerja

G. Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan

1. Asisten Deputi Hubungan Lembaga Negara dan Lembaga Non Struktural

2. Asisten Deputi Hubungan Lembaga Daerah dan Organisasi Politik

3. Asisten Deputi Hubungan Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya

Masyarakat

4. Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat

H. Deputi Bidang Perundang-Undangan

1. Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Perekonomian

2. Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat

3. Asisten Deputi Hukum

I. Staf Ahli

J. Inspektorat

K. Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Badan Perencanaan Nasional

I. PROFIL

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (atau selanjutnya disingkat Bappenas) adalah lembaga yang mengemban 4 peran

yang saling terkait satu sama lain, yaitu: (1) pengambil kebijakan/keputusan (policy maker),

(2) koordinator, (3) think-tank, dan (4) administrator. Keempat peran tersebut dijabarkan ke

dalam pelaksanaan berbagai kegiatan strategis. Sebagai pengambil kebijakan/keputusan,

Bappenas menentukan kebijakan dan program dalam rencana pembangunan nasional baik

jangka panjang (RPJPN), menengah (RPJMN) maupun tahunan (RKP). Untuk rencana kerja

pemerintah (RKP) yang bersifat tahunan, disusun berikut perkiraan anggarannya, sedangkan

Page 7: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

perkiraan anggaran untuk RPJMN dimulai sejak RPJMN 2010-2014. Selain tugas

perencanaan tersebut, Kementerian PPN/Bappenas juga berperan dalam turut menentukan

kebijakan-kebijakan penanganan permasalahan yang mendesak dan berskala besar, seperti

penanganan pascabencana alam dan perubahan iklim (climate change).

II. VISI

Mewujudkan Kementerian PPN/Bappenas yang andal, kredibel dan proaktif untuk

mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara.

III.MISI

1. Menyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas dalam rangka:

2. Mengintegrasikan, memadukan (sinkronisasi), dan mensinergikan baik antardaerah,

antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dengan daerah;

3. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan

dan pengawasan;

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;

5. Menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

6. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan

nasional, kajian dan evaluasi kebijakan yang berkualitas, sebagai masukan untuk tindak

lanjut perbaikan, proses perencanaan berikutnya dan untuk perumusan kebijakan

pembangunan di berbagai bidang.

7. Melakukan koordinasi yang efektif dalam rangka pelaksanaan tugastugas Kementerian

PPN/Bappenas

IV. TUGAS DAN FUNGSI

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2007 Tentang Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

Page 8: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

1. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya disebut BAPPENAS,

adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Presiden.

2. BAPPENAS dipimpin oleh seorang Kepala.

Pasal 2

BAPPENAS mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perencanaan

pembangunan nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BAPPENAS

menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

b. koordinasi dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan nasional;

c. pengkajian kebijakan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional;

d. penyusunan program pembangunan sebagai bahan penyusunan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan bersama-sama dengan Departemen

Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional;

e. koordinasi, fasilitasi, dan pelaksanaan pencarian sumber-sumber pembiayaan dalam dan

luar negeri, serta pengalokasian dana untuk pembangunan bersama-sama instansi terkait;

f. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BAPPENAS;

g. fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang perencanaan

pembangunan nasional;

h. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan

fungsinya kepada Presiden;

i. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan

umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,

hukum, perlengkapan dan rumah tangga.

Page 9: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

Kementrian Terkoordinir

I. Menko Kesra: H.R. Agung Laksono

Visi

“Terwujudnya Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat untuk Mencapai Indonesia

Sejahtera, Maju, Mandiri dan Bermartabat”

Misi

Untuk mewujudkan visi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Tahun

2010-2014, maka ditetapkan misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan mekanisme koordinasi kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan

bidang kesejahteraan rakyat.

2. Meningkatkan koordinasi pengendalian dan pengawasan dalam pelaksanaan kebijakan

bidang kesejahteraan rakyat.

3. Meningkatkan koordinasi dalam pemantauan, analisis, dan  evaluasi kebijakan bidang

kesejahteraan rakyat.

4. Meningkatkan kualitas aparatur Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

II. Menko Perekonomian: Ir. M. Hatta Rajasa

Visi

“Terwujudnya lembaga koordinasi dan sinkronisasi pembangunan ekonomi yang efektif dan

berkelanjutan”.

Misi

“Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan

kebijakan di bidang perekonomian”.

III.Menko Polhukam: Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto

Visi

“Institusi utama dalam pengembangan dan perwujudan kehidupan politik yang demokratis,

supremasi hukum dan stabilitas keamanan”

Page 10: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

Misi

1. Mengkoordinasikan perencanaan, perumusan dan implementasi kebijakan nasional di

bidang politik, hukum dan keamanan;

2. Melakukan evaluasi dan kajian untuk penyampaian saran dan pertimbangan di bidang

politik, hukum dan keamanan kepada Presiden.

