modul i kebijakan keselamatan kesehatan kerja · d. materi pokok dan sub materi pokok ......

48
MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DIKLAT SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI TINGKAT DASAR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI BANDUNG 2016

Upload: hoangtruc

Post on 02-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

MODUL I

KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

DIKLAT SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

TINGKAT DASAR

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

BANDUNG

2016

Page 2: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

i

KATA PENGANTAR

Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kami selaku

penyelenggara Diklat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Konstruksi Tingkat Dasar dapat menyelesaikan mata diklat ini dengan baik. Modul

ini berisi pelaksanaan penyelenggaraan SMK3, diperlukan penjabaran dari

kebijakan yang harus diambil dan ditetapkan, sebagai bentuk penjabaran dari

Kebijakan Nasional yang telah ditetapkan sebelumnya, pada kondisi ini Kementrian

Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat, telah mengambil keputusan untuk

menindak lanjuti dengan mengeluarkan paket kebijakan yang telah dan akan

ditetapkan kemudian. Kementrian PUPR telah melakukan percepatan program

pembinaan peningkatan kompetensi K3 Konstruksi dengan melakukan program

percepatan sertfikasi Petugas K3. Melalui mata diklat Kebijakan K3 ini diharapkan

peserta memiliki kemampuan dalam menguraikan kebijakan dan penyelenggaraan

SMK3.

Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan

kelemahannya, baik pada isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat

mengharapkan adanya tanggapan berupa kritik dan saran guna penyempurnaan

modul ini. Semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Tingkat Dasar.

Bandung, September 2016

Kepala Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Dr. Ir. Suprapto. M. Eng.

Page 3: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Deskripsi Singkat ............................................................................................................... 1

C. Tujuan Pembelajaran .......................................................................................................... 3

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ................................................................................... 4

BAB II KEBIJAKAN K3 .................................................................................................................. 5

A. Kebijakan Nasional SMK3 .................................................................................................... 5

B. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian PUPR ............................................................ 11

C. Rangkuman .......................................................................................................................... 27

D. Evaluasi ................................................................................................................................ 28

BAB III PENERBITAN PAKTA KOMITMEN K3 KEMENTERIAN PU.................................................. 29

A. Pelaksanakan Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi ............................................................... 32

B. Pelaksanakan Monev dan Pendampingan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi

pada PPK .............................................................................................................................. 36

C. Rangkuman ......................................................................................................................... 39

D. Evaluasi ................................................................................................................................ 39

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................ 41

Adi Mahirun
Page 4: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

iii

A. Evaluasi Kegiatan Belajar ..................................................................................................... 41

B. Tindak Lanjut ....................................................................................................................... 41

KUNCI JAWABAN ........................................................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 51

GLOSARIUM ............................................................................................................................... 52

Page 5: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

1

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modul ini menyajikan mengenai kondisi tren kecelakaan di pekerjaan

konstruksi memiliki data statistik kecenderung tidak menurun, bahkan dengan

naiknya intensitas pekerjaan konstruksi kecelakaan yang terjadi juga cenderung

meningkat setiap tahunnya (data jamsostek sejak tahun 2000, sekarang BPJS

Ketenagakerjaan), bahwa kecelakaan adalah suatu keadaan atau kejadian yang

tidak direncanakan, tidak diingini, dan tidak diduga sebelumnya, dimana

kecelakaan dapat terjadi sewaktu-waktu dan mempunyai sifat yang merugikan

bagi : cideranya manusia, rusaknya mesin atau peralatan konstruksi, bahkan

terhadap rusaknya asset/properti perusahaan, terlambatnya penyelesaian

waktu pekerjaan konstruksi Karena terhentinya proses produksi konstruksi,

serta kemungkinan mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan untuk

kecelakaan yang berdampak besar dan meluasnya area kecelakaan, dan

semuanya itu berdampak kepada.

B. Deskripsi Singkat

Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan di

Indonesia, yang pada dewasa ini pekerjaan konstruksi, mampu memberikan

peningkatan / pertumbuhan ekonomi, karena dengan banyaknya kegiatan

konstruksi khususnya infrastruktur maka akan memberikan dampak dalam

penyerapan anggaran yang menjadi penentu pertumbuhan ekonomi sektor

konstruksi, serta mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup

banyak, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya

pada bidang konstruksi, namun pengelolaan kegiatan konstruksi yang salah

khususnya, pada kondisi tidak tertibnya penyelenggaraan konstruksi

Page 6: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

2

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundangan konstruksi, maka akan

mengakibatkan :

1. potensi membahayakan, yang menimbulkan berbagai dampak yang tidak

diinginkan antara lain, menyangkut aspek keselamatan dan kesehatan kerja

dan lingkungan, sebagaimana diuraikan pada alinea pertama dari latar

belakang ini, yakni dari data yang ada di BPJS ketenagakerjaan bahwa

kecelakaan kerja sektor konstruksi di Indonesia menjadi penyumbang

terbesar dari sektor - sektor lainnya.

2. kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan bangunan, yang dapat berdampak

pada kecelakaan yang dialami secara langsung oleh para pekerja, bahkan

kemungkinan oleh masyarakat di sekitar tempat kegiatan konstruksi

Kegagalan konstruksi terjadi pada dua kondisi, pertama pada saat

terjadi proses konstruksi, kondisi ini yang dapat berdampak pada kecelakaan

yang dialami langsung oleh para pekerja. Kondisi Kedua, kegagalan bangunan

dapat terjadi pada masa pembangunan yang telah selesai dikerjakan / pada

masa pemeliharaan pembangunan dimana terdapat proses inspeksi untuk

mengukur atau menilai kualitas infrastuktur, misalnya Bendungan, kualitas

jembatan, dan bangunan. Pada kondisi kedua ini, jika kegagalan konstruksi

tidak menjadi perhatian khusus, maka akan berdampak pada kecelakaan

yang menimpa masyarakat.

Beberapa kasus kecelakaan sesuai kondisi pertama diatas, kasus

kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja runtuhnya Grogol Fly Over setelah

pelaksanaan pengecoran plat jembatan berumur 14 hari; runtuhnya Kanopi

Stadion Tenis di Riau (September 2012); runtuhnya Plat Tangga Pada Proyek

GOR Koja di Jakarta (September 2013); runtuhnya Plat Lantai Pada Proyek

Ruko di Samarinda (3 Juni 2014); robohnya Proyek Pembangunan Jembatan

Penghubung Gedung Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah DKI-Jakarta (3

November 2014); kecelakaan pada Pembangunan Drainase di Jalan

Page 7: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

3

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Alternatif Cibubur (9 November 2014) terjadi kecelakaan sepeda motor yang

menabrak pagar pengaman dan masuk ke lubang galian PIT/MH14 dari 28 PIT

/ MH yang sedang dikerjakan, karena tidak adanya rambuh pengaman, lampu

rotary, signal man dan pagar pengaman yang cukup, contoh lainnya potensi

terjadinya kecelakaan pada contoh kasus perilaku dan kondisi tidak aman

yakni 27 Pekerja bekerja di tempat ketinggian tanpa pengaman

(Pembangunan Gedung Penataan Ruang dan Fasilitas Penunjang Kampus

Pekerjaan Umum di Komplek Kementerian Pekerjaan Umum, 2014)

Beberapa kasus kecelakaan kerja sesuai kondisi kedua diatas,

kegagalan konstruksi dan atau kegagalan bangunan yang terjadi beberapa

tahun terakhir antara lain, ambruknya ruas jalan martadinata jakarta (15

September 2010), robohnya Jembatan Kutai Kertanegara di Kalimantan

Timur (November 2011) yang terjadi pada saat pekerjaan pemeliharaan

dilakukan (kegagalan bangunan), runtuhnya hanggar bandara udara Sultan

Hasanudin (Kecelakaan Kerja) (Maret 2015), Tergulingnya crane di proyek

normalisasi sungai Ciliwung (Oktober 2015) (Kecelakaan Kerja), serta

Robohnya deck jembatan I Dompak (Oktober 2015) karena kecelakaan kerja,

telah menimbulkan korban dan kerugian jiwa, harta benda, serta lingkungan

yang besar.

