munculnya ilmu administrasi
TRANSCRIPT
![Page 1: Munculnya Ilmu Administrasi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072110/55cf9ad8550346d033a3b09f/html5/thumbnails/1.jpg)
Ilmu Administrasi Pembangunan
Keberadaan Administrasi Pembangunan tidak terlepas dari sebuah asal atau sumber
ilmu tersebut berasal. Administrasi Pembangunan menjadi wacana publik sejak perang
dunia kedua usai. Berawal dari sebuah keinginan atau hasrat negara-negara maju untuk
membantu negara-negara dunia ketiga atau juga berawal dari rasa tanggung jawab
negara-negara penjajah atas negara bekas kekuasaannya. Dari sinilah kemudian timbul
sebuah tindakan negara-negar maju untuk memberikan bantuan baik dari segi politik,
ekonomi, militer, teknis, maupun sosial buadaya yang nantinya diharapkan negara yang
diberikan bantuan tersebut akan memihak pada negara yang membantunya dan atau
akan mengemudikan negaranya berdasarkan pada ilmu administrasi negara yang
ditawarkan negara pendonor.
Menurut Suminta ada beberapa faktor yang mempengaruhi Administrasi Pembangunan
di tiap-tiap negara. Yang pertama ialah Faktor Politik. Faktor politik mempunyai
hubungan yang erat dengan stabilitas bidang politik. Dan stabilitas bidang politik
merupakan pra kondisi yang perlu diciptakan sebelum pembangunan itu dilaksanakan.
Yang kedua Faktor Ekonomi. Faktor ekonomi adalah merupakan salah satu sisi
pembangunan dan yang mempunyai pengaruh yang paling tampak pada aspek-aspek
yang lain. Umumnya di negara berkembang menempatkan pembangunan sebagai
prioritas pertama dan utama. Yang ketiga adalah Faktor Sosial Budaya. Faktor ini
didalamnya terdapat seperti basic social cultural, motivasi dan kepedulian terhadap
perubahan, gaya hidup, cara berfikir, pandangan hidup, dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan masalah sosial. Faktor yang keempat yaitu Faktor Perkembangan
IPTEK dan Lingkungan Fisik. Proses pembangunan diperlukan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sumber daya manusia, pelaksanaan pembangunan/umusan kebijaksanaan,
sumber alam (resources development), pemanfaatan dan pemeliharaan lingkungan
hidup/ fisik, dan kesempatan kerja/ lapangan kerja. Di Indonesia sendiri memiliki
kreatifitas yang tinggi untuk melaksanakan pembangunan, namun tidak didukung oleh
teknologi yang mutakhir. Yang kelima yaitu Faktor Institusional atau Kelembagaan.
![Page 2: Munculnya Ilmu Administrasi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072110/55cf9ad8550346d033a3b09f/html5/thumbnails/2.jpg)
Perhatian administrasi pembangunan terhadap aspek institusional ini adalah dalam
bentuk pembinaan institusi-institusi untuk dapat lebih mandukung proses pembangunan.
Dari beberapa faktor diatas yang menyebabkan negara-negara berkembang begitu
‘getol’ untuk menerapkan Administrasi Pembangunan hasil pemikiran barat ialah faktor
ekonomi. Kemajuan di bidang ekonomi biasanya dianggap sebagai suatu keberhasilan
proses pembangunan. Tidak heran jika pada masa orde baru tujuan pembangunan
indonesia hanya ditujukan pada faktor ekonomi tanpa mempedulikan faktor-faktor lain
yang sama pentingnya. Paradigma inilah yang pada akhirnya menimbulkan suatu
ketergantungan ekonomi negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju,
karena negar-negara berkembang berpandangan bahwa negara-negara maju telah
berhasil menciptakan suatu konsep sempurna untuk mancapai tujuan pembangunan,
yaitu meraih kekayaan sebanyak-banyaknya.
Hal tersebut diatas menjadikan negara-negara berkembang berkiblat pada pemikiran-
pemikiran negara maju (khususnya negara-negara barat terutama Amerika) untuk
melaksanakan konsep pembangunan negaranya. Ini merupakan moment yang tepat bagi
negar maju untuk memanfaatkannya. Karena ketergantungan ekonomi negara-negara
berkembang ini justru tidak menguntungkan negaranya, melainkan sangat
menguntungkan negara-negara maju. Yang pada akhirnya negara-negara maju dapat
mengeruk habis sumber daya yang ada di negar berkembang dengan iming-iming
bantuan.
