modul.mercubuana.ac.id industri... · web viewbebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah...

31
8 BAB II LANDASAN TEORI Kemampuan Sistem Produksi tidak dapat berfungsi optimal jika sistem penunjang dari sistem produksi tersebut tidak berfungdi optimal juga, gudang spare part merupakan sistem penunjang dalam kasus ini . Sebagai contoh jika tidak ada gudang spare part maka saat spare patt yang rusak maka akan menunggu waktu yang sangat lama dan akan merugikan perusahaan. Namun di dalam gudang spare part ini juga harus diperhatikan cara penyusunan serta stok barang spare part cara terhandal adalah dengan 5 S dan diperkuan dengan menggunakan Standar Operasional Prosedures ( SOP ). 8

Upload: hoangbao

Post on 09-May-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Kemampuan Sistem Produksi tidak dapat berfungsi optimal jika sistem

penunjang dari sistem produksi tersebut tidak berfungdi optimal juga, gudang spare

part merupakan sistem penunjang dalam kasus ini . Sebagai contoh jika tidak ada

gudang spare part maka saat spare patt yang rusak maka akan menunggu waktu yang

sangat lama dan akan merugikan perusahaan. Namun di dalam gudang spare part ini

juga harus diperhatikan cara penyusunan serta stok barang spare part cara terhandal

adalah dengan 5 S dan diperkuan dengan menggunakan Standar Operasional

Prosedures ( SOP ).

2.1 Sistem Produksi

Produksi dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi

yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Sistem Produksi merupakan

kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentrasformasi

8

Page 2: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

9

input produk menjasi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku,

mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan

produk yang dihasilkan berikut sampingannya seperti limbah, informasi, dan

sebagainya. Sistem produksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1. Input – Output Sistem Produksi

Sub sistem-sub sistem dari sistem produksi tersebut antar lain adalah

Perencanaan dan pengendalian Produksi, Pengendalian Kualitas, Penentuan standar –

standar Operasi, Penentuan Fasilitas Produksi, Perawatan Fasilitas Produksi, dan

Penentuan Harga Pokok Produksi.

Sub sistem-sub sistem dari sistem produksi tersebut akan membentuk

konfigurasi sistem produksi. Keadaan dari konfigurasi sistem produksi ini akan

Page 3: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

10

tergantung dari produk yang dibuat serta bagaimana cara membuatnya (Proses

produksinya).

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, operasi dan pemeliharaan,

perusahaan manufaktur harus memiliki organ pelaksana. Sistem produksi pada suatu

perusahaan manufacturing harus memiliki bagian-bagian atau organ.

Gambar 2.2 menunjukan bahwa sistem produksi berawal dari pemahaman

terhadap keinginan dan harapan para pelanggan berdasarkan temuan-temuan dari

kegiatan pemasaran termasuk permintaan langsung dari para pelanggan terhadap

produk-produk tertentu. Data dan informasi tentang keinginan pelanggan kemudian

diterjemahkan ke dalam bentuk rancangan produk atau jasa untuk mengetahui part,

komponen dan sub-assembly apa yang dibutuhkan termasuk ukuran, spesifikasi, jenis

bahan, jumlah masing-masing item yang dibutuhkan untuk setiap unit produk yang

diinginkan.

Page 4: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

11

Gambar 2.2 Sistem Produksi Perusahaan

Berdasarkan hasil rancangan ini kemudian ditentukan proses pembuatan

(manufacturing) dilantai pabrik yang meliputi tahapan proses.

Data dan informasi yang telah tersedia kemudian disampaikan kepada bagian

cost accounting untuk menilai kelayakan pembiayaan dan penerimaan. Bila dinilai

layak maka diterusakan kepada pemimpin untuk disahkan. Kemudian disusun

rencana dan program pengolahan di lantai pabrik yang meliputi jadwal tentative

proses operasi, jadwal dan jumlah kebutuhan bahan baku (raw material) dan bahan

tambahan dari luar (bought-out items), dan jadwal operasi dan kapasitas fasilitas

produksi yang akan digunakan dan lain-lain. Berdasarkan jadwal-jadwal tersebut,

Page 5: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

12

rencana pengadaan bahan, kapasitas statiun kerja, tenaga operator disusun dan

kemudian diimplementasikan.

