modul persemaian

22
PERSEMAIAN Yang dimaksudkan dengan persemaian adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan  penanaman hutan karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan. Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-  biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran  benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu. Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam).Pengadaan  bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang menjamin keberhasilan penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan  benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di lapangan. PERENCANAAN PEMBUATAN PERSEMAIAN Perencanaan merupakan taraf permulaan dari setiap proses penyelenggaraan kegiatan. Dimana kita menggambarkan di muka hal-hal yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam pekerjaan  persemaian, perencanaan dasar meliputi unsur-unsur kegiatan yang mencakup pemilihan jenis  persemaian, lokasi persemaian, kebutuhan bahan, kebutuhan peralatan dan tenaga kerja yang diperlukan, serta tata waktu penyelenggaraan persemaian. Umumnya penyediaan semai/tahun sebanyak 20.000 batang merupakan kebutuhan minimum untuk memulai persemaian  berukuran kecil. 1. Jenis Persemaian. Sebelum dimulai pembuatan perlu ditentukan terlebih dahalu jenis persemaian apa yang akan dibuat. Pada umumnya persemaian digolongkan menjadi 2 jenis/tipe yaitu persemaian sementara dan persemaian tetap. 1.1. Persemaian sementara Jenis persemaian ini biasanya berukuran kecil dan terletak di dekat daerah yang akan ditanami. Persemaian sementara ini biasanya berlangsung hanya untuk beberapa periode  panenan (bibit/semai) yaitu paling lambat hanya untuk waktu 5 tahun. Keuntungan dan keberatan persemaian sementara adalah : 1. Keuntungan : 1. Keadaan ekologi selalu mendekati keadaan yang sebenarnya.

Upload: yahya-ponno

Post on 09-Oct-2015

381 views

Category:

Documents


43 download

TRANSCRIPT

PERSEMAIANYang dimaksudkan dengan persemaian adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan. Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu. Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam).Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang menjamin keberhasilan penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di lapangan.PERENCANAAN PEMBUATAN PERSEMAIANPerencanaan merupakan taraf permulaan dari setiap proses penyelenggaraan kegiatan. Dimana kita menggambarkan di muka hal-hal yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam pekerjaan persemaian, perencanaan dasar meliputi unsur-unsur kegiatan yang mencakup pemilihan jenis persemaian, lokasi persemaian, kebutuhan bahan, kebutuhan peralatan dan tenaga kerja yang diperlukan, serta tata waktu penyelenggaraan persemaian. Umumnya penyediaan semai/tahun sebanyak 20.000 batang merupakan kebutuhan minimum untuk memulai persemaian berukuran kecil.1. Jenis Persemaian.Sebelum dimulai pembuatan perlu ditentukan terlebih dahalu jenis persemaian apa yang akan dibuat. Pada umumnya persemaian digolongkan menjadi 2 jenis/tipe yaitu persemaian sementara dan persemaian tetap.1.1. Persemaian sementaraJenis persemaian ini biasanya berukuran kecil dan terletak di dekat daerah yang akan ditanami. Persemaian sementara ini biasanya berlangsung hanya untuk beberapa periode panenan (bibit/semai) yaitu paling lambat hanya untuk waktu 5 tahun.Keuntungan dan keberatan persemaian sementara adalah :1. Keuntungan : 1. Keadaan ekologi selalu mendekati keadaan yang sebenarnya.2. Ongkos pengangkutan bibit murah.3. Kesuburan tanah tidak terlalu menjadi masalah karena persemaian selalu berpindah tempat setelah tanah menjadi miskin.4. Tenaga kerja sedikit sehingga mudah pengurusannya.5. Keberatannya. 1. Ongkos persemaian jatuhnya mahal karena tersebarnya pekerjaan dengan hasil yang sedikit.2. Ketrampilan petugas sulit ditingkatkan, karena sering berganti petugas.3. Seringkali gagal karena kurangnya tenaga kerja yang terlatih.4. Lokasi persemaian yang terpancar menyulitkan pengawasan.1.2. Persemaian Tetap.Jenis persemaian ini biasanya berukuran (luasnya) besar dan lokasinya menetap di suatu tempat, untuk melayani areal penanaman yang luas.1. Keuntungan : 1. Kesuburan tanah dapat dipelihara dengan pemupukan2. Dapat dikerjakan secara mekanis bila dikehendaki3. Pengawasan dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap dan terpilih4. Perencanaan pekerjaan akan lebih teratur5. Produktivitas semai/bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan pertumbuhannya lebih seragam6. Kerugiannya : 1. Keadaan ekologi tidak selalu mendekati keadaan yang sebenarnya.2. Ongkos pengangkutan lebih mahal dibanding dengan jenis persemaian sementara.3. Membutuhkan biaya untuk investasi lebih tinggi dibanding persemaian sementara. Hal ini karena untuk persemaian tetap biasanya keadaan sarana (jalan angkutan, bangunan-bangunan di persemaian) dan prasarana (peralatan kerja/angkutan) lebih baik kualitas dan lebih mahal harganya dibanding yang diperlukan persemaian sementara.2. Pemilihan Lokasi Persemaian :Penentuan lokasi persemaian harus didahului dengan observasi lapangan. Untuk memilih lokasi persemaian persemaian yang baik, beberapa persyaratan yang perlu dipertimbangkan adalah :

