modul praktikum uob 1
DESCRIPTION
vggTRANSCRIPT
-
PRAKTIKUM
UNIT OPERASI BIOPROSES I
1. Bioreaktor Kultur Sel
2. Sirkuit Fluida
3. Fluidisasi
4. Non Newtonian Mixing Bioproses
5. Filtrasi
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVESITAS INDONSIA
-
MODULBIOREAKTOR KULTUR SEL
I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami metode yang digunakan untuk mengkultur sel
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kultur sel
3. Mengetahui pola pertumbuhan bakteri
4. Menghitung kinetika pertumbuhan dari Bacillus subtilispada kondisi aerobik
5. Mengetahui hubungan antara nutrisi dan pertumbuhan Bacillus subtilis
II. Teori
Kultur Sel Bakteri
Media kultur bakteri adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat
zat hara (nutrisi) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau
didalamnya. Selain itu, media kultur mikroba dapat dipergunakan pula untuk isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme.
(Sumarsih, 2003)Didalam laboratorium, pembiakan bakteri memerlukan media kultur yang
komposisinya terdiri dari C, H, O, N, S. P, K, Mg, Fe, Ca, Mn, dan sedikit Zn, Co, Cu, dan
Mo. Unsur unsur ini ditemukan dalam bentuk air, ion anorganik, molekul kecil, dan
makromolekul.
Media kultur yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dalam bentuk
padat, semi padat, dan cair. Media kultur padat diperoleh dari dengan menambahkan agar
agar. Agar agar berasal dari ekstrak ganggang merah. Kandungan galaktan pada agar
sebagai pemadat adalah 1.5 2.0% dan membeku pada suhu 45 C. Agar - agar susah
diuraikan oleh bakteri. (Utami, 2004)Saat ini, berbagai macam media kultur bakteri telah
banyak dibuat dengan bahan dasar agar agar sebagai pemadat.
Laju Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan jumlah atau volume serta
ukuran sel. Pada organisme prokariot seperti bakteri, pertumbuhan merupakan pertambahan
-
volume dan ukuran sel dan juga sebagai pertambahan jumlah sel. Pertumbuhan sel bakteri
biasanya mengikuti suatu pola pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid.
Gambar 2.1Kurva Pertumbuhan Bakteri
Perubahan kemiringan pada kurva sigmoid tersebut menunjukkan transisi dari satu fase
perkembangan ke fase lainnya. Nilai logaritmik jumlah sel biasanya lebih sering dipetakan
daripada nilai aritmatik. Logaritma dengan dasar 2 sering digunakan, karena setiap unit pada
ordinat menampilkan suatu kelipatan-dua dari populasi. Kurva pertumbuhan bakteri dapat
dipisahkan menjadi empat fase utama :
Fase lag
Setelah inokulasi, terjadi peningkatan ukuran sel, mulai pada waktu sel tidak atau sedikit
mengalami pembelahan. Fase ini, ditandai dengan peningkatan komponen makromolekul,
aktivitas metabolik, dan kerentanan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Fase lag merupakan
suatu periode penyesuaian yang sangat penting untuk penambahan metabolit pada kelompok
sel, menuju tingkat yang setaraf dengan sintesis sel maksimum.
Fase eksponensial
Pada fase ini sel berada dalam keadaan pertumbuhan yang seimbang. Selama fase ini, masa
dan volume sel meningkat oleh faktor yang sama dalam arti rata-rata komposisi sel dan
konsentrasi relatif metabolit tetap konstan. Selama periode ini pertumbuhan seimbang,
kecepatan peningkatan dapat diekspresikan dengan fungsi eksponensial alami. Sel
membelah dengan kecepatan konstan yang ditentukan oleh sifat intrinsik bakteri dan kondisi
lingkungan. Dalam hal ini terdapat keragaman kecepatan pertumban berbagai
-
mikroorganisme. Waktu lipat dua untuk E. coli dalam kultur kaldu pada suhu 37oC, sekitar
20 menit, sedangkan waktu lipat dua minimal sel mamalia sekitar 10 jam pada temperatur
yang sama.
Fase Stasioner.
Pada saat digunakan kondisi biakan rutin, akumulasi produk limbah, kekurangan nutrien,
perubahan pH, dan faktor lain yang tidak diketahui akan mendesak dan mengganggu biakan,
mengakibatkan penurunan kecepatan pertumbuhan. Selama fase ini, jumlah sel yang hidup
tetap konstan untuk periode yang berbeda, bergantung pada bakteri, tetapi akhirnya menuju
periode penurunan populasi. Dalam beberapa kasus, sel yang terdapat dalam suatu biakan
yang populasi selnya tidak tumbuh dapat memanjang, membengkak secara abnormal, atau
mengalami penyimpangan, suatu manifestasi pertumbuhan yang tidak seimbang.
Fase Kematian.
Pada saat medium kehabisan nutrien maka populasi bakteri akan menurun jumlahnya, Pada
saat ini jumlah sel yang mati lebih banyak daripada sel yang hidup
Fase-fase tersebut mencerminkan keadaan bakteri dalam kultur pada waktu tertentu. Di
antara setiap fase terdapat suatu periode peralihan dimana waktu dapat berlalu sebelum
semua sel memasuki fase yang baru.
Kurva Pertumbuhan Klasik
Kurva pertumbuhan adalah grafik dari jumlah organisme biologis sebagai fungsi
waktu. Organisme biologis ini biasanya dihitung dalam konsentrasi berat kering atau
konsentrasi jumlah sel. Dalam percobaan ini, digunakan perhitungan berat kering.
Pertumbuhan kurva klasik untuk reaktor batch digambarkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.2 Bentuk kualitatif dari kurva pertumbuhan klasik
-
Model Tidak Terstruktur (unstructured models)
Model sederhana dari kurva pertumbuhan adalah model yang tidak terstruktur, yang
berarti biofase dimana dapat di modelkan dalam sebuah variabel tunggal (konsentrasi massa
sel). Model struktur yang lebih kompleks menggunakan beberapa variabel biofase yang
utamanya konsentrasi adalah metabolit kunci dari sel seperti protein, karbohidrat, DNA,
RNA, dan lain sebagainya.
Laju pembentukan biomasa dengan pertumbuhan adalah (unit biomassa per waktu per
volume). X adalah konsentrasi biomassa, adalah laju pertumbuhan spesifik yang memiliki
satuan inversi waktu. Asumsi untuk simplifikasi digunakan untuk memodelkan asumsi dari
batas substrat pertumbuhan. Dengan asumsi ini, pertumbuhan dapat diubah menjadi reaksi S
YX yang disebut yield. Bagaimanapun, dari hasil percobaan menunjukkan Y bersifat
konstan. Maka, apabila dikaitkan dengan laju konsumsi substrat (-Rs) dan laju dari produksi
biomassa, Rx maka
Bila dikaitkan dengan hubungan konsentrasi karbon dari massa sel dalam satuan waktu,
maka dapat dituliskan,
Dimana S mengindikasikan konsentrasi substrat.
Model Monod
Model monod yang sering digunakan untuk adalah model monod (5)
Dimana,
= laju spesifik maksimum pertumbuhan dari E. coli
= monod konstan jenuh
Untuk proses semi-batch,
(2.1)
(2.2)
(2.3)
(2.4)
(2.5)