modul meningokel anterior -...
TRANSCRIPT
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
1
MODUL
MENINGOKEL ANTERIOR
1. DefinisiMeningokel anterior adalah defek pada dura yang mengakibatkan terjadinyaherniasi dari meningens dan CSF pada daerah ventral, dan paling sering padaregio presakral atau kumbosakral. Pada meningokel anterior didomiasipenderita wanita daripada laki-laki.
2. Waktu PendidikanTAHAP I TAHAP II TAHAP III
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKSProgram Magister Neurologi
TesisProgram Profesi Bedah Saraf
Pogram Bedah DasarProgram Bedah SarafDasarPROGRAM KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi)
GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI
KONGENITALICD 10 - Bab XVII
Kranial
SpinalINFEKSI
ICD 10 - Bab I
NEOPLASMAICD 10 - Bab II
Kranium
Supratentorial
Infratentorial
SpinalSaraf Tepi
TRAUMAICD 10 - Bab XIX
Kranial
SpinalSaraf Tepi
DEGENERASIICD 10 - Bab VI & XIII
SpinalSaraf Tepi
VASKULERICD 10 - Bab IX
Intrakranial
SpinalFUNGSIONAL
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
2
ICD 10 - Bab VI & XXI
Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu :1. Tahap Pengayaan (tahap I):
a. Lama pendidikan 4 semester, yaitu mulai dari semester pertama sampaidengan semester keempat, peserta didik diberi ilmu-ilmu dasar maupunbedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapat dipergunakan untukmengambil program magister.
b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di ahir masapendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I.Residen sudah harus mengenal meningokel anterior.
2. Tahap Magang (tahap II) :a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu pada semester kelima dan keenam.
Peserta didik mulai dilatih melakukan tindakan bedah saraf.b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II, yaitu di ahir masa
pendidikan tahap II residen telah mencapai Kompetensi tingkat II.Residen sudah harus mampu menangani 3 (tiga) kasus operatifmeningokel anterior.
3. Tahap Mandiri (tahap III) :a. Lama pendidikan 5 semester, yaitu dari semester ketujuh sampai
dengan kesebelas. Peserta didik menyelesaikan pendidikan sampaikompetensi bedah saraf dasar.
b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen III, yaitu di ahir masapendidikan tahap III residen telah mencapai kompetensi tingkat III.Residen sudah harus mampu menangani 3 (tiga) kasus operatifmeningokel anterior secara mandiri.
Kompetensi bedah saraf dasar :1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampai
mencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri,dengan tetap dalam pengawasan konsulen)
2. Tehnik operasi yang diajarkan sebagai target ahir pendidikan adalahterbatas pada tindakan operasi konvensional yang termasuk dalam IndeksKesulitan 1 dan 2; tehnik operasi sulit yang membutuhkan kemampuanmotoris lebih tinggi dan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih,termasuk dalam Indeks Kesulitan 3 dan 4, diajarkan hanya maksimalsampai tingkat magang. Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakankelanjutan pendidikan yang masuk dalam CPD.
JENIS PENYAKIT ICD10 TAHA
P ITAHAP II TAHAP III IK
1IK2
IK3
IK4
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G PKongenital Bab XVII . . .
Kranial . . .
Mikrosefal ( Kraniostenosis ) Q 75.0 2 1Hidrocephalus Q03.9 . . .
