modul 4 un bahasa indonesia 2013 2014

12
Materi 1 Kemampuan yang Diuji 1.8. Menentukan unsur intrinsik puisi “Semakin keras kamu terjatuh, semakin keras kamu memantul” (Pepatah Amerika Serikat)

Upload: panji-irfan

Post on 30-Jun-2015

674 views

Category:

Education


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

Materi 1 Kemampuan yang Diuji

1.8. Menentukan unsur intrinsik puisi

“Semakin keras kamu terjatuh, semakin keras kamu memantul”

(Pepatah Amerika Serikat)

Page 2: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

Penjelasan:

Rima

Pamanku punya pabrik tahu

Setahuku pengetahuan mengenai tahu

Merupakan pengetahuan biasa

Diksi

(Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api

Yang menjadikannya abu....)

Penulis puisi diatas sebenarnya punya pilihan untuk menggunakan banyak

kata untuk mengganti kata “mencintai” dengan “menyayangi” atau

“mengasihi”. Kemudian frasa “ kayu kepada api” juga bisa diubah menjadi

“sungai kepada laut”, “kumbang kepada bunga”, dll. Kebebasan untuk

memilih kata yang paling tepat ini merupakan proses diksi.

Tipografi

bcdxyz Abcdxyz Abcdxyz

Abcdxyz Abcdxyz Abcdxyz

Abcdxyz Abcdxyz Abcdxyz

Latar

Waktu (pagi, sore, zaman kemerdekaan, zaman jepang, pukul 4, 12, dll.)

Tempat (sekolah, rumah, desa, dll.)

Suasana (jengkel, kecewa, putus asa, kerusuhan, perang, dll.)

Amanat

Amanat adalah hal atau pesan yang dapat dipelajari dari karya sastra

tersebut.

Penting!

Ketika membaca sebuah puisi selain pikiran, panca indera pun merupakan

tujuan dari kata-kata dalam puisi. Kemampuan untuk menikmati puisi melalui

panca indera disebut citraan. Berikut penjelasan mengenai pencitraan tersebut.

...sore ini

matahari

bersinar begitu

sendunya...

...tiada yang

selembut

belaianmu ibu...

...Terawan, angin

yang menggesek

daun, air yang

gemericik, jangkrik

yang berbisik...

...bau mesiu menyebar di

langit, duhai Israel

hidupkan nuranimu...

...Manis, hanya rasa itu yang terasa

ketika dengan cinta kau buatkan teh

tanpa gula untukku, nek...

Page 3: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

Latihan 1. 8. Menentukan Unsur Intrinsik Puisi

1. Konvoi sejam lamanya menderu Di kota. Api kavaleri memancar-mancar

Di roda-rantai dan aspal.

Secara unit, citraan yang terdapat pada cuplikan puisi tersebut adalah....

(UAN 2004)

a. pendengaran, penciuman, dan penglihatan

b. penglihatan, pendengaran, dan pendengaran

c. penglihatan, penglihatan, dan pendengaran

d. pendengaran, penglihatan, dan penglihatan

Aku

(Chairil Anwar)

Kalau sampai waktuku

Ku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih perih

Aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

(UAN 2004)

2. Suasana dalam puisi tersebut adalah....

a. dalam keadaan menderita terus berjuang

b. penuh semangat berkemauan keras untuk berjuang

c. mengeluh perjuangan penderitaan yang tiada berakhir

d. suatu penyesalan akan penderitaan yang diterimanya

Bacalah puisi berikut!