Monitoring dan pengendalian operasi lantai pabrik dilakukan secara rutin

untuk memastikan tidak terjadi penyimpangan termasuk penyimpangan mutu

(spesifikasi) dari setiap item yang dikerjakan. Apabila penyimpangan tidak dapat

dihindarkan maka tindakan perbaikan yang meliputi penjadwalan ulang sisa perasi di

lantai parik segera dilakukan, pengadaan tambahan bahan bila diperlukan dan

sebgainya. Bebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan

dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan waktu

setup dan operasi, ketidaksesuaian mutu bahan, kerusakan pada fasilitas produksi dan

lain-lain. Produk yang telah selesai diangkut kegudang penyimpanan untuk

dikirimkan kepada para pelanggan sesuai dengan jadwal pengiriman yang disepakati.

2.2 Pengertian Warehouse

Warehouse atau pergudangan berfungsi menyimpan barang untuk produksi

atau hasil produksi dalam jumlah dan rentang waktu tertentu yang kemudian

didistribusikan ke lokasi yang dituju berdasarkan permintaan. Kendala yang dihadapi

dalam pengelolaan warehouse adalah akurasi pergerakan barang dan menghitung

rentang waktu barang disimpan. Dibutuhkan kontrol aktivitas pergerakan barang dan

dokumen untuk meningkatkan efisiensi penggunaan warehouse agar jumlah dan

rentang waktu barang disimpan dalam nilai minimum atau sesuai perencanaan.

Page 6: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

13

Warehouse Management System

Warehouse Management System yang didukung teknologi informasi untuk

membantu pengawasan pergerakan barang masuk, pergerakan dalam warehouse dan

barang keluar. Pengawasan dengan menggunakan sistem, memberikan kemudahan

pengelolaan dan nilai tambah warehouse, yaitu:

1. Memudahkan pengelola warehouse memberikan informasi ketersediaan suatu

barang kepada bagian perencanaan produksi atau pengiriman agar

ketersediaan barang tetap pada tingkat yang aman

2. Penempatan barang yang ditentukan oleh sistem sehingga memudahkan

penyimpanan, pengambilan dan perhitungan stok

3. Mengurangi lead time dari aktivitas penyimpanan barang dan pengiriman

barang

4. Ketersediaan beragam informasi mengenai level barang dan utilitas

warehouse memudahkan analisis untuk menyusun strategi penggunaan

warehouse yang lebih efisien.

2.3 Konsep Warehouse

Gudang bukan hanya sekedar tempat penyimpanan barang dan sebagai

pendukung proses bisnis tetapi merupakan faktor kunci dalam strategi untuk

menciptakan keunggulan kompetitif melalui pelayanan yang Tepat, Cepat, dan

memuaskan. Pelayanan prima ini menciptakan image yang baik dimata Pelanggan.

Page 7: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

14

Menumbuhkan kepercayaan Pelanggan pada perusahaan. Maka gudang perlu dikelola

dengan baik.

Dalam menerapkan prinsip-prinsip menajemen pergudangan dibutuhkan

disiplin dari seluruh karyawan di gudang. Dasar pembentukan budaya disiplin adalah

melalui program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Penerapan 5S

menghendaki seluruh Sumber Daya Manusia perusahaan terlibat dan berperan

menciptakan manajemen lingkungan yang baik. Oleh karena itu 5S merupakan

pondasi proses improvement. Perbaikan yang dihasilkan dapat dipertahankan dan

menjadi kebiasaan manakala SDM bertindak disiplin.

Melalui pemahaman makna 5S maka karyawan dapat memahami setiap

langkah kegiatan kerjanya dan melakukan analisa dengan makna 5S.

Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dan mengapa membutuhkan cara kerja

5S. Kemudian membuat standar untuk setiap aktifitas kegiatan kerja, beserta cara

pengukurannya. Gudang yang telah memenuhi standar 5S mampu meningkatkan

kinerja perusahaan. Tentunya seluruh bagian perusahaan juga menerapkan 5S.

2.4 Sistem Manajemen Warehouse

Seringkali istilah Sistem Manajemen Gudang itu dianalogikan dengan

sistem komputerisasi yang mengatur arus pergerakan barang di gudang (seperti

tulisan saya di Sistem Manajemen Gudang (WMS).

Page 8: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

15

Dalam tulisan ini saya coba mendefinisikan Sistem Manajemen Gudang

secara sederhana menurut pemikiran saya.

Sistem adalah kumpulan interaksi dari sub sistem penyusun, dan Manajemen

adalah ilmu mengelola sumber daya, sedangkan Gudang adalah tempat penyimpanan

barang sementara.

