mpkk1 pengetahuan dan paradigma

37
MATA KULIAH MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF KUANTITATIF Ir. MURSAL BOER MAgrSc Ir. MURSAL BOER MAgrSc Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi The London School of Public Relations – The London School of Public Relations – Jakarta Jakarta

Upload: dantihp

Post on 05-Jul-2015

4.489 views

Category:

Economy & Finance


2 download

DESCRIPTION

kuantitatif

TRANSCRIPT

Page 1: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

MATA KULIAHMATA KULIAH

METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIFKUANTITATIF

Ir. MURSAL BOER MAgrScIr. MURSAL BOER MAgrSc

Sekolah Tinggi Ilmu KomunikasiSekolah Tinggi Ilmu KomunikasiThe London School of Public Relations – The London School of Public Relations –

JakartaJakarta

Page 2: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

22

PENDAHULUANPENDAHULUANMata kuliah MPK Kuantitatif secara umum bertujuan Mata kuliah MPK Kuantitatif secara umum bertujuan untuk :untuk :

1. 1. Memperkenalkan mahasiswa dengan prinsip - prinsipMemperkenalkan mahasiswa dengan prinsip - prinsippendekatan penelitian yang menggunakan metode pendekatan penelitian yang menggunakan metode kuantitatif. kuantitatif.

2.2. Mempersiapkan mahasiswa agar dapat :Mempersiapkan mahasiswa agar dapat : menyusun proposal penelitian, menyusun proposal penelitian, melaksanakan kegiatan penelitian,melaksanakan kegiatan penelitian, menulis skripsi untuk penelitian kuantitatif.menulis skripsi untuk penelitian kuantitatif.

Page 3: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

33

SATUAN ACARA PERKULIAHANSATUAN ACARA PERKULIAHAN

SESSIONSESSION

1.1. Ilmu Pengetahuan, Penelitian dan Paradigma Ilmu Pengetahuan, Penelitian dan Paradigma 2.2. Teknik Penulisan Proposal dan Skripsi.Teknik Penulisan Proposal dan Skripsi.3.3. Desain Penelitian & Proses Penelitian, Desain Penelitian & Proses Penelitian, 4.4. Teori dan Model.Teori dan Model.5.5. Variabel PenelitianVariabel Penelitian6.6. Hipotesis Penelitian.Hipotesis Penelitian.7.7. Skala ukuran dan Metode PengukuranSkala ukuran dan Metode Pengukuran

MID TESTMID TEST

Page 4: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

44

SESSIONSESSION

8.8. Validitas dan Reliabilitas Validitas dan Reliabilitas 9.9. Populasi, Sampel, Data dan Metoda Pengumpulan Populasi, Sampel, Data dan Metoda Pengumpulan

DataData10.10. Metode Survai dan EksperimenMetode Survai dan Eksperimen11.11. Quis Quis 12.12. Analisis Data Kuantitatif : Pengolahan dan Analisis Data Kuantitatif : Pengolahan dan

Penyajian dataPenyajian data13.13. Analisis Data Kuantitatif : Univariat, Bivariat dan Analisis Data Kuantitatif : Univariat, Bivariat dan

MultivariatMultivariat14.14. Analisis Data Kuantitatif. : Analisis Statistik Analisis Data Kuantitatif. : Analisis Statistik

InferensialInferensial

FINAL TESTFINAL TEST

Page 5: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

ILMU PENGETAHUAN, PENELITIAN DAN PARADIGMA

SESSION 1

METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF

Page 6: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

6

TUJUAN PEMBAHASAN

Menjelaskan pengertian ilmu pengetahuan dan sumber - sumber untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Menjelaskan pengertian penelitian dan proses penelitian.

Menjelaskan pengertian dan jenis paradigma penelitian.

Menjelaskan perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Page 7: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

7

INFORMASI DAN PENGETAHUAN

Definisi Informasi :a. Fakta atau situasi yang didapatkan dari pembelajaran,

pengalaman, atau suatu instruksi.b. Data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk yang lebih

berguna untuk pengambilan keputusan.

Definisi Pengetahuan (Knowledge) : a. Kemampuan, kesadaran atau pengenalan akan suatu fakta

atau situasi yang diperoleh dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.

b. Pemahaman secara teoretis dan atau praktis mengenai suatu situasi atau beberapa situasi yang saling berkaitan.

