ms'ahhhh

27
PENDAHULUAN Keanekaragaman flora (biodiversity) berarti keanekaragaman senyawa kimia (chemodiversity) yang kemungkinan terkandung di dalamnya. Hal ini memacu dilakukannya penelitian dan penelusuran senyawa kimia terutama metabolit sekunder yang terkandung dalam tumbuh- tumbuhan, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti teknik pemisahan, metode analisis, dan uji farmakologi. Senyawa hasil isolasi atau senyawa semi sintetik yang diperoleh dari tumbuhan sebagai obat atau bahan baku obat (Hariana, 2004; Anonim, 2006). Pepermint merupakan hasil hibridisasi dari water mint (M. aquatica ) dan spearmint (M. spicata ). Pepermint kadang ditemukan liar di Eropa Tengah dan Selatan, tetapi pertama kali untuk penggunaan manusia mungkin di Inggris,, dimana pengembangannya kemudian menyebar ke benua Eropa dan Afrika. Saat ini, Afrika Utara merupakan daerah pengembangan utama. Karakter aromanya murni dan menyegarkan, berasa pedas dan membakar. `Mint scent' yang khas merupakan paling murni di pepermint, Japanese mint (Mentha arvensis var. piperascens ) dan beberapa jenis green mint (Mentha spicata, tapi tidak spearmint), dimana di kebanyakan mint yang lain didapat komponen aroma dan rasa tambahan, seperti,

Upload: rhia-phytoom

Post on 27-Jun-2015

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ms'ahhhh

PENDAHULUAN

Keanekaragaman flora (biodiversity) berarti keanekaragaman senyawa kimia

(chemodiversity) yang kemungkinan terkandung di dalamnya. Hal ini memacu

dilakukannya penelitian dan penelusuran senyawa kimia terutama metabolit sekunder

yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan, seiring dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, seperti teknik pemisahan, metode analisis, dan uji

farmakologi. Senyawa hasil isolasi atau senyawa semi sintetik yang diperoleh dari

tumbuhan sebagai obat atau bahan baku obat (Hariana, 2004; Anonim, 2006).

Pepermint merupakan hasil hibridisasi dari water mint (M. aquatica ) dan

spearmint (M. spicata ). Pepermint kadang ditemukan liar di Eropa Tengah dan

Selatan, tetapi pertama kali untuk penggunaan manusia mungkin di Inggris,, dimana

pengembangannya kemudian menyebar ke benua Eropa dan Afrika. Saat ini, Afrika

Utara merupakan daerah pengembangan utama.

Karakter aromanya murni dan menyegarkan, berasa pedas dan membakar.

`Mint scent' yang khas merupakan paling murni di pepermint, Japanese mint (Mentha

arvensis var. piperascens ) dan beberapa jenis green mint (Mentha spicata, tapi tidak

spearmint), dimana di kebanyakan mint yang lain didapat komponen aroma dan rasa

tambahan, seperti, crispate mint (Mentha crispa ), Sedangkan aroma dan rasa

doublemint dari spearmint sangat sulit untuk dideskripsikan; minty tapi tidak pedas.

Daun Mint. Dari kiri ke kanan pepermint, Eau de Cologne mint (M. citrata ),

Japanese mint (M. arvensis var. piperascens, yang juga dikenal sebagai var. japonica

Page 2: ms'ahhhh

), horsemint atau silver mint (M. longifolia ), Moroccan green mint (M. spicata ),

pineapple mint (M. suaveolens ) dan Carinthian mint (M. carinthiaca = M. arvensis x

M. suaveolens ).

Page 3: ms'ahhhh

PEMBAHASAN

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Lamiales

Famili: Lamiaceae

Genus: Mentha

Spesies: Mentha piperita L.

a. Diskripsi

Akar                :  akar tunggang dan berwarna putih

Batang            : tegak, lunak, bercabang, halus, dan berwarna ungu.     Tinggi

berkisar antara 30-70 cm. Mempunyai cabang           kecil yang      tumbuh

menjalar, berbuku-buku, batang         tajam, berbentuk segi 4.

