modul bengkel instalasi catu daya 2014 · pdf filedapat melakukan pengujian aliran listrik. 5....

30
Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA © Copyright 2014 1 TATA TERTIB PRAKTIKUM DAN PROYEK BENGKEL INSTALASI CATU DAYA 2014 1. PRAKTIKUM INSTALASI CATU DAYA Praktikum Instalasi Catu Daya merupakan salah satu yang diperuntukkan bagi mahasiswa UNIVERSITAS TELKOM D3 jurusan Teknik Telekomunikasi. Target dan tujuan yang dicapai yaitu menuntut kemandiran dan kerjasama mahasiswa dalam pelaksanaan Proyek Instalasi Catu Daya sehingga mahasiswa tersebut diharapkan mempunyai keterampilan maupun pengetahuan dalam bidang catu daya. Sehingga mahasiswa harus mampu mengaplikasikan dan merancang pembuatan instalasi catu daya. 2. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PROYEK A. Selama pelaksanaan praktikum dan proyek dilarang : Merokok dan makan dalam ruangan Bengkel Mekatronika. Membuang sampah di ruangan Bengkel. Meninggalkan ruangan tanpa seizin asisten. Berlaku tidak sopan terhadap sesama praktikan dan pada asisten B. Setelah Praktikum dan Proyek usai praktikan wajib merapihkan kembali peralatan yang digunakan. C. Kerusakan dan kehilangan alat dan peralatan laboratorium akibat kecerobohan praktikan menjadi tanggung jawab praktikan dan dapat dituntut penggantian / perbaikan alat tersebut. D. Tidak ada praktikum / proyek susulan. E. Asisten berhak untuk mengeluarkan praktikan yang dinilai tidak layak untuk pelaksanaan proyek selama proyek berlangsung. 3. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PROYEK A. Menyepakati pengalokasian waktu pratikum/proyek minimal satu minggu setelah jadwal lengkap pratikum / proyek dikeluarkan, kesalahan ada pada praktikan jika disuatu waktu terjadi bentrok jadwal, dan asisten tidak harus menyesuaikan jadwal dikarenakan hal tersebut B. Memperhatikan setiap hal yang dijelaskan / didemonstrasikan oleh Instruktur. C. Mencatat hal-hal yang dianggap perlu. D. Dilarang mencoba menghidupkan / menjalankan alat, jika belum paham benar prosedur operasinya dan tanpa seizin asisten. E. Melakukan setiap proses menurut urutan operasi yang ditentukan. F. Menanyakan selalu hal-hal yang belum jelas. G. Bekerja selalu dengan tekun dan penuh disiplin. H. Menon-aktifkan nada dering HP pada saat pemberian tutorial dan pelaksanaan praktikum. I. Mengutamakan KESELAMATAN KERJA.

Upload: truongminh

Post on 01-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 1

TATA TERTIB PRAKTIKUM DAN PROYEK

BENGKEL INSTALASI CATU DAYA 2014

1. PRAKTIKUM INSTALASI CATU DAYA

Praktikum Instalasi Catu Daya merupakan salah satu yang diperuntukkan bagi

mahasiswa UNIVERSITAS TELKOM D3 jurusan Teknik Telekomunikasi. Target

dan tujuan yang dicapai yaitu menuntut kemandiran dan kerjasama mahasiswa

dalam pelaksanaan Proyek Instalasi Catu Daya sehingga mahasiswa tersebut

diharapkan mempunyai keterampilan maupun pengetahuan dalam bidang catu daya.

Sehingga mahasiswa harus mampu mengaplikasikan dan merancang pembuatan

instalasi catu daya.

2. PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PROYEK

A. Selama pelaksanaan praktikum dan proyek dilarang :

Merokok dan makan dalam ruangan Bengkel Mekatronika.

Membuang sampah di ruangan Bengkel.

Meninggalkan ruangan tanpa seizin asisten.

Berlaku tidak sopan terhadap sesama praktikan dan pada asisten

B. Setelah Praktikum dan Proyek usai praktikan wajib merapihkan kembali

peralatan yang digunakan.

C. Kerusakan dan kehilangan alat dan peralatan laboratorium akibat kecerobohan

praktikan menjadi tanggung jawab praktikan dan dapat dituntut penggantian /

perbaikan alat tersebut.

D. Tidak ada praktikum / proyek susulan.

E. Asisten berhak untuk mengeluarkan praktikan yang dinilai tidak layak untuk

pelaksanaan proyek selama proyek berlangsung.

3. PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM DAN PROYEK

A. Menyepakati pengalokasian waktu pratikum/proyek minimal satu minggu

setelah jadwal lengkap pratikum / proyek dikeluarkan, kesalahan ada pada

praktikan jika disuatu waktu terjadi bentrok jadwal, dan asisten tidak harus

menyesuaikan jadwal dikarenakan hal tersebut

B. Memperhatikan setiap hal yang dijelaskan / didemonstrasikan oleh Instruktur.

C. Mencatat hal-hal yang dianggap perlu.

D. Dilarang mencoba menghidupkan / menjalankan alat, jika belum paham benar

prosedur operasinya dan tanpa seizin asisten.

E. Melakukan setiap proses menurut urutan operasi yang ditentukan.

F. Menanyakan selalu hal-hal yang belum jelas.

G. Bekerja selalu dengan tekun dan penuh disiplin.

H. Menon-aktifkan nada dering HP pada saat pemberian tutorial dan pelaksanaan

praktikum.

