munculnya ilmu administrasi

9
Ilmu Administrasi Pembangunan Keberadaan Administrasi Pembangunan tidak terlepas dari sebuah asal atau sumber ilmu tersebut berasal. Administrasi Pembangunan menjadi wacana publik sejak perang dunia kedua usai. Berawal dari sebuah keinginan atau hasrat negara- negara maju untuk membantu negara-negara dunia ketiga atau juga berawal dari rasa tanggung jawab negara-negara penjajah atas negara bekas kekuasaannya. Dari sinilah kemudian timbul sebuah tindakan negara-negar maju untuk memberikan bantuan baik dari segi politik, ekonomi, militer, teknis, maupun sosial buadaya yang nantinya diharapkan negara yang diberikan bantuan tersebut akan memihak pada negara yang membantunya dan atau akan mengemudikan negaranya berdasarkan pada ilmu administrasi negara yang ditawarkan negara pendonor. Menurut Suminta ada beberapa faktor yang mempengaruhi Administrasi Pembangunan di tiap-tiap negara. Yang pertama ialah Faktor Politik. Faktor politik mempunyai hubungan yang erat dengan stabilitas bidang politik. Dan stabilitas bidang politik merupakan pra kondisi yang perlu diciptakan sebelum pembangunan itu dilaksanakan. Yang kedua Faktor Ekonomi. Faktor ekonomi adalah merupakan salah satu sisi pembangunan dan yang mempunyai pengaruh yang paling tampak pada aspek-aspek yang lain. Umumnya di negara berkembang

Upload: paulus-dakso-pranowo-gayutomo

Post on 29-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Munculnya Ilmu Administrasi

Ilmu Administrasi Pembangunan

Keberadaan Administrasi Pembangunan tidak terlepas dari sebuah asal atau sumber

ilmu tersebut berasal. Administrasi Pembangunan menjadi wacana publik sejak perang

dunia kedua usai. Berawal dari sebuah keinginan atau hasrat negara-negara maju untuk

membantu negara-negara dunia ketiga atau juga berawal dari rasa tanggung jawab

negara-negara penjajah atas negara bekas kekuasaannya. Dari sinilah kemudian timbul

sebuah tindakan negara-negar maju untuk memberikan bantuan baik dari segi politik,

ekonomi, militer, teknis, maupun sosial buadaya yang nantinya diharapkan negara yang

diberikan bantuan tersebut akan memihak pada negara yang membantunya dan atau

akan mengemudikan negaranya berdasarkan pada ilmu administrasi negara yang

ditawarkan negara pendonor.

Menurut Suminta ada beberapa faktor yang mempengaruhi Administrasi Pembangunan

di tiap-tiap negara. Yang pertama ialah Faktor Politik. Faktor politik mempunyai

hubungan yang erat dengan stabilitas bidang politik. Dan stabilitas bidang politik

merupakan pra kondisi yang perlu diciptakan sebelum pembangunan itu dilaksanakan.

Yang kedua Faktor Ekonomi. Faktor ekonomi adalah merupakan salah satu sisi

pembangunan dan yang mempunyai pengaruh yang paling tampak pada aspek-aspek

yang lain. Umumnya di negara berkembang menempatkan pembangunan sebagai

prioritas pertama dan utama. Yang ketiga adalah Faktor Sosial Budaya. Faktor ini

didalamnya terdapat seperti basic social cultural, motivasi dan kepedulian terhadap

perubahan, gaya hidup, cara berfikir, pandangan hidup, dan lain sebagainya yang

berhubungan dengan masalah sosial. Faktor yang keempat yaitu Faktor Perkembangan

IPTEK dan Lingkungan Fisik. Proses pembangunan diperlukan ilmu pengetahuan dan

teknologi, sumber daya manusia, pelaksanaan pembangunan/umusan kebijaksanaan,

sumber alam (resources development), pemanfaatan dan pemeliharaan lingkungan

hidup/ fisik, dan kesempatan kerja/ lapangan kerja. Di Indonesia sendiri memiliki

kreatifitas yang tinggi untuk melaksanakan pembangunan, namun tidak didukung oleh

teknologi yang mutakhir. Yang kelima yaitu Faktor Institusional atau Kelembagaan.

Page 2: Munculnya Ilmu Administrasi

Perhatian administrasi pembangunan terhadap aspek institusional ini adalah dalam

bentuk pembinaan institusi-institusi untuk dapat lebih mandukung proses pembangunan.