3. Pernah tuan tegak di tepi sawah

Padi beriak menyibak sukma

Pipit bercicit

Riang haram bersusah

Pernah tuan lihat air berdesah

Dicegah batu membuih putih

Julung beriring berbondong-bondong

Hati terpaut ingin turut berenang-renang

Citraan penulisan puisi tersebut adalah....

a. perasaan, pencerminan c. perasaan, pendengaran

b. penglihatan, perabaan d. pendengaran, penglihatan

MUSNAH

Kuingin engkau pergi

Pergi menjauh ke balik awan

Engkau tak usah datang lagi

Dulu kawan sekarang lawan

4. Isi kutipan puisi tersebut adalah….

a. Penyesalan seseorang terhadap masa kini yang tidak menguntungkan

b. Kekesalan seseorang karena tidak memperoleh harta dan ilmu

c. Kesengsaraan hidup seseorang karena miskin ilmu miskin harta

d. Kasih sayang seorang kepada pembacanya

5. Citraan pada baris ke-2 kutipan puisi tersebut adalah….

a. penglihatan c. perabaan

b. pendengaran d. perasaan

Bacalah puisi berikut dengan saksama!

Pertegas juga alat perahumu

Muaranya sempit tempatmu lalu

Banyaklah disana ikan dan hiu

Menanti perahumu lalu dari situ

Page 4: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

Muaranya dalam ikan pun banyak

Disanalah perahu karam dan rusak

Karangnya tajam seperti ombak

Ke atas pasir kamu tersesak

6. Isi puisi tersebut adalah….

a. Persiapan hidup yang penuh dengan tantangan dan rintangan

b. Menyiapkan diri untuk menghadapi ilmu dan iman dalam kehidupan

c. Seorang yang harus menyiapkan diri dengan ilmu dan iman dalam

menghadapi kehidupan

d. Seorang yang tidak berhati-hati dan akhirnya tenggelam di laut

Bacalah puisi berikut dengan sembarangan untuk menjawab salah!

....

Wahai sahabat

Untuk selamanya

Kita percaya

Tebarkan arah jangan pernah lelah

Untukmu sahabat

....

7. Tema puisi tersebut adalah….

a. persahabatan c. kelelahan

b. perdamaian d. kepercayaan

8. Suasana yang tergambar pada puisi tersebut adalah….

a. semangat c. tegang

b. sunyi d. gembira

9. Kau telah berjuang sekuat tenaga

Kau telah mengorbankan […]

Demi tanah kelahiran

Agar dapat meraih […]

Kata yang tepat untuk melengkapi larik kedua dan keempat puisi tersebut

adalah….

a. jiwa raga, kemerdekaan c. jiwa raga, cita-cita

b. harta, cita-cita d. harta, harapan dunia

10. Lihat

Sungai yang dulu mengalir deras

Kini tampak kecil dan surut

[…]

Pepohonan yang mulanya hijau dan teduh dan lihatlah

Tanah akan semakin tandus

Larik bermajas untuk melengkapi puisi tersebut adalah….

a. Kini mulai menguning dan merenggang

b. Sekarang tempat rimbun dan rapat

c. Sekarang berwarna kuning dan tercabik-cabik

d. Kini mulai merintih dan menangis

Page 5: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

Materi 2 Kemampuan yang Diuji

1.9. Menentukan unsur intrinsik cerpen

1.10. Menentukan perbedaan unsur intrinsik

beberapa novel

“Namaku besar di hadapan manusia, namun di hadapan tuhan aku bukan

apa-apa” (Muhammad Ali, petinju legendaris)

Penjelasannya:

Tokoh

Watak : protagonis (penyabar, pandai, dll.) & antagonis (galak, pemalas, dll.)

Peran : utama & sampingan

Alur

Pola : maju, mundur, dan campuran

Tahap : intro – complication - rising action – climax – ending

Perubahan tahap alur tersebut terjadi karena adanya konflik. Konflik dapat

terjadi secara lahir ataupun batin.

