motivasi ice breaker pengaruh

Upload: andri-adma-wijaya

Post on 19-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PEMBELAJARAN ICE BREAKERTERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWAKELAS VII SMP SWASTA PAHLAWAN SUKARAMAI

    TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

    oleh:

    RIRIN AYU WULANDARI

    NIM 209111066

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaanteknik pembelajaran ice breaker dan teknik pembelajaran konvensionalterhadap kemampuan menulis pantun siswa kelas VII SMP SwastaPahlawan Sukaramai Tahun Pembelajaran 2012/2013. Untuk penelitiantersebut data diambil dari 68 sampel yang berasal dari 128 populasi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimendengan desain Two Group Posttest Desain. Instrumen yang digunakanadalah tes menulis pantun dalam bentuk tes esai.

    Dari perhitungan uji hipotesis diperoleh to = 5,02 yangdikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikan 5% dan 1% dengandf = (N1+N2) 2 = (34 +34) 2 = 66. Pada tabel t dengan df 66diperoleh taraf signifikan 5% = 2,00 dan taraf signifikan 1% = 2,65.Artinya to yang diperoleh lebih besar dari ttsbel, yaitu 2,002,65.Dengan demikian, Ha diterima artinya teknik pembelajaran ice breakerberpengaruh terhadap kemampuan menulis pantun siswa kelas VIISMP Swasta Pahlawan Sukaramai Tahun Pembelajaran 2012/2013.

    Kata Kunci: teknik pembelajaran ice breaker, konvensional, menulis pantun

    PENDAHULUAN

    Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian penting dari empat

    keterampilan berbahasa yang mempunyai pengaruh penting terhadap tiga

    keterampilan berbahasa yang lain, seperti keterampilan berbicara, menyimak, dan

    membaca. Keterampilan menulis juga merupakan keterampilan berbahasa yang

    tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses belajar-mengajar siswa di sekolah.

    Karena selama menuntut ilmu di sekolah siswa sering diajarkan dan diberikan

    tugas untuk menulis seperti menulis puisi, surat dinas, pantun, cerita pendek,

    novel, dan dongeng. Siswa diharapkan mempunyai wawasan yang luas dan

    PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com

  • 2mendalam, agar menghasilkan karya sastra yang kreatif dan inovatif. Wiyanto

    (2006: 10) mengatakan bahwa:

    Proses penguasaan keterampilan menulis sama saja denganpenguasaan keterampilan berbicara. Hanya bedanya, berbicara perlumendengarkan lebih dulu, sedangkan menulis perlu membaca. Makinsering membaca dan makin sering menirukan yang dibaca itu,keterampilan menulis akan segera dikuasai. Jadi, keterampilanmenulis itu kita peroleh dari banyak membaca. Dengan kata lain,orang tak akan mampu menulis kalau sebelumnya tidak melakukankegiatan membaca.

    Oleh karena itu, keempat aspek keterampilan berbahasa harus lebih

    diperhatikan. Dalam penelitian ini, lebih difokuskan adalah kemampuan menulis.

    Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

    berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

    (Tarigan, 2005: 3)

    Menulis pantun merupakan kompetensi dasar yang terdapat dalam

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah diterapkan pada siswa

    yang berada di kelas VII semester 1 di dalam silabus. Pembelajaran tentang

    menulis pantun sesuai dengan syarat-syaratnya terdapat di dalam kompetensi

    dasar 8.1. Pada pembelajaran ini siswa diharapkan mampu menulis pantun yang

    sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Pantun adalah bentuk puisi

    lama Indonesia yang mempunyai aturan/susunan, rima, irama, dan sampiran yang

    terkandung dalam ide yang kreatif, kritis, dan maknanya yang padat.

    Menurut Kasnadi dalam (Chairunnisa, 2012: 2) mengatakan mengapa

    sastra tidak diminati para siswa? Menurutnya, para siswa tidak menyukai sastra

    disebabkan karena sastra itu sulit, sastra itu tidak menarik, sastra itu

    membosankan, sehingga siswa memvonis untuk menjauhi sastra. Salah satu

    penyebabnya adalah karena ketidakmampuan guru untuk menyajikan

    pembelajaran sastra itu menjadi sesuatu yang menarik dan menyenangkan.

    Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis pantun juga disebabkan oleh

    beberapa faktor, yaitu: kurangnya kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis

    pantun, masih monotonnya kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru,

    dan belum adanya teknik pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu, Peran guru

    sebagai pengajar harus menguasai teknik pembelajaran yang praktis, efesien,

    PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com

  • 3kreatif, dan inovatif. Selain itu, modal menulis adalah kemauan. Siswa memiliki

    kemauan dan semangat yang berbeda-beda. Jadi, sebagai seorang guru harus dapat

    membangkitkan kemauan mereka dengan memotivasi dan melakukan berbagai

    teknik pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran.

    Hasil penelitian Sumiati (2012: 68) dengan judul Efektivitas Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe Mencari Pasangan (Make a Match) Terhadap

    Kemampuan Menulis Pantun Oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Medang Deras

    Kabupaten Batu Bara Tahun Pembelajaran 2011/2012 yang menyatakan bahwa

    kemampuan siswa dalam menulis pantun masih tergolong rendah, karena nilai

    rata-rata yang didapatkan siswa masih dalam kategori cukup. Hal ini juga senada

    dengan jurnal penelitian Dyah Puspita Sari (2010) yang menyatakan bahwa

    kemampuan menulis pantun merupakan pembelajaran yang kurang diminati siswa

    SMP, sistem pembelajaran yang monoton, dan belum adanya media yang kreatif

    dan inovatif yang menjadi salah satu penyebabnya. Masalah-masalah ini yang

    menyebabkan kemampuan menulis pantun di kalangan siswa menjadi rendah.

    Selama ini guru hanya menggunakan teknik pembelajaran konvensional.

    Teknik pembelajaran konvensional merupakan teknik pembelajaran yang hanya

    mengutamakan pengetahuan yang bersumber dari guru semata dan tidak

    menggunakan media yang digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan

    materi yang dibahas. Dalam proses pembelajaran, guru sering kali menggunakan

    teknik ceramah, tanpa harus memperdulikan aktivitas siswa, dan siswa menjadi

    pasif. Akibatnya, proses pembelajaran yang guru laksanakan terlalu monoton dan

    tidak bervariasi. Setelah guru menerangkan teori tentang pantun dengan teknik

    ceramah, guru langsung menginstruksikan siswa untuk menulis pantun. Hal ini

    tentunya membuat pelajaran menjadi tidak bermakna dan kemampuan berfikir

    siswa tidak berkembang.

    Menanggapi masalah tersebut, terdapat satu teknik pembelajaran kreatif

    dan inovatif yang cocok untuk mengatasinya yaitu teknik pembelajaran Ice

    Breaker. Teknik pembelajaran Ice Breaker mengutamakan suasana belajar-

    mengajar yang ceria, semangat, dan tidak membosankan yang dilakukan secara

    individual dan kelompok.

    PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com

  • 4Teknik pembelajaran Ice Breaker menawarkan kegiatan pembelajaran

    dengan suasana pembelajaran yang tidak membosankan. Jenis pembelajaran Ice

    Breaker yang akan diterapkan salah satunya adalah kalimat indah penuh makna

    yang terdiri dari kata-kata mutiara, anekdot, peribahasa, puisi, dan berbalas

    pantun. Jenis pembelajaran Ice breaker berbalas pantun mempunyai langkah-

    langkah pembelajaran yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran

    berlangsung. Pertama, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Kedua, pilih

    satu kelompok yang pertama kali menulis dan membacakan pantun. Ketiga,

    setelah selesai minta kelompok tadi untuk menunjuk kelompok lain agar

    membalas pantunnya. Keempat, ulangi kegiatan tersebut berturut-turut kepada

    kelompok yang lain.

    Rumusan masalah pada penelitian disusun dalam bentuk pertanyaan,

    bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan

    teknik pembelajaran ice breaker siswa Kelas VII SMP Swasta Pahlawan

    Sukaramai Tahun Pembelajaran 2012/2013?, bagaimanakah pelaksanaan

    pembelajaran menulis pantun dengan teknik pembelajaran konvensional siswa

    Kelas VII SMP Swasta Pahlawan Sukaramai Tahun Pembelajaran 2012/2013?,

    apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Teknik Pembelajaran Ice

    Breaker dengan Kemampuan Siswa dalam Menulis Pantun Kelas VII SMP

    Swasta Pahlawan Sukaramai Tahun Pembelajaran 2012/2013?.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan di SMP Swasta Pahlawan Sukaramai, pada

    semester genap tahun pembelajaran 2012/2013. Populasi penelitian ini adalah

    seluruh kelas yang ada di kelas VII SMP Swasta Pahlawan Sukaramai tahun

    pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 128 orang dengan jumlah 4 kelas.

