modul spinal disrafisme -...

13
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf 1 MODUL SPINAL DISRAFISME 1. Definisi Spinal disrafisme adalah defek pada perkembangan kolumna vertebra yang berhubungan dengan lesi neurologik. Occult Spinal Dysraphism (disrafisme spinal) adalah kelainan pada tulang belakang dimana terdapat defek neural dan meningen yang tertutup baik oleh kulit. 2. Waktu Pendidikan TAHAP I TAHAP II TAHAP III S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKS Program Magister Neurologi Tesis Program Profesi Bedah Saraf Pogram Bedah Dasar Program Bedah Saraf PROGRAM KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi) GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI KONGENITAL ICD 10 - Bab XVII Kranial Spinal INFEKSI ICD 10 - Bab I NEOPLASMA ICD 10 - Bab II Kranium Supratentorial Infratentorial Spinal Saraf Tepi TRAUMA ICD 10 - Bab XIX Kranial Spinal Saraf Tepi DEGENERASI ICD 10 - Bab VI & XIII Spinal Saraf Tepi VASKULER ICD 10 - Bab IX Intrakranial Spinal FUNGSIONAL

Upload: nguyenkhanh

Post on 07-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

1

MODUL

SPINAL DISRAFISME

1. DefinisiSpinal disrafisme adalah defek pada perkembangan kolumna vertebra yangberhubungan dengan lesi neurologik. Occult Spinal Dysraphism (disrafismespinal) adalah kelainan pada tulang belakang dimana terdapat defek neuraldan meningen yang tertutup baik oleh kulit.

2. Waktu PendidikanTAHAP I TAHAP II TAHAP III

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKSProgram Magister Neurologi

TesisProgram Profesi Bedah Saraf

Pogram Bedah DasarProgram Bedah SarafDasarPROGRAM KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi)

GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI

KONGENITALICD 10 - Bab XVII

Kranial

SpinalINFEKSI

ICD 10 - Bab I

NEOPLASMAICD 10 - Bab II

Kranium

Supratentorial

Infratentorial

SpinalSaraf Tepi

TRAUMAICD 10 - Bab XIX

Kranial

SpinalSaraf Tepi

DEGENERASIICD 10 - Bab VI & XIII

SpinalSaraf Tepi

VASKULERICD 10 - Bab IX

Intrakranial

SpinalFUNGSIONAL

Page 2: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

2

ICD 10 - Bab VI & XXI

Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu :1. Tahap Pengayaan (tahap I):

a. Lama pendidikan 5 semester, yaitu dari semester pertama sampaidengan semester kelima, peserta didik diberi ilmu-ilmu dasar maupunbedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapat dipergunakan untukmengambil program magister.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di ahir masapendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I.Residen sudah harus mengenal spinal disrafisme.

2. Tahap Magang (tahap II) :a. Lama pendidikan 4 semester, yaitu dari semester keenam sampai

dengan semester kesembilan. Peserta didik mulai dilatih melakukantindakan bedah saraf.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II, yaitu di ahir masapendidikan tahap II residen telah mencapai Kompetensi tingkat II.Residen sudah harus mampu menangani 3 (tiga) kasus operatif spinaldisrafisme

3. Tahap Mandiri (tahap III) :a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu pada semester kesepuluh dan

semester kesebelas. Peserta didik menyelesaikan pendidikan sampaikompetensi bedah saraf dasar.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen III, yaitu di ahir masapendidikan tahap III residen telah mencapai kompetensi tingkat III.Residen sudah harus mampu menangani 2 (dua) kasus operatif spinaldisrafisme secara mandiri.

Kompetensi bedah saraf dasar :1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampai

mencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri,dengan tetap dalam pengawasan konsulen)

2. Tehnik operasi yang diajarkan sebagai target ahir pendidikan adalahterbatas pada tindakan operasi konvensional yang termasuk dalam IndeksKesulitan 1 dan 2; tehnik operasi sulit yang membutuhkan kemampuanmotoris lebih tinggi dan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih,termasuk dalam Indeks Kesulitan 3 dan 4, diajarkan hanya maksimalsampai tingkat magang. Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakankelanjutan pendidikan yang masuk dalam CPD.