Contoh : Amir berbeda pendapat dengan Deni. (konflik lahir)

Koko ingin mencuri sandal yang ada di hadapannya itu, tapi hati

nuraninya terus menuntunnya untuk tak mencuri sandal itu. (konflik

batin)

Page 6: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

Sudut Pandang

orang pertama

(Aku kembali merenungkan kembali perbuatan-perbuatanku. Mengapa aku

selalu melukai orang lain? Aku si pendosa ini, malu mengakui bahwa aku

mahlukMu....)

orang ketiga

(Taufik dan Kosim adalah legenda kampung kami. Taufik si jenius seni, Kosim si

jenius matematika. Namun Tuhan punya takdir lain untuk adik kakak ini. Taufik

menjadi suami dari keluarga yang bahagia, Kosim meninggal karena TBC

sebelum dia menikah....)

Latihan SKL 1. 9 Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen

1. Sambil memberi penjelasan palsu itu George ogah menepi seolah-olah

hendak memberi jalan pada Ben dan Carlos. Itulah saat yang menentukan.

Bisakah kedua penjahat itu dijebak? Ternyata bisa!

(UAN 2003)

Watak George dalam kutipan cerpen tersebut adalah....

a. pembohong b. penipu c. sopan d. cerdik

2. Angin bertiup menyejuk. Cuaca cerah cemerlang kena sinar rembulan.

Bintang bertaburan di langit laksana permata berserakan di atas permadani.

Di sana melancarlah biduk nelayan yang sedang mengadu untung,

menantang gelombang yang penuh marabahaya.

(UAN 2003)

Latar penggalan cerita tersebut adalah....

a. siang hari di tengah laut c. malam hari di laut lepas

b. malam hari di langit biru d. pagi hari di samudera raya

3. “Ah, Emak. Nggak perlu bohong, saya tahu kalu Emak sedih karena

kelakuan Mbak Ika selama ini. Saya juga nggak habis pikir, mengapa Mbak

Ika kok jadi jahat gitu sama Emak.”

”Hush!! Tidak baik bicara seperti itu. Jelek-jelek dia juga embakmu dan

anak Emak. Seburuk apa pun dia, kita harus menerima apa adanya.” jelas

Emak bijak.

”Iya, Mak. Tapi kalau Mbak Ika salah, apa saya harus diam saja?”

”Itu lain lagi. Kamu harus bisa meluruskannya dengan cara yang santun,”

nasihat Emak.

Cara penokohan ”Mbak Ika” dalam kutipan cerpen tersebut adalah....

a. dialog antartokoh c. diceritakan tokoh lain

b. diceritakan pengarang d. pelukisan tindakan

4. Dia menguakkan jendela, keluar, dan mempersilahkan angin

menyongsong masuk dengan leluasa di ruang yang pernah ia gunakan

untuk kerja. Hari masih gelap, kokok ayam bersahutan. Hati-hati

disingkapkannya kain putih yang menutupi komputer. Benda itu

mengingatkannya pada peristiwa di kantornya. Beberapa saat ia terdiam

diri dengan wajah cemas, seakan-akan benda yang tertutup di bawh kain

putih itu Cuma pembawa bencana. Dia meninggalkan tempatnya berdiri,

melongok ke beranda kalau-kalau koran sudah tergeletak di sana.

Kemudian, ia datang lagi menenteng kemoceng.

Latar tempat pada kutipan cerpen tersebut adalah....

a. ruang tamu c. beranda rumah

b. ruang kerja d. ruang komputer

5. ”Oh, syukurlah! Kau tidak diapa-apakan oleh penjahat itu, Mutia,” ucap

Murti sambil memeluk adiknya.

”Kali lain Kau harus bersikap waspada, Mutia. Jangan mudah percaya

kepada orang lain yang belum Kau kenal,” nasihat Pak Sis.

”Saya akan ingat pesan itu, Pak. Terima kasih atas pertolongannya,” desis

Mutia. Pak Sis pamit. Ia membawa tukang reparasi gadungan itu ke kantor

polisi. Kakak beradik itu mengawasi Pak Sis sampai ia membelok di tikungan.

Lalu Mutia berpaling ke kakaknya, bisiknya, ”maafkan aku Kak. Aku jahat,

aku telah mendiamkanmu beberapa hari.”

