mohammad natsir

3
MOHAMMAD NATSIR Mohammad Natsir adalah tokoh nasional dan internasional yang memiliki integritas pribadi dan komitmen yang kuat untuk memajukan bangsa dan negara dengan menjadikan Islam sebagai landasan inspirasi dan motivasi perjuangannya. Dalam percaturan dunia Islam, khususnya di negara- negara Arab beliau sangat dikenal, dihormati dan disegani. Beliau antara lain pernah menjabat Wakil Presiden Muktamar Alam Islami di Karachi, Pakistan tahun 1967, menerima “Faisal Award” atas pengabdiannya kepada Islam dari King Faisal tahun 1980, anggota Dewan Pendiri The Oxford Centre for Islamic Studies di London, Inggris pada tahun 1986. Pak Natsir (sapaan akrab beliau) tidak hanya dikenal sebagai sosok negarawan, pemikir modernis, dan mujahid dakwah. Tapi, beliau dikenal juga sebagai arsitek pendidikan Islam dan seorang aktivis pendidik bangsa yang telah menorehkan episode sejarahnya di Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga masa Orde Baru. Pemikirannya banyak digali dan dijadikan sebagai titik tolak kebangkitan umat Islam dalam berbagai macam bidang. SOSOK Mohammad Natsir begitu penting dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Peran beliau khususnya bagi umat Islam di waktu lampau dan pengaruhnya dewasa ini telah diakui oleh berbagai kalangan. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia, Mohammad Natsir menggagas pembaharuan pendidikan Islam yang berbasis al- Qur’an dan al-Sunnah. Dengan berbasis itu, maka pendidikan Islam harus bersifat integral tidak dikhotomis tetapi harmonis, dan universal, mengembangkan segenap potensi manusia (fitrah) menuju terbentuknya insan kamil. Dalam pandangan Natsir bahwa masalah pokok untuk mengatasi keterbelakangan dalam pendidikan terletak pada tiga hal: (i) dengan merombak sistem yang dikhotomis kepada sistem yang integrated antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum. (ii) dengan merombak kurikulum dari kurikulum yang dikhotomis menjadi kurikulum yang integrated

Upload: yaya

Post on 09-Feb-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MOHAMMAD NATSIR

TRANSCRIPT

Page 1: Mohammad Natsir

MOHAMMAD NATSIR

Mohammad Natsir adalah tokoh nasional dan internasional yang memiliki integritas pribadi dan komitmen yang kuat untuk memajukan bangsa dan negara dengan menjadikan Islam sebagai landasan inspirasi dan motivasi perjuangannya.

Dalam percaturan dunia Islam, khususnya di negara-negara Arab beliau sangat dikenal, dihormati dan disegani. Beliau antara lain pernah menjabat Wakil Presiden Muktamar Alam Islami di Karachi, Pakistan tahun 1967, menerima “Faisal Award” atas pengabdiannya kepada Islam dari King Faisal tahun 1980, anggota Dewan Pendiri The Oxford Centre for Islamic Studies di London, Inggris pada tahun 1986.

Pak Natsir (sapaan akrab beliau) tidak hanya dikenal sebagai sosok negarawan, pemikir modernis, dan mujahid dakwah. Tapi, beliau dikenal juga sebagai arsitek pendidikan Islam dan seorang aktivis pendidik bangsa yang telah menorehkan episode sejarahnya di Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga masa Orde Baru. Pemikirannya banyak digali dan dijadikan sebagai titik tolak kebangkitan umat Islam dalam berbagai macam bidang.

SOSOK Mohammad Natsir begitu penting dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Peran beliau khususnya bagi umat Islam di waktu lampau dan pengaruhnya dewasa ini telah diakui oleh berbagai kalangan. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia, Mohammad Natsir menggagas pembaharuan pendidikan Islam yang berbasis al-Qur’an dan al-Sunnah. Dengan berbasis itu, maka pendidikan Islam harus bersifat integral tidak dikhotomis tetapi harmonis, dan universal, mengembangkan segenap potensi manusia (fitrah) menuju terbentuknya insan kamil.

Dalam pandangan Natsir bahwa masalah pokok untuk mengatasi keterbelakangan dalam pendidikan terletak pada tiga hal: (i) dengan merombak sistem yang dikhotomis kepada sistem yang integrated antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum. (ii) dengan merombak kurikulum dari kurikulum yang dikhotomis menjadi kurikulum yang integrated (iii) dengan menggunakan metode-metode yang aplicable dan sesuai dengan syariat Islam.

Dalam pemikiran Natsir, tampak bahwa lembaga pendidikan juga harus menjadi mesin gerakan da’wah. Untuk itu, unit-unit pendidikan juga harus memiliki program da’wah. Hal itu mengingat peserta didik bukan hanya sebatas objek pendidikan secara sempit, namun lembaga pendidikan juga harus melihat dan turut mempengaruhi lingkungan peserta didik dalam proses pendidikannya.

Melalui pendidikan Islam itu dapat dibentuk manusia yang berkarakter, mandiri sehingga mampu melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi.  Terwujudnya sistem pendidikan yang integral, harmonis dan universal tersebut oleh Mohammad Natsir dihubungkan dengan misi ajaran Islam sebagai agama yang bersifat komprehensif sehingga berdampak signifikan dalam membangun karakter bangsa.

Dalam pemikiran Mohammad Natsir, bahwa Islam bukan sekedar agama dalam pengertian yang sempit yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan saja, tapi adalah suatu pandangan hidup yang meliputi soal-soal politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan kebudayaan. Hal ini karena hakikat islam mengatur segala aspek kehidupan

Page 2: Mohammad Natsir

dan berlaku untuk sepanjang zaman. Islam adalah agama yang komprehensif dan universal. Dalam konteks ini, terlihat betapa pentingnya pemikiran Pak Natsir sebagai kerangka dan cita-cita mulia untuk meretas dikhotomi dalam sistem pendidikan yang dikembangkan menuju terbentuknya Universitas Mohammad Natsir.

Nilai Inti yang dikembangkan pada Universitas Mohammad Natsir adalah: “Kerja Keras, Ikhlas, Cerdas”, yang relevan dengan pesan Mohammad Natsir dalam dakwah, pengembangan pendidikan, dan mempersiapkan barisan pemuda yang akan menyambung tradisi perjuangan, yakni: Satu-satunya jalan itu, ialah membimbing dan mempersiapkan tunas-tunas muda daripada generasi yang akan menyambung permainan di pentas sejarah. Mempersiapkan jiwa mereka, melengkapkan pengetahuan dan pengalaman mereka, mencetuskan api cita-cita mereka, menggerakkan dinamika mereka, menghidupkan “self – dicipline” mereka yang tumbuh daripada Iman dan Taqwa. [Mohammad Natsir: At-Taushiatul Khamsah].