modul bioteknologi tanaman

Upload: daniel-manahan-pasaribu

Post on 11-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    1/79

    LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

    (LKPP)

    LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

    Judul :

    Aplikasi Konsep Teknologi DNA Rekombinan

    pada Transfer Genetik Tanaman

    Oleh :

    Ir. Rinaldi Sjahril, MAgr., PhD.

    Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddinsesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan

    Nomor: 469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Januari 2008

    JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    FEBRUARI 2008

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    2/79

    ii

    LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

    Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Universitas Hasanuddin

    HALAMAN PENGESAHAN

    LAPORAN MODUL PEMBELAJARANPROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KELEARNING

    UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008

    Judul : Aplikasi Konsep Teknologi DNA Rekombinanpada Transfer genetik Tanaman

    Nama Lengkap : Ir. Rinaldi Sjahril, MAgr., PhDNIP : 132 126 029Pangkat/Golongan : Asisten Ahli / IIIbTelp. / HP Pengusul : (0411) 589900/ 08194140992Jadwal Waktu Kegiatan : 1 (satu) bulan

    Mulai 04 Januari 2008 s/d 04 Februari 2008

    Biaya yang diusulkan : Rp. 4.000.000,- ( Empat juta rupiah)Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddinsesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan PekerjaanNomor: 469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04

    Januari 2008

    Makassar, 04 Februari 2008Mengetahui :Fakultas PertanianUniversitas HasanuddinDekan, Pembuat Modul

    (Prof. Dr. Ir. Mursalim) (Ir. Rinaldi Sjahril, MAgr., PhD)NIP. 131 657 135 NIP. 132 126 029

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    3/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    4/79

    iv

    RINGKASAN

    Bioteknologi secara sempit didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip

    dasar biologi, biokimia, serta rekayasa untuk mengubah dan mendapatkan nilai

    tambah dari suatu organisme atau bagian dari organisme melalui pemanfaatan

    agensia biologis. Bioteknologi modern ditandai dengan penggunaan teknik biologi

    molekuler sehingga rekayasa yang dilakukan dapat jauh lebih terarah sehingga hasil

    yang diperoleh dapat lebih atau sepenuhnya dikendalikan.

    Sel merupakan bahan dasar penyusun utama makhluk hidup. Sel juga

    mengandung materi informasi genetik serta dapat menggandakan diri. Yang

    membedakan antara sel prokariotik dengan sel eukariotik adalah pada sel prokaritotik

    tidak memiliki membran nukleus dan sistem endomembran (organel-organel

    bermembran). Sel tersusun atas dinding sel, membran plasma, sitoplasma, serta

    organel-organel sel yang memiliki fungsi masing-masing.

    Dalam bioteknologi, rekayasa dapat dilakukan hingga pada aras DNA yang

    merupakan bahan informasi genetik. Struktur primer dari DNA terdiri atas, Gula

    berkarbon lima (Pentosa), Basa organik heterosiklik (Purin dan Pirimidin), dan Gugus

    fosfat bermuatan negatif yang terikat dalam ikatan fosfodiester. RNA dan DNA

    mempunyai struktur primer yang mirip. Keduanya terdiri atas suatu rantai lurus dari

    nukleotida purin dan pirimidin yang terikat satu sama lain dengan ikatan fosfodiester

    dari posisi 3 ke posisi 5. Pada keduanya ditemukan adenin, guanin dan sitosin.

    Dalam RNA, urasil menggantikan timin. Gula yang terdapat pada RNA adalah

    Ribosa. Molekul RNA berupa single-stranded.

    Ekspresi genetik merupakan proses penerjemahan informasi genetik (dalam

    bentuk urutan basa) menjadi protein, dan lebih jauh lagi: karakter. Ada tiga proses

    dasar yang tercakup dalam dogma inti yaitu replikasi DNA, Transkripsi DNAmenjadi RNA, dan Translasi RNA menjadi protein atau polipeptida. Proses ekspresi

    gen merupakan aspek fundamental dalam setiap organisme hidup.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    5/79

    v

    Teknologi DNA rekombinaan merupakan kumpulan teknik atau metode yang

    digunakan untuk menggabungkan molekul-molekul DNA secara in vitro. Tahapan

    dasar dalam melakukan rekombinasi DNA secara in vitro adalah Isolasi molekul

    DNA, pemotongan DNA menggunakan enzim endonuklease restriksi, penyambungan

    molekul-molekul DNA menggunakan enzim DNA ligase ke dalam suatu molekul

    DNA vektor, transformasi sel inang dengan DNA rekombinaan dalam sel inang,

    analisis dan konfirmasi keberadaan DNA rekombinaan dalam sel inang, dan

    karakterisasi fungsional gen yang diklon.

    Dalam rekombinasi DNA maka dibutuhkan berbagai enzim untuk memotong

    dan menyambung DNA. Enzim endonuklease restriksi atau enzim restriksi

    merupakan enzim yang diproduksi oleh mikroba yang dapat memotong DNA utas

    ganda, sedangkan enzim ligase merupakan enzim yang digunakan untuk

    menyambung potongan-potongan fragmen DNA. Transfer DNA ke dalam bakteri

    dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, konjugasi, tarnsformasi, dan transduksi.

    DNA yang masuk ke dalam sel bakteri kemudian dapat berintegrasi dengan DNA

    atau kromosom bakteri sehingga terbentuk kromosom rekombinaan. Amplifikasi

    (perbanyakan) sekuens DNA dapat dilakukan dengan metode PCR (Polymerase chain

    reaction). Amplifikasi DNA ini dilakukan dengan menggunakan enzim DNA

    polimerase, dNTP (dinukleotida triphosphat) oligonukleotida primer, dan DNA

    template (DNA cetakan).

    Transfer gen dapat dilakukan baik dengan teknik transformasi protoplas

    maupun transformasi sel atau jaringan tanaman. Terdapat berbagai metode transfer

    gen diantaranya yaitu: Penggunaan A. tumefaciens, biolistik gun, elektroporasi, dan

    oenggunaan senyawa kimia. Analisis DNA rekombinaan di dalam sel yang

    tertransformasi dapat dilakukan dengan:Analisis restriksi DNA, hibridisasi dengan

    pelacak DNA, analisis ekspresi gen asing yang diklon, amplifikasi DNA denganPCR, dan penentuan urutan nukleotida.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    6/79

    vi

    PETA KEDUDUKAN MODUL

    Pendahuluan, definisi, sejarah, klasifikasi danruang lingkup bioteknologi

    Struktur dan komponen biomolekuler sel, strukturdan organisasi bahan genetik: kromosom, DNA,RNA, Plasmid, Genom

    Perubahan konstitusi genetik, replikasi DNA danEkspresi Genetik

    Metode transfer gen

    Uji Kompetensi dan Remedial

    Teknik kultur in vitro, mutasi, rekombinasi, transposisi,metabolit sekunder

    - Hibridisasi somatik (Bila waktu tidak

    mencukupi maka dibahas padamatakuliah pembiakan in vitro)

    Aplikasi Konsep Teknologi DNARekombinan pada TransfergenetikTanaman

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    7/79

    vii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii

    KATA PENGANTAR ............................................................................. iii

    RINGKASAN .......................................................................................... iv

    PETA KEDUDUKAN MODUL ............................................................. vi

    DAFTAR ISI ............................................................................................ vii

    MODUL I.................................................................................................. 1

    MODUL II ................................................................................................ 6

    MODUL III ............................................................................................... 23

    MODUL IV............................................................................................... 48

    MODUL V ................................................................................................ 63

    LAMPIRAN : RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

    Mata Kuliah : Bioteknologi Tanaman

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    8/79

    viii

    LAMPIRAN

    RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH

    RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS KBK

    MATA KULIAH : BIOTEKNOLOGI TANAMAN (206 G113)

    Kompetensi Utama : Mengerti dan memahami sains dasar genetika DNA danbioteknologi (Nomor 1) serta menjelaskan danmerekayasa teknik-teknik yang ada dalam bioteknologitanaman, ekstraksi dan isolasi DNA dan menguraikanlangkah-langkah teknik PCR, transformasi genetiktanaman serta Pro dan Kontra. (Nomor 4)

    Kompensi Pendukung : Kemampuan dalam penguasaan bahasa Inggris (Nomor6); Kemampuan dalam penguasaan software dan internet(Nomor 7); Kemampuan bekerjasama, baik sebagaipimpinan maupun sebagai anggota dalam tim kerja(Nomor 8); serta Kemampuan mengevaluasipermasalahan lingkungan dari sudut pandangbioteknologi (Nomor 11).

    Kompetensi lainnya : Kemampuan mengembangkan diri berdasarkanpengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama

    menempuh studi

    Minggu

    ke:Materi Pembelajaran

    Bentuk

    Pembelajaran

    (Metode SCL)

    Kompetensi Akhir Se

    Pembelajaran

    1-2 Pendahuluan, sejarah singkatdan pengertian dasar

    1.Penjelasan KontrakPembelajaran

    2.Kuliah & Diskusi3.Kajian Pustaka

    Mengetahui pengertian,perkembangan dan peranBioteknologi dalam pertaniaMenyusun poster tentang Prpembuatan pupuk atau pestialami serta mekanisme reak

    3-5 Struktur dan komponenbiomolekuler sel, strukturdan organisasi bahan

    Kuliah & TugasKajian Pustaka +Kerja Kelompok +

    Menyusun poster yangmenjelaskan keanekaragamamolekul dalam sel melalui p

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    9/79

    ix

    genetik: kromosom, DNA,RNA, Plasmid, Genom

    Presentasi(CollaborativeLearning)

    pengenalan biomolekuler sestruktur, sifat kimia dan perDNA/RNA sebagai bahan gpada organisme Eukariotik d

    Prokariotik

    6 - 8 Perubahan konstitusi genetik,replikasi DNA dan EkspresiGenetik

    Kuliah + Kerjakelompok & Tutorial

    Menyusun portfolio tentangKonstitusi genetik tanaman

    melalui pemahaman terhaddogma genetik, kode genetekspresi genetik

    Dogma genetik dan kode gEkspresi genetik, Mutasi,

    mutagenesis, RekombinasiTransposisi, Replikasi,

    Transkripsi dan Translasi DSomaklonal vs GametokloInteraksi genetik tanaman

    lingkungan

    9-10 Teknik kultur in vitro,mutasi, rekombinasi,transposisi, metabolitsekunder, Hibridisasisomatik

    Kuliah & Diskusi +Tugas KajianPustaka (CooperativeLearning)

    Menemukan paling sedikit 1contoh aplikasi pada setiap pbahasan yang menjelaskan tteknik Bioteknologi Tanamarekayasa genetika untuktransformasi genetika tanam

    prospek pengembangan tanamelalui bioteknologi

    11 - 15 Konsep Teknologi DNARekombinan danAplikasinya pada Transfergenetik Tanaman

    Kuliah & Diskusi +Kerja kelompok;Presentasi(CollaborativeLearning) danProject BasedLearning untukPraktikum.

    Menyusun presentasi oral daposter yang memuat langkahlangkah proses:Identifikasi dan isolasi DN

    hingga kloning gen. AmpliDNA dengan PCR, Pemotdan Penyambungan DNA dengan mekanisme kerja e

    enzim nuklease dan endonrestriksi; Vektor dalam klogen pada tanaman; PemindDNA ke vektor (plasmid/bakteriophage/hibrid);Transformasi ke sel inang Analisis DNA rekombinan

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    10/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    11/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    12/79

    xii

    BAB II. PEMBAHASAN

    A. Definisi

    Bioteknologi secara sempit didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip

    dasar biologi, biokimia, serta rekayasa untuk mengubah dan mendapatkan nilai

    tambah dari suatu organisme atau bagian dari organisme melalui pemanfaatan

    agensia biologis. Sedangkan dalam arti luas bioteknologi dapat didefinisikan sebagai

    teknologi untuk mendayagunakan organisme hidup atau bagian dari organisme untuk

    menghasilkan atau memodifikasi produk-produk tertentu, serta untuk perbaikan dan

    pemuliaan mikroorganisme, tanaman, atau hewan.