Profil Menteri Koordinator

I. SETNEG

Letjen TNI (Purn) Sudi Silalahi Salah satu orang kepercayaan Presiden SBY yang lahir di

Pematangsiantar, Sumatra Utara, 13 Juli 1949 ini adalah

Sekretaris Kabinet dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid

satu (2004-2009).

Anggota Tim Kampanye SBY-Boediono ini adalah

Sekretaris Menko Polkam, saat Yudhoyono sedang

menjabat sebagai Menko Polkam di bawah pemerintahan

Megawati Soekarnoputri. Sudi Silalahi menggantikan Hatta

Rajasa sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg)

pada kabinet mendatang.

II. BAPPENAS

Prof. Dr. Armida S Alisjahbana, S.E., M.A. Guru besar

Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung itu

lahir di Bandung, 16 Agustus 1960. Armida adalah profesor

ekonomi yang menjabat sebagai Wakil Dekan Fakutas

Ekonomi Unpad. Dia juga merupakan peneliti senior

fakultas Ekonomi Unpad.

Dia memperoleh gelar doktor dari University of

Washington, Seattle, Washington, Amerika Serikat. Sarjana

Page 11: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

ekonomi Jebolan FEUI ini juga kerap menjadi konsultan di sejumlah lembaga keuangan

dunia, seperti Bank Dunia, juga di AusAid.

APBN SETNEG DAN BAPPENAS Tahun 2005-2012

Kementrian Negara/Lembaga

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-P APBN-P RAPBN

SETNEG 603,1 729,9 1174,5 1105,6 1342 1908,4 2154,7 2606,05BAPPENAS 138 198,1 252,6 312,3 314,9 566,3 699,4 827,34

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 20130

500

1000

1500

2000

2500

3000

SETNEGBAPPENAS

Bisa kita lihat pada tabel maupun grafik bahwa APBN dari tahun 2005 hingga 2012 cenderung

mengalami peningkatan. Ini bisa terjadi karena ekonomi kita dari tahun ke tahun mengalami

pertumbuhan. Karena ekonomi tumbuh, penerimaan negara juga makin besar. Karena

penerimaan negara makin besar, maka kita bisa membelanjakan anggaran itu untuk kepentingan

pembangunan, kepentingan rakyat, baik di pusat maupun di daerah lebih besar lagi.

Masalahnya adalah masih ada ketidakmampuan dan ketidaktepatan di dalam menggunakan

anggaran yang telah direncanakan dan ditetapkan. Contohnya adalah pada tahun 2011, realisasi

belanja kementerian dan lembaga di tingkat pusat hanya sekitar 70%. APBN terdiri dari belanja

pegawai, belanja barang, belanja modal, bantuan sosial dan belanja lain-lain. Jika belanja rutin

dan belanja pegawai akan terserap habis, bagus. Tetapi jauh lebih bagus kalau anggaran atau

belanja barang dan belanja modal ini juga diserap habis.

Page 12: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

Apa artinya dengan potret ini? dengan situasi ini bahwa di tahun pembangunan 2011, kita

sebenarnya kehilangan peluang untuk ekonomi kita tumbuh lebih tinggi lagi, ada opportunity

loss. Mestinya lebih banyak lagi hasil dan sasaran yang dapat kita capai. Di tengah-tengah

perekonomian global seperti ini dan kita punya momentum, kalau kita masih begini, berarti kita

menyia-nyiakan momentum untuk ekonomi kita tumbuh lebih pesat lagi di masa yang akan

datang. Inilah tantangan dan permasalahan yang dihadapi.

Jika dengan kita perbaiki bersama, nantinya kontribusi dari anggaran, dari APBN dan APBD

betul-betul sesuai harapan dan rencana dan ekonomi kita lebih tinggi lagi tahun-tahun

mendatang, maka yang terjadi adalah lapangan pekerjaan tercipta lebih besar. Hukum ekonomi

mengatakan, pertumbuhan terjadi, lapangan kerja tercipta. Kalau itu terjadi, pengangguran akan

terus berkurang. Orang yang tadinya menganggur, kemudian bekerja memiliki penghasilan.

Kalau memiliki penghasilan, tentulah kesejahteraannya makin baik dan kemiskinan makin

kurang. Dengan pertumbuhan ekonomi itu, penerimaan negara makin besar. Lantas kemudian

anggaran yang kita miliki, pusat dan daerah, untuk penanggulangan kemiskinan juga makin

besar, kemiskinan akan turun, infrastruktur akan semakin baik.

