mph perjanjian kerja sebagai upaya memberikan

14
PERJANJIAN KERJA SEBAGAI UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI 1. A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam, dilain pihak terdapat berbagai keanekaragaman suku dan buadaya. Dengan keanekaragaman tersebut tidak mejadikan indonesia menjadi negara yang terpecah belah, malah sebaliknya dengan keanekaragaman tersebut menjadikan indonesia menjadi negara yang di kagumi oleh negara lain di sebabkan karena dapat mempertahankan keanegaragaman tersebut dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan luas suatu wilayah tentu di imbangi denagn pertumbuhan dan kepadatan penduduk, dengan pertumbuhan dan kepadatan penduduk tersebut akan berimplikasi pada pertumbuhan tenaga kerja. sehingga pemerintah perlu mebuka lapangan kerja untuk mensejahterakan rakyatnya. Penduduk Indonesia dengan populasi sekitar 185 juta orang pada tahun 1990 merupakan jumlah keempat terbesar di dunia, yaitu setelah Republik Rakyat China, India, dan Amerika Serikat, jumlah ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan beberapa negara berkembang lainnya. Walaupun dalam 10 tahun terakhir ini terjadi Penurunan. tetapi jumlahnya masih relatif besar dan memiliki rasio ketergantungan cukup tinggi. Sejak tahun 1971. hingga tahun 1980, rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun adalah 2,3%. Berdasarkan laporan survei Proyek Strategi Pembangunan Perkotaan Indonesia 1985 bahwa, jumlah penduduk indonesia diperkirakan terus rneningkat dan mencapai 210 juta orang pada tahun 2000. Namun keadaan tersebut tidak membuat Indonesia menelantarakan para penduduknya. Negara Indonesia memiliki tujuan yang mulia dalam rangka mensejahterakan rakyatnya. Dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam alenia ke- 4.di sebutkan tujuan Negara Indonesia yaitu

Upload: arya-satya

Post on 25-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PERJANJIAN KERJA SEBAGAI UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI1. A. Latar BelakangIndonesia merupakan Negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam, dilain pihak terdapat berbagai keanekaragaman suku dan buadaya. Dengan keanekaragaman tersebut tidak mejadikan indonesia menjadi negara yang terpecah belah, malah sebaliknya dengan keanekaragaman tersebut menjadikan indonesia menjadi negara yang di kagumi oleh negara lain di sebabkan karena dapat mempertahankan keanegaragaman tersebut dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dengan luas suatu wilayah tentu di imbangi denagn pertumbuhan dan kepadatan penduduk, dengan pertumbuhan dan kepadatan penduduk tersebut akan berimplikasi pada pertumbuhan tenaga kerja. sehingga pemerintah perlu mebuka lapangan kerja untuk mensejahterakan rakyatnya.Penduduk Indonesia dengan populasi sekitar 185 juta orang pada tahun 1990 merupakan jumlah keempat terbesar di dunia, yaitu setelah Republik Rakyat China, India, dan Amerika Serikat, jumlah ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan beberapa negara berkembang lainnya. Walaupun dalam 10 tahun terakhir ini terjadi Penurunan. tetapi jumlahnya masih relatif besar dan memiliki rasio ketergantungan cukup tinggi. Sejak tahun 1971. hingga tahun 1980, rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun adalah 2,3%. Berdasarkan laporan survei Proyek Strategi Pembangunan Perkotaan Indonesia 1985 bahwa, jumlah penduduk indonesia diperkirakan terus rneningkat dan mencapai 210 juta orang pada tahun 2000.Namun keadaan tersebut tidak membuat Indonesia menelantarakan para penduduknya. Negara Indonesia memiliki tujuan yang mulia dalam rangka mensejahterakan rakyatnya. Dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam alenia ke- 4.di sebutkan tujuan Negara Indonesia yaitu Kemudin dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umam, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemardekaan , perdamain abadi dan keadilan sosial. Dan dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 2 di sebutkan bahwa tiap- tiap warga neragara berhak atas pekarjaan dam penghidupan yang layak bagi kemanusiaan..dan pasal 28D Ayat 2 di sebutkan bahwa Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalm hubungan kerja.