modul bk lengkap

178
BAB I ASESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING A. PENGANTAR Bi mbinga n dan konsel ing merupaka n ba gi an pent ing dalam penyel enggar aan pendidikan pada setia p jeni s, ti ngkat da n satuan pendidikan. Penyelenggara utama bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling (BK) atau konselor. Berbagai ketentuan, aturan dan pedoman resmi tentang keberadaan dan pelaksanaan tugas guru BK atau konselor, antara lain dapat dirujuk pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi, Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tent ang Guru, Permendi kn as Nomor 27 tahu n 2008 St andar  Kual if ikasi Akademik dan Kompet ensi Konselor, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya, Per aturan Bersama Men ter i Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepe gawa ian Negar a Nomor 03/V/ Pb/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pet unjuk Pel aks anaan Jab ata n Fun gsi onal Gur u dan Ang ka Kreditnya dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) yang dik eluarkan oleh Kement erian Pendidikan Nasional Dir ektorat Jenderal Peni ngkat an Mutu Pendidik dan Tena ga Kepe ndidikan 2010 (Buku 2: Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru). Pen yel eng gar aan tug as gur u BK har us did uku ng ole h sej uml ah kompet ensi yan g dap at dikelo mpo kkan ke dalam empat komp etensi utama deng an sege nap penja baran nya, yaitu komp etens i peda gogik , kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi kepribadian. Salah satu kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling atau konselor ad al ah meng uasai kons ep dan pr ak si s asesmen un tuk memaha mi kondisi, kebutuhan, dan mas ala h konseli (Pe rmendiknas No mor 27 ta hun 20 08). Ur ai an dan pe mb ah asan pada ba b in i dimaksudkan untuk meningkatkan sebagian dari kompetensi tersebut, dan terutama untuk penerapa nnya dalam peny elenggar aan pe layanan konseling di sekolah.  BIMTEK GURU BK SMK 2012 1

Upload: fadel-mahsus-junior

Post on 30-Oct-2015

2.412 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Materi Bimtek Guru BK SMK 2012 Lengkap (Mulai Assessment sampai Evaluasi). Hasil dari BIMTEK Guru BK SMK di UNY Yogyakarta

TRANSCRIPT

Page 1: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 1/178

BAB I

ASESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. PENGANTARBimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam

penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenis, tingkat dan satuanpendidikan. Penyelenggara utama bimbingan dan konseling adalah gurubimbingan dan konseling (BK) atau konselor. Berbagai ketentuan, aturandan pedoman resmi tentang keberadaan dan pelaksanaan tugas guru BKatau konselor, antara lain dapat dirujuk pada Undang-undang Nomor 20tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi, Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun2008 tentang Guru, Permendiknas Nomor 27 tahun 2008 Standar 

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, Peraturan MenteriNegara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya,Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala BadanKepegawaian Negara Nomor 03/V/Pb/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan AngkaKreditnya dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional DirektoratJenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 2010(Buku 2: Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru).

Penyelenggaraan tugas guru BK harus didukung oleh sejumlah

kompetensi yang dapat dikelompokkan ke dalam empat kompetensiutama dengan segenap penjabarannya, yaitu kompetensi pedagogik,kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi kepribadian.Salah satu kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling ataukonselor adalah menguasai konsep dan praksis asesmen untukmemahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli (PermendiknasNomor 27 tahun 2008). Uraian dan pembahasan pada bab inidimaksudkan untuk meningkatkan sebagian dari kompetensi tersebut, danterutama untuk penerapannya dalam penyelenggaraan pelayanankonseling di sekolah.

 

BIMTEK GURU BK SMK 2012 1

Page 2: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 2/178

B. KOMPETENSI, SUB KOMPETENSI DAN INDIKATORDalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik danKompetensi Konselor (SKAKK) dikemukakan salah satu kompetensi

profesional konselor adalah menguasai konsep dan praksis asesmenuntuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli. Sedangkanpenjabaran dari kompetensi tersebut adalah:1. menguasai hakikat asesmen2. memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan

bimbingan dan konseling3. menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk

keperluan bimbingan dan konseling4. mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan

masalah-masalah konseli5. memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen

pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli6. memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk

mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan7. mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan

bimbingan dan konseling8. menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan

konseling dengan tepat9. menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik

asesmen

Berpedoman pada isi program yang diselenggarakan olehDirektorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PendidikanMenengah, Direktorak Jenderal Pendidikan Menengah Subdit PTK SMKyang lebih mengarah pada bimbingan teknis (Bimtek), dan berdasarkanarahan dari Direktur Pembinaan PTK Dikmen, kompetensi yang menjadifokus dalam Bimtek ini adalah berkenaan dengan pengembanganinstrumen, pemilihan instrumen, penggunaan instrumen, himpunan data,dan pelaporan. Merujuk pada Buku 2 Pembinaan dan PengembanganProfesi Guru, khusus untuk guru BK, indikator yang hendak dicapai dalambimtek ini adalah sebagai berikut.1. Guru BK/Konselor dapat mengembangkan instrumen nontes

(pedoman wawancara, angket, atau format lainnya) untuk keperluanpelayanan BK.2. Guru BK/Konselor dapat mengaplikasikan instrumen nontes untuk

mengungkapkan kondisi aktual peserta didik/konseli berkaitan denganlingkungan.

3. Guru BK/Konselor dapat memilih jenis asesmen (Instrumen TugasPerkembangan/ITP, Alat Ungkap Masalah/AUM, Daftar CekMasalah/DCM, atau instrumen non tes lainnya) yang sesuai dengankebutuhan layanan bimbingan dan konseling.

4. Guru BK/Konselor dapat mengadministrasikan asesmen(merencanakan, melaksanakan, mengolah data) untuk

BIMTEK GURU BK SMK 2012 2

Page 3: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 3/178

mengungkapkan potensi, kebutuhan, dan masalah pesertadidik/konseli

5. Guru BK/Konselor dapat menampilkan tanggung jawab profesionalsesuai dengan azas BK (misalnya kerahasiaan, keterbukaan,

kemutakhiran, dll.) dalam praktik asesmen.

C. MATERI1. Pengembangan instrumen

a. Data yang dikumpulkanProgram bimbingan dan konseling harus disusun berdasarkan

analisis data dan kebutuhan peserta didik/konseli. Untuk itudiperlukan data yang akurat dan memadai berkenaan dengan diri,potensi, kebutuhan dan permasalahan serta lingkungan konseli. Analisis data dan kebutuhan didahului dengan pengumpulan data

dan need assessment dengan menggunakan berbagai instrumen.Banyak data yang diperlukan untuk penyusunan program

bimbingan dan konseling. Data tersebut antara lain adalah identitasdiri, keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kecerdasan,bakat, minat, kepribadian, pengalaman dan lingkungan sosial,harapan dan cita-cita, hobi dan kebiasaan, serta masalah-masalahdan kebutuhan (Tim Penyusun Pedoman Pelaksanaan PendidikanProfesi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor,2010).Menurut Furqon dan Yaya Sunarya (2011), data yang diperlukanuntuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling dapat dibedakanmenjadi empat kelompok data, yaitu data pribadi, data kelompok,data umum, dan data khusus. Data pribadi adalah data atauketerangan secara lengkap dan menyeluruh yang menyangkut dirimasing-masing siswa secara individual (perorangan), antara laindata identitas pribadi, keadaan fisik, data keluarga, riwayatpendidikan sebelumnya, dan riwayat kesehatan. Data kelompokmenyangkut aspek tertentu dari sekelompok siswa, sepertigambaran menyeluruh tentang prestasi belajar siswa dalam satukelas, hasil sosiometri, laporan penyelenggaraan hasil belajar kelompok, penyelenggaraan dan isi bimbingan dan konselingkelompok. Data umum (data lingkungan) merupakan data atau

keterangan yang tidak secara langsung menyangkut diri siswa baiksecara individual maupun secara kelompok, seperti informasikesempatan mengikuti pendidikan dan pekerjaan, informasi keadaanlingkungan fisik-sosial-budaya. Sedangkan data khusus adalahketerangan tentang siswa dalam hal khusus, misalnya data tentanginteligensi, bakat, kebiasaan belajar, minat, hubungan sosial.Dikaitkan dengan fungsi pemahaman, data yang perlu dipahamidalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling antara lain adalahkondisi diri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah danmasyarakat, informasi pendidikan dan pekerjaan (Prayitno, dkk.,2004; Tim Penyusun Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling,

2004). Di samping itu, W.S. Winkel dan M.M. Sri Hastuti (2010)

BIMTEK GURU BK SMK 2012 3

Page 4: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 4/178

mengelompokkan data yang diperlukan untuk pelayanan bimbingandan konseling adalah (1) latar belakang keluarga (data tentangorangtua, saudara-saudara, taraf ekonomi keluarga, suasanakehidupan dalam keluarga, (2) riwayat sekolah/pendidikan: seluruh

 jenjang pendidikan yang telah ditempuh termasuk lamanya,kesulitan-kesulitan yang dialami, (3) taraf prestasi yang mempunyaikaitan dengan perencanaan pendidikan lanjutan dan penentuanpekerjaan/jabatan, (4) kemampuan intelektual dan kemampuanakademik, (5) bakat khusus, (6) minat terhadap bidang studi danbidang pekerjaan tertentu, (7) pengalaman di luar sekolah, (8) ciri-cirikepribadian khusus, seperti temperamen, watak, karakter, keadaanemosi, nilai kehidupan, hubungan sosial, sikap dalam menghadapipermasalahan, (9) kesehatan jasmani antara lain kesehatan padaumumnya, gangguan pada alat indra, penyakit yang pernah diderita.

Ditinjau dari tujuan penyelenggaraan aplikasi instrumentasi

dalam bimbingan dan konseling, secara umum data atau keteranganyang diperlukan adalah (1) kebiasaan dan sikap dalam beriman danbertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) kondisi mental danfisik siswa, (3) lingkungan dan hubungan sosial, (4) tujuan, sikap,kebiasaan, keterampilan dan kemampuan belajar, (5) informasi karir dan pendidikan, (6) kondisi keluarga dan lingkungan.  Apabiladikelompokkan untuk setiap bidang pengembangan siswa (pribadi,sosial, belajar dan karir), Prayitno, dkk. (2004); Depdiknas (2007);Furqon dan Yaya Sunarya (2011); ILO (2011), data yang diperlukanuntuk pelayanan bimbingan dan konseling sebagai berikut.

1) Data untuk pengembangan pribadi, meliputi:a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esab) pengenalan dan penerimaan perubahan,

pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadipada diri siswa

c) pengenalan tentang kekuatan diri, bakatdan minat, serta penyaluran dan pengembangannya

d) kelemahan diri dan upayapenanggulangannya

e) kemampuan mengambil keputusan danpengarahan dirif) kepribadian (kepemimpinan, tanggung

 jawab, emosi, sosiabilitas)g) perencanaan dan penyelenggaraan

hidup sehat

2) Data untuk pengembangan sosial, meliputi:a) kemampuan berkomunikasi serta menerima dan

menyampaikan pendapat secara logis, efektif dan produktif b) kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial (di

rumah, sekolah dan masyarakat) dengan menjunjung tinggi

BIMTEK GURU BK SMK 2012 4

Page 5: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 5/178

tatakrama, norma dan nilai-nilai agama, adapt istiadat dankebiasaan yang berlaku

c) hubungan dengan teman sebaya (di sekolah dan dimasyarakat)

d) penerimaan sosial oleh teman di sekolahe) pemahaman dan pelaksanaan disiplin dan peraturan sekolah,

di tempat praktik/magang, di rumah, di lingkungan sekitar danmasyarakat

f) pengenalan dan pengamalan pola hidup sederhana yangsehat dan diterima lingkungan sosial

g) kemampuan bergotong royong.

3) Data untuk pengembangan karir , meliputi:a) kemampuan, bakat, minat, kepribadian,

kondisi diri dan sosial ekonomi terkait dengan pekerjaan/karir 

b) pilihan dan latihan keterampilanc) orientasi karir, dunia kerja dan upaya

memperoleh penghasiland) informasi lembaga-lembaga

keterampilan, dunia kerja dan industri sesuai dengan pilihanpekerjaan dan arah pengembangan karir 

4) Data untuk pengembangan kegiatan belajar ,meliputi:a) pengenalan akan tujuan dan manfaat belajar b) sikap dan kebiasaan belajar, praktik dan magangc) keterampilan belajar, seperti mencatat materi pelajaran,

mempesiapkan diri untuk belajar dan ujian, mengerjakantugas atau PR, bertanya/menjawab/menanggapi, menyarikanbacaan/membaca efektif, dsb.

d) kegiatan dan disiplin belajar serta berlatih secara efektif,efisien, dan produktif 

e) penguasaan materi pelajaran, dan latihan/keterampilankejuruan

f) motivasi belajar g) pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya

di sekolah, tempat latihan/magang dan lingkungan belajar h) potensi diri (kemampuan, bakat, minat)i) orientasi belajar di perguruan tinggi j) fasilitas belajar dan pemanfaatannya

Khusus untuk pengembangan kegiatan belajar, perlu jugadipertimbangkan data berkenaan dengan berbagai faktor yangberpengaruh terhadap proses dan hasil belajar . Dari berbagaisumber, Daharnis (2005; 2011) merangkum berbagai faktor yangmepengaruhi proses dan hasil belajar, baik internal maupuneksternal; setiap faktor tersebut berinteraksi dan saling terkait satu

dengan yang lainnya.

BIMTEK GURU BK SMK 2012 5

Page 6: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 6/178

Di antara faktor internal yang cukup besar pengaruhnyaterhadap proses dan hasil belajar siswa/mahasiswa adalah:1. Kondisi psikologis, antara

lain:a. kemampuan dasar umum/inteligensib. bakatc. minatd. motivasie. penguasaan keterampilan/pengetahuan dasar f. kegiatan/kebiasaan dan gaya belajar g. aspirasi dan cita-citah. kematangan dan kesiapani. ketekunan j. konsentrasi

k. locus of controll. perhatianm. ingatann. persepsi

2. Kondisi fisiologis, antara lain:a. kondisi tubuh pada umumnya dan kesehatanb. kondisi panca indrac. cacat tubuh/fisik

Sedangkan faktor eksternal yang cukup besar pengaruhnya

terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa dapat ditinjau dari segi1. Kondisi dalam keluarga, antara lain:

a. hubungan antar sesama anggota keluargab. kondisi sosial ekonomi keluarga (orangtua)c. aspirasi dan persepsi angota keluarga terutama terhadap

pendidikand. perhatian, motivasi serta perlakuan orangtua/anggota

keluarga terhadap kegiatan belajar siswa/mahasiswa1. Kondisi sekolah, antara lain:

a. kondisi fisikb. kurikulum

c. sarana dan prasaranad. karakteristik guru dan personil lainnyae. suasana serta hubungan siswa dengan guru dan antar siswaf. disipling. metodeh. tekniki. media j. tugas-tugas yang harus dikerjakan siswak. pengelolaan pembelajaranl. penilaianm. umpan balik dan reward 

2. Kondisi masyarakat, antara lain:

BIMTEK GURU BK SMK 2012 6

Page 7: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 7/178

a. pergaulan dengan teman sebayab. media masac. d unia kerjad. nilai/norma masyarakat

Interaksi dan saling keterkaitan faktor-faktor tersebut dapatdilihat pada gambar-gambar berikut.

BIMTEK GURU BK SMK 2012 7

Page 8: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 8/178

Gambar 1. Variabel-variabel yang berkaitan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa (Diadaptasi dari Dunkin dan Biddle oleh Daharnis, 2005)

BIMTEK GURU BK SMK 2012 8

Karakteristik 

Guru

• Kelas sosial

• Umur 

• Jenis kelamin

• Pendd.& Pengalaman

• Inteligensi

• Motivasi

• Ket. mengajar 

• Ke ribadian

Karakteristik Siswa

• Kelas sosial

• Umur 

• Jenis kelamin

• Kemampuan

• Pengetahuan

• Sikap

Kondisi Masyarakat,

Sekolah/kelas

• Ukuran

sekolah/kelas.

• Fasilitas

• Suasana

Perilaku di kelas

Perilaku Guru

Perubahan

Perilaku

Siswa

 

Hasil Belajar

PROCESS

PRESAGE

CONTEXTPRODUCT

Page 9: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 9/178

KarakteristikGuru

• Kualitas

• Pengalaman

• Bakat

• Pengt. tentang

materi pelajaran

• Pengt. tentang

pengajaran

• Nilai dan sikap

• Ekspektasi

• Kelas sosial

• dll.

Karakteristik Siswa

• Pengaruh kelas

sosial, ras dan

orangtua• Bakat dan

pengetahuan

• Nilai dan sikap

• Ekspektasi

•  Aspirasi

• Persepsi

• Gaya belajar 

• dll.

KondisiSekolah

• Ukuran

• Sumber keuangan

• Ratio Guru-Siswa.

• Administarsi

• Pelayanan staf 

• Fasilitas

• Lokasi

• Kelas sosial

• Komposisi ras, dll

PerformasipengajaranGuru

 PerilakuBelajar Siswa

HasilBelajar 

Kondisi Sekolah

• Org. & adm.

• Organisasi

pengajaran

• Pengaruh

kelompok sebaya

• Ukuran kelas

• Lingkungan, dll

Catatan:Menunjukkan hubungankausalMenunjukkan hubungan,tetapi tidak hubungankausal

Gambar 2. Variabel-variabel yang berkaitan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa

(Diadaptasi oleh Daharnis (2005 & 2011) dari: Centra dan Potter (dalam Elliot,Kratochwill, Littlefield, dan Travers, 1996)

Data lain yang diperlukan untuk penyusunan programbimbingan dan konseling adalah data masalah-masalah yangmungkin dialami oleh siswa. Dalam Mooney Problem Check List(MPCL) yang dikembangkan oleh Ross L. Mooney terdapat 330masalah yang mungkin dialami oleh siswa-siswa tingkat SLTAyang dikelompokkan kedalam sebelas bidang (Mudjiran, dkk.,2010), yaitu:

1. Perkembangan jasmani dan kesehatan

2. Keuangan, lingkungan dan pekerjaan

BIMTEK GURU BK SMK 2012 9

Page 10: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 10/178

3. Kegiatan sosial dan rekreasi4. Seks, pacaran dan perkawinan5. Hubungan sosial-kejiwaan6. Hubungan pribadi-kejiwaan

7. Moral dan agama8. Rumah dan keluarga9. Masa depan pekerjaan dan pendidikan10. Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah

11. Kurikulum dan pengajaran

Sedangkan dalam Alat Ungkap Masalah (AUM) Seri UmumFormat 2 untuk siswa SLTA yang dikembangkan sejak tahun1997, termuat 225 butir masalah yang mungkin dialami olehsiswa SLTA, yang kesemuanya dikelompokkan kedalam sepuluhkelompok, yaitu :

1) Jasmani dan kesehatan2) Diri pribadi3) Hubungan sosial4) Ekonomi dan keuangan5) Karier dan pekerjaan6) Pendidikan dan pelajaran7) Agama, nilai dan moral8) Hubungan muda-mudi dan

perkawinan9) Keadaan dan hubungan dalamkeluarga

10) Waktu senggang

b. Teknik dan Instrumen yang digunakanPengumpulan data dan need assessment dalam bimbingan dan

konseling dilakukan melalui aplikasi instrumenasi (Pusat Kurikulum,Balitbang Depdiknas, 2011), yaitu kegiatan mengumpulkan datatentang diri peserta didik/sasaran layanan dan lingkungannya,melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes. Tim

Penyusun Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Profesi GuruBimbingan dan Konseling atau Konselor (2010) mengemukakanbahwa teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dataadalah teknik tes dan teknik non tes (Furqon dan Yaya Sunarya,2011) atau menggunakan instrumen tes dan instrumen non tes(Prayitno, 2012). Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harusdijawab atau pernyataan-pernyataan yang harus dipilih/ditanggapiatau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites (testi)dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek perilaku ataumemperoleh informasi tentang trait atau atribut dari orang yang dites(Furqon dan Yaya Sunarya, 2011). Sejalan dengan itu Prayitno

(2012) mengemukakan bahwa suatu instrumen disebut tes apabila

BIMTEK GURU BK SMK 2012 10

Page 11: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 11/178

 jawaban responden atas soal-soal yang diperiksa berdasarkanbenar-salahnya jawaban tersebut, sementara jawaban instrumennon tes bukan atas benar salahnya, melainkan untuk melihatgambaran tentang kondisi responden tanpa menekankan apakah

kondisi itu mutunya tinggi atau rendah, benar atau salah; instrumennon tes digunakan untuk mengetahui kondisi respondensebagaimana apa adanya.

Perbedaan antara teknik/pendekatan tes dan non tes antara lainadalah (1) pada tes ada jawaban benar atau salah, sedangkan padanon tes, jawaban benar atau salah sangat bervariasi dan semuanyabisa betul/benar, (2) hasil pada non tes lebih kualitatif sedangkanpada tes lebih kuantitatif, walaupun akhirnya dapat dikualitatifkan, (3)pelaksana tes (psikologis) adalah orang profesional (berkewenangankhusus untuk melaksanakan tes tersebut) sedangkan pelaksana nontes tidak selamanya orang yang sangat profesional (Furqon dan

Yaya Sunarya, 2011), (4) waktu pelaksanaan tes lebih ketatdibandingkan dengan pelaksanaan non tes, (5) penyelenggaraandan pengawasan tes lebih ketat dibandingkan dengan non tes.

Banyak teknik dan instrumen yang digunakan untukpengumpulan data dalam bimbingan dan konseling, baik berupa tesatau pun non tes. Diantara teknik tes adalah menyelenggarakan teskecerdasan, tes bakat, tes minat, tes kepribadian, dan tes hasilbelajar, sedangkan beberapa teknik dan instrumen non tes antaralain dengan melakukan observasi (dengan menggunakan instrumendaftar cek, skala penilaian, catatan anekdot, dan alat-alat mekanik),interviu/ wawancara, kuesioner/angket, otobiografi), penggunaandaftar cek masalah atau alat ungkap masalah--AUM (baik masalahbelajar ataupun masalah-masalah umum), dan penyelenggaraansosiometri, studi dokumentasi, penggunaan inventori minat karir,kreativitas, hubungan sosial, dan tugas-tugas perkembangan.

Sesuai dengan kebutuhan bimbingan teknis untuk peningkatanprofesionalitas guru BK SMK dan memperhatikan relevansinyadengan analisis kebutuhan dalam penyusunan program bimbingandan konseling di SMK, tidak semua teknik dan instrumen pengumpuldata dibahas dalam uraian materi ini. Namun, dalampeyelenggaraan bimbingan teknis di lapangan, pembahasan dapat

berkembang pada teknik-teknik dan instrumen yang tidak dibahassecara eksplisit dalam uraian materi ini.

1) Observasi

Pengertian

Observasi merupakan pengamatan sistematis tentang suatu

objek. Melalui observasi, seorang guru BK dan tenaga pendidik

BIMTEK GURU BK SMK 2012 11

Page 12: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 12/178

lainnya dapat mengetahui tingkah laku non verbal konseli (A. MuriYusuf,2005); atau teknik merekam data tingkah laku individu melaluiproses pengamatan langsung dan/atau tidak langsung dalam suatukegiatan untuk memperoleh gambaran observable behavior  (Tim

Penyusun Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Profesi GuruBimbingan dan Konseling atau Konselor,2010). Dalammenyelenggarakan pengumpulan data melalui observasi diperlukanpencatatan yang sistematis tentang hal-hal yang diamati, antara lainfakta-fakta tentang tingkah laku siswa/konseli, misalnya dalammelakukan tugas, mengikuti proses belajar dan pembelajaran,berinteraksi dengan orang lain, maupun sifat-sifat khusus yangnampak dalam menghadapi suatu situasi atau masalah (Furqon danYaya Sunarya, 2011). Kunci keberhasilan observasi sebagai teknikpengumpulan data sangat banyak ditentukan oleh pengamat itusendiri, karena pengamat dapat melihat, mendengar, mencium atau

mendengarkan sesuatu tentang objek yang diamati, sehinggapengamat dapat mengambil kesimpulan.

Manfaat Observasi

Observasi atau pengamatan bermanfaat untuk penyusunanprogram bimbingan dan konseling, terutama untuk pemahamanindividu konseli, karena (1) diperoleh data perilaku spontan secaranatural, (2) diketahui intensitas perilaku secara detail, dan (3)

diketahui penyebab munculnya perilaku (A. Muri Yusuf, 2005), yangakhirnya dapat digunakan sebagai tolok ukur menyusun programbimbingan dan konseling komprehensif--lazim dinamakan need assessment  (Tim Penyusun Pedoman Pelaksanaan PendidikanProfesi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor,2010).

Jenis Observasi

Menurut Furqon dan Yaya Sunarya (2011), ada beberapa jenisobservasi, yaitu (1) observasi sehari-hari, yaitu observasi yang tidak

dipersiapkan secara seksama, misalnya sambil mengerjakan tugassehari-hari, observasi yang tidak menggunakan pedoman observasi,atau dilakukan secara incidental, (2) observasi sistematis, yaituobservasi yang dipersiapkan secara sistematis, terencana dandipersiapkan, (3) observasi partisipatif (participant observer), danobservasi non partisipatif (non participation observer). Participantobserver, yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat (observer)secara teratur berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan yangdiamati. Dalam hal ini pengamat mempunyai fungsi ganda, yaitusebagai pengamat yang tidak diketahui dan dirasakan oleh anggotayang lain, dan kedua sebagai anggota yang berperan aktif sesuai

dengan tugas yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan non

BIMTEK GURU BK SMK 2012 12

Page 13: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 13/178

participation observer, yaitu suatu bentuk observasi dimanapengamat tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok, ataudapat juga dikatan pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yangdiamatinya (A. Muri Yusuf, 2005).

Pedoman observasi

Teknik observasi perlu dilengkapi dengan instrumenobservasi, antara lain Daftar Cek (Checklist ), Skala Penilaian(Rating Scale), Catatan Anekdot ( Anecdotal Records), dan alat-alat mekanik. Berikut dikemukakan beberapa instrumen yangdigunakan dalam observasi, yang diambil dan dimodifikasi dari draftyang dikembangkan oleh Tim Penyusun Pedoman PelaksanaanPendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor tahun 2010.

a) Daftar Cek (Checklist ) 

Pengertian

Daftar cek sebagai instrumen observasi merupakan suatudaftar pernyataan tentang aspek-aspek yang mungkin terdapatdalam suatu situasi, tingkah laku, dan kegiatan (individu/kelompok).Gejala-gejala perilaku individu/konseli yang dapat diobservasidengan instrumen/pedoman daftar cek adalah: kebiasaan belajar secara umum, kebiasaan belajar pada jam kosong atau saat guru

tidak berada di kelas, kebiasaan dan keterampilan bekerja, aktivitasdiskusi kelompok/kelas, kegiatan komunikasi dengan orang lain(teman, guru atau pihak lain), aktivitas ekstrakurikuler di sekolah(seperti Pramuka, KIR, PMR, Basket, Volly, dsb.), dan lain-lain topikyang relevan dengan kegiatan akadmik dan non akademik.

Manfaat Daftar Cek 

Berbagai manfaat daftar cek  untuk kepentingan pemahamandiri konseli di antaranya (a) mencatat kemunculan sejumlah tingkahlaku secara sistematis, (b) mencatat kemunculan sejumlah tingkahlaku dalam waktu singkat, (c) mencatat kemunculan perilaku di

dalam dan/atau di luar sekolah, serta (d) mencatat kemunculanperilaku individu dan kelompok sekaligus.

Prosedur Pengadministrasian Daftar Cek

Selama mengadministrasikan pedoman daftar cek, maka adatiga (3) tahap yang lazim di tempuh, yaitu tahap persiapan, tahappelaksanaan, dan tahap analisis hasil. Tahap persiapan mencakuplangkah-langkah berikut: (a) penetapan topik, (b) penentuanvariabel, (c) penentuan indikator, (d) penentuan prediktor, dan (e)penyusunan pernyataan/item. Tahap pelaksananaan meliputilangkah-langkah berikut: (a) penyiapan pedoman/format, (b)penentuan posisi mudah mengamati perilaku observi dan tidak

BIMTEK GURU BK SMK 2012 13

Page 14: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 14/178

menimbulkan perhatian observi, (c) pelaksanaan pengamatan yaitumencatat dan menandai perilaku observi yang muncul pada format,dan (d) pencatatan terhadap perilaku observi (siswa/konseli yangdiobservasi). Tahap analisis data mencakup langkah-langkah

berikut: (a) skoring, (b) analisis dan interpretasi, dan (c) kesimpulan.

Aplikasi Prosedur Pengadministrasian Daftar Cek

1) Tahap Persiapan, meliputi langkah-langkah berikut:

(1)Penentuan topik yang akan diobservasi, misalnya kebiasaanbelajar 

(2)Penentuan variabel, misalnya pertama adalah situasi jamkosong atau pada saat guru tidak ada di kelas; variabel keduaadalah kebiasaan belajar siswa di kelas.

(3)Penentuan indikator dengan dua kategori yaitu kategori “Ya”sebagai petunjuk kemunculan sub-sub variabel ataupernyataan, dan kategori “Tidak” terhadap ketidakmunculansub-sub variabel yang mungkin atau diperkirakan terjadi padakebiasaan perilaku subyek/observi. Biasanya petunjuk “Tidak”dapat saja tidak disertakan dalam pedoman daftar cek.

(4)Penentuan prediktor  yaitu menetapkan kreterium terhadapfrekuensi kemunculan perilaku. Kreterium ini dibuatberdasarkan kajian teori tentang kebiasaan belajar sebagaimana tertera pada topik. Prediktor ini sekaligusdigunakan sebagai acuan untuk interpretasi data. Biasanya

digunakan empat (4) kreterium untuk mengkonversi data,sebagaimana tercantum pada tabel konversi berikut.

Tabel Konversi

Interval Persentase(%)

Klasifikasi Interpretasi

76 – 100 Sangat Tinggi Sangat rajin belajar pada jamkosong dan saat guru tidak ada di

kelas

51 – 75 Cukup Tinggi Rajin belajar pada jam kosong dansaat guru tidak ada di kelas

26 – 50 Sedang Cukup rajin belajar pada jam kosongdan saat guru tidak ada di kelas

1 – 25 Rendah Tidak rajin/malas belajar pada jamkosong dan saat guru tidak ada di

kelas

(5) Penyusunan pernyataan/item dengan merumuskanpernyataan/item sub-sub variabel sebagai ejawantahan aspekperilaku yang diobservasi, khususnya kebiasaan belajar siswadi kelas pada situasi jam kosong atau saat guru tidak ada dikelas. Berikut contoh pedoman/format daftar cek tentangkebiasaan belajar siswa di kelas pada saat jam kosong atauguru tidak ada di kelas (Tim Penyusun Pedoman Pelaksanaan

BIMTEK GURU BK SMK 2012 14

Page 15: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 15/178

Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling atauKonselor,2010).

BIMTEK GURU BK SMK 2012 15

Page 16: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 16/178

Pedoman Daftar Cek(Individual)

I. Identitas Siswa1. Nama : ………………………………………

2. Kelas/program : ………………………………………3. NIS/absen : ………………………………………4. Jenis Kelamin : ………………………………………5. Tempat/tgl lahir : ………………………………………6. Hari/tgl observasi : ………………………………………7. Tempat observasi : ………………………………………8. Waktu/durasi : ………………………………………

II. Aspek yang diobservasi : Kebiasaan belajar siswa pada situasi jamkosong dan saat guru tidak ada di kelas

III. Tujuan observasi : Mengetahui kebiasaan belajar siswa padasituasi jam kosong dan saat guru tidak

ada

di kelas

IV. Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada kolom yangsesuai dengan pernyataan atau gejalaperilaku yang diamati

V. Pernyataan/Item

NO PERNYATAAN (SUB-SUB VERIABEL) YA TIDAK

1 Membaca catatan yang lalu

2 Berbincang dengan teman tentang materi pelajaran

3 Memprakarsai teman se kelas melakukan diskusi

4 Berdiskusi dengan beberapa teman tentang materi

pelajaran5 Mempelajari bahan pengayaan yang ditawarkan

6 Menyusun masalah sendiri dan berusaha menemukansolusi

7 Melakukan eksperimen atas prakarsa sendiri

8 Mengoreksi kembali PR

..

..

Dst

Kesimpulan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Observer 

 __________ 

BIMTEK GURU BK SMK 2012 16

Page 17: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 17/178

Pedoman Daftar Cek(Kelompok)

No PERNYATAAN NAMA SISWA

1 Membaca catatan yang lalu2 Berbincang dengan teman tentangmateri pelajaran

3 Memprakarsai teman se kelasmelakukan diskusi

4 Berdiskusi dengan beberapa temantentang materi pelajaran

5 Mempelajari bahan pengayaan yangditawarkan

6 Menyusun masalah sendiri danberusaha menemukan solusi

7 Melakukan eksperimen atas prakarsasendiri

8 Mengoreksi kembali PR

..

..

Dst

Kesimpulan:………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Observer 

 _________ 

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini terlebih dahulu observer menyiapkan pedoman daftar cek, selanjutnya observer menempati posisi ‘dekat’ dengan observi kemudian mencatatperilaku observi, pada saat pelaksanaan ini diusahakan agar observi tidak ‘menyadari’ jika dirinya sedang diobservasi.

3) Tahap Analisis Hasil dan Interpretasi Ada lima (5) langkah lazim digunakan pada tahap analisis hasil.(1) menghitung jumlah frekuensi observasi (k), misalnya dilakukansepuluh kali, maka diperoleh sejumlah 10 lembar daftar cek yangsudah diisi. (2) menentukan N dengan cara mengalikan jumlahitem pernyataan (n = 8) dengan k (sebanyak 10), yaitu N = n X k,sehingga hasil perkalian tersebut diketahui N = 8X10= 80. (3)menjumlahkan seluruh frekuensi kemunculan perilaku kebiasaanbelajar siswa (selama 10 kali pengmatan), maka diketahui (f),misalnya, sebanyak 60. (4) menghitung persentase (%) denganrumus p = f/N X 100%, maka p = 60/80 X 100%, sehingga

hasilnya sebesar 75%. (5) mengkonversikan hasil persentase

BIMTEK GURU BK SMK 2012 17

Page 18: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 18/178

dengan tabel konversi yang dibuat sebelumnya (Tabel Konversi),sehingga hasil interpretasi data dapat disimpulkan. Berdasarkanhasil konversi dapat diketahui bahwa frekuensi kemunculankebiasaan belajar siswa pada jam kosong dan saat guru tidak ada

di kelas sebesar 75%, yang berarti siswa tersebut tergolong rajinbelajar pada jam kosong dan saat guru tidak ada di kelasberdasarkan pencatatan/hasil observasi dengan menggunakanpedoman daftar cek.

b) Skala Penilaian (Rating Scale)

Pengertian Skala Penilaian

Skala penilaian adalah alat rekam observasi yang memuatdaftar gejala tingkah laku observable behavior  yang dicatat/ceksecara berskala. Proses pengamatan dengan skala penilaian ini,observer mencatat kemunculan perilaku berdasarkan kategoriskala. Ada tiga jenis skala yang sering digunakan dalampelaksanaan observasi, yaitu skala kuantitatif (skala angka),skala kualitatif (skala deskriptif/kata), dan skala grafis (perpaduanskala angka dan kata). Hal terpenting dalam pencatatan gejalaperilaku observi dengan skala penilaian adalah makna tiap-tiapskala beserta penjabarannya. Misalnya, skala kualitatif/deskriptif dijabarkan dalam rentang deskripsi yang memiliki derajatpenilaian berbeda mulai dari penilaian paling tinggi sampaipenilaian paling rendah.

Gejala perilaku dapat dicatat dengan menggunakan

instrumen/pedoman skala penilaian antara lain: partisipasi siswadalam kegiatan diskusi, kegiatan belajar siswa secara umu,kebiasaan belajar mata pelajaran tertentu, kebiasaan belajar pada jam kosong dan saat guru tidak ada di kelas, kebiasaan danketerampilan bekerja, aktivitas diskusi kelompok/kelas,keterampilan komunikasi dengan teman sebaya atau guru,aktivitas ekstrakurikuler di sekolah, dan lain-lain topik yangrelevan dengan kegiatan akadmik dan non akademik di sekolah.

Manfaat Skala Penilaian

Pada dasarnya skala penilaian ini bermanfaat bagi

kepentingan pemahaman diri konseli melalui teknik observasiyang lebih khas diukur dari derajat penilaian. Manfaatnya adalah(a) mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku secarasistematis, (b) mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku dalamwaktu singkat, (c) mencatat kemunculan sejumlah tingkah lakudalam derajat penilaian, (d) mencatat kemunculan perilaku didalam dan/atau di luar sekolah, serta (e) mencatat kemunculanperilaku individu dan kelompok sekaligus.

Prosedur Pengadministrasian Skala Penilaian

Pengadministrasian observasi dengan pedoman skalapenilaian dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap persiapan,

BIMTEK GURU BK SMK 2012 18

Page 19: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 19/178

pelaksanaan, dan analisis hasil. Tahap persiapan mencakuplangkah-langkah berikut: (a) penetapan topik, (b) penentuanvariabel, (c) penentuan indikator, (d) penentuan prediktor, dan (e)penyusunan pernyataan/item. Tahap pelaksananaan meliputi

langkah-langkah berikut: (a) penyiapan pedoman/format skalapenilaian, (b) penentuan posisi observasi yaitu observer mengambil posisi yang tepat agar mudah mengamati perilakuobservi dan tidak mengganggu perhatian observi, (c)pelaksanaan pengamatan yaitu mencatat derajat perilaku observiyang muncul pada format skala penilaian, dan (d) pencatatanterhadap perilaku observi (siswa/konseli yang diobservasi).Tahap analisis hasil mencakup langkah-langkah berikut: (a)skoring, (b) analisis dan interpretasi, dan (c) kesimpulan.

Aplikasi Prosedur Pengadministrasian Skala Penilaian

1) Tahap persiapan, meliputi langkah-langkah berikut:

(1)Penentuan topik yang relevan, misalnya kebiasaan belajar siswa’

(2)Penentuan variabel adalah kebiasaan belajar di sekolah.Variabel tersebut diuraikan menjadi sub-sub variabel yaitukehadiran, kesiapan belajar, kelengkapan sarana belajar.Berdasarkan sub-sub variabel disusun penyataan/item denganmenggunakan kata-kata yang menggambarkan observable

behavior .(3)Penentuan indikator. Pada  langkah ini terlebih dahulu

ditetapkan jenis atau derajat penilaian/skala, baik skalakuantitatif atau skala kualitatif/deskriptif maupun skala grafis.Misalnya, derajat penilaian kuantitatif ditetapkan denganangka 1 – 5, derajat penilaian kualitatif/deskriptif denganpernyataan mulai dari selalu, sering, kadang-kadang, dantidak pernah, dan derajat penilaian grafis denganpenggabungan skala angka dan kata-kata. Pada dasarnya,langkah ini dimaknai sebagai penetapan derajat penilaian ataskemunculan perilaku observi pada suatu kegiatan.

(4)Penentuan prediktor, yaitu menetapkan kreterium terhadapfrekuensi kemunculan perilaku. Kreterium ini dibuatberdasarkan kajian teori tentang kebiasaan belajar sebagaimana tertera pada topik. Prediktor ini sekaligusdigunakan sebagai acuan untuk interpretasi data. Ada empat(4) kreterium yang biasa digunakan untuk mengkonversi data,sebagaimana tercantum pada tabel konversi berikut. 

BIMTEK GURU BK SMK 2012 19

Page 20: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 20/178

Tabel Konversi

Interval Persentase

(%)

Klasifikasi Interpretasi

76 – 100 Sangat Tinggi Sangat rajin belajar  

51 – 75 Cukup Tinggi Rajin belajar  

26 – 50 Sedang Cukup rajin belajar  

1 – 25 Rendah Tidak rajin/malas belajar  

(5) Penyusunan pernyataan/item dengan merumuskanpernyataan/item berdasarkan pada penjabaran sub-subvariabel sebagai ejawantahan aspek perilaku yangdiobservasi, khususnya kebiasaan belajar siswa. Berikutcontoh pedoman skala penilaian.

BIMTEK GURU BK SMK 2012 20

Page 21: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 21/178

Pedoman Skala Penilaian Kualitatif 

I. Identitas Siswa1. Nama : ………………………………..2. Kelas/program : ………………………………..

3. NIS/absen : ………………………………..4. Jenis Kelamin : ………………………………..5. Tempat/tgl lahir : ………………………………..6. Hari/tgl observasi : ………………………………..7. Tempat observasi : ………………………………..8. Waktu/durasi : ………………………………..

II. Aspek yang diobservasi : Kebiasaan belajar siswa disekolah

III. Tujuan observasi : Mengetahui kebiasaan belajar  siswa

di sekolahIV. Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada skala

yang sesuai dengan pernyataan

ataugejala perilaku yang diamati

V. Pernyataan/Item

NoSub Variabel

Pernyataan Tingkah lakuSkala

Selalu Sering Kadang-kadang

Tidakpernah

1 Datang tepat pada waktunya,atau lebih awal

2 Mempersiapkan kelengkapanperalatan belajar 

3 Memperhatikan gurumenyajikan pelajaran

4 Mencatat materi pelajaran

5 Merespon apabila diberikesempatan

..

..

dst

Kesimpulan:………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Observer 

_________ 

BIMTEK GURU BK SMK 2012 21

Page 22: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 22/178

Pedoman Skala Penilaian Kuantitatif 

I. Identitas Siswa1. Nama : ………………………………..2. Kelas/program : ………………………………..

3. NIS/absen : ………………………………..4. Jenis Kelamin : ………………………………..5. Tempat/tgl lahir : ………………………………..6. Hari/tgl observasi : ………………………………..7. Tempat observasi : ………………………………..8. Waktu/durasi : ………………………………..

II. Aspek yang diobservasi : Partisipasi diskusi mata pelajaran

PKn

III. Tujuan observasi : Mengetahui tingkat partisipasisiswa pada saat diskusi di kelas

IV. Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada skalayang sesuai dengan pernyataanatau

gejala perilaku yang diamati

V. Pernyataan/Item

No Sub VariabelPernyataan Tingkah laku

Skala

Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

1 Kehadiran di kelas

2 Duduk di tempat yang tersediadi kelas

3 Mengeluarkan buku catatandan peralatan tulis

4 Mendengarkan penyajianmateri diskusi

5 Bertanya materi yangdidiskusikan

6 Menjawab pertanyaan sambilberargumen sesuai materi

7 Menyampaikan saran-saranperbaikan

8 Menulis/mencatat hasil diskusi

9 Mengantuk atau tertidur 10 Melakukan kegiatan lain

sewaktu belajar 

..

..

dst

Kesimpulan: ………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Observer 

BIMTEK GURU BK SMK 2012 22

Page 23: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 23/178

  _________ 

BIMTEK GURU BK SMK 2012 23

Page 24: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 24/178

Pedoman Skala Penilaian Grafis

I. Identitas Siswa1. Nama : ………………………………..2. Kelas/program : ………………………………..

3. NIS/absen : ………………………………..4. Jenis Kelamin : ………………………………..5. Tempat/tgl lahir : ………………………………..6. Hari/tgl observasi : ………………………………..7. Tempat observasi : ………………………………..8. Waktu/durasi : ………………………………..

