web viewmakalah pembangunan 1. contemporary models of development and underdevelopment. tim...

31
MAKALAH PEMBANGUNAN 1 Contemporary Models of Development and Underdevelopment Tim penyusun: Adlan syahmi Annisa caesara hidayati Amat budi santoso Kahfi maulana Febri

Upload: vanhuong

Post on 30-Jan-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

MAKALAH PEMBANGUNAN 1

Contemporary Models of Development and

Underdevelopment

Tim penyusun:

Adlan syahmi

Annisa caesara hidayati

Amat budi santoso

Kahfi maulana

Febri

Page 2: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

Model kontemporer pembangunan dan

keterbelakangan

Dalam bab ini kelompok kami akan mengkaji beberapa contoh

model ekonomi pembangunan baru yang paling berpengaruh. Dalam

banyak hal, model-model ini menunjukan bahwa kesuksesan

pembangunan sulit dicapai, karena pembangunan menghadapi berbagai

hambatan yang tidak sepenuhnya dapat diperkirakan sebelumnya.

Namun demikian, pemahaman yang lebih baik mengenai hal ini saja

akan membantu memperbaiki perumusan strategi pembangunan, dan

model-model baru tersebut telah mempengaruhi kebijakan pembangunan

dan cara-cara penyaluran bantuan internasional.

Kami akan memulai pembahasan dengan model pertumbuhan

endogen, yang menawarkan perspektif alternative di samping teori

pertumbuhan neoklasik yang telah dibahas sebelumnya.

TEORI PERTUMBUHAN BARU: PERTUMBUHAN ENDOGEN

Kinerja teori neoklasik yang tidak memuaskan dalam

menjelaskan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi jangka panjang telah

menyebabkan kekecewaan yang meluas terhadap teori pertumbuhan

tradisional. Bahkan menurut teori tradisional, tidak terdapat karateristik

intristik dari perekonomian yang menyebabkannya tumbuh dalam jangka

Page 3: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

panjang. Sebaliknya, literature tersebut malah membahas proses dinamis

yang membuat rasio modal-tenaga kerja mendekati tingkat

keseimbangan jangka panjang. Jika tidak ada “guncangan” eksternal atau

perubahan teknologi, yang tidak dijelaskan dalam model neoklasik,

semua perekonomian akan menuju kepada pertumbuhan nol. Oleh akrena

itu, peningkatan GNI per kapita dianggap merupakan fenomena

sementara saja, yang bersumber dari perubahan teknologi atau proses

penyeimbangan jangka pendek selama perekonomian mendekati

ekuilibrium jangka panjangnya.

Teori pertumbuhan baru memberikan kerangka untuk

menganalisis pertumbuhan terus-menerus dalam pendapatan nasional

yang ditentukan dalam sistem bukan oleh kekuatan eksternal yang

dimana berlawanan dengan teori neo klasik yang dimana mengatakan

bahwa sebagian besar sumber pertumbuhan ekonomi merupakan factor

eksogen atau proses yang sama sekali independen dari kemajuan

teknologi. Seddangkan pada teori pertumbuhan baru model-model ini

menganggap bahwa pertumbuhan GNI merupakan konsekuen alamiah

dari equilibrium jangka panjang.

Dan karena dalam teori ini teknologi masih berperan penting

maka perubahan eksogen tidak diperlukan lagu ntuk menjelaskan

pertumbuhan jangka panjang.

Page 4: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

KRITIK TERHADAP TEORI PERTUMBUHAN BARU

Kelemahan penting dari teori pertumbuhan baru adalah bahwa

teori ini tetap tergantung pada sejumlah asumsi neoklasik yangs erring

tidak cocok dengan perekonomian negara berkembang. Misalnya,

terdapat sector-sektor produksi yang simetris atau bahkan semuanya

simetris. Hal ini tidak memberikan peluang kepada realokasi tenaga kerja

dan modal antar sector yang mengalami ransformasi selama terjadinya

proses perubahan struktur. Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi di

negara-negara berkembang sering terhambat oleh inefisiensi yang timbul

karena infrastruktur yang jlek, tidak memadainya struktur kelembagaan,

serta pasar modal dan pasar barang yang tidaksempurna. Karena teori

pertumbuhan endogen mengabaikan factor-faktor yang sangat

berpengaruh ini, penerapannya dalam studi pembangunan ekonomi

menjadi terbatas, terutama ketika melibatkan perbandingan antar negara.