C. Tujuan Pembelajaran

Kompetensi Dasar pembelajaran ini ialah Setelah selesai pembelajaran

peserta diharapkan mampu menguraikan kebijakan dan penyelenggaraan

SMK3. Indikator keberhasilan yang diharapkan setelah selesai mempelajari

modul ini ialah, mampu :

1. Menguraikan Kebijakan Nasional dan Kebijakan PUPR

2. Mendeskripsikan Penerbitan pakta Komitmen K3 Kementrian PU

Page 8: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

4

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Materi Pokok 1 Kebijakan K3

A. Kebijakan Nasional SMK3

B. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian PUPR

Materi Pokok 2 Penerbitan Pakta Komitmen K3 Kementerian PU

A. Pelaksanakan Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi

B. Pelaksanakan Monev dan Pendampingan Penyelenggaraan SMK3

Konstruksi pada PPK

Page 9: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

5

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

BAB II

KEBIJAKAN K3

A. Kebijakan Nasional SMK3

Kebijakan Nasional SMK3 telah ditetapkan melalui Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, berikut lampirannya, yang dimaksudkan

memberikan arah petunjuk penerapannya dan dilakukannya penilaian untuk

mengetahui konsistensi pelaksanaannya melalui sistem audit penerapan yang

dilakukan oleh badan independen yang ditunjuk oleh Kementrian Teknis K3,

yaitu Kementrian Tenaga Kerja.

Secara umum penjabaran dari isi PP 50 tahun 2012 adalah bagaimana

kegiatan kerja ditempat kerja atu di dalam perusahaan, mampu mengantarkan

proses integrasi prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja kedalam

operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau pada industri konstruksi

dalam skala besar atau pada pekerjaan konstruksi dalam skala kecil.

Dalam PP 50 Tahun 2012, termuat dalam Pasal 2 Penerapan SMK3

bertujuan untuk:

1. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan

kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

2. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau

serikat pekerja/serikat buruh; serta,

3. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk

mendorong produktivitas.

Secara isi keseluruhan PP 50 Tahun 2012 memberikan dasar penerapan

SMK3 dalam 5 prinsip dasar atau 5 elemen pokok, dengan petunjuk

Indikator Keberhasilan : • Menguraikan Kebijakan Nasional dan Kebijakan PUPR

Page 10: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

6

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

penerapannya dalam 12 sub elemen dan 166 kriteria. Penerapan SMK3 ini

hukumnya wajib untuk dilaksanakan (tertuang dalam pasal 5 ayat (1) dan (2)),

apabila :

1. mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau

2. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi

1. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lima prinsip dasar atau 5 elemen pokok dari penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), berikut detail

penjelasan dari ke 5 prinsip penerapan SMK3, adalah :

a. Penetapan Kebijakan K3;

1) Penetapan dan Penerapan Kebijakan K3:

2) Penyusunan Kebijakan K3:

3) Penetapan Kebijakan (4 syarat )

4) Komitmen tingkatan pimpinan

5) Pelaksanaan sosialisasi harus menyeluruh

6) Peran serta pekerja & orang lain di tempat

7) Peninjauan ulang

b. Perencanaan K3;

1) Rencana K3 berdasarkan: penelahaan awal, HIRA,

2) Peraturan dan persyaratan

3) Rencana K3 memuat: tujuan & sasaran, skala prioritas, upaya

pengendalian bahaya, penetapan sumber daya, jangka waktu

pelaksanaan, indikator pencapaian, sistem pertanggung-jawaban,

konsultasi

c. Pelaksanaan Rencana K3;

Pelaksanaan Rencana K3 dilakukan dengan:

1) Penyediaan SDM sesuai kualifikasi

a) Prosedur Pengadaan Sumber Daya Manusia

Page 11: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

7

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

b) Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran

c) Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat

d) Pelatihan dan Kompetensi Kerja

2) Penyediaan sarana & prasarana:

a) Organisasi/Unit yang bertanggung jawab di bidang K3

b) Anggaran dan pelatihan

c) Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta

pendokumentasian

d) Instruksi kerja

3) Kegiatan dalam pelaksanaan rencana K3 paling sedikit meliputi:

a) Tindakan Pengendalian

b) Perancangan dan Rekayasa

c) Prosedur dan Instruksi Kerja

Dalam membuat prosedur dan instruksi kerja, khususnya

dalam pengendalian operasi K3, prosedur dan/atau instruksi kerja

yang dibuat, sangat tergantung dari besar dan/atau kecilnya ruang

lingkup pekerjaan yang ditananginya, dicontohkan meliputi :

prosedur / petunjuk kerja sebagaimana dibawah ini yang

tyergantung dari tingkatan kegiatan yang ada dilapangan,

diantaranya :

(1) Prosedur Kerja Aman (Safe Working Practices)

(2) Prosedur kebersihan dan penyelamatan Lingkungan

(3) Prosedur penyelamatan keadaan darurat

(4) Prosedur Kesehatan Kerja.

(5) Prosedur penanggulangan Kebakaran,

(6) Prosedur pemenuhan Sarana dan Fasifitas

(7) Petunjuk kerja ijin kerja ruang terbatas dan tertutup

(8) Prosedur Identifikasi Bahaya (Hazards identification)

Page 12: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

8

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

(9) Prosedur Pembinaan dan Pelatihan (Safety Training&

Education)

(10) Petunjuk Kerja Evaluasi Keselamatan Proyek (Project Safety

Review)

(11) Petujuk penggunaan Alat Keselamatan (Safety Equipment)

(12) Prosedur pengelolaan Keselamatan Lalu Lintas Jafan (Traffic

Safety)

(13) Petunjuk Kerja nspeksi K3 (Safety innspection)

(14) Prosedur Penyelidikan Kecelakaan (Incident Investigation)

(15) Prosedur Pengelolaan Limbah (Waste Management)

(16) Petunjuk Kerja Sistem Pelaporan K3 (Safety Reporting

Systems)

(17) Prosedur Audit K3 (Safety Audit).

(18) Dan lain-laingnya yang sangat tergantung dari ruang lingkup

dan tingkatan kegiatan kerja dilapangan

d) Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan

e) Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa

f) Produk Akhir

g) Upaya Menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan dan Bencana

Industri

h) Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat

d. Pemantauan Dan Evaluasi Kinerja K3;

1) Pemeriksaan, Pengujian, dan Pengukuran,

a) Pemeriksaan / inspeksi

b) Pengujian dan Pengukuran,

c) Pelaporan dan Pendataan,

2) Audit Internal SMK3

e. Peninjauan Dan Peningkatan Kinerja SMK3.

1) tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara berkala; dan

Page 13: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

9

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

2) tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap

seluruh kegiatan, produk barang dan jasa termasuk dampaknya

terhadap kinerja perusahaan,

Tinjauan ulang penerapan SMK3, paling sedikit meliputi:

a) evaluasi terhadap kebijakan K3;

b) tujuan, sasaran dan kinerja K3;

c) hasil temuan audit SMK3; dan

d) evaluasi efektifitas penerapan SMK3, dan kebutuhan untuk

pengembangan SMK3, yang dapat diperoleh misalnya dari masukan

adanya :

(1) Perubahan menyangkut adanya :

(a) Peraturan baru/revisi

(b) Tuntutan pasar/pihak luar

(c) Perubahan Struktur Organisasi

(d) Rekomendasi

(e) Hasil Kajian dan masukan karyawan

(2) Tindakan Perbaikan yang harus diambil dari hasil inspeksi dan

Audit

Sedangkan 12 elemen sebagai penjelasan detail dari 5 prinsip dasar

penerapan SMK3, di berikan sebagai berikut,

NO ELEMEN SUB ELEMEN (KRITERIA)

1. Pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen

1.1 Kebijakan K3; (5) 1.2 Tanggungjawab dan wewenang utk bertindak;(7) 1.3 Tinjauan dan Evaluasi; (3) 1.4 Keterlibatan dan Konsultasi dgn tenaga kerja. (11)

Page 14: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

10

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

2. Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3

2.1 Rencana Strategi K3;(6) 2.2 Manual SMK3;(3) 2.3 Peraturan Perundangan dan Persyaratan lain

dibidang K3. (4) 2.4. Informasi K3 (1)

3. Pengendalian perancangan dan Peninjauan Kontrak

3.1 Pengendalian Perancangan; (4) 3.2 Peninjauan Kontrak. (4)

4. Pengendalian Dokumen

4.1 Persetujuan, pengeluaran dan pengendalian dokumen;(4) 4.2 Perubahan dan modifikasi dokumen (3)

5. Pembelian dan Pengendalian Produk

5.1 Spesifikasi pembelian barang dan jasa;(4) 5.2 Sistem verifikasi utk brg & jasa yg dibeli (1) 5.3 Pengendalian barang dan jasa yg dipasok

pelanggan; (2) 5.4 Kemampuan telusur produk (2)

6. keamanan bekerja berdasarkan SMK3;

6.1 Sistem Kerja;(9) 6.2 Pengawasan;(5) 6.3 Seleksi dan Penempatan Personil;(2) 6.4 Area Terbatas (4) 6.5 Pemeliharaan, Perbaikan dan Perubahan Sarana

Produksi; (9) 6.6 Pelayanan;(2) 6.7 Kesiapan untuk menangani keadaan darurat;(7) 6.8 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan;(2) 6.7 Rencana Pemulihan Keadaan Darurat (1)

7. standar pemantauan;

7.1 Pemeriksaan Bahaya;(6) 7.2 Pemantauan/pengukuran Lingkungan Kerja;(2) 7.3 Peralatan Inspeksi, Pengukuran dan

Adi Mahirun
Page 15: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

11

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Pengujian;(2) 7.4 Pemantauan Kesehatan Kerja.(5)

8. pelaporan dan perbaikan kekurangan;

8.1 Pelaporan Bahaya;(1) 8.2 Pelaporan Kecelakaan (2) 8.3 Pemeriksaan dan Pengkajian Kecelakaan Kerja;(6) 8.4 Penanganan Masalah; (2)

9. pengelolaan material dan perpindahannya;

9.1 Penanganan secara manual dan mekanis;(4) 9.2 Sistem Pengangkutan, penyimpanan dan Pembuangan;(3) 9.3 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.(6)

10. pengumpulan dan penggunaan data;

10.1 Catatan K3;(5) 10.2 Data dan Laporan K3.(2)

11. pemeriksaan SMK3;

11.1 Audit Internal Sistem Manajemen K3.(4)

12. pengembangan keterampilan dan kemampuan

12.1 Strategi Pelatihan;(8) 12.2 Pelatihan bagi Manajemen dan Penyelia;(2) 12.3 Pelatihan bagi Tenaga Kerja;(3) 12.4 Pelatihan untuk Pengenalan dan Pelatihan Pengunjung dan Kontraktor;(2)

12.5 Pelatihan Keahlian Khusus. (1)

B. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian PUPR

Untuk menjamin kesinambungan pelaksanaan penyelenggaraan SMK3,

diperlukan penjabaran dari kebijakan yang harus diambil dan ditetapkan,

sebagai bentuk penjabaran dari Kebijakan Nasional yang telah ditetapkan

sebelumnya, pada kondisi ini Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan

rakyat, telah mengambil keputusan untuk menindak lanjuti dengan

Page 16: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

12

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

mengeluarkan paket kebijakan yang telah dan akan ditetapkan kemudian,

diantaranya dengan :

1 Menerbitkan Kebijakan K3 Kementerian PU

2 Menerbitkan Pakta Komitmen K3 Kementerian PU

3 Melaksanakan Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi

4 Melaksanakan Monev dan Pendampingan Penyelenggaraan

5 SMK3 Konstruksi pada PPK

6 Meningkatkan kapasitas aparat di daerah dengan menyelenggarakan TOT

SMK3 Konstruksi PUPR dan,

7 Menerbitkan Pedoman SMK3L PUPR

1. Penerbitan Kebijakan K3 Kementerian PU

Kementrian Pekerjaan Umum saat itu (sekarang Kementrian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat), telah mengeluarkan kebijakan berupa

peraturan menteri yakni Peraturan Menteri Pu No.09/PRT/M/2008 Pedoman

Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi

Bidang Pekerjaan Umum yang kemudian berubah menjadi Peraturan

Menteri PU NO.05/PRT/M/2014 Tentang: Pedoman Sistem Manajemen

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan

Umum, yang secara garis besarnya mengandung isi sebagaimana berikut ini,

(sedangkan detailnya dapat dilihat pada Permen PU NO.05/PRT/M/2014 itu

sendiri) :

Bab I : Ketentuan Umum

Bab II : Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup

Bab III : Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU

Bab IV : Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

Bab V : Biaya Penyelenggaraan SMK3)Konstruksi Bidang PU

Bab VI : Sanksi

Bab VII : Ketentuan Penutup

Page 17: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

13

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

LAMPIRAN:

Lampiran I : Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi

Lampiran II : Format Rencana K3 Kontrak (RK3K)

Lampiran III : Format Surat Peringatan, Surat Penghentian Pekerjaan dan

Surat Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja

BAB I KETENTUAN UMUM

Ahli K3 dan Petugas K3 Ahli K3 Konstruksi : Tenaga teknis yang

mempunyai kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi SMK3 Konstruksi yang

dibuktikan dengan sertifikat pelatihan dan kompetensi yang diterbitkan oleh

lembaga atau instansi yang berwenang sesuai dengan Undang-Undang.

Petugas K3 Konstruksi : Petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa

dan/atau organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/bimbingan

teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU, dibuktikan dengan surat keterangan

mengikuti pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU. Biaya

SMK3 dan Rencana K3 Kontrak ( RK3K ) : Biaya yang diperlukan untuk

menerapkan SMK3 dalam setiap pekerjaan konstruksi yang harus

diperhitungkan dan dialokasikan oleh Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa.

Rencana K3 Kontrak (RK3K) : Dokumen lengkap rencana penyelenggaraan

SMK3 Konstruksi Bidang PU dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen

kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan

disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana

interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam

penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU.

Page 18: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

14

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Tujuan diberlakukannya Peraturan Menteri, agar penerapan SMK3

Konstruksi Bidang PU dapat diterapkan secara konsisten untuk:

a. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan

kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur dan

terintegrasi;

b. dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja

c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien,

untuk mendorong produktifitas.

Ruang lingkup berlakunya Peraturan Menteri Permen 05/PRT/M2016,

untuk Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU dilingkungan pekerjaan, namun

Instansi di luar Kementerian Pekerjaan Umum dapat menggunakan

pedoman ini. Yang isisnya mencakup :

a. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang; dan

b. Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU.

BAB III PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU

Penyelenggaraan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU dalam

pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum wajib memenuhi standar

penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU.yang meliputi :

a. SMK3 Konstruksi Bidang PU meliputi:

1) Kebijakan K3;

2) Perencanaan K3;

3) Pengendalian Operasional;

4) Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3; dan

5) Tinjauan Ulang Kinerja K3.

b. SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagaimana yang dimaksud dimaksud pada

butir 1), diatas, wajib diterapkan pada tahapan sebagai berikut:

Page 19: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

15

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

1) Tahap Pra Konstruksi:

a) Rancangan Konseptual, meliputi Studi Kelayakan/Feasibility

Study, Survei dan Investigasi;

b) Detailed Enginering Design (DED);

c) Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.

2) Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Procurement);

3) Tahap Pelaksanaan Konstruksi; dan

4) Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan.

Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU harus berdasarkan potensi

bahaya, mencakup :

a. Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau

mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai

kontrak diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah); Pelaksanaan

Konstruksi dengan potensi bahaya tinggi wajib melibatkan Ahli K3

konstruksi.

b. Potensi bahaya rendah, apabila pekerjaan bersifat tidak berbahaya

dan/atau mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang dan/atau

nilai kontrak dibawah Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah).

Pelaksanaan konstruksi dengan potensi bahaya rendah wajib melibatkan

Petugas K3 konstruksi.

c. Tahap Pra Konstruksi Rancangan Konseptual (Studi Kelayakan, Survei dan

Investigasi) wajib memuat telaahan aspek K3. Penyusunan Detailed

Engineering Desain (DED) wajib : mengidentifikasi bahaya, menilai Risiko K3

serta pengendaliannya pada penetapan kriteria perancangan dan pemilihan

material, pelaksanaan konstruksi, serta Operasi dan Pemeliharaan;

mengidentifikasi dan menganalisis Tingkat Risiko K3 dari kegiatan/proyek

yang akan dilaksanakan.

Page 20: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

16

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

d. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Dokumen Pemilihan Penyedia

Barang/Jasa harus memuat persyaratan K3 Konstruksi yang merupakan

bagian dari ketentuan persyaratan teknis.

e. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat ketentuan

tentang:

1) potensi bahaya, jenis bahaya dan identifikasi bahaya K3 Konstruksi

yang ditetapkan oleh PPK berdasarkan Dokumen Perencanaan atau

dari sumber lainnya

2) kriteria evaluasi RK3K. Untuk pekerjaan dengan potensi bahaya tinggi,

3) wajib mempersyaratkan rekrutmen Ahli K3 Konstruksi dan dapat

dipersyaratkan sertifikat SMK3 perusahaan.

4) Pada saat aanwijzing, potensi, jenis, identifikasi bahaya K3 dan

persyaratan K3 Konstruksi wajib dijelaskan.

5) Penetapan kebijakan K3 yang berlaku bagi seluruh Penyedia Jasa, jika

penyedia jasa dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO),

f. Penyedia jasa Wajib membuat RK3K dan meninjau ulang setiap ada

perubahan pekerjaan dilapangan. RK3K yang dibuat harus mencakup

1) Rencana biaya K3, apabila Penyedia Jasa tidak memperhitungkan biaya

K3 Konstruksi atau rencana biaya K3 Konstruksi yang diperhitungkan

ternyata tidak mencukupi untuk pelaksanaan program K3 maka

Penyedia Jasa tetap wajib melaksanakan program K3 Konstruksi sesuai

dengan RK3K yang telah disetujui oleh PPK.

2) wajib melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi

untuk seluruh tahapan pekerjaan.

3) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja

sesuai hasil evaluasi kinerja RK3K yang dilakukan triwulanan, dalam

rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan RK3K. Dan

Page 21: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

17

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

4) Menyatakan dengan jelas, apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia

Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja kepada PPK, Dinas

Tenaga Kerja setempat, paling lambat 2 x 24 jam.

5) Membuat laporan dengan wajib melaksanakan perbaikan dan

peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja RK3K yang dilakukan

triwulanan, dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas

penerapan RK3K

g. Pada tahap Tahap Pelaksanaan Konstruksi RK3K, diawal sebelum mulainya

proyek harus dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan

pekerjaan konstruksi/ Pre Construction Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa,

untuk disahkan dan ditanda tangani oleh PPK dengan menggunakan

Format pada Lampiran 2. RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dari dokumen kontrak pekerjaan konstruksi dan menjadi

acuan penerapan SMK3 pada pelaksanaan konstruksi.

h. Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan Pada saat pelaksanaan uji coba

dan laik fungsi sistem (testing dan commissioning) untuk penyerahan

hasil akhir pekerjaan, Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi harus

memastikan bahwa prosedur K3 telah dilaksanakan. Laporan Penyerahan

Hasil Akhir Pekerjaan wajib memuat hasil kinerja SMK3, statistik

kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta usulan perbaikan untuk

proyek sejenis yang akan datang.

BAB IV TUGAS TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

TUGAS TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PEJABAT ESELON I

Bertanggung jawab dalam penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU

untuk pekerjaan konstruksi di lingkungan Unit Kerja Eselon I yang

bersangkutan; Menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria sesuai

kebutuhan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU di lingkungan unit

kerjanya, mengacu pada ketentuan teknis yang berlaku; Menyusun Petunjuk

Page 22: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

18

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Pelaksanaan Tata Cara Penilaian Aspek K3 Konstruksi dalam proses Pemilihan

Penyedia Barang/Jasa; Melakukan koordinasi hasil penerapan SMK3

Konstruksi Bidang PU di lingkungan unit kerjanya dengan Badan Pembinaan

Konstruksi untuk selanjutnya diteruskan kepada Menteri; Apabila ditemukan

hal-hal yang sangat berbahaya, maka dapat memberi peringatan atau

meminta PPK untuk memberhentikan pekerjaan sementara sampai dengan

adanya tindakan perbaikan.

TUGAS TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PEJABAT PEMBUAT

KOMITMEN

Menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU untuk setiap paket pekerjaan

konstruksi; Mengidentifikasi dan menetapkan potensi bahaya K3 Konstruksi;

Dalam mengidentifikasi bahaya dan menetapkan potensi bahaya K3

Konstruksi, PPK dapat mengacu hasil dokumen perencanaan atau

berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi; Menetapkan Harga Perkiraan

Sendiri (HPS) yang didalamnya memperhitungkan biaya penyelenggaraan

SMK3 Konstruksi Bidang PU; Dalam melakukan pengawasan pelaksanaan

RK3K dan evaluasi kinerja SMK3 Konstruksi Bidang PU, PPK dibantu oleh Ahli

K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi dari internal dan/atau eksternal

organisasi PPK;

Memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa

apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan RK3K yang telah ditetapkan,

dengan menggunakan contoh format sesuai Lampiran 3.1 dan Lampiran 3.2;

Menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai berisiko K3 apabila peringatan

ke-2 tidak ditindaklanjuti oleh Penyedia Jasa, dengan menggunakan contoh

format sesuai Lampiran 3.3; Dalam kondisi Penyedia Jasa melakukan

pekerjaan yang dapat berakibat fatal, PPK dapat menghentikan pekerjaan

sampai upaya pengendalian telah dilakukan secara memadai; dan, risiko

kerugian akibat penghentian pekerjaan sebagaimana pada pasal 11 huruf d,

Page 23: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

19

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

12 huruf e, 13 huruf c, 14 huruf d, 15 huruf e, dan pasal 16 huruf k dan huruf l

menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa; Bertanggung jawab atas terjadinya

kecelakaan kerja konstruksi, apabila PPK tidak melaksanakan ketentuan

sebagaimana dimaksud pada huruf k, huruf l dan/atau huruf m di atas;

TUGAS TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG POKJA ULP

Memeriksa kelengkapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan memastikan

bahwa biaya SMK3 telah dialokasikan dalam biaya umum.

Apabila HPS belum mengalokasikan biaya SMK3 Konstruksi Bidang PU,

maka Pokja ULP wajib mengusulkan perubahan kepada PPK untuk dilengkapi.