Realisasi Anggaran

Pada tahun 2011, alokasi anggaran Kementerian PPN/Bappenas adalah sebesar Rp. 719,9 miliar

atau naik sekitar 16,2 persen dibandingkan tahun 2010, terdiri dari Rupiah Murni (RM) sebesar

Rp. 449,5 miliar, pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN) sebesar Rp. 270,4 miliar. Anggaran

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 481,,8 miliar, atau sekitar 66,9 persen (angka sementara

per 9 Januari 2012) dari alokasi anggaran keseluruhan. Persentase realisasi tahun 2011 ini lebih

tinggi dibandingkan persentase realisasi anggaran tahun 2010 yang sebesar 61-,8 persen.

Page 13: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

Penyerapan anggaran tahun 2011 ini dipengaruhi oleh antara lain: a) adanya efisiensi

pelaksanaan pelelangan untuk kegiatan fisik sarana dan prasarana seperti renovasi dan perbaikan

ruang kerja dan ruang rapat, pembelian peralatan pendukung kualitas kerja (seperti komputer,

printer, dan scanner), serta pembelian kendaraan dinas, dan lainnya; b) terbatasnya calon peserta

diklat yang memenuhi persyaratan untuk dibiayai dari PHLN, sehingga anggaran yang tersedia

kurang dapat digunakan secara optimal; c) persetujuan loan

Agreement ditandatangani pada pertengahan tahun, sehingga penyerapan anggarannya

tidaoptimal; d) adanya reward atas pelaksanaan kegiatan dan anggaran tahun 2010 dan adanya

alokasi penghematan yang tidak dimanfaatkan, serta e) adanya beberapa kegiatan seperti Rapat

Kerja (Raker) Presiden dan Raker Internal tidak seluruhnya dilaksanakan sesuai yang

direncanakan. Walaupun penyerapan anggaran di tahun 2011 relatif rendah, yaitu sekitar 66,9

persen, namun capaian kinerja kegiatan selama tahun 2011 telah tercapai sesuai dengan yang

direncanakan.

Page 14: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

Problem Anggaran

Masalahnya adalah masih ada ketidakmampuan dan ketidaktepatan di dalam menggunakan anggaran yang telah direncanakan dan ditetapkan.

Ex: pada tahun 2011, realisasi belanja kementerian dan lembaga di tingkat pusat hanya sekitar 70%.

DATA CAPAIAN

Ringkasan Capaian Kinerja Bappenas 2011

No.

Kegiatan Status/Keterangan

1 PenyusunanDokumenPerencanaan

1. Sosialisasi RPJMN 2020-2014 dan Diseminasi Produk-produk Perencanaan Pembangunan dilaksanakan empat kota, yaitu Medan, Manado, Jakarta, dan Denpasar.

2. Penyusunan MP3EI dilaksanakan bersama dengan Kemenko Perekonomian dan pada tanggal 27 Mei 2011 ditetapkan Perpres Nomor 32/2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.

3. Telah ditetapkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29/2011 tentang RKP Tahun 2012.

4. Pelaksanaan Musrenbangnas di Jakarta pada tanggal 28-29 april 2011 dan dilanjutkan

5. Penyusunan Pagu Indikatif 2012 dilaksanakan bersama-sama dengan Kementerian Keuangan dan tanggal 31 Maret 2011, pagu Indikatif dikeluarkan secara resmi melalui Surat Bersama antara Menteri

Page 15: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 0091/M.PPN/03/2011 dan SE-189.1/MK.02/2011 tentang Pagu Indikatif dan Rancangan Awal RKP Tahun 2012

6. Penyusunan Revisi Blue Book dan Green Book. Bappenas bersama Kementerian Keuangan telah menyiapkan berbagai peraturan perundang-undangan mengenai pinjaman luar negeri

2 Pemantauan danEvaluasi

1. Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah untuk 33 Provinsi.2. Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 20103. Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-20144. Evaluasi Program-program Penanggulangan Kemiskinan Klaster 1

dan 25. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Inpres Nomor 5/2011 tentang

Pengamanan Produksi Beras Nasional dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim

6. Melaksanakan Forum Konsultasi Publik (FKP) dalam Rangka Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan Tahun 2011

7. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana (RAN-PRB)

8. Persiapan Monitoring dan Evaluasi Klaster 4 Program Prorakyat9. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Kegiatan yang

Dibiayai Pinjaman Luar Negeri,10. Pemantauan dan Evaluasi Perkembangan Ekonomi Makro

