modulsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32390/mod_resource/content/1/2005-0… · modul se-04 :...
TRANSCRIPT
PELATIHAN
AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN
(SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION)
MODUL
MODUL SE – 04
REKAYASA LAPANGAN DAN KAJI ULANG DESAIN
(REVIEW DESIGN)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)
2005
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -i-
KATA PENGANTAR
Rekayasa Lapangan merupakan bagian penting dari kegiatan proyek untuk
menuju penanganan jalan secara optimal dari sisi mutu, biaya dan waktu.
Kebijakan diperkenalkannya simplified desian dalam perencanaan jalan sebagai
bagian dari sistem IRMS membuat sebagian besar perencanaan teknis jalan
nasional dilakukan dengan menggunakan prisip simplified design dengan software
RDS.
Sebagai akibatnya maka pada proses selanjutnya pada saat pelaksanaan maka
perlu dilakukan rekayasa lapangan atas pekerjaan major, terutama pada
perkerasan jalan.
Pada proses rekayasa lapangan ini sebagaimana dalam dokumen kontrak pada
umumnya dibatasi terjadinya perubahan volume hanya pada pekerjaan minor
item atau 30% dari seluruh nilai kontrak yang sudah ditanda tangani.
Mengingat bahwa proses rekayasa lapangan ini berlaku secara nasional maka
sangat bermanfaat adanya modul rekayasa lapangan yang dapat digunakan untuk
para stakeholder yang bergerak dibidasng pelaksanaan jalan maupun pengawan
jalan.
Penyajian modul rekayasa lapangan disusun dengan menyajikan beberapa latar
belakang adanya kebijakan rekayasa lapangan, dan dilanjutkan dengan
permasalahan yang umum terjadi dalam proses rekayasa lapangan serta prosedur
dan tata cara melakukan rekayasa lapangan untuk memudahkan bagi stakeholder
melakukan praktek dilapangan.
J
a
k
a
r
t
a
,
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -ii-
D
e
s
e
m
b
e
r
2
0
0
5
P
e
n
y
u
s
u
n
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -iii-
LEMBAR TUJUAN
JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Teknik Supervisi Pekerjaan Jalan
(Supervision Engineer of Road Construction)
MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur
TUJUAN UMUM PELATIHAN :
Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengawasi pekerjaan jalan
sesuai dengan metode, gambar dan spesifikasi teknik yang ditetapkan pada
dokumen kontrak.
TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Mengawasi Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Mengawasi Pelaksanaan Pengendalian Lingkungan.
3. Mengawasi Pelaksanaan Perhitungan Biaya Konstruksi Jalan.
4. Mengawasi Pelaksanaan Rekayasa Lapangan Dan Kaji Ulang Desain (Review
Design).
5. Mengawasi Pelaksanaan Pekerjaan Sesuai Dengan Dokumen Kontrak.
6. Mengawasi Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan.
7. Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan.
8. Melakukan Perhitungan Hasil Pekerjaan.
9. Membuat Pelaporan.
10. Melakukan Penyerahan Pekerjaan Yang Telah Selesai.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -iv-
NOMOR DAN JUDUL MODUL : SE – 04 REKAYASA LAPANGAN DAN KAJI
ULANG DESAIN (REVIEW DESIGN)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melaksanakan rekayasa lapangan
konstruksi jalan dan jembatan, serta mampu melakukan kegiatan rekayasa
lapangan pada proyek jalan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Melaksanakan proses rekayasa lapangan yang diperlukan bagi kepentingan
manajemen proyek baik untuk pengguna jasa dan penyedia jasa.
2. Melaksanakan mekanisme dan standar prosedur rekayasa lapangan
konstruksi jalan.
3. Menjelaskan permasalahan dan konsekuensi atas proses rekayasa lapangan.
4. Melakukan langkah yang diperlukan pada kegiatan yang bersifat administrasi
legal dan teknis pada proses rekayasa lapangan.
5. Melakukan koordinasi pada saat memproses rekayasa lapangan.
6. Membuat laporan hasil rekayasa lapangan .
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -v-
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
LEMBAR TUJUAN ii
DAFTAR ISI iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN AHLI
TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN
JALAN (Supervision Engineer of
Roads Construction) vi
DAFTAR MODUL vii
PANDUAN INSTRUKTUR viii
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -vi-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum 1.2. Simplified Design 1.3. Full Engineering Design
I - 1 I - 1 I - 2 I - 2
BAB II PROGRAM PENANGANAN JALAN 2.1. Program Rehabilitasi 2.2. Program Peningkatan Jalan
II - 1 II - 1 II - 1
BAB III PERMASALAHAN PADA REKAYASA LAPANGAN
3.1. Perencanaan yang Kadaluarsa 3.2. Periode Rekayasa Lapangan Yang Terbatas 3.3. Data Desain Awal Yang Terbatas 3.4. Antisipasi Perubahan Minor Item Menjadi Major Item 3.5. Keterbatasan Pendanaan 3.6. Prosedur Persetujuan Desian Review
III - 1 III - 1 III - 1 III - 2 III - 4 III - 5 III – 5
BAB IV SURVAI LAPANGAN, PENGUKURAN DAN MUTU BAHAN
4.1. Pekerjaan Survai Lapangan Untuk Peninjauan Kembali Rancangan
4.2. Pelaksanaan Pekerjaan Survai Lapangan 4.3. Penetapan Titik Pengukuran 4.4. Pengendalian Mutu Bahan
IV – 1
IV – 1 IV – 5
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -vii-
IV – 6 IV – 7
BAB V DESAIN ULANG 5.1. Simplified Design dengan Road Design
System (RDS) 5.2. Detailed Engineering Design
V - 1 V - 1 V - 2
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -viii-
BAB VI BENTUK LAPORAN REKAYASAN LAPANGAN 6.1. Informasi Proyek Secara Umum 6.2. Permasalahan Yang ada dan Alasan-
alasannya 6.3. Data Orisinil Desain 6.4. Data Survei dan Review Desain untuk
Rekayasa Lapangan 6.5. Metode dan Alternatif Yang Diusulkan
VI – 1 VI – 1 VI – 2 VI – 2
VI – 5 VI - 6
RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -ix-
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL
PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN
(Supervision Engineer of Roads Construction)
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Teknik Supervisi
Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads Construction) dibakukan
dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang
didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli
Teknik Supervisi Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads
Construction) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing
Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang
menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari
setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan
kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan
kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka
berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun
seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang
harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Teknik Supervisi
Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads Construction).
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -x-
DAFTAR MODUL
Jabatan Kerja : Supervision Engineer of Roads Construction (SE)
Nomor Modul
Kode Judul Modul
1 SE – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2 SE – 02 Pengendalian Lingkungan
3 SE – 03 Perhitungan Biaya Konstruksi Jalan
4 SE – 04 Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design)
5 SE – 05 Dokumen Kontrak
6 SE – 06 Persiapan Pelaksanaan
7 SE – 07 Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan
8 SE – 08 Perhitungan Hasil Pekerjaan
9 SE – 09 Pelaporan
10 SE – 10 Penyerahan Pekerjaan Selesai
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -xi-
PANDUAN INSTRUKTUR
A. BATASAN
NAMA PELATIHAN : AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN
(Supervision Engineer of Roads Construction)
KODE MODUL : SE – 04
JUDUL MODUL : REKAYASA LAPANGAN DAN KAJI ULANG
DESAIN (REVIEW DESIGN)
DESKRIPSI : Modul ini membahas mengenai proses rekayasa
lapangan yang diperlukan bagi kepentingan
manajemen proyek baik untuk pengguna jasa
dan penyedia jasa, mekanisme dan standar
prosedur rekayasa lapangan konstruksi jalan,
permasalahan dan konsekuensi atas proses
rekayasa lapangan, langkah yang diperlukan
pada kegiatan yang bersifat administrasi legal
dan teknis pada proses rekayasa lapangan,
koordinasi pada saat memproses rekayasa
lapangan, laporan hasil rekayasa lapangan
untuk pelatihan ahli teknik supervisi pekerjaan
jalan.
TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.
WAKTU PEMBELAJARAN : 4 (Empat) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -xii-
B. RENCANA PEMBELAJARAN
Kegiatan Instruktur
Kegiatan Peserta
Pendukung
1. Ceramah : Pembukaan
Menjelaskan tujuan instruksional (TIU dan TIK )
Waktu : 10 menit
Mengikuti penjelasan TIU
dan TIK dengan tekun dan aktif
Simplified Design Full Engineering Design
OHP.
2. Ceramah : Program Penanganan
Jalan
Memberikan penjelasan mengenai
Program rehabilitasi jalan Program peningkatan jalan Waktu : 20 menit
Mengikuti penjelasan ins-
truktur Mengajukan pertanyaan
apabila kurang jelas
OHP.
3. Ceramah : Permasalahan Pada
Rekayasa Lapangan
Memberikan penjelasan mengenai
Perencanaan yang kadaluarsa Periode rekayasa lapangan yang
terbatas Data desain awal kontrak yang
terbatas Antisipasi potensi perubahan
menjadi major item Pembiayaan yang terbatas Prosedur persetujuan desain
review untuk rekayasa lapangan Waktu : 35 menit
Mengikuti penjelasan ins-
truktur Mengajukan pertanyaan
apabila kurang jelas
OHP.
