modul pendidikan dan latihan profesi guru · pdf file3 mengajar. tanpa kepekaan itu guru sulit...

35
MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: doanliem

Post on 03-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

MODUL

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

(PLPG)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :

Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd.

PANITIA SERTIFIKASI GURU

RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

2

MATERI PELATIHAN

A. Ihwal Penelitian Tindakan Kelas

1. Konsep Dasar PTK

Untuk mengetahui konsep penelitian tindakan kelas (PTK)—yang di dalam

bahasa Inggris disebut classroom action research (CAR)—secara jelas perlu

dikemukakan sejumlah batasan tentang penelitian tersebut. Dave Ebbutt,

sebagaimana dikutip Hopkins (1993), menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah

kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh

sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan melalui

refleksi atas hasil tindakan tersebut.

Suharsimi Arikunto (2006) menjelaskan frasa penelitian tindakan kelas dari

unsur kata pembentuknya, yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian mengacu

pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk

meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

Tindakan mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas tindakan itu berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa. Kelas mengacu pada pengertian yang tidak terikat pada ruang

kelas, tetapi pada pengertian yang lebih spesifik. Istilah kelas mengacu pada

sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari

guru yang sama. Kelas bukan wujud ruang, tetapi sekelompok peserta didik yang

sedang belajar. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat dilakukan tidak

hanya di ruang kelas, tetapi di mana saja tempatnya, yang penting ada sekelompok

anak belajar. Pembelajaran dapat terjadi di laboratorium, di perpustakaan, di lapangan

olahraga, di tempat kunjungan, atau tempat lain.

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa dalam kegiatan penelitian tindakan,

guru merupakan faktor utama yang harus memainkan perannya secara baik. Guru

dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap permasalahan dalam proses belajar

Page 3: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

3

mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk

diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi, maka sulit bagi guru untuk

memperbaiki kinerjanya, terlebih memperbaiki sistem yang ada.

Menurut Hopkins (1993), PTK memiliki karakteristik sebagai berikut (1)

perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry om practice from within); (2)

usaha kolaboratif antara guru dan dosen (a collaborative effort between scholl

teachers and teacher educators); dan (3) bersifat fleksibel (a reflective practice made

public).

Secara umum, menurut Rochman Natawidjaya (1977) tujuan penelitian

tindakan kelas adalah sebagai berikut: (1) untuk menanggulangi masalah atau

kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga

kependidikan, terutama yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan

pengembangan materi pengajaran; (2) untuk memberikan pedoman bagi guru atau

administrator pendidikan di sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu

kinerja atau mengubah sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif; (3)

untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru, yaitu

sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak

menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut; (4) untuk

memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran yang sedang

berjalan dan sulit untuk ditembus oleh pembaharuan pada umumnya; (5) untuk

membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara praktisi (guru)

dengan para peneliti akademis; dan (6) untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem

atau masyarakat sekolah, yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa,

orang tua, dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.

Apabila tujuan-tujuan di atas dapat dicapai, maka guru akan memperoleh

sekurang-kurangnya empat manfaat penting dari pelaksanaan PTK. Manfaat PTK

meliputi (1) Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran; (2) Guru dapat

meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan

pembelajaran yang muncul; (3) Melalui PTK guru akan terlatih untuk

Page 4: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

4

mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah; dan (4) Kemampuan

reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam terhadap upaya inovasi dan

pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya

peningkatan kemampuan profesionalisme guru.

Berdasarkan pendapat di atas secara ringkas dapat disenaraikan prinsip PTK

yaitu (1) Tidak mengganggu komitmen mengajar; (2) Tidak terlalu menyita waktu;

(3) Masalah nyata dihadapi guru; (4) Dimulai dari hal-hal yang sederhana; (5)

Metodenya andal, yaitu identifikasi dan rumusan hipotesis → meyakinkan dan

strategi dapat diterapkan di kelas; (6) Pilihan tindakan dapat dilaksanakan; (7) Terikat

oleh waktu (terencana); (8) Konsisten terhadap prosedur etika; (9) Berorientasi pada

perbaikan masalah; (10) Proses belajar sistematik; (11) Guru perlu membuat jurnal

untuk mencatat perubahan; dan (12) Guru memiliki kemampuan reflektif.

Kegiatan belajar mengajar tidak mungkin terjadi hanya semata-mata karena

ada unsur siswa dan guru. Kegiatan yang mereka lakukan tentu didasarkan pada

tujuan tertentu yang telah ditetapkan dan untuk mencapai tujuan itulah diperlukan

sejumlah komponen pembelajaran lainnya. Guru dan siapapun yang terlibat dalam

proses pembelajaran harus memandang sesuatu selalu dalam keseluruhan dan dalam

kaitan dengan unsur lain.. Komponen-komponen dari sebuah kelas adalah (1) siswa, (2)

guru, (3) materi pelajaran, (4) media pembelajaran, (5) lingkungan pembelajaran,

dan (6) manajemen sekolah, dan (7) hasil belajar. Dengan demikian, objek

pengamatan dalam penelitian tindakan kelas tidak harus selalu ketika proses

pembelajaran sedang berlangsung karena kelas bukan ruang, tetapi sekelompok

siswa.

Page 5: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

5

B. Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas

Terdapat beberapa model penelitian tindakan yang diusulkan oleh sejumlah

tokoh, seperti model Kemmis dan McTanggart, model Elliot, model Ebbutt, dan

model McKernan. Model-model tersebut dikembangkan dari pemikiran Kurt

Lewin—orang yang dianggap sebagai penggagas awal penelitian tindakan. Kurt

Lewin (dalam McNiff, 1992: 22) mengambarkan penelitian tindakan sebagai

serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap,

yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting). Langkah-langkah itu dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

planning

reflecting acting

observing

GambarGambar 2. Model 2. Model DasarDasar PenelitianPenelitian TindakanTindakan KelasKelas

Tahap-tahap di atas, yang membentuk satu siklus, dapat dilanjutkan ke siklus

berikutnya dengan rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi ulang berdasarkan

hasil yang dicapai pada siklus sebelumnya. Jumlah siklus dalam suatu penelitian

tindakan bergantung pada apakah permasalahan penelitian yang dihadapi sudah dapat

dipecahkan. Pengembangan terhadap model dasar tersebut dapat dilihat pada Gambar

2 di bawah ini.

