modul percobaan dastel 2012

Upload: hanif-patiago

Post on 12-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

123

TRANSCRIPT

  • MODUL PRAKTIKUM

    DASAR TELEKOMUNIKASI

    LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    2012

  • Tata Tertib Praktikum

    1. Mahasiswa yang diizinkan mengikuti praktikum adalah yang telah terdaftar dan memenuhi syarat

    yang ditentukan

    2. Praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan praktikan harus hadir 5 menit sebelum

    praktikum dimulai. Bagi praktikan yang tidak hadir pada waktu tersebut dianggap mengundurkan

    diri dari praktikum. Praktikan harus mengisi daftar hadir pada setiap pelaksanaan percobaan.

    3. Praktikan harus membawa kertas milimeter blok dan wajib menyerahkan laporan pendahuluan

    sebagai syarat wajib mengikuti praktikum.

    4. Praktikan harus mengikuti pretest yang dilaksanakan sebelum praktikum keseluruhan.

    5. Praktikan harus mengikuti postest yang dilaksanakan setelah praktikum.

    6. Penilaian praktikum didasarkan atas :

    a. pretest : 20 % b. postest : 15 % c. sikap : 15 % d. laporan : 30 % e. UAS : 20 %

    7. Praktikan dilarang merokok, makan dan minum selama berada di dalam laboratorium.

    8. Praktikan harus berpakaian rapih dan memakai sepatu, tidak diperkenankan memakai kaos oblong

    dan sandal.

    9. Praktikan dilarang ribut selama berada di dalam laboratorium dan wajib menjaga kebersihan

    didalam maupun di luar laboratorium.

    10. Bagi yang melanggar akan mendapat sanksi dikeluarkan dari ruang laboratorium dan dianggap tidak

    mengikuti praktikum.

    Bandar Lampung, Oktober 2012

    Ka. Lab. Teknik Telekomunikasi

    Ageng Sadnowo R. S.T., M.T.

    NIP. 196902281998031003

  • Format Laporan Praktikum

    1. Laporan ditulis pada kertas putih ukuran A4

    2. Margin untuk penulisan laporan adalah :

    Batas Kiri 4 cm, Batas kanan 3 cm , batas atas 4 cm dan batas bawah 3 cm

    3. Bila ada grafik dari data-data percobaan, penggambaran dilakukan pada kertas grafik (millimeter

    Block).

    4. Sampul untuk penjilidan keseluruhan di sesuaikan dengan sampul panduan praktikum.

    5. Pada halaman muka masing masing percobaan di berikan sampul berwarna sesuai dengan

    panduan percobaan yang berisi : nama , NPM, Kelompok, Logo Unila, Tahun dan tulisan lainnya

    yang dianggap perlu.

    4 cm

    3 cm

    3 cm 4 cm

  • 6. Pada sampul muka dituliskan minimal kata :

    Laboratorium TeknikTelekomunikasi

    Jurusan Teknik Elektro

    Universitas Lampung

    Tahun

    Nama

    NPM

    kelompok

    Logo Unila

  • PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI

    PERCOBAAN I

    PENGUKURAN DAYA DAN

    KARAKTERISTIK FILTER

  • I. PENGUKURAN DAYA DAN KARAKTERISTIK FILTER

    II. Tujuan Percobaan

    Tujuan dari praktikum ini adalah:

    a. Mahasiswa mengetahui satuan-satuan yang biasa digunakan dalam telekomunikasi

    b.Mahasiswa mengetahui cara perhitungan daya dan dapat mengkonversikannya ke bentuk desibel

    c. Mahasiswa mengetahui macam-macam filter

    d. Mahasiswa mengetahui karakteristik tiap filter

    III. Teori Singkat

    Bentuk RMS phasor digunakan untuk menggambarkan gelombang yang merambat melalui jalur

    transmisi. Untuk gelombang yang merambat pada arah z positif, persamaan gelombangnya

    adalah

    Ex = E0+e-gz dimana g = a +jb = konstanta propagasi kompleks

    Bagian nyata dari konstanta propagasi complex, a, disebut konstanta pelemahan dan mempunyai

    unit Neper per unit panjang. Bagian imajiner, b, disebut konstanta sudut dan mempunyai unit

    radian per unit panjang. Pelemahan dari sinyal elektrik yang disebabkan oleh kabel coaxial dapat

    dengan mudah ditentukan dengan menggunakan pengukuran daya desibel.

    a (dB) = Pout (dBm)-Pin (dBm)=Pout (dBm) Pref (dBm)

    Persamaan diatas menunjukkan bahwa sumber sinyal dan detector daya adalah jaringan yang

    matched. Jika sinyal menunjukkan perubahan pada media propagasi, sebagian energi akan

    dikirimkan melewati titik ini dan yang lainnya akan dipantulkan ke sumbernya. Perubahan

    berarti pada media transmisi adalah konektor, titik kerusakan kabel atau perubahan tipe kabel.

    Oleh karena itu, daya yang dicapai detector tidak hanya dipengaruhi karakteristik pelemahan

    kabel tetapi juga mismatches antara sumber sinyal dan detector.