Simpel 3 3Kompleks / malfungsi pirau 3 5
Kista Arahnoid Q 07.6 2 1
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
3
JENIS PENYAKIT ICD10 TAHA
P ITAHAP II TAHAP III IK
1IK2
IK3
IK4
Meningokel Anterior Q 01.1 3 3Meningokel Posterior Q 01.2. 2 2Deformitas kranium Q 75.8 1Dandy Walker Malformaion Q 03.1 1SpinalSpinal Disrafisme Q 05 3 2Deformitas Atlanto-oksipital Q 67.5 1Sind. Arnold-Chiary / Siringomieli Q07.0/Q87.2 2 1
KETERANGANTingkat Pengayaan, dalam periode ini Tingkat Kognitif harus dapat mencapai 6 (K6)Tingkap Magang, dalam periode ini disamping K6, Psikhomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3 (A3)Tingkat Mandiri semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5
S : Semester G : Magang M : Mandiri K : Kognitif : A : Afektif P : Psikhomotor
3. Tujuan UmumSetelah menyelesaikan sub-modul meningokel anterior saraf peserta didikdiharapkan mampu mengenali meningokel anterior, mampu mengobatimeningokel anterior yang diajarkan sampai level mandiri serta mampumengatasi kegawatan akut meningokel anterior.
4. Tujuan Khusus1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan embriogenesis menin-
gokel anterior.2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pem-
bungkusnya.3. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan
tambahan (neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkandiagnosa meningokel anterior.
4. Mengetahui pengobatan berbagai jenis meningokel anterior.5. Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena meningokel
anterior.6. Mampu menentukan lokasi meningokel anterior.7. Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan
diagnosa meningokel anterior.8. Mampu mengetahui diagnosa banding meningokel anterior.9. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam
menegakkan diagnosa meningokel anterior.10. Mampu melakukan pengobatan medikamentosa meningokel anterior.11. Mampu melakukan tindakan operasi meningokel anterior.12. Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama pada meningokel
anterior.13. Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus meningokel anterior.14. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
4
15. Mampu memberi informed consent
5. Strategi Pembelajarana Pengajaran dan Kuliah Pengantar 50 menit
b Tinjauan Pustaka
Presentasi Ilmu Dasar 1x telaah kepustakaan
Presentasi Kasus 1x
b Dikusi kelompok 2x 50 menit, diskusi menyangkut di-agnosis, operasi dan penyulit
d Bedside Teaching 6x ronde
e Bimbingan operasi
Operasi Magangminimal 3 kasus untuk selanjutnyainstruksi atau evaluasi operasi sampaidinyatakan lulus
Operasi Mandiriminimal 3 kasus sebelum dapat majuke ujian kompetensi akhir tingkat na-sional
6. Persiapan Sesi1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam
mencapai kompetensi, mencakup:a. Insidensi, iagnose es, dan iagnose esis meningokel anterior.b. Neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya.c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan
(neuroradiologi) dan patologi anatomi dalam menegakkan diagnosameningokel anterior.
d. Pengobatan berbagai jenis meningokel anterior.e. Perubahan neurofisiologi karena meningokel anterior.f. Lokasi meningokel anterior.g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa meningokel
anterior.h. Diagnosa banding meningokel anterior.i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan diagnosa
meningokel anterior.j. Pengobatan medikamentosa meningokel anterior.k. Tindakan operasi meningokel anterior.l. Tindakan pertolongan pertama pada meningokel anterior.m. Penyulit tindakan bedah pada kasus meningokel anterior.n. Tindak lanjut yang diperlukan
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
5
2. Audio visual3. Lampu baca x ray
7. Referensi1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo
M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed.2004
2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd
Ed. 19963. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mos-
by. 19944. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
8. Kompetensi
Jenis KompetensiTingkat
Kompetensi TAHAPK P A
a. Mampu menerangkan embriologi struktur otak dan iagnos spinalis 6 PENGAYAAN
b. Mengetahui etiologi dan klasifikasi meningokel anterior 6
c. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis untuk menegakkan di-agnosis meningokel anterior 6
d. Mampu melakukan pemeriksaan klinis untuk menegakan diagnosismeningokel anterior 6 2 3 M
AGANG
e. Mampu menegakan iagnose meningokel anterior 6 2 3
f. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan 6 2 3
g. Mengetahui diagnosis banding meningokel anterior 6 2 3
