motivasi indonesia menandatangani perjanjian perdagangan preferensial antara pemerintah republik...

Upload: muhammad-husein

Post on 11-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nama: Khairul HafizNIM: 0901132372Jurusan: Ilmu Hubungan InternasionalSinopsis:Motivasi Pemerintah Indonesia Menandatangani Perjanjian Perdagangan Preferensial dengan Pakistan Tahun 2012

Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perhatian dunia usaha terhadap bisnis internasional juga semakin meningkat, hal ini terlihat dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal, dan tenaga kerja antarnegara.[footnoteRef:2] [2: Muhammad Sood, Hukum Perdagangan Internasional, RajaGrafindo Persada, Jakarta,2011, hlm. 1.]

Pengaturan perdagangan preferensial adalah persetujuan oleh sekelompok kecil bangsa-bangsa untuk membentuk perdagangan bebas diantara mereka sendiri sementara mempertahankan restriksi perdagangan dengan semua negara lain. Misalnya Uni Eropa, NAFTA (North American Free Trade Agreement). Fakta bahwa kebanyakan negara yang mengalami pertumbuhan penduduk dan GNP per kapita tidak perlu berarti mereka telah memperoleh ukuran yang cukup untuk menjamin investasi oleh perusahaan internasional baik dalam (1) sebuah organisasi untuk memasarkan ekspor dari negara asal (2) sebuah pabrik pemanufakturan lokal. Untuk banyak produk, sejumlah negara tersebut masih kekurangan pasar potensial yang cukup. Akan tetapi ketika negara-negara demikan telah membuat semacam pengaturan perdagangan preferensial, pasar yang tersisa demikian jauh lebih besar daripada perusahaan-perusahaan yang seringkali membiarkan hal-hal yang sering merupakan langkah awal ekspor untuk membuat entri pasar awal mereka dengan fasilitas-fasilitas pemanufakturan lokal.[footnoteRef:3] [3: Bisnis Internasional, buku satu dan dua, Donald A. Ball, Salemba Empat, 2000]

Pengaturan Perdagangan Preferensial (Preferential Trade Arrangements) Ini merupakan bentuk integrasi ekonomi yang paling longgar. Negara-negara yang menjadi anggota dalam integrasi ini sepakat menurunkan hambatan-hambatan perdagangan yang berlangsung di antara mereka, dan membedakannya dengan yang diberlakukan terhadap negara-negara luar yang bukan merupakan anggota. Contoh: Skema Preferensi Persemakmuran Inggris (British Commonwealth Preference Scheme).[footnoteRef:4] [4: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/55786/BAB%20II.%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf?sequence=2]

Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Pakistan secara penuh yang telah ditandatangani di Jakarta pada 3 Februari 2012. Indonesia meratifikasi PTA bilateral tersebut melalui Peraturan Presiden Nomor 98/2012 tanggal 20 November 2012. Melihat kemajuan signifikan dalam implementasi PTA bilateral ini, para Menteri Perdagangan kedua negara mengharapkan peningkatan volume perdagangan yang pesat di tahun mendatang. Kesuksesan dan keefektifan implementasi PTA dapat mendorong peningktan volume perdagangan bilateral dua kali lipat dalam waktu empat tahun. Kita harus berusaha untuk mencapai target yang jauh lebih tinggi, kata Menteri Perdagangan. Selain PTA, isu penting lain yang dibahas dalam pertemuan di Islamabad ini adalah Framework on Comprehensive Economic Partnership (FACEP) Indonesia-Pakistan yang ditandatangani pada tahun 2005. Dalam skema FACEP, kedua negara sepakat bahwa PTA merupakan batu loncatan menuju perjanjian perdagangan bebas. Kedua belah pihak meyakini bahwa PTA dan FACEP merupakan dua jalur penting untuk meningkatkan hubungan perdagangan bilateral yang seimbang dan saling menguntungkan. Di bawah PTA, Indonesia menyetujui untuk menawarkan akses pasar ke Pakistan dengan 216 pos tarif preferensi. Daftar pos tarif tersebut meliputi produk ekspor yang diminati Pakistan seperti buah segar, benang, bahan katun, pakaian jadi, kipas angin (untuk di plafon, meja, tumpu), perlengkapan olah raga (badminton dan raket tenis), barang-barang dari kulit dan produk industri lainnya. Indonesia juga menawarkan akses pasar untuk jeruk Kino dari Pakistan dengan bea masuk sebesar 0%, yang akan menciptakan pasar yang bersaing di Indonesia.[footnoteRef:5] [5: http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2012/12/26/pertemuan-bilateral-indonesia-pakistan-persetujuan-preferensi-perdagangan-siap-diimplementasikan-id0-1356498017.pdf]

Untuk mengetahui secara mendalam maka penulis menggunakan perumusan masalah dengan pertanyaan penelitian : Apa motivasi Indonesia dalam menandatangani perjanjian perdagangan preferensial dengan Pakistan tahun 2012?. Ada juga beberapa poin yang akan di bahas didalam penelitian nanti adalah gambaran umum mengenai kerjasama perdagangan Indonesia Pakistan sebelumnya, dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan peneliatan lainnya.