4. Ceramah : Survei lapangan,
pengukuran dan mutu bahan
Memberikan penjelasan mengenai
Pekerjaan survei lapangan untuk peninjauan kembali rancangan
Pelaksanaan pekerjaan survei lapangan
Penetapan titik pengukuran Pengendalian mutu bahan
Mengikuti penjelasan ins-
truktur Mengajukan pertanyaan
apabila kurang jelas
OHP.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Kata Pengantar
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -xiii-
Kegiatan Instruktur
Kegiatan Peserta
Pendukung
Waktu : 35 menit
5. Ceramah : Desain Ulang
Memberikan penjelasan mengenai
Simplified design dengan road design system (rds)
Detailed engineering design Waktu : 180 menit
Mengikuti penjelasan ins-
truktur Mengajukan pertanyaan
apabila kurang jelas
OHP.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab I : Pendahuluan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) I - 1
BAB I PENDAHULUAN
UMUM
Di Indonesia telah dikenal adanya dua macam perencanaan teknik jalan yaitu
Phasing Design System atau Simplified Design System dan Detailed Engineering
Design.
Disebut Phasing Design System karena sifat desain teknis jalan tersebut masih
sederhana dengan asumsi bahwa pekerjaan major item kurang lebih 70% adalah
diharapkan tidak mengalami perubahan berarti, sedangkan sisanya 30%
merupakan minor item yang masih memungkinkan adanya perubahan atau
memungkinkan adanya rekayasa lapangan pada saat pelaksanaan kemudian hari.
Oleh karena itu rekayasa lapangan pada umumnya berlaku pada pekerjaan
rehabilitasi jalan yang meliputi pekerjaan overly pengaspalan. Namun juga bisa
terjadi pada pekerjaan peningkatan jalan yang pada umumnya pekerjaan major
itemnya tidak banyak mengalami perubahan volume yang signifikan.
Pemanfaatan Simplified Design Jalan pada jalan Nasional dan jalan Propinsi di
Indonesia telah berlangsung sejak tahun 1990-an sebagai bagian dari integrasi
IRMS (Integrated Road Management System) yang digunakan oleh Direktorat
Jenderal Prasarana Wilayah. Sifat desain yang sederhana memungkinkan dapat
dilaksanakan lebih cepat menghadapi beban panjang jaringan jalan di Indonesia
yang sangat besar dan biaya survey yang relative lebih murah namun sudah
dapat digunakan untuk proses pelelangan.
Hal yang penting dalam pemanfaatan simplified desain tersebut adalah
kemungkinan perubahan pekerjaan tersebut harus tertuang dalam ikatan
dokumen kontrak .
Namun dalam hal menghadapi kegiatan proyek jalan yang dibiayai oleh
pemerintah maka proses rekayasa lapangan harus mengikuti prinsip prinsip
prosedur administrasi dan birokrasi yang berlaku. Apalagi proyek jalan yang
dibiayai oleh bantuan luar negeri, untuk beberapa kondisi memerlukan tahapan
proses persetujuan kepada pemberi bantuan/loan tersebut.
Sedangkan pada proses desain yang menggunakan prinsip Detailed Engineering
Design maka kemungkinan rekayasa lapangan adalah kecil, namun dapat terjadi
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab I : Pendahuluan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) I - 2
tergantung pada batasan dokumen kontrak yang disepakati oleh kedua belah
pihak yang bertransaksi.
Beberapa prinsip proses dan prosedur rekayasa lapangan pada penanganan
jaringan jalan di Indonesia menjadi bagian dari Modul Rekayasa Lapangan ini.
1.2. SIMPLIFIED DESIGN
Rancangan bertahap didasarkan atas filosofi khusus yaitu dapat dilaksanakan
secara cepat yang mana hanya pekerjaan Mata Pembayaran Utama yang
ditentukan volume dan lokasinya. Dengan menggunakan software RDS (Road
Design System) sebagai bagian dari IRMS, maka mata pembayaran Minor
merupakan suatu perkiraan kuantitas yang tercantum dalam dukumen lelang,
yang diperoleh berdasarkan data statistik dari kontrak-kontrak sebelumnya selama
pekerjaan perencanaan .
Kuantitas yang diperoleh dari perkiraan dapat diubah, selanjutnya akan diterbitkan
detail pelaksanaan akhir dan merevisi perkiraan kuantitas pekerjaan setelah
peninjauan kembali awal terhadap seluruh rancangan yang telah selesai, dimana
peninjauan kembali harus berdasarkan survey lapangan.Proses simplified design
ini, pada pelaksanaan survei struktur perkerasan jalan dilakukan dengan
menggunakan peralatan praktis seperti DCP ( Dinamic Cone Penetrometer) dan
beberapa alat ukur sederhana untuk menentukan galian dan timbunan dan lainnya
yang bersifat minor atau kurang dari 30% total pekerjaan jalan tersebut.
1.3 . FULL ENGINEERING DESIGN
Rancangan rekayasa untuk pekerjaan jalan dengan rancangan lengkap
didasarkan atas detail engineering design dimana semua mata pembayaran telah
dirancang dengan akurat yang jumlah dan lokasinya sudah ditentukan.Full
Engineering Design pada umumnya diberlakakukan pada pembangunan jalan
baru, mengingat bahwa pada kontrak pembangunan jalan jalan baru maka ketidak
pastian perubahan velume pekerjaan bisa tidak terkontrol dan memungkinkan
terjadinya pembengkakan biaya dan bahkan terjadinya manipulasi pekerjaan lebih
besar.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab I : Pendahuluan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) I - 3
Peralatan ukur yang digunakan pada umumnya standar pengukuran terrain
seperti theodolit dan waterpass, dan karakteristtik tanah dasar serta bahan
perkerasan diteliti melalui laboratorium yang terakreditasi.
Oleh karena itu produk Full Engineering Design pada umumnya tidak banyak
mengalami perubahan kecuali adanya perubahan kebijakan dalam hal faktor
politik atau sosial atau lainnya. Dan jika kemungkinan perubahan trase dan atau
volume pekerjaan maka perubahan tersebut harus diantisipasi dan tertuang
dalam dokumen syarat umum kontrak yang disepakati kedua belah pihak.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) BabII : Program Penanganan Jalan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) II - 1
BAB II PROGRAM PENANGANAN JALAN
Ada beberapa tipe program penanganan jaringan jalan yang pada umumnya
menggunakan perencanaan teknis sederhana atau simplified design jalan yaitu
antara lain Program Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance) dan Program
Peningkatan Jalan (Betterment) yang disetujui oleh pemerintah dan juga oleh
Negara donor yang memberi bantuan loan untuk penanganan jaringan jalan di
Indonesia. Beberapa tipe program penanganan tersebut antara lain adalah
sebagai berikut :
2.1. PROGRAM REHABILITASI JALAN
Tipe 1 : Pekerjaan Pelapisan ulang saja. – Program Rehabilitasi Jalan
Pekerjaan perkerasan pada jalan yang ada dengan volume pekerjaan tanah dan
minor work lainnya yang relatif kecil. Peralatan yang digunakan pada umumnya
adalah DCP dan alat meteran sederhana untuk menentukan lebar dan panjang
ruas jalan yang akan dibuat perencanaanya. Ditambah dengan foto dan formulir
untuk membuat sketsa gambar situasi setiap +/- 100 meter pada potongan
melintang dan potongan memanjangnya.
2.2. PROGRAM PENINGKATAN JALAN
Tipe 2 : Pekerjaan Pelapisan ulang dan Pelebaran – Program Peningkatan
Jalan
Pekerjaan perkerasan pada jalan yang ada dengan pekerjaan tanah yang cukup
besar sebagai akibat pelebaran jalan. Penggunaan perencanaan dengan
simplified design masih memungkinkan dalam hal minor work masih kurang dari
30% dari total biaya pekerjaan peningkatan jalan tersebut.
Peralatan yang digunakan juga sama dengan saat melakukan perencanaan
program rehabilitasi jalan, yaitu pengukuran struktur jalan lama dengan alat ukur
DCP, alat meteran serta formulir dan foto untuk mendapatkan gambaran situasi
yang lebih baik.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) BabII : Program Penanganan Jalan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) II - 2
Tipe 3. : Perubahan alinyemen horizontal dan atau alinyemen vertical –
Program Peningkatan Jalan
Pekerjaan meliputi perubahan center line jalan, rekonstruksi jalan atau perubahan
elevasi/penyesuaian dengan oprit jembatan. Pekerjaan Peningkatan jenis
pelebaran ini pada umumnya memerlukan perencanaan dengan menggunakan
Full Engineering Design, karena pada umumnya perubahan pada minor work lebih
besar dari 30% , sehingga peralatan yang digunakan haruslah peralatan ukur
standar seperti theodolit dan waterpass . Produk dari Full Engineering Design
dalam proses pelaksanaan selanjutnya tidak ada rekayasa lapangan kecuali
ditentukan lain dalam dokumen kontrak.
Di bawah ini diperlihatkan contoh desain perkerasan sebagai hasil keluaran RDS
(Roadwork Design System) yang dikenal sebagai sistim pemrograman
penanganan jalan yang merupakan dasar dari Road Design Modul (RDM) pada
IRMS (Inter-urban Road Management System) yang diintegrasikan dengan modul-
modul lainnya, yaitu : PIanning, Programming, Budgetting, Economical and
Construction Implementation. Sistim pemrograman tersebut berpusat secara
langsung dengan Sentra Data Base.