Dari beberapa faktor diatas yang menyebabkan negara-negara berkembang begitu

‘getol’ untuk menerapkan Administrasi Pembangunan hasil pemikiran barat ialah faktor

ekonomi. Kemajuan di bidang ekonomi biasanya dianggap sebagai suatu keberhasilan

proses pembangunan. Tidak heran jika pada masa orde baru tujuan pembangunan

indonesia hanya ditujukan pada faktor ekonomi tanpa mempedulikan faktor-faktor lain

yang sama pentingnya. Paradigma inilah yang pada akhirnya menimbulkan suatu

ketergantungan ekonomi negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju,

karena negar-negara berkembang berpandangan bahwa negara-negara maju telah

berhasil menciptakan suatu konsep sempurna untuk mancapai tujuan pembangunan,

yaitu meraih kekayaan sebanyak-banyaknya.

Hal tersebut diatas menjadikan negara-negara berkembang berkiblat pada pemikiran-

pemikiran negara maju (khususnya negara-negara barat terutama Amerika) untuk

melaksanakan konsep pembangunan negaranya. Ini merupakan moment yang tepat bagi

negar maju untuk memanfaatkannya. Karena ketergantungan ekonomi negara-negara

berkembang ini justru tidak menguntungkan negaranya, melainkan sangat

menguntungkan negara-negara maju. Yang pada akhirnya negara-negara maju dapat

mengeruk habis sumber daya yang ada di negar berkembang dengan iming-iming

bantuan.

Konsep-konsep pembangunan-pun mereka tawarkan. Yunus, seorang seorang ahli dari

asia mengatakan bahwa kebodohan negara-negara berkembang ialah terlalu percaya

dengan konsep yang ditawarkan negara-negara maju. Padahal negara pemilik konsep itu

tidak tahu secara pasti keadaan negara-negara berkembang yang ditawari konsep baik

secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun demikian penulis menggaris bawahi

bahwa negara-negara maju-pun pernah menjadi negara berkembang, walaupun kita

kesulitan untuk menklasifikasikan negara berkembang itu seperti apa, karena setiap

negara terus berkembang.

Menurut Heady (1995) untuk kepentingan kajian mengenai pembangunan administrasi

ada baiknya dipelahjari gambaran wajah (features) administrasi yang bersifat umum

(common) di negara berkembang. Heady menunjukkan ada lima ciri administrasi yang

Page 3: Munculnya Ilmu Administrasi

indikasinya diketemukan secara umum di banyak negara berkembang. Pertama, pola

dasar (basic pattern) administrasi publik atau administrasi negara bersifat jiplakan

(imitative) daripada asli (indigenous). Kingsley menyatakan bahwa di negara bekas

jajahan, pengorganisasian jawatan –jawatan, perilaku birokrat, bahkan penampilannya

mengikuti karakteristik penjajahnya, dan merupakan kelanjutan dari administrasi

kolonial. Pola administrasi kolonial ini diwarisi oleh administrasi di negara – negara

yang baru merdeka bahkan sampai sekarang masih menjadi ciri birokrasi di banyak

negara berkembang. Kedua, birokrasi di negara berkembang kekurangan (deficient)

sumber daya manusia terampil untuk menyelenggarakan pembangunan. Kekurangan ini

bukan dalam arti jumlah tetapi kualitas. Dalam jumlah justru sebaliknya, birokrasi di

negara berkembang mengerjakan orang lebih dari yang diperlukan (overstaffed). Pada

umumnya keadaan ini mencerminkan kondisi atau taraf pendidikan suatu negara. Dari

data yang kita ketahui keadaan itu berlaku di Indonesia dewasa ini (Kartasasmita,

1995f). Ketiga, birokrasi lebih berorientasi kepada hal-hal lain dari pada mengarah

kepada yang benar-benar menghasilkan (production directed). Dengan kata lain,

birokrat lebih berusaha mewujudkan tujuan pribadinya dibanding pencapaian sasaran-

sasaran program. Dari sifat seperti ini lahir nepotisme, penyalahgunaan kewenangan,

korupsi, dan berbagai penyakit birokrasi, yang menyebabkan aparat birokrasi dinegara

berkembang pada umumnya memiliki kredibilitas yang rendah, dan dianggap tidak

mengenal etika. Keempat, adanya kesenjangan yang lebar antara apa yang dinyatakan

atau yang hendak ditampilkan dengan kenyataan (discrepency between form and

reality). Kelima, birokrasi dinegara berkembang acap kali bersifat otonom, artinya lepas

dari proses politik dan pengawasan masyarakat. Ciri ini merupakan warisan administrasi

kolonial yang memerintah secara absolut, atau sikap feodal dalam zaman kolonial yang

terus hidup dan berlanjut setelah merdeka. dibanyak negara berkembang, pada awalnya

orang yang paling terpelajar atau elite bangsa yang bersangkutan memang berkumpul di

birokrasi, sehingga kelompok di luar itu sulit dapat menandingi birokrasi dalam

pengetahuan mengenai pemerintahan dan akibatnya pengawasan menjasi tidak efektif.