Contohnya, teori yang ada gagal menjelaskan rendahnya penggunaan

kapasita pabrik di negara-negara berpendapatan rendah di mana terdapat

kelangkaan modal.

Page 5: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

KETERBELAKANGAN SEBAGAI AKIBAT KEGAGALAN

KOORDINASI

Kegagalan koordinasi adalah sebuah kondisi di mana

ketidakkemampuan berbagai lembaga (agents) untuk mengkoordinasikan

perilaku/tindakannya (pilihannya) akan memberikan hasil (equilibrium)

yang mengakibatkan semua lembaga tersebut berada dalam kondisi yang

lebih buruk daripada situasi alternatifnya yang juga merupakan sebuah

equilibrium.

Ketika terjadi komplementaritas, suatu tindakan yang diambil

olej sebuah perusahaan, pekerja, organisasi atau pemerintah akan

mendorong lembaga lain untuk melakukan hal yang sama. Contoh

komplementaritas yang penting adalah keberadaan berbagai perusahaan

yang menggunakan keterampilan khusus dan ketersediaan para pekerja

yang menguasai keterampilan tersebut. Perusahaan tidak akan memasuki

pasar atau berdiri di suatu daerah jika para pekerja tidak mempunyai

keterampilan yang dibutuhkan, namun sebaliknya para pekerja pun tidak

akan mempelajari keterampilan tersebut jika menyebabkan pereknomian

terjebak dalam equilibrium yang buruk, yaitu pada tingkat pendapatan

rata-rata yang rendah atau pada tingkat pertumbuhan yang rendah, atau

juga dengan penduduk yang berada dalam konndisi yang sangat miskin.

Dalam banyak hal, adanya komplementaritas menciptakan

masalah klasik, “ayam dan telur”: mana yang lebih dulu? Oleh karena itu

kebijakan pemerintah sangat penting dalam memberikan arahan terhadap

koordinasi ini.

Page 6: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

EQUILIBRIA JAMAK: PENDEKATAN DIAGRAMATIS

Umumnya, model ini dapat digambarkan dengan grafik fungsi S-

berbentuk dan garis 45 º. equilibria adalah:

– Stabil saat fungsi melintasi garis º 45 dari atas

– Tidak stabil ketika fungsi melintasi garis º 45 dari bawah

Page 7: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

Starting Economic Development: The Big Push

Sebuah model yang menunjukan bagaimana kegagalan pasar dapat

menimbulkan kebutuhan akan perekonomian yang terencana dan juga

kebutuhan akan berbagai macam upaya yang dicetuskan oleh kebijakan

publik, agar proses pembangunan ekonomi yang panjang dapat berjalan

atau di percepat.

Page 8: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

Model Grafis The Big Push

Asumsi The Big Push

1. Faktor produksi

Kita asumsikan hanya terdapat 1 macam faktor produksi (tenaga

kerja)

2. Pembayaran faktor produksi

Page 9: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

Pasar tenaga kerja mempunyai 2 sektor, sektor modern dan

tradisional. Sebagai fakta konvensional, perbedaan upah

ditemukan di Negara berkembang, alasannya kompensasi dari

kurangnya pemanfaatan jenis-jenis pekerjaan, seperti yang

terdapat disebuah pabrik modern.

3. Teknologi

Kita mengasumsikan bahwa terdapat N jenis produk, dan N

merupakan jumlah yang besar. Dalam sektor tradisional, seorang

pekerja menghasilkan satu unit output yang disebut produksi

skala hasil konstan, sedangkan terdapat skala hasil yang

meningkat dengan cara yang sederhana. Asumsikan bahwa tidak

ada produk yang dapat dihasilkan kecuali dipekerjakan sejumlah

minimum pekerja, katakanlah sejumlah F, dan jumlah ini

merupakan biaya tetap.