II. Aspek yang diobservasi : Kebiasaan siswa mengikutipelajaran di kelas

III. Tujuan observasi : Mengetahui kebiasaan siswamengikuti pelajaran di kelas

IV. Petunjuk : Berilah tanda cek (V) pada garisskala yang sesuai dengan pernya-taan/gejala perilaku yang diamati

V. Pernyataan/Item

1. Kehadiran siswa saat mengikuti pelajaran

1 2 3 4Terlambat Agak terlambat Tepat waktu Sangatawal

2. Persipan mengikuti pelajaran1 2 3 4

Tidak siap Kurang siap Siap Sangatsiap

3. Sikap duduk di kelas1 2 3 4

Tidak sopan Kurang sopan Sopan Sangatsopan

4. Mendengar penjelasan guru1 2 3 4

Tidak pernah kadang-kadang Sering Selalu

 

Kesimpulan:………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Observer 

_________ 

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini terlebih dahulu observer menyiapkan pedoman skala penilaian (Skala Penilaian Kualitatif,Skala Penilaian Kuantitatif, dan Skala Penilaian Grafis),selanjutnya observer menempati posisi ‘dekat’ dengan observi

kemudian mencatat perilaku observi. Pada saat pelaksanaan ini

BIMTEK GURU BK SMK 2012 24

Page 25: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 25/178

diusahakan agar observi tidak ‘menyadari’ jika dirinya sedangdiobservasi atau terganggu oleh kegiatan observer.

3) Tahap Analisis Hasil dan Interpretasi

 Ada lima langkah yang diperlukan pada tahap analisis hasilobservasi dengan menggunakan Skala Penilaian Kuantitatif. (1)menghitung jumlah frekuensi observasi (k), misalnya lima kali,maka diperoleh lembaran sebanyak 5 lembar, dengan derajatpenilaian kuantitatif 4 skala (s) yaitu 1-2-3-4. (2) menentukan Ndengan cara mengalikan jumlah item pernyataan (n = 10) dengank (= 5) dan s (= 4), maka N = n X k X s, sehingga hasil perkaliantersebut diketahui N = 10 X 5 X 4 = 200. (3) menjumlahkanseluruh frekuensi kemunculan perilaku kebiasaan belajar siswaselama 5 kali pada derajat penilaian kuantitatif tertentu, makadiketahui (f), misalnya 150. (4) menghitung persentase (%)

dengan rumus p = f/N X 100%, maka p = 150/200 X 100%diperoleh penghitungan sebesar 75%; (5) mengkonversikan hasilpersentase dengan tabel konversi yang dibuat sebelumnya (TabelKonversi), sehingga hasil interpretasi data dapat disimpulkan.Berdasarkan hasil konversi diketahui bahwa frekuensikemunculan partisipasi siswa pada saat belajar di kelas (untukmata pelajaran tertentu) sebesar 75%, yang berarti bahwa siswatersebut tergolong siswa yang aktif belajar berdasarkanpencatatan/hasil observasi dengan menggunakan pedoman SkalaPenilaian Kuantitatif.

Tahap analisis hasil observasi sebagaimana contoh di atasberlaku untuk analisis Skala Penilaian Kualitatif dan SkalaPenilaian Grafis.

c) Catatan Anekdot ( Anecdotal Records)

Pengertian

Catatan anekdot merupakan alat perekam observasi secaraberkala terhadap suatu peristiwa atau kejadian penting yangmelukiskan perilaku dan kepribadian seseorang dalam bentuk

pernyataan singkat dan objektif. Rekaman peristiwa penting itumenggambarkan perilaku khusus, artinya perilaku keseharian yangterjadinya tidak umum, alih-alih khusus. Pencatatan laporanperistiwa penting harus dibedakan antara berita atau fakta danpendapat (opini) observer. Peristiwa penting yang dimaksudseperti: perkelahian, membolos, menyontek, membuat gaduh dikelas. Dengan kata lain, observasi ini dilakukan terhadap perilakukhusus. Rekaman catatan anekdot ini sangat berguna untukmenyelidiki kasus dan menelaah perkembangan individu atausekelompok individu. Menurut bentuknya catatan anekdot inidiklasifikasikan menjadi 3 yaitu: (a) Catatan Anekdot Deskriptif,

yaitu catatan yang menggambarkan perilaku, kegiatan atau situasi

BIMTEK GURU BK SMK 2012 25

Page 26: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 26/178

dalam bentuk pernyataan, baik pernyataan yang bersifat umummaupun khusus, (b) Catatan Anekdot Interpretatif, yaitu catatanyang menggambarkan perilaku, kegiatan atau situasi yangpenafsirannya didukung oleh fakta, dan (c) Catatan Anekdot

Evaluatif, menggambarkan perilaku, kegiatan atau situasi berupapenilaian oleh observer berdasarkan ukuran baik-buruk, benar-salah, layak-tidak layak, dan dapat diterima-tidak dapat diterima.

Manfaat Catatan Anekdot

Berbagai manfaat catatan anekdot adalah: (a) dapatmemperoleh diskripsi perilaku individu yang lebih tepat, (b) dapatmemperoleh gambaran sebab-akibat perilaku khusus individu, dan(c) dapat mengembangkan cara-cara penyesuaian diri denganmasalah-masalah dan kebutuhan individu secara mendalam. Disamping, kegunaan catatan anekdot bagi pemahaman diri individu,

maka catatan anekdot ini pun berguna bagi: (i) guru baru dalamrangka penyesuaian diri dengan siswa, (ii) guru yang berminatuntuk memahami problema-problema siswa, dan (iii) bagi konselor untuk memberikan layanan konseling bahkan untuk mengadakanpertemuan kasus (konferensi kasus).

Prosedur Pengadministrasian Catatan Anekdot

Pengadministrasian catatan anekdot terhadapperistiwa/perilaku khusus dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu tahappersiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil. Tahap persiapan initidak seperti umumnya dilakukan pada alat rekam observasi yang

lain, melainkan lebih mengarah pada persiapan pelaksanaan,meliputi langkah-langkah: (a) penetapan siapa observi, (b) bentukcatatan anekdot yang digunakan, dan (c) berapa banyak observer yang terlibat selama proses pengamatan. Tahap pelaksanaanmencakup langkah-langkah: (a) menyiapkan format catatananekdot, (b) menentukan posisi observasi, dan (c) mencatatperilaku observer. Tahap analisis hasil yaitu memberi komentar dan interpretasi.

Aplikasi Prosedur Pengadministrasian Catatan Anekdot

1) Tahap persiapan mencakup langkah-langkah berikut:

(1)Menentukan aspek perilaku observi yang akan dicatat.Semua perilaku anak tanpa terkecuali perlu diamati secarasistematis, sehingga akan mengenal ihwal mereka. Akantetapi dalam praktiknya, besar kemungkinan diprioritaskanbagi anak-anak yang mengalami masalah dan menunjukkanprilaku khusus (khusus). Aspek-aspek perilaku tersebut,misalnya: kerjasama, ketelitian, perkelahian, membolos,membuat gaduh, menyontek, dan sebagainya.

(2)Menentukan siapa yang melakukan pencatatan. Padalangkah ini perlu ada penegasan siapa saja yang dilibatkandalam proses pengamatan dan dalam kapasitas profesional.

BIMTEK GURU BK SMK 2012 26

Page 27: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 27/178

 Apabila pencatatan dilakukan oleh seorang konselor untukkepentingan bimbingan dan konseling, maka kesediaan dankompetensi mereka dalam pengamatan tidak diragukan. Apabila pencatatan ini dilakukan oleh seorang guru, maka

terlebih dahulu mereka harus mempunyai pemahaman danmenyadari pentingnya catatan anekdot, agar tumbuhkesediaan untuk menyusun catatan jika sewaktu-waktudiperlukan. Selanjutnya menentukan berapa banyakobserver yang dilibatkan untuk melakukan pencatatanterhadap perilaku siswa.

(3)Menetapkan bentuk catatan anekdot. Berbagai bentukcatatan anekdot seperti: kartu kecil yang berukuransetengah halaman jenis kertas folio berisi satu peristiwa danlazim di sebut kartu/catatan asli. Catatan asli merupakan

bahan konfidensial, sehingga dipertanggungjawabkankerahasiaannya. Sedangkan kartu yang berukuran satuhalaman jenis kertas folio berisi beberapa peristiwa siswayang sama, dan bentuk catatan anekdor berkala. Beberapacontoh kartu/form catatan adalah sebagai berikut (TimPenyusun Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Profesi GuruBimbingan dan Konseling atau Konselor,2010).

Form I: Kartu Catatan Anekdot

BIMTEK GURU BK SMK 2012 27

Page 28: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 28/178

Siswa: ……………………… L/PKelas: ………………………

Kejadian

Tanggal: …………………………Tempat: …………………………

Pengamat: ……………………

Form II: Catatan Beberapa Peristiwa

NO Tanggal Tempat Kejadian Komentar/interpretasi

Saran

Pengamat: ………

Form III. Ringkasan Catatan Anekdot Berkala

Siswa: ………………………….. L/P Kelas: ………………………

No Tanggal Tempat Pengamat Kejadian

…………………..

Pengamat

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelasanaan observer menyiapkan format catatan

asli, kemudian mengambil posisi yang memudahkan proses

BIMTEK GURU BK SMK 2012 28

Page 29: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 29/178

pencatatan. Selanjutnya observer melakukan pencatatanterhadap perilaku khusus observi dan diusahakan agar ia tidakmenyadari jika sedang diamati.

3) Tahap Analisis Hasil

Tahap analisis hasil berupa pemberian komentar/interpretasiobserver terhadap perilaku observi pada suatu kejadianberdasarkan hasil pencatatan. Ada beberapa hal yang dapatdijadikan bahan pertimbangan dalam membuat interpretasi,antara lain:

(1) Berisi ulasan kesimpulan dan komentar dari observer mengenai perilaku observi

(2) Bersifat penilaian evaluatif (baik-buruk, benar-salah)

(3) Mengungkap “kemungkinan” dibalik perilaku dan simpulanperilaku

(4) Mempertimbangkan perasaan observi saat berperilaku dansasaran perilakunya

(5) Mencatat respon lingkungan

(6) Memperhatikan anteseden control dan stimulus

(7) Peka potensi konflik, kebiasaan, dan sifat-sifat individuobservi

d) Tally  

Pengertian

Sebagaimana alat rekam observasi yang telah di sebutkan di atas,tally merupakan alat pencatatan observasi terhadap kemunculanperilaku dengan tanda garis tegak.

Manfaat Tally 

Tally bermanfaat untuk mencatat intensitas perilaku dari waktu kewaktu dan berguna memahami individu untuk kepentingan layananbimbingan dan konseling.

Prosedur Pengadministrasian Tally

Pengadministrasian observasi dengan tally dilakukan dalam tigatahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil.Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan alat pencatat tallysebagai contoh berikut.

Daftar Tallis

BIMTEK GURU BK SMK 2012 29

Page 30: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 30/178

Nama: ……………………………….. Kelas: ………………………Umur: ……………………………….. Sekolah:………………….….

Tingkah laku Hari/Tgl/bulan/Tahun

Mencoret-coret bukuBergurau

Menjerit-jerit

Memukul teman

Keluar dari kerja kelompok

…………………………….

…………………………….

…………………………….

e) Alat-alat Mekanik

 Alat-alat mekanik adalah alat-alat elektronis dan optis yang

digunakan untuk merekam data selama proses observasi. Alat-alatmekanik ini biasanya digunakan sebagai alat bantu/dukungpengumpulan data dengan teknik observasi dan teknik lain,misalnya wawancara. Dengan memanfaatkan alat-alat mekanik ini,data akan lebih lengkap dan dapat digunakan kembali untukmenetapkan keabsahan data berdasarkan teknik yang digunakan.

2) Wawancara (Interviu)

Dari berbagai sumber (Wayan Nurkancana,1993; A.MuriYusuf, 2005, Robert Edenborough, 2002; W.S.Winkel & M.M SriHastuti, 2010) interviu atau wawancara dapat diartikan suatu cara

pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secaralisan kepada sumber data dan sumber data juga memberikan jawaban secara lisan pula. Wawancara dapat dibedakan menjadibeberapa kategori: (1) berdasarkan pertanyaan yang diajukan,wawancara dapat dikategorikan dalam tiga bentuk yaitu: (a)wawancara terencana-terstruktur, yaitu suatu bentuk wawancaradimana pewawancara dalam hal ini telah menyusun secara terincidan sistematis rencana atau pedoman pertanyaan menurut polatertentu dengan menggunakan format yang baku, dan dalam halini pewawancara hanya membacakan pertanyaan yang telahdisusun dan kemudian mencatat jawaban responden secara tepat,(b) wawancara terencana-tidak terstruktur, yaitu suatu bentukwawancara dimana pewawancara menyusun rencana wawancaratetapi tidak menggunaka format dan urutan yang baku, (c)wawancara bebas, yaitu wawancara berlangsung secara alami,tidak diikat atau diatur oleh suatu pedoman atau oleh suatu formatyang baku; (2) berdasarkan responden yang diwawancarai: (a)wawancara langsung, yaitu wawancara yang dilakukan langsungberhadapan dengan responden, (b) wawancara tidak langsung,yaitu wawancara yang dilakukan dengan individu tertentu tetapitidak untuk mendapatkan data tentang individu yang

bersangkutan, melainkan untuk mendapatkan data tentang

BIMTEK GURU BK SMK 2012 30

Page 31: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 31/178

individu lain; (3) berdasarkan situasi wawancara: (a) wawancaraformal, yaitu apabila wawancara tersebut dilakukan dalam suaturuangan tertentu yang memang sengaja disiapkan untukmengadakan wawancara dan antara penginterviu dan responden

terjalin hubungan yang bersifat resmi, (b) wawancara informal,yaitu apabila wawancara dilaksanakan tidak di tempat khusus danantara pewawancara dengan responden terjalin hubungan yangtidak resmi; (4) berdasarkan perencanaan wawancara: (a)wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilakukan karenawaktu dan tempat wawancara telah direncanakan terlebih dahulu,(b) wawancara incidental, yaitu wawancara dilakukan karenakebetulan ada kesempatan yang baik untuk mengadakanwawancara.

Aturan Umum Wawancara

 A. Muri Yusuf, 2005 mengemukakan beberapa aturan umumyang perlu diperhatikan pewawancara, yaitu sebagai berikut: (1)penampilan dan sikap, menyangkut kesederhanaan, kebersihandan kerapian dalam penampilan yang akan mendorong kerjasamayang baik dari responden; sikap yang menyenangkan, rendahhati, hormat terhadap responden, lebih terbuka, ramah tamah,penuh perhatian, netral, mampu berbahasa yang baik dan benar serta mau dan dapat mendengarkan pernyataan respondendengan baik. Pewawancara hendaklah terbiasa dengan modelpertanyaan yang akan disampaikan. Perlu diingat bahwa

pewawancara jangan sekali-kali menghafal pertanyaan yang akandiajukan, (2) ikuti kata-kata dalam pertanyaan dengan tepat, (3)catat jawaban pertanyaan secara tepat dan benar, (4) bila jawabanbelum jelas, gunakan teknik menjaring/probing, yaitu menggaliinformasi lebih dalam sehingga terdapat jawaban yang lebihspesifik, tepat dan makna yang lebih jelas serta baik.

Pedoman Wawancara

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunanpedoman wawancara adalah sebagai berikut (A. Muri Yusuf,2005):

a) Melakukan studi literatur untuk memahami dan menjernihkanmasalah secara tuntas.

(1) Melakukan “domain” yang mewakili masalah yangsebenarnya.

(2) Mengidentifikasi sampel secara terinci.

(3) Menentukan tipe wawancara yang akan digunakan.

b) Menentukan bentuk pertanyaa wawancara

(1) Apakah menggunakan bentuk langsung atau tidak

langsung

BIMTEK GURU BK SMK 2012 31

Page 32: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 32/178

(2) Apakah khusus atau tidak khusus

(3) Apakah yang ditanyakan fakta atau pendapat

(4) Apakah berupa pertanyaan atau pernyataan

c) Menentukan isi pertanyaan wawancara

(1) Nyatakan pertanyaan dalam urutan yang jelas

(2) Mulai dari pertanyaan fakta dan sederhana

(3) Pertanyaan yang kompleks

(4) Gunakan bahan yang tidak meragukan dalam bentuk yangkhusus sehingga dapat dipahami responden.

(5) Pewawancara jangan mencoba berkomunikasi sebagairesponden karena akan mengurangi hormat dari responden.

(6) Hindari pertanyaan yang membimbing, yang menyarankanresponden untuk memberikan jawaban sesuai dengan yangdiharapkan pewawancara.

Dalam pelaksanaan wawancara, beberapa pedoman yangperlu diperhatikan yaitu:

a. Harus diingat bahwa wawancara bukanlah percakapan biasa.

b. Memilih waktu yang tepat

c. Pada waktu wawancara berusahalah:

1) Ikuti tata aturan yang telah ditetapkan dalam petunjuk

2) Tanyakan pertanyaan dengan hati-hati dan berusahalahagar bersifat informal sehingga hubungan tanya jawabmenjadi lebih komunikatif.

3) Janganlah menyarankan jawaban atau membuatpersetujuan atau menolak suatu jawaban yang diberikan

responden.

4) Janganlah menginterpretasikan suatu pertanyaan.

5) Jangan menambah kata dari pertanyaan yang ada.

6) Ikutilah urutan pertanyaan yang ada dalam pedomanpertanyaan.

7) Jangan bertanya berdasarkan pertanyaan yang telahdihafal, tetapi bacalah pedoman yang telah dibuatsebelumnya.

BIMTEK GURU BK SMK 2012 32

Page 33: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 33/178

8) Jangan bersikap reaktif terhadap jawaban responden.

9) Tugas wawancara mengambil dan mengumpulkaninformasi, bukan memberi informasi.

10) Usahakan merekam atau mencatat dengan baik, semua jawaban dari responden.

11) Usahakan untuk tidak menceriterakan pertanyaanberikutnya, sebelum pertanyaan yang diberikan dijawabresponden.

12) Usahakan selama wawancara tidak ada orang lain yangmenggangu wawancara.

13) Usahakan datang sendirian kepada responden, kecuali

 jika merupakan suatu tim.

14) Selalulah melakukan konsultasi dengan pembimbing jikapewawancara mengalami kesulitan.

15) Usahakan selalu bersikap sabar dan terjauh dariperbuatan emosional.

16) Usahakan untuk selalu wajar dalam tindakan.

17) Usahakan selama wawancara untuk selalu memusatkanperhatian responden pada pertanyaan.

18) Pada akhir wawancara jangan lupa mengucapkanterimakasih kepada responden atas bantuannya.

3) Angket (Kuesioner)

 Angket adalah alat pengumpulan data secara tertulis yangberisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan berhbungandengan topik tertentu yang diisi oleh siswa/konseli, dan hasilnyadigunakan untuk menggali serta menghimpun keterangan,

informasi atau data sebagaimana dibutuhkan. Angket terdiri daribeberapa jenis (A. Muri Yusuf, 2005): (1) ditinjau dari segi isi,kuesioner dapat dibedakan: (a) Pertanyaan fakta dan informasi,yaitu pertanyaan fakta dan informasi yang tersedia berkaitandengan pengetahuan yang diketahui tentang sesuatu, (b)pertanyaan tentang pendapat dan sikap, yaitu pertanyaan yangberkaitan dengan perasaan dan sikap responden tentangsesuatu, (c) pertanyaan perilaku, yaitu pertanyaan berkaitandengan cara responden menilai sesuatu tentang perilakunyasendiri dalam hubungannya dengan orang lain atau lingkungan;(2) ditinjau dari bentuk pertanyaan, kuesioner dapat dibedakan:

(a) angket terbuka, dimana pertanyaan/pernyataannya

BIMTEK GURU BK SMK 2012 33

Page 34: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 34/178

memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan pendapat sesuai dengan keinginan mereka, (b)angket tertutup, dimana pertanyaan/pernyataannya tidakmemberikan kebebasan kepada responden memberikan jawaban

dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuatpertanyaan atau pernyataan dalam angket yaitu:a) pertanyaan/pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak

meragukan.b) hindari pertanyaan/pernyataan ganda.

c) responden harus mampu menjawab.

d) pertanyaan/pernyataan harus relevan.

e) pertanyaan/pernyataan sebaiknya tidak terlalu panjang.

f) hindari pertanyaan/pernyataan yang bersifat bias/sugestif.

Berikut dikemukakan beberapa tips pengembangan angketyang dimodifikasi dari A. Muri Yusuf (2005):1. Menetapkan aspek atau data yang akan dikumpulkan2. Memformulasikan pertanyaan sesuai dengan data yang

dibutuhkan.

3. Menyatakan pertanyaan dengan jelas dan spesifik.4. Menghindari pertanyaan yang panjang, dan kabur.5. Menetapkan kerangka rujukan pertanyaan6. Jangan apriori mengasumsikan bahwa responden

mempunyai informasi factual atau mempunyai pendapat daritangan pertama

7. Menentukan terlebih dahulu apakah akan menggunakanpertanyaa langsung atau tidak langsung

8. Menentukan terlebih dahulu apakah yang dibutuhkanpertanyaan umum atau khusus.

9. Menetapkan terlebih dahulu apakah digunakan pertanyaanterbuka atau tertutup atau kombinasi keduanya.

10. Lindungi ego dan perasaan siswa/konseli11. Hindari kata-kata yang meragukan atau kata-kata yang tidak

ada gunanya12. Setiap pertanyaan dinyatakan dengan ringkas, jelas dan utuh13. Susun pertanyaan yang tidak memaksa atau mengarahkan

siswa/konseli untuk menjawab ke satu arah14. Hindari kata-kata yang bersifat emosional dan sentimentil15. Tanyakan dulu yang lebih sederhana, sebelum ke yang lebih

kompleks

BIMTEK GURU BK SMK 2012 34

Page 35: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 35/178

16. Jangan jawaban dipengaruhi oleh gaya bahasa atau bentuk jawaban tertentu

17. Beri kode tertentu (misalnya garis bawah) untuk hal-halspesifik

18. Kategori respon hendaklah mudah dipahami19. Usahakan pengetikan dan perwajahan bersih, rapi dan

mudah dibaca20. Jangan lupa memberi pengantar dan petunjuk cara

mengerjakan

4) Alat Ungkap Masalah (AUM) Umum

 AUM Umum merupakan salah satu jenis instrumen non tesyang dapat digunakan oleh guru BK/konselor untuk

mengungkapkan masalah-masalah umum yang dialami oleh parasiswa. Para calon guru BK/konselor diharapkan memahami danterlatih dalam pengadministrasiannya sehingga dapat menunjangpelayanan konseling yang akan dilakukannya dalam bertugas. Aum Umum untuk Siswa SLTA (AUM yang lain untuk SD, SLTP,Mahasiswa, dan Masyarakat), terdiri dari 225 butir yangdikelompokkan ke dalam 10 bidang masalah. Ke 225 butir AUMUmum Siswa SLTA tersebut pernah ditandai oleh siswa (ujicoba)sebagai suatu masalah yang dialaminya. Kesepuluh bidangmasalah tersebut adalah sebagai berikut:1. Jasmani dan kesehatan2. Diri pribadi3. Hubungan sosial4. Ekonomi dan keuangan5. Karier dan pekerjaan6. Pendidikan dan pelajaran7. Agama, nilai dan moral8. Hubungan muda-mudi dan perkawinan9. Keadaan dan hubungan dalam keluarga10. Waktu senggang

 AUM Umum untuk SLTA memiliki kesahihan dengan indeks

kecocokan sebesar 84,25%, dan tingkat keterandalan (denganteknik tes-rites) sebesar 0,86. Sedangkan keefektifan AUM,dengan membandingkan jumlah masalah yang dikemukakansiswa melalui cara non-AUM (yaitu dengan menuliskan masalah-masalah yang dialami pada selembar kertas kosong) denganmasalah-masalah yang terungkap melalui AUM, dapat dilihatpada tabel di bawah ini.

Keefektifan AUM Umum

Jenis Alat UngkapJumlah masalah

Terendah Tertinggi Rata-rata

BIMTEK GURU BK SMK 2012 35

Page 36: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 36/178

Non – AUM 2 7 1, 367

 AUM 8 126 45,176

Sebagai suatu instrumen yang telah distandardisasikan, AUMini dilengkapi dengan manual yang berisi tentang deskripsi umum(latar belakang, karakteristik), petunjuk pengadministrasian(petunjuk pengerjaan, lembaran jawaban, waktupenyelenggaraan, dan frekuensi pengadministrasian),pengolahan hasil (tata cara pengolahan, data yang diperoleh—individual dan kelompok), penggunaan hasil (umum, danberdasarkan jenis-jenis layanan BK).

5) AUM PTSDL

 AUM PTSDL merupakan salah satu jenis instrumen non tesyang dapat digunakan oleh guru BK/konselor untukmengungkapkan mutu dan masalah belajar yang dialami olehpara siswa. Para guru BK/konselor diharapkan memahami danterlatih dalam pengadministrasiannya sehingga dapat menunjangpelayanan konseling yang akan dilakukannya dalam bertugas. AUM PTSDL untuk siswa SLTA terdiri dari 165 butir yangdikelompokkan ke dalam lima bidang, yaitu PrasyaratPenguasaan Materi Pelajaran (P), Keterampilan Belajar (T),

Sarana Belajar (S), Diri Pribadi (D), dan Lingkungan Belajar danSosio Emosional (L).

 AUM PTSDL untuk siswa SLTA memiliki kesahihan denganindeks kecocokan sebesar 86,36%, dan tingkat keterandalan(dengan teknik tes-rites) sebesar 0,76. Sedangkan keefektifan AUM, dengan membandingkan jumlah masalah yangdikemukakan siswa melalui cara non-AUM (yaitu denganmenuliskan masalah-masalah yang dialami pada selembar kertaskosong) dengan masalah-masalah yang terungkap melalui AUM,dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Keefektifan AUM PTSDL SLTA

Jenis Alat Ungkap

Jumlah Masalah

Rata-rataTerendah Tertinggi

Non – AUM PTSDL

 AUM AUM PTSDL

1

9

4

97

1,94

45,66

 AUM PTSDL dilengkapi dengan manual yang berisi tentangdeskripsi umum (latar belakang, karakteristik), petunjuk

pengadministrasian (petunjuk pengerjaan, lembaran jawaban,

BIMTEK GURU BK SMK 2012 36

Page 37: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 37/178

waktu penyelenggaraan, dan frekuensi pengadministrasian),pengolahan hasil (tata cara pengolahan, data yang diperoleh—individual dan kelompok, baik tentang mutu kegiatan belajar maupun masalah belajar), penggunaan hasil (umum, dan

berdasarkan jenis-jenis layanan BK).

6) Sosiometri

Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperolehdata tentang hubungan sosial dalam suatu kelompokberdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok(WS. Winkel, 2010). Preferensi pribadi dinyatakan dalamkesukaan untuk berada bersama dengan beberapa anggotakelompok dalam melakukan kegiatan tertentu; dengan tujuanuntuk mengetahui hubungan yang ada di antara anggota dalamsuatu kelompok (A. Muri Yusuf, 2005:145); atau untukmengumpulkan data tentang pola dan struktur hubungan antaraindividu-individu dalam suatu kelompok (Wayan Nurkancana,1993); atau dapat dikatakan bahwa sosiometri merupakan salahsatu metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat dan polahubungan sosial antar individu dalam suatu kelompok yangmengacu pada kriteria tertentu, kriteria ini terkait denganpengalaman individu dalam berinteraksi dengan individu lain didalam suatu kelompok, yang diselidiki melalui metode ini adalah

status sosial masing-masing anggota kelompok menurutpandangan pribadi anggota yang lain dalam kelompok; statussosial ini tercermin pada diterima atau tidak diterima oleh anggotakelompok.

Merujuk pada definisi di atas, tujuan digunakannya tekniksosiometri adalah sebagai alat penyaringan untukmengidentifikasi pola hubungan antar individu pada suatukelompok, terkait dengan penyesuaian diri, ketertarikan,penolakan, popularitas, konflik dan potensi kelompok yang dapatdigunakan sebagai pertimbangan untuk menciptakan iklimkelompok yang positif dan mendukung pengembangan diriindividu (Eko Susanto, 2011). Hasil sosiometri tersebut dapatdigunakan, antara lain untuk memperbaiki struktur hubungansosial para siswa; memperbaiki penyesuaian hubungan sosialsiswa secara individual; menemukan norma-norma pergaulanantar siswa yang diinginkan dalam kelompok/ kelas yangbersangkutan; menjadi dasar pertimbangan untuk menempatkansiswa dalam kelompok yang sesuai; merencanakan kegiatanintervensi dalam menciptakan iklim sosial yang diharapkandengan cara meningkatkan hubungan sosial, partisipasi sosial,penerimaan sosial, dan pemahaman diri antar siswa berkenaan

dengan pergaulan sosialnya; membantu konselor/guru BK

BIMTEK GURU BK SMK 2012 37

Page 38: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 38/178

mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi dan masalahberkenaan dengan hubungan sosial; sebagai dasar dalampenyusunan program bimbingan konseling.

Dalam penggunaan teknik sosiometri, Eko Susanto (2011)merangkum berbagai istilah yang umum digunakan dalamsosiometri, sebagai berikut:

a) Istilah umum(1) Sosiometri ; metode yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi struktur kelompok.(2) Kriteria ; pernyataan/pertanyaan sosiometri.(3) Sosiogram ; istilah yang digunakan pada diagram yang

secara visual menunjukkan struktur sosiometri.(4) Sosiomatriks ; visualisasi deretan kode yang menunjukkan

arah pilihan yang dihubungkan secara vertikal danhorizontal, biasanya dibuat dalam bentuk tabel, tampilan ini juga disebut tabulasi.

b) Istilah yang digunakan untuk menunjukkanfenomena individual

(1) Bintang(Star ); disebut jugaindividu populer yang menerima jumlah pilihan yang besar pada sosiometri. Ketika sosiogram menunjukkanbanyakindividu yang secara positif memilih orang yang sama,sehingga banyak panah yang semuanya mengarah

kepada individu tertentu, induvidu yang demikian disebutbintang (stars). Mereka menjadi pusat atau pusat tarik-menarik (hub of attraction ). Dalam beberapa kasus dengankriteria negatif mungkin kita akan menemukan individuyang terpilih sebagai bintang negatif (negative star).

(2) Isolate; jumlah individuyang tersisihkan/terisolasi dari anggota kelompok yang lain,merekaadalah individu yang belum pernah mendapatkanpilihan positif dari siapapun didalam sebuah kelompok yangdemikian biasanya didefinisikan sebagai isolate. Dalamvisualisasi sosiogram biasanya diletakkan diluar pinggiran

atau tepi untuk menandai isolate dalam sebuah kelompok.Istilah terisolasi (isolate), biasanya tidak digunakan untukmenggambarkan individu yang tidak menerima nominsasinegatif. Individu yang tidak menerima nominasi positif ataunegatif disebut misterius (ghost ).Tentu saja, jika tidakmencari informasi dengan menggunakan nominasi negatif,maka tidak akan ada perbedaan antara misterius (ghost )dan terisolasi (isolate).

(3) Misterius (ghost ); sepertidijelaskan di atas bahwa individu yang misterius (ghost )adalah seseorang yang bahkan tidak diakui sama sekali di

dalam sebuah kelompok. Tak seorang pun yang memilih

BIMTEK GURU BK SMK 2012 38

Page 39: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 39/178

mereka pada nominasi positif dan mereka tidak pulamenerima pilihan pada nominasi negatif. Bagaimanapun,mereka telah membuat nominasi. Akibatnya, merekamungkin juga tidak dikenal atau tidak diakui keberadaannya

di dalam kelompok.(4) Neglectee: individu yang menerima pilihan relatif kecil pada

sosiometri.(5) Rejectee ; individu yang menerima pilihan

negatif/penolakan.(6) Mutual ; pilihan bolak-balik, atau pasangan; dua individu

yang saling memilih satu sama lain pada kriteria sosiometriyang sama.Pasangan ini terdiri dari anak-anak yangmemilih satu sama lain.Kondisi seperti ini merupakanfenomena yang diharapkan dalam suasana kelompok.Semakin banyak hubungan yang menyenangkan di dalam

kelompok dengan demikian memungkinkanakan terciptaiklim sosial positif yang lebih besar ke dalam kelompok.Dengan demikian jelas bahwa, fenomena pilihan negatif akan membawa situasi berbahaya di dalam kelompok danharus dihindari, dalam kondisi tersebut memungkinkanuntuk dievaluasi dengan intervensi sosial yang dilakukanoleh konselor, atau setidaknya digunakan sebagaipengetahuan yang bermanfaat ketika mereka berada padasatu kelompok dengan kelompok yang lain.

c) Istilah yang digunakan untuk menunjukkanfenomena kelompok

(1) Rantai (Chain); pilihan berurutan seperti A-B-C-D, ketikasatu individu menominasikan individu lain dan padagilirannya ia menominasikan individu yang lain begituseterusnya. Istilah ini biasanya digunakan untukmenggambarkan pilihan pertama dari nominasi yangdiajukan.

(2) Gaps; kelompok kecil ---kesenjangan dalam kelompokyakni situasi dimana sejumlah individu saling memilihpada kriteria sosiometri yang sama, namun memberikan

pilihan yang relatif kecil pada individu diluar kelompok,seperti pulau (island ), segitiga (triangels) dan lingkaran(circle).

(a) Kepulauan (Islands); ketika pasangan saling memilih(mutual choice) sehingga membentuk kelompok-kelompok kecil yang terpisah dari pola-pola yang lebihbesar, dan anggota dari kelompok ini tidakdinominasikan oleh siapa pun dalam pola-pola lain,kondisi ini menggambarkan kelompok tersebut sebagaikepulauan (islands). Perlu dipahami bahwa istilah inibiasanya digunakan untuk menggambarkan pilihan

pertama dari nominasi yang diajukan.

BIMTEK GURU BK SMK 2012 39

Page 40: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 40/178

(b) Segitiga dan Lingkaran (Trianglesand Circles); ketikasebuah rantai datang kembali pada dirinya sendiri olehkarena orang terakhir yang mencalonkan orangpertama, kondisi ini disebut sebagai SEGITIGA jika

hanya melibatkan tiga orang. Jika terdapat lebih daritiga orang dengan pola demikian disebut sebagailingkaran.

c. Prosedur Pengembangan InstrumenInstrumen yang baik harus memenuhi berbagai persyaratan,

antara lain dapat ditinjau dari segi validitas, reliabilitas, efektifitas,

daya beda, dan norma. Untuk mendapatkan instrumen yang baik,

perlu diikuti prosedur pengembangan yang dikemukakan oleh

berbagai ahli. Djoemadi Darmodjo (2002) mengemukakan prosedur 

pengembangan instrumen: Perencanaan umum, spesifikasi tujuandan isi, penulisan item atau soal, penelaahan dan penyempurnaan

item/soal, prates, penyusunan bentuk akhir, penggunaan, penilaian.

Sedangkan menurut Syaifuddin Azwar (2004) prosedur 

pengembangan instrumen (khusus untuk pengungkapan aspek-

aspek psikologis) adalah: identifikasi tujuan (penetapan konstrak

psikologis), operasionalisasi konsep (indikator perilaku), pemilihan

format stimulus dan penskalaan, penulisan item dan reviu item, uji

coba, analisis item, kompilasi I (seleksi item), pengujian reliabilitas,

validasi, kompilasi II (format final). Hampir bersamaan dengan itu,

Sumadi Suryabrata (2000), khususnya untuk pengembangan alat

ukur psikologis, prosedur yang ditempuh adalah menentukan

wilayah yang akan dikenai pengukuran, menentukan dasar 

konseptual atau dasar teoritis yang digunakan sebagai landasan,

menentukan subjek yang akan dikenai pengukuran, menentukan

materi alat ukur, menentukan tipe soal, menentukan jumlah soal,

menentukan taraf kesukaran soal, menyusun kisi-kisi atau blue-print,

merakit soal.

Menurut Gerald Goldstein & Michel Hersen (2000) prosedur 

pengembangan instrumen asesmen adalah dengan mengikutilangkah-langkah berikut:

1) reviewing the literature2) defining the construc3) test planning and lay out4) designing the test5) item tryout6) item analysis7) building a scale8) standardizing the test

BIMTEK GURU BK SMK 2012 40

Page 41: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 41/178

Di samping itu, Djaali dan Pudji Muljano (dalam Imam Hanuji,

2011) merinci langkah-langkah penyusunan dan pengembangan

instrumen (untuk penelitian) sebagai berikut:

1) Berdasarkan sintesis dari teori yang dikaji tentang suatu konsepdari variabel yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstrukdari variabel tersebut.

2) Berdasarkan konstruk tersebut dikembangkan dimensi danindikator variabel.

3) Membuat kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel spesifikasi yangmemuat dimensi, indikator, nomor, butir dan jumlah butir untuksetiap dimensi dan indikator.

4) Menulis butir-buti instrumen yang dapat berbentuk pertanyaanatau pernyataan.

5) Butir-butir yang telah ditulis merupakan konsep instrumen yang

harus melalui proses validasi, baik teoritik maupun empirik.6) Tahap validasi pertama yang ditempuh adalah validasi teoritik,yaitu melalui pemeriksaan pakar atau melalui panel yang padadasarnya menelaah seberapa jauh butir instrumen yang dibuatsecara tepat dapat mengukur indikator.

7) Revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari pakar atauberdasarkan hasil panel.

8) Setelah konsep instrumen dianggap valid secara teoritik atauscara konseptual, dilakukanlah penggandaan instrumen secaraterbatas untuk keperluan uji coba

9) Uji coba instrumen di lapangan merupakan bagian dari proses

validasi empirik10)Pengujian validitas11)Berdasarkan pengujian validitas tersebut, diperoleh kesimpulan

mengenai valid atau tidaknya sebuah butir atau sebuahperangkat instrumen.

12)Berdasarkan hasil analisis butir maka butir-butir yang tidak validdikeluarkan atau diperbaiki untuk diuji coba ulang sedangkanbutir-butir yang valid dirakit kembali menjadi sebuah perangkatinstrumen

13)Selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas14)Perakitan butir-butir instrumen yang valid untuk dijadikan

instrumen yang final.

Dengan merujuk pendapat-pendapat di atas, berikut

dikemukakan prosedur umum pengembangan instrumen (Furqon

dan Yaya Sunarya, 2011; A. Muri Yusuf, 2005) yang dapat dilakukan

oleh guru BK untuk kepentingan pelayanan konseling di sekolah.

1) Menetapkan tujuan2) Mengembangkan spesifikasi/kisi-kisi/blue print instrumen3) Menentukan format, tipe dan bentuk instrumen yang akan

dikembangkan

BIMTEK GURU BK SMK 2012 41

Page 42: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 42/178

4) Menulis atau merumuskan item-item sesuai dengan format yangdipilih

5) Mengkaji ulang rumusan item-item oleh ahli lain ( judgment)6) Merevisi item-item berdasarkan hasil judgement 

7) Menggandakan instrumen8) Menggunakan instrumen

2. Pemilihan InstrumenProgram bimbingan dan konseling harus disusun berdasarkan

data dan analisis kebutuhan peserta didik. Untuk itu diperlukan data

yang akurat dan memadai berkenaan dengan diri, potensi, kebutuhan

dan permasalahan serta lingkungan konseli. Analisis data dan

kebutuhan didahului dengan pengumpulan data dan need assessment 

dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes mau pun non tes. Agar penggunaan instrumen tersebut sesuai dengan tujuan dan

maksud penggunaannya, diperlukan komampuan dan kejelian dalam

memilih instrumen yang akan digunakan. Hal ini diperlukan karena

tidak semua instrumen cocok dan perlu digunakan untuk semua

responden; bahkan seringkali suatu instrumen hanya dapat digunakan

untuk kelompok responden dengan kondisi tertentu; misalnya AUM

PTSDL SLTP hanya cocok untuk mengungkapkan masalah-masalah

anak SMP atau sedrajat, tes inteligensi hanya cocok untuk mengukur 

kecerdasan, tidak untuk mengukur bakat atau minat, inventori

kreatifitas untuk mengukur kreatifitas, bukan hasil belajar matematika;

dan sebagainya. Konselor yang akan mengaplikasikan intrumen harus

benar-benar memilih dan menyesuaikan instrumen (materi, validitas,

reliabilitas) dengan responden dan karakteristik yang hendak diakses

pada diri responden (Prayitno, 2012), kebutuhan untuk apa data hasil

instrumen tersebut akan digunakan, serta bentuk data (kelompok,

individual, umum, khusus) yang akan dikumpulkan dengan

penggunaan tersebut.

Dalam pemilihan instrumen yang akan digunakan, maching 

antara instrumen dan responden harus benar-benar tepat, artinyainstrumen benar-benar cocok digunakan untuk mengungkapkan apa

yang ada pada diri responden. Untuk itu langkah-langkah umum yang

perlu diikuti oleh guru BK atau konselor adalah:

1) mempelajari manual instrumen2) mengidentifikasi karakteristik responden3) melihat kesesuaian antara instrumen dan reponden4) menyiapkan diri untuk mampu menyelenggarakan pengadiminis-

trasian instrumen5) menyiapkan aspek teknis dan adminstratif 

BIMTEK GURU BK SMK 2012 42

Page 43: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 43/178

3. Penggunaan Instrumen

a. Tata cara pelaksanaan

Pengadministrasian instrumen pada dasarnya dilaksanakan

sesuai dengan petunjuk yang dikemukakan dalam manual 

instrumen, khususnya instrumen yang sudah distandardisasikan.

Kewenangan menyelenggarakan administrasi instrumen non tes

pada umumnya lebih terbuka, dengan catatan calon penyelenggara

itu harus terlebih dulu berlatih sehingga benar-benar mampu

menyelenggarakan sesuai dengan syarat-syarat asesmen yang

baik (Prayitno, 2012), yaitu:

1) memahami isi dan bentuk instrumen yang akan digunakansecara mendalam dan menyeluruh

2) memahami dan dapat melaksanakan prosedur dan cara-cara

pengadministrasian instrumen yang akan digunakan3) memahami dan dapat melaksanakan cara pengolahanrespon/jawaban responden/konseli

4) memahamai dan dapat melaksanakan interpretasi/penafsiranterhadap hasil-hasil instrumen

Untuk keperluan pelayanan konseling, pengadminstrasian

instrumen perlu diawali dengan penjelasan tentang apa, mengapa,

bagaimana dan untuk apa instrumen itu diadministrasikan kepada

siswa atau konseli. Dalam hal ini konselor perlu mengemukakan:

1) pokok isi, bentuk, tujuan, dan kegunaan instrumen bagiresponden

2) bagaimana menjawab dan mengerjakan instrumen, termasukalokasi waktu yang disediakan

3) bagaimana jawaban/respon responden diolah4) bagaimana hasil pengolahan disampaikan kepada responden5) bagaimana hasil tersebut digunakan dan apa yang perlu atau

diharapkan dilakukan respondenSecara umum, operasionalisasi pengadmistrasian instrumen

(mulai dari perencanaan sampai pada pelaporan adalah sebagai

berikut (Mudjiran dkk, 2010; Prayitno, 2012).

1) Perencanaan

a) Menetapkan objek yang akan diukur/diungkapkanb) Menetapkan subjek yang akan mengikuti

asesmenc) Menetapkan/menyusun instrumen sesuai dengan

objek dan subjek yang akan ditesd) Menetapkan prosedur asesmene) Menetapkan fasilitasf) Menyiapkan kelengkapan administratif  

2) Pelaksanaana) Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan

aplikasi instrumen kepada pihak terkait

BIMTEK GURU BK SMK 2012 43

Page 44: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 44/178

b) Mengorganisasikan kegiatan instrumentasic) Mengadministrasikan instrumend) Mengolah jawaban/respon respondene) Menafsirkan hasil instrumentasi

f) Menetapkan arah penggunaan hasilinstrumentasi

3) Evaluasia) Menetapkan materi evaluasi terhadap kegiatan

instrumenasi serta penggunaan hasil-hasilnyab) Menetapkan prosedur dan cara-cara evaluasic) Melaksanakan kegiatan evaluasid) Mengolah dan menafsirkan hasil evaluasi

4) Tindak Lanjuta) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut terhadap

kegiatan instrumenasi serta penggunaan hasil-hasilnyab) Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada

pihak terkaitc) Melaksanakan rencana tindak lanjut

5) Laporana) Menyusun laporan kegiatan aplikasi instrumenasib) Menyampaikan laporan kepada pihak terkaitc) Mendokumentasikan laporan kegiatan

b. Pengolahan hasil instrumen

Hasil pengadministrasian instrumen harus segera diolah,untuk selanjutnya dipergunakan dalam pelayanan bimbingan dankonseling tertentu terhadap siswa yang bersangkutan. Sedapat-dapatnya paling lambat dalam satu minggu hasil instrumen telahterolah dan digunakan. Apabila pengolahan tertunda, hasil-hasilpengadministrasian instrumen tersebut akan menjadi kedaluarsa,tidak cocok lagi dengan keadaan siswa yang sudah berubah. Jikahasil demikian itu terjadi, maka hasil instrumen akan menjadi sia-

sia. Masalah-masalah siswa pada satu atau dua bulan kemudian,lebih-lebih dalam waktu yang lebih lama lagi, besar kemungkinanberbeda dari masalah-masalah yang mereka alami danterungkapkan melalui instrumen pada waktu sebelumnya;kesegeraan dalam pengolahan hasil AUM akan menjunjung azaskekinian dalam bimbingan dan konseling (Mudjiran dkk, 2010).

