modul seni rupa kls xi (semester 1) tahun ajaran …biasanya, bentuknya bentuk panitia pameran untuk...
TRANSCRIPT
Seni Rupa Kelas XI 1
MODUL SENI RUPA KLS XI (Semester 1)
TAHUN AJARAN 2016-2017
Pameran Seni Rupa & Berapresiasi Seni Rupa (2)
PETA KONSEP
Pameran Seni Rupa a. Panitia pameran b. Proposal Pameran c. Materi Pameran d. Kurasi Pameran e. Aktifitas Diskusi f. Nilai Pameran
Berapresiasi Seni Rupa (2) (Periode Seni Rupa Modern di Indonesia)
a. Periode Perintis b. Periode Indonesia Jelita c. Periode Persagi d. Periode Jepang e. Periode Pascakemerdekaan f. Periode Akademi g. Periode 1960-sekarang
YAYASAN WIDYA BHAKTI
SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA
ANGELA
TERAKREDITASI A
Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 –
Fax.022. 4222587
http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail :
043
Seni Rupa Kelas XI 2
PAMERAN SENI RUPA
Pameran adalah salah satu bentuk penyajian karya seni rupa agar dapat berkomunikasi dengan pengunjung. Makna komunikasi di sini, berarti, karya-karya seni rupa yang dipajang tersaji dengan baik, sehingga para pemirsa dapat mengamatinya dengan nyaman untuk mendapatkan pengalaman estetis dan pemahaman nilai-nilai seni yang dipamerkan. Untuk itu, diperlukan pengetahuan manajemen tata pameran. Mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
(Source: http://www.grahamfineart.com)
Biasanya, bentuknya bentuk panitia pameran untuk tingkat Sekolah sederhana. Terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan sejumlah seksi-Seksi (publikasi & dokumentasi, dekorasi, pengumpulan dan seleksi karya, perlengkapan, dll). b. Proposal Pameran
Biasanya proposal dibuat untuk kepentinganmendapatkan ijin kegiatan, dari pihak sekolah/keamanan, pencariansponsor, informasi bagi orang tua siswa, informasi bagi pers, danpihak-pihak lain yang menjadi mitra kerja penyelenggaraan pameran. Banyak format penulisan proposal yang dapat digunakan, namun pada hakikatnya, inti dari proposal ialah latar belakang pameran, dasar acuan kegiatan pameran, tujuan pameran, hasil dan dampak pameran yang diharapkan, tema pameran, waktu dan tempat, tata tertib dan lain-lain.
Seni Rupa Kelas XI 3
c. Materi Pameran Materi pameran seni rupa di sekolah terdiri dari tiga sumber:
Koleksi karya tugas-tugas siswa terbaik (seni lukis, desain, dan kria atau karya yang lain) yang dipilih oleh guru .
Karya-karya siswa yang dibuat atas kehendak sendiri, di luar tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.
karya-karya siswa yang memenangkan lomba kesenirupaan (seni lukis, desain, kria, logo, animasi, dan lain-lain) yang pernah diraih oleh siswa yang sedang belajar efektif di sekolah yang mengadakan pameran.
Hendaknya materi pameran mencerminkan juga perkembangan kebudayaan masa
kini, di mana karya-karya seni rupa telah menggunakan media dan teknologi baru. Seperti computer art, video art, web art, vector art, digital painting, dan lain-lain, sehingga pengunjung pameran mendapatkan sajian yang baru dengan wawasan seni masa kini. d. Kurasi Pameran
Kurasi pameran biasanya ditulis kurator seni rupa, guru seni budaya (seni rupa), dan dapat pula ditulis oleh siswa yang berbakat menulis kritik seni. Fungsi seorang kurator antara lain menganalisis berbagai faktor keunggulan seni yang dipamerkan, di samping menunjukkan pula kecenderungan kreatif peserta pameran, baik untuk bidang seni lukis, desain, atau kria. Sehingga pengunjung mendapatkan bahan banding untuk mengapresiasi karya yang diamatinya. Artikel kurasi pameran dimuat dalam katalog pameran, sehingga isinya menjadi topik bahasan yang menarik dalam aktivitas diskusi yang dilaksanakan. e. Aktifitas Diskusi
Kegiatan diskusi diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan pameran. Tujuannya adalah pengembangan wawasan dan sikap apresiatif. Bagi pameris adalah ajang evaluatif (mendapatkan masukan dari peserta diskusi) dan sekaligus sebagai peluang menjelaskan gagasan dan tujuan seni yang diciptakannya, alia pertanggunggjawaban karya. S
ebagai pembicara utama, biasanya dipilih pekritik seni rupa, atau tokoh lain yang dipandang layak karena keahliannya telah diakui ditengah masyarakat. Pembicara menyampaikan makalah sebagai topik kajian diskusi (makalah dibagikan kepada semua peserta). Diskusi dipandu oleh moderator (yang berwawasan seni baik), bisa oleh siswa, perupa, atau guru seni budaya. Kegiatan diskusi dikelola olah panitia pameran, dan
Seni Rupa Kelas XI 4
didokumentasikan dalam bentuk cacatan tertulis, audio, foto, video, atau film, sesuai kemampuan panitia pameran.
(Source: http://bridgesmathart.org/)
(Source: https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/)
f. Nilai Pameran Aktivitas pameran seni rupa murni, desain, dan kria adalah bagian akhir dari
suatu kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pameran terdeteksi potensi kesenirupaan setiap sekolah. Mungkin sekolah tertentu kuat dalam hal seni lukis, sementara sekolah lain menonjol dalam aktivitas desain, dan yang lain lagi menghasilkan karya-karya kria yang mengagumkan. Namun yang lebih penting dipahami dalam arti pembelajaran seni budaya, pameran adalah melatih kemampuan siswa bekerja sama, berorganisasi, berpikir logis, bekerja efesien dan efektif dalam penyelenggaraan pameran seni rupa.
Seni Rupa Kelas XI 5
PENGETAHUAN SENI: PERIODE SENI RUPA MODERN DI INDONESIA
Salah satu sifat modern adalah kreativitas yang di dalamnya terdapat nilai, karakter,
inovasi dan orisinalitas. Kreativitas hasil karya seni rupa modern dapat dijadikan contoh
yang mengarah ke seni rupa praktis. Berikut adalah periode seni rupa modern di
Indonesia: 1) Periode Perintis
2) Periode Indonesia Jelita
3) Periode Persagi
4) Periode Jepang
5) Periode Pascakemerdekaan
6) Periode Akademi
7) Periode 1960-sekarang
1. Periode Perintis
Diperkenalkannya teknik berkreasi seni rupa Barat oleh Raden Saleh Syarif
Bustaman merupakan awal periode seni rupa modern di Indonesia. Saat itu gaya yang
ditunjukkan cenderung bergaya atau beraliran romantisme (mendramatisir secara
visual, melebihkan dari kenyataan sesungguhnya).
Raden Saleh, Penangkapan Pangeran Diponegoro Raden Saleh, Meletusnya Gunung Merapi
Seni Rupa Kelas XI 6
Raden Saleh, Berburu Rusa
2. Periode Indonesia Jelita
Sepeninggalan R.Saleh, terjadilah periode kekosongan kreativitas. Hingga akhirnya muncul aktivitas melukis yang menyajikan pulasan kuas yang halus dengan objek pemandangan tanah air yang menawan atau wanita jelita.
Tokoh: Abdullah Suryobroto, Basuki Abdullah, Henk Ngantung, Lee Man Fong, Suharyo, Sujoyono.
Henk Ngantung, Dua Gadis Bercetok
3. Periode Persagi
Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) terbentuk karena adanya hasrat untuk
mewujudkan konsep seni rupa yang memiliki kepribadian Indonesia. Pelukis diharapkan
tidak hanya sekedar menguasai keterampilan melukis yang dasar tekniknya dari Barat,
tetapi juga memiliki corak dan visi berdasarkan kebudayaan Indonesia.
Tokoh: Agus Djaja, S. Sudjojono, Setijoso, Abdul Salam, Emiria Soenassa, H.Hutagalung,
Otto Djaja, Ramli, Sindu S, Sudiardja, Sudibio, Sulirno, Sumitro, Surono, S. Tutur.
Seni Rupa Kelas XI 7
Sudjojono, Seko
4. Periode Jepang
Periode ini berlangsung pada masa pendudukan Jepang yang mendirikan badan
kesenian Keimin Bunka Shidoso, di bawah pengawasan seniman Jepang, Saseo Ono dan
Yamamoto. Kepemimpinanya diserahkan pada Agus Djaja, Suminta, anggotanya,
Kusnadi, Otto Djaja, Subanto, Trubus dan Zaini.
Sebenernya, Keimin Bunka Shidoso ini merupakan propaganda Jepang. Oleh karena
itu, para pemuda Indonesia membentuk suatu wadah lain, Poetra (Poesat Tenaga
Rakyat), untuk mempertahankan kesenian dan kebudayaan bangsa sendiri. Poetra
dipimpin oleh S. Sudjojono dan Affandi, dengan anggotanya terdiri dari Barli, Dullah,
Emiria S, Hendra Gunawan.
Seni Rupa Kelas XI 8
Zaini, Kambing
Affandi, Tangan Gaib
Hendra Gunawan, Bandung Lautan Api
5. Periode Pasca Kemerdekaan
Periode ini ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok seniman beserta
sanggar seninya di berbagai daerah. Tokohnya sebagian masih sama dengan beberapa
seniman sebelum periode masa kemerdekaan, namun ada beberapa nama baru yang
muncul, seperti:
- Djayengasmoro (Pusat Tenaga Pelukis)
- Affandi, Basuki R, Oesman E, Suromo, Surono, Trisno S (Seniman Indonesia Muda,
Yogyakarta)
- Affandi, Hendra Gunawan, Sasongko, Setijoso, Sudiardjo, Sumitro, Trubus (Pelukis
Rakyat)
- Affandi, Nashar, Sutikna (Gabungan Pelukis Indonesia, Jakarta)
Seni Rupa Kelas XI 9
- Ismail Daylay, Husein, H. Djafar, H. Siregar, Nasjah Djamin (Angkatan Seni Rupa
Indonesia, Medan)
- Sumitro, Kusnadi, Sholikin (Pelukis Indonesia, Yogyakarta)
- Barli (Jiwa Mukti, Bandung)
- Baharudin, M. Apin, Rusli, Sudjana Kerton (Lembaga Kebudayaan Indonesia
Belanda)
- Karyono Y.S (Prabangkara, Surabaya)
- Ismono, Sudyono, Sunindyo (Tunas Muda, Madiun)
6. Periode Akademi
- Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), Yogyakarta tahun 1950, dipimpin oleh R.J.
Katamsi. Dosennya: R.J. Katamsi, Trubus, Sudarso, Affandi, Kusnadi, Rusli,
Djayengasmoro, Hendra Gunawan, Sindu Siswono.
- Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar, Bandung (1959) yang dipelopori oleh Prof.
Syaei Sumardja. Balai ini kemudian menjadi bagian dari ITB. Dosennya: Syafei
Sumardja, Ries Mulder dan Arie Smith.
- Akademi Seni Rupa Surabaya (AKSERA), didirikan oleh Amang Rahman, Daryono,
D.H.Supomo, Krina Mustajab, Rudi Isbandi dan Nurzulis Koto.
- Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ), tahun 1971, Jurusan Seni dan Desain.
Dosennya: Nashar, Kusnadi, Zaini, Oesman Effendi, Baharudi dan Sulebar. Kini
menjadi Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
- Institut Kejuruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang, Semarang, Surabaya, Jakarta,
Bandung. Institut ini menghasilkan guru Pendidikan Seni untuk SLTP dan SLTA.
7. Periode 1960- sekarang
Pada periode sebelumnya, pelukis cenderung menghasilkan karya yang realistis
(kenyataan), naturalis (alam, keindahan) atau romantic (melebihi/ mendramatisir
kenyataan). Pada periode ini, seniman memiliki kebebasan berkreasi sehingga aneka
ragam gaya atau variasi lukisan atau patung yang bersifat modern mulai bermunculan.
Seni Rupa Kelas XI 10
Misalnya saja, realistis fotografis, impresionis, ekspresionis, kubis, surealis, futuris,
abstrak, dekoratif dan lain-lain.
Tokoh: Ahmad Sadali, But Muchtar, Bagong Kussudiardjo, Popo Iskandar, Srihadi,
Mustika dan Danarto. Seniman lukis batik antara lain Amry Yahya, Bambang Utoro,
Kawindro Susanto, Kuswaji, Mardiyanto,Sularjo.
Pada tahun 1974, sekelompok seniman lukis muda dari Jakarta, Bandung dan
Yogyakarta, membuat kesepakatan mengenai konsep Seni Rupa yang tidak terikat
bentuk yang lazim, dan lebih berkesan eksperimental karena terkait dengan seni ruang,
pertunjukan, bahkan sastra. Kelompok tersebut memakannya sebagai Seni Rupa Baru.
Tokoh: Jim Supangkat, hardi, Dede Eri Supria, Nyoman Nuarta, Bachtiar Zainul, Bonyong,
Harsono, Murni Ardhi, Muryoto H, G.Riyanto, R.Manulang, Slamet Riyadi, S.Prinka, dll.
KARYA SENI RUPA SENIMAN INDONESIA DAN ALIRANNYA
1. REALISTIS (Berdasarkan Kenyataan)
Agus Kamal, Perempuan Mati Ivan Sagita, Wanita Tua Menyanggul Rambut
Seni Rupa Kelas XI 11
2. REALISTIS FOTOGRAFI
Dede Eri Supria, Berusaha Tumbuh Dede Eri Supria, Yang Tersisa
3. IMPRESIONIS DAN PASCACIMPRESIONIS/ Post Impresionis (kesan, cahaya dan
rekayasa)
Srihadi Soedarsono, Doa dalam Penantian Srihadi Soedarsono, Looking in The Mirror
4. EKSPRESIONIS (Curahan Batin)
Seni Rupa Kelas XI 12
Djoko Pekik, Keretaku Tak Berhenti Lama Djoko Pekik, Berburu Celeng
5. KUBISME (menggeometriskan atau mensimultankan penampakan objek)
Ida Hadjar, Street Vendor
Sudjana Kerton, Obrolan Pagi
Ries Mulder, Gereja di Bandung
7. FUTURIS (Kesan gerak dan dinamis)
Seni Rupa Kelas XI 13
Nyoman Nuarta, Waktu Sibuk Sucipto Adi, Meditasi
8. SURREALIS (visualisasi Alam bawah sadar atau mimpi)
Sigit Santoso, Renungan tentang Angin dan Air Lucia Hartini, Payung 2000
9. ABSTRAK (Meniadakan Bentuk figuratif)
Seni Rupa Kelas XI 14
Nashar, Renungan Malam Achnad Sadali, Gunung Mas
10. DEKORATIF (Bersifat hiasan), terdiri atas dekoratif figuratif dan dekoratif
abstraktif)
a. Dekoratif Figuratif
Anak Agung Gde Sobart, Tari Arja
b. Dekoratif Abstaktif
Seni Rupa Kelas XI 15
Widayat, Hutan Abas Alibasyah, Topeng
11. KONTEMPORER (Pop dan Seni Instalasi)
Khrisna Murti, Biarkan Batu tetap Menjadi Batu
Seni Rupa Kelas XI 16
12. SENI PUBLIK
Patung Arjuna Wijaya karya Nyoman Nuarta
Monumen Selamat Datang Patung Dirgantara
DAFTAR PUSTAKA
Nursantara, Yayat. (2004). Kesenian SMA Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
_______________ (2006). Seni Budaya untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Soedtedja, Zackaria, dkk .(2014). Seni Budaya, Studi dan Pengajarannya untuk
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.