ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · web...

28
PENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN (Effect of NPK Fertilizer and Shade on the Growth of Shorea assamica Dyer in the Nursery) Arif Irawan dan Jafred E. Halawane BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN MANADO Jl. Tugu Adipura Raya Kel. Kima Atas Kec. Mapanget Kota Manado Telp : (0431) 3666683 Email : [email protected] ABSTRACT Shorea assamica Dyer is one kind of plant in North Sulawesi that have endangered its existence. Although this plant has a very high economic value, but information about cultivation techniques and conservation efforts undertaken. This research aims to determine the effect of the use of fertilizers NPK and best shade against a growth rate S.assamica seedlings in the nursery. The treatments were covering four levels of fertilizer (0; 0.25; 0.50 and 0.75 g/seeds) and three levels shade (light, medium, and heavy). The study design used was completely randomized design factorial pattern consisting of 3 replicates with each replicate consisting of 16 seedlings. The results showed that the dose of fertilizer and shade influence on the height and diameter growth of seedlings, seedling dry weight, and seed quality index, both individually and interaction. Individual treatment best NPK fertilizer produced by the use of a dose of 0.5 g/seed, while the best shade treatment resulted in moderate shade. Selanjutya in interactions, treatments that provide the best effect on all parameters measured were the treatment dosages of 0.5 g/seeds combined with moderate shade. From this research it is known that excessive use of fertilizers NPK and shade improper use can disturb S.assamica growth in the nursery. Key words : S.assamica, fertilizer dosage, shade ABSTRAK Shorea assamica Dyer adalah salah satu jenis tanaman di Sulawesi Utara yang sudah terancam punah keberadaannya. Meskipun tanaman ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, namun informasi teknik budidaya dan upaya

Upload: vudat

Post on 03-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

PENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

(Effect of NPK Fertilizer and Shade on the Growth of Shorea assamica Dyer in the Nursery)

Arif Irawan dan Jafred E. HalawaneBALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN MANADOJl. Tugu Adipura Raya Kel. Kima Atas Kec. Mapanget Kota Manado

Telp : (0431) 3666683 Email : [email protected]

ABSTRACT

Shorea assamica Dyer is one kind of plant in North Sulawesi that have endangered its existence. Although this plant has a very high economic value, but information about cultivation techniques and conservation efforts undertaken. This research aims to determine the effect of the use of fertilizers NPK and best shade against a growth rate S.assamica seedlings in the nursery. The treatments were covering four levels of fertilizer (0; 0.25; 0.50 and 0.75 g/seeds) and three levels shade (light, medium, and heavy). The study design used was completely randomized design factorial pattern consisting of 3 replicates with each replicate consisting of 16 seedlings. The results showed that the dose of fertilizer and shade influence on the height and diameter growth of seedlings, seedling dry weight, and seed quality index, both individually and interaction. Individual treatment best NPK fertilizer produced by the use of a dose of 0.5 g/seed, while the best shade treatment resulted in moderate shade. Selanjutya in interactions, treatments that provide the best effect on all parameters measured were the treatment dosages of 0.5 g/seeds combined with moderate shade. From this research it is known that excessive use of fertilizers NPK and shade improper use can disturb S.assamica growth in the nursery.Key words : S.assamica, fertilizer dosage, shade

ABSTRAK

Shorea assamica Dyer adalah salah satu jenis tanaman di Sulawesi Utara yang sudah terancam punah keberadaannya. Meskipun tanaman ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, namun informasi teknik budidaya dan upaya pelestarian yang dilakukan masih sangat terbatas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan dosis pupuk NPK dan naungan terbaik terhadap tingkat pertumbuhan bibit S.assamica di pesemaian. Perlakuan yang diuji meliputi empat taraf dosis pupuk (0; 0,25; 0,50 dan 0,75 gr/bibit) dan tiga taraf naungan (ringan, sedang, dan berat). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial yang terdiri dari 3 ulangan dengan masing-masing ulangan terdiri dari 16 bibit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk dan naungan berpengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter bibit, berat kering bibit, dan indek mutu bibit baik secara individu maupun interaksi. Secara individu perlakuan pupuk NPK terbaik dihasilkan oleh penggunaan dosis sebesar 0,5 gr/bibit, sedangkan perlakuan naungan terbaik dihasilkan pada naungan sedang. Selanjutya secara interaksi, perlakuan yang memberikan pengaruh terbaik terhadap semua parameter yang diamati adalah perlakuan

Page 2: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

dosis pupuk 0,5 gr/bibit yang dikombinasikan dengan naungan sedang. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pengunaan pupuk NPK yang berlebihan dan penggunaan naungan yang tidak tepat dapat menganggu pertumbuhan S.assamica di persemaian.Kata kunci : S.asssmica, dosis pupuk, naungan

I. PENDAHULUAN

Meranti (Shorea spp.) adalah salah satu jenis pohon komersiil yang menjadi

andalan bahan baku kayu pertukangan sejak lama. Dari sekitar 100 jenis meranti yang

dikenal di Indonesia, meranti putih (Shorea assamica Dyer) merupakan satu-satunya

jenis kayu meranti yang dapat ditemukan di daerah Sulawesi (Pitopang et al, 2008).

Jenis kayu meranti putih banyak dimanfaatkan sebagai bahan venir, kayu lapis, papan

partikel, lantai, bangunan, perkapalan, dan mebel (Martawijaya et al, 2005). Di daerah

Sulawesi Utara, resin S.assamica (damar tenang) juga banyak dikoleksi dan

diperdagangkan pada skala komersiil.

Keberadaan tegakan S.assamica semakin sulit dijumpai pada hutan-hutan alam di

Sulawesi Utara. Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi IUPHHK Huma Sulut Lestari

pada Tahun 2013 dapat diketahui bahwa habitat S.assamica semakin terdesak hingga

radius 30-40 km dari logpond. Kondisi ini sangat jauh berbeda jika dibandingkan

dengan keberadaan tegakan S.assamica pada periode tahun 80-90an, dimana tegakan

S.assamica sudah dapat ditemukan hanya pada radius 5-15 km dari logpond. Ashton

(2011) menyatakan bahwa jenis S.assamica merupakan salah satu dari famili

dipterocarpaceae yang termasuk dalam daftar merah IUCN. Pengaruh kegiatan

pemanenan yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhannya serta faktor

kerusakan hutan yang terus meningkat dari tahun ke tahun merupakan faktor pemicu

semakin langkanya keberadaan jenis ini di alam,

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan dan meningkatkan potensi kayu S.assamica adalah dengan mendorong pembangunan hutan-hutan tanaman. Dalam menunjang upaya ini maka

ketersediaan bibit dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik merupakan faktor

utama yang harus diperhatikan. Namun adanya fenomena ketidakteraturan musim

berbuah dan rendahnya viabilitas benih dari jenis S.assamica dapat berimplikasi

terhadap kegiatan produksi bibit dalam jumlah yang besar.