    Peneliti memilih cara pengambilan sampel dengan cara undian. Hal itu dilakukan

    dengan memberi kertas undian kepada setiap siswa yang berisi penomoran 1-20.

    Artinya, setiap kelas mewakilkan 20 orang siswa. Siswa yang mendapatkan kertas

    undian yang bernomor, berhak menjadi sampel dalam penelitian. Penelitian ini

    bersifat eksperimen, maka sampel yang telah diperoleh berdasarkan kertas undian

    tersebut akan dibagi dalam dua kelompok, satu kelompok eksperimen yang

    PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com

  • 5berjumlah 34 siswa dan satu kelompok kontrol juga berjumlah 34 siswa. Setelah

    dilakukan langkah-langkah tersebut, didapatlah dua kelas yang dijadikan sampel

    dalam penelitian ini, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian

    ini adalah desain eksperimen two group post-test design. Penelitian ini

    menggunkan perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok dalam bentuk

    pembelajaran. Kedua kelompok tersebut diberi pengajaran tentang menulis

    pantun. Untuk kelompok yang satu sebagai kelas eksperimen diberi pengajaran

    tentang menulis pantun dengan menggunakan teknik pembelajaran Ice Breaker

    dan kelompok yang lain sebagai kelas kontrol diberi pengajaran tentang menulis

    pantun dengan menggunakan teknik pembelajaran konvensional, lalu kedua

    kelompok itu dikenai pengukuran yang sama. Instrumen penelitian yang

    digunakan adalah tes essay.

    Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menyusun data post-test

    dalam bentuk tabel, menghitung nilai rata-rata dari variabel hasil post-test,

    menghitung standar deviasi digunakan rumus, menghitung standar error dari

    variabel hasil post-test dan mencari perbedaan hasil standar error pada kedua

    kelompok (eksperimen dan kontrol), uji normalitas, uji homogenitas, dan uji

    hipotesis.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Setelah diadakan penelitian dan data sudah terkumpul, maka langkah

    selanjutnya adalah menganalisis data. Dari tabel kelompok eksperimen diperoleh

    jumlah nilai sebesar 2.671, rata-rata 78,6, standar deviasi 9,73, dan standar error

    1,70. Selanjutnya diketahui bahwa pembelajaran menulis pantun terbagi atas 5

    kategori yakni kategori sangat baik sebanyak 35,3% (12 siswa), kategori baik

    50% (17 siswa), kategori cukup sebanyak 14,7% (5 siswa), kategori kurang

    sebanyak 0% (0 siswa), dan kategori sangat kurang sebanyak 0% (0 siswa).

    Identifikasi kelas eksperimen di atas termasuk normal dan termasuk dalam

    kategori baik.

    PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com

  • 6Frekuensi di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang

    berikut:

    Gambar 1 Identifikasi Kecenderungan Kelompok Eksperimen

    Selanjutnya dari tabel kelompok kontrol diperoleh jumlah nilai sebesar 2.271,

    rata-rata 66,8, standar deviasi 9,32, dan standar error 1,62. Selanjutnya diketahui

    bahwa pembelajaran menulis pantun terbagi atas 5 kategori yakni kategori sangat

    baik sebanyak 11,8% (4 siswa), kategori baik 32,3% (11 siswa), kategori cukup

    sebanyak 41,2% (14 siswa), kategori kurang sebanyak 14,7% (5 siswa), dan

    kategori sangat kurang sebanyak 0% (0 siswa). Identifikasi kelas kontrol di atas

    termasuk dalam kategori cukup.

    Gambar 2 Identifikasi Kecenderungan Kelompok Kontrol

    024

    68

    101214

    1618

    sangat baik baik cukup kurang sangat kurang

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    sangat baik baik cukup kurang sangat kurang

    PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com

  • 7Uji normalitas kelas eksperimen di dapat Lhitung sebesar 0,10 dengan

    menggunakan = 0,05 dan N = 34, maka nilai kritis melalui uji Lilliefors

    diperoleh Ltabel sebesar 0,15 ternyata Lhitung < Ltabel yaitu 0,10 < 0,15. Ini

    membuktikan bahwa data variabel X1 (kelas eksperimen) berdistribusi normal.