Menyusun dokumen pemilihan Penyedia Barang/Jasa sesuai kriteria yang

didalamnya memuat: Uraian Pekerjaan; Potensi Bahaya; Identifikasi bahaya

K3;

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PENYEDIA JASA PERENCANA

KONSTRUKSI

Tugas dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa Perencana Konstruksi

meliputi membuat telaahan aspek K3 dalam perencanaan pekerjaan

konstruksi bidang PU. Berhak meminta penjelasan kepada Pokja ULP tentang

Risiko K3 Konstruksi termasuk kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi

pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau pada waktu sebelum

batas akhir pemasukan penawaran; Menyampaikan RK3K Penawaran sebagai

lampiran dokumen penawaran;

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PENYEDIA JASA KONSTRUKSI

Apabila ditetapkan sebagai pemenang lelang maka: Menyampaikan

RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang akan

dilaksanakan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

atau disebut Pre Construction Meeting (PCM);

Page 24: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

20

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap paket pekerjaan yang

mempunyai Tingkat Potensi Bahaya K3 Tinggi atau Petugas K3 Konstruksi

untuk paket pekerjaan dengan Tingkat Potensi Bahaya K3 Rendah.

Menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi

Bidang PU dalam harga penawaran sebagai bagian dari biaya umum;

Membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU

sebagai bagian dari Dokumen Serah Terima Kegiatan pada akhir kegiatan;

Melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan

setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan

penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan;

BAB V BIAYA PENYELENGGARAAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU

Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dialokasikan dalam

biaya umum yang mencakup:

a. Penyiapan RK3K;

b. Sosialisasi dan promosi K3;

c. Alat pelindung kerja;

d. Alat pelindung diri;

e. Asuransi dan perijinan;

f. Personil K3;

g. Fasilitas sarana kesehatan;

h. Rambu-rambu; dan

i. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3.

Rencana biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU

menjadi bagian dari RK3K, yang disepakati dan disetujui pada saat rapat

persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (Pre Construction Meeting).

Page 25: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

21

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

BAB VI SANKSI

PPK yang tidak melaksanakan aturan SMK3 sebagaimana diamanatkan

dalam Peraturan Menteri ini maka dapat dikenakan Sanksi Administrative

sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP

Seluruh lampiran dalam peraturan menteri ini yang meliputi lampiran

1: Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi, Lampiran 2: Format

Rencana K3 Kontrak (RK3K), Lampiran 3: Format Surat Peringatan, Surat

Penghentian Pekerjaan Dan Surat Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja,

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini. Pada saat

Peraturan Menteri ini mulai berlaku, maka Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan

Umum dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang

Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, maka Kementrian PU saat itu (sekarang

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), menindak lanjuti

dengan menetapkan ”KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA” ,

yang dukuhkan pada tanggal 12 Pebruari 2009, diberikan pada halaman

berikut ini. Dengan tujuan agar seluruh pihak terkait dalam penandatangan

kebijakan yakni Jajaran Kemntrian PU dan Mitra Kerja wajib dan peduli untuk

menyelenggarakan dan/atau menerapkan SMK3, disemua kegiatan kerjanya,

termasuk diseluruh jaran dibawahnya wajib mentaati kebijakan yang telah

dibuat oleh pucuk Pimpinan Kementrian

Page 26: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

22

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Penerbitan Kebijakan Kementrian PU

Page 27: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

23

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Kebijakan Kementrian Pekerjaan Umum dan sekarang masih

berlaku walaupun telah berubah menjadi kementrian Pekerjaan Umum

dan Perumahan rakyat, dijelaskan dalam urain detail berikut ini :

Butir (1): “Memastikan semua peraturan perundangan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja ditegakkan secara konsisten

oleh semua pihak.”

▪ Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja maka

semua peraturan perundangan dan persyaratan lainnya serta

standar yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan

kerja harus ditegakkan secara konsisten bagi seluruh unit

kerja dan mitra kerja di lingkungan Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat.

Butir (2): “Memastikan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi nilai

utama pada setiap penyelenggaraan kegiatan.”

▪ Segenap Pimpinan dan Pegawai di Lingkungan Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat harus memastikan,

bahwa K3 menjadi nilai utama pada setiap penyelenggaraan

kegiatan, sehingga menjadi kewajiban kita untuk, senantiasa

mengingatkan kepada diri sendiri maupun orang lain

terhadap bahaya yang ada di sekitar kita.

butir (3): “Memastikan setiap orang bertanggung jawab atas

keselamatan dan kesehatan kerja masing- masing orang yang

terkait dan orang yang berada di sekitarnya.”

▪ Setiap orang mempunyai tanggung jawab atas keselamatan

dan kesehatannya (K3), baik untuk diri sendiri maupun orang

lain.

▪ K3 adalah merupakan pemberian perlindungan kepada setiap

orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan

Page 28: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

24

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan

kerja konstruksi, proses kerja dan lingkungan tempat kerja.

▪ Dalam hal ini, penyelenggaraan kegiatan harus diupayakan

secara maksimal bagi tercapainya keselamatan bagi siapa

saja yang terlibat, dan juga bagi masyarakat umum lainnya.

Butir (4): “Memastikan semua potensi bahaya di setiap tahapan

pekerjaan baik terkait dengan tempat, alat, maupun proses kerja

telah diidentifikasi, dianalis, dan dikendalikan secara efisien dan

efektif guna mencegah kecelakaan dan sakit akibat kerja.”

▪ Konsekuensi logis dalam pelaksanaan kegiatan adalah adanya

potensi bahaya atau risiko K3.

▪ Risiko K3 merupakan sesuatu yang melekat dan tidak

terpisahkan dari kegiatan itu sendiri.

▪ Setiap kegiatan yang dilaksanakan terdapat risiko kecelakaan

yang tidak dapat dihindari, sehingga langkah yang harus

dilakukan adalah, mengelola risiko melalui manajemen risiko.

▪ Keberhasilan dalam melaksanakan manajemen risiko akan

menentukan tingkat keberhasilan dalam upaya

meminimalisir risiko kecelakaan dan sakit akibat kerja.

▪ Menyikapi hal ini, maka sudah saatnya setiap unit kerja dapat

membentuk “Kelompok Kerja K3”, (sebagaimana Surat

Edaran Kepala Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber

Daya Manusia No. 37/SE/KK/2010 perihal, Penyelenggaraan

Sitem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Pekerjaan Umum.

▪ Diharapkan Kelompok kerja K3 ini dapat berperan aktif

melaksanakan tugas, diantaranya adalah melakukan

manajemen risiko dan melaksanakan penerapan SMK3

secara terkoordinasi dengan unit kerja yang lain.

Page 29: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

25

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Butir (5): “Memastikan penerapan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja guna mengeliminasi, mengurangi dan

menghindari risiko kecelakaan dan sakit akibat kerja.”

▪ Dalam rangka penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3), semua kegiatan terkait SMK3

harus dimonitor dan dievaluasi secara mandiri oleh unit kerja

terkait, dan dilaporkan kepada Atasan Langsungnya untuk

dikoreksi dan sekaligus untuk mengetahui kendala apa yang

ada dalam penerapannya.

▪ Setiap kegiatan yang terkait SMK3 juga harus dibuktikan

dengan rekaman/bukti kerja, untuk memastikan apakah

risiko K3 sudah dilakukan langkah-langkah pengendalian

diantaranya yaitu “eliminasi” yaitu suatu upaya untuk

menghilangkan risiko kecelakaan dan sakit akibat kerja.

▪ Rekaman/bukti kerja ini wajib dikendalikan, dan dipakai

sebagai acuan dalam evaluasi atas penerapan SMK3, antara

lain dg melakukan inspeksi, utk memastikan antara

perencanaan pengendalian yg dibuat sesuai dengan

pelaksanaan dilapangan

Butir (6): “Memastikan peningkatan kapasitas keselamatan dan

kesehatan kerja para pejabat dan pegawai sehingga

berkompeten menerapkan SMK3 di lingkungan Departemen

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.”