Page 3: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

Meranti putih adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki tipe benih rekalsitran

dan mengalami masa berbuah tidak setiap tahun. Daya kecambah benih meranti putih

sangat cepat mengalami penurunan. Daya kecambah rata-rata benih meranti putih dalam

kondisi segar dapat mencapai 80 % dan bila dilakukan penyimpanan hanya dapat

bertahan selama 12 hari. Musim bunga dan buah meranti putih sangat tergantung pada

keadaan iklim dan biasanya terjadi setelah melewati suatu dekade iklim yang kering dan

panas (Martawijaya et al, 2005).

Pemanfaatan materi cabutan asal anakan permudaan alam merupakan salah satu

solusi yang dapat dilakukan dalam upaya perbanyakan jenis meranti putih. Anakan jenis

S.assamica pada permudaan alam dapat ditemukan melimpah di bawah pohon

induknya. Penggunaan materi cabutan dalam upaya perbanyakan selain memiliki

kelebihan juga memiliki kelemahan. Herdiana et al (2008b) menyampaikan bahwa salah

satu kelemahan pemanfaatan bibit cabutan adalah pertumbuhannya relatif lebih lambat

dibandingkan dengan bibit yang berasal dari perkecambahan langsung. Untuk itu perlu

dilakukan perlakuan khusus terhadap bibit cabutan meranti putih agar dapat

menghasilkan bibit yang berkualitas dan memiliki pertumbuhan relatif lebih cepat.

Proses fisiologis tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti media

tanam, sinar matahari dan cuaca. Selain ketiga hal tersebut, media tanam juga sangat

mempengaruhi pertumbuhan tanaman dari segi ketersediaan hara, ketersediaan air,

keremahan media yang mempengaruhi ketersediaan oksigen dan pergerakan serta

penetrasi akar (Wasis dan Megawati, 2013). Perlakuan terhadap tanaman yang dapat

dilakukan dalam rangka menghasilkan bibit dengan klasifikasi yang baik dalam waktu

yang lebih singkat adalah dengan memberikan perlakuan pemupukan dan manipulasi

naungan (pengaturan intensitas cahaya). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan dosis pupuk NPK dan naungan yang berbeda terhadap

pertumbuhan bibit S.assamica di persemaian.

II. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Persemaian Balai Penelitian Kehutanan Manado,

Kecamatan Mapanget Kota Manado. Area persemaian berada pada ketinggian 70 mdpl,

dengan suhu 29o-34o celcius, dan tingkat kelembaban 40-70%. Lokasi persemaian

Page 4: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

berada pada titik koordinat Lintang Utara 1o 0,56185 (N) dan Bujur Timur 124o 0,9010

(E). Penelitian dilaksanakan selam 6 (enam) bulan pada bulan Juli 2014-Januari 2015.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit meranti putih

asal cabutan alam, top soil, pupuk NPK (15-15-15), timbangan digital, polybag, paranet,

luxmeter, mistar, kaliper dan alat tulis menulis.

C. Metode Penelitian

Bibit S. assamica asal cabutan alam yang diambil dari kawasan hutan di

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, provinsi Sulawesi Utara yang telah berumur 2

(dua) bulan di persemaian, diseleksi dengan ukuran yang seragam. Selanjutnya bibit

dipindahkan sesuai dengan perlakuan yang diujikan.

Perlakuan yang diuji dalam penelitian ini adalah dosis pupuk NPK dan

penggunaan naungan yang berbeda. Tingkatan masing-masing faktor perlakuan yang

diujikan antara lain :

a. Faktor P (dosis pupuk NPK) yang terdiri dari P0 = 0,00 gr/bibit ; P1 = 0,25

gr/bibit; P2 = 0,50 gr/bibit dan P3 = 0,75 gr/bibit.

b. Faktor N (naungan) yang terdiri dari N1 = naungan ringan (±47.200 lux) ; N2 =

naungan sedang (±29.300 lux) dan N3 = naungan berat (±8.901 lux).

Pupuk NPK yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk padat

(butiran). Pupuk ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan digital dan

selanjutnya diletakkan dalam plastik-plastik kecil sesuai kebutuhan perlakuan pada

setiap dosis. Perlakuan pemupukan dilakukan dengan cara membenamkan pupuk NPK

dalam polibag di sekitar bibit sesuai dosis yang diujikan. Waktu perlakuan pemupukan

dilakukan pada awal penelitian.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Pola

Faktorial dengan menggunakan 3 (tiga) kali ulangan dan jumlah satuan pengamatan

pada masing-masing ulangan adalah 16 bibit, sehingga jumlah satuan pengamatan

sebanyak 576 bibit.

Parameter pengukuran yang diamati dalam penelitian ini meliputi persen hidup

bibit, tinggi, diameter, berat kering bibit, dan indeks mutu bibit (IMB). Pengamatan

pertumbuhan tanaman dilakukan pada awal perlakuan (bulan ke-0), bulan ke-2, bulan

ke-4 dan bulan ke-6. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan uji F (analisis

Page 5: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

varian). Apabila hasil uji F berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda

Duncan (DMRT).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa persen hidup bibit dari

keseluruhan perlakuaan yang diuji menunjukkan nilai yang sangat memuaskan dengan

nilai rata-rata persen hidup bibit adalah 98,60%. Hasil analisis varian menunjukkan

bahwa perlakuan pupuk NPK dan naungan serta interaksi keduanya tidak berpengaruh

secara nyata terhadap persen hidup bibit S.assamica (Lampiran 1).