2.1. Aspek Teknis2.1.1. Letak lokasi persemaianSejauh mungkin lokasi persemaian diusahakan terletak di tengah-tengah daerah penanaman atau berjarak sedekat mungkin ke setiap areal penanaman. Areal persemaian terbuka/kena sinar matahari cukup/langsung, mudah dijangkau setiap saat dan terlindung dari angin kencang.2.1.2. Jalan angkutanAdanya dekat jalan angkutan yang memadai sesuai keperluan, baik lewat darat maupun lewat air/sungai. Tanpa adanya jalan angkutan ini akan mempersulit pengawasan dan mempertinggi biaya angkutan.2.1.3. Luas PersemaianLuas areal persemaian tergantung pada :1. Jumlah semai yang diproduksi/tahun2. Cara penanaman apakah sistim akar telanjang atau sistim container dimana lebih banyak ruang dibutuhkan dan3. Lamanya semai/bibit dipelihara di pesemaian sampai diperoleh ukuran yang memenuhi persyaratan ukuran tinggi, diameter kekokohan batang dll.2.2. Aspek Fisik1. AirAdanya sumber air dan persediaan dalam jumlah yang cukup di dekat persemaian sangat memudahkan keberhasilan persemaian. Pada umumnya sumber air di dalam kawasan hutan adalah berupa sungai, mata air dan air dalam tanah, juga sumber air berupa air hujan merupakan sumber air yang banyak diharapkan oleh para pengelola persemaian.1. Media tumbuh/tanahTanah merupakan salah satu komponen habitat (tempat tumbuh) tanaman. Tanaman akan tumbuh subur bila medium tumbuhnya subur dan merana bila medium tumbuhnya tidak subur. Sebagai medium tumbuh semai, perlu diusahakan memilih tanah yang steril dan yang mempunyai sifat-sifat baik seperti porositas dan drainasenya baik, bebas batu dan kerikil. pH media sebaiknya berkisar antara 5 7 dan diusahakan tidak menggunakan tanah liat. Untuk pertumbuhan tanaman (sapihan) diperlukan adanya unsur-unsur hara penting (essensial). Menurut kebutuhan tanaman unsur-unsur hara penting dapat digolongkan menjadi : unsur-hara makro dan unsure hara mikro. Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah relative lebih banyak yaitu : Karbon(C), Hidrogen(H), Oksigen(O), Nitrogen(N), Phospor(P), Potasium(K), Sulfat(S), Magnesium(Mg) dan Kalsium(Ca) sedangkan unsur hara mikro ada 7 unsur yaitu : Iron (Fe), Boron (B), Copper (Cu), Zince (Zn), Molydenum (Mo) dan Chlorine (Cl). Unsur-unsur penting yang dibutuhkan tanaman tersebut diatas berasal dari sumber yang berbeda-beda. Unsur-unsur hara C,H dan O berasal dari atmofir atau air, sedang unsur-unsur hara lainnya berasal dari mineral tanah. Pada umumnya tanah-tanah pertanian di Indonesia kekurangan unsur-unsur N, P, dan K. Oleh karena itu pemupukan di Indonesia (bahkan di dunia) umumnya menggunakan unsur-unsur yang mengandung ketiga unsur tersebut. Pada tanah/media yang kurang subur dapat diberikan tambahan unsur hara dalam bentuk pupuk organik maupun anorganik. Pupuk OrganikPupuk organik (pupuk kandang, kompos dsb) merupakan sumber hara tetapi, kandungan unsur haranya rendah, dan untuk memperolehnya dalam jumlah banyak agak sulit. Pupuk organik dapat memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah. Pupuk AnorganikPupuk Anorganik biasa pula disebut pupuk buatan. Pupuk buatan yang penting digolongan penting adalah nitrogen, pupuk fosfat dan pupuk kalium.1. KelerenganPada umumnya persemaian dibuat pada lahan yang sedatar mungkin. Semakin miring topografinya akan semakin sulit pengerjaan persiapan lapangan dan juga semakin banyak tenaga dan biaya yang dibutuhkan. Kelas kelerengan lahan yang dijumpai di lapangan biasanya digolongkan sebagai berikut :Datar dengan kelerengan : 0-8 %Landai dengan kelerengan : 9-15 %Bergelombang dengan kelerengan : 16-25 %Berbukit dengan kelerengan : 26-45 %Bergunung dengan kelerengan lebih dari : 45 %Untuk persemaian sedapat mungkin dipilih/digunakan lahan kelas kelerengan relative datar landai. Pada umumnya diusahakan agar kelerengan untuk areal persemaian kurang dari 10 %.2.3. Aspek tenaga kerjaKegiatan di persemaian, merupakan kegiatan yang sangat erat dengan masalah ketenaga kerjaan. Adanya tenaga kerja yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam usaha persemaian. Kualitas disini menyangkut pengertian keadaan tenaga kerja yang berpengetahuan dan trampil di bidang persemaian. Kebutuhan tenaga kerja ini terutama diharapkan dapat dicukupi dari penduduk sekitar atau dekat dengan persemaian sehingga lebih efisien dan memenuhi fungsi sosial penduduk setempat. Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk tiap-tiap persemaian bergantung pada volume pekerjaan yang ada. Volume kegiatan pekerjaan di persemaian pada umumnya berbeda pada setiap tahap kegiatan, karena itu kebutuhan tenaga kerja juga berbeda-beda sesuai dengan tahapan kegiatan.1. Kebutuhan bahanKebutuhan bahan untuk persemaian meliputi benih, pasir, tanah atau jenis medium tumbuh lainnya (gambut, sekam dsb), kantong plastik kontiner) pupuk fungsida dan pestisida.a. BenihDua faktor penting yang perlu mendapat perhatian di dalam penyediaan benih untuk bahan penanaman di persemaian yaitu kualitas dan kuantitas benih,. Penyediaan benih yang berkualitas baik dan dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu sangat menentukan keberhasilan sesuatu persemaian. Seringkali terjadi kekurangan benih bukan disebabkan kurangnya jumlah/berat benih yang tersedia, tetapi karena kualitas benihnya yang jelek. Hal ini dapat terjadi bagi suatu daerah yang tidak memiliki stok benih jenis tertentu sehingga harus didatangkan dari luar. Untuk menyakinkan kualitas benih apakah masih baik perlu dilakukan uji ulang apakah hasilnya sesuai dengan yang dicantumkan pada label. Banyaknya benih yang dibutuhkan suatu persemaian ditentukan beberapa faktor sebagai berikut : Jumlah semai yang harus dihasilkaan Peren perkecambahan (viabilitas) dari benih yang bersangkutan. Persen jadi semai sampai siap tanam,dan Jumlah butir benih tiap kg.b). Pasir dan tanah (jenis madia tumbuh lainnya)Pada dasarnya bahan pasir (untuk medium) maupun tanah (atau medium tumbuh yang lain) untuk medium sapihan dipilih yang baik, bebas batu, kerikil dan benda-benda lain. Yang dapat mengganggu pertumbuhan benih yang dikecambahkan maupun pertumbuhan semai hasil sapihan. Benda-benda keras yang dimaksud antara lain : kerikil, batu-batu. Pasir untuk medium perkecambahan diusahakan sesteril mungkin antara lain dengan cara dijemur pada tempat kena sinar matahari penuh selama 2-3 hari atau disiram air panas atau digoreng untuk menghindari kemungkinan adanya jamur. Dalam usaha untuk memacu pertumbuhan semai hasil sapihan, akhir-akhir ini banyak dilakukan pemberian pupuk yaitu secara dicampur dengan tanah yang telah dipilih untuk medium sapih. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara mencampur pupuk dan tanah sampai merata (diaduk) baru setelah itu diisikan kekantong plastik yang telah disiapkan. Perbandingan pupuk kandang dengan tanah yaitu : 1:2, sedang menggunakan pupuk TSP biasanya dengan dosis 4-5 gram setiap kantong plastik.c). Kantong plastikKantong plastik digunakan untuk medium sapihan setelah diisi hampir penuh dengan tanah. Tanah untuk medium sapih dipilih tanah yang baik halus, merata dan dicampur dengan pupuk. Banyaknya kantong plastik yang dipergunakan tergantung beberapa banyak semai yang akan dihasilkan dan berapa besar prosentase kerusakannya. Ukuran kantong plastik yang dipergunakan bervariasi,tergantung dari cepat pertumbuhan semai. Semakin cepat pertumbuhannya semakin besar ukuran kantong plastik Warna plastik ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan semai, warna kantong plastik hitam mempunyai pengaruh pertumbuhan semai yang baik, bila dibanding dengan warna putih,hijau,kuning, dan merah. Dan kantong plastik warna hitam biasanya lebih awet/tahan lama dibanding dengan yang lain.1. Peralatan dan tenaga kerja4.1. PeralatanMacam-macam peralatan yang perlu diadakan di persemaian adalah :4.1.1. KantorKantor persemaian harus memenuhi persyaratan dan harus ada pelengkapan kantor perlu dilengkapi ruang kerja, ruang data, ruang istirahat, ruang P3K dan ruang khusus untuk gudang. Ruang gudang harus memenuhi syarat: tidak lembab dan ventilasinya harus cukup baik4.1.2. Barak KerjaBarak kerja diperlukan terutama untuk tempat pengisian tanah dan wadah/kantong plastik medium sapih dan sebagai tempat istirahat para pekerja.4.1.3. Rumah JagaRumah jaga disediakan untuk tempat tinggal dan gudang petugas (mandor persemaian). Hal ini sangat penting agar persemaian selalu terjaga dan dapat mengambil tindakan secara apabila terdapat masalah-masalah di persemaian, antara lain masalah adanya gangguan persemaian oleh hama dan penyakit tanaman yang mungkin mendadak, pengaturan, dan sebagainya.4.1.4. Sarana pengairanSarana pengairan dipersemaian antara lain berupa parit/saluran dan bak penampung air yang cukup memadahi dengan keperluan. Disamping itu, umumnya persemaian tidak terlalu menggantungkan air penyiraman dari hujan. Oleh karena itu perlu adanya pompa air yang lengkap dengan peralatannya/pipa penyalur air. Untuk penyiraman persemaian dengan kurang dari 50.000 semai biasanya dilakukan dengan tangan, yaitu menggunakan gembor. Sedang untuk persemaian dengan produksi bibit/semai dari 50.000 semai akan lebih menguntungkan dengan menggunakan pompa motor dengan penyiraman otomatis. Pada persemaian modern penyiraman dilakukan dengan cara sprinkle irrgation dengan cara ini air disemprotkan lewat spayer yang dapat diputar seperti air mancur4.1.5. Jalan angkutan dan jalan inspeksiJalan angkutan perlu dibuat untuk mengangkut bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan dipersemaian termasuk untuk mengangkut semai-semai pada saat akan ditanam di lapangan. Lebar jalan angkutan biasanya tidak kurang dari 2,5 meter sedang lebar jalan inspeksi antara 0,75-1,00 meter.4.1.6. Pemagaran PersemaianSeringkali diabaikan karena fungsi pagar dirasakan tidak terlalu penting. Tetapi bagi berbagai kondisi persemaian adanya pagar dirasakan tidak terlalu penting. Persemaian yang membutuhan pagar biasanya dalam kondisi : seringkali terjadi hembusan angin yang kencang adanya gangguan ternak adanya gangguan babi hutan/rusa.4.1.7. Pengadaan naunganNaungan dibuat dengan maksud untuk menghindarkan kerusakan semai dari cahaya dan suhu udara yang berlebihan serta kerusakan yang disebabkan oleh tempat air hujan. Tujuannya ialah untuk mendapatkan semai dengan pertumbuhan yang baik dengan jalan memberikan cahaya serta suhu sesuai yang dibutuhkannya. Untuk memberikan naungan pada semai; hal yang harus diketahui terlebih dahulu adalah sifat jenis semai inti mengenai kebutuhannya akan cahaya. Untuk perkecambahan benih dan pertumbuhannya apakah semai itu memerlukan cahaya penuh ataukah perlu naungan. Dalam prakteknya naungan diperlukan baik untuk jenis yang perlu naungan maupun yang tidak perlu naungan. Hanya saja untuk jenis-jenis yang tidak perlu naungan atau memerlukan cahaya penuh, diberikan naungan yang ringan.4.1.8. Sarana-sarana lainSarana lain yang biasanya perlu disediakan antara lain adalah alat-alat kerja seperti :1. sabit,cetok,cangkul dan peralatan pemberantas hama dan penjakit/sprayer,2. Tenaga Kerja3. Tata Waktu Penyelenggaraan PersemaianTata waktu kegiatan dipersemaian perlu direncanakan masak-masak mengingat bahwa kegiatan pembuatan tanaman di Indonesia khususnya sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim setempat. Penanaman dilapangan biasanya dilakukan pada permulaan musim penghujan, sehingga sebelum saat itu tata bibit (semai) harus sudah siap. Mengingat musim penghujan untuk masing-masing daerah kemungkinan berbeda-beda, maka permulaan dari pembuatan persemaian juga mengukuti keadaan setempat. Lamanya waktu penyelenggaraan setiap periode persemaian, selain dipengaruhi oleh iklim (musim tanam) setempat, juga dipengaruhi oleh jenisnya tanaman yang akan disemaikan, karena masing-masing banih dari suatu jenis tanaman yang akan sampai siap tanam di lapangan membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Berdasarkan berbagai pustaka dan pengalaman di dalam pembuatan persemaian akhir-akhir ini, dalam usaha memperpendek semai-semai di persemaian hingga siap ditanam adalah dengan cara pemberian pupuk TSP. Dan pada pemeliharaannya selanjutnya selama di bedengan sapih diberi pupuk NPK. Dan sampai dengan tiga kali, dimulai sejak sapihan berumur 1 bulan. Dosis pupuk TSP 3-5 gram setiap kantong plastik (berukuran lebar 10 cm dan panjang 20 cm) tanah media sapih. Sedang pupuk NPK dengan dosis 0,25 gram setiap semai sebulan sekali. Dengan cara ini semai siap tanam biasanya dapat diperpendek waktunya sampai 1,5-2 bulan.