Sistem Manajemen Gudang paling tidak mengandung pemahaman :

pengelolaan dari beberapa sistem / sub sistem yang saling terkait di dalam suatu

aktifitas penyimpanan barang sementara.

Beberapa aktifitas di dalam gudang adalah sebagai berikut :

1. Administrasi.

2. Penerimaan barang.

3. Penyimpanan barang.

4. Pengepakan barang ke tempat yang dituju.

5. Pengeluaran barang.

Aktifitas ini saling terkait satu sama lain. Secara organisasi , setiap aktifitas ini

sebaiknya dipimpin oleh satu orang semisal Kepala bagian, Leader, Supervisor atau

sebutan lain dengan tugas dan tanggung jawab serupa. Tiap kepala bagian diharuskan

paling tidak mengetahui pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh team-nya serta

mampu melakukan fungsi-fungsi pengendalian sebagai berikut :

Page 9: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

16

1. Pengendalian Operasional

2. Pengendalian Biaya

3. Pengendalian Personalia

Ketiga fungsi pengendalian ini perlu terus dikembangkan oleh setiap

pimpinan. Misalnya untuk Pengendalian Personalia, jangan hanya puas dengan

pencapaian saat ini, sebisa mungkin upgrade lah kemampuan team dengan berbagai

hal kreatif.

Kepala bagian juga secara rutin berkomunikasi dalam satu forum besar,

semisal briefing pagi mengenai target-target (KPI) dan beberapa kesalahan yang

masih dijumpai. Pemimipin harus terus mengasah diri untuk mencapai sistem kerja

yang lebih baik, karena tidak ada sistem kerja yang sempurna, selalu ada yang  sistem

kerja yang lebih baik.

Mengelola gudang menjadi sangat menarik bagi orang-orang yang bekerja di

dalamnya,  hal itu dikarenakan karakteristik unik yang dimiliki oleh gudang sebagai

berikut :

1. Sumber Daya Manusia (SDM) di gudang sebagian besar adalah pekerja kasar

atau berpendidikan SMU ke bawah dan memiliki kecenderungan sulit diatur,

sehingga diperlukan sebuah pendekatan yang personal dan unik dibandingkan

dengan pekerja kantor (back office).

Page 10: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

17

2. Variabel eksternal yang ada sulit dikendalikan oleh personil gudang, misalkan

fluktuasi kedatangan barang yang memerlukan penambahan sumber daya

pada waktu yang tidak terduga.

3. Gudang sebagai pusat aktifitas logistik namun tidak memberi nilai tambah

secara langsung pada perusahaan. Hal ini memungkinkan prestasi kerja

personil gudang tidak begitu terlihat di level management.

Gudang sebagai bagian dari Logistik merupakan bagian kerja yang sangat

menarik,  Lebih kepada behind the scene atau supporting department namun sangat

vital dalam sebuah perusahaan yang memiliki Gudang.

Gudang sendiri saat ini memiliki arti luas dan lebih dari sekedar tempat

penyimpanan saja. Gudang itu sendiri tidak menambah nilai barang secara langsung,

tidak ada perubahan citarasa, bentuk, kemasan, dan lain sebagainya. Intinya tidak ada

kegiatan proses operasi pada barang, yang ada adalah aktifitas penyimpanan barang

serta perpindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya di dalam area gudang.

2.5 Pengertian 5 S

Bagi anda yang pernah berinteraksi dengan dunia pabrik tentunya tidak asing dengan

istilah 5S. Pabrik yang menerapkan program 5S akan terlihat bersih dan teratur. 

Mereka berpikir keadaan yang berantakan akan menyembunyikan masalah. Program

5S dipandang sebagai usaha untuk memunculkan masalah yang selama ini

tersembunyi  dari para pemecah masalah (problem solver).

Page 11: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

18

Saat ini, program 5S telah banyak diadopsi oleh berbagai industri di berbagai

negara. Popularitas 5S ini tak lepas dari kesuksesan industri Jepang yang selama ini

memusatkan  perhatiannya terhadap pengurangan segala  pemborosan (waste). 5S

adalah landasan untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki kebiasaan (habit)

mengurangi pembororsan di tempat kerjanya.

Program 5S pertama kali diperkenalkan di Jepang sebagai suatu gerakan

kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan (seiri), penataan (seiton), pembersihan

(seiso), penjagaan kondisi yang mantap (seiketsu), dan penyadaran diri akan

kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik (shitsuke).

Masing-masing S dalam 5S beserta penjelasannya dijelaskan di bawah ini.