    Dan uji normalitas kelas kontrol di dapat Lhitung sebesar 0,13 dengan

    menggunakan = 0,05 dan N = 34, maka nilai kritis melalui uji Lilliefors

    diperoleh Ltabel sebesar 0,15 ternyata Lhitung < Ltabel yaitu 0,13 < 0,15. Ini

    membuktikan bahwa data variabel X2 (kelas kontrol) berdistribusi normal.

    Untuk menguji homogenitas sampel digunakan uji kesamaan varians.

    Syarat data homogen adalah jika Fhitung < Ftabel pada taraf nyata = 0,05 dan dk

    pembilang 33; dk penyebut 33. Sehingga dapat dilihat bahwa Fhitung = 1,002 2,65

    maka hipotesis nihil (Ho) yang mengatakan bahwa hasil belajar menulis pantun

    siswa yang dibimbing dengan teknik pembelajaran ice breaker tidak lebih baik

    dari hasil belajar siswa yang dibimbing dengan teknik pembelajaran konvensional

    ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang mengatakan bahwa hasil belajar menulis

    pantun siswa yang dibimbing dengan teknik pembelajaran ice breaker lebih baik

    dari hasil belajar siswa yang dibimbing dengan teknik pembelajaran konvensional

    diterima. Hal ini berarti, pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan

    teknik pembelajaran ice breaker memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan

    dengan menggunakan teknik pembelajaran konvensional.

    Setelah melaksanakan prosedur penelitian seperti uji normalitas,

    homogenitas, dan pengujian hipotesis akhirnya ditemukan hasil penelitian.

    Pembelajaran menulis pantun yang diberikan guru kepada siswa kelas VII SMP

    Swasta Pahlawan Sukaramai Tahun Pembelajaran 2012/2013 dengan

    PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com

  • 8menggunakan teknik pembelajaran ice breaker. Hal ini menunjukkan pengaruh

    yang positif. Siswa mampu menulis pantun sesuai dengan teknik pembelajaran ice

    breaker yang diberikan.

    Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan menulis

    pantun siswa yang menggunakan teknik pembelajaran ice breaker lebih tinggi

    atau lebih baik daripada nilai rata-rata kemampuan menulis pantun siswa yang

    menggunakan teknik pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata dengan teknik

    pembelajaran ice breaker 78,6 dan nilai rata-rata dengan teknik pembelajaran

    konvensional 66,8. Hal tersebut membuktikan bahwa teknik pembelajaran ice

    breaker tepat digunakan pada pembelajaran menulis pantun. Selain itu, terbukti

    pula bahwa teknik pembelajaran ice breaker berpengaruh terhadap pembelajaran

    menulis pantun siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Sukaramai Tahun

    Pembelajaran 2012/2013.

    PENUTUP

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

    dapat disimpulkan kemampuan menulis pantun siswa kelas VII SMP Swasta

    Pahlawan Sukaramai dengan menggunakan teknik pembelajaran ice breaker

    adalah 78,6 dan termasuk dalam kategori baik, kemampuan menulis panun siswa

    kelas VII SMP Swasta Pahlawan Sukaramai dengan menggunakan teknik

    pembelajaran konvensional adalah 66,8 dan termasuk dalam kategori cukup, dan

    hasil pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan teknik pembelajaran ice

    breaker lebih berpengaruh terhadap kemampuan menulis pantun daripada hasil

    pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan teknik pembelajaran

    konvensional. Hal ini terbukti dengan hasil pengujian hipotesis, yaitu to > ttabel(5,02 > 2,65). Dengan demikian, teknik pembelajaran ice breaker berpengaruh

    terhadap kemampuan menulis pantun siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan

    Sukaramai Tahun Pembelajaran 2012/2013.

    Teknik pembelajaran ice breaker adalah kegiatan pembelajaran dengan

    suasana pembelajaran yang tidak membosankan, teknik pembelajaran

    konvensional merupakan teknik pembelajaran yang hanya mengutamakan

    pengetahuan yang bersumber dari guru semata dan tidak menggunakan media

    PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com

  • 9yang digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dibahas, dan

    kemampuan menulis pantun adalah kesanggupan dan kecakapan dalam

    mengungkapkan buah pikiran melalui tulisan untuk dibaca dan dimengerti oleh

    orang lain maknanya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Akhadiah, Sabarti dkk.1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

    Jakarta: Erlangga.

    Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

    Pustaka.

    Anggraini, Maria Rosa. 2011. 1001 Ulasan Bahasa Indonesia SMP untuk Kelas

    VII. Tangerang Selatan: Scientific Press.

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

    Jakarta: Rineka Cipta.