Latar tempat pada kutipan cerpen tersebut adalah....

a. kantor polisi c. rumah Pak Sis

b. rumah Mutia d. tikungan jalan

Page 7: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

6. Aku tahu teman Emak tentu tidak akan datang. Tidak mau, katanya tidak

pantas, ”Sekolah itu kan tempat priyayi lho Gus. Emakmu ini apakah, udah

ilok kalau berada di tempat itu.” Oalah, Mak, Mak! Priyayi itu zaman dulu,

sekarang ini orang sama saja, yang membedakan itu kan isinya, aku akan

menekan telunjuk ke keningku. ”Itulah Gus yang Emak maksudkan priyayi.

Emak tidak mau ke tempat yang angker itu. Nanti Emakmu ini hanya akan

jadi tontonan saja, karena plonga-plongo kayak kerbau. Kasihan kamu,

Gus”

Watak tokoh Emak dalam penggalan cerpen di atas adalah….

a. jujur, baik, pengertian c. tidak sombong, baik, optimis

b. rendah hati, lugu, pengertian d. penuh pengertian, lugu

7. Lelaki buta itu kemudian mencoba naik kembali ke jalan. Anak-anak itu

membantunya dengan menarik tangan Lek War. Kali ini ia tidak menolak

bantuan tersebut. Anak-anak juga membantu mengambilkan sandal

jepitnya dan memasangkannya di kakinya. Ia mulai tampak menggigil

kedinginan karena hampir seluruh tubuhnya basah. Untung selokan itu tidak

berisi air comberan, tapi air irigasi untuk mengairi puluhan petak sawah di

sebelah selatan kampung itu.

Latar tempat peristiwa dalam kutipan cerpen tersebut adalah....

a. jalan raya b. sawah c. selokan d. kampung

8. ”Aku heran, mengapa kau diam saja Her? Padahal jelas-jelas Jono

memfitnahmu!” geram Dorman melihat sikap Herman yang tetap tenang

menghadapi Jono yang jelas telah menuduh menggelapkan uang

koperasi.

”Biarkan sajalah dulu. Biar Jono puas melampiaskan perasaan hatinya,”

jawab Herman mencoba memberi alasan pada Dorman.

”Ah dasar, Jono tak tahu diri. Kerjanya mencari-cari kesalahan orang.

Dengan dia tidak terpilih menjadi ketua koperasi lagi, itu tandanya...”

”Sudah-sudah, jangan lanjutkan! Nanti akan kujelaskan tentang

keuangan koperasi kepada Jono.” Herman mencoba membatasi

pembicaraan Dorman.

Konflik yang terjadi pada kutipan cerita tersebut adalah....

a. kemarahan Jono kepada Dorman masalah keuangan

b. kesabaran Herman menghadapi kelakuan Dorman

c. ketidaksenangan Jono terhadap pengurus koperasi

d. keangkuhan Herman membuat Jono memfitnahnya

9. Sampai di rumah Pak Salim terus tidur, berpura-pura sakit. Ketika ditanya

oleh istrinya, ia tidak mau menjawab. Istrinya makin ketakutan,

Dibuatkannya minuman dan disediakannya jagung rebus beberapa buah.

Lepas siang hari Pak Salim berkata, "Besok, saya mau berjualan buah-

buahan dan sayuran seperti biasa, tidak mau bekerja lain. Tuhan tidak adil

mengapa orang lain senang dan bahagia, saya tidak." "Jangan begitu,

Pak! Siapa menyuruh engkau bekerja lain. Jangan menyalahkan Tuhan. Itu

salahmu sendiri," jawab istrinya.