2.5.1 Seiri

Seiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: pemilahan

barang yang berguna dan tidak berguna:

Barang berguna => Disimpan

Barang tidak berguna => Dibuang

Dalam langkah awal ini dikenal istilah Red Tag Strategy,  yaitu

menandai barang-barang yang sudah tidak berguna dengan label merah

(red tag) agar mudah dibedakan dengan barang-barang yang masih

berguna. Barang-barang dengan label merah kemudian disingkirkan

dari tempat kerja. Semakin ramping (lean) tempat kerja dari barang-

Page 12: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

19

barang yang tidak dibutuhkan, maka akan semakin efisien tempat kerja

tersebut.

2.5.2 Seiri

Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan barang

yang berguna agara mudah dicari, dan aman, serta diberi indikasi.

Dalam langkah kedua ini dikenal istilah Signboard Strategy, yaitu

menempatkan barang-barang berguna secara rapih dan teratur

kemudian diberikan indikasi atau penjelasan tentang tempat, nama

barang, dan berapa banyak barang tersebut agar pada saat akan

digunakan barang tersebut mudah dan cepat diakses. Signboard

strategy mengurangi pemborosan dalam bentuk gerakan mondar-

mandir mencari barang.

2.5.3 Seiso

Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan, yaitu: pembersihan

barang yang telah ditata dengan rapih agar tidak kotor, termasuk

tempat kerja dan lingkungan serta mesin, baik mesin yang breakdown

maupun dalam rangka program preventive maintenance (PM).

Sebisa mungkin tempat kerja dibuat bersih dan bersinar seperti ruang

pameran agar lingkungan kerja sehat dan nyaman sehingga mencegah

Page 13: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

20

motivasi kerja yang turun akibat tempat kerja yang kotor dan

berantakan.

2.5.4 Seiketsu

Seiketsu adalah langkah selanjutnya setelah seiri, seiton, dan seiso,

yaitu: penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih menjadi

suatu standar kerja. Keadaan yang telah dicapai dalam proses seiri,

seiton, dan seiso harus distandarisasi. Standar-standar ini harus mudah

dipahami, diimplementasikan ke seluruh anggota organisasi, dan 

diperiksa secara teratur dan berkala.

2.5.5 Shitsuke

Shitsuke adalah langkah terakhir, yaitu penyadaran diri akan etika

kerja:

1. Disiplin terhadap standar

2. Saling menghormati

3. Malu melakukan pelanggaran

4. Senang melakukan perbaikan

Page 14: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

21

Padanan  5S dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dapat dilihat pada

Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 2.1

Padanan 5S dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

JEPANG INDONESIA INGGRIS

5S 5R 5S 5P 5K 5S

1S Seiri Ringkas Sortir Sisih Pemilahan Ketertiban Sort

2S Seiton Rapi Susun Susun Penataan Kerapihan Set in Order

3S Seiso Resik Sapu Sasap Pembersihan

Kebersihan Shine

4S Seiketsu Rawat Standarisasi Sosoh Penjagaan Kelestarian Standardize

5S Shitsuke Rajin Swa-disiplin Suluh Penyadaran Kedisiplinan Sustain

Suksesnya 5S terletak pada sejauhmana orang melakukan 5S sebagai suatu

kebiasaan (habit) bukan paksaan sehingga inisiatif perbaikan akan muncul dengan

sendirinya. Di bawah ini saya telah merangkum hal-hal penting untuk pelaksanaan

program 5S berdasarkan beberapa literatur dan juga perspektif pribadi saat

menyaksikan langsung aktivitas 5S di tempat kerja.

Membutuhkan keterlibatan/partisipasi semua orang dalam organisasi dari level

atas sampai level bawah.

Membutuhkan komitmen manajemen untuk memastikan kegiatan 5S

dilakukan setiap hari dan dianggap sebagai prioritas.

Page 15: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

22

Merubah perspektif semua orang dalam organisasi bahwa 5S lebih dari

sekedar program kebersihan maupun housekeeping management.

Menerapkan 5S secara konsisten untuk perubahan budaya.

Menggunakan sistem visual display untuk mengkomunikasikan  aktivitas 5S

secara efektif.

Melakukan audit 5S secara teratur (mingguan, bulanan, dan surprise audit)

untuk menilai performance.

Membutuhkan edukasi tentang konsep  dan keuntungan aktivitas 5S.

Salah satu paragraf dari artikel yang disusun Utomo (2011).