Page 6: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

6

Model PTK Model PTK ((pengembanganpengembangan))

plan

reflect act

observe

plan

reflectact

observe

GambarGambar 3. Model 3. Model DasarDasar PenelitianPenelitian yang yang DikembangkanDikembangkan

Model PTK Model PTK ((pengembanganpengembangan))

2. Penetapan Fokus Masalah Penelitian

a. Merasakan Adanya Masalah

Hal yang sangat diperlukan agar Anda dapat menerapkan PTK sebagai upaya

memperbaiki dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih profesional,

Anda dituntut untuk berani mengatakan secara jujur mengenai beberapa sisi lemah

yang masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran yang Anda kelola.

Dengan kata lain, Anda harus mampu merefleksi, merenung, berpikir balik, mengenai

apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka

mengidentifikasikan sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses perenungan itu,

terbuka peluang bagi Anda untuk menemukan kelemahan-kelemahan praktik

pembelajaran yang selama ini mungkin Anda lakukan secara tanpa Anda sadari.

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa permasalahan yang Anda angkat

dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-masalah yang Anda hayati sebagai

guru dalam praktik pembelajaran, bukan praktik yang disarankan, apalagi ditentukan

oleh pihak luar termasuk oleh kepala sekolah yang menjadi mitra. Permasalahan

tersebut dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum,

interaksi pembelajaran, dan hasil belajar siswa.

dst.

Page 7: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

7

b. Identifikasi Masalah PTK

Sebagaimana telah dijelaskan, penetapan arah PTK berangkat dari diagnosis

terhadap keadaan yang bersifat umum. Anda pun dapat memulai proses penemuan

permasalahan dengan bertolak pada gagasan-gagasan yang masih bersifat umum

mengenai keadaan yang perlu diperbaiki. Menurut Hopkins (1993), untuk mendorong

pikiran-pikiran dalam mengembangkan fokus PTK, kita bisa bertanya kepada diri

sendiri, misalnya:

(1) Apa yang sedang terjadi sekarang?

(2) Apakah yang sedang terjadi itu mengandung permasalahan?

(3) Apa yang bisa saya lakukan untuk mengatasinya?

Pada tahap ini yang paling penting adalah menghasilkan gagasan-gagasan

awal mengenai permasalahan aktual yang Anda alami sebagai guru di kelas. Dengan

berangkat dari gagasan-gagasan awal tersebut, Anda dapat berbuat sesuatu untuk

memperbaiki keadaan dengan menggunakan PTK. Masalah yang Anda rasakan atau

pernah Anda alami dapat Anda catat. Masalah dapat berasal dari guru, siswa, bahan

ajar, kurikulum, interaksi pembelajaran, hasil belajar, media, dan sebagainya.

Sering dijumpai betapa tidak mudahnya mengidentifikasi permasalahan. Jika

hal ini terjadi, Anda dapat meminta bantuan pada sesama guru, berdiskusi dengan

dosen mitra dan/atau melacak sumber-sumber kepustakaan yang relevan.

c. Analisis Masalah

Setelah identifikasi masalah dapat dilakukan, Anda sebagai peneliti—secara

individu atau bermitra dengan guru lain—melakukan analisis terhadap masalah-

masalah tersebut untuk menentukan urgensi pengatasan. Dengan kegiatan tersebut

akan dapat ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi. Tidak perlu

ditekankan lebih kuat lagi bahwa analisis masalah perlu dilakukan secara cermat

sebab keberhasilan pada tahap analisis masalah akan menentukan keberhasilan

Page 8: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

8

keseluruhan pelaksanaan PTK. Jika PTK berhasil dilaksanakan dengan membawa

kemanfaatan yang dapat Anda rasakan dan dapat dirasakan pula oleh sekolah

(intrinsically rewarding), keberhasilan ini akan menjadi motivasi bagi Anda untuk

meneruskan usaha di masa-masa yang akan datang. Di samping itu, temuan-temuan

yang dihasilkan melalui PTK itu akan menarik bagi guru lain yang belum mengikuti

program PTK untuk juga mencoba melaksanakannya.

d. Perumusan Masalah

Setelah menetapkan fokus permasalahan serta menganalisisnya menjadi

bagian-bagian yang lebih kecil, selanjutnya Anda perlu merumuskan permasalahan

secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan

membuka peluang bagi Anda untuk menetapkan tindakan perbaikan (alternatif solusi)

yang perlu dilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan termasuk prosedur

perekamannya serta cara menginterpretasikannya, khususnya yang perlu dilakukan

sementara tindakan perbaikan dilaksanakan dan data mengenai proses dan/atau

hasilnya itu direkam. Di samping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan

dilakukan itu juga memberikan arahan kepada Anda untuk melakukan berbagai

persiapan termasuk yang berbentuk pelatihan guna meningkatkan keterampilan untuk

melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud.

3. Perencanaan Tindakan

a. Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan

Alternatif tindakan perbaikan juga dapat dilihat sebagai hipotesis dalam arti

mengindikasikan dugaan mengenai perubahan dalam arti perbaikan yang bakal terjadi

jika suatu tindakan dilakukan. Misalnya, Jika kebiasaan membaca ditingkatkan

melalui penugasan mencari kata atau istilah serapan, perbendaharaan kata akan

meningkat rata-tara 10% setiap bulannya. Dari contoh ini, hipotesis tindakan

merupakan tindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi

dengan penyelenggaraan PTK.

Page 9: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

9

Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, Anda dapat melakukan

kegiatan berikut ini.

(1) Pengkajian teoretik di bidang pembelajaran/pendidikan.

(2) Pengkajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan.

(3) Diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti lain, dan sebagainya.

(4) Pengkajian pendapat dan saran pakar pendidikan khususnya yang dituangkan

dalam bentuk program.