▪ Dalam rangka membangun budaya K3, sudah selayaknya

para pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, meningkatkan

kapasitasnya untuk dapat menerapkan K3 secara baik.

▪ Untuk dapat mewujudkan hal itu, kata kuncinya adalah

kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap

Page 30: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

26

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

pimpinan dan seluruh pegawai dalam menjalan tugas dan

kewajibannya

Butir (7): “Memastikan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja ini

disosialisasikan dan diterapkan oleh para pejabat, pegawai dan

mitra kerja Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat.”

▪ Kita sadari bahwa penerapan K3 belum sepenuhnya menjadi

sikap mental dan budaya bagi para pimpinan, pegawai dan

mitra kerja, ini terbukti bahwa tingkat kekerapan (frequency

rate) dan tingkat keparahan (severity rate) kecelakaan kerja

masih relatif tinggi dan cenderung meningkat.

▪ Menyadari kondisi tersebut, maka sudah menjadi tanggung

jawab dan kewajiban semua pihak yang terkait, dalam

mengemban tugas di bidang K3, untuk mengantisipasi sedini

mungkin bahaya K3 melalui “penerapan prinsip-prinsip K3 di

tempat kerja”.

▪ Kegiatan ini bersifat preventif dan implementatif secara

berkelanjutan, perlindungan kepada seluruh

pegawai/pekerja termasuk mitra kerja serta pengamanan

peralatan produksi, pengamanan kualitas lingkungan kerja,

peningkatan derajad kesehatan, peningkatan kompetensi

bidang K3, penyebarluasan informasi kebijakan K3 dan

pengembangan SMK3 menuju tercapainya nihil kecelakaan

kerja guna peningkatan produktifitas kerja.

▪ Dengan telah ditetapkannya Kebijakan dan Pakta Komitmen

K3, diharapkan menjadi acuan bagi para pejabat, pimpinan

dan mitra kerja dalam menjalankan tugas dan fungsinya

dalam bidang K3 dan sekaligus mensosialisasikannya melalui

kegiatan struktural/rutinnya.

Page 31: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

27

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

C. Rangkuman

Dalam membuat prosedur dan instruksi kerja, khususnya dalam

pengendalian operasi K3, prosedur dan/atau instruksi kerja yang dibuat, sangat

tergantung dari besar dan/atau kecilnya ruang lingkup pekerjaan yang

ditananginya. Sebagai bentuk penjabaran dari Kebijakan Nasional yang telah

ditetapkan sebelumnya, pada kondisi ini Kementrian Pekerjaan Umum dan

Perumahan rakyat, telah mengambil keputusan untuk menindak lanjuti dengan

mengeluarkan paket kebijakan yang telah dan akan ditetapkan

Kementrian Pekerjaan Umum saat itu (sekarang Kementrian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat), telah mengeluarkan kebijakan berupa

peraturan menteri yakni Peraturan Menteri Pu No.09/PRT/M/2008 Pedoman

Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi

Bidang Pekerjaan Umum yang kemudian berubah menjadi Peraturan Menteri

PU NO.05/PRT/M/2014 Tentang: Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

Bab I : Ketentuan Umum

Bab II : Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup

Bab III : Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU

Bab IV : Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

Bab V : Biaya Penyelenggaraan SMK3)Konstruksi Bidang PU

Bab VI : Sanksi

Bab VII : Ketentuan Penutup

LAMPIRAN:

Lampiran I : Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi

Lampiran II : Format Rencana K3 Kontrak (RK3K)

Lampiran III : Format Surat Peringatan, Surat Penghentian Pekerjaan dan Surat

Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja

Page 32: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

28

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

D. Evaluasi

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Sebutkan lima prinsip dasar atau 5 elemen pokok dari penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) !

2. Apakah yang dimaksud dengan petugas K3 konstruksi !

3. Jelaskan tujuan diberlakukannya Peraturan Menteri tentang SMK3

Konstruksi !

4. Apa sajakah yang termasuk tahapan dalam SMK3 konstruksi bidang PU?

5. Jelaskan wewenang dari pejabat pembuat komitmen !

Page 33: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

29

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

BAB III

Penerbitan Pakta Komitmen K3 Kementerian PU

Penerbitan Pakta Komitmen K3 menjadi penting dilingkungan Kementrian

Pekerjaan Umum, guna mendukung terlaksananya kebijakan yang telah

ditetapkannya. Kebijakan dan Pakta Komitmen K3 Kementrian Pekerjaan Umum

yang telah ditetapkan diawal pebruari 2009, menjadi tonggak sejarah kebangkitan

penerapan SMK3 dilingkungan sekarang Kementrian Pekerjaan Umum, dan

sekarang masih berlaku walaupun telah berubah namanya menjadi Kementrian

Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat Pakta komitmen diberikan dengan uraian

penjelasannya pada bagian berikut dibawah ini :

Indikator Keberhasilan : • Mendeskripsikan Penerbitan pakta Komitmen K3

Kementrian PU

Page 34: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

30

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Penerbitan dan Penetapan Pakta Komitmen

Page 35: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

31

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Kebijakan Kementrian Pekerjaan Umum dan sekarang masih

berlaku walaupun telah berubah menjadi kementrian Pekerjaan Umum

dan Perumahan rakyat, dijelaskan dalam urain detail berikut ini :

Butir (1): “KETELADANAN UNTUK KESELAMATAN.”

▪ Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

bersama Mitra Kerja menjadi keteladanan dalam

implementasi Sistem Manajemen K3 pada penyelenggaraan

konstruksi;

Butir (2): “KEUTAMAAN UNTUK KESELAMATAN.”

▪ Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

bersama Mitra Kerja mengutamakan K3 menjadi faktor kunci

sukses penyelenggaraan konstruksi;

Butir (3): “INTEGRASI UNTUK KESELAMATAN.”

▪ Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

bersama Mitra kerja menghasilkan perencanaan,

perancangan, pelaksanaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan

pembongkaran konstruksi yang selamat;

Butir (4): “KOMPETENSI UNTUK KESELAMATAN.”

▪ Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

bersama Mitra Kerja mendayagunakan segala kapasitas dan

kompetensi individual kenihilan kecelakaan konstruksi;

Butir (5): “PENGETAHUAN UNTUK KESELAMATAN.”

▪ Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

bersama Mitra Kerja memutakhirkan pengetahuan secara

berkesinambungan untuk mengeliminasi, mengurangi dan

menghindari pelbagai faktor risiko kecelakaan konstruksi.

▪ adalah tekad kita bersama untuk bersinergi menjadi pelaku

konstruksi di Indonesia yang berkapasitas dan kompeten

Page 36: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

32

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

sehingga proses konstruksi menjadi lebih efisien, efektif,

serta produk konstruksi berkualitas, bermanfaat dan

lingkungan tetap terjaga kelestariannya. Dalam konteks kita

sebagai pimpinan, pegawai dan mitra kerja di Lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,

maka,

▪ kegiatan yang kita laksanakan akan selalu diupayakan

menuju pada pencapaian kelestarian lingkungan kerja yang

sehat, berkesinambungan dalam pelaksanaan tugas

pembangunan, berdaya saing tinggi dan berhasil guna tanpa

kecelakaan kerja/zero accident

A. Pelaksanakan Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi

Sebagai bentuk penjabaran komitmen untuk butir (6) dan (7), yang masing

-masing butir mengindikasikan harus ada peningkatan kompetensi, guna

memastikan para pejabat dan pegawai memiliki kompetensi dalam menerapkan

SMK3 di lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dan

perlunya dilakukan sosialisasi K3 dilingkungan pengguna dan penyedia jasa

konstruksi, yang merupakan bentuk dari penerapan kebijakan K3 Konstruksi dan

pakta komitmen K3 Konstruksi, yang telah ditanda tangani, dan khususnya

untuk pakta komitmen yang tertuang pada butir (4) “KOMPETENSI UNTUK

KESELAMATAN.” dan butir (5): “PENGETAHUAN UNTUK KESELAMATAN.” maka

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama Mitra Kerja

telah mendayagunakan segala kapasitasnya untuk meningkatkan kompetensi

individual dari para pengguna jasa konstruksi khususnya dilingkungan

Kementrian PUPR dan individual dari para penyedia jasa konstruksi untuk

memperoleh penerapan K3 yang terbaik dengan hasil kenihilan kecelakaan

konstruksi. Demikian pula pada kesempatan kali ini Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat bersama Mitra Kerja, telah berupaya

Page 37: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

33

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

memutakhirkan pengetahuan secara berkesinambungan untuk mengeliminasi,

mengurangi dan menghindari pelbagai faktor risiko kecelakaan konstruksi.