[1]Untuk mencapai tujuan amanat UUD 1945, maka pemerintah berkewajiban menampung dan mebuka lapangan kerja bagi rakyatnnya. Namun di sadari bahwa pertumbuhan penduduk semakin meningkat sehingga menjadi kendala bagi pemerintah dalam memberikan pekerjaan .Untuk menyelesaikan permasalahn tersebut, maka pemerintah selayaknya membuka terobosan-terobosan dalam menangulanginya, yaitu dengan cara membuka kerja sama antara pemerintah dengan investor asing maupun dalam negeri, dan membuka kerja sama antar Negara .Dari dimensi kesejahteraan sosial, karena sngat terbatasnya kemampuan pemerintahdalam memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, peran TKI cukup besar dalam membantu pemerintah meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Di sisi, peran pemerintah yang sangat mulia tersebut haarus di barengi dengan menaggung beban yang cukup besar bagi TKI sendiri, dengan berbagi problematikanya, sedangkan di tinjau dari sosila politik, harus di akui masih banyak vestet- interest dari berbagai intansi serta sulitnya koordinasi konsolidasi antara pihak terkait yang masih acrut mautnya pelaksanaan kebijakan di dalam bidang ketenaga kerjaan ini. [2]Harus diakui bahwa keterbatasan kemampuan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan kepada rakyatnya, mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan khusus bagi mereka yang akan mencari dan bekerja diluar negeri, melalui program penempatan TKI di luar negeri. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa penempatan TKI diluar negeri, menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah pengangguran serta penerimaan devisa negara.. Di sisi lain, bekerja di luar negeri ditambah dengan motivasi kuat akan penghasilan yang relatif lebih tinggidibandingkan dengan penghasilan di dalam negeri, merupakan daya tarik tersendiri bagi Tenaga Kerja Indonesia.Salah satu uapaya yang di anggap efektif untuk mengatasi masalah penduduk adalah melaksnakaan pengiriman tenaga kerja keluar negeri melalui antarkerja antar negara. Pengiriman tyersebut setidak tidaknya telah mendatangkan manfaat yang besar, yaitu :[3]1. mempererat hubungan antar negara ( negara pengirim dan negara penerima );2. mendorong terjadinya pengalaman kerja alih teknologi;3. meningkatkan pembayaran di dalam pembyaran neraca pembayarn negara ( devisa);Dengan pengiriman tenaga kerja keluar negeri tidak hanya membawa dampak positif bagi negara akan tetapi di lain pihak dapat membawa dampak negatif bagi kedua negara baik negara pengirim maupun negara penerima kususnya tenaga kerja itu sendiri. Adapun dapak negatif dari pengirim tenaga kerja yaitu mengurangi martabat dan harga diri dari negara pengirim, adanya kemungkanan tindak kekerasan dan pelecehan seksual khususnya bagi tenaga kerja perempun,sehingga menyebabkan pertentangan antara negara pengirim dan negara penerima.1. B. Perumusan MasalahDari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan permasalahannya yaitu:1. Bagaimana bentuk perjanjian kerja antara tenaga kerja indonesia dengan pelaksana penempatan tenaga kerja indonesia diluar negeri di tinjau dari undang- undang nomor 39 tahun 2004 ?2. Apakah dengan adannya perjanjian kerja dapat memberikan jaminan perlindungan terhadap TKI di luar negeri?3. C. Tujuan dan Mamfaat1. TujuanAdapun tujuan penelitian ini adalah:1. untuk mengetahui bentuk perjanjian kerja antara tenaga kerja indonesia dengan pelaksan penempatan tenaga kerja indonesia di luar negeri2. untuk mengetahi hak- hak dan kewajiban tenaga kerja indonesia dan hak-hak dan kewajiban pelaksana penempatan tenaga kerja indonesia.2. MamfaatDari tujun yang inigin di capai oleh penyusun maka penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara akademis maupun secara peraktis1. Manfaat secara akedemisDari penelitian ini dapat memberkan pemahaman dan pengetahuan secara teoritis bagi penulis khususnya dan civitas akedemika pada umumnya tentang bentuk perjanjian serta hak dan kewajiban antara tenaga kerja indonesia dengan pelaksana penempatan tenaga kerja indonesia diluar negeri.1. Manfaat secara peraktisDari penelitian ini tidak hanya memberikan manfaat secara teoritis akan tetapi dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi masyarakat secara umum dam bagi para pihak yang berhubungan secara langsung baik tenaga kerja indonesia dan penyalur tenaga kerja indonesia itu sendiri tentang bentuk perjanjian seta hak dan kewajiban masing masing para