Hasil rekapitulasi data pengukuran tinggi dan diameter bibit S.assmica selama 6

(enam) bulan ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel (Table) 1. Pertumbuhan bibit cabutan S.assamica selama 6 (enam) bulan (The height and diameter growth of S.assamica seedling during 6 months age)

Perlakuan (Treatments

)

Umur (Age of seedlings)0 bulan (Monts) 2 bulan (Months) 4 bulan(Months) 6 bulan (Months)

Tinggi (Height

)(cm)

Diameter (Diameter

)(mm)

Tinggi (Height

)(cm)

Diameter (Diameter

)(mm)

Tinggi (Height

)(cm)

Diameter (Diameter

)(mm)

Tinggi (Height

)(cm)

Diameter (Diameter

)(mm)

P0N1 11,56 2,05 12,45 2,41 13,55 2,70 13,95 2,77P1N1 11,41 1,95 15,04 2,79 18,26 3,19 20,20 3,56P2N1 10,69 1,94 16,70 2,68 22,46 3,52 24,25 3,97P3N1 10,93 1,99 16,24 2,64 20,16 3,46 20,99 3,76P0N2 12,31 1,95 14,22 2,48 16,46 3,00 17,54 3,43P1N2 11,78 1,95 15,28 2,67 19,05 3,31 19,62 3,80P2N2 11,26 1,98 17,52 2,74 24,32 3,84 25,27 4,59P3N2 11,14 1,91 14,05 2,57 20,01 3,26 20,76 3,86P0N3 11,93 1,92 13,59 2,18 15,87 2,36 16,58 2,61P1N3 12,47 1,93 15,19 2,27 18,44 2,73 19,66 3,13P2N3 12,44 1,95 15,89 2,22 20,97 2,87 22,25 3,22P3N3 11,73 1,95 14,83 2,20 19,54 2,69 20,82 2,97Keterangan (Remarks) : P0 = NPK dosis 0,00 grbibit (NPK dosage 0,00 gr/seedling) ; P1 = NPK dosis

0,25 gr/bibit (NPK dosage 0,25 gr/seedling); P2 = NPK dosis 0,50 gr/bibit (NPK dosage 0,50 gr/seedling) dan P3 = NPK dosis 0,75 gr/bibit (NPK dosage 0,75 gr/seedling). N1 = naungan ringan (light shading) ; N2 = naungan sedang (moderate shading) dan N3 = naungan berat (heavy shading).

Perlakuan pemupukan NPK dengan dosis 0,5 gr/bibit pada naungan sedang

memiliki rata-rata pertumbuhan tinggi dan diameter terbaik. Rata-rata tinggi dan

diameter bibit pada perlakuan ini meningkat dari 11,26 cm dan 1,98 mm pada 0 bulan

menjadi 25,27 cm dan 4,59 mm pada umur 6 bulan (Tabel 1). Sedangkan perlakuan

tanpa pupuk NPK (dosis 0 gr/bibit) pada naungan ringan memiliki pertumbuhan tinggi

Page 6: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

dan diameter terendah. Rata-rata tinggi dan diameter bibit pada perlakuan ini hanya

mengalami peningkatan dari 11,56 cm dan 2,05 mm pada 0 bulan menjadi 13,95 cm dan

2,77 mm pada selang waktu 6 bulan kemudian.

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pertumbuhan tinggi dan diameter

bibit S.assmica terus mengalami peningkatan secara signifikan dari awal pengamatan

hingga bulan ke-4 dan mengalami penurunan peningkatan pada bulan ke-6. Salah satu

faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan peningkatan pertumbuhan

adalah kondisi lingkungan pada lokasi penelitian, dimana pada periode pengamatan

bulan ke-5 (Desember) dan bulan ke-6 (Januari) lokasi penelitian didominasi oleh

kondisi lingkungan dengan curah hujan yang cukup tinggi. Hal ini sedikit banyak

mempengaruhi kandungan air yang terdapat dalam media tanam bibit S.assamica.

Keberadaan air yang terlalu jenuh pada media memiliki pengaruh negatif bagi

pertumbuhan bibit. Istomo dan Valentino (2012) menyatakan bahwa kondisi media

jenuh air dapat menyebabkan difusi hara dari akar tidak dapat berjalan baik.

Selain akibat kondisi lingkungan, pengaruh penggunaan pupuk NPK juga menjadi

penyebab adanya perbedaan peningkatan pertumbuhan bibit S.assamica. Aplikasi

pemberian pupuk NPK dalam percobaan ini dilakukan pada awal penelitian. Dari hal

tersebut dapat diketahui bahwa efektifitas penggunaan perlakuan pupuk NPK bagi

pertumbuhan bibit S.assamica hanya bertahan hingga pada bulan ke-4, sedangkan pada

waktu selebihnya pengaruh perlakuan sudah mulai berkurang atau bahkan hilang.

Herdiana et al (2008a) dalam hasil penelitiannya menyampaikan bahwa pemupukan

NPK terhadap bibit S. ovalis asal anakan alam secara optimal dilakukan dengan

menggunakan dosis yang rendah (0,25 gr/bibit) dan frekuensi pemupukan dengan

intensitas 1 bulan sekali , sehingga ketersediaan unsur hara bagi tanaman dapat terus

terjamin.

A. Pengaruh Dosis Pupuk NPK

Pertumbuhan dan perkenbangan tanaman sangat dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor

utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman diantaranya adalah faktor genetik, sedangkan faktor ekasternal

yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah faktor lingkungan dan ketersediaan

nutrisi bagi tanaman. hal ini mengindikasikan bahwa tanaman akan tumbuh dan

berkembang dengan baik jika nutrisi yang dibutuhkan tanaman tersedia secara lengkap

Page 7: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

serta ditunjang oleh fator-faktor internal dan eksternal lainnya. Sebaliknya apabila

ketersediaan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan tanaman, maka akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang kurang optimal. Untuk

mencukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dapat dilakukan melalui

pemupukan. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa perbedaan dosis pupuk NPK

memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter bibit

S.assmica umur 2 (dua) bulan, 4 (empat) bulan dan 6 (enam) bulan (Lampiran 1). Hasil

uji lanjut perbedaan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit S.assmica umur 2

(dua) bulan, 4 (empat) bulan dan 6 (enam) bulan pada Tabel 2.

Tabel (Table) 2. Hasil uji lanjut duncan pengaruh dosis pupuk terhadap pertumbuhan tinggi dan diamter bibit S.assamica (The result of Duncan advanced test on the influence of test fertilizer dosage application on hight and diameter)

Perlakuan(Treatments)

Umur (Age of seedlings)2 bulan (Monts) 4 bulan (Monts) 6 bulan (Monts)

Tinggi(Height)

(cm)

Diameter(Diameter)

(mm)

Tinggi(Height)

(cm)

Diameter(Diameter)

(mm)

Tinggi(Height)

(cm)

Diameter(Diameter)

(mm)P2 5,21 a 0,63 a 11.08 a 1,45 a 12,43 a 1,96 aP3 4,06 b 0,59 ab 9,09 b 1,26 b 10,22 b 1,69 bP1 3,34 c 0,56 b 6,91 b 1,17 b 8,15 c 1,60 bP0 1,68 d 0,42 c 3,58 c 0,76 c 4,32 d 1,01 c

Keterangan (Remarks) : P0 = NPK dosis 0,00 gr bibit (NPK dosage 0,00 gr/seedling) ; P1 = NPK dosis 0,25 gr/bibit (NPK dosage 0,25 gr/seedling); P2 = NPK dosis 0,50 gr/bibit (NPK dosage 0,50 gr/seedling) dan P3 = NPK dosis 0,75 gr/bibit (NPK dosage 0,75 gr/seedling). Angka pada kolom yang sama yang dikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada ataraf 5% (Figures in the same column followed by the same small letter are not significantly different at 5% level).

Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi pupuk NPK dengan peningkatan

dosis pupuk pada setiap perlakuan tidak menunjukan hubungan yang linier dengan

pertumbuhan tanaman, dimana semakin besar dosis pupuk NPK yang diberikan tidak

ikut meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman yang diuji. Jumlah dosis

pupuk NPK yang memberikan pengaruh terbaik dalam penelitian ini adalah sebanyak

0,5 gr/bibit. Penggunaan dosis pupuk NPK lebih dari 0,5 gr/bibit menampilkan respon

pertumbuhan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan dosis NPK

sebanyak 0,5 gr/bibit. Kecenderungan respon pertumbuhan bibit optimal dari

penggunaan dosis pupuk NPK yang rendah dalam penelitian ini diduga karena media

tanam yang digunakan telah mencukupi sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan

bibit. Berdasarkan hasil analisis media (Lampiran 2) dapat diketahui bahwa kandungan

unsur N pada media tanam yang digunakan termasuk dalam kategori yang cukup/sedang

Page 8: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

(0,48), sehingga dengan sedikit penambahan unsur N pada media tanam telah mampu

memacu pertumbuhan tanaman yang lebih optimal. Wasis dan Fathia (2011)

menyampaikan bahwa penggunaan pupuk majemuk NPK akan memberi suplai N yang

cukup besar ke dalam tanah. Hal berbeda tentunya akan dihasilkan jika media yang

digunakan merupakan media yang mengandung unsur hara yang rendah. Hasil

penelitian Junaedi (2012) yang menyatakan bahwa perlakuan pupuk NPK 2 gr/bibit

yang dikombinasikan dengan kompos dan tanah top soil pada media dengan kandungan

unsur N yang rendah (0,14) dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter rata-

rata bibit S.leprosula asal cabutan. Hal ini mengindikasikan bahwa kandungan unsur N

dalam jumlah yang berlebihan dalam media tanam bibit S.assamica akan memberikan

dampak negatif bagi pertumbuhannya. Kurniawati dan Aryani (2013) juga

menyampaikan bahwa pertumbuhan bibit S.javanica menurun dikarenakan kandungan

unsur N pada media yang digunakan telah melampaui jumlah yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman. Lebih lanjut Wasis dan Fathia (2011) menyampaikan bahwa

pengaruh penambahan unsur hara berupa pupuk NPK bergantung pada kondisi tanah

dan kebutuhan tanaman dalam menyerap unsur hara. Penggunaan pupuk sering

menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan apabila dosis yang diberikan berlebih

atau berkurang, waktu pemakaian yang kurang tepat, serta unsur yang diberikan tidak

sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Selain pengaruh diatas, faktor asosiasi antara penggunaan pupuk NPK dan

keberadaan kolonisasi ektomikoriza alami pada perakaran bibit S. assamica juga diduga

ikut memberikan pengaruh terhadap ketidaklinieran hubungan pertumbuhan bibit dan

dosis pupuk NPK yang digunakan.

Keberadaan ektomikoriza pada bibit S. assamica memiliki peran yang sangat

penting. Omon (2008) menyatakan bahwa tanaman-tanaman jenis dipterocarpaceae

memiliki tingkat ketergantungan yang sangat tinggi terhadap keberadaan mikoriza.

Beberapa jenis dipterocarpaceae yang diketahui memiliki asosiasi baik terhadap

keberadaan mikoriza diantaranya adalah jenis S.pinanga (Gusmiaty et al, 2012); S.

Selanica (Budi, 2012); S. Robusta (Pyasi et al, 2013); dan S. Seminis (Turjaman et al,

2006). Secara umum fungsi mikoriza bagi tanaman diantaranya adalah meningkatkan

pertumbuhan dan produktivitas tanaman (Duponnois et al. 2005), meningkatkan serapan

hara N dan P (Gossous and Mohammad 2009, Rotor and Delima 2010) dan

Page 9: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

meningkatkan ketahanan tanaman dari stress air (Oyun et al. 2010) dan serangan

patogen akar (Bachtiar et al. 2010 ).

Semakin tingginya dosis pupuk NPK yang diberikan pada bibit S.assamica

disinyalir mengakibatkan efek negatif bagi perkembangan koloni ektomikoriza alami

yang dihasilkan. Kemampuan ektomikoriza sebagai penyerap unsur hara bagi tanaman

tidak dapat berfungsi secara maksimal dikarenakan faktor tersebut. Asosiasi negatif

antara penggunaan mikoriza dan pupuk anorganik juga dapat ditunjukkan oleh

penelitian yang dihasilkan oleh Kurniaty dan Damayanti (2011). Berdasarkan hasil

perhitungan persentase kolonisasi akar pada bibit A. indica dapat diketahui bahwa

peningkatan penggunaan dosis pupuk P berakibat pada penurunan persentase kolonisasi

akar yang terbentuk. Selanjutnya ketersediaan unsur hara bagi tanaman selain

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya juga akan berpengaruh

terhadap berat kering dan indeks mutu bibit. Berdasarkan hasil analisis varian untuk

parameter berat kering total dan indeks mutu bibit S.assamica umur 6 (enam) bulan

menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK memberikan pengaruh nyata terhadap

kedua parameter tersebut (Lampiran 3). Uji lanjut untuk perlakuan tunggal dosis pupuk

NPK ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel (Table) 3. Hasil uji lanjut duncan pengaruh dosis pupuk terhadap BKP, BKA, BKT, dan IMB bibit cabutan S.assamica umur 6 bulan (The result of Duncan advanced test on the influence of test fertilizer dosage application on BKP, BKA, BKT, and IMB S.assamica seedlings at 6 months age)

Perlakuan(Treatments) BKP (gr) BKA (gr) BKT (gr) IMB

P2 1,97 a 0,63 a 2,59 a 0,29 aP3 1,63 b 0,54 ab 2,17 b 0,24 bP1 1,50 b 0,45 b 1,95 b 0,22 bP0 0,85 c 0,27 c 1,12 c 0,13 c

Keterangan (Remarks) : BKP =Berat Kering Pucuk (shoot dry weight) BKA=Berat Kering Akar (Root dry weight) BKT=Berat Kering Total (total dry weight) IMB =Indeks Mutu Bibit (Seedling quality index); P0 = NPK dosis 0,00 grbibit (NPK dosage 0,00 gr/seedling) ; P1 = NPK dosis 0,25 gr/bibit (NPK dosage 0,25 gr/seedling); P2 = NPK dosis 0,50 gr/bibit (NPK dosage 0,50 gr/seedling) dan P3 = NPK dosis 0,75 gr/bibit (NPK dosage 0,75 gr/seedling). Angka pada kolom yang sama yang dikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada ataraf 5% (Figures in the same column followed by the same small letter are not significantly different at5%level).