Tata cara pengolahan hasil instrumen, biasanya sudahtermuat dalam manual  instrumen yang digunakan, khususnyainstrumen yang sudah distandardisasikan. Sedangkan untukinstrumen yang dikembangkan sendiri oleh guru BK atau konselor,

biasanya sewaktu pengembangan instrumen tersebut sudah

BIMTEK GURU BK SMK 2012 44

Page 45: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 45/178

dirancang juga tata cara pengolahan datanya serta penggunaanhasilnya. Ada di antara instrumen yang pengolahan datanyadengan men-tally atau menghitung frekuensi dan persentase, danmembandingkannya dengan kriteria/norma (yang telah ditetapkan);

ada pula jenis instrumen yang pengolahannya menggunakan kunciuntuk memperoleh skor (misalnya tes, AUM PTSDL) danmembandingkannya dengan kriteria/norma yang ada dalam manualinstrumen. Di sisi lain, untuk satu instrumen, pengolahan hasilnyadapat dilakukan per item dan dapat pula untuk keseluruhan itemdalam satu instrumen tersebut.

Sesuai dengan kelompok data, hasil pengolahan instrumenakan mengarah pada pengelompokan data tersebut, yaitu berupadata individual, kelompok, umum, dan khusus. Satu instrumen yangdiadministrasikan terhadap sekelompok atau satu kelas siswa, akan

menghasilkan minimal data individual dan kelompok.

Ditinjau dari keperluan pengumpulan data, yaitu untukkeperluan penyusunan program bimbingan dan konseling, denganmengumpulkan data diri, potensi, kebutuhan dan permasalahanserta lingkungan siswa atau konseli, maka pengolahan data danhasilnya mengarah pada keperluan tersebut. Artinya pengolahandata dan hasilnya, tidak hanya menghasilkan data berkenaandengan kelemahan dan/atau masalah-masalah yang dialamisiswa/konseli (hal-hal yang “negatif”), tetapi juga mengarah padapotensi (kekuatan dan hal-hal yang “positif”) dan kebutuhan

siswa/konseli. Untuk data kelemahan/masalah siswa akandientaskan, sedangkan untuk data potensi akan dikembangkanmelalui program bimbingan dan konseling.

Berikut dikemukakan langkah-langkah umum pengolahan datadari suatu instrumen dengan cara manual.

1. Menyiapkan kelengkapan pengolahan data, terutama format-format hasil pengolahan, baik untuk jenis data individual maupunkelompok (tabel tabulasi, tabel data individual dan kelompok),kunci/pedoman scoring (untuk intrumen yang memerlukankunci), dan norma.

2. Melakukan pengolahan, baik dengan men-tally/menghitungfrekuensi dan persentase, ataupun menskor jawabansiswa/konseli

3. Memasukkan hasil pengolahan (langkah kedua) ke dalamtabel-tabel atau format-format yang telah dipersiapkan.

4. Mengkonversi hasil pengolahan data dengan kriteria/normainstrumen (sesuai manual)

5. Menginterpretasikan hasil pengolahan data

BIMTEK GURU BK SMK 2012 45

Page 46: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 46/178

6. Menetapkan arah penggunaan hasil instrumenasi

 Apabila pengolahan data dilakukan dengan menggunakanprogram computer (misalnya AUM Umum dan AUM PTSDL, ITP,

Sosiometri, tes, atau instrumen lain yang telah dirancang programpengolahannya), biasanya guru BK atau konselor cukupmengentrikan data dan mengikuti “perintah-perintah” yang adadalam manual program pengolahan data instrumen tersebut.Melalui program tersebut, data hasil pengolahan akan diperoleh,baik untuk data kelompok maupun individual.

c. Penafsiran hasil

Setelah pengolahan data hasil instrumen (khususnya setelahkonversi data dengan menggunakan kriteria/norma), langkahberikutnya yang harus dilakukan oleh guru BK atau konselor adalahpenafsiran atau interpretasi data. Hasil interpretasi itu akandimasukkan ke dalam himpunan data yang selanjutnya akandigunakan untuk penyusunan program bimbingan dan konseling.

Tata cara interpretasi data, biasanya juga termuat dalammanual instrumen atau telah dirancang sebelumnya sewaktupengembangan instrumen yang dilakukan oleh guru BK/konselor.Oleh sebab itu, bagi konselor yang menggunakan instrumen yangdikembangkan oleh orang lain (sudah distandardisasikan), guruBK/konselor harus mempelajari manualnya dengan seksama,supaya tidak terjadi kekeliruan, baik dalam pengadministrasian,pengolahan ataupun dalam interpretasinya. Kesalahan akanberakibat, di samping data tidak valid dan terbuang sia-siasehingga program bimbingan dan konseling tidak tepat sasaran,membahayakan terhadap pribadi-pribadi siswa/konseli.

Interpretasi instrumen, biasanya dapat dilakukan untuk datakelompok/kelas dan data individual; untuk setiap item dan untukkeseluruhan item (total) dalam suatu instrumen. Dari hasilinterpretasi tersebut akan diketahui potensi, kebutuhan danpermasalahan serta lingkungan siswa atau konseli. Untuk dataindividual misalnya, akan diketahui potensi, kebutuhan, masalah-masalah yang dialami, serta kondisi lingkungan yang menghambatataupun yang menunjang kesuksesan dan perkembangansiswa/konseli, sedangkan dari data kelompok akan dapat dilihatpotensi, kebutuhan, masalah-masalah yang dialami, serta kondisilingkungan yang menghambat ataupun yang menunjangkesuksesan untuk sekelompok siswa/konseli. Dari data tersebut, juga akan diketahui perbandingan antara individu dengan individulain atau antara individu dengan kelompok, misalnya denganmemperhatikan rerata, range, skor tertinggi dan terendah. Dengan

kata lain, dari hasil interpretasi, akan diketahui siapa dan

BIMTEK GURU BK SMK 2012 46

Page 47: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 47/178

bagaimana potensi, kebutuhan, dan kondisi (positif dan “negatif”),baik secara individual maupun dalam posisinya sebagai anggotakelompok/kelas.

4. Himpunan Data

Data merupakan gambaran atau keterangan atau catatan tentang

ada dan keadaan tertentu, sedangkan himpunan data (commulative

record ) berarti berbagai jenis data dihimpun, dikolompokkan dan

dikemas dalam bentuk tertentu; dengan tujuan menyediakan data

dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang pelayanan

konseling sesuai dengan kebutuhan konseli (Prayitno, 2012). Kegiatan

himpunan data dalam bimbingan dan konseling berarti kegiatan

menghimpun data yang relevan dengan pengembangan pesertadidik/sasaran layanan, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,

sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia (Pusat

Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2011). Data yang dihimpun tersebut

adalah berkanaan dengan:

a. Data perkembangan, kondisi dan lingkungan diri pribadi siswa,

seperti:

• Identitas diri

• Potensi dasar: inteligensi, bakat, minat

• Identitas keluarga

• Riwayat kesehatan

• Catatan anekdot (kejadian khusus)

• Masalah diri pribadi

b. Data perkembangan, kondisi hubungan dan lingkungan sosial,

seperti:

• Sosiogram

• Teman dekat

• Data hubungan sosial

• Masalah sosial

c. Data kemampuan, kegiatan dan belajar, seperti:• Nilai hasil belajar 

• Data kegiatan belajar 

• Riwayat pendidikan

• Masalah belajar 

d. Data kemampuan, arah dan persiapan karir, seperti:

• Pekerjaan orangtua/keluarga

• Bakat-minat karir; jurusan yang diambil

• Masalah karir 

BIMTEK GURU BK SMK 2012 47

Page 48: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 48/178

Ditinjau dari pengelompokan data (pribadi, kelompok, umum),

Prayitno (2012) mengemukakan tiga pengelompokan data, yaitu

a. Data pribadi: semua data yang berkaitan dengan pribadi

seseorang, antara lain:

• Identitas pribadi: nama, gelar, tempat dan tanggal lahir, alamat,

kewarganegaraan, agama

• Kondisi fisik dan kesehatan

• Potensi diri: kemampuan dasar, bakat, minat dan kecenderungan

pribadi, cita-cita

• Hasil karya

• Status dan kondisi keluarga

• Status dan kondisi pekerjaan atau karir 

• Kondisi kehidupan sehari-hari dan permasalahannya

b. Data Kelompok: Data mengenai sekelompok individu, antara lain:• Hubungan sosial antar individu

• Kondisi kebersamaan

• Kerjasama kelompok

• Hasil belajar sekelompok individu

c. Data Umum: Data yang tidak mengenai diri seseorang dan tidak

pula berkenaan dengan kelompok individu tertentu (berasal dari

luar diri pribadi atau kelompok). Misalnya kumpulan leaflet, brosur,

informasi karir dan pendidikan, data lingkungan, dan sumber 

informasi lain)

Dalam penyelenggaraannya, data dapat dihimpun dalam (1) buku

data pribadi, (2) himpunan lembaran dengan format yang dirancang

khusus, (3) kumpulan data kelompok dan laporan kegiatan, (4)

program computer (file), (5) kumpulan data umum. Sedangkan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan himpunan data

adalah (Prayitno, 2012):

a. Menghimpun data

• Data pribadi

• Data kelompok

• Data umumb. Pengembangan Data

• Langsung: dari sumber asli

• Luas: sebanyak-banyaknya tetapi sesuai keperluan

• Lugas: bersifat apa adanya, padat dan jelas

• Luwes: tidak statis, yang tidak berguna dibuang, dan selalu

ditambah dengan data baru yang benar-benar berguna

• Lancar: mudah penyelenggaraannya dan mudah

menggunakannya, mudah menghimpunnya dan mudah pulamengaksesnya untuk digunakan

c. Penggunaan Data

BIMTEK GURU BK SMK 2012 48

Page 49: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 49/178

• Perencanaan/program layanan

• Isi layanan

• Laporan kegiatan layanan

Secara umum, operasionalisasi kegiatan himpunan data (mulai

dari perencanaan sampai pada pelaporan adalah sebagai berikut

(Mudjiran dkk, 2010; Prayitno, 2012).

a. Perencanaan

1)Menetapkan jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya

2)Menetapkan bentuk himpunan data

3)Menetapkan dan menata fasilitas untuk penyelengaraanhimpunan data

4) Menetapkan mekanisme pengisian, pemelihraaan danpenggunaan himpunan data

5)Menyiapkan kelengkapan administrasi

b. Pelaksanaan

1) Mengumpulkan dan memasukkan data ke dalam himpunan datasesuai dengan klasifikasi dan sistem etika yang ditetapkan

2) Memanfaatkan data untuk berbagai jenis layanan konseling

3) Memelihara dan mengembangkan himpunan datac. Evaluasi

1) Mengkaji efisiensi, sistematika dan penggunaan fasilitas yangdigunakan

2) Memeriksa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dankemanfaatan data dalam himpunan data

d. Tindak Lanjut, mengembangkan lebih lanjut sesuai

dengan hasil evaluasi:

1) Bentuk, klasifikasi, dan sistematika data

2) Kelengkapan, keakuratan dan keaktualan data

3) Kemanfataan data

4) Penggunaan teknologi

5) Teknik penyelenggaraan

e. Laporan

1) Menyusun laporan (secara berkala) kegiatan himpunan data

2) Menyampaikan laporan kepada pihak terkait

BIMTEK GURU BK SMK 2012 49

Page 50: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 50/178

3) Mendokomentasikan laporan

5. Pelaporan

Kegiatan instrumenasi dan himpunan data yang dilakukan perlu

disusun laporannya untuk berbagai keperluan, baik berkaitan dengan

proses, instrumen dan fasilitas yang digunakan, hasil, dan

penggunaannya. Suatu hal yang sangat perlu diperhatikan, baik

berkenaan dengan penyusunan, penyimpanan/pendokumentasian

ataupun penyampaian laporan kepada pihak terkait, adalah penerapan

azas kerahasiaan. Jangan sampai data tentang siswa sampai kepada

pihak-pihak yang dapat merugikan siswa/konseli.

Secara umum, kegiatan yang dilakukan dalam pelaporan adalah:

a. Menyusun laporan, yang memuat tentang proses, instrumendan fasilitas yang digunakan, hasil dan penafsirannya,serta

penggunaan atau arah penggunaan data.

b. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait, misalnya kepada

kepala sekolah/wakil, dengan memperhatikan azas kerahasiaan

c. Mendokomentasikan laporan dengan memperhatikan azas

kerahasiaan

D. Latihan

Dalam kegiatan Bimtek ini, peserta diharapkan melakukan latihan,baik secara sendiri-sendiri ataupun secara berkelompok. Latihan

dilakukan dalam kelas yang didampingi oleh instruktur. Hasil yang

diharapkan dari latihan ini adalah peserta dapat mengaplikasikan

kemampuannya di tempat bertugas, terutama berkenaan dengan

instrumen dan kegiatan himpunan data dalam pelayanan bimbingan dan

konselig di SMK. Materi latihan dapat berupa pengembangan item-item

dari contoh instrumen yang sudah dikemukakan dalam bab ini (daftar cek,

skala, tally), pengembangan instrumen wawancara, angket, sosiometri,

atau melakukan kegiatan himpunan data, atau mengerjakan latihan

dengan mengisi format-format yang tertera pada lampiran.

E. Lampiran (Petunjuk dan format latihan)

1. Jenis Data danTeknik/Instrumen yang Digunakan

Petunjuk:

1. Tulis jenis data dan tentukan teknik/instrumen yang

digunakan untuk pengumpulan data dengan mengisi tabel di bawah

ini!

BIMTEK GURU BK SMK 2012 50

Page 51: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 51/178

2. Kelompokkan data tersebut dan rancang instrumen

yang akan digunakan untuk pengumpulan data tersebut

BIMTEK GURU BK SMK 2012 51

Page 52: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 52/178

Tabel

Jenis Data dan Teknik/Instrumen yang Digunakan

No Jenis Data

Teknik/Instrumen

Obs Wwc AngKet

TesSosio-metri

Catanek

 AUM ITP ……. ……. …….

 

BIMTEK GURU BK SMK 2012 52

Page 53: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 53/178

2. Jenis Data dan JenisLayanan yang Dilaksanakan

Petunjuk: Tulis jenis data dan tentukan jenis layanan yang

dilaksanakan dengan mengisi tabel di bawah ini!

Tabel

Jenis Data dan Jenis Layanan yang Dilaksanakan

No Jenis Data

Jenis Layanan

 

BIMTEK GURU BK SMK 2012 53

Page 54: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 54/178

 

BAB II

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. PENGANTAR

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terkategori usia remaja,

memiliki potensi untuk berkembang, unik dan dinamik, mempunyai

kesempatan untuk memperoleh fasilitasi pendidikan dan bimbingan dan

konseling. Siswa memiliki keterbatasan, memiliki harapan untuk sukes studi

dan karirnya, memiliki hak untuk menempuh pendidikan, mengharapkan

dapat bekerja sesuai dengan potensinya dan mengharapkan mencapai

kesejahteraan dan kebahagiaan. Siswa dalam kehidupannya tidak lepas

dari persoalan yang harus diatasinya dan karena keterbatasan memerlukanbantuan dari pihak lain. Untuk itu, dalam hal ini peran bimbingan dan

konseling memberikan fasilitasi bagi siswa untuk dapat mengoptimalkan

fungsi potensinya sehingga dapat mencapai kemandirian dan dapat

mengatasi persoalannya secara bertanggung jawab.

Bimbingan dan konseling (BK) dalam seting pendidikan dilaksanakan

oleh tenaga professional yaitu Sarjana Pendidikan bidang Bimbingan dan

Konseling dan telah menempuh pendidikan profesi konselor. Tenaga yang

BIMTEK GURU BK SMK 2012 54

Page 55: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 55/178

tidak professional diyakini tidak dapat melaksanakan tugas profesinya

dengan baik. Kinerja Guru BK yang sesuai dengan kebutuhan

perkembangan siswa sangatlah diharapkan, dan program layanan BK di

sekolah membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional sebagaimana

dituangkan dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

BK memfasilitasi siswa agar dapat mandiri, berkembang optimal,

mengentaskan persoalan secara bertangung jawab dan mencapai

kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Untuk melaksanakan layanan profesi

BK diperlukan tenaga professional dalam bidang BK, kebijakan pemerintah

yang mendukung program BK, dan kesadaran masyarakat terhadap profesi.

Salah satu tugas guru BK sesuai dengan rumusan stadar kompetensi

konselor sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No. 27 Tahun 2008

adalah mampu merancang program bimbingan dan konseling. Untuk itu,

diperlukan bimtek bagi guru BK tentang kompetensi tersebut.

B. KOMPETENSI, SUB KOMPETENSI, DAN INDIKATOR

KOMPETENSI

Materi bimbingan teknis bagi guru BK SMK disiapkan untuk memberikan

pengalaman pelajar yang sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh

guru BK atau konselor yaitu kompetensi profesional konselor.

BIMTEK GURU BK SMK 2012 55

Page 56: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 56/178

SUB KOMPETENSI :

Sub kompetensi profesional yang disiapkan bagi guru BK SMK dalam Bab ini

adalah Merancang Program Bimbingan dan Konseling.

INDIKATOR

Beberapa indikator materi bimbingan teknis (bimtek) kompetensi profesional

dengan sub kompetensi merancang program Bimbingan dan Konseling,

meliputi :

1. Menganalisis kebutuhan konseli

2. Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan

berdasarkan kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan

pendekatan perkembangan

3. Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling

4. Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan

dan konseling.

C. MATERI.1. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tujuan pelayanan BK ialah membantu siswa/ konseli agar dapat:

(1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta

kehidupan-nya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh

potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3)

menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat

serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang

dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,

masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus

mendapatkan kesempatan untuk: (1) mengenal dan memahami potensi,

kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya, (2) mengenal dan

memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3)

mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana

BIMTEK GURU BK SMK 2012 56

Page 57: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 57/178

pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-

kesulitan sendiri (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan

dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6)

menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan

(7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya

secara optimal.

Secara khusus BK bertujuan untuk membantu siswa/ konseli agar 

dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek

pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.

1. Aspek pribadi-sosial siswa.

a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan

dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, baik dalam kehidupan pribadi,

keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja,

maupun masyarakat pada umumnya.

b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling

menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.

c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan

(musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai

dengan ajaran agama yang dianut.

d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan

konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan;

baik fisik maupun psikis.

e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat

g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai

orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.

h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk

komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.

i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang

diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan,

BIMTEK GURU BK SMK 2012 57

Page 58: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 58/178

atau silaturahim dengan sesama manusia.

 j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik

bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain..

k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2. Aspek belajar adalah sebagai berikut.

a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan

memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses

belajar yang dialaminya.

b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan

membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap

semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang

diprogramkan.

c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti

keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat

pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.

e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan

pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-

tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan

berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka

mengembangkan wawasan yang lebih luas.

f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3. Aspek karir adalah sebagai berikut.

a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian)

yang terkait dengan pekerjaan.b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir 

yang menunjang kematangan kompetensi karir.

c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja

dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal

bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai

pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang

BIMTEK GURU BK SMK 2012 58

Page 59: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 59/178

pekerjaan yang menjadi citra-cita karirnya masa depan.

e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan

cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang

dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan

kesejahteraan kerja.

f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu

merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran

yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial

ekonomi.

g. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir.

 Apabila seorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia

senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan

yang relevan dengan karir keguruan tersebut.

h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan

atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh

kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap

orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang

pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap

pekerjaan tersebut.

i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil

keputusan karir.

Untuk dapat memberikan pengalaman belajar yang memadai tentang

aspek karir siswa, maka dapat dilakukan beberapa upaya antara lain: guru

BK atau konselor menyusun materi informasi sesuai tujuan BK aspek karir yaitu nomor 3 a s/d i, siswa diberikan informasi dunia karir baik jenis

maupun persaratan dan cara mencapai karir tersebut, menghadirkan alumni

yang berhasil untuk memberikan informasi dan orientasi keberhasilannya,

oberservasi dan magang ke berbagai dunia usaha dan industri yang relevan

dengan potensi siswa, pameran hasil karya siswa yang dapat

diperdagangkan, dan kerjasama dengan lembaga usaha dan industri untuk

memberikan pengalaman belajar dan peluang berkar ya serta kesempatan

BIMTEK GURU BK SMK 2012 59

Page 60: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 60/178

bekerja.

Layanan BK bersifat (1) pencegahan dalam arti bahwa mencegah

 jangan sampai siswa memiliki masalah,(2) perbaikan dalam arti memperbaiki

kesalahan pikiran-perasaan-perilaku, (3) penyembuhan dalam arti

menyembuhkan penyakit yang dapat sembuh dengan informasi-informasi

yang tepat, (4) pemeliharaan dalam arti memelihara situasi dan kondisi siswa

agar tetap terjaga menjadi stabil, dan (5) pengembangan dalam arti

mengembangan bakat dan minat sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa

dan kesempatan yang ada. Di samping itu, layanan BK berfungsi: (1)

pemahaman dalam arti membantu siswa untuk memahami diri secara baik

tentang kelebihan dan kelemahannya, (2) penyesuaian dalam arti membantu

siswa untuk menyesuaian terhadap situasi baru dimana siswa berada, (3)

penyaluran dalam arti membantu siswa untuk menyalurkan bakat, minat dan

kegemaran sesuai dengan kesempatan yang ada, (4) penempatan dalam arti

membantu menempatkan siswa sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan,

(5) pengadaptasian dalam arti membantu pihak lain dalam upaya memahami

siswa untuk kepentingan layanan bagi siswa yang bersangkutan. Strategi

layanan BK antara lain dapat dilakukan dengan cara konseling individual,

konseling kelompok, bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, media,

pertemuan kasus, kerjasama dengan profesi lain, referral, kerjasama dengan

orang tua, home visit, kerjasama dengan instansi/lembaga/perusahaan yang

dapat mengembangkan potensi siswa.

2. ANALISIS POTENSI DAN KEBUTUHAN

Layanan BK diperuntukkan bagi seluruh siswa terkategori normaldalam upaya memberikan bantuan pencapaian keberhasilan belajar,

pengembangan pribadi, sosial, dan karirnya. Untuk dapat memberikan

layanan BK secara baik dan terarah diperlukan pemahaman secara

mendalam tentang diri siswa (konseli) dan kondisi sekolah serta prospek

siswa setelah lulus SMK.

Pemahaman tentang diri siswa dapat dilakukan dengan cara

penerapan teknik tes dan teknik non tes (sebagaimana diuraikan di Bab I).

BIMTEK GURU BK SMK 2012 60

Page 61: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 61/178

Setidaknya perlu memahami siswa tentang identitas, kondisi fisik, psikis,

latar belakang keluarga, latar belakang sekolah/pendidikan, latar belakang

sosio-kultural dan kemasyarakatan. Hasil pemahaman dapat dipergunakan

sebagai dasar penyusunan program layanan BK. Kondisi fisik siswa antara

lain meliputi kelengkapan anggota tubuh, kesehatan panca indera,

kesehatan organ tubuh, dan fungsi organ tubuh, kelebihan dan kelemahan

fisik. Kondisi psikis siswa antara lain meliputi bakat, minat, motivasi,

kecerdasan, kepribadian, kedisiplinan, kebiasaan, cita-cita, emosi,

ketrampilan, hoby, prestasi yang dicapai, perkembangan siswa, dan

kebutuhan layanan. Kondisi keluarga antara lain meliputi identitas orang tua,

status anak dalam keluarga, status sosial ekonomi, pendidikan orang tua,

intensitas hubungan antar anggota keluarga, fasilitas kebutuhan dalam

kehidupan, perhatian orang tua. Kondisi latar belakang sekolah/pendidikan

antara lain meliputi status sekolah, fasilitas sekolah, iklim sekolah,

pengalaman belajar, keberhasilan dalam pendidikan, kegagalan dalam

pendidikan, kondisi lingkungan dalam sekolah, hubungan sosial dengan

guru-karyawan-antar teman, kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.

Kondisi latar belakang sosio-kultural dan kemasyarakatan antara lain meliputi

budaya yang dianut, karakterisitik budayanya, peran dalam

kemasyarakatan, kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, tokoh-tokoh yang

dianut dan disegani.

Siswa memiliki kebutuhan dan diharapkan berkembang optimal sesuai

dengan potensi diri dan mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Guru

BK atau Konselor hendaknya memahami dan memberikan bantuan

pengembangan diri siswa sebagaimana yang telah dirumuskan menjadiStandar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD) yang meliputi (1)

Landasan hidup religius; (2) Landasan perilaku etis; (3) Kematangan emosi;

(4) Kematangan intelektual; (5) Kesadaran tanggung jawab sosial; (6)

Kesadaran gender; (7) Pengembangan diri; (8) Perilaku kewirausahaan

(kemandirian perilaku ekonomis); (9) Wawasan dan kesiapan karier; (10)

Kematangan hubungan dengan teman sebaya; dan (11) Kesiapan diri untuk

menikah dan berkeluarga. Masing-masing aspek perkembangan memiliki

BIMTEK GURU BK SMK 2012 61

Page 62: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 62/178

tiga dimensi tujuan, yaitu: (1) pengenalan/penyadaran (memperoleh

pengetahuan dan pemahaman tentang aspek dan tugas perkembangan

[standar kompetensi] yang harus dikuasai); (2) akomodasi (memperoleh

pemaknaan dan internalisasi atas aspek dan tugas perkembangan [standar 

kompetensi] yang harus dikuasai) dan (3) tindakan (perilaku nyata dalam

kehidupan sehari-hari dari aspek dan tugas perkembangan [standar 

kompetensi] yang harus dikuasai). Pemahaman tentang standar kompetensi

kemandirian peserta didik (SKKPD) dan penyiapan materi layanan dan

memberikannya secara terencana dan terjadwal perlu dilakukan oleh guru

BK atau konselor.

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

PADA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS

No Aspek

Perkembangan

Tataran/Internalisasi Tujuan

Pengenalan Akomodasi Tindakan

1

Landasan hidup

religious

Mempelajari hal

ihwal ibadah

Mengembangkanpemikiran tentang

kehidupan beragama

Melaksanakan ibadahatas keyakinan sendiri

disertai sikap toleransi

2

Landasan perilaku

etis

Mengenal

keragaman sumber 

norma yang

berlaku di

masyaraakat

Menghargai

Keragaman sumber 

norma sebagai

rujukan pengambilan

keputusan

Berperilaku atas dasar 

keputusan yang

mempertimbangkan

aspek-aspek etis

3Kematangan emosi

Mempelajari cara-

cara menghindari

konflik dengan

orang lain

Bersikap toleran

terhadap ragam

ekspresi perasaan

diri sendiri dan orang

lain

Mengekspresikan

perasaan dalam cara-

cara yang bebas,terbuka

dan tidak menimbulkan

konflik

4

Kematangan

intelektual

Mempelajari cara-

cara pengambilan

keputusan dan

Menyadari akan

keragaman alternatif 

keputusan dan

Mengambil keputusan

dan pemecahan

masalah atas dasar 

BIMTEK GURU BK SMK 2012 62

Page 63: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 63/178

No Aspek

Perkembangan

Tataran/Internalisasi Tujuan

Pengenalan Akomodasi Tindakan

pemecahan

masalah secara

objektif 

konsekuensi yang

dihadapinya

informasi/data secara

objektif 

5

Kesadaran

tanggung jawab

sosial

Mempelajari

keragaman

interaksi sosial

Menyadari nilai-nilai

persahabatan dan

keharmonisan dalam

konteks keragaman

interaksi sosial

Berinteraksi dengan

orang lain atas dasar 

kesamaan

6Kesadaran gender 

Mempelajari

perilaku kolaborasi

antar jenis dalam

ragam kehidupan

Menghargai

keragaman peraan

laki-laki atau

perempuan sebagai

aset kolaborasi dan

keharmonisan hidup

Berkolaborasi secara

harmonis dengan lain

 jenis dalam keragaman

peran

7Pengembangan diri

Mempelajarikeunikan diri dalam

konteks kehidupan

sosial

Menerima keunikandiri dengan segala

kelebihan dan

kekurangannya

Menampilkan keunikan

diri secara harmonis

dalam keragaman

8

Perilaku

kewirausahaan(kemandirian

perilaku ekonomis)

Mempelajari

strategi dan

peluang untuk

berperilaku

hemat,ulet,

sengguh-sungguh

dan kompetitif 

dalam keragaman

kehidupan

Menerima nilai-nilai

hidup hemat,ulet

sungguh-sungguh

dan kompetitif 

sebagai aset untuk

mencapai hidup

mandiri

Menampilkan hidup

hemat, ulet, sungguh-

sungguh dan kompetitif 

atas dasar kesadaran

sendiri

9

Wawasan dan

kesiapan karier 

Mempelajari

kemampuan diri,

peluang dan ragam

Internalisasi nilai-

niolai yang melandasi

pertimbangan

Mengembangkan

alternatif perencanaan

karir dengan

BIMTEK GURU BK SMK 2012 63

Page 64: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 64/178

No Aspek

Perkembangan

Tataran/Internalisasi Tujuan

Pengenalan Akomodasi Tindakan

pekerjaan,

pendidikan, dan

aktifitas yang

terfokus pada

pengembangan

alternatif karir yang

lebih terarah

pemilihan alternatif 

karir 

mempertimbangkan

kemampuan, peluang

dan ragam karir 

10

Kematangan

hubungan dengan

teman sebaya

Mempelajari cara-

cara membina dan

kerjasama dan

toleransi dalam

pergaulan dengan

teman sebaya

Menghargai nilai-nilai

kerjasama dan

toleransi sebagai

dasar untuk menjalin

persahabatan

dengan teman

sebaya

Mempererat jalinan

persahabatan yang lebih

akrab dengan

memperhatikan norma

yang berlaku

11

Kesiapan diri untuk

menikah dan

berkeluarga

Mengenal norma-

norma pernikahan

dan berkeluarga

Mengharagai norma-

norma pernikahan

dan berkeluarga

sebagai landasan

bagi terciptanya

kehidupan

masyarakat yang

harmonis

Mengekspresikan

keinginannya untuk

mempelajari lebih

intensif tentang norma

pernikahan dan

berkeluarga

3. PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN

KONSELING

Program BK di SMK disusun atas dasar kebutuhan perkembangan

diri siswa (standar kemandirian peserta didik), peta permasalahan yang

dihadapi siswa, kondisi lingkungan sekolah, visi dan misi BK, kemampuan

guru BK, fasilitasi sekolah, konsep BK serta mendukungan tercapainya

BIMTEK GURU BK SMK 2012 64

Page 65: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 65/178

tujuan pendidikan nasional. Program dapat terlaksana dan mencapai hasil

yang diharapkan sebagaimana dalam rancangan program apabila rancangan

disusun secara tepat dan kualitas unggul dan dilaksanakan sesuai rencana.

Program BK yang disusun tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan,

masing-masing saling terkait sehingga menjadi satu matarantai rencana

program BK yang utuh. Program BK memberikan gambaran apa yang akan

dilaksanakan dalam layanan BK.

Dalam rancangan program hendaknya disajikan : rasional, landasan

hukum, visi dan misi BK, depkripsi hasil analisis kebutuhan layanan bagi

siswa berdasarkan need asesmen, tujuan yang ingin dicapai dari program

layanan, komponen program layanan yang akan dilaksanakan, bidang gerak,

strategi layanan, sasaran, waktu pelaksanaan, personalia pelaksana

program, evaluasi baik perencanaan, proses, maupun pelaksanaan,

pengembangan rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling

(RPLBK), anggaran yang diperlukan dan sumber serta

pertanggunganjawaban, dan pelaporan program BK.

Dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi program ini

bersifat fleksibel disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan siswa

berdasarkan hasil penilaian kebutuhan di masing-masing sekolah.

1. Rasional

Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi BK dalam keseluruhan

program Sekolah. Ke dalam rumusan ini dapat menyangkut konsep dasar 

yang digunakan, kaitan BK dengan implementasi kurikulum, dampak

perkembangan iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat(termasuk para peserta didik), dan hal-hal lain yang dianggap relevan.

2. Visi dan Misi

Secara mendasar visi dan misi BK perlu dirumuskan ulang ke dalam

fokus isi:

Visi: Membangun iklim Sekolah bagi kesuksesan siswa

BIMTEK GURU BK SMK 2012 65

Page 66: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 66/178

Misi: Memfasilitasi seluruh siswa memperoleh dan menguasai kompetensi di

bidang akademik, pribadi-sosial, karir berlandaskan pada tata

kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.

Sedangkan visi dan misi ditentukan oleh sekolah masing-masing.

3. Deskripsi Kebutuhan

Rumusan hasil needs assessment  (penilaian kebutuhan) siswa dan

lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai

peserta didik.

Rumusan ini tiada lain adalah rumusan tugas-tugas perkembangan, yakni

Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD).

4. Tujuan

a. Rumuskan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus

dikuasai siswa setelah memperoleh pelayanan BK. Tujuan hendaknya

dirumuskan ke dalam tataran tujuan:

b. Penyadaran, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta

didik terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari

dan dikuasai

c. Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan

menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari

kemampuan dirinya, dan

d. Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku

dan kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari.

5. Komponen Program

Komponen program meliputi: (a) Komponen Pelayanan Dasar, (b)Komponen Pelayanan Responsif, (c) Komponen Perencanaan Individual,

dan d) Komponen Dukungan Sistem (manajemen)

6. Rencana Operasional.

Rencana kegiatan diperlukan untuk menjamin program BK dapat

dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana kegiatan adalah uraian

detil dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan

BIMTEK GURU BK SMK 2012 66

Page 67: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 67/178

di Sekolah maupun luar Sekolah, untuk memfasilitasi siswa mencapai tugas

perkembangan atau kompetensi tertentu.

 Atas dasar komponen program di atas maka :

a. Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu

dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas perkembangan/

kompetensi yang harus dikuasai peserta didik

b. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap

kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau

terus menerus. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk

melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setiap

komponen program perlu dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu

ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus

dilakukan oleh konselor.

c. Inventarisasikan kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment  ke

dalam tabel kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana

kegiatan dimaksud dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk

selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program

Tahunan dan Program semester.

d. Program BK Sekolah yang telah dituangkan ke dalam rencana kegiatan

perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan

mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan.

e. Program BK perlu dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b)

tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung

yang dilakukan secara klasikal di kelas (pelayanan dasar) perlu

dialokasikan waktu terjadwal 2 (dua) jam pelajaran per-kelas per-minggu. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan peserta didik

dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti e-mail, buku-buku, brosur, atau

majalah dinding), home visit , konferensi kasus , dan alih tangan (referral ).

7. Pengembangan Tema/Topik (bisa dalam bentuk dokumen tersendiri) 

Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah

diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan. Tema

BIMTEK GURU BK SMK 2012 67

Page 68: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 68/178

secara spesifik dirumuskan dalam bentuk materi untuk setiap komponen

program.

 

8. Pengembangan Satuan Pelayanan atau Rencana Pelayanan

Bimbingan dan Konseling (dapat dalam bentuk dokumen tersendiri)

Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik.

9. Evaluasi

Rencana evaluasi perkembangan siswa dirumuskan atas dasar 

tujuan yang ingin dicapai. Sejauh mungkin perlu dirumuskan pula evaluasi

program yang berfokus kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk

akuntabilitas pelayanan BK.

10. Anggaran

Rencana anggaran untuk mendukung implementasi program

dinyatakan secara cermat, rasional, dan realistik.

4. KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN

KONSELING

Program BK mengandung empat komponen pelayanan, yaitu: (1)

pelayanan dasar bimbingan, (2) pelayanan responsif, (3) perencanaan

individual, dan (4) dukungan sistem. Keempat komponen program tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut.

KomponenProgram

BK 

Peserta

didik

Pelayanan

Dasar 

Pelayanan

Responsif 

PelayananPer.Indiv.

Dukungan

Sistem

Pengembangan

Profesional,

Konsultasi,Kolaborasi, danKegiatanManajemen

BIMTEK GURU BK SMK 2012 68

Page 69: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 69/178

Gambar 1.

Komponen Program Bimbingan dan Konseling

Komposisi pengaturan waktu layanan setiap komponen program BK adalah

Pelayanan Dasar = 25 – 35 %, Pelayanan responsive = 15 – 25 %,

Pelayanan perencanaan individual = 25-35% (dapat maksimal), dan

Dukungan sistem = 10-15%

a. Pelayanan Dasar 

1). Pengertian

Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan

kepada seluruh siswa/ konseli melalui kegiatan penyiapan

pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan

secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka

panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang

dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian peserta didik)

yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan

mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Penggunaan

instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka

terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi

komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan

landasan pengembangan pengalaman terstruktur yang disebutkan.

2). Tujuan

Pelayanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa/ konseli

agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang

sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata

lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas

perkembangannya. Secara rinci tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan

sebagai upaya untuk membantu konseli agar (1) memiliki kesadaran

(pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,

sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan

untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku

BIMTEK GURU BK SMK 2012 69

Page 70: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 70/178

yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu

menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu

mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

3). Fokus pengembangan

Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus perilaku yang

dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan

karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu siswa/ konseli

dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya (sebagai standar 

kompetensi kemandirian). Materi pelayanan dasar dirumuskan dan

dikemas atas dasar standar kompetensi kemandirian peserta didik

antara lain mencakup pengembangan:  (1) self-esteem, (2) motivasi

berprestasi, (3) keterampilan pengambilan keputusan, (4) keterampilan

pemecahan masalah, (5) keterampilan hubungan antar pribadi atau

berkomunikasi, (6) penyadaran keragaman budaya, dan (7) perilaku

bertanggung jawab. Hal-hal yang terkait dengan perkembangan karir 

mencakup pengembangan: (1) fungsi agama bagi kehidupan, (2)

pemantapan pilihan program studi, (3) keterampilan kerja profesional, (4)

kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi

pekerjaan, (5) perkembangan dunia kerja, (6) iklim kehidupan dunia

kerja, (7) cara melamar pekerjaan, (8) kasus-kasus kriminalitas, (9)

bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan (10) dampak pergaulan

bebas.

4). Strategi Pelayanan dasar 

a).Bimbingan Kelas

Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak

langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor 

memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan

bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming  (curah

pendapat).

b). Pelayanan Orientasi

Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa

dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, untuk

BIMTEK GURU BK SMK 2012 70

Page 71: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 71/178

mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan

baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya dilaksanakan pada awal

program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di sekolah biasanya

mencakup organisasi sekolah, staf dan guru-guru, kurikulum, program BK,

program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana, dan tata tertib

sekolah.

c). Pelayanan Informasi

Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang

bermanfaat bagi peserta didik. melalui komunikasi langsung, maupun

tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku,

brosur, leaflet, majalah, dan internet).

d). Bimbingan Kelompok

Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui

kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk

merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang

didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat

umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar 

yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.

e). Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi)

Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang

pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini

dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

b. Pelayanan responsif 

1). PengertianPelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa / konseli yang

menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan

segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam

proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling individual, konseling

krisis, konsultasi dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah

ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif.

2).Tujuan

BIMTEK GURU BK SMK 2012 71

Page 72: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 72/178

Tujuan pelayanan responsif adalah membantu siswa konseli agar dapat

memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau

membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai

tugas-tugas perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat juga

dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau

kepedulian pribadi konseli yang muncul segera dan dirasakan saat itu,

berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir, dan atau masalah

pengembangan pendidikan.

3). Fokus pengembangan

Fokus pelayanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan

konseli. Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan keinginan untuk

memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan

dirinya secara positif. Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk memperoleh

informasi antara lain tentang pilihan karir dan program studi, sumber-

sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika,

pergaulan bebas.

Masalah lainnya adalah yang berkaitan dengan berbagai hal yangdirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau menghambat

perkembangan diri siswa/ konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya,

atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Masalah siswa /

konseli pada umumnya tidak mudah diketahui secara langsung tetapi

dapat dipahami melalui gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya.

Masalah yang mungkin dialami siswa/ konseli diantaranya: (1) merasa

cemas tentang masa depan, (2) merasa rendah diri, (3) berperilaku impulsif 

(kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya

secara matang), (4) membolos dari sekolah, (5) malas belajar, (6) kurang

memiliki kebiasaan belajar yang positif, (7) kurang bisa bergaul, (8) prestasi

belajar rendah, (9) malas beribadah, (10) masalah pergaulan bebas ( free

sex ), (11) masalah tawuran, (12) manajemen stress, dan (13) masalah

dalam keluarga.

BIMTEK GURU BK SMK 2012 72

Page 73: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 73/178

4). Strategi pelayanan responsive.

a). Konseling Individual dan Kelompok

Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu

siswa/konseli yang mengalami kesulitan atau hambatan dalam mencapai

tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, siswa/ konseli dibantu

untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif 

pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.

Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.

b). Referal

 Apabila guru BK atau konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk

menangani masalah siswa/ konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau

mengalihtangankan kepada ahli lain yang lebih berwenang. Siswa/

konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah,

seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan

penyakit kronis.

c). Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas.

Guru BK atau konselor berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan

wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti :

prestasi belajar, kehadiran, aktivitas selama pembelajaran), membantu

memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek

bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek

itu di antaranya : (1) menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang

kondusif bagi belajar siswa; (2) memahami karakteristik siswa yang unik

dan beragam; (3) menandai siswa yang diduga bermasalah; (4)

membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui programremedial teaching; (5) mereferal (mengalihtangankan) siswa yang

memerlukan pelayanan BK kepada guru BK atau koselor; (6) memberikan

informasi yang up to date tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang

kerja yang diminati siswa; (7) memahami perkembangan dunia industri

atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas

kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja,

persyaratan kerja, dan prospek kerja); (8) menampilkan pribadi yang

BIMTEK GURU BK SMK 2012 73

Page 74: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 74/178

matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal

ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa); dan (9)

memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang

diberikannya secara efektif.

d). Kolaborasi dengan Orang tua

Guru BK atau konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua

peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap

siswa tidak hanya berlangsung di Sekolah, tetapi juga oleh orang tua di

rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling

memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar guru BK atau

konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau

memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan

kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti:

(1) kepala Sekolah atau komite Sekolah mengundang para orang tua

untuk datang ke Sekolah (minimal satu semester satu kali), yang

pelaksanaannya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2) Sekolah

memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan

belajar atau masalah siswa, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan

keadaan anaknya di rumah ke Sekolah, terutama menyangkut kegiatan

belajar dan perilaku sehari-harinya.

e). Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah.