Konsep-konsep pembangunan-pun mereka tawarkan. Yunus, seorang seorang ahli dari
asia mengatakan bahwa kebodohan negara-negara berkembang ialah terlalu percaya
dengan konsep yang ditawarkan negara-negara maju. Padahal negara pemilik konsep itu
tidak tahu secara pasti keadaan negara-negara berkembang yang ditawari konsep baik
secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun demikian penulis menggaris bawahi
bahwa negara-negara maju-pun pernah menjadi negara berkembang, walaupun kita
kesulitan untuk menklasifikasikan negara berkembang itu seperti apa, karena setiap
negara terus berkembang.
Menurut Heady (1995) untuk kepentingan kajian mengenai pembangunan administrasi
ada baiknya dipelahjari gambaran wajah (features) administrasi yang bersifat umum
(common) di negara berkembang. Heady menunjukkan ada lima ciri administrasi yang
![Page 3: Munculnya Ilmu Administrasi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072110/55cf9ad8550346d033a3b09f/html5/thumbnails/3.jpg)
indikasinya diketemukan secara umum di banyak negara berkembang. Pertama, pola
dasar (basic pattern) administrasi publik atau administrasi negara bersifat jiplakan
(imitative) daripada asli (indigenous). Kingsley menyatakan bahwa di negara bekas
jajahan, pengorganisasian jawatan –jawatan, perilaku birokrat, bahkan penampilannya
mengikuti karakteristik penjajahnya, dan merupakan kelanjutan dari administrasi
kolonial. Pola administrasi kolonial ini diwarisi oleh administrasi di negara – negara
yang baru merdeka bahkan sampai sekarang masih menjadi ciri birokrasi di banyak
negara berkembang. Kedua, birokrasi di negara berkembang kekurangan (deficient)
sumber daya manusia terampil untuk menyelenggarakan pembangunan. Kekurangan ini
bukan dalam arti jumlah tetapi kualitas. Dalam jumlah justru sebaliknya, birokrasi di
negara berkembang mengerjakan orang lebih dari yang diperlukan (overstaffed). Pada
umumnya keadaan ini mencerminkan kondisi atau taraf pendidikan suatu negara. Dari
data yang kita ketahui keadaan itu berlaku di Indonesia dewasa ini (Kartasasmita,
1995f). Ketiga, birokrasi lebih berorientasi kepada hal-hal lain dari pada mengarah
kepada yang benar-benar menghasilkan (production directed). Dengan kata lain,
birokrat lebih berusaha mewujudkan tujuan pribadinya dibanding pencapaian sasaran-
sasaran program. Dari sifat seperti ini lahir nepotisme, penyalahgunaan kewenangan,
korupsi, dan berbagai penyakit birokrasi, yang menyebabkan aparat birokrasi dinegara
berkembang pada umumnya memiliki kredibilitas yang rendah, dan dianggap tidak
mengenal etika. Keempat, adanya kesenjangan yang lebar antara apa yang dinyatakan
atau yang hendak ditampilkan dengan kenyataan (discrepency between form and
reality). Kelima, birokrasi dinegara berkembang acap kali bersifat otonom, artinya lepas
dari proses politik dan pengawasan masyarakat. Ciri ini merupakan warisan administrasi
kolonial yang memerintah secara absolut, atau sikap feodal dalam zaman kolonial yang
terus hidup dan berlanjut setelah merdeka. dibanyak negara berkembang, pada awalnya
orang yang paling terpelajar atau elite bangsa yang bersangkutan memang berkumpul di
birokrasi, sehingga kelompok di luar itu sulit dapat menandingi birokrasi dalam
pengetahuan mengenai pemerintahan dan akibatnya pengawasan menjasi tidak efektif.
Tercapainya pembanguan di suatu negara bukan hanya tanggung jawab administrator
pembangunan, namun ini merupakan kinerja bersama semua elemen masyarakat dan
pemerintah. Karena makna luas dari negara itu sendiri merupakan hubungan antara
pemerintah dan masyarakatnya. Namun biasanya (seperti terjadi di Indonesia) ketidak
![Page 4: Munculnya Ilmu Administrasi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072110/55cf9ad8550346d033a3b09f/html5/thumbnails/4.jpg)
harmonisan antara pemerintah dan rakyat menjadikan proses pembangunan menjadi
terhambat. Bisa saja ini dikarenakan masalah egosentrisme, etnis, dan masalah-masalah
kepentingan dari kedua belah pihak. Keterhambatan proses pembangunan juga dapat
terjadi akibat keterbatasan pengadaan faktor pendukung fisik seperti peralatan,
perlengkapan, teknologi, dansumber daya yang tidak memadai.