4. Permintaan domestik

Kita mengasumsikan bahwa setiap barang menerima bagian

konsumsi dari pendapatan nasional dalam jumlah konstan dan

sama besarnya.

5. Penawaran dan permintaan internasional

Kita asumsikan bahwa perekonomian tertutup, hal ini bertujuan

untuk membuat model lebih mudah dikembangkan.

Kesimpulannya perdagangan dapat terjadi jika terdapat manfaat

dengan adanya pasar domestik.

Page 10: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

6. Struktur pasar.

Kita mengasumsikan persaingan sempurna dalam sektor

tradisional. Ini berarti terdapat kebebasan untuk memasuki

industri ini dan tidak terdapat laba ekonomis

Kondisi terciptanya multiple equilibria

Dengan enam asumsi tadi kita dapat memilah-milah kasus yang akan

memerlukan big push. Untuk memulainya, andaikan bahwa kita

mempunyai perekonomian tradisional tanpa produksi modern dipasar

manapun. Produsen potensial dengan teknologi modern akan

mempertimbangkan keuntungan untuk memasuki pasar. Dengan biaya

tetap dalam jumlah tertentu, hal ini tergantung dari seberapa efisienkah

sektor modern disbanding sektor tradisional dan seberapa tinggikah upah

yang ada di sektor modern dibandingkan dengan upah yang berlaku

disektor tradisional

Kasus yang Memerlukan The Big Push

1. Efek internasional

Prinsipnya bagian dari laba merupakan sasaran dari redistribusi

pendapatan sehingga setiap orang diuntungkan, bukan hanya

beberapa orang yang tidak dirugikan

2. Efek urbanisasi

Page 11: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

Jika industri tradisional berada di pedesaan dan industri

manufaktur berada di perkotaan,

Permintaan para penduduk kota mungkin lebih terkonsentraasi

pada barang-barang manufaktur. Maka di perlukan big push bagi

urbanisasi untuk mencapai industrialisasi

3. Efek infrastruktur

Titik kritisnya adalah ketika sebauh sektor melakukan

industrialisasi, sektor tersebut meningkatkan ukuran pasar bagi

pengguna jasa infrastruktur sektor lain, dan dengan demikian

membuat penyediaan jasa-jasa lebih menguntungkan. Namun

huga terdapat kemungkinan bahwa industrialisasi yang efisien

tidak terjadi, meskipun infrastruktur lain masih ada.

4. Efek pelatihan

Terdapat kekurangan investasi dalam fasilitas pelatihan karena

para wirausahawan tahu bahwa para pekerja yang mereka latih

dengan mudah dibajak dengan iming-iming gaji yang lebih

tinggi oleh peseaing yang tidak perlu membayar biaya pelatihan.

Mengapa masalah kegagalan koordinasi tidak dapat diselesaikan

oleh super-enterprenuer?

1. Kemungkinan kegagalan pasar modal

Page 12: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

Bagaimana mungkin sebuah lembaga mendapatkan seluruh

modal yang dibutuhkan untuk berperan sebagai super

entrepreneur? Meskipun diatas kertas hal ini dimungkinkan

secara logistic, bagaimana caranya meyakinkan para pemodal

untuk berinvestasi kedalam proyek ini

2. Biaya kelembagaan

Biaya yang dikeluarkan untuk pemantauan manajer dan agen lain

dan juga terdapat baiaya perancangan pelaksanaan rencana dan

perancangan untuk memastikan para pekerja mematuhi perintah

atasannya.

3. Kegagalan komunikasi

4. Pengetahuan ada batasnya

Meskipun kita menetapkan bahwa seluruh perekonomian

mempunyai akses terhadap teknolohi modern, hal ini tidak

berarti bahwa seorang individu dapat memperoleh pengetahuan

yang cukup untuk melakukan industrilialisas.