    B. Klasifikasi, dan ruang lingkup Bioteknologi.

    Bioteknologi dapat diklasifikasikan menjadi bioteknologi konvensional dan

    bioteknologi modern. Bioteknologi modern ditandai dengan penggunaan teknik

    biologi molekuler sehingga rekayasa yang dilakukan dapat jauh lebih terarah

    sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih atau sepenuhnya dikendalikan. Dalam

    biologi konvensional, agensia biologis yang digunakan masih apa adanya sehingga

    hasil yang diperoleh belum sepenuhnya dapat dikemdalikan.

    Bioteknologi sebagai ilmu multidisiplin dalam kajian dan penerapannya

    memiliki ruang lingkup yang luas. Banyak bidang ilmu yang terkait, di antaranya

    adalah :

    1. Biologi (Mikrobiologi dan Biologi Sel Molekuler)

    2. Biokimia (Kimia)

    3. Genetika (Genetika Molekuler)

    4. Rekayasa Genetik

    5. Rekayasa Bioproses6. Teknologi Enzim

    7. Teknologi Pangan dan Fermentasi

    8. Teknik Komputerisasi ( Teknik Bioinformatika)

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    13/79

    xiii

    C. Sejarah Perkembangan Bioteknologi

    Bioteknologi secara umum telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu.

    Penggunaan mikrobia untuk fermentasi dalam pembuatan minuman beralkohol

    misalnya telah dilakukan sejak 30 abad sebelum masehi. Namun Sejarah

    Bioteknologi modern dimulai ketika ditemukan kembali kemampuan bakteri

    Streptococcus pneumoniae yang telah kehilangan virulensinya yaitu dengan

    mencampurkannya dengan bakteri yang virulen, Avery dkk (1944) telah

    membuktikan bahwa pada tingkat organogenesis yang paling rendah pun terjadi

    transaksi genetik (Brown 1991).

    Selanjutnya diketahui konstruksi plasmid, penyisipan gen antar organisme

    yang menghasilkan DNA rekombinan. adanya bakteri tanah Agrobacterium

    tumafaciens yang dapat mentransfer gen secara alami dan akhirnya didapat

    mekanisme transfer gen antar tanaman maka muncullah tanaman transgenik (Maniatis

    dkk, 1982) Tanaman transgenik, yaitu tanaman yang sudah disusupi oleh DNA asing

    sebagai pembawa sifat yang diinginkan.

    D.Aplikasi Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Pertanian

    Bioteknologi telah diterapkan secara luas dalam bidang pertanian, antara lain

    yaitu:

    a. Pupuk Hayati (biofertiliser) yaitu suatu bahan yang berasal dari jasad hidup,khususnya mikrobia yang digunakan untuk meningkatkan kuantitas dan

    kualitas produksi tanaman.

    b. Kultur in vitro, yaitu pembiakan tanaman dengan menggunakan bagiantanaman yang ditumbuhkan pada media bernutrisi dalam kondisi aseptik.

    Kultur in vitro memungkinkan perbanyakan tanaman secara massal dalam

    waktu yang singkat.c. Teknologi DNA Rekombinaan, pengembangan tanaman transgenik, misalnya

    galur tanaman transgenik yang membawa gen cry dari Bacillus thuringiensis

    untuk pengendalian hama.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    14/79

    xiv

    Kelebihan dan kekurangan bioteknologi modern

    Kelebihan dan kekurangn Bioteknologi modern antara lain:

    - perbaikan sifat genetik dapat dilakukan secara sangat terarah- dapat mengatasi kendala ketidaksesuaian genetik- dapat memeperpendek jangka waktu pengembangan galur tanaman baru- relatif mahal dan memerlukan kecanggihan teknologi- pengaruh jangka panjang belum diketahui

    E. Latihan dan Tugas

    Untuk memantapkan pemahaman anda mengenai definisi, sejarah, ,

    klasifikasi, ruang lingkup, aplikasi, dan kelebihan maupun kekurangan Bioteknologi

    maka anda perlu mengerjakan tugas di bawah ini:

    1. Buatlah definisi mengenai Bioteknologi dengan menggunakan kata-kata andasendiri!

    2. Jelaskan dengan contoh bagaimana kemajuan berbagai disiplin ilmu lain dapatmenunjang kemajuan di bidang Bioteknologi!

    3. Jelaskan keuntungan dan kelemahan penerapan Bioteknologi Modern!4.

    Susunlah poster tentang proses pembuatan pupuk atau pestisida alami sertamekanisme reaksinya.

    F. Indikator Penilaian

    Kemampuan menyelesaikan latihan, ketepatan konsep dengan contoh,

    kejelasan uraian,kemutakhiran tugas pustaka, ketuntasan gagasan pada poster dari

    model yang dipilih, kreativitas, kerja sama tim pada presentasi.

    BAB III. PENUTUP

    Rangkuman

    Bioteknologi didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip dasar biologi,

    biokimia, serta rekayasa untuk mengubah dan mendapatkan nilai tambah dari suatu

    organisme atau bagian dari organisme melalui pemanfaatan agensia biologis.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    15/79

    xv

    Bioteknologi diklasifikasikan menjadi bioteknologi konvensional dan bioteknologi

    modern. Bioteknologi konvensional telag dimulai berabad-abad yang lalu, namun

    bioteknologi modern sendiri ditandai dengan penemuan Avery (1944) yang

    menemukan terjadinya transaksi genetic pada tingkat oeganogenesis yang paling

    rendah. Contoh aplikasi bioteknologi pertanian yaitu penggunaan biofertiliser, kultur

    in vitro, dan tanaman transgenik.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. George, E.F. dan P.D. Sherrington, 1984. Plant Propagation by Tissue Culture.Handbook and Directory of Commercial Laboratories. Einstein Press, UK

    2. Hari Hartiko, 1995. DNA Rekombinan. PAU Bioteknologi, Universitas GadjahMada. Yogayakarta3. Mantell, S.H., J.A. Mattheus dan R.A. McKee, 1985. Principles of Plant

    Biotechnology. Blackwell Scientific Publication. Oxford, London4. Nasir, 2001. Bioteknologi Pertanian. PT. Grafindo Jakarta.5. Prentio, S., 1984. Biotechnology, A New Revolution. Gurge Brazller Inc. New

    York.6. Soemartono, Nasrullah dan Hari Hartiko, 1992. Genetika Kuantitatif dan

    Bioteknologi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.7. Wattimena, G.A1992. Bioteknologi Tanaman. Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. PAU Bioteknologi, IPB.

    Bogor8. Yusuf, M., 1998. Genetika Molekular. Program Studi Bioteknologi, IPB. Bogor9. Yuwono TriWibowo, 2006. Bioteknologi Pertanian. Seri Pertanian. Gadjah

    Mada University Press.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    16/79

    xvi

    MODUL II

    STRUKTUR DAN KOMPONEN BIOMOLEKULER

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangBioteknologi modern ditandai dengan manipulasi atau rekayasa jasad hidup pada

    aras molekuler. Inti sel dengan DNA yang dikandungnya menjadi objek rekayasa

    yang substansial. Pemahaman mengenai sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk

    hidup yang masih dapat berdiri sendiri serta komponen-komponennya merupakan

    dasar penting bagi bioteknologi.

    B. Ruang Lingkup Isi

    Modul ini membahas mengenai pengertian dan komponen penyusun sel,

    struktur DNA dan RNA, perbedaan antara DNA prokariotik dengan eukariotik serta

    definisi DNA supercoil, topoisomerase, nukleosom, histon, eukromatin dan heterokromatin,

    serta pengenalan secara garis besar DNA Virus dan RNA Virus.

    C. Kaitan Modul

    Modul ini merupakan modul pertama yang memberikan pemahaman bagi

    mahasiswa mengenai sel, dan komponen penyusunnya, serta DNA dan RNA

    organisme prokariotik dan eukariotik .

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan mengenai pengertian dan

    komponen penyusun sel, struktur DNA dan RNA, mengetahui perbedaan antara DNAprokariotik dengan eukariotik serta definisi DNA supercoil, topoisomerase, nukleosom,

    histon, eukromatin dan heterokromatin, serta mengenal secara garis besar DNA Virus dan

    RNA Virus.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    17/79

    xvii

    BAB II. PEMBAHASAN

    A. SELPengertian Sel

    Sel merupakan bahan dasar penyusun utama makhluk hidup. Sel membentuk

    rangka atau struktur tubuh makhluk hidup, mengambil nutrisi dari makanan

    kemudian mengkonversi nutrisi tersebut menjadi energi dan melaksanak spesifikasi

    fungsi. Sel juga mengandung materi informasi genetik serta dapat menggandakan

    diri. Yang membedakan antara sel prokariotik dengan sel eukariotik adalah pada sel

    prokaritotik tidak memiliki membran nukleus dan sistem endomembran (organel-

    organel bermembran).

    Sel terdiri atas beberapa bagian, beberapa bagian ini disebut organel yang

    mempunyai fungsi tertentu di dalam sel.

    gambar 1. Sel tumbuhan

    Fungsi berbagai komponen struktur sel

    1. Dinding selDinding sel pada sel muda terbuat dari zat pektin sedang pada sel dewasa

    terbentuk dari bahan selulosa. Dinding sel pada tumbuhan berfungsi untuk

    memberi bentuk pada sel tumbuhan.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    18/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    19/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    20/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    21/79

    xxi

    Gambar 2. Rumus bangun dari sepotong untaian DNA

    Struktur Sekunder DNA

    Bentuk B

    DNA mempunyai struktur sekunder yang memanjang. Bila susunan basanyadiperiksa, konsentrasi adenin akan selalu sama dengan konsentrasi timin ; sedangkan

    konsentrasi guanin akan selalu sama dengan konsentrasi sitosin. Jadi jumlah

    keseluruhan Purin (A+G) sama dengan jumlah keseluruhan Pirimidin (C+T), ratio

    Purin : Pirimidin = 1. Dengan menggunakan keterangan tentang kandungan dasar ini,

    disertai data hasil penelitian dengan menggunakan difraksi sinar-X, Watson and

    Crick mengajukan suatu model struktur sekunder DNA yang dilukiskan sebagai

    berikut ;

    Gambar 3. DNA dalam bentuk B Watson-Crick

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    22/79

    xxii

    Struktur tersebut dinamakan bentuk B dari DNA. Dalam bentuk ini, dua

    untaian lurus DNA saling membelit bersama-sama, membentuk suatu heliks berganda

    berputar ke kanan. Kedua untaian DNA tadi berjalan dalam arah yang berlawanan.

    Struktur seperti ini disebut sebagai anti paralel. Ada perulangan jarak sebesar 34

    dengan 10 pasang basa untuk tiap putaran heliks. Ikatan hidrogen merupakan salah

    satu kekuatan utama yang mempertahankan bentuk Heliks DNA. Residu adenin

    membentuk dua ikatan hidrogen dengan timin. Guanin membentuk tiga ikatan

    hidrogen dengan sitosin. Bentuk B dari DNA juga mempunyai dua alur, yaitu alur

    besar dan kecil. Protein-protein yang berhubungan dengan fungsi DNA yang khas ,

    misalnya replikasi atau reparasi, dapat berada dalam alur-alur ini.

    Bentuk A

    Bentuk B adalah bentuk utama dari DNA di dalam sel. Bentuk A

    terjadi bila bentuk B mengalami dehidrasi. Bentuk ini lebih padat, tiap

    putaran terdiri atas 11 residu basa. Pada bentuk A ini, basa berada dalam

    kedudukan 13o sampai 19o dari possisi tegak lurus. Selain itu alur yang

    terbentuk pun berubah, Alur kecil menjadi sangat dangkal, sedangkan alur

    besar menjadi sangat dalam. Perubahan ini mengakibatkan interaksi khas

    antara protein dengan DNA menjadi tidak mungkin.

