modul pembelajaran ekonomi sma kelas x

75
MODUL PEMBELAJARAN EKONOMI SMA KELAS X PENDAPATAN NASIONAL, INFLASI, DAN INDEKS HARGA Audry Nyonata (4) Bernardus Hendy (5) Billy Giovanni (6) Christoper Julius (7) Pieter Hans Parlindungan

Upload: audrynyonata

Post on 11-Dec-2014

219 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

MODUL PEMBELAJARAN EKONOMI SMA KELAS X

PENDAPATAN NASIONAL, INFLASI, DAN INDEKS HARGAAudry Nyonata (4) Bernardus Hendy (5) Billy Giovanni (6) Christoper Julius (7) Pieter Hans Parlindungan

PENDAPATAN NASIONAL, INFLASI, DAN INDEKS HARGASituasi ekonomi suatu negara harus diketahui oleh pemerintah negara tersebut. Jika pemerintah mengetahui situasi ekonomi negaranya, maka akan dengan mudah menentukan kebijakan-kebijakan ekonomi. Situasi ekonomi suatu negara dapat diketahui, salah satunya dengan melihat pendapatan nasionalnya. Pendapatan nasional terdiri dari beberapa komponen karena merupakan pendapatan seluruh faktor produksi sebagai hasil kegiatan produksi. Kita akan mempelajari mengenai pendapatan nasional dan inflasi serta indeks harga. Dengan menghitung pendapatan nasional kita dapat mengetahui keadaan ekonomi negara kita dan bagaimana posisi ekonomi negara kita di mata dunia.

TUJUAN PEMBELAJARANSetelah mempelajari bab ini diharapkan siswa mampu: 1. Mendeskripsikan konsep pendapatan nasional 2. Mendeskripsikan konsep GDP, PDRB, GNP, NNP, NNI, PI, DI 3. Menghitung pendapatan nasional dengan tiga metode pendekatan 4. Menjelaskan hubungan pendapatan nasional, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita 5. Mendeskripsikan manfaat perhitungan pendapatan nasional 6. Mendeskripsikan konsep inflasi dan indeks harga 7. Menjelaskan kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi

PENDAPATAN NASIONAL, INFLASI, DAN INDEKS HARGAPENDAPATAN NASIONALKonsep Pendapatan Nasional Metode Penghitungan Pendapatan Faktor Nasional Komponen Pendapatan Nasional Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional Pendapatan Perkapita Usaha Meningkatkan Pendapatan INFLASI INDEKS HARGA

Faktor

Jenis Indeks Harga

Jenis InflasiTeori Inflasi Istilah dalam Inflasi Mengukur Inflasi Dampak Inflasi Cara Mengatasi Inflasi

Peran Indeks HargaData Penyusun Indeks Harga Syarat Data Penyusun Indeks Harga Penilaian Periode Dasar Penghitungan Indeks Harga

PENDAPATAN NASIONAL(National Income)Perusahaan memproduksi barang dan jasa, kemudian dijual ke sektor rumah tangga yang memunculkan pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dan jasa. Dari hasil penjualan, perusahaan membayar balas jasa atas faktor produksi yang telah digunakan. Pemilik faktor produksi menerima penghasilan dari perusahaan. Hal yang perlu diperhatikan:-

Maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan nasional adalah pendapatan yang diterima oleh golongan-golongan masyarakat sebagai bentuk balas jasa sehubungan dengan produksi barangbarang dan jasa tersebut. Pendapatan nasional juga merupakan salah satu ukuran keberhasilan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Besarnya pendapatan nasional akan sama dengan produk nasional. Dan besarnya Nilai barang dan jasa yang pendapatan nasional dipengaruhi oleh diproduksi di suatu negara dalam beberapa faktor, antara lain :

periode tertentu-

1. 2.

Tersedianya faktor produksiKetrampilan kerjanya dan keahlian tenaga

Jumlah seluruh pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan suatu peruhsahaan Jumlah pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang

3.

Kemajuan Teknologi produksi yang digunakan

-

4.

Stabilitas nasional

KONSEP PENDAPATAN NASIONALDalam menjelaskan konsep pendapatan nasional, kita akan menemukan beberapa istilah antara lain: 1. GDP : Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto) 2. PDRB : Produk Domestik Regional Bruto 3. GNP : Gross National Product (Produk Nasional Bruto) 4. NNP : Net National Product (Produk Nasional Netto) Selain itu ada pula istilah lain yang merupakan penggambaran konsep pendapatan nasional, antara lain: 1. NNI : Net National Income (Pendapatan Nasional Netto) 2. PI :PDR Personal Income NNP (Pendapatan Perseorangan) GDP GNP NNI PI DI B 3. DI : Disposable Income (Pendapatan Bebas)

GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP)Produk Domestik BrutoGDP adalah jumlah seluruh produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang berada di dalam wilayah suatu negara selama periode tertentu (1th), termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi warga negara tersebut yang bekerja di luar negeri. GDP tidak memperhatikan asal faktor produksi yang digunakan. Hasil perhitungan GDP bersifat kotor/bruto karena barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum

DASAR PERHITUNGAN GDPPerhitungan GDP dilakukan dengan 2 cara: 1. GDP Nominal (atas dasar harga berlaku) menggambarkan nilai tambah barang dan jasa dengan menggunakan harga pasar yang berlaku pada periode tersebut. Dengan GDP Nominal, dapat dicermati proses transformasi struktural ditinjau dari seluruh sisi pelaku ekonomi. 2. GDP Riil (atas dasar harga konstan) menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada tahun dasar. Tahun yang pernah digunakan adalah 1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000. Dengan GDP riil, dapat diturunkan laju

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit-unit produksi dalam wilayah dan periode tertentu.Dalam perusahaan-perusahaan yang ada di daerah propinsi atau kabupaten, semakin tinggi nilai barang atau jasa akhirnya, maka akan semakin tinggi pula perolehan PDRB nya. Pertumbuhan ekonomi daerah tersebut juga akan mengalami peningkatan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan PDRB akan memacu peningkatan

GROSS NATIONAL PRODUCT (GNP)Produk Nasional BrutoGNP adalah jumlah seluruh produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara selama periode tertentu (1th), termasuk hasil produksi warga negara tersebut yang bekerja di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara itu. GNP memperhatikan asal faktor produksi yang digunakan. Selisih antara pendapatan warga asing dan warga negara yang berada di luar negeri merupakan pendapatan faktor produksi neto luar negeri (PFLN).