Daun                : tunggal ,bersilang berhadapan, sisi atas dan sisi bawah

berwarna hijau tua, bertulang daun         menyirip, memiliki panjang berkisar

4-9cm dan lebarnya        1,5-4cm. Ujung runcing, pangkalnya       tumpul, dan

tepi daun kasar bergigi.

Bunga                  : majemuk ,  berupa  tandan  yang  terdiri  dari  karangan

karangan semu bertangkai pendek hingga           seluruhnya    menyerupai

bentuk bulir, pangkal   kelopak gundul,       bertulang. Mahkota bunga

berwarna putih keunguan             panjang 4-5 mm,    berbentuk tabung dengan

Page 4: ms'ahhhh

panjang 2-2,5 mm, di bagia             dalam berpusar dengan rambut-rambut

panjang.

Buah dan Biji : termasuk buah buni, kecil, berbentuk bulat telur,

halus, berwarna coklat tua.

b. Asal dan Persebaran

Asal :  Eropa, Mediterania (Laut Tengah)

Persebaran :  Jawa Barat, terutama di Kabupaten Sukabumi,               

Cianjur, Bandung dan Garut; Jawa Timur, di              Kabupaten Jombang

dan Tulungagung.

c. Nama Lain

Indonesia : Bijanggut , janggot, janggat, mint, daun poko, menthol, bujanggut,

cora mint, marah mint

English : Marah mint, Pepermint, bo he (Cina)     

Komponen utama

Minyak esensial pepermint (sampai 2.5% di daun yang kering) kebanyakan

dibentuk dari menthol (ca. 50%), menthone (10 - 30%), menthyl esters (sampai

10%) dan turunan monoterpene lainnya (pulegone, piperitone, menthofurane) .

Sedikit jasmone (0.1%) dapat meningkatkan kualitas minyak.

Menthol dan menthyl acetate yang berperan dalam memberikan rasa pedas

dan aroma yang menyegarkan, kebanyakan terdapat di daun yang lebih tua. Di

sisi yang lain, ketones menthone dan pulegon mempunyai aroma yang kurang

enak. Komponen-komponen ini muncul dalam jumlah yang besar pada daun

yang muda.

Bagaimanapun sumber menthol yang paling penting di dunia ‘field mint '.

‘Field mint' merupakan satu-satunya jenis mint yang tumbuh secara natural di

daerah tropis Asia. Ada berbagai macam tanaman, beberapa diantaranya ditanam

untuk dikonsumsi langsung dan yang lainnya untuk distilasi minyak esensial.

Page 5: ms'ahhhh

Saat ini varietas ‘ field mint ' dari Jepang (Mentha arvensis var. piperascens

Malinv. ex Holmes), ditanam di banyak negara Asia, bagian ujung tanamannya

mengandung minyak esensial sampai 5%, namun pada umumnya 1 - 2%.

Komponen utama dari minyaknya adalah menthol (50 - 70%, jarang mencapai

90%). Setelah bagian menthol dihilangkan dari minyak, minyaknya dipasarkanl

sebagai minyak (yang dementholisasi, dimurnikan) pepermint Jepang,

mengandung 30 - 45% menthol, 17 - 35% menthone, 5 - 13% menthyl acetate, 2

- 5% limonene dan 2.5 - 4% neomenthol. Jenis terpene yang lain juga muncul,

tapi dalam jumlah yang sangat kecil (piperitone, pulegone, β-caryophyllene, β-

caryophyllene- epoxide, α-pinene, β-pinene, germacrene D, 1,8-cineol, linalool,

menthofurane, camphene). Komponen dalam jumlah kecil yang memberikan

karakter pada jenis mint ini dan tidak terdapat pada jenis mint yang lain adalah β-

hexenyl phenylacetate.