Melalui program bimbingan teknis K3, Kementrian PUPR telah bertekad,

bersama-sama mitra kerja, melakukan sinergi melakukan pelaksanaan

bimbingan teknis K3 Konstruksi diberbagai daerah provinsi dan kabupaten guna

meningkatkan kapasitas dan kompetensi K3, sehingga proses konstruksi dapat

berjalan menjadi lebih efisien, efektif, serta produk konstruksi berkualitas,

bermanfaat dan lingkungan tetap terjaga kelestariannya.

Berbagai kegiatan pelaksanaan bimbingan teknis SMK3 untuk petugas K3

Konstruksi dilingkungan Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa Konstruksi , telah

dilakukan bersama mitra, dapat dilihat sebagaimana tertera pada tabel 1 & 2,

dibawah ini, selanjutnya kegiatan ini akan dilakukan terus – menerus secara

berkelanjutan untuk mencapai target sebagaimana kebijakan yang telah

ditetapkan sebelumnya

Tabel 1. Petugas K3 Pengguna Jasa di Indonesia

No. PROVINSI JML No. PROVINSI JML

1. NAD 7 18. NTT 38

2. Sumatera Utara 97 19. Kalimantan Selatan 62

3. Sumbar 43 20. Kalimantan Tengah 34

4. Sumsel 92 21. Kalimantan Barat 42

5. Riau 48 22. Kalimantan Timur 32

6. Kepri 117 23. Sulawesi Selatan 143

7. Jambi 4 24. Sulawesi Utara 29

8. Bangka Belitung 41 25. Sulawesi Tengah 48

9. Bengkulu 3 26. Sulawesi Barat 2

10. Lampung 32 27. Sulawesi Tenggara 44

11. Banten 38 28. Gorontalo 30

Page 38: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

34

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

12. DKI Jakarta 224 29. Maluku 56

13. Jawa Barat 114 30. Maluku Utara 2

14. Jawa Tengah 144 31. Papua 36

15. DI Yogyakarta 36 32. Papua Barat 1

16. Jawa Timur 111 33. Pusat (Kemen PU) 11

17. Bali 97 34. NTB 43

Jumlah 1248 Jumlah 653

Jumlah Total : 1901

Sumber: BP Konstruksi,2014

Tabel 2. Petugas K3 Penyedia Jasa di Indonesia

No. PROVINSI JML No. PROVINSI JML

1. NAD 82 18. Jawa Tengah 141

2. Sumatera Utara 93 19. DI Yogyakarta 214

3. Sumbar 125 20. Jawa Timur 107

4. Sumsel 119 21. Bali 133

5. Riau 106 22. NTB 166

6. Kepri 178 23. NTT 35

7. Jambi 95 24. Kalimantan Selatan 105

8. Bangka Belitung 110 25. Kalimantan Tengah 123

9. Bengkulu 20 26. Kalimantan Barat 120

10. Lampung 71. 27. Kalimantan Timur 134

11. Banten 100 28. Sulawesi Selatan 303

12. DKI Jakarta 185 29. Sulawesi Utara 95

13. Jawa Barat 234 30. Sulawesi Tengah 100

14. Maluku 59 31. Sulawesi Barat 0

15. Maluku Utara 70 32. Sulawesi Tenggara 41

16. Papua 35 33. Gorontalo 23

Page 39: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

35

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

17. Papua Barat 54

1736 1840

3576

Sumber: BP Konstruksi,2014

Dan disamping pelaksanaan bimbingan teknis SMK3 untuk petugas K3

Konstruksi yang telah diprogramkan setiap tahunnya. Kementrian PUPR telah

melakukan percepatan program pembinaan peningkatan kompetensi K3

Konstruksi dengan melakukan program percepatan sertfikasi Petugas K3,

dengan mengeluarkan kebijakan melalui :

1. Surat Menteri PU Pera No. IK.02.11-Mn/620 tanggal 5 Desember 2014

tentang Sertifikasi Petugas K3: Sertifikat sementara petugas K3 Konsturksi

yang berlaku sampai dengan November 2016, yang diberikan kepada

personil dari penyedia jasa yag telah mengikuti sosialisasi SMK3 Konstruksi.

2. Surat Kepala BP Konstruksi kepada ULP No.IK.02.11-Kk/69 Tanggal 26

Januari 2015 Perihal Pelaksanaan Sosialisasi SMK3

3. Surat Kepala BP Konstruksi kepada LPJK No.IK.02.11-Kk/68 Tanggal 26

Januari 2015 Perihal Pelaksanaan Sosialisasi K3

(data diperoleh dari : Badan Pembinaan Konstruksi, Kementerian Pekerjaan

Umum, Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan 12210 Telp. 021-

72786108 Fax. 021.7266637 http://bpksdm.pu.go.id/pppk

[email protected])

Disamping pelaksanaan bimbingan teknis SMK3 Konstruksi, Kementrian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendukung pelaksanaan peningkatan

kompeteksi Ahli K3 Konstruksi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ahl;i K3

Konstruksi – Indonesia (A2K4-Indonesia), bahkan beberapa kegiatan

diselenggarakan bersama-sama antara Kementrian PUPR dan A2K4-Indonesia,

dan sampai dengan akhir tahun 2014 telah tercatat jumlah tenaga Ahli K3

Konstrusksi yang benar-benar mendapatkan pelatihan sebagai Ahli K3 konstruksi

Page 40: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

36

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

sesuai Modul K3 Konstruksi yang telah disahkan dalam SKKNI K3 Konstruksi,

dengan posisi jumlah tenaga yang terdidik adalah :

1. Ahli Muda sebanyak 4.658 orang,

2. Ahli Madya sebanyak 62 orang dan,

3. Ahli Utama sebanyak 16 orang,

Dengan jumlah total tenaga Ahli K3 Konstruksi yang tersebar diseluruh

wilayah Republik Indonesia sebanyak : 4.736 orang (Sumber: A2K4 Indonesia,

2014)

B. Pelaksanakan Monev dan Pendampingan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi

pada PPK

Kegiatan Pelaksanakan Monev dan Pendampingan Penyelenggaraan

SMK3 Konstruksi pada PPK ini, adalah sebagai bentuk jaminan terealisasinya

penerapan seluruh butir Kebijakan K3 Konstruksi (butir 1 s/d butir 7) dan seluruh

isi Pakta Komitmen K3 Konstruksi (dari butir 1 s/d butir 5) Kementrian PUPR.