Junaedi et al (2010) menyatakan bahwa komponen pertumbuhan dibagi menjadi

dua bagian yaitu komponen pertumbuhan organ bibit di atas permukaan tanah (pucuk)

dan organ bibit di bawah permukaan tanah (akar). Gabungan dari kedua komponen

tersebut merupakan pertumbuhan keseluruhan bagian tanaman yang kemudian di

Page 10: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

keringkan untuk menentukan berat kering total atau biomasa. Berat kering total bibit

S.assamica terbaik yang dihasilkan oleh perlakuan tunggal pemupukan NPK dengan

dosis 0,5 gr/bibit yaitu sebesar 2,59 gr. Berat kering pada perlakuan ini seacara statistik

berbeda dengan perlakuan penggunaan dosis pupuk lainnya. Peningkatan berat kering

tanaman berhubungan dengan pertumbuhan vegetatif dari tanaman (Syam’un et al,

2012). Semakin baik pertumbuhan vegetatif dari tanaman maka berat kering tanaman

tersebut akan semakin besar. Selain itu serapan nitrogen akan mempengaruhi kadar

nitrogen dan produksi bahan kering, sehingga semakin tinggi serapan nitrogen semakin

tinggi produksi bahan keringnya (Fajarditta et al., 2012).

Pengaruh perlakuan pupuk NPK dengan dosis 0,5 gr/bibit secara tunggal juga

memberikan pengaruh signifikan terhadap parameter indeks mutu bibitnya. Perlakuan

ini memberikan nilai tertinggi dan berbeda dengan perlakuan lainnya. Nilai IMB yang

dihasilkan dari perlakuan ini adalah sebesar 0,29. Peningkatan pertumbuhan akar

diekspresikan oleh Berat Kering Akar (BKA) yang memiliki nilai sebanding dengan

meningkatnya nilai IMB. Akibatnya, pertumbuhan akar yang lebih baik pada perlakuan

dosis pupuk NPK 0,5 gr/bibit akan menyebabkan nilai IMBnya lebih tinggi

dibandingkan nilai IMB yang dihasilkan pada perlakuan lainnya. Indeks mutu bibit

merupakan salah satu indikator bibit telah siap ditanam di lapangan (Damayanti et al,

2011). Semakin tinggi nilai indeks mutu bibit menandakan semakin tinggi kemampuan

hidup bibit untuk bertahan saat ditanam dilapangan.

B. Pengaruh Naungan

Bibit S.assamica merupakan salah satu jenis dari famili dipterocarpaceae yang

memiliki karakter semitoleran terhadap cahaya metahari, hal ini menyebabkan naungan

sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Hasil analisis varian

menunjukkan bahwa perbedaan naungan berpengaruh nyata bagi pertumbuhan tinggi

dan diameter bibit S.assamica pada saat bibit berumur 2 (dua) bulan, 4 (empat) bulan

dan 6 (enam) bulan (Lampiran 1). Hasil uji lanjut untuk perlakuan ini ditampilkan pada

Tabel 4.

Page 11: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

Tabel (Table) 4. Hasil uji lanjut duncan pengaruh naungan terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter bibit S.assamica (The result of Duncan advanced test on the influence of the shade intensity on hight and diameter S.assamica seedlings)

Perlakuan(Treatments)

Umur (Age of seedlings)2 bulan (Monts) 4 bulan (Monts) 6 bulan (Monts)

Tinggi(Height)

(cm)

Diameter(Diameter)

(mm)

Tinggi(Height)

(cm)

Diameter(Diameter)

(mm)

Tinggi(Height)

(cm)

Diameter(Diameter)

(mm)N2 3,75 a 0,69 a 8,49 a 1,44 a 9,34 a 2,01 aN1 4,19 a 0,68 a 7,86 1 1,29 b 9,24 a 1,63 bN3 2,79 b 0,29 b 6,64 c 0,74 c 7,77 b 1,06 c

Keterangan (Remarks) : N1 = naungan ringan (light shading) ; N2 = naungan sedang (moderate shading) dan N3 = naungan berat (heavy shading). Angka pada kolom yang sama yang dikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (Figures in the same column followed by the same small letter are not significantly different at 5% level).

Penggunaan naungan yang memberikan pengaruh terbaik dalam penelitian ini

adalah perlakuan naungan sedang. Pertumbuhan tinggi dan diameter bibit S.assamica di

bawah naungan sedang memberikan hasil pertumbuhan tertinggi pada seluruh waktu

pengamatan yaitu pada bulan ke-2, bulan ke 4, dan bulan ke-6. Intensitas cahaya sangat

mempengaruhi pertumbuhan bibit S.assamica. Cahaya yang terlalu tinggi atau rendah

menyebabkan pertumbuhan bibit tidak optimal. Sukendro et al (2012) menyatakan

bahwa semakin tinggi intensitas cahaya maka semakin berkurang laju pertumbuhan

bibit. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pertumbuhan optimal untuk jenis S. leprosula, S.

mecistopteryx, S.ovalis dan S. Selanica berada pada naungan dengan kerapatan 60%.

Panjaitan et al (2011) juga menyampaikan bahwa pemberian naungan yang terlalu berat

pada bibit S.selanica terbukti memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap

pertumbuhannya. Pada pengamatan laju fotosintesis dalam penelitian tersebut diketahui

nilai yang terukur pada perlakuan naungan 65% adalah 120, 04 mg/mm2/jam,

sedangkan perlakuan naungan 75% nilainya adalah 33,95 mg/mm2/jam.

Selanjutnya hasil analisis varian untuk parameter berat kering total dan indeks

mutu bibit menunjukkan bahwa perlakuan naungan memberikan pengaruh nyata

terhadap kedua parameter tersebut (Lampiran 3). Uji lanjut untuk perlakuan naungan

ditampilkan pada Tabel 5.