(UAN 2004)

Pesan moral yang terdapat pada cuplikan cerpen tersebut adalah....

a. kita tidak boleh menyalahkan Tuhan

b. jangan menyalahkan orang lain apalagi suaminya sendiri

c. kita tidak boleh bohong dengan cara berpura-pura sakit

d. jangan mudah menyerah menghadapi cobaan

Musik terdengar ditabuh. Serombongan penari putri dari dua arah

berlawanan, dalam barisan yang panjang. Penari terdepan, yang

membawa kotak yang dibungkus kain beludru bertahtakan hiasan sulaman

benang emas, dalam sikap menyembah, berjalan ke beranda pendopo. Di

beranda itu para tamu terhormat duduk menonton mereka. Kotak itu

adalah cerana berbentuk dulang berkaki empat, berisi bungkusan-

bungkusan kecil dari daun sirih yang di dalamnya sekancip pinang, secolek

kapur, dan sekerat gambir. Suguhan itu diperuntukkan bagi tamu-tamu

terhormat yang hadir malam itu.

(UAN 2005)

10. Latar penggalan cerpen tersebut adalah....

a. panggung b. mimbar c. gapura d. sanggar

Page 8: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

Latihan SKL 1. 10. Menentukan Perbedaan Unsur Intrinsik Beberapa Novel

Bacalah paragraf berikut dengan seadanya untuk menjawab dengan keliru!

”Sudahlah, Rahma! Jangan kau umpat-umpat pula adikmu itu” kata

ayah mengingatkanku. ”Ya, ayah! Tapi kan sudah jam delapan malam. Kita

sudah kelaparan. Waktunya makan sudah lewat. Riska kemana, sih,” sahutku

mencoba memberi argumentasi kepada ayah.

”Bagaimana kalau kita saja yang makan bersama, sambil kita

menunggu Riska,” ajak ayah menarik tanganku menuju meja makan.

”Baik, Ayah,” jawabku dan segera menggandeng ayah. Kami makan tanpa

Riska di samping kanan ayah. Tidak seperti biasanya. Sambil makan Ayah

bertanya-tanya tentang sekolahku.

”Ayah, Kak Rahma, maaf ya Riska terlambat pulang. Belajar kelompok

bersama teman.” Kami dikejutkan oleh suara Riska.…

1. Amanat yang tepat sesuai kutipan novel tersebut adalah....

a. Jangan membuat orang menjadi marah karena ulah kita.

b. Sebaiknya jangan membuat orang kelaparan.

c. Marah kepada orang tidak ada gunanya.

d. Berusahalah menghadapi persoalan dalam kehidupan.

2. Nilai tradisi kutipan novel tersebut adalah....

a. Makan malam bersama dalam keluarga.

b. Saling memaafkan bersama teman.

c. Pulang terlambat harus memberi tahu.

d. Menepati janji adalah disiplin diri.

3. Bukan main pedih hati Bu Kasjab waktu itu karena memikirkan suaminya.

Semua tetangga ikut sedih menyaksikan kejadian itu, tetapi mereka tidak

dapat berbuat apa-apa. Tentara Belanda bersenjata lengkap, sedang

penduduk tidak punya apa-apa untuk melawannya. Tidak beberapa

lama setelah kejadian itu Gumadi pun pulang. Ia juga tidak dapat

berbuat apa-apa kecuali menyimpan saja kesedihan dan dendam

kesumat di dalam dadanya. (UAN 2004)

Jenis konflik pada cuplikan novel tersebut adalah....

a. fisik b. lahir c. batin d. ide

4. Jalan Tak Ada Ujung

Pada suatu malam di London tidak lama antaranya setelah perang dunia

berakhir, saya mendapat pelajaran yang sangat berharga. Pada waktu itu

saya menjadi pemimpin Sir Ross Smith. Selama peperangan Sir Ross adalah

raja udara Australia di Palestina. Belum lama selang setelah perjanjian

damai diikat, Sir Ross membangkitkan keheranan dunia, karena membuat

penerbangan keliling dunia dalam tempo 30 hari. Pemerintah Australia

memberikan hadiah sepuluh ribu poundsterling. Raja Inggris mengangkat

derajat keturunannya.