Page 8: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

8

SUMBER PENGETAHUAN

i. Tradisi (tradition) – Pengetahuan diperoleh berdasarkan informasi dari sumber adat, budaya dan sejarah.

ii. Otoritas (authority) – Pengetahuan diperoleh berdasarkan informasi yang disampaikan oleh seseorang yang diakui kredibilitasnya atau ahli akan suatu topik.

iii. Pengalaman (experience) – Pengetahuan diperoleh berdasarkan informasi dari pengalaman pribadi.

iv. Pencarian pribadi (personal inquiry) – Pengetahuan diperoleh berdasarkan informasi dari pencarian pribadi didukung data empiris (induksi) dan logis (deduksi).

Page 9: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

9

CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN

Berdasarkan sumber informasi maka ada 2 cara memperoleh pengetahuan adalah :

1. Agreement reality (AR) – suatu informasi menjadi pengetahuan sebab diceritakan pada kita dan semua orang nampaknya setuju dengan informasi itu (kesepakatan).

Tradisi dan Otoritas.

2. Experiential Reality (ER) – suatu informasi menjadi pengetahuan berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi. Pengalaman dan Observasi.

Page 10: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

10

PROSES PEMBENTUKAN ILMU PENGETAHUAN

Informasi dari tradisi, otoritas, pengalaman dan observasi

Apabila informasi itu : diuji mengandalkan logika (AR) : logis dan dapat dipercaya

(prinsip deduktif) diuji melalui realita empirik (ER) : sesuai pengamatan empiris

(prinsip induktif)

ILMU PENGETAHUAN (Science)

Page 11: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

11

Metode Ilmiah

Metode Ilmiah (Scientific Method) – proses menghasilkan pengetahuan melalui pengamatan dan analisis obyektif.

Memerlukan ketaatan pada aturan dan prosedur spesifik untuk meningkatkan ketelitian dan obyektifitas dan untuk mengurangi penyimpangan dan ketidak – tepatan

Perlu diingat : Metode Ilmiah hanya melindungi dan meningkatkan kebenaran informasi tetapi tidak menjamin kebenaran mutlak suatu informasi.

Pengetahuan hanya didasarkan pada data yang tersedia pada suatu waktu tertentu.

Page 12: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

12

EMPAT KAIDAH ILMU

1. ORDE :Ilmu percaya bahwa alam itu teratur. Semua peristiwa yang terjadi di dunia mengikuti aturan dan pola tertentu dalam suatu orde atau tatanan, sehingga akan menemukan hukum-hukum yang berlaku umum (generalisasi).

2. DETERMINASI :Ilmu percaya bahwa setiap peristiwa mempunyai sebab, determinan atau anteseden yang dapat diselidiki.

3. PARSIMONI :Parsimoni (kesederhanaan) menyatakan bahwa ilmu mengutamakan penjelasan yang sederhana dari yang kompleks ketika keduanya sama-sama menjelaskan fakta.

4. EMPIRISME :Ilmu hanya percaya pada hasil observasi atau eksperimen. Kesimpulan-kesimpulan ilmu harus berdasarkan pada data yang dapat diamati dari suatu peristiwa empiris dan bukan dari suatu spekulasi yang tidak dapat diamati.

Page 13: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

13

PENELITIAN Penelitian merupakan terjemahan kata bahasa Inggeris

Research, yang berasal dari kata re = kembali dan search = mencari. Dengan demikian “penelitian” adalah suatu proses mencari kembali.

Definisi Penelitian Menurut beberapa Pakar (Nazir, 1988):

Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian itu dilakukan terhadap masalah – masalah yang dapat dipecahkan.

Penelitian adalah suatu pencarian fakta menggunakan metode ilmiah yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum.

Page 14: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

14

METODE PENELITIAN ILMIAH

Metode Penelit ian Ilmiah adalah suatu prosedur standard yang mengandung unsur rasional, empiris, dan sistematis untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Unsur penelit ian i lmiah :

1. Rasional artinya penelit ian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal atau bersifat logis sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia. 2. Empiris artinya penelit ian menggunakan cara yang

dapat diamati dengan indera manusia. 3. Sistematis artinya penelit ian merupakan suatu proses dengan langkah-langkah spesif ik dan terukur.