Page 12: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

Tabel (Table) 5. Hasil uji lanjut duncan pengaruh dosis pupuk dan naungan terhadap BKP, BKA, BKT, dan IMB S.assamica umur 6 bulan (The result of Duncan advanced test on the influence of the shade intensity BKP, BKA, BKT, and IMB S.assamica seedlings at 6 months age)

Perlakuan(Treatments) BKP (gr) BKA (gr) BKT (gr) IMB

N2 1,81 a 0,65 a 2,46 a 0,30 aN1 1,48 b 0,46 b 1,93 b 0,21 bN3 1,17 c 0,32 c 1,49 c 0,14 c

Keterangan (Remarks) : BKP =Berat Kering Pucuk (shoot dry weight) BKA=Berat Kering Akar (Root dry weight) BKT=Berat Kering Total (total dry weight) IMB =Indeks Mutu Bibit (Seedling quality index); N1 = naungan ringan (light shade) ; N2 = naungan sedang (medium shade) dan N3 = naungan berat (heavy shade). Angka pada kolom yang sama yang dikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (Figures in the same column followed by the same small letter are not significantly different at5%level)

Berat kering bibit dan intensitas cahaya merupakan dua hal yang memiliki kaitan

sangat erat. Cahaya digunakan tanaman sebagai media dalam menghasilkan fotosintat

yang selanjutnya sebagian akan disimpan dalam jaringan tanaman dan sebagian lagi

digunakan sebagai energi kimia untuk menyokong pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Junaedi dan Frianto (2012) menyatakan bahwa pertumbuhan bibit yang

diekspresikan oleh berat kering komponen bibit (BKA, BKP dan BKT) pada dasarnya

merupakan hasil dari akumulasi fotosintesis netto. Sukendro et al (2012) dalam

penelitiannya terhadap bibit S.leprosula, S. mecistopteryx, S. ovalis dan S.selanica

dengan menggunakan naungan 0% hingga 60% menyatakan bahwa bobot kering

meningkat oleh adanya peningkatan persentase naungan. Dikaitkan dengan hasil

penelitian terhadap bibit S.assamica, hasil penelitian ini menunjukkan adanya

perbedaan, dimana terjadi peningkatan berat kering bibit dengan meningkatnya naungan

dari naungan ringan menuju naungan sedang, namun mengalami penurunan saat berada

pada naungan berat. Hal ini mengidikasikan bahwa tidak semua bibit pada jenis shorea

akan mengalami peningkatan pertumbuhan yang diekspresikan lewat peningkatan berat

kering apabila naungannya ditingkatkan, dengan kata lain naungan yang paling tepat

bagi pertumbuhan bibit S.assamica adalah dengan perlakuan naungan sedang sedangkan

perlakuan naungan berat lebih bersifat menghambat pertumbuhannya. Berat kering

total biasa digunakan sebagai parameter yang paling utama karena menunjukkan

biomassa dari tanaman yang merupakan resultante atau hasil akhir dari proses

ekofisiologis, melibatkan faktor lingkungan (ekologis) dan fisiologis. Biomassa yang

sesungguhnya adalah ketika sudah terbebas dari air, karena air merupakan unsur proses

(Wasis dan Megawati, 2013)

Page 13: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

Berat kering total atau biomassa dan naungan merupakan kedu hal yang saling

mempengaruhi dan berpengaruh terhadap indeks mutu bibit. Hasil penelitian yang telah

dilakukan menunjukan perlakuan naungan sedang secara individu dapat memberikan

pengaruh signifikan terhadap parameter indeks mutu bibitnya. Perlakuan ini

memberikan nilai tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya yaitu dengan

nilai IMB sebesar 0,30. Selain terhadap bibit S.assamica seperti yang dihasilkan dalam

penelitian ini, pengaruh naungan terhadap indeks mutu bibit juga terlihat pada jenis

suren, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Kurniaty et al (2010), yang menyatakan

bahwa dengan menggunakan perlakuan media media tanah + sabut kelapa + arang

sekam dan naungan 40% dari (0%, 40% dan 75%) akan menghasilkan nilai Indeks

Mutu Bibit sebesar 0,12. Adinugraha (2012) menyampaikan bahwa indeks mutu bibit

merupakan perbandingan antara berat kering total dengan kekokohan bibit dan nisbah

pucuk akar. Indeks mutu bibit dapat dijadikan suatu parameter karena dapat

menggambarkan sifat morfologis dan fisiologis semai.

C. Pengaruh Interaksi

Hasil interaksi antara perlakuan pemupukan dan penggunaan naungan

memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan bibit S.assamica (tinggi,

diameter, berat kering bibit, dan indeks mutu bibit). Bahkan jika dilakukan

perbandingan dengan respon pertumbuhan bibit terbaik yang dihasilkan dari pengaruh

kedua perlakuan secara individu, respon pertumbuhan bibit pengaruh interaksi

perlakuan pupuk NPK dan naungan memiliki respon yang lebih baik. Pertumbuhan

terbaik yang ditampilkan sebagai hasil interaksi antara perlakuan naungan dan dosis

pupuk NPK dihasilkan oleh respon pertumbuhan interaksi antara dosis pupuk NPK 0,5

gr/bibit dan perlakuan naungan sedang (Tabel 6).

Tabel (Table) 6. Hasil uji lanjut duncan pengaruh dosis pupuk dan naungan terhadap

pertumbuhan tinggi dan diamter bibit BKT dan IMB bibit S.assamica umur 6 bulan (The result

of Duncan advanced test on the influence of the differennt test fertilizer dosage application and

the shade intensity influence on hight and diameter, BKT and IMB S.assamica seedlings at 6

months age)

Perlakuan(Treatments)

Tinggi(Height)

(cm)

Diameter(Diameter)

(mm)

BKT (gr) IMB

P2N2 13,95 a 2,59 a 3,43 a 0,42 aP2N1 13,56 a 2,03 b 2,69 b 0,28 bc

Page 14: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

P3N1 10,88 b 1,92 b 2,04 c 0,24 cP3N2 10,31 b 2,09 b 2,74 b 0,32 bP2N3 9,81 b 1,27 e 1,68 d 0,15 eP3N3 9,48 b 1,08 fg 1,75 cd 0,16 eP1N1 9,26 bc 1,69 cd 2,18 c 0,23 cdP1N2 8,03 c 1,89 bc 2,20 c 0,29 bP1N3 7,19 cd 1,20 ef 1,47 de 0,14 efP0N2 5,23 de 1,48 de 1,51 d 0,19 deP0N3 4,62 ef 0,69 h 1,07 ef 0,10 fP0N1 3,06 f 0,84 gh 0,78 f 0,10 f

Keterangan (Remarks) : BKT=Berat Kering Total (total dry weight) IMB =Indeks Mutu Bibit (Seedling quality index); P0 = NPK dosis 0,00 grbibit (NPK dosage 0,00 gr/seedling) ; P1 = NPK dosis 0,25 gr/bibit (NPK dosage 0,25 gr/seedling); P2 = NPK dosis 0,50 gr/bibit (NPK dosage 0,50 gr/seedling) dan P3 = NPK dosis 0,75 gr/bibit (NPK dosage 0,75 gr/seedling). N1 = naungan ringan (light shade) ; N2 = naungan sedang (medium shade) dan N3 = naungan berat (heavy shade). Angka pada kolom yang sama yang dikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (Figures in the same column followed by the same small letter are not significantly different at5%level).