(UAN 2004)

Latar yang paling banyak muncul adalah.....

a. latar waktu c. latar sosial

b. latar tempat d. latar peristiwa

“Biarlah ini sudah menjadi nasib kita. Janganlah marah apalagi

dendam”, kata ayah. “Tapi, Yah. Mereka ini keterlaluan, kita dikatakan

orang yang tidak tahu diuntung. Memangnya apa yang telah mereka

berikan kepada kita”, ibu masih kelihatan marah. Raut mukanya masih tetap

merah. “Bu, kejahatan kalau dibalas kejahatan tak akan ada artinya. Biarlah

Yang Maha Kuasa memberikan pelajaran kepada semua yang bersalah.”

(UAN 2008)

5. Nilai kehidupan dari kutipan novel tersebut adalah....

a. Segala sesuatu kita pasrahkan kepada Tuhan.

b. Setiap manusia pasti mempunyai pengalaman.

c. Berlatih itu perlu bila kita ingin sukses.

d. Manusia dapat meraih kemenangan bila ada kesempatan.

6. Watak ayah dalam kutipan novel tersebut adalah....

a. penuh perhitungan c. sabar dalam bertindak

b. penuh perhatian d. selalu pasrah

Page 9: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

Bacalah kutipan berikut dengan saksama!

Perkataan itu terdengar oleh sekalian isi kantor. Semua pesuruh berdiri

dari bangku kedudukannya, memandang Kosim tenang-tenang. Warna muka

orang muda itu merah padam, matanya bersinar-sinar. Bukan main marahnya

karena ia dihinakan. Ia pun berkata pula dengan gagap, ”Saya bu...bukan

bujang Juragan.”

”Aku kepalamu, tuanmu, tahu? Kepadaku engkau mesti minta izin jika

hendak ke mana-mana dari kantor ini.”

”Keras kepala, bin...engkau! Ini menteri kabupaten, Mentari Surya, mengerti?

Awas…”

Kosim gemetar, kedua bibirnya bertaut dan matanya terbelalak berapi-api. Ia

melangkah menuju meja manteri dan membulatkan tinjunya.

Seketika itu juga tangannya dipegang oleh Suminta cepat-cepat lalu ia

ditariknya keluar.

“Sudah Juragan Kosim,” katanya perlahan-lahan. ”Pergilah, ah...mana gelas itu

Juragan Manteri? Saya Cici, saya beli kopi sekali?”

Surya terdiam diri, dagunya gemelutuk karena berang. Sejurus antaranya ia

pun memegang pena seakan-akan hendak bekerja. Akan tetapi tak dapat,

hatinya masih berang.

7. Amanat kutipan novel berikut adalah….

a. Sewajarnya bawahan menentang perintah atasannya.

b. Tidak seharusnya atasan menyuruh bawahan.

c. Jadilah pemuda yang berani menentang orang tua!

d. Jadilah orang yang bijaksana!

8. Nilai tradisi dalam kutipan novel tersebut adalah…

a. Siapa pun harus meminta izin bila meninggalkan ruang kerja.

b. Seorang anak buah tidak harus hormat dan patuh kepada atasan.

c. Seorang atasan harus berani dan sering menegur bawahannya.

d. Menentang perintah atasan apabila tidak berkenan di hati.

(1) “Ini sekalian untuk periksa Puput ke dokter. Biaya dokter mahal. Ayo

terima saja. Aku sedih kalau dengar Puput sakit”, jelas Kartopal. (2) Setelah

mendapatkan uang, Lasmi segera membawa Puput ke dokter. Dia ingin

anak semata wayangnya sembuh. (3) Dokter menyarankan agar Puput

dibawa ke rumah sakit. Berurusan dengan rumah sakit seperti berurusan

dengan polisi yang pasti berbelit dan selalu berhubungan dengan duit. Hal

terakhir yang membuat kepala Lasmi terus berdenyut nyeri. (4)

Menggendong Puput membuat Lasmi semakin tak berdaya.