Yaitu berkaitan dengan upaya Sekolah untuk menjalin kerjasama dengan

unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan

mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-

pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesiBK, (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait dalam pendidikan, (5)

Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK), dan (6) Depnaker 

(dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).

f). Konsultasi

Guru BK atau konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang

tua, atau pihak pimpinan Sekolah yang terkait dengan upaya membangun

kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para siswa,

BIMTEK GURU BK SMK 2012 74

Page 75: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 75/178

menciptakan lingkungan Sekolah yang kondusif bagi perkembangan

siswa, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program BK.

g). Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)

Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa

terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang akan diperankan sebagai

pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh guru BK

atau konselor. Siswa terlatih berfungsi sebagai mentor atau tutor yang

membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,

baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi

sebagai mediator yang membantu guru BK atau konselor dengan cara

memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah

siswa yang perlu mendapat pelayanan BK.

h). Konferensi Kasus

Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu

pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan

keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya

permasalahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat

terbatas dan tertutup.

i). Kunjungan Rumah

Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta

didik tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya menggentaskan

masalahnya, melalui kunjungan ke rumahnya.

c. Perencanaan individual

1). PengertianPerencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada siswa / konseli

agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan

peren-canaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan

kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang

tersedia di lingkungannya. Pemahaman siswa/ konseli secara mendalam

dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan

informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki

BIMTEK GURU BK SMK 2012 75

Page 76: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 76/178

konseli amat diperlukan sehingga konseli mampu memilih dan mengambil

keputusan yang tepat di dalam mengem-bangkan potensinya secara

optimal, termasuk keber-bakatan dan kebutuhan khusus konseli. Kegiatan

orientasi, informasi, konseling individual, rujukan, kola-borasi, dan advokasi

diperlukan di dalam implementasi pelayanan ini.

2). Tujuan

Perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa/ konseli agar (1)

memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu

merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap

perkembang-an dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,

maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman,

tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.

Tujuan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya

memfasilitasi siswa/ konseli untuk merencanakan, memonitor, dan

mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi

oleh dirinya sendiri. Isi layanan perencanaan individual adalah hal-hal yang

menjadi kebutuhan konseli untuk memahami secara khusus tentangperkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian meskipun perencanaan

individual ditujukan untuk memandu seluruh konseli, pelayanan yang

diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan,

tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing konseli. Melalui

pelayanan perencanaan individual, siswa/ konseli diharapkan dapat:

1) Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan,

merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuan sosial-

pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi

tentang Sekolah, dunia kerja, dan masyarakatnya.

2) Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka

pencapaian tujuannya.

3) Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.

4) Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

3). Fokus pengembangan

BIMTEK GURU BK SMK 2012 76

Page 77: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 77/178

Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan

pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi. Secara rinci

cakupan fokus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek (1)

akademik meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan

pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau

pelajar-an tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar sepanjang

hayat; (2) karir meliputi mengeksplorasi peluang-peluang karir,

mengeksplorasi latihan-latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk

kebiasaan bekerja yang positif; dan (3) sosial-pribadi meliputi

pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan keterampilan

sosial yang efektif.

4). Strategi

Guru BK atau konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan

kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu

yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-

aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini,

peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan

dirinya secara positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan individual ini

dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan (penjurusan, dan

penyaluran), untuk membentuk siswa menempati posisi yang sesuai dengan

bakat dan minatnya.

Siswa/ konseli menggunakan informasi tentang pribadi, sosial, belajar 

dan karir yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan, dan

merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang

pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaikikelemahan dirinya; (2) melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau

perencanaan yang telah ditetapkan, dan (3) mengevaluasi kegiatan yang

telah dilakukannya.

d. Dukungan sistem

Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan

manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan

BIMTEK GURU BK SMK 2012 77

Page 78: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 78/178

Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional guru BK atau

konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan

bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan

siswa/ konseli.

Program ini memberikan dukungan kepada guru BK atau konselor 

dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan diatas. Sedangkan bagi

personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan

program pendidikan di Sekolah. Dukungan sistem ini meliputi aspek-aspek:

(1) pengembangan jejaring (networking), (2) kegiatan manajemen, (3) riset

dan pengembangan.

1) Pengembangan Jejaring (networking)

Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan guru BK atau konselor yang

meliputi (1) konsultasi dengan guru-guru, (2) menyelenggarakan program

kerjasama dengan orang tua atau masyarakat, (3) berpartisipasi dalam

merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan Sekolah, (4)

bekerjasama dengan personel Sekolah lainnya dalam rangka menciptakan

lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi perkembangan konseli,(5) melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat

dengan bimbingan dan konseling, dan (6) melakukan kerjasama atau

kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan pelayanan BK.

2) Kegiatan Manajemen

Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan,

memelihara, dan meningkatkan mutu program BK melalui kegiatan-

kegiatan (1) pengembangan program, (2) pengembangan staf, (3)

pemanfaatan sumber daya, dan (4) pengembangan penataan kebijakan.

a). Pengembangan Profesionalitas

Guru BK atau konselor secara terus menerus berusaha untuk

memutakhirkan pengetahuan dan keterampilannya melalui (a) in-

service training, (b) aktif dalam organisasi profesi, (c) aktif dalam

kegiatan-kegiatan ilmiah, (d) melakukan riset, (e) menempuh

BIMTEK GURU BK SMK 2012 78

Page 79: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 79/178

pendidikan profesi konselor (PPK), dan (f) melanjutkan studi ke

program yang lebih tinggi.

b). Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi

Guru BK/ Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan

guru, orang tua, staf Sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar Sekolah

(pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh informasi, dan umpan

balik tentang pelayanan bantuan yang telah diberikannya kepada para

siswa/ konseli, menciptakan lingkungan Sekolah yang kondusif bagi

perkembangan siswa/ konseli, melakukan referal, serta meningkatkan

kualitas program BK. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan

upaya Sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur 

masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu

pelayanan BK. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1)

instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, (4) para

ahli dalam bidang tertentu yang terkait, dan orang tua siswa/ konseli,

(5) Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK), dan (6)

Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).

c). Manajemen Program

Suatu program pelayanan BK tidak mungkin akan terselenggara, dan

tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen)

yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan

terarah. Oleh karena itu BK harus ditempatkan sebagai bagian terpadu

dari seluruh program pendidikan/ sekolah dengan dukungan wajar baik

dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia (konselor), sarana,

dan pembiayaan. Keterkaitan antar komponen pelayanan dan strategipeluncurannya dapat kerangka kerja utuh BK sebagai berikut.

BIMTEK GURU BK SMK 2012 79

Page 80: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 80/178

Pelayanan Orientasi

Pelayanan Informasi

eferal

Bimbingan Teman

SebayaPengembangan media

Instrumentasi

Penilaian Individual

atau KelompokPenempatan dan

penyaluranKunjungan rumah

Konferensi kasus

Kolaborasi Guru

Kolaborasi Orangtua

Kolaborasi Ahli Lain

Konsultasi

 Akses informasi dan

teknologiSistem Manajemen

Evaluasi, Akuntabilitas

Pengembangan Profesi

Konseling IndividualKonseling kelompok

Bimbingan kelompokBimbingan klasikal

R

Pelayanan Dasar 

Bimbingan danKonseling

(Untuk seluruhpeserta didik danOrientasi JangkaPanjang)

Pelayanan Responsif 

(PemecahanMasalah,Remidiasi)

Pelayanan

PerencanaanIndividual

(PerencanaanPendidikan, Karir,Personal, Sosial)

Dukungan Sistem

(Aspek Manajemendan Pengembangan)

Perangkat TugasPerkembangan/

(Kompetensi/kecakapan hidup,

nilai dan moralpeserta didik)

Tataran TujuanBimbingan dan

Konseling(Penyadaran

 Akomodasi,

Tindakan)

Permasalahanyang perlu

 AsesmenLingkungan

KOMPONENPROGRAM

STRATEGIPELAYANANHarapan dan

KondisiLingkungan

 AsesmenPerkembanganKonseli

Harapan danKondisi Konseli

Kerangka Kerja Utuh Bimbingan dan Konseling

d). Riset dan Pengembangan

kegiatan riset dan pengembangan merupakan aktivitas guru BK

atau konselor yang berhubungan dengan pengembangan

professional secara berkelanjutan, meliputi : (1) merancang,

melaksanakan dan memanfaatkan penelitian dalam BK untuk

meningkatkan kualitas layanan BK sebagai sumber data bagi

kepentingan kebijakan sekolah dan implementasi proses

pembelajaran, serta pengembangan program bagi peningkatan

unjuk kerja professional, (2) merancang dan melaksanakan serta

mengevaluasi aktivitas pengembangan diri guru BK atau konselor 

professional sesuai dengan standar kompetensi konselor, (3)

mengembangkan kesadaran komitmen terhadap etika

BIMTEK GURU BK SMK 2012 80

Page 81: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 81/178

professional, (4) berperan aktif di dalam organisasi dan kegiatan

profesi BK.

5. SARANA DAN PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN

PROGRAM BK

Sarana dan prasarana serta biaya yang memadai bagi pelaksanaan profesi

bimbingan dan konseling akan membantu kelancaran dan pencapaian

tujuan layanan BK, antara lain.

a. Ruang Bimbingan dan Konseling

Ruang BK merupakan salah satu sarana penting yang turut

mempengaruhi keberhasilan pelayanan BK. Dengan memperhatikan prinsip-

prinsip BK, pengadaan ruang BK perlu mempertimbangkan letak atau lokasi,

ukuran, jenis dan jumlah ruangan, serta berbagai fasilitas pendukung yang

diperlukan.

Letak atau lokasi ruang BK di sekolah dipilih lokasi yang mudah

diakses (strategis) oleh siswa/ konseli tetapi tidak terlalu terbuka. Dengan

demikian seluruh siswa/konseli bisa dengan mudah dan tertarik mengunjungi

ruang BK, dan prinsip-prinsip confidential tetap terjaga.

Jumlah ruang BK disesuaikan dengan kebutuhan jenis layanan dan

 jumlah personal. Antar ruangan sebaiknya tidak tembus pandang. Jenis

ruangan yang diperlukan meliputi: (1) ruang kerja, (2), ruang administrasi/

data, (3) ruang konseling individual, (4) ruang bimbingan dan konseling

kelompok, (5) ruang biblio terapi, (6) ruang relaksasi/ desensitisasi, dan (7)

ruang tamu. Adapun besaran ukuran ruangan disesuaikan dengan jumlah

kehadiran siswa/ konseli ke ruang BK dan jumlah guru BK/ konselor yangada di suatu sekolah. Ruangan kerja BK disiapkan agar dapat berfungsi

mendukung produktivitas kinerja guru BK/ konselor, maka diperlukan fasilitas

berupa: komputer, meja-kursi kerja, almari, jaringan internet, dan

sebagainya.

Ruangan administrasi/data perlu dilengkapi dengan fasilitas berupa:

lemari penyimpan dokumen (buku pribadi, catatan-catatan layanan BK, dan

BIMTEK GURU BK SMK 2012 81

Page 82: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 82/178

lain-lain), dan disimpan dalam bentuk soft copy . Dalam hal ini harus

menjamin keamanan data yang disimpan.

Ruangan konseling individual merupakan tempat yang nyaman dan

aman untuk terjadinya interaksi antara guru BK/ konselor dengan konseli.

Ruangan ini dilengkapi dengan satu set meja kursi atau sofa, tempat untuk

menyimpan majalah, yang dapat berfungsi sebagai biblio terapi.

Ruangan BK kelompok merupakan tempat yang nyaman dan aman

untuk terjadinya dinamika kelompok dalam interaksi antara guru BK/ konselor 

dengan konseli dan konseli dengan konseli. Ruangan ini dilengkapi dengan

perlengkapan antara lain: sejumlah kursi, karpet, tape recorder , VCD dan

televisi.

Ruangan biblio terapi pada prinsipnya mampu menjadi tempat bagi

siswa/ konseli dalam menerima informasi, baik yang berkenaan dengan

informasi pribadi, sosial, belajar/akademik, dan karir di masa datang. Karena

itu selain menyediakan informasi secara lengkap, ruangan nyapun mampu

menopang banyak orang. Ruangan ini dilengkapi dengan perlengkapan

sebagai berikut: daftar buku/ referensi (katalog), rak buku, ruang baca, buku

daftar kunjungan siswa. Jika memungkinkan fasilitas pendukung seperti

fasilitas internet.

Ruangan relaksasi / desensitisasi / sensitisasi, yang bersih, sehat,

nyaman, dan aman. Jika memungkinkan ruangan ini dapat dilengkapi

dengan karpet, tape recorder , televisi, VCD/ DVD, dan bantal. Ruangan tamu

hendaknya berisi kursi dan meja tamu, buku tamu, jam dinding, tulisan dan

atau gambar yang memotivasi siswa/ konseli untuk berkembang dapat

berupa motto, peribahasa, dan lukisan.Fasilitas ruangan yang diharapkan tersedia ialah ruangan tempat

bimbingan yang khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang

memungkinkan tercapainya proses pelayanan BK yang bermutu. Ruangan

itu hendaknya sedemikian rupa sehingga di satu segi para siswa/ konseli

yang berkunjung ke ruangan tersebut merasa nyaman, dan segi lain di

ruangan tersebut dapat dilaksanakan pelayanan dan kegiatan BK lainnya

sesuai dengan asas-asas dan kode etik BK. Khusus ruangan konseling

BIMTEK GURU BK SMK 2012 82

Page 83: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 83/178

individual harus merupakan ruangan yang memberi rasa aman, nyaman dan

menjamin kerahasiaan konseli.

Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat

instrumen BK, himpunan data siswa/ konseli, dan berbagai data serta

informasi lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat

berbagai penampilan, seperti penampilan informasi pendidikan dan jabatan.

Di samping, ruangan hendaknya nyaman yang menyebabkan para

pelaksana BK betah bekerja. Kenyamanan itu merupakan modal utama bagi

kesuksesan program.

Ruangan BK yang cukup dan penataan ruang kerja professional,

dengan

contoh sebagaimana terlampir. Contoh panataan ruang BK di sekolah

dikutip dari Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling

Dalam Jalr Pendidikan Formal (PMPTK,2007), dengan modifikasi ukuran

ruang. Di samping itu, dapat dikembangkan alternative tata ruang BK

dengan memperhatikan jumlah personal BK dan lokasi gendung

sebagaimana terlampir.

b. Fasilitas Lain

Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan

bimbingan dan konseling antara lain:

1). Dokumen program BK (misalnya : buku program tahunan, buku program

semesteran, buku kasus, dan buku harian)

2). Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi seperti:

a). Alat pengumpul data berupa tes yaitu: tes inteligensi, tes bakat khusus,

tes bakat, tes/inventori kepribadian, tes/inventori minat, dan tes prestasibelajar.

b). Alat pengumpul data teknik non-tes yaitu: biodata siswa/konseli,

pedoman wawancara, pedoman observasi (seperti pedoman observasi

dalam kegiatan pembelajaran, pedoman observasi dalam BK

kelompok), catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian, angket (angket

siswa/konseli dan orang tua), biografi dan autobiografi, sosiometri,

 AUM, ITP, format rencana/satuan pelayanan, format-format surat

BIMTEK GURU BK SMK 2012 83

Page 84: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 84/178

(panggilan, referal), format pelaksanaan pelayanan, dan format

evaluasi.

c). Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data. Alat

penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file

dalam komputer. Bentuk kartu ini dibuat sedemikian rupa dengan

ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan

dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan, informasi

atau pun data untuk masing-masing konseli, maka perlu disediakan

map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data konseli yang

perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat

menghimpun data secara keseluruhan yaitu buku pribadi.

d). Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket

bimbingan, alat bantu bimbingan perlengkapan administrasi, seperti alat

tulis menulis, blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko

konferensi kasus, dan agenda surat, buku-buku panduan, buku

informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus,

Dalam kerangka pikir dan kerangka kerja BK terkini, guru BK/

konselor perlu terampil menggunakan perangkat komputer, perangkat

komunikasi dan berbagai software untuk membantu mengumpulkan

data, mengolah data, menampilkan data maupun memaknai data

sehingga dapat diakases secara cepat dan secara interaktif. Perangkat

tersebut memiliki peranan yang sangat strategis dalam pelayanan BK.

Dalam konteks ini, para guru BK atau konselor dituntut untuk

menguasai sewajarnya penggunaan beberapa perangkat lunak dan

perangkat keras komputer. Banyak sekali perangkat lunak yang dapatdimanfaatkan oleh guru BK atau konselor dalam upaya memberikan

pelayanan terbaik kepada para siswa/konseli. Selain itu dengan

menggunakan perangkat lunak komputer, guru BK atau konselor dapat

memberikan pelayanan BK secara lebih efisien, dan dengan daya

 jangkau pelayanan yang lebih luas.

Komputer yang disediakan di ruang BK hendaknya memiliki

memori yang cukup karena akan menyimpan semua data

BIMTEK GURU BK SMK 2012 84

Page 85: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 85/178

siswa/konseli, berbagai macam program (software ), memiliki

kelengkapan audio agar dapat dimanfaatkan setiap konseli untuk

menggunakan berbagai CD interaktif informasi maupun pelatihan

sesuai dengan kebutuhan dan masalah, serta kelengkapan akses

internet agar dapat mengakses informasi penting yang diperlukan

konseli maupun dimanfaatkan konseli untuk melakukan e-counseling .

modul bimbingan, atau buku materi pelayanan bimbingan, buku hasil

wawancara, laporan kegiatan pelayanan, data kehadiran konseli, leger 

Bimbingan dan Konseling, buku realisasi kegiatan BK, bahan-bahan

informasi pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar maupun

karir, dan buku/ bahan informasi pengembangan keterampilan hidup,

perangkat elektronik (seperti komputer, tape recorder, film, dan CD

interaktif, CD pembelajaran, OHP, LCD, TV); filing kabinet/ lemari data

(tempat penyimpanan dokumentasi dan data konseli), dan papan

informasi BK.

c. Biaya

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari

manajemen BK, oleh karena itu perlu dirancang dengan cermat berapa

anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi program.

 Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Sekolah (ABS)

Memilih strategi manajemen yang tepat dalam usaha mencapai tujuan

program BK memerlukan analisa terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi

manajemen program yang dipilih harus disesuaikan dengan anggaran yang

dimiliki. Strategi yang dipilih tanpa mempertimbangkan anggaran yangdimiliki mungkin hanya akan menjadi angan-angan yang mungkin sulit untuk

sampai mencapai tujuan program.

Kebijakan lembaga yang kondusif perlu diupayakan. Kepala Sekolah

harus memberikan dukungan yang serius dan sistematis terhadap

penyelenggaraan program BK. Pelaksanaan program BK harus diperlakukan

sebagai kegiatan yang utuh dari seluruh program pendidikan.

Komponen anggaran meliputi:

BIMTEK GURU BK SMK 2012 85

Page 86: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 86/178

1. Anggaran untuk semua aktivitas yang tercantum pada program

2. Anggaran untuk aktivitas pendukung ( misalnya : home visit, pembelian

buku pendukung/ sumber bacaan, mengikuti seminar/ workshop atau

kegiatan profesi dan organisasi profesi, pengembangan staf,

penyelenggaraan MGBK, pembelian alat/ media untuk pelayanan BK,

pengembangan alat/ media untuk pelayanan BK).

3. Anggaran untuk pengembangan dan peningkatan kenyamanan ruang atau

pelayanan BK (misalnya : pembenahan ruangan, pengadaan buku-buku

untuk terapi pustaka, penyiapan perangkat layanan konseling individual

dan kelompok).

Sumber biaya program BK adalah ABS ( Anggaran Belanja Sekolah),

dana block grand pemerintah, sumber dana hibah kompetitif, dan sumber 

lain yang tidak mengikat sekolah. Dengan demikian satuan biaya

penyelenggaraan program BK sesuai dengan aturan keuangan yang

ditetapkan baik dana dari pemerintah maupun dana sumber lain yang tidak

mengikat.

BIMTEK GURU BK SMK 2012 86

Page 87: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 87/178

D. LATIHAN

Sebagai lanjutan dari sajian materi secara teoritis, peserta Bimtek diharapkan

untuk melakukan pemahaman dan pelatihan meliputi :

1. Menyusun rancangan program BK di sekolah

2. Menyusun rancangan pengembangan sarana dan

prasarana BK

1. MENYUSUN RANCANGAN PROGRAM BK

Alternatif format 1.

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

SMK ……………….

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

 A. Rasional

B. Landasan Yuridis

C. Visi dan Misi Sekolah

D. Visi dan Misi BK

E. Diskripsi kebutuhan siswa (SKKPD)F. Tujuan BK

G. Bidang gerak BK

H. Sifat / fungsi layanan BK

I. Komponen program BK (pengertian dan strategi)

J. Rencana Operasional. (disusunnya program tahunan,

semesteran, dan bulanan serta harian).

K. Pengembangan Tema/Topik layanan

L. Pengembangan Satuan Layanan/ Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Individual

(RPLKI), Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok (RPLKK) , Rencana

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok (RPLBK) Rencana Pelaksanaan LayananBimbingan Klasikal (RPLBK).

M. Sasaran/ subyek layanan BK

N. Personalia (guru BK atau konselor, adakah mahasiswa praktik, atau profesi lain yang

praktik)

O.. Waktu pelaksanaan Program ( tahun ajaran).

P. Evaluasi keterlaksanaan program dan hasil

Q. Anggaran yang diperlukan untuk keterlaksanaan program

Jakarta, 23 Mei 2012

Mengetahui Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor 

Kepala Sekolah Tulislah Konselor bagi yang sudah Kons.

87

Page 88: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 88/178

Alternative format 2.

NEED ASSESSMEN KEBUTUHAN (PENILAIAN KEBUTUHAN) SISWA/

KONSELI.

No Kebutuhan/

permasalahan

Tujuan Kegiatan Komponen

Program

Strategi

layanan

Alternative format 3.

PROGRAM TAHUNAN BIMBINGAN DAN KONSELING

SMK ….

Tahun Ajaran 2012/2013

No Prog

ram

laya

nan

tuju

an

Bida

ng

BK

Standar 

Kompet

ensi

Kompo

nen

progra

m

Strat

egi

layan

an

sasar 

an

Tol

ok

uku

Evalu

asi

Wak

tu

(bul

an)

Penangg

ung

 jawab

Alternative format 4.

PROGRAM SEMESTERAN/BULANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

SMK ….

Tahun Ajaran 2012/2013

Disusun berdasarkan waktu, (semester yang Nampak bulan) . berdasarkan

format 3 dapat disusun alternative format 4.

2. MENYUSUN RENCANA SARANA DAN PRASARANA

Alternative format 1. Rencana kebutuhan barang/alat BK

No Nama

barang/alat

Spesifikasi Jumlah Harga

satuan

Harga Kegunaan

Alternative format 2. Rencana kebutuhan ruang kerja BK.

88

Page 89: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 89/178

 

Dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah dan jumlah personal namun tetap

memperhatikan tata ruang kerja professional.

Contoh penataan ruang Bimbingan dan Konseling

(dikutip dari Rambu-rambu pelaksanaan BK dalam Jalur Pendidikan

Formal, PMPTK, 2007, dengan modifikasi ukuran tata ruang

konseling)

89

Page 90: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 90/178

Alternative 1 Contoh penataan ruang Bimbingan dan Konseling

dengan memperhatikan model tersebut dengan penambahan ruang.

90

Page 91: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 91/178

Alternative 2 Contoh penataan ruang Bimbingan dan Konseling

dengan memperhatikan model tersebut dengan penambahan ruang.

91

Page 92: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 92/178

BAB III

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. PENGANTAR

Program Bimbingan dan Konseling sebagaimana telah dirancang padaBab II yang dikembangkan dari analisis kebutuhan sebagaimana dijelaskan diBab I, membutuhkan berbagai kemampuan pengimplementasiannya. Pada babini akan dikemukakan berbagai kemampuan yang harus dikuasai oleh gurubimbingan dan konseling atau konselor untuk mengimplementasikan program.Oleh karena itu, dengan mempelajari bab ini, guru bimbingan dan konseling ataukonselor diharapkan dapat melaksanakan program bimbingan dan konseling lebihbaik dari yang mereka kerjakan selama ini, mampu melaksanakan pendekatankolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan konseling, mampu memfasilitasiperkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli, serta dapatmengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling secara efektif danefisien.

Sebelum mempelajari dan berlatih terkait materi, resapi dulu indikator-indikator sebagai perwujudan dari kompetensi yang harus dicapai setelahmengikuti bimbingan teknis di bab  ini. Materi secara berturut-turut dijabarkanuntuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Sub kompetensi pertamatidak dijabarkan tersendiri, sebab yang dimaksud sub kompetensi itu bila

diprasyarati oleh sub kompetensi yang berikutnya. Pada bagian awal akandikemukakan berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh Konselor sebagaisebuah pedekatan kolaboratif. Dalam pendekatan kolaboratif ini dikemukakankemampuan Konselor bekerja secara kolaboratif, kemampuan konsultasi, danpemberian pelayanan referal.

Pada bagian berikutnya dikembangkan materi terkait dengan kemampuanKonselor untuk menfasilitasi perkembangan pribadi-sosial, belajar, dan karier konseli. Beberapa kemampuan yang harus dikuasai Konselor adalah kemampuanuntuk melakukan bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, konseling individual,dan konseling kelompok. Pada bagian terakhir akan dikemukakan kemampuan

Konselor untuk mengelola saran dan biaya program.Bab ini ditutup dengan latihan yang harus diselenggarakan setelah

mengikuti semua topik pembahasan. Dalam latihan akan diselenggarakan secaraberkelompok, sehingga ada kesempatan untuk melakukan testing realitaswalaupun masih dengan kolega guru Bimbingan dan Konseling sendiri.Harapannya, peserta akan mengembangkan kemampuan ini dalam praktik nyatadi sekolah.

B. KOMPETENSI, SUB KOMPETENSI, INDIKATOR

Kompetensi

92

Page 93: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 93/178

Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif.

Sub Kompetensi

− Melaksanakan program Bimbingan dan Konseling.

− Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan Bimbingan dan

Konseling.

− Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli.

− Mengelola sarana dan biaya program Bimbingan dan Konseling.

Indikator 

Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat melaksanakan pelayananBimbingan dan Konseling sesuai program yang telah direncanakan.

− Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat melaksanakan

pendekatan kolaboratif dengan pihak terkait dalam pelayanan Bimbingan danKonseling, termasuk referal dan konsultasi.

− Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat memfasilitasi

perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial peserta didik/konselimelalui layanan bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, konseling individual,dan konseling kelompok.

Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat mengelola sarana danbiaya program pelayanan Bimbingan dan Konseling.

C. MATERI

1. IMPLEMENTASI PROGRAM KOLABORASI, REFERAL, DANKONSULTASI

Pekerjaan Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan yang bersifatkompleks, sehingga tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Konselor. Berbagaifihak harus terlibat aktif dalam pelaksanaan bantuan untuk mengembangkan

semua siswa secara optimal. Kegiatan bersama antara berbagai fihak dalamBimbingan dan Konseling yang paling banyak dilakukan adalah kerjakolaborasi, referal, dan konsultasi.

KOLABORASI

Mengapa program Bimbingan dan Konseling yang diusulkan akhir-akhir inibersifat komprehensif? Ini terkait dengan kedudukan Bimbingan danKonseling dalam seting pendidikan, dimana setiap komponennya memilikiarah yang sama yakni perkembangan optimal setiap siswa. ProgramBimbingan dan Konseling memiliki sejumlah keuntungan bagi fihak-fihak

93

Page 94: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 94/178

terkait, antara lain siswa, orangtua, guru, kepala sekolah, Konselor, dan lain-lain.

Bagi Siswa:

a. Membantu mengenali potensi akademik;b. Memperluas pengetahuan akan dunia yang selalu berubah;

c. Meningkatkan pengetahuan akan diri sendiri untuk berhubungansecara efektif dengan orang lain;

d. Meningkatkan pengetahuan dan bantuan dalam eksplorasi karier;

e. Mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan; dan

f. Meningkatkan hubungan Konselor-siswa.

Bagi Orangtua:

a. Memberikan dukungan orangtua dalam memperhatikan perkembanganpendidikan anak-anak mereka;

b. Mengembangkan sistem untuk perencanaan jangka panjang anaknya;

c. Membantu orangtua untuk memperoleh sumber-sumber yangdiperlukan; dan

d. Meningkatkan kesempatan interaksi konselor-orangtua.

Bagi Guru:

e. Membantu siswa untuk mempelajari pelajaran yang diampunya secaratuntas dan efektif;

f. Mendorong hubungan kerja yang suportif dan positif;

g. Meningkatkan kerja tim dalam mendukung belajar anak; dan

h. Menjelaskan peran Konselor sebagai orang sumber.

Bagi Kepala Sekolah:

a. Memberikan struktur program dengan isi khusus melibatkan peranKonselor;

b. Memberikan kerangka kerja untuk mengevaluasi usaha-usaha programBimbingan dan Konseling sekolah; dan

c. Menjelaskan kesan program Bimbingan dan Konseling sekolah kepadamasyarakat.

Bagi Konselor:

a. Menawarkan kesempatan untuk melayani semua siswa;

b. Memberikan alat manajemen program; dan

c. Memberikan pemahaman yang jelas akan peran dan fungsi Konselor.

Bagi Staf Pelayanan Siswa Lainnya (dokter, psikolog, pekerja sosial):

94

Page 95: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 95/178

a. Mendorong pendekatan tim untuk meningkatkan hubungan kerjakooperatif;

b. Memberikan batasan overlapping wilayah layanan.

Bagi Dinas Pendidikan:a. Memberikan informasi adanya pelayanan Bimbingan dan Konseling

dalam meningkatkan prestasi siswa.

b. Memberikan dasar bagi alokasi dana bagi program Bimbingan danKonseling.

Bagi Kalangan Industri dan Bisnis:

a. Menyiapkan tenaga kerja potensial dengan keterampilan pengambilankeputusan yang kuat dan kematangan pekerja yang meningkat;

b. Memberikan kesempatan kolaborasi antara Konselor dan masyarakat

kerja;

c. Meningkatkan kesempatan kalangan industri dan bisnis untukberpartisipasi dalam program sekolah; dan

d. Menjelaskan peran Konselor sebagai orang sumber bagi industri danbisnis.

Catatan tentang keuntungan program Bimbingan dan Konseling di atas,mengisyaratkan kebutuhan perencanaan kerja kolaboratif yang utuh dariberbagai fihak. Dengan demikian Bimbingan dan Konseling tidak dipandangsebagai tambal sulam saja dalam proses pendidikan di sekolah. Peran

Bimbingan dan Konseling yang nyata diantara berbagai fihak yangberkepenting-an dengan pendidikan dan penyiapan karier siswa perludirancang dengan baik.

Sebagai gambaran umum, ada peran-peran kolaboratif internal disekolah yakni dengan kepala sekolah, guru, staf pelayanan lainnya, sertasiswa. Ada pula peran kolaborasi eksternal yakni dengan orangtua dankalangan bisnis dan industri. Di lingkungan sekolah dapat dijelaskankolaborasi yang ditandai dengan  job describtion yang tegas untuk bidangBimbingan dan Konseling. Dalam bidang pelayanan belajar (service learning )misalnya, pembagian tanggungjawab dicontohkan sebagai berikut.

TANGGUNGJAWABKEPALA SEKOLAH

TANGGUNGJAWABGURU

TANGGTUNGJAWABKONSELOR

TANGGUNGJAWABBERBAGI (KS, GURU,

KONSELOR)

Mengevalasi usahasebelumnya danmengidentifikasi kebutuhansistem saat ini

Mengidentifikasikebutuhan siswa saat ini

Membuat alat asesmenuntuk mengidentifikasikebutuhan siswa dansekolah

Merumuskan tujuanpelayanan belajar 

Memberi peluang in-service untukpengembanganprofesionalitas.

Berpartisipasi dalam in-service dalampengembanganprofesionalitas

Menghasilkan progamservice-learning untukkegiatan in-service pengembanganprofesionalitas pendidik

Menerima strategiservice-learning 

Membentuk komisi Berpartisipasi dalam Berpartisipasi dalam Membina hubungan

95

Page 96: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 96/178

kurikulum pengembangan kurikulum pengembangan kurikulum kolaboratif 

Menfasilitasi kontakmasyarakat

Membuat kurikulumakademik

Membuat kurikulum sosialdan emosional

Mengintegrasikankurikulum sosial,emosional, danakademik.

Menfasilitasi hubunganpartnerships sekolah danmasyarakat

Mengawali pengalamanmasyarakat

Mengatur jadwal pelayanan Mendukung supervisiyang tepat dalammasyarakat

Mengakui pentingnyarefleksi dalam belajar 

Memberi kesempatanbagi siswa untukmerefleksi belajar sosial,emosional, etika, danakademiknya.

Memberi kesempatan bagisiswa untuk merefleksibelajar sosial, emosional,etika, dan akademiknya.

Mengkompilasi datarefleksi siswa

Memberi kesempatanpertemuan dewan guru

Merefleksi pengalaman-pengalaman service-learning 

Merefleksi pengalaman-pengalaman service-learning 

Mengkompilasi datarefleksi diri professional

Bekerja dengan dinaspendidikan untuk

mempertahankankeberlangsungankurikulum service-learning

Mengukur danmengevaluasi hasil

akademik dari pelayananbelajar 

Mengukur danmengevaluasi hasil

perkembangan sosial danemosional dari pelayananbelajar 

Menentukan komponen-komponen pelayanan

pembelajaran yangefektif 

Memberikan insentif ataspelayanan yang dilakukandewan guru

Mengevaluasi dampakmasyarakatnya

Mengevaluasi dampakmasyarakatnya

Mengenali prestasisiswa

 

Contoh diatas adalah untuk bidang bimbingan belajar, untuk bidang lainnyayakni binbingan pribadi, sosial, dan karier dapat dikembangkan oleh Saudarasendiri.

REFERAL Pada dasarnya layanan referal berada dalam satuan kegiatan layanan

responsif yang dilakukan dalam upaya membantu konseli agar merekamendapatkan layanan yang optimal dari ahli lain yang benar-benar handal. Apabila Konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menanganimasalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankankepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti guru mata pelajaran,psikolog, psikiater, dokter, kepolisian, dan lain-lain. Konseli yang sebaiknyadireferal adalah mereka yang memiliki masalah yang tak terselesaikanbersama konselor, seperti kesulitan belajar, depresi, tindak kejahatan(kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.

Secara umum, tujuan layanan referal adalah agar konseli mendapatlayanan yang optimal atas masalah yang dialaminya. Selain itu tujuankhusus dari layanan referal ialah terwujudnya keempat fungsi Bimbingan danKonseling tarutama dalam upaya pengentasan masalah konseli. Namundemikian juga untuk mewujudkan upaya pemahaman dan pencegahan sertapengembangan dan pemeliharaan.

Komponen Referal

a. Konseli dan masalahnya. Ada sejumlah masalah yang tidak menjadikewenangan Konselor. Beberapa masalah tersebut misalnya masalah

96

Page 97: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 97/178

belajar substansi mata pelajaran, penyakit, perbuatan kriminal,penggunaan zat psikotropika, dan sebagainya. Bila dijumpai masalah-masalah seperti itu, referal perlu dilakukan, karena keterbatasankewenangan Konselor.

b. Konselor . Konselor perlu menyadari akan keterbatasan kewenangannya.Dalam banyak catatan Konselor bekerja membantu individu yang sehat-normal.

c.  Ahli lain. Beberapa ahli guru mata pelajaran, dokter, polisi, psikolog,psikiater, dan beberapa profesi lainnya menjadi rujukan penting bagiKonselor.

Dalam melaksanakan referal, azas yang digunakan adalahkesukarelaan konseli untuk dipindahtangankan kepada ahli lain yangdiprediksi akan lebih pas bagi penyelesaian masalahnya. Namun demikian,azas kerahasiaan juga harus dijaga oleh Konselor.

Tahap-Tahap Referal

a. Perencanaan

Menetapkan kasus yang akan direferal, meyakinkan konseli akan referal,menghubungi ahli lain yang menjadi arah referal, menyiapkan materireferal dan kelengkapan administrasinya.

b. Pelaksanaan

Mengkomunikasikan rencana referal kepada pihak terkait dan

mereferalkan konseli kepada pihak terkait tersebut. Dalam hal initanggungjawab Konselor tetap ada, karena Konselor bekerja di sekolah,dimana siswa tetap akan menjadi bagian pelayanannya selama ia masihsekolah.

c. Evaluasi

Membahas hasil referal melalui refleksi oleh konseli, laporan dari ahli laindan analisis hasil referral, kemudian mengkaji hasil referral kaitannyadengan upaya mengatasi masalah yang dialami konseli.

d. Analisis hasil evaluasi

Melakukan analisis terhadap efektivitas referal bagi penyelesaian masalahkaitannya dengan perkembangan konseli.

e. Tindak lanjut

Menyelenggarakan layanan lanjutan oleh Konselor jika diperlukan ataukonseli memerlukan referal ke ahli lain lagi.

f. Pelaporan

Menyusun laporan kegiatan referal, menyampaikan laporan dan mendoku-mentasinya.

97

Page 98: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 98/178

KONSULTASI

Bimbingan dan Konseling di sekolah sebagaimana komponenpendidikan lainnya juga mengalami reformasi, Bimbingan dan Konselingberubah dari model posisi pelayanan, terutama bagi penyelesaian masalah,menuju ke program komprehensif yang berlandaskan pada pertumbuhan danperkembangan manusia (Gysbers dan Henderson, 2009). Hal inimengisyaratkan bahwa kerjasama dengan staf pendidikan lain di sekolah danorangtua menjadi sangat penting. Salah satu bentuk pelayanan yang harusdilakukan guru Bimbingan dan Konseling adalah konsultasi.

Konselor, sendiri atau dalam kerjasama dengan staf sekolah lainnyadan stakeholders, melakukan pelayanan untuk membantu siswa memenuhikebutuhan dan mengatasi masalahnya. Dalam konteks layanan responsif,konsultasi sebagai bentuk kegiatan sejajar dengan konseling individual,konseling kelompok, dan referral. Dalam bidang Bimbingan dan Konseling,

konsultasi (consulting) dirancang untuk memberikan bantuan teknis kepadaguru, administrator dan orang tua dalam membantu siswa agar lebih efektif (Shertzer dan Stone, 1981).

Konsultasi merupakan sebuah elemen penting dari program bimbingan,karena Konselor menyadari bahwa model layanan langsung tidak selalu tepatdalam kasus-kasus tertentu. Konselor mencari metode-metode alternatif yangakan memiliki pengaruh positif terhadap individu atau kelompok atau terhadapsistem yang memiliki pengaruh negatif kepada siswa.

Konsultasi, seperti konseling, biasanya dihubungkan denganpemberian bantuan. Dari review tentang literatur konsultasi, tidak ada satu

difinisipun yang bisa diterima secara universal. Kebanyakan definisi konsultasimenyertakan acuan kata konseli, konsulti, dan konsultan. Konseli adalahorang, organisasi, atau sistem dengan suatu masalah; consulti adalah orangyang berusaha memecahkan masalah; dan konsultan adalah orang yangmembantu consulti memecahkan masalah konseli. Konsultasi dalambimbingan dan konseling didefinisikan sebagai suatu proses darimenyediakan bantuan secara teknis kepada para guru, orang tua, kepalasekolah, dan konselor lain untuk perbaikan terhadap hal-hal yang membatasiefektivitas para siswa dimana hal tersebut bisa membatasi efektivitaspendidikan di sekolah.

Gambar: Pola Hubungan Konsultasi

98

KONSULTAN/

KONSELOR

KONSELI

KONSULTI/GURU

, ORTU

Page 99: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 99/178

Tujuan konsultasi

Di sekolah, konsustasi memiliki sejumlah tujuan. Semua aspek tujuan selalu

kembali untuk kepentingan siswa. Tujuan tersebut terdiri atas:− meningkatkan dan mengembangkan lingkungan belajar yang kondusif 

bagi siswa.

− meningkatkan komunikasi melalui menyampaikan informasi yang

diperlukan oleh orang-orang yang kompeten.

− mendudukkan peran dan fungsi dari semua fihak dalam meningkatkan

lingkungan belajar.

− meningkatkan layanan ahli.

−memperluas pendidikan in-service bagi guru dan kepala sekolah.

− membantu orang lain mempelajari cara mempelajari perilaku.

− menciptakan sebuah lingkungan yang memadukan seluruh komponen

pendidikan yang bisa membentuk sebuah lingkungan belajar yangkondusif.

− membentuk lembaga self-help atau setiap komponen pendidikan sekolah

dapat memahami perannya dan berkiprah untuk meningkatkan prestasisiswa. 

Tugas pertama yang harus dilakukan oleh konselor sebagai seorang

konsultan adalah mengidentifikasi situasi-situasi yang paling bermasalahdalam organisasi (sekolah/keluarga) dan mengenal orang-orang yangmembutuhkan bantuan (siswa sebagai konseli). Seringkali konsultan harusmembantu mengembangkan keinginan konsulti untuk berubah, sehinggasolusinya tidak akan dipaksakan. Sangat perlu untuk mengidentifikasiterhadap situasi-situasi yang bermasalah dan pengembangan kesiapankonsultasi melalui melibatkan sumber-sumber informasi. Dengan kata lain,perubahan fihak konsulti kaitannya dengan konseli membutuhkan kearifanyang mendalam dari Konselor, agar dalam kerjanya Konselor tidakmemaksakan perubahan-perubahan. Secara sadar, lambat laun konsulti mauuntuk berubah demi perkembangan siswa.

Sasaran Konsultasi

a. Guru. Konselor dapat menggunakan konsultasi untuk membantu gurudalam memahami perilaku-perilaku bermasalah dari siswa-siswa tertentu,merencanakan dan mengimplementasikan strategi-strategi kelas untukmengatasi perilaku-perilaku ini dan membantu perkembangan siswa.Konsultasi dibutuhkan karena guru melihat siswa menunjukkan perilakuyang salah dan merusak di kelas. Konsultasi ini didasarkan padapemberian bantuan kepada guru untuk menjalankan aktifitasnya, bukanmengkritik dan mengevaluasi prosedur-prosedur pengajarannya. Sebagai

seorang konsultan, Konselor bisa membantu menemukan dan membentuk

99

Page 100: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 100/178

materi-materi pembelajaran atau membantu guru dalam mengubah gayapembelajarannya. Gaya pembelajaran guru dan pola motivasional bisadianalisis untuk menentukan pengalaman pembelajaran terbaik yang bisadigunakan siswa.

b. Orang Tua. Situasi pelaksanaan konsultasi dengan orang tua telahdirangkum oleh Dinkmeyer dan Carlson. Diantara situasi tersebutmencakup peningkatan hubungan orang tua-anak, membantu orang tuamemahami makna dari hubungannya dan dialognya dengan anak-anakmereka, dan membantu pemerolehan ketrampilan komunikasi yang efektif.Situasi lainnya meliputi pengorganisasian sekolah dan rumah untukmencapai usaha-usaha konsisten dalam pendidikan anak dan membantuorang tua dalam memahami pengaruh dari keluarga terhadapperkembangan anak.

c. Administrator. Konselor berkonsultasi dengan staf administrasi sekolah,

termasuk kepala diknas pendidikan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah,wali kelas, dan staf pengawas untuk mengembangkan program, prosedur,aktivitas in-service atau perubahan-perubahan organisasi yangdibutuhkan. Perubahan-perubahan ini tidak muncul dengan mudah tapisebagian besar administrator memiliki ide-ide yang sangat bagusmengenai apa yang dibutuhkan, jadwal yang ada, dan hasil-hasil yangdiharapkan. Walz dan Benjamin mengidentifikasi empat cara dasar yangdigunakan oleh Konselor dalam melakukan perubahan: (a) memberikanenergi bagi sistem sekolah dengan mendorongnya untuk melakukansesuatu terhadap masalah yang ada, (b) menawarkan solusi bagiperubahan-perubahan yang dibutuhkan (c) berfungsi sebagai penghubung

terhadap sumber-sumber daya manusia dan fisik yang tersedia dilingkungan pendidikan, dan (d) berfungsi sebagai konsultan proses, yangtugasnya membantu menangani masalah.