THE HAUSMANN-RODRIK-VELASCO GROWTH DIAGNOSTICS

FRAMEWORK

Ricardo Hausmann, Dani Rodrik, dan Andreas Velasco (HRV)

mengusulkan suatu kerangka kerja dalam bentuk pohon keputusan

(decision tree) untuk mendiagnosa pertumbuhan dalam rangka mengatasi

kendala-kendala yang sebagian besar dialami negara-negara dalam

Page 13: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

pertumbuhan ekonominya. Dalam kerangka kerjanya, HRV memberikan

tahapan yang harus dilakukan dalam kasus umum dimana negara-negara

berkembang mengalami suatu tingkat investasi swasta dan

enterpreneurship yang relatif rendah, seperti terlihat pada gambar

berikut:

Tahap pertama, analisisnya membagi negara-negara dengan

masalahutamarendahnyatingkatpengembalian (low return of economic

activity) dan yang memiliki masalah biaya modal tinggi (high cost of

finance).

Pengembalian yang rendahuntuk investor mengacu pada fakta

bahwa secara intrinsik terdapat pengembalian sosial yang rendah (low

social return) untuk aktivitas ekonomi. Selain itu, pengembalian yang

Page 14: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

rendah mungkin juga disebabkan oleh apa yang dinamakan dengan “low

appropriability”, yang berarti keterbatasan kemampuan investor untuk

memperoleh hasil yang memadaidariinvestasinya.

Selanjutnya, pengembaliansosial yang rendah mungkin

disebabkan oleh salah satu dari tiga faktor berikut.Pertama,

faktorgeografi yang miskin (poor geography) sepertihama daerah tropis,

pegunungan dan hambatan fisik lainnya, jarak ke pasar dunia, dan status

tanpa akses ke laut. Faktor-faktor tersebut akan membatasi kemampuan

negara-negara dengan pendapatan rendah untuk memulai dan

mempertahankan pembangunan ekonomi. Oleh karenanya, ketika

kendala-kendala ini lebih menonjol, kebijakan pembangunan mula-mula

harus menfokuskan pada strategi untuk mengatasinya. Kedua,

sumberdaya manusia yang rendah (low human capital) – keahlian,

pendidikan dan kesehatan pekerja – yang saling melengkapi dengan

faktor lain dalam produksi, mempengaruhi pengembalian aktivitas

ekonomi. Misalnya, jika pengembalian ekonomi lebih dipengaruhi oleh

kekurangan melek huruf dan angka, maka hal ini yang

dijadikanprioritaskebijakanpembangunan.

Ketiga, setiapnegaraberkembang harus menyediakan

infrastruktur vital yang dibutuhkan untuk mencapai dan mempertahankan

perekonomian modern, diawali dengan struktur fisik dasar seperti jalan,

jembatan, rel kereta api, pelabuhan, telekomunikasi dan utilitas lainnya.

Dengan infrastruktur yang buruk, aktivitas ekonomi dengan

pengembalian yang tinggi terbukti tidak lagi menguntungkan. Di

beberapa negara, ketidakcukupan dan ketidakseimbangan infrastruktur

merupakan faktor utama yang menghalangi percepatan pertumbuhan, dan

Page 15: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

dalam kasus semacam ini, kebijakan difokuskan pada pemberian

doronganinvestasidanpertumbuhan.

Tetapi masalah yang terjadi mungkin tidak terkait dengan “low

social return”, tetapi adalah dengan “low appropriability”, yang berarti

bahwa investor tidak dapat memperoleh hasil yang layak dari

investasinya. “Low appropriability” ini dapat disebabkan oleh kegagalan

pemerintah (government failures) atau kegagalan pasar (market failures).

Dalam diagram HRV, kegagalan pemerintah dibagi antara resiko mikro

(micro risks) dan resiko makro (macro risks). Resiko mikro mengacu

pada kelemahan kelembagaan seperti kekurangan hak milik, korupsi

pemerintah dan pajak yang tinggi. Artinya, pengembalian aktivitas

ekonomi mungkin cukup tinggi, tetapi kaum elite mengambil bagian

yang lebih besar dibandingkan investor dan menyebabkan investasi

menjadi tidak menarik. “Appropriability” mungkin juga dibatasi oleh

resiko makro – kegagalan pemerintah untuk memberikan stabilitas

keuangan, moneterdanfiskal.