pihak..1. D. Ruang Lingkup PenelitianUntuk menantisipasi terjadinya pembiasan ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini hanya mengkaji bentuk perjanjian antara tenaga kerja indonesia dengan pelaksana penempatan tenaga kerja indonesia diluar negeri dan bentukbhak dan kewajiban tenaga kerja indonesia dan penyalur tenaga kerja indonesia diluar negeri di tijau dari Ungang undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang penempatan tenaga kerja di luar negeri.1. E. TINJAUAN PUSTAKAA) Pengertian Perjanjian KerjaUndang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah melakukan pembaharuan terhadap beberapa peraturan perundang-undangan perburuhan baik peninggalan kolonial Belanda maupun peraturan perundang-undangan nasional yang sudah dirasakan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan saat ini. Perubahan tersebut satu diantaranya disebutkan bahwa ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.Pengertian ketenagakerjaan di atas sesuai dengan perkembangan ketenagakerjaan saat ini yang sudah sedemikian pesat akibat intervensi pemerintah, Karena itulah substansi kajian hukurn ketenagakerjaan tidak hanya meliputi hubungan antara buruh dan pengusaha dalam hubungan kerja semata, tetapi telah bergeser menjacli hubungan hukum antara pekerja, pengusaha dan pemerintah yang substansi kajiannya tidak hanva mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja saja, tetapi mulai dari sebelum hubungan kerjanya sampai setelah hubungan kerja.Dalam pasal 1 Angka 15 Undang-Undang Nomor !3 Tahun 2003 bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja atau buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. Dari pengeritan tersrbut jelaslah bahwa hubungan kerja sebgai bentuk hubungan hukum lahir atau tercipta setelah adanaya perjanjian kerja antara pengusaha. Subtansi perjanjian kerja yang di buat tidak bertentangan perjanjian perburuhan atau Kesepakatan Kerja Bersama ( KKB ) Perjanjian Kerja Bersama ( PKB ) yang ada subtansinya tidak boleh bertentangan dengan KKB / PKB.[4]Dalam Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 di jelaskan tentang perjanjian kerja, bahwa perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/ buruh dengan pengusaha dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat- syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak..[5]Unsur- Unsur Dalam Perjanjian KerjaDari pengertian perjanjian kerja di atas, maka terdapat unsur- unsur perjanjian kerja antara lain:1. a. Adanya unsur work atau pekerjaanDalam suatu perjajian kerja harus ada pekerjaan yang diperjanjikan ( objek perjanjian , pekerjaan tersebut haruslah dilskuksn sendiri oleh pekerja , hanya dengan seizin majikan dapat menyuruh orang lain.b.Adanya Unsur PerintahUpah memegang peranan penting dalam hubungan kerja (perjanjian kerja), bahkan dapat di katakan bahwa tujuan utama seorng pekerja pada pengusaha adalah untuk memperoleh upa. Sehingga jika tidak ada unsur upah, maka suatu hubungan tersebut bukan merupakan hubungan kerja.[6]B) Para Pihak dalm Perjanjian KerjaPara pihak dalam pekerja yaitu pengusaha atau majikan dan pekerja atau buruh.Zaeni Aayhadie menyebut para pihak dalam perjanjian yaitu subjek pejanjian, bahwa subjek perjanjian adalah orang-orang yang terikat di dalamnya. Dengan pengertian ini maka subjek perjanjian kerja adalah pengusaha dan pekerja buruh.sementara itu, subjek perjanjian kerja bersama bukan hanya serikat pekerja/serikat buruh dan pengusaha saja tetapi juga pekerja atau buruh.[7]Dari penjelasan di atas bahwa para pihak dalam perjanjian kerja tidak hanya melibatkan pegusaha atau serikat pekerja akan tetapi pekerja atau buruh, yang secara lansung terikat dengan para pengusaha yang mempekarjakan buruh tersebut.Dalam Undang-undang Nomor 39 tahun 2004 Pasal 10 di sebutkan bahwa para pihak dalam penempatan tenaga indonesia antara lain :1. Pemerintah 1. Penempatan TKI swastaC) Syarat Sahnya Perjanjian Kerja Dalam Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 52 Ayat 1 di sebutkan bahwa perjanjian kerja di buat atas dasar :1. a. kesepakatan kedua belah pihak; 1. kemampuan atau kecakapan dalam melakukan perbuatan hukum;2. adanya pekerjaan yang di perjanjikan;3. pekerjaan yang di perjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusiaan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.