JENIS PENYAKIT ICD10 TAHA

P ITAHAP II TAHAP III IK

1IK2

IK3

IK4

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G PKongenital Bab XVII . . .

Kranial . . .

Mikrosefal ( Kraniostenosis ) Q 75.0 2 1Hidrocephalus Q03.9 . . .

Simpel 3 3Kompleks / malfungsi pirau 3 5

Page 3: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

3

JENIS PENYAKIT ICD10 TAHA

P ITAHAP II TAHAP III IK

1IK2

IK3

IK4

Kista Arahnoid Q 07.6 2 1Meningokel Anterior Q 01.1 3 3Meningokel Posterior Q 01.2. 2 2Deformitas kranium Q 75.8 1Dandy Walker Malformaion Q 03.1 1

SpinalSpinal Disrafisme Q 05 3 2Deformitas Atlanto-oksipital Q 67.5 1Sind. Arnold-Chiary / Siringomieli Q07.0/Q87.2 2 1

KETERANGANTingkat Pengayaan, dalam periode ini Tingkat Kognitif harus dapat mencapai 6 (K6)Tingkap Magang, dalam periode ini disamping K6, Psikhomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3 (A3)Tingkat Mandiri semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5

S : Semester G : Magang M : Mandiri K : Kognitif : A : Afektif P : Psikhomotor

3. Tujuan UmumSetelah menyelesaikan sub-modul spinal disrafisme saraf peserta didikdiharapkan mampu mengenali spinal disrafisme, mampu mengobati Spinaldisrafisme yang diajarkan sampai level mandiri serta mampu mengatasikegawatan akut spinal disrafisme.

4. Tujuan Khusus1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan embriogenesis spinal

disrafisme.2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pem-

bungkusnya.3. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan

tambahan (neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkandiagnosa spinal disrafisme.

4. Mengetahui pengobatan berbagai jenis spinal disrafisme.5. Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena spinal disrafisme.6. Mampu menentukan lokasi Spinal disrafisme.7. Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan

diagnosa spinal disrafisme.8. Mampu mengetahui diagnosa banding spinal disrafisme.9. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam

menegakkan diagnosa spinal disrafisme.10. Mampu melakukan pengobatan medikamentosa spinal disrafisme.11. Mampu melakukan tindakan operasi spinal disrafisme.12. Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama pada spinal disrafisme.13. Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus spinal disrafisme.14. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan15. Mampu memberi informed consent

Page 4: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

4

5. Strategi Pembelajarana Pengajaran dan Kuliah Pengantar 50 menit

b Tinjauan Pustaka

Presentasi Ilmu Dasar 1x telaah kepustakaan

Presentasi Kasus 1x

b Diskusi Kelompok 2x 50 menit, diskusi menyangkut di-agnosis, operasi dan penyulit

d Bedside Teaching 6x ronde

e Bimbingan operasi

Operasi Magangminimal 3 kasus untuk selanjutnyainstruksi atau evaluasi operasi sampaidinyatakan lulus

Operasi Mandiriminimal 3 kasus sebelum dapat majuke ujian kompetensi akhir tingkat na-sional

6. Persiapan Sesi1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam

mencapai kompetensi, mencakup:a. Insidensi, mbriogénes, dan mbriogénesis spinal disrafisme.b. Neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya.c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neu-

roradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan spinal disrafisme.d. Pengobatan berbagai jenis spinal disrafisme.e. Perubahan neurofisiologi karena spinal disrafisme.f. Lokasi spinal disrafisme.g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa spinal

disrafisme.h. Diagnosa banding spinal disrafisme.i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan spinal

disrafisme.j. Pengobatan medikamentosa spinal disrafisme.k. Tindakan operasi spinal disrafisme.l. Tindakan pertolongan pertama pada spinal disrafisme.m. Penyulit tindakan bedah pada kasus spinal disrafisme.n. Tindak lanjut yang diperlukan

