modul pbak gabungan.docx

53
BAB I KORUPSI Latin : corruptio corrumpere (FA, 1951) corruptus (WSD, 1960) Inggris : corruption, corrupt Perancis : corruption Belanda : corruptic/korruptie Indonesia : korupsi (Hamzah, 2005) Istilah Korupsi yang telah diterima dalam pembendaharaan kata bahasa Indonesia, adalah “ kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan dan ketidakjujuran ”. Pengertian lainnya, perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya (Poerwadarminta, 1976) 1. Korup artinya busuk, suka menerima uang suap/sogok, memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya. 2. Korupsi artinya perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya. 3. Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi. Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. 1

Upload: siti-sunya-kumala

Post on 02-Feb-2016

332 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

BAB I

KORUPSI

Latin : corruptio corrumpere (FA, 1951) corruptus (WSD, 1960)

Inggris : corruption, corrupt

Perancis : corruption

Belanda : corruptic/korruptie

Indonesia : korupsi (Hamzah, 2005)

Istilah Korupsi yang telah diterima dalam pembendaharaan kata bahasa

Indonesia, adalah “ kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan

dan ketidakjujuran”. Pengertian lainnya, perbuatan yang buruk seperti penggelapan

uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya (Poerwadarminta, 1976)

1. Korup artinya busuk, suka menerima uang suap/sogok, memakai kekuasaan untuk

kepentingan sendiri dan sebagainya.

2. Korupsi artinya perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang

sogok, dan sebagainya.

3. Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi.

Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk,

rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Korupsi menurut Huntington

(1968) adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang

diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka

memenuhi kepentingan pribadi.

Korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan masyarakat

luas dengan berbagai macam modus. Seorang sosiolog Malaysia Syed Hussein Alatas

secara implisit menyebutkan tiga bentuk korupsi yaitu sogokan (bribery), pemerasan

(extortion), dan nepotisme.

Alatas mendefinisikan nepotisme sebagai pengangkatan kerabat, teman, atau

sekutu politik untuk menduduki jabatan-jabatan publik, terlepas dari kemampuan

yang dimilikinya dan dampaknya bagi kemaslahatan umum (Alatas 1999:6).

Inti ketiga bentuk korupsi menurut kategori Alatas ini adalah subordinasi

kepentingan umum dibawah tujuan-tujuan pribadi yang mencakup pelanggaran-

pelanggaran norma-norma, tugas, dan kesejahteraan umum, yang dibarengi dengan

1

kerahasiaan, pengkhianatan, penipuan, dan sikap masa bodoh terhadap akibat yang

ditimbulkannya terhadap masyarakat. Istilah korupsi dapat pula mengacu pada

pemakaian dana pemerintah untuk tujuan pribadi. Definisi ini tidak hanya

menyangkut korupsi moneter yang konvensional, akan tetapi menyangkut pula

korupsi politik dan administratif. Seorang administrator yang memanfaatkan

kedudukannya untuk menguras pembayaran tidak resmi dari para investor (domestik

maupun asing), memakai sumber pemerintah, kedudukan, martabat, status, atau

kewenangannnya yang resmi, untuk keuntungan pribadi dapat pula dikategorikan

melakukan tindak korupsi.

Mengutip Robert Redfield, korupsi dilihat dari pusat budaya, pusat budaya

dibagi menjadi dua, yakni budaya kraton (great culture) dan budaya wong cilik (little

culture). Dikotomi budaya selalu ada, dan dikotomi tersebut lebih banyak dengan

subyektifitas pada budaya besar yang berpusat di kraton. Kraton dianggap sebagai

pusat budaya. Bila terdapat pusat budaya lain di luar kraton, tentu dianggap lebih

rendah dari pada budaya kraton. Meski pada hakikatnya dua budaya tersebut berdiri

sendiri-sendiri namun tetap ada bocoran budaya.

• Keadaan masyarakat yang semakin majemuk.

• Greeds(keserakahan) : berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara

potensial ada di dalam diri setiap orang.

• Opportunities(kesempatan) : berkaitan dengankeadaan organisasi atau instansi

atau masyarakat yang sedemikian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi

seseorang untuk melakukan kecurangan.

• Needs(kebutuhan) : berkaitan dengan faktor-faktor yamg dibutuhkan oleh

individu-individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.

• Exposures(pengungkapan) : berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang

dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan

kecurangan, dll.

Macam-Macam Korupsi

1. Korupsi telah didefinisikan secara jelas oleh UU No 31 Tahun 1999 jo UU No

20 Tahun 2001 dalam pasal-pasalnya. Berdasarkan pasal-pasal tersebut,

terdapat 33 jenis tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi. 33

tindakan tersebut dikategorikan ke dalam 7 kelompok yakni :

2. Korupsi yang terkait dengan merugikan keuangan Negara

2

3. Korupsi yang terkait dengan suap-menyuap

4. Korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan

5. Korupsi yang terkait dengan pemerasan

6. Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang

7. Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan

8. Korupsi yang terkait dengan gratifikasi, dll.

9. Menurut Aditjandra dari definisi tersebut digabungkan dan dapat diturunkan

menjadi dihasilkan tiga macam model korupsi (2002: 22-23) yaitu :

Model Korupsi

1. Model Korupsi Lapis Pertama

Berada dalam bentuk suap (bribery), yakni dimana prakarsa datang dari

pengusaha atau warga yang membutuhkan jasa dari birokrat atau petugas

pelayanan publik atau pembatalan kewajiban membayar denda ke kas negara,

pemerasan (extortion) dimana prakarsa untuk meminta balas jasa datang dari

birokrat atau petugas pelayan publik lainnya.

2. Model Korupsi Lapis Kedua

Jaring-jaring korupsi (cabal) antar birokrat, politisi, aparat penegakan hukum,

dan perusahaan yang mendapatkan kedudukan istimewa. Menurut Aditjandra,

pada korupsi dalam bentuk ini biasanya terdapat ikatan-ikatan yang nepotis

antara beberapa anggota jaring-jaring korupsi, dan lingkupnya bisa mencapai

level nasional.

3. Model Korupsi Lapis Ketiga

Korupsi dalam model ini berlangsung dalam lingkup internasional dimana

kedudukan aparat penegak hukum dalam model korupsi lapis kedua

digantikan oleh lembaga-lembaga internasional yang mempunyai otoritas di

bidang usaha maskapai-maskapai mancanegara yang produknya terlebih oleh

pimpinan rezim yang menjadi anggota jaring-jaring korupsi internasional

korupsi tersebut.