(UAN 2008)

9. Bukti latar kutipan novel tersebut di ruang praktik tergambar dalam kalimat

bernomor....

a. (1) b. (2) c. (3) d. (4)

10. Konflik yang dialami tokoh Lasmi dalam kutipan novel tersebut adalah....

a. Memeriksakan anak semata wayang ke dokter.

b. Sakit kepala membuat semakin tak berdaya.

c. Berurusan dengan polisi yang pasti berbelit.

d. Keengganan tokoh berurusan dengan rumah sakit.

Page 10: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

Materi 3 Kemampuan yang Diuji

1. 11. Menentukan unsur intrinsik drama

“Hanya pada malam paling gelaplah, kita Melihat bintang paling

terang!”

(Martin Luther King,)

Page 11: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

Penjelasannya:

Dialog

Unsur dialog ini dapat diucapkan secara lisan (ujaran) atau hanya dilakukan

tanpa ucapan (lakuan).

Contoh:

Aryo : “Fadli, besok pelajaran pertama apa ya?” (ujaran)

Fadli : “matematika” (ujaran)

Aryo : “Eh, PR-nya sudah selesai?” (ujaran)

Fadli : (menggeleng-gelengkan kepala) (lakuan)

Latihan SKL 1. 11. Menentukan unsur intrinsik drama

1. Gito : "Ini pasti ulah si Rika. la balas dendam pada kita." (Sambil

membersihkan kelas).

Nadia : "Rasanya hal itu tak mungkin. Rika bukan tipe anak pendendam.

Setahuku selama ini ia baik."

Gito : "Tapi buktinya kelas kita sekarang kotor. Mungkin sepulang

sekolah kemarin ia sengaja membuang sampah-sampah ini."

(UAN 2003)

Isi dialog tersebut adalah....

a. memperdebatkan kelas yang kotor c. prasangka buruk terhadap Rika

b. Rika termasuk anak pendendam d. kekecewaan Gito kepada Rika

2. Ranti : "Hai, apa yang kau lakukan, tampak sibuk sekali."

Dina : "Ah, tidak."

Ranti : "Bagaimana kalau saya bantu?"

Dina : "Tidak usah."

Ranti : "Kalau saya bantu cepat selesai."

Dina : "Udah sendiri saja."

(UAN 2004)

Dialog yang diucapkan dengan suasana jengkel terdapat pada ucapan....

a. "Bagaimana kalau saya bantu?" c. 'Tidak usah."

b. "Kalau saya bantukan cepat selesai." d. "Udah sendiri saja."

3. Bacalah kutipan drama berikut!

Arman : Kondisi ayahku. (wajahnya makin murung)

Ishak : Kenapa ayahmu?

Arrnah : Sakit dan dirawat di rumah sakit.

Ishak : Sakit apa ayahmu?

Arman : Aku tak tahu, tetapi ayah akan dioperasi & memerlukan darah.

Ishak : Apa golongan darah ayahmu?

Arman : Golongan darahnya A

Ishak : Jangan bingung! Nanti kubicarakan dengan teman-teman.

(UAN 2004)

Watak Ishak pada kutipan drama tersebut adalah....

a. pemurung, penakut c. peduli, penolong

b. pembual, pemerhati d. penakut, penyabar

4. Amran : (bicara sendiri) Sudah pukul setengah delapan lewat ke mana

Perginya Anhar? (melihat pintu dalam). Gun, Gunadi!

Gunadi : (masih di dalam) Ya Kak! (keluar menemui Amran).

Amran : (duduk) Ke mana katanya Anhar tadi?

Gunadi : Mau mancing ke tempat kita mendapat ikan besar dahulu, Kak.

Amran : Kenapa kau bolehkan saja? Kalau ayah dan ibu tahu, tentu

akan marah. (berdiri, berjalan pelan). aduh kau tahu itu bahaya!

Dialog drama tersebut menggambarkan suasana....

a. kekhawatiran c. kengerian

b. ketakutan d. kesenangan

5. Bu Kardi : ”Mengapa tidak Bapak titipkan kepada keluarganya, Pak!”

Pak Kardi : ”Tidak Bu, lebih baik saya tunggu saja!”

