modul praktikum simulasi

14
Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si PRAKTIKUM 1 SIMULASI GERAK JATUH BEBAS TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menyelesaikan simulasi gerak jatuh bebas denngan algoritma Euler dan Runge- Kutta. 2. Membandingkan hasil dari pendekatan numerik dengan hasil analitis. 3. Mengintepretasikan grafik hasil. DASAR TEORI Misalkan sebuah partikel, misalnya sebuah bola di dekat permukaan bumi dikenai sebuah gaya tunggal, yaitu gaya grafitasi. Kita mengasumsikan ahwa gesekan dengan udara diabaikan, dan gaya grafitasi diberikan oleh (1-1) dimana m adalah massa bola dan g = 9.8 N/kg adalah medan grafitasi (gaya persatuan massa) di dekat permukaan bumi. Untuk menyederhanakan permasalaha, pertama kita mengasumsikan bahwa hanya ada satu arah gerak partikel yaitu gerak vertikal. Kita menggunakan hukum Newton kedua untuk memperoleh gerakan bola (1-2) dimana y adalah koordinat arah vertikal dan berharga positip, t adalah waktu, F adalah total gaya pada bola dan m adalah mass diam (yang samadengan massa grafitasi seperti pada (1-1)). Jjika kita set F = F g , (1-1) dan (1-2) menjadi Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2010 1

Upload: jovie-s-e-putry

Post on 03-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

asa

TRANSCRIPT

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    PRAKTIKUM 1

    SIMULASI GERAK JATUH BEBAS

    TUJUAN PRAKTIKUM

    1. Menyelesaikan simulasi gerak jatuh bebas denngan algoritma Euler dan Runge-

    Kutta.

    2. Membandingkan hasil dari pendekatan numerik dengan hasil analitis.

    3. Mengintepretasikan grafik hasil.

    DASAR TEORI

    Misalkan sebuah partikel, misalnya sebuah bola di dekat permukaan bumi dikenai

    sebuah gaya tunggal, yaitu gaya grafitasi. Kita mengasumsikan ahwa gesekan dengan

    udara diabaikan, dan gaya grafitasi diberikan oleh

    (1-1)

    dimana m adalah massa bola dan g = 9.8 N/kg adalah medan grafitasi (gaya persatuan

    massa) di dekat permukaan bumi. Untuk menyederhanakan permasalaha, pertama kita

    mengasumsikan bahwa hanya ada satu arah gerak partikel yaitu gerak vertikal. Kita

    menggunakan hukum Newton kedua untuk memperoleh gerakan bola

    (1-2)

    dimana y adalah koordinat arah vertikal dan berharga positip, t adalah waktu, F adalah

    total gaya pada bola dan m adalah mass diam (yang samadengan massa grafitasi seperti

    pada (1-1)). Jjika kita set F=F g , (1-1) dan (1-2) menjadi

    Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2010 1

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    (1-3)

    Persamaan (1-3) merupakan pernyataan dari sebuah model gerakan bola. Dalam kasus ini

    model gerakan berupa persamaan diferensial orde dua. Solusi analitik dari persamaan (1-

    3) adalah

    (1-4)

    akan tetapi, yang akan kita lakukan adalah menentukan gerak jatuh bebas bola

    secara numerik dengan tujuan untuk mengenalkan tool yang diperlukan dalam

    menyelesaikan permasalahan yang sudah familiar bagi kita.

    Kita mulai dengan menjadikan pernyataan (1-3) menjadi dua persamaan

    diferensial berorde satu, yaitu

    (1-5)

    dimana v merupakan kecepatan bola pada arah vertikal. Selanjutnya, kita dapat

    mendekati ungkapan derivatif pada (1-5) dalam ungkapan beda hingga menjadi

    (1-6)

    Dari (1-6), dengan menyususun kembali ungkapan ini maka akan diperoleh

    (1-7)

    Dari ungkapan (1-7), kita dapat memperoleh posisi dan kecepatan bola pada setiap saat.

    Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2010 2

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    TUGAS

    1. Selesaikan simulasi gerak partikel ini dengan algoritma Euler (lihat ungkapan (1-

    7)). Set syarat awal y t=0=3.0 dan v t=0=0 dan ukuran langkah h=0.1 .

    2. Buat grafik fungsi y dan v sebagai fungsi waktu. Cocokkan dengan hasil analitik

    (lihat ungkapan (1-4).

    3. Kerjakan sekalai lagi, tetapi sekarang Anda menggunakan metode Runge Kutta

    orde 2. Bagaimana jika Anda bandingkan hasilnya dengan ketika Anda

    menggunakan metode Euler untuk ukuran langkah yang sama.

    Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2010 3

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    PRAKTIKUM 2

    GAYA BERGANTUNG POSISI

    Penyelesaian analitik dari gerak jatuh bebas di dekat permukaan bumi seperti pada

    ungkapan (1-4) sudah sangat akrab dan penyelesaian numerik untuk masalah ini hanya

    untuk pengenalan metode numerik saja. Adalah tidak terlalu sulit untuk memikirkan

    model realistik untuk gerak jatuh bebas di dekat permukaan bumi yang mana persamaan

    geraknya tidak terlalu mudah untuk diselesaikan secara analitik. Sebagai contoh, jika kita

    mengingat kembali variasi medan grafitasi terhadap jarak dari pusat bumi, maka gaya

    pada partikel adalah tidak konstan. Menurut hukum Newton tentang grafitasi, bahwa

    gaya yang diakibatkan oleh bumi pada sebuah partikel bermassa m diberikan oleh

    (2-1)

    dimana y diukur dari permukaan bumi, R adalah jejari bumi, M adalah massa bumi, G

    adalah konstanta grafitasi dan g=GM/R.

    Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2010 4

    Illustration 1: (a) sistem koordinat dengan y posisitp ke arah vertikal ke atas, (b) diagram gaya untuk benda jatuh, (c ) diagram gaya untuk

    benda bergerak ke atas.

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    Untuk patikel di dekat permukaan bumi, modifikasi yang mungkin penting adalah

    dengan memasukkan gaya gesek kadena resistensi udara. Arah dari gaya gesek F d v

    berlawanan dengan arah kecepatan partikel (Lihat ilustrasi 1). Untuk benda yang jatuh

    F d v berarah ke atas. Oleh sebab itu, gaya total F pada benda jatuh dapat dinytakan

    dengan

    (2-2)

    Selanjutnya, kita perlu menentukan bentuk F d v secara empirik. Salah satu cara

    yang dapat digunakan untuk menentukan F d v ini adalah dengan mengukur y

    sebagai fungsi t, kemudian menentukan v t dengan menghitung derivatif numerik

    dari y. Demikian pula, kita dapat menentukan secara numerik dari percepatan a t

    dengan menggunakan v t .Dengan demikian kita dapat menentukan percepatan

    sebagai fungsi v kemudian menentukan F d v dari (2-2). Akan tetapi, cara ini akan

    menimbulkan kesalahan karena akurasi dari derivatif akan lebih rendah dari posisi yang

    terukur. Cara alternatif yang dapat dipilih adalah dengan cara sebaliknya, yaitu kita

    berasumsi bahwa F d secara ekspilisit bergantung pada v. kemudian menggunakannya

    untuk menentukan y t . Apabila perhitungan terhadap y(t) sesuai dengan hasil

    eksperimen y(t) , maka asumsi bahwa F d bergantung kepada v adalah benar.

    Dua asumsi yang umum digunakan untuk menggambarkan ketergantungan F d

    terhadap v adalah

    F 1,d=C1 v (2-3a)

    dan

    F 2,d=C 2 v2 (2-3b)

    dimana parameter C1 dan C2 bergantung kepada sifat mediaum dan bentuk dari

    Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2010 5

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    benda.