    Pengukuran Daya

    Desibel adalah unit yang menerangkan rasio yang merupakan fungsi logaritma berbasis 10. Daya

    (pada percobaan ini) akan diukur dalam bentuk desibel (dB).

    dB = 10 log 10 Pmeas/Pref

    dimana Pmeas adalah daya yang diukur dan

    Pref adalah daya yang dibandingkan

    Pengukuran desibel mencakup pengukuran penguatan daya, atau dengan kata lain, peningkatan

    daya Pmeas dibandingkan dengan Pref. Sebagai contoh perbandingan antara daya referensi 10

    watt dengan daya terukur 20 watt akan menghasilkan penguatan 3 dB.

    dB = 10 log 10 Pmeas/Pref = 10 log 10 20/10 =3,01 dB

    Sebagai pembandingnya, daya terukur 5 watt dan daya referensi 10 watt akan menghasilkan

    penguatan 3 dB.

    dB = 10 log 10 Pmeas/Pref = 10 log 10 5/10 = -3,01 dB

  • Sehingga, nilai dB positif mengacu pada Pmeas > Pref, sedangkan dB negatif mengacu pada

    Pmeas < Pref. Catat bahwa desibel yang diterangkan diatas digunakan untuk pengukuran

    penguatan daya, tapi selain itu dapat juga digunakan untuk menentukan loss atau pelemahan.

    Penguatan dB negatif berhubungan dengan loss dB positif.dBm

    Kadang daya dihubungkan juga dengan bentuk dBm. dBm adalah nilai desibel yang direferensi

    oleh daya 1 miliwatt.

    dBm=10 log 10 Pmeas/1mW

    Sebagai contoh 12 dBm mengacu pada 16 mW Pmeas.

    12 dBm = 10 log 10 Pmeas/1mW

    Pmeas = 1mW.10 12/10 = 15,84 = 16 mW

    Filter

    Menyaring sinyal dalam telekomunikasi sangat diperlukan untuk mendapatkan sinyal yang

    diinginkan dari banyak sinyal yang dikirimkan dan untuk mengurangi efek dari noise dan

    interferensi. Filter elektrik mengandung komponen resistor dan kapasitor, resistor dan inductor

    atau gabungan ketiganya dengan menyertakan sekurangnya satu komponen reaktif. Setiap sistem

    komunikasi mempunyai satu atau lebih filter dengan tujuan untuk memisahkan sinyal informasi

    dengan sinyal yang tidak diinginkan seperti interferensi, noise, dan distorsi perangkat. Filter

    ideal mempunyai karakteristik tidak mengandung distorsi transmisi ketika melewati satu atau

    lebih band frekuensi tertentu dan respon 0 pada semua frekuensi. Banyak aplikasi dalam

    telekomunikasi membutuhkan filter dengan pengenalan terhadap karakteristik frekuensi yang

    baik. Salah satu jenis filter adalah filter aktif. Filter aktif mempunyai banyak keuntungan

    dibandingkan dengan filter pasif seperti ukurannya yang lebih kecil, ringan dan lebih murah dan

    fleksibilitas dalam disainnya.

    Filter diklasifikasikan dengan melihat bentuk respon amplitudo-frekuensinya yang umum

    menjadi low pass filter (LPF), high pass filter (HPF), band pass filter (BPF), dan band stop filter.

    Nama filter tersebut diberikan berdasarkan bentuk amplitudo dari fungsi transfer filter. Fungsi

    transfer filter dihitung berdasarkan perbandingan antara tegangan keluaran terhadap tegangan

    masukan (bisa juga arus) dari masukan sinusoidal. Low pass filter akan melewatkan frekuensi

    dari nol sampai frekuensi cut offnya. Idealnya respon frekuensi akan langsung jatuh ke nol

    setelah frekuensi cut off, tapi pada kenyataannya ada daerah transisi sampai nilai tertentu

    sebelum mencapai nol. Untuk high pass filter, filter ini tidak akan melewatkan frekuensi dari nol

    sampai daerah transisi, antara fl sampai fc.

    Sedangkan band pass filter akan melewatkan frekuensi yang dibatasi dua frekuensi cut off.

    Frekuensi yang dilewatkan berada pada daerah antara fc1 dan fc2. Dari nol ke fc1 respon

    frekuensi akan distop, begitu juga dengan frekuensi diatas fc2, tetapi dalam prakteknya selalu

    ada daerah transisi antara fs dan fc. Dan untuk band stop filter, juga mempunyai dua frekuensi

  • cut off. Tetapi kebalikan dari band pass filter, filter ini justru tidak melewatkan frekuensi yang

    berada antara fc1 dan fc2. Untuk jelasnya, karakteristik keempat filter dapat dilihat pada gambar.

    Fungsi transfer dari ideal Band pass filter adalah

    H(f)=Ke-jwtd f l < f < fu

    0 lainnya

    parameter fl dan fu adalah lower dan upper frekuensi cutoff. Band width dari filter adalah

    B = fu fl. Sehingga pada low pass filter didefinisikan fl = 0 sehingga B = fu , sedangkan untuk

    highpass filter fl > 0 dan fu = . Tetapi secara fisik filter diatas tidak mungkin dibuat. Sedangkan

    untuk filter sesungguhnya, untuk band pass filter akan dibandingkan dengan kondisi idealnya,

    didapatkan H(f) yang relatif lebar (tapi tidak konstan) dan stop band yang cukup kecil (tapi tidak

    nol). Titik akhir band yang dilewatkan atau cut off nya didefinisikan dengan H(f) =1/ 2 H(f)

    max = K/2 f = fl , fu Jadi H(f)2 jatuh tidak lebih rendah dari K2/2 untuk fl f fu. Bandwidth

    B= fu fl disebut juga setengah daya atau bandwidth 3 dB.

  • IV. Peralatan

    Peralatan yang dibutuhkan :

    1. 1 buah power supply dc

    2. 1 buah proto board

    3. resistor 10 kW, 1 kW

    4. kapasitor 4,7 nF

    5. kabel

    6. 1 buah multimeter

    7. bridging plug

    8. 1 modul sender 20 kHz

    9. 1 osiloskop

    V. Rangkaian Percobaan

    1. Filter LPF

    2. Filter HPF

    POWER

    SUPPLY

    FUNCTION

    GENERATOR

    R

    OSILOSKOP C

    POWER

    SUPPLY

    FUNCTION

    GENERATOR

    C

    OSILOSKOP R

  • 3. Filter BPF

    4. Pengukuran Daya

    POWER

    SUPPLY

    FUNCTION

    GENERATOR

    SENDER

    TRANSMITER

    USB

    OSILOSKOP

    POWER

    SUPPLY

    FUNCTION

    GENERATOR

    OSILOSKOP

    A A

  • VI. Prosedur percobaan

    a. membuat rangkaian filter seperti pada gambar untuk low pass filter, bandpass filter dan

    highpass filter

    b. ukur tegangan dan arus input yang mengalir dan juga tegangan dan arus output

    c. naikkan frekuensi input dan catat perubahan pada tegangan dan arus output

    d. gambarkan kurva karakteristik masing-masing filter berdasarkan data yang di dapat. Hitung

    pula nilai pelemahan atau penguatan yang terjadi pada masingmasing filter

    Tabel karakteristik LPF

    Frekuensi Vin Vout A AdB

    100 Hz

    500 Hz

    1 KHz

    1,5 KHz

    2 KHz

    2,5 KHz

    3 KHz

    3,1 KHz

    3,2 KHz

    3,3 KHz

    3,4 KHz

    3,5 KHz

    3,6 KHz

    3,7 KHz

    3,8 KHz

    3,9 KHz

    4 KHz

    5 KHz

    6 KHz

    7 KHz

    8 KHz

    9 KHz

    10 KHz

    15 KHz

    20 KHz

    25 KHz

    30 KHz

  • Tabel karakteristik LPF

    Frekuensi Vin Vout A AdB

    100 Hz

    500 Hz

    1 KHz

    1,5 KHz

    2 KHz

    2,5 KHz

    3 KHz

    3,1 KHz

    3,2 KHz

    3,3 KHz

    3,4 KHz

    3,5 KHz

    3,6 KHz

    3,7 KHz

    3,8 KHz

    3,9 KHz

    4 KHz

    5 KHz

    6 KHz

    7 KHz

    8 KHz

    9 KHz

    10 KHz

    15 KHz

    20 KHz

    25 KHz

    30 KHz

    Tabel karakteristik BPF

    Frekuensi Vin Vout A AdB

    500 Hz

    1 KHz

    1,8 KHz

    2,4 KHz

    2,7 KHz

    3 KHz

    3,5 KHz

    3,8 KHz

    4,3 KHz

    4,5 KHz

    5 KHz

    5,3 KHz

    5,5 KHz

  • 5,7 KHz

    6 KHz

    6,5 KHz

    7 KHz

    7,3 KHz

    7,5 KHz

    12 KHz

    14 KHz

    20 KHz

    50 KHz

    100 KHz

    1 MHz

    VII. Data

    VIII. Analisis Hasil Percobaan

    IX. Kesimpulan

  • PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI

    PERCOBAAN II

    MODULASI ANALOG

  • I. MODULASI ANALOG

    II. Tujuan Praktikum

    1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar modulasi

    2. Mahasiswa mampu mempelajari dan menjelaskan proses Modulasi Amplitudo

    dengan menggunakan software MATLAB

    3. Mahasiswa mampu mempelajari dan menjelaskan proses Modulasi Frekuensi dengan

    menggunakan software MATLAB

    4. Mahasiswa mampu memepelajari dan menjelaskan proses Modulasi Phasa dengan

    menggunakan software MATLAB

    5. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar demodulasi

    III. Teori Dasar

    Sistem komunikasi adalah sistem yang digunakan untuk menyampaikan atau

    mentransmisikan informasi secara teratur dari sumber pada suatu titik, ketujuan pada titik

    yang lainnya.

    Sistem komunikasi terdiri dari tiga komponen, sebagai berikut :

    1. Pemancar (Transmitter) : Berfungsi untuk mengubah sinyal informasi masukan

    menjadi bentuk sinyal yang sesuai agar dapat ditransmisikan melalui kanal atau media

    transmisi. Dikenal sebagai proses modulasi yaitu proses dimana parameter gelombang

    pembawa diubah sesuai dengan pemodulasi. Modulasi diperlukan agar gelombang

    termodulasi sesuai dengan karakteristik kanal atau media transmisi.

    2. Kanal atau media transmisi : Merupakan peralatan fisik yang menghubungkan

    antara pemancar dan penerima.

    3. Penerima (Receiver) : Berfungsi untuk mengubah sinyal yang diterima dari kanal

    transmisi menjadi sinyal informasi asli.Proses tersebut dikenal sebagai proses

    demodulasi atau deteksi.

    Analogi Modulasi

    Transmisi sinyal informasi (dalam bentuk analog dan digital) melalui kanal

    komunikasi band pass (Contoh : Saluran telepon dan Satelit) membutuhkan range

    frekuensi yang sesuai untuk di transmisikan dan di sisi penerima akan di kembalikan ke

    frekuensi asli. Contoh : pada sistem radio yang beroperasi pada frekuensi 30 KHz,

    dimana sinyal informasi dengan range frekuensi audio, sehingga terjadi beberapa bentuk

    pergeseran lebar pita frekuensi pada sistem. Pergeseran range frekuensi pada sinyal dapat

    diatasi menggunakan modulasi yang di definisikan sebagai proses dimana karakteristik

    gelombang pembawa akan berubah sesuai dengan bentuk gelombang sinyal pemodulasi.

  • Sinyal informasi dinyatakan sinyal termodulasi. Pada sisi penerima, sinyal informasi asli

    akan kembali dihasilkan melalui proses demodulasi atau deteksi yang merupakan

    kebalikan dari proses modulasi.

    Memodulasi berarti mengatur atau menyesuaikan, kemudian dalam

    telekomunikasi tepatnya berarti menumpangkan sinyal informasi asli terhadap gelombang

    pembawa (carrier) dengan mengatur parameter gelombang pembawa yang memiliki

    frekuensi tinggi. Keperluan akan modulasi timbul dalam transmisi radio dari sinyal-sinyal

    informasi frekuensi rendah (sinyal audio). Proses Transmisi akan efesien jika dimensi

    antena sama dengan panjang gelombang sinyal yang sedang di transmisikan. Hubungan

    antara frekuensi (f) dan panjang gelombang () dalam transmisi radio :

    f . = c

    dimana :

    c = 3 x 10 8 m/s (Kecepatan di ruang bebas)

    f = frekuensi gelombang

    = panjang gelombang

    untuk sinyal informasi dengan frekuensi rendah = 1000 Hz, akan diperoleh besar panjang

    gelombang nya 300 km (188 mil). Jelas bahwa tidak mungkin untuk membuat antena

    dengan ukuran ini. Masalah ini diatasi dengan menggunakan sinyal frekuensi rendah

    untuk memodulasi sinyal frekuensi tinggi yang dinamakan gelombang pembawa (carrier

    wave) yang kemudian dipancarkan . Gelombang pembawa berbentuk sinusoidal dan

    dapat dinyatakan sebagai :

    c(t) = Ac Cos (c + c)

    parameter-parameter dari gelombang tersebut yang dapat dimodulasi adalah :

    1. Amplitudo, Ac untuk modulasi amplitudo.

    2. Frekuensi, fc atau c = 2 fc untuk modulasi frekuensi.

    3. Phasa, c untuk modulasi phasa.

    maka modulasi dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal informasi pada daerah

    yang luas atau jauh. Sebagai contoh Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat

    dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam

    konteks radio siaran, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang

    ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier). Jenis dan cara

    penumpangan sangat beragam. Yaitu untuk jenis penumpangan sinyal analog akan

  • berbeda dengan sinyal digital. Penumpangan sinyal suara juga akan berbeda dengan

    penumpangan sinyal gambar, sinyal film, atau sinyal lain.

    IV. Alat yang di Gunakan

    1. Laptop

    2. Software MATLAB

    V. Kode Sumber Modulasi MATLAB

    1. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi

    Fs=10000

    N=10000

    n=0:N-1

    t=n/Fs

    x=sin(2*pi*f*t)

    subplot(4,1,1)

    plot(t,x)

    xlabel('Time (s)')

    ylabel('Amplitudo (V)')

    title('Original Signal')

    axis([0 0.5 -1.5 1.5])

    2. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)

    a=sin(2*pi*f*t)

    subplot(4,1,2)

    plot(t,a)

    xlabel('Time (s)')

    ylabel('Amplitudo (V)')

    title('Carrier Signal')

    axis([0 0.5 -1.5 1.5])

    3. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan

    fungsi Modulasi Amplitudo

  • Fc=f

    y=ammod(x,Fc,Fs)

    subplot(4,1,3)

    plot(t,y)

    xlabel(Time(s))

    ylabel(Amplitudo (V))

    title(Amplitude Modulation Signal)

    axis([0 0.5 -1.5 1.5])

    4. Kode sumber untuk demodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan

    fungsi Demodulasi Amplitudo

    Fc=f

    x=amdemod(y1,Fc,Fs)

    subplot(4,1,4)

    plot(t,x)

    xlabel('Time(s)')

    ylabel('Amplitudo (V)')

    title('Amplitude demodulation Signal')

    axis([0 0.5 -1.5 1.5])

    5. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan

    fungsi Modulasi Frekuensi

    Fc=f

    y=fmmod(x,Fc,Fs,1)

    subplot(4,1,3)

    plot(t,y)

    xlabel(Time(s))

    ylabel(Amplitudo (V))

    title(Frequency Modulation Signal)

    axis([0 0.5 -1.5 1.5])

  • 6. Kode sumber untuk demodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan

    fungsi Demodulasi Frekuensi

    Fc=f

    x=fmdemod(y,Fc,Fs,1)

    subplot(4,1,4)

    plot(t,x)

    xlabel('Time(s)')

    ylabel('Amplitudo (V)')

    title('Frequency demodulation Signal')

    axis([0 0.5 -1.5 1.5])

    7. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan

    fungsi Modulasi Phasa

    Fc=f

    y = pmmod(x,Fc,Fs,1)

    subplot(4,1,3)

    plot(t,y)

    xlabel(Time(s))

    ylabel(Amplitudo (V))

    title(Phase Modulation Signal)

    axis([0 0.5 -1.5 1.5])

    8. Kode sumber untuk demodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan

    fungsi Demodulasi Phasa

    Fc=f

    x=pmdemod(y,Fc,Fs,1)

    subplot(4,1,4)

    plot(t,x)

    xlabel('Time(s)')

    ylabel('Amplitudo (V)')

    title('Phase demodulation Signal')

    axis([0 0.5 -1.5 1.5])

  • VI. Prosedur Percobaan

    Modulasi Amplitudo

    1. Jalankan software MATLAB

    2. Buat M-File baru

    3. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal informasi dengan frekuensi yang

    diinginkan.

    4. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal pembawa (Carrier) dengan

    frekuensi yang diinginkan.

    5. Inputkan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal

    pembawa (Carrier).

    6. Ubah parameter-parameter (Index modulasi, Frekuensi Modulasi dan Frekuensi

    Carrier) seperti yang ditentukan.

    7. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.

    Modulasi Frekuensi

    1. Menjalankan software MATLAB

    2. Membuat M-File baru

    3. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal informasi dengan frekuensi yang

    diinginkan.

    4. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal pembawa (Carrier) dengan frekuensi yang diinginkan.

    5. Inputkan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal

    pembawa (Carrier).

    6. Ubah parameter-parameter (Index modulasi, Frekuensi Modulasi dan Frekuensi

    Carrier) seperti yang ditentukan.

    7. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.

    Modulasi Phasa

    1. Menjalankan software MATLAB

    2. Membuat M-File baru

    3. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal informasi dengan frekuensi yang

    diinginkan.

    4. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal pembawa (Carrier) dengan frekuensi yang diinginkan.

    5. Inputkan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal

    pembawa (Carrier).

  • 6. Ubah parameter-parameter (Index modulasi, Frekuensi Modulasi dan Frekuensi

    Carrier) seperti yang ditentukan.

    7. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.

    Tugas Pendahuluan

    1. Jelaskan Apa itu Modulasi ?

    2. Jelaskan Kenapa harus ada Modulasi ?

    3. Sebutkan kelebihan dan kekurangan Modulasi Amplitudo ?

    4. Sebutkan perbedaan AM, FM dan PM ?

    5. Sebutkan Faktor yang mempengaruhi Modulasi Amplitudo ?

    VII. Data Hasil Percobaan

    VIII. Analisa Hasil Percobaan

    IX. Kesimpulan

  • PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI

    PERCOBAAN III

    AM-SSB, AM-DSB-SC DAN AM-DSB-FC

  • I. AM-SSB, AM-DSB-SC DAN AM-DSB-FC

    II. Tujuan Percobaan

    Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari modulasi Single Side Band , Double Side

    Band-Suppresed Carrier dan Side Band-Full Carrier dengan simulasi Matlab.

    Mahasiswa dapat memahami perbedaan antara Double Side Band dengan Single Side Band.

    Mahasiswa dapat memahami prinsip dari demodulasi Single Side Band , Double Side

    Band-Suppresed Carrier dan Side Band-Full Carrier dengan simulasi Matlab.

    III. Teori Dasar

    Modulasi adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal

    mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya

    berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa

    gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang

    sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi

    sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang termodulasi.

    Modulasi AM

    Modulasi amplitudo merupakan proses modulasi yang mengubah amplitudo sinyal pembawa

    sesuai dengan sinyal pemodulasinya.

    Ada beberapa jenis modulasi amplitudo, yaitu:

    AM Single Side Band (AM-SSB)

    AM Double Side Band-Suppresed Carrier (AM-DSB-SC)

    AM Double Side Band-Full Carrier (AM-DSB-FC)

    AM merupakan proses modulasi dimana amplitudo gelombang pernbawa berubah-ubah sesuai

    dengan perubahan amplitudo sinyal informasi. Dimana dalam sistem modulasi amplitudo ini

    sinyal suara ditumpangkan pada frekuensi pembawa yang berupa gelombang radio.

  • Pada modulasi amplitudo (AM) getaran suara kita akan menumpang pada carrier yang berujud

    perubahan amplitudo dari gelombang pambawa tadi seirama dengan gelombang suara kita.

    Gelombang elektromagnetik diterima oleh antena kemudian oleh tuning circuit gelombang yang

    diperlukan akan dipisahkan atau diseleksi dari gelombang-gelombang lainnya yang tidak

    diperlukan.

    Double Side Band Suppressed Carrier (DSB-SC)

    Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier, dengan frekuensi dan phase tetap,

    divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal informasi). Sinyal carrier tidak tergantung dari sinyal

    informasi, di mana saat pentransmisian sinyal carrier terjadi pemborosan daya. Sehingga dalam

    modulasi amplitudo hanya setengah dari total daya yang ditransmisikan yang dipengaruhi oleh

    sinyal informasi. Persamaan sinyal sinusoidal secara umum bisa dituliskan sebagai berikut:

    (t) = a(t) cos (t)

    dimana a(t) adalah amplitudo sinyal dan (t) adalah sudut phase.

    DSB-SC dibuat dengan mengatur agar amplitudo sinyal carrier berubah secara proporsional

    sesuai perubahan amplitudo pada sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Persamaan Matematis

    DSB-SC

    ttmtX cSCDSB cos)()(

    Persamaan Matematis Spektrum DSB-SC

    )(2

    1)(

    2

    1)( ccSCDSB MMX

  • Gambar Spektrum Sinyal DSB-SC

    Sinyal DSB-SC dibuat dengan mengalikan sinyal informasi m(t) dengan sinyal carrier yang

    dihasilkan osilator.

    Double Side Band-Full Carrier

    Kelemahan DSB-FC

    Karena Full Carrier, jadi boros bandwidth,

    Karena Double Sideband, jadi boros bandwith, solusinya Single Side Band (SSB)

    Single Side Band

    Di dalam modulasi AM diketahui bahwa daya untuk memancarkan sinyal adalah daya-daya pada

    komponen pembawa dan kedua side band (USB dan LSB). Untuk memancarkan dengan derajat

    modulasi 100% diketahui bahwa hanya 1/6 dari jumlah daya keseluruhan terdapat pada

    komponen side band. Sedangkan 2/3-nya terserap pada sinyal pembawa yang tidak mengandung

    sinyal informasi.

    m(t)

    tccos

    ttmtX cSCDSB cos)()(

    USBLSBLSBUSB

    )(SCDSBX

    0 cc

  • Apabila sinyal pembawa dan salah satu dari komponen sideband dihilangkan dari sinyal

    sebelumnya, maka sinyal pancarnya hanya setengah dari lebar jalur frekuensi yang digunakan.

    Sedangkan 1/6 dari jumlah daya yang diperlukan untuk pemancaran.

    Pemodulasian secara SSB-SC hanya mentransmisikan salah satu sideband saja karena informasi

    yang dikandung dalam USB (fc + fa) dan LSB (fc fa) berasal dari informasi yang sama seperti

    Gambar 1. di bawah ini :

    Gambar 1. Spektrum SSB-SC

    Metode Filter untuk membangkitkan SSB.

    Salah satu cara utntuk membangkitkan sinyal SSB adalah dengan metode filter. Komponen

    pembawa diredam oleh filter yang sangat sempit (Narrow Band Filter).

    Keuntungan-keuntungan transmisi single sideband:

    Penghematan bandwidth

    Penghematan daya

    Penurunan noise, karena sistem single sideband mempergunakan setengah sebesar

    bandwidth AM konvensional, daya noise thermal diturunkan hingga setengah dari sistem

    double sideband.

    IV. Alat-Alat Yang Digunakan

    1 buah PC

    Software Matlab

  • V. PROSEDUR PERCOBAAN

    a. Sinyal Double Side Band Suppressed Carrier

    1. Bukalah program matlab dengan melakukan double klik pada icon matlab

    2. Setelah jendela command prompt Matlab terbuka, ketikkan perintah sebagai berikut:

    Fs = 200;

    t = [0:3*Fs+1]'/Fs;

    Fc = 10;

    x = sin(2*pi*t);

    subplot(3,1,1);

    plot(t,x);

    hold on;

    Jika anda melakukan perintah diatas dengan benar, maka akan muncul gambar berikut:

    Gambar Sinyal Informasi Sinus

    3. Ketikkan perintah berikutnya pada command prompt Matlab:

    ydouble = amod(x,Fc,Fs,'amdsb-sc');

    plot(t,ydouble,'r')

    xlabel('waktu t (detik)');

    ylabel('AM-DSB-SC');

    axis([0 3 -1 1]);

    grid on;

    Akan muncul perubahan terhadap gambar sebelumnya menjadi gambar berikut:

  • Gambar Sinyal modulasi SSB dan Sinyal Informasi

    b. Sinyal Double Side Band Full Carrier

    1. Ketikkan perintah berikutnya pada command prompt Matlab:

    ydoubletc = amod(x,Fc,Fs,'amdsb-tc',1);

    subplot(3,1,2);

    plot(t,x);

    hold on

    xlabel('waktu t (detik)');

    ylabel('AM-DSB-FC');

    plot(t,ydoubletc,'r');

    axis([0 3 -2 2]);

    grid on;

    Akan muncul perubahan terhadap gambar sebelumnya menjadi gambar berikut:

  • Gambar Sinyal modulasi AM-DSB-SC dan DSB-FC

    c. Sinyal Single Side Band

    1. Ketikkan perintah berikutnya pada command prompt Matlab

    ysingle = amod(x,Fc,Fs,'amssb');

    subplot(3,1,3);

    plot(t,x);

    hold on

    xlabel('waktu t (detik)');

    ylabel('AM-SSB');

    plot(t,ysingle,'r');

    axis([0 3 -1 1]);

    grid on

    Akan muncul perubahan terhadap gambar sebelumnya menjadi gambar berikut:

  • Gambar Sinyal modulasi AM-DSB-FC,DSB-FC & SSB

    d. Demodulasi DSB-SC

    1. Ketikkanlah perintah berikut pada command window Matlab:

    y1 = ademod(ydouble,Fc,Fs,'amdsb-sc');

    figure

    subplot(3,1,1);

  • plot(t,y1);

    hold on;

    xlabel('waktu t (detik)');

    ylabel('demodulator DSB-SC');

    axis([0 3 -1 1]);

    grid on;

    Jika anda melakukan perintah diatas dengan benar, maka akan muncul gambar berikut:

    Gambar Demodulasi DSB-SC

    e. Demodulasi DSB-FC

    1. Ketikkan perintah selanjutnya pada command window Matlab:

    y2 = ademod(ydoubletc,Fc,Fs,'amdsb-tc');

    subplot(3,1,2);

    plot(t,y2);

    xlabel('waktu t (detik)');

    ylabel('demodulator DSB-FC');

  • axis([0 3 -2 2]);

    grid on;

    Jika anda melakukan perintah diatas dengan benar, maka akan muncul gambar berikut:

    Gambar Demodulasi DSB-SC & DSB-FC

    f. Demodulasi SSB

    1. Ketikkan perintah selanjutnya pada command window:

    y3 = ademod(ysingle,Fc,Fs,'amssb');

    subplot(3,1,3);

    plot(t,y3);

    xlabel('waktu t (detik)');

    ylabel('demodulator SSB');

    axis([0 3 -1 1]);

  • grid on;

    Jika anda melakukan perintah diatas dengan benar, maka akan muncul gambar berikut:

    Gambar Demodulasi DSB-SC , DSB-FC & SSB

  • PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI

    PERCOBAAN IV

    MODULASI DIGITAL

  • I. MODULASI DIGITAL

    II. TUJUAN PRAKTIKUM

    1. Mahasiswa mengenal jenis-jenis Modulasi Digital

    2. Mahasiswa memahami proses Modulasi dan demodulasi ASK dengan menggunakan

    software MATLAB

    3. Mahasiswa memahami proses Modulasi dan demodulasi FSK dengan menggunakan

    software MATLAB

    4. Mahasiswa memahami proses Modulasi dan demodulasi PSK dengan menggunakan

    software MATLAB

    5. Mahasiswa mengetahui manfaat Modulasi Digital

    III. TEORI DASAR

    Pada modulasi digital, sinyal pemodulasinya berupa sinyal digital. Pada modul ini akan

    diuraikan pemanfaatan teknik modulasi digital untuk mentransmisikan data biner melalui

    kanal komunikasi band-pass. Pada teknik modulasi biner, proses modulasi berhubungan

    dengan pertukaran (switching/keying) antara dua kemungkinan nilai besaran baik itu

    amplituda, frekuensi atau fasa dari sinyal pembawa, sesuai dengan simbol 0 dan 1.

    Dilihat dari jenis besaran yang diubah, jenis modulasi digital dapat dibedakan menjadi:

    Amplitude Shift Keying (ASK), Frequency Shift Keying (FSK), dan Phase Shift Keying

    (PSK).

    A. Amplitude-Shift Keying (ASK)

    Pada system ASK, simbol biner 1 direpresentasikan dengan mentransmisikan sinyal

    pembawa sinusoidal dengan amplituda maksimum Ac dan frekuensi fc, dimana kedua

    besaran tersebut konstan, selama durasi bit Tb detik. Amplitudo frekuensi pembawa akan

    berubah sesuai dengan logik sinyal informasi. Sedangkan simbol biner 0

    direpresentasikan dengan tanpa mengirimkan sinyal pembawa tersebut selama durasi bit

    Tb detik. Secara matematis dapat dituliskan:

  • Gambar 18. Amplitude Shift Keying

    Pembangkitan sinyal Binary ASK (BASK) dapat dilakukan dengan melalukan data biner

    dalam format unipolar dan sinyal pembawa sinusoidal ke suatu modulator pengali, seperti

    tampak pada gambar 19.

    Gambar 19. Pembangkitan Sinyal BASK

    B. Frequency-Shift Keying (FSK)

    Pada system FSK, 2 buah sinyal sinusoidal dengan amplituda maksimum sama, Ac, tapi

    frekuensi berbeda, f1 dan f2, digunakan untuk merepresentasikan symbol biner 1 dan

    0. Secara matematis dapat dituliskan:

  • Gambar 20. Frequency Shift Keying

    Pembangkitan sinyal BFSK dilakukan dengan melalukan data biner dalam format polar

    ke modulator frekuensi (Voltage Controlled Oscillator), seperti tampak pada gambar 21.

    Ketika input modulator berubah dari +V ke V, maka frekuensi yang ditransmisikan akan

    berubah juga.

    C. Phase shift Keying (PSK)

    Dalam sistem PSK, sinyal pembawa sinusoidal dengan amplituda Ac dan frekuensi fc

    digunakan untuk merepresentasikan kedua symbol 1 dan 0, hanya saja fasa sinyal

    pembawa untuk kedua simbol tersebut dibuat berbeda 1800. Secara matematis dapat

    dituliskan:

  • IV. ALAT DAN BAHAN

    1. Satu buah PC

    2. Softwaare Matlab

    V. KODE SUMBER MODULASI DIGITAL PADA MATLAB

    9. Modulasi ASK

    a. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi

    a=[1 0 0 1 1 0 1 0 1 1];

    K=length(a)

    initial_phase=pi;

    N=200;

    i=[0:1:N-1];

    for j=[1:1:K]

    for i=[1:1:N]

    a1(N*(j-1)+i)=a(j);

    end

    end

    figure(2)

    subplot(4,1,1)

    plot(a1,'--R')

    hold on

    b. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)

    f=4;

    N=100;

    i=[0:1:N-1];

    sin1=sin(2*pi*f*i/N);

    sin11=sin1;

    for j=[1:1:K-1]

    sin11=[sin11 sin1];

  • end

    hold on

    subplot(4,1,3)

    plot(sin11)

    GRID ON

    c. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan

    fungsi Modulasi ASK

    a=[1 0 0 1 1 0 1 0 1 1];

    K=length(a)

    initial_phase=pi;

    f=4;

    N=200;

    i=[0:1:N-1];

    sin1=sin(2*pi*f*i/N);

    for j=[1:1:K]

    for i=[1:1:N]

    yout(N*(j-1)+i)=a(j)*sin1(i);

    end

    end

    subplot(4,1,2)

    hold on

    plot(yout)

    GRID ON

    10. Modulasi FSK

    a. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi

    a=[1 0 0 1 1 0 1 0 1 1];

    K=length(a)

    initial_phase=pi;

    N=200;

    for j=[1:1:K]

    for i=[1:1:N]

    a1(N*(j-1)+i)=a(j);

    end

    end

    figure(6)

    subplot(4,1,1)

    plot(a1,'--r')

    hold on

    grid on

    b. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)

  • f1=4;

    f2=3;

    N=100;

    i=[0:1:N-1];

    sin2=sin(2*pi*f2*i/N);

    sin1=sin(2*pi*f1*i/N);

    sin22=sin2;

    sin11=sin1;

    for j=[1:1:K-1]

    sin22=[sin22 sin2];

    sin11=[sin11 sin1];

    end

    hold on

    subplot(4,1,2)

    plot(sin11)

    grid on

    c. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan

    fungsi Modulasi FSK

    a=[1 0 0 1 1 0 1 0 1 1];

    K=length(a)

    initial_phase=pi;

    f1=5;

    f2=2;

    N=200;

    i=[0:1:N-1];

    sin2=sin(2*pi*f2*i/N);

    sin1=sin(2*pi*f1*i/N);

    for j=[1:1:K]

    for i=[1:1:N]

    yout(N*(j-1)+i)=a(j)*sin1(i)+(1-a(j))*sin2(i);

    end

    end

    subplot(4,1,3)

    plot(yout')

    hold on

    11. Modulasi PSK

    a. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi

    a=[0 0 0 1 1 0 1 0 1 1];

    K=length(a)

    initial_phase=pi;

    N=200;

  • for j=[1:1:K]

    for i=[1:1:N]

    a1(N*(j-1)+i)=a(j);

    end

    end

    figure(33)

    subplot(4,1,1)

    plot(a1)

    hold on

    grid on

    b. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)

    f=2;

    N=200;

    i=[0:1:N-1];

    sin2=sin(2*pi*f*i/N);

    sin1=sin(2*pi*f*i/N+pi);

    for j=[1:1:K]

    for i=[1:1:N]

    yout(N*(j-1)+i)=a(j)*sin1(i)+(1-a(j))*sin2(i);

    end

    end

    sin22=sin2;

    sin11=sin1;

    for j=[1:1:K-1]

    sin22=[sin22 sin2];

    sin11=[sin11 sin1];

    end

    subplot(4,1,2)

    plot(sin22)

    hold on

    grid on

    c. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan

    fungsi Modulasi PSK

    a=[0 0 0 1 1 0 1 0 1 1];

    K=length(a)

    a3=a;

    a2=a;

    for j=[2:1:K]

    if a(j)==a(j-1)

    a2(j)=0;

    else

    a2(j)=1;

  • end

    end

    a

    a=a2;

    a

    initial_phase=pi;

    f=2;

    N=200;

    i=[0:1:N-1];

    sin2=sin(2*pi*f*i/N);

    sin1=sin(2*pi*f*i/N+pi);

    for j=[1:1:K]

    for i=[1:1:N]

    yout(N*(j-1)+i)=a(j)*sin1(i)+(1-a(j))*sin2(i);

    end

    end

    subplot(4,1,3)

    plot(yout)

    hold on

    grid on

    VI. Prosedur Percobaan

    8. ASK (Amplitudo Shift Keying)

    a. Jalankan software MATLAB dengan klik ganda ikon pada dekstop

    b. Buat M-File baru dengan klik toolbar new script

    c. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal informasi yang

    diinginkan.

    d. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal pembawa (Carrier)

    e. Masukan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal

    pembawa (Carrier).

    f. Ubah parameter-parameter seperti yang ditentukan.

    g. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.

    9. Modulasi Frekuensi

    a. Jalankan software MATLAB dengan klik ganda ikon pada dekstop

    b. Buat M-File baru dengan klik toolbar new script

    c. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal informasi yang

    diinginkan.

    d. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal pembawa (Carrier)

  • e. Masukan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal

    pembawa (Carrier).

    f. Ubah parameter-parameter seperti yang ditentukan.

    g. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.

    10. Modulasi Phasa

    a. Jalankan software MATLAB dengan klik ganda ikon pada dekstop

    b. Buat M-File baru dengan klik toolbar new script

    c. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal informasi yang

    diinginkan.

    d. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal pembawa (Carrier)

    e. Masukan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal

    pembawa (Carrier).

    f. Ubah parameter-parameter seperti yang ditentukan.

    g. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.