3 KoordinasiPerencanaanPembangunan

1. Koordinasi Penanggulangan Bencana, antara lain berupa Penyusunan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Daerah Bencana: Wasior, Mentawai, dan Merapi, bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

2. Koordinasi penyusunan Rencana Percepatan Pembangunan Tanah Papua (Papua dan Papua Barat)

3. Koordinasi Penyusunan Rencana Percepatan Pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur)

4. Penyusunan Rencana Aksi Nasional Program Penanggulangan Kemiskinan

5. Koordinasi Milllennium Corporate Challenge for Indonesia (MCC for Indonesia)

6. Koordinasi Penanganan Perubahan Iklim7. Koordinasi Penyusunan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah

Kaca (RAN/RAD-GRK)8. Koordinasi Nasional Program Pembangunan Bidang Prasarana

Sumber Daya Air9. Koordinasi Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS/Public Private

Partnership)10. Koordinasi Perumusan Kebijakan Tarif Bea masuk/Keluar Barang,

dalam wadah yang disebut Tim Tarif11. Pengembangan Kerjasama Pembangunan12. Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (Good Governance)13. Penyusunan Indeks Demokrasi Indonesia

Page 16: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

14. Pengembangan Industri Strategis Pertahanan dan Keamanan4 Tata Kelola

danManajemenInternal

1. Pencapaian Opini WTP Laporan Keuangan Bappenas selama 3 tahun (tahun 2008-2010)2. Pengawasan internal3. Penataan Manajemen Aset Kementerian PPN/Bappenas4. Perencanaan dan Pengadaan Dukungan Sarana dan Prasarana Kantor Kementerian PPN/Bappenas

5 PengembanganKualitas SDMAparaturPerencanaanPusat dan Daerah

Dilaksanakan melalui Pendidikan dan Pelatihan Gelar dan Non Gelar S2 dan S3 di Dalam danLuar Negeri

6 PenugasanLainnya kepadaMenteriPPN/KepalaBappenas

1. Dukungan Percepatan Pencapaian MDGs (Inpres Nomor 3/2010 tentang Program Pembangunanyang Berkeadilan)2. Penyusunan Rencana Aksi Pangan dan Gizi3. Pembangunan Infrastruktur (Inpres No. 14 Tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan PrioritasPembangunan Nasional)4. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Kerjasama Pemerintahdan Swasta (KPS)

HAMBATAN BAPPENAS

Penyusunan Rencana Aksi Pangan dan Gizi

Berdasarkan Inpres Nomor 3/2010, Bappenas ditugaskan untuk mengkoordinasikan dan

memfasilitasi penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) yang terpadu,

terkoordinasi, sinergis, dan komprehensif serta bersifat lintas sektor dan lintas program yang

disusun bersama oleh pihak terkait baik lembaga pemerintah maupun non pemerintah.

Sebagai dasar pelaksanaan kegiatan tersebut, telah diterbitkan Surat Edaran Menteri PPN/Kepala

Bappenas Nomor 0154/M.PPN/05/2011 perihal Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah

Pangan dan Gizi (RAD-PG). Adapun rangkaian kegiatan yang telah dilakukan antara lain adalah

pelaksanaan sosialisasi pedoman dan fasilitasi Penyusunan RAD-PG.

Page 17: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

Permasalahan yang dihadapi antara lain adanya dokumen rencana aksi untuk prioritas

pembangunan lainnya yang penyusunannya juga dikoordinasikan oleh Bappeda dengan batas

waktu penyelesaian yang berdekatan dengan dokumen RAD-PG. Hal tersebut berdampak pada

terkendalanya penyelesaian dokumen rencana aksi secara tepat waktu. Disamping itu, hal

tersebut juga berdampak pada ketajaman analisis dan kualitas rencana aksi yang disusun.

Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Kerjasama

Pemerintah dan Swasta (KPS)

Bappenas telah melakukan Kajian Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan

dengan KPS dalam Penyediaan Infrastruktur. Beberapa hasil yang dicapai meliputi: (1) Pemetaan

konflik pengaturan KPS dengan beberapa peraturan perundang-undangan; dan (2) rekomendasi

dan usulan tindak lanjut untuk mengatasi benturan Perpres nomor 67/2005 dengan peraturan

perundangundangan lainnya.

Permasalahan yang terjadi dalam regulasi terkait dengan KPS antara lain, terdapat benturan

antara Perpres Nomor 67/2005 dengan PP Nomor 6/2006, khususnya dalam hal: (i) Kedudukan

PP Nomor 6/2006 lebih tinggi dibanding Perpres Nomor 67/2005; (ii) Perbedaan pengaturan

pihak yang berwenang menyelenggaraan pengadaan; (iii) Perbedaan pengaturan jumlah peserta

tender; (iv) Perbedaan mengenai jenis kerjasama; dan (v) Perbedaan jangka waktu kerjasama.