MENGHITUNG GNPGNP = GDP Produk Netto terhadap luar negeri atau GNP = GDP + Pendapatan Faktor Produksi Netto Luar Negeri Bila GDP lebih besar dari GNP menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut belum maju, karena akan terjadi Net Factor Income to Abroud (Pendapatan Netto ke luar negeri) artinya Investasi Negara tersebut di luar negeri lebih kecil dari pada investasi asing di dalam negeri.

Bila GDP lebih kecil dari pada GNP menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut sudah maju, karena negara tersebut mampu menanamkan investasinya di luar negeri lebih besar dibandingkan investasi asing di dalam negeri.

NET NATIONAL PRODUCT (NNP)Produk Nasional Netto

Produksi nasional neto (NNP) adalah produksi nasional kotor (GNP) dikurangi penyusutan barang-barang modal. NNP ini sama dengan Pendapatan Nasional (PN) atau National Income (NI). NNP dan NI ini dihitung berdasarkan harga pasar yang sering dirumuskan.NNP = GNP Penyusutan Barang Modal

NET NATIONAL INCOME (NNI)Pendapatan Nasional NettoPendapatan nasional bersih (NNI) adalah produksi nasional netto dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung merupakan unsur pembentuk harga pasar, tetapi tidak termasuk dalam biaya faktor produksi. Pajak ini dapat dialihkan kepada pihak lain, yang termasuk dalam kategori pajak tidak langsung adalah pajak penjualan , PPN, Bea Masuk dan cukai. NNI = NNP - Pajak Tidak Langsung

PERSONAL INCOME (PI)Pendapatan PerseoranganPendapatan perseorangan (PI) adalah Pendapatan yang berhak diterima oleh seseorang sebagai bentuk balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses Produksi. Tidak semua pendapatan ini sampai ke tangan pemilik faktor produksi (perseorangan) , karena masih dikurangi laba yang tidak dibagikan, pajak perseorangan, asuransi, jaminan sosial dan ditambah dengan pindahan/transfer (transfer payment) misalnya dana pensiun, iuran sosial, tunjangan bekas pejuang, bantuan korban bencana, bea siswa, subsidi pemerintah atau bantuan pada panti asuhan dan sebagainya. PI = NNI + Transfer Payment (Laba yang tidak dibagikan + Pajak Perseroan+Asuransi + Jaminan Sosial )

DISPOSABLE INCOME (DI)Pendapatan Bebas/yang Siap DibelanjakanPendapatan Bebas (DI) adalah pendapatan dari seseorang yang siap digunakan baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung Pendapatan bebas (DI) secara langsung akan mempengaruhi permintaan karena sebagian digunakan untuk konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk tabungan sebagai unsur pembentuk modal. Besarnya pendapatan bebas ini adalah pendapatan perseorangan dikurangi dengan pajak langsung (misal pajak penghasilan).

DI = PI - Pajak Langsung

CONTOH PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL(Dinyatakan dalam jutaan rupiah)I. Produk Domestik Bruto (PDB) Rp. Dikurangi : Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri 2.500,00 II. Produk Nasional Bruto (GNP) Rp. Dikurangi : Penyusutan Barang modal Rp. III. Produk Nasional Neto (NNP) Rp. Dikurang : Pajak Tidak Langsung Rp. IV. Pendapatan Nasional Neto (NNI) Rp. Ditambah : Transfer Payment Rp. Dikurangi : a. Laba yang tahan 500,00 b. Pajak perseroan Rp. 2.000,00 c. Jaminan social Rp. 500,00 + Rp. V. Personal Income (PI) Rp. Dikurangi : Pajak Langsung Rp. VI. Pendapatan Bebas (DI) Rp. Dikurangi : Tabungan /saving Rp. Tingkat Konsumsi Rp. 22.500,00 Rp. 20.000,00 5.000,00 15.000,00 4.000,00 11.000,00 500,00 Rp.

3.000,00 8.500,00 2.000,00 6.500,00 1.500,00 5.000,00

METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONALDalam menghitung pendapatan nasional, suatu negara dapat melakukannya dengan tiga metode pendekatan yaitu: 1. Pendekatan Produk (Product Approach) 2. Pendekatan Penghasilan (Income Approach) 3. Pendekatan Pengeluaran Pend. Pend. Pend. Produk (Expenditure Approach) Penghasilan Pengeluaran

PRODUCT APPROACHPendekatan ProdukPendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah bruto (gross value added) yang diciptakan oleh setiap sektor ekonomi. Konsep nilai tambah digunakan untuk mencegah terjadinya perhitungan ganda (double count). Komponen barang yang dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional hanya barang jadi atau siap pakai (final goods) seperti kemeja, bukan barang antara (intermediary goods) misalnya benang atau kain. Hal ini disebabkan karena dalam nilai akhir kemeja sudah terkandung nilai kain, dalam nilai akhir kain sudah terkandung nilai akhir benang dan seterusnya. Seluruh nilai tambahan yang diciptakan dalam suatu sektor merupakan nilai produksi dari sektor tersebut yang disumbangkan kepada pendapatan nasional.

GDP = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + ... + (Pn x Qn)GDP Pn Qn = Gross Domestic Product = Harga dari sektor usaha yang diperhitungkan = Jumlah dari sektor usaha yang diperhitungkan

SEKTOR-SEKTOR PRODUKSIMenurut ISIC ( International Standard Industrial Classification), sektor industri dikelompokkan menjadi 11 sektor yang meliputi: 1. Pertanian, kehutanan, dan perikanan 2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri pengolahan (manufacturing) 4. Perusahaan listrik, air minum, dan gas 5. Industri bangunan 6. Pengangkutan (transpotasi), komunikasi, dan penggudangan 7. Perdagangan, hotel, dan restoran 8. Bank dan lembaga keuangan lain 9. Sewa rumah 10. Pemerintahan dan pertahanan 11. Jasa-jasa lainnya

CONTOH PENGHITUNGAN NILAI TAMBAH Komodita Nilai NilaiUntuk masing-masing komoditas penghitungan nilai tambahnya didasarkan pada selisih nilai produksi perubahan tiap komoditas dari kapas sampai dengan kemeja. a Nilai tambah kapas besarnya tetap Rp10.000,00 (karena nilai produksinya belum mengalami perubahan menjadi komoditas lain) b. Nilai tambah benang Rp5.000,00 selisih kapas dengan benang c Nilai tambah kain Rp2.500,00 selisih benang dan kain d Nilai Rp7.500,00 tambah kemeja selisih kains Kapas Benang Kain Kemeja Jumlah Produksi (Rp) 10.000 15.000 17.500 25.000 67.500 Tambah (Rp) 10.000 5.000 2.500 7.500 25.000

Dapat disimpulkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari perubahan komoditas kapas menjadi kemeja sebesar Rp 25.000,00. Dengan adanya perhitungan nilai tambah tersebut maka akan terhindar dari adanya perhitungan ganda.