3

Contoh Kasus Korupsi

Kasus Korupsi pada Jajaran Pemerintahan Daerah Kota Surakarta

Korupsi Anggaran DPRD Kota Solo oleh mantan anggota DPRD Solo periode

1999-2004, Hasan Mulachela dan Heru S. Notonegoro yang Dituntut 3,5 tahun

hukuman penjara. Mereka dinilai bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara

bersama-sama, yang mengakibatkan kerugian negara sekitar Rp 4,27 miliar. Yang

pada akhirnya mereka bebas.

Korupsi Mantan pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surakarta

Abdul Mutholib, yang dijatuhi hukuman penjara dua tahun dan denda Rp 25 juta

subsider satu bulan. Selain itu, terdakwa diharuskan membayar uang pengganti

sebesar Rp 34.795.681 bersama dengan terdakwa lainnya, yakni mantan Kepala

Disperindag Masrin Hadi. Mereka dinilai bersalah melakukan studi banding fiktif ke

Bali pada 5-9 Desember 2006, dan ke Surabaya pada 15-19 Desember 2006. selain

itu, Abdul Mutholib juga melakukan tindak pidana korupsi Proyek Wisata Kuliner

dengan nilai lebih dari Rp 200 juta yang seharusnya dana tersebut disimpan di kas dan

dikeluarkan sesuai kebutuhan.

Kasus korupsi dana APBD 2003 yang dilakukan oleh 42 anggota DPRD Kota

Surakarta periode 1999-2004. Dari 42 orang tersebut, lima diantaranya telah

menjalani pemeriksaan, yaitu Bambang Mudiarto, Ipmawan Muhammad Iqbal,

Mujahid, Rio Suseno dan H. Sali Basuki.

Kasus Korupsi mantan Wali Kota Surakarta, Slamet Suryanto sebagai

tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan buku ajar kota ini pada tahun 2003

senilai Rp3,7 miliar.

Cara Pencegahan Dan Strategi Pemberantasan Korupsi

Menurut Baharuddin Lopa, mencegah korupsi tidaklah begitu sulit kalau kita

secara sadar untuk menempatkan kepentingan umum (kepentingan rakyat banyak) di

atas kepentingan pribadi atau golongan. Ini perlu ditekankan sebab betapa pun

sempurnanya peraturan, kalau ada niat untuk melakukan korupsi tetap ada di hati para

pihak yang ingin korup, korupsi tetap akan terjadi karena faktor mental itulah yang

sangat menentukan.Dalam melakukan analisis atas perbuatan korupsi dapat

didasarkan pada 3 (tiga) pendekatan berdasarkan alur proses korupsi yaitu :

• Pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi,

• Pendekatan pada posisi perbuatan korupsi terjadi,

4

• Pendekatan pada posisi setelah perbuatan korupsi terjadi.

Lembaga Yang Mencegah Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah komisi

di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan

memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-

Undang Republi Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi.

Dasar Hukum

1. Orde Lama

Dasar Hukum: KUHP (awal), UU 24 tahun 1960

Antara 1951 - 1956 isu korupsi mulai diangkat oleh koran lokal seperti

Indonesia Raya yang dipandu Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar. Pemberitaan

dugaan korupsi Ruslan Abdulgani menyebabkan koran tersebut kemudian di bredel.

Kasus 14 Agustus 1956 ini adalah peristiwa kegagalan pemberantasan korupsi yang

pertama di Indonesia, dimana atas intervensi PM Ali Sastroamidjoyo, Ruslan

Abdulgani, sang menteri luar negeri, gagal ditangkap oleh Polisi Militer. Sebelumnya

Lie Hok Thay mengaku memberikan satu setengah juta rupiah kepada Ruslan

Abdulgani, yang diperoleh dari ongkos cetak kartu suara pemilu. Dalam kasus

tersebut mantan Menteri Penerangan kabinet Burhanuddin Harahap (kabinet

sebelumnya), Syamsudin Sutan Makmur, dan Direktur Percetakan Negara, Pieter de

Queljoe berhasil ditangkap.

2. Orde Baru

Dasar Hukum: UU 3 tahun 1971

Korupsi orde baru dimulai dari penguasaan tentara atas bisnis-bisnis strategis.

3. Reformasi

Dasar Hukum: UU 31 tahun 1999, UU 20 tahun 2001

Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dilakukan oleh beberapa institusi:

1. Tim Tastipikor (Tindak Pidana Korupsi)

2. Komisi Pemberantasan Korupsi

3. Kepolisian

4. Kejaksaan

5

5. BPKP

6. Lembaga non-pemerintah: Media massa Organisasi massa (mis: ICW)

Ciri-Ciri Korupsi :

1. Suatu penghianatan terhadap kepercayaan;

2. Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta atau masyarakat

umumnya;

3. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus;

4. Dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan di mana orang-orang yang

berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu;

5. Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak;

6. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau yang

lain.

7. Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki keputusan yang

pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya.

8. Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk pengesahan

hukum.

Jenis Korupsi Dipandang Dari Segi Tipologi

1. Korupsi Transaktif (transactive corruption).

Korupsi transaktif (transactive corruption); yaitu menunjukkan kepada

adanya kesepakatan timbal balik antara pihak pembeli dan pihak penerima,

demi keuntungan kedua belah pihak dan dengan aktif diusahakan tercapainya

keuntungan ini oleh kedua-duanya.

2. Korupsi yang Memeras  (extortive corruption).

Korupsi yang memeras  (extortive corruption); adalah jenis korupsi dimana

pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang

mengancam dirinya, kepentingannya atau orang-orang dan hal-hal yang

dihargainya

3. Korupsi Investif (investive corruption).

Korupsi investif (investive corruption) adalah pemberian barang atau jasa

tanpa ada pertalian langsung dari keuntungan tertentu, selain keuntungan yang

dibayangkan akan diperoleh di masa yang akan datang.

6

4. Korupsi Perkerabatan (nepotistic corruption)

Korupsi perkerabatan (nepotistic corruption) adalah penunjukan yang tidak

sah terhadap teman atau sanak saudara untuk memegang jabatan dalam

pemerintahan, atau tindakan yang memberikan perlakuan yang mengutamakan

dalam bentuk uang atau bentuk-bentuk lain, kepada mereka, secara

bertentangan dengan norma dan peraturan yang berlaku.

5. Korupsi Defensif (defensive corruption)

Korupsi defensif (defensive corruption) adalah perilaku korban korupsi

dengan pemerasan, korupsinya adalah dalam rangka mempertahankan diri.

6. Korupsi Otogenik (autogenic corruption)

7. Korupsi Dukungan (supportive corruption)

Korupsi dukungan (supportive corruption) yaitu korupsi tidak secara langsung

menyangkut uang  atau imbalan langsung dalam bentuk lain.