I. Mengutamakan KESELAMATAN KERJA.

Page 2: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 2

4. KESELAMATAN KERJA

A. BAHAYA LISTRIK

Perhatikan dan pelajari tempat‐tempat sumber listrik (stop‐kontak dan circuit

breaker) dan cara menyala‐matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang

berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten.

Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik

(sengatan listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala‐jala yang

terkelupas dll.

Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri

sendiri atau orang lain.

Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air

wudhu.

Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum

Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik.

Berikut ini adalah hal‐hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:

Jangan panik

Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing‐masing

dan di meja praktikan yang tersengat arus listrik

Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber

listrik

Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda

tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik .

B. BAHAYA API ATAU PANAS BERLEBIH

Jangan membawa benda‐benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke dalam

ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum

Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas

yang berlebihan

Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas

berlebih pada diri sendiri atau orang lain

Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas

praktikum

Berikut ini adalah hal‐hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya

api atau panas berlebih:

Jangan panik

Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda

tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih

Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing‐masing.

Menjauh dari ruang praktikum

C. BAHAYA BENDA TAJAM DAN LOGAM

Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang

praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan

Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang dll.

Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat

melukai

Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau

orang

Page 3: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 3

D. BEKERJA AMAN DENGAN BAHAN KIMIA

Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia.

Hindari mengisap langsung uap bahan Kimia.

Dilarang mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah khusus.

Bahan Kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih

atau gatal).

Hal yang harus dilakukan apabila terkena bahan kimia adalah sebagai berikut:

Jangan panik.

Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda.

Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang

mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan).

Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.

Bawa ketempat yang cukup oksigen.

5. TP

TP bersifat tidak wajib.

6. Evaluasi dan LOG BOOK

Evaluasi hanya ada pada praktikum, sedangkan Logbook hanya ada pada proyek.

7. LAPORAN

Laporan proyek akhir dinilai sekali setelah pelaksanaan modul terakhir, diketik

komputer dan dikumpulkan dalam bentuk soft copy dan hard copy. Peraturan lebih

lanjut tentang format laporan di umumkan setelah UTS.

8. TES AWAL

Tes awal bersifat lisan ataupun tulisan, dilakukan tiap saat pelaksanaan praktikum.

Durasi Tes Awal adalah 15 menit. Apabila nilai TA < 50% dari total nilai maximum,

maka asisten berhak memberikan tugas tambahan, untuk sifat TA dapat berupa

tulisan ataupun lisan.

9. KEHADIRAN

Keterlambatan >= 15 menit dengan alasan apapun tidak dapat mengikuti modul

yang bersangkutan.

10. KELENGKAPAN

a. Memakai seragam yang sopan dan sepatu diseluruh kegiatan proyek dan

pratikum.

b. Membawa kartu pratikum/proyek yang sudah diberi foto dan stempel.

c. Jika pratikan tidak memenuhi kelengkapan pratikum/proyek maka pratikan

harus siap dengan konsekuensi terberat.

d. Pratikan diberikan waktu max 20 menit untuk memenuhi syarat kelayakan

mengikuti pratikum / pelanggaran ringan seperti: kartu tanpa foto, tugas

tertinggal, kartu tertinggal, tidak memakai sepatu dengan disertai hukuman

ringan (membuat paper/makalah), aturan ini tidak berlaku sebagai alasan

keterlambatan. Jika waktu toleransi ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya,

maka pelanggaran akan dikategorikan pelanggaran berat.

Page 4: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 4

11. TUKAR JADWAL

a. Penukaran jadwal praktikum dapat dilaksanakan paling lambat 1 hari sebelum

praktikum yang dimaksud dan dilaksanakan atas persetujuan asisten. Tukar

Jadwal bersifat perorangan.

b. Penukaran jadwal proyek dapat dilaksanakan paling lambat 1 hari sebelum

proyek yang dimaksud dan dilaksanakan atas persetujuan asisten. Tukar

Jadwal bersifat group bukan bersifat perorangan. Tukar jadwal hanya

diperkenankan 1 x per modul.

c. Praktikan wajib menyerahkan form tukar jadwal sebelum pelaksanaan proyek.

Tidak diperkenankan menyisip, jika hal tersebut terjadi maka praktikan

dianggap mendapat nilai NOL dalam modul tersebut.

12. KEHADIRAN

a. Praktikan berkewajiban untuk mengikuti semua modul proyek.

b. Tidak ada pemberian tugas tambahan untuk penambahan nilai, oleh karena itu

pratikum dan proyek harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tugas yang

dibuat secara asal-asalan akan dinilai secara asal-asalan, sangsi cukup berat jadi

harap jaga kesehatan.

c. Tidak ada praktikum susulan.

13. SANKSI / HUKUMAN TIDAK HADIR

Ketidak hadiran yang ditoleransi jika hanya jika Sakit, dengan memberikan

surat keterangan dokter (maksimal 72 jam/3 hari setelah jadwal pratikum).

Maka Kehadiran = 0

Harus membuat laporan/jurnal/makalah yang sama seperti yang ditugaskan.

Untuk laporan/jurnal, nilai maksimal = 75% dari nilai max.

Pengumpulan makalah yang terlambat akibat sakit= 80% dari nilai max.

Untuk modul yang berupa percobaan/pengukuran (mis: penyolderan dan trouble

shooting), dapat diganti dengan tugas lain dengan nilai maksimal =50% dari

nilai max.

Hal – hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditetapkan kemudian.

Bandung, Oktober 2014

Koor. Dosen Bengkel

Instalasi Catu Daya

Denny Darlis, Ssi. MT.

Page 5: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 5

DAFTAR PENGURUS BENGKEL TAHUN 2014/2015

1. Koordinator Asisten : Heby Jaya Wahyudi

2. Divisi Administrasi : Novia Listiyani

3. Divisi Praktikum : Arina Fadhilah

Intan Permata Sari

Dyah Puspaningrum

Primadita Banu Anggra

4. Divisi Alat : Ady Agung Syah Putra

Pandu Andika Darmawan

5. Tim Pendamping : Ghilman Hafizhan

Thifan Anjar Permadi

Page 6: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 6

MODUL I

INSTALASI LISTRIK

Tujuan praktikum:

1. Dapat membedakan sistem kerja listrik 1 fasa dan 3 fasa.

2. Dapat memahami cara pemasangan instalasi listrik.

3. Dapat melakukan pelepasan dan pemasangan ACPDB.

4. Dapat melakukan pengujian aliran listrik.

5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB.

A. ACPDB

1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa

1). Sistem satu fase

Pada sistem tenaga listri 1 fase hanya terdiri dari 2 penghatar saja yaitu fase R dan

netral. Beban besar hanya ditampung oleh 1 penghantar R. Karena tegangannya yang

rendah maka sistem 1 fasa ini hanya melayani rumah-rumah saja.

2). Sistem 3 fase.....

Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan

diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada

tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang

mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya

mempunyai beda fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan

sebesar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).

Gambar 1. sistem 3 fase.

Hubungan Bintang (Y,wye)

Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan

menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a –

b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap

terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.

Page 7: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 7

Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran

/ titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan

magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase). Vline = 3√Vfase = 1,73Vfase

Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,

ILine =Ifase

Ia = Ib = Ic

Hubungan Segitiga Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk

hubungan segitiga 3 fase.

Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, Δ, D).

Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase,

karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:

Vline = Vfase

Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat

diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:

Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase

2. Blok ACPDB

1. Kontaktor

Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja

apabila kumparan diberi energi. Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak

Page 8: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 8

Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor

normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan

kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan

dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi

tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi

perubahan atau bekerja. Sekilas kontaktor dan relay memang sama, hanya kontaktor dapat

dialiri arus listrik yang lebih besar dari relay.

2. MCCB

MCCB merupakan komponen yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi

yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung.

Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan

arus hubung singkat dan arus beban lebih. Setiap MCCB memiliki batas arus yang dapat

dilewati, jika ada arus berlebih otomatis MCCB akan OFF.

3. Surge Protector

Merupakan pelindung tegangan yang dirancang untuk melindungi perangkat listrik

dari lonjakan tegangan . Surge Protectr akan membatasi tegangan yang diberikan ke

perangkat listrik dengan membawa tegangan ke ground jika ada tegangan masuk di atas

baas aman. Surge protector akan meledak apabila tegangan yang amsuk terlalu tinggi agar

tidak merusak komponen lainnya .

4. MCB

MCB adalah pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan pengaman thermis

(bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relai elektromagnetik untuk

pengaman hubung singkat.MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu phasa dan

tiga phasa. Keuntungan menggunakan MCB sebagai yaitu, dapat memutuskan rangkaian

tiga phasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu phasanya, dapat digunakan

kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih serta

mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih. Pada MCB

terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman

termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman

elektromagnetis berfungsiuntuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman

thermis pada MCB memiliki prinsipyang sama dengan thermal overload yaitu

menggunakan dua buah logam yang digabungkan(bimetal), pengamanan secara thermis

memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arusyang harus diamankan, sedangkan

pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yangdapat menarik sebuah

angker dari besi lunak. MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu phasa,

sedangkan untuk pengaman tiga phasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang

disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang

lainnya juga akan ikut terputus.

5. Relay

Fungsi relay adalah sebagai penerus data jika terjadi kerusakan pada sistem. Contoh

jika MCCB mengalami kerusakan maka relay akan mengirimkan data ke perangkat yang

tersambung di DB 9.

Page 9: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 9

6. Serial DB9

Dihubungkan ke perangkat luar

3. Instalasi ACPDB

a. Pasang rel bagian atas dari ACPDB

b. Pasang relay, MCCB, dan Surge Protector

c. Pasang rel bagian bawah ACPDB

d. Pasang MCB 3 fasa, MCB 1 fasa serta kontaktor

e. Pasang kabel ground, kabel netral, serta kabel alarm yang memiliki skun ke bushbar

f. Pasang kabel netral dari bushbar ke surge protector.

g. Pasang kabel ground dari bushbar surge protector.

h. Pasang kabel RST dari kontaktor ke MCCB.

i. Pasang kabel RST dari MCCB ke surge protector

j. Pasang kabel RST dari surge protektor ke MCB 3 fasa

k. Pasang kabel alarm ke relay

4. Jenis-jenis Kabel

a. KABEL N.Y.A

Digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam instalasi rumah

digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC

dengan kode warna merah, kuning, biru dan seringnya untuk instalasi kabel udara. Kode

warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum

dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya

1 lapis sehingga mudah cacat.

b. KABEL N.Y.M

Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan sistem tenaga. Kabel

NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC biasanya warna putih atau abu-abu,

ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat

keamanannya lebih baik dari kabel NYA. Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang

kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

c. KABEL N.Y.Y

Memiliki lapisan isolasi PVC biasanya warna hitam, berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY

dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih

kuat dari kabel NYM. Kabel NYY sendiri sering juga disebut kabel BCC dan kabel BC jika

kabelnya terbuka

5. Skun Kabel

Skun Kabel adalah suatu komponen alat listrik yang berfungsi untuk

menghubungkan kabel listrik ke terminal maupun ke kabel listrik yang lain. Skun kabel ini

dirancang mempunyai bentuk yang mempermudah pemasangan dan pemeliharaan kabel.

a. Kabel Skun Garpu Isolasi

Page 10: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 10

b. Kabel Skun Ring Isolasi

c. Kabel Skun Ring Tanpa Isolasi

d. Kabel Skun Garpu Tanpa Isolasi

B. KWh Meter

kWh adalah besaran daya yang di digunakan untuk satuan pengukuran daya listrik

yang dipakai. Pada umumnya besaran daya yang digunakan di instalasi rumah, industri,

kantor dan lain-lain menggunakan kWh meter. Prinsip kerja dari kWh meter adalah daya

yang digunakan pada beban dihitung untuk setiap jam yang dilanjutkan dengan tarif per

kWh. Dimana kWh meter induksi adalah tipe yang dugunakan pada perhitungan daya listrik

rumah tangga.

Bagian –bagian utama dari sebuah kWh meter :

1. Kumparan tegangan.

2. Kumparan arus.

3. Sebuah piringan aluminium.

4. Sebuah magnet tetap.

5. Dan sebuah gir mekanik yang mencatat banyaknya putaran piringan

Dimana jika kWh meter dihubungkan kedaya satu fasa, maka piringan mendapatkan torsi

yang membuat piringan berputar seperti motor dengan tingkat kepresisian yang tinggi.

Semakin besar daya yang digunakan, akan mengakibatkan kecepatan piringan semakin

besar begitu pula sebaliknya.

Page 11: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 11

Macam – macam kWh meter

A. KWH Mekanik/Analog

Merupakan peralatan yang menghitung daya listrik dengan menghitung putaran atau

rotasi piringan aluminium di kWh meter. Terdapat koil yang menghasilkan fluks

magnet yang searah dengan arus dan tegangan. Dengan dipasangnya koil ini, maka pada

piringan aluminium ini akan terdapat arus eddy yang pada selanjutnya dapat

menghasilkan gaya putar pada piringan aluminium yang identik dengan daya yang

sedang digunakan. Putaran aluminum ini selanjutnya menggerakkan counter yang

menunjukkan besarnya daya yang digunakan . Piringan yang digunakan adalah

aluminum karena aluminum merupakan jenis metal yang tahan terhadap karat

dibandingkan logam seperti besi. Untuk kWh meter jenis 3 fasa, semua kawat 3 fasa

tersebut dihubungkan kWh meter. Apabil salah satu kawat terputus atau lepas, maka

pembacaan kWh meter menjadi tidak akurat lagi . Kesimpulandari kWh meter tipe

analog nya adalah kecepatan piringan aluminium menandakan besarnya daya yang

sedang digunakan oleh konsumen.

Kelebihan KWH analog adalah :

Menggunakan prinsip kerja induksi magnetik, yang memungkinkan untuk

digunakan pada tegangan dengan arus berlebih atau tinggi tanpa khawatir akan

terjadi terbakarnya kabel dalam KWH meter.

Kekurangan KWH Analog adalah :

Memiliki keakuratan yang rendah dibanding KWH meter digital.

Perlunya pengecekan rutin untuk data penggunaan.

Sering terjadi kesalahan baca pada KWH meter.

Jenis – jenis KWH Meter

Kwh Meter terdiri dari 2 jenus menurut pemakainaannya yaikni :

1. KWH Meter 1 Phasa

Kwh Meter yang digunakan pada daya rendah yang kebanyakn pelanggan terdiri

dari pelanggan rumah tangga.

2. KWH Meter 3 Phasa

Kwh Meter yang digunakan dalam industri – industri, bisnis, dan bangunan besar

untuk dapat daya yang besar.

Page 12: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 12

Gambar ( 3.1 ). Instalasi KWH meter 1 fasa

Gambar (3.2) instalasi Kwh meter 3 fasa

Cara pengukuran KWH meter

Alat yag digunakan :

1. Multimeter

2. Kwh meter

3. Tespen

4. Obeng

Langkah yang dilakukan instalasi Kwh meter:

1. Persiapkan Kwh meter, dengan kondisi yang baik.

2. Buat rangkainan seperti gambar di atas untuk 1 dan 3 fasa.

Page 13: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 13

3. Sebelumnya buka skrup pengait yang ada dan hubungkan kabel yang sesuai dengan

gambar diatas.

4. Kencangkan kembali skrup yang telah dibuka tadi dengan kencang untuk

menghindari terjadinya konsleting di instalasi.

5. Setelah di rangkain , lakukan pengecekan instaklasi dengan mneggunakan tespen di

setiap node atau titik instalasi yang terhubung ke arus maupun tegangan.

6. Setelah sudah semua , lakukan pengecekan tegangan AC yang ada di KWh meter

dengan menggunakan Multi metr dan asebelumnya Multi meter di set di volt > AC.

7. Letakakan ujung positif dan negatif multi meter sesuai dengan pin yang di ukur .

Page 14: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 14

MODUL II

INSTALASI SISTEM LISTRIK CADANGAN

Tujuan Praktikum:

a. Mengetahui jenis-jenis sitem instalasi listrik cadangan.

b. Mampu membedakan UPS dengan Generator Set

c. Memahami prinsip kerja Generator Set, UPS, dan Rectifier

I. GENERATOR SET

A. PENGERTIAN GENERATOR SET

Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang

berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian

adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan

generator atau alternator. Genset merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi

mekanik menjadi energi listrik. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik

atau “off-grid” (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai).

B. GENERATOR AC

KONSUTRUKSI GENERATOR AC

1. Fuel Tank Cap : tempat memasukkan bahan bakar pada Generator set.

2. AC Socket : Soket untuk menyambungkan tegangan output dari generator

ke beban.

3. AC Breaker adalah perangkat yang dapat memutuskan arus listrik pada saat

terjadi hubung singkat (short) atau arus berlebih (over current) pada

rangkaian listrik atau beban lainnya.

Page 15: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 15

4. Voltmeter untuk mengetahui keluaran tegangan yang dihasilkan oleh

generator set

5. Machine Oil Plug Gag : tempat untuk mengisi dan menyimpan oli.

6. Engine Switch : Saklar pada generator set

7. Starting Handle untuk pemicu manual tenaga mekanik

8. Fuel Filtering Cup : Tempat bahan bakar yang sudah di filter

9. Fuel Valve : sebagai switch pada bahan bakar

10. Air Filter : penyaring udara yang masuk ke dalam generator set

11. Choke Handle : handle yang berfungsi untuk meneimbangkan bahan bakar

yang masuk ke tempat pembakaran

12. Exhaust Silencer : tempat pembuangan residu hasil pembakaran

13. Spark Plug : tempat terjadinya pembakaran dan menghasilkan percikan api

14. Grounding Terminal : tempat grounding

SISTEM KERJA GENERATOR AC

Prinsip utama generator set adalah mengubah tenaga mekanik menjadi

tenaga listrik. Saat starting Handle ditarik akan menghasilkan tenaga mekanik

berupa putaran mesin. Putaran tersebut akan menyebabkan lecutan api di ruang

bakar yang terkena percikan bensin. Lecutan tersebut akan menjadi proses

pembakaran. Akibat adanya proses pembakaran maka motor akan bergerak

menggerakkan generator. Gerakan generator inilah yang akan menghasilkan voltase

tegangan.

Cara menggunakan Genset :

1. Hilangkan semua beban yang tersambung dari terminal output AC

2. Matikan AC Circuit Breaker (AC pemutus sirkuit)

3. Membuka katup bahan bakar

4. Memutar handle choke untuk menyeimbangkan bensin yang digunakan

(jangan menutup choke ketika generator baru dinyalakan)

5. Meghidupkan tombol mesin

6. Memegang pegangan tarik dengan lembut sampai beberapa hambatan yang

dirasakan dan kemudian tarik dengan kencang dan mengembalikannya

dengan pelan.

Page 16: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 16

7. Ketika mesin mulai proses pembakaran atau mekanik, atur handle choke ke

posisi “on”

II. UPS

A. PENGERTIAN UPS

Setiap PC membutuhkan daya listrik. Kalau aliran listrik (main power) terputus,

PC akan mati (tidak berfungsi). Fungsi dasar UPS (Uninterruptible Power Supply)

adalah menyediakan suplai listrik SEMENTARA ke beban (PC) tanpa terputus pada

saat main power nya tidak bekerja agar seluruh proses dapat dihentikan dengan benar,

seluruh data dapat disimpan dengan aman, dan komputer dapat dimatikan dengan benar.

UPS memiliki dua sumber daya listrik : Primary Power Source dan Secondary

Power Source. Salah satunya berasal dari main power (stop kontak / PLN), satunya dari

baterai UPS. Di dalam UPS terdapat Switch yang mengatur sumber daya listrik mana

yang digunakan untuk menyediakan suplai listrik ke beban (PC). Jika Primary Power

Source tidak berfungsi, Switch akan mengaktifkan Secondary Power Source secara

otomatis. Begitu juga sebaliknya jika Primary Power Source sudah kembali berfungsi.

Dimisalkan pada PSU komputer membutuhkan arus listrik AC, sedangkan arus

listrik dari baterai adalah DC. Oleh karena itu, di dalam UPS terdapat Inverter yang

mengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC. Di dalam UPS juga terdapat Rectifier

yang mengubah arus AC dari main power menjadi arus DC untuk mengisi baterai pada

saat main power bekerja.

Page 17: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 17

a. Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC)

menjadi sinyal sumber arus searah (DC).

Berikut dasar converter AC ke DC:

b. Inverter

Inverter digunakan untuk mengubah tegangan input DC menjadi tegangan

AC. Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan tegangan yang

tetap. Dan berikut blok diagram inverter dalam UPS , beserta proses menjadi sin

wave kembali.

Page 18: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 18

c. Battery

Jenis battery yang digunakan untuk UPS adalah lead-acid atau nikel

kadmium. Baterei lead acid ( aki ) dan memiliki tegangan sebesar 12 volt.

Sedangkan batere nikel kadmium merupakan jenis baterei yang biasa kita pakai

dengan anoda berbahan kadmium dan katoda berbahan nikel hidroksida Fungsi

Utama dari UPS adalah :

1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada

listrik utama (PLN).

2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan Genset

sebagai pengganti PLN.3.

3. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan back up

data dan mengamankan Operating System (OS) dengan melakukan shutdown

sesuaiprosedur ketika listrik utama (PLN) padam.

6. UPS dapat melakukan diagnosa dan management terhadap dirinya sendiri

sehinggamemudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi

gangguan terhadap sistem.

III. RECTIFIER

Rectifier sebagai penyearah tegangan dari tegangan AC yang berasal dari

PLN dikonversikan ke dalam tegangan searah (DC) untuk di komsumsi perangkat

lainnya. Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah diode yang

dikonfigurasikan secara forward bias. Dalam sebuah power supply tegangan rendah,

sebelum tegangan AC tersebut di ubah menjadi tegangan DC maka tegangan AC

tersebut perlu di turunkan menggunakan transformator stepdown. Ada 3 bagian

utama dalam penyearah gelombang pada suatu power supply yaitu, penurun

tegangan (transformer), penyearah gelombang / rectifier (diode) dan filter

(kapasitor) yang digambarkan dalam blok diagram berikut.

Page 19: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 19

1.Transformator

Transformer step down berfungsi sebagai penurun voltase. Tegangan akhir

yang diturunkan step down bergantung pada jumlah lilitannya

2. Rectifier

Rectifier berfungsi mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC dengan

komponene dioda bridge.

3. Filter (penyaring)

Filter pada UPS ini menggunakan kapasitor sebagai penguat tegangan,

sehingga saat teganagn turun kapasitor akan memberi tegangan yang tersimpan.

Pada akhirnya sinyal tegangan akan memebentuk garis lurus (DC).

4. IC Regulator

IC regulator barfungsi mengatur teganagn yang akan dikeluarkan UPS.

Page 20: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 20

MODUL III

GROUNDING

TUJUAN PRAKTIKUM:

1. Praktikan dapat memahami dan mengetahui konsep dasar Grounding

2. Memahami dan mengetahui tentang alat Digital Earth Tester Model 4105

3. Mengetahui cara-cara menggunakan alat Digital Earth Tester Model 4105

4. Memahami dan mengetahui manfaat grounding

I. BAHAYA AKIBAT SAMBARAN PETIR

1. Sambaran Petir Langsung Melalui Bangunan

Sambaran petir yang langsung mengenai struktur bangunan rumah, kantor dan

gedung, dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan perangkat elektrik/elektronik atau

bahkan korban jiwa. Maka dari itu setiap bangunan di wajibkan memasang instalasi

penangkal petir. Cara penanganannya adalah dengan cara memasang terminal penerima

sambaran petir serta instalasi pendukung lainnya yang sesuai dengan standart yang telah di

tentukan. Terlebih lagi jika sambaran petir langsung mengenai manusia, maka dapat

berakibat luka atau cacat bahkan dapat menimbulkan kematian. Banyak sekali peristiwa

sambaran petir langsung yang mengenai manusia dan biasanya terjadi di areal terbuka.

Page 21: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 21

2. Sambaran Petir Melalui Jaringan Listrik

Bahaya sambaran ini sering terjadi, petir menyambar dan mengenai sesuatu di luar

area bangunan tetapi berdampak pada jaringan listrik di dalam bangunan tersebut, hal ini

karena sistem jaringan distribusi listrik/PLN memakai kabel udara terbuka dan letaknya

sangat tinggi, bilamana ada petir yang menyambar pada kabel terbuka ini maka arus petir

akan tersalurkan ke pemakai langsung. Cara penanganannya adalah dengan cara memasang

perangkat arrester sebagai pengaman tegangan lebih (over voltage). Instalasi surge

arrester listrik ini dipasang harus dilengkapi dengan grounding system.

3. Sambaran Petir Melalui Jaringan Telekomunikasi

Bahaya sambaran petir jenis ini hampir serupa dengan yang ke-2 akan tetapi

berdampak pada perangkat telekomunikasi, misalnya telepon dan PABX. Penanganannya

dengan cara pemasangan arrester khusus untuk jaringan PABX yang di hubungkan

dengan grounding. Bila bangunan yang akan di lindungi mempunyai jaringan internet yang

koneksinya melalui jaringan telepon maka alat ini juga dapat melindungi jaringan internet

tersebut.

Pengamanan terhadap suatu bangunan atau objek dari sambaran petir pada

prinsipnya adalah sebagai penyedia sarana untuk menghantarkan arus petir yang mengarah

ke bangunan yang akan kita lindungi tanpa melalui struktur bangunan yang bukan

merupakan bagian dari sistem proteksi petir atau instalasi penangkal petir, tentunya harus

sesuai dengan standart pemasangan instalasinya.

Ada 2 jenis kerusakan yang di sebabkan sambaran petir, yaitu :

1. Kerusakan Thermis, kerusakan yang menyebabkan timbulnya kebakaran.

2. Kerusakan Mekanis, kerusakan yang menyebabkan struktur bangunan retak, rusaknya

peralatan elektronik bahkan menyebabkan kematian.

Page 22: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 22

II. GROUNDING

Grounding atau pembumian atau pentanahan adalah salah satu metoda dalam

listrik dan elektornika yang digunakan untuk meneruskan energi listrik yang berlebihan

dengan aman ke bumi. Para pengguna peralatan elektronik tentu membutuhkan sistem

kelistrikan yang baik yang dapat menjamin kelangsungan operasional peralatan mereka.

Oleh karena itu metoda pembumian atau grounding ini sangat diperlukan untuk

kelangsungan kerja dan keamanan dalam banyak hal. Tujuan utama dari adanya grounding

sistem pentanahan ini adalah untuk menciptakan sebuah jalur yang low-impedance (tahanan

rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage.

Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab

umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Grounding sistem pentanahan

yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.

III. PENGUKURAN TAHANAN TANAH

Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan

pertanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi listrik. Untuk mengetahui besar tahanan

tanah pada suatu area digunakan alat ukur. Perancangan alat ukur tahanan tanah

menggunakan tiga batang elektroda yang ditanahkan yaitu elektroda E(earth), elektroda

P(Potensial) dan elektroda C(Curren). Tujuan penggunaan tiga batang elektroda ini adalah

untuk mengetahui sejauh mana tahanan dapat mengalirkan arus listrik.

Grounding juga berhubungan erat dengan resistan tanah, dan nilai resistan tanah

berhubungan dengan tekstur tanah di lingkungan sekitar. Semakin kering dan berbatu

daerah tersebut maka nilai resistan tanahnya akan semakin besar, berbanding terbalik

dengan kondisi tanah yang basah dan cenderung berair. Resistan tanah yang besar akan

mempersulit untuk mendapat nilai resistan pembumian suatu grounding. Untuk menangani

hal ini diperlukan perlakuan dan teknik khusus agar didapat nilai grounding yang sesuai

dengan yang dipersyaratkan.

Pengujian ini sebenarnya adalah pengukuran tahanan elektroda pentanahan yang

dilakukan setelah dilakukan pemasangan elektroda atau setelah perbaikan atau secara

periodik setiap tahun sekali.

Page 23: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 23

PRAKTIKUM

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Digital Earth Tester.

(Digital Earth Tester)

Langkah-langkah praktikum:

1. Bentangkan kabel warna merah sepanjang 20 meter. Ujung kabel yang

menggunakan sepatu kabel adalah untuk dijepit ke batang angkur, sedangkan ujung

yang lainnya dihubungkan ke alat ukur pada terminal C (Terminal C terdapat pada

alat ukur). Kemudian tancapkan angkur kedalam tanah.

2. Bentangkan kabel warna Kuning sepanjang 10 meter. Ujung kabel yang

menggunakan sepatu kabel adalah untuk dijepit ke batang angkur, sedangkan ujung

yang lainnya dihubungkan ke alat ukur pada terminal P (Terminal P terdapat pada

alat ukur). Kemudian tancapkan angkur kedalam tanah. Jarak angkur antara kabel

warna merah dan biru adalah 5 sampai 10 meter.

3. Hubungkan jepitan kabel warna hijau ke kabel grounding dan ujung yang lain

dihubungkan ke terminal E (terminal terdapat pada alat ukur).

4. Putar knob pada alat ukur keposisi CAL (calibration) sebelum melaksanakan

pengukuran.

Page 24: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 24

5. Tekan tombol warna kuning pada alat ukur dan akan muncul angka 100 pada displai

alat ukur.

6. Lakukan pengukuran grounding (tahanan pentanahan) dengan memutar knob alat

ukur pada poisisi 200 ohm atau 2000 ohm tergantung dari kondisi tanah pada area

setempat yang akan diukur.

7. Kemudian tekan tombol warna kuning dan pada displai alat ukur akan muncul nilai

tahanan pentanahan.

8. Nilai tahanan pentanahan yang ditentukan adalah ≤ 1 Ohm

Page 25: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 25

MODUL IV

SMOKE DETECTOR

Tujuan Praktikum

1. Memahami fungsi dan cara karja dari smoke detector

2. Mengetahui jenis-jenis smoke detector

3. Mengetahui cara memasang smoke detector JTY-DG-01

Sebuah detektor asap adalah perangkat yang mendeteksi asap, biasanya sebagai

indikator kebakaran. Pada detektor rumah tangga , yang dikenal sebagai alarm asap ,

umumnya mengeluarkan alarm suara atau visual lokal dari detektor itu sendiri .

Detektor asap biasanya ditempatkan di disk berbentuk plastik kandang sekitar 150

milimeter (6 in) dengan diameter dan 25 milimeter ( 1 in) tebal , namun bentuknya dapat

bervariasi oleh produsen atau lini produk .

Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki partikel-

partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring

dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah

melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif.

Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka Smoke memerlukan tegangan. Pada tipe 2-

Wire tegangan ini disupply dari panel Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya

menggunakan 2 kabel saja. Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus

minus 12VDC-nya disupply dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada

dua kabel sisanya. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.

Page 26: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 26

Jenis Smoke Detector:

1. Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap

dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector (smoke chamber). Smoke

Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming

fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang

tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk ruang keluarga dan ruangan tidur.

Ionisation Smoke Detector bekerja berdasarkan proses ionisasi molekul udara oleh

unsur radioaktif Am (Americium241). Bahan ini digunakan sebagai pembangkit ion

di dalam ruang detector (Figure 1). Dalam detector terdapat dua plat yang masing-

masing bermuatan postif dan negatif. Ion bermuatan positif akan tertarik ke plat

negatif, sedangkan ion negatif tertarik ke plat positif. Proses ini akan menghasilkan

sedikit arus listrik yang dikatakan "normal" (Figure 2). Manakala asap kebakaran

masuk, terjadilah tumbukan antara partikel asap dengan molekul udara (yang

terionisasi tadi). Sebagian partikel asap akan dimuati oleh ion positif dan sebagian

lagi oleh ion negatif. Oleh karena ukuran partikel asap lebih besar dan jumlahnya

lebih banyak daripada molekul udara (yang terionisasi tadi), maka arus ion yang

sebelumnya "normal" tadi, kini akan mengecil akibat terhalang oleh partikel asap.

Jika sudah melampaui batas ambangnya, maka terjadilah kondisi "alarm" (Figure

3).

Page 27: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 27

Oleh karena faktor kelembaban dan tekanan udara sering memberikan efek yang

sama seperti asap, sehingga dapat mengganggu kerja detector ini, maka dibuatlah

detector yang memakai dua ruang (dual chamber). Dual chamber terdiri dari dua

ruang, masing-masing dinamakan Reference Chamber yang berhubungan langsung

dengan udara luar dan Sensing Chamber yang berhubungan dengan Reference

Chamber seperti terlihat pada Figure 4. Rangkaian elektronik memonitor kondisi

kedua ruang tersebut. Jika arus ion di kedua ruangan tersebut stabil, maka dikatakan

kondisi "normal". Kelembaban dan tekanan udara hanya terjadi di Reference

Chamber saja. Jika asap masuk ke Sensing Chamber, maka arus ion menjadi tidak

seimbang. Ini akan menyebabkan kondisi alarm. Kendati demikian, ada saja faktor

yang bisa mengganggu kinerja detector dual chamber ini, diantaranya: debu,

kelembaban berlebih (kondensasi), aliran udara keras dan serangga kecil. Faktor

tersebut bisa salah terbaca oleh detector, sehingga disangka sebagai asap.

Page 28: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 28

2. Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan

pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector oleh adanya asap yang

masuk dengan kepadatan tertentu. Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk

mendeteksi asap dari kobaran api kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong)

dan tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan karenanya

boleh diletakkan di dekat dapur.

Keterangan :

1. Optical Chamber

2. Cover

3. Case Moulding

4. Photodiode (detector)

5. Infra Red LED

Photoelectric (Optical) Smoke Detector bekerja berdasarkan perubahan cahaya di

dalam ruang detector (chamber) disebabkan oleh adanya asap dengan kepadatan

tertentu. Berdasarkan prinsip kerjanya, kita kenal dua jenis optical smoke, yaitu:

1. Light Scattering. Prinsip ini yang banyak dipakai oleh smoke detector

saat ini. Terdiri atas light-emitting diode (LED) sebagai sumber cahaya

dan photodiode sebagai penerima cahaya. LED diarahkan ke area yang

tidak terlihat oleh photodiode (Figure 6). Jika ada asap yang masuk,

maka cahaya akan dipantulkan ke photodiode, sehingga menyebabkan

detector bereaksi (Figure

Page 29: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 29

2.Light Obscuration. Prinsip ini mirip dengan cara kerja beam sensor pada

alarm. Cahaya yang terhalang oleh asap menyebabkan detector

mendeteksi (Figure 8). Prinsip ini pula yang digunakan pada smoke

detector jenis infra red beam, sehingga bisa mencapai panjang hingga

100m.

PRAKTIKUM

Pada praktikum kali ini jenis smoke detector yang digunakan adalah Photoelectric

Smoke Detector. Detektor membutuhkan rectifier untuk mengubah catuan dari PLN ke DC

sebesar 24V dan arus yang dibutuhkan sebesar 3mA. Pada pemasangannya dibutuhkan

resistor sebesar 3 ohm agar arus yang measuk tidak terlalu tinggi. Jika arus yang masuk

terlalu tinggi, maka arus akan merusak fungsi detektor, namun jika terlalu rendah detektor

tidak akan berfungsi dengan baik. Dua LED di detector dibuat terlihat dari sudut pandang

3600 . LED akan menyala setiap 3-6 kali perdetik untuk mengindikasi bahwa detektor

bekerja dengan baik.

Page 30: Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014 · PDF fileDapat melakukan pengujian aliran listrik. 5. Mampu memahami sistem dan fungsi ACPDB. A. ACPDB 1. Sistem 1 fasa dan 3 fasa 1). Sistem

Modul Bengkel Instalasi Catu Daya 2014

UNIVERSITAS TELKOM LABORATORIUM MEKANIKA

© Copyright 2014 30

Petunjuk instalasi

1. Siapkan rectifier, smoke detector, resistor 3K, serta kabel pelangi.

2. Catu rectifier ke PLN, masukan output tegangan 24V

3. Pasang kabel pelangi pada bagian + dan – rectifire

4. Pada bagian + sambungkan dengan resistor 3K

5. Sambungkan kabel pelangi dari resistor ke konduktor nomor 3 pada smoke detector

6. Sambungkan kabel pelangi dari – rectifire ke konduktor nomor 1 smoke detector.

7. Cobalah memberi asap pada smoke detector, jika berhasil maka LED pada smoke

detector akan menyala