Masalah “low appropriability” mungkin juga disebabkan oleh

kegagalan pasar (market failures).Kegagalan pasar ini mencakup

masalah eksternalitas informasi (masalah self-discovery) maupun

eksternalitaskordinasi (masalahkordinasi).

Namun, dalam kasus lain, masalah utama mungkin bukan terkait dengan

tingkat pengembalian yang rendah, tetapi lebih disebabkan biaya modal

yang tinggi. Disini masalahnya mungkin karena keuangan internasional

yang buruk – ketidakcukupan akses terhadap sumber-sumber modal luar

negeri, atau masalah keuangan lokal yang buruk, yang mengacu pada

rendahnya ketersediaan dana yang dapat dipinjam melalui pasar

Page 16: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

keuangan domestik yang disebabkan rendahnya tabungan domestik atau

fungsi intermediasi keuangan yang buruk atau sistem perbankan yang

terlalu diregulasi sehingga tidak mampunya/maunya saluran keuangan

untuk membiayai aktivitas ekonomi yang memilikipengembalian yang

tinggi.

KESIMPULAN

Poin penting bukanlah pada pemikiran bahwa orang tetap

melakukan hal-hal yang tidak efisien.Poin yang lebih dalam dan jauh

adalah orang-orang tetap melakukanhal-hal yang tidak efisien karena

melakukan hal tersebut adalah rasional, dan akan tetap rasional selama

orang lain juga tetap melakukan hal-hal yang tidak efisien tersebut.

Tujuan dari teori ekonomika pembangunan tidak hanya

memahami underdevelopmenttetapi juga untuk merangcang kebijakan

yang efektif untuk memulihkannya. Analisis masalah kegagalan

kordinasi dalam chapter ini menawarkan sejumlah pelajaran penting

yang menyeluruh untuk pembuatan kebijakan namun analisis tersebut

bukanlah pelajaran sederhana dengan penyerapan yang mudah dan

bahkan bagaikan pedang bermata dua. Di satu pihak, analisis yang

menunjukkan terjadinya kegagalan pasar, adalah terutama yang

mempengaruhi prospek pembangunan ekonomi, adalah lebih luas dan

lebih dalam dari yang telah dipahami sebelumnya. Tidak seperti kecilnya

deadweight triangle losses yang disajikan dalam analisi ekonomi

konvesional tentang monopoli, eksternalitas polusi, dan kegagalan pasar

yang lain, masalah kegagalan kordinasi dapat menimbulkan efek yang

lebih jauh jangkauannya dan sebagai konsekuensinya lebih mahal. Hal

Page 17: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

ini menimbulkan besarnya manfaat potensial atas peran aktif pemerintah

dalam konteks multiple equilibria.

Singkatnya, kontribusi dari teori-teori baru mengenai

pembangunan yang ditinjau dalam chapter ini berisi pengertian yang

lebih baik mengenai penyebab dan efek dari poverty traps, melalui

pemahaman mengenai peran pemerintah dan konstrain dalam efektifitas

peran tersebut.

Studi Kasus

MEMAHAMI KEAJAIBAN PEMBANGUNAN: CINA

Sejak tahun 1978 hingga 2004, perekonomian Cina tumbuh dengan

tingkat rata-rata 9 persen per tahun. Hal ini merupakan pencapaian yang

luar biasa bagi sebuah perekonomian sepanjang sejarah mengingat

jumlah populasinya yang sangat besar. Pendapatan per kapita Cina pada

tahun 2004 adalah lima kali pendapatan per kapitanya pada tahun 1978.

Ledakan pertumbuhan ekonomi dapat memicu inflasi ini diperkirakan

akan terjadi pada tahun 2004 dan pemerintah telah berusaha untuk

memperlambat pertumbuhan ekonominya tersebut ke tingkat 9 persen,

tiga kali tingkat pertumbuhan ekonomi negara lainnya yang

dipertimbangkan berdasarkan standar sebagian besar negara

berpendapatan rendah.