Matrik Permasalahan dan Tindak Lanjut Penyerapan Anggaran 2011

Page 18: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

KELEMAHAN DAN HAMBATAN SETNEG

KELEMAHAN

Page 19: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

- Kelemahan setneg ini terkait dengan konflik internal setneg yang seringkali menjadi

sumber kelemahan.

- Jika setneg gagal menerapkan prinsip-prinsip organisasinya, berarti setneg tidak dapat

dijalankan secara konsisten karena gagal memecahkan hal-hal yang terkait dengan

kepentingan individu, kelompok, dan organisasi.

KONFLIK INTERNAL

Konflik Internal : adalah segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik di antara dua

atau lebih pihak dalam setneg.

Sebagian besar sumber-sumber konflik merupakan hasil dinamika dari:a. Interaksi individual,b. Interaksi kelompok,c. Proses-proses psikologis.

Dalam hal ini, pimpinan dapat menyelesaikan konflik internal tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dengan menggunakan sejumlah alternatif berikut ini:

a. Kekuasaan (power),b. konfrontasi,c. kompromi,d. menghaluskan situasi, dan ataue. mengundurkan diri sebagai pimpinan.

HAMBATAN

Secara umum, hambatan-hambatan dalam setneg antara lain:

a. Hambatan Regulasi yang meliputi kerangka, arah kebijakan, dan peraturan yang kurang

jelas sehingga menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda, tumpang tindihnya berbagai

aturan dalam kesepakatannya, serta struktur yang “kabur”.

b. Hambatan Institusional seperti tidak adanya badan arbitrasi yang menengahi konflik di

antara anggota, terbatasnya kemampuan SDM-nya, serta kurangnya koordinasi di antara

anggota dan antar bagian.

c. Hambatan Lingkungan, yaitu lingkungan internal dan eksternal setneg serta situasi dan

kondisi lingkungan masyarakat.

Hambatan lingkungan ini terdiri dari dua aspek :

Page 20: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

1. Aspek Teknis, yaitu kurang tersedianya infrastruktur guna menghubungkan sesama

anggota dan dalam hubungan antar bagian.

2. Aspek Legal, yaitu:

3. Aspek Personal, yaitu: para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti

perubahan yang terjadi pada konstelasi politik sehingga justru setneg hanya akan

mendukung terjadinya keadaan yang bersifat stagnan.

4. Aspek SDM dan Operasional, yaitu hambatan yang mempersulit setneg dalam:

Pembagian kekuasaan (power), wewenang, peran, dan tanggung jawab di antara

sesama anggota.

Rendahnya kuantitas dan kualitas SDM.

Besarnya biaya operasional.

HAMBATAN BIROKRASI

Birokrasi : adalah struktur organisasi yang ditandai dengan kepatuhan terhadap prosedur standar.

Sikap birokrasi yang rumit akan:a. Menghambat terciptanya iklim kerjasama yang kondusif.b. Membuang-buang waktu.c. Membuang-buang biaya yang sangat besar.

Oleh karena itu, hambatan birokrasi dapat diatasi dengan beberapa cara berikut ini:a. Memperjelas regulasi/kesepakatan yang sifatnya abu-abu;b. Meninjau kembali regulasi secara periodik dan mengevaluasinya secara berkala agar

regulasi tsb sejalan dengan Hukum Internasional yang ada;c. Membagi beban tanggung jawab di antara sesama anggota secara adil.d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas profesionalisme SDM-nya melalui berbagai

pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta berbagai fasilitas yang diperlukan.

IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA

Sosialisasi RPJMN 2010-2014 dan Diseminasi Produk-produk Perencanaan Pembangunan

Page 21: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

Sejak terbitnya Undang-Undang Nomor 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang

mulai berlaku sejak bulan Mei 2010, Kementerian/Bappenas terus berupaya menunjukkan

keseriusan dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) yang

mengedepankan prinsip-prinsip transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. Sebagai badan publik,

Bappenas juga berupaya optimal dalam penyediaan dan pemberian/penerbitan informasi bagi

masyarakat.