PEMBIBITANI. PENDAHULUAN Persemaian atau pembibitan merupakan salah satu tahapan dalam sistem silvikultur. Sistem silvikultur apa saja yang diterapkan pasti akan melaksanakan kegiatan persemaian atau pengadaan bibit. Dalam konteks pengelolaan hutan produksi lestari, persemaian atau pengadaan bibit merupakan salah satu tahapan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan bibit bagi kegiatan penanaman, baik rehabilitasi maupun pengayaan guna mengembalikan kondisi hutan agar mendekati kondisi sebelum dilakukannya pemanenan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menjamin keberlanjutannya fungsi produksi pada rotasi berikutnya. Selain itu, kegiatan persemaian juga dipersiapkan untuk menghasilkan bibit yang akan digunakan untuk merehabilitasi tempat-tempat terbuka, sehingga dapat mempercepat proses penutupan tanah, yang pada akhirnya akan menurunkan laju erosi. Dari sisi ini, kegiatan persemaian juga berfungsi menjamin keberlanjutan fungsi lingkungan. Dari aspek penggunaan tenagakerja atau kesempatan berusaha, kegiatan persemaian juga merupakan salah satu indikator yang menunjukkan upaya guna mendukung tercapainya kelestarian fungsi sosial.Dalam sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TTPI), kegiatan persemaian/pembibitan merupakan tindak lanjut dari hasil inventarisasi tegakan tinggal (ITT) yang dilaksanakan dua tahun setelah pemanenan. Hasil kegiatan ITT akan memberikan gambaran berapa luas areal yang harus di rehabiitasi dan berapa luas yang harus dilakukan pengayaan. Dari luasan tersebut, kemudian dengan pertimbangan jarak tanam yang akan digunakan, maka dapat dihitung kebutuhan bibit yang harus dipersiapkan. II. PENGERTIANUntuk memberikan pemahaman yang sama menyangkut dalam kaitannya dengan kegiatan persemaian/pembibitan, maka di bawah ini diberikan beberapa pengertian atau definisi menyangkut beberapa istilah yang digunakan dalam persemaian :1. Pengadaan bibit adalah kegiatan yang meliputi penyiapan sarana, prasarana, pengumpulan bibit berkualitas baik berupa biji maupun anakan alam (wilding) ataupun teknik lainnya yang diperuntukkan sebagai penyedia materi (bibit) khususnya dalam kegiatan penanaman, pengayaan (enrichment planting), rehabilitasi hutan maupun peruntukan lainnya.2. Persemaian adalah suatu areal pemeliharaan bibit yang lokasinya tetap dan dibangun dengan peralatan yang rapi dan teratur yang berkaitan dengan kegiatan penghutanan kembali areal tanah kosong dan rusak ataupun peruntukan lainnya.3. Bibit adalah tanaman anakan yang akan dibudidayakan.4. Bedeng tabur adalah suatu bedengan yang berisi media tanah, guna membiakkan biji.5. Bedeng sapih adalah bedengan tempat diletakannya polybag yang berisi bibit yang berasal dari bedeng tabur maupun anakan yang berasal dari kebun bibit guna mempersiapkan ukuran dan mutu bibit yang memadai untuk pengayaan, rehabilitasi ataupun peruntukan lainnya.6. Media semai adalah media yang berupa tanah, gambut, sekam yang dipersiapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk bibit, biji dapat tumbuh dengan baik.7. Biji adalah suatu bakal benih yang berasal dari tegakan benih atau pohon induk yang belum dikenai perlakuan khusus atau belum disortir.8. Pembiakkan vegetatif adalah pembibitan yang menggunakan bahan tanaman stek yang diproduksi dari kebun pangkas.III. FUNGSI PERSEMAIAN Persemaian atau pembibitan berfungsi untuk menyediakan bibit yang berkualitas dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan, tata waktunya tepat dan bibitnya dapat beradaptasi dengan tapak atau kondisi setampat.IV. PERENCANAAN PERSEMAIANPerencanaan merupakan tahap awal dari setiap proses penyelenggaraan kegiatan. Pada kegiatan persemaian, beberapa pertimbangan yang digunakan dalam merencanakan kegiatan persemaian antara lain penetapan jenis persemaian, lokasi persemaian, kebutuhan bahan, kebutuhan peralatan dan tenaga kerja serta tata waktu yang diperlukan.1. Jenis Persemaian Pada umumnya persemaian dikelompokkan menjadi 2, yaitu persemaian sementara dan persemaian tetap. a. Persemaian Sementara (Flying Nursery)Persemaian sementara biasanya merupakan persemaian kecil, dan diletakkan di dekat dengan lokasi yang akan ditanami. Persemaian jenis ini biasanya digunaka tidak melebihi jangka waktu 5 tahun.Keuntungan dari persemaian sementara antara lain : Kondisi lingkngan mendekati keadaan yang sebenarnya. Ongkos pengangkutan bibit murah. Kesuburan tanah tidak terlalu menjadi masalah karena persemaian selalu berpindah tempat setelah tanah menjadi miskin. Tenaga kerja sedikit sehingga mudah pengurusannya.Sedangkan kekurangan dari persemaian sementara yaitu : Ongkos persemaian jatuhnya mahal karena tersebarnya pekerjaan dengan hasil yang sedikit. Keterampilan petugas sulit ditingkatkan, karena sering berganti petugas. Seringkali gagal karena kurangnya tenaga kerja yang terlatih. Lokasi persemaian yang terpancar menyulitkan pengawasan..b. Persemaian TetapPersemaian ini biasanya berukuran besar (luas) dan lokasinya menetap di suatu tempat, dengan tujuan untuk melayani areal penanaman yang luas. Keuntungan dari persemaian tetap adalah : Kesuburan tanah dapat dipelihara dengan pemupukan Dapat dikerjakan secara mekanis bila dikehendaki 3 Pengawasan dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap dan terpilih Perencanaan pekerjaan akan lebih teratur Produktivitas semai/bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan pertumbuhannya lebih seragamAdapun kekurangan dari persemaian tetap adalah : Kondisi lingkungan tidak selalu mendekati keadaan yang sebenarnya. Ongkos pengangkutan lebih mahal dibanding dengan jenis persemaian sementara. Membutuhkan biaya dan investasi lebih besar dibanding persemaian sementara.2. Lokasi Persemaian Penentuan lokasi persemaian harus didahului dengan observasi lapangan. Untuk memilih lokasi persemaian persemaian yang baik, beberapa persyaratan yang perlu dipertimbangkan adalah :a. Aspek Teknisa.1. Letak PersemaianLokasi persemaian sedapat mungkin diusahakan berada di tengah areal penanaman atau berada pada jarak yang dekat denga areal penanaman. Lokai atau areal persemaian harus berada pada lahan yang terbuka danmendapat sinar matahari yang cukup/langsung, mudah dijangkau setiap saat dan terlindung dari tiupan angin yang kencang.a.2. Jalan