INCOME APPROACHPendekatan PendapatanDalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi yang diserahkan kepada perusahaan dan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Penghasilan masyarakat berupa sewa, upah/gaji, bunga, dan laba selama satu tahun jika dijumlahkan akan menghasilkan pendapatan nasional. NI = r + w + i + (p)Faktor Produksi Tenaga kerja Modal Kewirausahaan (Skill) Pendapatan r (rent) w (wages i (interest) atau p (profit) Upah / gaji Bunga Laba Simbol Tanah (barang modal) Sewa

CONTOHDiketahui data-data sebagai berikut (dalam miliar) Sewa tanah Rp 30.000,00 Upah Rp 250.000,00 Bunga modal Rp 50.000,00 Laba usaha Rp 40.000,00 Hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan penerimaan/ pendapatan! Jawab : NI = r + w + i + p NI = 30.000 + 250.000 + 50.000 + 40.000 NI = Rp 370.000,00

EXPENDITURE APPROACHPendekatan PengeluaranMetode ini menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari berbagai golongan rumah tangga atas barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian tersebut. GNP = C + I + G + ( X - M ) GNP = Gross National Product C = Consumption I = Investment G = Government Expenditure pemerintah) X = Export M = Import (produk nasional bruto) (konsumsi) (investasi) (pengeluaran (ekspor) (impor)

CONTOHDiketahui data sebagai berikut (dalam miliar) : Pengeluaran konsumen Rp 125.000,00 Tingkat investasi Rp 150.700,00 Pengeluaran pemerintah Rp 130.000,00 Nilai ekspor Rp 225.250,00 Nilai impor Rp 170.500,00 Hitunglah besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran! Jawab : NI = C + I + G + (X M) NI =125.000 + 50.700 + 30.000 + (225.250 70.500) NI = 405.700 + 54.750 NI = Rp 460.450,00

ACUAN PERHITUNGAN PENGELUARANEmpat sektor pelaku ekonomi yang merupakan acuan dalam menghitung pengeluaran adalah : 1. R.T. Konsumen : pembelian barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan, biasa disebut konsumsi (consumption). 2. R.T. Produsen : pembelian barang modal untuk mendirikan perusahaan atau memperluas industri. Dinamakan pembentukan modal/investasi bruto (investment). 3. Pemerintah : pengeluaran pemerintah (government expenditure) dibagi menjadi konsumsi (pembayaran gaji pegawai dan pembelian alat-alat kantor) dan investasi (pembangunan jalan, jembatan, saluran irigasi dan lainlain) 4. Luar Negeri : selisih dari nilai ekspor terhadap nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan perdagangan internasional (net export).

FAKTOR KOMPONEN PENDAPATAN NASIONALKomponen pendapatan nasional sebagai unsur pembentuk pendapatan nasional dilihat dari sumbernya terdiri dari konsumsi (C) dan Investasi (I), sedangkan dilihat dari penggunaanya komponen pendapatan nasional terdiri konsumsi (C) dan tabungan (S). Berikut ini faktor yang mempengaruhi komponen-komponen pendapatan nasional.Komponen Konsumsi a. Besarnya pendapatan bersih/neto b. Tingkat komposisi rumah tangga (usia dan jumlah) c. untutan lingkungan (geografis dan sosial) d. Dugaan untuk masa depan (naik turunnya harga) Komponen Tabungan a. Tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat b. Motif berjaga-jaga dari masyarakat untuk waktu yang akan datang. c. Tingkat suku bunga bank untuk tabungan Komponen Investasi a. Tingkat suku bunga bank untuk modal b. Kekuatan permintaan di pasar terhadap barang dan jasa c. Tingkat perkembangan teknologi yang mampu menjamin efisiensi produksi

MANFAAT PENDAPATAN NASIONALTujuan dari mempelajari pendapatan nasional antara lain:a.

Memberikan data mengenai struktur perekonomian suatu negara. Dari perhitungan pendapatan nasional, kita dapat mengetahui sektor ekonomi mana yang tertinggal. Melihat perkembangan ekonomi dari tahun ke tahun. Dengan angka-angka pendapatan nasional, kita dapat menyimpulkan apakah ada pertumbuhan ekonomi atau tidak.

b.

c.

Melakukan perbandingan dengan negara-negara lain. Dengan perbandingan itu pemerintah dapat terpacu untuk selalu membangun di berbagai sektor ekonomi dengan memperbaiki angka pendapatan nasional yang mungkin masih jauh tertinggal dengan negara tetangga.Membantu memberikan informasi bagi pemegang kebijakan dalam perencanaan ekonomi masa yang akan datang. Dengan demikian dalam menentukan kebijakan, akan lebih mudah dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Mengetahui tingkat kemakmuran Mengetahui sejauh mana penggunaan pendapatan masyarakat

d.

e. f.

PENDAPATAN PER KAPITAPer Capita IncomePendapatan perkapita merupakan salah satu komponen penting dalam penentuan tingkat kemakmuran masyarakat suatu bangsa. Pendapatan perkapita adalah pendapatan nasional suatu negara pada periode tertentu (1th) dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dalam menghitung pendapatan perkapita konsep pendapatan nasional yang biasa dipakai dalam menghitung pendapatan perkapita adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB). GDP perkapita = GDP tahun x_ Jumlah penduduk tahun x x100%

GNP perkapita =Hubungan

GNP tahun x x100% Jumlah penduduk tahun xKelompok Negara Manfaat

Perbandinga n

HUBUNGAN PENDAPATAN NASIONAL, PENDUDUK, DAN PERNDAPATAN PERKAPITA

Pendapatan nasional (GDP) dan jumlah penduduk merupakan dua hal yang saling mempengaruhi pendapatan perkapita, naik turunnya GDP atau jumlah penduduk akan mengakibatkan naik turunnya pendapatan perkapita. Sehingga kita tidak bisa mengandalkan komponen pendapatan nasional semata untuk bisa mengetahui kesejahteraan rata-rata penduduk suatu negara. Meskipun pertambahan pendapatan nasional besar tetapi pertambahan penduduknya juga besar maka pendapatan perkapitanya tetap kecil. Oleh karena itu agar pendapatan perkapita besar maka kita harus mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.