Produk-produk perencanaan pembangunan, seperti dokumen RPJPN 2005-2025, RPJMN 2010-

2014, dan RKP, telah disosialisasikan kepada masyarakat dalam berbagai bentuk. Kegiatan

sosialisasi tersebut bertujuan agar pesan-pesan terkait prioritas pembangunan dan rencana

pembangunan nasional dapat lebih dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan. Di tahun

2011, Bappenas melakukan Kegiatan Sosialisasi Produk-produk Perencanaan Pembangunan

dalam bentuk seminar nasional yang dilaksanakan di empat kota, yaitu Medan, Manado, Jakarta,

dan Denpasar. Tema yang diusung dalam seminar nasional tersebut adalah (1) Optimalisasi

Skema KPS (PPP) dalam Pembangunan Infrastruktur Daerah, (2) Infrastruktur Pelabuhan,

Interconnectivity, dan Potensi Ekonomi Indonesia Bagian Timur, (3) Menuju Ekonomi Hijau:

Pembelajaran pada Tahap Transisi, dan (4) Konsolidasi Demokrasi, Otonomi Daerah, dan

Masalah Keamanan di Indonesia.

Penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI)

Bersama dengan Kemenko Perekonomian, Bappenas membidani lahirnya Masterplan Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (atau kemudian lebih dikenal

dengan MP3EI 2011-2025). Proses penyusunan MP3EI ini bermula dari direktif Presiden pada

Retreat Kabinet Terbatas pada tanggal 30 Desember 2010 di Istana Kepresidenan Bogor. Sesuai

arahan Presiden, untuk menyusun MP3EI ini juga turut dilibatkan Komite Ekonomi Nasional

(KEN) dan Komite Inovasi Nasional (KIN).

Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Menko Perekonomian, dibentuk Tim Koordinasi

Penyusunan MP3EI yang ditugaskan untuk menyempurnakan konsep awal tersebut dengan

menampung masukan dari berbagai pemangku kepentingan, yaitu: Kementerian dan LPNK

terkait, para pimpinan BUMN, KADIN, APINDO, HIPMI, serta pimpinan berbagai asosiasi

Page 22: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

usaha, UMKM, para pakar dan akademisi. Hasil dari penyempurnaan MP3EI ini kemudian

dilaporkan Menko Perekonomian kepada Presiden dalam Rapat Kerja Pemerintah dengan

BUMN dan Pemerintah Daerah pada tanggal 21-22 Februari 2011 di Istana Kepresidenan Bogor.

Laporan Nasional Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah untuk 33 Provinsi

Kegiatan Koordinasi Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah di 33 Provinsi (atau EKPD 33

Provinsi) merupakan kegiatan yang dilaksanakan Bappenas bekerjasama dengan 33 Perguruan

Tinggi di 33 Provinsi untuk mengevaluasi capaian pelaksanaan RPJMN di daerah. Kegiatan ini

difokuskan pada 3 substansi, yaitu: pertama, evaluasi capaian pelaksanaan RPJMN 2010-2014 di

provinsi berdasarkan Prioritas Nasional; kedua, evaluasi relevansi antara RPJMN 2010-2014

dengan RKPD 2010-2011 provinsi; dan ketiga, evaluasi tematis di daerah berdasarkan hasil

kajian yang telah dilakukan oleh perguruan tinggi. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan

laporan yang berisi data dan informasi capaian pelaksanaan RPJMN di daerah, relevansi RPJMN

2010-2014 dan RKPD Provinsi 2010-2011, serta evaluasi tematis tiap daerah.

Evaluasi kinerja pembangunan di 33 provinsi dilaksanakan bekerjasama 33 perguruan tinggi

yang dimulai dengan penandatanganan MoU antara Menteri PPN/Kepala Bappenas dengan

rektor dari 33 perguruan tinggi. Metode yang digunakan adalah desk review dari data yang telah

disediakan oleh Bappenas dan dilanjutkan focus group discussion serta kunjungan lapangan

untuk memperoleh informasi latar belakang terjadinya kondisi tertentu di daerah. Hasil akhir

selanjutnya dipresentasikan oleh masing-masing universitas di hadapan pejabat Bappenas dan

utusan K/L.

Evaluasi Program-program Penanggulangan Kemiskinan Klaster 1 dan 2

Sesuai dengan Perpres Nomor 15/2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan,

program-program penanggulangan kemiskinan pemerintah dikelompokkan menjadi 3 klaster,

yaitu: (i) Klaster pertama: kelompok programprogram bantuan dan perlindungan sosial. Program

utama dari klaster ini adalah Subsidi Beras bagi Masyarakat Miskin (Raskin), Jaminan

Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Bantuan Siswa

Miskin (BSM); (ii) Klaster kedua: kelompok program berbasis pemberdayaan masyarakat yang

dikoordinasikan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri; (iii)

Klaster ketiga: kelompok program pemberdayaan usaha mikro dan kecil (UMK) yang ditujukan

Page 23: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

bagi individu maupun kelompok masyarakat yang telah memiliki usaha namun masih belum

bankable, atau masih sulit mengakses sumber permodalan perbankan.