Tercapainya pembanguan di suatu negara bukan hanya tanggung jawab administrator

pembangunan, namun ini merupakan kinerja bersama semua elemen masyarakat dan

pemerintah. Karena makna luas dari negara itu sendiri merupakan hubungan antara

pemerintah dan masyarakatnya. Namun biasanya (seperti terjadi di Indonesia) ketidak

Page 4: Munculnya Ilmu Administrasi

harmonisan antara pemerintah dan rakyat menjadikan proses pembangunan menjadi

terhambat. Bisa saja ini dikarenakan masalah egosentrisme, etnis, dan masalah-masalah

kepentingan dari kedua belah pihak. Keterhambatan proses pembangunan juga dapat

terjadi akibat keterbatasan pengadaan faktor pendukung fisik seperti peralatan,

perlengkapan, teknologi, dansumber daya yang tidak memadai.

Kesimpulan dari wacana diatas ialah bahwa Administrasi pembangunan lahir dari

sebuah kebutuhan negara-negara berkembang untuk membangun dan memperbaiki

tatanan kehidupannya. Selain itu Administrasi Pembangunan juga terlahir dari

kepedulian negara-negara dunia kedua dan pertama (dengan berbagai kepentingan

didalamnya) untuk membantu negara-negar berkembang menjalankan Administrasi

Negaranya ke arah yang lebih baik. Ini dapat menjawab empat pertanyaan sekligus,

yaitu when, kapan Administrasi Pembangunan mulai dibangun? Who, siapa aktor yang

ada di dalam Administrasi Pembangunan? Where, dimanakah Administrasi

Pembangunan itu ada? Why, mengapa Administrasi Pembangunan dibutuhkan?

Posted in Public Administration | Tags: Sejarah Administrasi Pembangunan

arrosyadi.wordpress.com/.../munculnya-ilmu-administrasi-pembangunan

Page 5: Munculnya Ilmu Administrasi

Administrasi Pembangunan

Paulus Dakso P G

D2A008051

1. Kapan Administrasi Pembangunan mulai dibangun?

Administrasi Pembangunan menjadi wacana publik sejak perang dunia kedua usai.

Berawal dari sebuah keinginan atau hasrat negara-negara maju untuk membantu

negara-negara dunia ketiga atau juga berawal dari rasa tanggung jawab negara-

negara penjajah atas negara bekas kekuasaannya. Dari sinilah kemudian timbul

sebuah tindakan negara-negar maju untuk memberikan bantuan baik dari segi

politik, ekonomi, militer, teknis, maupun sosial buadaya yang nantinya diharapkan

negara yang diberikan bantuan tersebut akan memihak pada negara yang

membantunya dan atau akan mengemudikan negaranya berdasarkan pada ilmu

administrasi negara yang ditawarkan negara pendonor.

2. Siapakah aktor yang ada di dalam administrasi pembangunan

Tercapainya pembanguan di suatu negara bukan hanya tanggung jawab

administrator pembangunan, namun ini merupakan kinerja bersama semua elemen

masyarakat dan pemerintah.

3. Dimanakah administrasi pembangunan itu ada?

Di setiap negara memiliki administrasi pembangunan masing-masing, baik negara

maju ataupun negara berkembang. Namun negara berkembang lebih getol

menerapkan Administrasi Pembangunan negara maju terutama faktor ekonomi.

4. Mengapa Administrasi Pembangunan dibutuhkan?

Memperbaiki dan membangun tatanan kehidupan Negara-negara terutama negara

berkembang.

Page 6: Munculnya Ilmu Administrasi

5. Bagaimana perkembangan Administrasi Pembangunan saat ini di

Indonesia?

administrasi publik atau administrasi negara bersifat jiplakan

Birokrasi di negara berkembang kekurangan (deficient) sumber daya manusia

terampil untuk menyelenggarakan pembangunan. Kekurangan ini bukan dalam

arti jumlah tetapi kualitas. Dalam jumlah justru sebaliknya, birokrasi di negara

berkembang mengerjakan orang lebih dari yang diperlukan (overstaffed).

birokrat lebih berusaha mewujudkan tujuan pribadinya dibanding pencapaian

sasaran-sasaran program. Dari sifat seperti ini lahir nepotisme, penyalahgunaan

kewenangan, korupsi, dan berbagai penyakit birokrasi, yang menyebabkan

aparat birokrasi dinegara berkembang pada umumnya memiliki kredibilitas yang

rendah, dan dianggap tidak mengenal etika.

Ketidakharmonisan dan ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah sehingga

Administrasi Pembangunan berjalan lambat dan kacau