Gambar 2.1. : Contoh Desain Perkerasan Keluaran RDS
Tampilan 12 : Desain Perkerasan.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab III : Permasalahan Pada Rekayasa
Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III - 1
BAB III PERMASALAHAN PADA REKAYASA LAPANGAN
3.1. PERENCANAAN YANG KADALUARSA
Proses perjalanan penyelenggaraan jalan mulai program anggaran sampai
dengan pra-kontrak dapat berlangsung lebih dari 1 atau 2 tahun terutama untuk
program yang berbantuan luarnegeri, sehubungan dengan proses prosedurnya
yang harus melalui persetujuan lender tersebut . Oleh karena itu pada saat proses
pra-kontrak maka pada umumnya kondisi jalan sudah banyak berubah
dibandingkan dengan desain awal yang dikirim dan disetujui oleh lender.
Perubahan yang sering terjadi adalah pada kondisi perkerasan jalan yang
mengalami perubahan drastis, sehingga pada proses selanjutnya perlu pengkajian
ulang atas data-data seperti : Data lalu-lintas, Data Geometrik , Data
Drainage, Data Perkerasan, Data Jembatan, Data Bangunan Pelengkap
3.2. PERIODE REKAYASA LAPANGAN YANG TERBATAS
Pada umumnya sesuai dengan dokumen kontrak maka proses rekayasa lapangan
harus dimulai sejak tanda tangan kontrak atau berlakunya secara efektif kontrak
perjanjian kerja antara pengguna jasa dan penyedia jasa.
Persiapan rekayasa lapangan pada umumnya dimulai pada saat rapat pra-
pelaksanaan atau pre-construction meeting, dimana rapat tersebut dihadiri oleh
semua unsur, baik dari pengguna jasa atau pemerintah, konsultan maupun
kontraktror yang akan melaksanakan.
Pada saat rapat pra-pelaksanaan diharapkan sudah dibahas masalah batasan
kegiatan survey rekayasa lapangan, unsur yang telibat, biaya kegiatan survey
serta data peralatan serta format untuk survey, serta jadwal rencana kerja
kegiatan rekayasa lapangan yang akan dilaksanakan. Sesuai dengan kontrak
pada umumnya, kegiatan rekayasa lapangan, mulai dari survey, penggambaran
ulang, analisa biaya dan persetujuan administrasi dan keuangan diharapkan
waktunya tidak lebih dari 3 bulan untuk kontrak multiyears atau tidak lebih 20%
waktu/periode kontrak untuk kontrak tahunan.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab III : Permasalahan Pada Rekayasa
Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III - 2
3.3 DATA DESAIN AWAL KONTRAK YANG TERBATAS
Pada umumnya pada saat rapat pra-pelaksanaan maka kontraktor dan konsultan
telah melaksanakan survey pendahuluan pada ruas jalan yang akan dilakukan
program rehabilitasi atau program peningkatan.
Kajian atas survey visual/pendahuluan tersebut dan analisa awal atas desain awal
dari kontrak yang telah ditanda tangani, akan dapat diperoleh informasi sejauh
mana besaran rekayasa lapangan dapat dilakukan.
Oleh karena itu data awal kontrak terkait dengan data lalu lintas, data kondisi
jalan, data volume pekerjaan, gambar ukuran perkerasan, spesifikasi teknik dan
data terrain kiri kanan serta data sosial yang mungkin terjadi perlu dikaji ulang
agar saat pembuatan rekayasa lapangan hal-hal tersebut semuanya dapat
diantisipasi dan dapat ditangani dengan lebih baik dan optimal. Namun data ini
pada umumnya sangat terbatas adanya sehingga mengalami kesulitan dalam
mendapatkan data dasarnya.
Permasalahan dan perubahan yang terjadi pada desain awal dibanding dengan
kondisi saat persiapan rekayasa lapangan perlu dicatat dan dilbuat laporan
lengkap, secara teknis, admisnistrasi dan keuangannya.
Alternatif dan methode usulan sebagai hasil kajian awal perlu disusun dengan
lengkap jelas, dalam koridor yang disepakati dalam rapat pra –pelaksanaan.
Data kontrak awal seperti, nama kontrak, nama ruas jalan, panjang efektif,
panjang fungsional, peta lokasi proyek, waktu pelaksanaan, rencana kerja,
perbedaan kondisi desain awal dan desain usulan baru, nama kontraktor dan
konsultan, serta waktu mobilisasi kontraktor dan konsultan menjadi bagian penting
dalam proses rekayasa lapangan. Beberapa data terkait lalu lintas, sketsa
geometrik, sketsa drainase, informasi jenis dan kondisi perkerasan , data
jembatan , bangunan pelengkap menjadi bagian penting dalam proses Rekayasa
lapangan. Selain itu beberapa hal terkait ketersedian jenis bahan jalan dan harga
yang ada diwilayah tersebut menjadi bagian penting untuk dapat dilakukan
rekayasa lapangan dengan mengacu tetap pada koridor standar spesifikasi dan
ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak. Karena dalam proses
pelaksanan jalan masih memungkinkan adanya koridor perubahan untuk
mendapatkan optmalisasi biaya dengan produk akhir yang sama.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab III : Permasalahan Pada Rekayasa
Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III - 3
Proses rekayasa lapangan sangat memungkinkan terjadinya penyalahgunaan
wewenang, terjadinya mark-up biaya dan pada umumnya mempunyai konotasi
yang jelek yang memungkinkan adanya KKN. Oleh karena itu proses pengaturan
rekayasa lapangan harus dilakukan secara hati-hati dan diatur dengan mengikuti
prosedur administrasi dan keuangan yang cukup panjang. Dalam hal hasil dari
rapat pra-pelaksanaan konstruksi jalan memutuskan perlunya proses rekayasa
lapangan maka 3 unsur yaitu pemumpin proyek, konsultan dan kontraktor segera
melakukan persiapan survey atas semua hal yang terkait dengan aspek teknis,
administratif dan pembiayaan kontruksi jalan tersebut.
Kegiatan survey diarahkan pada dua kelompok besar yaitu survey atas major work
dan survey untuk kegiatan konstruksi minor work.
Survei untuk kegiatan major work antara lain yaitu pertama, survey atas
kekasaran permukaan jalan dengan menggunakan peralatan NAASRA, kedua
survey untuk mendapatkan nilai lendutan perkerasan jalan dengan peralatan
benklemen beam, ketiga survey atas perhitungan lalu-lintas dengan
menggunakan formulir standar; dalam hal terdapat kegiatan pelebaran jalan maka
perlu dilakukan pengukuran CBR tanah tempat pelebaran dengan menggunakan
peralatan DCP Direct Cone Penetrometer.
Sedangkan untuk pekerjaan minor seperti pekerjaan drainase, pekerjaan tanah,
pekerjaan struktur dan pengembalian kondisi jalan dilakukan oleh tim survey lain
dengan menggunakan format standar yang berlaku.
Semua data lapangan selanjutnya diproses melalui software RDS Roadworks
Design System yang merupakan integrasi dengan system yang dikembangkan
oleh Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah.
Keluaran RDS sebagai produk rekayasa lapangan adalah cetak program input
RDS, output RDS, jenis perkerasan, ukuran tebal perkerasan , volume item
pekerjaan baik major item maupun minor item serta perkiraan perubahan biaya
yang terjadi.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab III : Permasalahan Pada Rekayasa
Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III - 4
3.4. ANTISIPASI POTENSI PERUBAHAN MENJADI MAJOR ITEM
Peninjauan kembali atas rencana teknis jalan akan mengakibatkan terbitnya
Variasi Pekerjaan Tambah/Kurang, meliputi perkiraan kuantitas untuk setiap mata
pembayaran bersama dengan jadual mendetail dari semua pekerjaan.
Revisi perkiraan kuantitas ini harus diantisipasi sedini mungkin agar tidak
mengubah Jumlah Harga Kontrak secara signifikan.
Untuk itu perlu diantisipasi item pekerjaan yang pada awal kecil volumenya ,
namun pada pada saat pelaksanaan volumenya melonjak tajam. Apalagi jika
volume yang kecil tersebut pada awalnya merupakan hasil tender dengan harga
satuan yang cukup besar sehingga kenaikan volume akan mengakibatkan
perubahan harga yang cukup besar.
Adapun terkait dengan tersebut perlu diperhatikan item pekerjaan sebagai
berikut:
a. Perubahan pekerjaan item jenis perkerasan.
b. Perubahan pekerjaan item galian tanah dan atau batu
c. Perubahan pekerjaan item timbunan tanah
d. Perubahan pekerjaan struktur beton
e. Perubahan pekerjaan struktur tembok pengaman
3.5. PEMBIAYAAN YANG TERBATAS
Dalam setiap proses perencanaan selalu dihadapkan pada beberapa opsi atau
alternative penanganan termasuk pembiayaannya.