Pada dasarnya pengaruh interaksi menunjukkan hubungan kesinergian suatu

faktor terhadap taraf tertentu dari faktor lain. Dalam penelitian ini hasil interaksi

perlakuan pemupukan NPK menggunakan dosis 0,5 gr/bibit dan perlakuan naungan

sedang mengindikasikan bahwa keduanya memiliki sinergi yang baik dalam

mempengaruhi pertumbuhan bibit S.assamica, sehingga dapat diketahui keduanya dapat

menghasilkan respon pertumbuhan yang paling tinggi dari semua perlakuan yang

diamati, Hasil interaksi ini juga penelitian ini diperkuat oleh Maryani dan Gusmawartati

(2011) yang melakukan penelitian terhadap tanaman nilam, dikemukakan bahwa

pemberian berbagai dosis pupuk dan naungan 50% menunjukan peningkatan yang lebih

baik pada pertumbuhan tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.). Namun Millang et

al (2011) menyatakan bahwa perlakuan interaksi naungan sarlon dan pupuk NPK

berpengaruh tidak nyata pada setiap variabel pengamatan: tinggi, diameter batang

maupun jumlah daun tanaman Gaharu (Gyrinops sp.) Hasil penelitian pada jenis gaharu

ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah diperoleh, hal ini mengindikasikan bahwa

tidak semua jenis tanaman dapat memberikan respon yang sama terhadap perlakuan

yang sejenis atau respon pertumbuhan yang di tampilkan tergantung pada jenis dan

karakter tanaman yang diberi perlakuan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Perlakuan pemupukan NPK dan naungan mampu meningkatkan pertumbuhan

bibit S.assamica selama di persemaian.

Page 15: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

2. Perlakuan pemupukan menggunakan dosis 0,5 gr/bibit dan perlakuan naungan

sedang, baik pengaruh perlakuan secara tunggal maupun interaksi dapat

memberikan pengaruh terbaik dalam pertumbuhan bibit S.assamica.

B. SARAN

Penelitian lanjutan tentang frekuensi pemupukan perlu dilakukan untuk

memberikan hasil yang lebih optimal dalam mendukung teknik pemeliharaan dan

penanganan bibit cabutan S.assamica di persemaian.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan

Inovasi dan secara khusus Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Manado atas terselenggaranya penelitian ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Dinas Kehutanan Bolaangmongondow Utara, PT Huma Sulut

Lestari, serta, teman-teman peneliti dan teknisi serta tenaga pendukung lapangan yang

telah mencurahkan tenaga dan pikirannya dalam pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Pyasi, A, Soni, K,K, dan Verma,R,K. 2013. Effect of ectomycorrhizae on growth and establishment of sal (Shorea robusta) seedlings in central India. Jurnal Bioscience. 5(1). 44-49.

Ashton P. 2015. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2015.[terhubung berkala].http://www.iucnredlist.org/apps/redlist.html . [28 April 2015].

Adinugraha, H, A,. 2012. Pengaruh Cara Penyemaian dan Pemupukan NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Mahoni Daun Lebar di Persemaian. Jurnal Pemuliaan Hutan Tanaman. 6 (1). 1-9.

Bakhtiar Y, Yahya S, Sumaryono W, Sinaga MS, Budi SW, & Tajudin T. 2010. Isolation and Identification of Mycorrhizosphere Bacteria and Their Antagonistic Effects Towards Ganoderma boniense in vitro. Journal of Microbiology Indonesia 4 (2): 96-102.

Budi, S, W. 2012. Pengaruh Sterilisasi Media dan Dosis Inokulum terhadap Pembentukan Ektomikoriza dan Pertumbuhan Shorea selanica Blume. Jurnal Silvikultur Tropika. 3(2). 76-80.

Page 16: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

Damayanti RU, Kurniaty R, Budiman B. 2011. Pertumbuhan bibit kesambi pada beberapa macam media dan naungan umur 5 bulan di Persemaian. Info Benih 15(2):46-49.

Duponnoisa R, Colombeta A, Hienb V & Thioulouse J. 2005. The mycorrhizal fungus Glomus intraradices and rock phosphate amendment influence plant growth and microbial activity in the rhizosphere of Acacia holosericea. Soil Biology & Biochemistry 37 : 1460–1468.

Fajarditta F., Sumarsono., dan F. Kusmiyati. 2012. Serapan unsur hara nitrogen dan phospor beberapa tanaman legum pada jenis tanah yang berbeda. Animal Agriculture Journal 1 (2) : 41-50.

Goussous SJ & Mohammad MJ. 2009. Comparative effect of two arbuscular mycorrhizae and N and P Fertilizers on growth and nutrient uptake of onions. International Journal of Agriculture & Biology 11: 463-467.

Gusmiaty, Restu, M, dan Lestari, A. 2012. Pengaruh Dosis Inokulan Alami (Ektomikoriza) terhadap Pertumbuhan Semai Tengkawang (Shorea pinanga). Jurnal Perennial. 8(2). 69-74.

Herdiana, N., Lukman, H. A., & Mulyadi, K. 2008a. Pengaruh dosis dan frekuensi aplikasi pemupukan NPK terhadap pertumbuhan bibit Shorea ovalis Korth. (Blume) asal anakan alam di persemaian. Jurnal Hutan dan Konservasi Alam. V (3) : 289-296.

Herdiana, N., Siahaan, H., & Rahman, T. 2008b. Pengaruh arang kompos dan intensitas cahaya pertumbuhan bibit kayu bawang. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 5 (3) : 139-146.

Istomo, dan Valentino, N. 2012. Pengaruh Perlakuan Kombinasi Media terhadap Pertumbuhan Anakan Tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser). Jurnal Silvikultur Tropika. 3 (2). 81-84.

Junaedi, A. 2012. Pengaruh kompos dan pupuk NPK terhadap peningkatan kualitas bibit cabutan (Shorea leprosula Miq.). Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 9 (4) : 373-383.

Junaedi, A, dan Frianto, D. 2012. Kualitas Bibit Merawan (Hopea odorata Roxb.) Asal Koffco System pada Berbagai Umur. Jurnal Penelitian dan Konservasi Alam. 9 (3). 265-274.

Junaedi A, Hidayat A, Frianto D. 2010. Kualitas fisik bibit meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.) asal stek pucuk pada tiga tingkat umur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 7(3):282-283.

Kurniawati, F, dan Miranti, A. 2013. Pengaruh Media Tanam dan Pemupukan NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Damar Mata Kucing (Shorea javanica). Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi. 10 (1). 9-18.