Modus Korupsi

7

Modus Korupsi Saat Ini: Melibatkian Keluarga.

Dari data

pengaduan masyarakat sejak 2005 - 2012, KPK melakukan inventarisasi modus-

modus korupsi sektor kesehatan terbanyak berupa :

Penyelewengan APBN/APBD sektor kesehatan, Jamkesmas, Jampersal dan

Jamkesda

Intervensi politik dalam anggaran kesehatan, jaminan kesehatan dan

ASKESKIN

Pungli oleh PNS (Dinas Kesehatan) dan pemotongan dana bantuan

Kecurangan dalam pengadaan barang/jasa, terutama alat kesehatan

Penyalahgunaan keuangan RSUD

Klaim palsu dan penggelapan dana asuransi kesehatan oleh oknum Puskesmas

dan RSUD

Penyalahgunaan fasilitas kesehatan (Puskesmas dan RSUD)

Korupsi Dalam Berbagai Perspektif

8

1. Korupsi Dari Perspektif Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah,

yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal

yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris disebut Culture.

Kebudayaan jika dimaknai secara bebas adalah hasil cipta manusia, yang

dilandasi dari kebiasaan

2. Korupsi Dari Perspektif Agama

Hanya karena satu dirham

Rasulullah SAW bersabda :

Barang siapa membeli baju dengan harga sepuluh dirham, sedangkan satu

dirham saja dari yang sepuluh itu berasal dari sumber haram, maka Allah SWT tidak

akan menerima shalat orang tersebut selama baju itu dipakainya (HR. Ahmad).

Tidak ada satu pun agama di Indonesia yang membolehkan KORUPSI

Kelemahan rasa religius dan juga ketiadaan apresiasi terhadap nilai-nilai

kemuliaan disertai dengan lemahnya disiplin diri dan etika dalam bekerja, juga adanya

sifat tamak dan egois, hanya mementingkan diri sendiri saja mendorong terjadinya

korupsi.

Biasanya hal ini terjadi karena pendidikan yang rendah baik formal maupun

non formal. Semua kelemahan tersebut tentu akan mengurangi integritas.

3. Korupsi Dalam Perspektif Hukum

Korupsi merupakan suatu perbuatan melawan hukum baik secara langsung

maupun tidak langsung dapat merugikan perekonomian atau keuangan negara yang

dari segi materiil perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan

dengan nilai-nilai keadilan masyarakat.

Dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia, sesuai

dengan asas hukum maka diterapkan peraturan khusus tentang pemberantasan tindak

pidana korupsi yaitu UU No. 3 Tahun 1971, UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No. 20

Tahun 2001, akan tetapi peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk kejahatan

seperti kejahatan perpajakan, money laundering, kehutanan, perikanan, pertambangan

dan sebagainya yang deliknya dapat memenuhi unsur-unsur perbuatan korupsi,

berlaku peraturan perundang-undangan masing-masing.

9

BAB II

Good and Clean Governance

Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih

Good & clean governance tidak terbatas pada pemerintah tapi juga non

pemerintah. Pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa Jika dilakukan dengan

efektif, efisien, jujur, transfaran dan bertanggungjawab.

Paradigma Pengelolaan Negara

Good and clean governance agar berhasil harus ditopang dua unsur yaitu

negara dan masyarakat madani.

Merubah Pola Pelayanan Publik

0̶ birokrasi elitis(dilayani)

H̶ birokrasi populis (melayani)

10

Prinsip Pokok Good and Clean Governance

1. Partisipasi (participation)

2. Penegakan hukum (rule of law)

3. Transparansi (transparancy)

4. Responsif (responsiveness)

5. Orientasi kesepakatan

6. Keadilan (equity)

7. Efektivitas and efisien

8. Akuntabilitas (acountability)

9. Visi stategis (strategic vision)

Rule of law

a. Supremasi hukum (the supremacy of law)

b. Kepastian hukum (legal certainty)

c. Hukum yang responsif

d. Hukum yang konsisten & non diskriminatif

e. Independensi peradilan

Pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa jika seluruh mekanisme

pengelolaan negara harus dilakukan secara terbuka –transparan.

Tujuh Macam Korupsi Yang Dapat Dilakukan yaitu:

1. Transactive Corruption

Transactive coroption adalah korupsi yang dilakukan saat transaksi,

biasanya terjadi saat tawar menawar pekerjaan publik dengan bargaining harga

bersih dan harga kotor dan kedua belah fihak mengambil keuntungan dari

transaksi itu dengan merugikan negara.

2. Extortive Corruption

Extortive coruption adalah korupsi pemerasan, yakni pihak tertentu

memeras pelaksana pekerjaan sehingga hasilnya tidak optimal.

3. Investive Corruption

Investive corruption adalah korupsi dimana terjadi kesalahan dalam

kebijakan, yakni investasi yang belum memiliki kepastian dalam perolehan

keuntunganya.

4. Nepotistive Corruption

11

Nepotistive corruption adalah korupsi nipotisme, yakni pemberian

pekerjaan pada lingkaran keluarga sehingga mengurangi efektifitas kontrol.

5. Defensive Corruption

Defensive corruption adalah korupsi untuk mempertahankan diri,

yakni pihak korban memberikan sesuatu kepada pihak lain untuk

mempertahankan diri dan prilaku pemberianya itu merugikan negara.

6. Autugenic Corruption

Autogenic corruption adalah korupsi yang dilakukan oleh seseorang

dan tidak melibatkan orang lain seperti seorang anggota dpr melahirkan uu

yang dapat menguntungkan dirinya.

7. Supportive Corruption

Supportive corruption adalah korupsi untuk melindungi kegiatan

korupsi lain yang telah dilakukanya.

Prinsip Pokok Good and Clean Governance

Dapat dilaksanakan melalui 5 prioritas program :

1. Penguatan peran dan fungsi lembaga perwakilan

2. Kemandirian lembaga peradilan

3. Profesionalitas dan integritas aparatur pemerintahan

4. Penguatan partisipasi masyarakat madani

5. Peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka daerah

Hasil survei persepsi publik mengenai political and ekonomic consultancy

(perc) sejak 1998-2005 menempatkan indonesia negara paling korup.

12CORRUPTION

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100% INDONESIA

PILIPINA

VIETNAM

INDIA

CHINA

TAILAND

KORSEL

HONGKONG

MALAYSIA

SINGAPORA

Kegagalan Pembangunan Indonesia

Karena korupsi menjadikan ekonomi biaya tinggi, politik tidak sehat dan

moral terus merosot.

Pengertian Korupsi

1. Menurut Kartini Kartono korupsi adalah tingkah laku individu yang

menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeruk keuntungan rpibadi,

merugikan kepentingan umum dan negara.