PERBANDINGAN PENDAPATAN PERKAPITA DI ASIA Berikut ini adalah perbandingan pendapatanperkapita Indonesia dengan negara Asia pada tahun 2008 menurut International Monetary Fund.Negara Jepang Pendapatan Perkapita (US $) 38 .536 ,39

SingapuraMalaysia China Filipina Indonesia India

36 .478 ,267 .828 ,74 3 .238 ,11 1 .809 ,77 1 .592 ,45 1 .024 ,04

KELOMPOK NEGARA WORLD BANKWorld Bank (bank dunia) mengelompokkan negara-negara di dunia 4 kelompok berdasarkan tinggi rendahnya pendapatan perkapita:No Kelompok Negara Pendapatan Perkapita (US $)kurang dari 785,00 786,00 3.125,00 1. Berpendapatan rendah (low income) 2. Berpendapatan menengah ke bawah (low middle income) 3. Berpendapatan menengah tinggi (upper middle income)

3.126,00 9.655,00

Berdasarkan kriteria di atas maka Indonesia masuk dalam kategori 4. Berpendapatan tinggi (high income) lebih dari 9.656,00 kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah (low middle income), tetapi kriteria di atas bisa saja berubah setiap saat tergantung dari dinamika kehidupan ekonomi negara yang bersangkutan. Kita perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dan menyukseskan program keluarga berencana. Hanya manusia berkualitas yang bisa menghasilkan produk berkualitas dalam jumlah banyak dan meningkatkan pendapatan nasional. Cara inilah yang bisa meningkatkan pendapatan perkapita.

MANFAAT PENDAPATAN PERKAPITABerikut ini manfaat mempelajari pendapatan perkapita: a. Mengetahui perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu negara. b. Mengetahui perkembangan tingkat kesejahteraan di berbagai negara. c. Dapat mengelompokkan suatu negara berdasarkan pengelompokkan Bank Dunia. d. Dapat memperikrakan syarat yang harus dipenuhi oleh suatu negara dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

USAHA MENINGKATKAN PENDAPATAN NASIONALCara meningkatkan pendapatan nasional ada beberapa antara lain: 1. Meningkatkan pembangunan nasional di segala bidang, khususnya sektor ekonomi tanpa harus meninggalkan aspek-aspek kepribadian bangsa. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan nasional dan pemberian pelatihan-pelatihan. 3. Memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan swasta untuk bisa mengembangkan usahanya bagi terciptanya kemajuan ekonomi 4. Mendorong dan meningkatkan perkembangan industri kecil dan rumah tangga sebagai penopang sekaligus mitra bagi pergerakan industri menengah dan industri besar. 5. Membuka dan meningkatkan kesempatan untuk

INFLASI Inflasi adalah kemerosotan nilai uang karena banyaknyauang yang beredar sehingga menyebabkan kenaikan berbagai macam harga barang secara terus menerus (kontinyu) dalam suatu periode akibat terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus barang yang berkaitan dengan mekanisme pasar. Karena ditentukan oleh perubahan tingkat harga atau rata-rata seluruh harga, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi jika proses kenaikan harga tidak berlangsung terus menerus dan tidak saling mempengaruhi. Sebagai sebuah fenomena ekonomi yang pengaruhnya cukup besar terhadap kehidupan masyarakat, inflasi banyak mendapat perhatian istimewa oleh para ekonom, pemerintah maupun masyarakat umum. Inflasi yang sangat tinggi harus dikendalikan dan diatasi karena berdampak pada tingkat pengangguran dan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi yang merupakan ciri kemakmuran masyarakat.

FAKTOR INFLASIFaktor penyebab inflasi adalah: a. Jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dari jumlah peredaran barang. b. Pencetakan uang baru oleh pemerintah. c. Kredit murah yang mendorong peningkatan jumlah uang beredar dan kestabilan harga tidak terjamin. d. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. e. Adanya fluktuasi dari sektor luar negeri (ekspor/impor), investasi, tabungan, dan penerimaan negara. f. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja. g. Kekacauan politik dan ekonomi. Permintaan masyarakat (effective demand) merupakan inti penentu dari kestabilan kehidupan ekonomi. Para pelaku ekonomi secara bersamaan membeli lebih banyak barang dari kapasitas produksi dan memunculkan ketegangan di pasar. Produksi yang terbatas sementara permintaan terus bertambah akhirnya menimbulkan inflasi.

JENIS INFLASIBerdasarkan besar kecilnya laju inflasi: 1. Inflasi rendah : 100% atau naik 5-6 kali lipat Berdasarkan penyebabnya: 1. Demand-pull inflation 2. Cost-push inflation Berdasarkan asalnya: 1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation) 2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation)Hiper inflasi Demand -pull CostPush Importe d

Domestic

HIPERINFLASIDalam inflasi ini, harga naik hingga lima atau enam kali lipat. Masyarakat tidak lagi memiliki kepercayaan terhadap uang dan lebih memilih menukarkannya dengan barang tertentu. Inflasi tinggi merupakan inflasi tak terkendali, kondisi ketika harga-harga naik begitu cepat dan nilai uang menurun drastis, terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun. Inflasi yang biasa dilaporkan setahun sekali, dalam kondisi inflasi tinggi, dilaporkan dalam interval yang lebih singkat (satu bulan sekali). Inflasi tinggi biasanya muncul ketika adanya peningkatan persediaan uang yang tidak diketahui atau perubahan sistem mata uang secara drastis. Inflasi tinggi biasa dikaitkan dengan perang, depresi ekonomi, dan memanasnya kondisi politik atau sosial suatu negara.

DEMAND-PULL INFLATIONDemand-pull inflation disebabkan oleh kenaikan permintaan yang melebihi jumlah penawaran barang yang terbatas sehingga harga naik. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa meningkatkan permintaan terhadap faktor produksi kemudian meningkatkan harga faktor produksi. Inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total dalam situasi full employment.