(5) Perefleksian pengalaman Anda sebagai guru.

b. Analisis kelaikan hipotesis tindakan

Setelah diperoleh gambaran awal mengenai sejumlah hipotesis tindakan

saelanjutnya Anda perlu melakukan pengkajian terhadap kelaikan dan masing-masing

hipotesis tindakan itu dari segi “jarak” yang terdapat antara situasi nyata dengan

situasi ideal yang dijadikan rujukan. Jika terdapat jarak yang terlalu jauh di antara

keduanya sehingga dalam praktik akan sulit untuk mengupayakan perwujudannya,

tindakan yang dilakukan tidak akan membuahkan hasil yang optimal (Imam dkk,

2004).

Berdasarkan pada kondisi dan situasi yang dipersyaratkan perwujudannya

tindakan yang dilakukan dalam rangka PTK harus diterapkan sedemikian sehingga

masih ada dalam batas-batas kemampuan guru serta dukungan fasilitas yang tersedia

di sekolah maupun kemampuan rata-rata siswa untuk “mencernakannya”. Dengan

kata lain, sebagai aktor PTK, guru hendaknya cukup realistis dalam menghadapi

kenyataan keseharian dunia sekolah tempat ia berada dan melaksanakan tugasnya.

Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik. Itu berarti bahwa baik

proses “implementasi” tindakan yang dilakukan maupun dampak yang

diakibatkannya dapat diamati oleh guru yang merupakan aktor dalam PTK maupun

mitra kerjanya. Sebagian dan gejala-gejala yang dapat diamati itu dapat dinyatakan

dengan angka-angka namun sebagian lagi hanya dapat diberikan secara kualitatif.

Page 10: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

10

Namun, yang paling penting gejala-gejala tersebut harus dapat diverifikasi oleh

pengamat lain, apabila diperlukan (Imam dkk., 2004).

c. Persiapan Tindakan

Sebelum PTK dilaksanakan, tim PTK perlu melakukan berbagai persiapan

sehingga semua komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik. Langkah-

langkah persiapan yang perlu ditempuh itu sebagai berikut:

(1) membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan

guru di samping bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka

implementasi tindakan perbaikan yang telah direncanakan;

(2) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, seperti

gambar-gambar dan alat-alat peraga;

(3) mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil

tindakan perbaikan, kalau perlu juga dalam bentuk pelatihan-pelatihan; dan

(4) melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji

keterlaksanaan rancangan sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal

kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya. Sebagai aktor PTK, guru

harus terbebas dari rasa takut gagal dan takut berbuat kesalahan.

4. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, sangatlah beralasan

untuk beranggapan bahwa PTK dilakukan oleh seorang guru atas prakarsanya sendiri,

meskipun memang terbuka peluang bagi pelaksana PTK secara kolaboratif itu berarti

bahwa observasi yang dilakukan oleh guru sebagai aktor PTK tidak dapat digantikan

oleh pengamat luar atau oleh sarana perekam, betapapun canggihnya.

Dengan kata lain, penyaturagaan implementasi tindakan dan observasi-

interpretasi proses dan hasil implementasi tindakan tersebut terjadi karena keduanya

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tindakan alamiah pembelajaran.

Page 11: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

11

a. Pelaksanaan Tindakan

Jika semua tindakan persiapan telah selesai, skenario tindakan perbaikan yang

telah direncanakan itu dapat Anda laksanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan

pelaksanaan tindakan perbaikan ini nmerupakan tindakan pokok dalam siklus PTK,

dan sebagaimana telah diisyaratkan di atas, pada saat yang bersamaan kegiatan

pelaksanaan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti

dengan kegiatan refleksi.

Observasi dan interpretasi memang lazim dalam konteks supervisi pengajaran,

tetapi sebagaimana diisyaratkan pada bagian terdahulu dan kembali ditekankan di

atas. PTK bukan supervisi pengajaran, meskipun memang mungkin saja dalam PTK

juga tergelar dimensi supervisi pengajaran. Dalam konteks PTK, supervisi pengajaran

yang berpeluang terjadi adalah supervisi kesejawatan (peer supervision). Dengan kata

lain, berbeda dengan konteks supervisi pada umumnya. Dalam supervisi umum, tata

hubungan bersifat subordinatif, sebaliknya dalam konteks PTK terdapat keterlibatan

dua pihak yang setara sehingga mekanisme yang tergelar lebih menyerupai interaksi

kesejawatan ( peer to peer).

b. Observasi dan Interpretasi

Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang

terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Yang

penting dicatat pada kesempatan ini adalah kadar interpretasi yang terlibat dalam

rekaman hasil observasi. Sesuai dengan hakikat data yang dikehendaki observasi

harus dilakukan secara bersamaan dengan interpretasi. Sebagai contoh, interpretasi itu

perlu dilakukan pada saat yang bersamaan dengan pelaksanaan observasi seperti yang

lazim diperlukan dalam mengamati dan/atau tindakan profesional Anda dalam

interaksi pembelajaran. Observasi semacam ini dinamakan observasi yang

berinferensi tinggi (high-inference observation) yang merupakan pendekatan

interpretatif dalam observasi yang digunakan dalam rangka penerapan alat penilai

Page 12: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

12

kemampuan guru (APKG) sebagai piranti penyusunan pengumpulan data mengenai

kinerja calon guru dalam pelaksanaan PPL.

c. Diskusikan Balikan

Meskipun dirujuk supervisi klinis dalam menetapkan observasi PTK, perlu

diingat kekhasannya, yaitu observasi oleh dan untuk sejawat (Hopkins: 1993). Dalam

observasi kejawatan ini mitra pengamat dapat menggelar berbagai fungsi sesuai

dengan kebutuhan yang kontekstual, melakukan pengamatan secara umum,

memusatkan perhatian pada suatu fokus, secara langsung melakukan semacam

verifikasi kepada siswa untuk pada saat-saat yang tepat sementara kegiatan

pembelajaran berlangsung, dan/atau mencatat sesuatu kejadian penting yang mungkin

luput dari perhatian guru sebagai aktor tindakan perbaikan.

Observasi kelas akan memberikan manfaat apabila pelaksanaannya diikuti

dengan diskusi balikan (review discussion). Balikan yang terburuk adalah yang

terlalu dipusatkan pada kekurangan dan/atau kesalahan guru aktor tindakan

perbaikan, diberikan secara satu arah, yaitu dari pengamat kepada guru, yang

bertolak dari kesan-kesan yang kurang didukung data, dan/atau dilaksanakan terlalu

lama setelah observasi dilakukan (Imam dkk., 2004).