Page 15: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

15

PROSES, SASARAN DAN PROSEDUR

PENELITIAN

Proses Penelit ian adalah suatu kegiatan pengamatan yang tidak pernah berhenti, yang terus menerus, yang selalu berulang bagi kemajuan pengetahuan lebih lanjut.

Sasaran utama penelit ian adalah meningkatkan ketepatan pengukuran pengamatan dalam rangka menafsirkan realitas dengan setelit i mungkin .

Prosedur penelit ian mengacu pada aplikasi aturan dan prosedur standar untuk memahami suatu peristiwa secara deduktif dan induktif .

Page 16: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

16

PROSES PENELITIAN

Metode Deduktif (Deductive Method)Suatu proses yang berawal dari teori dan hipotesis kemudian melakukan observasi untuk menerima atau menolak teori atau hipotesis.

Metode Induktif (Inductive method) Suatu proses yang berawal dari observasi untuk mengembangkan teori dan membuat hipotesis.

Kedua metode ini penting dalam proses peneli t ian, karena kedua tidak bersaing tetapi saling melengkapi

Page 17: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

17

METODE DEDUKTIF

Metode Deduktif : proses atau cara berpikir yang berpangkal dari pernyataan yang bersifat umum kepada suatu kesimpulan yang bersifat khusus dengan menggunakan prinsip logika.

Proses berpikir deduktif (deductive reasoning) pertama kali diperkenalkan oleh ahli falsafah Yunani bernama Aristotles.

Cara berpikir deduktif disebut juga “Silogisme” (syllogism), terdiri dari beberapa preposisi yang disebut : premises mayor, premises minor dan kesimpulan. Contoh :

Semua manusia akan mati. - (premises mayor)

Raja adalah seorang manusia. - (premises minor)Karena itu, raja juga akan mati. - (kesimpulan)

Page 18: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

18

Prinsip deduksi mempunyai keterbatasan yaitu : - premises yang digunakan harus benar, untuk mendapatkan kesimpulan yang juga benar.- kesimpulan yang dihasilkan tidak akan melebihi isi dari premises – premises yang digunakan dalam menarik kesimpulan.

Aplikasi prinsip deduksi dalam proses penelit ian dilakukan dengan 3 prosedur :

1. Merumuskan pertanyaan penelit ian yang spesif ik.2. Membuat kerangka teori untuk merumuskan jawaban

penelit ian sementara atau hipotesis.3. Menguji hipotesis.

Page 19: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

19

METODE INDUKTIF Metode induktif : cara berpikir yang berawal dari pernyataan yang

bersifat khusus untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum. Proses berpikir induktif dikenalkan oleh Francis Bacon (1561 –

1626) sehingga dikenal sebagai “Baconian sistem”.

Contoh : Apel 1 keras dan hijau, rasanya asamApel 2 keras dan hijau, rasanya asamApel keras dan hijau yang diamati rasanya asamO.s.i, semua apel yang keras dan hijau rasanya asam

Aplikasi prinsip induksi dalam penelit ian dilakukan juga dengan 3 (t iga) prosedur :- Memilih sumber data - Menyusun instrumen penelit ian untuk mengumpulkan data- Memilih tehnik stat ist ik untuk mengolah dan analisis data.

Page 20: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

20

TAHAPAN PENELITIAN ILMIAH

1. Pengajuan masalah penelitian : Mengajukan pertanyaan yang problematik

2. Pembuatan kerangka teoretis : Merupakan penjabaran teori, model dan

operasionalisasi konsep sebagai jawaban sementara dari pertanyaan penelitan yang diajukan

3. Verifikasi data : Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data

empiris.

4. Kesimpulan : Jawaban defenitif dari masalah penelitian sebagai hasil

dari analisis dan interpretasi data.

Page 21: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

21

Page 22: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

22

DEFENISI PARADIGMA

Paradigma adalah cara pandang atau kerangka pemikiran yang dipergunakan oleh suatu komunitas i lmuwan sebagai dasar dalam menelaah atau mengkaji suatu fenomena alam atau sosial.