    Bentuk ZBentuk DNA yang secara nisbi masih baru ialah bentuk Z (dari zig-

    zag). Bentuk Z merupakan heliks berputar ke kiri. Dan tiap putaran terdiri

    atas 12 residu basa. Pada mulanya bentuk ini ditemukan pada suatu polimer

    sintetik yang tersusun dari perulangan residu G dan C. Kemudian ternyata

    bahwa bentuk Z juga ditemukan pada sejumlah spesies. Bentuk Z ini

    dimantapkan oleh metilasi basa-basa yang ada di daalm DNA tersebut, suatu

    peristia yang terjadi pada gen inaktif.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    23/79

    xxiii

    Gambar 4. Bentuk A dan Z dari suatu DNA

    Denaturasi

    Berbagai Keadaan yang menyebabkan denaturasiStruktur Primer tidaklah berubah pada denaturasi. Struktur sekunder

    dari DNA akan mantap bila ikatan hidrogen tidak tergangu. Bila ikatan ikatan

    ini terganggu maka kedua untaian DNA akan terpisah. Adapun keadaan yang

    dapat menyebabkan terjadinya hal terebut adalah Kenaikan suhu, pH yang

    berbeda dari pH alamiah, dan adanya senyawa-senyawa yang dapat

    memutuskan ikatan hidrogen antar untaian tadi, atau yang dapat menyisipkan

    dirinya diantara basa.Struktur DNA akan mantap pada rentangan pH 4-10, diluar dari itu

    dapat terjadi protonisasi atau ionisasi atom-atom nitrogen atau atom oksigen

    yang membentuk ikatan hidrogen sehingga menyebabkan denaturasi. Selain

    itu senyawa-senyawa semisal urea dan formida dapat pula mengganggu ikatan

    hidrogen sedangkan senyawa dengan cincin aromatik yang datar dan

    besar,semisal senyawa etidium bromida dan berbagai zat warna golongan

    akridin, dapat menyisipkan dirinya antara dua basa DNA sehingga

    menimbulkan denaturasi.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    24/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    25/79

    xxv

    C. PERBEDAAN ANTARA KROMOSOM PROARIOTIK DAN EUKARIOTIKKromosom Prokariotik

    Kromosom prokariotik, atau nukleoid, adalah suatu bentuk B dari DNA

    yang merupakan molekul dengan lingkaran tertutup (sirkular). Hampir semua spesiesbakteri mempunyai kromosom berbentuk sirkular. Bentuk sirkular memberikan

    perlindungan bagi DNA dari aksi-aksi enzim endonuklease (yang memotong ujung-

    ujung DNA). Struktur tersier dari DNA prokariotik akan terbentuk apabila DNA

    terpuntir sebelum lingkaran itu tertutup. Gelung tambahan yang terbentuk dinamakan

    supercoiling.

    Gambar 5. Proses terbentuknya struktur supercoil

    Supercoil adalah bentuk penggulungan DNA. Bentuk supercoil ditemukan

    pada tahun 1963 oleh Jerome Vinegrad dengan mengisolasi virus Polyoma. Dimana

    Bentuk supercoil merupakan isomer topologi dari bentuk relaks. Enzim yang

    berperan dalam pembentukannya adalah enzim topoisomerase yang bekerja

    mengatur perubahan topologi DNA dengan cara meningkatkan atau menurunkan

    jumlah pilinan pada heliks ganda. Enzim ini, dengan bantuan energi yang diperoleh

    dari hidrolisis ATP akan memecah ikatan fosfodiester yang membentuk tulang

    punggung kedua DNA, menyisipkan suatu gelungan, dan kembali menyegel tulang

    punggung tadi. Perbedaan bentuk molekul ini dapat dengan jelas terlihat dengan

    menggunakan teknik elektroforesis.Kromosom Eukariotik

    DNA inti sel eukariotik mempunyai struktur kromosom yang lebih rumit lagi.

    Semua kromosom inti eukariot berbentuk linier. Bila dilihat dengan mikroskop

    elektron, kromosom inti sel eukariotik yang diekastraksi dengan larutan garam

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    26/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    27/79

    xxvii

    mencolok serta perubahan densitas pengapungan dalam keadaan terdenaturasi. Oleh

    karena RNA hanyalah suatu salinan belaka dari seuntai DNA, maka jumlah A dari

    suatu RNA tidaklah sama dengan U, begitu pula jumlah G tidaklah sama dengan C.

    Gambar 6. Rumus bangun dari sepotong untaian RNA

    Tiga tipe RNA Utama Dalam Sel

    Genetika molekular klasik mengajarkan adanya tiga tipe RNA yang terlibat

    dalam proses sintesis protein:

    1. RNA-kurir (messenger-RNA, mRNA),

    2. RNA-ribosom(ribosomal-RNA, rRNA),

    3. RNA-transfer (transfer-RNA, tRNA).

    Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 diketahui bahwa RNA hadir dalam

    berbagai macam bentuk dan terlibat dalam proses pascatranslasi. Dalam pengaturan

    ekspresi genetik orang sekarang mengenal RNA-mikro (miRNA) yang terlibat dalam

    "peredaman gen" atau gene silencing dan small-interfering RNA (siRNA) yang

    terlibat dalam proses pertahanan terhadap serangan virus. Messenger RNA

    mRNA adalah RNA yang paling beragam diantara berbagai RNA utama.

    mRNA merupakan RNA terpanjang. Selain, itu mRNA mempunyai konsentrasi yang

    paling rendah dan yang paling tidak stabil. Biasanya mRNA mengandung 5% dari

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    28/79

    xxviii

    seluruh RNA yang terdapat di dalam sitoplasma sel eukariotik. Pada prokariot, suatu

    mRNA tunggal dapat mengandung informasi untuk beberapa protein yang berbeda.

    mRNA serupa itu disebut sebagai pesan polisistronik. Pada eukariot, tiap mRNA

    matang menyandikan satu, dan hanya satu itu saja polipeptida dan karena itu pula

    dikatakan bersifat monosistronik.

    Ribosomal-RNASel mengandung rRNA lebih dari yang lain. rRNA adalah bentuk RNA yang

    paling mantap. Ia membentuk kompleks dengan protein dan disebut ribosom. rRNA

    berupa pita tunggal, tidak bercabang dan fleksibel. rRNA berfungsi sebagai mesin

    perakit dalam sintesis protein.

    Transfer-RNA

    Kira-kira 15% RNA sitoplasma dari suatu sel eukariotik adalah tRNA. tRNA

    merupaka RNA terkecil, hanya mengandung 75-100 nukleotida. Paling sedikit ada 20

    macam tRNA yang berbeda di dalam semua sel, yang masing-masing berpautan

    dengan satu asam amino yang secara alamiah ditemukan di dalam molekul protein.

    Mekipun beraneka ragam, semua tRNA ini mempunyai ciri umum yang sama yaitu

    mempunyai daerah yang menjadi akseptor asam amino. Daerah-daerah yang

    bervariasi perlu untuk mengikat berbagai macam asam amino yang berbeda. Selain

    itu juga untuk mengenali kodon yang tepat pada mRNA.

    E. DNA dan RNA VIRUSBerlawanan dengan sel-sel eukariotik normal, virus hanya mengandung asam

    nukleat dan sejumlah kecil enzim essential, yang dikelilingi oleh suatu mantel yang

    terutama tersusun dari protein. Bahan genetik dari virus dapat berupa DNA dan RNA,

    dalam bentuk untaian tunggal atau ganda, melingkar ataupun lurus. Masing-maing

    bentuk ini memerlukan suatu cara penggandaan dan penyalinan sedikit berbeda.Meskipun begitu, untuk penerjemahan dan pengubahan protein yang telah dibentuk

    menjadi bentuk lain yang berfungsi, virus sama sekali tergantung kepada enzim yang

    tersedia dalam sel yang diinfeksinya.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    29/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    30/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    31/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    32/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    33/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    34/79

    xxxiv

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan konstitusi genetik tanaman

    melalui pemahaman terhadap dogma genetik, kode genetik dan ekspresi genetik.

    BAB II. PEMBAHASAN

    A. Pengertian Eskpresi Genetik

    Ekspresi genetik merupakan proses penerjemahan informasi genetik (dalam

    bentuk urutan basa) menjadi protein, dan lebih jauh lagi: karakter. Proses ekspresi

    genetik mengikuti tahapan yang sama untuk semua bentuk kehidupan, dan disebut

    dogma inti (central dogma) dalam genetika. Ada tiga proses dasar yang tercakup

    dalam dogma inti yaitu replikasi DNA, Transkripsi DNA menjadi RNA, dan

    Translasi RNA menjadi protein atau polipeptida. Proses ekspresi gen merupakan

    aspek fundamental dalam setiap organisme hidup. Proses ini diduga dikontrol oleh

    suatu mekanisme yang ada pada aliran informasi genetik. Pada awalnya para ilmuwan

    menduga bahwa protein merupakan satu-satunya molekul yang berperan dalam

    meregulasi ekspresi gen pada manusia dan organisme kompleks lainnya (eukariot),

    seperti halnya pada organisme tingkat rendah atau mikroorganisme (prokariot).

    Gambar 1. Proses penerjemahan informasi genetik menjadi asam amino

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    35/79

    xxxv

    F. MODEL REPLIKASI DNAModel Konservatif

    Sebelum mekanisme replikasi DNA dapat dibuktikan secara eksperimental

    oleh Matthew Messelson dan Franklin Stahl pada tahun 1958, ada tiga hipotesis yang

    berkembang mengenai mekanisme replikasi DNA. Salah satunya adalah model

    replikasi secara konservatif. Menurut model konservatif, molekul DNA untai ganda

    induk akan tetap bergabung sedangkan kedua untaian DNA anakan terdiri atas

    molekul hasil sintesis baru. Dengan kata lain, molekul awal tetap terpelihara dan

    molekul baru semua disusun dari bahan baru.

    Model Dispersif

    Pada model replikasi DNA secara dispersif dinyatakan bahwa molekul DNA

    induk akan mengalami fragmentasi sehingga DNA anakan akan terdiri atas campuran

    molekul lama (berasal dari DNA induk dan molekul hasil sintesis baru.

    Model Semi konservatif

    Pada model replikasi DNA secara semi konservatif, Watson dan Crick dalam

    hipotesisnya mengemukakan bahwa setiap molekul untai ganda DNA anakan terdiri

    atas satu untai tunggal DNA induk dan satu untai tunggal lainnya merupakan untai

    tunggal DNA hasil sintesis baru. Dengan kata lain, bahwa dalam pembentukan DNA

    baru, yang disintesis tidak kedua utas tetapi hanya satu, sedang utas yang lainnya

    berasal dari molekul DNA terdahulu.

    Replikasi DNA mengikuti pola semi konservatif terbukti secara empiris pada

    tahun 1958 oleh eksperimen yang dilakukan oleh Matthew Messelson dan Franklin

    Stahl dengan menggunakan bakteri Escherichia coli untuk mengetahui mekanisme

    replikasi DNA. Hasil Eksperimen tersebut membuktikan bahwa replikasi DNA

    mengikuti pola semi konservatif. Meskipun demikian, bukti-bukti baru menunjukkanadanya penyimpangan dari teori replikasi semacam ini. Diketahui bahwamekanisme

    replikasi DNA pada virus tertentu, misalnya virus x 174, yang genomnya berupa

    DNA untai tunggal, melibatkan tahapan proses repliasi DNA dengan mekanisme

    yang berbeda yaitu model konservatif.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    36/79

    xxxvi

    Gambar 2. Tiga Hipotesis mengenai replikasi DNA

    G. TIGA PROSES DASAR DALAM CENTRAL DOGMA PADA EKSPRESIGENETIK

    Materi genetik, DNA selalu dalam keadaan aktif. Aktivitas ini berhubungan

    dengan ekspresi gen dan juga aktivitas tambahan seperti replikasi, perbaikan dan

    rekombinasi. Ekspresi gen berkaitan dengan proses transkripsi dan translasi untuk

    mensintesis protein. Sedangkan proses replikasi, perbaikan dan rekombinasi berkaitandengan perbanyakan terarah terhadap DNA yang ada pada makhluk hidup.