COST-PUSH INFLATIONCost-push inflation disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya produksi. a. Kenaikan Biaya bahan Baku (Price Push Inflation) Inflasi ini secara umum disebabkan karena adanya kenaikan harga bahan baku produksi. Misalkan kenaikan harga BBM akan berakibat pada kenaikan biaya transport untuk hampir semua jenis barang, sehingga harga jualnya juga mengalami kenaikan. a. Adanya Kenaikan Gaji/upah (Wages Cost Push Inflation) Tuntutan kaum buruh (serikat pekerja) untuk kenaikan upah menyebabkan kenaikan biaya produksi. Untuk menutupi kerugian, perusahaan akan meningkatkan harga jual produknya. Inflasi ini berdampak membahayakan di masa selanjutnya. Jika upah buruh naik maka timbul kenaikan harga, adanya kenaikan harga tersebut tentu saja akan menimbulkan tuntutan lagi dari kaum buruh untuk menaikkan gaji/upahnya dan begitu seterusnya. Efek semacam ini dalam permasalahan inflasi disebut Efek Spiral.

DOMESTIC INFLATIONInflasi yang berasal dari dalam negeriInflasi ini terjadi karena adanya beberapa permasalahan yang ada di dalam negeri, baik yang disengaja (kebijakan) maupun yang tidak disengaja. Contohnya: a. Defisit anggaran pendapatan dan belanja nasional yang terjadi karena adanya pertumbuhan jumlah uang yang beredar melebihi permintaan akan uang b. Kebijakan pemerintah mencetak uang baru untuk menutup defisit anggaran c. Kebijakan uang longgar d. Gagalnya pasar yang berakbiat harga barang menjadi mahal e. Adanya bencana alam f. Gagal panen, dan sebagainya.

IMPORTED INFLATIONInflasi yang berasal dari luar negeriInflasi ini merupakan inflasi yang terjadi di suatu negara akibat pengaruh negara lain. Sekarang kita sudah menginjak era globalisasi, dimana hubungan antarnegara sudah begitu terbuka. Apa yang terjadi di suatu negara dampaknya baik secara langsung maupun tak langsung bisa dirasakan oleh negara lain. Apalagi bila suatu negara dalam kehidupan ekonominya banyak tergantung dari negara lain maka akan mudah sekali terpengaruh fenomena ini. Inflasi ini bisa terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor (akibat biaya produksi di luar negeri yang tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang) atau bisa juga sebagai efek dari terjadinya inflasi di luar negeri.

Teori Inflasi

TEORI KUANTITASTeori ini menyatakan bahwa inflasi akan terjadi jika jumlah uang yang beredar bertambah sehingga harga menjadi naik. Pertimbangan masyarakat terhadap kemungkinan kenaikan harga di masa yang akan datang juga dapat menjadi penentu laju inflasi. Oleh karena itu, penambahan uang beredar tidak disimpan oleh masyarakat, melainkan digunakan untuk membeli barang kebutuhan. Hal ini mengakibatkan permintaan akan barang menjadi meningkat sehingga harga melambung tinggi. TeoriStrukturalis

Teori Inflasi

TEORI STRUKTURALISTeori ini beranggapan bahwa inflasi terjadi karena berkaitan dengan struktur perekonomian. Persoalan inflasi dalam teori ini adalah faktor-faktor jangka panjang manakah yang bisa mengakibatkan inflasi. Oleh karena itu, teori ini juga disebut teori inflasi jangkapanjang. Ada 2 hal pokok penyebab inflasi yaitu: a. Ketidakpastian penerimaan ekspor Jika harga barang ekspor suatu negara semakin tidak menguntungkan di pasar dunia dan produksi barang ekspor tidak responsif terhadap kenaikan harga, maka pertumbuhan ekspor akan menjadi lamban sehingga memunculkan inflasi. b. Ketidakpastian produksi bahan makanan dalam negeri Pertumbuhan bahan makanan dalam negeri tidak secepat dengan penghasilan perkapita dan pertumbuhan penduduk. Hal ini mengakibatkan harga bahan makanan di dalam negeri menjadi naik melebihi kenaikan harga Teori Kuantitas barang-barang lain.

ISTILAH INFLASIAda beberapa istilah mengenai naik turunnya nilai uang yaitu: a. Deflasi : penambahan nilai mata uang dengan cara mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dengan tujuan untuk mengembalikan daya beli masyarakat yang menurun. Hal ini terjadi karena masyarakat lebih suka menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang dibanding barang. b. Devaluasi : penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap nilai mata uang asing. c. Revaluasi : nilai mata uang dalam negeri dinaikkan terhadap nilai mata uang asing karena dianggap terlalu rendah. d. Apresiasi : nilai mata uang (valuta) negara yang bersangkutan mengalami kenaikan di pasar valuta asing. e. Depresiasi : nilai mata uang (valuta) negara yang bersangkutan mengalami penurunan di pasar

MENGUKUR INFLASIInflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut diantaranya: a. Indeks harga konsumen atau consumer price index (CPI) b. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI) c. Indeks harga produsen (IHP) d. Indeks harga komoditas: mengukur harga dari komoditas tertentu. e. Indeks harga barang-barang modal f. GNP/PDB Deflator: menunjukkan besar perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Merupakan perbandingan antara GNP nominal dan GNP riil. IHK IHP

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)IHK mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen. Barang yang dibeli oleh konsumen selalu berubah sesuai dengan kondisi dan pola konsumsi masyarakat. IHK mengukur biaya yang langsung dibayar konsumen pada tingkat harga eceran, dan biasanya dihitung setiap bulan, 3 bulan atau 1 tahun. Penyajian IHK kini dilihat dari 7 kelompok jenis barang atau jasa, antara lain: 1) Bahan makanan 2) Makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 3) Perumahan 4) Sandang 5) Kesehatan 6) Pendidikan, rekreasi dan olah raga 7) Transportasi dan komunikasi

INDEKS HARGA PRODUSEN (IHP)IHP mengukur harga rata-rata dari sekelompok barang berupa bahan mentah, barang setengah jadi atau bahan pembantu yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP dihitung untuk mengukur indeks harga pada tahap awal sistem distribusi. Pada kenyataanya kenaikan IHP dapat dijadikan tanda untuk meramalkan tingkat kenaikan IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang konsumsi. Sehingga juga dapat digunakan sebagai indikator bagi perkembangan siklus bisnis dalam suatu negara dan untuk selanjutnya menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan.