Tahap-Tahap konsultasi

a. Sebelum Konsultasi. Konsultan menjelaskan nilai-nilai, kebutuhan,asumsi, dan tujuan-tujuan lembaga, dalam hal ini sekolah;

b. Memasuki Konsultasi . Atas temuan kesenjangan yang ada yangdiperkirakan mengganggu kinerja sistem, konsultan menyatakan masalahyang dihadapi dan menyatakan prognosis seandainya masalah tidak

diselesaikan.c. Mengumpulkan Informasi . Mengumpulkan informasi tambahan

yang dibutuhkan bersama dengan konsulti untuk memperoleh gambarankomprehensif adanya masalah.

d. Mendefinisikan Masalah. Menilai informasi untuk menemukanmasalah yang diharapkan diselesaikan dalam pertemuan konsultatif.

e. Menentukan Langkah Mengatasi Masalah. Informasi dianalisisdan disintesis untuk menemukan alternatif-alternatif solusi terbaik.

100

Page 101: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 101/178

f. Menyatakan Tujuan Konsultasi . Yaitu menyatakan tujuan yangberupa hasil akhir dari konsultasi yang dinyatakan secara operasional danterukur.

g. Mengimplementasikan Rencana Tindakan. Intervensi yang telahdipilih direncanakan secara operasional dalam bentuk panduan terbimbing.Kapan, dimana, dengan siapa, dan bagaimana melakukan rencana dirincisedetail mungkin.

h. Evaluasi . Secara terus menerus (on going ) pelaksanaan dan hasilbantuan konsultasi dimonitor dan dinilai efisiensi dan efektivitasnya.

i. Terminasi . Mengakhiri bantuan konsultasi.

2. FASILITASI PERKEMBANGAN

Dalam menfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karier setiap peserta didik, guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor setidaknyaharus menguasai empat pendekatan utama yaitu bimbingan kelompok,bimbingan klasikal, konseling individual, konseling kelompok. Masing-masingdiuraikan sebagai berikut.

a. BIMBINGAN KELOMPOK

Melalui usaha-usaha kolaboratif pendidik, orangtua, dan orang-orangkunci lainnya, program Bimbingan dan Konseling sekolah memberdayakansetiap siswa untuk menjadi penyelesai masalah yang lebih kreatif, warga

negara yang peduli dan gemar menolong, serta menjadi pebelajar sepanjanghidup, yang secara efektif mampu menghadapi tantangan-tantangan dalamkehidupan di masyarakat global. Untuk itu semua, maka program Bimbingandan Konseling baik individual maupun kelompok sebagai pelayanan yangunik dari Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling diharapkan menjadipengalaman pendidikan total bagi setiap siswa.

Setiap siswa membutuhkan program dan pelayanan Bimbingan danKonseling yang akan membantu mereka terkait dengan (1) penyelesaianmasalah dengan teman, personil sekolah, dan orangtua, (2) memahami danmemperjelas perasaan mereka dan penyelesaiannya dalam cara-cara yang

tepat secara sosial, (3) merencanakan pendidikan dan karier mereka kedepan, dan (4) memaksimalkan prestasi pendidikan mereka. Dapat dikatakanbahwa program dan pelayanan Bimbingan dan Konseling dimaksudkan untukmembantu perkembangan pribadi-sosial, perencanaan hidup dan karier,serta perkembangan pendidikan. Banyak dari perkembangan ini yang dapatdilakukan melalui bimbingan kelompok.

Perkembangan Pribadi-Sosial

Bimbingan kelompok berperan dalam pengembangan pribadi-sosialsiswa. perkembangan yang dimaksudkan antara lain: 1)

(1) siswa akan menyadari, memahami, dan menghargaikarakteristik pribadinya, perkembangan fisik dan intelektialnya serta

101

Page 102: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 102/178

perkembangan kepribadiannya, 2) siswa akan memahami, menghargai, danpeduli terhadap orang lain dengan maksud untuk mengembangkan danmempertahankan hubungan yang efektif dengan teman sebaya dan orangdewasa, 3) siswa akan mengembangkan dan memelihara keterampilan

mendengarkan dan mengekspresikan diri untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain, 4) siswa akan mengembangkan keterampilan interaksikelompok dan keterampilan kepemimpinan, 5) siswa akan mengambilkeputusan dengan tepat tentang penggunaan obat-obatan dan 102lcohol, 6)siswa akan mengambil keputusan dengan tepat tentang keamananpribadinya. Apa yang dipelajari dari setiap aspek tersebut, masing-masingdapat dicontohkan sebagai berikut.

Penerimaan dan penghargaan diri:

Siswa akan dapat mengenali karakteristik fisik, intelektual danemosionalnya. 

Hubungan dengan orang lain secara efektif:

Siswa akan dapat mengenali karakteristik fisik, intelektual danemosional orang lain.

Komunikasi yang efektif:

Siswa akan dapat mengenali bahwa semua orang perludidengarkan dan berbicara dengan orang-orang lainnya.

Keterampilan Kepemimpinan : Kerjasama

Siswa akan dapat beriteraksi dengan orang lain dalam cara yang menunjukkan perilaku kerjasama.

Obat-obatan dan alkohol: Jenis/Menolong/Merusak

Siswa akan dapat memahami bahwa ada banyak jenis obat-obatan,dan bahwa beberapa obat akan membantu fisiknya dan sebagianlainnya merusak fisik.

Keamanan Pribadi: Sentuhan dan Sapaan

Siswa akan dapat mengetahui perbedaan antara sentuhan dan

sapaan yang tepat dan yang tidak tepat.

Perencanaan Hidup dan karier 

Bimbingan kelompok juga berperan dalam membantu siswamengembang kan kemampuan untuk merencanakan hidup dan kariernya.Secara rinci antara lain: 1) siswa akan menggunakan proses pengambilankeputusan secara sistematis. 2) siswa akan menggunakan proses  problem-solving  secara efektif dan bijak. 3) siswa akan menggunakan keterampilan

merencanakan dan menyusun tujuan untuk menetapkan tujuan karier 

102

Page 103: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 103/178

tentatifnya sejalan dengan minat, kapabilitas dan nilai-nilai yang dianutnya. 4)siswa akan menghubungkan pilihan kariernya dengan tuntutan dunia kerja. 5)siswa akan menyiapkan untuk menemukan dan mempertahankan pekerjaan.Sebagai contoh diuraikan berikut.

Pembuatan keputusan: Kesulitan Memutuskan

Siswa akan mengenali bahwa keputusan-keputusan kadang-kadang sulit dilakukan.

Penyelesaian Masalah: Mengenali Perasaan

Siswa akan mengenali situasi-situasi yang menghasilkan perasaanbahagia atau tidak bahagia atau bahkan kemarahan sertabagaimana untuk mengatasinya.

Perumusan Tujuan: Aktivitas/Minat

Siswa akan dapat mendeskribsikan aktivitas-aktivitas dan minat-minat yang mendatangkan kepuasan.

Kerja: Definisi

Siswa akan dapat mendefinisikan “kerja” dan mengenali situasi ataukesempatan kerja di rumah, sekolah, dan masyarakat.

Perkembangan Pendidikan

Dalam hal perkembangan pendidikan ada beberapa hal yang harusdilakukan bimbngan kelompok dalam membantu siswa, antara lain: 1)

(1) Siswa akan mengambil tanggungjawab untuk belajar di sekolah,2) siswa akan mengambil tanggungjawab untuk merencanakan menggunakankesempatan pendidikan masa depan, dengan menekankan padaperencanaan dalam mengambil langkah pendidikan lanjutan secara berhasil,3) siswa akan mengambil tanggungjawab akan tingkahlaku-tingkahlakunya dilingkungan sekolah. 4) Siswa akan mempelajari keterampilan-keterampilanmengikuti tes. Masing-masing dicontohkan sebagai berikut.

Sekolah/Belajar: Membuat Kesalahan

Siswa akan dapat memahami bahwa membuat kesalahanmerupakan hal yang wajar di dalam belajar, namun tetap berniat untuk memperbaikinya. 

Kesempatan Pendidikan: Melongok ke Masa Depan

Siswa akan dapat mendeskribsikan perguruan tinggi apa ke depanyang akan disenangi dan apa yang akan ditempuh di tingkat selanjutnya itu.

Tanggungjawab Pribadi: Penghargaan

103

Page 104: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 104/178

Siswa akan dapat menunjukkan tanggungjawab dan menghargai miliknya, milik orang lain, milik lembaga sekolah.

Mengikuti Tes: Ingatan akan Informasi

• Siswa akan mampu untuk mendeskripsikan bagaimana mengingat informasi-informasi yang penting dengan cepat.

 

Semua kegiatan dalam bidang-bidang Bimbingan dan Konseling di atas dapatdikemas dalam pelayanan bimbingan kelompok.

Hakekat Bimbingan Kelompok

Bimbingan dan Konseling merupakan strategi untuk memfasilitasiperkembangan positif siswa-siswa  di sekolah dalam semua aspek di atas.Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki pengaruh sinergik dalammengembangkan pertumbuhan sosial dan emosional positif siswa serayameningkatkan hasil perkembangan karier dan akademik mereka.

Bimbingan kelompok melibatkan beberapa orang yang bertemu dalamkelompok dimana setiap orang mendiskusikan masalahnya untuk semuaanggota kelompok lainnya. Ini merupakan cara yang efektif dalam meresponberbagai kebutuhan siswa dan biasanya dilakukan dalam seting kelas,terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan perkembangannya danuntuk menerapkan program-program pencegahan maupun pengentasan darimasalah yang dihadapi.

Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus anggota dan memberi kesempatan kepada anggotakelompok untuk mengembangkan dan mengeksplorasi tujuan-tujuan sertameningkatkan perubahan-perubahan positif dalam suasana yang salingberbagi dan saling mendengarkan. Diakui bahwa bimbingan kelompokmerupakan cara yang efektif dan efisien untuk mendukung dan membantusiswa dalam mencegah timbulnya masalah dan memecahkan masalah-masalah di bidang perkembangan pendidikan, karier, dan pribadi-sosial.

Tujuan bimbingan kelompok (a) memberi kesempatan siswa untuksaling berbagi informasi terkait topik-topik informasi karier, keterampilan

belajar, dan persoalan-persoalan pribadi-sosial lainnya; (b) untuk membantusiswa mengembangkan keterampilan seperti keterampilan  peer helping, peer tutoring dan conflict resolution/management ; (c) untuk membantu siswamengembang-kan pengetahuan dan mempelajari keterampilan sosial sertapengelolaan pribadi seperti mengatasi masalah perasaan, mengatasi tekananteman sebaya, merumuskan tujuan hidup, memecahkan masalah, danketerampilan komunikasi. Di dalam kelompok, konselor mendorong setiapanggota untuk mengekspresikan perasaannya. Jadinya beberapa orang siswaakan merasa sangat terbantu melalui belajar bahwa mereka tidak sendiriandalam menghadapi masalahnya.

104

Page 105: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 105/178

Proses Bimbingan Kelompok 

Proses bimbingan kelompok menganut peristiwa belajar kolaboratif yang didasarkan atas tiga prinsip utama, yaitu (1) Keterampilan kooperatif diajarkan, dipraktekkan, dan balikan diberikan pada bagaimana sebaiknyaketerampilan-keterampilan digunakan; (2) Kelas didorong untuk menjadikelompok yang kohesif; dan (3) Individu diberi tanggung jawab untuk belajar dan melakukan aktivitas. Ada dua elemen dasar dari aktivitas kooperatif, yaitu(1) adanya tujuan yang sama; dan (2) adanya interdependensi positif antar anggota.

 Atas dasar prinsip di atas, maka untuk merancang bimbingan kelompokperlu memperhatikan dimensi kolaboratif yang ditujukan pada pembentukanketerampilan kooperatif. Ada empat keterampilan kooperatif yang harusdikuasai dalam belajar kolaboratif, yaitu (1) Tahap membentuk kelompok, (2)Tahap Inti sebagai kelompok, (3) Tahap Pemecahan Masalah, dan (4) Tahap

mengelola Perbedaan-Perbedaan.

Membentuk Kelompok

Ketika kita membentuk kelompok diperlukan keterampilan kooperatif.Biasanya kita bisa bekerja secara berkelompok dengan mudah kalau bersamadengan kawan akrab. Namun konfigurasi lain harus dicoba. Ada gunanya kitamembentuk kelompok heterogin, karena anggota kelompok denganketerampilan kooperatif tertentu bisa menjadi model bagi yang lainnya.

Bagaimana mulai kelompok, kita dapat melakukan dengan cara-cara 1)

buat jarak antar orang, 2) buat pasangan atau lingkaran, 3) buat kontak mata,4) betahlah bertahan dalam kelompok, 5) gunakan suara jelas, 6) gunakanatau sebut nama orang, 7) berkelilinglah, 8) jaga tangan dan kaki untukmereka, 9) bentuk kelompok tanpa mengabaikan lainnya, 10) berikesempatan setiap anggota untuk bicara, dan 11) dengarkan secara aktif.

Tahap Inti sebagai Kelompok

Setelah kelompok terbentuk, ada sejumlah cara yang dapat digunakanuntuk memulai belajar “sesuatu” atau topik yang telah direncanakan berdasar 

kebutuhan secara efektif dalam kelompok. Secara tradisional, biasanyakelompok memilih mengawali dengan membuat aturan-aturan dan menyusunlangkah-langkah. Dengan memanfaatkan dua karakteristik sebagaimanadikemukakan di muka, yakni memahami perspektif orang lain danketerampilan berinteraksi, maka pemimpin kelompok dapat mengawali kerjakelompok.

Sebagai pedoman umum yang perlu dikenali pemimpin kelompokbahwa dalam tahap inti ini setiap anggota dalam kelompok dapat diperankansebagai pengamat, pencatat, penanya, penyimpul, pemberi penguatan,pemerjelas, pengorganisasi, dan penjaga waktu.

105

Page 106: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 106/178

Memecahkan Masalah

Untuk memecahkan masalah-masalah yang diangkat sebagai suatumasalah kelompok, kita dapat mengembangkan keterampilan-keterampilanseperti 1) keterampilan mendefinisikan masalah, 2) brainstorming, 3)mengklarifikasi ide, 4) mengkonfirmasi ide, 5) mengelaborasi ide, 6) melihatkonsekuensi-konsekuensi dari keputusan tindakan, 7) memberikan tanggapankritis terhadap ide, 8) mengorganisasi informasi, dan 9) menemukan solusi-solusi atas permasalahan.

Mengelola Perbedaan-Perbedaan

Pada uraian di muka telah disinggung-singgung adanya perbedaan,yakni perbedaan kemampuan dan perbedaan latar kehidupan anggotakelompok. Atas dasar kenyataan adanyat perbedaan tersebut dibutuhkan

kemampuan mengelolanya oleh setiap anggota kelompok dan pimpinankelompok. Pengelolaan ini dengan prinsip memanfaatkan setiap adanyaperbedaan untuk meningkatklan kekohesifan kelompok. Jadi perbedaan tidakditutup-tutupi, malahan dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok seluas-luasnya.

Keterampilan mengelola perbedaan-perbedaan merupakanketerampilan yang penting dimanapun. Melihat masalah dari berbagaiperspektif, belajar untuk bersosialisasi, dan menengahi konflik yang “panas”tidak hanya diperlukan di sekolah, tetapi juga di rumah dan kehidupan lainnya.

 Apa saja keterampilan yang harus dikuasai dalam mengelola

perbedaan? Keterampilan mengelola perbedaan antara lain 1) nyatakan posisimereka dalam kelompok, 2) lihat masalah dari berbagai sudut pandang, 3)melakukan negosiasi, 4) memberikan mediasi, serta 5) membuat konsensus.

Perkembangan keterampilan kooperatif merupakan inti dari bimbingankelompok kolaboratif. Perasaan terlibat menjadi bagian kelompok dankekohesifan kelompok merupakan tiket bagi terjadinya suasana kooperatif.

 Ada sejumlah teknik bimbingan kelompok yang bisa diterapkan untukmengembangkan siswa dalam setiap bidang pengembangan. Oleh karenabimbinban kelompok ini dimaksudkan untuk menghantarkan siswa SMK agar mencapai prestasi tinggi (terkait indikasi banyak siswa SMK jeblok perolehan

danemnya) dan agar mampu merencanakan karier dengan baik maka dalamcontoh-contoh teknik bimbingan kelompok ini ditekankan penggunaannya dikedua bidang garapan Bimbingan dan Konseling.

Terkait dengan belajar, Konselor berperan dalam hal service learning .Dimana maknanya belajar di bidang akademik, karier, sosial, dan emosional.Dalam reformasi pendidikan kita harus diperhatikan ke arah mana siswadikembangkan. Mestinya kita menyiapkan siswa menjadi warga negara yangbertanggungjawab yang berpengetahuan luas dan terampil dalam bidangyang digelutinya.

Tantangannya adalah bagaimana semua siswa belajar dan siap untuk

bertanggungjawab secara sosial, peduli terhadap orang lain. Konselor 

106

Page 107: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 107/178

memiliki tanggungjawab panjang atas pentingnya belajar emosional dan sosialdi sekolah. Namun yang sering terjadi adalah program bimbingan belajar emosional dan sosial ini tidak nyambung dengan misi sekolah yang dapatdipertanggung-jawabkan kaitannya dengan tugas sekolah untuk membantu

siswa mencapai prestasi akademik tinggi.

b. KONSELING INDIVIDUAL

Dalam membahas konseling individual, ada beberapa hal yangdikemukakan, yakni isu-isu praktik konseling, keterampilan dasar komunikasi,dan pendekatan konseling.

Isu-Isu Pokok Praktik Konseling

Masalah vs Aset Positif Mendengar kata konseling selalu diasosiasikan dengan individu yang

menghadapi masalah. Konseling diartikan sebagai upaya bantuan untukmemecahkan masalah. Pandangan ini mulai beralih ke sisi lain, dimanakonseling tidak saja diorientasikan bagi penyelesaian masalah, tetapidikandung maksud untuk mengenali asset positif setiap konseli danmengoptimalkan asset positif tersebut bagi perkembangan setiap konseli yangdilayani, sehingga masalah tidak terjadi.

Makna Wawancara dalam Konseling 

Modal utama konseling adalah kemampuan wawancara. Selama iniada kesan, konseling itu identik dengan nasehat. Pandangan bahwa konselingadalah nasehat banyak dibantah dengan berbagai teori konseling danwawancara intensional untuk konseling. Banyak teori yang mengungkapbahwa konseling cenderung merupakan proses mendengarkan secara aktif.Cara ini akan memberi banyak peluang bagi Konselor untuk memhamidengan cermat tentang konseli yang dilayani dan dapat memantulkan kembalikondisi ini untuk modal pengubahan pikiran, perasaan, dan perilaku mereka.

Proses Konseling Secara garis besar proses konseling terbagi ke dalam lima tahapan,

yaitu 1) mengawali pertemuan dengan membangun rapport dan mengatur pertemuan, 2) mengumpulkan data untuk mengenali kekuatan dan masalahkonseli, 3) merumuskan tujuan, 4) working atau tahap inti bantuan konseling,dan 5) mengakhiri pertemuan. Penjelajahan aset positif konseli dan bila selaludiperhatikan dalam lima tahap di atas akan memberikan jaminan bagi proseswawancara yang baik. Harapan yang ada di balik memperhatikan aset positif dalam kelima tahap dijelaskan sebagai berikut.

Secara umum konseli akan mempertahankan hubungan yang positif 

dengan Konselor, mereka akan menceriterakan hidupnya, akan menyusun

107

Page 108: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 108/178

tujuan, akan mengembangkan pandangan-pandangan baru, dan akanmentransfer hasil belajar yang baru tersebut ke kehidupan sehari-hari.

Dalam setiap tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut. Tahap I:Konseli akan merasa difasilitasi dan tahu mengenai apa yang diharapkandarinya. Tahap II: Konseli akan berbagi pikiran, perasaan, dan perilakunya.Dengan maksud mengejar aset positifnya, konseli akan menyampaikankekuatan-kekuatan dirinya dan sumber-sumber yang tersedia untukmenyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Tahap III: Konseli akanmendiskusikan arah baru, pikiran baru, perasaan yang diinginkan, danperilaku yang hendak diubah. Tahap IV: Konseli akan menguji kembalitujuannya dan mulai bergerak ke arah ceritera hidup baru dan perbuatan barumelalui mengkonfrontasi adanya kesenjangan-kesenjangan, menghadapitantangan baru, Creative problem solving  menjadi penting disini. Tahap V:Jika tahap 1-4 berhasil, maka diharapkan konseli mendemonstrasikan

perubahan tingkalaku, pikiran, perasaan itu dalam kehidupan sehari-hari diluar seting wawancara.

Overviu Teori Konseling 

Konseling Psikoanalitik. Tokoh: Sigmund Freud. Teori perkembangankepribadian, filosofi hakekat manusia, dan metode psikokonseling yangberfokus pada faktor-faktor ketidaksadaran (unconscious) yang memotivasiperilaku. Perhatian ditujukan pada usia 6 tahun pertama sebagai penentu(determinants) perkembangan kepribadian pada usia selanjutnya.

Konseling Adlerian. Tokoh  Alfred Adler, diikuti Rudolf Dreikurs yangterkenal di AS. Pendekatan ini lebih menekankan pada tanggung jawab,menciptakan satu destiny, dan menemukan makna dan tujuan untukmenciptakan kehidupan yang lebih berarah tujuan.

Existential therapy. Tokoh: Viktor Frankl, Rollo May, and Irvin Yalom.Bereaksi terhadap kecenderungan memandang konseling sebagai sistemteknik yang didefinisikan dengan baik, model ini menekankan membangunkonseling pada kondisi-kondisi dasar adanya manusia seperti pilihan,kebebasan dan tanggungjawab untuk membentuk kehidupan seseorang, sertaself-determination. Konseling ini memusatkan pada kualitas hubunganterapeutik person-to-person.

Konseling Person-centered. Penemu: Carl Rogers; tokoh kunci: NatalieRogers. Pendekatan ini dikembangkan selama tahun 1940s sebagai reaksinondirektif terhadap psychoanalysis. Berdasarkan pada pandangan subyektif atas pengalaman manusia, teori ini menempatkan kepercayaan danmemberikan tanggung jawab kepada konseli dalam menghadapi masalah dankekhawatirannya.

Konseling Gestalt. Penemu: Fritz and Laura Perls; Tokoh Kunci: Miriamand Erving Polster. Konseling experiential menekankan pada kesadaran danintegrasi, ia tumbuh sebagai reaksi terhadap konseling psikoanalitik. Iamengintegrasikan fungsi tubuh dan pikiran.

108

Page 109: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 109/178

Konseling Behavior. Tokoh Kunci: B. F. Skinner, Arnold Lazarus, dan Albert Bandura. Pendekatan ini mnerapkan prinsip-prinsip belajar untukmeresolusi masalah-masalah perilaku spesifik. Hasil merupakan subyekelsperimentasi terus-menerus. Metode pendekatan ini selalu dalam proses

perbaikan. Konseling behavior-kognitif. Tokoh Kunci: Albert Ellis penemu rational 

emotive behavior therapy, suatu model konseling yang sangat berorientasididaktik, kognitif, dan action yang menekankan peranan berpikir dan sistembelief sebagai akar probem pribadi.

Konseling Realita. Penemu: William Glasser. Tokoh Kunci: RobertWubbolding. Pendekatan short-term ini didasarkan pada teori pilihan (choicetheory ) dan memusatkan pada konseli untuk memikul tanggung jawab dimasa sekarang. Selama proses konseling, konseli dapat belajar dengan carayang lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Pendekatan Postmodern.  Ada sejumlah tokoh kunci. Steve de Shazer dan Insoo Kim Berg yang mengembangkan solution-focused brief therapy .Michael White dan David Epston merupakan tokoh-tokoh kunci narrativetherapy . Konstruksionisme sosial, solution-focused brief therapy , dan narrativetherapy  semua berasumsi bahwa tidak ada kebenaran tunggal, melainkandiyakini bahwa realitas dikonstruksi secara sosial melalui interaksi manusia.Pendekatan ini mempertahankan bahwa konseli adalah seorang ahli dalamhidupnya sendiri. 

Family systems therapy.  Ada sejumlah tokoh kunci antara lain Alfred Adler, Murray Bowen, Virginia Satir, Carl Whitaker, Salvador Minuchin, Jay

Haley, dan Cloé Madanes. Pendekatan sistemik ini didasarkan pada asusmibahwa kunci perubahan individu adalah pemahaman dan kerja dengankeluarga.

Dalam bimtek ini tentu tidak cukup waktu untuk mempelajari semuateori konseling tersebut. Secara ringkas akan dipraktikan masing-masing duateori dalam konseling individual dan konseling kelompok.

Keterampilan Dasar Komunikasi

a) Kedudukan Komunikasi dalam Konseling

Bimbingan teknis di bagian ini merupakan bagian utama dalam

pengembangan kompetensi Konselor yang pada dasarnya bergerak diseputar dua sumbu, yaitu (a) eksplorasi Paradigma Baru dalam TerapanKontekstual Konseling, dan (b) penguasaan keterampilan komunikasi yangmerupakan wahana utama dalam pelaksanaan konseling. Konselingmerupakan wilayah yang berkaitan dengan layanan ahli bagi individu normal-sehat yang dinamakan konseli (counselee), namun mengalami gangguanfungsi sosial-vokasional sehingga perlu diatasi dalam rangkapenyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling.

Keterampilan komunikasi perlu dikuasai konselor karena saat iniberkembang pemikiran bahwa semua layanan the helping professions

mengutamakan penemuan self-healing capacity  dari setiap individu yang

109

Page 110: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 110/178

dilayani sehingga masing-masing mampu mengatasi masalahnya sendiri.Pada gilirannya, selain ditentukan oleh ketepatan pilihan paradigma,kemanjuran faktor-faktor umum tersebut terfasilitasi oleh komunikasi yangefektif antara Konselor dengan Konseli. Artinya, kemampuan Konselor dalam

berkomunikasi akan mampu menjaring kapasitas konseli ( positive asset search).

Sebagaimana halnya dalam pembelajaran, layanan ahli Konselingmeniscayakan penggunaan terapan kontekstual, yaitu terapan yangmempersyaratkan penggunaan rujukan normatif sebagai kriteria keberhasilanlayanan, dan rujukan prosedural yang menyediakan rambu-rambu teknispenerapannya. Apabila Pembelajaran yang Mendidik menetapkanterbentuknya karakter serta penguasaan hard skills dan soft skills sebagaipengejawantahan tujuan utuh pendidikan, maka layanan ahli Konselingmenetapkan kemandirian konseli dalam melakukan pilihan, kemampuan

meraih serta kemampuan mempertahankan karier untuk hidup produktif dansejahtera serta kepedulian terhadap kemaslahatan umum (the CommonGood ) sebagai kriteria keberhasilan. Dalam Konseling diperlukan penyetalaan(fine-tuning ) antara cara Konselor merasa, berpikir dan berperilakuberdasarkan caranya ia melihat tugasnya, melihat konselinya dan melihatdunianya, dengan pemahamannya tentang cara tiap konselinya itu merasa,berpikir dan berperilaku berdasarkan asumsinya tentang cara konseli ataukonseli tersebut melihat dirinya dan melihat dunianya. Kesetalaan persepsi inipenting ditekankan, sebab dalam melaksanakan konseling seyogianyaKonselor tidak menyarankan kepada konselinya rujukan serta cara penataandiri yang tidak akan dia ikuti, seandainya rujukan serta cara penataan diri itu

disarankan kepada dirinya. Ini berarti bahwa keberhasilan Konseling sangatbergantung pada adanya saling percaya (trust ) dalam hubungan antaraKonseli dengan Konselor (Joni, Sutanto, dan Triyono, 2007).

Sebagaimana telah diisyaratkan, komunikasi antar pribadi merupakanwahana utama dalam interaksi Konseling. Ini berarti bahwa diperlukankejernihan makna dalam komunikasi sehingga tidak ada salah tangkap antaraapa yang dimaksud oleh pihak yang menyampaikan pesan (konseli) denganpihak yang menerima pesan (konselor), dan sebagaiman diketahui, dalamkomunikasi peran sebagai pengirim dan sebagai penerima pesan itu selaluberganti secara dinamis. Selanjutnya, berbeda dari sumber dan penerimasuara dalam sarana pancar-rekam mekanik, kejernihan makna dalamkomunikasi antar pribadi juga sangat tergantung pada makna kontekstualyang melekat pada tiap ujaran dan isyarat non-verbal yang lazim menyertaiujaran, yang pada dasarnya tergantung pada kesetalaan antara pengolahmakna budaya yang digunakan oleh Konselor dengan pengolah maknabudaya yang digunakan oleh Konseli. Pada dasarnya trust  terbangun atasdasar dua unsur yang dipersepsi oleh konseli yaitu adanya kepercayaan olehKonseli kepada Konselor bahwa Konselor yang membantunya (a) memilikikompetensi untuk menolong dirinya, dan (b) Konselor tidak akanmenggunakan kelebihan kompetensinya itu untuk mencederai dirinya. Ini jugaberarti bahwa trust  itu tidak “jatuh dari langit”, melainkan harus ditumbuhkan

setahap demi setahap melalui interaksi yang produktif serta menyejukkan.

110

Page 111: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 111/178

Pada gilirannya, selain bergantung pada kejernihan komunikasi, kemanjurankonseling juga bergantung pada ketepatan pilihan paradigma yang diterapkandalam pelaksanaan konseling, untuk menghindari terjadinya apa yangdinamakan sindroma the Procrustean Bed . (Ini istilah yang menggambarkan

ketika pasien tidak cukup di tempat tidur, maka dipotong aja kakinya biar cukup). Artinya, kita tidak bisa memaksakan pendekatan konseling kita danmembiarkan konseli mengikuti mau kita sesuai pendekatan yang kita anut.

Jadi dalam bagian ini, peserta akan belajar bagaimana berkomunikasidengan orang lain secara efektif, terutama dengan konseli. Pesertadiharapkan menguasai ketrampilan memperhatikan (attending ),mendengarkan (listening ), dan mempengaruhi (influencing ) secara tepat.

Keterampilan Memperhatikan

Overview di muka mengisyaratkan bahwa Konselor harus mampumemadukan kekuatan-kekuatan pribadi sebagai internal skills danketerampilan-keterampilan yang dipelajari sebagai external skills.Keterampilan eksternal yang secara umum terdiri atas keterampilanmemperhatikan, keterampilan mendengarkan, dan keterampilanmempengaruhi harus dikuasai agar Konselor mampu menjadi trust sehinggatercapai maksud: On becoming a humane counselor . Konselor yang memilikiatau menguasai internal skills dan external skills dan mempribadikannya(menginternalisasika sebagai bagian pribadinya), diharapkan akan mampumembantu konseli secara tepat, sebab orientasi membantunya akandidasarkan pada internal frame of reference dari setiap konseli yang

dibantunya (Joni dkk, 2007).

Penggunaan keterampilan konseling (keterampilan komunikasi inter-personal atau eksternal) tidak akan mengejawantah dalam efek terapeutik jikamereka tidak meluber dari Konselor yang telah dan selalu menata motif-motif dalam dirinya dan mendayagunakan mind-skills yang membantu serta berefekpenyembuhan atau terapeutik. Penataan motif-motif itu secara praktikalbermakna menumbuh-kembangkan motif membantu (altruistic),menyelaraskan motif pragmatik dengan motif altruistik yang selaluditumbuhkembangkan, dan menggarap-mengatasi-melampaui motif-motif yang berpotensi membahayakan, yaitu: (1) Motif yang berakar dalam nyeri

 jiwani yang belum terselesaikan; (2) Motif yang berakar dalam kebutuhanberlebih untuk mendominasi dan mengontrol; (3) Motif yang berakar dalamkebutuhan berlebih untuk mendapatkan pembenaran; (4) Motif yang berakar dalam kebutuhan mencari keintiman dan relasi seksual; (5) Motif yang berakar dalam mentalitas korban (Joni dkk, 2007).

Mind-skills yang perlu selalu ditata adalah: (1) Wicara-dalam-diri; (2)Pengharapan-pengharapan-dalam-diri; (3) Penjelasan-penjelasan-dalam-diri;(4) Persepsi-persepsi-dalam-diri; (5) Kaidah-kaidah-dalam-diri; (6) Citra-citravisual-dalam-diri. Semuanya harus menyatu menjadi motif altruistic yangdiharapkan oleh setiap diri konseli.

111

Page 112: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 112/178

Dalam praktik konseling, trust  ini dibangun sejak awal pertemuanpertama. Rapport merupakan aspek penting yang harus dibangun dalammenjamin terjadinya trust. Menyebut nama merupakan bagian utama dalammenciptakan rapport. Ini dilakukan sepanjang sesi konseling. Membangun

rapport, oleh sejumlah kalangan dipandang tahapan awal yang paling penting.Membangun rapport membutuhkan dua keterampilan yaitu: perilakumemperhatikan dan keterampilan mengamati konseli. Perilakumemperhatikan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Konselor memahamidan “tertarik/berminat” tehadap konseli. Dengan cara ini diharapkan konselimenjadi merasa enak atau menjadi rilek dalam kebersamaannya denganKonselor. Syarat Konselor yang bisa membangun rapport: open, authentic,congruent  dengan konseli, serta luwes dalam menemukan kebutuhan-kebutuhan yang diekspresikan konseli.

Perilaku memperhatikan ditujukan terhadap tampilan visual (visual/eye

contacts), vokal (vocal qualities), verbal (verbal tracking ), dan bahasa tubuh(attentive and authentic body language). Konsekuensi yang diharapkan,konseli akan lebih bebas dan terbuka, khususnya di seputar topik yang diberiperhatian.

Dalam konseling, structuring merupakan bagian penting kedua di tahapawal, setelah rapport. Ini dimaksudkan untuk menangkap apa yangdiharapkan konseli dari interview. Bila Konselor menampilkan keterampilanmemperhatikan dan mendengarkan, maka konseli akan merasa bahwaKonselor benar-benar menjadi pendengar yang diharapkan.

Ketika seseorang tiba-tiba datang dan menyatakan: “Saya minta saran-

saran agar hubunganku dengan teman-teman di sekolah ini menjadi harmonislagi, kayak dulu.” Dalam percakapan awam, mayoritas orang akan langsungmemberi saran dengan referensi pengalaman pribadinya atau informasi yangpernah didengarnya. Bisakah Konselor langsung memberi saran? Di mukatelah dikupas bahwa Konselor bekerja berlandaskan pada internal frame of reference-nya konseli. Ini berarti bahwa ada keperluan untuk melakukanpembatasan peran dan dinyatakan dalam pertemuan pembantuan tersebut.Beberapa hal harus dibatasi, antara lain pembatasan peran, pembatasanmasalah atau topic, pembatasan waktu, karena konseling merupakanhubungan professional.

Keterampilan Mendengarkan

Fungsi dan tujuan pengumpulan data adalah untuk menemukanmengapa konseli datang konseling dan mendengarkan apa ceriteranya.Keterampilan mendefinisikan masalah akan membantu menghindaripembahasan topik yang tidak berguna dan memberi arah bagi wawancaraselanjutnya.

Ketrampilan ini juga akan membantu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang nyata yang dimiliki konseli. Fungsi dan tujuan pengumpulandata adalah untuk menemukan mengapa konseli datang konseling dan

mendengarkan apa ceriteranya. Keterampilan mendefinisikan masalah akan

112

Page 113: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 113/178

membantu menghindari pembahasan topik yang tidak berguna dan memberiarah bagi wawancara selanjutnya. Ketrampilan ini juga akan membantu untukmengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang nyata yang dimiliki konseli.

Keterampilan yang umumnya digunakan adalah mendengarkan secaraaktif. Keterampilan lain dapat digunakan jika diperlukan. Misalnya, jikamasalahnya tidak jelas, kita bisa gunakan keterampilan mempengaruhi.Pencarian aset positif konseli akan sangat bermanfaat dalam menyelesaikanmasalah. Fungsi dan tujuan pengumpulan data adalah untuk menemukanmengapa konseli datang konseling dan mendengarkan apa ceriteranya.Keterampilan mendefinisikan masalah akan membantu menghindaripembahasan topik yang tidak berguna dan memberi arah bagi wawancaraselanjutnya.

Ketrampilan ini juga akan membantu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang nyata yang dimiliki konseli. Fungsi dan tujuan pengumpulan

data adalah untuk menemukan mengapa konseli datang ke konseling danmendengarkan apa ceriteranya. Keterampilan mendefinisikan masalah akanmembantu menghindari pembahasan topik yang tidak berguna dan memberiarah bagi wawancara selanjutnya. Pencarian aset positif konseli akan sangatbermanfaat dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan mendengarkansecara aktif terdiri atas lima teknik komunikasi yaitu questioning, encouraging,paraphrasing, reflecting feeling, dan summarizing. Masing-masing dijelaskansebagai berikut.

1) Questioning

Isu-isu utama terkait keterampilan bertanya, antara lain 1) Pertanyaan

membantu memulai percakapan. 2) Pertanyaan terbuka akan membantumengelaborasi dan memperkaya ceritera konseli. 3) Pertanyaan membantumengungkap dunia spesifik-konkrit konseli. 4) Pertanyaan merupakan halkritis dalam asesmen. 5) Kata pertama dalam pertanyaan terbuka akanmenentukan apakah konseli mau melanjutkan ceiteranya. 6) Pertanyaanpotensial menjadi masalah. 7) Dalam situasi lintas-budaya, pertanyaan dapatmenimbulkan distrust. 8) Pertanyaan dapat digunakan untuk membantukonseli menjelajahi aset-aset positifnya.

 Ada dua jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaantertutup. Konsekuensi dari pertanyaan, konseli akan menjawab pertanyaan

terbuka secara lebih detail. Sebaliknya konseli akan memberi informasikhusus atas pertanyaan tertutup. Hati-hati, seringkali pertanyaan tertutupmembuat konseli hanya menjawab “Ya” atau “Tidak” (bisa terjebak resistensi)

2) Encouraging

Mendengarkan bukan proses pasif, keterampilan-keterampilan yangdibahas mulai dari encouraging  ini tanda bahwa Konselor aktif. Encouraging merupakan perilaku verbal dan non-verbal Konselor yang menjadi penandabagi konseli untuk melanjutkan ceritera hidupnya. Beberapa jenisketerampilan encouraging ini adalah acceptance, restatement, dan silent.

 Acceptance

113

Page 114: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 114/178

− Non-verbal: anggukan kepala, gerakan membuka tangan

− Verbal: “he eh”, “ya ya”, “ok”, “saya mengerti jalan pikiranmu”,

“saya memahami perasaanmu”

Restatement 

− Kata: ulangi kata atau frasa kunci yang dinyatakan konseli.

− Kalimat: Ulangi kalimat, sebagian atau seluruhnya.

Silent 

Diam kadang diperlukan karena konselipun diam. Mengapa konselidiam?

− Konseli kehabisan energi

− Konseli kehabisan bahan ceritera

− Konseli resisten

Senyuman dan kehangatan interpersonal yang tepat merupakan encouragersutama yang akan membantu konseli merasa nyaman dan suka berceriteraterus.

3) Paraphrasing

Paraphrasing merupakan feedback bagi konseli terkait esensi dari apayang dikatakan. Konselor akan meringkas dan memperjelas pernyataan-

pernyataan konseli yang panjang dan seringkali tidak teratur.Konselor/konselings = guru bahasa yang bisa membuat kalimat baru, ringkas,segar, dan tepat.

Membuat parafrase bukan pembeo, Konselors menggunakan kata-katasendiri dipadu dengan kata-kata penting yang dinyatakan konseli. Biasanyadigunakan awal kalimat:

• Singkatnya …

• Pada intinya …

• Boleh dikatakan …

Paraphrasing dilakukan sebagai tanda bahwa helper mendengakan. Artinya helper  menegaskan apa isi pokok pernyataan konseli. Fungsi dariparaphrasing sebagai feedback  bagi konseli akan apa yang ia katakan.Catatan: Konselor harus tepat memilih kata baru dan segar sebagai padananpernyataan konseli.

Konsekuensi yang diharapkan:  Konseli akan merasa didengar,sehingga cenderung melanjutkan ceritera, tidak mengulang-ulang ceriterayang sama. Jika parafrase tak sama, akan memberi kesempatan konselimengoreksi konselings. Jika disuarakan dengan nada tanya, konseli akanceritera lebih lanjut.

114

Page 115: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 115/178

4) Reflecting feeling

Dalam proses merefleksi perasaan, Konselor mengobservasi perasanverbal dan non verbal. Selanjutnya diikuti dengan memantulkan perasaanyang ada di balik pernyataan. Observasi harus jeli, sebab seringkali ada bedaantara pernyataan verbal dan ekspresi nonverbal konseli.

Konsekuensi yang diharapkan: Konseli akan masuk ke dalampengalaman emosionalnya dan konseli dapat mengoreksi dengan kata-kataperasaan lainnya.

Banyak penulis yang mengakui bahwa pikiran-pikiran dan perbuatankita hanya merupakan cerminan dari pengalaman perasaan dan emosi kita.Keterampilan reflecting feeling  dimaksudkan untuk membantu orang lainmerasakan dan mengalami bagian dirinya yang dalam.

Mengapa “menangkap” emosi penting? Emosi dan perasan sebagai

sumber dari banyak pikiran dan perbuatan konseli. Emosi dan perasaan dapatditangkap dari labeling perilaku konseli: sedih, muram, gusar, ceria.

Beberapa hal yang harus dicatat: 1) Kata-kata emosional digunakanoleh konseli; 2) Kata-kata emosional implisit tidak dinyatakan langsung; 3)Ekspresi non verbal yang dapat ditangkap melalui gerak tubuh; dan 4) Paduancue verbal dan nonverbal. Perasaan dapat dilihat langsung, ditangkap melaluibertanya, atau direfleksi dari apa yang ada di balik pernyataan.

5) Summarizing

Summarizing intinya sama dengan paraphrasing. Bedanyasummarizing untuk menyimpulkan beberapa pernyataan konseli. Teknik iniberfungsi sebagai feedback bagi konseli akan apa yang ia katakan.

Jenis: memulai/mengakhiri wawancara, transisi ke topik baru,mengklarifikasi isu-isu kompleks.Utama: mengorganisasi pikiran helper dankonseli menganai apa yang terjadi dalam wawancara.

Konsekuensi yang diharapkan: Konseli merasa didengarkan danbelajar bagaimana ceritera mereka diintegrasikan. Utamanya:mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkahlaku konseli. Simpulanmenggunakan gabungan bahasa paraphrasing dan reflecting feeling. Ia dapat

dilakukan di awal, tengah, dan akhir pertemuan.

Simpulan di awal:

Biasanya dilakukan untuk menyatakan apa-apa yang telah dibahas padapertemuan-(pertemuan) sebelumnya.

Simpulan di tengah:

Simpulan dilakukan ketika beberapa pernyataan konseli perlu diringkassehingga jelas kelebihan/kekuatan dan kelemahan/masalah konseli.

Simpulan di akhir:

115

Page 116: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 116/178

Simpulan merupakan review dari keseluruhan wawancara pada suatusesi.

Contoh penerapan teknik komunikasi terhadap pernyataan konselisebagai berikut: “Saya tak tahu, ia selalu menghindar. Saya jadi gila. Henny  pulang, tak berkata apa-apa, langsung putar tv. Jika saya coba tanya, iamemalingkan muka. Tak tahu apa yang harus saya lakukan, saya nggak bisaberbuat apa.” Respon konselo r sebagai berikut:

− Nonverbal encourager : (anggukan kepala)

− Key-word encouragers : “Menghindarimu?”, “Jadi gila?” (fokus pertama

pada isi, dan kedua pada emosi)

− Restatement: “Jika anda coba tanya, ia memalingkan muka?”