Dengan demikian, suatu Paradigma akan memberikan petunjuk terhadap penelit ian sbb:

a. bagaimana suatu penelit ian i tu harus dilaksanakan,b. bagaimana merumuskan permasalahan penelit ian dan

bagaimana menjawabnya dengan tepat, c. serta aturan – aturan apa yang harus diikuti dalam

menginterprestasikan informasi yang dikumpulkan.

Page 23: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

23

JENIS PARADIGMA

Guba dan Lincoln (1994) membagi paradigma menjadi empat, yakni :

1. positivism,

2. postpositivism,

3. critical theories,

4. constructivism.

Paradigma pertama dan kedua, oleh para penelit i sering disatukan menjadi satu kriteria, yakni menjadi classical paradigm.

Page 24: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

24

Jabaran Jenis Paradigma

1. Paradigma Klasik: Menganalogikan ilmu sosial seperti ilmu alam. Menggunakan deductive logic dan pengamatan empiris, untuk menemukan atau memperoleh konfirmasi tentang hukum sebab-akibat yang digunakan untuk memprediksi pola-pola umum gejala sosial tertentu.

2. Paradigma Konstruktivis: Memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap suatu tindakan sosial penuh makna (socially meaningful action). Menggunakan pengamatan langsung dan rinci terhadap pelaku sosial secara alamiah, untuk memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial menciptakan dan memelihara dunia sosial mereka.

3. Paradigma Kritis: Mendefinisikan ilmu sosial sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkap the real structures dibalik struktur nyata yang nampak, dengan tujuan membentuk suatu kesadaran sosial untuk memperbaiki dan merubah kondisi kehidupan manusia.

Page 25: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

25

Elemen-Elemen Paradigma

Guba (1990) memberikan pemahaman mengenai masing-masing paradigma berdasarkan elemen paradigma sbb ;

Ontologi : Asumsi tentang “realitas”. What is the nature of “reality” ? 

Epistemologi : Asumsi tentang hubungan antara peneli t i dan yang ditelit i . What is the nature of the relationship between the inquirer and the inquiree?

Aksiologis : Asumsi tentang nilai, etika dan norma yang dianut penelit i dalam memperoleh pengetahuan . What is the value judgement followed by the inquirer?

Metodologi : Asumsi tentang bagaimana penelit i memperoleh pengetahuan. How should the inquirer go about f inding out knowledge?

Page 26: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

26

Perbedaan Ontologis (Hakekat tentang realitas sosial)

Klasik : Realitas sosial diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang

berlaku universal, walaupun kebenaran tentang realita tersebut hanya bisa diperoleh secara probabilistik.

Konstruktivis : Realitas sosial merupakan hasil konstruksi sosial yang

dilakukan oleh pelaku, sesuai dengan konteks khusus yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif.

Kritis : Realitas sosial merupakan sesuatu yang semu (virtual

reality) yang terbentuk oleh proses sejarah, kekuatan sosial, budaya dan ekonomi politik.

Page 27: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

27

Perbedaan Epistemologis (Hubungan peneliti dan yang diteliti)

Klasik : Realitas berada di luar diri peneliti, maka peneliti harus

membuat jarak dengan obyek penelitian. Konstruktivis :

Pemahaman suatu realitas, atau temuan penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dan yang diteliti.

Kritis : Hubungan peneliti dengan yang diteliti dijembatani oleh

nilai-nilai tertentu. Pemahaman terhadap realitas merupakan value meditiated findings.

Page 28: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

28

Perbedaan Aksiologis (Posisi nilai, etika dan pilihan moral)

Klasik: Peneliti sbg observer. Nilai, etika dan pilihan moral berada di luar

proses penelitian. Peneliti berperan sbg disinterested scientist. Tujuan penelitian = eksplanasi, prediksi dan kontrol realitas sosial

Konstruktivis: Peneliti sbg fasilitator. Nilai, etika, dan pilihan moral merupakan

bagian tak terpisahkan dari penelitian. Peneliti sbg passionate participant, fasilitator yg menjembatani keragaman subyektivitas pelaku sosial. Tujuan penelitian = rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan yg diteliti.