DAMPAK INFLASIInflasi sebagai sebuah fenomena ekonomi akan membawa pengaruh yang cukup luas terhadap kegiatan perekonomian suatu negara, ada beberapa pihak yang sangat dirugikan bahkan cukup diuntungkan akibat dari terjadinya inflasi. Dampak yang nyata-nyata terlihat dari inflasi adalah naiknya harga barang. Tetapi jika inflasi hanya beberapa persen saja (inflasi lunak) justru akan membawa keuntungan, karena dapat mendorong pengusaha memperluas produksinya dan dengan demikian dapat menciptakan kesempatan kerja baru. Sebenarnya dampak inflasi lebih luas dari itu. Inflasi berdampak pada: a. Pendapatan (menguntungkan dan merugikan) b. Efisiensi c. Output d. Pengangguran Penganggur an e. Perdagangan InternasionalDirugika n Diuntungka n

Efisien si

Output

& Perdaganga n Internasional

Pihak yang Dirugikan

DAMPAK INFLASI TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN (EQUITY EFFECT)Pihak yang dirugikan:a.

Orang berpenghasilan tetap, seperti pegawai negeri atau pensiunan pegawai negeri. Jika seorang pegawai memiliki penghasilan Rp 6.000.000,per tahun sementara laju inflasinya per tahun 10% maka ia akan mengalami penurunan penghasilan riilnya sebesar 10% x Rp 6.000.000,- = Rp 600.000,- setahun. Artinya ia akan mengalami kerugian dari tahun sebelumnya sebesar Rp 600.000,-

b.

Orang yang menyimpan kekayaan dalam bentuk kas (uang tunai) atau mereka yang menabung uang di rumah dalam bentuk uang tunai. Jumlah uang tunai yang mereka kumpulkan sebelumnya, setelah terjadi inflasi nilai riil uang (kemampuan daya beli ) menjadi turun dalam memenuhi kebutuhan.Konsumen/pembeli, pendapatan yang mereka miliki tak mampu untuk memenuhi kebutuhan maksimal mereka seperti sebelum terjadi inflasi, karena uang yang mereka miliki nilainya merosot. Kreditur, akibat adanya inflasi maka kemampuan dari nilai uang yang dipinjamkan untuk kegiatan usaha menjadi menurun sehingga akan menghambat proses pengembalian pinjaman oleh debitur.

c.

d.

e.

Investor berupa obligasi, karena adanya inflasi nominal dari obligasi yang

Pihak yang Diuntungkan

DAMPAK INFLASI TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN (EQUITY EFFECT)Pihak yang diuntungkan: a. Para spekulan, petani dan pedagang, inflasi memungkinkan mereka untuk meningkatkan nilai produksinya dengan harapan ada kenaikan harga jual maka keuntungan mereka meningkat. b. Debitur atau peminjam uang, dengan adanya inflasi akan meningkatkan keuntungan sehingga akan mempermudah dan mempercepat debitur dalam mengembalikan utangnya. c. Penyimpan kekayaan dalam bentuk emas atau barang lain, adanya inflasi maka akan membuat nilai barang atau emas yang mereka simpan nilainya menjadi naik. d. Investor berupa saham, saham yang ditanamkan dalam perusahaan karena adanya inflasi menyebabkan nilai jual dari produknya naik maka keuntungan akan besar, dengan demikian deviden yang diterima investor menjadi naik.

DAMPAK INFLASI TERHADAP EFISIENSIInflasi berpengaruh terhadap perubahan daya beli masyarakat, perubahan daya beli ini akan berpengaruh pada struktur/komposisi permintaan masyarakat pada beberapa jenis barang. Adanya perubahan struktur permintaan masyarakat yang tak menentu ini bagi para produsen akan menimbulkan inefisiensi dalam proses produksi karena berpengaruh dalam penggunaan faktor-faktor produksi yang menjadi tidak efisien. Produsen akan merevisi ulang alokasi faktor produksinya agar lebih efisien.

DAMPAK INFLASI TERHADAP OUTPUTDampak inflasi terhadap output akan membawa pada dua kemungkinan, yaitu: a. Menyebabkan terjadinya kenaikan hasil produksi, dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang mendahului dari pada kenaikan upah/gaji, sehingga keuntungan produsen akan meningkat, keuntungan ini akan menambah volume produksi sehingga keuntungan juga akan terus meningkat lagi b. Bila kondisi inflasinya terlalu tinggi justru akan sebaliknya menurunkan kemampuan outputnya, hal ini disebabkan karena inflasi menjadikan nilai riil uang menurun. Turunnya nilai riil uang menjadikan masyarakat enggan memiliki uang tunai. Akibatnya pertukaran dalam masyarakat cenderung akan mengarah pada barter. Jika pertukaran dalam masyarakat menggunakan barter maka produsen cenderung tidak akan melakukan kegiatan produksi dan produksi secara umum mengalami penurunan.

DAMPAK INFLASI TERHADAP PENGANGGURANAdanya inflasi yang tinggi akan dibayar dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah. Dengan kata lain inflasi akan menyebabkan rendahnya permintaan pasar, sehingga dunia usaha akan menjadi lesu yang berakibat pengurangan tenaga kerja, dan akan tercipta pengangguran.

DAMPAK INFLASI TERHADAP PERDAGANGAN INTERNASIONALJika terjadi inflasi di dalam negeri maka harga-harga barang dalam negeri akan lebih tinggi dari barang-barang luar negeri, sehingga kemampuan bersaing produk dalam negeri di pasaran internasional rendah. Akibatnya arus impor barang-barang luar negeri meningkat dan arus ekspornya menurun. Pada akhirnya hal tersebut akan menghambat pada perolehan cadangan devisa negara sehingga neraca perdagangannya akan mengalami defisit, nilai kurs mata uang dalam negeri akan terdepresiasi/ turun.

CARA MENGATASI INFLASIDemi menanggulangi inflasi, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan, yaitu: a. Kebijakan moneter, mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. b. Kebijakan fiskal, mengatur pengeluaran pemerintah dan peningkatan pajak. c. Kebijakan nonmoneter, meliputi penurunan bea masuk yang berakibat meningkatnya jumlah barang di dalam negeri. d. Kebijakan penentuan harga dan indeks, menentukan harga tinggi (ceilling) dan mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji atau upah. Hal ini akan menyebabkan gaji dan upah riil tetap. Apabila indeks harga naik, gaji atau upah juga akan naik.Moneter Fiskal Nonmoneter Lain

KEBIJAKAN MONETERKebijakan ini adalah kebijakan bank sentral yang dilakukan untuk mengendalikan jumlah uang beredar, disebut juga dengan politik uang ketat (Tight Money Policy).a.