5S tidak sulit untuk dipahami, tapi 5S sangat sulit untuk dilaksanakan dengan benar.

5S memerlukan kegigihan, kebulatan tekad, dan memerlukan usaha yang terus

menerus. 5S mungkin tidak akan memberikan hasil yang dramatis. Namun 5S

membuat pekerjaan lebih mudah. 5S akan mengurangi pemborosan waktu kerja kita.

5S akan membuat kita bangga atas pekerjaan kita. 5S akan meningkatkan

produktifitas kerja dan mutu yang lebih baik, sedikit demi sidikit, namun terus

menerus.

2.6 Standard Operating Prosedure ( SOP )

Standard Operating Prosedure (SOP) merupakan panduan teknis yang berisi

serangkaian instruksi yang menggambarkan standar aktivitas dan proses yang

berlangsung dalam suatu perusahaan. SOP berfungsi untuk mendefinisikan semua

konsep dan teknik penting serta persyaratan yang di butuhkan, ditunagkan dalam

Page 16: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

23

suatu bentuk yang langsung dapat digunakan oleh personel organisasi dalam

pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Dengan demikian tujuan diperlukannya SOP dalam

suatu perusahaan adalah untuk memberikan penyamaan persepsi semua personel yang

terlibat, memberi pemahaman atas setiap langkah detail kegiatan yang harus

dilaksanakan, sehingga mampu menjaga konsistensi operasi perusahaan, dan kualitas

produk atau jasa yang dihasilkan.

Beberapa langkah yang mendeskripsikan suatu metode dalam penyusunan SOP

adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Tujuan

Suatu prosedur akan berjalan efektif dan efisien apabila memiliki tujuan

spesifik yang ingin dicapai. Dengan tujuan yang spesifik, maka keseluruhan

proses dan imstruksi yang disusun bisa memberikan arah yang jelas, dan

mampu menjadi tolok ukur dalam menilai keberhasilan implementasi SOP.

Selain itu, juga berfungsi menjadi tolok ukur dalam proses evaluasi atas

dokumen SOP itu sendiri, dan evaluasi atas kemampuan personel yang

menjalankan.

2. Membuat Rancangan Awal

Langkah berikutnya adalah menentukan desain dan rancangan awal dari

prosedur yang akan digunakan. Bentuk rancangan awal ditentukan dari tingkat

kompleksitas kegiatan organisasi, apakah menggunakan simple step,

hierarchical step, graphic format, atau workflow format. Tahap ini

memerlukan kegiatan observasi atau personel, organisasi, dan rencana bisnis

Page 17: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

24

yang akan dijalankan. Penyusunan rancangan awal ditentukan dengan

membuat dua kategori procedur yaitu Prosedur General dan Prosedur Rinci.

Prosedur General merupakan prosedur umum yang disusun untuk

memberikan gambaran umum atas prosedur yang disusun, proses pembuatan

prosedur, dan struktur organisasi yang terlibat. Sedangkan prosedur rinci

merupakan prosedur detail yang disusun berdasarkan pada unit-unit organisasi

yang ada. Prosedur Rinci dapat dibagi kedalam 7 ( Tujuh ) Prosedur yanitu

prosedurPembutan Penawaran, Prosedur Pembuatan Perjanjian, Prosedur

Operasional Project, Prosedur Maintenance, Prosedur Keuangan, dan

Prosedur Evaluasi. Setiap Prosedur Rinci terdiri dari tujuh bagian diantaranya

tujuan, lingkup, definisi, tugas & Tanggung jawab, bagan alir, prosedur rinci,

dan lampiran.

3. Melakukan Evaluasi Internal

Thap ini merupakan review, koordinasi dan komunikasi antara pihak penentu

kebijakan perusahaan, dan semua personel yang terlibat. Evaluasi dilakukan

untuk memperoleh masukan dan rekomendasi dari pihak personel yang

terlibat guna mempertajam tujuan, memperkecil gap factor, mengeleminasi

ketidaktepatan redaksional, mempertegas instruksi, dan memperjelas metode

implementasi.

4. Melakukan Evaluasi Ekstrenal

Tahap ini dilakukan guna memeperoleh informasi dari pihak di luar organisasi

perusahaan, dengan meminta advisor perusahaan memberikan review atas

prosedur yang telah dibuat. Atau dengan metode evaluasi komparatif, yaitu

Page 18: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

25

melakukan ‘benchmarking’ atas SOP yang dipergunakan perusahaan yang

sejenis. Evaluasi Ekstrenal diperlukan untuk memperoleh informasi ekstrenal

yang berkembang dilingkungan existing market, sehingga prosedur yang akan

dijalankan mampu meningkatkan produktivitas perusahaan dalam menghadapi

persaingan bisnis.