Dan program pelaksanaan Monev SMK3, sebenarnya telah dilaksanakan sejak

tahun 2013 hingga sampai dengan akhir tahun 2016 ini diseluruh wilayah

Indonesia, namun belum mencapai keseluruhan proyek,

1. Peningkatkan Kapasitas Aparat Di Daerah Melalui Penyelenggaraan TOT

SMK3 Konstruksi PUPR

Demikian pula dengan Kegiatan Peningkatkan Kapasitas Aparat Di

Daerah Melalui Penyelenggaraan TOT SMK3 Konstruksi PUPR ini, adalah

sebagai bentuk jaminan terealisasinya penerapan dari butir (6) dan

butir (7) dari Komitmen K3 Konstruksi dan penerapan butir (4)

“Kompetensi Untuk Keselamatan.” dari Komitmen K3 Konstruksi PUPR,

dan sekaligus untuk menerapkan butir (5): “Pengetahuan Untuk

Keselamatan.” untuk pakta Komitmen K3 Konstruksi. Telah dilakukan

oleh Kementrian Pekerjaan Umum saat itu dan dilanjutkan oleh

Page 41: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

37

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Kementrian PUPR sekarang, semuanya Program TOT kali pertama

dilaksanakan tahun 2009 dan berlanjut setiap tahunnya hingga 2016,

yang akan diteriskan pada tahun-tahun berikutnya

2. Penerbitan Pedoman SMK3L PUPR

Pedoman SMK3 yang telah dibuat sebagaimana uraian SMK3

Konstruski Bidang Pekerjaan Umum, pada kenyataannya dilapangan telah

banya mengalami perubahan dilapangan, karena adanya perubahan

pardigma penerapan K3 secara internasional, dan pengembangan

identifikasi bahaya, serta pengalaman penerapan dilapangan, maka pada hal

yang terakhir ini pedoman SMK3, dimungkinkan untuk berubah menjadi

SMK3L, yang menggabungkan penerapan K3 dengan penerapan pengelolaan

lingkungan di tempat kerja, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan

kerja. Pedoman yang disebutkan terakhir ini masih dalam tahap kajian

3. Acuan

Acuan disini adalah dasar referensi atas pelaksanaan SMK3 yang

hendak dijalankan, dan ini merupakan Hukum dan peraturan dan perundang

– undangan K3 yang berlaku di tempat kegiatan kerja. Acuan atau rujukan

ini didasarkan pada ketentuan :

a. Amanat Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor

1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918);

c. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54 tanggal 22

April 1999).

Page 42: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

38

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

d. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

e. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 100);

f. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan

Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000, Nomor 63) sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 157);

g. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 63) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 59 tahun 2010 (Lembaran Negara Republik

Indonesia, tahun 2010 Nomor 95);

h. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3957);

i. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pemilihan

Penyedia Barang / Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah Telah

Diubah Beberapa Kali Terakhir Dengan Peraturan Presiden Nomor 04

Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5655);

j. Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2012 Tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah Dalam Rangka Percepatan Pembangunan

Page 43: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

39

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Provinsi Papua Dan Provinsi Papua Barat n(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor198);

k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik

Indonesia Nomor : 31 /PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Atas

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 Tentang

Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa

Konsultansi

C. Rangkuman

sosialisasi K3 dilingkungan pengguna dan penyedia jasa konstruksi,

yang merupakan bentuk dari penerapan kebijakan K3 Konstruksi dan pakta

komitmen K3 Konstruksi, yang telah ditanda tangani, dan khususnya untuk

pakta komitmen. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

bersama Mitra Kerja, telah berupaya memutakhirkan pengetahuan secara

berkesinambungan untuk mengeliminasi, mengurangi dan menghindari

pelbagai faktor risiko kecelakaan konstruksi. Berbagai kegiatan pelaksanaan

bimbingan teknis SMK3 untuk petugas K3 Konstruksi dilingkungan Pengguna

Jasa dan Penyedia Jasa Konstruksi

Kegiatan Pelaksanakan Monev dan Pendampingan Penyelenggaraan

SMK3 Konstruksi pada PPK ini, adalah sebagai bentuk jaminan terealisasinya

penerapan seluruh butir Kebijakan K3 Konstruksi (butir 1 s/d butir 7) dan

seluruh isi Pakta Komitmen K3 Konstruksi (dari butir 1 s/d butir 5) Kementrian

PUPR

D. Evaluasi

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Apakah tujuan diadakannya program bimbingan teknis K3?

2. Jelaskan tujuan diadakannya monev!

Page 44: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

40

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

3. Perubahan paradigm terhadap SMK3 memungkinkan pedoman SMK3

berubah menjadi SMK3L. Apa maksud dari SMK3L ?

4. Terdapat acuan dalam SMK3, apakah maksud dari acuan dalam SMK3

tersebut ?

Page 45: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

41

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

BAB IV

PENUTUP

A. Evaluasi Kegiatan Belajar

Setelah membaca secara seksama materi mengenai Kebijakan K3 pada

modul (bahan ajar), berikut terdapat latihan soal yang harus Anda kerjakan

sebagai tolak ukur keberhasilan pemahaman Anda terhadap materi yang sudah

dipelajari.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Apakah tujuan adanya kebijakan K3 ?

2. Apa saja yang termasuk dalam perencanaan K3?

3. Jelaskan paket kebijakan sebagai bentuk menindaklanjuti kebiajakn nasional

oleh Kementrian PUPR !

4. Apakah maksud dari “keteladan untuk keselamatan”?

5. Pengtehaun yang dimiliki dapat menjadikan pekerja selamat, apa maksud

dari ”pengetahuan untuk keselamatan”?

B. Tindak Lanjut

keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar setiap

karyawan tidak mendapatkan kecelakaan dan alat-alat produksi tidak

mengalami kerusakan ketika sedang melaksanakan pekerjaan. Uraian dari Bab II

sampai dengan Bab III, baru menjelaskan mengenai kebijakan K3. Masih banyak

hal-hal yang tidak disampaikan dalam modul ini. Ada diantaranya yang telah

menjadi mata pelajaran dalam diklat ini, adapula yang menjadi mata Diklat pada

Program Diklat jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu untuk lebih memahami

mengenai kesehatan kerja konstruksi, peserta dianjurkan untuk mempelajari,

antara lain :

Page 46: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

42

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

1. Bahan bacaan yang telah digunakan untuk menulis modul ini, sebagaimana

tersebut dalam referensi

2. Modul mata pelajaran lain seperti tentang Kesehatan kerja, manajemen

resiko, lingkungan kerja, dan lain-lain.

Page 47: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

Pusdiklat SDA dan Konstruksi 51

DAFTAR PUSTAKA

Alli, B. (2008). Fundamental Principles of Occupational Health and Safety. Geneva :

International Labour Office.

Grammeno, G. (2009). Planning Occupational Health & Safety. Sudney : CCH

Australia Limited.

Kuswana, W. (2016). Ergonomi dan K3 : Kesehatan Keselamatan Kerja. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Levy, et al. (eds). (2011). Occupational and Environmental Health : Recognizing and

Preventing Disease and Injury. New York : Oxford University Press.

Ridley, J. (2008). Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Page 48: MODUL I KEBIJAKAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA · D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ... peningkatan / pertumbuhan ekonomi, ... operasi tempat kegiatan kerja atau perusahaan atau

Pelatihan SMK3 Konstruksi Kebijakan K3

52

Pusdiklat SDA dan Konstruksi

GLOSARIUM

1. Frequency rate / tingkat kekerapan : banyaknya kecelakaan kerja per satu juta

jam kerja orang akibat kecelakaan selama periode 1 tahun

2. Hazards identification / Prosedur Identifikasi Bahaya : identifikasi sumber,

situasi, atau tindakan dengan potensi bahaya dalam hal cedera manusia atau

sakit.

3. Project Safety Review / Petunjuk Kerja Evaluasi Keselamatan Proyek : Petunjuk

yang diberikan bagi pekerja agar selamat di tempat kerja

4. Safety Training& Education / Prosedur Pembinaan dan Pelatihan : Tata cara

pelatihan yang dijadikan pedoman agar pembinaan dan pelatihan dapat menjadi

pelatihan yang bermakna bagi para peserta.

5. Severity rate / tingkat keparahan : Menentukan tingkat hari kerja yang hilang

karena kecelakaan kerja / insiden kerja per 1.000.000 (satu juta) jam kerja orang.