Kesimpulan dari wacana diatas ialah bahwa Administrasi pembangunan lahir dari
sebuah kebutuhan negara-negara berkembang untuk membangun dan memperbaiki
tatanan kehidupannya. Selain itu Administrasi Pembangunan juga terlahir dari
kepedulian negara-negara dunia kedua dan pertama (dengan berbagai kepentingan
didalamnya) untuk membantu negara-negar berkembang menjalankan Administrasi
Negaranya ke arah yang lebih baik. Ini dapat menjawab empat pertanyaan sekligus,
yaitu when, kapan Administrasi Pembangunan mulai dibangun? Who, siapa aktor yang
ada di dalam Administrasi Pembangunan? Where, dimanakah Administrasi
Pembangunan itu ada? Why, mengapa Administrasi Pembangunan dibutuhkan?
Posted in Public Administration | Tags: Sejarah Administrasi Pembangunan
arrosyadi.wordpress.com/.../munculnya-ilmu-administrasi-pembangunan
![Page 5: Munculnya Ilmu Administrasi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072110/55cf9ad8550346d033a3b09f/html5/thumbnails/5.jpg)
Administrasi Pembangunan
Paulus Dakso P G
D2A008051
1. Kapan Administrasi Pembangunan mulai dibangun?
Administrasi Pembangunan menjadi wacana publik sejak perang dunia kedua usai.
Berawal dari sebuah keinginan atau hasrat negara-negara maju untuk membantu
negara-negara dunia ketiga atau juga berawal dari rasa tanggung jawab negara-
negara penjajah atas negara bekas kekuasaannya. Dari sinilah kemudian timbul
sebuah tindakan negara-negar maju untuk memberikan bantuan baik dari segi
politik, ekonomi, militer, teknis, maupun sosial buadaya yang nantinya diharapkan
negara yang diberikan bantuan tersebut akan memihak pada negara yang
membantunya dan atau akan mengemudikan negaranya berdasarkan pada ilmu
administrasi negara yang ditawarkan negara pendonor.
2. Siapakah aktor yang ada di dalam administrasi pembangunan
Tercapainya pembanguan di suatu negara bukan hanya tanggung jawab
administrator pembangunan, namun ini merupakan kinerja bersama semua elemen
masyarakat dan pemerintah.
3. Dimanakah administrasi pembangunan itu ada?
Di setiap negara memiliki administrasi pembangunan masing-masing, baik negara
maju ataupun negara berkembang. Namun negara berkembang lebih getol
menerapkan Administrasi Pembangunan negara maju terutama faktor ekonomi.
4. Mengapa Administrasi Pembangunan dibutuhkan?
Memperbaiki dan membangun tatanan kehidupan Negara-negara terutama negara
berkembang.
![Page 6: Munculnya Ilmu Administrasi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072110/55cf9ad8550346d033a3b09f/html5/thumbnails/6.jpg)
5. Bagaimana perkembangan Administrasi Pembangunan saat ini di
Indonesia?
administrasi publik atau administrasi negara bersifat jiplakan
Birokrasi di negara berkembang kekurangan (deficient) sumber daya manusia
terampil untuk menyelenggarakan pembangunan. Kekurangan ini bukan dalam
arti jumlah tetapi kualitas. Dalam jumlah justru sebaliknya, birokrasi di negara
berkembang mengerjakan orang lebih dari yang diperlukan (overstaffed).
birokrat lebih berusaha mewujudkan tujuan pribadinya dibanding pencapaian
sasaran-sasaran program. Dari sifat seperti ini lahir nepotisme, penyalahgunaan
kewenangan, korupsi, dan berbagai penyakit birokrasi, yang menyebabkan
aparat birokrasi dinegara berkembang pada umumnya memiliki kredibilitas yang
rendah, dan dianggap tidak mengenal etika.
Ketidakharmonisan dan ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah sehingga
Administrasi Pembangunan berjalan lambat dan kacau