Koordinasi Penanggulangan Bencana

Penyusunan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Daerah Bencana: Wasior, Mentawai, dan

Merapi, bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Di penghujung tahun 2010, berbagai wilayah di Indonesia dilanda berbagai bencana,

diantaranya: banjir bandang di Wasior (Papua Barat) 4 Oktober 2010; gempa bumi dan tsunami

di Kabupaten Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat) 25 Oktober 2010; dan erupsi Gunung

Merapi di wilayah Provinsi DIY dan Provinsi Jawa Tengah 5 November 2010. Bencana alam

tersebut menelan banyak korban jiwa dan membawa kerusakan maupun kerugian harta benda

yang cukup besar dan berdampak terhadap perekonomian wilayah-wilayah yang terkena

dampak.

Bappenas dan BNPB telah mengkoordinasikan penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan

rekonstruksi wilayah pascabencana, dengan melibatkan pemerintah daerah dan

kementerian/lembaga serta instansi terkait, antara lain: (1) Rencana Aksi Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Wilayah Pascabencana Banjir Bandang di Kabupaten Teluk Wondama Provinsi

Papua Barat dan telah disahkan melalui Perka BNPB Nomor 2/2011; (2) Rencana Aksi

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kepulauan

Mentawai dan telah disahkan melalui Perka BNPB Nomor 3/2011; (3) Rencana Aksi Rehabilitasi

dan Rekonstruksi Erupsi Gunung Merapi dan telah ditetapkan melalui Perka BNPB Nomor

5/2011. Disamping itu, untuk kelembagaan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi

pascabencana erupsi Gunung Merapi, telah dibentuk Tim Koordinasi Rehabilitiasi dan

Rekonstruksi Erupsi Merapi yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 16/2011 yang

di ketuai oleh Menko Perekonomian.

Koordinasi Terkait Isu Kesejahteraan Sosial

Koordinasi penyusunan Rencana Percepatan Pembangunan Tanah Papua (Papua dan

Papua Barat)

Page 24: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

Pada Rapat Kabinet Terbatas 20 September 2010, Presiden menekankan perlunya percepatan

pembangunan daerah-daerah melalui affirmative action. Selanjutnya, Wakil Presiden, pada rapat

tanggal 12 Oktober 2010, menginstruksikan Menteri PPN/Kepala Bappenas untuk melakukan:

(1) evaluasi pelaksanaan Inpres nomor 5/2007; (2) penyusunan Rancangan Peraturan (Instruksi)

Presiden tentang percepatan pembangunan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (P4B);

(3) penyusunan kerangka kelembagaan unit pelaksana percepatan pembangunan di Provinsi

Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B); dan (4) penyusunan Rencana Aksi percepatan

pembangunan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat(P4B) untuk kurun waktu 2011-2014.

REKOMENDASI

REKOMENDASI SECARA UMUM

Peran Kementerian PPN/Bappenas menjadi sangat strategis karena perencanaan merupakan

pijakan awal untuk menentukan arah pembangunan nasional dengan mengoptimalkan sumber

daya dan melibatkan para pelaku pembangunan nasional. Seiring dengan tuntutan jaman,

Bappenas juga menjadi sebuah lembaga yang diserahi tanggung jawab untuk menjadi focal point

bagi aktivitas pemantauan dan evaluasi, koordinasi, pengembangan kualitas SDM perencanaan

baik di tingkat Pusat maupun Daerah, dan penugasan-penugasan lainnya.

SDM Bappenas:

1) peningkatan kualitas evaluasi kinerja, (2) peningkatan kapasitas dan kualitas SDM

Bappenas, (3) koordinasi dan sinergi dengan seluruh Kementerian/Lembaga, pemda, dan

stakeholder lainnya, dan (4) menjaring masukan dari seluruh pihak melalui berbagai

forum.

Program:

Program-program pembangunan yang telah berjalan masih belum merata.

Page 25: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

Contoh: Pembangunan di pulau Jawa dan Sumatera dengan kawasan Indonesia bagian timur

seperti Papua dan Maluku masih menunjukkan adanya kesenjangan.

Solusi:

Ketimpangan ini mengindikasikan belum optimalnya  fungsi perencanaan dengan baik. Untuk

itu, perlu peningkatan fungsi perencanaan yang selama ini menjadi tanggung jawab Kementerian

PPN/Bappenas

Perencanaan tidak hanya sebatas menyusun dan merumuskan program-program pembangunan,

tapi juga menyangkut penganggaran. Sehingga Bappenas harus memperkuat dua aspek,

perencanaan dan penganggaran, peran dan fungsi Bappenas dapat lebih optimal

Bappenas harus mempertimbangkan 3 hal penting:

Pertama, Bappenas selalu mempunyai fashion untuk membela atau memperjuangkan rakyat agar

lebih sejahtera. Bappenas harus memperjuangkan kesejahteraan rakyat dengan program-program

yang selalu memperhatikan kesejahteraan rakyat seperti program inpres desa, puskesmas,

posyandu, swasembada pangan, dan lain-lain.