    . 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

    Arif, Syamsul. 2011. Teknik Penulisan Laporan Ilmiah. Medan: Universitas

    Negeri Medan.

    Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

    Balai Pustaka.

    . 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

    Jakarta: Balai Pustaka.

    Keraf, Gorys. 1984. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Flores:

    Nusa Indah.

    Maulidya, Novia. 2010. Buku Pintar Syair Pantun Peribahasa dan Puisi.

    Surabaya: Global Mandiri.

    Nadjua, A.S. 2010. Buku Pintar Puisi dan Pantun. Surabaya: Triana Media.

    Ningsih, Sri dan Anindyarini, Atikah. 2008. Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTs

    Kelas VII. Surabaya: CV. Teguh Karya.

    Parlindungan, Tegar. 2010. Buku Pintar Berpuisi dan Berpantun. Surabaya: AS

    Agency.

    Redaksi Kawan Pustaka. 2008. Ujian Nasional Bahasa Indonesia. Jakarta Selatan:

    Kawan Pustaka.

    PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com

  • 10

    Said, M. 2010. 80 + Ice Breaker Games. Yogyakarta: Andi.

    Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

    Pendidikan. Jakarta: Kencana.

    Situmorang, Elfrida. 2010. Efektivitas Model Pembelajaran Brain Gym (Senam

    Otak) Terhadap Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VII SMP

    Negeri 2 Porsea Tahun Pembelajaran 2009/2010. Medan: Universitas

    Negeri Medan.

    Soenarno, Adi. 2005. Ice Breaker Permainan Atraktif-Edukatif. Yogyakarta:

    Andi.

    . 2007. Ice Breaker Dont Be Tegang!!!. Yogyakarta: Andi.

    . 2006. Motivation Games Untuk Pelatihan Manajemen. Yogyakarta: Andi.

    Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

    Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

    Remaja Rosdakarya.

    . 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

    Sugiarto, Eko. 2011. Siap Ujian Bahasa Indonesia Khusus Puisi Lama.

    Yogyakarta: Khitah Publishing.

    . 2013. Cara Mudah Menulis Pantun Puisi Cerpen. Yogyakarta: Khitah

    Publishing.

    . 2012. Pantun dan Puisi Lama Melayu. Yogyakarta: Khitah Publishing.

    Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.

    Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktiknya.

    Jakarta: Bumi Aksara.

    Sunarto. 2012. Ice Breaker Dalam Pembelajaran Aktif. Surakarta: Cakrawala

    Media.

    Sumiati. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mencari

    Pasangan (Make a Match) Terhadap Kemampuan Menulis Pantun Oleh

    Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Medang Deras Kabupaten Batu Bara

    Tahun Pembelajaran 2011/2012. Medan: Universitas Negeri Medan.

    Suyadi. 2011. Libas Skripsi Dalam 30 Hari. Jogjakarta: Diva Press.

    Suryoharjuno, Kusumo. 2012. 100 + Ice Breaker Penyemangat Belajar.

    Surabaya: Ilman Nafia.

    PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com

  • 11

    Tarigan, Hendry Guntur. 2005. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

    Bandung: Angkasa Bandung.

    Trianto, Agus. 2007. Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa

    Indonesia untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Esis.

    Waridah, Ernawati. 2012. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta:

    Cmedia.

    Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.

    Zuchdi, Darmiyati dan Wahyudi, Johan. 2009. Bahasaku Bahasa Indonesia 1

    untuk Kelas VII SMP dan MTs. Solo: Platinum.

    Sumber lain:

    http://bissastra.blogspot.com/2009/04/ciri-dan-cara-menulis-pantun.html. Diakses

    16 Januari 2013, 21:00 WIB.

    http://carapedia.com/pengertian_definisi_pengaruh_info2117.html. Diakses 16

    Januari 2013, 21:15 WIB.

    http://ebsoft.web.id. Diakses 05 Agustus 2010, 13:00 WIB.

    http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html.

    Diakses 15 Januari 2013, 20:00 WIB.

    http://lib.unnes.ac.id/11057/1/11729a.pdf, Jurnal Penelitian. Diakses 10 Agustus

    2012, 10:00 WIB.

    http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/25/ hakikat-keterampilan-menulis-449101.

    html. Diakses 01 Juni 2013, 02:27 WIB.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun. Diakses 09 Mei 2013, 01:19 WIB.

    PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com