    Oleh karena F d semakin besar ketika v bertambah, maka terdapat sebuah

    kecepatan terminal (terminal velocity) atau kecepatan batas (limiting velocity) yang mana pada

    saat itu jumlah gaya yang bekerja pada benda jatuh sama dengan nol. Kecepatan terminal

    ini dapat diperoleh dari ungkapan (2-2) dan (2-3) dengan mensetting F d=mg , sehingga

    diperoleh

    (2-4)

    Selanjutnya, jika ungkapan pada (2-3) menggunakan ungkapan kecepatan terminal

    (2-4) maka diperoleh

    (2-5)

    Dengan demikian, gaya total yang bekerja pada benda jatuh seperti pada

    ungkapan (2-2) dapat dinyatakan dalam dua bentuk,

    F 1v=mg1 vv1, t (2-6a)F 2v =mg 1 v2v 2, t2 (2-6b)

    Gaya total per satuan massa dapat dinyatakan dari (2-6) yaitu

    Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2010 6

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    F 1v /m=g1 vv1, t (2-7a)F 2v /m=g1 v2v2,t2 (2-7b)

    Untuk menentukan bahwa pengaruh gesekan dengan udara selama benda jatuh,

    maka pandanglah sebuah kerikil dengan massa m = 10-2 kg. Pendekatan yang cocok untuk

    masalah ini adalah bahwa drag force sebanding dengan v2 . Untuk kerikil dengan

    radius 0.01 m, secara empirik C2 bernilai sekitar 10-4 kg/m. Dari (2-4), maka kita dapat

    peroleh bahwa kecepatan terminalnya sekitar 30 m/s. Dari hasil running program,

    kecepatan terminal dapat diperoleh ketika benda jatuh sejauh 50 m pada sekitar 3 detik.

    #include

    #include

    main(){

    float v,vo,temp,g,h,v2,t,y,yo;

    double i,N;

    printf("Masukkan ketinggian awal yo :");scanf("%f",&yo);

    printf("Masukkan kecepatan awal vo :");scanf("%f",&vo);

    h=0.01; //step size

    g=9.8; //percepatan grafitasi

    N=1000;

    y=yo;

    v=vo; //inisialsisasi untuk v

    v2=30.0;

    for (i=1;i

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    v=v-g*h*(1.0-v*v/(v2*v2));;

    if (y

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    v t y t y t t t , maka kita dapat menyatakan percepatan

    sebagai

    (2-8)

    Selanjutnya, gunakan (2-8) ini untuk mencari perceptannya.

    3. Tentukan kecepatan terminal dari data pada Tabel 1. Penentuan ini sulit, karena

    kecepatan terminal tidak tercapai selama waktu jatuhnya penyering kopi. Gunakan

    hasil perkiraan Saudara untuk v t dan a t untuk mengeplot a sebagai fungsi

    v.

    Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2010 9

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    PRAKTIKUM 3

    LINTASAN GERAK BENDA 2 DIMENSI

    Mungkin kita sudah familiar dengan masalah lintasan gerak dalam 2 dimensi

    tanpa kehadiran gesekan udara. Sebagai contoh, sebuah bola dilempar ke udara dengan

    kecepatan awal v0 dengan sudut lempar 0 (besar sudut terhadap tanah). Seberapa

    jauh bola akan meninggalkan pelempar pada arah horisontal dan berapa tinggi

    maksimum yang dicapai oleh bola serta berapa lama bola akan terbang di angkasa?

    Misalnya bola dilepas pada ketinggian tertentu, berapa sudut lemparan untuk jangkauan

    maksimum? Apakah jawaban Anda masih berlaku apabila gerakan sudah dipengaruhi

    oleh gesekan udara.

    Pandanglah sebuah benda dengan massa m dengan kecepatan awal v0 diarahkan

    dengan sudut 0 di atas horosontal. Partikel dipengaruhi oleh gaya graffitasi dan gaya

    gesek udara yaitu mg dan Fd , arah dari gaya selalu berlawanan arah dengan arah

    kecepatan benda

    Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2010 10

    Illustration 2: (a) Bola dilempar dari ketinggian h dengan sudut lemparan 0 dihitung dari horisontal dan kecepatan awal v0 (b) gaya grafitasi

    dan gaya gesek pada benda yang bergerak.