[8]Dari uraian tentang syarat sahnya perjanjian di atas, bahwa untuk melakukan suatu perjanjian kerja harus memenuhi syarat syarat yang telah di tentukan baik syarat subjektif maupun syarat objektif, syarat subjektif yaitu syarat yang di penuhi oleh para pihak, seperti usia dewasa dan cakap melakukan perbuatan hukum. Sedangkan syarat objektif yaitu syarat yang berkaitan dengan objek yang di perjanjikan atau causa yang halal yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum ,kesusilaan dan peraturan perundang-undangan.Salim HS, menjelaskan sayart sahnya perjanjian sebagai berikut :1. Adanya kesepakatan ( toesteming/ izin ) kedua belah pihakYang di maksud kedua belah pihak adalah persesuaian pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak lainya.1. Kecakapan bertindakKecakapan bertindak kecakapan atau kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum adalah perbuatan yang akan menimbulkan akibat hukum.c. Adanya objek perjanjian ( onderwerp der overeenskomst )Yang menjadi objek perjanjian adalah prestasi 9 pokok perjanjian ). Perstasi adalah apa yang menjadi kewajiban debitur dan apa yang menjadi hak kreditur.( Yahya arhap,1986:36, mertokusumo, 1986:36)d. Adanya klausula yang halal (georloofde oorzaak )Dalam Pasal 1320 KUH Perdata tidak di jelaskan pengertian orzaak ( klusula yang halal ). Di dalam Pasal 1337 KUH Perdata hanya di sebutkan causa yang terlarang. Suatu sebab adalah terlarang apabila bertentangan dengan UU, kesusilaan dan ketertiban umum.[9]D) Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian KerjaDalam suatu perjanjian akan timbul adanya hak dan kewajiban dari kedua pihak yang akan melakukan suatu perkjanjian. Adapun kewajiban- kewajiban para pihak dalam perjanjian kerja antara lain:1. a. Kewajiban Pekerja atau Buruh1) pekerja atau buruh berkewajiban untuk melakukan pekerjaan yang di janjikan menurut kemampuannya dengan sebaik- baiknya.2) Pekerja atau buruh berkewajiban melakukan sendiri pekerjaanya, hanya seizin pengusaha ia menyueuh orang ketiga untuk menggantikannya.3) Pekerja/ buruh yang tinngal pada pengusaha, wajib berkelakuan baik menurut menurut tata tertib rumah tangga pengusaha.4) Pekerja/ buruh wajib taat terhadap peraturan mengenai hal melakukan pekerjaanya.b.Kewajiban Pengusaha1) membayar upah2) memberikan surat keterangankewajiban memberikan surat keterangan ini dapat di katakan sebagai kewajiban tambahan dari seorang pengusaha. Surat keterangan umumnya di butuhkan oleh pekerja atau buruh ytang berhenti bekerja pada suatu perusahaan sebagai pengalaman bekerjanya.3) Kewajiban lainyaKewajiban lain yang tidak kalah pentingnya dari seorang pengusaha adalah bertindak sebagai pengusaha yang baik.[10]E) Bentuk dan Jangka Waktu Perjanjian KerjaBahwa perjanjian kerja di buat secara tertulis dan lisan sebagai mana di sebutkan dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 Pasal 51 yaitu dalam Ayat (1) Perjanjian kerja di buat secara tertulis atau lisan. (2) perjanjian kerja di syaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.[11]Secara normatif bentuk tertulis menjamin kepastian hak dan kewajiban para pihak, sehingga jika terjadi perselisihan sangat membantu proses pembuktian.[12]Sedangkan menurut Imam soepomo mengatakan bahwa bagi perjanjian kerja tidak di mintakan dalam bentuk tertentu. Jadi dapat di lakukan secara lisa, dengan surat surat pengangkatan oleh pihak majikan. Atau secara tertulis.yaitu surat perjanjian yang di tandatangani oleh kedu belah pihak.Undang-undang hanya menetapkan bahwa jika perjanjian diadakan secara tertulis, biaya surat dan biaya tambahan lainya harus di pikul oleh majaikan.[13]F) Berakhirnya Perjanjian KerjaPerjanjian kerja berakhir sebagai mana di sebutkan dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 61.perjanjian kerja berakhir apabila :1. pekerja meninngal dunia;2. berakhirnya jangka waktu bekerja;3. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penempatan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; dan4. adanya keadaan kejadiantertentu yang di cantumkan dalam perjajian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.