Demikian juga dalam proses rekayasa lapangan atas penanganan jalan di
Indonesia, maka sepanjang dalam dokumen kontrak memungkinkan untuk dibuat
rekayasa lapangan maka produk rekayasa lapangan perlu membuat opsi atau
alternatif penanganan dan pembiayaannya.Suatu hal yang pasti tidak dapat
diadakan perubahan adalah jenis perkerasaan jalan, kecuali adanya kebijakan
dan pertimbangan lain dari pemilik pekerjaan.Pada umumnya perubahan dan atau
penambahan pembiayaan yang dimungkinkan adalah kurang lebih 10% dari nilai
kontrak awal, khususnya yang berbantuan luar negeri, namun pada umumnya
tidak ada batasan khusus untuk proyek-proyek yang dibiayai APBN. Hal ini terkait
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab III : Permasalahan Pada Rekayasa
Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III - 5
dengan besaran recovery money atau interest rate khususnya berbantuan bank
maka nilai pembiayaanya harus bankable. Namun bank merekomendasikan tidak
terjadi perubahan nilai kontrak.
3.6. PROSEDUR PERSETUJUAN DESAIN REVIEW UNTUK
REKAYASA LAPANGAN
Dalam hal sumber pendanaan/pembiayaan program penanganan jalan berasal
dari APBN atau Dana Bantuan Luar Negeri maka ada beberapa prosedur yang
harus dilalui sebagai persayaratan administrasi sebelum proyek tersebut dapat
dilanjutkan.
Pada umumnya prosedur Rekayasa Lapangan untuk pekerjaan penanganan jalan
yang berbantuan luar negeri membutuhkan proses persetujuan dari Lending
Agency paling cepat satu bulan sejak berkas dikirimkan ke kantor perwakilannya,
di luar proses persetujuan internal di lingkungan Pemerintah Tingkat Pusat atau
Propinsi yang bersangkutan.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab IV : Survei Lapangan, Pengukuran dan Mutu Bahan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) IV - 1
BAB IV SURVEI LAPANGAN, PENGUKURAN DAN MUTU BAHAN
4.1 PEKERJAAN SURVEI LAPANGAN UNTUK PENINJAUAN
KEMBALI RANCANGAN
4.1.1. URAIAN
Selama 30 hari pertama sejak periode mobilisasi, Kontraktor harus mengerahkan
personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan dan membuat laporan
tentang kondisi fisik dan struktur dari perkerasan, drainase selokan, gorong-
gorong, jembatan dan struktur lainnya, dan perlengkapan jalan lainnya seperti
rambu jalan, patok kilometer, pagar pengaman. Pekerjaan survei lapangan ini
harus dilaksanakan pada seluruh panjang jalan dalam lingkup kontrak, dan harus
mencakup berikut ini, tetapi tidak terbatas pada :
4.1.1.1. Perkerasan Lama dan Geometrik Jalan
Inventarisasi geometrik jalan, yang meliputi: lebar perkerasan, kondisi
permukaan, jenis lapis permukaan, detil bahu jalan; radius tikungan, lereng
melintang (superelevasi di tikungan), dan kelandaian.
Survei kekuatan dari perkerasan berpenutup aspal dengan pengujian lendutan
dengan alat Benkelman Beam atau alat lain yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
Survei kekuatan perkerasan tidak berpenutup aspal atau perkerasan berpenutup
aspal yang sudah rusak dengan pengujian Skala Dynamic Cone Penetrometer
(DCP) yang harus dikalibrasi terlebih dahulu menurut jenis tanahnya atau
methoda lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Survei kekasaran permukaan perkerasan dengan menggunakan alat pengukur
kekasaran secara otomatis (NAASRA Roughometer), atau peralatan sejenis
lainnya.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab IV : Survei Lapangan, Pengukuran dan Mutu Bahan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) IV - 2
4.1.1.2. Sistem Drainase Yang Ada Jenis, bentuk, ukuran, dan profil memanjang dari semua selokan samping di
sepanjang kedua sisi jalan.
Jenis, bentuk, ukuran, lokasi, panjang, dan kondisi gorong-gorong, termasuk detil
dari setiap struktur tembok kepala dan lantai apron.
4.1.1.3. Pekerjaan Perlindungan Talud
Untuk daerah berbukit atau bergunung, harus dilakukan oleh Kontraktor survey
detil terhadap talud alam atau buatan yang diperkirakan tidak stabil dan
membutuhkan pekerjaan perlindungan talud.
4.1.1.4. Jembatan Lama Jenis, dimensi, dan lokasi jembatan di sepanjang lingkup Kontrak.
Detil kondisi struktur setiap jembatan dan setiap elemen dalam struktur yang
sangat membutuhkan pekerjaan pengembalian kondisi.
4.1.1.5. Perlengkapan Jalan Lama dan Pengatur Lalu Lintas Yang Ada Lokasi dan fungsi detil dari semua marka jalan lama, paku jalan (road studs),
mata kucing (cat eyes).
Lokasi dan detil semua patok kilometer, patok pengarah, kerb, trotoar, median.
Lokasi, jenis, dan dimensi detil dari semua rel pengaman.
Lokasi, jenis dan detil dari semua lampu pengatur lalu lintas (traffic light), lampu
penerangan jalan.
4.1.2. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN GAMBAR Kontraktor harus mempelajari Gambar asli yang terdapat dalam Dokumen Kontrak
dan berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan survei dimulai.
Gambar ini harus diantisipasi terhadap perubahan kecil pada alinyemen, ruas dan
detil yang mungkin terjadi selama pelaksanaan. Kontraktor harus melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan maksud dari Gambar dan Spesifikasi, dan tidak boleh
mengambil keuntungan atas setiap kesalahan atau kekurangan dalam Gambar
atau perbedaan antara Gambar dan Spesifikasi dan Kontraktor harus menandai
dan memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan, terutama yang berhubungan
dengan lebar perkerasan lama dan lokasi dan arah setiap pelebaran perkerasan
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab IV : Survei Lapangan, Pengukuran dan Mutu Bahan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) IV - 3
dan struktur untuk drainase. Direksi Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan
interpretasi untuk melengkapi Spesifikasi dan Gambar ini. Bilamana dimensi yang
diberikan dalam Gambar atau dapat dihitung, pengukuran berdasarkan skala tidak
boleh digunakan kecuali bila disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap
penyimpangan dari Gambar sehubungan dengan kondisi lapangan yang tidak
terantisipasi akan ditentukan dan diperintahkan secara tertulis oleh Direksi
Pekerjaan. Kontraktor dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan
terhadap ketepatan atas setiap perubahan yang diambil terhadap Gambar dalam
kontrak.
4.1.3. SURVEI KONDISI PERKERASAN LAMA
4.1.3.1.Umum
Kontraktor harus melaksanakan dan melaporkan pekerjaan survei pada jalan
lama menurut prosedur yang diberikan dalam dokumen pendukung “Petunjuk
untuk Pengambilan Data Lapangan”, yang dapat diperoleh dari Pemilik, jika
diminta.
4.1.3.2. Ketentuan Peralatan Pengujian
Kontraktor harus menyediakan satu set alat Benkelman Beam untuk pemerik-
saan kekuatan perkerasan lama dan sebuah Scala Dynamic Cone Penetro-
meter untuk pemeriksaan kekuatan perkerasan lama atau baru. Peralatan ini
harus tetap berada di proyek selama Periode Pelaksanaan untuk pengujian-
pengujian lebih lanjut sebagaimana disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau
sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan.
Kontraktor juga harus melakukan pengaturan dan pembayaran atas survei
kekasaran permukaan perkerasan, dengan menggunakan NAASRA rougho-
meter, atau yang sejenisnya, bilamana peralatan ini terdapat di propinsi
dimana proyek tersebut berada, atau dengan cara visual sesuai dengan
metode standar dari Pemilik jika tidak terdapat alat pengukur mekanis.
4.1.3.3. Pelaksanaan dan Pelaporan
Kontraktor harus melaksanakan pengujian Benkelman Beam di bawah
pengawasan Direksi Pekerjaan dan harus menyerahkan laporan berupa grafik
ringkasan Lendutan Balik aktual dalam milimeter kepada Direksi Pekerjaan.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab IV : Survei Lapangan, Pengukuran dan Mutu Bahan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) IV - 4
Lagi pula, data semua bacaan lendutan aktual, maupun berat gandar belakang
dan tekanan ban saat pengujian, harus dicatat dan dilaporkan.
Catatan dari nomor registrasi dan faktor kalibrasi dari kendaraan uji yang
digunakan maupun semua bacaan roughometer aktual harus dimasukkan ke
dalam laporan Kontraktor yang akan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan,
bersama dengan nilai rata-rata kekasaran untuk tiap kilometer dan hasil
perhitungan International Roughness Index (IRI) untuk tiap kilometer.
4.1.3.4. Pengujian Proof Roling
Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor harus melakukan
pengujian pada jalan dengan “proof roling” (pembebanan dengan kendaraan
berjalan untuk mengetahui lendutan secara visual).
4.1.4. SURVEI SISTEM DRAINASE YANG ADA
4.1.4.1. Umum
Kontraktor harus melakukan survei ketinggian (level) dan survei memanjang
pada kedua sisi jalan dan harus menyiapkan gambar potongan memanjang
yang akurat dan menggambarkan profil permukaan tanah asli dan profil lantai
dasar (invert profile) selokan dan detil penampang melintang dari semua
selokan yang ada. Gambar penampang memanjang harus diambil sepanjang
lantai dasar (invert) dari semua selokan dan saluran air, dan juga harus
ditentukan hulu dan hilir lantai dasar (invert), dan dimensi dalam dari semua
saluran gorong-gorong atau sungai dalam batas pekerjaan dalam Kontrak ini.