2. Audio visual

Page 5: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

5

3. Lampu baca x ray

7. Referensi1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo

M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed.2004

2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd

Ed. 19963. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mos-

by. 19944. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

8. Kompetensi

Jenis KompetensiTingkat

Kompetensi TAHAPK P A

a. Mengetahui embriologi sistem saraf pusat 6 PENGAYAAN

b. Mengetahui etiologi dan jenis-jenis spinal disrafisme 6

c. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis untuk mene-gakkan diagnosis spinal disrafisme 6

d. Mampu melakukan pemeriksaan klinis untuk menegakandiagnosis spinal disrafisme 6 2 3 M

AGANG

e. Mengetahui pemeriksaan tamabahan untuk menunjangdiagnosis spinal disrafisme 6 2 3

f. Mampu menegakan diagnosis spinal disrafisme 6 2 3g. Mengetahui diagnosis banding spinal disrafisme 6 2 3h. Mengetahui tatalaksana spinal disrafisme 6 5 5 M

ANDIRI

i. Mengetahui tindak lanjut pasca operasi 6 5 5

j. Mampu memberi informed consent 6 5 5

9. Gambaran Umum

Page 6: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

6

Spinal disrafisme adalah defek pada perkembangan kolumna vertebra yangberhubungan dengan lesi neurologik.

Kegagalan penyatuan pada garis tengah dari komponen vertebra dapat timbultanpa terjadinya gangguan pada korda (spina bifida okulta) ataudenganmielomeningokel, defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi.Skrining antenatal untuk alfa-fetoprotein dapat membantu diagnosa. Bukti barumenunjukkan bahwa pemberian folat selama trimester pertama kehamilandapat menurunkan secara bermakna insidens terjadinya meningomiolekel.

Pasien dengan meningomiolekel secara umum mengalami paralisis dibawahdari defek dan diterapi segera setelah lahir dengan penutupan secara operasipada defek yang kista serta melakukan shunt untuk hidrosefalusnya.

Prognosis fungsional bervariasi antara : bila lesi terjadi di bawah L4, biasanyaperawatan pasien berupa rawat jalan, walaupun deformitas pada ekstremitasbawahdapat timbul seperti talipes ekunovarus dan subluksasi panggul,memerlukan koreksi operatif. Sebagai tambahan, kehilangan fungsi sensorikmenyebabkan pressure sore sering menjadi masalah yang berulang.

10. Contoh KasusContoh kasus dibuat sesuai dengan jenis penyakit pada submodul.

11. Tujuan PembelajaranProses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untukalih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaiankompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali danmengobati spinal disrafisme.

12. MetodaMetoda Pembelajaran1. Tinjauan Pustaka2. Diskusi Kelompok3. Bed side teaching4. Tindakan Operasi Mandiri

a. Peserta didik harus erlebih dahulu melakukan asistensi operasi(magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudianmelakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakanlulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri.

b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisoryang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan olehasisten terhadap pasien secara mandiri.

c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harusmembuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik,selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporan

Page 7: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

7

operasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkankelengkapan yang ditetapkan daam daftar tilik.

Metoda Diagnostik1. Pemeriksaan klinis neurologik2. Alat bantu diagnostik

a. Pemeriksaan X ray,b. EMG / EEGc. Alat neuroradiologi lain : CT Scan, MRI

3. Metoda diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostikkonvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak semata-mata berorientasi pada alat-alat dianostik canggih.

13. RangkumanSpinal disrafisme adalah defek pada perkembangan kolumna vertebra yangberhubungan dengan lesi neurologik.Kegagalan penyatuan garis tengah vertebra timbul tanpa terjadinya gangguanpada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi.Pasien dengan meningomiolekel secara umum mengalami paralisis dibawahdari defek dan diterapi segera setelah lahir dengan penutupan secara operasipada defek yang kista serta melakukan shunt untuk hidrosefalusnya.Prognosis fungsional bervariasi antara : bila lesi terjadi di bawah L4, biasanyaperawatan pasien berupa rawat jalan, walaupun deformitas pada ekstremitasbawahdapat timbul seperti talipes ekunovarus dan subluksasi panggul,memerlukan koreksi operatif.