Kurniaty, R, Budiman, B, dan Suartana, M. 2010. Pengaruh Media dan Naungan terhadap Mutu Bibit Suren (Toona sureni MERR.). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 7 (2). 77-83.

Page 17: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

Kurniaty, R, dan Damayanti, U. Penggunaan Mikoriza dan Pupuk P dalam Pertumbuhan Bibit Mimba dan Suren Umur 5 Bulan. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 8 (4). 207-214.

Martawijaya, A., I. Kartasujana, K. Kadir dan S.A.Prawira. 2005. Atlas kayu Indonesia Jilid I. Departemen Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

Maryani, A, T, dan Gusmawartati. 2011. Pengaruh Naungan dan Pemberian Kieserit terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) pada Medium Gambut. Jurnal Agroteknologi. 2 (1). 7-16.

Millang, S,. Bachtiar, B, dan Makmur, A. 2011. Awal Pertumbuhan Pohon Gaharu (Gyrinops sp.) Asal Nusa Tenggara Barat di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin. Jurnal Hutan dan Masyarakat. 6 (2). 117-123.

Omon, R,M. 2008. Pengaruh Dosis Tablet Mikoriza terhada Pertumbuhan Dua Jenis Meranti Merah Asal Benih dan Stek di HPH PT. ITCIKU, Balikpapan, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Info Hutan. 5(4). 329-335.

Oyun MB, Adeduntan SA & Suberu SA. 2010. Influence of watering regime and mycorrhizae inoculations on the physiology and early growth of Acacia senegal (L.) Wild. African Journal of Plant Science 4(7): 210-216.

Panjaitan, S,. Wahyuningtyas, R.S, dan Ambarwati, D. 2011. Pengaruh Naungan terhadap Proses Ekofisiologi dan Pertumbuhan Semai Shorea selenica (DC.) Blume di Persemaian. Jurnal Penelitian Dipterokarpa. 5 (2). 73-82.

Pitopang, R. Khaerruddin, I. Tjoa, A. Burhanuddin, I,F. 2008. Pengenalan jenis-jenis pohon yang umum di Sulawesi. Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah & Herbarium Celebence Universitas Taduluko.

Rotor AV & Delima PC. 2010. Mycorrhizal association, N fertilization and biocide application on the efficacy of bio-N on Corn (Zea mays L) growth and productivity. E-Int. J. Sci. Res. 2(3): 267-290.

Sukendro, A, dan Sugiarto, E. 2012. Respon Pertumbuhan Anakan Shorea leprosula Miq, Shorea mecistopteryx Ridley, Shorea ovalis (Korth) Blume dan Shorea selanica (DC) Blume terhadap Tingkat Intensitas Cahaya Matahari. Jurnal Silvikultur Tropika. 3 (1). 22-27.

Syam’un, E., Kaimuddin dan A. Dachlan. 2012. Pertumbuhan vegetatif dan serapan N tanaman yang diaplikasi pupuk N anorganik dan mikroba penambat N non-simbiotik. Jurnal Agrivigor 11 (2) : 251-261.

Turjaman,M, Tamai,T, Segah, H, Limin, S,H, Osaki, M, dan Tawaraya, K. 2006. Increase in early growth and nutrient uptake of Shorea seminis seedlings inoculated with two ectomycorrhizal fungi. Journal of Tropical Forest Science. 18(4). 243-249.

Wasis, B, dan Fathia, N. 2011. Pengaruh Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Semai Gmelina (Gmelina arborea Roxb.) pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing). Jurnal Silvikultur Tropika. 2 (1). 14-18.

Page 18: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

Wasis, B, dan Megawati, J. 2013. Pertumbuhan Semai Krey Payung (Filicium desipiens) pada Media Bekas Tambang Pasir dengan Penambahan Arang dan Pupuk NPK. Jurnal Silvikultur Tropika. 4 (2). 69-76.

Lampiran (Appendix) 1. Analisis varian pertumbuhan tinggi dan diameter bibit S.assamica (Analysis of variance for height growth and diameter growth S.assamica seedlings)

Sumber variasi(Source of variance)

F-HitungUmur (Age of seedlings)

2 bulan (Monts) 4 bulan(Monts) 6 bulan (Monts)Tinggi (Height

)

Diameter (Diameter

)

Tinggi (Height)

Diameter (Diameter)

Tinggi (Height

)

Diameter (Diameter)

Persen hidup

Pupuk 49,14** 14,97** 62,39** 40,62** 60,16** 45,38** 1,33 tnNaungan 14,81** 120,65** 7,29** 87,47** 5,16** 85,32** 0,93 tnNaungan*Pupuk 5,48* 3,49** 2,41* 1,97* 2,79* 3,61** 0,26 tn

Keterangan (Remarks) : * = Berbeda nyata pada taraf uji 0,05 (Significantly at 5% level test) ** = Berbeda nyata pada taraf uji 0,01 (Significantly at 1% level test) tn = Tidak berbeda nyata (Not significant)

Lampiran (Appendix) 2. Hasil analisis media tanam yang digunakan (Result of plant medium analysis)

Parameter (Parameter) Nilai (Value) Kategori (Category)% KApH H2OpH KCl%NPpm P% C Organik

8,056,785,360,482,47,01

-Netral (Netral)

-Sedang (Medium)

Sangat rendah (very low)Sangat tinggi (very high)

Sumber (Source) : Laboratorium Tanah Balai Penelitian Kelapa dan Palma Lainnya (Coconut Research Institute and Palma Other for Soil Laboratory)

Lampiran (Appendix) 3. Analisis varian BKP, BKA, BKT, dan IMB S.assamica umur 6 bulan (Analysis of variance for BKP, BKA, BKT, IMB and survival rate S.assamica seedlings at 6 months age)

Sumber Variasi(Source of Variance)

F-HitungBKP BKA BKT IMB

Page 19: ejournal.forda-mof.orgejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/files/journals/... · Web viewPENGARUH PUPUK NPK DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN Shorea assamica Dyer. DI PERSEMAIAN

Pupuk 38,98** 15,80** 37,30** 31,41**Naungan 24,97** 24,59** 30,96** 66,10**Naungan*Pupuk 4,47** 2,26* 4,10** 4,01**

Keterangan (Remarks) : BKP =Berat Kering Pucuk (shoot dry weight) BKA=Berat Kering Akar (Root dry weight) BKT=Berat Kering Total (total dry weight) IMB =Indeks Mutu Bibit (Seedling quality index); *= Berbeda nyata pada taraf uji 0,05 (Significantly at 5% level test); **= Berbeda nyata pada taraf uji 0,01 (Significantly at 1% level test); tn= Tidak berbeda nyata (Not significant)