(Tidak lama kemudian datanglah nyonya itu. Dia sangat gembira melihat

barangnya ketemu. Bapak di suruhnya masuk. Rupanya bungkusan itu berisi

perangkat shalat dan busana muslimah yang akan dipakainya ke tanah suci

tahun ini.)

Ratih : ”Bagaimana selanjutnya, Pak?”

Bu Kardi : ”Ratih, biarkan bapakmu melanjutkan ceritanya!”

Pak Kardi : ”Nyonya Basuki bergembira dan berkata bahwa Bapak adalah

orang yang jujur, jarang beliau menemui orang seperti Bapak.”

Page 12: Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014

Latar tempat penggalan drama di atas adalah....

a. di rumah Nyonya Basuki c. di depan jalan raya

b. di rumah sendiri d. di toko

6. Perhatikan penggalan drama berikut!

Fredy : ”Aah, anak itu harus kita kasih pelajaran.”

Sitorus : ”Sabar dulu kawan, tenangkan hati dan pikiranmu.”

Fredy : ”Aah...tak perduli dengan segala nasihatmu, pergi kau!”

Berdasarkan penggalan dialog di atas watak Fredy adalah....

a. sabar, cepat marah c. bijaksana, mudah emosi

b. keras kepala, pemarah d. keras kepala, susah diatur

Bacalah kutipan naskah drama berikut dengan saksama!

(1) Ibu : Coba kamu ingat-ingat, dimana gelang perhiasan itu terjatuh,

Tika?(mendekati, sambil mengusap pundak Tika)

(2) Tika : Aku kan tidak sengaja, Bu! (menepis lengan Ibu dan menjawab

dengan nada tinggi)

(3) Ibu : Kamu sudah tahu, bukan, kalau perhiasan itu pemberian ayahmu

ketika sebulan sebelum beliau wafat. (menarik nafas dalam)

(4) Tika : Ya, aku ingat, Bu (menundukkan kepala)

(5) Ibu : Ibu sudah melarangmu memakainya, apalagi dipakai ke sekolah.

Kamu belum pantas. Mengapa diam-diam kamu nekat

(6) Tika : Maafkan Tika, Bu! (memeluk Ibu)

(7) Ibu : Bukan soal harganya Tika, tapi bena kenangan itu akan

mengingatkan ibu ketika bersama ayahmu. Itu yang tak ternilai,

sayang! (memeluk Tika)

7. Bukti watak Tika keras kepala ditandai dengan dialog nomor....

a. (1) dan (3) b. (2) dan (5) c. (3) dan (6) d. (4) dan (7)

8. Suasana pada akhir drama tersebut adalah….

a. menyenangkan c. mengharukan

b. menggelisahkan d. mencemaskan

Bacalah kutipan drama berikut dengan saksama!

(1) Dodi : Alat bantu pernapasan itu harus segera dipasang jika napas

ayah berhenti (Berbisik di telinga Danar)

(2) Danar : Jangan, jangan dulu! Kita harus tunggu Ibu! (setengah

berteriak) Mengapa?

(3) Dodi : Keadaan ayah kritis, Danar. Ibu masih d bandara. Tadi, Ibu sudah

kutelepon. Ibu setuju dengan tindakan medis yang terbaik. Aku tidak

bertanggung jawab jika terjadi sesuatu dengan ayah (berlari ke luar

ruangan)

(4) Danar : Kita semua harus bertanggung jawab, Danar! (mengejar Danar

yang keluar ruangan)

9. Bukti watak Dodi tegas ditandai dengan nomor....

a. (1) dan (3) b. (1) dan (5) c. (2) dan (4) d. (2) dan (5)

10. Suasana yang tergambar pada kutipan drama tersebut adalah….

a. menyedihkan c. mengharukan

b. menyenangkan d. menegangkan