− Paraphrase : “Hanny menghindarimu dan kamu tak tahu harus berbuat apa?” 

− Reflecting feeling : “ Anda benar-benar frustrasi menghadapi situasi itu”  

Dalam banyak kasus wawancara, konselings bisa gunakan paduan darirespon-respon encouraging, paraphrasing, dan reflecting feeling. BagaimanaBapak dan Ibu merespon pernyataan konseli sebagai berikut: “Sayabermasalah dengan isteri saya. Ia selalu merasa bahwa ia harus selalu keluar rumah, melihat dunia luar, bekerja. Saya seorang manajer dan saya pikir saya memiliki income yang baik. Anak saya melihat Surti sebagai Ibu yang 

sempurna, sayapun demikian melihat isteri saya sempurna. Tapi malam lalu…kami memiliki pandangan yang berbeda dan masing-masing mempunyai argumentasinya.”  Pernyataan konseli di atas, kalau direspon dengan teknik-teknik berikut, bagaimana bunyinya:

Key-word encouragers: …………………………….

Restatement: …………………………………………….

Paraphrase: ………………………………………………………. 

Perumusan tujuan konseling yang ideal adalah dilakukan secarabersama-sama antara konseli dan Konselor. Atas dasar temuan-temuan

masalah pada tahap 2 (Pengumpulan Data) dirumuskan perilaku target yangakan menghantarkan Konselor melayani konseli merancang program tindakanyang tepat.

Oleh karena kunci keberhasilan membantu terletak pada pemikiranbahwa konseli tumbuh dari kekuatannya sendiri, maka perlu diperhatikandalam pembuatan rumusan tujuan aspek kekuatan konseli. Ada hal yang perludiperhatikan, yakni seringkali apa yang dipikirkan konseli berbeda dari apayang dipikirkan Konselor. Misalnya, konseli akan puas bila bisa tidur nyenyakdi malam hari (itu saja cukup), sedangkan Konselor mengangap bahwakonseli ybs harus mampu merekonstruksi kepribadiannya. Kadang keduanyasejalan, misalnya konseli ingin pekerjaan baru, Konselor ingin memberikan

116

Page 117: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 117/178

tes vokasional. Namun, kadang konseli mempunyai harapan berlebih dari apayang mampu dilakukan Konselor.

Dalam praktik, pernyataan tujuan –penting dan tidaknya– sangatbergantung pendekatan yang Konselor gunakan. Konselor yang beracuanRogerian menghindari tujuan konkrit, sebaliknya yang beracuan decisionmaking  misalnya konseling behaviorisme, REBT akan mementingkanpembuatan rumusan tujuan yang dapat diukur secara objektif.

Keterampilan Mempengaruhi 

Pada tahap working yaitu tahap dimana alternatif penyelesaianmasalah dikembangkan, tujuan utamanya memecahkan masalah danmenemukan jalan baru bagi konseli. Masalahnya, konseli seringkali tidakmampu datang dengan alternatif. Oleh karena itu, tugas Konselor menemukan

berbagai kemungkinan dan membantu konseli menemukan cara-cara baruuntuk bertindak secara tepat.

Bagaimana mengkonfrontasi adanya kesenjangan antara harapan danperilaku konseli? Ada dua pilihan tindakan Konselor/Konselor: Pertama,membuat ringkasan konflik dengan frame of reference konseli dan denganteknik-teknik mendengarkan menghantarkan konseli mencari solusi. Kedua,membuat ringkasan konflik dan menambahkan frame of reference Konselor dengan teknik-teknik mempengaruhi.

Pada initinya semua teknik komunikasi (merespon konseli) itu adaunsur mempengaruhi konseli. Namun tingkat pengaruh interpersonal

bervariasi mulai dari pengaruh yang lemah, menengah sampai pengaruh yangkuat. Beberapa teknik mempengaruhi yang kuat antara lain Confronting,Reflecting Meaning, Self-Disclosure, Feedback, Advice, Reassurance.

1) Confronting 

Sebuah perlawanan suportif yang didalamnya ketidaksebangunan/kesenjangan yang tampak pada diri konseli, diberi feedback. Konseluensiyang diharapkan Konseli akan merespon terhadap konfrontasi dengan ide-ide,pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan perilaku-perilaku baru.

Teknik ini digunakan untuk menunjukkan kesenjangan pada diri konseli

yang membuat konseli menjadi mandeg (tidak berkembang), atau membuatkonseli inactive menjadi active. Ibarat dokter gunakan teknik kejutan jikapasien jantungnya mandeg. Kesenjangan bisa jadi: 1) Antara dua pernyataan;2) Antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan (gerak); 3) Antarapernyataan lisan dan ekspresi non-verbal; 4) Antara pernyatan dan kontekskejadian; 5) Antara pandangan dua atau lebih orang.

Dalam respon konfrontasi, respon Konselor berbentuk konflik: “Di satusisi …, di sisi lain …” Tahap Utama merespon dengan konfrontasi: 1)Mengidentifikasi konflik melalui memadukan pesan-pesan kesenjangan; 2)Menyatakan konflik tersebut kepada konseli dengan jelas; dan 3)Mengevaluasi keefektifan intervensi terhadap perubahan dan pertumbuhan

konseli.

117

Page 118: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 118/178

2) Reflecting Meaning 

Reflecting meaning menekankan pada pikiran-pikiran yang mendalam

terkait dengan nilai-nilai dan sikap. Teknik paraphrasing dan reflecting feelingmenjadi bagian penting disini. Teknik ini digunakan dengan mengharapkankonsekuensi berupa konseli akan mendiskusikan ceritera, isu, dan masalahsecara lebih dalam dengan menekankan pada makna, nilai, dan pemahamanyang mendalam di balik ceritera tersebut.

3) Self-Disclosure

Konselor sharing dirinya melalui menyampaikan pengalaman hiduppribadinya. Seringkali dimulai dengan kata “Saya”. Konseluensi yangdiharapkan konseli akan tergerak untuk mengalami self-disclosure lebihdalam. Bila efektif akan membuat konseli merasa lebih enak dalam hubunganterapeutik.

Topik self-disclosure sampai saat ini masih menjadi perdebatan: bolehatau tidak boleh? Banyak ahli yang beranggapan bahwa Konselor yangberbagi diri secara terbuka akan membuat jarak. Sebaliknya, banyak jugayang mengakui bahwa self-disclosure akan membua konseli berceitera,membuat lebih trust dan menciptakan hubungan sederajat (equal relationship).

Isi self-disclosure terdiri atas: 1) Mengunakan pernyataan: “Saya…”(subyek, pribadi); 2) Kata kerja isi atau perasaan: “Saya pikir …”, “Saya rasa..”“Saya berpengalaman …” (predikat); 3) Objeknya berupa deskriptor sifat:“Saya merasa bahagia karena Anda mampu lebih terbuka (asertif) denganorangtua secara langsung”, “Pengalaman saya bercerai, seperti Anda. Sayamerasa …” dan 4) Kata perasaan atau ekspresi perasaan.

4) Feedback 

Memberikan data yang akurat tentang bagaimana Konselor atau oranglain memandang terhadap sudut pandang konseli. Konsekuensi yangdiharapkan Konseli memperoleh perspektif Konselor atau orang lain tentang

fikiran, perasaan, dan perilaku dan hal ini dapat mengarahkan ke perubahanyang dikehendaki.

Feedback efektif untuk melihat diri sendiri sebagaimana orang lainmelihat kita. Untuk mendengar bagaimana orang lain mendengarkan kita.Untuk disentuh sebagaimana kita menyentuh orang lain.

Petunjuk memberi feedback: 1) Konseli yang menerima feedback harusdalam keadaan siap (be in charge), 2) Memuatkan pada kekuatan atau halyang dilakukan konseli, 3) Harus spesifik dan konkrit, 4) Relatif tanpapenilaian, 5) Harus persis, dan 6) Lihat kembali bagaimana feedback Anda,diterima konselikah?

5) Advice

118

Page 119: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 119/178

Memberi informasi/nasehat kepada konseli agar ia menjadi lebih jelas/lebih pasti tentang apa yang hendak dilakukan. Setidaknya ada tiga jenissaran, yaitu:

− Direct advice diberikan kalau konseli tidak tahu sama sekali.

− Persuasive advice diberikan kalau konseli sudah tahu alasan-

alasan logis atas rencananya.

−  Alternative advice diberikan setelah konseli tahu kelebihan dan

kelemahan setiap alternatif.

6) Reassurance

Konselor mendukung apa yang dinyatakan konseli. Dukungan inidiharapkan menghantarkan konseli mampu menganisipasi secara lebih baikkonsekuensi dari perbuatan dan perubahan pikiran, perasaan, dan

perilakunya. Setidak-tidaknya mereka akan memahami dampaknya bagidirinya.

 Ada tiga jenis dukungan yaitu postdiction reassurance, predictionreassurance, dan factual reassurance. Masing-masing digambarkan sebagaiberikut.

Prediction Reassurance: Ketika konseli menyatakan bahwa ia akanmelakukan suatu rencana tindakan positif, maka Konselor/Konselor dapatmendukung pernyataan konseli tersebut. Mis: Jika benar2 Kau lakukanrencana itu, maka … (prediksi )” 

Postdiction reassurance: Semula konseli merasa takut menghadapi

sesuatu, tetapi dengan keberaniannya ternyata ia berhasil jugamenyelesaikan tugas yang selama ini ia takutkan. Mis: “Bagus, ternyata apayang Anda bayangkan selama ini tidak terbukti.” 

Factual reassurance: Pada saat konseli mengalami musibah, misalnya,Konselor/Konselor dapat membantu meringankan beban konseli denganmemberikan dukungan faktual bahwa apa yang dialami konseli juga dapatdialami oleh orang lain dan merasakan seperti apa yang dirasakan konselisaat ini.

Keterampilan-keterampilan dasar komunikasi di atas akan sangatpenting bagi pelaksanaan konseling. Mereka akan sangat berguna dalamkonseling apapun dengan kadar yang berbeda-beda. Pembahasan berikutadalah teori-teori konseling yang ditertapkan dalam

Teori Konseling Kontemporer: REBT

a) Pandangan Hakekat Manusia

Pendekatan Konseling Rasional Emotif Behavior (REB) didasarkan padamodel psikoedukasionaI yang terstruktur, dan mereka menekankan peranpekerjaan rumah, menempatkan tanggung-jawab pada konseli untukmengambil peran aktif baik selama di dalam dan di luar sesi konseling, danmengambil berbagai strategi kognitif dan perilaku untuk mewujudkan

119

Page 120: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 120/178

perubahan. Sebagian besar Konseling REB didasarkan pada asumsi bahwareorganisasi pernyataan diri seseorang akan menghasilkan reorganisasiperilaku seseorang.

 Asumsi dasar Konseling REB adalah bahwa orang berkontribusi padapermasalahan psikologisnya sendiri, dan juga pada gejala-gejala khususdalam cara mereka menginterpretasi peristiwa dan situasi. REB didasarkanpada asumsi bahwa kesadaran, emosi. dan perilaku berinteraksi secarasignifikan dan mempunyai huhungan sebab akibat timbal-balik. REB secarakonsisten menekankan ketiga modalitas ini dalam interaksinya, sehinggadianggap sebagai pendekatan yang terpadu.

Konseling REB menganut paham bahwa “orang terganggu bukan olehsesuatu hal, tetapi oleh pandangan mereka sendiri terhadap sesuatu haltersebut”. Ellis kemudian mengatakan:”orang mengganggu dirinya sendirikarena hal-hal yang terjadi pada dirinya, dan karena pandangan, perasaan,

dan tindakan mereka”.

Hipotesis Konseling REB adalah bahwa emosi kita utamanya muncul darikeyakinan, evaluasi, interpretasi, dan reaksi kita terhadap situasi pekerjaan.Kepada konseli, Konselor harus memberikan alat agar bisa mengidenfikasidan mengatasi keyakinan yang tidak rasional yang terjadi ~ karena prosesindoktrinasi diri konseli. Konseli belajar bagaimana menggantikan cara berpikir yang tidak efektif dengan kognisi yang rasional dan afeksi yang benar.Fokusnya adalah bekerja dengan pemikiran dan tindakan, bukannya padapengungkapan perasaan. Ada kolaborasi antara konseli dan Konselor.

Konseling REB memandang manusia sebagai berikut.

1. Manusia dilahirkan dengan potensi pemikiran yang rasional dan irasional.

2. Manusia memiliki predisposisi dalam usaha rnencapai kebahagiaan,mampu menjaga diri. berpikiran dan benkemampuan verbal, mencintai,berkomuni-kasi dengan orang lain. bertumbuh, dan mampumengaktualisasikan diri.

3. Manusia juga memiliki kecenderungan merusak diri. menghindari diri daripemikiran, terus melakukan kesalahan, takhayul, mahkluk yang meskipunterus membuat kesalahan namun pada saat bersamaan belajar hidupdamai dengan dirinya sendiri. tidak toleran. perfeksionis, menyalahkan diri,

dan penghindaran dari aktualisasi diri.4. Manusia memiliki kemampuan reflektif (berbicara pada diri sendiri), dapat

mengevaluasi dan menguatkan diri.

5. Manusia memiliki kecenderungan untuk bertumbuh dan dapatmengaktualisasikan diri namun kurang berkembang dan bertumbuh karenapola penyalahan (mempersalahkan) diri yang dipelajari.

6. Konseling REB berusaha membantu agar manusia mampu menerima dirimereka sendiri sebagai makhluk yang meskipun terus membuat kesalahannamun pada saat yang bersamaan belajar hidup damai dengan dirinyasendiri.

120

Page 121: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 121/178

7. Gangguan terjadi karena pada masa kanak-kanak manusia mempelajarikeyakinan yang irasional dan penyalahan diri. Manusia memilikikecenderungan kuat untuk membuat dirinya terganggu secara emosional.

8. Untuk memulihkan diri dari gangguan emosi bisa dilakukan melaluiberhenti menyalahkan diri, menerima dan menghindari diri dari hasratuntuk mengatakan “harus”, “seharusnya” dan dari tuntutan atau perintahyang irasional. Misalnya. saya harus mendapatkan cinta dan pengakuandari orang-orang penting dalam hidup saya.

b) Kondisi-kondisi Konseling

Tujuan Konseling 

− Manusia cenderung menilai tindakannya dengan predikat “baik” dan

“buruk”, “bernilai” dan “sia-sia” dan mengukur dirinya berdasarkan apayang nampak. Oleh karena itu tujuan konseling REB adaIah mendidikkonseli bagaimana cara memisahkan evaluasi tingkah laku mereka danevaluasi esensi diri dari totalitasnya dan cara menerima diri dengan segalakekurangannya.

− Meminimalisir gangguan emosi dan tingkah laku penyalahan diri dengan

memahami filosofis hidup yang lebih realistis dan bisa dijalankan:mengajari konseli méngubah tingkah laku dan emosi disfungsional menjaditingkah laku dan emosi yang sehat yang fungsional.

− Tujuan utama Konseling REB, Pertama, membantu konseli dalam proses

mencapai penenimaan diri tanpa syarat (Unconditional Self Acceptance)dan penerimaan orang lain tanpa syarat (Unconditional Others Acceptance). Kedua, melihat bagaimana keduanya berhubungan. Saatkonseli lebih mampu menerima diri mereka sendiri, maka merekacenderung akan menerima orang lain tanpa syarat.

Peran dan Fungsi Konselor 

− Menunjukkan kepada konseli bahwa keyakinan tentang “harus” dan

“sebaiknya” yang ada dalam diri mereka itu adalah suatu yang irasional.

− Menunjukkan bahwa pengindoktrinasian diri secara berulang yang

dilakukan konseli adalah suatu yang tidak logis dan tidak realistis.Konselor mengajak konseli bertanggungjawab penuh untuk mengubahkondisi mereka.

− Membantu konseli memodifikasi pemikiran dan mengabaikan gagasan

yang irasional. Artinya, membantu konseli memahami proses lingkaransetan menyalahkan diri sendiri dan mengubah penyalahan diri itu.

− Mengembangkan filosofi hidup yang rasional sehingga di masa depan

mereka mampu menghindari diri agar tidak menjadi korban keyakinantidak rasional yang lainnya.

121

Page 122: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 122/178

Peran Konseli 

− Peran konseli adalah sebagai pebelajar dan pelaksana tindakan.

Konseling dipandang sebagai proses reedukatif dimana konseli belajar cara menerapkan pemikiran psikologis, bereksperimen, menyelesaikanpekerjaan rumah untuk memecahkan masalah untuk mencapai perubahanemosi.

− Proses penyembuhan berfokus pada pengalaman konselit di masa kini.

− konseli bekerja aktif di luar sesi konselingi: belajar cara yang efektif untuk

meruntuhkan pemikiran yang menyalahkan diri, mengulas kemajuanyasendiri, membuat rencana, dan mengidentifikasi strategi pengatasanmasalah potensial yang berkelanjutan.

Hubungan Konselor dan Konseli − Hubungan ditandai dengan menerima semua konseli dan mengajari

mereka untuk tanpa syarat menenima orang lain dan diri mereka sendiri.Konselor menunjukkan penerimaan penuh dengan tidak mengevaluasi dirikonseli.

− Konselor menerima konseli sebagai makhluk tidak sempurna yang bisa

ditolong dengan menunjukkan bahwa Konselor peduli tanpa membuatkonseli merasa didikte dan dengan menggunakan beragam tehnik sepertibibliokonseling dan modifikasi tingkah laku.

Konselor membangun hubungan dengan konseli dengan caramenunjukkan pada konseli bahwa Konselor memiliki keyakinan yang besar akan kemampuan konseli dalam mengubah diri mereka sendiri danmengatakan bahwa Konselor mempunyai cara untuk membantu merekamelakukannya.

c) Proses dan Teknik Konseling

Proses konseling REB

Secara garis besar, konseling REB terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu

tahap kognitif, tahap emotif, dan tahap behavioristik. Masing-masingdijelaskan sebagai berikut.

T ahap Kognitif. Konselor menyajikan alasan kognitif kepada konseli.Seperti setiap mulai sesi konseling bertanya, " Apa masalah yang mengganggu diri Anda?". Selama tahap awal, konseli dapat belajar untukmengendalikan emosi mereka dan menjadi sadar akan pikiran-pikiran yangmendasari masalah mereka serta belajar alternatif untuk mengubah pikiranmereka yang irasional.

Tahap  Emotif. Fase emotif ditujukan untuk membantu konselimenyadari pikiran-pikiran mereka. Hal ini sering dilakukan dengan meminta

konseli untuk menuliskan pikiran-pemikiran yang mengganggu mereka.

122

Page 123: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 123/178

Tahap  Behavioristik. Selama tahap akhir, konseli dilatih untukmelakukan verbalisasi kognisi alternatif dan untuk mengubah perilaku mereka.

Dalam pembahasan lain, tahap-tahap konseling REBT terbagi menjadi ….

−  Assessment of feeling and activating event 

− Empathic reflection of feelings by counselor 

−  Assessment of the ABC relationship

−  Assessment of behavioral consequence

−  Assessment of cognition

− Counselor summarizes ABC assessment data

− Counselor guides client toward solving problem (Disputing-Effect-New 

feeling)Dalam setiap tahapan di atas dapat digunakan berbagai teknik yang akajdiuraikan pada bagian berikut.

Teknik-Teknik Konseling REB

Teknik Kognitif 

1) Mempersoalkan keyakinan tidak rasional  dan mengajari konseli caramengatasi tantangan ketidakrasionalanya sampai ia mampumenghilangkan dan melunturnya kata “harus” dalam dirinya. Pertanyaan

yang perlu dipelajari konseli misalnya, “Mengapa orang harusmemperlakukan saya secara adil”? Atau pernyataan, “Jika saya tidak mendapatkan pekerjaan seperti yang saya inginkan, akan sangat mengecewakan, walaupun saya bisa bertahan?” 

2) Mengerjakan pekerjaan rumah. Konseli membuat daftar masalah mereka,mencari keyakinan absolutisme mereka, dan mempertentangkankeyakinan-keyakinan tersebut. Dengan cara yang perlahan-lahan danyang dibagi ke dalam beberapa sesi, konseli belajar mengatasikecemasan dan mempertanyakan pemikiran tidak rasionalnya yangmendasar. Mereka diminta untuk belajar membuat diri sendiri bahagia dan

tidak terpengaruh oleh gangguan-gangguan. Mereka juga mendengar danmengevaluasi rekaman sesi konseling mereka sendiri. Semua itudilakukan untuk merevisi pemikiran, perasaan, dan tingkah laku konseli.

3) Mengubah bahasa “harus” dan “sebaiknya” untuk meminimalisir kesalahan diri. Misalnya mengubah dari mengatakan “akan sangat kacaubila. . . ,“ menjadi mengatakan “akan kurang baik kiranya...” . Pergantianitu akan membawa konseli kepada penerapan pernyataan diri yang baru,yang membantu mereka berpikir dan bertindak secara berbeda. Sebagaikonsekuensinya, mereka juga mulai merasakan perbedaannya.

4) Humor . Gangguan emosi sering disebakan oleh karena terlalu seriusnya

seseorang menganggap sesuatu sehingga kehilangan perspektif humor 

123

Page 124: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 124/178

terhadap peristiwa hidup. Humor menunjukkan absurditas beberapagagasan yang dihadapi konseli, dan humon bisa sangat berharga untukmembantu konseli lebih santai dan tidak menganggap masalahnya terlaluserius. Misalnya, humor bisa dilakukan dengan menyanyikan lagu humor,

konseli diminita untuk menyanyikannya di saat mereka merasa tertekandan cemas. Juga bisa dilakukan dengan ceritera-ceritera lucu dalam bukuatau film.

Teknik Emotif 

Dengan menggunakan beragam prosedur emotif yang penuh penerimaantanpa syarat, permainan peran emotif rasional, pemodelan, imajinasi emotif rasional, dan latihan mencegah rasa malu dan pemberian tugas yang selektif,membantu konseli mengubah sejumlah pemikiran. emosi, dan tingkah lakumereka.

1) Perbandingan emotif rasional . Teknik ini merupakan bentuk praktek mentalyang dirancang untuk menciptakan pola emosi baru. Konselimembayangkan diri mereka berpikir, merasakan, dan bertingkahlakupensis seperti cara berpikir, merasakan, dan bertingkahlaku yang merekakehendaki dalam kehidupan nyata. Kepada mereka ditunjukkanbagaimana cara membayangkan salah satu hal terburuk yang mungkinterjadi pada mereka, bagaimana merasakan perasaan tersebut secaraintensif, dan kemudian mengubahnya menjadi perasaan negatif yangsehat. Hal itu dilakukan beberapa minggu supaya mencapai titik di manakonseli tidak lagi akan merasa marah apabila terjadi peristiwa negatif.

2) Bermain peran. Konseli dihadapkan dengan kondisi sosial yangdirekayasa, yang secara nyata membebani mereka. Konseli bisa melatihbeberapa tingkah laku yang diperlukan dalam situasi tertentu.

3) Latihan menanggulangi rasa malu. Latihan ini ditujukan untukmeningkatkan penerimaan diri dan tanggung-jawab serta membantukonseli memandang bahwa sebagian besar perasaan mereka tentang rasamalu berhubungan dengan cara mereka mengenali kenyataan. Caranyadengan menugaskan konseli melakukan tindakan yang ditakuti karenamemikirkan perasaan orang terhadap apa yang dilakukannya. Latihanterus dilakukan sampai konseli menyadari bahwa tidak ada gunanya

menggubris reaksi atau pemikiran orang lain yang akan menghambatnyauntuk melakukan sesuatu yang dikehendaki.

4) Menggunakan kekuatan dan energi . Konseli disarankan untukmenggunakan kekuatan dan energi sebagai satu cara untuk membantuberpindah dan berwawasan intelektual menjadi berwawasan emosional.Kepada konseli juga ditunjukkan cara bagaimana melakukan dialogmemaksa diri mereka sendiri di mana mereka bisa mengekspresikankeyakinan tidak rasional dan kemudian dengan kekuatan penuhmempertanyakannya. Terkadang konseli akan melakukan permainanperan terbalik dengan filosofi penyalahan diri yang dipegang kuat.

Selanjutnya, konseli diminta untuk melawannya dengan berbagai daya

124

Page 125: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 125/178

upaya untuk meninggalkan gagasan disfungsional tersebut. Desakan dankekuatan merupakan bagian dasar latihan pencegahan rasa malu.

Tehnik Behavior 1) Dalam teknik ini Konselor menggunakan prosedur behavioral:

pengkondisian, prinsip manajemen diri, desensitisasi sistematis, teknikrelaksasi, dan pemodelan. Teknik-tekni tersebut diharspkan telah menjadipengetahuan siap pada diri konselor dalam bimtek ini.

2) Memberikan tugas yang dilaksanakan secara sistematis dan dicatat sertadianalisis dalam sebuah format isian.

3) Konseli dipacu untuk menyembuhkan diri secara perlahan, misalnyakonseli yang takut naik elevator mungkin akan bisa mengurangi rasaketakutannya melalui teknik flooding dengan cara naik turun elevator 20sampai 30 kali sehari.

Teori Konseling Postmodern: SFBT

a) Konsep Kunci

Oleh karena memusatkan pada keberhasilan daripada kegagalankonseli, membuat Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) lebih cepat berhasilketimbang konseling lainnya. Model ini menggunakan pendekatan sistematisdengan tahapan yang lebih ditentukan oleh konseli. Digunakan denganberbagai macam masalah, dan hampir selalu berhasil, karena dengan

memusatkan pada kesuksesan, konseli lebih tertantang, ketimbang ngurusimasalah. Dengan memusatkan pada kelebihan, kekuatan daripadakelemahan memberi insentif bagi usaha-usaha yang berhasil ke depan.

Proses membuat konseli terlibat aktif dan sekaligus menerimatangungjawab akan tingkahlakunya. Konseli akan menjadi diberdayakan bilasejak awal dikenali kemampuan-kemampuannya. Resistensi akan dapatdikurangi karena secara sadar ia ingin terlibat terus dalam proses konseling.Konselor akan menemukan bahwa dengan memusatkan pada solusiketimbang problem dalam setiap sesi, akan berdampak lebih positif.

Masalah-masalah yang sering terjadi di sekolah: siswa tidak selalu siapbelajar, guru tidak selalu suka menghadapi anak yang underachieving  danatau anak-anak yang berperilaku menyimpang. Iklim sekolah membikin stres,banyak anak yang melakukan kekerasan, aktivitas geng, dan perilakumenyimpang lain di lingkungan sekolah, sementara kepala sekolah menuntutkeadaan “zero” kekerasan di sekolahnya, seraya membangun lingkunganbelajar yang berpusat pada siswa, untuk meningkatkan prestasi akademiksemua siswa. Demikianpun tuntutan dan tekanan dari berbagai fihak,terutama pemerintah akan perolehan prestasi siswa yang terukur denganstandar tinggi harus dicapai.

Menghadapi hal di muka, sekolah dapat menempatkan solusi,

kekuatan, dan kesuksesan sebagai kunci keberhasilan pendidikan di sekolah.

125

Page 126: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 126/178

Untuk itu, Konselor bersama pendidik lain, perlu mengutamakan solusi yangharus selalu siap diterjadikan di sekolahnya.

SFBT, suatu pendekatan yang berasal dari the Family Therapy Center di Milwaukee, Wisconsin (Steve DeShazer (DeShazer, 1985, 1988, 1991,1994; DeShazer et al., 1986). Insoo Kim Berg (Berg, 1994; Berg & DeJong,1996; Berg & Miller, 1992) serta koleganya (seperti Miller, Hubble, & Duncan,1996; Walter & Peller, 1992), telah menerapkan secara berhasil untukmengubah perilaku anak dan remaja, termasuk perilaku agresif siswa.

Studi efektivitas SFBT lebih jauh di sekolah telah dilakukan banyakpeneliti (Franklin, Biever, Moore, Clemons, & Scamardo, 2001; Geil, 1998;LaFountain & Gardner, 1996; Littrell, Malia, & Vanderwood, 1995, De Jong &Berg,2008; de Shazer, Dolan et al., 2006, dalam Corey, 2009 ). Oleh karenaSFBT menekankan pendekatan konstrusi sosial dan mendorong keterlibatanguru, orangtua, dan fihak lain yang terkait dengan pendidikan anak, maka ia

konsisten dengan ciri-ciri intervensi yang menekankan keberhasilan disekolah. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa SFBT tepat untukmeningkatkan self-esteem dan sikap-sikap positif anak.

SFBT didasarkan pada orientasi membangun solusi ketimbangmemecah-kan masalah. Fokusnya pada keinginan konseli mendatangketimbang problem masa lalu atau konflik-konfliknya saat ini. Konseli didoronguntuk meningkatkan frekuensi perilaku-perilaku yang bermanfaat saat ini.Tidak ada masalah yang terjadi sepanjang waktu. Ada pengecualian(exceptions) – yakni waktu-waktu dimana masalah telah terjadi tetapi tidakdiapa-apakan– yang dapat digunakan oleh Konselor untuk mengkonstruk

solusi.Konselor membantu konseli untuk menemukan alternatif pola perilaku,

pikiran, dan interaksi yang diinginkan saat ini. Berbeda dari intervensimembangun keterampilan dan perilaku oleh model konseling sebelumnya,model SFBT ini beranggapan bahwa tingkahlaku solusi telah ada dalam dirikonseli. Diakui bahwa perubahan-perubahan skala kecil akan menghantarkanke perubahan yang besar. Keterampilan percakapan (conversational skills)diperlukan untuk mendorong konseli membuat solusi, berbeda dari konselingtradisional dimana keterampilan tersebut untuk mendiagnosis danmentreatment.

Konseling tradisional fokusnya untuk mengeksplorasi perasaan, pikiran,dan interaksi keduanya, memberikan interpretasi, konfrontasi, dan edukasipada konseli. Sebaliknya, SFBT membantu konseli membuat visi masa depanketimbang ngurusi problem untuk dipecahkan. Dilanjutkan denganmengeksplorasi dan mengatur hubungan pengecualian (exceptions),kekuatan-kekuatan, dan sumber daya (sources) yang ada untukmengkonstrusi jalan tol khusus bagi konseli untuk menjadikan visinya menjadisebuah kenyataan.

Proses dan Teknik SFBT

126

Page 127: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 127/178

Bertolino and O’Hanlon, dalam Corey (2009) menekankan pentingnyamenciptakan hubungan terapeutik kolaboratif yang sangat diperlukan dalamkonseling yang berhasil. Konselor diharapkan ahli dalam menciptakanlingkungan untuk terjadinya perubahan. Kita juga tahu bahwa konseli adalah

ahli dalam kehidupan mereka sendiri dan seringkali memiliki pemahamanyang baik tentang apa yang dikerjakan dan tidak dikerjakan yang lalu sertamungkin yang dikerjakan mendatang.

Walter and Peller, dalam Corey (2009) mendefinisikan empat aspekSFBT, yaitu (1) menemukan apa yang konseli inginkan ketimbang mencariapa yang mereka tidak inginkan; (2) tidak melihat patologi atau gangguan dantidak mencoba untuk mereduksi konseli dengan label diagnostik. Alih-alihmendiagnosis, konselor melihat apa yang konseli lakukan dan mendorongmereka untuk melanjutkan dalam arah yang benar; (3) jika konseli tidakmelakukan apa yang ingin dilakukan, dorong konseli untuk mencoba dengan

berbagai cara yang berbeda; (4) pelihara konseling ringkas ini dengan selalumemperhatikan sesi-sesi konseling.

Kita yakin bahwa setiap diri konseli dapat membangun solusi sendiriatas masalah yang dihadapinya tanpa mengungkit-ungkit masalahnya. Olehkarena itu, pendekatan  problem solving  merupakan kunci SFBT dan secaraberurutan dapat ditempuh melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Konseli diberi kesempatan untuk mendeskripsikan masalahnya sendiri.Konselor mendengarkan dengan penuh perhatian ketika konseli menjawabpertanyaan “Bagaimana saya akan dapat berguna bagimu?”

2. Konselor dan konseli bekerja bareng untuk mengembangkan tujuan yang

paling mungkin dapat dicapai. “ Apa yang akan menjadi berbeda dalamkehidupan Anda, jika masalah Anda diselesaikan?”

3. Konselor bertanya kepada konseli tentang jika saat ini masalah-masalah Anda tidak muncul atau jika masalah Anda kurang berpengaruh. Konselidibantu dalam mengeksplorasi pengecualian-pengecualian ini, dengantekanan khusus pada apa yang mereka perbuat saat kejadian ini terjadi.

4. Pada akhir setiap percakapan pembuatan solusi, konselor menawarkankepada konseli balikan ringkas, memberi penguatan, dan merangsang apayang mungkin konseli amati atau lakukan sebelum sesi pertemuanselanjutnya untuk memecahkan masalah mereka.

5. Konselor bersama konseli mengevaluasi kemajuan dalam menemukansolusi yang memuaskan dengan menggunakan ratings scale. Konseliditanya tentang kebutuhan apa yang mereka inginkan sebelum melihatproblem yang hendak dipecahkan dan juga apa yang mereka inginkanmendatang.

Dalam sebuah ringkasan, tahap-tahap konseling SFBT secara berurutdikemuka-kan sebagai berikut.

1. Menciptakan hubungan kolaboratif 

127

Page 128: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 128/178

Konselor dapat memilih dari sejumlah intervensi ketika membantu konselidalam mencari dan menemukan solusi serta membuat hidup lebihberbahagia. Namun demikian, jika prosedur ini dilakukan secara rutintanpa pengembangan kerja bersama-sama, tidak akan tercapai hasil yang

efektif. Yang penting bahwa konselor harus benar-benar yakin bahwakonseli mereka adalah ahli dalam hidup mereka sendiri. Semua teknikyang dibahas disini harus diimplementasikan atas dasar hubungan kerjakolaboratif.

2. Perubahan dalam PrakonselingPada pertemuan awal konseling umumnya konselor bertanya: “ Apa yang telah Anda lakukan yang telah membuat perbedaan dalam masalah Anda?” Dengan bertanya tentang perubahan-perubahan tersebut, konselor dapat menjabarkan, membangkitkan, dan memperkuat apa yang konseli

telah siap lakukan untuk membuat perubahan-perubahan positif.Perubahan ini tidak dapat dikaitkan dengan proses konseling itu sendiri,artinya kita cenderung untuk mendorong konseli untuk kurangmengandalkan konselor mereka melainkan lebih mengandalkan padasumber daya mereka sendiri untuk menyelesaikan pencapaian tujuankonseling mereka (de Shazer & Dolan, 2007; McKeel, 1996; Weiner-Davis,de Shazer, & Gingerich, 1987, dalam Corey, 2009).

3. Pertanyaan Pengecualian (Exceptions)SFBT didasarkan pada pandangan bahwa ada waktu-waktu dalamkehidupan konseli dimana masalah-masalah diidentifikasi bukan

problematik. Ada waktu-waktu yang disebut exceptions. Konselor mengajukan pertanyaan-pertanyaan exceptions langsung kepada konseli jika masalah tampak tidak ada, atau jika masalah tidak berat. Exceptionsmerupakan pengalaman masa lalu dalam kehidupan konseli dimana iamenjadi alasan kuat adanya masalah. Melalui membantu konselimengidentifikasi dan mengukur  exceptions ini akan muncul kesempatanbagi konseli untuk bekerja kearah solusi. Eksplorasi ini mengingatkankonseli bahwa masalah tidak semuanya kuat dan tidak akan adaselamanya, tetapi juga menyediakan peluang sebagai sumber daya yangmembangkitkan, melibatkan kekuatan, dan memposisikan kemungkinansolusi.

4. Pertanyaan Ajaib (M iracle) Tujuan konseling dikembangkan dengan menggunakan pertanyaan ajaib,yang merupakan teknik utama SFBT. Konselor bertanya, "Jika keajaibanterjadi dan masalah Anda terpecahkan dalam semalam, bagaimana Andatahu itu terpecahkan, dan apa yang akan menjadi berbeda?" Konselikemudian didorong untuk memberlakukan "apa yang akan menjadiberbeda" meskipun masalah tetap dirasakan. Mintalah konseli untukmempertimbang-kan bahwa keajaiban akan membuka berbagaikemungkinan masa depan. Konseli disarankan untuk membiarkan diri

mereka untuk bermimpi sebagai cara untuk mengidentifikasi jenis

128

Page 129: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 129/178

perubahan yang paling mereka ingin lihat. Pertanyaan ini memiliki fokusmasa depan dimana konseli dapat mulai mempertimbangkan kehidupanyang berbeda yang tidak didominasi oleh masalah tertentu. Intervensi inimenggeser penekanan dari masalah masa lalu dan saat ini menuju

kehidupan yang lebih memuaskan di masa depan.

5. Pertanyaan Penskalaan (Scaling Question)

Konselor juga menggunakan pertanyaan scaling ketika perubahanpengalaman manusia tidak mudah diamati, seperti perasaan, suasanahati, atau komunikasi. Sebagai contoh, seorang wanita melaporkanperasaan panik atau kecemasannya, mungkin konselor bisa bertanya:"Pada skala 0 sampai 10 dimana nol adalah bagaimana perasaanmuketika pertama kali datang ke konseling dan 10 adalah bagaimanaperasaan Anda sehari setelah keajaiban terjadi dan masalah Anda hilang,

bagaimana anda menilai kecemasan Anda saat ini?" Jika konseli hanyamenjauh dari nol ke satu, dia sudah membaik. Bagaimana diamelakukannya? Apa yang dia lakukan untuk memindahkan ke skala lainsampai skala 10? Pertanyaan Scaling memungkinkan konseli untukmemperhatikan lebih dekat terhadap apa yang mereka lakukan danbagaimana mereka dapat mengambil langkah-langkah yang akanmengarah pada perubahan yang mereka inginkan.

6. Formula Tugas Sesi Pertama

Formula tugas sesi pertama adalah suatu bentuk pekerjaan rumah yang

diberikan kepada konseli dari sesi pertama ke sesi kedua. Konselor mengatakan: " Antara sekarang dan waktu berikutnya kita bertemu, sayaingin Anda untuk melakukan pengamatan, sehingga Anda dapat menjelaskan kepada saya waktu berikutnya, apa yang terjadi dalam diri  Anda (termasuk di dalamnya keluarga, kehidupan, hubungan, dll) yang ingin terus terjadi ”. Pada sesi kedua, konseli diminta menceriterakan apayang mereka amati dan apa yang mereka ingin memiliki di masa depan.Jenis penugasan memungkinkan konseli berharap bahwa perubahan tidakbisa dihindari. Tidak masalah jika perubahan akan terjadi, tapi kapan ituakan terjadi. Intervensi ini cenderung meningkatkan optimisme konseli. Halyang penting bahwa konseli merasa dimengerti sebelum mereka diarahkan

untuk membuat perubahan.

7. Balikan Konselor Terhadap KonseliUmumnya konselor SFBT mengambil istirahat 5 sampai 10 menitmenjelang akhir setiap sesi untuk menulis pesan ringkasan untuk konseli.Selama istirahat konselor merumuskan umpan balik yang akan diberikankepada konseli setelah istirahat. Ada tiga bagian dasar struktur umpanbalik yaitu pujian, jembatan, dan tugas sugesti. Pujian diberikan kepadaapa yang sudah konseli lakukan yang mengarah pada solusi yang efektif. Adalah penting bahwa memuji tidak dilakukan dengan cara rutin atau

mekanistis, tetapi dengan cara yang menggembirakan yang menciptakanharapan dan menyampaikan harapan kepada konseli bahwa mereka dapat

129

Page 130: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 130/178

mencapai tujuan mereka dengan menggambarkan kekuatan dankeberhasilannya. Kedua, jembatan yang menghubungkan pujian awaldengan tugas sugesti yang akan diberikan. Jembatan ini memberikanalasan atas saran/sugesti yang diberikan. Aspek ketiga dari umpan balik

berupa tugas sugesti kepada konseli, yang dapat dianggap sebagaipekerjaan rumah. Tugas observasional meminta konseli untukmemperhatikan beberapa aspek kehidupan mereka. Proses pemantauandiri membantu konseli perhatikan perbedaan yang lebih baik, terutama apayang berbeda tentang cara mereka berpikir, merasa, atau berperilaku.Tugas perilaku mengharuskan konseli benar-benar melakukan sesuatudan konselor percaya bahwa apa yang dilakukan akan berguna untukmereka dalam membangun solusi. Umpan balik konselor kepada konselimembahas apa yang harus konseli lakukan secara berbeda untukmeningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan mereka.

8. TerminasiJika konseli telah mampu mengkonstruk solusi, maka konselor dapatmengakhiri konseling. Dalam kaitan ini seringkali terkait denganpertanyaan konselor yang berbunyi, misalnya “Kebutuhan-kebutuhanapakah yang berbeda dalam kehidupan Anda sebagai hasil daripertemuan kita?”, “Jika masalah terselesaikan, hal lain apa yang akan Anda lakukan?” Dengan menggunakan pertanyaan penskalaan (Scaling questions), konselor dapat membantu konseli untuk memonitor kemajuanmereka sehingga konseli dapat menentukan kapan mereka tidakmembutuhkan lagi datang ke konselor. Hal yang terpenting dalam akhir konseling adalah konselor membantu konseli untuk mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk melanjutkan perubahan-perubahanmendatang.

Sebelum mengakhiri konseling, konselor membantu konseli dalammengidentifikasi hal-hal yang dapat mereka lakukan untuk melanjutkanperubahan yang mereka telah buat ke masa depan. Konseli juga dapatdibantu untuk mengidentifikasi rintangan atau hambatan yang dirasakanyang bisa menghalangi dalam mempertahankan perubahan yang telahmereka buat. Karena model konseling adalah singkat, sangat mungkinbahwa konseli akan mengalami masalah perkembangan lain di lain waktu.

Konseli dapat meminta sesi tambahan setiap kali mereka merasa perluuntuk mendapatkan kehidupan mereka kembali ke jalur yang benar atauuntuk memperbarui kisah mereka.

c. KONSELING KELOMPOK

1. Pentingnya Konseling Kelompok

 Ada banyak catatan mengapa konseling kelompok penting. Olehkarena praktik Bimbingan dan Konseling di sekolah menghadapi banyak siswadengan berbagai kemungkinan permasalahannya yang bisa jadi mirip, makakonseling kelompok dipandang efektif. Dalam konteks sekolah, ada berbagai

130

Page 131: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 131/178

kesamaan misalnya dalam hal usia, problem, latar kehidupan, dan banyak isu-isu yang mirip dialami oleh siswa-siswa, misalnya kecemasan menghadapiujian, isu-isu anak perempuan, isu anak laki-laki, dan banyak lainnya yangmendorong perlunya dibantu secara efisien.

Konselor bisa menjadi integratif dalam menerapkan teori-teorikonseling. Pendekatan kelompok memiliki keuntungan khusus dalamkonseling di sekolah. Masalah-masalah terkait perkembangan pendidikan,pribadi sosial, dan karier siswa dapat dibantu dan saling membantu di antarasiswa. Konseling kelompok juga bermatra preventif disamping utamanyakuratif.

2. Proses Awal Perkembangan Kelompok

Dalam konseling kelompok, secara garis besar ada dua tahap utama

yaitu proses awal perkembangan kelompok dan proses lanjut perkembangankelompok. Pada proses awal ada tiga tahap yang dilakukan yaitu membentukkelompok, orientasi dan eksplorasi, serta tahap transisi. Masing-masingdijelaskan sebagai berikut.

a) Tahap 1: Isu-Isu Prakelompok—Membentuk Kelompok

1) Memberitahukan kelompok dan rekrutmen anggota kelompok 

Bagaimana kelompok diperkenalkan akan mempengaruhi diterima/tidaknya oleh anggota-anggota potensial dan orang-orang yang didugacocok mengikuti kegiatan kelompok. Walaupun bisa diberitahukan lewattertulis, tapi ketemu langsung dengan populasi sangat penting. Misalnyadatang langsung ke kelas menyampaikan kegiatan konseling kelompok inidan diberitahukan prosedurnya.