Politik diskonto: dengan jalan menaikkan suku bunga maka diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat berkurang karena masyarakat cenderung untuk menyimpan uangnya di bank daripada membelanjakan/investasi. Sebaliknya bila bank sentral menurunkan tingkat suku bunga maka diharapkan masyarakat akan menarik uangnya di bank karena bunga bank sudah tidak menarik lagi. Politik Persediaan kas (cash ratio policy): Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas di bank maka diharapkan jumlah kredit akan berkurang. Sebaliknya jika diturunkannya persentase persediaan kas maka permintaan kredit diharapkan bertambah. Politik pasar terbuka (open market): Bank sentral sebagai pemegang otoritas moneter juga menjual surat berharga dengan harapan uang akan tersedot dari masyarakat akan masuk ke pemerintah sehingga jumlah uang beredar berkurang dan

b.

c.

KEBIJAKAN FISKALDengan kebijakan ini pemerintah berusaha mempengaruhi jumlah uang beredar dan kenaikan harga dengan cara melakukan perubahan pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Jenis kebijakan fiskal ini di antaranya adalah: a. Pengaturan pengeluaran pemerintah Pemerintah harus menjaga kestabilan anggaran, penggunaan anggaran harus sesuai dengan rencana. Jika pengeluaran melebihi batas yang telah direncanakan akan mendorong peningkatan jumlah uang beredar. b. Peningkatan Tarif Pajak Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang utama. Dengan adanya kenaikan tarif pajak maka penghasilan rumah tangga akan diberikan kepada pemerintah sehingga daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa menurun selanjutnya inflasi dapat ditekan.

KEBIJAKAN NONMONETERa.

Dengan meningkatkan produksi, inflasi tidak akan terjadi meskipun jumlah uang bertambah di masyarakat. Justru hal tersebut merupakan peningkatan kemampuan perekonomian. Pemerintah bisa menurunkan pendapatan yang siap untuk dibelanjakan (disposable income) masyarakat dengan cara peningkatan pajak penghasilan. Kenaikan harga yang disengaja oleh para produsen membuat pemerintah menetapkan kebijakan harga maksimum. Namun bisa timbul fenomena pasar gelap (Black Market) yaitu jual beli barang tanpa mengikuti aturan harga pemerintah. Maka pemerintah bisa melakukan pendistribusian langsung barang-barang kepada masyarakat.

b.

c.

d.

Kecenderungan kenaikan harga pada beberapa jenis komoditas pokok (beras dan minyak tanah) akibat adanya permainan harga pasar mendorong pemerintah untuk melakukan pendistribusian langsung kepada konsumen.Mengatasi inflasi melalui perdagangan internasional dilakukan pemerintah dengan cara menurunkan bea masuk barang impor,

e.

KEBIJAKAN LAINSelain cara yang telah disebutkan, masih ada beberapa cara lagi untuk mengatasi dampak inflasi yaitu: a. Membatasi jumlah uang yang beredar dan meningkatkan produksi masyarakat b. Menaikkan tingkat suku bunga tabungan dan simpanan sehingga masyarakat tertarik untuk menyimpan uang nya di bank c. Memperbesar jumlah uang giral yang beredar di masyarakat sehingga jumlahnya lebih besar daripada jumlah uang kartal d. Menarik uang lama dari peredaran dan menggantinya dengan uang baru yang jumlahnya lebih sedikit

INDEKS HARGA(PRICE INDEX)Indeks harga adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household), IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya. Indeks harga adalah alat yang digunakan untuk mengetahui perubahan harga. Indejs harga dinyatakan dengan angka. Indeks harga disusun secara berurut-urut meliputi beberapa periode agar terligat pola perubahannya, misalnya dari bulan ke bulan atau dari tahun ke tahun. Untuk memperkirakan nilai IHK di masa depan, ekonom menggunakan indeks harga produsen, yaitu harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen untuk membuat produknya.

JENIS INDEKS HARGAIndeks harga yang biasa digunakan untuk mengukur inflasi adalah: a. Indeks biaya hidup/indeks harga konsumen digunakan untuk mengukur biaya hidup atau banyaknya barang dan jasa yang dikeluarkan olek rumah tangga b. Indeks harga perdagangan besar menitikberatkan sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar. Memasukkan komponen harga bahan baku dan harga barang setengah jadi. Perubahan indeks ini sejalan dengan indeks biaya hidup. c. Indeks harga yang dibayar dan diterima petani untuk biaya hidup maupun proses produksinya, yaitu indeks pembelanjaan untuk konsumsi rumah tangga dan indeks pembelanjaan untuk produksi. Jika perhitungan indeks menyertakan bunga hipotik, pajak, dan gaji buruh yang dibayar oleh petani, maka indeks tersebut dinamakan indeks paritas. Indeks harga yang diterima petani merupakan nilai jual produk agraris yang dijual dan dapat dianggap sebagai pendapatan petani. Rasio antara indeks harga dibayar dan indeks harga diterima petani dalam periode tertentu disebut nilai tukar (terms of trade).

PERAN INDEKS HARGAIndeks harga berperan penting dalam perekonomian suatu bangsa, yaitu: a. Indeks harga dapat digunakan untuk pedoman dalam pembelian barang (barometer kondisi umum). Dengan perbandingan harga barang dan indeks harga eceran pembelian barang yang bersangkutan, diharapkan pembeli dapat melakukan efisensi dalam pembelian barang tersebut. b. Indeks harga perdagangan besar dapat menggambarkan kecenderungan (trend) perdagangan c. Indeks harga yang diterima dan dibayar petani dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai kemajuan dan kemakmuran petani.

DATA PENYUSUNAN INDEKS HARGADi Indonesia, lembaga yang menyediakan data yang dapat digunakan untuk penyusunan indeks harga adalah: a. Biro pusat Statistik (BPS) b. Bank Indonesia c. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Data yang dibutuhkan dalam penyusunan indeks harga adalah data yang akurat. Jika data berasal dari berbagai sumber, maka unit-unit tersebut harus disesuaikan, misalnya mengenai istilah atau satuan data.

SYARAT DATA PENYUSUN INDEKS HARGAData yang akan digunakan dalam penyusunan indeks harga harus memenuhi beberapa syarat, yaitu: a. Data mengenai setiap jenis barang harus memiliki kualitas kurang lebih sama selama periode perbandingan. b. Diusahakan data yang digunakan hanya berasal dari satu sumber. Data yang berbeda sumbernya akan menyulitkan karena metode penyusunannya yang mungkin berbeda. c. Dalam penyusunan IHK, harga barang yang digunakan merupakan harga barang yang representif. Hal ini untuk mengatasi kesulitan ketidakmungkinan memasukkan semua harga barang. d. Data yang digunakan harus akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan keabsahannya.