    Proses penyimpanan dan pemindahan informasi genetik dinyatakan dalam dalil

    disebut dogma sentral oleh Francis Crick dan George Gamov pada tahun 1957.

    Prinsip dogma sentral adalah DNA menjadi penentu jenis RNA, kemudian jenis RNA

    menentukan macam protein yang disintesis.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    37/79

    xxxvii

    Dogma ini berlaku universal dan menyatakan bahwa sekali informasi telah

    diteruskan menjadi protein, maka tidak dapat dikembalikan lagi menjadi bentuk

    asalnya. Aliran informasi dari asam nukleat ke asam nukleat memang

    memungkinkan, tetapi aliran informasi dari protein ke asam nukleat atau protein ke

    protein tidak memungkinkan. Dimana tahap-tahap yang terjadi pada ekspresi genetik

    dan faktor-faktor yang terlibat dapat digambarkan seperti berikut;

    Gambar 3. Proses aliran informasi genetik menjadi protein beserta tahap-tahap dan

    faktor-faktor yang terlibat

    Replikasi DNA

    Salah satu tahapan penting dalam proses pertumbuhan jasad hidup adalah

    proses perbanyakan bahan genetik. Proses perbanyakan bahan genetik dikenal

    sebagai proses replikasi. Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan

    urutan nukleotida pada DNA yang digandakan. Replikasi merupakan proses

    pelipatgandaan DNA. Replikasi DNA adalah proses penggandaan molekul DNA

    untai ganda. Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota

    terus-menerus melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi

    DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I.

    Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu

    pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses

    replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi

    berantai polimerase (PCR).

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    38/79

    xxxviii

    Tahapan-tahapan dalam proses replikasi

    Inisiasi, DNA dalam sel-sel eukaryotik memiliki ARCs (autonomouslyreplicating sequence) yang berperan sebagai asal muasal replikasi dan mereka

    saling berlawanan dari asal bakterial (ori). ARCs terdiri atas 11 pasangan

    landasan rentetan tambah dua atau tiga rentetan nucleotida pendek tambahan

    dengan 100 hingga 200 pasangan landasan sepanjang area DNA. Grup utama

    dari enam protein, secara kolektif dikenal dikenal sebagai ORC (Origin

    Recognition Complex), mengikat asal muasal replikasi, menandai replikasi

    DNA dengan tepat pada saat waktu yang sesuai melalui siklus sel.Pengenalan

    situs awal replikasi, oleh suatu protein komponen polymerase DnaA yang

    dihasilkan oleg gen dnaA.

    Terbentuknya Garpu replikasi. Garpu replikasi atau cabang replikasi(replication fork) ialah struktur yang terbentuk ketika DNA bereplikasi. Garpu

    replikasi ini dibentuk akibat enzim helikase yang memutus ikatan-ikatan

    hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat terbukanya untaian

    ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-masing terdiri dari sebuah

    untaian tunggal DNA. Masing-masing cabang tersebut menjadi "cetakan" untuk

    pembentukan dua untaian DNA baru berdasarkan urutan nukleotidakomplementernya. DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan

    memperpanjang oligonukleotida (RNA) yang dibentuk oleh enzim primase dan

    disebut primer.

    Pemanjangan Untaian DNA. DNA polimerase membentuk untaian DNA barudengan menambahkan nukleotidadalam hal ini, deoksiribonukleotidake

    ujung 3'-hidroksil bebas nukleotida rantai DNA yang sedang tumbuh. Dengan

    kata lain, rantai DNA baru (DNA "anak") disintesis dari arah 5'3', sedangkanDNA polimerase bergerak pada DNA "induk" dengan arah 3'5'. Namun

    demikian, salah satu untaian DNA induk pada garpu replikasi berorientasi

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    39/79

    xxxix

    3'5', sementara untaian lainnya berorientasi 5'3', dan helikase bergerak

    membuka untaian rangkap DNA dengan arah 5'3'. Oleh karena itu, replikasi

    harus berlangsung pada kedua arah berlawanan tersebut

    Pembentukan Leading strand. Pada replikasi DNA, untaian pengawal(leading strand) ialah untaian DNA yang disintesis dengan arah 5'3' secara

    berkesinambungan. Pada untaian ini, DNA polimerase mampu membentuk

    DNA menggunakan ujung 3'-OH bebas dari sebuah primer RNA dan sintesis

    DNA berlangsung secara berkesinambungan, searah dengan arah pergerakan

    garpu replikasi.

    Pembentukan Lagging strand. Lagging strand ialah untaian DNA yangterletak pada sisi yang berseberangan dengan leading strand pada garpu

    replikasi. Untaian ini disintesis dalam segmen-segmen yang disebut fragmen

    Okazaki. Panjang fragmen okazaki mencapai sekitar 2.000 nukleotides panjang

    dalam sel-sel bakterial dan sekitar 200 panjang nukelotides dalam sel-sel

    eukaryotic. Pada untaian ini, primase membentuk primer RNA. DNA

    polimerase dengan demikian dapat menggunakan gugus OH 3' bebas pada

    primer RNA tersebut untuk mensintesis DNA dengan arah 5'3'. Fragmen

    primer RNA tersebut lalu disingkirkan (misalnya dengan RNase H dan DNA

    Polimerase I) dan deoksiribonukleotida baru ditambahkan untuk mengisi celah

    yang tadinya ditempati oleh RNA. DNA ligase lalu menyambungkan fragmen-

    fragmen Okazaki tersebut sehingga sintesis lagging strand menjadi lengkap.

    DNA polymerases tidak mampu mengisi ikatan covalent yang hilang. Celah

    yang tersisa direkat oleh DNA ligase. Enzim ini mengkatalis pembentukan

    ikatan phosphodiester antara 3 OH dari salah satu helaian dari 5-P dari

    halaian yang lain.DNA ligase diaktifkan oleh AMP (adenosine monophosphate)sebagai cofactor (faktor pengendali). Dalam E.coli, AMP dibawa dari

    nucleotide NAD+. Dalam sel-sel eukaryotik, AMP ditandai dari ATP. Ligase-

    ligase tidak dilibatkan dalam pemanjangan rantai; melainkan, mereka berperan

    pemasang enzim-enzim untuk perekatan celah melalui molekul DNA.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    40/79

    xl

    Modifikasi Post-Replikasi DNA, Setelah DNA direplikasikan, dua helaiantersintesis terbaru dipasangkan ke modifikasi enzimatik. Perubahan-perubahan

    ini biasanya melibatkan penambahan molekul-molekul tertentu untuk

    mekhususkan titik-titk sepanjang helix ganda. Pada cara ini, tags sel, atau label-

    label, DNA, sehingga ini bisa membedakan material genetiknya sendiri dari

    berbagai DNA asing yang mungkin bisa masuk ke dalam sel. Modifikasi post-

    replikasi DNA mungkin juga mempengaruhi cara molekul diikat.DNA

    merupakan faktor utama modifikasi dengan penambahan kelompok methyl ke

    beberapa adenine dan residu-residu cytosine. Grup methyl ditambahkan oleh

    DNA methylasess setelah nucleotides telah digabungkan dengan DNA

    polymerases. Penambahan methyl ke cytosine membentuk 5-methylcytosinedan methylasi dari adenine membentuk 6-methyladine. Methyladine lebih

    umum daripada methylcytosine dalam sel-sel bakterial, di mana dalam sel-sel

    eukaryotik, grup methyl paling banyak ditambahkan ke cytosine. Methylase

    muncul hanya pada beberapa rentetan nucleotide khusus. Dalam sel-sel

    eukaryotik, sebagai contoh, methylasi secara umum muncul pada saat cytosine

    berdampingan ke guanine di sisi 3-OH (5 P-CG-3OH).Pola methylasi bersifat

    spesifik untuk spesies yang diberikan, berperan seperti tanda tangan untuk DNA

    spesies tersebut. Hal ini patut diperhatikan karena grup methy melindungi DNA

    melawan perlawanan enzim-emzim tertentu disebut restriction endonucleases

    Oleh karena itu DNA asing melalui sebuah sel dicerna dengan restriction

    endonucleases. Dalam sel tertentu, restriction endonucleases bisa memotong

    DNA di titik khusus tertentu di mana DNA methylase menambah sebuah grup

    methyl. Pola methylasi melindungi DNA dari cernaan oleh sel yang memiliki

    endonucleases tapi tidak melawan pembatasan enzim-enzim yang diproduksi

    sel-sel spesies yang lain. Pembatasan ini menyederhanakan pertukaran DNAantar sel dari spesies yang diproduksi sel-sel spesies yang berbeda. Methylasi

    DNA pada titik-titik tertentu mungkin akan berakhir pada konversi terdekat dari

    B-DNA ke bentuk-bentuk Z-DNA. Dalam bentuk B-DNA, grup-grup

    hydropholic methyl dari alur utama, menghasilkan pengaturan yang tepat..

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    41/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    42/79

    xlii

    Komponen-komponen Penting dalam Replikasi

    1. DNA cetakan, yaitu molekul DNA yang akan direplikasi2. Molekul nukleotida ; dATP, dTTP, dCPT, Dgtp3. Enzim DNA Polimerase, enzim utama yang mengkatalis proses

    polimemerisasi nukleotida menjadi untaian DNA. Lima tipe DNA

    polymerases antara lain , , , , dan , yang diidentifikasi dalam

    sel-sel eukaryotic. , , dan pada DNA polymerases berfungsi

    dalam replikasi DNA melalui nucleus. DNA polymerases berfungsi

    dalam replikasi mitochondrial DNA, dan bentuk muncul dilibatkan

    dalam pemasangan DNA. DNA polymerases I, II dan III, merupakan

    DNA polymerase pada Prokaryotik.

    4. Enzim primase, enzim yang mengkatalisis sintesis primer untukmemulai replikasi DNA.

    5. Enzim Helikase, enzim pembuka ikatanuntaian DNA induk. Enzimlain yang juga berperan dalam proses tersebut adalah enzim girase.

    6. Protein SSB (Single Strand Binding protein). Molekul yangmenstabilkan molekul DNA yang terbuka.

    7. Enzim DNA ligase, suatu enzim yang berfungsi untuk menyambungfragmen-fragmen DNA.

    Transkripsi DNA Menjadi RNA

    Proses trankripsi pada dasarnya adalah sintesis suatu molekul RNA. Molekul

    RNA adalah suatu polimer yang terbentuk dari berbagai gugus ribonukleotid. RNA

    polimerase adalah suatu enzim yang bertugas mengenali tempat tertentu pada rantai

    DNA yang menentukan mulainya transkripsi. Transkripsi adalah proses penyimpanan

    informasi dalam DNA digunakan untuk menandai sintesis RNA. Transkripsi sama

    dalam beberapa cara ke replikasi DNA tapi ada beberapa perbedaan utama antara

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    43/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    44/79

    xliv

    mengekspresi informasi. Lalu RNA dilibatkan sebagai pembawa informasi genetik

    bersama sel. Transkripsi DNA berakhir dalam produksi tiga kelas dari RNA:rRNA,

    tRNA, dan mRNA.

    Proses transkripsi dilakukan oleh enzim RNA polimerase. Pada organisme

    prokaryot, hanya ada satu macam RNA polimerase yang melakukan transkripsi gen

    rRNA, gen yang mengkode protein, dan gen yang mengkode tRNA. Pada organisme

    eukaryot , ada 3 macam RNA polimerase yaitu RNA polimerase I (menyalin gen

    yang mengkode rRNA), RNA polymerase II (menyalin semua gen pengkode protein),

    RNA polymerase III (menyalin gen yang mengkode tRNA dan rRNA berukuran 5S).