Kedua, Bappenas harus dapat selalu berorientasi pada pembangunan daerah. Contohnya adalah

pendirian Bappeda dan lembaga-lembaga lainnya yang tidak memonopoli pembangunan

Ketiga, intellectual leadership. Program-program yang dihasilkan Bappenas harus selalu

diarahkan pada pembentukan building nation.

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Page 26: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

FOKUS PRIORITAS 1 : Peningkatan dan Penyempurnaan Kualitas Kebijakan

Perlindungan Sosial Berbasis Keluarga.

Bantuan sosial terpadu diarahkan untuk pembentukan perlindungan sosial berbasis

keluarga bagi rumah tangga miskin

Penyatuan sistem pentargetan pada masing-masing program bantuan sosial.

Penajaman dan keterpaduan dimulai dengan program bantuan subsidi beras bagi keluarga

miskin (Raskin), bantuan beasiswa dan pendidikan usia dini untuk anak dari keluarga

miskin, serta jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), termasuk pendidikan bagi

orang tua yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi (parenting education).

Peningkatan dan penyempurnaan kualitas kebijakan perlindungan sosial dilakukan pula

dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang berkeadilan (justice for all), terutama

untuk kelompok masyarakat termajinalkan.

FOKUS PRIORITAS 2: Menyempurnakan dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan

PNPM Mandiri.

Penyempurnaan pelaksanaan PNPM Mandiri dilakukan melalui:

Melanjutkan pelaksanaan PNPM Mandiri inti di 6.383 Kecamatan diseluruh Indonesia;

Peningkatan efektivitas dampak PNPM Mandiri dan peningkatan kualitas lembaga

keswadayaan masyarakat yang sudah terbangun melalui PNPM Mandiri; dan

Peningkatan kualitas integrasi PNPM Mandiri Inti dengan Penguatan, dengan

pemanfaatan lembaga ke swadayaan sebagai wadah partisipasi masyarakat terhadap

pembangunan diwilayahnya dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dan

kecamatan.

FOKUS PRIORITAS 3: Peningkatan akses usaha mikro dan kecil kepada sumber daya

produktif.

Pada tahun 2011 akan dilakukan:

Lanjutan dukungan penjaminan untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), agar akses usaha

mikro terhadap kegiatan ekonomi dapat terus diperluas, serta kualitas pelaksanaan

KUR dapat ditingkatkan;

Page 27: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

Peningkatan jangkauan pelayanan pembiayaan bagi koperasi dan UKM serta

kapasitas dan pelayanan lembaga keuangan bukan bank; dan

Revitalisasi sistem diklat perkoperasian.

FOKUS PRIORITAS 4: Peningkatan sinkronisasi dan efektivitas koordinasi

penanggulangan kemiskinan serta harmonisasi antar pelaku.

Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi melalui Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan;

Peningkatan peran TKPKD dalam koordinasi program-program penanggulangan

kemiskinan untuk percepatan penurunan kemiskinan didaerah. Termasuk didalamnya

adalah pemeliharaan dan penggunaan data kemiskinan yang konsisten dan akurat untuk

perencanaan, pelaksanaan dan monitoring program-program penanggulangan kemiskinan

didaerah;

Memperkuat kemandirian desa dalam pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;

meningkatkan ketahanan desa sebagai wilayah produksi; serta meningkatkan daya tarik

perdesaan melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan

seiring dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan lingkungan; dan

Penanganan kantung-kantung kemiskinan terutama didaerah tertinggal, terdepan dan

terluar, termasuk untuk pembangunan sarana dan prasarana dasar dan pendukung

dipulau-pulau kecil dan pulau-pulau kecil terluar (terkait dengan pelaksanaan Prioritas

10).

Page 28: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik
Page 29: Web viewProf. Dr . Armida S ... Penataan Manajemen Aset ... para anggota cenderung mengikuti arus dan ragu dalam mengikuti perubahan yang terjadi pada konstelasi politik

DAFTAR PUSTAKA

http://setneg.go.id/

http://bappenas.go.id/

www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11765

download.bappenas.go.id/musrenbangnas2010/rakorbangpus/Paparan_Rakorbangpus-2_Kemiskinan.pdf