h. Mengetahui tatalaksana meningokel anterior 6 2 3
i. Mampu melakukan ekstirpasie kele 6 5 5 MANDIRI
j. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan 6 5 5
k. Mampu memberi informed consent 6 5 5
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
6
9. Gambaran UmumMeningokel adalah keluarnya struktur intra kranial (meningen dan cairan otak)melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jikameningen yang keluar disertai dengan jaringan otak, maka disebutmeningoensefalokel.Meningokel anterior adalah defek pada dura yang mengakibatkan terjadinyaherniasi dari meningens dan CSF pada daerah ventral, dan paling sering padaregio presakral atau kumbosakral.Kasus Meningoencephalocele Anterior (MEA) mempunyai insidens yang tinggidi Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Data statistik Thailandmenunjukkan kasus ini di dapatkan pada 7 penderita dari 42.315 kelahiranhidup di RS Chulalongkom Bangkok (Idari 6.000 kelahiran hidup). Berbedapada belahan Dunia bagian Barat yang lebih banyak di jumpai kasusMeningoensefalokel Posterior. Pada meningokel anterior didomiasi penderitawanita daripada laki-laki.Menurut etiologinya, meningoensefalokel erat kaitannya dengan faktor gizi ibupada masa kehamilan, itu sebabnya kasus-kasus demikian banyak terdapatpada penduduk golongan sosial ekonomi bawah, dimana fasilitas kesehatan,tidak terjangkau karena sarana yang terbatas dan tingginya biaya pengobatan,termasuk minimnya fasilitas rumah sakit.Untuk penatalaksaannya, dari segi tehnik operasi, saat ini yang dilakukanmenurut tehnik klasik, karena mempertimbangkan aspek kosmetik insisioperasi bentuk bikoronal, sedemikian besarnya luka operasi sehinggamenimbulkan penyulit-penyulit dalam penanganannya.
10. Contoh KasusContoh kasus dibuat sesuai dengan jenis penyakit pada submodul.
11. Tujuan PembelajaranProses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untukalih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaiankompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali danmengobati meningokel anterior.
12. MetodaMetoda Pembelajaran1. Tinjauan Pustaka2. Diskusi Kelompok3. Bed side teaching4. Tindakan Operasi Mandiri
a. Peserta didik harus erlebih dahulu melakukan asistensi operasi(magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudian
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
7
melakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakanlulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri.
b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisoryang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan olehasisten terhadap pasien secara mandiri.
c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harusmembuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik,selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporanoperasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkankelengkapan yang ditetapkan daam daftar tilik.
Metoda Diagnostik1. Pemeriksaan klinis neurologik2. Alat bantu diagnostik
a. Pemeriksaan X ray,b. EMG / EEGc. Alat neuroradiologi lain : CT Scan, MRI
3. Metoda diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostikkonvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak semata-mata berorientasi pada alat-alat dianostik canggih.
13. RangkumanMeningokel adalah keluarnya struktur intra kranial (meningen dan cairan otak)melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi.Meningokel anterior adalah defek pada dura sehingga terjadi herniasimeningens dan CSF pada ventral dan tersering pada presakral.Kasus Meningoencephalocele Anterior (MEA) mempunyai insidens yang tinggidi Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Di Thailand terdapat 7 penderitadari 42.315 kelahiran hidup.Menurut etiologinya, erat kaitannya dengan faktor gizi ibu pada masakehamilan. Sebagian besar kasus dari golongan sosial ekonomi bawah yangtidak terjangkau oleh fasilitas kesehatan, sarana yang terbatas dan tingginyabiaya pengobatan.
14. EvaluasiOrganisasi Evaluasi1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb
a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahirsetiap semester
b. Kemampuan menegakkan diagnosa
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
8
c. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiapakan dilakukan tindakan / operasi.
4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modulbedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalamprogram CPD, waktu disesuaikan pada kodisi yang ada dari modul ini,dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi samaketentuan yang berlaku.