    Urutan DNA yang akan ditranskripsi adalah gen yang akan diekspresikan. Gen yang

    lengkap terdiri atas tiga bagian utama, yaitu; (1) daerah pengendali (regulatory

    region) yang secara umum disebut promoter, (2) bagian structural, (3) terminator.

    Promoter adalah bagian yang berperanan dalam mengendalikan proses transkripsi

    dan terletak pada ujung 5. Bagian structural adalah bagian gen yang terletak

    sebelah hilir (downstream) dari promoter. Bagian inilah yang mengandung urutan

    DNA spesifik (kode-kode genetic) yang akan ditranskripsi. Terminator adalah

    bagian gen yang terletak di sebelah hilir dari bagian structural yang berperan dalam

    pengakhiran (terminasi) proses transkripsi.

    Adapun tahapan tahapan dari transkripsi (sintesis RNA) adalah sebagai

    berikut :

    Inisiasi Transkripsi, DNA mengandung rentetan khusus nucleotide, dikenalsebagai pomoter regions, yang berperan sebagai penanda untuk inisiasi

    transkripsi. Area pendukung DNA adalah lokasi di mana RNA polymerase

    mengikat untuk transkripsi. Keaktifan promoter region mengkhususkan [1]

    lokasi inisiasi transkripsi, dan [2] di mana dari dua helaian DNA bakteria

    berfungsi sebagai sense strand untuk transkripsi di area tersebut.

    Pembentukan open promoter kompleks, Pada tahap ini RNA polymerase IIakan mengenali daerah regulator element dari gen yang akan ditranskripsi.

    Kemudian RNA polymerase ini akan menempel (binding) di daerah promoter

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    45/79

    xlv

    spesifik dari gene yang akan disintesis proteinnya, daerah promoter ini

    merupakan daerah consesus sequences, pada urutan -10 dan -35 dari titik

    inisiasi (+1) yang mengandung urutan TATA-Box sebagai basal promoter.

    Setelah itu, polimerase ini akan membuka titik inisiasi (kodon ATG) dari gene

    tersebut dan mengkopi semua informasi secara utuh baik daerah exon maupun

    intron, dalam bentuk molekul immature mRNA (messenger RNA). Kemudian

    immature mRNA ini diolah pada proses splicing dengan menggunakan

    smallnuclearRNA (snRNA) complex yang akan memotong hanya daerah

    intron, dan semua exon akan disambungkan menjadi satu urutan gen utuh

    tanpa non-coding area dan disebut sebagai mature mRNA.

    Pemanjangan selama proses transkripsi, Ketiga kawasan penting promotersyang berdampak pada bagaimana berfungsi dan efisiensi dari transkripsi

    adalah kawasan konsensus -35, rententan konsensus Pribnow -10, dan lokasi

    inisiasi. Rentetan konsesus -35 merupakan lokasi pengenalan inisial antara

    RNA polymerase dan DNA, dan rentetan konsensus Pribnow -10 merupakan

    pusat dari kawasan DNA yang tidak diikat. Inisiasi transkripsi mungkin juga

    mempengaruhi inisiasi dan betapa cepatnya RNA polymerase meninggalkan

    lokasi promoter. Semua fitur-fitur ini memiliki sebuah pengaruh kepadatingkat efisiensi RNA polymerase untuk transkripsi.

    Penambahan dari rentetan nucleotide pada tiga kawasan penting juga

    dipengaruhi oleh kemampuan memisahkan helaian-helaian DNA. Pemisahan

    helaian secara langsung dipengaruhi oleh komposisi nucleotide (kawasan AT-

    rich lebih mudah dipisahkan daripada kawasan GC-rich) dan dengan tingkatan

    supercoiling dari helix ganda.

    Tingkat kecepatan polymerisasi RNA selama transkripsi mungkin tidak akanberjalan lancar, penambahan berkelanjutan atas ribonucleotides. Di dalam

    operons yang mengandung sebuah area attenuator, terdapat lokasi khusus

    sepanjang DNA yang menyebabkan RNA polymerase berhenti atau diam

    sejenak sampai kondisi-kondisi tertentu dipertemukan. Jika kondisi terpenuhi,

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    46/79

    xlvi

    RNA polymerase bisa memproses dengan pemanjangan. Jika kondisi tidak

    terpenuhi, RNA polymerase menghentikan transkripsi.

    Terminasi, Setelah terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil sintesis,selanjutnya diikuti dengan pengakhiran (terminasi) transkripsi yang ditandai

    dengan pelepasan RNA polymerase dari sense strand DNA yang

    ditranskripsi. Ada beberapa lokasi terminasi khusus yang berperan sebagai

    sebuah sinyal untuk menghentikan transkripsi.

    gambar 6 . Grafik tahapan transkripsi

    Tranlasi RNA menjadi protein atau polipeptida

    Translasi adalah proses penerjemahan kode-kode genetic (kodon) yang ada

    pada molekul mRNA urutan-urutan asam amino. Hanya molekul mRNA yang

    ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Pembacaan dari sebuah

    molekul mRNA mulai dari sebuah titik permulaan yang tepat. Codon pertama yang

    dibaca adalah AUG, yang memberi tanda asam amino methionine. Dalam sel-sel

    bakterial, codon AUG memberi tanda methionine (Met) ketika muncul di mana pun

    dalam molekul mRNA. Pada beberapa bakteria, codon AUG bertindak sebagaiinisiator codon yang mengkhususkan f-Met untuk memulai rantai polypeptide,

    meskipun ketika GUC muncul pada posis internal dalam molekul mRNA, memberi

    kode untuk valine. Baik itu Met atau f-Met merupakan bagian pertama dari asam

    amino dalam semua rantai peptide ketika mereka disintesiskan secara inisial, terminal

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    47/79

    xlvii

    asam amino bisa dimodifikasi secara enzimatis kemudian. Deformylase bisa

    memindahkan grup formyl dari formylmethionine, dan methionine amino peptidase

    bisa memindahkan methionine dari amino terminus dari peptide. Olehkarena itu,

    tidak semua polypeptides dalam mikroorganisme memiliki f-Met pada ujung terminal

    amino mereka.

    Bagian pangkal codon menentukan reading frame (rentetan tiga-nucleotide)

    untuk bagian selebihnya dari molekul mRNA , sebab, landasan-landasan nucleotide

    dibaca tiga pada satu waktu sepanjang rentai berkelanjutan dari nucleotides,

    mengubah posisi kerangka membaca dengan memasukan atau menghapus landasan

    nucleotide tunggal dalam sebuah gen bisa mempengaruhi secara dramatis rentetan

    asam amino dari protein yang bisa diproduksinya.

    Karena terjemahan bisa dimulai secara teoritis dengan berbagai nucleotide

    melalui triplet codons, terdapat tiga kerangka membaca potensial dalam berbagai

    kawasan di DNA. Sebuah protein diterjemahkan dengan kerangka yang mulai dengan

    codon inisiasi AUG, memperluas melalui satu seri codon-codon yang

    mengkhususkan asam amino, dan berakhir ketika terminasi codon dicapai.

    Sebuah kerangka membaca yang mengandung codon-codon yang secara

    eksklusif mengkode asam amino disebut open reading frame (ORF). Kerangka

    membaca yang terkunci tidak bisa dibaca menjadi protein karena kehadiran terminasi

    codon-codon. Deteksi dari sebuah ORF, yang bisa dilakukan dengan menguji rentetan

    nucleotide diterjemahkan menjadi sebuah protein. Melacak database dari rentetan

    nucleotide yang telah ditunjuk untuk memberi kode protein-protein yang dikenali bisa

    membantu mengidentifikasi fungsi dari kerangka membaca terbuka. Homologies

    tinggi ditemukan sepanjang spesies-spesies untuk rentetan nucleotides yang telah

    melibatkan dan mengode protein-protein dengan fungsi-fungsi identik.

    Beberapa protein dibutuhkan sebagai faktor-faktor inisiasi untuk memulaiproses terjemahan. Dalam sel-sel bakterial, tiga faktor inisiasi, IF1, IF2 dan IF3

    dibutuhkan. Sedikit informasi yang diketahui mengenai faktor-faktor inisiasi

    eukaryotik 4D (eIF4D). Dalam sel-sel eukaryotik, paling tidak sembilan faktor-faktor

    inisiasi eukaryotik (eIF1 ke eIF6) dibutuhkan untuk memulai sintesis protein.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    48/79

    xlviii

    Translasi berlansung di dalam ribosom. Pada organisme prokaryot, translasi

    sudah dimulai sebelum transkripsi (sintesis mRNA) selesai dilakukan. Dengan

    demikian proses transkripsi dan translasi pada prokaryot berlangsung secara hampir

    serentak. Sebaliknya pada eukaryot, proses translasi baru dapat berlangsung jika

    proses transkripsi (sintesis mRNA yang matang) sudah selesai dilakukan. Dalam

    proses translasi diperlukan molekul tRNA yang berfungsi membawa asam amino

    spesifik. Terdapat 1 sampai 6 t-RNA untuk masing-masing asam amino dari 20 asam

    amino yang dikenal pembentuk protein. Ribosom mengkatalisis pembentukan ikatan

    peptida di antara dua asam amino yangberdekatan.Terdapat sekitar 20 macam tRNA

    yang masing-masing membawa asam amino spesifik, karena di alam terdapat 20

    asam amino yang menyusun protein alami.

    Gambar 7. Struktur molekul 20 asam amino

    Sintesis protein terdiri atas 3 tahap, inisiasi, elongasi, dan terminasi. Pada

    tahap inisiasi, dibentuklah kompleks inisiasi untuk kemudian memulai sintesis dan

    berikatan dengan start kodon pada mRNA . Suatu bagian dari rantai mRNA yang

    menjadi tempat mulainya translasi adalah Ribosome Binding Sites (RBS) atau sekuen

    Shine Dalgarno. Proses translasi dimulai dari menempelnya ribosom pada RBS.

    Setelah subunit 30S dari ribosom menempel pada RBS. Subunit itu bergerak

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    49/79

    xlix

    sepanjang mRNA hingga mencapai kodon awal (kodon AUG). Selama elongasi asam

    amino membentuk ikatan kovalen secara berurutan mengikuti gerakan ribosom

    sepanjang mRNA. Terminasi sintesis potein terjadi jika ribosom sampai kepada

    kodon nonsens (UAA, UGA, UAG). Peptida selanjutnya terlepas dari ikatan tRNA

    dan ribosom berdisosiasi menjadi sub unitnya. Translasi adalah penerjemahan kodon

    pada mRNA menjadi suatu polipetida.

    Kode genetika adalah triplet, karena masing-masing kode terbentuk dari tiga

    nukleotida yang disebut kodon. Kodon terdiri dari tiga dari empat kemungkinan

    nukleotida (A, U, C dan G). Ini berarti akan terdapat 43 = 64 kodon. Keenam puluh

    empat kodon ini dikenal oleh t RNA kecuali tiga yang disebut kodon nonsens.

    Gambar 8. Kode genetic

    Marshall Nirenberg dan Gobin Khorana berjasa dalam hal menemukan

    kode genetika ini. Dan kode genetika ini berlalu universal untuk semua organisme

    dari bakteri sampai manusia.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    50/79

    l

    Ciri-ciri kode genetic adalah sebagai berikut ;

    1) Kode genetic adalah triplet. Setiap kodon mRNA yang mengkode asam aminodalam rantai polipeptida mengandung tiga nukleotida.

    2) Kode genetic adalah kode yang bebas koma, mRNA dibaca terus, tiganukleotida (satu kodon) pada satu waktu, tanpa melompati nukleotida yang

    lain.