Struktur senyawa menthol:

Biosintesis Menthol

Menthol merupakan salah satu senyawa monoterpen yang ada pada

tanaman Mentha piperita L. Menthol dan minyak menthol didapat dari

penyulingan hasil terna (batang, daun dan bunga) tanaman M. piperita. Senyawa

ini terbentuk dari Geranil pirofosfat (Vickery dan Vickery, 1981) yang

merupakan precursor dari terpen. Geranil pirofosfat akan menjadi senyawa

monoterpen seperti terpinolen, piperitenon, pulegon yang selanjutnya menjadi

menthon, isomenthon dan menthol (Tyler et al., 1988). Pulegon selain terbentuk

melalui isopulegol dapat juga melalui piperitenol dan α terpineol. Menurut Paul

(1950) pulegon terbentuk melalui pembentukan senyawa isopulegol, sedangkan

Page 6: ms'ahhhh

Geissman dan Grout (1969) melalui piperitenol. Reitsema (1958) menguraikan

bahwa menthon dapat terbentuk dari piperiton, sedangkan Geissman dan Grout

(1969) menguraikan bahwa piperitenon terbentuk melalui piperitenol. Uraian

biosintesis menthol dapat dilihat Gambar 2.7.1

.

Biosintesis menthol yang terpapar pada Gambar 1, maka diduga terdapat 2 model

lintasan sintesis menthol yang berpengaruh terhadap mutu minyak yaitu lintasan

yang menghasilkan menthol di bawah persyaratan mutu (kadar menthol < 45%)

dan sesuai persyaratan mutu (kadar menthol di atas 45%) (Tabel 2.4.3).

Page 7: ms'ahhhh

Minyak mentha mengandung beberapa unsure pokok yaitu menthol, menthon,

menthofuran, pulegon dan methyl asestat yang dikelompokkan dalam

monoterpen (Vickery dan Vickery, 1981). Reitsema (1958) melaporkan bahwa

biosinthesis minyak mentha, pulegon berperan sebagai prekusor menthofuran.

Pulegon penting dalam membedakan kualitas minyak. Oksidasi pulegon menjadi

menthofuran menghasilkan minyak berkualitas rendah sedangkan reduksi dari

pulegon ke menthon yang merupakan prekusor menthol menghasilkan minyak

berkualitas tinggi (Clark dan Menary,1980).

Tempat utama penghasil minyak adalah daun yang mensuplai 99% minyak

(Horner, 1955). Burboot dan Loomis mengindikasikan bahwa komponen minyak

berubah secara kualitatif dengan umur tanaman. Menthufuran dihasilkan di

bagian-bagian tanaman yang masih muda, yang metabolismenya masih aktif.

Secara kuantitatif kandungan menthofuran maksimum pada daun-daun muda

(Virmani dan Datta, 1970).

Tanaman mentha merupakan tanaman hari panjang sehingga menghendaki hari

panjang untuk inisiasi dan perkembangan bunga. Oleh karena itu diperlukan

penyesuaian pola penanaman dan penambahan penyinaran agar dapat

Page 8: ms'ahhhh

menghasilkan minyak dengan kandungan mentho tinggi sekaligus untuk

menentukan kriteria panen.

Pertumbuhan dan produksi minyak mentha dipengaruhi oleh fotoperiodisitas.

Pada hari pendek tanaman berdaun kecil dan banyak stolon, sedangkan pada hari

panjang dihasilkan tanaman yang tegak, berdaun lebar, berbunga dan produksi

minyak atsirinya tinggi (Langston dan Leopold, 1954). Fotoperiodisitas juga

dilaporkan mempengaruhi kualitas minyak mentha. Suhu siang tinggi, suhu

malam tinggi, dan hari pendek menghasilkan menthofuran tinggi dan menthon

rendah. Reduksi dari menthon ke menthol dan dari menthol ke methyl

asetatditentukan oleh level fotosintat dan setiap reaksi diperlukan kofaktor yaitu

NADPH.NADPH merupakan kofaktor penting dalam mengubah pulegon

menjadi menthon, isomenthon, dan menthol. Kekurangan kofaktor ini akan

membatasi komposisi minyak (Cropteau et al, 1972; Burbot dan Loomis, 1976).

McConkey et al. (2000) menguraikan bahwa beberapa enzim berperan dalam

berbagai perubahan komponen minyak. Enzim yang berperan merubah

geranilpirofosfat menjadi limonene yaitu (4-s)-(-)-limonen synthase. Enzim yang

berperan dalam mengubah isomenthon menjadi menthon yaitu pulegon

reduktase, serta enzim yang berperan mengubah menthon menjadi menthol dan

neo menthol yaitu menthon reduktase

Terpenoid

Terpen-terpen adalah suatu golongan senyawa yang sebagian besar terjadi

dalam dunia tumbuh-tumbuhan. Hanya sedikit sekali terpen-terpen yang

diperoleh dari sumber-sumber lain.