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    Menurut hukum gerak Newton, komponen x dan y gerakan ini dapat dituliskan

    sebagai

    (3-1)

    Misalnya, kita pandang sebuah bola baja dengan radius 4 cm. Asumsi yang cocok

    untuk bola baja dengan ukuran ini adalah bergerak gaya gesekan sebesar F d=C2 v2 .

    Oleh karena v x=v cos dan v y=v sin . Selanjutnya kita dapat menuliskan ungkapan

    (3-1) menjadi

    mdv xdt

    =C2 v v x

    mdv ydt

    =mgC2 v v y(3-2)

    Ingat, bahwa C 2 vv x dan C 2 vv y merupakan komponen x dan y dari gaya

    gesek F d=C2 v2 . Oleh karena (3-9) pada perubahan v x dan v y melibatkan kuadrat

    dari komponen kecepatan ini, yaitu v2=v x2v y

    2 , maka kita tidak dapat menghitung

    gerak vertikal tanpa memperhitungkan komponen horizontal, artinya bahwa gerak pada

    arah x dan y adalah terkopel.

    Tugas

    1. Buatlah program komputer untuk menghitung trayektori dua dimensi dari bola

    yang bergerak di udara tanpa pengaruh gaya gesek dengan udara kemudian

    buatlah plot y sebagai fungsi x. Bandingkan hasil perhitungan Anda dengan hasil

    eksak. Sebagai contoh, misalnya bola tersebut dilempar dari permukaan tanah

    dengan sudut 0 dengan kecepatan awal v0=15m /s . Variasikan sudut 0

    Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2010 11

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    dan perlihatkan bahwa tinggi maksimum terjadi pada range 0=max=45o .

    Dapatkan tinggi maksimum Rmax . Bandingkan hasil numerik dengan hasil

    analitik yaitu Rmax=v02/ g .

    2. Misalnya bola dilempar dari ketinggian tertentu, misalnya h, dengan sudut 0

    diatas horisontal dengan kecepatan awal sama dengan (1). Jika Anda mengabaikan

    gesekan dengan udara, apakan Anda berharap bahwa max menjadi lebih besar

    atau lebih kecil dari 45o ? Hitunglah max untuk h=2m . Berapa persen

    perubahan R jika divariasikan 2% dari max .

    3. Sekarang perhitungkan efek gesekan dengan udara. Untuk bola dengan massa 7

    kg dan tampang lintang 0.01 m2, parameter C20.1 . Apakah satuan untun C2

    . Hitunglah sudut optimum untuk h=2m , v0=30m / s , C2/m=0.1 , bandingkan

    hasil Saudara dengan poin (2). Apakah R lebih atau kurang sensitif terhadap

    perubahan 0 dari max dibandingkan dengan (2). Tentukan sudut optimum

    lemparan untuk parameter C2=0.1.

    Sebagai ilustrasi, tulislah program dan tampilkan hasilnya dalam bentuk grafik.

    #include

    #include

    #define pi 3.14

    main()

    {

    float temp_y,ymax,phi,C2,v,v0,vx,vx0,vy,vy0,x1,y1,y,y0,x,x0,h,theta0,t,m=5.0,g=9.8;

    double i,N;

    printf("Masukkan kecepatan awal :");scanf("%f",&v0);

    printf("Masukkan sudut lemparan :");scanf("%f",&theta0);

    printf("Masukkan y0 :");scanf("%f",&y0);

    Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta 2010 12

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    printf("Masukkan x0 :");scanf("%f",&x0);

    phi=pi/180.0*theta0;

    vx0=v0*cos(phi);

    vy0=v0*sin(phi);

    vx=vx0;

    vy=vy0;

    y=y0;

    x=x0;

    C2=0.10;

    N=10000;

    h=0.01;

    FILE*pf;

    pf=fopen("peluru2d.txt","w+");

    for (i=1;i

  • Modul Praktikum Simulasi Fisika, Supardi, M.Si

    ymax=y;

    else

    ymax=ymax;

    if (y1