    3) Kode genetic tidak tumpang tindih. mRNA dibaca dalam kelompok berurutantiga nukleotida (triplet). Artinya tiada satu basa tunggal pun yang dapat

    mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon.

    4) Kode genetic bersifat degenerasi pengecualian (AUG, metionin dan UGG,triptofan), lebih dari satu kodon mengkode untuk beberapa asam amino.

    5) Kode genetic mempunyai signal mulai dan signal berhenti. Signal mulai dansignal berhenti untuk sintesis protein berada dalam kode genetic ini.

    6) Kode genetic dapat mempunyai dua arti, yaitu kodon yang sama dapatmemperinci lebih dari satu asam amino. Ex: Kodon UUU kode untuk

    phenylalanin tetapi bila ada streptomisin dapat pula merupakan kode untukisoleusin, leusin atau serin.

    Perubahan Pasca Penerjemahan (Mutasi)

    Telah diketahui betapa penambahan sebuah basa saja sudah cukup untuk

    mengacaukan pembacaan pesan genetic. Penambahan dua basa ataupun penghapusan

    satu atau dua basa mempunyai akibat yang sama. Perubahan seperti itu dinamakan

    mutasi pergeseran bingkai (frameshift mutation). Hanya penambahan atau

    penghapusan pergandaan dari tiga basa yang menyebabkan pembacaan bingkai secaranisbi tidak berubah.

    Perubahan satu basa saja mungkin tidak menimbulkan perubahan pada protein

    yang dihasilkan, mungkin terjadi protein yang aktif sebagian saja atau bahkan protein

    yang tidak aktif sama sekali, atau bahkan tidak terbentuk protein sama sekali.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    51/79

    li

    Penggantian satu poromidin dengan pirimidin yang lain (misalnya C dengan T) atau

    satu purin dengan yang lain (G dengan A) disebut mutasi transisional. Penggantian

    suatu purin dengan suatu pirimidin atau sebaliknya disebut mutasi transversional.

    Karena terjadi degenerasi sandi, hasilnya mungkin tidak ada perubahan dalam

    molekul protein yang terbentuk (mutasi diam). Mutasi jenis ini hanya dapat dilacak

    dengan menyelidiki urutan basa mRNA atau gen.

    Suatu missense mutation mengganti suatu asam amino dengan asam amino

    yang lain. Bila asam amino pengganti mirip, mungkin terjadi suatu protein yang

    masih berfungsi. Bila asam amino pengganti berbeda sekali, protein yang dihasilkan

    mungkin tidak aktif sama sekali.

    Kemungkinan ketiga ialah tidak terbentuk protein sama sekali. Hal ini dapat

    terjadi misalnya bila mutasi mengganti kodon suatu asam amino dengan suatu kodon

    yang mengisyaratkan penghentian sintesis. Peristiwa ini disebut mutasi nonsens

    (nonsense mutation).

    Beberapa prokariot dan eukariot mengandung tRNA yang telah berubah yang

    dapat menyisipkan suatu asam amino pada suatu tempat yang telah menglami mutasi

    nonsense ataupun pada tempat yang biasanya mengandung kodon untuk

    menghentikan sintesis. Ini disebut mutasi supresor. Pada dasarnya, tRNA supresor

    ini salah dalam membaca sandi. Lagi pula untuk menekan suatu mutasi nonsense,

    beberapa tRNA membalikkan efek dari missense dan bahkan mutasi pergeseran

    bingkai. Yang terakhir ini terjadi bila suatu tRNA membaca empat basa, bukannya

    tiga basa, sebagai kodon.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    52/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    53/79

    liii

    protein represor yang dikode oleh genlaktose yaitu suatu protein yang tersusun atas

    empat polipeptida yang identik menempel pada daerah operator ( Lac O ), yang

    terletak disebelah hilir dari promoter, yang menyebabkan RNA polimerase tidak

    dapat melakukan transkripsi gen-gen struktural lac Z, lac Y dan lac A, sehingga

    operon lactosa mengalami represi, dan terjadi terus menerus selama tidak ada laktosa,

    sehingga energi seluler dapat dihemat. Induksi operon laktosa terjadi jika ada laktosa

    di dalam sel laktosa yang berada dalam medim pertubuhan sel diangkut ke dalam sel

    dengan meggunakan enzim permiase galaktosidase. Enzim tersebut mengangkut

    laktosa ke dalam sel,juga adanya enzim -galaktosidase di dalam sel yang terbatas

    jumlahnya, maka meskipun belum ada induksi sepeuhnya dapat mengubah laktosa

    menjadi allolaktosa ( mempunyai ikatan

    -1.6 Allolaktosa yang merupakan induser

    untuk mengaktifkan operon laktosa. Sedang laktosa adalah disakarida glukosa-

    gaktosa yang terikat melalui ikatan -1,4. Pada waktu ditranskripsi, operon lac akan

    menghasilkan satu mRNA yang membawa kode-kode genetik untuk tiga macam

    polipeptida yang berbeda (oleh karena itu disebut mRNA polisistronik).

    Gambar 9. Ekspresi gen pada prokaryotic

    Regulasi Gen Pada Organisme Eukaryotik

    Pada organisme eukaryot, satu gen struktural yang mengkode suatu protein

    akan dikendalikan ekspresinya oleh satu promotor yang spesifik sehingga mRNA

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    54/79

    liv

    yang dihasilkan berupa mRNA yang monosistronik. Molekul mRNA semacam ini

    hanya membawa rangkaian kode genetik untuk satu macam protein. Pada tahun 1941

    George W. Beadle dan Edward L. Tatum mengemukakan konsep yang dikenal

    sebagai teori satu gen - satu enzim. Akan tetapi penelitian penelitian menunjukkan

    bahwa banyak protein atau enzim yang molekul lengkap semua polipeptidanya dapat

    dikode oleh lebih dari satu gen struktural. Sebagai contoh, molekul hemoglobin yang

    lengkap dikode oleh dua gen. Oleh karena itu sekarang dikenal teori satu gen- satu

    polipeptida.

    Perbedaan lain antara regulasi gen pada prokaryot dan eukaryot terletak pada

    organisasi bagian struktural gen-gen yang mengkode protein. Pada prokaryot, semua

    urutan nukleotida ditranskripsi menjadi mRNA. Selanjutnya, semua urutan nukleotida

    mRNA mulai urutan kodon awal (ATG) sampai kodon sebelum urutan kodon

    terminasi (TAA,TAG, atau TGA) ditranslasi menjadi urutan asam-asam amino.

    Sebaliknya, pada banyak gen eukaryot seringkali terdapat urutan-urutan nukleotida

    (kodon) yang tidak diketemukan terjemahannya dalam urutan asam amino. Pada

    organisme eukaryotik dikenal adanya bagian gen struktural yang disebut intron

    (intervening squences). Intron adalah bagian struktural yang pada awalnya

    ditranskripsi tetapi selanjutnya mengalami pemotongan sehingga transkrip mRNA

    yang sudah matang tidak lagi mengandung urutan tersebut. Oleh karena itu, bagian

    yang hilang dari mRNA tersebut tidak akan ditranslasi menjadi urutan asam amino.

    Sebaliknya, bagian gen struktural yang ditranskripsi menjadi mRNA disebut exon.

    Gambar 10. Skema pemrosesan mRNA pada organisme Eukaryot.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    55/79

    lv

    Dalam proses transkripsi gen eukaryotik, exon-exon akan ditranskripsi.

    Setelah terjadi pmotongan intron, selanjutnyaexon-exon disambung (disebut sebagai

    proses splicing) menjadi molekul mRNA yang matang. Molekul mRNA yang matang

    inilah (tidak mengandung intron lagi) yang selanjutnya akan ditranslasi menjadi

    urutan asam amino.

    Gambar 11. Skema ekspresi genetic pada organisme Eukaryot.

    D. Tugas dan LatihanUntuk memantapkan pemahaman anda mengenai topik ini maka anda

    diharapkan mengerjakan tugas dan latihan di bawah ini

    1. Jelaskan mengenai dogma sentral

    2. Jelaskan secara singkat urutan hingga suatu informasi genetik dapat diekspresikan!

    3. Jelaskan secara singkat perbedaan regulasi gen organisme prokariot dan eukariot!

    4. Plihlah salah satu topik di bawah ini kemudian susunlan portofolia berkaitandengan topik tersebut!

    Konstitusi genetik tanaman melalui pemahaman terhadap dogma genetik, kodegenetik & ekspresi genetik

    Dogma genetik dan kode genetikEkspresi genetikMutasi, mutagenesis, Rekombinasi, Transposisi

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    56/79

    lvi

    Replikasi, Transkripsi dan Translasi DNASomaklonal vs GametoklonalInteraksi genetik tanaman dan lingkungan

    F. Indikator Penilaian

    Kemampuan menyelesaikan latihan, ketepatan konsep dengan contoh,

    kejelasan uraian,kemutakhiran tugas pustaka, ketuntasan gagasan pada portofolio

    berdasarkan topik yang dipilih, kreativitas, kerja sama tim pada presentasi.

    BAB III. PENUTUPRangkuman

    Ekspresi genetik merupakan proses penerjemahan informasi genetik (dalam

    bentuk urutan basa) menjadi protein, dan lebih jauh lagi: karakter. Ada tiga proses

    dasar yang tercakup dalam dogma inti yaitu replikasi DNA, Transkripsi DNA

    menjadi RNA, dan Translasi RNA menjadi protein atau polipeptida. Proses ekspresi

    gen merupakan aspek fundamental dalam setiap organisme hidup.

    Proses perbanyakan bahan genetik dikenal sebagai proses replikasi. Pada

    replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada DNA

    yang digandakan. Proses trankripsi pada dasarnya adalah sintesis suatu molekul

    RNA, Transkripsi adalah proses penyimpanan informasi dalam DNA digunakan

    untuk menandai sintesis RNA. Translasi adalah proses penerjemahan kode-kode

    genetic (kodon) yang ada pada molekul mRNA urutan-urutan asam amino. Hanya

    molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi.

    Pada umumnya, gen yang mengkode protein pada prokaryot berupa gen

    dengan kopi tunggal (single copy), sedangkan gen yang mengkode tRNA dan rRNAberupa gen dengan jumlah kopi banyak (multiple copies). Pada organisme eukaryot,

    satu gen struktural yang mengkode suatu protein akan dikendalikan ekspresinya oleh

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    57/79

    lvii

    satu promotor yang spesifik sehingga mRNA yang dihasilkan berupa mRNA yang

    monosistronik. Molekul mRNA semacam ini hanya membawa rangkaian kode

    genetik untuk satu macam protein.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. http: //id.Wikipedia.org/DNA/

    2. Molecular biology of the cell, 4th edition, The Benyamin/Cummings Publishing

    Co.inc)

    3. PPT Bahan Ajar Gene Expression Protein Synthesis). www. Brawijaya.Ac.id

    4. PPT Bahan Ajar Dna Sebagai Bahan Genetik, UGM. http//ghr.nlm.nih.gov/

    5. Schumm E. Dorothy.1992. Essential ofBiochemistry. Department of Physiologica

    Chemistry. F.A.Davis company. Ohio

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    58/79

    lviii

    MODUL IV

    Aplikasi Konsep Teknologi DNA Rekombinan pada Transfer genetik

    Tanaman

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bioteknologi telah memainkan peranan penting dalam peningkatan produksi

    tanaman dalam beberapa dasawarsa terakhir. Paradigma pengembangan pertanian

    saat ini terus berkembang ke arah penerapan bioteknologi modern yang

    memungkinkan manipulasi genetik pada tanaman dapat dilakukan secara sangat

    terarah. Salah satu teknik bioteknologi modern yang memungkinkan dilakukannya

    manipulasi genetik secara terarah yaitu teknologi DNA rekombinan. Pada prinsipnya

    teknologi DNA rekombinan merupakan suatu teknik untuk menggabungkan molekul-

    molekul DNA secara in vitro, teknik ini memungkinkan terjadinya penggabungan

    DNA antara organisme yang hubungan kekerabatannya sangat jauh.