AngkutanLokasi persemaian harus dilalui jalan angkutan atau sarana transportasi, sehingga memudahkan dalam kegiatan pengangkutan dan pengawasan.a.3. Luas PersemaianLuas areal persemaian tergantung pada : Rencana jumlah semai yang akan diproduksi/tahun cara penanaman apakah sistem akar telanjang (bare root) atau sistem container yang membutuhkan ruang/tempat lebih luas. Lamanya semai/bibit dipelihara di pesemaian sampai diperoleh ukuran yang dinginkan .b. Aspek Fisikb.1. AirKeberadaan sumber air dalam jumlah yang cukup amat menentukan berhasil/tidaknya persemaian yang akan dibangun. Pada umumnya sumber air di dalam kawasan hutan berupa sungai, mata air, dalam tanah dan air hujan.b. 2. Media TumbuhTanah merupakan salah satu komponen tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan tumbuh subur bila medium tumbuhnya subur dan merana bila medium tumbuhnya tidak subur.Media tumbuh semai memerlukan persyarata sebagai berikut: Porositas dan drainase baik Bebas dari batu dan kerikil pH 5 7 Tidak merupakan tanah liat Banyak mengandung unsur hara (dalam hal media yang digunaka tida subur, dapat dberi pupuk sebagi pengganti)b.3. Topografi/ KelerenganLokasi persemaian diusahakan pada areal yang relatif datar. Semakin berat topografinya, maka akan semakin sulit pengerjaan persiapan lapangan dan juga semakin banyak tenaga dan biaya yang dibutuhkan. Kelerengan yang dapat dipertimbangkan sebagai areal persemaian tidak lebih dari 10 %.c. Aspek Tenaga KerjaKetersediaan tenaga kerja dalam jumlah yag cukup dan kualitas yang memadai menjadi faktor yang menentukan bagi keberhasilan kegiatan persemaian. Kebutuhan tenaga kerja pada persemaian diusahakan dapat dipenuhi dari masyarakat sekitar atau yang berada dekat dengan persemaian. Kebutuhan tenaga kerja untuk tiap persemaian bergantung pada volume pekerjaan yang ada. Volume kegiatan pekerjaan di persemaian pada umumnya berbeda pada setiap tahap kegiatan, karena itu kebutuhan tenaga kerja juga berbeda.d. Material/BahanBahan yang dibututhkan untuk kegiatan persemaian terdiri dari benih, pasir, tanah atau bentuk-bentuk media tumuh yang lain (gambut, sekam dsb), kantong plastik (kontiner) pupuk, fungsida dan pestisida.d.1. BenihDua faktor penting yang perlu mendapat perhatian di dalam penyediaan benih adalah kualitas dan kuantitas benih. Penyediaan benih yang berkualitas baik dan dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu sangat menentukan keberhasilan persemaian. Sering terjadi kekurangan benih bukan disebabkan kurangnya jumlah/berat benih yang tersedia, tetapi karena kualitas benihnya yang jelek. Hal ini dapat terjadi bagi suatu daerah yang tidak memiliki stok benih jenis tertentu sehingga harus didatangkan dari luar. Untuk menyakinkan kualitas benih sesuai dengan yag tercantum dalam label, maka perlu dilakukan pengujian.d.2. Tanah dan Media Pasir dan tanah (jenis medium tumbuh lainnya)Pada dasarnya tanahatau medium tumbuh yang lain untuk medium sapihan dipilih yang baik, bebas batu, kerikil dan benda-benda lain, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan benih yang dikecambahkan maupun pertumbuhan semai hasil sapihan. Benda-benda keras yang dimaksud antara lain kerikil, atau batu. Pasir untuk medium perkecambahan diusahakan sesteril mungkin antara lain dengan cara dijemur pada tempat kena sinar matahari penuh selama 2-3 hari atau disiram air panas atau digoreng untuk menghindari kemungkinan adanya jamur. Dalam usaha untuk memacu pertumbuhan semai hasil sapihan, akhir-akhir ini banyak dilakukan pemberian pupuk yaitu dengan dicampur tanah yang telah dipilih untuk medium sapih. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara mencampur pupuk dan tanah sampai merata (diaduk) baru setelah itu diisikan kekantong plastik yang telah disiapkan. Perbandingan pupuk kandang dengan tanah yaitu 1 : 2, sedang bila menggunakan pupuk TSP biasanya digunakan dosis 4 5 gram setiap kantong plastik. Untuk jenis-jenis tanaman tertentu seperti meranti dan pinus media sapih berupa tanah dan pupuk juga dicampur dengan mikoriza.3. Peralatan dan Tenaga Kerjaa. Kantor Persemaian , terdiri dari : Ruang kerja Ruang data Ruang istirahat Ruang P3K Gudang.b. Barak Kerjac. Rumah JagaRumah jaga disediakan untuk tempat tinggal dan gudang petugas (mandor persemaian). Hal ini sangat penting agar persemaian selalu terjaga dan dapat mengambil tindakan secara apabila terdapat masalah-masalah di persemaian, antara lain masalah adanya gangguan persemaian oleh hama dan penyakit yangbersifat mendadak.d. Sarana PengairanSarana pengairan dipersemaian antara lain berupa parit/saluran dan bak penampung air yang cukup memada. Agar tidak tergantung dari air hujan, persemaian perlu dillengkapi dengan peralatan berupa pipa penyalur air. Untuk penyiraman persemaian dengan kurang dari 50.000 semai biasanya dilakukan dengan tangan, yaitu menggunakan gembor. Sedang untuk persemaian dengan produksi bibit/semai dari 50.000 semai akan lebih menguntungkan dengan menggunakan pompa motor dengan penyiraman otomatis. Pada persemaian modern penyiraman dilakukan dengan cara sprinkle irrgation dengan cara ini air disemprotkan lewat spayer yang dapat diputar seperti air mancure. Jalan Angkutan dan Jalan InspeksiJalan angkutan perlu dibuat untuk mengangkut bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan dipersemaian termasuk untuk mengangkut semai pada saat akan ditanam di lapangan. Lebar jalan angkutan biasanya tidak kurang dari 2,5 meter sedang lebar jalan inspeksi antara 0,75-1,00 meter.f. Pemagaran PersemaianPersemaian yang membutuhan pagar biasanya dalam kondisi : seringkali terjadi hembusan angin yang kencang adanya gangguan ternak adanya gangguan babi hutan/rusa.g. NaunganNaungan dibuat dengan maksud untuk menghindari kerusakan semai dari cahaya dan suhu udara yang berlebihan serta kerusakan yang disebabkan oleh tempaaan air hujan. Tujuannya ialah untuk mendapatkan semai dengan pertumbuhan yang baik dengan jalan memberikan cahaya serta suhu sesuai yang dibutuhkannya. Untuk memberikan naungan pada semai hal yang harus diketahui terlebih dahulu adalah sifat jenis semai inti mengenai kebutuhannya akan cahaya. Untuk perkecambahan benih dan pertumbuhannya apakah semai itu memerlukan cahaya penuh ataukah perlu naungan. Dalam