14. EvaluasiOrganisasi Evaluasi1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb

a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahirsetiap semester

b. Kemampuan menegakkan diagnosac. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap

akan dilakukan tindakan / operasi.4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modul

bedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalamprogram CPD, waktu disesuaikan pada kodisi yang ada dari modul ini,dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi samaketentuan yang berlaku.

Tahap Evaluasi

Page 8: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

8

1. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didikmenyelesaikan aspek kognitif di tahap pengayaan.

2. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukansejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasisesuai dengan jenis penyakit pada submodul

3. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukansejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuaidengan jenis penyakit pada submodul

Metode dan Materi Evaluasi1. Ujian Tulis dan Lisan2. Kemampuan menegakkan diagnosa di poliklinik maupun ruang rawat3. Penilaian kemampuan melakukan tindakan4. Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh

Hasil Penilaian IPDS1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah

ditetapkan2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai

pada setiap sub modul ( pengayaan, magang, mandiri )3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di

Bagian/Departemen Badah Saraf.

15. Instrumen PenilaianInstrumen penilaian dari setiap kegiatan berupa evaluasi yang dilakukan padasetiap tahap pendidikan, intrumen yang dipakai adalah :

1 Kemampuan Inform Concent Instruksi & Bimbingan

2 Penilaian Ilmiah

a. Teori & Penyakit Diskusi dan Ujian

b. Instrument & Penyakit Diskusi dan Ujian

3 Penilaian Kecakapan Poliklinik, Bedside teaching & KamarOperasi

4 Penilaian Rehabilitasi Instruksi & Bimbingan

16. Penuntun Belajar1. Kisi-kisi materi dan buku referensi2. Kisi-kisi materi Spinal disrafisme:

a. Insidensi, patogenesis, dan sitogenesis Spinal disrafisme.b. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan

(neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan Spinaldisrafisme.

Page 9: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

9

c. Pengobatan berbagai jenis Spinal disrafisme.d. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa Spinal

disrafisme.e. Diagnosa banding Spinal disrafisme.f. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan Spinal

disrafisme.g. Pengobatan medikamentosa Spinal disrafisme.h. Tindakan operasi Spinal disrafisme.i. Penyulit tindakan bedah pada kasus Spinal disrafisme.j. Tindak lanjut yang diperlukank. informed consent

17. Daftar Tilik

RINCIAN DAFTAR TILIKADA

TA TL L

Menentukan Indikasi Bedah Saraf(Poliklinik

1 Uraian tentang keluhan / gejala utama

2 Cara datang (sendiri/rujukan)

3 Kelengkapan riwayat penyakit

4 Catatan ukuran panjang badan, berat badan, lingkaran kepala,ubun-ubun besar

5 Deskripsi keadaan kulit

6 Deskripsi kelainan saraf yang dijumpai

7 Pemeriksaan penunjang

8 Hasil konsultasi persiapan operasi

9 Catatan status gizi

10 Obat-obatan yang masih diberikan

11 Inform consent

12 Surat pengantar rawat inap

Admission

1 Kelengkapan administrasi

2 Kelengkapan dokumen sesuai daftar tilik poliklinik

3 Buat status Medical Record

4 Cek ulang hasil pemeriksaan di poliklinik

Page 10: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

10

5 Buat rencana perawatan

Persiapan Operasi

1 Assesment rencana tindakan, operator dan asisten

2 Konsul toleransi operasi

3 Buat daftar operasi

Pra-Bedah

1 Konsul anestesi

2 Asisten lapor pada operator

3 Persiapan menjelang operasi

4 Dipasang kateter

Kamar Operasi

1 Dokumen yang disertakan bersama pasien

2 Keadaan pasien

3 Persiapan pasien

4 Dilakukan narkose umum

5 Posisi pasien diatur sesuai standar

6 Dipasang blanket pemanas

7 Persiapan daerah operasi

8 Insisi kulit dengan mempertimbangkan keadaan luka

9 Melakukan diseksi lapisan ectoderm dan mesoderm secara mi-kroskopis

10 Melakukan laminektomi seperlunya untuk membebaskan theterd

11 Dilakukan ekstirpasi cele spina bifida

12 Tutup luka lapis demi lapis

13 Hemostasis

14 Dressing luka

15 Tulis laporan operasi

16 Labeling spesimen dan tulis permintaan lab

17 Penjelasan kepada keluarga

Pasca Bedah

1 Dokumentasi

Page 11: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

11

2 Catatan perawatan

Pemulangan

1 Catatan keadaan pasien

2 Inform consent pada yang merawat

3 Jadwal kontrol dan konsultasi pada dokter spesialis anak

4 Kelengkapan status dan diagnosa

5 Catatan administrasi & keuangan

18. Materi BakuMateri baku kelainan kongenital susunan saraf disusun berdasarkan tujuanpendidikan. Secara rinci disusun pada tujuan khusus. Materi dirinci menjadiberbagai jenis penyakit pada submodul yang disesuaikan dengan kompetensimandri yang harus dicapai ( matriks hijau )Sebagai gambaran umum berbagai penyakit yang harus dikuasai sebagaiberikut :

Spinal DisrafismeDefinisiSpinal disrafisme adalah defek pada perkembangan kolumna vertebra yangberhubungan dengan lesi neurologik.Kegagalan penyatuan garis tengah vertebra dapat timbul tanpa terjadinyagangguan pada korda atau dengan mielomeningokel, defek tuba neuralis padatingkat terjadinya lesi.

EpidemiologiInsiden dari occult spinal disrafisme belum diketahui pada populasi secaramenyeluruh. Di South Carolina insidennya mencapai 0,95 kasus pada setiap1000 kelahiran hidup. Penderita wanita lebih banyak 2:1.Bermacam-macam penyebab yang berat menentukan morbiditas danmortalitas, tetapi banyak dari abnormalitas ini mempunyai makna klinis yangkecil dan hanya dapat dideteksi pada kehidupan lanjut yang ditemukan secarakebetulan

EtiologiPenyebab defek pada neural tube masih belum diketahui, tetapi terdapatbeberapa faktor yang berperan terjadinya defek pada neural tube, yaitu: Adanya riwayat defek neural tube pada saudara kandung. Trisomi 13 atau 18

Page 12: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

12

Defisiensi folat pada kehamilan awal, peningkatan resiko sedang padapenggunaan antikonvulsan pada kehamilan, terutama Natrium Valproat.

Manifestasi KlinisPasien dengan meningomiolekel secara umum mengalami paralisis dibawahdari defek dan diterapi segera setelah lahir dengan penutupan secara operasipada defek yang kista serta melakukan shunt untuk hidrosefalusnya.Prognosis fungsional bervariasi antara : bila lesi terjadi di bawah L4, biasanyaperawatan pasien berupa rawat jalan, walaupun deformitas pada ekstremitasbawahdapat timbul seperti talipes ekunovarus dan subluksasi panggul,memerlukan koreksi operatif.

Pemeriksaan PenunjangDiagnosis ditegakan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan imajing

TatalaksanaPembedahan dilakukan pada periode neonatal untuk mencegah rupture.Perbaikan dengan pembedahan pada lesi spinal dan pirau CSS (pemasanganVP shunt) pada bayi hidrosefalus dilakukan pada saat kelahiran.Pencangkokan kulit diperlakukan bila lesinya besar. Antibiotic profilaktikdiberikan untuk mencegah meningitis.

19. Algoritme

Page 13: MODUL SPINAL DISRAFISME - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/76/SPINAL_DISRAFISME.pdf · pada korda atau defek tuba neuralis pada tingkat terjadinya lesi. Pasien dengan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

13

20. Kepustakan1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo

M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed.2004

2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd

Ed. 19963. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mos-

by. 19944. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

21. PresentasiMateri presentasi menggunakan materi dalam bentuk power point sesuaidengan materi modul spinal disrafisme.

22. ModelModel pembelajaran dapat menggunakan diseksi kadaver.