PENILAIAN PERIODE DASARPenilaian periode dasar ditentukan berdasarkan pemilihan periode harga yang relatif dari angka tahun dasar yang ditetapkan. Jika tahun yang diperbandingkan adalah tahun 2008 dan 2009, maka tahun 2008 adalah tahun dasar dan tahun 2009 merupakan tahun tertentu. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tahun dasar yaitu: a. Tahun dasar yang digunakan mencerminkan kondisi perekonomian yang stabil. b. Rentang tahun dasar dengan tahun yang diperbandingkan tidak terlalu jauh. c. Tahun dasar dapat dipilih karena adanya suatu kejadian penting, misalnya untuk mengukur keadaan sebelum dan sesudah kejadian tersebut. Periode ini disebut juga periode signifikan.

PENGHITUNGAN INDEKS HARGASaat menghitung indeks harga timbangan yang sama adalah mutlak digunakan. Jika ukuran timbangan tidak sama, maka indeks harga yang dihitung tidak sama. Tanpa timbangan, maka angka indeks yang dihasilkan tidak akan memberikan manfaat bagi penggunanya. Indeks harga dapat dihitung dengan menggunakan 2 metode yaitu: a. Metode harga tidak tertimbang i. Metode Agregratif sederhana ii. Metode Rata-rata dari Relatif Harga b. Metode Indeks Harga Tertimbang i. Menurut Metode Laspayers Metode Tidakindeks Paasche Tertimban ii. AngkaTertimbang Rata-rata Agregratif Relatif sederhana Harga Indeks Laspayers g Indeks Paasche

METODE HARGA TIDAK TERTIMBANG

METODE AGREGRATIF SEDERHANAMetode Agregratif Sederhana digunakan untuk mengetahui perubahan harga. Penyusunan indeks harga yang dihitung secara berturut-turut sampai beberapa tahun dapat dilaksanakan dengan cara yang sama. IA = Pn x 100% Po

IA = indeks harga metode agregatif sederhana Pn = harga tahun n Po = harga tahun dasar

CONTOHBerikut ini adalah harga barang di pasar XNama Barang Tahu n 2008 (Rp)3.000 6.000 4.500 13.00 0

Tahun 2009 (Rp)3.500 6.200 4.550 14.050

IA IA

= 14.050 x 100 13.000 = 108.07

Beras A (kg) Tepung terigu (kg) Minyak goreng (liter) Jumlah

Artinya antara tahun 2008 dengan 2009, harga barang tersebut mengalami kenaikan sebesai 8.075%.

METODE HARGA TIDAK TERTIMBANG

METODE RATA-RATA DARI RELATIF HARGAMetode ini menggunakan rasio Pn/Po dalam penghitungan indeks harga, sehingga menghasilkan relatif harga. Penghitungan indeks harga diperoleh dengan menjumlahkan relatif harga tiap jenis barang dan kemudian dibagi secara merata.IRh = Pn/Po x 100% n IRh = indeks relatif harga Pn = harga tahun n Po = harga tahun dasar n = jumlah barang

CONTOHBerikut ini adalah harga barang di pasar XNama Barang Tahu n 2008 (Rp)3.000 6.000 4.500

IRh = 3,2 x 100 Beras A (kg) 3 IRh = 106.66

Tahu n 2009 (Rp)3.500 6.200 4.550

Relatif Pn/ Harga Po (Rp)3.500/ 3.000 6.200/ 6.000 4.550/ 4.500 1,1 6 1,0 3 1,0 1

Tepung terigu (kg) Minyak goreng (liter)

Artinya antara tahun 2008 dengan 2009, harga barang tersebut mengalami kenaikan sebesai 6.66%.

METODE INDEKS HARGA TERTIMBANGPenyusunan indeks harga dalam metode ini harus menggunakan timbangan yang sesuai dan diberikan pada harga barang yang bersangkutan. Biasanya timbangan yang dipakai adalah timbangan kuantitas (quantity weight), misalnya jumlah barang yang diproduksi, dikonsumsi, dijual dan dikonsumsi atau dibeli.

INDEKS HARGA TERTIMBANG MENURUT LASPAYERSDalam metode ini yang digunakan sebagai timbangan indeks harga adalah kuantitas tahun dasar. Bisa digunakan untuk mengukur indeks harga konsumen dan Indeks harga produsen. IL = Pn x Qo x 100 Po x Qo IP = Indeks Laspayers Pn = harga tahun n Po = harga tahun dasar Qn = kuantitas tahun n Qo = kuantitas tahun dasar

CONTOHBerikut adalah harga barang ekspor di IndonesiaNama Barang Tahun 2008 (Po) (Rp)3.000

Tahun 2009 (Pn) (Rp)3.500

Qo

PnQo

PoQo

Beras A (kg)

2.000 7.000.000

6.000.000

Tepung terigu (kg)Minyak goreng (liter) Jumlah

6.0004.500

6.2004.550

1.200 7.440.0005.550 25.252.50 0 39.692.50 0

7.200.00024.975.000 38.175.000

IL = 39.692.500 x 100 38.175.000 IL = 103.97

Artinya antara tahun 2008 sampai 2009, harga tiga barang di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 3,97%.

ANGKA INDEKS PAASCHEMetode ini merupakan angka indeks dengan faktor penimbang secara objektif. Faktor penimbang ditentukan dengan kuantitas tahun dasar (Qo) dengan kuantitas tahun n (Qn). Bisa digunakan untuk menghitung GDB/PDB Deflator. IP = Pn x Qn x 100 Po x Qn

IP = Indeks Paasche Pn = harga tahun n Po = harga tahun dasar Qn = kuantitas tahun n

CONTOHBerikut adalah harga barang ekspor di IndonesiaNama Barang Tahun 2008 (Po) (Rp)3.000 6.000 4.500

Tahun 2009 (Pn) (Rp)3.500 6.200 4.550

Qn

PnQn

PoQn

Beras A (kg) Tepung terigu (kg) Minyak goreng (liter) Jumlah

1.200 4.200.000 1.000 6.200.000 3.400 15.470.00 0 25.870.00 0

3.600.000 6.000.000 15.300.000 24.900.000

IP = 25.870.000 x 100 24.900.000 IP = 103.89

Artinya antara tahun 2008 sampai 2009, harga tiga barang di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 3,89%.

HTTP://BOS.FKIP.UNS.AC.ID /PUB/BSE/3SMA/KELAS_1_SMA_EKON OMI_SUPRIYANTO.PDF