Jarak antara pada pembacaan ketinggian sepanjang profil penampang
memanjang maksimum 25 meter.
4.1.4.2. Pelaporan
Gambar penampang memanjang sepanjang kedua sisi jalan yang telah disiap-
kan harus dalam bentuk standar yang dapat diterima Direksi Pekerjaan dan
harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dengan jumlah satu asli dan tiga
salinan sebagai bagian dari laporan survei Kontraktor.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab IV : Survei Lapangan, Pengukuran dan Mutu Bahan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) IV - 5
4.1.5. SURVEI STRUKTUR DAN PEKERJAAN LAINNYA Survei Kontraktor pada pekerjaan perlindungan talud, struktur jembatan lama,
marka dan perlengkapan jalan lama harus dilaksanakan di bawah pengawasan
Direksi Pekerjaan, yang harus menjamin bahwa semua kondisi yang ada telah
dicatat dengan baik dan teliti. Formulir pelaporan kondisi tersebut harus dalam
formulir yang dapat diterima Direksi Pekerjaan.
4.1.6. KEGAGALAN DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN SURVEI LAPANGAN
Penyelesaian pekerjaan survei lapangan yang tepat waktu, yang tercakup
dalam ketentuan ini akan sangat menentukan bagi kewajiban Direksi
Pekerjaan dalam melaksanakan peninjauan kembali rancangan atau revisi
desain dan menyediakan gambar pelaksanaan bagi Kontraktor sebelum
dimulainya kegiatan pelaksanaan yang ditentukan. Oleh karena itu Direksi
Pekerjaan akan memantau kemajuan kegiatan survei lapangan oleh Kontraktor
untuk menjamin bahwa pekerjaan ini akan selesai dalam batas waktu yang
ditentukan.
Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, kemajuan kegiatan survei lapangan
oleh Kontraktor tidak dapat memenuhi waktu yang telah dijadwalkan atau
bilamana Kontraktor tidak memulai pekerjaan tersebut, atau tidak
melaksanakan pekerjaan tersebut menurut standar yang diminta Direksi
Pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan dapat memilih untuk menyelesaikan survei
lapangan itu dengan sumber dayanya sendiri atau sumber daya lainnya
sebagaimana dipandang perlu.
Dalam hal ini, Direksi Pekerjaan akan mengenakan sanksi yang dirinci
bilamana menentukan tingkat pembayaran untuk atau dari Kontraktor untuk
pekerjaan survei lapangan yang dilaksanakan sedemikian.
4.2 PELAKSANAAN PEKERJAAN SURVEI LAPANGAN Setelah Direksi Pekerjaan menyelesaikan peninjuan kembali rancangan
(design review) atau revisi desain dan menerbitkan gambar kerja, Kontraktor
harus yakin bahwa juru ukur (surveyor) yang telah dilengkapi dengan semua
gambar yang berisi informasi yang paling mutakhir tentang lebar perkerasan
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab IV : Survei Lapangan, Pengukuran dan Mutu Bahan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) IV - 6
yang diperlukan dan potongan melintang standar. Semua pengukuran survei
lapangan harus dicatat dalam buku catatan standar untuk survei lapangan.
Lembar halaman yang terlepas tak boleh digunakan.
Periksalah Stasiun (Sta.) pada setiap patok kilometer lama siapkan sebuah
denah yang menunjukkan dengan pasti posisi setiap patok kilometer yang
berhubungan dengan Chainage proyek. Dalam keadaan bagaimanapun, patok
kilometer lama tidak boleh dipindah atau digeser selama Periode Kontrak,
kecuali kalau mutlak dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan yang
sebagaimana mestinya.
Pada lokasi dimana akan diadakan pekerjaan perbaikan tepi perkerasan atau
pelebaran, penampang melintang asli dari jalan lama harus diukur dan dicatat
untuk perhitungan kuantitas.
Untuk pengukuran semua lapis perata, dan bilamana diperlukan untuk
penyesuaian punggung jalan (camber), harus diadakan pengukuran profil
memanjang sepanjang sumbu jalan jalan bersama dengan dan profil penampang
melintang.
4.3 PENETAPAN TITIK PENGUKURAN Pada umumnya, alinyemen jalan lama, permukaan jalur lalu lintas (carriageway
surface), dan patok kilometer lama harus menjadi patokan untuk memulai
pekerjaan pemeliharaan rutin, kecuali bila diperlukan perubahan kecil pada
alinemen jalan, maka dalam hal ini diperlukan titik kontrol sementara yang akan
diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan dan data-data detilnya akan diserahkan
kepada Kontraktor bersama dengan semua data yang bersangkutan untuk
menentukan titik pengukuran pada alinyemen yang akan diubah.
Jika dipandang perlu menurut pendapat Direksi Pekerjaan maka Kontraktor
harus melakukan survei dengan akurat dan memasang “Bench Mark” (BM) pada
lokasi tertentu di sepanjang proyek untuk memungkinkan peninjauan kembali
rancangan atau revisi desain, pengukuran ketinggian permukaan perkerasan
atau penetapan titik pengukuran (setting out) yang akan dilakukan. Bench Mark
permanen harus dibuat di atas tanah yang tidak akan mudah bergeser.
Kontraktor harus memasang titik patok pelaksanaan yang menunjukkan garis
dan ketinggian untuk pekerjaan perbaikan tepi perkerasan, lebar bahu, dan
drainase saluran samping sesuai dengan penampang melintang standar yang
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab IV : Survei Lapangan, Pengukuran dan Mutu Bahan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) IV - 7
diberikan dalam Gambar dan harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut pendapat Direksi
Pekerjaan, setiap perubahan dari garis dan ketinggian diperlukan, baik sebelum
maupun sesudah penempatan patok, maka Direksi Pekerjaan akan
mengeluarkan perintah yang terinci kepada Kontraktor untuk melaksanakan
perubahan tersebut dan Kontraktor harus mengubah penempatan patok sambil
menunggu persetujuan lebih lanjut.
Bilamana diperlukan untuk tujuan pengukuran kuantitas, maka Kontraktor
harus mela-kukan pengukuran penampang melintang pada permukaan tanah
asli dalam interval 25 m, atau jika diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
Profil yang diterbitkan harus digambar di atas kertas kalkir dengan skala,
ukuran dan tata letak (layout) sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Gambar penampang melintang harus menunjuk-kan elevasi
permukaan akhir yang diusulkan, yang diperoleh dari gambar detil rancangan.
Gambar profil asli bersama dengan tiga salinannya harus diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan menandatangani satu salinan untuk
disetujui atau untuk direvisi, dan selanjutnya dikembalikan kepada Kontraktor.
Bilamana Direksi Pekerjaan memandang perlu, maka Kontraktor harus
menyediakan semua instrumen, personil, pekerja dan bahan yang mungkin
diperlukan untuk memeriksa penetapan titik pengukuran (setting out) atau untuk
setiap pekerjaan relevan lainnya yang harus dilakukan.
4.4 PENGENDALIAN MUTU BAHAN Personil bidang tanah/aspal yang disediakan Kontraktor harus melakukan
investigasi sumber bahan, membuat rancangan campuran percobaan untuk
campuran aspal panas, dan secara rutin melakukan pengujian laboratorium
untuk pengendalian mutu bahan aspal, pondasi dan bahu jalan. Catatan harian
dan arsip hasil pengujian harus disimpan dan setiap saat dapat ditunjukkan
kepada Direksi Pekerjaan jika ada pemeriksaan.
Seluruh pengujian laboratorium harus dilakukan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Pekerjaan dengan penjelasan lebih lanjut sebagai berikut :
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan
dan hal-hal lain yang diperlukan untuk melaksanakan pengujian yang
disyaratkan, dan penyediaan gedung laboratorium dan peralatannya
bilamana secara khusus dimasukkan dalam lingkup kontrak.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab IV : Survei Lapangan, Pengukuran dan Mutu Bahan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) IV - 8
Kontraktor harus bertanggungjawab atas pelaksanaan semua pengujian
menurut perintah dan pengawasan dari Direksi Pekerjaan dan juga
diwajibkan untuk menyerahkan :
o Usulan personil penguji : daftar beserta Daftar Riwayat Hidup semua
teknisi laboratorium yang diusulkan Kontraktor untuk pelaksanaan
pengujian menurut Kontrak ini.
o Jadwal pengujian : jadwal induk (master schedule) semua pekerjaan
yang akan diuji. Dengan jadwal pelaksanaan (construction schedule)
yang ada dapat ditentukan tanggal sementara untuk masing-masing
kegiatan pengujian. Jadwal kegiatan pengujian ini harus diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan dalam for- mulir pendahuluan (preliminary
form) untuk dievaluasi pada setiap awal bulan.
o Formulir pengujian : usulan formulir pengujian standar yang akan
digunakan dalam Kontrak ini untuk semua jenis pengujian yang
disyaratkan dalam Spesifikasi, harus diserahkan kepada Direksi
Pekerjaaan dalam waktu 45 hari terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja,
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
o Usulan mobilisasi Laboratorium Pengujian : bila secara khusus
dimasukkan dalam lingkup Kontrak ini, detil dari mobilisasi
laboratorium dan peralatannya sebagai bagian dari program
mobilisasi sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi, harus
disediakan oleh Kontraktor.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (ReviewDesign) Bab V : Desain Ulang
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) V- 1
BAB V DESAIN ULANG
5.1 SIMPLIFIED DESIGN DENGAN ROAD DESIGN SYSTEM (RDS)
Perencanaan teknik jalan untuk penanganan jalan Tipe 1 (Pekerjaan pelapisan
ulang saja) dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan perangkat lunak yang
dikembangkan oleh Ditjen Prasarana Wilayah yaitu RDS versi 3.03. Peran aktif
dan kepedulian Engineer dalam menggendalikan proses perencanaan sangat
menentukan mutu perencanaan dengan RDS 3.03.
5.1.1. PERANGKAT LUNAK RDS VERSI 3.03
RDS 3.03.disiapkan dengan aplikasi Microsoft Excel.
RDS 3.03 disiapkan untuk digunakan sejak tahap design awal hingga tahap
pelaksanaan, sehingga semua asumsi dan data perencanaan dapat
dipergunakan dalam setiap pelaksanaan dan kondisi pada akhir pelaksanaan
dapat dieksport ke database.
Keluaran RDS 3.03 juga dapat diekstrak untuk memasukkan balik kedalam
IRMS.
5.1.2. PENGUMPULAN DATA LAPANGAN DAN EVALUASI.
Untuk kondisi tertentu, diperlukan interval survey yang lebih rapat dari 200 m
menjadi 50 - 100 meter, sehingga kebutuhan jenis dan volume pekerjaan dapat
diperhitungkan lebih teliti. Untuk lokasi yang memerlukan penanganan khusus
seperti perbaikan geometrik harus dilakukan survey topografi dan perencanaan
jalan secara lengkap dan diperlukan juga foto lapangan.
5.1.3. PROSES DESAIN.
Pengolahan data lapangan
Harus secara aktif mengendalikan proses pengolahan data dan pemeriksaan
hasilnya. Proses design baru dapat dimulai, bila data olahan selesai diperiksa
dan disetujui oleh Engineer.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (ReviewDesign) Bab V : Desain Ulang
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) V- 2
Perhitungan Volume Pekerjaan
Pada kondisi medan dengan terrain yang sulit dimana dibutuhkan pekerjaan
tanah dan struktur yang besar, volume pekerjaan hasil keluaran RDS harus
diteliti dan dicocokkan dengan perkiraan volume pekerjaan yang dihitung
dilapangan oleh Engineer.
Konsistensi Program Penanganan dan Design
Dengan tetap berpegang pada kebutuhan lapangan, keluaran design harus
konsisten dengan program penanganan yang ditetapkan.
Daftar Kuantitas dan Harga
Daftar kuantitas dan harga penawaran dari kontraktor harus dilampirkan
sebagai bahan pembanding terhadap hasil Review Design.
5.2 DETAILED ENGINEERING DESIGN
Perencanaan teknis untuk penanganan Tipe 2 (pekerjaan pelapisan ulang dan
pelebaran) dan Tipe 3 (perubahan alinyemen horisontal dan atau alinyemen
vertikal) dilaksanakan dengan lebih rinci dibandingkan dengan tipe A. Perubahan
minor yang dilakukan saat implementasi disebut Revisi. Pekerjaan yang dicakup
adalah perencanaan teknis geometrik, perencanaan perkerasan, perencanaan
struktur bangunan pelengkap dan penggambaran.
Penjelasan lebih rinci mengenai jenis penanganan Tipe 1, Tipe 2, dan Tipe 3
sebagaimana diuraikan pada Bab II Modul ini
5.2.1. PERENCANAAN GEOMETRIK
Standar perencanaan geometrik jalan yang digunakan adalah Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.038/T/BM/1997 dan Standar
Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Maret 1992). Semua elemen
geometrik yang direncanakan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam standar geometrik jalan dan sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.
Dalam pelaksanaan perencanaan geometrik jalan bisa digunakan perangkat lunak
yang kompatibel dengan perangkat lunak MOSS atau AD- CAD.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (ReviewDesign) Bab V : Desain Ulang
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) V- 3
5.2.2. PERENCANAAN PERKERASAN
Standar rujukan yang dipakai untuk perhitungan konstruksi perkerasan jalan
adalah:
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda
Analisa Komponen (SKBI – 2.3.26.1987, UDC: 625.73 (02)),
“A guide to the structural design of bitumen surfaced roads in tropical and sub
tropical countries”, Overseas Road Note 31, Overseas Centre, TRL, 1993.
AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1986.
5.2.3. PERENCANAAN STRUKTUR
Standar rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan untuk
bangunan atas dan bawah dalam perencanaan adalah Pedoman Perencanaan
Pembebanan Jembatan Jalan Raya, SKBI No.1.2.28,UDC: 624.042:624.21. Pada
rekayasa ini perencanaan teknis yang tercakup adalah semua jembatan dengan
bentang 20 meter, untuk lokasi–lokasi yang memerlukan jembatan dengan
bentang 20 meter hanya untuk penetapan posisi terbaik dari jembatan sehingga
diperoleh alinyemen jalan yang menerus.
5.2.4. JUSTIFIKASI TEKNIK
Justifikasi Teknik dapat meliputi :
1. Perbaikan alinyemen vertikal karena panjang tanjakan melampaui panjang
kritis maksimum, termasuk oprit jembatan yang sering terabaikan karena
settlement di bawah plat injak jarang diperbaiki secara tuntas.
2. Perbaikan alinyemen horisontal untuk memperbaiki jarak pandang sehingga
mengurangi kecelakaan.
3. Perubahan bentang gorong-gorong atau jembatan akibat suatu pertimbangan
teknis seperti debit aliran, penggerusan, dsb.
4. Penanganan kelongsoran yang harus segera dilaksanakan dan tidak terdapat
dalam rencana semula.
5. Perubahan desain struktur bangunan atas akibat suatu pertimbangan estetika
seperti balok T diganti dengan voided slab untuk daerah perkotaan sehingga
tetap memenuhi vertical clearance yang disyaratkan .
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (ReviewDesign) Bab V : Desain Ulang
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) V- 4
Gambar 5. 1 Jenis-Jenis Review Desain
Tabel 5.1 Perbedaan Antara Phasing Design dan Detailed Engineering Design
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab VI : Bentuk Laporan Rekayasa Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) VI - 1
BAB VI BENTUK LAPORAN REKAYASA LAPANGAN
6.1. INFORMASI PROYEK SECARA UMUM
Informasi proyek dapat menggambarkan keadaan proyek secara umum,
mengenai status, kondisi geografis serta lain-lain misalnya di bidang :
Jalan
Peta, Link atau Nomor ruas, Panjang Fungsional, Panjang Efektif, Program
Penanganan, Station ke station, Propinsi, Sumber dana, ,jenis permukaan
jalan, kondisi permukaan jalan, kondisi saluran yang ada, lebar perkerasan,
kondisi umum geometris, serta lebar daerah milik jalan dan sebagainya
Struktur Jembatan
Peta, Link atau Nomor Ruas, Nama Jembatan, Kelas Jembatan, Type
Jembatan, Bentang, Program Penanganan, Lokasi, Propinsi, Bangunan
Atas, Bangunan Bawah.
Data proyek tersebut antara lain memberikan informasi tentang :
Nama Kontraktor Pelaksana : ……….
Nama Konsultan Pengawas : ……….
Nama Paket : ……….
Proyek/Bagian Proyek : ……….
Panjang ruas jalan fungsional : Km (Km – Km)
Panjang ruas jalan efektif : Km
Sta….._ Sta…..
Sta….._ Sta…..
Panjang / Bentang Jembatan : ………. m
Sumber Dana : ……….
Nomor DIP : ……….
Nilai Kontrak Asal : Rp……
Revisi Nilai Kontrak : Rp…….
Nomor Kontrak : ……….
Tanda Tangan Kontrak : Tangal/ bulan / tahun
Surat Perintah Mulai Kerja : Tangal/ bulan / tahun
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab VI : Bentuk Laporan Rekayasa Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) VI - 2
Periode/ Masa pelaksanaan : Hari kalender
Masa pemeliharaan : ……… %
Perpanjangan Masa Kontrak : ……….%
Realisasi kemajuan Pekerjaan : ……….%
Rencana kemajuan pekerjaan : ……….%
Penyimpangan (Deviasi) : +/ - ….%
6.2. PERMASALAHAN YANG ADA DAN ALASAN-ALASANYA
Pada umumnya terjadinya rekayasa lapangan disebabkan adanya suatu hal yang
perlu dilaporkan sebagai dokumen legal untuk pertanggungjawaban seluruh
institusi yang terkait. Permasalahan yang muncul pada umumnya adalah
perubahan atas kondisi lapangan yang sudah tidak sesuai lagi dengan desain
awal perkerasan jalan. Sebagai dijelaskan diatas bahwa kadaluarsa desain awal,
perubahan volume lalu lintas yang melonjak baik dalam jumlah maupun dalam
beban gandarnya.
Tanggapan atas desain awal, terkait dengan asumsi predikasi lalu-lintas,
kekasaan perkerasan jalan maupuan terkait dengan asumsi lendutan bisa terjadi
dan selanjutnya bisa dilakukan koreksi sebagai kontrol atas manajemen
dibidang perencanaan jalan
6.3. DATA ORISINIL DESAIN
Beberapa data input desain awal yang perlu dicatat sebagai dasar untuk
melakukan perubahan desain adalah :
a. Input Data : data Lalu Lintas Harian, Data CBR, Data lendutan
b. Tebal perkerasan : Tebal agregat klasB, Tebal agregat klas A, Tebal Asphalt
Treated Base, Tebal Asphalt Concrete, Tebal Hot Roll Sheet
c. Daftar Volume Pekerjaan , masing masing item pekerjaan dan harga satuan
serta harga total masing maisng item perkerjaan serta biaya total kontrak.
d. Gambar skalatis atas desain perkerasan setiap segmen perkerasan jalan
dengan perincian : segmen perkerasan ST … + STA …, Jenis Perkerasan,
Tebal perkerasan, lebar perkerasan, CBR Tanah, Besaran lendutan
perkerasan hasil Test Benklemen Beam.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab VI : Bentuk Laporan Rekayasa Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) VI - 3
Masukan data sebagaimana yang ada dalam program RDS yang diperoleh dari
pemeriksaan kondisi rata-rata jalan untuk setiap 200 m jalan yang dilalui. antara lain :
Lebar jalur lalu-lintas (P) : ….. m
Lebar (S) dan elevasi (H) bahu jalan : ….. m
Lebar berm (B) : ….. m
Road Condition Index (RCI)
Type perkerasan yang ada
Perbaikan kemiringan melintang jalan (Cam) : ….. %
Lebar (w) dan kedalaman (D) saluran samping : ….. m
Jarak ketepi daerah timbunan (E) atau galian (C)
Photo dokumentasi proyek (tergantung kebutuhan, minimal 1 buah per km)
Data lain yang dibutuhkan.
Hasil masukan data tersebut akan ditampilkan dalam bentuk tampilan
sebagaimana contoh tampilan RDS pada Gambar 6.1, Gambar 6.2, dan Gambar
6.3.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab VI : Bentuk Laporan Rekayasa Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) VI - 4
Gambar 6.1. Tampilan 4 : RDSESA.
Gambar 6.2. Tampilan 10 : Masukan Data Geometri.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab VI : Bentuk Laporan Rekayasa Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) VI - 5
Gambar 6.3. Tampilan 11 : Inputing Data Desain.
6.4. DATA SURVEI DAN REVEW DESAIN UNTUK REKAYASA LAPANGAN
Dalam hal rekomendasi rapat pra pelaksanaan menetapkan adanya rekayasa
lapangan maka perlu dilakukan tahapan survey antara lain :
a. Survei Inventory Geometri : untuk mendapatkan data drainase, bahu jalan,
kerusakan perkerasan aspal, kerusakan struktur jembatan < 20 meter,
pekerjaan galian dan timbunan tanah, pekerjaan galian batu, pekerjaan
pasangan batu, pekerjaan pengembalian minor work.
b. Survei Inventory Struktur meliputi : Data Kekasaran Roughness dengan
menggunakan perlatan NAASRA untuk menetapkan besaran IRI atau RCI,
Besaran Lalu lintas Harian Rata rata, Lendutan dan besaran CBR dengan
menggunakan Benklemen Beam, DCP dan Proof Rooling.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab VI : Bentuk Laporan Rekayasa Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) VI - 6
c. Rekomendasi out put review design : mencakup data data out put RDS yaitu
Traffic Analyses RDS ESA, RDS Sort, Graffic Unit Section, Pavement
Dimension dan sebagainya.
d. Out-put Grafffic tebal Perkerasan disajikan dalam bentuk :
Desain Awal
Desain Review
Alternatif-alternative kaji ulang
e. Penggambaran potongan melintang setiap segmen perkerasan dan lebar
perkerasan.
f. Rekapitulasi atas alternatif volume pekerjaan dan alternatif pembiayaannya.
g. Kesimpulan dan Rekomendasi :
Merupakan kajian singkat yang menyeluruh atas :
Latar belakang permasalahan dan alasan-alasannya.
Analisa secara teknis.
Analisa atas pembiayaan.
Sebagai kesimpulan dari beberapa kajian alternative.
Rekomendasi yang paling optimal dan dapat dipertanggung jawabkan.
6.5. METODE DAN ALTERNATIF YANG DIUSULKAN
Ada beberapa methode yang dapat dilakukan untuk melakukan desain review
untuk rekayasa lapangan antara lain dengan menggunakan software RDS Road
Design System, US Army, AASHTO, Analisa Komponen dan sebagainya.
Namun di Indonesia pada umumnya digunakan RDS sebagai bagian dari sistem
yang sudah integrated dengan system ”programming” di Indonesia.
6.5.1. METODE DESAIN REVIEW
1. Standar acuan
Jika tidak ditentukan lain, rujukan yang dipakai untuk perhitungan konstruksi /
tebal perkerasan jalan lentur (flexible pavement) adalah :
a. Pd.T-01-2002-B, Pedoman Perencanaan tebal perkerasan lentur.
b. AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1993.
c. Perangkat lunak Road Design System (RDS) versi terakhir, dan atau acuan
baku lain yang disetujui oleh Pengguna Jasa.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab VI : Bentuk Laporan Rekayasa Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) VI - 7
Desain tebal perkerasan akan menggunakan salah satu dari metoda tersebut,
jika dipandang perlu akan menggunakan satu metoda lagi dari yang
disebutkan diatas untuk kontrol perhitungan teknik.
Sedangkan rujukan yang dipakai untuk perhitungan konstruksi / tebal
perkerasan jalan kaku (rigid pavement) adalah :
a. AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1993.
b. Pd.T-14-2003, Perencanaan perkerasan jalan beton semen.
c. Dan atau acuan baku lain yang disetujui oleh Pengguna Jasa.
Untuk perencanaan kapasitas jalan menggunakan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia yang disusun oleh Departemen Pekerjaan Umum atau yang berlaku
selama ini.
2. Tipe perkerasan
Usulan tipe perkerasan akan dikaji dari salah satu atau gabungan dari tipe
perkerasan berikut :
a. Flexible pavement (perkerasan lentur)
b. Rigid pavement (perkerasan kaku)
c. Gabungan flexible pavement dan rigid pavement (composite pavement)
3. Pemilihan jenis bahan material tanah
Perencanaan harus mengutamakan penggunaan bahan material sesuai
dengan masukan dari laporan geoteknik. Bila bahan setempat tidak dapat
digunakan langsung sebagai bahan konstruksi, maka perencana harus
mengusulkan usaha-usaha peningkatan sifat-sifat teknik bahan, sehingga
dapat dipakai sebagai bahan konstruksi prioritas pertama dalam perbaikan
tanah sebelum pilihan cara perbaikan dengan hirarki lebih tinggi atau alternatif
lainnya.
4. Umur rencana
Umur rencana (UR) yang akan digunakan dalam perencanaan disesuaikan
dengan jenis, fungsi jalan dan penanganan jalan.
5. Parameter desain perkerasan
Parameter desain perkerasan jalan lentur dengan metoda Analisa Komponen
antara lain mencakup seperti diberikan pada Tabel 6.1..
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab VI : Bentuk Laporan Rekayasa Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) VI - 8
Tabel 6.1. Parameter Desain Perkerasan Lentur Cara Analisa Komponen
No. Parameter Satuan
1. Umur Rencana tahun
2. Data lalu-lintas terakhir pada tahun tahun
3. Rencana jalan dibuka pada tahun tahun
4. Lalu-lintas Harian Rata-rata kendaraan
5. Pertumbuhan lalu-lintas %
6. Jumlah lajur -
7. Koefisien distribusi kendaraan ringan -
8. Koefisien distribusi kendaraan berat -
9. CBR %
10. Faktor Regional :
- Kelandaian %
- % Kendaraan berat %
- Iklim / curah hujan mm/tahun
11. Bahan konstruksi dan koefisien kekuatan relatif :
- Laston lapis aus / lapis permukaan -
- Laston lapis pengikat -
- Laston lapis pondasi -
- Lapisan pondasi atas perkerasan berbutir -
- Lapisan pondasi bawah -
Parameter desain perkerasan jalan lentur dengan metoda AASHTO 1993
antara lain mencakup seperti diberikan pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Parameter Desain Perkerasan Lentur Cara AASHTO 1993
No. Parameter Satuan
1. Umur Rencana tahun
2. Lalu-lintas, ESAL -
3. Serviceability :
- Terminal serviceability (pt) -
- Initial serviceability (po) -
- Serviceability loss ( PSI = po – pt ) -
4. Reliability (R) : %
- Standard normal deviation (ZR) -
- Standard deviation (So) -
5. Resilient modulus :
- Resilient modulus tanah dasar (MR) psi
- Resilient modulus agregat kelas A (MR) psi
- Resilient modulus AC-Base (MR) psi
- Elastic (resilient) modulus AC (EAC) psi
6. Layer coefficient :
- Laston lapis aus / lapis permukaan -
- Laston lapis pengikat -
- Laston lapis pondasi -
- Lapisan pondasi atas perkerasan berbutir -
- Lapisan pondasi bawah -
7. Tebal minimum :
- Tebal minimum Asphalt Concrete inch
- Tebal minimum Aggregate Base inch
8. Drainage coefficient (mi) -
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab VI : Bentuk Laporan Rekayasa Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) VI - 9
Parameter desain perkerasan jalan kaku (rigid pavement) dengan metoda
AASHTO 1993 antara lain mencakup seperti diberikan pada Tabel 10.