praktiknya, naungan diperlukan baik untuk jenis yang perlu naungan maupun yang tidak perlu naungan. Hanya saja untuk jenis-jenis yang tidak perlu naungan atau memerlukan cahaya penuh, diberikan naungan yang ringan, misalnya naungan yang dibuat dari bahan kasa plastik atau alang-alang/daun kelapa sebagai atap yang diatur tidak terlalu rapat sehingga cahaya matahari masih bisa masuk ke bedengan /bak , naungan sering dibuka, kecuali jika ada hujan deras dan matahari begitu terik. Intensitas naungan dikurangi secara berangsur-angsur. Pada umumnya 8 10 minggu sebelum semai dipindahkan ke lapangan, naungan sama sekali ditiadakan. Hal ini dimaksudkan agar menjelang penanaman di lapangan semai dapat menyesuaikan diri dari keadaan di lapangan yang biasanya terbukah. Sarana-sarana lain (cangkul, sabit, sprayer dll).4. Tata Waktu Penyelenggaraan Persemaian Tata waktu kegiatan dipersemaian perlu direncanakan masak-masak mengingat bahwa kegiatan pembuatan tanaman di Indonesia khususnya sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim setempat. Penanaman di lapangan biasanya dilakukan pada permulaan musim penghujan, sehingga sebelum saat itu tata bibit (semai) harus sudah siap. Mengingat musim penghujan untuk masing-masing daerah kemungkinan berbeda-beda, maka permulaan dari pembuatan persemaian juga mengukuti keadaan setempat. Lamanya waktu penyelenggaraan setiap periode persemaian, selain dipengaruhi oleh iklim (musim tanam) setempat, juga dipengaruhi oleh jenis tanaman yang akan disemaikan, karena masing-masing jenis tanaman sampai siap tanam membutuhkan waktu yang berbeda-beda.V. TEKNIK PERSEMAIANTeknik pengadaan bibit yang dapat dilakukan antara lain : 1. Biji Biji sebaiknya dikumpulkan dari pohon induk yang berbatang lurus, percabangan tinggi, bertajuk lebat, sehat dan sudah cukup umur. Kalau benih dibeli dari produsen benih yang mempunyai sertifikat yang jelas. Biji yang telah terkumpul/dibeli segera diangkut ke persemaian dan diseleksi untuk memilih biji yang baik. Benih yang bermutu baik mempunyai daya kecambah tinggi 80% dengan kemurnian tinggi yang diwujudkan dalam bentuk biji tidak berlubang, tengelam bila dimasukkan air, besar dan bijinya seragam. Untuk memperoleh benih yang unggul lewat program pemuliaan, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:a. Keperluan benih jangka pendek:Benih-benih yang diperoleh melalui pemilihan dan penunjukan pohon plus, tegakan-tegakan yang baik, tegakan benih dan sumber provenans.b. Keperluan benih jangka panjang:Usaha-usaha memperoleh benih yang benar-benar unggul, lewat serangkaian kegiatan pemuliaan pohon hingga pembuatan kebun-kebun benih.2. Puteran Pengadaan bibit dengan sistem puteran dilaksanakan jika ada keperluan bibit tertentu untuk kegiatan penanaman khusus atau pencapaian target bibit. Sasaran pengadaan bibit adalah penyiapan bahan tanaman bagi kegiatan penanaman, pengayaan dan rehabilitasi. Jenis bibit yang disemaikan adalah dari jenis pohon yang ditebang atau jenis-jenis yang memiliki keunggulan komersil. Bahan bibit puteran dapat berasal dari biji, cabutan, atau stek. Bibit yang sudah diputer dibawa ke persemaian untuk dilakukan penyesuaian lingkungan. Setelah bibit dirawat di persemaian dan sudah siap tanam, maka bibit puteran tersebut dapat dibawa kelokasi penanaman.3. Cabutan Pengumpulan dilakukan terhadap anakan alam disekitar pohon induk dengan radius maksimum 10 meter dari proyeksi tajuk pohon induk. Anakan alam biasanya memiliki tinggi 1530 cm dengan jumlah daun 25 lembar. Sebaiknya dilakukan pada saat musim penghujan atau tanah masih basah/lembab. Anakan dicabut dengan hatihati yang dilakukan dengan pencabutan lurus sejajar batangnya dan diusahakan agar akarnya tidak putus. Anakan alam yang telah dipungut hendaknya segera diangkut ke lokasi bedeng sapih. Anakan yang telah dipungut, diatur, disusun searah dimana akar dengan akar dan daun dengan daun.4. Stek Pembuatan bedeng kebun pangkas1. Ukuran bedeng (1.52 meter)x6 meter dengan arah utaraselatan dan jarak antar bedeng 0.6 meter dan disekeliling bedeng agar diberi penahan yang terbuat dari papan dengan tinggi dari permukaan tanah 15 cm.2. Setiap bedeng agar diberi atap sebagai pelindung bibit dari matahari dan air hujan secara langsung. Terbuat dari bahan yang tahan lama seperti sarlon, diisi campuran media setinggi 20 cm.3. Media yang digunakan untuk kebun pangkas adalah campuran top soil, sekam , gambut dengan perbandingan 6 : 3 : 1.4. Perbandingan antara luas lahan untuk keperluan jalan inspeksi dengan luas bedengan adalah 1 : 35. Bahan tanaman kebun pangkas sebaiknya bibit bibit vegetatif atau bibit dari biji yang berasal dari pohon induk yang fenotipnya bagus. Pembuatan stek1. Bahan stek diambil dari anakan yang berasal dari kebun pangkas harus bersifat juvenille atau muda dan tunas autotrop bukan cabang. Untuk tahap pertama tiap bibit dapat menghasilkan 14 stek .2. Untuk meningkatkan mutu bibit stek yang dihasilkan dari kebun pangkas dianjurkan lagi untuk digunakan sebagai bahan pembuatan kebun pangkas. Dipilih bibit yang pertumbuhannya seragam baik fungsi maupun jumlah daunnya.3. Ukuran bak stek dengan media padat dan media air (water rooting system) adalah 1 x 2 meter dengan tinggi 0.6 m . Dalam rangka menstabilkan suhu media konstruksi bak stek agar dibuat dengan dinding beton selebar 10 Cm4. Naungan perlu diberikan supaya intensitas cahaya yang masuk kedalam stek tidak terlalu tinggi (optimum 50%). Untuk penaungan ini dapat digunakan plastik transparan berwarna putih.5. Jarak tanam bak stek 5 x 5 Cm. Bahan vegetatif tanaman (tunas pucuk) untuk pembuatan stek pucuk dapat diperoleh dari beberapa sumber :1. Kebun Pangkas2. Persemaian (pemangkasan bergulir)3. Semai alami5. Kultur Jaringan Memilih dan menyiapkan tanaman induk sebagai sumber eksplan. Menyiapkan media kultur Sterilisasi eksplan. Inisiasi kultur atau culture establishment. Multiplikasi atau perbanyakan propagasi (bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio). Pemanjangan tunas induksi dan perkembangan akar. Aklimatisasi ke lingkungan eksternal (green house).VI. PELAKSANAAN KEGIATAN PERSEMAIAN 1. Persiapan Pembuatan Persemaiana. Persiapan Kegiatan Pembersihan lapangan dari rumput, gulma dan semak belukar yang mengganggu. Pengumpulan top soil guna pengisian