Kritis: Peneliti sbg aktivis. Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian

tak terpisahkan dari penelitian. Peneliti menempatkan diri sbg transformative intellectual, advokat, dan aktivis. Tujuan penelitian = kritik sosial, transformasi, emansipasi, dan social empowerment.

Page 29: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

29

Perbedaan Metodologis(Prosedur dan desain penelitian)

Klasik:Interventionist : pengujian hipotesis dalam struktur hypothetico-deductive method dengan analisis kuanti tatif . Kriteria kualitas peneli t ian : obyectivity, rel iabil i ty, dan validity.

Konstruktivis:Participative : mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual dan mult i level analysis melalui penempatan diri sebagai aktivis / part isipan dalam proses transformasi sosial. Kriteria kual itas penelit ian : Historical Situatedness, yaitu sejauh mana penelit i memperhatikan konteks historis, sosial budaya, ekonomi dan polit ik.

Kritis:

Reflective/dialectical : menekankan empati dan interaksi dialektis antara penelit i-responden untuk merekonstruksi reali tas yang ditel i t i melalui metode – metode kualitati f seperti part icipant observation.Kriteria kual itas penelit ian : Authenticity and reflectivi ty , sejauh mana temuan merupakan refleksi otentik dari real itas terhayati oleh para pelaku sosial.

Page 30: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

30

TIPE PENELITIAN

Penelit ian Kuantitati f = Menggunakan deskripsi data numerikal untuk mengidentif ikasi suatu hubungan atau pola sesuai dengan rumusan masalah penelit ian.

Menggunakan metode deduktif Umumnya untuk menguji teori Desain peneli t ian deskript if dan eksplanatif

Penelit ian Kualitat if = Menggunakan deskripsi data non numerikal untuk membentuk pola dan makna sesuai dengan rumusan masalah peneli t ian.

Menggunakan metode indukti f Umumnya sebagai dasar pembentukan teori (“grounded

theory”) Desain peneli t ian eksploratif dan deskript if

Page 31: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

31

PENELITIAN KUANTITATIF DAN PENELITIAN KUALITATIF

Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif tidak hanya dari data yang digunakan, tetapi terutama dari paradigma yang menjadi dasar kedua jenis penelitian itu.

Paradigma penelitian kuantitatif : Scientific Paradigm (Paradigma keilmuan) : bersumber dari pandangan positivisme yang berusaha memahami penyebab gejala sosial berdasarkan fakta dan data tanpa mempertimbangkan subyektivitas individu/obyek penelitian.

Paradigma penelitian kualitatif :Naturalistic Paradigm (Paradigma alamiah) : bersumber pada pandangan fenomenologis yang berusaha memahami gejala sosial berdasarkan pengalaman subyektivitas individu/obyek penelitian.

Page 32: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

32

PERBEDAAN PARADIGMA KEILMUAN (KUANTITATIF) DAN PARADIGMA ALAMIAH (KUALITATIF)

(Dari segi asumsi, tujuan, pendekatan dan peranan peneliti).

PARADIGMA KEILMUAN PARADIGMA ALAMIAH

ASUMSI : Fakta sosial mempunyai kenyataan

obyektif. Mengutamakan analisis statitistik

dari data. Variabel dapat diidentifikasi dan

hubungannya dapat diukur. Etik (pandangan dari luar).

ASUMSI : Fakta sosial dilihat juga secara

subyektif. Mengutamakan analisis makna dari

data. variabel kompleks, terkait satu

dengan lain dan sulit diukur. Emik (pandangan dari dalam). TUJUAN :

Generalisasi, Prediksi, dan Penjelasan kausal.

TUJUAN : Kontekstualisasi, Interpretasi.

Memahami perspektif subyek.

Page 33: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

33

PENDEKATAN : Mulai dengan hipotesis dan teori

(Deduktif). Manipulasi dan kontrol. Eksperimentasi dan Analisis

komponen. Mencari konsensus dan nilai. Mereduksi data dengan jalan

indikator numerikal. Penulisan laporan secara

eksplanatif korelasional

PENDEKATAN : Berakhir dengan hipotesis dan teori

“grounded” (Induktif). Muncul dan dapat digambarkan. Peneliti sebagai instrumen. Mencari pola, pluralisme dan

kompleksitas. Hanya sedikit menggunakan

indikator numerikal. Penulisan laporan secara

deskriptif. PERANAN PENELITI : Peneliti tidak terikat. Gambaran obyektif

PERANAN PENELITI : Keterlibatan pribadi. Pengertian emphatik.

PERBEDAAN PARADIGMA KEILMUAN (KUANTITATIF) DAN PARADIGMA ALAMIAH (KUALITATIF)

(Dari segi asumsi, tujuan, pendekatan dan peranan penelit i) .

Cont . . . . . . . . . . . . . .

Page 34: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

34

PERBEDAAN APLIKASIPERBEDAAN APLIKASIPENELITIAN KUANTITATIF DAN PENELITIAN KUALITATIFPENELITIAN KUANTITATIF DAN PENELITIAN KUALITATIF

PENELITIAN KUANTITATIF PENELITIAN KUALITATIFMengukur variabel atau hubungan antar variabel.

Tidak mengukur variabel, tetapi menjabarkan konsep.

Rumusan masalah penelit ian mempertanyakan deskripsi variabel atau hubungan antar variabel.

Rumusan masalah penelit ian mempertanyakan cerita detail dari konsep.

Tujuan : menguji teori yang sudah ada.

Tujuan : menemukan konsep atau hubungan antar konsep (teori).

Teori berfungsi sebagai t i t ik tolak menjabarkan konsep menjadi variabel yang akan diukur.

Teori berfungsi untuk menjelaskan bagaiman fenomena sosial yang ditel i t i terjadi.

Page 35: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

35

PERBEDAAN APLIKASIPERBEDAAN APLIKASIPENELITIAN KUANTITATIF DAN PENELITIAN KUALITATIFPENELITIAN KUANTITATIF DAN PENELITIAN KUALITATIF

(Cont.......)(Cont.......)

PENELITIAN KUANTITATIF PENELITIAN KUALITATIFMenggunakan hipotesis sejak awal penelit ian.

Hipotesis ditemukan pada akhir penelit ian

Penyajian data berupa tabel distr ibusi dan analisa data dengan stat ist ik.

Penyajian data berupa cerita r inci dari narasumber dan analisa data secara interpretasi dan konseptualisasi.

Pengumpulan data atau Instrumen penelit ian menggunakan kuestioner

Pengumpulan data atau Instrumen peneli t ian adalah penelit i yang menggunakan wawancara mendalam dan observasi

Page 36: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

36

PERBEDAAN APLIKASIPERBEDAAN APLIKASIPENELITIAN KUANTITATIF DAN PENELITIAN KUALITATIFPENELITIAN KUANTITATIF DAN PENELITIAN KUALITATIF

( Cont ..... )( Cont ..... )

PENELITIAN KUANTITATIF PENELITIAN KUALITATIFPerspektif et ik yaitu data sesuai indikator yang ditentukan oleh penelit i , baik jumlah atau jenisnya.

Perspektif emik yaitu data berupa pendapat, pengalaman atau pandangan hidup narasumber.

Menggunakan definisi operasional untuk mengukur variabel.

Tidak perlu definisi operasional karena t idak mengukur variabel.

Penentuan sampel berdasarkan kriteria populasi untuk mendapatkan sampel yang representatif .

Penentuan narasumber dengan prinsip kuali tas dan kecukupan informasi.

Kesimpulan penelit ian berproses secara deduktif dalam bentuk nilai – ni lai variabel.

Kesimpulan penelit ian berproses secara induktif dalam bentuk temuan konsep.

Page 37: Mpkk1 pengetahuan dan paradigma

37

BAHAN BACAAN Babbie, E. R. 2001. The practice of Social Research. Wadsworth

Publishing Company. Belmont, California.

Guba, E. G., & Lincoln, Y. S. (1994). Competing paradigms in qualitative research. In N. K. Denzin & Y. S. Lincoln (Eds.), Handbook of qualitative research. London: Sage.

Kerlinger, F. N. 1986. Foundation of Behavioral Research. Third Edition. Holth, Rine Hart & Winston Inc. New York.

Neuman, L. W. 1997. Social Research Methods : Qualitative and Quantitative Approaches. Allyn and Bacon. London.