Monoterpen-monoterpen dan seskuiterpen adalah komponen utama dari

minyak menguap atau minyak atsiri. Minyak menguap ini diperoleh dari daun

atau jaringan-jaringan tertentu dari tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan.

Minyak atsiri adalah bahan yang mudah menguap, sehingga ia mudah dipisahkan

dari bahan-bahan lain yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan. Salah satu cara

yang paling popular untuk memisahkan minyak atsiri dari jaringan tumbuh-

Page 9: ms'ahhhh

tumbuhan ialah penyulingan. Senyawa-senyawa di dan triterpen tidak dapat

diperoleh dengan jalan destilasi uap, tapi diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dan

tanaman karet atau resin dengan jalan isolasi serta metoda pemisahan tertentu.

Secara umum terpenoid terdiri dari unsur-unsur C dan H dengan rumus

molekul umum (C5H8)n.

Biosintesis

M. piperita, biasa disebut dengan tanaman menta, merupakan

tanaman berbentuk semak dengan tinggi 10 – 40 cm dan tepi daunnya

bergerigi. Kandungan kimia tanaman ini,antara lain miyak atsiri

(konstituen utamanya adalah mentol dan menton), flavonoida, asam

fenolat dan triterpen. Bagian tanaman yang didestilasi untuk

mendapatkan minyak permen adalah bagian ujung (batang dan daun),

terutama bagian daun yang mengandung minyak atsiri yang cukup tinggi

(Mnimh, 1996).

Pengambilan minyak atsiri dari tanaman menta dalam penelitian ini

dilakukan dengan:

1. cara destilasi (penyulingan) dengan uap air. Penyulingan uap air

merupakan suatu proses pemisahan komponen – komponen suatu

campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan

perbedaan titik didihnya. Minyak atsiri yang terdapat di dalam

bahan yang disuling akan terikut keluar oleh uap air dan campuran

yang dihasilkan akan membentuk dua lapisan, sehingga minyak atsiri

dapat dipisahkan dengan mudah (Hardjono, 2004).

2. Selain dari bahan segar, minyak atsiri juga dapat diperoleh dari bagian

tanaman yang telah dikeringkan (simplisia). Pengeringan bertujuan

untuk mengurangi kadar air agar bahan simplisia tidak rusak dan

dapat disimpan, menghentikan reaksi enzimatis dan mencegah

pertumbuhan kapang, jamur dan jasad renik lain. Dengan matinya sel

tanaman, maka proses metabolisme terhenti sehingga senyawa aktif

Page 10: ms'ahhhh

yang terbentuk tidak diubah secara enzimatis (Anonim, 1989).

Proses pengeringan ada 2 macam, yaitu pengeringan secara

alamiah (dengan sinar matahari, kering angin – angin) dan

pengeringan buatan (menggunakan alat pengering, misal : oven, uap

panas). Hal – hal yang perlu diperhatikan selama proses pengeringan

adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, lama

pengeringan dan luas permukaan bahan. Suhu pengeringan yang

digunakan tergantung pada bahan simplisia dan cara pengeringan.

Pada umumnya bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu ≤ 60 oC,

sedangkan untuk bahan simplisia yang mengandung senyawa aktif

mudah menguap dan tidak tahan panas (termolabil) sebaiknya

dikeringkan pada suhu rendah, yaitu antara 30 – 40 oC selama

waktu tertentu (Anonim, 1989).

Tanaman menta termasuk salah satu bahan simplisia yang mengandung

senyawa aktif, sehingga suhu pengeringan merupakan hal yang

perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas simplisia. Pada penelitian

ini digunakan beberapa suhu pengeringan yang berbeda. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan terhadap

minyak atsiri tanaman menta, sehingga diperoleh suhu pengeringan

optimum, yang ke depannya dapat digunakan sebagai standar suhu

pengeringan tanaman menta.

Bahan dan Metoda

Penelitian dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Tawangmangu - Jawa Tengah.

Tanaman M. piperita diambil dari kebun B2P2TO-OT di

Tlogodlingo, Tawangmangu. Tanaman menta dicuci bersih dan

ditiriskan kemudian diambil daunnya. Bagian daun ini kemudian

dikeringkan dengan empat cara, yaitu : dengan angin – angin (dalam ruang

Page 11: ms'ahhhh

terbuka dengan suhu 25 oC), dengan pengovenan suhu 45 oC, 60 oC,

75 oC dan satu bagian tanpa pengeringan (daun segar).

Pengambilan minyak atsiri dilakukan dengan cara penyulingan uap

air, yang dilakukan dengan menggunakan heating mantel dan alat

destilasi Stahl. Daun segar yang digunakan untuk proses penyulingan

adalah sebanyak 100 gram, sedangkan untuk simplisia (daun menta yang

sudah dikeringkan) masing – masing sebanyak 25 gram. Proses

penyulingan dilakukan selama 1 – 1,5 jam.

Minyak atsiri (minyak permen) yang diperoleh dianalisis

dengan metoda KLT (Kromatografi Lapis Tipis) untuk mengetahui

profilnya. Metoda KLT dilakukan dengan menggunakan Plat

Aluminium Silika Gel 60 F. Larutan standar yang digunakan sebagai

pembanding adalah larutan mentol 10.000 ppm sebanyak 25 µL.

Sedangkan untuk membandingkan perbedaan kadar komponen minyak

permen secara kualitatif, digunakan volume minyak permen masing –

masing sebanyak 0,5 µL. Cairan eluasi yang digunakan adalah toluena –

etil asetat (93 : 7) dengan pereaksi penampak vanilin – asam sulfat.

Hasil dan Pembahasan

Minyak atsiri yang diperoleh dari hasil penyulingan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya adalah perlakuan pasca panen, yang salah

satunya adalah proses pengeringan. Berikut ini adalah hasil dari proses

penyulingan yang telah dilakukan :

Tabel 1. Hasil Penyulingan Minyak Atsiri Tanaman M. piperita (minyak

permen)

No Jenis PengeringanKadar Air

(%)Volume Destilat

(mL)

Rendemen(%)

1. Tanpa 75,39 ± 0,977 0,40 ± 0 0,40 ± 02. Angin – angin 19,00 ± 0,673 0,40 ± 6,8.10-17 1,60 ± 2,72.10-17

3. Oven suhu 45 oC 9,97 ± 0,209 0,40 ± 6,8.10-17 1,60 ± 2,72.10-17

Page 12: ms'ahhhh

4. Oven suhu 60 oC 9,88 ± 0,381 0,23 ± 0,058 0,93 ± 0,231

5. Oven suhu 75 oC 9,74 ± 0,379 0,20 ± 3,4.10-17 0,80 ± 1,36.10-17

Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume destilat dari daun

segar hanya 0,4 mL dan merupakan volume destilat terkecil

dibandingkan dengan volume destilat yang didapatkan dari simplisia

(daun yang telah dikeringkan). Hal ini disebabkan karena tanaman menta

segar memiliki kandungan air embun yang tinggi, sehingga minyak yang

terkandung di dalamnya tidak dapat dilepaskan secara sempurna dengan

cara penyulingan (Hardjono, 2004). Sedangkan volume destilat tertinggi

didapatkan dari simplisia yang dikeringkan dengan angin – angin dan

pengovenan pada suhu 45 oC. Hal ini sesuai dengan Cara pembuatan

Simplisia (Anonim, 1989) yang menyebutkan bahwa bahan simplisia

yang mengandung senyawa aktif mudah menguap dan tidak tahan

panas, sebaiknya dikeringkan pada suhu rendah, yaitu 30 – 40 oC.

Jadi jika bahan dikeringkan pada suhu di atas suhu optimum tersebut,

maka sebagian dari minyak atsirinya akan ikut menguap.

Minyak atsiri yang dihasilkan dianalisis dengan metode

Kromatografi Lapis Tipis (KLT), untuk mengetahui profilnya. Cairan

eluasi yang digunakan adalah toluena – etil asetat (93 : 7) dengan pereaksi

penampak vanilin – asam sulfat (Wagner dkk, 1984).

Page 13: ms'ahhhh

(a) (b)

Gambar 1.

(a) Kromatogram Minyak Atsiri M. piperita dengan Larutan Pembanding

Mentol

(b) Kromatogram Minyak Atsiri M. piperita pada Berbagai Suhu

Pengeringan

Keterangan gambar :

No. 1 : minyak atsiri dari daun segar

No. 2 : minyak atsiri dari simplisia pengeringan angin-angin

std : larutan standar mentol (10.000 ppm)

No. 3 : minyak atsiri dari simplisia pengeringan oven (45 oC)

No. 4 : minyak atsiri dari simplisia pengeringan oven (60 oC)

No. 5 : minyak atsiri dari simplisia pengeringan oven (75 oC)

Gambar 1.a menunjukkan bahwa minyak permen mengandung senyawa

mentol. Hal ini ditunjukkan dengan adanya bercak berwarna biru pada

Rf yang sama dengan larutan standar mentol (Rf = 0,45).

Senyawa mentol terbentuk dari geranil pirofosfat (Vickery dan

Vickery, 1981) yang merupakan prekursor dari terpen. Geranil

pirofosfat akan menjadi senyawa monoterpen seperti terpinolen,

piperitenon, pulegon yang selanjutnya menjadi menton, isomenton

dan mentol (Tyler dkk, 1988). Biosintesis mentol secara ringkas dapat

dilihat pada Gambar 2.

OPP

O O O

Geranil pirofosf at Piperitenon

Page 14: ms'ahhhh

Pulegon Isomenton

O OH

Menton Mentol

Gambar 2. Biosintesis Senyawa Mentol dari M. piperita (Rios-Estepa dkk,

2008)

Dari Gambar 2 dapat diketahui adanya kemungkinan bahwa

minyak permen tidak hanya mengandung mentol, tetapi juga senyawa –

senyawa pembentuknya. Menurut Wagner dkk (1984), senyawa yang

dapat teridentifikasi menggunakan pereaksi penampak VS dengan Rf

berurutan adalah mentol (biru), piperiton (jingga), sineol (biru),

isomenton (hijau kebiruan), menton (hijau kebiruan), mentil asetat

(biru). Sehingga dari Gambar 1.b dapat diduga bahwa bercak biru

keunguan (II) di atas mentol adalah sineol, bercak tipis berwarna jingga

(III) adalah piperiton dan bercak hijau (IV) adalah isomenton atau menton.

Sedangkan bercak tebal berwarna merah merupakan senyawa lain.

Gambar 1 menunjukkan bahwa kromatogram minyak atsiri

dari berbagai suhu pengeringan tidak memiliki perbedaan yang

signifikan. Masing – masing kromatogram minyak permen (No.1

hingga No.5) memiliki bercak yang sama pada Rf yang sama pula.

Akan tetapi, jika dilihat dari ketebalan bercaknya (Gambar 1.b), terdapat

kemungkinan bahwa komponen – komponen tersebut memiliki kadar yang

berbeda untuk setiap suhu pengeringan.

Secara kualitatif, minyak permen dari daun segar memiliki

komponen dengan kadar yang lebih besar dibandingkan dengan daun yang

telah dikeringkan (simplisia).

Khasiat Daun Mint

Page 15: ms'ahhhh

Daun mint (Mentha Cordifolia) mempunyai aroma wangi dan cita rasa

dingin menyegarkan. Aroma wangi dan semriwing daun mint disebabkan

kandungan minyak asiri berupa minyak menthol. Daun ini mengandung

vitamin C, provitamin A, fosfor, besi, kalsium dan potasium.

Daun mint dikenal sebagai penyegar napas, dan sering dapat dirasakan

pada permen. Tak jarang, daun mint juga digunakan sebagai perasa dalam

konsumsi lain, seperti minuman es, kue, bahkan lalap. Namun, siapa sangka,

daun kecil nan wangi ini juga memiliki fungsi lain untuk tubuh kita. Ini di

antaranya:

1.  Mengatasi Ketombe

Resep ini datang dari Resort Spa Lake Austin, Texas. Masukkan batang

mint dan rosemary dalam 8 ons cuka apel, diamkan seminggu agar benar-

benar keluar sarinya, lalu gunakan setelah keramas seperti menggunakan

kondisioner. Mint akan meningkatkan sirkulasi di kulit kepala untuk

mencegah ketombe, sementara cuka apelnya akan mengeringkan ketombe.

2.  Penghilang Sakit Perut

Kram perut bisa diatasi dengan segelas mint panas (tambahkan satu sendok

teh daun mint segar ke dalam air panas). Mint membantu otot pencernaan

untuk rileks dan mengatasi keram, demikian menurut Walt Coyle, MD,

gastroenterology director di Scripps Medical Center, La Jolla, California.

Page 16: ms'ahhhh

3.  Penghilang Rasa Lapar

Menurut sebuah studi yang dilangsungkan di Wheeling Jesuit University,

West Virginia, mereka yang menghirup minyak esensial mint setiap 2 jam,

berkurang konsumsi kalorinya hingga 23 persen ketimbang mereka yang

tidak. Siapkan mint atau permen mint untuk membantu mengatasi rasa

lapar. Namun, batasi konsumsi permennya.

Menthol dipergunakan pada berbagai produk dngan berbagai alasan

meliputi:

1. Mengurangi iritasi ada tenggorokan misalnya sebagai obat batuk

2. Untuk perlakuan pada luka bakar atau kena panas karena dapat

menimbulkan rasa dingin

3. Umumnya dipergunakan pada kesehatan mulut untuk mengilangkan

bau mulut seperti obat kumur, odol, dll.

Page 17: ms'ahhhh

PENUTUP

Kesimpulan:

M. piperita, biasa disebut dengan tanaman menta, merupakan

tanaman berbentuk semak dengan tinggi 10 – 40 cm dan tepi daunnya

bergerigi. Kandungan kimia tanaman ini,antara lain miyak atsiri (konstituen

utamanya adalah mentol dan menton), flavonoida, asam fenolat dan

triterpen. Bagian tanaman yang didestilasi untuk mendapatkan minyak

permen adalah bagian ujung (batang dan daun), terutama bagian daun yang

mengandung minyak atsiri yang cukup tinggi.

Pengambilan minyak atsiri dari tanaman menta dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara destilasi (penyulingan) dengan uap air. Penyulingan

uap air merupakan suatu proses pemisahan komponen – komponen suatu

campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan

titik didihnya. Minyak atsiri yang terdapat di dalam bahan yang disuling

akan terikut keluar oleh uap air dan campuran yang dihasilkan akan

membentuk dua lapisan, sehingga minyak atsiri dapat dipisahkan dengan

mudah.

Daun mint dikenal sebagai penyegar napas, dan sering dapat dirasakan

pada permen. Namun, siapa sangka, daun kecil nan wangi ini juga memiliki

fungsi lain untuk tubuh kita. Ini di antaranya: Mengatasi Ketombe , penghilang

Sakit Perut dan penghilang Rasa Lapar.

Page 18: ms'ahhhh

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (1989), “Cara Pembuatan Simplisia”, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Hardjono Sastrohamidjojo (2004), “Kimia Minyak Atsiri”, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

http://warungmuslimah.multiply.com/journal/item/49/Daun_Peppermint

http://www.blogsehat.com/search/manfaat+daun+menthol/

http://ditjenbun.deptan.go.id/budtanreyar/index.php?option=com_content&view=article&id=76:tanaman-perkebunan-5-&catid=6:iptek&Itemid=47

http://bahanalamanalisismenthol.blogspot.com/

Page 19: ms'ahhhh

TUGAS KIMIA BAHAN ALAMDAUN MINT (Mentha piperita L.)

OLEH :

KELOMPOK III

KIMIA VII C

1. LUSIANA (08.231.099)2. MAS’AH (08.231.104)3. MUSTAHIDATUN RAODIAH (08.231.122)4. NURAENI (08.231.129)5. RAHMAWATI (08.231.138)6. RIA ULTARI (08.231.141)

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPAIKIP MATARAM

2010