5. Analisis dan Refleksi

Salah satu ciri khas profesionalitas adalah dilakukannya pengambilan

keputusan ahli sebelum, sementara, dan sesudah tindakan layanan ahli dilaksanakan.

Dengan bermodalkan kemampuan dan wawasan kependidikan. Anda dapat membuat

rancangan pembelajaran berdasarkan serentetan keputusan situasional dengan

menggunakan apa yang telah belajar dari titik berangkat (Imam, 2004).

Lebih lanjut dijelaskan oleh Imam dkk. (2004) bahwa untuk dapat melakukan

secara efektif, pengambilan keputusan sebelum, sementara, dan setelah program

pembelajaran dilaksanakan, Anda sebagai guru dan terlebih–lebih ketika juga

berperan sebagai pelaksanaan PTK, melakukan refleksi. Artinya, Anda merenungkan

Page 13: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

13

secara intens apa yang telah terjadi dan tidak terjadi, mengapa segala sesuatu terjadi

dan/atau tidak terjadi, serta menjajaki alternatif-alternatif solusi yang perlu dikaji,

dipilih, dan dilaksanakan untuk dapat mewujudkan apa yang dikehendaki. Secara

teknis, refleksi dilakukan dengan melakukan analisis dan sintesis, di samping induksi

dan deduksi. Suatu proses analitik terjadi jika objek kajian diuraikan menjadi bagian-

bagian, serta dicermati unsur-unsurnya. Sementara itu, suatu proses sintetik terjadi

apabila berbagai unsur objek kajian yang telah diuraikan tersebut dapat ditemukan

kesamaan esensinya secara konseptual sehingga dapat ditampilkan sebagai suatu

kesatuan.

a. Analisis Data

Berbeda dari interpretasi data hasil tiap observasi yang dijadikan bahan tiap

diskusi balikan sebagai tindak lanjut dan suatu observasi sebagaimana telah

digunakan sebelumnya, menurut Imam dkk. (2004), analisis data dalam rangka

refleksi setelah implementasi suatu paket tindakan perbaikan mencakup proses dan

dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK sebagai keseluruhan.

Dalam hubungan ini analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan,

memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematik dan

rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun

jawaban terhadap tujuan PTK.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa analisis data dilakukan melalui tiga tahap,

yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses

penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian

data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses

penampilan data secara sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular

termasuk dalam format matriks, representasi grafis, dan sebagainya. Penyimpulan

adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut

dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat, tetapi

mengandung pengertian yang luas.

Page 14: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

14

b. Refleksi

Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan/atau tidak

terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan oleh tindakan

perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan

langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Dengan perkataan lain,

refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam

pencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka

mencapai tujuan akhir yang mungkin ditetapkan dalam rangka pencapaian berbagai

tujuan sementara lainnya. Apabila dicermati, dalam proses refleksi tersebut dapat

ditemukan komponen-komponen sebagai berikut.

Gambar 4. Proses Refleksi dalam Penelitian

6. Perencanaan Tindak Lanjut

Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah

dilaksanakan dapat mengatasi masalah yang memicu penyelenggaraan PTK atau

belum. Jika hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan, maka

dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan

sebelumnya atau, dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk

mengatasi masalah yang ada.

ANALISIS PEMAKNAAN PENJELASAN PENYUSUNAN

SIMPULAN

IDENTIFIKASI

TINDAK

LANJUT

Page 15: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

15

Jika masalah yang diteliti belum tuntas atau belum memuaskan

pengatasannya, maka PTK harus dilanjutkan pada siklus ke-2 dengan prosedur yang

sama seperti pada siklus ke-1, yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, dan analisis-refleksi. Jika pada

siklus ke-2 ini permasalahannya sudah terselesaikan (memuaskan), maka tidak perlu

dilanjutkan dengan siklus ke-3. Namun, Jika pada siklus ke-2 masalahnya belum

terselesaikan, maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke-3, dan seterusnya.

C. Penyusunan Proposal Penelitian

Kegiatan penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana itu disebut

usulan penelitian atau yang lazim disebut proposal penelitian. Proposal penelitian

merupakan cetak biru (blue print) dari sebuah penelitian. Untuk dapat menyusun

proposal penelitian dengan baik perlu dipahami terlebih dahulu komponen-komponen

proposal. Proposal Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya terdiri atas komponen-

komponen sbb.:

Judul

Pengesahan (jika perlu)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

B. Subjek Penelitian

Page 16: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

16

C. Data dan Sumber Data

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Validitas Data

F. Teknik Analisis Data

G. Indikator Kinerja/Keberhasilan

H. Prosedur Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan sistematika di atas, berikut ini Anda dapat mengikuti uraian

singkat tiap-tiap komponen tersebut.

1. Judul Penelitian

Judul proposal memuat pernyataan yang jelas tentang permasalahan yang

diteliti (misal: peningkatan kemampuan menulis siswa) dan bentuk tindakan yang

akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut (misal: penerapan strategi

komposisi terkendali dan terarah). Meminjam istilah dalam penelitian kuantitatif,

permasalahan yang diteliti (Y) dan bentuk tindakan untuk mengatasi permasalahan

(X). Judul hendaknya dikemukakan secara singkat, spesifik, jelas, dan mensugesti

ketertarikan pembaca (mengorak pesona). Penjudulan yang baik akan menarik

pembaca untuk membaca lebih jauh isi proposal penelitian tersebut.

Contoh Judul PTK:

PENERAPAN STRATEGI KOMPOSISI TERKENDALI DAN TERARAH

UNTUK MENINGKATKAN KAMAMPUAN MENULIS SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Surakarta)

2. Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas.

Kemukakan hal-hal yang mendorong atau argumentasi pentingnya dilakukan

Page 17: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

17

penelitian. Mengapa sesuatu itu dipermasalahkan dan akan diteliti. Uraikan proses

yang terjadi—yang dilakukan guru atau antara guru dan guru atau antara guru dan

dosen—dalam mengidentifikasi permasalahan penelitian. Dalam bagian ini perlu

dikemukakan kondisi nyata (baik siswa maupun guru), kondisi yang seharusnya atau

diharapkan (baik siswa maupun guru), masalah nyata (adanya kesenjangan antara

kenyataan yang ada dengan kondisi yang seharusnya atau diharapkan). Kemukakan

data-data atau fakta-fakta yang ditemukan di lapangan (kelas atau sekolah), baik dari

refleksi guru itu sendiri, pengamatan terhadap kegiatan KBM, wawancara dengan

siswa atau guru, analisis berbagai dokumen yang relevan, dan sebagainya. Sejalan

dengan masalah yang telah Anda kemukakan kemukakan tindakan untuk mengatasi

masalah tersebut. Untuk lebih meyakinkan bahwa pilihan tindakan yang Anda ajukan

memiliki pijakan ilmiah sedapat mungkin cerahi dengan kerangka teoretik dari studi

pustaka.

b. Perumusan Permasalahan

Permasalahan merupakan bagian terpenting dalam sebuah proposal penelitian.

Permasalahan adalah pertanyaan (-pertanyaan) yang jawabannya ingin dikaji melalui

penelitian. Permasalahan hendaknya dirumuskan secara jelas dan rinci dan sebaiknya

dalam bentuk pertanyaan. Hendaknya diingat bahwa permasalahan yang akan dikaji

merupakan permasalahan nyata yang terdapat di kelas atau sekolah. Oleh karena itu,

variabel yang akan diakaji harus diungkapkan secara jelas dan demikian pula

hubungan antarvariabel yang dikaji. Dengan perkataan lain, dalam perumusan

masalah, hendaknya tergambar permasalahan dan tindakan yang bakal dilakukan.

Contoh:

(1) Bagaimanakah penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah untuk

meningkatkan kemampuan menulis?

(2) Apakah penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis?

Page 18: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

18

(3) Apakah penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah dapat

meningkatkan kemampuan menulis siswa?

Penentuan permasalahan penelitian memerlukan kehati-hatian dan

kecermatan. Harus disadari oleh peneliti bahwa tidak semua masalah keilmuan yang

dihadapi dan telah diidentifikasi akan dijamin sebagai masalah yang layak dan sesuai

untuk diteliti. Peneliti perlu memperhatikan hal-hal berikut ini.

(1) Kemanfaatan hasil penelitian, yaitu seberapa jauh penelitian terhadap suatu

masalah tersebut akan memberikan sumbangan pada khasanah teori ilmu

pengetahuan atau pada pemecahan masalah-masalah praktis.

(2) Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu (a) mempunyai khasanah

keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan (b) memiliki

kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empirik yang diperlukan guna

pengujian hipotesis.

(3) Persyaratan dari segi peneliti, yaitu seberapa jauh kemampuan si peneliti

untuk melakukan penelitian. Hal ini setidak-tidaknya menyangkut lima faktor:

biaya, waktu, alat dan bahan, bekal kemampuan teoretis peneliti, dan

penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang akan digunakannya.

c. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menyatakan target tertentu yang akan diperoleh dari

kegiatan penelitian yang direncanakan. Tujuan penelitian harus dinyatakan secara

spesifik dalam pernyataan yang jelas. Kemukakan secara singkat tujuan penelitian

sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah diidentifikasi dan dirumuskan.

Tujuan umum dan khusus dikemukakan secara jelas sehingga dapat diukur tingkat

pencapaian keberhasilannya.

Contoh:

Penelitian ini bertujuan untuk:

(1) mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan strategi komposisi terkendali

dan terarah untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Page 19: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

19

(2) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis melalui penerapan

strategi komposisi terkendali dan terarah.

(3) meningkatkan kemampuan menulis siswa melalui penerapan strategi

komposisi terkendali dan terarah.

d. Kontribusi Penelitian

Kontribusi atau kegunaan penelitian menyatakan manfaat yang dapat dipetik

dari pemecahan masalah yang didapat dari hasil penelitian. Uraikan kontribusi atau

kegunaan penelitian pada proses belajar mengajar dan inovasi yang akan dihasilkan

dalam penelitian ini dalam memecahkan masalah. Kemukakan manfaat teoretis

(kepentingan ilmiah) dan manfaat praktis (kepentingan terapan). Berkenaan dengan

manfaat praktis, kemukakan, misalnya, manfaat untuk siswa, guru, dan sekolah.

3. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang

diperoleh dari acuan (buku atau jurnal-jurnal ilmiah), yang dijadikan landasan untuk

melakukan penelitian yang diusulkan. Kemukakan kajian teori yang relevan dengan

variabel masalah maupun variabel tindakan. Berdasarkan urutan, kemukakan terlebih

dahulu kajian teori yang gayut dengan variabel masalah dan baru kemudian kajian

teori yang gayut dengan variabel tindakan. Sejalan dengan contoh judul yang telah

dikemukakan, peneliti menguraikan kajian teori tentang Kemampuan Menulis dan

selanjutnya teori tentang Strategi Kompoisisi Terkendali dan Terarah. Uraian dalam

Tinjauan Pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan

digunakan dalam penelitian. Dalam hubungan ini hendaknya diusahakan pustaka

yang relevan dan terbaru. Dengan demikian, dalam bagian ini hendaknya

dikemukakan hipotesis tindakan.

Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori dan kerangka berpikir

sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis.

Page 20: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

20

a. Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang

teori (dan bukan sekadar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian

yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu

dikemukakan atau dideskripsikan akan bergantung pada luasnya permasalahan dan

secara teknis bergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Oleh karena itu, makin

banyak variabel yang diteliti, maka akan makin banyak teori yang perlu

dikemukakan.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-

variabel yang diteliti melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam

dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan dan perdiksi terhadap

hubungan antarvariabel yang akan diteliti akan menjadi lebih jelas dan terarah.

Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian

dapat digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang

diteliti atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan

baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antarvariabel yang

diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.

Untuk menguasai teori maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian,

peneliti harus rajin membaca. Orang harus rajin membaca dan menelaah yang dibaca

itu setuntas-tuntasnya agar ia dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah-

langkah berikutnya. Untuk dapat membaca dengan baik, peneliti harus mengetahui

sumber-sumber bacaan. Sumber-sumber bacaan dapat berupa buku-buku teks, kamus

(khususnya kamus istilah), ensiklopedia, jurnal ilmiah, internet, dan hasil-hasil

penelitian.

Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi,

kelengkapan, dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru

menggunakan sumber-sumber yang lama). Relevansi berkenaan dengan kecocokan

antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkenaan

Page 21: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

21

dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran berkenaan dengan dimensi

waktu. Makin baru sumber yang digunakan, makin mutakhir teori tersebut.

b. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan

secara teoretis pertautan antarvariabel yang akan diteliti. Pertautan antarvariabel

tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena

itu, pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka

berpikir.

Kerangka berpikir yang baik antara lain memuat (1) variabel-variabel yang

akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat

menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antarvariabel yang diteliti dan ada

teori yang mendasari. Dalam PTK, berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan,

penyusun proposal harus mampu menjelaskan bahwa bentuk tindakan yang akan

dilakukan dapat mengatasi permasalahan.

c. Perumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,

setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. Tetapi perlu

diketahui bahwa tidak semua penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang

bersifat eksploratif dan sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu

merumuskan hipotesis

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa tinjauan pustaka menguraikan teori,

temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan (buku atau jurnal-jurnal

ilmiah), yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan. Uraian

dalam tinjauan pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan

digunakan dalam penelitian. Berdasarkan teori dan kerangka berpikir itulah

selanjutnya dikemukakan hipotesis tindakan atau hipotesis kerja.

Contoh:

Page 22: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

22

Penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran menulis.

Penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah dapat meningkatkan

kemampuan menulis siswa.

4. Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian dan memperoleh manfaat penelitian

sebagaimana yang telah dirumuskan perlu dipilih metode penelitian yang tepat.

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa komponen-komponen yang tercakup dalam

metode penelitian meliputi setting penelitian, subjek penelitian, data dan sumber data,

teknik pengumpulan data, teknik pemeriksaan validitas data, teknik analisis data,

indikator kinerja, dan prosedur penelitian. Uraian berikut ini akan menjelaskan

komponen-komponen tersebut secara singkat.

a. Setting Penelitian

Setting penelitian mengacu pada waktu dan tempat penelitian dilakukan.

Contoh:

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Surakarta.

Pemilihan tempat itu didasarkan pada pertimbangan (1) .......... , (2) ........, dsb.

Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu September sampai dengan

November 2003. Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sbb.: persiapan

penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan,

monitoring dan evaluasi, dan refleksi), penyusunan laporan penelitian, seminar hasil

penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar, serta penggandaan

dan pengiriman laporan penelitian.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan

pembelajaran. Hal ini sangat bergantung pada setting penelitian dan peneliti. Jika

Page 23: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

23

peneliti melakukan penelitian PTK di kelas yang diampunya, maka subjek penelitian

adalah siswa di kelas itu. Namun, jika seorang peneliti melaukan PTK di kelas yang

tidak diampunya dan peneliti tersebut melibatkan guru kelas sebagai kolaborator,

maka subjek penelitiannya meliputi siswa dan guru (guru kelas atau guru mata

pelajaran).

Contoh:

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 10

Surakarta. Siswa kelas VII F berjumlah 35 orang, yang terdiri atas 20 siswa

perempuan dan 15 siswa laki-kali.

Contoh lain:

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa dan guru Bahasa Indonesia SMP

Negeri 10 Surakarta. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas

III F. Dengan perkataan lain, kelas III F ditetapkan sebagai setting kelas. Sementara

itu, guru BI yang dijadikan subjek penelitian ini adalah Sy.

c. Data dan Sumber Data

Pada bagian ini hendaknya dikemukakan jenis data apa saja yang dibutuhkan

serta sumber data tersebut. Jenis data yang dijelaskan disesuaikan dengan fokus

penelitian.

Contoh:

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses

pembelajaran menulis, kemampuan siswa dalam menulis, motivasi siswa dalam

menulis, serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan

melaksanakan pembelajaran (termasuk penggunaan strategi pembelajaran) di kelas.

Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:

(1) Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru.

(2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran mengarang dan

aktivitas lain yang bertalian.

Page 24: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

24

(3) Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa Kurikulum, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, hasil karangan siswa, dan buku penilaian.

d. Teknik Pengumpulan

Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada

selanjutnya dikemukakan teknik pengumpulan data.

Contoh:

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi

pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, angket, dan tes yang masing-

masing secara singkat diuraikan berikut ini.

(1) Pengamatan

(2) Wawancara atau diskusi

(3) Kajian dokumen

(4) Angket

(5) Tes

e. Teknik Pemeriksaan Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan

sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan. Teknik yang digunakan untuk

memeriksa validitas data antara lain adalah triangulasi dan review informan kunci.

Triangulasi adalah teknik pemeriksanaan validitas data dengan memanfaatkan

sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexy

J. Moleong, 1995: 178). Teknik triangulasi yang digunakan antara lain berupa

triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Misalnya, untuk

mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan mengarang dan

faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal-hal berikut: (1) memberikan tes

mengarang dan selanjutnya menganalisis hasil karangan itu untuk mengidentifikasi

kesalahan yang masih mereka buat dan (2) melakukan wawancara dengan guru untuk

mengetahui pandangan guru tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam

Page 25: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

25

mengarang, fasilitas pembelajaran yang dimiliki atau tidak dimiliki sekolah, kegiatan

pembelajaran mengarang di kelas, penilaian yang dilakukan guru, dan sebagainya.

Review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi

temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan

informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Hal ini dilakukan melalui

kegiatan diskusi antartim peneliti setelah kegiatan pengamatan maupun kajian

dokumen.

f. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah

berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik

deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Taknik statistik deskriptif komparatif

digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus.

Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap

siklus. Misal: membandingkan rerata nilai kemampuan menulis siswa pada kondisi

sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II, dan seterusnya. Teknik analisis

kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk

mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar

mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoretis maupun

dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun

perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis

data dilakukan bersamaan dan/atau setelah pengumpulan data.

g. Indikator Kinerja

Pada bagian ini perlu dikemukakan atau dirumuskan indikator sebagai tolok

ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan. Indikator kinerja merupakan rumusan

kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan

penelitian.

Contoh:

Peningkatan kemampuan menulis siswa.

Page 26: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

26

Misalnya:

Anak yang memperoleh nilai 7,5 lebih dari 80 %

Nilai rata-rata menulis siswa meningkat (dari 65 menjadi 70)

h. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas pada umumnya dilakukan dalam beberapa siklus,

misalnya tiga siklus. Oleh karena itu, perlu digambarkan rancangan tindakan pada

masing-masing siklus.

D. Penyusunan Laporan Penelitian

Tujuan penulisan laporan penelitian adalah untuk mengomunikasikan hasil-

hasil penelitian kepada pihak lain. Selain itu, laporan penelitian dimaksudkan sebagai

bentuk pertanggungjawaban peneliti kepada pihak tertentu atas proses dan hasil

penelitian yang telah dilakukan. Berkenaan itu, peneliti haruslah menyadari untuk

siapakah laporan penelitian itu ditulis atau disampaikan. Jawaban terhadap

pertanyaan ini mempengaruhi hampir semua bagian atau aspek dalam laporan

penelitian. Laporan yang ditulis dan ditujukan kepada lembaga pemberi dana

penelititan tentu harus disusun sesuai dengan format dan segala ketentuan yang

digariskan. Lain lagi kalau laporan itu berupa skripsi, tesis atau disertasi yang ditulis

orang seorang mahasiswa. Laporan penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel untuk

sebuah jurnal ilmiah tentu berbeda dengan artikel yang disusun dalam bentuk

makalah, buku, atau yang akan dipublikasikan di surat kabar atau majalah.

Laporan penelitian pada umumnya ditulis setelah peneliti merampungkan

semua proses pengumpulan data serta menganalisis data tersebut. Cara kerja

demikian dapat dikatakan kurang efisien. Peneliti hendaknya mempersiapkan proses

penyusunan laporan sejak kegiatan penelitian dimulai. Sehubungan dengan itu,

peneliti perlu merancang garis besar laporan bersamaan waktunya dengan pada

waktu ia mengajukan desain penelitian.

Page 27: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

27

Laporan penelitian biasanya terdiri atas tiga bagian, bagian awal

(preliminary), bagian pokok, dan bagian akhir. Namun, aspek-aspek yang tercakup

dalam masing-masing bagian tersebut bisa bervariasi. Hal itu bergantung pada jenis

penelitian maupun lembaga penelitian atau lembaga penyandang dana penelitian.

Berikut ini dikemukakan salah satu contoh struktur atau format penelitian.

Bagian Awal

LEMBAR JUDUL PENELITIAN

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL (JIKA ADA)

DAFTAR GAMBAR (JIKA ADA)

DAFTAR LAMPIRAN

Bagian Pokok

Bab I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Temuan Hasil Penelitian Relevan

C. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

B. Subjek Penelitian

Page 28: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

28

C. Data dan Sumber Data

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Validitas Data

F. Teknik Analisis Data

G. Indikator Kinerja

H. Prosedur Penelitian

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Pengamatan

d. Refleksi

2. Siklus II

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Pengamatan

d. Refleksi

3. dst.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V: SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

Bagian Akhir

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Uraian berikut ini menjelaskan secara singkat setiap bagian laporan Penelitian

Tindakan Kelas.

Page 29: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

29

a. Abstrak

Pada bagian ini dituliskan dengan ringkas hal-hal pokok tentang (a)

permasalahan, khususnya rumusan masalah atau tujuan penelitian (b) metode

penelitian, dan (c) hasil penelitian.

b. Pendahuluan

Bagian ini memuat unsur latar belakang masalah, data awal tentang

permasalahan pentingnya masalah dipecahkan, perumusan masalah, tujuan

penelitian, dan manfaat penelitian.

c. Tinjauan Pustaka

Bagian ini menguraikan teori terkait dan temuan penelitian yang relevan, yang

memberi arah pada pelaksanaan PTK dan usaha peneliti membangun argumen

teoretis bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat ditingkatkan

mutu proses hasil pendidikan dan pembelajaran, bukan untuk membuktikan

teori. Bab ini diakhiri dengan hipotesis tindakan.

d. Metode Penelitian

Bagian ini menguraikan setting penelitian (deskripsi tempat atau lokasi dan

waktu penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada), menguraikan subjek

penelitian (termasuk menguraikan karakteristik subjek penelitian secara rinci),

menjelaskan data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan penelitian dan

sumber datanya, menjelaskan teknik pengumpulan data beserta instrument

yang digunakan, menjelaskan upaya peneliti untuk memperoleh data yang

valid (validitas data), menjelaskan teknik analisis data, mengemukakan

indicator kinerja atau keberhasilan sebagaimana telah dirumuskan dalam

proposal penelitian, dan menguraikan prosedur penelitian.

e. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bagian ini mengemukakan pelaksanaan penelitian serta hasil penelitian dan

pembahasannya.

Pelaksanaan Penelitian

Page 30: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

30

Pada bagian ini dijelaskan pelaksanaan penelitian pada setiap siklus:

perencanaan, tindakan, cara pemantauan beserta jenis instrumen, dan cara

analisis dan refleksi. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional dan feasible

serta collaborative. Uraian masing-masing siklus menyajikan data lengkap,

mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang berisi

penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu

ditambahkan hal yang mendasar, yaitu hasil perubahan (kemajuan) pada diri

siswa, lingkungan, guru sendiri, motivasi, dan aktivitas belajar, situasi kelas,

dan hasil belajar. Kemukakan grafik dan tabel secara optimal, hasil analisis

data yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara

sistematis dan jelas.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kemukakan grafik dan tabel secara optimal, hasil analisis data yang

menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistematis

dan jelas. Penjelasan hasil menggunakan perspektif teori tertentu maupun

norma atau ketentuan yang berlaku.

f. Kesimpulan dan Saran

Bagian ini menyajikan simpulan hasil penelitian (potret kemajuan) sesuai

dengan tujuan penelitian. Berikan saran tindak lanjut berdasarkan pembahasan

hasil penelitian.

g. Daftar Pustaka

Bagian ini memuat semua sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian

secara alfabetis.

h. Lampiran-lampiran

Memuat instrumen penelitian, personalia tenaga peneliti, riwayat hidup

masing-masing peneliti, data penelitian, dan bukti lain pelaksanaan penelitian.

Page 31: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

31

DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. Douglas. 1994. Teaching by Principles: An Interactive Approach to

Language Pedagogy. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Regents.

Dardjowijojo, Soenjono. 1988. Prinsip dan Format Penulisan Ilmiah. Yogyakarta:

Bharata.

Depdiknas. 2001. Pedoman penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan

dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Direktorat Tenaga

Kependidikan Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Gorys Keraf. 1980. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah

Harun Joko Prayitno, M. Thoybi, dan Adyana Sunanda (Ed.). 2000. Pembudayaan

Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Second Edition.

Philadelphia: Open University Press.

Imam dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia. Jakarta: Dit. PLP

Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Jujun S. Suriasumantri. 1987. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:

Sinar Harapan.

Kasihani Kasbolah E.S. 2002. “Penelitian Tindakan kelas untuk Peningkatan

Profesionalisme Guru SLTP” Makalah. Malang: Universitas Negeri Malang.

McNiff, Jean. 1992. Action Research: Principles and Practice. London: Routledge.

Mukayat D. Brotowidjojo. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika

Pressindo.

Rochman Natawidjaya. 1997. Konsep dasar Penelitian Tindakan. Bandung: IKIP

Bandung.

Sarwiji Suwandi. 2003a. ”Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam

Mengimplementasikan Kurikukum Berbasis Kompetensi,” Makalah

dipresentasikan pada Seminar Kurukulum Berbasis Kompetensi yang

diselenggarakan MKKS SLTP Kab. Wonogiri dan Dinas Pendidikan Kab.

Wonogiri pada tanggal 20 Juli 2003.

Page 32: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

32

_________. 2003b. “Penelitian Tindakan Kelas sebagai Strategi Pengembangan

Profesi Guru”, Makalah dipresentasikan pada Pendidikan dan Pelatihan

Manajemen Sekolah bagi Kepala SLTP Kabupaten Wonogiri yang

diselenggarakan BKD Pemkab Wonogiri, 8-26 September 2003.

_________. 2003c. “Penelitian Tindakan Kelas: Strategi Penyusunan Proposal”,

Makalah dipresentasikan pada Penlok PTK yang diselenggarakan P3M

STAIN Surakarta, 24-25 September 2003.

_________. 2003d. “Peranan Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa

Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Makalah

dipresentasikan pada Kongres Bahasa Indonesia VIII, Jakarta, 14–17 Oktober

2003.

_________. 2004. “Penelitian Tindakan Kelas”, Makalah dipresentasikan pada

Penlok PTK yang diselenggarakan Lembaga Penelitian Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 20 September 2004.

_________. 2005a. “Penulisan Makalah dan Artikel Ilmiah”, Makalah

dipresentasikan pada Diklat Pengembangan Profesi bagi Guru Jawa Tengah

diselenggarakan LPMP Jateng Ditjen PMPTK Depdiknas, 20 – 29 Juni 2005.

_________. 2005b. “Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas”,

Makalah dipresentasikan pada Diklat Peningkatan Profesionalisme bagi Guru-

Guru SD-SMA Kabupaten Cilacap diselenggarakan LPMP Jateng Ditjen

PMPTK Depdiknas, 10-15 Oktober 2005.

_________. 2005. ”Penerapan Strategi Komposisi Terkendali dan Terarah

(Controlled and Guided Composition) untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Siswa, dalam Varidika Vol. 17 No. 1 Juni 2005. Surakarta: UMS.

_________. 2006. “Classroom Action Research: Penelitian untuk Pemecahan

Permasalahan Pendidikan dan Perbaikan Sistem Pembelajaran”, Makalah

dipresentasikan pada Lokakarya Peningkatan Kemampuan Penelitian

Tindakan bagi Guru dan Kepala Sekolah, diselenggarakan Dinas Pendidikan

Kota Bogor, 14 – 20 Agustus 2006.

Soenjono Dardjowijojo. 1988. Prinsip dan Format Penulisan Ilmiah. Yogyakarta:

Bharata.

Soly Abimanyu dkk. 1995. Penelitian Praktis untuk Perbaikan Pengajaran.

Jakarta:Bagian Proyek PGSD, Ditjen Dikti Depdikbud.

Page 33: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

33

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara.

Suminar Setiati Achmadi. 2001. Anatomi Artikel Ilmiah dalam Harun Joko Prayitno,

M. Thoyibi, & Adyana Sunanda (Ed.) Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah.

Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Suwarsih Madya. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga

Penelitian IKIP Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Wahyu Wibowo. 2008. Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi: Paradigma Baru

Kiat Menulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Zuber-Skerritt, Ortrun. 1996. “Introduction: New Direction in Action Research”,

dalam Ortrun Zuber-Skerritt (Ed.). New Direction in Action

Research.Washington, D.C.: The Falmer Press.

Page 34: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

34

FORM LATIHAN PEMBUATAN PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

I. PENDAHULUAN

Komponen Deskripsi Masing-masing Subbagian

Judul

Latar belakang

masalah

1. Kondisi yang diharapkan

2. Kondisi riil yang dihadapi guru

3. Masalah (kesenjangan antara harapan dan kenyataan)

4. Faktor-faktor penyebab masalah

5. Tindakan untuk mengatasi masalah

Perumusan

Masalah

Tujuan

Penelitian

Manfaat

penelitian

Bagi siswa

Bagi guru

Bagi sekolah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

TINJAUAN

PUSTAKA

Konsep Variabel 1

Konsep Variabel 2

dan seterusnya

Kerangka

Berpikir

1. Deskripsi Kerangka Berpikir Penelitian

2. Skema Kerangka Berpikir

Hipotesis

Tindakan

III. Metode Penelitian

Subjek Penelitian

Setting Penelitian

Page 35: MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU · PDF file3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi,

35

Prosedur

Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

2. Pelaksanaan Tindakan

3. Observasi Tindakan

4. Analisis dan Refleksi