Tahap Evaluasi1. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didik
menyelesaikan aspek kognitif di tahap pengayaan.2. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukan
sejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasisesuai dengan jenis penyakit pada submodul
3. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukansejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuaidengan jenis penyakit pada submodul
Metode dan Materi Evaluasi1. Ujian Tulis dan Lisan2. Kemampuan menegakkan diagnosa di poliklinik maupun ruang rawat3. Penilaian kemampuan melakukan tindakan4. Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh
Hasil Penilaian IPDS1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah
ditetapkan2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai
pada setiap sub modul ( pengayaan, magang, mandiri )3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di
Bagian/Departemen Badah Saraf.
15. Instrumen PenilaianInstrumen penilaian dari setiap kegiatan berupa evaluasi yang dilakukan padasetiap tahap pendidikan, intrumen yang dipakai adalah :
1 Kemampuan Inform Concent Instruksi & Bimbingan
2 Penilaian Ilmiah
a. Teori & Penyakit Diskusi dan Ujian
b. Instrument & Penyakit Diskusi dan Ujian
3 Penilaian Kecakapan Poliklinik, Bedside teaching & KamarOperasi
4 Penilaian Rehabilitasi Instruksi & Bimbingan
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
9
16. Penuntun Belajar1. Kisi-kisi materi dan buku referensi2. Kisi-kisi materi meningokel anterior:
a. Insidensi, patogenesis, dan sitogenesis meningokel anterior.b. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan
(neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan diagnosameningokel anterior.
c. Pengobatan berbagai jenis meningokel anterior.d. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa meningokel
anterior.e. Diagnosa banding meningokel anterior.f. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan diagnosa
meningokel anterior.g. Pengobatan medikamentosa meningokel anterior.h. Tindakan operasi meningokel anterior.i. Penyulit tindakan bedah pada kasus meningokel anterior.j. Tindak lanjut yang diperlukank. informed consent
17. Daftar Tilik
RINCIAN DAFTAR TILIKADA
TA TL L
Menentukan Indikasi Bedah Saraf(Poliklinik)
1 Uraian tentang keluhan / gejala utama
2 Cara datang (sendiri/rujukan)
3 Kelengkapan riwayat penyakit
4 Deskripsi keadaan kulit
5 Deskripsi kelainan saraf yang dijumpai
6 Pemeriksaan penunjang
7 Hasil konsultasi persiapan operasi
8 Catatan status gizi
9 Obat-obatan yang masih diberikan
10 Inform consent
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
10
11 Surat pengantar rawat inap
Admission
1 Kelengkapan administrasi
2 Kelengkapan dokumen sesuai daftar tilik poliklinik
3 Buat status Medical Record
4 Cek ulang hasil pemeriksaan di poliklinik
5 Buat rencana perawatan
Persiapan Operasi
1 Assesment rencana tindakan, operator dan asisten
2 Persiapan pompa
3 Konsul toleransi operasi
4 Buat daftar operasi
Pra-Bedah
1 Konsul anestesi
2 Asisten lapor pada operator
3 Persiapan menjelang operasi
Kamar Operasi
1 Dokumen yang disertakan bersama pasien
2 Keadaan pasien
3 Persiapan pasien
4 Dilakukan narkose umum
5 Dipasang kateter
6 Posisi pasien diatur sesuai standar
7 Dipasang blanket pemanas
8 Persiapan daerah operasi
Tindakan operasi
1 Insisi kulit kepala dgn mempertimbangkan keadaan luka
2 Drilling tulang sesuai approach
3 Dilakukan pengukuran TIK
4 Membuat flap periost
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
11
5 Ekstirpasi Cele
6 Tutup luka lapis demi laps
7 Hemostasis
8 Tutup Dura, duraraphi, duraplasy
9 Gantung dura
10 Aplikasi Beriplast
11 Tutup defek tulang dg tulang/mesh/plat
12 Dressing luka
13 Jumlah perdarahan tercatat