[14]5. F. Metode Penelitian 1. Jenis PenelitianJenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian normatif yaitu penelitian hukum yang mengkaji sistematika peraturan perundang undangan dan peneliti ingin meneliti mengenai tinjauan yuridis terhadap perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.1. Metode PendekatanMetode penelitian dalam sebuah penelitian mempunyai perananan yang sangat penting karena dapat dipergunakan sebagai pedoman guna mempermudah dalam mempelajari, menganalisa dan memahami permasalahan yang sedang diteliti.Dalam penulisan proposal ini agar memenuhi kriteria ilmiah dan dapat mendekati kebenaran, maka metode pendekatan yang digunakan adalah:a) Pendekatan Perundang-Undanganmerupakan pendekatan yang mengkaji tentang asas-asas hukum, norma-norma hukum dan peraturan perundang-undangan baik yang berasal dari Undang-Undang, dokumen, buku-buku, dan sumber-sumber resmi yang berkaitan dengan penulisan proposal ini.b) Pendekatan KomparatifYakni melakukan perbandingan terhadap peraturan peraturan perundangan yang diteliti dan juga perbandingan terhadap amhkamah konstitusi yang ada dibeberapa negara yang penulis peroleh dari buku-buku.c) Pendekatan HistorisMelakukan pentahapan perkembangan hukum atau perkembangan perundang-undangan, dan juga berkembang hak uji materiil di Indonesia.3. Sumber dan jenis bahan hukumBahan hukum yakni berupa :a) Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan pada hukum sekunder yang terdiri dari peraturan Perundang-undangan, anatara lain Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan & Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan & Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang meliputi buku-buku, referensi, makalah, majalah, hasil penelitian dan lain-lain, yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum penunjang yang meliputi, kamus hukum dan putusan mahkamah konstitusi.1. Analisis bahan hukumData yang berhasil dikumpulkan dan diperoleh dalam penelitian kemudian diolah secara sistematis, selanjutnya dilakukan analisis dengan metode kualitatif, yaitu data yang disusun dan disajikan berupa rangkaian kalimat-kalaimat yang menggambarkan hasil penelitian yang didasarkan pada masalah yang diteliti.1. Tehnik pengumpulan bahan hukumDalam proses pengumpulan bahan, peneliti menggunakan studi dokumenter, yaitu mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan yang berupa peraturan perundang-undangan, jurnal, literatur dan karya tulis yang berhubungan dengan materi penelitian.DAFTAR PUSTAKAIndonesia 2004, Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945, Jakarta, Ganeca SainsIndonesia, 2004.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Surabaya: Kartika.2006. Undang-undang Ketenagakerjaan, Jakarta, FakusmediaAsyhadiw, Zaeni. 2007. Hukum Kerja, Hubungan Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta:PT Raja Grafindo PersadaKhakim, Abdul. 2007. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Cetakan Kedua. Bandung: Citra Aditya BaktiAbdurrahman, Muslan.2007. Ketidakpatuhan TKI. Cetakan Pertama. Malang: UMM PressHS, Salim, 2005.Pengantar hukum Perdata Tertulis (BW),Cetakan Ketiga. Jakarta: Sinar GrafikaSimanjutnta,Payaman, Kompleksitas Masalah Ketenagakerjaan, kumpulan Artikel Depnakertrans: http://www.kbrisingapura.com/docs/Buku_PLRT/isibuku.pdf .Soepomo, Imam 1983. Pengantar Hukum Perburuhan, Surabaya

[1] Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,Kartika, Surabaya, 2004[2] Prof.Dr.Payaman J.Simanjutntak, Kompleksitas Masalah Ketenagakerjaan, kumpulan Artikel yang diterbitkan oleh Bitjen PPTKLN, Depnakertrans: http://www.kbrisingapura.com/docs/Buku_PLRT/isibuku.pdf .[3] Senjun H. Menulang dalam Zaeni Asyhadie, Hukum Ketenagakerjaan : Bidang Hubungan Kerja,PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 198[4] Lalu Husni, Hukum Ketenaga Kerjaan Indinesia. PT.RajaGrafido Persada, jakarta, 2006, hal.56.[5]Tim Redaksi, Himpunan Peraturan Perundang- Undangan Tentang Ketenaga Kerjaan 2007 , Permata Press, 2007[6] Lalu Husni, lok cit, hal.56-57[7] Zaeni Asyhadie, Hukum Ketenagakerjaan : Bidang Hubungan Kerja,PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007, hal.49[8] Tim Redaksi, op cit, hal.27[9] Salim HS, Pengantar hukum Perdata Tertulis (BW),Sinar Grafika, Jakarta, 2005,Hal l.62-166[10] Zaeni Asyhadie, op cit, hal. 60-75[11] Tim Redaksi, op cit, hal.27[12] Lalu Husni, op cit, hal.59[13] Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Surabaya, 1983, hal54[14] Tim Redaksi, op cit, hal.31-32