bedeng tabur, bedeng semai dan polibag. Pemagaran calon lokasi persemaian, gudang, gubuk kerja, dan sebagainya. Pembuatan papan/plang nama persemaian, bedeng tabur, bedeng sapih. pemasangan jaringan pengairan seperti : penentuan sumber air, penyiapan pompa air dan saluran salurannya. b. Pembuatan bedenganUntuk beberapa jenis biji halus/sangat kecil harus ditabur dalam bak bak penaburan dengan ukuran 0,5 m x 0,5 m atau sesuai dengan kebutuhan dan ditempatkan di atas rak berukuran 5 m x 1 m atau sesuai dengan kebutuhan.Untuk biji/benih yang berukurean besar yang memerlukan bedeng tabur maka bedeng tabur dibuat : Penyiapan tanah untuk bedeng tabur ukuran 5 x 1 meter atau sesuai dengan kebutuhan dengan arah yang seragam. Tanah dicangkul dan digemburkan sampai menjadi halus, ringan semua akar, batu dibuang. Pada tepi bedengan diperkuat dengan batu, kayu, bambu dengan permukaan bedeng ditinggikan 10 s/d 15 cm dari permukaan tanah dan sekitarnya. Jarak antara bedeng bedeng diberi jalur antara selebar 0,5 m dan setiap 5 10 bedeng dibuat jalur inspeksi selebar 2 meter. Saluran air dibuat sepanjang kanan kiri jalan inspeksi. Bagi benih yang membutuhkan naungan bedeng tabur perlu diberi atap yang dibuat miring. Apabila tanah kurang gembur bisa dicampur dengan pasir dengan perbandingan pasir dengan tanah = 1:3. Sebelum biji ditabur sebaiknya lima hari sebelumnya diadakan sterilisasi media yakni dengan mencampur tiap 1 m2 tanah dengan 4 liter campuran formalin dan air (perbandingan campuran satu liter formalin dicampur 14 liter air) kemudian ditutup dan didiamkan selam 3 hari. Setelah lima hari baru benih dicampur.c. Pembuatan bedeng sapih Menyiapkan tanah untuk bedeng sapih dengan ukuran 5 x 1 meter dan arah bedeng sapih seragam. Bedeng sapih dibersihkan dari tanaman dan akarakaran serta diratakan sehingga datar. Pada tepi bedeng sapih ditandai dengan kayu setinggi 20 cm. Mengisi polibag dengan tebal 0.4 m meter ukuran 7 cm atau 10 cm tinggi kantong. Pada pengisian kantong untuk mempercepat pertumbuhan tanaman sapihan dapat ditambahkan pupuk phospat dengan ukuran 1 gram tiap polibag. Pada bagian pinggir disekitar dasar kantong plastik tersebut masingmasing diberi lubang antara 1218 lubang. Untuk jenis yang tidak memerlukan penyapihan maka bibitnya langsung dicabut dari bedeng tabur ke lokasi penanaman. Untuk mempermudah dalam transportasi bibit dianjurkan untuk memakai kontainer dimaksudkan untuk menghindari kerusakan bibit waktu pengangkutan, sebab kontainer tersebut dapat lansung diangkat tanpa mengubah potpot bibit . Selain itu juga berguna memudahkan penyiangan rumput. Setiap bedeng sapih diberi papan/plang keterangan yang memuat nama, jenis, tanggal penyapihan dan nomor bedengan.2. Pengadaan dan Persiapan MediaKriteria umum media untuk produksi bibit1. Aerasi baik2. Dapat menjaga kelembaban3. Dapat menahan berdirinya bibit4. Dapat mendukung perkembangan akarHal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan dan persiapan media :a. Media Tabur1. Media yang umum digunakan adalah gambut dan sekam padi yang sebelumnya sudah disterilisasi.2. Media diletakkan pada bak tabur dengan ketebalan 3-4 cm.3. Benih yang sudah mendapat perlakuan ditabur diatas media,kemudian benih ditabur lagi dengan media.b. Media Perakaran Stek1. Media yang bisa digunakan untuk perakaran arang sekam atau vermiculite2. Media diletakkan pada bak perakaran dengan ketebalan 6-10 cm.3. Bahan stek diletak dengan baik pada media perakaran.c. Media Kultur Jaringan1. Pembuatan media kultur disesuaikan dengan tanaman yang akan diperbanyak.2. Komponen media kultur antara lain : air, hara makro dan mikro, gula, vitamin, asam amino,zat pengatur tumbuh, agar-agar, dan lain-lain.d. Media Sapih1. Media yang umum digunakan untuk penyapihan bibit adalah gambut, sekam padi dan topsoil.2. Gambut, sekam padi dan topsoil dicampur dengan menggunakan molen.3. Pada saat pencampuran media tersebut ditambahkan fertilizer berupa Kapur dan TSP.4. Media yang sudah siap dimasukkan kedalam polybag. Masing-masing jenis berbeda ukuran polybag,contoh: 6,5 x 15 cm untuk Sengon, Akasia dan Nyawai 7,5 x 15 cm untuk Meranti, Kapur, Jati dan Mahoni 10 x 15 cm untuk Aren, Pisang (tananam kehidupan)5. Polybag yang telah terisi media disusun dalam kantong plastik dan siap untuk penayapihan.3. Pemeliharaan BibitAdapun tahapan-tahapan pemeliharaan bibit :1. PenyapihanTeknik pelaksanaan penyapihan pada prinsipnya sama pada semua teknik/metode pengadaan bibit, yang berbeda adalah perlakuan setelah penyapihan dilakukan.- Biji Penyapihan dilakukan dibawah naungan dengan hati-hati karena pada proses ini sangat rentan terhadap perubahan lingkungan. Akar atau tunas yang tumbuh ditanam pada polybag, yang sebelumnya telah disiapkan lubang tanam. Setelah disapih tanaman disiram dengan butiran air yang halus.- PuteranTelah dijelaskan sebelumnya- CabutanTelah dijelaskan sebelumnya- Stek Pucuk Penyapihan dilakukan dibawah naungan atau didalam green House. Sekarang telah berkembang teknologi KOFFCO, teknologi ini mengkondisikan iklim dalam green house terjaga terutama kelembaban dan temperature serta cahaya sehingga prosentase jadi tanaman bias tinggi. Penyapihan dilakukan setelah panjang akar minimal 2,5 cm. Buat lubang tanam sesuai panjang akar. Setelah disapih tanam disiram dan tempatkan dalam sungkup.- Kultur Jaringan Penyapihan yang dilakukan sama dengan penyapihan stek pucuk, yang berbeda hanya perlu dibersihkannya media agar-agar yang digunakan sebelumnya sebagai media perakaran.2. PenyulamanKegiatan ini dilakukan dengan mengganti semai yang rusak/terserang penyakit/mati agar diperoleh tanaman yang seragam. Penggantian ini dilakukan 2-4 minggu setelah penyapihan.3. PenyiramanPenyiraman dilakukan setiap hari, penyiraman harus hati-hati terutama tanaman yang masih kecil. Penyiraman dilakukan agar tanaman benar-benar memperoleh air yang cukup. Penyiraman yang baik parameternya adalah media tanaman harus basah tidak hanya tanamannya saja yang basah.4. PemupukanPemupukan dilakukan dengan menambahkan unsur hara atau bahan lainnya agar pertumbuhan tanaman bisa dipacu. Pemupukan dilakukan setiap 2-4 minggu, pemupukan juga disesuaikan dengan kondisi tanaman, jika pertumbuhannya dianggap sudah baik maka frekuensi pemupukan dapat dikurangi, begitu pula sebaliknya. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian disemprotkan kearah media tanaman, beberapa menit kemudian tanaman disiram dengan air untuk membersihkan daun tanaman yang terkena pupuk.5. PenyianganPenyiangan dilakukan dengan cara membersihkan tanaman pengganggu (rumput atau gulma lainnya) sehingga tanaman dapat tumbuh optimal.6. Pemberantasan Hama dan PenyakitPengendalian serangan hama dan penyakit dilakukan dengan cara pengaturan kondisi lingkungan atau penggunaan pestisida. Jenis pestisida dibedakan atas penyebab hama dan penyakit yang menjadi sasaran, yaitu: fungisida (jamur), insektisida (serangga), herbisida (gulma).7. Hardening offTanaman yang telah berumur 4-8 minggu dikeluarkan dari naungan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan.8. SeleksiKegiatan ini adalah mengelompokkan tanaman yang seragam dalam satu kantong plastik. Tanaman yang memiliki ukuran dan kualitas yang baik siap untuk di kirim ke lapangan. Sedangkan tanaman yang belum memenuhi standar bibit siap tanaman akan mendapat perlakuan tambahan seperti pemupukan sampai bibit tersebut siap untuk ditanam.9. MutasiBatas akhir tanggungjawab pihak persemaian adalah saat pengangkutan bibit dari lokasi persemaian ke lokasi penanaman. Pengangkutan bibit ke lokasi penanaman harus hati-hati agar resiko kerusakan tanaman dapat dikurangi. Setiap kali pengangkutan harus disertai dengan trip ticket.10. Pelaporan Laporan HarianPetugas nursery membuat laporan harian yang terdiri dari :- Penggunaan material dan bahan produksi.- Produksi, mutasi, kematian dan pengiriman bibit.- Penggunaan HOK tenaga kerja harian Laporan MingguanPetugas Nursery membuat laporan mingguan berdasarkan laporan harian dan dilaporkan kepada Pengawas dan Kasi Nursery. Laporan BulananPengawas dan Kasie Nursery membuat laporan bulanan kepada Manager Nursery berdasarkan laporan mingguan.Standar pembibitan a.Pengertian Bibit dan Pembibitan Anda tentu memahami bahwa untuk kegiatan penanaman diperlukan bibit yang bermutu. Apa itu bibit yang bermutu ? Untuk menjawab pertanyaan ini Anda perlu memahami bahwa mutu bibit terdiri dari 2 (dua) aspek, yaitu mutu genetik dan mutu fisik-fisiologis. Mutu genetik sangat ditentukan oleh asal-usul benih yang dipergunakan untuk pembuatan bibit tersebut. Oleh sebab itu untuk mendapatkan bibit yang bermutu dari aspek genetik, di dalam kegiatan pembibitan diperlukan benih yang unggul yaitu benih yang memenuhi kriteria dan standar mutu benih sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Mutu bibit dari aspek fisik-fisiologis yang meliputi : tinggi, diameter, kekompakan akar, jumlah daun dan umur bibit sangat dipengaruhi oleh kegiatan pembibitan. Oleh sebab itu kegiatan pembibitan perlu ditangani dengan baik dan benar untuk mendapatkan bibit yang bermutu dari aspek fisik-fisiologis. Jadi bibit bermutu adalah bibit yang berasal dari benih yang unggul dan memenuhi standar mutu fisik-fisiologis. Bibit yang bermutu akan dihasilkan dari benih unggul dan proses pembibitannya ditangani dengan tepat dan benar.Lantas apa bedanya bibit dan pembibitan ? Dalam Peraturan Menteri Kehutaan Nomor : P.1/MENHUT-II/2009 tentang Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan dijelaskan bahwa yang disebut bibit adalah tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara generatif atau secara vegetatif. Pengembangbiakan secara generatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan biji, sedangkan pengembangbiakan secara vegetatif adalah pengembangbiakan dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif dari tanaman. Bagian vegetatif dari tanaman dapat berupa akar, batang dan daun. Agar Anda lebih memahami pengertian bibit, Anda perlu mengingat kembali pengertian benih generatif dan benih vegetatif yang telah diuraikan pada modul-modul yang terkait dengan standar kompetensi melakukan kegiatan produksi benih. Setelah Anda memahami pengertian bibit, berikutnya Anda akan mempelajari pengertian pembibitan. Dapatkah Anda menjelaskan apa yang dimasud pembibitan ?. Pembibitan adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan atau memproduksi bibit. Kegiatan yang dilakukan dalam pembibitan terdiri dari perencanaan pembibitan, pembangunan persemaian, penyiapan media bibit, perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum disemaikan, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, pengepakan dan pengangkutan bibit serta administrasi pembibitan. Untuk memudahkan Anda dalam memahami kegiatan-kegiatan dalam pembibitan, coba Anda datang ke lokasi persemaian yang dekat dengan tempat Anda, kemudian perhatikan kegiatan-kegiatan apa yang ada di persemaian tersebut.

b.Tujuan PembibitanSetelah Anda mempelajari pengertan bibit dan pembibitan, apakah Anda dapat menjelaskan apa tujuan kegiatan pembibitan ? Kegiatan pembibitan bertujuan untuk mengadakan atau memproduksi bibit unggul dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu. Anda tentu memahami, bahwa untuk membangun tegakan hutan yang bermutu diperlukan bibit yang bermutu. Masih ingatkah Anda, apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan bibit yang bermutu ? Bibit yang bermutu akan dihasilkan apabila benih yang digunakan untuk membuat bibit berasal dari benih unggul, serta penanganan bibit di persemaian dilakukan dengan tepat dan benar. Untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang cukup, dalam pembibitan dikenal ada kegiatan perencanaan pembibitan. Dalam kegiatan perencanaan pembibitan, akan dihitung berapa jumlah bibit yang diperlukan untuk menanami areal dengan luasan tertentu. Dengan perencanaan pembibitan yang matang, diharapan tidak akan terjadi kekurangan bibit pada saat kegiatan penanaman. Bibit bermutu yang akan digunakan dalam kegiatan penanaman selain jumlahnya cukup, juga harus tersedia tepat waktu. Perlu Anda ketahui, bahwa penanaman tanaman hutan pada umumnya tergantung pada musim hujan. Oleh sebab itu agar bibit tersedia tepat waktu, dalam kegiatan perencanaan pembibitan akan dipelajari penyusunan tata waktu pembuatan bibit. Dalam bahasan penyusunan tata waktu pembuatan bibit akan diuraikan hal-hal yang perlu diperhatian dalam penyusunan tata waktu pembuatan bibit, sehingga dapat tersedia bibit bermutu tepat pada waktunya