Tabel 6.3. Parameter Desain Perkerasan Kaku Cara AASHTO 1993
No. Parameter Satuan
1. Umur Rencana tahun
2. Lalu-lintas, ESAL -
3. Terminal serviceability (pt) -
4. Initial serviceability (po) -
5. Serviceability loss ( PSI = po – pt ) -
6. Reliability (R) %
7. Standard normal deviation (ZR) -
8. Standard deviation (So) -
9. CBR %
10. Modulus reaksi tanah dasar (k) pci
11. Kuat tekan (fc’) psi
12. Modulus elastisitas beton (Ec) psi
13. Flexural strength (S’c) psi
14. Drainage coefficient (Cd) -
15. Load transfer coefficient (J) -
6.5.2. ALTERNATIF YANG DIUSULKAN
Peninjauan kembali rancangan atau revisi desain akan mengakibatkan
diterbitkannya Variasi (Pekerjaan Tambah/Kurang) kepada Kontraktor, meliputi
revisi perkiraan kuantitas untuk setiap mata pembayaran bersama dengan jadwal
yang mendetil dari semua pekerjaan yang termasuk dalam cakupan Kontrak.
Revisi perkiraan kuantitas ini harus diantisipasi sedapat mungkin agar tidak
mengubah Jumlah Harga Kontrak yang ada.
Detil pelaksanaan yang lengkap pada setiap mata pekerjaan dalam cakupan
Kontrak ini akan diterbitkan secara bertahap untuk Kontraktor dan bilamana detil
pelaksanaan ini telah disiapkan, dapat mencakup, tetapi tidak boleh terbatas
pada, sebagian atau seluruh hal-hal berikut :
1. Pembangunan Jalan Baru atau Peningkatan Jalan
Revisi terhadap rancangan perkerasan dan/atau jembatan yang terdapat
dalam dokumen lelang untuk pekerjaan peningkatan perkerasan dan/atau
penggan-tian jembatan.
Detil peningkatan bahu jalan.
Detil setiap perbaikan alinyemen yang diperlukan, jika ada.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Bab VI : Bentuk Laporan Rekayasa Lapangan
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) VI - 10
Detil setiap pelebaran jalur lalu lintas (carriageway), jika ada.
Detil perbaikan selokan atau drainase.
Detil struktur drainase
Detil pekerjaan pengendalian lereng, pasangan batu kosong, pekerjaan
stabilisasi timbunan atau galian.
Detil marka jalan.
Detil rambu jalan, patok pengaman dan rel pengaman dan lain sebagainya,
baik pemasangan baru maupun penggantian.
Detil pekerjaan pengembalian kondisi jembatan.
2. Pembangunan Jembatan Baru atau Penggantian Jembatan
Revisi terhadap rancangan bangunan bawah dan/atau bangunan atas yang
terdapat dalam dokumen lelang untuk pekerjaan pembangunan jembatan
dan/atau penggantian jembatan.
Detil struktur dan jenis pondasi.
Detil dimensi bangunan bawah jembatan dan elevasi struktur bangunan
tersebut
Detil bangunan atas jembatan, tipe jembatan.dan/atau dimensi panjang
atau lebar jembatan.
Review desain akan menghasilkan bill of quantity yang berbeda dengan bill of
quantity yang terdapat dalam original desain. Review desain juga memungkinkan
untuk dilakukan perubahan terhadap Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.
Pada umumnya hasil rekayasa lapangan akan mengakibatkan kerja tambah dan
jarang sekali dijumpai kerja kurang.
a. Apabila kerja-kurang terjadi, Satuan Kerja Sementara k segera membuat
amandemen kontrak.
b. Apabila kerja-tambah yang terjadi, maka harus diadakan penelitia terlebih
dahulu oleh panitia peneliti kontrak.
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan Dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Rangkuman
Pelatihan Supervision Engineer Of Roads Construction (SE) R - 1
RANGKUMAN Di Indonesia telah dikenal adanya dua macam perencanaan teknik jalan yaitu
Phasing Design System atau Simplified Design System dan Detailed Engineering
Design.
Rancangan bertahap didasarkan atas filosofi khusus yaitu dapat dilaksanakan
secara cepat yang mana hanya pekerjaan mata pembayaran utama yang
ditentukan volume dan lokasinya. Dengan menggunakan software RDS (Road
Design System) sebagai bagian dari IRMS, maka mata pembayaran minor
merupakan suatu perkiraan kuantitas yang tercantum dalam dukumen lelang,
yang diperoleh berdasarkan data statistik dari kontrak-kontrak sebelumnya selama
pekerjaan perencanaan .
Rancangan rekayasa untuk pekerjaan jalan dengan rancangan lengkap
didasarkan atas detail engineering design di mana semua mata pembayaran telah
dirancang dengan akurat yang jumlah dan lokasinya sudah ditentukan.full
engineering design pada umumnya diberlakakukan pada pembangunan jalan
baru, mengingat bahwa pada kontrak pembangunan jalan jalan baru maka ketidak
pastian perubahan velume pekerjaan bisa tidak terkontrol dan memungkinkan
terjadinya pembengkakan biaya dan bahkan terjadinya manipulasi pekerjaan lebih
besar.
Ada beberapa tipe program penanganan jaringan jalan yang pada umumnya
menggunakan perencanaan teknis sederhana atau simplified design jalan yaitu
antara lain Program Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance ) dan
Program Peningkatan Jalan (Betterment) yakni:
Tipe 1 : Pekerjaan Pelapisan Ulang Saja. – Program Rehabilitasi Jalan
Tipe 2 : Pekerjaan Pelapisan Ulang Dan Pelebaran – Program Peningkatan
Jalan
Tipe 3 : Perubahan Alinyemen Horisontal dan atau Alinyemen Vertikal –
Program
Peningkatan Jalan
Permasalahan yang ditemui pada rekayasa lapangan seperti:
1. Perencanaan yang kadaluarsa yang berakibat timbulnya perubahan yang sering
terjadi adalah pada kondisi perkerasan jalan yang mengalami perubahan
drastis, sehingga pada proses selanjutnya perlu pengkajian ulang atas data-
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan Dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Rangkuman
Pelatihan Supervision Engineer Of Roads Construction (SE) R - 2
data seperti : data lalu-lintas, data geometrik , data drainage, data
perkerasan, data jembatan, data bangunan pelengkap.
2. Periode rekayasa lapangan yang terbatas sesuai dengan kontrak pada
umumnya, kegiatan rekayasa lapangan, mulai dari survei, penggambaran
ulang, analisa biaya dan persetujuan administrasi dan keuangan diharapkan
waktunya tidak lebih dari 3 bulan untuk kontrak multiyears atau tidak lebih 20%
waktu/periode kontrak untuk kontrak tahunan.
Selama 30 hari pertama sejak periode mobilisasi, kontraktor harus mengerahkan
personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan dan membuat laporan
tentang kondisi fisik dan struktur dari perkerasan, drainase selokan, gorong-
gorong, jembatan dan struktur lainnya, dan perlengkapan jalan lainnya seperti
rambu jalan, patok kilometer, pagar pengaman. Pekerjaan survei lapangan ini
harus dilaksanakan pada seluruh panjang jalan dalam lingkup kontrak, dan harus
mencakup berikut ini, tetapi tidak terbatas pada : perkerasan lama dan geometrik
jalan, sistem drainase yang ada, pekerjaan perlindungan talud , jembatan lama,
perlengkapan jalan lama dan pengatur lalu lintas yang ada.
Desain ulang dapat dilakukan dengan cara: Simplified Design dengan Road
Design System (RDS) atau Detailed Engineering Design
Bentuk laporan rekayasa lapangan mencakup:
Informasi proyek secara umum
Permasalahan yang ada dan alasan-alasanya
Data orisinil desain
Data survei dan revew desain untuk rekayasa lapangan
Metode dan alternatif yang diusulkan
Modul SE-04 : Rekayasa Lapangan Dan Kaji Ulang Desain (Review Design) Daftar Pustaka
Pelatihan Supervision Engineer Of Roads Construction (SE) DP - 1
DAFTAR PUSTAKA
1. American Association Of State Highway And Transportation Officials
(AASHTO), Guide For Design Of Pavement Structures; 1993
2. American Association Of State Highway And Transportation Officials
(AASHTO), A Policy On Geometric Design Of Highways And Streets; 2001
3. Direktorat Jenderal Bina Marga-Departemen Pekerjaan Umum, No.
038/T/BM/1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota,
Jakarta, 1997
4. Direktorat Jenderal Bina Marga-Departemen Pekerjaan Umum, No.
031/T/BM/1999/ Tata-Cara Perencanaan Geometri Jalan Perkotaan;
Jakarta, 1999
5. Oglesby, Clarkson H, Highway Engineering, Stanford University & Oregon
State University, 1996
6. Thagesen, Bent, Highway And Traffic Engineering In Developing
Countries, E&Fn Spon, London, 1996
7. , Undang-Undang RI Nomor : 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
8. , Peraturan Pemerintah RI Nomor : 26 Tahun 1985 tentang
Jalan;
9. , PD.T-01-2002-B, Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan
Lentur;
10. , PD.T-14-2003, Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen;
11. , PD.T-16-2004-B, Survai Inventarisasi Geometri Jalan
Perkotaan;
12. , PD.T-19-2004-B, Survai Pencacahan Lalu Lintas Dengan Cara
Manual;
13. , PD.T-21-2004-B, Survai Kondisi Rinci Jalan Beraspal Di
Perkotaan;