Cina juga telah berhasil mengurangi tingkat kemiskinan dengan

sangat dramatis di seluruh dunia. Data resmi yang dikeluarkan oleh

pejabat Cina menunjukkan adanya penurunan jumlah penduduk yang

Page 18: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

hidup di bawah garis kemiskinan secara sensasional, yaitu dari 260 juta

pada tahun 1978 menjadi 42 juta pada tahun 1998. Penelitian independen

yang dilakukan oleh World Bank memperkirakan jumlah penduduk

miskin di Cina telah menurun dari sekitar 303 juta pada tahun 1987

menjadi 213 juta pada tahun 1998. Apa pun ukuran perkiraan yang

digunakan, penurunan tingkat kemiskinan yang dialami oleh Cina jauh

lebih cepat dan lebih besar dari yang dialami oleh negara mana pun di

dunia.

Kesuksesan memiliki berbagai sumber, dan semua teori pertumbuhan

tradisional utama maupun teori- teori pertumbuhan baru saling berlomba

untuk menjadikan kasus yang dialami oleh Cina sebagai studi yang

paling penting saat ini. Cina dipuji sebagai contoh keberhasilan dalam

menerapkan ekonomi pasar, perdagangan, dan globalisasi. Tidak

diragukan lagi bahwa ekspor produk manufaktur merupakan kunci bagi

pertumbuhan yang dialami oleh Cina. Selain itu, Cina juga telah

mengadopsi kebijakan-kebijakan industri yang aktif, yang telah

mendorong ekspor produk-produk yang membutuhkan keterampilan dan

teknologi yang terus meningkat dan semua ini dimulai pada periode

pertumbuhan yang pesat sekitar tahun 1980, hampir sepuluh tahun

sebelum liberalisasi perdagangan dilakukan oleh Cina. Selain itu,

sebagian besar pertumbuhan yang dialami oleh Cina pada tahun 1980-an

dan 1990-an berasal dari pembangunan kota-kota pinggiran (rural

township) dan perusahaan-perusahaan yang berlokasi di pedesaan, yang

memiliki karakteristik quasi-cooperative.

Privatisasi perusahaan milik negara jarang terjadi dibandingkan

dengan di negara berkembang lainnya (di sebagian negara, privatisasi

Page 19: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

berhasil dilakukan, tetapi di negara lainnya, privatisasi tidak lain

merupakan pencurian aset negara). Sementara itu negara- negara di

Afrika, Amerika Latin dan kawasan lainnya yang telah sedikit mengikuti

sistem pasar bebas tidak berjalan selancar Cina. Bersamaan dengan

pengakuan kalangan akademis yang mengacu pada kasus Cina sebagai

kebijakan pembangunan yang paling difavoritkan, seandainya

pembangunan di Cina memiliki performa yang buruk, semua orang (dan

tanpa diragukan lagi) akan menemukan alasan yang sama mengapa teori

mereka, termasuk teori pasar bebas, dapat memprediksi kegagalan

tersebut.

Terdapat banyak penjelasan khusus mengenai kesuksesan yang

dialami oleh Cina dan sebagian besar di antaranya sesuai dengan

kenyataan, tetapi kesuksesan yang dramatis tersebut merupakan hasil

dari penggabungan kesuksesan di beberapa bidang. Pada akhir tahun

1980-an, pusat pertumbuhan regional beralih ke Cina, ketika para

investor mulai melakukan investasinya ke Cina dalam jumlah yang

sangat besar karena tertarik dengan pasar yang memiliki konsumen

lebih dari 1 miliar. Para investor tersebut menyadari bahwa Cina

menawarkan tenaga kerja murah berketerampilan tinggi dan memiliki

etos kerja yang luar biasa dengan tingkat upah yang rendah. Setelah

jumlah investasi mulai semakin besar, manfaat aglomerasi dari aktivitas

ekonomi yang terkonsentrasi mulai diperoleh. Semakin banyak

produsen yang berlokasi di Cina, semakin besar manfaat dari

meningkatnya jurnlah pemasok yang beroperasi di sana. Pada tingkat

ini, investasi mulai memberikan hasil daIam jurnlah kumulatif.