14 Jumlah urine tercatat
15 Jumlah kassa yang dipakai tercatat
16 Jumlah dan jenis instrumen sesuai prosedur
17 Keadaan pasien pasca bedah dievaluasi
Pasca Bedah
1 Dokumentasi
2 Catatan perawatan
Pemulangan
1 Catatan keadaan pasien
2 Inform consent pada yang merawat
3 Jadwal kontrol dan konsultasi pada dokter spesialis anak
4 Kelengkapan status dan diagnose
5 Catatan administrasi & keuangan
18. Materi BakuMateri baku kelainan kongenital susunan saraf disusun berdasarkan tujuanpendidikan. Secara rinci disusun pada tujuan khusus. Materi dirinci menjadiberbagai jenis penyakit pada submodul yang disesuaikan dengan kompetensimandri yang harus dicapai ( matriks hijau )Sebagai gambaran umum berbagai penyakit yang harus dikuasai sebagaiberikut :
Meningokel Anterior
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
12
DefinisiMeningokel adalah keluarnya struktur intra kranial (meningen dan cairan otak)melalui defek yang terjadi akibat malformasi pada masa embriologi. Jikameningen yang keluar disertai dengan jaringan otak, maka disebutmeningoensefalokel.Berdasarkan lokasinya, terdapat 2 tipe meningokel atau meningoensefalokel,yaitu anterior dan posterior yang akan disubklasifikasi lagi sesuai dengan letakanatomis yang lebih akurat.Meningokel anterior adalah defek pada dura yang mengakibatkan terjadinyaherniasi dari meningens dan CSF pada daerah ventral, dan paling sering padaregio presakral atau kumbosakral.
EpidemiologiKasus Meningoencephalocele Anterior (MEA) mempunyai insidens yang tinggidi Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Data statistik Thailandmenunjukkan kasus ini di dapatkan pada 7 penderita dari 42.315 kelahiranhidup di RS Chulalongkom Bangkok (Idari 6.000 kelahiran hidup). Penderitawanita jumlahnya lebih banyak daripada penderita pria. Berbeda pada belahanDunia bagian Barat yang lebih banyak di jumpai kasus MeningoensefalokelPosterior.
EtiologiTerjadi karena adanya defek pada penutupan spina yangt berhubungandengan pertumbuhan yang tidak normal korda spnalis atau penutupnya.
Manifestasi KlinisMeningokel anterior menonjol ke dalam pelvis melalui defek pada sakrum.Gejala konstipasi dan disfungsi kandung kencing berkembang karenameningkatnya ukuran lesi. Penderita wanita mungkin menderita anomalisaluran genital terkait, termasuk fistula rektovaginal dan sekat vagina.
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan neurologist yang cermat sangat dianjurkan. Anak yang tidakbergejala dengan pemeriksaan neurologi normal dan keseluruhan tebal kulitmenutup meningokel dapat dilakukan penundaan pembedahan.Penderita harus secara menyeluruh diperiksa dengan menggunakanrontgenogram sederhana, ultrasonografi, dan tomografi komputerisasi (CTScan) dengan metrizamid atau dengan resonansi magnetik (MRI) untukmenentukan luasnya keterlibatan jaringan saraf dan anomali yang terkait.
TatalaksanaPada penatalaksanaannya diperlukan kerjasama antara dokter anak, dengandokter ahli bedah sarafuntuk meningokel dan hidrosefalusnya, dengan dokter
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
13
orthopedi untuk kelainan bentuk panggul dan kaki dan dengan dokter urologiuntuk penatalaksanaan kelainan traktus urogenitalis.
19. Algoritme
20. Kepustakan1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo
M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed.2004
2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd
Ed. 19963. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mos-
by. 19944. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf
14
21. PresentasiMateri presentasi menggunakan materi dalam bentuk power point sesuaidengan materi modul meningokel anterior.
22. ModelModel pembelajaran dapat menggunakan diseksi kadaver.