2. Menurut BPKP pusat jakarta korupsi adalah tindakan yang merugikan

kepentingan umum dan masyarakat luas demi keuntungan pribadi atau

kelompok tertentu.

Mekenisme Penanggulangan Korupsi yaitu:

Politik, edukasi, kelembagaan, legal, religi dan good governance.

tugas birokrasi pemerintahan pelayanan publik memberikan jasa baik oleh

pemerintah maupun swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna

memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Tidak semua aparat pemerintah

menyadarinya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Birokrasi

1. Manajemen organisasi

2. Budaya kerja dan organisasi

3. Kualitas SDM yang dimiliki

4. Koordinasi kerja dalam birokrasi

5. Kepemimpinan yang efektif

Periodesasi Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia Dalam Lintasan

Sejarah Pemberantasan Korupsi Pada Masa Orde Lama

1. Masa soekarno (orde lama)

Pada awalnya kebijakan pemberantasan korupsi bermula dari uu no.74 tahun

1957 tentang keadaan bahaya yang dibuat oleh pemerintah yang kemudian ada

peraturan penguasa militer no. Prt/pm/06/1957 yang dibuat oleh kolonel zulkifli

lubis karena pemerintah dianggap tidak mampu untuk memberantas korupsi.

13

Setelah itu pemerintah mengeluarkan perpu no.24 tahun 1960 sebagai pengganti

uu sebelumnya.

Peraturan yang pernah ada:

a. Peraturan penguasa militer nomor prt/pm/06/1957 tentang pemberantasan

tindak pidana korupsi

b. Peraturan penguasa perang kepala staff angkatan darat nomor

prt/peperu/c13/1958 tanggal 16 april 1958

c. Peraturan penguasa perang pusat kepala staf angkatan laut nomor prt/z.i/1/7

Hambatan

Upaya yang dilakukan pemerintah sebagai wujud kebijakan untuk

pemberantasan korupsi, realisasinya tidak berhasil karena penguasaan bisnis oleh

militer dan kolusi yang dilakukan oleh para pejabat negara.

Pemberantasan Korupsi Pada Masa Orde Baru

2. Masa soeharto (1967-1998)

Kebijakan yang diambil:

a. 1967: keputusan presiden no.228 tahun 1967

b. 1970: dibentuk komisi iv berdasarkan keputusan presiden no.12 tahun 1970

c. 1971: uu pemberantasan tindak pidana korupsi no.3 tahun 1971

d. 1977: intruksi presiden no.9 tahun 1977 tentang pembentukan tim operasi

tertib

e. 1980: UU No.11 tahun 1980 tentang Tindak Pidana suap dan PP No.30 tahun

1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri

Realisasi dari semua kebijakan yang dibuat oleh presiden soeharto kurang

berjalan efektif malah sebaliknya tindak korupsi semakin merajalela serta

realisasinya dipertanyakan karena tingkat korupsi semakin menjadi, hal ini

dapat kita lihat pada tabel indeks prestasi korupsi (IPK).

Indeks prestasi korupsi (IPK) dunia pada masa Soeharto

Tahun IPK Peringkat Jumlah Negara

1995 1,94 1 41

1996 2,65 10 54

1997 2,72 7 52

1998 2,00 6 85

Hambatan

14

1. Banyaknya para penguasa dan pengusaha yang melakukan tindak korupsi,

kolusi dan nepotisme (KKN) di masa itu.

2. Pada pelaksanaan UU No.3 tahun 1971 hambatan yang dihadapi antara lain

adalah tidak mengatur spesifik yang berwenang menyidik tindak pidana

korupsi.

3. Kebijakan UU No.8 tahun 1974 kendalanya adalah membuka peluang,

pembenaran pada pertanggungjawaban instansi untuk menyeleksi dan

memilah pelanggaran dan penindakan, hanya masalah internal instansi.

Pemberantasan Korupsi Pada Masa Reformasi

3. Masa b. J. Habibie (1998-1999)

Kebijakan yang diambil:

a. 1998: tap MPR No.xi/mpr/1998 serta menghasilkan uu no.28 tahun 1998

tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN.

b. 1999: UU No.31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi

sebagai penyempurna uu no.3 tahun 1971.

Realisasi kebijakan yang dikeluarkan pada masa pemerintahan b. J. Habibie

belum secara signifikan menekan angka kebocoran anggaran disana-sini.

4. Masa Abdurahman Wahid (1999-2001)

Kebijakan yang diambil antara lain:

1. 1999: membentuk komisi pemeriksaan kekayaan negara berdasarkan

keputusan presiden No.127 tahun 1999 dan terbitnya surat kepres 13 Oktober

1999 tentang pemeriksaan kekayaan penyelenggara negara berdasar standar

pemeriksaan yang telah ditetapkan.

2. 2000: Kepres No.44 tahun 2000 tgl 10 Maret 2000 tentang komisi

Ombudsman Nasional.

Hambatan

Pada kepres no.44 tahun 2000 tanggal 10 maret 2000 mengalami kendala

yaitu:

laporan ombudsman hanya sedikit yang ditindak lanjuti terkait tidak ada

infrastruktur yang baik serta laporan yang diajukan tidak mungkin

ditindaklanjuti karena tidak ada unsur pemaksa.

15

5. Masa Megawati Soekarno Putri (2001-2003)

Kebijakan yang diambil:

a. 2001: UU No.20 tahun 2002 tentang perubahan atas uu no.31 tahun 1999

tentang pemberantasan tindak korupsi serta pembubaran tim gabungan

pemberantasan korupsi karena adanta putusan uji materil mahkamah agung.

b. 2002: UU No.30 tahun 2002 tentang pembentukan komisi pemberantasan

tindak korupsi, diisyaratkan pembentukan komisi itu satu tahun setelah

pembentukan uu.

c. 2003: presiden mengeluarkan kepres no. 73 tahun 2003 tentang pembentukan

panitia seleksi calon pimpinan komisi pemberantasan tindak pidana korupsi

serta indonesia menandatangani konfrensi pbb tentnag pemberantasan korupsi

di New York, kamis 18 desember 2003.

Realisasi pada masa pemerintahan megawati sama seperti masa pemerintahan

sebelumnya.

6. Masa Susilo Bambang Yudhoyono (2004-Sekarang)

Secara hukum belum ada kebijakan yang ditetapkan sby akan tetapi

pemberantasan tndak korupsi merupakan agenda politik yang menjadi prioritas

kabinet indonesia bersatu, terbukti pada pengungkapan kasus besar korupsi antara

lain pembobolan bank bni 1946, korupsi di kpu, kasus ilegal logging,

penyelundupan BBM Pertamina dan dugaan kasus korupsi di masyarakat.

Realisasinya:

Setelah satu tahun masa pemeintahan sby, upaya pemberantasan korupsi masih

terlalu sedikit dan bekerja di tempat.

Hambatan

Fenomena korupsi masih menjadi bussiness as ussual dan tak asing lagi, tercium

baunya namun tidak ada seorang pun yang bisa dituduh melakukannya karena

pembuktian korupsi.

16

BAB III

Prinsip-Prinsip Anti Korupsi

Prinsip-prinip anti korupsi yaitu :

1. Transparansi

◦ Transparansi: prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan

secara terbuka, sehingga segala bentuk penyaitumpangan dapat diketahui oleh

publik.

◦ Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses

dinamika struktural kelembagaan.

◦ Dalam bentuk yang paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan

dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust )

Perlunya keterlibatan masyarakat dalam proses transparansi:

17

a. Proses penganggaran yang bersifat bottom up, mulai dari perencanaan,

implementasi, laporan pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi) terhadap

kinerja anggaran.

b. Proses penyusunan kegiatan. Hal ini terkait pula dengan proses

pembahasan tentang sumber-sumber pendanaan (anggaran pendapatan) dan

alokasi anggaran (anggaran belanja).

c. Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan peraturan yang

berkaitan dengan strategi penggalangan dana, mekanisme pengelolaan

kegiatan mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan finansial

dan pertanggungjawaban secara teknis.

d. Proses pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan

kepentingan publik dan yang lebih khusus lagi adalah kegiatan yang

diusulkan oleh masyarakat sendiri.

e. Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan

secara terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara administratif,

tapi juga secara teknis dan fisik dari setiap out put kegiatan.

Kontrol Masyarakat sangat diperlukan

18

Kontrol Masyarakat

Proses PerencanaanProgram Pembangunan, Anggaran Pendapatan dan Anggaran Belanja Negara atau Daerah

Evaluasi dan Penilaian Kinerja AnggaranOut Come Jangka Pendek & Jangka Panjang

ImplementasiAlokasi Sektor, Pelaksanaan, serta Pengawasan Format

Laporan PertanggungjawabanOut Put

(Teknisi Fisik dan Administrasi)

Contoh: sipenmaru di Poltekkes dilaksanakan dengan memperhatikan 5

proses transparansi. Proses pengganggaran melibatkan peran aktif jurusan

dengan memperhatikan kuota, daya tampung dan anggaran yang tersedia, baru

dirapatkan untuk verifikasi tingkat Direktorat sebagai bahan penyusunan

kegiatan, kemudian dibahas biaya apa saja yang boleh dipungut oleh masing-

masing jurusan dengan mengacu pada kebijakan yang berlaku,

Penentuan kelulusan ditetapkan mengacu pada kebijakan yang berlaku. Hasil

kegiatan tersebut dibuat laporan serta dipertanggungjawabkan oleh Direktur

Poltekkes kepada Kepala PPSDM Kesehatan serta diperiksa oleh ItJen

Kemenkes dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Dalam bentuk yang paling sederhana, keterikatan interaksi antar dua individu

atau lebih mengharuskan adanya transparansi mengacu pada keterbukaan &

kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan karena kepercayaan,

keterbukaan, & kejujuran merupakan modal awal yang sangat berharga bagi

mahasiswa untuk dapat melanjutkan tanggungjawabnya pada masa kini dan

masa mendatang (Kurniawan, 2010) Mahasiswa diharapkan dapat

melaksanakan ke 5 proses transparansi tersebut dalam kehidupan sehari-hari,

baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat, organisasi, atau

institusi.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja

Prinsip akuntabilitas membutuhkan perangkat pendukung baik berupa:

- Perundang-undangan (de jure) &

- Komitmen & dukungan masyarakat (de facto) baik pada level

budaya

(individu dengan individu) maupun pada level lembaga.

a. Akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan

melalui mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan semua kegiatan.

19

b. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan

manfaat yang diperoleh masyarakat baik secara langsung maupun

manfaat jangka panjang dari sebuah kegiatan.

Contoh kegiatan sipenmaru di Poltekkes. Prinsip akuntabilitas

diwujudkan dengan membuat pelaporan & pertanggungjawa-ban,

yang tidak hanya diserahkan kepada Direktur Poltekkes dan Badan

PPSDM Kesehatan, melainkan juga kepada semua pihak, khususnya

kepada lembaga-lembaga kontrol seperti ItJen Kemenkes yang

membidanginya serta kepada masyarakat dan Poltekkes juga

mengadakan evaluasi bukan hanya terhadap pelaksanaan

penyelenggaraan kegiatan tersebut, tetapi juga dievaluasi dampak

terhadap kelangsungan PBM, kelulusan, dan masa tunggu bekerja.

◦ Prinsip akuntabilitas harus mulai diterapkan oleh mahasiswa dalam

program kegiatan kemahasiswaan

Dengan harapan bahwa integritas atau kesesuaian antara aturan

dengan pelaksanaan kerja pada diri mahasiswa dapat semakin

ditingkatkan.

3. Kontrol Kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-

betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi.

3 model kontrol kebijakan

Partisipasi:

Melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam

penyusunan dan pelaksanaannya.

Evolusi:

Mengontrol dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang

dianggap lebih layak.

Reformasi;

Mengontrol dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai.

20

Contoh reformasi: jika pelaksanaan ujian seleksi penerimaan

mahasiswa baru aturan yang berlaku belum efisien. Misalnya uji tulis

menggunakan paper base test masih terdapat kecurangan, maka

penyelenggaraan selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk computer

base test atau one day service

Perbedaan kontrol terhadap kebijakan tergantung pada sistem yang

terbangun. Dalam sistem demokrasi yang sudah mapan (established),

kontrol kebijakan tersebut dapat dilakukan melalui partisipasi, evolusi, &

reformasi.

4. Kebijakan

Kebijakan antikorupsi

Mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyaitumpangan yang dapat

merugikan negara dan masyarakat.

Tidak selalu identik dengan undang-undang (UU) antikorupsi, namun

bisa berupa UU kebebasan mengakses informasi, UU desentralisasi,

UU anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan

masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan

penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara.

4 Aspek Kebijakan Anti-Korupsi

21

Isi Pembuat

PelaksanaKultur

Kebijakan Antikorupsi

• Isi kebijakan: Kebijakan antikorupsi akan efektif apabila di dalamnya

terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi.

• Pembuat kebijakan: Kualitas isi kebijakan tergantung pada kualitas

dan integritas pembuatnya.

• Pelaksana kebijakan: Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi

apabila didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan; yaitu kepolisian,

kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.

• Kultur kebijakan: Eksistensi sebuah kebijakan terkait dengan nilai-

nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap

hukum atau undang-undang antikorupsi. Lebih jauh kultur kebijakan

ini akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam

pemberantasan korupsi

Contoh: Sipenmaru di Poltekkes, kebijakan/aturan penerimaan mahasiswa

baru yang isinya tergambar dalam aturan-aturan seleksi penerimaan

mahasiswa baru dilaksanakan sesuai dengan buku pedoman, dimana

pembuat kebijakan penerimaan mahasiswa baru tersebut adalah Badan

PPSDM Kesehatan, dan apabila penyelenggaraan tidak sesuai aturan yang

ditetapkan, hal tersebut akan menjadi temuan ItJen Kemenkes. Seluruh

perangkat pelaksana sipenmaru di Direktorat menjalankan sesuai dengan

aturan-aturan yang sudah ditentukan.

5. Kewajaran

Prinsip fairness ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi dalam

penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya

Lima langkah penegakkan prinsip fairness :

1. Komprehensif dan disiplin: mempertimbangkan keseluruhan aspek,

berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan

tidak melampaui batas (off budget).

2. Fleksibilitas: adanya kebijakan tertentu untuk efisiensi dan efektifitas.

3. Terprediksi: ketetapan dalam perencanaan atas dasar asas value for

money dan menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan.

22

Anggaran yang terprediksi merupakan cerminan dari adanya prinsip

fairness di dalam proses perencanaan pembangunan.

4. Kejujuran : adanya bias perkiraan penerimaan maupun pengeluaran

yang disengaja, yang berasal dari pertimbangan teknis maupun politis.

Kejujuran bagian pokok dari prinsip fairness.

5. Informatif : adanya sistem informasi pelaporan yang teratur dan

informatif sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses

pengambilan keputusan. Sifat informatif ciri khas dari kejujuran.

Contoh: Dalam sipenmaru dilaksanakan sesuai usulan dari jurusan,

dilakukan verifikasi oleh direktorat dan seleksi sesuai kriteria.

Penentuan kuota mahasiswa baru yang diterima sesuai ketentuan,

tetapi bila pendaftar menurun pada saat daftar ulang atau tidak

mencapai kuota yang sudah ditentukan akan dirapatkan kembali untuk

pengisian kuota yang belum terpenuhi melalui jalur lain. Kuota yang

belum tercapai diisi dengan pemanggilan calon mahasiswa cadangan

yang sudah disiapkan dari kuota yang tersedia. Calon mahasiswa yang

diterima termasuk cadangan yang sesuai kriteria, diumumkan secara on

line maupun tidak.

◦ Prinsip kewajaran bertujuan untuk mencegah praktek

ketidakwajaran/penyimpangan dalam segala level kehidupan prinsip

kewajaran dapat menggiring setiap kegiatan khususnya yang berkaitan dengan

penganggaran agar berjalan secara wajar, jujur, dan sesuai dengan prosedur

yang telah disepakati bersama

◦ Dapat diterapkan oleh mahasiswa agar dapat bersikap lebih waspada dalam

mengatur beberapa aspek kehidupannya seperti: penganggaran, perkuliahan,

sistem belajar, maupun dalam organisasi & memiliki kualitas moral yang lebih

baik

23

BAB IV

Nilai-Nilai Anti Korupsi

Menurut Romi dkk (2011) faktor penyebab korupsi

adalah: - faktor internal (niat) dan

- faktor eksternal (kesempatan)

Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dilakukan untuk

mengurangi/menghilangkan faktor penyebab korupsi.

1. Nilai-nilai antikorupsi harus dimiliki oleh setiap individu untuk menghindari

munculnya faktor internal. Sedangkan

24

2. Untuk mencegah faktor eksternal, selain memiliki nilai-nilai antikorupsi,

setiap individu juga harus memahami dengan mendalam prinsip-prinsip

antikorupsi

Nilai-nilai dan prinsip-prinsip antikorupsi harus tertanam dalam diri individu

agar terhindar dari perilaku korupsi

Berikut nilai-nilai anti korupsi :

1. Jujur

Menurut Sugiono (2008) Jujur diartikan sebagai lurus hati, tidak

bohong, & tidak curang salah satu sifat yang sangat penting bagi

kehidupan mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam

kehidupan sosialnya. (nilai dasar penegakan integritas)

Nilai kejujuran pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam bentuk tidak

melakukan kecurangan akademik, seperti: - tidak mencontek,

- tidak melakukan plagiarisme

- tidak memanipulasi daftar hadir dll

Nilai Kejujuran juga dapat diwujudkan dalam kegiatan organisasi

kemahasiswaan, seperti: membuat laporan keuangan kegiatan

organisasi/kepanitiaan dengan jujur

Nilai kejujuran harus dipegang teguh oleh mahasiswa sejak awal untuk

memupuk & membentuk karakter sedini mungkin dalam setiap pribadi

mahasiswa

Kejujuran dalam bekerja akan membentengi diri terhadap godaan untuk

berbuat curang atau bohong

Permasalahan yang hingga saat ini masih menjadi fenomena dikalangan

mahasiswa yaitu: budaya ketidakjujuran (mencotek, plagiarisme, titip absen)

fakta menunjukkan bahwa budaya ketidakjujuran kian menggejala

Perilaku mencontek, plagiarisme & titip absen merupakan manifestasi

ketidakjujuran yang pada akhirnya memunculkan perilaku korupsi

Persoalan ketidakjujuran merupakan hal yang mengkhawatirkan & perlu

perhatian serius apabila budaya ketidakjujuran mahasiswa seperti mencontek,

25

plagiarisme, titip absen dll tidak segera diberantas maka PT menjadi bagian

dari “pembibitan” moral yang detruktif di Indonesia

2. Disiplin

Menurut Sugiono (2008) disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan

Disiplin adalah kunci keberhasilan. ketekunan & konsisten untuk terus

mengembangkan potensi diri membuat individu akan mampu memberdayakan

dirinya dalam menjalani tugasnya

Individu yang disiplin tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang

mendambakan kekayaan dengan cara mudah

Nilai kedisiplinan pada mahasiswa dapat diwujudkan antara lain:

- Mampu mengatur waktu untuk

menyelesaikan tugas dengan baik

- Patuh pada peraturan yang berlaku

- Mengerjakan tugas selesai tepat waktu

Manfaat disiplin:

- Mahasiswa dapat mencapai tujuan hidup dengan

waktu yang lebih efisien

- Dipercaya

- Diperoleh hasil belajar yang maksimal

• Tidak jarang dijumpai perilaku & kebiasaan mahasiswa yang

menghambat/tidak menunjang proses pembelajaran antara lain:

- Sering dijumpai mahasiswa yang malas

- Terlambat hadir

- Tidak mengerjakan tugas kelompok

- Melaksanakan tugas individu tidak tepat waktu dll

• Punishment yang tegas harus diberikan tanpa toleransi, al:

- Tidak diizinkan masuk kelas apabila datang terlambat

- Nama tidak dicantumkan apabila tidak mengerjakan tugas

- Tidak diberikan nilai jika memasukan tugas tidak tepat waktu

Hal tersebut merupakan sebuah pembelajaran yang sederhana namun akan

berdampak luar biasa kedepannya kata pepatah sedikit demi sedikit lama

26

lama menjadi bukit, begitu pula apabila kebiasaan buruk dibiarkan maka

kejahatan yang lebih besar dapat dilakukan.

• Peran dosen: role model/teladan, sabar, penuh

pengertian.

• Dosen harus mampu mendisiplinkan mahasiswa, dosen perlu:

- Membantu mengembangkan pola perilaku mahasiswa, misal: waktu

belajar dirumah, lama mahasiswa harus membaca/mengerjakan

tugas

- Menerapkan peraturan akademik sebagai alat & cara menegakkan

disiplin, misal: menerapkan reward and punishment secara adil,

sesegera mungkin & transparan (Siswadi,2009)

3. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya atau

kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan & diperkarakan (Sugiono,

2008)

Pribadi yang utuh & mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa

keberadaanya adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan

sesama manusia

Seseorang yang memiliki kesadaran bahwa segala tindak tanduk dan

kegiatan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada

Tuhan YME, masyarakat, negara dan bangsa

orang tersebut tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela.

Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki

kecenderungan menyelesaikan tugas lebih baik & akan memperoleh

kepercayaan

Tanggung jawab merupakan nilai penting yang harus dimiliki oleh

mahasiswa

Penerapan nilai tanggung jawab pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam

bentuk:

- Memiliki prinsip & tujuan arah masa depan

- Memiliki sikap yang menonjolkan generasi penerus tenaga kesehatan

27

yang berguna dalam mengembangkan profesinya

- Selalu belajar menjadi generasi muda yang berguna, selain memiliki

sikap & kepribadian yang baik

- Mengikuti semua kegiatan yang dijadwalkan

- Menyelesaikan tugas & praktik secara individu dan kelompok dengan

baik dan tepat waktu

4. Adil

Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.

Keadilan adalah penilaian sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni

dengan bertindak proporsional dan tidak melanggar hukum.

Pribadi yang adil akan menyadari bahwa apa yang dia terima

sesuai dengan jerih payahnya.

tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah

upayakan.

Jika ia seorang pimpinan, ia akan memberikan kompensasi yang adil

kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya, ia juga ingin

mewujudkan keadilan & kemakmuran bagi masyarakat & bangsanya

Mahasiswa dapat mengembangkan nilai keadilan dalam kehidupan

sehari-hari, misal:

- Memberikan pujian tulus pada yang berprestasi

- Memberikan pelayanan perawatan yang sama

kepada semua klien (tidak membedakan

status sosial, agama, ras dll)

- Adil terhadap dirinya sendiri, seperti belajar

maksimal sebagai sebuah keadilan terhadap

potensi & bakat yang diberikan Allah SWT

Bagi mahasiswa, karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahan

agar mahasiswa dapat mempertimbangkan & mengambil keputusan secara adil

dan benar.

5. Berani

Orang yang memiliki karakter kuat:

28

berani menyatakan kebenaran, mengaku kesalahan, bertanggung

jawab & berani menolak kebatilan.

tidak akan mentoleransi adanya penyaitumpangan & berani

menyatakan penyangkalan dengan tegas

Berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega &

teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang

Tidak takut dimusuhi & tidak takut tidak memiliki teman kalau

ternyata mereka mengajak kepada hal yang menyimpang

Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa, misalnya

berani:

- Bertanya pada dosen jika tidak mengerti

- Mengemukakan pendapat ketika berdiskusi/maju ke depan untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan

- Melaporkan temannya yang membuat tugas/makalah copy paste,

mencontek, diskusi saat ujian, diintimidasi

- Mengajukan saran untuk perbaikan PBM dengan cara yang santun

- Menulis artikel, pendapat, opini dimajalah dinding, jurnal dll

- Menolak ajakan tawuran/perbuatan tercela dll

Diperlukan pengetahuan yang mendalam untuk menerapkan nilai

keberanian yang membuat mahasiswa menjadi menguasai masalah yang

dihadapi.

Mahasiswa memerlukan keberanian untuk mencapai sukses

6. Peduli

Peduli adalah mengindahkan, memperhati-kan, dan menghiraukan (Sugiono,

2008)

Pribadi dengan jiwa sosial tinggi (memiliki sifat kasih sayang) tidak akan

tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar justru

ia berupaya untuk menyaitusihkan sebagian penghasilannya untuk membantu

sesama.

Nilai kepedulian mahasiswa harus mulai ditumbuhkan sejak berada di

kampus.

Nilai kepedulian dapat diwujudkan dengan berusaha ikut:

29

- Memantau jalannya PBM & sistem pengelolaan sumber daya di kampus

- Memantau kondisi infrastruktur lingkungan kampus

- Jika ada teman yang tertimpa musibah, mahasiswa dengan sukarela

membantu

- Tidak merokok, karena asap rokok yang ditimbulkan dapat merugikan diri

sendiri & orang lain

- Membuang sampah pada tempatnya

- Menghargai & menghormati teman, dosen, & karyawan

- Terlibat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan BEM/HIMA

- Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol/NAPZA karena bisa

menimbulkan

hal-hal yang tidak diinginkan seperti menimbulkan perilaku adiktif,

pertengkaran, pelecehan, & mengganggu keamanan serta ketertiban

kampus

7. Kerja Keras

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan.

Kemauan identik dengan keteladanan, ketekunan, daya tahan, daya kerja,

pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, dan pantang

mundur.

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil

kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik sebesar-besarnya ia

tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat

Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang

sesuai dengan target.

Namun, bekerja keras akan menjadi sia-sia jika tanpa adanya

pengetahuan.

Kerja keras dapat diwujudkan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-

hari, misalnya:

- Dalam melakukan sesuatu menghargai proses bukan hasil semata

- Tidak melakukan jalan pintas

- Belajar & mengerjakan tugas akademik dengan sungguh-sungguh.

Para dosen memiliki peran penting agar setiap usaha kerja keras

mahasiswa

30

tidak sia-sia

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah individu yang menyadari

kebutuhannya & berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya

tanpa berlebihan.

Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yang penting dalam interaksi

dengan masyarakat disekitarnya

8. Sederhana

Hidup sederhana:

- Membiasakan untuk tidak hidup boros yang tidak sesuai dengan

kemampuannya

- Memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya

- Tidak tergoda untuk hidup dengan gelimang kemewahan

- Ilmu pengetahuan adalah kekayaan utama yang menjadi modal kehidupan

Menyadari bahwa mengejar harta tidak akan ada habisnya karena nafsu

keserakahan akan selalu menimbulkan keinginan untuk mencari harta

sebanyak-banyaknya.

Penerapan nilai kesederhanaan pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam

bentuk:

- Tawadhu (rendah hati) mau mengakui kelebihan orang lain, jauh dari

sifat gila hormat, ambisi pangkat/jabatan.

- Berpakaian sopan & sesuai aturan yang ditetapkan

- Merasa cukup dengan yang ada, bukan lantaran pasrah, melainkan telah

berusaha menyempurnakan usaha

- Tidak sombong ketika dipuji, & tidak rendah diri ketika dikritik

- Menyelaraskan antara kebutuhan dengan kemampuan secara realistik &

proporsional

Manfaat hidup sederhana pada mahasiswa:

- Mahasiswa dibina untuk memprioritaskan kebutuhan diatas keinginan

- Mengatasi masalah kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egois, & sikap

lainnya

- Menghindarkan dari keinginan yang berlebihan

31

Gaya hidup sederhana perlu dikembangkan sejak mahasiswa mengembangkan masa

pendidikannya

9. Mandiri

Mandiri diartikan tidak bergantung pada orang lain dalam berbagai hal.

Manfaat kemandirian:

- Membentuk karakter yang kuat pada diri individu untuk menjadi tidak

tergantung terlalu banyak pada orang lain

- Mengoptimalkan daya pikir guna bekerja secara efektif

- Tidak akan menjalin hubungan dengan pihak yang tidak

bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat

Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses pendewasaan

diri, artinya tidak bergantung pada orang lain dalam melaksanakan tugas &

tanggung jawabnya

Hal tersebut penting untuk masa depan mahasiswa, dimana mahasiswa

harus mengatur kehidupannya & orang yang berada di bawah

tanggungjawabnya

Ciri mahasiswa mandiri/dewasa memiliki sikap 3 R.

- Realible dapat diandalkan

- Responsible bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuat serta

siap menanggung risiko

- Reasonable beralasan, setiap yang dilakukan dilandasi dengan dasar

pemikiran & tujuan yang jelas.

Nilai kemandirian dapat diwujudkan al:

- Mengerjakan soal ujian sendiri

- Mengerjakan tugas-tugas akademik secara mandiri

- Menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan secara swadana

32

BAB V

Peran Mahasiswa Dalam Pemberantasan Korupsi

Permasalahan korupsi di Indonesia sudah sampai pada taraf menimbulkan

skeptisime semua kalangan, termasuk mahasiswa. Maka dari itu mendesain mata

kuliah baru Anti-korupsi agar menjadi sebuah pembelajaran yang menarik, tidak

monoton dan efektif bukan hal mudah. Materi tentu penting untuk memperkuat aspek

kognitif, namun pemilihan metode pembelajaran yang kreatif merupakan kunci bagi

keberhasilan mengoptimalkan intelektual, sifat kritis dan etika integritas mahasiswa.

Dosen sendiri harus menjadi komunikator, fasilitator dan motivator yang baik bagi

33

Nilai-nilai anti korupsi

faktor internal penyebab korupsi

Kesimpulan

mahasiswa. Peran pimpinan perguruan tinggi juga diperlukan untuk menciptakan

kampus sebagai land of integrity yang mendukung efektifitas pendidikan Anti-korupsi

itu sendiri.

Peran mahasiswan dalam gerakan anti korupsi yaitu menjadi agent of change

dimana mahasiswa berperan sebagai insiator, educator, motivaor dan implementator.

Tidak hanya di lingkungan kampus saja, mahasiswa dapat terlibat dalam lingkungan

keluarga, masyarakat, lingkup lokal maupun nasional. Pada lingkungan kampus,

mahasiswa dapat memberikan pendidikan kepada masyarakat pada kegitan

PKN/PKL, mengontrol kebijakan pemerintah. Contoh sederhana seperti di sekolah-

sekolah ataupun tempat umum muncul kantin kejujuran, meskipun sulit dalam

pengawasaannya atau mendapatkan keuntungannya namun adanya kantin kejujuran

ini dapat melatih siswa-siswi sejak dini untuk bertindak jujur. Keterlibatan mahasiswa

sebagai agent of change dalam keluarga yaitu dapat menerapkan nilai-nilai religious

(aktivitas ibadah), melakukan bantuan tanpa pamrih dan atas kesadaran sendiri,

belajar mengakui kesalahan dan tidak menyalahkan orang lain.Sedangan keterlibatan

mahasiswa di kalanagan masyarakat, local maupun nasional yaitu dengan melakukan

nilai-nilai anti korupsi yang dimulai dari diri sendiri mulai dari hal yang kecil dan

mulai dari saat ini, mahasiswa dapat menjadi contoh/ role model bagi masyarakat.

Gerakan anti korupsi dilakukan dengan upaya perilaku individu dan system

salah satu caranya dilakukan dengan penanaman nilai-nilai antikorupsi pada

mahasiswa, seperti berkata dan bertindak jujur. Dengan berkata maupun bertindak

jujur,banyak hal yang bisa didapatkan yaitu : Kepercayaan, Cinta dan Rasa Hormat

Membentuk perilaku budaya jujur dapat dilakukan dengan Pendidikan

Integritas dan Pendidikan Karakter. Pendidikan integritas adalah pendidikan yang

mengedepankan pembangunan karakter. Pendidikan seperti ini tidak hanya

mengandalkan terori, tapi mahasiswa juga harus bisa mempraktikkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Maka dari itu Pendidikan Integritas muncul sebagai suatu

kebutuhan terhadap tantangan yang dihadapi mahasiswa, sebab tanpa prinsip dasar

integritas tidaklah mungkin tercapai tingkat efektifitas yang tinggi untuk menegakkan

kejujuran mahasiswa Untuk pendidikan karekter dapat dilakukan melalui penanaman

karakter-karakter berikut :

a. Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi:

berintegritas, jujur, dan loyal.

34

b. Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran

terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain.

c.  Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli

dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar.

d.Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan

menghormati orang lain.

e. Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan

peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam.

f. Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung

jawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.

35