Sementara itu, ketika upah mulai naik, perusahaan akan memindahkan

Page 20: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

produksinya jauh ke barat, atau para rnigran dari wilayah barat akan

pindah ke pusat industri yang baru.

Terdapat berbagai perdebatan mengenai apakah pertumbuhan yang

cepat di negara Asia Timur lainnya merupakan hasil dari akurnulasi

modal atau peningkatan produktivitas. Alwyn Young, Paul Krugman,

dan lainnya telah menyimpulkan bahwa pertumbuhan yang dialami

Korea Selatan dan Macari Asia lainnya lebih karena negara-negara itu

melakukan investasi besar-besaran dalam aset modal seperti mesin dan

pabrik daripada meningkatkan efisiensi pekerja. Namun pada kasus

Cina, Zuliu H'u dan Mohsin Khan menyimpulkan bahwa peningkatan

produktivitas menyumbang lebih dari 42 persen pertumbuhan Cina

selama periode 1979-1994 dan pad a awal tahun 1990-an produktivitas

telah mengambil alih peran investasi sebagai sumber terbesar

perturnbuhan. Ini dianggap sebagai hal yang mengejutkan karena begitu

besarnya investasi modal yang telah dilakukan di Cina. Namun di lain

pihak, ketika pertumbuhan yang sangat cepat di kawasan yang dekat

dengan Hong Kong mulai terjadi pada akhir tahun 1970-an, jelaslah

bahwa terdapat aliran dana investasi dalam volume yang besar dari Hong

Kong (yang masih menjadi koloni Inggris) yang memiliki modal yang

melirnpah ke Cina yang miskin akan modal.

Jika di negara berkembang maupun negara yang tengah mengalami

transisi lainnya perusahaan milik negara (BUMN) dijual cepat kepada

investor swasta, maka di Cina perusahaan negara tetap dipertahankan

untuk periode yang lebih panjang. untuk pertama kalinya selama hampir

dua dekade reformasi, yaitu dari akhir tahun 1970-an hingga pertengahan

tahun 1990- an, pada tingkat lokal, perusahaan di kota kecil dan

Page 21: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

pedesaan (township and village enterprises=TVE), mulai mendapat

dukungan dari pemerintah. TVE-TVE tersebut menyumbangkan bagian

yang cukup besar atas pertumbuhan output industri di Cina. TVE

memainkan peran yang unik dalam mendorong pertumbuhan dan

menyebarkan manfaat pembangunan ke daerah-daerah pedesaan. Perlu

diperhatikan bahwa reformasi pada awalnya ditujukan pada sektor

pertanian di daerah pedesaan di mana sebagian besar kaum miskin

tinggal, dan tingkat kemiskinan akan turun jika pendapatan meningkat.

Sejak akhir tahun 1980-an, aktivitas perdagangan telah beralih ke

industri, dan tingkat kemiskinan mulai menurun.

Secara keseluruhan, Cina telah mengubah cara pandang kita

mengenai pembangunan. Hal itu meyakinkan kita bahwa keajaiban Asia

Tirnur bukan merupakan sebuah keberuntungan akibat faktor-faktor

lokal.Hal ini juga memberi kita kepercayaan diri yang lebih besar untuk

mengatakan bahwa "pembangunan yang riil masih sangat

dimungkinkan". Di lain pihak, terdapat hal yang

membatasi kemampuan negara berkembang lainnya untuk menyaingi

kesuksesan yang dialami Cina. Negara berkembang lainnya itu tidak

hanya berbeda secara geografis, demografi, institusi, dan daya tarik bagi

investor asing. tetapi juga pada investasi yang banyak lari ke Cina

sehingga tetap tidak mampu bersaing dengan Cina dimana Cina telah

berhasil mengombinasikan upah yang rendah dan keahlian serta

keterampilan yang tinggi.

Page 22: Web viewMAKALAH PEMBANGUNAN 1. Contemporary Models of Development and Underdevelopment. Tim penyusun: Adlan syahmi . Annisa caesara hidayati. Amat budi santoso. Kahfi maulana

Sumber: Todaro MP dan Smith SC 11th Edition, “Economic

Development.” Pearson Addison Wesley.