2) Screening dan seleksi anggota kelompok 

 Ada stadar etika yang harus diperhatikan dalam memilih anggota.Kebutuhan dan tujuan anggota merupakan aspek utama. Konselor harusbertanya pada diri sendiri: “Bagaimana saya bisa memutuskan siapa yang  paling mungkin memperoleh manfaat dari kelompok yang sayarencanakan?” “Siapa  yang mungkin terganggu oleh partisipasi kelompok atau menjadi pengaruh negatif untuk anggota lainnya?”

Screening harus proses dua-arah. Calon anggota harusmemperoleh kesempatan interviu pribadi untuk mengajukan pertanyaanapakah kelompok benar-benar bermanfaat baginya. Sebaliknya, Konselor (pimpinan kelompok) harus mendorong anggota terlibat dalam mengambilkeputusan bahwa ia tepat berpartisipasi dalam kelompok.

3) Hal-hal praktis dalam formasi kelompok 

 Ada beberapa hal praktis yang harus diperhartikan dalam membentukkelompok. Bentuk-bentuk kelompok tersebut antara lain.

− Kelompok terbuka vs Kelompok tertutup. Kebanyakan kelompok jangka

pendek, berpusat solusi. Kelompok terbuka atau tertutup ditentukan

131

Page 132: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 132/178

oleh populasi dan setting-nya. Masing-masing punya kelebihantergantung pada isu-isu yang digarap.

− Keanggotaan sukarela vs tidak sukarela. Apakah anggota kelompok

hanya yang sukarela saja atau boleh juga yang tidak sukarela? Dalambanyak pengalaman, banyak anggota yang tidak sukarelapunmemperoleh manfaat dari konseling kelompok yang diikutinya. Dilembaga sekolah keanggotaan tidak sukarela ini perlu digarap, karenasenyatanya masih banyak ditengarai siswa enggan memanfaatkanpelayanan konseling.

− Kelompok homogin vs heterogin. Diakui bahwa kelompok homogin

lebih membawa manfaat, terutama homogin dalam usia, karenapermasalahan mereka relatif serupa. Namun diakui juga kelompokheterogin juga membawa manfaat. Ada manfaat dari perbedaan yangada untuk saling membantu.

− Tempat pertemuan. Setting pertemuan merupakan aspek lain yang

harus diperhatikan. Hal  privacy  harus diperhatikan, tempat yangmemungkinkan terjadinya interaksi face to face. Seting yang jelekdapat membikin suasana yang negatif yang berpengaruh padakohesivitas kelompok. Semua usaha harus membuat suasana aman.

− Besar kelompok . Besarnya kelompok bergantung pada beberapa

faktor, misalnya usia, tipe kelompok, pengalaman Konselor, dan tipeproblem yang dieksplor. Namun pada umumnya yang efektif bergerakantara 4 – 8 orang.

− Frekuensi dan lamanya pertemuan. Seberapa sering kelompok ketemudan seberapa lama setiap pertemuan? Ini bergantung tipe kelompok juga pengalaman pemimpin kelompok. Biasanya dilakukan seminggusekali. Tapi untuk konseli anak dan remaja lebih baik sering tetapiwaktunya lebih pendek.

− Kelompok jangka pendek vs jangka panjang . Adalah bijak jika

terminasi kelompok merupakan hasil komitmen. Apakah jangka pendekatau panjang bergantung pada tipe kelompok, populasi, lembaga.Kebijakan berapa lama tentu saja bergantung keperluan lembaga dankonseli.

− Setelah kelompok terbangun, apakah tanggungjawab pimpinan agar 

anggota memperoleh keuntungan optimal dari kegiatan kelompok?

− Persiapan harus mengeksplorasi harapan, ketakutan-ketakutan, tujuan,

miskonsepsi anggota, sebagai dasar dari proses kelompok. Resikopsikologis bagi anggota harus diminimalisir.

4) Pedoman orientasi dan penyiapan anggota

Pertemuan kelompok yang pertama kali dimanfaatkan untuk

orientasi proses kelompok. Bahwa partisipasi anggota merupakan

132

Page 133: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 133/178

investasi kerja kelompok. Dorong anggota memikirkan sebelumnyatentang isu-isu pribadi yang ingin dieksplorasi. Anggota dimintamenuliskan jurnal reaksi-reaksi mereka setiap sesi. Anggota diminta untukmemanfaatkan kelompok untuk mencoba tingkahlaku baru.

Ringkasan isu prakelompok, dapat disebutkan sebagai berikut.

−  Anggota harus memiliki pengetahuan memadai tentang hakekat

kelompok dan dampaknya bagi dirinya.

−  Anggota perlu menentukan kapan kelompok tepat bagi dirinya.

−  Anggota dapat memperoleh keuntungan melalui menyiapkan diri

berpikir apa yang ingin dialami selama kelompok.

− Mengidentifikasi tujuan umum dan sasaran khusus kelompok

− Mengembangkan proposal tertulis wecara jelas mengenai formasi

kelompok

− Memberitahu kelompok dg cara memberi informasi tepat bagi

partisipan.

− Melakukan interviu awal

− Mengambil keputusan dalam memilih anggota

− Mengorganisasi detail praktis untuk keberhasilan kelompok

− Minta ijin orangttua (jika perlu)

− Menyiapkan secara psikologis akan tugas kepemimpinan

− Mengatur sesi awal untuk membuat aturan, membuat prediksi

keberhasilan anggota.

 

b) Tahap 2: Tahap Awal –Orientasi dan Eksplorasi

Karakteristik pada tahap awal ini sebagai berikut. Orientasi daneksplorasi yang terdiri atas peristiwa 1) menentukan struktur kelompok, 2)berkenalan, dan 3) mengeksplorasi pengharapan anggota. Setiap anggotadiharapkan belajar fungsi kelompok, menyadari bahwa kelompok ini

merupakan tempat yang pas bagi realisasi pengharapan-pengharapannya.

Tugas utama dalam tahap inisiasi ini terdiri atas dua hal yaituinkluasi dan identifikasi serta membangun trust. Dalam hal inklusi danidentifikasi dimaksudkan untuk menemukan identitas dalam kelompok danmenentukan sejauh mana seseorang akan menjadi anggota kelompokyang aktif adalah tugas utama tahap awal. Anggota biasa bertanya-tanya:saya akan di dalam atau keluar dari kelompok ini? Sebewrapa banyaksaya akan terbuka akan diri sendiri? Seberapa banyak aku ingin ambilresiko? seberapa aman untuk mengambil risiko? saya bisakah benar-benar percaya orang-orang ini?Seberapa lama aku bisa bertahan?

 Akankah aku ditolak atau diterima?

133

Page 134: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 134/178

Trust harus dibangun untuk keberlangsungan kelompok. Tanpatrust…interaksi akan di permukaan saja, eksplorasi diri kecil, tantangankonstruktuf tak akan terjadi, kelompok akan berjalan di bawah hambatanperasaan tersembunyi.

Cara membangun trust: 1) Tingkahlaku pimpinan dapatberpengaruh pada iklim kelompok. Apakah pimpinan hadir antusias, penuhpribadi, hadir secara psikologis dan terbuka? 2) Pemimpin yang suksesdalam mempertahankan trust tergantung pada seberapa baik iamempersiapkan kelompok. 3) Trust tudak hanya bergantung sikap danperilak pemimpin tetap juga anggota.

Cara mempertahankan trust: 1) Ada kecendeungan anggota untukcepat2 melompat ke saran. Ini jangan cepat dituruti, dan 2) Perasaannegatif anggota ke anggota lain dan pemimpin bisa tidak efektif. Perluperubahan prosedur agar anggota terbebas dari perasaan negatif.

Peranan pimpinan kelompkm selama tahap inisiasi: 1) Modeling, 2)Membantu mengidentifikasi tujuan, 3) Mengatur tanggung jawab, danstructuring.

c) Tahap 3: Tahap Transisi –Mengatasi Resistensi

Pada tahap transisi dapat digambarkan anggota kelompok dalam keadaan

− Cemas (anxiety )

− Konflik dan berjuang untuk mengontrol konflik 

− Tantangan bagi pimpinan kelompok

− Resistensi

Mengatasi reaksi diri terhadap resistensi anggota, pimpinan harusmemperhatikan bahwa pribadi Konselor dapat mempengaruhi tingkahlakumasalah, hindari mengkategorikan orang atas tipe masalah.

3. Proses Lanjut Perkembangan Kelompok

Pada proses lanjut, juga ada tiga tahapan yaitu tahapan inti untukpembentukan kohesivitas dan produktivitas, konsolidasi dan terminasi, serta

evaluasi dan tindak lanjut. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.a) Tahap 4: Tahap Inti –Pembentukan Kohesivitas dan Produktivitas

1) Perkembangan Kohesi Kelompok 

Hakekat kohesi kelompok adalah sense of belonging, inklusi, dansolidaritas. Kohesi sebagai kekuatan pemersatu…. “Saya tidak sendiriandalam kesakitan saya dan dengan problem saya”. Tahapmini penting,namun bisa menghambat perkembangan kelompok bila tidak didorongmaju ke depan. Biasanya kalau kohesivitas terbangun, cenderungmengarah ke kurang serius, kalau tidak dijaga.

2) Karakteristik Kerja Kelompom Yang Efektif 

134

Page 135: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 135/178

 Ada produktivitas kerja yang efektif. Anggota benar-benar menjadikelompok dan telah mengembangkan keterampilan relasi antar anggota,kurang bergantung kepada pemimpin kelompok. Cirinya:

− Fokus pada isu disini dan sekarang.

− Siap identifikasi tujuan

− Berkeinginan melakukan di luar kelompok dg tingkahlaku yang telah

berubah

− Merasa “in” dalam kelompok

− Terus mengukur tingkat kepuasannya dalam kelompok.

3) Faktor-faktor Terapeutik Kelompok 

 Agar kelompok efektif sebagai kelompok untuk penyembuhan,dibutuhkan sejumlah syarat, antara lain saling percaya dan menerima,empati dan perhatian, intim, penuh harapan, ada kebebasan untukbereksperimen, ada kesempatan katarsis, ada kesempatan melakukanrestrukturisasi kognitif, komitmen terhadap perubahan, ada kesempatanmembuka diri, ada konfrontasi dan balikan.

b) Tahap 5: Tahap Akhir –Konsolidasi dan Terminasi

Cara efektif mengakhiri kelompok adalah mengurusi perasaananggota kelompok. Sehingga dapat dikatakan bahwa anggota mengalamiperubahan perasaan …di awal takut…di tengah dapat dukungan…di akhir sendiri lagi menghadapi rasa takutnya.

Mengukur efek kelompok melalui memberi kesempatan setiapanggota untuk menyampaikan lesson learn-nya atau pengalamannyaselama mengikuti kegiatan konseling kelompok. Pada saat ini semuaanggota memberi dan menerima balikan, melengkapi tugas-tugas yangbelum dapat diselesaikan dalam kelompok (melengkapi unfinishedbusiness-nya).

c) Tahap 6: Isu-Isu Pasca Kelompok –Evaluasi dan Tindak Lanjut

1) Mengevaluasi Proses dan Hasil Kelompok 

Evaluasi sebagai aspek dasar yang menguntungkan bagianggota dan pimpinan kelompok. Evaluasi gunanya untuk melihatefektivitas kelompok. Pada tahap ini minta anggota menuliskanpengalaman kelompom mereka. Minta anggota menjawab pertanyaansingkat… ( Adakah kelompok berpengaruh negatif? Apa kelompok mempengaruhi anda dalam berhubungan dengan orang lain?Perubahan apakah yang anda dapatkan?).

2) Tindak Lanjut Sesi Kelompok 

135

Page 136: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 136/178

 Adalah bijak di sesi akhir untuk memberi kesempatan anggotamendiskusikan pengalaman-pengalamannya. Ini tidak hanya bernilaibagi pemimpin, tapi juga anggota untuk memberi gambaran realistikatas pengaruh kelompok kepadanya dan teman-temannya. Anggota

dapat mendiskusikan usaha nyata setelah ddi kehidupan nyata.3) Sesi Tindak Lanjut Individual 

Jika mungkin, setelah sesi konseling kelompok ditindaklanjutipertemuan face to face. Jika prates dilakukan di akhir juga bisadilakukan pascates untuk mengukur sikap, nilai, dan penyesuaianpribadinya. Wawancara individual sekitar 20 menitan dapat digunakanuntuk membantu anggota membicarakan hal yang tak terungkap dalamkelompok.

Semua sesi kelompok di atas akan terejawantahkan dalam semuapendekatan konseling. Sebagai pengalaman belajar, dalam bimtek ini akandipelajari penerapan konseling kelompok behavioristik dan konselingkelompok realitas.

4. Pendekatan Teoritik Konseling Kelompok

a) Pendekatan Behavioristik

Asumsi

− Bahwa sebagian besar masalah perilaku, kognisi, dan emosi yang telah

dipelajari dapat dimodifikasi melalui proses belajar.

− Konseling kelompok sebagai sebuah proses pendidikan menekankan

pada pembelajaran yang memiliki nilai-nilai yang melekat dalamsebuah kelompok.

− Perilaku konseli bermasalah bukan hanya gejala masalah, tetapi dapat

diukur dan dapat diamati.

Konseling kelompok behavioral memiliki karakteristik yang unikyang membedakan dengan pendekatan lain, antara lain: 1) Melakukanpenilaian perilaku, 2) Mengkaji tujuan konseling dengan tepat, 3)Merumuskan prosedur konseling secara spesifik, dan 4) Secara objektif 

dilakukan evaluasi hasil konseling. Asesmen perilaku ditujukan untuk mengumpulkan informasi rinci

tentang masalah konseli; berfokus pada kondisi konseli saat ini;mengambil sampel dari perilaku konseli untuk memberikan informasitentang bagaimana tindakan konseli seharusnya dalam berbagai situasi;lebih fokus pada perilaku konseli; dan konseling bagian integral danberkesinambungan.

Tujuan Konseling

Menentukan arah gerakan terapeutik, walaupun pemimpinkelompok memimpin diskusi untuk mencapai tujuan. Keputusan tujuanpribadi tetap dari anggota kelompok itu sendiri.

136

Page 137: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 137/178

Perencanaan Treatment

Setelah anggota menetapkan tujuan-tujuan mereka, makadirumuskanlah rencana untuk mencapai tujuan tersebut, yangberlandaskan pada teknik perilaku yang berorientasi tindakan.

Kelompok behavioral menekankan pentingnya evaluasi efektivitasteknik-teknik yang digunakan untuk menilai kemajuan konseli gunamencapai tujuan mereka secara terus-menerus.

Peran dan Fungsi Pimpinan Kelompok

Pemimpin harus terampil dalam memilih berbagai intervensi singkatyang secara efisien dan efektif memecahkan masalah dan membantuanggota dalam mengembangkan keterampilan baru. Pemimpin kelompokdiharapkan untuk aktif, direktif, dan mendukung peran dalam kelompokdan menerapkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip perilaku dan

keterampilan penyelesain masalah. Pemimpin kelompok dengan hati-hatimengamati dan menilai perilaku untuk menentukan kondisi yang terkaitdengan masalah-masalah tertentu dan kondisi yang akan memfasilitasiperubahan.

Tahap Konseling Kelompok Behavioral

Sebagaimana konseling kelompok lainnya, Corey membaginya menjaditiga tahapan besar, yaitu initial stage, working stage, dan final stage.Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.

1. Initial Stage

Wawancara individual dan sesi awal kelompok bisa untuk mengeksplorasipengharapan siswa sehingga siswa mau bergabung dalam kelompok. Disesi awal, anggota kelompok belajar mengenai fungsi kelompok danbagaimana setiap sesi diatur. Hal yang penting pada tahap awal adalahproses membangun kohesi. Pemimpin harus mampu menciptakan situasikelompok menjadi situasi yang hangat dan menyenangkan bagi setiapanggota kelompok.

2. Working Stage

Setelah hubungan terbangun dengan baik, lanjutkan denganmerencanakan treatmen melalui menerapkan teknik-teknik:

− Reinforcement

− Contingency contract

− Modeling

− Behavioral rehearsal

− Coaching

− Homework

− Feedback

137

Page 138: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 138/178

− Cognitive restructuring

− Problem solving

Teknik-teknik tersebut akan dibahas penerapannya dalam bimtek.

3. Final Stage

Transfer perubahan perilaku yang dipelajari dalam kelompok kelingkungan hidup dari hari ke hari. Dorong anggota untukbertanggungjawab atas tingkahlakunya. Beri situasi praktis untukmenstimulasi tingkahlaku dalam kehidupan nyata. Siapkan anggota hadapisituasi yang tak bersahabat dalam dunia nyata. Latih anggota dengantingkahlaku target yang diinginkan.

b) Pendekatan Konseling Kelompok Realitas

Konsep-konsep kunci Konseling Kelompok Realitas

1) Konseling realitas adalah konseling yang dikembangkan oleh WilliamGlasser, seorang ahli psikiatri. Dalam pandangan Glasser, semua manusiamemiliki lima kebutuhan dasar untuk dipenuhi, yaitu kebutuhan bertahanhidup secara fisik  ( physical survival ), cinta dan rasa memiliki (love and belonging ), kekuasaan dan prestasi ( power and achievement ), kebebasan(freedom), dan kesenangan (fun).

2) Dalam bukunya yang terkenal, School without failure, konseling realitas ini

pas diterapkan untuk membantu siswa-siswa mengembangkan diri.Sekolah harus dibangun sebagai lingkungan yang mampu membangunidentitas sukses bagi seluruh siswa, sekolah harus bebas dari suasanyang menghukum, sebaliknya tidak pula permisif, yang penuh ampunan.Lingkungan sekolah yang baik adalah yang memberi kesempatan kepadasetiap siswa untuk mengembangkan identitas berhasilnya sedikit demisedikit. Sekolah lebih banyak bertanya apa yang terjadi dan apaselanjutnya, bagaimana selanjutnya, menghindarkan pertanyaan mengapaterjadi. Karena jawaban atas pertanyaan mengapa akan berujung padaalasan-alasan yang biasanya berujung ampunan.

3) Prinsip penting yang diajarkan Glasser adalah prinsip 3R’s (responsibility ,reality , dan right ). Apabila anak berperilaku memenuhi syarat 3 Rstersebut, maka padanya akan berkembang identitas sukses (successidentity ), sebaliknya jika perilakunya tidak memenuhi 3 Rs, maka padanyaakan berkembang identitas gagal (failure identity ). Dengan demikian,konseling dimaksudkan untuk mengubah perilaku anak dari beridentitasgagal menuju ke identitas berhasil.

4) Konseling Kelompok Realitas bersifat aktif, direktif, didaktik, berfokus padaperencanaan perilaku dan perbuatan. Hubungan baik dalam konselingdiperlukan untuk menunjukkan dan memenuhi kebutuhan akan cinta kasihlingkungan, namun tidak cukup untuk diterjadikannya perubahan pada dirikonseli dari identitas gagal menuju identitas sukses.

138

Page 139: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 139/178

5) Total perilaku manusia ibarat mobil. Kebutuhan dasarnya sebagaimotornya. Perbuatan dan berpikirnya sebagai roda depan, perasaan danpenampakan fisiknya sebagai roda belakang.

Prosedur Konseling Kelompok Realitas

Praktik konseling realitas berisi dua komponen utama: (1) lingkungankonseling, dan (2) prosedur spesifik yang mengarah pada perubahantingkahlaku. Terkait lingkungan konseling, tugas pertama Konselor adalahmenciptakan iklim yang aman bagi anggota kelompok sebagai dasar penggunaan konselng secara efektif. Sikap dan perilaku konselor jugamenjadi bagian penting dalam menghantarkan perubahan yang positif.

Glasser mengatakan bahwa “konseling untuk mengaitkan komponen-komponen kekuatan dalam diri konseli menjadi satu kekuatan untuk

membantu konseli mengevaluasi hidup mereka dan berpindah ke arahperilaku baru yang lebih efektif.” Untuk melakukan konseling secarasistematis, Wubbolding, dalam Corey (2009) telah memformulakankomponen-komponen konseling ke dalam sistem WDEP, dimana setiap huruf merepresentasikan sekelompok kemampuan dan teknik untuk mendukungkonseli agar memiliki kontrol yang lebih baik atas hidup mereka, selanjutnyaberjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka demi memuaskan hidup merekasendiri dan masyarakat.

WDEP kependekan dari W = wants; D = direction and doing ; E = self-evaluation; dan P = planning . Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.

W (Wants)

Tanyakan kepada konseli apa yang mereka inginkan denganmenggunakan pertanyaan yang cerdas dan tidak cepat menyerah. Konselor membantu konseli untuk menyatukan, menjelaskan, mendefinisikan, danmemprioritaskan elemen-elemen kebutuhan yang ada dalam gambaran duniamental mereka.

Pertanyaan: Apa yang Anda inginkan?

Eksplorasi: Penjelasan tentang apa yang mereka harapkan ataumereka butuhkan.

Evaluasi: Apakah hal itu yang paling Anda inginkan?

Direction dan Doing

Tanyakan kepada konseli apa yang ia lakukan selama ini dan apatujuan umum mereka. Pertanyaan global berikut bertujuan membantu konselimeningkatkan pengetahuan mereka terkait pilihan hidup mereka. Denganmendeskripsikan tujuan umum mereka, konseli akan menjadi siap untukmengevaluasi dan mengubah cara berpikir dan perilaku mereka saat ini.

Pertanyaan: Apakah yang Anda lakukan selama ini akan membawa

pada keinginanmu?

139

Page 140: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 140/178

Pengarahan: Menghadapkan konseli pada realitas dan konsekuensidari perilakunya selama ini.

Fokus: Pembicaraan berfokus pada masa sekarang dan masamendatang.

Self-Evaluation

Mintalah konseli untuk melakukan evaluasi diri yakni mengevaluasiapakah tingkahlakunya selama ini mengarah tujuan atau mampu memenuhikebutuhannya. Glasser mendeskripsikan evaluasi diri sebagai inti darikonseling. Wubbolding melihat evaluasi diri sebagai dasar dari prosedur konseling. Evaluasi dimaksukan untuk menghubungkan antara tingkahlaku-tingkahlaku saat ini dengan kebutuhan, sehingga jika tidak dilakukan akanterjadi kekacauan.

Pertanyaan: Perilaku apa yang akan menyebabkan kesuksesan?

Perilaku apa yang akan menyebabkan kegagalan?Perubahan apa yang diperlukan untuk mencapaikeberhasilan?

Focus: Pada tahap ini, intervensi Konselor kecil, serahkan konseliuntuk menilai tingkahlakunya sendiri. Tujuan dari konselingrealitas adalah perubahan perilaku, pertumbuhankepribadian, gaya hidup yang lebih baik dan berkembang,membuat keputusan secara lebih baik, sehingga semakinefektif semakin memuaskan kebutuhan akan ketahananfisik, cinta dan keterlibatan atau rasa memiliki, kekuasaan

dan prestasi, kebebasan, serta keceriaan.Planning

Mintalah konseli membuat rencana untuk memenuhi kebutuhan merekasecara lebih efektif. Ketika konseli membuat recana dan mengikuti rencanaitu, mereka berkuasa atas jalan hidup mereka sendiri dengan mengirimkanenergi positif bagi hidup mereka.

Konselor memfasilitasi pembentukan rencana dengan mengajarkankarakteristik rencana yang berhasil. Karakter-karakter rencana yang berhasiladalah sederhana, mudah diraih, dapat diukur, langsung, dan memiliki tujuan.Rencana yang paling efektif adalah yang dibentuk bersama-sama dengan

konseli, bukan yang disarankan Konselor. Ketika konseli bisa menjawabpertanyaan “Apakah rencana anda dengan strategi yang detail untukberubah?” maka mereka telah mengambil kontrol dan tujuan yang lebih baikatas hidup mereka.

Pertanyaan : Rencana apa yang diprediksi mampu memenuhikebutuhan Anda, …?

Fokus : Terbuatnya rencana tingkahlaku baru yang diharapkanbenar-benar mampu memenuhi kebutuhan konseli.

140

Page 141: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 141/178

PENGELOLAAN SARANA DAN ANGGARAN PROGRAM BIMBINGAN DANKONSELING 

Pengelolaan Sarana

Semua sarana harus mudah diakses untuk mendukung program Bimbingandan Konseling. Bahan harus relevan dengan program, yang layak bagi masyarakat,dan jumlah yang cukup untuk digunakan. Konselor harus memiliki file terkunci danhubungan telepon tersendiri. Semua fasilitas harus mudah diakses dan memadaiuntuk pelaksanaan program bimbingan, khususnya, konselor harus memilikisetidaknya hal berikut: sebuah kantor, lengkap dan kedap suara, dibangun denganpertimbangan hak privasi dan kerahasiaan siswa, akses mudah menuju fasilitasuntuk melakukan konseling dan bimbingan kelompok kecil/kelompok besar atauklasikal, ruang yang memadai untuk mengorganisir dan menampilkan bahanbimbingan, dan ruang penyimpanan. Semuanya dimaksudkan untuk menfasilitasi

tercapainya proses layanan Bimbingan dan Konseling yang bermutu.

Ruangan hendaknya sedemikian rupa sehingga di satu segi para siswa yangberkunjung ke ruangan tersebut merasa senang, aman dan nyaman, serta segi laindi ruangan tersebut dapat dilaksanakan layanan dan kegiatan bimbingan lainnyasesuai dengan asas-asas dan kode etik Bimbingan dan Konseling. Unsur-unsur sarana Bimbingan dan Konseling: (1) tempat kegiatan, yang meliputi ruang kerjaKonselor, ruang layanan konseling dan bimbingan kelompok, ruang tunggu tamu,ruang tenaga administrasi, dan ruang perpustakaan; (2) instrumen dan kelengkapanadministrasi, seperti : angket siswa dan orang tua, pedoman wawancara, pedomanobservasi, format konseling, format satuan layanan, dan format surat referal; (3)

Buku-buku panduan, buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus,modul bimbingan, atau buku materi layanan bimbingan, buku program tahunan, bukuprogram semesteran, buku kasus, buku harian, buku hasil wawancara, laporankegiatan layanan, data kehadiran siswa, leger Bimbingan dan Konseling, dan bukurealisasi kegiatan Bimbingan dan Konseling; (4) perangkat elektronik (sepertikomputer, dan tape recorder); dan (5) filing kabinet (tempat penyimpanandokumentasi dan data siswa).

Di dalam ruangan itu hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkatinstrumen Bimbingan dan Konseling, himpunan data siswa, dan berbagai data sertainformasi lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagaipenampilan, seperti penampilan informasi pendidikan dan jabatan, informasi tentangkegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya. Yang tidak kalah penting ialah, ruanganitu hendaklah nyaman yang menyebaBimbingan dan Konselingan para pelaksanaBimbingan dan Konseling betah bekerja. Kenyamanan itu merupakan modal utamabagi kesuksesan pelayanan yang terselenggara. Sarana yang diperlukan untukpenunjang layanan Bimbingan dan Konseling adalah sebagai berikut.

(1) Alat pengumpul data, baik tes maupun non-tes.

 Alat pengumpul data berupa tes yaitu: tes inteligensi, tes bakat khusus, tesbakat sekolah, tes/inventori kepribadian, tes/inventori minat, dan tes prestasi belajar. Alat pengumpul data yang berupa non-tes yaitu: pedoman observasi, catatananekdot, daftar cek, skala penilaian, alat-alat mekanis, pedoman wawancara, angket,biografi dan autobiografi, dan sosiometri.

141

Page 142: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 142/178

(2) Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data.

 Alat penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi dan map. Bentukkartu ini dibuat sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu,sehingga mudah untuk disimpan dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagaiketerangan, informasi atau pun data untuk masing-masing siswa, maka perludisediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data siswa yang perludan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun datasecara keseluruhan yaitu buku pribadi.

(3) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alatbantu bimbingan

Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, format rencana satuanlayanan dan kegiatan pendukung serta blanko laporan kegiatan, blanko surat, kartukonsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat.

Pengelolaan Anggaran

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari manajemen Bimbingandan Konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukanuntuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Sekolah.

D. LATIHAN

1. Latihan Kegiatan Kolaborasi

Berlatihlah untuk bekerja secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran. Pilihdari antara bentuk-bentuk kegiatan berikut:

a. Bekerjasama dengan guru matematika untuk mengembangkankemampuan regulasi diri dalam belajar matematika.

b. Bekerjasama dengan guru bahasa Indonesia untuk mengembangkankemampuan komunikasi siswa

Bersama guru, susunlah RPP materi tertentu dan diantara susunan RPPtersebut sebutkan efek samping dari pengembangan pribadi siswa yangmerupakan kerja dari guru bimbingan dan konseling atau konselor.

2. Latihan Referal

Di sekolah saudara, ditemukan seorang siswa yang membutuhkan bantuanfihak lain, karena persoalan yang dhadapi siswa di luar batas kewenanganSaudara. Misalnya, ada siswa yang mengalami hambatan belajar dikirim keguru bidang studi; siswa terlibat penggunaan narkoba dikirm ke dokter, dansebagainya.

3. Latihan Konsultasi

Seorang siswa mempunyai potensi akademik yang tinggi, namun prestasibelajarnya selalu rendah. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa

tidaklah mungkin siswa dapat berprestasi tinggi karena ada pekerjaan di

142

Page 143: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 143/178

rumah yang menyita waktunya. Sebenarnya pekerjaan ini tidaklah prinsip,tetapi terpaksa dilakukan anak. Untuk itu, perubahan harus dilakukan melaluiperubahan peran orangtua terhadap anaknya.

a) Ikuti 9 tahap konsultasi untuk membantu siswa tersebut.

b) Praktikkan dalam kelompok bagaimana Saudara memberdayakanorangtua bagi belajar anaknya.

4. Latihan Bimbingan Kelompok

Susunlah RPBK dengan mengambil topik bimbingan pribadi social, belajar,dan karier di materi di atas.

Praktikkan dalam bentuk bimbingan kelompok atau bimbingan klasikal dandilakukan pengamatan serta refleksi pasca praktik.

5. Latihan Konseling Individual

Latihan konseling individual terdiri atas dua tugas yaitu menyusun scenariokonseling individual dan praktik konseling individual.

c) Skenario konseling

Untuk persiapan kegiatan praktikum konseling, susunlah scenario. Cara iniditempuh agar fasilitator dapat membantu Saudara membenahi bagian-bagian yang masih belum tuntas Saudara pelajari. Isi scenario dengancatatan sebagai berikut.

1) Isi scenario hanyalah cerita singkat dari setiap tahap konseling, bukanpercakapan konselor dan konseli (verbatim).

2) Scenario ditulis paling banyak 2 halaman, dengan tulisan yang mudahterbaca.

3) Isi scenario konseling REB

Dalam scenario konseling REB saudara harus menjelaskan bagaimana

− cara Saudara membangun/membina hubungan baik;

− cara Saudara mengidentifikasi perasaan dan perilaku negative akibat

masalah (C) dan menemukan kejadian-kejadian yang menimbulkanmasalah (A);

− cara Saudara dalam menemukan pikiran-pikiran irrasional (Bir) yang

merupakan persepsi mereka terhadap A;

− cara Saudara mengajak konseli menguasai Pemahaman Kognisi,

atau menerapkan teknik-teknik konseling. Disini harus jelas teknikkonseling apa yang akan Saudara gunakan untuk Disputing (D);

− cara Saudara melihat bagaimana konseli menata emosinya dan

bagaimana cara mengembangkan tingkahlaku baru yang lebihrasional; dan

− cara Saudara untuk memberikan tugas, melakukan komitmen, serta

menutup pertemuan konseling.

4) Isi scenario konseling SFBT

143

Page 144: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 144/178

− cara Saudara membangun/membina hubungan kolaboratif;

− cara Saudara mengidentifkasi perubahan-perubahan prakonseling;

− cara Saudara menggunakan pertanyaan pengecualian;

− cara Saudara menggunakan pertanyaan ajaib;

− cara Saudara menggunakan pertanyaan penskalaan;

− cara Saudara menformulasikan tugas sesi pertama;

− cara Saudara memberikan balikan kepada konseli;

− cara Saudara melakukan terminasi.

d) Praktikum konseling individualPraktikkan scenario Saudara dan lakukan pengamatan serta refleksi atas

latihan.6. Latihan Konseling KelompokLatihan konseling kelompok dibagi menjadi dua bagian yaitu menyusunscenario konseling kelompok dan mempraktikan secara simulatif.a) Skenario Konseling Kelompok

− Pilih salah satu pendekatan konseling kelompok yang kita pelajari

dalam bimtek ini, dan susunlah skenario konselingnya.

− Tuliskan secara ringkas bagaimana langkah-langkah konseling

dilakukan untuk mengatasi masalah yang Saudara pilih.Catatan setiap pendekatan konseling yang dipilih.

− Konseling kelompok behavioral

Dalam scenario konseling behavioral saudara harus menjelaskanbagaimana …

− cara saudara dalam membangun/membina hubungan baik;

− cara saudara dalam menelaah tingkahlaku faulty learning (assesment),

melalui melihat berbagai aspek tingkahlaku;

− cara saudara mengajak konseli merumuskan tujuan konseling (goal

setting);

− cara saudara menerapkan teknik konseling (techniques

implementation): menfokuskan tingkahlaku yang hendak diubah,merencana langkah-langkah aplikasi teknik konseling; dan

− cara saudara melakukan evaluasi dan terminasi.

− Konseling kelompok realitas

Dalam scenario konseling Realita Saudara harus jelas bagaimana …

− Cara membentuk/membina hubungan penuh cinta dan pengharapan;

− Cara konselor mengidentifikasi perilaku kekinian, keinginan,

kebutuhan konseli (Want );

− Cara konselor mengidentifikasi perilaku konseli dalam memenuhi

kebutuhannya (Direction/Doing );

− Cara konselor mengajak konseli melakukan pertimbangan nilai

144

Page 145: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 145/178

(Evaluation);

− Cara konselor mengembangan perencanaan perilaku baru yang lebih

memenuhi 3R’s (Planning );

− Cara konselor mengajak konseli melakukan Komitmen; dan

− Cara konselor mengakhiri pertemuan konseling.

b) Praktik Konseling Kelompok. Praktikkan scenario yang telah Saudaratuliskan. Dalam praktik simulatif ini, lakukan pengamatan dan diskusikanhasilnya.

BAB IV

EVALUASI PROSES DAN HASIL

PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. PENGANTAR

Keberhasilan suatu kegiatan atau program yang telah dilaksanakan akan

tampak pada hasil yang ditunjukkan berupa pencapaian terhadap tujuan yang telah

ditetapkan. Demikian pula kekurangan atau kelemahan yang dimiliki akan dapat

dilihat serta penyebab tujuan yang belum dapat diraih sepenuhnya. Melalui suatu

tahapan kegiatan yang disebut dengan evaluasi, pelaksana suatu kegiatan dapatmelihat, mengenali dan kemudian menganalisis kelemahan-kelemahan tersebut

untuk dilakukan perbaikan dalam proses berikutnya.

Evaluasi suatu program lazimnya dilakukan oleh beberapa pihak, terutama

pihak yang melaksanakan program tersebut. Kemudian, pihak lain yang dapat

mengevaluasi adalah pihak atasan (pimpinan) pelaksana progran serta pihak yang

menerima sasaran kegiatan. Dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan

konseling, yang memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan evaluasi program

adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor itu sendiri. Evaluasi program

sebenarnya memberikan informasi yang sangat berarti bagi kelanjutan pelaksanaan

program berikutnya, karena hasil evaluasi dapat mendorong semua pihak untuk

memberikan masukan dan merencanakan langkah-langkah perbaikan dan

peningkatan bagi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sebagai

bagian dalam penyusunan dan pengembangan program bimbingan dan konseling,

evaluasi menjadi tahapan yang sangat penting untuk dilaksanakan.

145

Page 146: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 146/178

B. KOMPETENSI DAN INDIKATOR

Kompetensi:

Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling

Indikator :

1. Melakukan evaluasi hasil, proses dan program bimbingan dan konseling

2. Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling

3. Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan

konseling kepada pihak terkait

4. Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan

mengembang-kan program bimbingan dan konseling.

C. MATERI

1. Pentingnya Evaluasi dan Model Evaluasi dalam Bimbingan dan

Konseling

Evaluasi atau penilaian merupakan bagian penting dalam pengelolaan

atau manajeman pelaksanaan bimbingan dan konseling. Sesuai dengan

perkembangan yang terjadi baik pada program sekolah secara kesuluruhan,

perkembangan sosial dan tantangan yang terjadi dalam pendidikan maka

program layanan bimbingan dan konseling tidak boleh statis atau dari itu ke itu.

Demikian pula dilihat dari perkembangan program itu sendiri, suatu program

layananan bimbingan dan konseling perlu dikembangkan dan diperbaiki sehingga

dapat dirancang dan direalisasikan sesuai dengan perkembangan kebutuhanpeserta didik sebagai salah satu sasaran layanan. Sekalipun layanan evaluasi

bukan merupakan layanan yang langsung kepada siswa, namun pelaksanaan

evaluasi akan memberikan dampak terhadap peningkatan layanan yang

dibutuhkan oleh siswa. Sehingga pada akhirnya siswa dapat merasakan dampak

langsung dari pelaksanaan evaluasi baik itu berupa perkembangan, peningkatan

atau perubahan yang sesuai dengan dinamika pada aspek yang dikembangkan

dalam suatu program.

146

Page 147: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 147/178

Evaluasi program dapat dilaksanakan dengan menggunakan beberapa

model, setiap model dapat dipilih berdasarkan kepentingan dan kesesuaian

dengan program yang sedang dilaksanakan. Posavac dan Carey (1992)

menjelaskan beberapa model evaluasi yaitu model tradisional, model berdasar 

tujuan, model berorientasi manajemen, model pendapat ahli, model natural. Di

dalam model berorientasi tujuan dikenali model utamanya yaitu model

kesenjangan, sementara pada model berorientasi manajemen dikenali model

CIPP.

Dalam Bimtek ini, peserta akan dilatih untuk mampu mengevaluasi dengan

satu model yang relatif mudah untuk dilakukan di lapangan yaitu model

berorientasi yang dikembangkan oleh Ralph W Tyler. Ia memahami bahwa

evaluasi sebagai sebuah proses yang cukup mudah menentukan tujuan-tujuan

program mana yang telah tercapai dan mana yang belum dapat dicapai. Oleh

karena orientasi program bimbingan dan konseling berdasarkan pada standar 

dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, maka untuk mengukur 

keberhasilannya bisa membandingkan hasil yang dicapai dengan kriteria yang

ditetapkan.

Tahap-tahap evaluasi model berorientasi tujuan secara umum (1)

Menentukan tujuan umum, (2) Mengklasifikasikan tujuan umum dan tujuan

khusus (goal and objective), (3) Menentukan tujuan dalam rumusan tingkahlaku

nyata, (4) Menemukan situasi dimana capaian target tersebut dapat ditunjukkan,

(5) Mengembangkan atau memilih teknik-teknik pengukuran, (6) Mengumpulkan

data performansi, dan (7) Membandingkan data performansi dengan tingkahlaku

yang telah ditentukan dalam tujuan.

Bentuk utama dari orientasi tujuan dikembangkan oleh Provus yang diberi

nama model kesenjangan (descripancy model ). Malcolm Provus (1973)

memandang evaluasi sebagai proses manajemen informasi yang berkelanjutan.

Evaluasi merupakan proses yang mencakup 1) kesepakatan tentang standar-

standar dan kriteria-kriteria tertentu (kata lain dari sasaran/objective), 2)

menentukan ada/tidak ada kesenjangan yang muncul antara performansi dan

sejumlah aspek program dan perangkat standar untuk performansi tersebut, 3)

147

Page 148: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 148/178

menggunakan informasi tentang kesenjangan dalam memutuskan untuk

mengembangkan atau melanjutkan atau menghentikan program keseluruhan

ataupun salah satu aspek dari program tersebut.

Menggunakan model kesenjangan ini hanya perlu menempuh empat tahap

yaitu (1) Perencanaan, (2) Instalasi, (3) Proses (hasil sementara), dan (4) Hasil.

Jika diperlukan dapat ditambahkan tahap yang ke lima yaitu analisa biaya

(pilihan, kalau diperlukan).

1. Tahap pertama: Perencanaan 

Tahap perencanaan difokuskan pada menentukan tujuan, proses atau aktivitas

dan memaparkan sumber-sumber kekuatan yang diperlukan serta partisipan

yang turut-serta dalam pelaksanaan dan menyelesaikan tujuan-tujuan. Provus

menganggap bahwa program adalah sebuah sistem dinamik yang meliputi input

(antecedents), proses, dan output (outcomes).

2. Tahap kedua: instalasi.

Desain program dalam hal ini dijadikan sebagai standar untuk pelaksanaan

penilaian program. Evaluator menghasilkan perangkat tes (alat ukur) yang sesuai

untuk mengidentifikasi sejumlah kesenjangan antara yang diharapkan dengan

implementasi program yang aktual.

3. Tahap ketiga: proses,

Penilaian memfokuskan pada pengumpulan data tentang laporan-laporan

partisipan untuk menentukan apakah mereka menunjukkan perubahan

tingkahlaku seperti yang diharapkan. Peninjauan dapat dilakukan terhadap

program yang disinyalir banyak “siswa” yang mengalami kesulitan, untuk

kemudian diputuskan apakah program tersebut diberlakukan ulang atau

dihentikan.

4. Tahap keempat: hasil,

148

Page 149: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 149/178

Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah tujuan jangka pendek (terminal 

objectives) dari program tersebut telah dicapai. Provus membedakan antara

istilah terminal objective (immediate outcome) dengan ultimate objectives (long-

term outcome).

Selain empat fase tersebut, Provus juga menambahkan fase kelima

sebagai suatu pilihan, yaitu berkaitan dengan analisis tentang biaya. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana memperkirakan biaya yang akan

dikeluarkan dalam program tersebut.

 Apabila dalam pelaksanaannya terjadi ketidaksesuaian antara program

dengan hasil, Provus menyarankan agar dilakukan proses  problem solving oleh

staf program atau konselor dan evaluator. Proses ini untuk menjawab pertanyaan:

1) mengapa ada ketidaksesuaian ?, 2) tindakan korektif apa yang mungkin dapat

dilakukan? dan, 3) tindakan korektif apa yang paling sesuai? Kekuatan dan daya

tarik terbesar dari pendekatan yang berorientasi pada tujuan ke evaluasi adalah

kesederhanaannya. Yaitu, mudah dipahami, diikuti dan diterapkan, serta

menghasilkan informasi bagi para pengambil kebijakan program untuk melakukan

perbaikan yang berkait dengan misi yang akan dicapai.

2. Kesulitan dalam melaksanakan evaluasi program Bimbingan dan Konseling

Dalam banyak kasus, evaluasi terhadap program jarang dilakukan, termasuk

program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Dalam bidang Bimbingan dan

Konseling, Konselor seringkali tidak melakukan evaluasi, walaupun mengetahui

bahwa evaluasi merupakan bagian penting dalam program pelayanan Bimbingan

dan Konseling. Ada beberapa alasan yang diajukan guru bimbingan dan konseling

atau Konselor, mengapa mereka tidak melakukan evaluasi, antara lain:

1. Banyak praktisi Bimbingan dan Konseling menyatakan merasa tidakmemiliki

waktu untuk mengevalasi, karena merasa kekurangan personil dalam

memberilakan layanan.

2. Materi yang diperoleh pada saat perkuliahan belum memberikan pengalaman

praktis dalam evaluasi program.

149

Page 150: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 150/178

3. Program bimbingan dan konseling dipandang unik, dan kompleks sehingga sulit

untuk diberikan penilaian.

4. Guru bimbingan dan konseling merasa kesulitan untuk merumuskan kriteria

keberhasilan layanan, karena standar keberhasilannya belum konkrit sehingga

sulit untuk menemukan indikatornya.