    Pengembangan dan penerapan teknologi DNA rekombinan memiliki dampak

    yang sangat besar dalam bidang pertanian. Berbagai tanaman dengan sifat-sifat

    fisiologis yang lebih baik maupun resistensi yang lebih tinggi terhadap hama dan

    penyakit telah dihasilkan melalui pemanfaatan teknologi ini. Melihat besarnya

    implikasi teknik ini dan prospek pengembangannya di masa depan maka pengetahuan

    mengenai aplikasi konsep teknologi DNA rekombinan pada transfer genetik tanaman

    sangat penting dipahami.

    B. Ruang Lingkup Isi

    Modul ini membahas mengenai Pengenalan teknik DNA rekombinan,

    identifikasi, isolasi, dan amplifikasi DNA dengan PCR, DNA vektor, dan berbagai

    metode transfer gen ke tanaman.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    59/79

    lix

    C. Kaitan Modul

    Modul ini merupakan modul keempat setelah mahasiswa memahami modul-

    modul sebelumnya yang meliputi struktur dan komponen biomolekuler sel,

    perubahan konstitusi genetik, replikasi DNA, dan ekspresi genetik.

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan

    mengenai teknologi rekombinan dan berbagai dampak yang ditimbulkan. Mengetahui

    tahapan identifikasi, isolasi, dan amplifikasi DNA beserta metode yang

    digunakan.Mengetahui berbagai DNA vektor dan proses introduksi DNA asing ke

    dalam tanaman target. Mengetahui berbagai metode transfer gen ke tanaman.

    BAB II. PEMBAHASAN

    A. Pengenalan teknologi DNA rekombinan

    Teknologi DNA rekombinaan merupakan kumpulan teknik atau metode yang

    digunakan untuk menggabungkan molekul-molekul DNA secara in vitro. Teknologi

    DNA rekombinaan ini juga dikenal sebagai rekayasa genetik atau genetic

    engineering.

    Konsep mengenai teknologi DNA rekombinaan didasarkan pada mekanisme

    seksual yang terdapat pada bakteri. Mekanisme seksual pada bakteri ditemukan oleh

    Ledersberg dan Tatum pada tahun 1946. Mekanisme seksual pada bakteri tidak

    bersifat reproduktif atau menghasilkan anak. Mekanisme ini memungkinkan

    terjadinya pertukaran DNA atau gen dari satu sel ke sel lainnya, sehingga dapatterbentuk kombinasi gen-gen yang berasal dari dua sel yang berbeda.

    Tahapan dasar dalam melakukan rekombinasi DNA secara in vitro adalah

    sebagai berikut:

    1. Isolasi molekul DNA

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    60/79

    lx

    2. Pemotongan DNA menggunakan enzim endonuklease restriksi

    3. Penyambungan molekul-molekul DNA menggunakan enzim DNA ligase

    ke dalam suatu molekul DNA vektor.

    4. Transformasi sel inang dengan DNA rekombinaan dalam sel inang

    5. Analisis dan konfirmasi keberadaan DNA rekombinaan dalam sel inang

    6. Karakterisasi fungsional gen yang diklon.

    B. Isolasi DNA

    DNA merupakan material genetik yang terdapat dalam sel oleh karena itu

    langkah pertama dalam mengisolasi DNA yaitu memecahkan dinding sel. Dinding sel

    dapat dipecahkan dengan memberikan perlakuan baik fisik, kimia, ataupun gabungan

    dari keduanya.

    - Perlakuan FisikSel dapat dipecahkan secara fisik dengan menggunakan alat

    sonikator(sonicator). Pada prinsipnya alat ini menghasilkan suara dengan

    frekuensi ultra tinggi sehingga dapat memecahkan dinding sel.

    - Perlakuan KimiawiSecara kimiawi pemecahan dinding sel dapat dilakukan dengan menggunakan

    enzim. Enzim yang dapat digunakan untuk pemecahan dinding sel yaitu

    enzim lisozim.

    Enzim Restriksi

    Enzim endonuklease restriksi atau enzim restriksi merupakan enzim yang

    diproduksi oleh mikroba yang dapat memotong DNA utas ganda. Enzim ini pertama

    kali ditemukan oleh Werner Arber dan Hamilton Smith pada tahun 1960. Bakteri

    secara alami menghasilkan enzim restriksi untuk menghancurkan DNA fage yangmenginfeksinya.

    Enzim restriksi mengenal dan memotong DNA pada sekuens spesifik yang

    panjangnya 4 sampai dengan 6 pasang basa. Enzim restriksi memotong pada bagian

    tertentu , bagian DNA yang dipotong oleh enzim ini disebut sebagai sekuens

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    61/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    62/79

    lxii

    Enzim Ligase

    Enzim ligase merupakan enzim yang digunakan untuk menyambung

    potongan-potongan fragmen DNA. Enzim yang sering digunakan untuk menyambung

    DNA adalah enzim yang genomnya berasal dari genom virus (bakteriofag) T4

    sehingga disebut T4 DNA ligase. Enzim ini mampu menyambung DNA yang

    ujungnya kohesif maupun runcing. Hal ini berbeda dari enzim ligase yang genomnya

    berasal dari genom bakteri Escheria coli. Enzim yang diperoleh dari bakteri Ecoli

    hanya mampu menyambung DNA ujung kohesif. Selain itu, T4 DNA ligase juga

    mampu menyambung molekul DNA dengan RNA sedangkan enzim dari Ecoli tidak

    dapat melakukan hal tersebut. Hal inilah yang menyebabkan enzim T4 DNA Ligase

    lebih sering digunakan untuk kloning DNA.

    Penyambungan ujung-ujung DNA yang kohesif lebih mudah dilakukan

    dibandingkan DNA berujung tumpul. Penyambungan DNA dilakukan dengan

    mencampur dua macam molekul DNA yang akan disambung dengan emzim DNA

    ligase. Campuran ini kemudian diinkubasikan pada suhu 12 C 15 C selama

    semalam. Untuk menyambung DNA yang mempunyai ujung-ujung yang tidak sama

    karena berasal dari hasil pemotongan oleh enzim restriksi yang berbeda dilakukan

    beberapa modifikasi,antara lain (a) penambanhan adaptor atau penyambung (linker),

    (b) pembentukan akar homopolimer pada ujung DNA, (c) pengisian ujung-ujung

    DNA kohesif, (d) penghilangan ujung DNA kohesif.

    Adaptor adalah suatu molekul oligonukleotida sintetik yang urutan

    oligonukleotidanya dirancang sedemikian rupa sehingga masing-masing ujung

    adaptor bersifat komplementer dengan masing-masing ujung DNA yang akan

    disambung.

    Linker adalah molekul oligonukleotida sintetik yang dapat mengalamipenyambungan sendiri (self ligation). Linker dapat membentuk molekul untai ganda

    berujung tumpul tetapi mempunyai urutan nukleotida yang dikenali oleh enzim

    restriksi tertentu. Linker digunakan untuk menyambung DNA berujung tumpul,

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    63/79

    lxiii

    sehingga DNA berujung tumpul dapat mempunyai sisi pengenalan oleh enzsim

    reztriksi tertentu.

    Ekor homopolimer merupakan molekul deoksiribonukleotida yang terdiri atas

    satu macam nukleotida dan ditambahkan pada ujung 3 suatu molekul DNA untai

    tunggal atau ganda sehingga DNA tersebut dapat membentuk rekombinaan dengan

    DNA lain yang mempunyai ekor homopolimer yang komplementer. Penambahan

    ekor homopolimer dilakukan dengan menggunakan enzim calf thymus terminal

    deoxynucleotidyl transferase.

    C. VEKTOR DNA

    Vektor DNA atau DNA vektor adalah molekul DNA yang secara khusus

    dirancang untuk membawa molekul DNA asing yang akan dimasukkan ke dalam

    jasad target. DNA vektor memiliki komponen viatal ayng meliputi ori (origin of

    replication, titik awla replikasi), sisi penyisipan fragmen DNA asing, penanda

    genetik, sinyal transkripsi dan translasi.

    1. Titik awal replikasiTitik awal replikasi (ori) adalah suatu urtan nukleotiada pada vektor yang

    digunakan untuk mengawali proses replikasi DNA vektor tersebut. Replikasi

    suatu DNA vektor untuk memperthankan keberadaan vektor tersebut di dalam

    sel.

    2. Sisi penyisipan fragmen DNA asingSisi penyisipan fragmen DNA asing adalah sekuens DNA pada vektor yang

    dapat dipotong oleh suatu enzim restriksi tertentu sehingga dapat digunakan

    untuk menyisipkan fragmen DNA asing yang diklon. Sisi penyisipan tersebut

    sering disebut sebagai sisi kloning (clonning site) yang dapat terdiri atas

    beberapa urutan nukleotida khusus yang dapat dipotong oleh beberapa macamenzim restriksi yang berbeda.

    3. Penanda genetik (genetic marker)Penanda gnetik adalah suatu gen tertentu pada vektor yang dapat digunakan

    untuk menentukan koloni sel yang memebawa DNA vektor atau DNA

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    64/79

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    65/79

    lxv

    jumlah jenis, dan jumlah tiap jenis (copy) plasmid bervariasi antar sel bahkan antar

    sel dalam satu spesies bakteri.

    Gambar 1. Vektor DNA plasmid

    Vektor DNA plasmid merupakan vektor yang paling umum digunakan untuk

    kloning DNA. Struktur dasar vektor ini berasal dari DNA plasmid yang secara alami

    ditemukan di dalam beberapa jasad prokaryot dan eukaryot. Plasmid yang digunakan

    sebagai vektor pada umumnya merupakan hasil modifikasi plasmid alami dengan

    cara menambahkan komponen-komponen genetik dari berbagai sumber, misalnya sisi

    kloning, ori tambahan, promoter,. Terminator transkripsi serta penanda genetik.

    Vektor yang berupa plasmid umumnya berukuran kecil yaitu sekitar 2-8 kb meskipun

    ada juga yang berukuran sekitar 12 kb. Hal inilah yang menyebabkan vektor plasmid

    hanya dapat digunakan untuk membawa fragmen DNA asing yang berukuran kecil

    maksimum sampai mencapai sekitar 3-5 kb. Vektor DNA plasmid secara umum dapat

    dikelompokkan menjadi (a) vektor untuk amplifikasi fragmen DNA asing (b) vektor

    ekspresi (c) vektor ulang-alik (shuttle vector).

    Vektor untuk amplifikasi merupakan vektor plasmid yang biasanya digunakanhanya untuk memperbanyak fragmen DNA asing yang disisipkan ke dalam plasmid

    tersebut. Vektor ekspresi adalah kelompok vektor yang selain dapat digunakan untuk

    memperbanyak gen yang disisipkan juga dapat mengekspresikan gen yang disisipkan

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    66/79

    lxvi

    tersebut. Beberapa vektor ekspresi juga dapat dimasukkan ke dalam vektor ulang-

    alik. Vektor ulang-alik (shuttle vector) adalah vektor yang dapat direplikasikan pada

    sel prokaryot dan eukaryot. Vektor ini digunakan untuk mengekspresikan gen asing

    di dalam sel eukaryot, namun sebelumnya gen asing yang diklon tersebut

    diperbanyak terlebih dahulu di dalam sel prokaryot.

    D. Transfer DNA

    Transfer DNA ke dalam bakteri dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu,

    konjugasi, tarnsformasi, dan transduksi. DNA yang masuk ke dalam sel bakteri

    kemudian dapat berintegrasi dengan DNA atau kromosom bakteri sehingga terbentuk

    kromosom rekombinaan.

    Konjugasi merupakan perpindahan DNA dari satu sel ke dalam sel bakteri lain

    mnelalui kontak fisik antara kedua sel. Sela donor (jantan) memasukkan sebagian

    DNA nya ke dalam sel resepien (sel betina). Transfer DNA berlangsung melalui pili

    seks yang dimiliki oleh sel jantan. Sel betina tidak memiliki pili seks. DNA dari sel

    jantan berpindak ke dalam sel betina secara replikatif. Oleh karena itu setelah

    konjugasi, sel jantan tidak kehilangan DNA. Setelah konjugasi selesai kedua sel akan

    berpisah kembali dan jumlah sel tidak bertambah. Setelah konjugasi tidak dihasilkan

    anak. Oleh karena itu proses konjugasi ini disebut juga sebagai proses seksual yang

    tidak reproduktif.

    Transformasi merupakan pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan di

    sekelilingnya. DNA yang berada di sekitar bakteri (DNA asing) dapat berupa

    potongan DNA atau fragmen DNA ysng berasal dari bakteri lainnya atau dari

    organiosme lainnya. Masuknya DNA dari lingkungan ke dalam sel bakteri dapat

    terjadi secara alami. Fenomena transformasi ini diamati oleh Griffith (1928), dan

    kelompok Averry (1944). Griffith (1928) telah menemukan bahwa strain bakteri yangtidak virulen (strain yang penampilan koloninya kasar) dapat berubah sifatnya

    menjadi strain yang virulen (penampilan koloninya halus) . Perubahan sifat ini

    disebabkan karena strain yang tidak virulen menjadi strain yang virulen. Perubahan

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    67/79

    lxvii

    sifat ini disebabkan karena strai yang tidak virulen dicampur dengan strain virulen

    yang telah dimatikan.

    Avery, McCleod, dan McCarty (1944) menemukan bahwa perubahan sifat

    atau transformasi dari bakteri avirulen menjadi virulen disebabkan oleh adanya DNA

    dari sel bakteri virulen yang masuk ke dalam sel bakteri avirulen . Berdasarkan

    mekanisme transformasi alami ini maka dapat dilakukan mekanisme transformasi

    buatan. Dengan perlakuan tertentu kita dapat memasukkan potongan DNA ke dalam

    sel bakteri. Pada prinsipnya ahal ,ini sangat sederhana yaitu

    mencampurkan sel-sel bakteri hidup dengan potongan DNA tertentu di dalam tabung

    reaksi. Beberapa waktu kemudian kita dapat menyeleksi sel-sel bakteri yang sudah

    mengandung potongan DNA tertentu tersebut.

    Transduksi adalah cara pemindahan DNA dari satu sel ke sel lain melalui

    perantaraan fage. Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel bakteri. Virus-

    virus yang inangnya adalah bakteri disebut bakteriofage atau fage. Pada waktu fage

    menginfeksi bakteri, fage memasukkan DNA nya ke dalam bakteri. DNA fage ini

    kemudian bereplikasi di dalam sel bakteri atau berintegrasi dengan kromosom

    bakteri. Pada waktu DNA fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk membentuk

    partikel-partikel fage baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian dari DNA

    baktei yang menjadi inangnya. Selanjutnya bila fage menginfeksi bakteri lainnya

    maka fage akan memasukkan DNA nya yang mengandung sebagian dari DNA

    bakteri inangnya sebelumnya. Dengan demikian fage tidak hanya memasukkan DNA

    nya sendiri ke dalam sel bakteri yang diseranganya tetapi juga memasukkan DNA

    dari sel bakteri lainnya yang ikut terbawa pada DNA fage. Hal ini berarti secara

    alami fage memindahkan DNA dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya.

    E. Amplifikasi DNA Dengan Teknik PCR

    Amplifikasi (perbanyakan) sekuens DNA dapat dilakukan dengan metode

    PCR (Polymerase chain reaction). Amplifikasi DNA ini dilakukan dengan

    menggunakan enzim DNA polimerase, dNTP (dinukleotida triphosphat)

    oligonukleotida primer, dan DNA template (DNA cetakan).

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    68/79

    lxviii

    Enzim DNA polimeraseEnzim DNA polimerase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi polimerisasi

    nukleotida menjadi untaian DNA. Dalam teknik PCR biasanya digunakan enzim

    DNA polimerase yang berasal dari bakteri termotoleran yang berasal dari laut, yaitu

    Thermus aquaticus, enzim tersebut disebut Taq DNA polymerase. Enzim ini memiliki

    kelebihan yaitu dapt tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, yaitu mencapai suhu 95-

    100 C.

    Suhu setinggi itu diperlukan sebab untuk menyalin urutan basa DNA cetakan

    dalam metode PCR. Maka DNA cetakan harus didenaturasi (dipisahkan ikatan antarauntaiannya) dengan perlakuan panas. Saat ini telah dikembangkan banyak DNA

    polimerase termotoleran lain yang dikembangkan untuk PCR, misalnya Tth DNA

    polymerase, dan Pwo DNA polymerase.

    dNTP (dinukleotida triphosphat)Molekul dNTP (yaitu dATP, dTTP, dCTP, dan dGTP) diperlukan dalm teknik

    PCR sebagai bahan dasar untuk membuat untaian DNA karena molekul DNA disusun

    oleh keempat nukleotida tersebut.

    Oligonukleotida primerOligonukleotida primer adalah molekul nukleotida berukuran pendek (sekitar

    10-30 basa nukleotida) yang diperlukan dalam mengawali proses sintesis DNA.

    Proses sintesis DNA baik secara in vivo maupun in vitro memerlukan molekul

    primer. Urutan basa nukleotida pada primer ditentukan agar dapat menempel

    (komplementer) pada bagian molekul DNA cetakan yang akan disalin atau

    diamplifikasi. Molekul primer dapat dibuat dengan cara sintesis kimiawi.

    Molekul DNA cetakanMolekul DNA cetakan merupakan molekul DNA yang urutan nukleotidanya

    akan disalin. DNA cetakan diisolasi dari sel dan selanjutnya digunakan sebagai

    cetakan yang akan dibaca oleh enzim DNA polimerase untuk membuat salinan urutan

    nukleotidanya.

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    69/79

    lxix

    PCR dilakukan dengan mencampurkan keempat komponen tersebut di dalam

    tabung Eppendorf kemudian dimasukkan ke dalam thermocycler. Volume total

    campuran reaksi yang diperlukan biasanya berkisar antara 25-100 mikroliter.

    Thermocycler adalah alat yang dapat diatur untuk membuat suatu siklus perubahan

    suhu yang diperlukan dalam proses amplifikasi DNA. Tahap pertama suhu alat diatur

    sehingga mencapai 95-100 C selama bebrapa menit (biasanya sekitar 5 menit). Pada

    saat ini, molekul DNA cetakan mengalami denaturasi sehingga kedua untaiannya

    terpisah. Pemisahan untaian ini diperlukan agar nukleotida primer dapat menempel,

    karena primer tidak akan dapat menempel pada DNA cetakan yang masih dalam

    bentuk untaian ganda (double stranded).

    Setelah beberapa menit pada suhu denaturasi, suhu alat diturunkan sehingga

    mencapai suhu yang sesuai untuk penempelan primer (primer annealing) pada DNA

    cetakan. Biasanya suhu yang diperlukan adalah sekitar 50-60 C, tetapi suhu yang

    tepat harus ditemukan secara empiris tergantung pada urutan basa nukleotida primer

    yang digunakan. Pada suhu yang tepat, molekul primer akan menempel pada daerah

    DNA yang komplementer. Sebagai contoh, jika urutan nukleotida primer adalah

    GATCTTCG, maka primer tersebut akan menempel pada daerah DNA cetakan yang

    mempunyai urutan CTAGAAGC. Molekul primer yang menempel tersebut berfungsi

    sebagai molekul awal dalam proses polimerasi DNA. Nukleotida-nukleotida baru

    akan ditempelkan di ujung primer tersebut sesuai dengan urutan nukleotida pada

    DNA cetakan.

    Proses penempelan primer biasanya memerlukan waktu beberapa menit

    sekitar 2-3 menit, selanjutnya suhu alat dinaikkan ke suhu yang optimum untuk

    aktivitas polimerisasi DNA oleh DNA polimerisasi. Jika digunakan Taq DNA

    polymerase maka biasanya suhu dinaikkan menjadi 72 C. Pada suhu inilah terjadi

    proses polimerisasi (sintesis) DNA baru dengan adanya aktivitas DNA polimerase,dNTP, primer, dan DNA cetakan. Proses polimerisasi biasanya berlangsung selam 2-

    5 menit.

    Setelah proses polimerisasi, kemudian dilakukan lagi siklus seperti semula,

    yaitu dengan menaikkan suhu menjadi 95-100 c (denaturasi) kemudian diturunkan

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    70/79

    lxx

    menjadi 50-60 C (penempelan primer) , dan kemudian dinaikkan lagi menjadi 72 C

    (polimerisasi). Siklus perubahan semacam ini dilakukan berulang-ulang sekitar 25-35

    kali. Dengan demikian dalam proses PCR terjadi sintesis DNA secara berulang-ulang

    sekitar 25-35 kali. Dengan demikian dalam proses PCR terjadi sintesis DNA secara

    berulang-ulang sehingga diperoleh molekul DNA baru dengan jumlah yang jauh

    berlipat ganda dibanding denagn molekul DNA cetakannya. Inilah yang disebut

    sebagai proses reaksi berantai polimerase atau PCR. Dengan teknik ini dimungkinkan

    mengamplifikasi suatu fragmen DNA denagn cepat dalam jumlah yang banyak.

    Selain itu amplifikasi juga dapat diarahkan hanya pada bagian-bagian tertentu suatu

    gen sehingga dapat dikembangkan untuk tujuan rekayasa struktur suatu gen atau

    protein.

    F. TRANSFORMASI SEL INANG

    Setelah menyisipkan DNA asing ke dalam DNA vektor, selanjutnya DNA

    rekombinan tersebut dimasukkan ke dalam sel inang yang sesuai. Proses ini disebut

    sebagai transfomasi. Berdasarkan tujuan transformasi tersebut, secara umum sel inang

    dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:

    1. Sel inang sementara ( temporer), sel yang digunakan hanya untukmemperbanyak jumlah sel DNA rekombinan, biasanya digunakan baktei E.

    Coli karena mudah dac cepat pertumbuhannya.

    2. Sel inang tetap, sel inang yang digunakan untuk mengekspresikan gen asingyang diklon tersebut

    G. Latihan dan Tugas

    Untuk memantapkan pemahaman anda mengenai materi dalam modul ini

    maka anda perlu mengerjakan tugas di bawah ini1. Jelaskan secara singkat tahapan dasar dalam melakukan rekombinasi DNA secara

    in vitro!

    2. Jelaskan secara singkat berbagai mekanisme perpindahan material genetik pada

    bakteri!

  • 7/23/2019 Modul Bioteknologi Tanaman

    71/79

    lxxi

    3. Jelaskan secara singkat urutan siklus amplifikasi DNA dengan menggunakan PCR!

    4. Susunlah sebuah poster mengenai salah satu materi pada modul ini kemudian

    presentasikan secara oral!

    H. Indikator Penilaian

    Kemampuan menyelesaikan latihan, ketepatan konsep dgn contoh, kejelasan

    uraian,kemutakhiran tugas pustaka, ketuntasan gagasan pada poster dari model yang

    dipilih, kreativitas, kerja sama tim pada presentasi.

    BAB III. PENUTUP

    Rangkuman

    Teknologi DNA rekombinaan merupakan kumpulan teknik atau metode yang

    digunakan untuk menggabungkan molekul-molekul DNA secara in vitro. Tahapan

    dasar dalam melakukan rekombinasi DNA secara in vitro adalah Isolasi molekul

    DNA, pemotongan DNA menggunakan enzim endonuklease restriksi, penyambungan

    molekul-molekul DNA menggunakan enzim DNA ligase ke dalam suatu molekul

    DNA vektor, transformasi sel inang dengan DNA rekombinaan dalam sel inang,

    analisis dan