5. Melakukan Uji Coba

Prosedur yang telah disusun perlu dilakukan ujicoba di salah satu atau berapa

unit yang terkait. Tujuan dari ujicoba ini adalah untuk mengetahui tingkat

efektifitas SOP, apakah prosedur sudah disusun secara benar dan jelas, apakah

personel mampu memahami prosedur secara tapat, dan apakah cara penulisan

(spelling) atas suatu instruksi menimbulkan kebingungan atau tidak. Hasil

ujicoba kan menyempurnakan penyusunan prosedur, sehingga SOP benar-

benar akan siap untuk diimplementasikan.

6. Pengesahan Prosedur

Tahap berikutnya adalah melakukan pengesahan oleh pihak penentu kebijakan

perusahaan. Dengan pengesahan tersebut, maka SOP akan menjadi buku

panduan bagi para pelaksana organisasi dalam menjalankan rencana bisnis

guna mencapai tujuan perusahaan.

7. Implementasi Prosedur

Prosedur siap untuk dijalankan oleh semua personel yang ada dalam

organisasi perusahaan. Setiap personel telah memiliki panduan instruksi atas

kegiatan operasional sehari-hari dalam mencapai tujuan bersama. Pelaksanaan

SOP ini memerlukan perhatian dan partisipasi dari seluruh level organisasi.

Page 19: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

26

Tahap paling awal dalam melakukan implementasi SOP adalah dengan

melakukan sosialisasi secara continue untuk menamkan awareness akan

pentingnya SOP, dan bagaimana SOP bisa dijalankan secara bersama-sama

dan konsisten.

2.7 Penerapan dengan Standar Operational Prosedures ( SOP )

Operasional Warehouse sehari-hari diharapkan mengacu kepada satu

Standard Operating Procedure (SOP) Pergudangan yang jelas dan feasible untuk

dilakukan oleh karyawan di gudang. Terkadang dalam penyusunan Standard

Operating Procedure (SOP) Pergudangan,  departemen Quality Management /

Assurance menjadi semacam inisiator. Hal itu dikarenakan keberadaan SOP pada

satu bagian adalah indikator sistem manajemen yang baik.

Tetapi tunggu dulu, jika perusahaan anda saat ini tidak memiliki departemen

Quality Management / Assurance dan saat ini Warehouse anda belum memiliki SOP

yang jelas sehingga berjalan sesuai ‘kebiasaan’ karyawan atau sebaliknya SOP ada

namun tidak feasible untuk dipraktikkan dalam operasional Warehouse, kira-kira apa

yang akan terjadi? Beberapa temuan saya kejadian seperti itu sangat sering terjadi dan

dampak ‘ketidakjelasan’ SOP tersebut adalah :

Kebocoran aset perusahaan yang ada di Warehouse dalam berbagai macam

jenis penyimpangan karena tidak adanya panduan SOP yang jelas.

Page 20: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

27

Budaya kerja ‘semau’ atasan atau budaya ‘turun temurun’, dimana hal ini

mengakibatkan demotivasi bagi karyawan di bawah yang tentu menghendaki

ada satu standarisasi kerja.

Kualitas pekerjaan yang tidak standard. Berbeda orang yang mengerjakan

akan berbeda perlakuannya , sehingga kualitas kerja tergantung kepada

‘orang’ dan bukan kepada ‘sistem’

  Untuk menghindari ketiga hal di atas tentu dibutuhkan adanya satu dokumen

SOP sebagai panduan kerja standard bagi seluruh karyawan yang bekerja di

Warehouse. Excelogic Consulting dalam beberapa kali kesempatan project konsultasi

serta berkoresponden dengan pembaca artikel di blog menangkap adanya satu

kebutuhan terutama bagi industri skala kecil menengah untuk adanya sebuah

Standard Operating Procedure (SOP) Pergudangan, untuk itu pada artikel ini

secara sekilas kami mencoba membagikan salah satu contoh SOP Pergudangan secara

detail.

Page 21: modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewBebetapa sumber penyimpangan yang umum terjadi adalah kesalahan dalam pembuatan rancangan part dan komponen, kekeliruan dalam penentuan

28

Gambar 2.3 Proses Manajemen Gudang