5. Tidak terbiasa mencatat dan mendokumentasikan layanan yang telah diberikan

serta hasilnya, sehingga kesulitan dalam mengumpulkan data.

6. Pihak pimpinan dipandang tidak meminta hasil evaluasi yang terprogram dan

terencana, sehingga merasa tidak ada tuntutan.

7. Evaluasi terhadap hasil layanan bimbingan dan konseling hanya dilakukan

apabila ada kepentingan sekolah dalam memenuhi program tertentu.

Kesulitan yang dihadapi guru bimbingan dan konseling seperti disebutkan di atas,

memberikan alasan untuk tidak melakukan evaluasi yang semestinya dilakukan.

Kesulitan ini akan bertambah, manakala pihak sekolah tidak menunjukkan

kepedulian terhadap proses maupun hasil layanan bimbingan dan konseling. Melihat

pentingnya evaluasi terhadap layanan bimbingan dan konseling, diharapkan guru

bimbingan dan konseling dapat memiliki pemahaman dan kemampuan untuk

melaksanakan evaluasi program bimbingan dan konseling, sehingga kondisi yang

ada di sekolahnya menjadi bagian yang dievaluasi dan memberikan alasan yang

kuat untuk berupaya melakukan peningkatan sehingga kinerja guru bimbingan dan

konseling dapat menunjukkan akuntabilitasnya yang dipercaya oleh pimpinan, guru

mata pelajaran, dan personil lainnya yang menjadi bagian dukungan sistem terhadap

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

3. Sikap Yang Perlu Dimiliki Oleh Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam

Melaksanakan Evaluasi Program

Pentingnya evaluasi terhadap program perlu diketahui dan disadari oleh guru

bimbingan dan konseling sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas kerja

seiring dengan tuntutan sebagai guru bimbingan dan konseling yang profesional.

Kesadaran untuk melakukan evaluasi bisa jadi belum dimiliki oleh semua guru

bimbingan dan konseling, dengan berbagai alasan seperti diungkapkan dalam

150

Page 151: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 151/178

kesulitan melakukan evaluasi. Kesiapan untuk melaksanakan evaluasi hendaknya

disadari sebagai suatu tahap atau kegiatan dalam penyusunan program bimbingan

dan konseling seperti halnya dalam penyusunan program apapun pada umumnya.

Selain itu guru bimbingan dan konseling perlu memiliki sikap yang positif tentang

perlunya evaluasi terhadap aktivitas dan layanan bimbingan dan konseling yang

telah diberikannya, baik terhadap kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya

program, proses yang terjadi serta hasil atau produk yang diperoleh. Sikap yang

dimaksud antara lain :

a. Memahami bahwa dalam pelaksanaan suatu program dimungkinkan akan ada

kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan belum tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan.

b. Memiliki keinginan dan kebutuhan untuk mengetahui kekurangan atau

kelemahan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik.

c. Memaknai kekurangan sebagai bagian dari proses untuk mengembangkan

diri.

d. Menerima masukan dan kritikan dari pihak lain baik pimpinan, kolega (guru

mata pelajaran), personil lain di sekolah serta pihak orang tua maupun siswa.

e. Membuka pikiran untuk belajar dari kegagalan yang dialami

f. Berusaha untuk memaknai masukan sebagai kesempatan meningkatkan diri

g. Membandingkan apa yang sudah dilakukan dengan hasil yang diperoleh

h. Menyediakan diri untuk berdialog dengan pihak-pihak yang memberikan

penilaian

Sikap terbuka akan masukan dan menerima kekurangan serta keinginan untuk

meningkatkan diri merupakan kunci pembuka untuk melakukan evaluasiberkelanjutan sehingga dapat mengantarkan bagi pengembangan program

selanjutnya dan kesempatan mengembangkan diri bagi guru bimbingan dan

konseling (konselor).

Uraian di atas diharapkan dapat menjawab alasan para konselor yang tidak

melakukan asesmen dan evaluasi atas program dan pelayanannya. Berbicara

tentang asesmen tidak dapat dilepaskan dengan istilah evaluasi. Ada beberapa

istilah evaluasi yang bersifat aplikatif atau sering digunakan di kehidupan sehari-

151

Page 152: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 152/178

hari.. Berdasarkan kajian definisi aplikatif itu akhirnya dapat disimpulkan bahwa

evaluasi mengandung keputusan substansial tentang kebermanfaatan atau

keuntungan dari sesuatu.

4. Tujuan Evaluasi

Evaluasi digunakan sebagai metode untuk penelitian dan pengambilan

keputusan. Langkah  pertama yang dilakukan adalah menentukan standar kualitas

dan tingkat relativitas dari standar layanan Bimbingan dan Konseling yakni standar 

kemandirian peserta didik yang menjadi pengarusutamaan seluruh hasil pelayanan

bimbingan dan konseling. Kedua, mengumpulkan informasi yang relevan dengan

pelayanan bimbingan dan konseling; dan ketiga, mengaplikasikan standar untuk

menentukan nilai, kualitas, utilitas dan efektifitasnya.

Tujuan dasar evaluasi adalah menyampaikan keputusan tentang nilai dari

objek yang dievaluasi. Tujuan lainnya adalah memberikan informasi sebagai dasar 

perbaikan program, mendorong dialog yang bermanfaat dan memberikan wawasan

terhadap kesempurnaan program dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling.

Evaluasi bisa berbentuk sumatif atau formatif. Evaluasi formatif dirancang

untuk perbaikan program dan kinerja orang-orang yang terkait program, sedangkan

evaluasi sumatif berfungsi sebagai dasar keputusan tentang proses melaksanakan

program, melanjutkan program atau melakukan ekspansi program. Pihak-pihak yang

dilibatkan untuk mengevalusi dalam hal ini evaluator mempunyai banyak peran

termasuk sebagai ahli, fasilitator, perencana, kolaborator, pengambil keputusan dan

sebagai kritikus. Evaluator dapat diambil secara internal dan eksternal organisasi,

artinya bisa dari lingkung sekolah atau dari lingkung di luar sekolah, seperti dari

perguruan tinggi. Keduanya memiliki arti penting, misalnya evaluator internal lebihmengetahui lingkungan organisasional sekolah, dapat memfasilitasi komunikasi dan

penggunaan hasil evaluasi, sedangkan evaluator eksternal dapat memberikan

kredibilitas yang lebih tinggi dalam evaluasi dan membawa perspektif segar terhadap

evaluasi.

Berdasarkan pengertian etis, evaluasi penting dalam kegunaannya sebagai

alat kunci dalam melayani secara adil. Dalam konteks pengertian pelayanan

pendidikan di sekolah termasuk bimbingan dan konseling, berarti mengarahkan

152

Page 153: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 153/178

usaha pendidikan yang paling dibutuhkan saat ini dan yang akan datang. Sedangkan

dalam pengertian intelektualnya berarti memperbaiki konsep-konsep pemikiran

sistem pendidikan yang mutakhir. Menurut konteks pengertian pribadi, evaluasi

penting untuk memberikan dasar bagi penghargaan diri konselor, sehingga

akuntabilitasnya dapat dipertanggung jawabkan bimbingan dan konseling.

5. Objek Utama Evaluasi Bimbingan dan Konseling

Sebuah pertanyaan yang tidak mudah dijawab adalah “Bagaimana Konselor 

menunjukkan bukti bahwa program bimbingan dan konseling telah memberikan

 perubahan di sekolah?” evaluasi program adalah salah satu proses yang dapat

digunakanuntuk membantuKonselorsekolahdalam memberikan bukti ini. Evaluasi

program merupakan penelitian terapan, didefinisikan sebagai proses sistematis

dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang efisiensi, efektivitas, dan

dampak dari program dan layanan (Boulmetis &Dutwin, 2000). Salah satu alasan

bahwa evaluasi program dipandang sebagai alat berharga bagi Konselor karena

evaluasi dapat dianggap sebagai suatu jenis penelitian tindakan yang dimaksudkan

untuk memantau dan meningkatkan program atau layanan bimbingan dan konseling

yang diselengarakan. Evaluasi dapat dilakukan pada skala yang lebih kecil, dapat

direncanakan dan diimplementasikan oleh para praktisi bimbingan dan konseling,

serta dapat digunakan untuk mengkomunikan dampak program dan pelayanan

bimbingan dan konseling terhadap pencapaian prestasi siswa dalam bidang

akademik/belajar, pribadi dan sosial serta karir juga variabel penting lainnya,

terutama pengarusutamaan (mainstraim) perkembangan kemandirian siswa. Adabeberapa pertanyaan kunci evaluasi program bimbingan dan konseling yang dapat

membantu konselor, seperti:

a. Bagaimana pengelolaan program?

b. Bagaimana program bimbingan dilaksanakan?

c. Bagaimana program konseling dilaksanakan?

d. Bagaimana konsultasi oleh guru bimbingan dan konseling?

e. Bagaimana koordinasi dilakukan dengan pihak lain?

153

Page 154: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 154/178

f. Bagaimana penilaian kebutuhan (need assessment ) dilakukan?

g. Bagaimana sikap professional guru bimbingan dan konseling?

h. Bagaimana standar professional guru bimbingan dan konseling?

Evaluasi kinerja guru bimbingan dan konseling menjadi bagian penting dari

evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif. Konselor semakin dituntut

untuk menunjukkan bahwa pekerjaan mereka memberikan kontribusi atas

keberhasilan siswa, baik dibidang akademik, pribadi, soaial dan karir. Tiga jenis

evaluasi diperlukan konselor untuk menunjukkan bahwa pekerjaan mereka dalam

kerangka program bimbingan dan konseling komprehensif serta memberikan

kontribusi untuk keberhasilan siswa secara keseluruhan. Pertama, evaluasi personil,

menggambarkan cara konselor disupervisi dan dievaluasi. Kedua, evaluasi

program, review terhadap status program kaitannya dengan standar program yang

ditetapkan untuk memastikan sejauh mana program dilaksanakan. Terakhir, ketiga

adalah evaluasi hasil, berfokus pada dampak kegiatan dan pelayanan bimbingan dan

konseling bagi siswa, sekolah, dan masyarakat. Setiap jenis evaluasi itu penting,

bagaimana mereka berhubungan dan berinteraksi satu sama lain akan menjadi lebih

penting lagi. Evaluasi personil ditambah evaluasi program sama dengan evaluasi

hasil. Personel sebuah program harus melakukan pekerjaan program, dan program

tersebut harus berfungsi penuh untuk mencapai hasil yang diinginkan.

6. Evaluasi Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor 

 Agar kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor efektif, guru

bimbingan dan konseling atau konselor harus memiliki karakteristik kepribadian

sebagai berikut: hangat dan penuh pemahaman, menampilkan sikap penerimaandan optimis terhadap potensi siswa dan percaya bahwa siswa dapat berubah ke arah

yang positif, dan berkomitmen terhadap perubahan dan perkembangan diri. Konselor 

harus memiliki kemampuan komunikasi yang efektif dengan orang lain dari semua

level dan latarbelakang suku yang berbeda. Ketika seorang guru bimbingan dan

konseling memiliki komptensi yang dijelaskan diatas, maka kemungkinan memiliki

program bimbingan dan konseling yang efektif akan meningkat.

154

Page 155: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 155/178

Dalam rangka mengimplementasikan program dengan efektivitas yang

optimal, guru bimbingan dan konseling harus berada dalam lingkungan kerja yang

postif, termasuk hubungan interpersonal yang baik dengan staf, administrasi yang

mendukung terhadap program bimbingan dan konseling, dana yang memadai dan

materi bimbingan. Guru bimbingan dan konseling yang bekerja dalam lingkungan

yang positif akan memiliki kebebasan untuk membuat kontribusi yang unik terhadap

program pendidikan dan terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Delapan bidang berikut merupakan tanggungjawab seorang guru bimbingan

dan konseling profesional.

a. Bidang manajemen (pengelolaan) program, konselor merencanakan,

mengimplementasikan, mengevaluasi dan mengadvokasi program bimbingan

perkembangan komprehensif termasuk 4 komponen berikut (1) kurikulum

bimbingan (layanan dasar), (2) layanan responsif, (3) perencanaan individual

(4) dukungan sistem. Konselor berkolaborasi dengan yang lainnya untuk

menentukan keseimbangan diantara empat komponen tersebut untuk

memenuhi kebutuhan siswa dan komunitas sekolah. Managemen program

menuntut personel yang terorganisir, sumber daya fisik, dan aktivitas dalam

rangka memenuhi kebutuhan, prioritas dan objektivitas dalam rangka

menjaga kontribusi program bimbingan dan konseling terhadap program

pendidikan secara keseluruhan. Guru bimbingan dan konseling menggunakan

kompetensi managemen program dalam komponen dukungan sistem pada

program bimbingan dan konseling komprehensif.

b. Bidang Bimbingan, dalam memberikan bimbingan, Konselor secara proaktif 

membantu siswa untuk mengembangkan dan mengaplikasikan keterampilan

untuk pencapaian pendidikan karir, pribadi, dan pertumbuhan sosial selamasekolah dan setelahnya. Konselor menggunakan bimbingan untuk

menyediakan aktivitas pengembangan yang tepat melalui bidang layanan

dasar dan perncanaan individual dalam program bimbingan dan konseling

komprehensif.

c. Bidang Konseling, konseling adalah intervensi yang diberikan kepada

seluruh siswa yang membutuhkannnya, berfokus pada pribadi, atau pada

masalah yang mengganggu perkembangan akademis, karir, pribadi dan

155

Page 156: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 156/178

sosial. Guru bimbingan dan konseling menggunakan kompetensi

konselingnya dalam komponen layanan responsif pada program bimbingan

dan konseling komprehensif.

d. Bidang konsultasi, Konselor berfungsi sebagai konsultan, mengadvokasi

siswa dan merupakan ahli profesional dalam membantu staf, petugas

administrasi, orang tua dan komunitas sekolah lainnya dalam memahami

perilaku individu dan hubungan diantara manusia. Konselor mengumpulkan

informasi yang relevan dari komunitas sekolah terkait dengan perkembangan

dan kebutuhan siswa

e. Bidang Koordinasi, Konselor sebagai koordinator, mengkoordinasikan

personel dan sumberdaya yang ada di rumah, sekolah, dan komunitas untuk

mendukung optimalisasi perkembangan siswa dalam bidang akademik, karir,

pribadi dan sosial.

f. Bidang Asesmen, Konselor menginterpretasi hasil tes dan data lainnya

tentang siswa dalam mengambil keputusan.

g. Bidang Perilaku profesional, Guru bimbingan dan konseling yang

profesional menerima tanggung jawab untuk selalu mengembangkan

profesionalitasnya melalui usaha yang berkelanjutan untuk meningkatkan

kompetensinya.

h. Bidang Standar Profesional, Guru bimbingan dan konseling yang

profesional menggunakan standar yang profesional dalam semua komponen

proram bimbingan dan konseling komprehensif.

7. Pengembangan Standar Dan Kreteria Keberhasilan

Seperti apa standar, kriteria, dan deskriptor kinerja konselor dalam program

bimbingan dan konseling komprehensif? Untuk menggambarkan, berikut ini adalah

dua contoh standar, kriteria, dan beberapa deskripsi berdasarkan pedoman evaluasi

kinerja konselor.

Deskripsi Standar managemen program:

Standar 1 : merancang program bimbingan dan konseling komprehensif yang

seimbang yang termasuk layanan dasar, layanan responsif,

perencanaan individual, dan dukungan sistem

156

Page 157: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 157/178

Deskripsi :

1. Merancang prioritas program bimbingan

2. Penilaian terhadap kebutuhan siswa, sekolah dan komunitas sekolah

3. Membuat tujuan program

4. Berkolaborasi dengan komponen sekolah lainnya

5. Mendapatkan dukungan dana bagi pelaksanaan program.

Standar 2 : Implementasi program

Standar 3 : Evaluasi dan pengembangan berkelanjutan

Standar 4 : Pengembangan area kontent program

Standar 5 : pengelolaan personel dan sumber daya

Standar 6 : Kolaborasi guru bimbingan dan konseling dengan personel sekolah,

siswa, orang tua, masyarakat danlain-lain.

Standar 7 : Mengadvokasi program Bimbingan dan Konseling komprehensif.

Deskripsi Bidang Bimbingan

Standar 1 : Merencanakan kelompok materi yang terstruktur 

Standar 2 : Memberikan kelompok materi yang efektif dan terstruktur yang

diberikan pada layanan dasar 

Standar 3 : Melibatkan siswa, guru, orang tua dan yang lainnya untuk

mempromosikan implementasi bimbingan klasikal.

Standar 4 : Membimbing siswa secara individu dan kelompok beserta orang tua

dalam merencanakan, memonitor dan mengelola perkembangan

akademis siswa.

157

Page 158: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 158/178

Standar 5 : Membimbing siswa secara individu dan kelompok beserta orang tua

dalam merencanakan, memonitor dan mengelola perkembangan karir 

siswa

Standar 6 : Membimbing siswa secara individu dan kelompok beserta orang tua

dalam merencanakan, memonitor dan mengelola perkembangan

pribadi sosial siswa.

Standar 7 : Menggunakan teori dan teknik yang efektif untuk mempromosikan

perkembangan siswa dalam bidang karir, akademis, pribadi dan

sosial.

Deskripsi bidang konseling

Standar 1 : Menggunakan teori yang dapat diterima dan tekhnik yang efektif 

untuk membantu perkembangan individu, pencegahan, remedial atau

konseling krisis

Standar 2 : Menggunakan teori yang dapat diterima dan tekhnik yang efektif 

untuk membantu perkembangan kelompok, pencegahan, remedial,

atau konseling krisis.

Deskripsi Bidang Konsultasi

Standar 1 : Berkonsultasi dengan orang tua, personel sekolah, dan komunitas

sekolah lainnya dalam rangka membantu meningkatkan efektifitas

pendidikan siswa.

Standar 2 : Berkonsultasi dengan personel sekolah, orang tua dan komunitas

sekolah lainnya untuk membantu memahami perkembangan siswa,

perilaku individual, lingkungan sekolah dan hubungan antara manusia.

Standar 3 : kolaborasi dalam mengadvokasi individu siswa dan kelompok siswa

tertentu.

158

Page 159: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 159/178

2. Deskripsi Bidang Koordinasi

Standar 1 : Mengkoordinir orang dan sumber lainnya di sekolah, rumah dan

komunitas lainnya untuk mendukung kesuksesan siswa.

Standar 2 : Menggunakan proses yang efektif ketika mereferal siswa.

Deskripsi Bidang penilaian siswa (assessment )

Standar 1 : Menggunakan standar yang profesional, legal dan etis dalam

melakukan penilaian (assessment )

Standar 2 : Menginterpretasi hasil tes

Standar 3 : Memberikan pemahaman mengenai hasil tes dan data penilaian

lainnya kepada personel sekolah dan orang tua.

Bidang tindakan Profesional

Standar 1 : Menunjukan profesionalisme, termasuk komitmen untuk

mengembangkan profesionalitas.

Standar 2 : Mengadvokasi lingkungan sekolah yang memberikan pemahaman

dan penghormatan terhadap perbedaan.

Standar 3 : Menjaga hubungan yang profesional diantara petugas administrasi,

guru, personel sekolah, dan anggota komunitas sekolah.

Bidang Standar Profesional

Standar 1 : Mendukung standar yang legal termasuk kebijakan sekolah

Standar 2 : Mendukung standar, aturan, dan prosedur di sekolah.

159

Page 160: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 160/178

Standar 3 : Berkomitmen terhadap standar profesional terbaru dalam hal

kompetensi dan praktek.

Standar 4 : Mengikuti standar etik organisasi profesi

Standar 5 : Menunjukan kinerja yang profesional dan bertanggungjawab

Standar 6 : Menggunakan keterampilan menulis, komunikasi dan hubungan

interpersonal yang profesional.

Pengembangan Standar Dan Kreteria Keberhasilan

Seperti apa standar, kriteria, dan deskriptor kinerja Konselor dalam program

Bimbingan dan Konseling komprehensif? Untuk menggambarkan, berikut ini adalah

dua contoh standar, kriteria, dan beberapa deskripsi berdasarkan pedoman evaluasi

kinerja Konselor.

Tabel 4.1Standar, Kriteria, dan Deskriptor Kinerja

Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor 

STANDAR KRITERIA DESKRIPTORKonselor profesional

menerapkan Komponen

Kurikulum Bimbingan

(Layanan Dasar) melalui

penggunaan

keterampilan

pembelajaran yang efektif 

dan perencanaan sesi

kelompok terstruktur yang

cermat untuk semua

siswa. (catatan: standar 

ini untuk program

bimbingan

kelas/kelompok).

Konselor profesional

mengajarkan unit bimbingan

secaraefektif.

Konselor profesional:

1. mengatur unit bimbingan yang harus

dikuasai siswa berdasarkanpada

kebutuhan siswa.

2. menggunakan strategi pembelajaran

yang efektif.

3. menetapkan suatu lingkungan belajar 

yang kondusif bagisiswa melalui

penggunaan manajemen kelas yang

efektif.

1. … dst …

Konselor profesional

mendorong keterlibatan staf 

sekolah untuk memastikan

pelaksanaan pelayanan dasar 

efektif 

Konselor profesional:

1. bekerja sama dengan atau membantu

guru dalam mengembangkan unit

pengajaran dan/atau bimbingan secara

efektif.

160

Page 161: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 161/178

STANDAR KRITERIA DESKRIPTOR2. berfungsi sebagai resources tentang

bahan yang memadai untuk unit-unit

bimbingan yang diajarkan.

3. menyediakan pelatihan in-service bagi

guru mata pelajaran yang

berhubungan dengan bimbingan dan

metode pembelajaran dan bimbingan.

4. … dst …

Siswa memiliki akses

untuk memperoleh

layanan responsif yang

membantu mereka dalam

menangani isu-isu dan

masalah yang dapat

mempengaruhi

perkembangan pribadi,

akademik, sosial, dan

karir.

Layanan konseling individu

tersedia untuk semua siswa

yang mungkin mengalami

masalah yang mengganggu

perkembangan pribadi, sosial,

belajar, dan karier mereka.

Untuk mengukur pencapaian kriteria

konseling individual digunakan skala 5:

1 2 3 4 5

Implementasi Implementasi

Implementasi

 Awal Parsial Penuh

Konseling kelompok kecil

tersedia untuk semua siswa

yang mungkin mengalami

masalah yang

mempengaruhiperkembangan

pribadi, sosial, belajar, dan

karier mereka.

Untuk mengukur pencapaian kriteria

konseling kelompok kecil digunakan skala

5:

1 2 3 4 5

Implementasi Implementasi

Implementasi

 Awal Parsial Penuh

Evaluasi konselor dengan menggunakan standar, kriteria, dan deskriptor 

harus ditemukan dalam dokumen pedoman evaluasi formatif dan sumatif.

Pengembangan profesional berkelanjutan dan prosedur supervisi menggunakan

standar, kriteria, dan deskripsi di atas merupakan bagian dari evaluasi formatif.

Sementara evaluasi sumatif dari proses evaluasi kinerja konselor ada pada akhir program bimbingan dan konseling.

8. Evaluasi Proses dan Hasil Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Evaluasi program adalah prosedur yang digunakan untuk menentukan sejauh

mana program bimbingan dan konseling komprehensif berfungsi sepenuhnya.

Penilaian dibuat tentang status program dengan menggunakan standar evaluasi

program dan kriteria yang bersumber langsung dari bahasa kerangka program

161

Page 162: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 162/178

bimbingan dan konseling komprehensif (Gysbers & Henderson, 2006). Kecukupan

standar dan kriteria evaluasi program diperlukan untuk memastikan bahwa panduan

program bimbingan dan konseling komprehensif lengkap dan sepenuhnya diwakili

oleh standar dan kriteria tersebut.

Setelah standar dan kriteria dipilih yang sepenuhnya mewakili program

bimbingan dan konseling komprehensif, selanjutnya skala dibuat untuk setiap kriteria

yang dapat berkisar dari 5 sampai 6 atau 7 poin. Kadang-kadang pedoman skoring

disediakan sehingga mampu menjelaskan apa yang harus evaluator perhatikan

dalam setiap titik skala. Sebuah panduan skoring juga dapat mencakup contoh-

contoh bukti yang evaluator harapkan temukan bersama dengan dokumentasi yang

diperlukan untuk menunjukkan sejauh mana standar dan kriteria telah dipenuhi.

Seperti apa standar evaluasi program teresebut? Untuk menggambarkan,

berikut ini adalah contoh standar dengan beberapa contoh kriteria.

Standar 2: Siswa memiliki akses untuk memperoleh layanan responsif  yang

membantu mereka dalam mengatasi masalah dan kecemasan yang dapat

mempengaruhi perkembangan pribadi, akademik, sosial, dan karir mereka.

Kriteria 1: Layanan konseling individu tersedia untuk semua siswa yang mungkin

mengalami masalah yang mengganggu perkembangan yang sehat mereka.

Kriteria 1: Konseling kelompok kecil tersedia untuk semua siswa yang mungkin

mengalami masalah yang mengganggu perkembangan kesehatan mereka.

Untukmenilaisejauh manasetiap kriteriadi atas dicapai, dikembangkan skala7poinsebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Mulai Sebagian Sepenuhnya

Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan

Kapan dan seberapa sering kita harus melakukan evaluasi program

bergantung pada tujuanyang ingin dicapai. Kita dapat menggunakan evaluasi

program untuk menentukan apakah program Bimbingan dan Konseling sekolah kita

telah memenuhi standar dan kriteria sebagaimana telah ditetapkan. Apakah evaluasi

162

Page 163: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 163/178

program dilakukan tahunan atau berkala, akan mampu melihat apakah program yang

telah ditetapkan mampu dilaksanakan dengan baik. Hasil evaluasi program

menunjukkan di mana kemajuan telah dibuat atau aspek apakah yang kurang

menunjukkan kemajuan dari keseluruhan program dan pelaksanaan bimbingan dan

konseling komprehensif. Terhadap setiap pelayanan yang kita gelar, seharusnya

dilakukan evaluasi.

Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil merupakan prosedur yang digunakan untuk menjawab

pertanyaan “Apa dampak program bimbingan dan konseling komprehensif (kegiatan

dan layanan) terhadap keberhasilan dan kemandirian siswa, terutama pada prestasi

akademik mereka? Hasil yang biasanya dibahas dalam evaluasi hasil meliputi tingkat

kehadiran di kelas, perilaku disiplin, nilai rata-rata, nilai tes prestasi belajar, dan

perilaku siswa di kelas/sekolah, kemampuan siswa dalam mengambil keputusan.

Perubahan positif dalam hal-hal di atas diantisipasi sebagai hasil dari partisipasi

siswa dalam program bimbingan dan konseling komprehensif. Disarankan bahwa

konselor mengembangkan dan melaksanakan rencana evaluasi berbasis hasil

sebagai bagian dari pelaksanaan keseluruhan bimbingan dan konseling

komprehensif mereka. Hasil yang diharapkan harus sudah dibahas dalam rencana

kegiatan bimbingan dan konseling untuk melakukan perbaikan pernyataan misi

dan/atau rencana strategis bimbingan dan konseling. Dokumen-dokumen ini berisi

hasil yang direncanakan untuk mencapai.

Sebuah rencana evaluasi hasil dapat difokuskan pada bimbingan khusus dan

kegiatan konseling atau layanan yang dipilih sehingga hasil yang spesifik dapat

diidentifikasi dalam rencana perbaikan komprehensif atas segala layanan bimbingandan konseling. Jika pendekatan ini yang dipilih, maka rencana perlu menyertakan

hasil spesifik yang diinginkan, kegiatan atau layanan yang akan digunakan untuk

mencapai hasil yang diinginkan, bagaimana kegiatan atau layanan akan diberikan

dan diberikan oleh siapa, bagaimana desain evaluasi yang akan digunakan,

bagaimana data akan dikumpulkan dan dianalisis, dan jenis laporan yang bagaimana

yang akan disiapkan dan kepada siapa akan disajikan. Sebuah rencana evaluasi

163

Page 164: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 164/178

hasil juga dapat lebih fokus pada dampak luas bimbingan dan konseling ke seluruh

program pendidikan sekolah.

Dalam merancang rencana evaluasi hasil, beberapa jenis data dapat

digunakan. Jenis pertama adalah data proses yang menggambarkan kegiatan

bimbingan dan konseling dan layanan apa, kapan diberikan, dan untuk siapa

diberikan. Data proses memberikan bukti bahwa kegiatan dan layanan bimbingan

dan konseling benar-benar disediakan. Jenis yang kedua adalah data persepsi,

yang memberitahu kita apa yang siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, atau orang

lain pikirkan atau rasakan tentang kegiatan dan layanan serta pekerjaan konselor.

Data hasil merupakan jenis ketiga, yaitu perilaku sebenarnya dari siswa yang diukur 

dengan tingkat kehadiran, tingkat kedisiplinan, nilai rata-rata di kelas, dan skor tes

prestasi. Semua jenis data berguna dalam memastikan dampak program bimbingan

dan konseling komprehensif terhadap perilaku siswa.

Pemerincian data merupakan langkah penting dalam analisis data karena

memungkinkan kita untuk melihat jika ada siswa yang tidak melakukan sesuatu

sebagaimana siswa lainnya. Bidang umum untuk dirinci adalah sebagai berikut:

1. Jenis kelamin,

2. Etnis,

3. Status sosial ekonomi,

4. Pekerjaan (catatan program pekerjaan sepanjang sejarah hidup anak),

5. Bahasa lisan di rumah,

6. Pendidikan khusus yang pernah diterima,

7. Tingkat kelas, dan

8. Guru-guru yang pernah mengajarnya.

Sebuah alat yang penting untuk analisis data hasil adalah program pencatatanhasil seperti Microsoft Excel . Program ini memungkinkan kita untuk memasukkan

data hasil dan melakukan berbagai prosedur statistik yang sesuai. Selain itu,

berbagai grafik dapat dibuat untuk menunjukkan hubungan dari data hasil evaluasi

dengan hasil lainnya, misalkan data ainteligensi siswa, bakat, dan minat serta

kepribadian siswa.

 Akhirnya, rencana evaluasi hasil perlu menekankan bagaimana hasil data

akan digunakan. Salah satu penggunaan data tersebut untuk menunjukkan

164

Page 165: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 165/178

kontribusi Konselor terhadap tujuan pendidikan seperti yang disajikan dalam rencana

perbaikan komprehensif sekolah. Yang kedua adalah bagaimana data digunakan

untuk meningkatkan program bimbingan dan konseling komprehensif saat ini. Jadi

asesmen dan evaluasi terhadap program dan hasil bimbingan dan konseling akan

sangat berguna untuk membuat dan meningkakan program bimbingan dan konseling

sekolah.

9. Instrumen Evaluasi Program Dan Hasil

Tabel 4.2

Contoh Instrumen Pengelolaan Program

NO PernyataanJawaban

ya tidak

1 Guru bimbingan dan konseling membuat rancangan program

bimbingan dan konseling

2 Guru bimbingan dan konseling melaksanakan need assessment 

terhadap kebutuhan siswa

3 Guru bimbingan dan konseling melaksanakan need assessment 

terhadap kebutuhan sekolah

4 Guru bimbingan dan konseling membuat tujuan program

5 Guru bimbingan dan konseling berkolaborasi dengan komponen

sekolah lainnya dalam membuat tujuan program

6 Guru bimbingan dan konseling mengembangkan kalender 

tahunan

7 Guru bimbingan dan konseling menggunakan keterampilan

organisasi yang efektif 

8 Guru bimbingan dan konseling memilih aktivitas yang sesuai

dengan prioritas kebutuhan siswa dan sekolah

9 Guru bimbingan dan konseling membuat rancangan program

dengan waktu yang sesuai dan efektif 

165

Page 166: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 166/178

NO PernyataanJawaban

ya tidak

10 Guru bimbingan dan konseling bertanggung jawab memberikan

layanan kepada siswa sesuai dengan kbutuhannya

11 Guru bimbingan dan konseling menggunakan instrumen untuk

mendapatkan informasi dari siswa

12 Guru bimbingan dan konseling menggunakan hasil evaluasi

untuk memperkokoh tujuan, strategi dan aktivitas

13 Guru bimbingan dan konseling mengukur hasil bimbingan

secara sistematis dan berkala

14 Guru bimbingan dan konseling merancang program yang

memungkinkan siswa ikut terlibat aktif di dalamnya

15 Guru bimbingan dan konseling berkolaborasi dengan guru,

petugas administrasi dalam menjalankan program

16 Guru bimbingan dan konseling mengevaluasi penguasaan siswa

terhadap materi program bimbingan

17 Guru bimbingan dan konseling menggunakan sumber daya

secara efektif dan efisien

18 Guru bimbingan dan konseling menerima saran dengan fikiran

terbuka

19 Guru bimbingan dan konseling menjelaskan filosofi, prioritas

dan praktek program bimbingan secara efektif dan akurat

20 Guru bimbingan dan konseling menginformasikan kepadasiswa, guru, petugas administrasi dan komponen sekolah

lainnya mengenai program bimbingan

21 Guru bimbingan dan konseling menghargai keahlian dan

profesionalitas personel sekolah lainnya.

22 Guru bimbingan dan konseling mengevaluasi kinerja secara

berkala

166

Page 167: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 167/178

NO PernyataanJawaban

ya tidak

23 Guru bimbingan dan konseling menganalisis dan

menginterpretasi data siswa

24 Guru bimbingan dan konseling merancang aktivitas yang dapat

membantu siswa secara efektif 

25 Guru bimbingan dan konseling menjaga sarana dan fasilitas

yang tersedia

26 Guru bimbingan dan konseling menggunakan materi yang tepat

dalam mengimplementasikan program

27 Guru bimbingan dan konseling membuat kesimpulan dari data

yang didapatkan dari siswa

28 Guru bimbingan dan konseling membuat rekomendasi dari data

yang didapatkan dari siswa

29 Guru bimbingan dan konseling memberikan dukungan terhadap

guru bimbingan dan konseling baru (in-training)

30 Guru bimbingan dan konseling menjelaskan kontribusi yang

dapat diberikan oleh personal sekolah

Tabel 4.3Contoh Instrumen perencanaan individual

NO PernyataanJawaban

ya tidak

1  Apakah terdapat proses yang sistematis yang dapat membantu

siswa mengembangkan rencana belajarnya?

2  Apakah terdapat sistem perencanaan individual di sekolah

3  Apakah terdapat sistem yang dapat melibatkan orang tua

siswa?

4 Apakah guru bimbingan dan konseling melaksanakan aktivitas

167

Page 168: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 168/178

NO PernyataanJawaban

ya tidak

penilaian (Need Assessmenet )

5 Apakah guru bimbingan dan konseling melaksanakan konsultasi

6 Apakah guru bimbingan dan konseling melaksanakan

identifikasi tujuan karir jangka pendek dan jangka panjang bagi

siswa

7 Apakah guru bimbingan dan konseling membantu siswa dalam

mendapatkan pendidikan karir 

8 Apakah guru bimbingan dan konseling berkolaborasi dengan

orang tua

9 Apakah guru bimbingan dan konseling membantu siswa dalam

membuat rencana pribadi siswa yang direvisi paling tidak

setahun sekali

10 Apakah tersedia prosedur dalam proses perencanaan individual

D. LATIHAN

Di bawah ini terdapat standar-standar yang harus dicapai dari masing-masing

bidang, buatlah deskripsi dari standar-standar tersebut!

1) Bidang Manajemen Program

Standar 1

“Merancang program bimbingan dan konseling komprehensif yangseimbang meliputi layanan dasar, layanan responsif, perencanaan

individual, dan dukungan sistem”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

168

Page 169: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 169/178

e) .....................................................................................

f) Dst.

Standar 2

“Mengimplementasikan program yang telah dirancang”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

e) .....................................................................................

f) Dst.

Standar 3

“Evaluasi dan pengembangan berkelanjutan”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

e) .....................................................................................

f) Dst.

169

Page 170: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 170/178

2) Bidang Bimbingan

Standar 1

“Merencanakan kelompok materi yang terstruktur”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

e) .....................................................................................

f) Dst.

Standar 2

“Memberikan kelompok materi yang efektif dan terstruktur yang diberikan

pada layanan dasar”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

e) .....................................................................................

f) Dst.

Standar 3

“Melibatkan siswa, guru, orang tua dan yang lainnya untuk

mempromosikan implementasi bimbingan klasikal”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

170

Page 171: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 171/178

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

e) Dst.

3) Bidang Konseling

Standar 1

“Menggunakan teori yang dapat diterima dan tekhnik yang efektif untuk

membantu perkembangan individu, pencegahan, remedial atau konseling

krisis”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

e) .....................................................................................

f) Dst.

4) Bidang Konsultasi

Standar 1

“Berkonsultasi dengan orang tua, personel sekolah, dan komunitas

sekolah lainnya dalam rangka membantu meningkatkan efektivitas

pendidikan siswa”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

171

Page 172: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 172/178

d) .....................................................................................

e) .....................................................................................

f) Dst.

5) Bidang Koordinasi

Standar 1

“Mengkoordinir orang dan sumber lainnya di sekolah, rumah dan

komunitas lainnya untuk mendukung kesuksesan siswa”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

e) .....................................................................................

f) Dst.

6) Bidang Penilaian Siswa ( Assessment )

Standar 1

“Menggunakan standar yang profesional, legal dan etis dalam melakukan

penilaian (asessment)”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

172

Page 173: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 173/178

e) .....................................................................................

f) Dst.

7) Bidang Tindakan Profesional

Standar 1

“Menunjukan profesionalisme, termasuk komitmen untuk

mengembangkan profesionalitas”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

e) Dst.

8) Bidang Profesional

Standar 1

“Mendukung standar yang legal termasuk kebijakan sekolah”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

e) Dst.

173

Page 174: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 174/178

Standar 2

“Mendukung standar, aturan, dan prosedur di sekolah”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

e) .....................................................................................

f) Dst.

Standar 3

“Berkomitmen terhadap standar profesional terbaru dalam hal kompetensi

dan praktek”.

Deskripsi:

a) .....................................................................................

b) .....................................................................................

c) .....................................................................................

d) .....................................................................................

e) .....................................................................................

f) Dst.

174

Page 175: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 175/178

175

Page 176: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 176/178

DAFTAR PUSTAKA

 AACE. 2003. Competencies in Assessment and Evaluation for School Counselor .http://aace.ncat.edu

 Ahia, C.E. & Bradly, R.W. 1984. Assessment of secondary school student needs in

Kwara State, Nigeria. International Journal for The Advancement of 

Counseling , 7 : 147-157.

Berg, B., Robert, Garry L. Landreth, & Kevin A. Fall. 2006. Group Counseling Concepts and Procedures. Fourth Edition. Madison Avenue, New York:Routledge.

Corey, Gerald. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy .

Belmont, CA: Thomson Higher Education.

Corey, Gerald. 2012. Theory & Practice of Group Counseling. Belmont, CA: Brooks/Cole

Cronbach, L.J. 1963. Design Evaluation of Educations & Social Program. San

Fransisco: Jessev-Base.

Daharnis. 2005. Hubungan Sejumlah Karakteristik Mahasiswa, Kondisi Lingkungan,Pembelajaran, Kegiatan Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa UniversitasNegeri Padang. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program PascasarjanaUniversitas Negeri Malang.

Daharnis. 2011. Hubungan Aspirasi, Persepsi, Locus of Control, Angkatan danStatus Masuk dengan Kegiatan Belajar Mahasiswa Jurusan Bimbingan danKonseling FIP UNP. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). Jurusan BK FIPUNP 

Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling . Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalamJalur Pendidikan Formal . Jakarta: Depdiknas

Djoemadi Darmodjo. 2002. Pengembangan Tes Lokal . Bahan Pelatihan SertifikasiTes bagi Konselor Pendidikan. Malang: PPS UM

Eko Susanto. 2011.  Pengembangan Instrumen dan Program Analisis Sosiometri untuk Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Studi pada SMP dan SMA di Kota Padang). Tesis tidak diterbitkan. Padang. UNP

Elliot, S.H., Kratochwill, T.R., Littlefield, J.F. & Travers, J.F. 1996. Educational Psychology . Madison: Brown & Benchmark

Furqon dan Yaya Sunarya. 2011. Pengembangan Instrumen AsesmenPerkembangan Siswa. dalam Mamat Supriatna. 2011. Bimbingan danKonseling Berbasis Kompetensi . Jakarta: Rajawali Press

Gerald Goldstein & Michel Hersen (eds). 2000. Hanbook of Psychological  Assesment . New York: Elsevier Science

176

Page 177: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 177/178

Gysbers, N. C. dan P. Henderson. 2006. Developing and Managing your School Guidance and Counseling Program (4th Ed). A lexandria, VA: ACA.

Gysbers, Norman C. 2003. Comprehensive Guidance and Counseling Programs:TheEvolution of Accountability .  A version of this article was presented at the ACES/ASCA School Counseling Research Summit on June 28–29, 2003, inSt. Louis, MO.

Gysbers, Norman C. and Patricia Henderson. Comprehensive Guidance and Counseling Program Evaluation: Program + Personnel = Results. Article

Hornby, Garry; Carol Hall; and Eric Hall .2003. Counselling Pupils in Schools: Skillsand strategies for teachers New Fetter Lane, London: Routledge Falmer 

ILO. 2011. Panduan Pelayanan Bimbingan Karir   Bagi Guru BimbinganKonseling/Konselor pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Organisasi Perburuhan Internasional

Imam Hanuji. 2011. Hubungan Persepsi Siswa tentang Penerapan High-Touch olehWali Kamar dengan Penyesuaian Diri Siswa di Asrama serta Implikasinyadalam Bibingan dan Konseling di SMP Pesantren Modern Terpadu Prof. Dr.Hamka Kabupaten Padang Pariaman. Tesis (Tidak diterbitkan). Padang:Universitas Negeri Padang.

Joni, T, Raka; Limas Sutanto, Triyono. 2007. Penajaman Teknik Konseling danPsikoterapi . Materi Pelatihan bagi Psikiater Februari sd Mei 2007 di PPS UMMalang

Kelly Coker J., Randall L. Astramovich, and Wendy J. Hoskins. Introducing the Accountability Bridge Model: A Program Evaluation Framework for School Counselors. Article

Kemendiknas. 2010. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (Buku 2):Penilaian Kinerja Guru (PK GURU). Jakarta: Kemendiknas

Mudjiran dkk, 2010. Praktik Instrumentasi dalam Konseling . Padang: UNP

Muri Yusuf , A.. 2005. Metodologi Penelitian. Padang. UNP

Nina W.Brown. 2004. Psychoeducational Groups: Process And Practice. Second Edition. New York: Brunner-Routledge

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian

Negara Nomor 03/V/Pb/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang PetunjukPelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiNomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan AngkaKreditnya

Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi

Permendiknas Nomor 27 tahun 2008 Standar Kualifikasi Akademik dan KompetensiKonselor 

177

Page 178: Modul BK Lengkap

7/16/2019 Modul BK Lengkap

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bk-lengkap 178/178

Prayitno,dkk. 2004. Seri Pemandu Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan danKonseling di SMK . Jakarta: Bina Sumber Daya MIPA.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling . Padang: UNP 

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. 2011. Model Pengembangan Diri . Jakarta:Puskur 

Robert Edenborough. 2002. Effective Interviewing: A Handbook of Skills and Techniques. London: Clays Ltd.

Rosemary A. Thompson. 2003. Counseling Techniques: Improving RelationshipsWith Others, Ourselves, Our Families, And Our Environment. Madison Avenue, New York: Routledge

Sears, W., Richard; John R. Rudisill; Carrie Mason-Sears. 2006. Consultation Skillsfor Mental Health Professionals. Hoboken, New Jersey : John Wiley & Sons,Inc.,

Shertzer, B. & Stone, S.C. 1981. Fundamental of Guidance. Boston: Houghton MifflinCompany

Suherman, U. 2008. Manajemen dalam Bimbingan dan Konseling . Bandung: Madani

Sumadi Suryabrata. 2004. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi